PDF PDF
PDF PDF
TUGAS AKHIR
diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik
Program Studi Teknik Sipil S1
Oleh
Muhammad Eko Prasetyo NIM.5113412073
Damar Wicaksono NIM.5113412080
i
20
ii
iii
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
PERSEMBAHAN :
1. Allah SWT atas segala Rahmat dan Karunia-Nya sehingga tugas akhir ini
dapat dibuat dan selesai pada waktunya.
2. Untuk bapak dan ibu tercinta, Bapak Khamidi dan Ibu Wasidah yang telah
memberikan dukungan moril dan materi serta doa sehingga bisa
menyelesaikan tugas akhir ini.
3. Untuk keluarga, adik adik saya (Hendy Waluyo dan Irba Rizqi Aufa) yang
telah memberikan dukungan dan semangat.
4. Dosen Pembimbing Tugas Akhir, Bapak Drs. Henry Apriyatno,M.T dan
Bapak Ir. Agung Sutarto,M.T. , Dosen Penguji Ibu Endah Kanti
Pangestuti,S.T., MT. terima kasih untuk bimbingan, nasehat dan kesabaran
selama proses penyusunan tugas akhir ini.
5. Dosen wali Bapak Hanggoro Tri Cahyo A, S.T., M.T dan seluruh Dosen
pengajar di Jurusan Teknik Sipil Unnes, terima kasih untuk ilmu yang telah
diajarkan.
6. Rekan tugas akhir saya Damar Wicaksono, teman-teman satu bimbingan Intan,
Bima, Esti, Ulin, Nathali, Shinta, Rosa, Distya, Ririn, Kijul, teman-teman
Cremona rombel dua, teman-teman Teknik Sipil Unnes 2012. Terima kasih
canda tawa, tangis dan perjuangan yang kita lewati bersama.
v
Motto dan Persembahan dari Damar Wicaksono
MOTTO :
1. Sesungguhnya setelah sesudah kesulitan itu ada kemudahan (Al-Insyirah:6).
2. Hanya seseorang yang bijak yang dapat mengamalkan ilmunya kepada orang
lain. Karena kepintaran tak akan ada artinya jika tak ada gunanya untuk orang
lain.
3. Janganlah memikirkan akhirnya, jika memulai saja tak berani.
PERSEMBAHAN :
1. Allah SWT atas segala Rahmat dan Karunia-Nya sehingga tugas akhir ini
dapat dibuat dan selesai pada waktunya.
2. Untuk bapak (Sarwono) dan ibu saya (Sutijah) yang telah memberikan
dukungan moril dan materiil serta mendoakan saya sehingga bisa
menyelesaikan tugas akhir ini.
3. Untuk saudara-saudara saya ( Permanita Putrisari, Setyo Ardi P, Elfara Dewi
R, dan Novida Ayu S) yang telah memberikan dukungan dan semangat.
4. Untuk keluarga, sahabat,dan kekasih tercinta (Artika Biasutra) yang selalu
menemani, membantu, serta memberikan motivasi dan semangat dalam
penyusunan tugas akhir.
5. Rekan tugas akhir saya M. Eko Prasetyo, teman-teman satu bimbingan Intan,
Bima, Esti, Ulin, Nathali, Shinta, Rosa, Distya, Ririn, Kijul, teman-teman
Cremona rombel dua, teman-teman Teknik Sipil Unnes 2012. Terima kasih
canda tawa, tangis dan perjuangan yang kita lewati bersama.
6. Untuk teman suka dan duka pepy,cipi,agil,rian dan rivan.
7. Dan untuk Cremona dan seluruh mahasiswa teknik sipil S1 angkatan 2012
yang berjuang bersama, selalu mendukung dan memberikan semangat serta
semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan, saya ucapkan terimakasih
vi
ABSTRAK
Oleh
Muhammad Eko Prasetyo dan Damar Wicaksono
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah YME, atas
segala Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas
Akhir, yang berjudul “Desain Gedung Kuliah 21 Lantai Di Universitas
Trunojoyo Bangkalan Madura Tahun 2016”. Shalawat dan salam senantiasa
tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, para sahabatnya, hingga kepada umatnya
hingga akhir jaman. Amiin
Penulisan Tugas Akhir ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana pada program studi S1 Teknik Sipil, Jurusan Teknik
Sipil, Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang. Penulis menyadari bahwa
tulisan ini jauh dari kata sempurna baik teori dan metodologinya tanpa bantuan
dari berbagai pihak, oleh karena itu dengan ketulusan dan kerendahan hati,
penulis mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya, kepada:
viii
7. Endah Kanti Pangestuti, S.T., M. T., selaku penguji sidang tugas akhir , yang
telah memberikan saran dan masukkan dalam perbaikan tugas akhir.
8. Bapak Ibu tercinta atas semangat dan kasih sayangnya, serta yang tiada
hentinya memanjatkan doa untuk kebahagiaan dan keberhasilan penulis.
9. Seseorang yang selalu ada, yang senantiasa memberikan motivasi, bantuan
dan semangat dalam penyusunan tugas akhir.
10. Semua teman – teman teknik sipil 2012 yang selalu mendukung, memberikan
semangat, motivasi, dan membantu dalam penulisan tugas akhir semua pihak
yang telah berkenan membantu penulis selama penelitian dan penyusunan
tugas akhir ini, yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga masukan, kritik, dan saran yang membangun sangat penulis harapkan.
Penulis berharap semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
terkait pada umumnya dan bagi penulis pada khususnya.
Penulis
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ii
HALAMAN PENGESAHAN iii
LEMBAR KEASLIAN KARYA ILMIAH iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN v
ABSTRAK vii
KATA PENGANTAR viii
DAFTAR ISI x
DAFTAR TABEL xix
DAFTAR GAMBAR xxi
DAFTAR LAMPIRAN xxiv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Batasan Masalah 3
1.4 Maksud dan Tujuan 4
1.5 Sistematika PenyusunanTugas Akhir 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tanah 6
2.1.1 Definisi Tanah 6
2.2 Gempa 9
2.2.1 Definisi Gempa 9
2.2.2 Gaya Gempa 9
2.2.3 Faktor Keutamaan dan Kategori Risiko Struktur Bangunan 10
2.2.3.1 Kategori Risiko Gempa 10
2.2.3.2 Faktor Keutamaan Gempa 12
2.3 Beton 12
x
2.3.1 Definisi Beton 12
2.4 Mutu Baja 13
2.5 Struktur Bawah 14
2.5.1 Pondasi 14
2.5.1.1 Definisi Pondasi 14
2.5.1.2 Tipe Pondasi 16
2.5.1.3 Kapasitas Dukung Tiang Pancang 16
2.5.1.3.1 Jumlah Tiang 16
2.5.1.3.2 Jarak Tiang 17
2.5.1.3.3 Susunan Tiang 17
2.5.1.3.4 Efisiensi Kelompok Tiang 17
2.5.2 Tie Beam 18
2.6 Struktur Atas 18
2.6.1 Kolom 18
2.6.2 Balok 19
2.6.3 Plat Lantai 20
2.6.4 Shearwall 20
2.6.4.1 Definisi Shearwall 20
2.6.4.2 Sistem Dinding Geser 21
2.7 Beban beban pada struktur bangunan bertingkat 22
2.7.1 Beban pokok yang bekerja 22
2.7.1.1 Beban Vertikal (Gravitasi) 22
2.7.1.2 Beban Horizontal (Lateral) 23
2.7.2 Kombinasi Pembebanan 24
2.8 ETABS v9.6.0 25
2.9 MathCad v.14 25
2.10 Syarat syarat umum perencanaan struktur gedung 25
2.10.1 Syarat Stabilitas 25
2.10.2 Syarat Kekuatan 26
xi
2.10.3 Syarat Daktailitas 27
2.10.3.1 Elastik 27
2.10.3.2 Daktailitas Parsial 28
2.10.3.3 Daktailitas Penuh 28
2.10.4 Syarat Layak Pakai dalam keadaan Layan 28
2.10.4.1 Arti Lendutan 28
2.10.4.2 Kontrol Lendutan 28
2.10.4.3 Simpangan bangunan dan Simpangan antar Tingkat 29
2.10.4.4 Retakan 30
2.10.4.5 Kontrol Retak Lentur 31
2.10.5 Syarat Durabilitas 32
2.10.5.1 Kuat Tekan Minimum Beton 32
2.10.5.2 Tebal Selimut Beton 32
2.10.5.3 Jenis dan Kandungan Semen 34
2.10.5.4 Tinjauan Korosi 34
2.10.6 Syarat Ketahanan terhadap Kebakaran 35
2.10.6.1 Dimensi Minimum Elemen/ Komponen Struktur 35
2.10.7 Syarat Intergritas 36
2.10.8 Syarat yang Berhubungan dengan Pelaksanaan Konstruksi 37
BAB III METODOLOGI PERENCANAAN
3.1 Diagram Alur Perencanaan 38
3.2 Tahap Pngumpulan Data 39
3.2.1 Data Tanah 39
3.2.2 Data Lokasi Perencanaan 39
3.2.3 Pemilihan Kriteria Desain 40
3.2.4 Perencanaan Dimensi 41
3.2.4.1 Perencanaan Dimensi Balok 41
3.2.4.2 Perencanaan Dimensi Kolom 41
3.2.4.3 Perencanaan Dimensi Dinding Geser 41
xii
3.2.5 Pembebanan 41
3.2.5.1 Kombinasi Pembebanan 41
3.2.5.2 Beban Gempa 42
3.3 Rumus Perhitungan Desain Struktur 44
3.3.1 Perencanaan Pelat Lantai 44
3.3.1.1 Menentukan Pembebanan Pelat Lantai 44
3.3.1.2 Perencanaan Tulangan Pelat Lantai 45
3.3.2 Perencanaan Tangga dan Bordes 48
3.3.2.1 Perhitungan Dimensi Tangga 48
3.3.2.2 Pembebanan Tangga 49
3.3.2.3 Perencanaan Tulangan Pelat Tangga 49
3.3.2.4 Perencanaan Tulangan Pelat Bordes 50
3.3.2.5 Perencanaan Balok Bordes Tangga 51
3.3.3 Perencanaan Balok 54
3.3.3.1 Menentukan Persyaratan Komponen Struktur Balok 54
3.3.3.2 Perhitungan Tulangan utama secara Manual 54
3.3.3.3 Penulangan Balok Daerah Tumpuan dan Lapangan 55
3.3.3.4 Perencanaan Tulangan Geser 59
3.3.3.5 Perhitungan Gaya Geser 60
3.3.3.6 Perencanaan Tulangan Torsi 63
3.3.3.7 Perencanaan Tulangan Badan 63
3.3.3.8 Perencanaan Panjang Penyaluran(Ld) 64
3.3.4 Perencanaan Kolom 64
3.3.4.1 Gaya dalam pada Kolom 64
3.3.4.2 Penentuan Stuktur Rangka Portal Bergoyang atau Tidak
Bergoyang 65
3.3.4.3 Perhitungan Faktor Panjang Tekuk Efektif Kolom 65
3.3.4.4 Faktor Pembesaran Momen 68
3.3.4.5 Perhitungan Tulangan Geser 69
3.3.4.6 Panjang Penyaluran pada Tulangan Kolom 72
xiii
3.3.5 Perencanaan Hubungan Balok- Kolom 73
3.3.5.1 Tinjauan hunbungan Balok-Kolom di tengah portal 73
3.3.6 Perencanaan Dinding Geser (Shearwall) 75
3.3.6.1 Penentuan Tebal Dinding Geser 75
3.3.6.2 Menentukan Kuat Geser sesuai SNI 03-2847-2013 Pasal 11.9.6
(Ketentuan untuk Dinding) 75
3.3.6.3 Ketentuan Tambahan Khusus untuk Shearwall Penahan Gempa 76
3.3.7 Perencanaan Pondasi Tiang Pancang 76
3.3.7.1 Menghitung Daya Dukung Ujung Tiang Ultimate 76
3.3.7.2 Penentuan Kapasitas Tiang Group 76
3.3.7.3 Menentukan Jumlah tiang dan Konfigurasi titik tiang 77
3.3.7.4 Cek terhadap geser Pons 77
3.3.7.5 Cek terhadap geser Lentur 78
3.3.7.6 Perhitungan Penulangan Pile Cap 78
3.3.8 Perencanaan Tie Beam 79
3.3.8.1 Gaya Aksial 79
3.3.8.2 Pembebanan Tie Beam 79
3.3.8.3 Perhitungan Tulangan Utama 80
3.3.8.4 Perhitungan Tulangan Transversal (Sengkang) 80
BAB IV DESAIN STRUKTUR
4.1 Permodelan Struktur 81
4.1.1 Material Struktur 82
4.1.1.1 Beton 82
4.1.1.2 Baja Profil 82
4.1.2 Pembebanan Gedung 82
4.1.2.1 Kombinasi Pembebanan 83
4.1.2.2 Perhitungan Beban Mati (Dead Load) 84
4.1.2.3 Perhitungan Beban Hidup (Live Load) 86
4.1.3 Analisis Beban Gempa 87
4.1.3.1 Tahap Analisis Gempa 87
xiv
4.1.3.1.1 Menentukan Katagori Resiko Struktur Bangunan dan
Faktor Keutamaan 87
4.1.3.1.2 Menentukan Kelas Situs 87
4.1.3.1.3 Menentukan Parameter Percepatan Gempa (Ss,S1) 89
4.1.3.1.4 Menentukan Koefisien Situs dan Parameter Respons
Spectra Percepatan Gempa 90
4.1.3.1.5 Menentukan Spektrum Respon Desain 91
4.1.3.1.6 Menentukan Kategori Desain Seismik 91
4.1.3.1.7 Menghitung Periode Struktur 92
4.1.3.2 Gempa Statik Ekivalen 96
4.1.3.2.1 Menghitung Berat Struktur 96
4.1.3.2.2 Menghitung Koefisien Respons Seismik 100
4.1.3.2.3 Menghitung Gaya Geser Dasar 101
4.1.3.3 Gempa Dinamik Respons Spektrum 101
4.1.3.3.1 Input Respons Spektrum Gempa Rencana 101
4.1.3.3.2 Menentukan Tipe Analisis Ragam Respons Spektrum 103
4.1.3.3.3 Kontrol Partisispasi Massa 103
4.1.3.3.4 Gaya Geser Dasar Nominal, V (Base Shear) 101
4.1.3.3.5 Kontrol Sistem Ganda 105
4.1.3.3.6 Simpangan Antar Lantai 106
4.2 Perhitungan Praktis Dengan ETABS v9.6.0 109
4.2.1 Perhitungan Plat Lantai 110
4.2.2 Perhitungan Balok Induk 112
4.2.2.1 Perhitungan Tulangan Utama 112
4.2.2.2 Desain Tulangan Geser Balok 113
4.2.2.3 Desain Tulangan Torsi 115
4.2.3 Perhitungan Kolom 118
4.2.3.1 Desain Tulangan Utama Kolom 118
4.2.3.2 Desain Tulangan Geser Kolom 120
4.3 Perhitungan Manual dengan Bantuan Mathcad v.14 122
xv
4.3.1 Perencanaan Plat Lantai 122
4.3.1.1 Menentukan Pembebanan Pelat Lantai 122
4.3.1.2 Perencanaan Tulangan Pelat Lantai 123
4.3.1.2.1 Menentukan syarat- syarat batas dan bentang perencanaan
plat lantai 123
4.3.1.2.2 Menentukan tulangan pokok daerah lapangan dan tumpuan 127
4.3.2 Perencanaan Tangga dan Bordes 135
4.3.2.1 Perhitungan Dimensi Tangga 135
4.3.2.2 Pembebanan Tangga 136
4.3.2.3 Perencanaan Tulangan Plat Tangga 137
4.3.2.3.1 Desain penulangan plat tangga untuk arah X 137
4.3.2.3.2 Desain penulangan plat tangga untuk arah Y 139
4.3.2.4 Perencanaan Tulangan Plat Bordes 140
4.3.2.4.1 Desain penulangan plat bordes untuk arah X 140
4.3.2.4.2 Desain penulangan plat bordes untuk arah Y 141
4.3.2.5 Perencanaan Balok Bordes Tangga 143
4.3.2.5.1 Pembebanan Balok Tangga 143
4.3.2.4.2 Perhitungan Tulangan Balok Bordes Tangga 143
4.3.3 Perencanaan Balok 148
4.3.3.1 Menentukan Persyaratan Komponen Struktur Balok 148
4.3.3.2 Perhitungan Tulangan utama 150
4.3.3.3 Penulangan Balok Daerah Tumpuan 151
4.3.3.4 Penulangan Balok Daerah Lapangan 154
4.3.3.5 Perhitungan Tulangan Geser 157
4.3.3.6 Perhitungan Gaya Geser 160
4.3.3.7 Perencanaan Tulangan Torsi 164
4.3.3.8 Perencanaan Tulangan Badan 165
4.3.3.9 Perencanaan Panjang Penyaluran(Ld) 166
4.3.4 Perencanaan Kolom 168
