Anda di halaman 1dari 151

Daftar Isi

Bagian 1: Umum dan RPJMN 1


Bagian 2: Puskesmas 13
Bagian 3: Rumah sakit 21
Bagian 4: BPJS Kesehatan 29
Bagian 5: Penyakit Menular 37
Bagian 6: Aturan PNS 49
Bagian 7: Covid 56
Bagian 8: Gizi 61
Bagian 9: MDGs dan SDGs 65
Bagian 10: Karantina Kesehatan 76
Bagian 11: SPGDT 87
Bagian 12: Posbindu PTM 94
Bagian 13: Narkotika 101
Bagian 14: Germas 113
Bagian 15: Promosi Kesehatan 115
Bagian 16: Stunting 127
Bagian 17: TBC 133
Bagian 18: Imuniasasi 141
Bagian 1: Umum & RPJMN

1. Angka harapan hidup laki-laki tahun 2019, adalah


a. 67,44 tahun
b. 68,44 tahun
c. 69,44 tahun
d. 70,44 tahun
e. 71,44 tahun
2. Indeks Pembangunan Manusia tahun 2019 adalah
a. 70,92
b. 71,92
c. 72,92
d. 73,92
e. 74,92
3. Fokus RPJMN 2020-2024 adalah
a. Preventif
b. Promotif
c. Kuratif
d. Rehabilitatif
e. Eradikatif
4. Pengeluaran penduduk tahun 2019 untuk kesehatan paling banyak
digunakan untuk biaya kuratif, yaitu sebesar
a. 60,54 persen
b. 61,54 persen
c. 62,54 persen
d. 63,54 persen
e. 64,54 persen
5. Prevalensi stunting dari setiap 100 balita di Indonesia pada tahun
2019, adalah
a. 25
b. 26
c. 27
d. 28
e. 29
6. Persentase anak usia 0-5 bulan yang diberikan ASI eksklusif adalah
a. 64,69
b. 65,69
c. 66,69
d. 67,69
e. 68,69
7. Presentase anak usia 12-23 bulan yang menerima imunisasi dasar
lengkap adalah
a. 52,33
b. 53,33

1
c. 54,33
d. 55,33
e. 56,33
8. Bonus demografi Indonesia diperkirakan mulai terjadi pada tahun
a. 2025
b. 2030
c. 2035
d. 2040
e. 2045
9. Bonus demografi Indonesia diperkirakan berakhir terjadi pada tahun
a. 2025
b. 2030
c. 2035
d. 2040
e. 2045
10. Satu prioritas pada masa pemerintahan jilid keduanya adalah
pembangunan sumber daya manusia dengan aksentuasi pada,
kecuali
a. kesehatan ibu hamil
b. kesehatan bayi
c. kesehatan balita
d. kesehatan anak usia sekolah
e. kesehatan usia lanjut
11. Target 3.4 dari Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan (TPB) yaitu, mengurangi hingga
sepertiga angka kematian dini akibat penyakit tidak menular, melalui
pencegahan dan pengobatan, serta meningkatkan kesehatan mental
dan kesejahteraan. Yaitu pada tahun
a. 2025
b. 2030
c. 2035
d. 2040
e. 2045
12. Indonesia berkeinginan menjadi Indonesia Emas yaitu pada tahun
a. 2025
b. 2030
c. 2035
d. 2040
e. 2045
13. Kematian yang disebabkan oleh penyakit tidak menular pada tahun
2018 adalah .. %
a. 43
b. 53
c. 63
d. 73

2
e. 83
14. Kematian akibat penyakit tidak menular paling tinggi disebabkan oleh
a. penyakit jantung dan pembuluh darah
b. penyakit pernapasan kronis
c. penyakit kanker
d. diabetes
e. DBD
15. Penyebab tertinggi kebutaan adalah
a. Gloukoma
b. Katarak
c. Trauma
d. Kelaian refraksi
e. Kelaianan anatomi
16. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018
prevalensi disabilitas pada penduduk umur 18 – 59 tahun sebesar …
%
a. 20
b. 21
c. 22
d. 23
e. 24
17. Kebijakan dalam menanggulangi PTM adalah melalui upaya
a. Promotif & preventif
b. Kuratif, & rehabilitatif
c. Paliatif
d. A dan B benar
e. A, B dan C benar
18. Target Global Penurunan kematian dini akibat PTM sebesar 25%
yaitu pada tahun
a. 2023
b. 2024
c. 2025
d. 2026
e. 2027
19. Target renstra Kementrian Kesehatan tahun 2015 – 2019 untuk
Pengendalian Terpadu PTM di Puskesmas sebesar… %
a. 40
b. 45
c. 50
d. 55
e. 60
20. Target Renstra Kementrian Kesehatan untuk pelaksanaan deteksi dini
kanker serviks dan payudara pada Perempuan usia … tahun
a. 20 – 50
b. 25 – 50
c. 30 – 50

3
d. 35 – 50
e. 40 – 50
21. Kegiatan di posbindu meliputi, kecuali
a. Pengukuran tekanan darah
b. Pengukuran gula darah
c. Pengukuran indeks massa tubuh
d. Wawancara pertumbuhan perkembangan
e. Edukasi perilaku gaya hidup sehat
22. Instruksi Presiden tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat tahun
2017 Nomor
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5
23. Sasaran Posbindu PTM adalah setiap warga negara berusia mulai dari
… tahun
a. 10
b. 13
c. 15
d. 17
e. 20
24. Sasaran pemeriksaan gula darah adalah setiap warga negara berusia
minimal … tahun
a. 35
b. 40
c. 45
d. 50
e. 55
25. Sasaran Gerakan Nusantara Tekan Angka Obesitas (Gentas) usia
minimal … tahun
a. 13
b. 15
c. 17
d. 19
e. 21
26. Standar Gerakan Nusantara Tekan Angka Obesitas (Gentas) untuk
lingkar perut laki-laki adalah kurang dari .. cm
a. 75
b. 80
c. 85
d. 90
e. 100
27. Standar Gerakan Nusantara Tekan Angka Obesitas (Gentas) untuk
lingkar perut perempuan adalah kurang dari .. cm
a. 75
b. 80