4.3.4.1 Denah Struktur Kolom yang ditinjau 168
xvi
4.3.4.2 Gaya dalam pada Kolom 169
4.3.4.3 Penentuan Stuktur Rangka Portal Bergoyang atau Tidak
Bergoyang 169
4.3.4.4 Perhitungan Faktor Panjang Tekuk Efektif Kolom 169
4.3.4.5 Faktor Pembesaran Momen 175
4.3.4.6 Diagram Interaksi Kolom 179
4.3.4.7 Perhitungan Tulangan Geser 180
4.3.4.8 Panjang Penyaluran pada Tulangan Kolom 185
4.3.5 Perencanaan Hubungan Balok- Kolom 187
4.3.5.1 Tinjauan hunbungan Balok-Kolom di tengah portal 187
4.3.6 Perencanaan Shearwall 191
4.3.6.1 Menentukan Kuat Geser sesuai SNI 03-2847-2013 Pasal 11.9.6
(Ketentuan untuk Dinding) 191
4.3.6.2 Ketentuan Tambahan Khusus untuk Shearwall Penahan Gempa193
4.3.7 Perencanaan Pondasi Tiang Pancang 195
4.3.7.1 Pekerjaan Penyelidikan Tanah 195
4.3.7.2 Spesifikasi Pondasi Tiang Pancang 195
4.3.7.3 Prediksi Kapasitas Dukung Tiang Tunggal (Q) 197
4.3.7.4 Cek terhadap Kekuatan Bahan Tiang Pancang 198
4.3.7.5 Penentuan Kapasitas Tiang Group 198
4.3.7.6 Menentukan Jumlah tiang dan Konfigurasi titik tiang 199
4.3.7.7 Distribusi beban kolom ke masing masing tiang 199
4.3.7.8 Kapasitas Ijin Tiang Tunggal Terhadap Beban Horizontal 201
4.3.7.9 Menghitung Tinggi pile cap dan Penulangannya 204
4.3.7.10 Cek Terhadap geser Pons 204
4.3.7.11 Cek Terhadap geser Lentur 205
4.3.7.12 Perhitungan Penulangan Pile Cap 205
4.3.8 Perencanaan Tie Beam 209
4.3.8.1 Gaya Aksial yang bekerja pada tie beam diambil dari kolom
diatasnya 209
xvii
4.3.8.2 Pembebanan Tie Beam 210
4.3.8.3 Perhitungan Tulangan Longitudinal 210
4.3.8.4 Perhitungan Tulangan Transversal (Sengkang) 211
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan 214
5.2 Saran 216
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 217
LAMPIRAN
xviii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Klasifikasi Kelas Tanah ................................................................. 7
Tabel 2.2 Nilai SPT rata-rata dari titik BH2 .................................................. 8
Tabel 2.3 Kategori risiko bangunan gedung dan non gedung untuk
beban gempa ............................................................................. 10
Tabel 2.4 Faktor keutamaan gempa ............................................................. 12
Tabel 2.5 Perhitungan lendutan maksimum yang diizinkan ........................ 29
Tabel 2.6 Tabel selimut beton ...................................................................... 33
Tabel 2.7 Tebal minimum pelat satu arah bila lendutan tidak
dihitung ..................................................................................... 36
Tabel 3.1 Klasifikasi Kelas Tanah ............................................................... 43
Tabel 4.1 Kombinasi Pembebanan pada Struktur Gedung .......................... 84
Tabel 4.2 Jenis Beban Mati pada Gedung.................................................... 85
Tabel 4.3 Nilai N-SPT data tanah ................................................................. 88
Tabel 4.4 Kategori Desain Seismik Berdasarkan Parameter Respons
Percepatan pada periode pendek ............................................... 91
Tabel 4.5 Kategori Desain Seismik Berdasarkan Parameter Respons
Percepatan pada Perioda 1 detik ............................................... 92
Tabel 4.6 Nilai Parameter Pendekatan untuk Ct dan x ................................ 93
Tabel 4.7 Koefisien Batas Atas Periode yang Dihitung ............................... 95
Tabel 4.8 Berat Struktur Gedung ................................................................. 99
Tabel 4.9 Nilai Kurva Spektrum gempa ..................................................... 102
Tabel 4.10 Besarnya gaya geser dasar (Base Shear) Nominal
untuk masing-masing Gempa .................................................. 104
Tabel 4.11 Nilai Cek Persentase antara Base Shear SRPM dan
Shearwall dari kombinasi beban Gempa................................. 105
Tabel 4.12 Simpangan Struktur Akibat Gempa Statik arah X dan
Y .............................................................................................. 107
Tabel 4.13 Simpangan Struktur Akibat Gempa Dinamik arah X
dan Y ....................................................................................... 108
Tabel 4.14 Rekapitulasi Penulangan Plat Lantai ....................................... 133
xix
Tabel 4.15 Momen pada tangga ................................................................. 137
Tabel 4.16 Momen pada Bordes ................................................................ 140
Tabel 4.17 Tabel Momen Balok B1-40x80 (B114-Lantai 4)....................... 148
Tabel 4.18 Posisi Garis Netral dan Nilai Momen Nominal
Tumpuan ................................................................................. 152
Tabel 4.19 Posisi Garis Netral dan Nilai Momen Nominal
Lapangan ................................................................................. 155
Tabel 4.20 Kebutuhan Tulangan Utama (B1-40x80)................................. 156
Tabel 4.21 Data Spesifikasi Pondasi Tiang Pancang ................................. 196
Tabel 4.22 Nilai SPT untuk perhitungan Q friksi BH2 ............................. 197
Tabel 4.23 Gaya- gaya Terfaktor output ETABS v9.6.0 point 91............. 198
Tabel 4.24 Nilai distribusi beban ke tiang ................................................. 201
Tabel 5.1 Perbandingan Perhitungan Praktis dan Perhitungan
Manual..................................................................................... 215
xx
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kelompok tiang ...................................................................... 16
Gambar 2.2 Ilustrasi simpangan .................................................................. 30
Gambar 3.1 Diagram Alur Perencanaan ...................................................... 38
Gambar 3.2 Lokasi Perencanaan di Bangkalan Madura ................................ 39
Gambar 3.3 Lokasi Perencanaan di Lingkungan Universitas Trunojoyo,
Bangkalan Madura ...................................................................... 40
Gambar 3.4 Diagram Regangan -Tegangan Balok ........................................ 55
Gambar 3.5 Rangka Bergoyang Akibat Gempa Arah Kanan ........................ 61
Gambar 3.6 Rangka Bergoyang Akibat Gempa Arah Kiri ............................ 61
Gambar 3.7 Hubungan Balok-Kolom di Tengah Portal ................................ 73
Gambar 4.1 Rencana Pemodelan Struktur Gedung Kuliah 21 Lantai ........... 81
Gambar 4.2 Input Data Kota pada Website puskim pu.go.id ........................ 89
Gambar 4.3 Ouput Desain Spektra pada Website puskim.pu.go.id .............. 90
Gambar 4.4 Respons Spektrum Desain Berdasarkan Website
puskim.pu.go.id ........................................................................... 91
Gambar 4.5 Peristiwa Bergetarnya Struktur dalam 1 Periode ....................... 92
Gambar 4.6 Waktu Getar Struktur Mode 1 (arah Y) dengan T1 =
1,3739 detik ................................................................................. 94
Gambar 4.7 Waktu Getar Struktur Mode 2 (arah X) dengan T2 =
1,2345 detik ................................................................................. 94
Gambar 4.8 Berat dan massa bangunan tiap lantai ........................................... 96
Gambar 4.9 Nilai Partisipasi Massa unruk Arah X dan Arah Y .................. 104
Gambar 4.10 Pendefinisian Struktur Pemikul Momen Khusus
(SRPMK) pada ETABS ............................................................ 109
Gambar 4.11 Analysis Option pada ETABS ............................................... 110
Gambar 4.12 Tegangan yang Terjadi pada Plat Akibat Beban Mati
dan Hidup .................................................................................. 111
Gambar 4.13 Luas Tulangan Utama Balok Arah Memanjang (Satuan :
mm) ........................................................................................... 112
xxi
Gambar 4.14 Tampak Luas Tulangan Geser (sengkang) Arah
Memanjang (Satuan : mm) ........................................................ 114
Gambar 4.15 Tampak Luas Tulangan Torsi Arah Memanjang (Satuan :
mm) ........................................................................................... 116
Gambar 4.16 Diagram Momen Akibat Beban Mati dan Beban Hidup ........ 117
Gambar 4.17 Diagram Momen Akibat Beban Mati, Beban Hidup dan
gempa Statik .............................................................................. 118
Gambar 4.18 Diagram Momen Akibat Beban Mati, Beban Hidup dan
gempa Dinamik ......................................................................... 119
Gambar 4.19 Tampak Luas Tulangan Utama Kolom Arah Memanjang ..... 119
Gambar 4.20 Detail Informasi Luas Tulangan, Momen, Gaya Geser, dan
Torsi, Kolom yang Ditinjau ...................................................... 120
Gambar 4.21 Diagram Interaksi Kolom yang diinjau .................................. 120
Gambar 4.22 Tampak Luas Tulangan Geser (sengkang) Kolom Arah
Memanjang ................................................................................ 121
Gambar 4.23 Momen arah 1-1 (M11) .......................................................... 125
Gambar 4.24 Momen arah 2-2 (M22) .......................................................... 126
Gambar 4.25 Penulangan Plat Lantai Tipe S2 ............................................. 134
Gambar 4.26 Detail Potongan A-A Penulangan Memanjang Pelat
Lantai Tipe S2 ........................................................................... 134
Gambar 4.27 Detail Potongan B-B Penulangan Melintang Pelat
Lantai Tipe S2 ........................................................................... 134
Gambar 4.28 Permodelan Tangga dengan SAP ........................................... 137
Gambar 4.29 Detail Penulangan Tangga ..................................................... 142
Gambar 4.30 Detail Penulangan Balok Bordes ........................................... 147
Gambar 4.31 Diagram bidang momen pada balok yang ditinjau
(B1-40x80)................................................................................. 149
Gambar 4.32 Nilai geser makasimum pada balok (B1-40x80).................... 160
Gambar 4.33 Rangka Bergoyang Akibat Gempa Arah Kanan .................... 161
Gambar 4.34 Rangka Bergoyang Akibat Gempa Arah Kiri ........................ 162
Gambar 4.35 Nilai torsi balok yang ditinjau ................................................ 165
Gambar 4.36 Panjang penyaluran pada balok (satuan: mm) ....................... 167
Gambar 4.37 Detail Penulangan Balok B1-40x80 ....................................... 167
xxii
Gambar 4.38 Kolom yang ditinjau ............................................................... 168
Gambar 4.39 Gaya Dalam yang bekerja pada ujung-ujung Kolom ............ 176
Gambar 4.40 Diagram Interaksi Kolom Kolom........................................... 180
Gambar 4.41 Potongan Melintang dan Detail Kolom K1-100x120 .......... 186
Gambar 4.42 Gaya-gaya yang Bekerja pada Hubungan Balok-Kolom
di Tengah Portal ........................................................................ 187
Gambar 4.43 Detail Tulangan pada Hubungan Balok-Kolom..................... 190
Gambar 4.44 Cek Syarat Batas Maksimum Rasio Penulangan ................... 191
Gambar 4.45 Detail Pondasi Tipe P14 ......................................................... 200
Gambar 4.46 Grafik Broms Tahanan Lateral ultimit (Das,2004) ................ 203
Gambar 4.47 Detail Penulangan dan Potonga Pile Cap Tipe 14 ................. 208
Gambar 4.48 Diagram Momen Tumpuan dan Geser ................................... 210
Gambar 4.49 Diagram Momen Lapangan ................................................... 210
Gambar 4.50 Diagram interaksi pada tie beam ............................................ 210
Gambar 4.51 Hasil Analisis PCA column ................................................... 211
Gambar 4.52 Detail Penulangan Tie Beam .................................................. 213
xxiii
DAFTAR LAMPIRAN
xxiv
BAB I
PENDAHULUAN
BAB I - 1
Rangka pemikul momen sekurang-kurangnya mampu menahan 25% dari
gaya lateral total dan sisanya ditahan oleh dinding geser.