4
c. 85
d. 90
e. 100
28. Pemeriksaan laboratorium pada Kegiatan Deteksi Dini Thalasemia,
kecuali
a. Hemoglobin
b. Hematocrite
c. MCV
d. Hapus darah tepi
e. Leukosit
29. Undang - Undang tentang disabilitas adalah nomor
a. 8 Tahun 2016
b. 18 Tahun 2016
c. 28 Tahun 2016
d. 38 Tahun 2016
e. 48 Tahun 2016
30. Menurut WHO, kelebihan berat badan (over weight) dengan resiko
memiliki IMT…
a. 22,0 – 24,9
b. 22,5 – 24,9
c. 23,0 – 24,9
d. 23,5 – 24,9
e. 24,0 – 24,9
31. Berdasarkan Klasifikasi Nasional berat ringan memiliki IMT ….
a. 25,1 – 27,0
b. 25,2 – 27,0
c. 25,3 – 27,0
d. 25,4 – 27,0
e. 25,5 – 27,0
32. Berikut pernyataan yang sesuai untuk lansia:
a. Sebagian besar lansia 57,66% mendapatkan pelayanan
kesehatan,
b. Lansia belum memiliki JKN32%
c. Lansia dengan ketergantungan sedang/berat/total 3,7%
d. a dan c benar
e. Benar semua
33. Peraturan Presiden Republik Indonesia Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2020-2024
a. Nomor 15 Tahun 2020
b. Nomor 16 Tahun 2020
c. Nomor 17 Tahun 2020
d. Nomor 18 Tahun 2020
e. Nomor 19 Tahun 2020
34. RPJM Nasional merupakan
a. Penjabaran dari visi, misi, dan program Presiden hasil
Pemilihan Umum tahun 2019
b. Hasil consensus nasional tentang pembangunan

5
c. Penjabaran rancana jangka panjang
d. Program lanjutan pemerintahan periode sebelumnya
e. Dibuat mengacu pada road map Indonesia Emas
35. Target RPJMN untuk menurunkan angka kematian ibu hingga …. per
100000 kelahiran hidup
a. 181
b. 182
c. 183
d. 184
e. 185
36. Target RPJMN menurunnya prevalensi stunting balita hingga….
a. 12%
b. 13%
c. 14%
d. 15%
e. 16%
37. Target RPJMN untuk sanitasi yaitu meningkatnya rumah tangga yang
memiliki akses sanitasi layak menjadi
a. 50%
b. 60%
c. 70%
d. 80%
e. 90%
38. Arah kebijakan pembangunan kesehatan yaitu, kecuali
a. Meningkatkan pelayanan kesehatan menuju cakupan
kesehatan semesta
b. Penguatan pelayanan kesehatan dasar (Primary Health Care)
c. Peningkatan pendanaan di pelayanan kesehatan
d. Peningkatan upaya promotif dan preventif
e. Didukung inovasi dan pemanfaatan teknologi
39. Strategi pencapaian Arah kebijakan pembangunan kesehatan
a. Peningkatan Kesehatan Ibu, Anak, Keluarga Berencana (KB)
Dan Kesehatan Reproduksi
b. Percepatan Perbaikan Gizi
c. Pembudayaan Perilaku Hidup Sehat Melalui Germas
d. Penguatan Sistem Kesehatan & Pengawasan Obat Dan
Makanan
e. Benar semua
40. Strategi dalam peningkatan Kesehatan Ibu, Anak, Keluarga
Berencana (KB) Dan Kesehatan Reproduksi, berjumlah
a. 6
b. 7
c. 8
d. 9
e. 10

6
41. Jumlah rumah sakit rujukan vertical dan nasional adalah …. buah
a. 12
b. 13
c. 14
d. 15
e. 16
42. Upaya Terobosan Penurunan AKI & AKB, kecuali
a. Peningkatan Akses Pelayanan Kesehatan Ibu & Anak
b. Peningkatan Kualitas pelayanan Kesehatan
c. Pemberdayaan Masyarakat
d. Penguatan Tata Kelola
e. Penambahan fasilitas kesehatan
43. Target stunting tahun 2024 adalah
a. 11%
b. 12%
c. 14%
d. 15%
e. 16%
44. Target anemia pada ibu hamil tahun 2024 adalah
a. 18%
b. 20%
c. 22%
d. 24%
e. 26%
45. Target penurunan ibu hamil dengan KEK tahun 2024 adalah
a. 10%
b. 11%
c. 12%
d. 13%
e. 15%
46. Provinsi dengan jumlah kabupaten terbanyak yang memiliki kasus
stunting adalah
a. Papua Barat
b. Papua
c. Maluku
d. NTT
e. NTB
47. Germas menganjurankan olahraga di tempat kerja dalam seminggu
adalah
a. 1 kali
b. 2 kali
c. 3 kali
d. 4 kali
e. 5 kali
48. Pesan Germas dalam penguatan Edukasi dan Perilaku Hidup Sehat,
kecuali
a. Tidak merokok
b. Cuci tangan pakai sabun
7
c. Memasak air minum sampai mendidih
d. Menggunakan jamban sehat
e. Kelola stress

49. Arah kebijakam RPJMN 2020-2024 dalam bidang kesehatan adalah


a. Meningkatkan akses ke pelayanan kesehatan
b. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan
c. Menuju cakupan kesehatan semesta
d. Penekanan & penguatan pelayanan kesehatan dasar
e. Benar semua
50. Beberapa program yang dikuatkan dalam RPJMN 2020 – 2024
f. Germas
g. Pelibatan Swasta
h. System informasi terintegrasi
i. Pemanfaatan tehnologi digital
j. System rujukan pelayanan kesehatan
51. Penguatan Germas meliputi, kecuali
a. Pengembangan kawasan sehat
b. Peningkatan cukai rokok dan pembatasan iklan rokok
c. Penerapan pajak rendah pada produk yang beresiko tinggi
d. Revitalisasi posyandu dan UKBM
e. Pengembanagn pedoman Germas sector non kesehatan