BAB I - 2
2. Bagaimana merencanakan dimensi komponen struktur atas dan bawah
secara praktis dengan Program ETABS v9.6.0 dan secara manual
dengan bantuan Mathcad v.14?
3. Bagaimana merencanakan Rencana Anggaran Biaya dari bangunan
gedung kuliah 21 lantai serta Rencana Kerja dan Syarat dari rencana
gedung yang akan dibuat?
Agar penulisan tugas akhir dapat terarah dan terencana, maka dibuat
suatu batasan masalah sebagai berikut:
BAB I - 3
8. Perhitungan pengecekan manual dimensi dan penulangan
menggunakan bantuan Program Mathcad v.14
1. BAB I (Pendahuluan)
Berisi mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan
masalah, tujuan dan manfaat Tugas Akhir, serta sistematika penulisan.
BAB I - 4
Berisi uraian tentang teori-teori tanah, pondasi, gempa, beton, mutu
baja, struktur atas, tie beam, Syarat bangunan tinggi, syarat bangunan
tahan gempa, ETABS versi 9.6.0, MathCad versi 14.
5. BAB V (Penutup)
Berisi mengenai Simpulan dan Saran Tugas Akhir
BAB I - 5
BAB I - 6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tanah
Secara umum tanah dapat dibedakan menjadi dua yaitu tanah tak
berkohesif dan tanah berkohesif. Tanah tak kohesif adalah tanah yang
berada dalam keadaan basah akibat gaya tarik permukaan di dalam air,
contohnya adalah tanah berpasir. Tanah berkohesif adalah tanah apabila
karakteristik fisis yang selalu terdapat pembasahan dan pengeringan yang
menyusun butiran tanah bersatu sesamanya sehingga sesuatu gaya akan
diperlakukan untuk memisahkan dalam keadaan kering, contohnya pada
tanah lempung (Bowles, 1991:72)
BAB III - 38
parameter tersebut, minimal harus dipenuhi 2 (dua), dimana data yang
terbaik adalah Vs (shear wave velocity) dan data yang digunakan harus
dimulai dari permukaan tanah, bukan dari bawah basement.
BAB III - 39
respons spesifik- -
Lempung sangat organik dan/atau gambut
situs yang (ketebalan H>3 m)
mengikuti 6.10.1) - Lempung berplastisitas sangat tinggi
(ketebalan H > 7,5 m dengan Indeks
Plastisitas PI > 75)
Lapisan lempung lunak/setengah teguh dengan
ketebalan H > 35 m dengan Su < 50 kPa
CATATAN : N/A = tidak dapat dipakai
BH2
KEDALAMAN TEBAL
LAPIS N
(M) (M) N'= TEBAL/NSPT
SPT
1 1.75 2 7 0.286
2 3.75 2 10 0.200
3 5.75 2 10 0.200
4 7.75 2 21 0.095
5 9.75 2 23 0.087
6 11.75 2 8 0.250
7 13.75 2 14 0.143
8 15.75 2 15 0.133
9 17.75 2 18 0.111
10 19.75 2 21 0.095
11 21.75 2 19 0.105
12 23.75 2 20 0.100
13 25.75 2 18 0.111
14 27.75 2 16 0.125
15 29.75 2 18 0.111
30 2.153
N 13.9344729
BAB III - 40
2.2. Gempa
BAB III - 41
2.2.3 Faktor Keutamaan dan Kategori Risiko Struktur Bangunan
Kategori
Jenis Pemanfaatan
Resiko
I
Gedung dan non gedung yang memiliki resiko rendah terhadap
jiwa manusia pada saat terjadi kegagalan, termasuk tapi tidak
dibatasi untuk, antara lain :
- Fasilitas pertanian, perkebunan, peternakan, dan
perikanan
- Fasilitas sementara
- Gudang penyimpanan
- Rumah jaga dan struktur kecil lainnya
II
Semua gedung dan struktur lain, kecuali yang termasuk dalam
kategori resiko I, III, IV, termasuk, tapi tidak dibatasi untuk :
- Perumahan
- Rumah toko dan rumah kantor
- Pasar
- Gedung perkantoran
- Gedung Apartemen/rimah susun
- Pusat perbelanjaan/mall
- Bangunan industri
- Fasilitas manufaktur
- Pabrik
III
Gedung dan non gedung yang memiliki resiko tinggi terhadap
jiwa manusia pada saat terjadi kegagalan, termasuk, tapi tidak
dibatasi untuk :
- Bioskop
- Gedung pertemuan
- Stadion
- Fasilitas kesehatan yang memiliki unit bedah dan unit
gawat darurat
BAB III - 42
- Fasilitas penitipan anak
- Penjara
- Bangunan untuk orang jompo
Gedung dan non gedung, tidak termasuk kedalam kategori
resiko IV, yang memiliki potensi untuk menyebabkan dampak
ekonomi yang besar dan/atau gangguan massal terhadap
kehidupan masyarakat sehari-hari bila terjadi kegaga;an,
termasuk, tapi tidak dibatasi untuk :
- Pusat pembangkit listrik biasa
- Fasilitas penanganan air
- Fasilitas penanganan limbah
- Pusat telekomunikasi
Gedung dan non gedung yang tidak termasuk dalam kategori
resiko IV, (termasuk, tetapi tidak dibatasi untuk fasilitas
manufaktur, prosses, penanganan, penyimpanan, penggunaan
atau tempat pembuangan atau tempat pembuangan bahan bakar
berbahaya, bahan kimia berbahaya, limbah berbahaya,atau
bahan yang mudah meledak) yang mengandung bahan beracun
atau peledak dimana jumlah kandungan bahannyamelebihi nilai
batas yab=ng diisyaratkan oleh instansi yang berwenang dan
cukup menimbulkan bahaya bagi masyarakat jika terjadi
kebocoran.
Gedung dan non gedung yang ditunjukkan sebagai fasilitas
yang penting, termasuk, tetapi tidak dibatasi untuk :
- Bangunan-bangunan monumental
- Gedung sekolah dan fasilitas pendidikan
- Rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya yang
memiliki fasilitas bedah dan unit gawat darurat IV
- Fasilitas pemadam kebakaran, ambulans, dan kantor
polisi, setta garasi kendaraan darurat lainya
- Fasilitas kesiapan darurat, komunikasi, pusat operasi
dan fasilitas lainnya untuk tanggap darurat
- Struktur tambahan (temasuk menara telekominikasi,
tangki penyimpanan bahan bakar, menara pendingin,
struktur stasiun listrik, tangki air pemadam kebakaran
atau struktur rumah atau struktur pendukung air atau
material atau peralatan pemadam kebakaran) yang
diisyaratkan untuk operasi pada saat keadaan darurat
Gedung dan non gedung yang dibutuhkan untuk
mempertahankan fungsi struktur bangunan lain yang masuk ke
dalam kategori risiko IV
BAB III - 43
2.2.3.2 Faktor Keutamaan Gempa
Dari tabel 2.4 Kategori risiko bangunan gedung dan non gedung
untuk beban gempa, dengan jenis pemanfaatan bangunan sebagai
gedung sekolah dan fasilitas pendidikan dengan kategori risiko IV
maka faktor keutamaan gempa (Ie) yaitu 1,50 yang dapat dilihat dari
tabel 2.4.
2.3. Beton
BAB III - 44
campuran tersebut sejak saat ditempatkannya campuran tersebut dalam
cetakan hingga mengeras sepenuhnya (Winter,1993)
E = 4700√fc
BAB III - 45
mempunyai tegangan leleh (fy) 400 Mpa dengan ukuran diameter ≥ 13
mm.
2.5.1. Pondasi
BAB III - 46
Pondasi tiang digunakan untuk beberapa maksud, antara lain:
(Hardiyatmo, 2011:76)
Pondasi sebagai struktur bawah tidak boleh gagal dari struktur atas.
Desain detail kekuatan (strength) struktur bawah harus memenuhi
persyaratan beban gempa rencana berdasarkan kombinasi beban untuk
metode ultimit (Indarto,2013:58)
Pengikat pondasi (pile cap) tiang individu, tiang bor, atau kaison
harus dihubungkan satu sama lain dengan pengikat. Semua pengikat harus
mempunyai kuat tarik atau tekan desain paling sedikit sama dengan gaya
yang sama dengan 10 persen SDs kali beban mati terfaktor ditambah
beban hidup terfaktor pur tiang atau kolom yang lebih besar kecuali bila
ditunjukkan bahwa kekangan ekuivalen akan disediakan oleh balok beton
bertulang dalam plat diatas tanah atau pelat beton bertulang diatas tanah
BAB III - 47
atau pengekangan oleh batu yang memenuhi syarat, tanah kohesif keras,
tanah berbutir sangat padat, atau cara lainnya yang disetujui
(Indarto,2013:76)
2.5.1.2.Tipe Pondasi
BAB III - 48
Untuk menentukan jumlah tiang yang akan dipasang didasarkan
beban yang bekerja pada pondasi dan kapasitas dukung ijin tiang.
BAB III - 49
e. Macam tanah.
f. Waktu setelah pemasangan.
g. Interaksi antara pelat penutup tiang (pile cap) dengan tanah.
h. Arah dari beban yang bekerja.
2.5.2. Tie Beam
BAB III - 50
kolom interior dan eksterior serta dari pembebanan eksentris akibat
penyebab lainnya (SNI 03-2847-2013)
2.6.2 Balok
Tulangan tarik beton mulai leleh tepat pada saat beton mencapai
regangan batas dan akan hancur karena tekan. Pada saat awal
terjadinya keruntuhan, regangan tekan yang diijinkan pada serat tepi
yang tertekan adalah 0,003 sedangkan regangan baja sama dengan
regangan lelehnya yaitu Ey = fy/Ec .
BAB III - 51
terjadi apabila tulangan yang digunakan lebih banyak dari yang
diperlukan dalam keaadaan balance.
Plat lantai adalah lantai yang tidak terletak di atas tanah langsung,
jadi merupakan lantai tingkat. Plat lantai ini didukung oleh balok-balok
yang bertumpu pada kolom-kolom bangunan.
2.6.4 ShearWall
2.6.4.1. Definisi ShearWall
BAB III - 52
Pada umumnya dinding geser dikategorikan berdasarkan
geometrinya, yaitu :
BAB III - 53
momen dan dinding geser merupakan suatu keadaan khusus,
dimana dua struktur yang berbeda sifat dan perilakunya
digabungkan sehingga diperoleh struktur yang lebih ekonomis.
Kerja sama ini dapat dibedakan menjadi beberapa macam sistem
struktur berdasarkan SNI 03-1726-2012 pasal 7.2.5.1, namun yang
digunakan dalam perencanaan yaitu:
Sistem ganda yaitu sistem struktur yang merupakan
gabungan dari sistem rangka pemikul momen dengan dinding geser
atau bresing. Rangka pemikul momen sekurang-kurangnya mampu
menahan 25% dari gaya lateral dan sisanya ditahan oleh dinding
geser. Nilai koefisien modifikasi respons (R) yang
direkomendasikan untuk sistem ganda dengan Sistem Rangka
Pemikul Momen Khusus (SRPMK) adalah 7.
BAB III - 54
Beban mati merupakan berat sendiri bangunan yang
senantiasa bekerja sepanjang waktu selama bangunan tersebut ada
atau sepanjang umur bangunan. Pada perhitungan berat sendiri ini,
seorang analisis struktur tidak mungkin dapat menghitung secara
tepat seluruh elemen yang ada dalam konstruksi, seperti berat
plafond, pipa-pipa ducting, dan lain-lain. Oleh karena itu, dalam
menghitung berat sendiri konstruksi ini dapat meleset sekitar 15 %
- 20 %
BAB III - 55
b. Analisis Dinamik (Dynamic Analysis).
Metode ini digunakan untuk bangunan dengan struktur yang
tidak beraturan. Perhitungan gempa dengan analisis dinamik ini
terdiri dari :
a) Analisa Ragam Spektrum Respons.
Analisa Ragam Spektrum Respons adalah suatu cara
analisa dinamik struktur, dimana suatu model dari
matematik struktur diberlakukan suatu spektrum respons
gempa rencana, dan ditentukan respons struktur terhadap
gempa rencana tersebut.
b) Analisa Respons Riwayat Waktu.
Analisa Respons Riwayat Waktu adalah suatu cara analisa
dinamik struktur, dimana suatu model matematik dari
struktur dikenakan riwayat waktu dari gempa-gempa hasil
pencatatan atau gempa-gempa tiruan terhadap riwayat
waktu dari respons struktur ditentukan.