8
Jawaban:
1. C, Angka Harapan Hidup Laki-laki pada tahun 2019 adalah 69,44
tahun. Sementara anggka harapan hidup perempuan tahun 2019
adalah 73,33 Tahun.
2. B, Indeks Pembangunan Manusia Tahun 2019 adalah 71,92
3. A, Kegiatan promotif dan preventif terdapat dalam Rencana Strategis
pemerintah bidang kesehatan yang tertuang dalam RPJMN 2020-2024
yang berfokus pada berbagai upaya preventif untuk mengendalikan
kasus penyakit yang banyak terjadi di Indonesia. Strateginya melalui
peningkatan kesehatan ibu dan anak, Keluarga Berencana, kesehatan
reproduksi, percepatan perbaikan gizi masyarakat, peningkatan
pengendalian penyakit, penguatan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
(Germas), dan penguatan sistem kesehatan dan pengawasan obat dan
makanan.
4. D, Pengeluaran penduduk tahun 2019 untuk kesehatan paling
banyak digunakan untuk biaya kuratif, yaitu sebesar 63,54 persen
5. D, Pada tahun 2019, prevalensi balita stunting Indonesia sebesar
27,7 persen atau dengan kata lain 28 dari 100 balita menderita
stunting.
6. C, Persentase anak usia 0-5 bulan yang diberikan ASI eksklusif
adalah 66,69
7. D, Presentase anak usia 12-23 bulan yang menerima imunisasi dasar
lengkap adalah 55,53
8. B, Pada tahun 2030 Indonesia diprediksi akan mulai mengalami bonus
demografi, dimana jumlah penduduk usia produktif (usia 15-64 tahun)
lebih besar dibandingkan penduduk usia tidak produktif (usia di
bawah 15 tahun dan di atas 64 tahun).
9. D, Pada tahun 2040 Indonesia diprediksi demografi akan berakhir.
10. E, satu prioritas pada masa pemerintahan jilid keduanya adalah
pembangunan sumber daya manusia dengan aksentuasi pada
kesehatan ibu hamil, bayi, balita, anak usia sekolah; pendidikan
vokasi; dan lembaga manajemen talenta. Salah satu masalah yang
mengancam kesehatan generasi muda Indonesia, terutama yang masih
dalam usia sekolah adalah terkait dengan perilaku merokok.
11. B, Target dari Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan (TPB) yaitu pada tahun 2030,
mengurangi hingga sepertiga angka kematian dini akibat penyakit
tidak menular, melalui pencegahan dan pengobatan, serta
meningkatkan kesehatan mental dan kesejahteraan.
12. E, Indonesia Emas ingin dicapai pada tahun 2045
13. D, 73% kematian saat ini disebabkan oleh penyakit tidak menular.
14. A, 35% diantaranya karena penyakit jantung dan pembuluh darah,
12% oleh penyakit kanker, 6% oleh penyakit pernapasan kronis, 6%
karena diabetes, dan 15% disebabkan oleh PTM lainnya (data WHO,
2018)

9
15. B, Dari seluruh orang yang menderita kebutaan, 77,7% kebutaan
disebabkan oleh katarak. Penyebab lain dari kebutaan di Indonesia
adalah kelainan di segmen posterior bola mata (6%), glaucoma (2,9%),
dan kelainan refraksi yang tidak terkoreksi (2,3%).
16. C, Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 disebutkan
prevalensi disabilitas pada penduduk umur 18 – 59 tahun sebesar
22%.
17. E, Melaksanakan upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif dan
paliatif secara komprehensif.
18. C, Target Global Penurunan kematian dini akibat PTM 25% tahun 2025
19. C, Target renstra tahun Kementrian Kesehatan 2015 – 2019 untuk
Pengendalian Terpadu PTM di Puskesmas sebesar 50%
20. C, Target Renstra 2015 -2019 Kementrian Kesehatan adalah 50%
Puskesmas yang melaksanakan deteksi dini kanker serviks dan
payudara pada Perempuan usia 30-50 tahun.
21. D, Kegiatan di posbindu meliputi Pengukuran tekanan darah,
Pengukuran gula darah, Pengukuran indeks massa tubuh, Wawancara
perilaku berisiko, Edukasi perilaku gaya hidup sehat
22. A, Instruksi Presiden No.1 tahun 2017 tentang Gerakan Masyarakat
Hidup Sehat
23. C, Setiap warga negara berusia 15 tahun keatas
24. B, Sasaran pemeriksaan gula darah adalah setiap warga negara
berusia 40 tahun ke atas atau kurang dari 40 tahun yang memiliki
faktor risiko obesitas dan atau hipertensi.
25. B, Sasaran Gerakan Nusantara Tekan Angka Obesitas (Gentas) adalah
usia 15 tahun ke atas
26. D, Standar Gerakan Nusantara Tekan Angka Obesitas (Gentas) untuk
lingkar perut laki-laki adalah kurang dari 90 cm
27. B, Standar Gerakan Nusantara Tekan Angka Obesitas (Gentas) untuk
lingkar perut laki-laki adalah kurang dari 80 cm
28. E, Kegiatan Deteksi Dini Thalasemia adalah suatu gerakan skrining
pada kelompok risiko Thalasemia. Kegiatan ini meliputi : Identifkasi
populasi berisiko dan pemeriksaan laboratorium (Hb, Ht. MCV dan
hapus darah tepi).
29. A, Undang - Undang No. 8 Tahun 2016 tentang Penyandang
Disabilitas.
30. C, Kelebihan berat badan (over weight) dengan resiko memiliki IMT 23,0
– 24,9
31. A, Berdasarkan Klasifikasi Nasional berat ringan memiliki IMT 25,1 –
27,0
32. E, Berikut pernyataan yang sesuai untuk lansia: sebagian besar lansia
57,66% mendapatkan pelayanan kesehatan, 32% lansia belum
memiliki JKN, lansia dengan ketergantungan sedang/berat/total 3,7%
33. D, Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2020
Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun
2020-2024
34. A, RPJM Nasional merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program
Presiden hasil Pemilihan Umum tahun 2019
10
35. C, Target RPJMN untuk menurunkan angka kematian ibu hingga 183
per 100000 kelahiran hidup
36. C, Target RPJMN menurunnya prevalensi stunting balita hingga14%
37. E, Target RPJMN untuk sanitasi yaitu meningkatnya rumah tangga
yang memiliki akses sanitasi layak menjadi 90%
38. C, Meningkatkan pelayanan kesehatan menuju cakupan kesehatan
semestater utama penguatan pelayanan kesehatan dasar (Primary
Health Care) dengan mendorong peningkatan upaya promotif dan
preventif, didukung inovasi dan pemanfaatan teknologi
39. E, Strategi pencapaian arah pembangunan kesehatan melalui:
1. Peningkatan Kesehatan Ibu, Anak, Keluarga Berencana (KB) Dan
Kesehatan Reproduksi
2. Percepatan Perbaikan Gizi
3. Pembudayaan Perilaku Hidup Sehat Melalui Germas
4. Penguatan Sistem Kesehatan &
5. Pengawasan Obat Dan Makanan
40. E, Peningkatan Kesehatan Ibu, Anak, Keluarga Berencana (KB) Dan
Kesehatan Reproduksi
1. Pelayanan di fasyankes
2. Penjaminan pembiayaan
3. Peningkatan kompetensi nakes
4. Perbaikan system rujukan
5. Penyediaan sarana prasarana
6. Pencatatan kematian ibu
7. Imunisasi dasar lengkap
8. Peningkatan gizi remaja putri dan ibu hamil
9. Perluasan akses dan kualitas pelayanan KB serta kesehatan
reproduksi
10. Pelayanan responsive gender
41. C, Jumlah rumah sakit rujukan vertical dan nasional adalah 14 buah
42. E, Upaya Terobosan Penurunan AKI & AKB
a. Peningkatan Akses Pelayanan Kesehatan Ibu & Anak
b. Peningkatan Kualitaspelayanan Kesehatan
c. Pemberdayaan Masyarakat
d. Penguatan Tata Kelola
43. C, Target stunting tahun 2024 adalah 14%
44. B, Target anemia pada ibu hamil tahun 2024 adalah 20%
45. A, Target ibu hamil dengan KEK tahun 2024 adalah 10%
46. B, Provinsi yang memiliki jumlah kabupaten yang memiliki kasus
stunting terbanyak adalah papua yaitu 27 kabupaten
47. A, Anjuran olahraga di tempat kerja adalah 1 kali dalam seminggu