BAB III - 56
2.8. ETABS v9.6.0
BAB III - 57
Pemasangan pengaku, selain untuk membuat struktur stabil,
dilakukan untuk membantu mencegah struktur mengalami deformasi
yang besar pada arah horizontal. Pengaku banyak dipasang pada
strukur yang terbuat dari kayu atau baja. Pada struktur bangunan tinggi
(lebih dari 30 meter), pemasangan pengaku lebih sering dilakukan
dibandingkan dengan struktur bangunan yang rendah dengan alasan
struktur yang rendah masih sangat rigid (deformasinya kecil) dan tidak
membutuhkan bantuan bracing.
BAB III - 58
2.10.2 Syarat Kekuatan
BAB III - 59
2.10.3.1 Elastik (Fully Elastic)
BAB III - 60
2.10.4.2 Kontrol Lendutan
BAB III - 61
bahan itu sendiri dipengaruhi oleh modulus elastisitas bahan dan ukuran
elemen tersebut. Dan modulus elastisitas berbanding lurus dengan
kekuatan bahan, maka semakin kuat bahan maka bahan tersebut juga
semakin kaku. Namun bahan yang terlalu kaku bisa menjadi getas (patah
seketika).
2.10.4.4 Retakan
Retak Lentur adalah retak vertikal yang memanjang dari sisi tarik
balok dan mengarah ke atas sampai daerah sumbu netralnya. Jika
balok mempunyai web yang sangat tinggi (lebih dari 3 atau 4 ft), jarak
BAB III - 62
retak akan sangat dekat, dengan sebagian retak terjadi bersamaan
sampai di atas tulangan, dan sebagian lagi tidak sampai ke tulangan.
Retak ini akan lebih lebar di pertengahan balok daripada di bagian
dasarnya (McCormac,2003:175)
Retak miring karena geser dapat terjadi pada bagian web balok
beton bertulang baik sebagai retak bebas atau perpanjangan retak
lentur. Kadang-kadang retak miring akan berkembang secara bebas
pada balok meskipun tidak ada retak lentur pada daerah tersebut. Retak
ini, yang disebut retak geser web, kadang-kadang terjadi pada web–
web penampang prategang, terutama penampang dengan flens yang
besar dan web yang tipis.
BAB III - 63
Meskipun retak tidak dapat dicegah, namun ukurannya dapat
dibatasi dengan menyebar atau mendistribusikan tulangan. Dengan
kata lain, retak akan lebih kecil dihasilkan jika beberapa tulangan kecil
digunakan dengan jarak yang sedang ketimbang menggunakan lebih
sedikit tulangan besar dengan jarak yang yang lebar. Praktek seperti ini
biasanya akan menghasilkan kontrol retak yang memuaskan bahkan
untuk baja mutu 60 atau 75. Acuan yang benar mengenai retak adalah
jangan menggunakan tulangan lebih besar dari 9 in.
(McCormac,2003:177)
Kuat tekan beton (fc) sesuai pasal 21.1.4 SNI 2847-2013 untuk
rangka momen khusus,dinding struktur khusus, dan semua komponen
dinding struktur khusus termasuk balok kopel dan pier dinding tidak
boleh kurang dari 20 Mpa. Kuat tekan beton 20 MPa atau lebih
dipandang menjamin kualitas perilaku beton. Pemakaian beton ringan
harus memenuhi syarat yang tercantum di pasal 21.4.3
BAB III - 64
Berdasarkan SNI 03-2847 2013 pasal 7.5.2.1 Toleransi untuk d
dan untuk selimut beton minimum pada struktur lentur, dinding, dan
komponen struktur tekan harus sebagai berikut:
BAB III - 65
2.10.5.3 Jenis dan Kandungan Semen
BAB III - 66
2.10.6 Syarat Ketahanan terhadap Kebakaran
a. Pelat
Tinggi minimum pelat satu arah
Tabel 2.7 Tebal minimum pelat satu arah bila lendutan tidak dihitung
Komponen
Struktur Tebal minimum h
Kedua
Tertumpu Satu ujung
ujung Kantilever
sederhana menerus
menerus
Pelat masif
satu arah l/20 l/24 l/28 l/10
Balok atau
pelat rusuk
satu arah l/16 l/18.5 l/21 l/18
Dikutip dari tabel 9.5 (a) SNI 2847:2013 halaman 70
BAB III - 67
Luasan tulangan susut dan suhu harus menyediakan paling
sedikit memiliki rasio luas tulangan terhadap luas bruto penampang
beton sebagai berikut, tetapi tidak kurang dari 0,0014:
a. Batang tulangan ulir mutu 280 atau 350, Asmin= 0,002 b h
b. Batang tulangan ulir mutu 420, Asmin = 0,0018 b h
c. Batang tulangan ulir mutu >420, Asmin =b h
Spasi tulangan utama, dipilih nilai yang terkecil dari:
a. s < 3 h ( h = tebal pelat )
b. s < 450 mm.
Spasi tulangan susut dan suhu, dipilih nilai yang terkecil dari:
c. s < 5 h ( h = tebal pelat )
d. s < 450 mm.
b. Balok
c. Kolom
BAB III - 68
2.10.7 Syarat Integritas
BAB III - 69
2.10.8 Syarat yang berhubungan dengan Pelaksanaan Konstruksi
BAB III - 70
BAB III
METODOLOGI PERENCANAAN
Mulai
ya
Perhitungan Praktis dengan ETABS
versi 9.6.0 meliputi Plat, Balok, dan
Kolom
Selesai
BAB III - 71
3.2. Tahap Pengumpulan Data
BAB III - 72
Gambar 3.3 Lokasi Perencanaan di Universitas Trunojoyo, Bangkalan
Madura
Atap : Dak
BAB III - 73
3.2.4. Perencanaan Dimensi
3.2.5. Pembebanan
5. 1,4 DL
6. 1,2 DL + 1,6 LL + 0,5 (Lr atau R)
7. 1,2 DL + 1,0 E + LL
8. 0,9 DL + 1,0 E
BAB III - 74
DL = Beban mati (Dead Load)
LL = Beban Hidup (Live Load)
Lr = Beban hidup pada atap (roof live load)
E = Beban gempa (Earthquake load )
BAB III - 75
Dari data tanah yang akan digunakan, diketahui nilai N-SPT.
∑
̅
∑
BAB III - 76
3.3. Rumus Perhitungan Desain Struktur
BAB III - 77
b. Ruang Kelas : 1,92 KN/m2
c.
Koridor di atas lantai pertama : 3,83 KN/m2
d. Koridor lantai pertama : 4,79 KN/m2
3. Beban Rencana (Wu) = 1,2 D + 1,6 L
BAB III - 78
2. Menentukan Tebal Selimut Beton
Berdasarkan SNI 03-2847-2013 untuk:
a. D ≤ 36 mm, t s = 20 mm
b. D > 36 mm, t s = 40 mm
maks
=0,75 x balance
Mn
Rn= ( )
b. x2
BAB III - 79
fy
m= ( )
0.85xfc
Rasio penulangan
1 2.m.Rn
= 1 √1
m fy
1
Rnb = b x fy [1 x x m]
2 b
Rasio penulangan
min maks
Momen nominal,
Mn = As. Fy. (d-a/2) .10-6
Kontrol Kekuatan
ΦMn ≥ Mu
BAB III - 80
3.3.2. Perencanaan Tangga dan Bordes
BAB III - 81
3.3.2.2.Pembebanan Tangga
c. Rasio tulangan ( )
1.4
min
=
4fy
0.85 fc 600
= [ ]
balance fy (600 fy)
maks
=0,75 balance
fy
m=
0,85.fc
Mn
Rn =
b x dx2
BAB III - 82
1 2(m)(Rn)
= 1 √1
m fy
Jika min
, maka dipakai min
d. Kebutuhan Tulangan
As = xbxd
b. Momen nominal
M11 = Mu
c. Rasio tulangan ( )
1.4
=
min 4fy
BAB III - 83
0.85 fc 600
= [ ]
balance fy (600 fy)
maks
=0,75 balance
fy
m=
0,85.fc
Mn
Rn =
b x dx2
1 2(m)(Rn)
= 1 √1
m fy
Jika min
, maka dipakai min
d. Kebutuhan Tulangan
As = xbxd
BAB III - 84
Spesi
Keramik
Berat dinding
Berat sendiri balok
Beban mati total, DL
a. Tinggi Efektif
d = h – ts – ds – 0,5 x D
b. Perhitungan Tulangan
Meliputi perhitungan tulangan tekan dan tulangan lentur di
tumpuan
Mu = didapat dari output ETABS v9.6.0
Mu
Mn =
Mn
Rn =
b x dx2
fy
m=
0,85.fc
0.85 fc 600
= [ ]
balance fy (600 fy)
BAB III - 85
Menghitung rasio tulangan :
1 2(m)(Rn)
= 1 √1
m fy
maks
=0,75 balance
Jika min
, maka dipakai min
As = min
xbxd
Ø Vc = 0,75 .Vc
Vu > Ø Vc (KN)
Jika Vu ≥ Vc,maka diperlukan tulangan geser
Vu
Vs = - Vc
2
Vs max = √f c x b x d
3
Av x fy x d
S=
Vs
BAB III - 86
3.3.3. Perencanaan Balok
√fc
Asmin = b d
4fy w
BAB III - 87
Dan tidak boleh lebih kecil dari (SNI 03-2847-2013 Pasal
10.5.1) :
1,4
Asmin = b d
fy w
0.85 fc 600
= [ ]
balance fy (600 fy)
min
=1,4 fy
m=fy (0.85 f c)
Mu
Mn =
0,8
BAB III - 88
Asumsi :
Luas tulangan tekan diambil sebesar As’ = 0,5As
s 0.003
=
(c d ) c
cd
s= 0.003
c
s =As S ES
=0,85 f c a b
s =Ts
Mn a
= d s dd
2
Cek asumsi :
min maks
cd
s= 0.003
c
dc
s= 0.003
c
BAB III - 89
Luas Tulangan Tarik (As)
As = x b x d
As = ¼ d2
As = ¼ d2
Kontrol Kekuatan
Kontrol kekuatan dilakukan pada kondisi lentur negatif dan lentur
positif
Asumsi :
Tulangan Tekan Belum Leleh :
s 0.003
=
(c d ) c
cd
s= 0.003
c
s =As S ES
a=0,85 c
=0,85 f c a b
Ts =Ast fy
Tekan = Tarik
s =Ts
BAB III - 90
Cek asumsi :
cd
s= 0.003
c
dc
s= 0.003
c
a
Mn= d s dd
2
Mn ≥ Mu
As
=
b d
As
=
b d
BAB III - 91
3.3.3.4. Perencanaan Tulangan Geser
Asumsi :
Tulangan Tekan belum Leleh :
s 0.003
=
cd c
cd
s= 0.003
c
s =As S ES
a=0,85 c
=0,85 f c a b
Ts =Ast fy
BAB III - 92
Kesetimbangan Gaya Dalam :
Tekan = Tarik
s =Ts
Cek asumsi :
cd
s= 0.003
c
dc
s= 0.003
c
a
Mn= d s dd
2
Mpr1 =Mn
Vu Ln
Vgravitasi =
2
Arah gaya dalam yang bekerja akibat beban gempa ke arah kanan
ditunjukkan pada Gambar 3.5 berikut.
BAB III - 93
Gambar 3.5 Rangka Bergoyang Akibat Gempa Arah Kanan
Mpr1 Mpr2
Vsway =
ln
Mpr1 Mpr2 Vu Ln
Vswaytotal =
ln 2
Arah gaya dalam yang bekerja akibat beban gempa ke arah kanan
ditunjukkan pada Gambar 3.6 berikut.
Mpr1 Mpr2
Vsway =
ln
Mpr1 Mpr2 Vu Ln
Vswaytotal =
ln 2
BAB III - 94
Berdasarkan SNI 03-2847-2012 Pasal 21.5.4.2 nilai Vc dapat
diambil = 0, jika :
a. Gaya geser Vsway akibat sendi plastis di ujung-ujung balok
melebihi 1/2 atau lebih kuat geser perlu maksimum
Ag f c
Vsway =
20
Maka :
1) Vsway > 0,5 Vu
Ag f c
2) Pu < 20
Sehingga :
Vc =0
VU
Vs = V
2
Vsmaks = √f c bw d
3
Vs Vsmaks
As fy d
s=
Vs
BAB III - 95
Vul
Vs = Vc
2
Vsmaks = √f c bw d
3
As fy d
s=
Vs
S < d/4
S < 8 db longitudinal terkecil
S < 24 db tulangan geser
S < 300 mm
Smak =d 2
A2 cp
Tu < 0,083 √f c ( )
Pcp
Jika dimensi balok yang relatif tinggi (lebih dari 400 mm)
membuat resiko retak pada bagian badan semakin besar. Maka harus
diberi tulangan pinggang dengan jarak antar tulangan maksimal 400
mm.
BAB III - 96
3.3.3.8. Perencanaan Panjang Penyaluran (Ld)
M
Id ≤ V n la
u
BAB III - 97
3.3.4.2.Penentuan Struktur Rangka Portal Bergoyang atau Tidak
Bergoyang
Dimana:
Q = perbesaran momen-momen ujung akibat pengaruh orde dua
ΣPu = beban vertikal total pada tingkat yang ditinjau
Δo = simpangan relatif antar tingkat orde pertama pada tingkat yang
ditinjau akibat Vu
Vu = gaya geser lantai total pada tingkat yang ditinjau
lc = panjang komponen struktur tekan pada sistem rangka yang
diukur dari sumbu ke sumbu joint.
k lu
≤22
r
BAB III - 98
Ik
∑ Ec
lu
=
Ib
∑ Ec
lu
Maka
0,4 EIg
EIk =
1 d
1
Ig = bh3
12
c. Kolom atas
1,2 D
=
d 1,2D 1,6 L
BAB III - 99
Maka
0,4 EIg
EIk =
1 d
I
r=√
A
k lu
r
M1 = M1ns M1s
M2 = M2ns M2s
Arah Y
(Mpr1 Mpr2balok )
balok
Mprkolom =1,2 x
2
Perhitungan Ve
Vc dapat diambil = 0 jika :
1. Ve akibat gempa lebih besar dari 0,5Vu
Ve ≥ 0,5Vu
Nu √fc
Vc = (1 )( ) bw d
14 Ag 6
b. Diluar Bentang lo
Nu √fc
Vc = (1 )( ) bw d
14 Ag 6
Vu
Jika ≤ Vc untuk bentang di luar lo, maka hanya
shc x f c Ag
Ash =0,3 ( ) -1 Persamaan 1
fyh Ach
0,09shc x f c
Ash = Persamaan 2
fyh
Maka didapatkan :
Shc = bw – 2(p +0,5 db)
Ach = (bw – 2p)2
2
hx = hc
3
sx = 100 +
= 1,0
Ktr = 0 (asumsi)
nilai ( c + Ktr)/db ≤ 2,5 maka diambil (c Ktr ) db = 2,5
Id 9fy
= x c Ktr
db 10√f c
db
Maka :
Panjang penyaluran adalah: 1,3 x d
Ve = V sway
Vu = T1 T2 Ve
Aj = bw x h
Vn =1,7 √f c x Aj
Nu √fc
Vc = 1 bw. d
1,4.Ag 6
Nu d
Vc =0,27 √fc hd
4 lw
Maka : Vs =
Q = 40 x N x ( L / D ) < 400 x N
Qultimit = A ujung.q + O. f totsl
Qijin = Qultimit / SF
Fz
n = Qall group
Qi = ± ±
Mencari nilai 1
Jika fc ≤ 300 kg cm2, maka 1 = 0,85
fc > 300 kg cm2, maka 1 = 0,85-0,0008(fc-300)
Jika 1 0,65 maka 1 = 0,65
Jadi untuk fc =300 Mpa menggunakan 1 = 0,85
Mencari nilai Mn
Mn = Mu /0,8
Mn
K=
d2 .0,85.fc
F = 1- √
1 4500
F max =
6000 fy
As min = p min . B. d
Av x Fy x d
Vs =
s
Persamaan jarak tulangan
Av x Fy x d
s=
s
Syarat spasi maksimum tulangan geser adalah :
S < d/2
DESAIN STRUKTUR
BAB IV - 81
4.1.1. Material Struktur
4.1.1.1.Beton
Kuat beton yang disyaratkan, fc = 35 MPa dan 30 MPa
Modulus Elastisitas beton, Ec = 4700 √fc
Angka poison, v = 0,2
Modulus Geser, G = Ec/(2(1+v))
4.1.1.2.Baja Profil
BAB IV - 82
4. Beban Gempa (Earthquake Load)
Meliputi : beban gempa statik ekuivalen dan dinamik (respons spectrum).
9. 1,4 DL
10. 1,2 DL + 1,6 LL + 0,5 (Lr atau R)
11. 1,2 DL + 1,0 E + LL
12. 0,9 DL + 1,0 E
Kererangan :
D : beban mati (dead load), meliputi berat sendiri gedung (self weight,
SW) dan beban mati tambahan (D),
Lr : beban hidup yang boleh direduksi dengan faktor pengali 0,5 kecuali
untuk gedung yang berfungsi sebagai garasi, ruang pertemuan, dan
ruangan yang beban hidupnya
BAB IV - 83
Tabel 4.1. Kombinasi Pembebanan pada Struktur Gedung
Beban mati adalah beban dari semua elemen gedung yang bersifat
permanen termasuk peralatan tetap yang merupakan bagian yang tak
terpisahkan dari gedung. Jenis- jenis beban mati pada gedung ditunjukkan
pada Tabel 4.2 berikut :
BAB IV - 84
Tabel 4.2. Jenis Beban Mati pada Gedung
kN/m2
Beban spesi setebal 3 cm = 0,03 x 22 = 0,66
kN/m2
Beban keramik setebal 1 cm = 0,01 x 22 = 0,22
kN/m2
BAB IV - 85
Beban plafon dan penggantung = 0,2
kN/m2
Beban Instalasi ME = 0,25
kN/m2
Total beban mati pada plat lantai = 1,49 kN/m2
kN/m2
BAB IV - 86
Beban hidup adalah beban yang bekerja pada lantai bangunan ruang
yang digunakan. Besarnya beban hidup lantai bangunan ditunjukkan
sebagai berikut :
BAB IV - 87
Penetapan kelas situs melalui penyelidikan tanah dilakukan
dengan mengolah data N-SPT sampai kedalaman 30 m sesuai SNI
Gempa 03-1726-2012 Pasal 5.1. Hasil data tanah berdasarkan nilai SPT
(Soil Penetration Test) dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Dimana :
BH2
KEDALAMAN TEBAL
LAPIS N
(m) (m) N'= TEBAL/NSPT
SPT
1 1.75 2 7 0.286
2 3.75 2 10 0.200
3 5.75 2 10 0.200
4 7.75 2 21 0.095
5 9.75 2 23 0.087
6 11.75 2 8 0.250
7 13.75 2 14 0.143
8 15.75 2 15 0.133
9 17.75 2 18 0.111
10 19.75 2 21 0.095
11 21.75 2 19 0.105
12 23.75 2 20 0.100
13 25.75 2 18 0.111
14 27.75 2 16 0.125
15 29.75 2 18 0.111
BAB IV - 88
30 2.153
N 13.9344729
Berdasarkan SNI Gempa 03-1726- 2012 Pasal 5.3, nilai rata- rata
N sebesar 13,93 masuk ke dalam katagori tanah lunak (SE)
BAB IV - 89
Setelah input data akan didapatkan output seperti yang ditunjukkan
pada Gambar 4.3. berikut :
Berdasarkan website
http://puskim.pu.go.id/Aplikasi/desain_spektra_indonesia_2011/
didapatkan nilai parameter spektrum respons percepatan pada perioda
pendek (SMS) dan perioda 1 detik (SM1) sesuai ditunjukkan sebagai
berikut.
BAB IV - 90
SMS g =0,911
SM1 g =0,728
SDS g =0,607
SD1 g =0,486
4.1.3.1.5. Menentukan Spectrum Respon Desain
BAB IV - 91
Tabel 4.5. Kategori Desain Seismik Berdasarkan Parameter Respons
Percepatan pada Perioda 1 detik
BAB IV - 92
Waktu getar struktur adalah peristiwa bergetar dan bergoyangnya
struktur dalam 1 periode. Peristiwa tersebut dimodelkan sebagai model
massa terpusat (lump mass model) ditunjukkan pada Gambar 4.5 sebagai
berikut.
Perioda
BAB IV - 93
fundamental pendekatan Ta (detik) ditentukan dari persamaan Ta =
Ct . hxn ,
Dimana :
hn : ketinggian struktur (m) di atas dasar sampai tingkat
tertinggi struktur, Ct
dan x : ditentukan sesuai SNI Gempa 03-1726-2012 Pasal 7.8.2.1
seperti pada Tabel 4.6 berikut :
Tipe Struktur Ct x
Rangka baja pemikul momen 0,0724 0,8
Rangka beton pemikul momen 0,0466 0,9
Rangka baja dengan bresing eksentris 0,0731 0,75
Rangka baja dengan bresing terkekang terhadap 0,0731 0,75
tekuk
Semua sistem struktur lainnya
0,0488 0,75
BAB IV - 94
Waktu getar analisis ETABS untuk Mode 1 ditunjukkan pada
Gambar 4.6. berikut.
Gambar 4.6. Waktu Getar Struktur Mode 1 (arah Y) dengan T1 = 1,3739 detik
Waktu getar gedung pada Mode 2 ditunjukkan pada Gambar 4.7 berikut.
Gambar 4.7. Waktu Getar Struktur Mode 2 (arah X) dengan T2 = 1,2345 detik
BAB IV - 95
Waktu getar struktur pada Mode 2 (Tcx) pada arah X adalah sebesar
1,2345 detik
= 1,4 x 2,228
= 3,120 detik.
BAB IV - 96
4.1.3.2. Gempa Statik Ekivalen
Berat gedung (W) akibat berat sendiri secara otomatis dapat dihitung
dengan ETABS v9.6.0 dengan cara menyeleksi luasan masing- masing
lantai, hasil output berat gedung (W) akibat berat sendiri dapat dilihat
pada gambar 4.8 berikut:
BAB IV - 97
Berat gedung tambahan seperti plesteran, dinding, keramik, dan
lain-lain harus dihitung secara manual ditambah dengan 30% beban hidup.
BAB IV - 98
Beban Instalasi ME = 0,25 KN/m2
Beban mati pada plat lantai dak = 0,73 KN/m2 x luas lantai
= 0,73 x 864 = 630,72 KN
Beban HidupTambahan
Beban Hidup Tambahan Plat Lantai dasar – sampai 20 (Luas 837
2
m)
Total Beban pada plat lantai dasar – 20 = 1,92 KN/m2 x luas lantai
= 1,92 x 540 = 1036,8 KN
Reduksi beban hidup sebesar 25% = 0,25 x 1036,8 = 259,2 KN
Beban hidup yang bekerja pada koridor selain lantai utama gedung
pendidikan : (3,83 KN/m2)
Total Beban pada plat lantai dasar – 20 = 3,83 KN/m2 x luas lantai
= 3,83 x 270 = 1034,1 KN
Reduksi beban hidup sebesar 25% = 0,25 x 1034,1 = 258,525 KN
Total Beban pada plat lantai dasar – 20 = 4,79 KN/m2 x luas lantai
= 4,79 x 270 = 1293,3 KN
Reduksi beban hidup sebesar 25% = 0,25 x 1293,3 = 323,325 KN
2
Beban hidup yang bekerja pada Dak: (1 KN/m )
BAB IV - 99
Reduksi beban hidup sebesar 25% = 0,25 x 864 = 216 KN
BAB IV - 100
4.1.3.2.2. Menghitung Koefisien Respons Seismik
V= s xW
SDS 0,607
s= R
=
7
=0,130 g
Ie 1,5
Keterangan :
CS : koefisien respons seismic
W : berat seismic efektif
SDS : parameter percepatan spectrum respons desain dalam rentang
periode pendek seperti ditetukan dalam SNI 03-1726-2012
Pasal 7.8.1.1
Ie : faktor keutamaan gempa seperti ditentukan dalam SNI 03-
1726-2012 Pasal 4.1.2
SDS 0,607
smaks X = = = 0,095 g
R 7
T 1,3739
Ie 1,5
SDS 0,607
smaks Y = = = 0,105 g
R 7
T 1,2345
Ie 1,5
BAB IV - 101
4.1.3.2.3. Menghitung Gaya Geser Dasar
BAB IV - 102
Tabel 4.9. Nilai Kurva Spektrum gempa
T Sa (g) T Sa (g)
0 0.243 0 0.243
T0 0.607 0.16 0.607
TS 0.607 0.799 0.607
TS+0 0.54 0.799 0.54
TS+0.1 0.486 0.899 0.486
TS+0.2 0.442 0.999 0.442
TS+0.3 0.405 1.099 0.405
TS+0.4 0.374 1.199 0.374
TS+0.5 0.347 1.299 0.347
TS+0.6 0.324 1.399 0.324
TS+0.7 0.304 1.499 0.304
TS+0.8 0.286 1.599 0.286
TS+0.9 0.27 1.699 0.27
TS+1 0.256 1.799 0.256
TS+1.1 0.243 1.899 0.243
TS+1.2 0.231 1.999 0.231
TS+1.3 0.221 2.099 0.221
TS+1.4 0.211 2.199 0.211
TS+1.5 0.202 2.299 0.202
TS+1.6 0.194 2.399 0.194
TS+1.7 0.187 2.499 0.187
TS+1.8 0.18 2.599 0.18
TS+1.9 0.173 2.699 0.173
TS+2 0.167 2.799 0.167
TS+2.1 0.162 2.899 0.162
TS+2.2 0.157 2.999 0.157
TS+2.3 0.152 3.099 0.152
TS+2.4 0.147 3.199 0.147
TS+2.5 0.143 3.299 0.143
TS+2.6 0.139 3.399 0.139
TS+2.7 0.135 3.499 0.135
TS+2.8 0.131 3.599 0.131
TS+2.9 0.128 3.699 0.128
TS+3 0.125 3.799 0.125
TS+3.1 0.121 3.899 0.121
4 0.121 3.999 0.121
BAB IV - 103
4.1.3.3.2. Menentukan Tipe Analisis Ragam Respons Spektrum
BAB IV - 104
Gambar 4.9. Nilai Partisipasi Massa unruk Arah X dan Arah Y
Tabel 4.10. Besarnya gaya geser dasar (Base Shear) Nominal untuk
masing-masing Gempa
BAB IV - 105
Dari nilai dari Tabel 4.9. tersebut dapat disimpulkan persyaratan
gaya geser gempa dinamik belum terpenuhi (V dinamik < 0,8 V statik),
maka besarnya V dinamik harus dikalikan nilainya dengan faktor skala
sebagai berikut:
17374,048
Arah X= = 1,137
15274,9
15646,696
Arah Y= = 1,113
14051,9
Tabel 4.11 Nilai Cek Persentase antara Base Shear SRPM dan
Shearwall dari kombinasi beban Gempa
BAB IV - 106
10 0,9D - 1EQx 76.05 23.95 81.45 18.55
11 0,9D + 1EQy 81.78 18.22 77.27 22.73
12 0,9D - 1EQy 78.80 21.20 77.42 22.58
13 0,9D ± RSPx max 76.17 23.83 78.77 21.23
14 0,9D ± RSPx min 76.10 23.90 78.14 21.86
15 0,9D ± RSPy max 77.50 22.50 76.92 23.08
16 0,9D ± RSPy min 77.31 22.69 76.75 23.25
BAB IV - 107
Besarnya simpangan struktur Akibat Gempa Statik arah X dan Y
ditunjukkan pada Tabel 4.12 berikut
BAB IV - 108
Besarnya simpangan struktur Akibat Gempa Dinamik arah X dan Y
ditunjukkan pada Tabel 4.13
BAB IV - 109
4.2. Perhitungan Praktis dengan ETABS v9.6.0
BAB IV - 110
Gambar 4.11 Analysis Option pada ETABS
BAB IV - 111
4,5m
6m
Gambar 4.12. Tegangan yang Terjadi pada Plat Akibat Beban Mati dan Hidup
BAB IV - 112
4.2.2. Perhitungan Balok Induk
Gambar 4.13 Luas Tulangan Utama Balok Arah Memanjang (Satuan : mm)
BAB IV - 113
Daerah tumpuan Daerah lapangan Daerah tumpuan
Digunakan tulangan ulir diameter 22
(D22) → As = ¼ Л d 2
BAB IV - 114
Gambar 4.14 Tampak Luas Tulangan Geser (sengkang) Arah
Memanjang (Satuan : mm)
Detail luas tulangan geser (sengkang) yang ditinjau adalah sebagai berikut.
mm2/ mm.