11
48. D, Pesan Germas dalam penguatan Edukasi dan Perilaku Hidup Sehat:
Tidak merokok, Cuci tangan pakai sabun, Memasak air minum sampai
mendidih, Mengajak berolahraga, Kelola stress
49. E, Arah kebijakan RPJMN 2020-2024 adalah meningkatkan akses dan
kualitas pelayanan kesehatan menuju cakupan kesehatan semesta
dengan penekanan pada penguatan pelayanan kesehatan dasar
(primary health care) dan peningkatan upaya promotif dan preventif
didukung oleh inovasi dan pemanfaatan teknologi
50. E, Penguatan dalam RPJMN 2020-2024
1. Penguatan germas
2. Afirmasi untuk DTPK dan daerah yang kurang diminat
3. Life sciences
4. Pemanfaat tehnologi digital
5. System informasi terintegrasi
6. Pelibatam swasta
51. C, Penguatan Germas meliputi
1. Pengembangan kawasan sehat
2. Peningkatan cukai rokok dan pembatasan iklan rokok
3. Penerapan pajak tinggi pada produk yang beresiko tinggi
4. Revitalisasi posyandu dan UKBM
5. Pengembanagn pedoman Germas sector non kesehatan

12
SKB Umum Bagian 2
1. Prinsip penyelenggaraan Puskesmas meliputi:
a. paradigma sehat
b. pertanggungjawaban wilayah
c. pemberdayaan masyarakat
d. ketersediaan akses pelayanan kesehatan
e. teknologi tepat guna
2. Puskesmas mendorong seluruh pemangku kepentingan berpartisipasi
dalam upaya mencegah dan mengurangi risiko kesehatan yang
dihadapi individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat melalui
a. Posyandu
b. Posbindu
c. Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
d. Kerjasama lintas sektor
e. Gotong royong
3. Puskesmas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai
tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya, merupakan…
a. Kewajiban
b. Target
c. Tugas
d. Tujuan
e. Sasaran
4. Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, Puskesmas
mengintegrasikan program yang dilaksanakannya dengan pendekatan
a. Individu
b. Keluarga
c. Kelompok
d. Masyarakat
e. Daerah binaan
5. Puskesmas mengintegrasikan program untuk meningkatkan
jangkauan sasaran dan mendekatkan akses pelayanan kesehatan di
wilayah kerjanya dilakukan dengan cara
a. Mendatangi individu
b. Mendatangi keluarga
c. Mendatangi kelompok
d. Mendatangi masyarakat
e. Mendatangi daerah binaan
6. Berikut yang benar tentang puskesmas
a. Didirikan di tiap kecamatan
b. UKP Tingkat pertama
c. UKM tingkat pertama
d. Pendirian mempertimbangkan jumlah penduduk
e. Pembangunan berpedoman pada masukan daerah dan DPRD
7. Kredensial diselenggarakan tenaga kesehatan di Puskesmas dilakukan
oleh
a. Organisasi profesi

13
b. Dinas kesehatan daerah kabupaten/kota
c. Dinas kesehatan daerah provinsi
d. Kementrian kesehatan
e. Lembaga perizinan
8. Kredensial secara berkala dilaksanakan paling sedikit ….. tahun sekali.
a. 2
b. 3
c. 4
d. 5
e. 6
9. Puskesmas dikategorikan menjadi, kecuali
a. Puskesmas kawasan perkotaan
b. Puskesmas kawasan perdesaan
c. Puskesmas kawasan terpencil
d. Puskesmas kawasan sangat terpencil
e. Puskesmas kasawan perairan
10. Jarak pendirian puskesmas kawasan perkotaan ke pasar adalah… KM
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5
11. Izin operasional Puskesmas berlaku untuk jangka waktu … tahun dan
dapat diperpanjang selama memenuhi persyaratan
a. 2
b. 3
c. 4
d. 5
e. 6
12. untuk mendapatkan izin operasional pertama kali dapat memenuhi
paling sedikitpersyaratan peralatan telah terpenuhi paling sedikit .. %
a. 40
b. 50
c. 60
d. 70
e. 80
13. Perpanjangan izin operasional dilakukan dengan mengajukan
permohonan perpanjangan selambat-lambatnya …. sebelum habis
masa berlakunya izin operasional
a. 2
b. 3
c. 4
d. 5
e. 6
14. Yang termasuk pada UKM esensial adalah, kecuali:
a. Pelayanan promosi kesehatan

14
b. Pelayanan kesehatan lingkungan
c. Pelayanan kesehatan keluarga
d. Pelayanan haji
e. Pelayanan gizi
15. Lebar koridor Puskesmas yang disarankan yaitu … meter
a. 2,1
b. 2,2
c. 2,3
d. 2,40
e. 2,5
16. Bentuk segi enam (hexagonal) pada logo puskesmas melambangkan,
kecuali:
a. keterpaduan
b. kesinambungan
c. pemerataan
d. pergerakan
e. peberdayaan
17. Warna yang melambangkan tujuan pembangunan kesehatan yang
diselenggarakan Puskesmas, dalam rangka mencapai derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi tingginya, adalah
a. Putih
b. Hijau
c. Biru
d. Kuning
e. Merah
18. Warna yang melambangkan pengabdian luhur puskesmas, adalah
a. Putih
b. Hijau
c. Biru
d. Kuning
e. Merah
19. Ketinggian langit-langit dari lantai Puskesmas minimal … meter
a. 2,5
b. 2,6
c. 2,7
d. 2,8
e. 2,9
20. Lebar bukaan pintu utama dan ruang gawat darurat minimal … cm.
a. 100
b. 110
c. 120
d. 130
e. 140
21. Tingkat pencahayaan untuk Ruang rawat pasca persalinan adalah …
lux
a. 100
b. 200