BAB IV - 115
Kontrol keamanan : 2,242 > 2,214 → OK, sengkang aman
digunakan.
Luas tulangan torsi secara otomatis dapat diketahui dengan cara Design –
Concrete Frame Design – Display Design Info – Torsion Reinforcing
sesuai ditunjukkan pada Gambar 4.15 berikut
BAB IV - 116
Gambar 4.15 Tampak Luas Tulangan Torsi Arah Memanjang (Satuan : mm)
Detail dari luas tulangan torsi pada balok yang adalah sebagai berikut
BAB IV - 117
Contoh diagram momen yang terjadi akibat berbagai macam kombinasi
pembebanan ditunjukkan pada Gambar berikut
Gambar 4.16 Diagram Momen Akibat Beban Mati dan Beban Hidup
Gambar 4.17 Diagram Momen Akibat Beban Mati, Beban Hidup dan gempa
Statik
BAB IV - 118
Gambar 4.18 Diagram Momen Akibat Beban Mati, Beban Hidup dan gempa
Dinamik
BAB IV - 119
Gambar 4.19 Tampak Luas Tulangan Utama Kolom Arah Memanjang
Detail Informasi luas tulangan, momen, dan gaya geser dapat dilakukan dengan
klik kanan pada kolom yang ditinjau
Gambar 4.20 Detail Informasi Luas Tulangan, Momen, Gaya Geser, dan
Torsi, Kolom yang Ditinjau
BAB IV - 120
Untuk menampilkan diagram interaksi kolom yang ditinjau, dapat
dilakukan dengan cara klik kanan kolom, kemudian Interaction
Detail dari luas tulangan utama kolom yang ditinjau = 12000 mm2.
BAB IV - 121
Gambar 4.22 Tampak Luas Tulangan Geser (sengkang) Kolom
Arah Memanjang
BAB IV - 122
4.3. Perhitungan Manual dengan Bantuan Mathcad v.14
BAB IV - 123
5. Beban Hidup (L) = 4,79 kN/m2
Beban hidup ditentukan yaitu: Ruang Kelas : 1,92 KN/m 2
Koridor di atas lantai pertama : 3,83 KN/m2
Koridor lantai pertama : 4,79 KN/m2
BAB IV - 124
1
Ecb Ib 4700 x √30 x 12 x 400 x 800
I= =
1
=39,506
Ecp Ip 4700 x x x 3000 x 120
√30 12
BAB IV - 125
240
4500 0,8
hmin= 1500 =76,8 120 mm
36 9 x 2,25
Digunakan tebal plat h = 120 mm
4,5m
c
6m
BAB IV - 126
4,5m
6m
BAB IV - 127
0.85 fc 600
= [ ]
balance fy (600 fy)
maks
=0,75 x balance
=0,75 x 0,065=0,048
Rasio penulangan
1 2.m.Rn
= [1-√1- ]
m fy
1 2.9,412.0,824
= 1-√1- =0,001
9,412 240
BAB IV - 128
1
Rnb = b x fy 1- x b
xm
2
1
Rnb =0,065x 240 1- x 0,065 x 9,412 =10,782
2
min maks
Momen nominal,
Mn = As. Fy. (d-a/2) .10-6
Mn = 554,167. 30 . (95 – 5,216/2) .10-6 = 12,288 kNm
Kontrol Kekuatan
ΦMn ≥ Mu
0,8 x 12,288 ≥ 5,9528
9,831 ≥ 5,9528 → OK
BAB IV - 129
2. Perhitungan tulangan pokok lapangan arah Iy
Rasio penulangan
1 2.m.Rn
= [1-√1- ]
m fy
1 2.9,412.0,374
= 1-√1- = 0,0002
9,412 240
1
Rnb = b x fy 1- x b
xm
2
1
Rnb =0,065x 240 1- x 0,065 x 9,412 =10,782
2
Rasio penulangan
min maks
BAB IV - 130
Tinggi balok regangan,
As. Fy 554,167 . 240
a= = =5,216 mm
0,85 . fc.xb 0,85 . 30 . 1000
Momen nominal,
Mn = As. Fy. (d-a/2) .10-6
Mn = 554,167. 30 . (95 – 5,216/2) .10-6 = 12,288 kNm
Kontrol Kekuatan
ΦMn ≥ Mu
0,8 x 12,288 ≥ 2,7009
9,831 ≥ 2,7009 → OK
Jarak Antar Tulangan
2
0,25 . . .b 0,25 . . 102 . 1000
S= = =141,73 140 mm
As 554,167
Digunakan tulangan lapangan arah y Ø10-140
Rasio Penulangan
1 2.m.Rn
= [1-√1- ]
m fy
BAB IV - 131
1 2.9,412.0,954
= 1-√1- =0,0006
9,412 240
1
Rnb = b x fy 1- x b
xm
2
1
Rnb =0,065x 240 1- x 0,065 x 9,412 =10,782
2
Kontrol Kekuatan
ΦMn ≥ Mu
0,8 x 12,288 ≥ 6,8867
9,831 ≥ 6,8867 → OK
BAB IV - 132
4. Perhitungan tulangan pokok tumpuan arah Iy
Mu 3,3151
Mn= ( ) = = 5,723
0,8
Mn 5723000
Rn= ( )= = 0,634
b. x2 1000.95
fy 240
m= ( )= = 9,412
0.85xfc 0,85 x 30
Rasio Penulangan
1 2.m.Rn
= [1-√1- ]
m fy
1 2.9,412.0,634
= 1-√1- =0,0004
9,412 240
1
Rnb = b x fy 1- x b
xm
2
1
Rnb =0,065x 240 [1 x 0,065 x 9,412] = 10,782
2
BAB IV - 133
Mn = 554,167. 30 . (95 – 5,216/2) .10-6 = 12,288 kNm
Kontrol Kekuatan
ΦMn ≥ Mu
0,8 x 12,288 ≥ 4.5783
9,831 ≥ 4.5783 → OK
BAB IV - 134
Gambar detail penulangan plat lantai ditunjukan pada gambar berikut:
Gambar 4.26 Detail Potonga A-A Penulangan Memanjang Pelat Lantai Tipe S2
Gambar 4.27 Detail Potonga B-B Penulangan Melintang Pelat Lantai Tipe S2
BAB IV - 135
4.3.2. Perencanaan Tangga dan Bordes
= = 0,777
tan = 37,5o
BAB IV - 136
X = Y . tan
X = 30 . tan 37,5o
X = 20 cm
BAB IV - 137
10.3.3.3 Perencanaan Tulangan Plat Tangga
Jenis Gaya
Struktur Dalam Momen (N.mm)
M11 6048
Tangga
M22 7780
BAB IV - 138
1.4 1,4
min
= = = 0,00583
fy 240
0.85 fc 600
balance
=
fy 600 fy
maks
=0,75 balance
=0,75 x 0,0645=0,048
fy 240
m= = =9,412
0,85.fc 0,85.30
Mn 7560
Rn = = =0,0004838 MPa
b x dx2 1000 x 1252
1 2(m)(Rn)
= (1-√1- )
m fy
1 2(9,412)(0,0004838)
= 1-√1- = 0,00000202
9,412 240
Jika min
, maka dipakai min = 0,00583
h. Kebutuhan Tulangan
BAB IV - 139
4.3.2.3.2. Desain penulangan plat tangga untuk arah Y
Momen nominal
= = 9725 Nmm
a. Rasio tulangan ( )
fy 240
m= = =9,412
0,85.fc 0,85.30
Mn 9725
Rn = = =0,000622
b x dx2 1000 x 1252
1 2(m)(Rn)
= (1-√1- )
m fy
1 2(9,412)(0,000622)
= 1-√1- = 0,00000259
9,412 240
Jika min
, maka dipakai min
0,0058
b. Kebutuhan Tulangan
BAB IV - 140
10.3.3.4 Perencanaan Tulangan Plat Bordes
Gaya Momen
Jenis Struktur Dalam (N.mm)
M11 -2653
Bordes
M22 -5803
0.85 fc 600
balance
=
fy 600 fy
maks
=0,75 balance
=0,75 x 0,065=0,048
fy 240
m= = =9,412
0,85.fc 0,85.30
Mn 3316,25
Rn = = =0,000212 MPa
b x dx2 1000 x 1252
1 2(m)(Rn)
= (1-√1- )
m fy
BAB IV - 141
1 2(9,412)(0,000212)
= 1-√1- = 0,000001
9,412 240
Jika min
, maka dipakai min
0,0058
h. Kebutuhan Tulangan
a. Momen nominal
M22 = Mu = -5803 Nmm
Mu 5803
Mn = = =7253,75 Nmm
0,8
b. Rasio tulangan ( )
fy 240
m= = =9,412
0,85.fc 0,85.30
Mn 7253,75
Rn = = =0,000464 MPa
b x dx2 1000 x 1252
1 2(m)(Rn)
= (1-√1- )
m fy
1 2(9,412)(0,000464)
= 1-√1- = 0,00000193
9,412 240
BAB IV - 142
Jika min
, maka dipakai min
0,0058
c. Kebutuhan Tulangan
BAB IV - 143
10.3.3.5 Perencanaan Balok Bordes Tangga
BAB IV - 144
b = 200 mm fy = 400 N/mm2 ds = 8 mm
ts = 30 mm f’c = 30 N mm 2
c. Tinggi Efektif
d = h – ts – ds – 0,5 x D
= 400 – 30 – 8 – 0,5 x 13 = 355,5 mm
d. Perhitungan Tulangan
1. Menghitung Tulangan Tekan di Tumpuan
Mu = 11,82 kNm
Mu 11,82
Mn = =
0,8
=14,77 kNm
Mn 14,77 x 1000000
Rn = = =0,585
b x dx2 200 x 355,52
fy 400
m= = =15,686
0,85.fc 0,85 x 30
0.85 fc 600
balance
=
fy (600 fy)
1 2(15,686)(0,585)
=
15,686
1-√1-
400
= 0,0015
maks
=0,75 balance
= 0.75 x 0,0325 =0,0243
Jika min
, maka dipakai min
= 0,0035
BAB IV - 145
Menghitung luas tulangan yang dibutuhkan :
Ast = min
x b x d = 0,0035 x 200 x 355,5 = 248,85 mm2
Mu = 5,91 kNm
Mu 5,91
Mn = = =7,387 kNm
0,8
Mn 7,39 x 1000000
Rn = 2= =0,29
b x dx 200 x 3562
fy 400
m= = =15,686
0,85.fc 0,85.30
0.85 fc 600
= [ ]
balance fy (600 fy)
1 2(m)(Rn)
= (1-√1- )
m fy
1 2(15,686)(0,292)
= 1-√1-
15,686 400
= 0,0007
Jika min
, maka dipakai min
= 0,0035
BAB IV - 146
Ast = x b x d = 0,0035 x 200 x 355,5 = 248,85 mm2
1 1
Vc = √f c x b x d= √30 x 200 x 355,5 = 64905 N = 64,905 kN
6 6
2 2
Vs max = √f c x b x d= √30 x 200 x 356 = 259 kN
3 3
BAB IV - 147
Detail penulangan balok bordes ditunjukkan pada gambar
beikut:
BAB IV - 148
4.3.3. Perencanaan Balok
BAB IV - 149
Diagram momen yang bekerja pada balok dapat digambarkan pada
gambar 4.28 sebagai berikut :
518,381 519,643
94,803 KNm
Gambar 4.31 Diagram bidang momen pada balok yang ditinjau (B1-40x80)
BAB IV - 150
4.3.3.2. Perhitungan Tulangan Utama
h = 800 mm
b = 400 mm
fc = 30 Mpa
D = 22 mm
ts = 40 mm
= 10 mm
fy = 400 Mpa
fys = 240 MPa
BAB IV - 151
Tahapan perhitungan tulangan balok induk adalah sebagai berikut :
Tinggi efektif balok,
d = h – d’
= h – ts – ds – ½ dtul
= 800 – 40 – 10 – ½ 22
= 739 mm
√fc
Asmin = b d
4fy
√30
= 400 739 = 1011,917 cm2
4. 400
Dan tidak boleh lebih kecil dari (SNI 03-2847-2013 Pasal 10.5.1):
1,4
Asmin = b d
fy
1,4
= 350 739 = 1034,6 cm2
400
0.85 fc 600
= [ ]
balance fy (600 fy)
= 0,033
maks
=0,75 balance
= 0,75x0,033 = 0,024
min
=1,4 fy = 1,4/400 = 0,0035
BAB IV - 152
m=fy (0.85 f c) = 400/(0,85x30) = 15,686
Mu = 519,643 KNm
Mu
Mn = = 649,553 KNm
0,8
Asumsi :
Luas tulangan tekan diambil sebesar As’ = 0,5As
s0.003
=
(c d ) c
cd
s= 0.003
c
c 61
s =As S ES =0,5 b d 0.003 200000
c
c 61
s =88680000
c
s =Ts
BAB IV - 153
c-61
8670 c N 88680000 ( ) 118240000 N
c
8670c2
= (1)
118240000c 88680000(c 61)
Mn a
= d s dd
2
Mn a c 61
=0,85 f c a b d 0,5 b d 0.003 200000 d d
2 c
...............................(2)
Mn a 8670c2 c 61
≤ 0,85 f c a b d 0,5 b d 0.003 200000 d d
2 118240000c 88680000(c 61) c
Tabel 4.18 Posisi Garis Netral dan Nilai Momen Nominal Tumpuan
Cek asumsi :
min maks
c-61 400
s = 0.003 = 0,001 < s = = 0,002.........(OK)
c 20000
BAB IV - 154
739-c 400
s= c
0.003 = 0,022 ≥ s =
20000
= 0,002.........(OK)
= 6,52 ≈ 7 buah
= 3,5 ≈ 4 buah
Mu = 94,803KNm
Mu
Mn = = 118,503 KNm
0,8
BAB IV - 155
Asumsi :
Luas tulangan tekan diambil sebesar As’ = 0,5As