15
c. 300
d. 400
e. 500

22. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia tentang Pusat


Kesehatan Masyarakat Nomor
a. 40 Tahun 2019
b. 41 Tahun 2019
c. 42 Tahun 2019
d. 43 Tahun 2019
e. 44 Tahun 2019
23. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas
adalah fasilitas pelayanan kesehatan
a. Menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat
b. Menyelenggarakan upaya kesehatan perseorangan
c. Pelayanan tingkat pertama
d. Mengutamakan upaya promotif dan preventif
e. Benar semua
24. Pernyataan yang tidak sesuai dengan Upaya Kesehatan Masyarakat
(UKM) adalah
a. Memelihara kesehatan
b. Meningkatkan kesehatan
c. Rujukan masalah kesehatan
d. Mencegah masalah kesehatan
e. Menanggulangi masalah
25. Pernyataan yang tidak sesuai dengan upaya Kesehatan Perseorangan
(UKP)
a. Peningkatan kesehatan
b. Pencegahan kesehatan
c. Penurunan factor resiko
d. Pengurangan penderitaan
e. Memulihkan kesehatan
26. Registrasi Puskesmas yang meliputi
a. Pengajuan Puskesmas
b. Pemberian kode Puskesmas
c. Penggolongan Puskesmas
d. a dan b benar
e. a, b dan c benar
27. Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas
bertujuan untuk mewujudkan wilayah kerja Puskesmas yang sehat,
dengan masyarakat yang, kecuali
a. Memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat
b. Mampu menjangkau Pelayanan Kesehatan bermutu
c. Hidup dalam lingkungan sehat
16
d. Mendapatkan pelayanan dengan optimal dan gratis
e. Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu,
keluarga, kelompok, dan masyarakat
28. Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas dalam
rangka mewujudkan
a. Warga yang sehat
b. Pencapaian cakupan
c. Kecamatan sehat
d. Peranserta masyarakat
e. Masyarakat yang mandiri
29. Prinsip penyelenggaraan Puskesmas meliputi:
a. Paradigma sehat
b. Pertanggungjawaban wilayah
c. Teknologi informasi terkini
d. Kemandirian masyarakat
e. Ketersediaan akses pelayanan kesehatan
30. Melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan
pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya
a. Kewenangan puskesmas
b. Tugas puskesmas
c. Target puskesmas
d. Sasaran puskesmas
e. Peran puskesmas
31. Cara pendekatan Puskesmas mengintegrasikan program untuk
meningkatkan jangkauan sasaran dan mendekatkan akses pelayanan
kesehatan di wilayah kerjanya dengan
a. Bekerjasama dengan masyarakat
b. Bekerja lintas sector dan program
c. Mendatangi keluarga
d. Memaksimalkan potensi di wilayah kerjanya
e. Melakukan penyuluhan kesehatan

17
Jawaban
1. C. Prinsip penyelenggaraan Puskesmas meliputi: paradigma sehat,
pertanggungjawaban wilayah, kemandirian masyarakat, ketersediaan
akses pelayanan kesehatan, teknologi tepat guna, keterpaduan dan
kesinambungan.
2. C, Puskesmas mendorong seluruh pemangku kepentingan berpartisipasi
dalam upaya mencegah dan mengurangi risiko kesehatan yang dihadapi
individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat melalui Gerakan
Masyarakat Hidup Sehat
3. C, Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan
untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya.
4. B, Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, Puskesmas
mengintegrasikan program yang dilaksanakannya dengan pendekatan
keluarga.
5. B, Pendekatan keluarga merupakan salah satu cara Puskesmas
mengintegrasikan program untuk meningkatkan jangkauan sasaran dan
mendekatkan akses pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya dengan
mendatangi keluarga.
6. E, Berikut yang benar tentang puskesmas didirikan di tiap kecamatan,
UKP Tingkat pertama, UKM tingkat pertama, Pendirian
mempertimbangkan jumlah penduduk, pendirian Puskesmas harus
memperhatikan ketentuan teknis pembangunan bangunan gedung
Negara
7. B, Dalam memberikan pelayanan kesehatan, dokter dan/atau dokter
layanan primer, dokter gigi, dan Tenaga Kesehatan harus memiliki
kewenangan untuk memberikan pelayanan kesehatan yang diperoleh
melalui kredensial. Kredensial ditujukan untuk memastikan bahwa setiap
pelayanan kesehatan dilakukan oleh dokter dan/atau dokter layanan
primer, dokter gigi, dan Tenaga Kesehatan lain yang kompeten agar mutu
pelayanan kesehatan berorientasi pada keselamatan pasien dan
masyarakat di Puskesmas lebih terjamin dan terlindungi. Kredensial
diselenggarakan oleh dinas kesehatan daerah kabupaten/kota.
8. D, Kredensial secara berkala dilaksanakan paling sedikit 5 (lima) tahun
sekali.
9. E, Puskesmas dikategorikan menjadi: Puskesmas kawasan perkotaan,
Puskesmas kawasan perdesaan, Puskesmas kawasan terpencil dan
Puskesmas kawasan sangat terpencil.
10. B, Puskesmas kawasan perkotaan wilayah kerjanya meliputi kawasan
yang memenuhi kriteria kawasan perkotaan sebagai berikut: aktivitas
lebih dari 50% (lima puluh per seratus) penduduknya pada sektor non
agraris, terutama industri, perdagangan, dan jasa. memiliki fasilitas
perkotaan antara lain sekolah radius 2,5 km, pasar radius 2 km, memiliki
rumah sakit radius kurang dari 5 km, atau hotel. lebih dari 90% (sembilan
puluh per seratus) rumah tangga memiliki listrik, terdapat akses jalan
raya dan transportasi menuju fasilitas perkotaan
11. D, Izin operasional Puskesmas berlaku untuk jangka waktu 5 (lima) tahun
dan dapat diperpanjang selama memenuhi persyaratan

18
12. C, untuk mendapatkan izin operasional pertama kali dapat memenuhi
paling sedikit persyaratan peralatan telah terpenuhi paling sedikit 60 %
(enam puluh persen).
13. E, Perpanjangan izin operasional dilakukan dengan mengajukan
permohonan perpanjangan selambat-lambatnya 6 (enam) bulan sebelum
habis masa berlakunya izin operasional
14. D, UKM esensial meliputi; pelayanan promosi kesehatan, pelayanan
kesehatan lingkungan, pelayanan kesehatan keluarga, pelayanan gizi dan
pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit
15. D, Lebar koridor disarankan 2,40 m dengan tinggi langit-langit minimal
2,80 m. Koridor sebaiknya lurus. Apabila terdapat perbedaan ketinggian
permukaan pijakan, maka dapat menggunakan ram dengan kemiringan
tidak melebihi 7°.
16. E, Bentuk segi enam (hexagonal), melambangkan 1) keterpaduan dan
kesinambungan yang terintegrasi dari 6 prinsip yang melandasi
penyelenggaraan Puskesmas 2) makna pemerataan pelayanan kesehatan
yang mudah di akses masyarakat 3) pergerakan dan pertanggung
jawaban Puskesmas di wilayah kerjanya
17. B, Warna hijau melambangkan tujuan pembangunan kesehatan yang
diselenggarakan Puskesmas, dalam rangka mencapai derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi tingginya
18. A, Warna putih melambangkan pengabdian luhur Puskesmas
19. D, Ketinggian langit-langit dari lantai minimal 2,8 m
20. C, Lebar bukaan pintu utama dan ruang gawat darurat minimal 120 cm
atau dapat dilalui brankar dan pintupintu yang bukan akses brankar
memiliki lebar bukaan minimal 90 cm.
21. B, tingkat Pencahayaan Ruang kantor, Ruang Kepala Puskesmas, Ruang
pendaftaran dan rekam medik, Ruang pemeriksaan umum, Ruang
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), KB dan imunisasi, Ruang pemeriksaan
khusus, Ruang kesehatan gigi dan mulut, Ruang KIE, Ruang ASI, Ruang
farmasi, Ruang rawat inap, Ruang rawat pasca persalinan.
22. C, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun
2019 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
23. E, Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas
adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat
pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif di
wilayah kerjanya.
24. C, Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) adalah setiap kegiatan untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan
menanggulangi timbulnya masalah kesehatan dengan sasaran keluarga,
kelompok, dan masyarakat
25. C, Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) adalah suatu kegiatan dan/atau
serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk
peningkatan, pencegahan, penyembuhan penyakit, pengurangan
penderitaan akibat penyakit dan memulihkan kesehatan perseorangan.
26. D, Registrasi adalah proses pendaftaran Puskesmas yang meliputi
pengajuan dan pemberian kode Puskesmas
19
27. D, Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas
bertujuan untuk mewujudkan wilayah kerja Puskesmas yang sehat,
dengan masyarakat yang:
a. memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat;
b. mampu menjangkau Pelayanan Kesehatan bermutu;
c. hidup dalam lingkungan sehat; dan
d. memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat
28. C, Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas dalam
rangka mewujudkan Kecamatan sehat
29. C, Prinsip penyelenggaraan Puskesmas meliputi: a. paradigma sehat; b.
pertanggungjawaban wilayah; c. kemandirian masyarakat; d.
ketersediaan akses pelayanan kesehatan; e. teknologi tepat guna; f.
keterpaduan dan kesinambungan.
30. B, Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan
untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya
31. C, Pendekatan keluarga salah satu cara Puskesmas mengintegrasikan
program untuk meningkatkan jangkauan sasaran dan mendekatkan
akses pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya dengan mendatangi
keluarga

20
Bagian 3: Rumah Sakit

1. Rumah Sakit Kelas D memiliki tempat tidur paling sedikit … buah


a. 50
b. 100
c. 150
d. 200
e. 250
2. Rumah Sakit Khusus Kelas A memiliki tempat tidur paling sedikit …
buah
a. 50
b. 100
c. 150
d. 200
e. 250
3. Rumah Sakit yang didirikan oleh swasta dengan penanaman modal
asing memiliki tempat tidur paling sedikit … buah
a. 50
b. 100
c. 150
d. 200
e. 250
4. Pada rumah sakit khusus pelayanan rawat inap untuk pelayanan lain
diluar khususannya paling banyak .. %
a. 30
b. 35
c. 40
d. 45
e. 50
5. Setiap Rumah Sakit wajib memiliki izin setelah memenuhi
persyaratan meliputi
a. Lokasi dan bangunan
b. Prasarana
c. Tehnologi
d. Sumber daya manusia
e. Kefarmasian dan peralatan
6. Pimpinan Rumah Sakit harus melakukan perpanjangan Izin
Operasional paling lambat …… bulan sebelum Izin Operasional
berakhir
a. 4
b. 6
c. 8
d. 10
e. 12
7. Berapa persen paling sedikit kewajiban Rumah Sakit Pemerintah
dalam menyediakan sarana dan pelayanan bagi masyarakat tidak

21
mampu atau miskin dilaksanakan dengan menyediakan tempat tidur
perawatan Kelas III?
a. 20
b. 25
c. 30
d. 35
e. 40
8. Berapa persen paling sedikit kewajiban Rumah Sakit Swasta dalam
menyediakan sarana dan pelayanan bagi masyarakat tidak mampu
atau miskin dilaksanakan dengan menyediakan tempat tidur
perawatan Kelas III?
a. 20
b. 25
c. 30
d. 35
e. 40
9. Kewajiban Rumah Sakit untuk melaksanakan program yaitu:
a. Imunisasi Dasar
b. Keluarga berencana
c. Inisiasi menyusui dini (IMD)
d. Rujukan kasus gizi sedang – berat
e. Pelayanan darah
10. Pasien berhak mengetahui tentang informasi yang berkaitan dengan
pelayanan medis kepada pasien meliputi:
a. Pemberi pelayanan
b. Diagnosis dan tata cara tindakan medis
c. Tujuan tindakan medis
d. Alternative tindakan
e. Dokter yang akan merawat
11. KARS telah memperkenalkan Standar Nasional Akreditasi Rumah
Sakit edisi 1 (SNARS 1), yang diberlakukan mulai tahun:
a. 2016
b. 2017
c. 2018
d. 2019
e. 2020
12. Elemen penilaian berupa dokumen pengaturan yang disusun oleh
rumah sakit yang dapat berupa kebijakan, prosedur (SPO), pedoman,
panduan, peraturan Direktur rumah sakit, keputusan Direktur rumah
sakit dan atau program, termasuk kepada:
a. Dokumen
b. Regulasi
c. Observasi
d. Wawancara
e. Simulasi
13. Peragaaan kegiatan yang dilakukan oleh staf rumah sakit yang diminta
oleh surveyor, disebut dengan
a. Dokumen
22
b. Regulasi
c. Observasi
d. Wawancara
e. Simulasi
14. Dalam penilaian Rumah Sakit, skor 0 (tidak terpenuhi) yaitu bila
rumah sakit hanya dapat memenuhi elemen penilaian tersebut kurang
dari…. %
a. 10
b. 15
c. 20
d. 25
e. 30
15. Bukti kepatuhan tidak dapat ditemukan secara konsisten pada semua
bagian/ departemen di mana persyaratan-persyaratan tersebut
berlaku (seperti misalnya ditemukan kepatuhan di IRI, namun tidak di
IRJ, patuh pada ruang operasi namun tidak patuh di unit rawat sehari
(day surgery), patuh pada area-area yang menggunakan sedasi namun
tidak patuh di klinik gigi), maka skornya adalah
a. 0
b. 3
c. 5
d. 8
e. 9
16. Apabila Rumah Sakit mampu menyediakan dokumen pelatihan
meliputi Kerangka acuan (TOR) pelatihan yang dilampiri jadwal acara,
undangan, materi/bahan pelatihan, absensi/daftar hadir, laporan
pelatihan kelengkapan bukti dokumen pelatihan 80 %, maka skornya
adalah
a. 6
b. 7
c. 8
d. 9
e. 10
17. Sebuah Rumah Sakit memiliki rekam jejak kepatuhan pada survei
akreditasi pertama kepatuhan pelaksanaan kegiatan/pelayanan
secara berkesinambungan sejak 2 bulan sebelum survey, maka
mendapatkan skor
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5
18. KARS Memperoleh Akreditasi dari
a. Kementrian Kesehatan
b. ISQua
c. WHO
d. ISO
e. Badan Akreditasi Nasional
23
19. Kenapa Harus Terakreditasi KARS?
a. Persyaratan bekerjasama dengan BPJS
b. Persyaratan Ijin Operasional dan Penetapan Kelas
c. Menghindari tuntutan hukum
d. Quality Improvement & Patient Safety
e. Benar semua
20. Registrasi dan akreditasi merupakan persyaratan untuk Izin
Operasional dan perubahan kelas tercantum dalam Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor:
a. 26 Tahun 2014
b. 36 Tahun 2014
c. 46 Tahun 2014
d. 56 Tahun 2014
e. 66 Tahun 2014
21. Dalam upaya peningkatan mutu pelayanan Rumah Sakit wajib
dilakukan akreditasi secara berkala minimal tiap ….. tahun sekali
a. 2
b. 3
c. 4
d. 5
e. 6
22. Pengelompokan Sasaran keselamatan pasien pada SNARs Edisi 1 yaitu
memastikan lokasi pembedahan yang benar, Prosedur yang benar,
pembedahan pada pasien yang benar. Merupakan sasaran ke..
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5
23. Total standar pada SNARS edisi 1 adalah …. standar
a. 238
b. 338
c. 438
d. 538
e. 638
24. Pelayanan geritrik merupakan sasaran nasional yang ada di SNARS
Edisi 1, yaitu sasaran nomor…
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5
25. Lama survey pada Rumah Sakit Non Pendidikan dengan tempat tidur
kurang dari 100 tempat tidur adalah …. Hari
a. 2
b. 3
c. 4
d. 5
24
e. 6
26. Jumlah surveyor pada Rumah Sakit Non Pendidikan dengan tempat
tidur kurang dari 100 tempat tidur adalah …. Orang
a. 2
b. 3
c. 4
d. 5
e. 6
27. Untuk program regular, dikatakan paripurna apabila mendapatkan
nilai masing masing lebih 80 pada ….. bab
a. 8
b. 12
c. 14
d. 15
e. 16
28. Jumlah elemen penilaian pada Sasaran Keselematan Pasien (SKP) ada
…. buah.
a. 8
b. 10
c. 12
d. 14
e. 16
29. Jumlah elemen penilaian pada SNARS Edisi 1 adalah …. Buah
a. 1153
b. 1253
c. 1353
d. 1453
e. 1553
30. Jumlah elemen penilaian Tata Kelola Rumah Sakit pada SNARS Edisi
1 adalah ….. buah
a. 117
b. 127
c. 137
d. 147
e. 157