s 0.003
=
(c d ) c
cd
s= 0.003
c
c 61
s =As S ES =0,5 b d 0.003 200000
c
c 61
s =88680000
c
8670 c2
= (1)
118240000c 88680000(c 61)
Kesetimbangan Momen Terhadap T :
Mn a
= d s dd
2
Mn a c 61
=0,85 f c a b d 0,5 b d 0.003 200000 d d
2 c
BAB IV - 156
...............................(2)
Mn a 8670c2 c 61
≤ 0,85 f c a b d 0,5 b d 0.003 200000 d d
2 118240000c 88680000(c 61) c
Tabel 4.19 Posisi Garis Netral dan Nilai Momen Nominal Lapangan
Cek asumsi :
min
< maks
c-61 400
s = 0.003 = 0,001 < s = = 0,002.........(OK)
c 20000
739-c 400
s= c
0.003 = 0,032 ≥ s =
20000
= 0,002.........(OK)
Maka Mn ≥Mu
BAB IV - 157
Jumlah tulangan yang dibutuhkan : 1398,83 / 379,94
= 3,68 ≈ 4 buah
= 2 ≈ 3 buah
BAB IV - 158
Maka 94,803 < ¼ momen terbesar = 129,911 KNm (Terpenuhi)
a. Kondisi 1
Tulangan Tarik : 7D22 (As = 2659,58 mm2)
Tulangan Tekan : 4D22 (As = 1519,76 mm2)
Asumsi :
Tulangan Tekan belum Leleh :
s 0.003
=
cd c
cd
s= 0.003
c
c-61 c-61
s =As S ES =1519,76 c
0.003 200000= 911856
c
N
=0,85 c
=0,85 f c a b = 0,85 30 0,85 c 400 = 8670 cN
Tekan = Tarik
s =Ts
BAB IV - 159
c-61
8670 c + 911856 = 1329790 N
c
c : 108 mm
Cek asumsi :
c-61 400
s = 0.003 = 0,001 < s = = 0,002.........(OK)
c 20000
739-c 400
s= c
0.003 = 0,018 ≥ s =
20000
= 0,002.........(OK)
a
Mn= d s dd
2
91,8
Mn= 936360 739- 396826,22 (739-61) = 918,039 KNm
2
b. Kondisi 2
Tulangan Tarik : 4D22 (As = 1519,76 mm2)
Tulangan Tekan : 7D22 (As = 2659,58 mm2)
Asumsi :
Tulangan Tekan belum Leleh :
s 0.003
=
cd c
cd
s= 0.003
c
c-61 c-61
s =As S ES = 2659,58
c
0.003 200000= 1595748
c
N
BAB IV - 160
Gaya Tekan pada Beton :
=0,85 c
=0,85 f c a b = 0,85 30 0,85 c 400 = 8670 cN
Tekan = Tarik
s =Ts
c-61
8670 c +1595748 = 759880 N
c
c : 68,2 mm
Cek asumsi :
c-61 400
s = 0.003 = 0,001 < s = = 0,002.........(OK)
c 20000
739-c 400
s= c
0.003 = 0,003 ≥ s =
20000
= 0,002.........(OK)
a
Mn= d s dd
2
57,97
Mn= 591294 739- 168466,065 (739-61) = 534,048 KNm
2
BAB IV - 161
4.3.3.6. Perhitungan Gaya Geser
Vu = 114,37 KNm
Vu Ln 114,37 4,8
Vgravitasi = = = 274,488 KN
2 2
Arah gaya dalam yang bekerja akibat beban gempa ke arah kanan
ditunjukkan pada gambar berikut.
BAB IV - 162
Gambar 4.33 Rangka Bergoyang Akibat Gempa Arah Kanan
Mpr1 Mpr2
Vsway =
ln
918,039 534,048
= = 302,146 KN
4,8
Mpr1 Mpr2 Vu Ln
Vswaytotal =
ln 2
Total reaksi geser diujung kiri balok = 577,006 KN
Arah gaya dalam yang bekerja akibat beban gempa ke arah kanan
ditunjukkan pada Gambar sebagai berikut.
BAB IV - 163
Mpr1 Mpr2
Vsway =
ln
918,039 534,048
= = 302,146 KN
4,8
Mpr1 Mpr2 Vu Ln
Vswaytotal =
ln 2
Ag f c
Vsway =
20
Maka :
1) Vsway > 0,5 Vu = 302,146 KN > 0,5 x 114,37 = 57,185 KN
Ag f c
2) Pu < = Pu < = 367,5 KN
20
Sehingga :
Vc =0
VU 577,006
Vs = -V = - 0 = 769,341 KN
0,75
2 2
Vsmaks = √f c b d =3 √30 400 739 = 1079,379 KN
3
BAB IV - 164
Direncanakan tulanagan geser tumpuan 2D12 (As = 226.08 mm2)
= = 52,119 ==== 50 mm
= = 288,503 KN
Vul
Vs = -Vc = = 384,671 KN
2 2
Vsmaks = √f c b d = √30 400 739 = 1079,379 KN
3 3
BAB IV - 165
Maksimum spasi yang dipasang pada balok :
A2 cp
0,083 √f c
Pcp
Cek:
A2 cp
Tu < 0,083 √f c ( )
Pcp
(400x800)2
4,16 KN < 0,75 x 0,083x1x√30
2x (400 800)
BAB IV - 166
4.3.3.8. Perencanaan Tulangan Badan
Dimensi balok yang relatif tinggi (lebih dari 400 mm) membuat
resiko retak pada bagian badan semakin besar. Maka harus diberi
tulangan pinggang dengan jarak antar tulangan maksimal 400 mm.
M
Id ≤ V u la
u
94,803
264 ≤ 739 = 739,829 mm
114,37
BAB IV - 167
Berdasarkan SNI Beton 03-2847-2013 Pasal 12.12. tulangan
momen negatif harus diperpanjang tidak kurang dari d, 12 D,
atau 1/16 ln.
d = 739 mm
12D = 12 x 22 = 264 mm
BAB IV - 168
Gambar 4.37 Detail Penulangan Balok B1-40x80
BAB IV - 169
4.3.4. Perencanaan Kolom
BAB IV - 170
Gaya dalam yang bekerja pada kolom K1-100x120 akibat
pengaruh kombinasi beban mati (D), beban hidup (L), dan beban
gempa (E).
Dimana:
Q = perbesaran momen-momen ujung akibat pengaruh orde
dua
ΣPu = beban vertikal total pada tingkat yang ditinjau
Δo = simpangan relatif antar tingkat orde pertama pada tingkat
yang ditinjau akibat Vu
Vu = gaya geser lantai total pada tingkat yang ditinjau
lc = panjang komponen struktur tekan pada sistem rangka yang
diukur dari sumbu ke sumbu joint.
k lu
≤22
r
BAB IV - 171
Faktor panjang efektif komonen struktur tekan atau
kolom (k) sangat dipengaruhi oleh rasio komponen struktur
tekan terhadap komponen struktur lentur pada salah satu ujung
komponen struktur tekan yang dihitung dalam bidamg rangka
yang ditinjau (Ψ) sesuai yang tercantum pada SNI-2847-2013
sebagai berikut :
Ik
∑ Ec
lu
=
Ib
∑ Ec
lu
BAB IV - 172
e. Menghitung inersia balok
Balok atas kanan = Balok atas kiri (B1 400 x 800)
b = 400 mm
h = 800 mm
L = 4000 mm kiri, 6000 mm kanan
f. Kolom atas
K1 1000 x 1200 mm
b = 1000 mm
h = 1200 mm
L = 3500 mm
BAB IV - 173
4 x 1015 4 x 1015
3500 3500
= =1,250
4,39 x 1014 4,39 x 1014
4000 6000
Maka
0,4 EIg 0,4 x 27805,574 x 14,4 x 1010
EIk = = =9,023 x 1014 Nmm
1 d 1 0,775
BAB IV - 174
1 1
Ig = bh3 = x 400 x 8003 = 1,7 x 1010 mm4
12 12
k lu 1,406 x 2500
= =10,148 22
r 346,41
ℓu = 3500 – 1200 = 2300
1 3
I √12 x 1000 x 1200
r= √ = =346,41
A 1000 x 1200
BAB IV - 175
k lu 1,406 x 2300
= =9,336 22
r 346,41
2
EIk 3,142 x 9,023 x 1014
Pc = = =720005716 N 720005,72 kN
k x lu 2 1,406 x 2500 2
BAB IV - 176
b. Faktor Pembesaran Momen arah X
Hasil analisis menggunakan program ETABS didapatkan
momen M33 pada ujung- ujung kolom.
BAB IV - 177
Mybot = 7,09 kN
Combi 7 (akibat beban mati dan hidup serta beban gempa)
Mytop = 144,09 kN
Mybot = 285,05 kN
M1 144,09
m =0,6 0,4
M2
=0,6 0,4
285,05
=0,802
ΣPu = 6223,86 kN
Faktor pembesar momen, menurut SNI 03-2847-2013 Pasal
10.10.6 :
m 0,802
ns = =
6223,86
=0,812
∑P
1 0,75 uP 1
0,75 x 720005,716
c
M1 = M1ns M1s
= 4,23 1 x 144,09 = 148,32 kN
M2 = M2ns M2s
= 7,09 1 x 285,05 = 292,14 kN
BAB IV - 178
M1ns(combo2) = 21,33 kNm
M1s(combo7) = 78,83 kNm
M2ns(combo2) = 23,04 kNm
M2s(combo7) = 148,54 kNm
ΣPu = 6223,86 kN
M1 = M1ns M1s
= 21,33 1 x 78,83 = 100,16 kN
M2 = M2ns M2s
= 23,04 1 x 148,54 = 171,58 kN
BAB IV - 179
Nilai momen kolom (Mpr) yang dihitung berdasarkan disain
kapasitas pada sendi plastis di ujung-ujung balok tidak boleh
lebih kecil dari nilai momen hasil analisis struktur ETABS
yang telah dikalikan dengan pembesaran momen (Mu).
Balok direncanakan mengalami leleh terlebih dahulu daripada
kolom, sehingga kekuatan pada kolom perlu dinaikkan sebesar
20% dari kekuatan balok. Kolom atas dan kolom bawah
memiliki nilai kekakuan yang sama, sehingga didapat nilai DF
= 0,5 untuk setiap kolom, maka
:
Arah X
(Mpr1 Mpr2balok )
Mprkolom =1,2 x balok
2
918,039 532,048
= 1,2 x =870,052
2
Arah Y
(Mpr1 Mpr2balok )
Mprkolom =1,2 x balok
2
1420,558 794,053
= 1,2 x =1328,767
2
As = ρ x b x h (mm2)
= 0,011 x 1000 x 1200 = 13200
Digunakan tulangan ulir diameter 22→ As = ¼ Л d2
= ¼ x 3,14 x 222 =380 mm2
BAB IV - 180
Maka jumlah tulangan yang dibutuhkan = As / Ast =
13200/380 = 34. Digunakan 36 tulangan agar dapat tersebar
disemua sisi kolom. Jadi tulangan utama kolom adalah 36D22.
Luas tulangan kolom Ast = 36 x 3,14 x 222 = 54711,36
BAB IV - 181
yang ditinjau (K1- 1000 x 1200), setelah ditarik garis tegak
lurus didapatkan kuat momen kolom, Mpr = 4364,99 kNm.
b. Dalam Bentang lo
Mpr1 Balok = 918,039 kNm
Mpr2 Balok = 532,048 kNm
Perhitungan Ve
Ve tidak perlu lebih besar dari Vsway, maka :
Kekakuan kolom atas dan bawah sama, didapat nilai DF kolom
atas dan DF kolom bawah = 0,5, sehingga :
Mpr top DFtop Mpr btm DFbtm
Vsway =
ln
918,039 532,048 x 0,5 918,039 532,048 x 0,5
= =580,035 kN
2,5
Sehingga :
BAB IV - 182
Vu 157,82
Vn = = =210,427 kN
0,75
Nu √fc
Vc = (1 )( ) bw d
14 Ag 6
6223860 √35
Vc = (1 ) x 1000 x 949
14 x 1000 x 1200 6
=1282383,254 N=1282,383 Kn
1 1
2
Vc = x 1282,383 = 641,192 kN
2
c. Diluar Bentang lo
Nu √fc
Vc = (1 )( ) bw d
14 Ag 6
6223860 √35
Vc = (1 ) x 1000 x 949
14 x 1000 x 1200 6
BAB IV - 183
=1282383,254 N=1282,383 kN
Jika untuk bentang di luar lo, maka hanya
shc x f c Ag
Ash =0,3 ( ) -1 Persamaan 1
fyh Ach
0,09shc x f c
Ash = Persamaan 2
fyh
Maka didapatkan :
Shc = bw – 2(p +0,5 db) = 1000 – 2(40 + 0,5 x 13) = 907 mm
Ach = (bw – 2p)2 = (1000 – 2 x 40)2 = 846400 mm2
Sehingga :
Ash shc x f c Ag
= 0,3 ( ) -1
s fyh Ach
907 x 35 1200000
=0,3 ( )( 1 ) =9,946 mm mm
400 846400
2
hx = hc = 3 x 910=606,667 mm
BAB IV - 184
350-hx 350- 606,67
sx = 100+ =100+ = 14,443mm≈20 mm
3 3
Nilai sx tidak perlu lebih besar dari pada 150 mm dan tidak
pula lebih kecil sama dengan 100 mm, maka digunakan spasi
150 mm.