25
Jawaban

1. A, RSU Kelas D : Paling sedikit 50 buah sementara RSU Kelas A :


Paling sedikit 250 buah, RSU Kelas B : Paling sedikit 200 buah, RSU
Kelas C : Paling sedikit 100 buah,
2. B, RSK Kelas A : Paling sedikit 100 buah, RSK Kelas B : Paling sedikit
75 buah,RSK Kelas C : Paling sedikit 25 buah
3. D, Rumah Sakit yang didirikan oleh swasta dengan penanaman
modal asing memiliki jumlah tempat tidur paling sedikit 200 (dua
ratus) tempat tidur atau sesuai kesepakatan/kerjasama
internasional.
4. B, Pelayanan rawat inap untuk pelayanan lain di luar kekhususannya
paling banyak 40% dari seluruh jumlah tempat tidur.
5. C, Setiap Rumah Sakit wajib memiliki izin setelah memenuhi
persyaratan meliputi lokasi, bangunan, prasarana, sumber daya
manusia, kefarmasian, dan peralatan
6. B, Pimpinan Rumah Sakit harus melakukan perpanjangan Izin
Operasional paling lambat 6 (enam) bulan sebelum Izin Operasional
berakhir
7. E, Kewajiban Rumah Sakit dalam menyediakan sarana dan pelayanan
bagi masyarakat tidak mampu atau miskin dilaksanakan dengan
menyediakan tempat tidur perawatan Kelas III paling sedikit 40%
(empat puluh persen) dari seluruh tempat tidur untuk Rumah Sakit
milik Pemerintah.
8. A, Kewajiban Rumah Sakit dalam menyediakan sarana dan pelayanan
bagi masyarakat tidak mampu atau miskin dilaksanakan dengan
menyediakan tempat tidur perawatan Kelas III paling sedikit 40%
(empat puluh persen) dari seluruh tempat tidur untuk Rumah Sakit
milik Pemerintah dan paling sedikit 20% (dua puluh persen) dari
seluruh tempat tidur untuk Rumah Sakit milik swasta.
9. D, Kewajiban Rumah Sakit untuk melaksanakan program pemerintah
di bidang kesehatan baik secara regional maupun nasional
dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan-perundang-undangan.
Program pemerintah dibidang kesehatan antara lain: imunisasi Dasar,
keluarga berencana, inisiasi menyusui dini (IMD) dan pemberian air
susu ibu (ASI) eksklusif, penyediaan ruang menyusui, program
penanggulangan penyakit (tuberkulosis, HIV/AIDS, malaria),
pelayanan darah, rujukan kasus gizi berat.
10. E, Informasi yang berkaitan dengan pelayanan medis kepada pasien
meliputi: pemberi pelayanan, diagnosis dan tata cara tindakan medis,
tujuan tindakan medis, alternatif tindakan, risiko dan komplikasi yang
mungkin terjadi, rehabilitative, prognosis terhadap tindakan yang
dilakukan, perkiraan pembiayaan.
11. C, KARS telah memperkenalkan Standar Nasional Akreditasi Rumah
Sakit edisi 1 (SNARS 1), yang diberlakukan mulai tahun 2018.
12. B, Elemen penilaian terkait dengan Regulasi, yang dimaksud dengan
regulasi adalah dokumen pengaturan yang disusun oleh rumah sakit