Maka :
Ash_hoops1 = [ 9,946 mm2/mm x 100] = 994,6 mm2
Ash_hoops2 = [ 7,142 mm2/mm x 100] = 714,2 mm2
Syarat :
Ash_hoops ≤ As
994,6 mm2 ≤ 1061,85 mm2 (Terpenuhi)
Tulangan sengkang di atas diperlukan sepanjang lo dari ujung-
ujung kolom, lo dipilih yang terbesar antara :
a. Tinggi elemen struktur di joint (d) = 1000 mm
b. 1/6 tinggi bersih kolom = 1/6 x 3500 = 583,33 mm
c. 500 mm
BAB IV - 185
a. Berdasarkan SNI-2847-2013 Pasal 12.17.2.4, panjang
minimum sambunganlewatan tarik harus diambil berdasarkan
persyaratan kelas yang sesuai tetapi tidak kurang dari 300 mm.
b. Berdasarkan SNI-2846-2013, sambungan lewatan hanya boleh
dipasang di tengah tinggi kolom dan harus diikat dengan
tulangan sengkang (confinement) dengan spasi tulangan sesuai
dengan tulangan pengekang sebelumnya, yaitu sejarak 100 mm.
c. Berdasarkan SNI-2847-2013 Pasal 12.2.3, sambungan lewatan
harus dipenuhi rumus berikut :
ld 9 fy
= x
db 10√f c c Ktr
db
c2= =84 mm
Maka :
BAB IV - 186
Id = 24,340 x 22 =535,48 ~ 535 mm
Panjang penyaluran adalah:
1,3 x Id = 1,3 x 535 = 695,5 ~ 695 mm
BAB IV - 187
4.3.5. Hubungan Balok dan Kolom
2682305,085 N
BAB IV - 188
d. Kondisi 1 (Bagian Kanan)
Nilai gaya gaya yang bekerja pada balok arah melintang
dalam kondisi plastis berdasarkan tulangan tarik yang
terpasang 5D25
Ts = Ts2 =1,25 Ast x f = 1,25 x 2453,125 x 400 = 1226562,5
N
c = 0,85 x f’c x a x b = 0,85 x 30 x (0,85 x 737,5) x 400 =
15985,3125 N
737,5-65,5
s= As x s x Es = 2453,125 x
737,5
x 0,003 x 200000 =
13941,152 N
Kekakuan kolom atas dan kekakuan kolom pada joint
memiliki nilai yang sama, sehingga DF=0,5 untuk setiap
kolom.
Ve = V sway = 515,307 kN
Vu = T1 T2 Ve
Vu 3164,38
Vn = = = 3955,475 kN
0,8
BAB IV - 189
Aj = bw x h=1000 x 1200=1200000 mm
=12068802,757 N 12068,802 kN
Vn < 1,7 √f c x Aj
Nu = 6640,84 kN
Vnh = 12068,802 kN
Nu √fc
Vc = (1 )( ) bw. d
1,4.Ag 6
6640840 √35
Vc = 1 1000 x 949
14 x 1000 x 1200 6
= 1305608,212 N = 1305,608 kN
BAB IV - 190
Detail tulangan pengekang yang terpasang pada hubungan balok
kolom dapat dilihat pada gambar 4.42 berikut
8D22-100
BAB IV - 191
4.3.6. Perencaaan Shearwall
Pu = 4902315 N Lw = 6000 mm
Mu = 16298604 Nmm d = 0,8 lw = 4800 mm
Vu = 4831110 N Nu = Pu
h = 400 mm =1
fc = 35 Mpa
BAB IV - 192
Menentukan Kapasitas Geser:
Nu d
Vc = 0,27 √fc hd
4 lw
4902315 (0,8 6000)
0,27 1 √35 400 (0,8 6000)
4 6000
= 3066895,76 + 980463
= 4047358,76 N (terkecil)
28061,223
= [0,296 ] 1920000
373,667
= 30832914,077 N
BAB IV - 193
Direncanakan Tulangan Geser 2 19 – 150 mm (566,77 mm2)
= 7254656 N
Vn = (Vs+Vs)
= 0,55 (4047358,76 N + 7254656 N)
= 6216108,118 N
566,77
Vn=0,55 Acv[0,17 √fc t fy], dengan t =
400 x 100
=0,01
BAB IV - 194
Rasio Tulangan Transversal (2 19-150 mm):
566,77
=0,009 > 0,0025
400 150
BAB IV - 195
4.3.7. Perencanaan Pondasi Tiang Pancang
BAB IV - 196
Tabel 4.21 Data Spesifikasi Pondasi Tiang Pancang
1) Pondasi kelas =B
2) Diameter tiang pancang luar (DL) = 600 mm ~ 0,6 m
3) Panjang tiang (H) = 15 m per tiang
4) Luas penampang beton (Ab) = = = 0,2826 m2
BAB IV - 197
Daya Dukung berdasarkan spesifikasi pondasi tiang pancang dari
WIKA Beton, didapatkan daya dukung tiang Pu max = 238,3 ton/
2383 KN dengan nilai Mu max = 45 ton.m
Daya Dukung berdasarkan Uji bor atau Soil Penetration Test (SPT)
dilakukan untuk mendapatkan nilai daya dukung ijin pondasi
berdasarkan data nilai N-SPT sampai kedalaman 30 meter ditunjukkan
pada Tabel 4.22 sebagai berikut
BAB IV - 198
= 2034,72 + 1792,4376
= 3827,1576 KN
= 382,715 ton
Qijin = Qultimit / SF
= 382,715/ 3
= 127,571 ton
No Kombinasi P (ton) Mx My
. Pembebanan (tm) (tm)
1 1,2 D + 1,6 L 1093,625 -0,440 -13,457
2 1,2 D + 1 L +RSPx 1092,395 -15,051 -65,862
BAB IV - 199
Perkiraan kebutuhan tiang dengan efisiensi:
Fz 1093,625 ton
n = = =12,246 .......... dipakai 14 tiang
Qall group 89,3 ton
BAB IV - 200
Gambar 4.45 Detail Pondasi Tipe P14
Qi = ± ±
Dimana:
n = 14 buah
BAB IV - 201
Tabel 4.24 Nilai distribusi beban ke tiang
Xi Yi
No. Qi (ton)
m m
1 -3.6 1.56 106.201
2 -1.8 1.56 105.925
3 0 1.56 105.650
4 1.8 1.56 105.374
5 3.6 1.56 105.099
6 -2.7 0 106.082
7 -0.9 0 105.806
8 0.9 0 105.531
9 2.7 0 105.255
10 -3.6 -1.56 106.239
11 -1.8 -1.56 105.963
12 0 -1.56 105.688
13 1.8 -1.56 105.412
14 3.6 -1.56 105.137
= = 50 > 20
BAB IV - 202
Dapat disimpulkan bahwa tiang yang direncanakan termasuk
tiang panjang dengan kondisi kepala tiang terjepit. Maka digunakan
rumus :
My/Cu.d3
Dimana :
My : 45 ton.m (momen ultimate tiang pancang D60 kelas B)
d : diameter tiang
Karena tidak terdapat nilai Cu, maka dapat digunakan korelasi
antara nilai Cu dan N-SPT untuk tanah lempung sebesar 6,5 N
(Terzaghi dan Peck, 1967)
BH2 = 6,5 N
= 6,5 x 13,934 (N didapat dari rata-rata N-SPT dari semua
kedalaman pada BH2)
= 90,571 KN/m2
= 9,0571 ton/m2
Maka : My/Cu.d3
= 45/0,0571 x (0,63)
= 23,002
BAB IV - 203
Gambar 4.46.Grafik Broms Tahanan Lateral ultimit (Das,2004)
H ijin = Hu / SF
= 58,69 / 3 = 19,563
BAB IV - 204
Didapatkan hasil Fx/n dan Fy/n < H ijin ( < 19,563 ton ) OK
p = 8300 mm
l = 4220 mm
t = 1200 mm
BAB IV - 205
Φ Vc pons = 0,6 . 0,33 . √fc . bo. d
= 0,6. 0,33 . √30. 9200 . 1200
= 12081620 N
= 1208,162 ton
= Q1+Q2+Q3+Q4+Q5+Q6+Q9+Q10+Q11+Q12+
Q13+ Q14
= 1268.023 ton
= 556,442 ton
BAB IV - 206
4.3.7.12. Perhitungan Penulangan Pile Cap
Mu = Q10 . 3,923
= 106,239 . 3,923 ton.m
= 416,775 x 105 kg.cm
d = 120 cm
fc = 30 Mpa
fy = 400 Mpa
Mencari nilai 1
Jika fc ≤ 300 kg cm2, maka 1 = 0,85
fc > 300 kg/cm2, maka 1 = 0,85-0,0008(fc-300)
Jika 1 0,65 maka 1 = 0,65
Jadi untuk fc =300 Mpa menggunakan 1 = 0,85
Mencari nilai Mn
Mn = Mu /0,8
= 416,775 x 105 / 0,8
= 520,969 x105 kg/cm
BAB IV - 207
= 0,017
F = 1- √ = 0,017
1 4500
F max = = 0,598
6000 fy
F . . d. 0,85 . fc
As =
fy
0,017 .830.120. 0,85 . 300
=
4000
= 108,54 cm2
As min = min . B. d
= 0,0025. 830. 120
= 249 cm2
Digunakan As min > As
249
Jumlah Tulangan (As) =
4,90625
= 50,752 === 51 D 25
BAB IV - 208
Detail Penulangan Pile Cap berdasarkan perhitungan yang telah
dilakukan adalah sebagai berikut:
BAB IV - 209
4.3.8 Perencanaan Tie Beam
4.3.8.1.Gaya aksial yang bekerja pada tie beam diambil dari kolom
diatasnya.
Kontrol kemanan :
BAB IV - 210
Tegangan tarik (fr) < Tegangan izin (frizin)
0,0039 3,834 → OK
Gaya dalam yang bekerja pada tie beam berdasarkan output dari
ETABS v9.6.0 :
Mtump = 126,269 kNm
Mlap = 52,429 kNm
Vu = 99,51 kNm
BAB IV - 211
Gambar 4.50 Diagram interaksi pada tie beam
= 1,89%
Syarat :
1% 6%
BAB IV - 212
1% < 1,89 < 6% (OKE)
Besarnya gaya geser yang bekerja pada tie beam sebesar 99,51
kNm
Nu √f,c
Vc = 1 x( ) x bw x d
14Ag 6
819432 √30
Vc= 1 x x 350 x 639=557,995 kN
14 x 350 x 700 6
Av bw 350
s
= = =0,486
3fy 3x240
Av x Fy x d
Vs = = 0,486 x 240 x 629=73366,56 N
s
BAB IV - 213
Direncanakan tulangan geser 2Ø10
Av x Fy x d 157 x 240 x 629
s= = =323,045 mm
Vs 73366,56
BAB IV - 214
BAB IV - 215
BAB V
5.1. SIMPULAN
BAB V - 216
c. Dimensi Plat lantai terdiri dari:
S1 : ketebalan 20 cm (Lantai Dasar)
S2 : ketebalan 12 cm (Lantai 1- lantai 20)
S3 : ketebalan 10 cm (Lantai Dak)
BAB V - 217
Pekerjaan Struktur Rincian Anggaran Biaya
Pekerjaan Pondasi Rp 10,502,043,243.54
Pekerjaan Tie Beam Rp 160,019,552.42
Pekerjaan Kolom Rp 18,564,328,389.49
Pekerjaan Balok Rp 15,921,162,458.67
Pekerjaan Plat Rp 11,974,884,696.92
TOTAL Rp 57,122,438,341.05
5.2. SARAN
Berdasarkan perancangan yang telah dilakukan maka disarankan:
1. Pada perancangan Pondasi, bila antara masing-masing Poer saling
berdekatan, sebaiknya semua poer dicor monolit menjadi satu. Karena
bila tidak, akan sangat mempersulit proses pelaksanaan pengecoran di
lapangan.
2. Untuk perhitungan secara konservatif maka digunakan perhitungan
menurut SNI 03-2847-2013 dengan hasil yang lebih besar.
3. Terjadi keraguan pada hasil output ETABS v9.6.0 tentang hasil
simpangan antar lantai.
BAB V - 218
BAB V - 219
DAFTAR PUSTAKA
Badan Standarisasi Nasional. 2013. Tata Cara Perencanaan Struktur Beton untuk
Bangunan Gedung, SNI 03-2847,2013. Jakarta : Standar Nasional Indonesia.
Bowles, J E ,1991. Analisis dan Desain Fondasi, Edisi ke-4 (Jilid 1).
Jakarta :Erlangga.
Indarto, dkk (2013). Aplikasi SNI Gempa 2012 for Dummies. Bambang Dewasa
File
220
Basah K.Suryolelono,1994, Teknik Fondasi Bagian II, Nafiri, Yogyakarta
Terzaghi, K. dan Peck, R.B. 1967. Soil Mechanics in Engineering Practice. John
Wiley, NewYork. 729.
Purwono, Rachmat dan Tavio . 2007. Evaluasi cepat Sistem Rangka Pemikul
Momen Tahan Gempa. Prosiding Seminar dan Pameran HAKI 2007.
221