26
yang dapat berupa kebijakan, prosedur (SPO), pedoman, panduan,
peraturan Direktur rumah sakit, keputusan Direktur rumah sakit
dan atau program
13. E, Simulasi, yang dimaksud dengan simulasi adalah peragaaan
kegiatan yang dilakukan oleh staf rumah sakit yang diminta oleh
surveior
14. C, Selama survei di lapangan, setiap elemen penilaian (EP) pada
standar dinilai sebagai berikut : Skor 10 (terpenuhi lengkap), yaitu bila
rumah sakit dapat memenuhi elemen penilaian tersebut minimal 80 %.
Skor 5 (terpenuhi sebagian) yaitu bila rumah sakit dapat memenuhi
elemen penilaian tersebut antara 20 – 79 %. Skor 0 (tidak terpenuhi)
yaitu bila rumah sakit hanya dapat memenuhi elemen penilaian
tersebut kurang dari 20 %.
15. C, Bukti kepatuhan tidak dapat ditemukan secara konsisten pada
semua bagian/ departemen di mana persyaratan-persyaratan tersebut
berlaku (seperti misalnya ditemukan kepatuhan di IRI, namun tidak di
IRJ, patuh pada ruang operasi namun tidak patuh di unit rawat sehari
(day surgery), patuh pada area-area yang menggunakan sedasi namun
tidak patuh di klinik gigi), maka skornya adalah 5 (TS)
16. Dokumen pelatihan meliputi Kerangka acuan (TOR) pelatihan yang
dilampiri jadwal acara, undangan, materi/bahan pelatihan,
absensi/daftar hadir, laporan pelatihan kelengkapan bukti dokumen
pelatihan 80 %, maka nilainya 10.
17. E, Rekam jejak kepatuhan pada survei akreditasi pertama kepatuhan
pelaksanaan kegiatan/pelayanan secara berkesinambungan sejak 2
bulan sebelum survei diberikan skor 5
18. B, KARS Memperoleh Akreditasi ISQua
19. E. Alasan mengapa harus terakreditasi KARS adalah Persyaratan
bekerjasama dengan BPJS, Persyaratan Ijin Operasional dan
Penetapan Kelas, Kewajiban RS (pasal 40 UURS), Menghindari
tuntutan hokum, dan Quality Improvement & Patient Safety
20. D, Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 56 Tahun 2014 Klasifikasi Dan
Perijinan RS Pasal 73 menyatakan bahwa registrasi dan akreditasi
merupakan persyaratan untuk Izin Operasional dan perubahan kelas.
21. B, Dalam upaya peningkatan mutu pelayanan Rumah Sakit wajib
dilakukan akreditasi secara berkala minimal tiap 3 (tiga) tahun sekali
22. D, Pengelompokan Sasaran keselamatan pasien pada SNARs Edisi 1
terdiri dari
1. Sasaran 1 : Mengidentifikasi pasien dengan benar
2. Sasaran 2 : Meningkatkan komunikasi yang efektif
3. Sasaran 3 : Meningkatkan keamanan obat-obatan yang harus
Diwaspadai (High Alert Medications)
4. Sasaran 4: Memastikan lokasi pembedahan yang benar, Prosedur
yang benar, pembedahan pada pasien yang benar.
5. Sasaran 5 : Mengurangi risiko infeksi terkait Pelayanan
kesehatan
6. Sasaran 6 : Mengurangi risiko cedera pasien akibat terjatuh
23. B, total standar pada snars edisi 1 adalah 338 standar
27
24. E, Program Nasional pada SNARS Edisi 1
1. Sasaran 1 : Penurunan Angka Kematian Ibu Dan Bayi Serta
Peningkatan Kesehatan Ibu Dan Bayi
2. Sasaran II : Penurunan Angka Kesakitan Hiv/Aids
3. Sasaran III : Penurunan Angka Kesakitan Tuberkulosis
4. Sasaran IV : Pengendalian Resistensi Antimikroba
5. Sasaran V : Pelayanan Geriatri
25. C, Lama survey pada Rumah Sakit Non Pendidikan dengan tempat
tidur kurang dari 100 tempat tidur adalah 4 hari.
26. B, Jumlah surveyor pada Rumah Sakit Non Pendidikan dengan tempat
tidur kurang dari 100 tempat tidur adalah 3 Orang
27. D, untuk program regular, dikatakan paripurna apabila mendapatkan
nilai masing masing lebih 80 pada 15 Bab
28. B, Jumlah elemen penilaian pada Sasaran Keselematan Pasien (SKP)
ada 10 buah.
29. C, Jumlah elemen penilaian pada SNARS Edisi 1 adalah 1353 buah
30. B, Jumlah elemen penilaian Tata Kelola Rumah Sakit pada SNARS
Edisi 1 adalah 127 buah

28
Bagian 4: BPJS Kesehatan

1. BPJS Kesehatan mulai beroperasi pada tanggal 01 Januari tahun


a. 2010
b. 2012
c. 2014
d. 2016
e. 2018
2. Jumlah anggota keluarga dari peserta Pekerja Penerima Upah (PPU)
paling banyak … orang
a. 2
b. 3
c. 4
d. 5
e. 6
3. Batasan usia bagi anggota keluarga yang masih mengikuti pendidikan
formal dari peserta PPU adalah
a. 18
b. 20
c. 22
d. 25
e. 27
4. Orang asing harus menjadi anggota BPJS kalau sudah berada di
Indonesia selama … bulan
a. 2
b. 3
c. 4
d. 5
e. 6
5. Tahap kedua dari pentahapan kepesertaan BPJS Kesehatan meliputi
seluruh penduduk yang belum masuk sebagai peserta BPJS
Kesehatan paling lambat pada tanggal 01 Januari
a. 2017
b. 2018
c. 2019
d. 2020
e. 2021
6. Beapakah denda administrative untuk keterlambatan pembayaran
lunas iuran jaminan kesehatan, dikenakan denda administratif …. per
bulan.
a. 1%
b. 2%
c. 3%
d. 4%
e. 5%

29
7. Besaran iuran BPJS ditinjau paling lama setiap … tahun sekali
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5
8. Besaran iuran BPJS ditetapkan oleh …
a. Menteri Kesehatan
b. Direktur BPJS
c. Presiden
d. Menteri BUMN
e. Menteri Ekonomi
9. Pelayanan imunisasi dasar meliputi
a. Baccile Calmett Guerin (BCG)
b. Difteri Pertusis Tetanus
c. Hepatitis-B (DOT-HB)
d. Polio dan Campak
e. Benar semua
10. Prinsip penyelenggaraan Sistem Jaminan Sosial Nasional
a. Kegotongroyongan
b. Nirlaba
c. Keterbukaan
d. Kehati-hatian
e. Kemandirian
11. Apa yang dimaksud dengan kebutuhan dasar hidup?
a. Kebutuhan esensial setiap orang agar dapat hidup layak
b. Kebutuhan esensial setiap orang agar dapat hidup normal
c. Kebutuhan esensial setiap orang agar dapat hidup
berkecukupan
d. Kebutuhan esensial setiap orang agar dapat hidup standar
e. Kebutuhan esensial setiap orang agar dapat hidup modern
12. Apa yang dimaksud dengan prinsip kegotongroyongan?
a. Membayar sesuai kemampuan
b. Membayar sesuai dengan gaji
c. Membayar sesuai dengan tanggung jawabnya
d. Membayar sesuai dengan kesanggupan
e. Membayar sesuai jatah masing masing
13. Prinsip pengelolaan usaha yang mengutamakan penggunaan hasil
pengembangan dana untuk memberikan manfaat sebesar-besarnya
bagi seluruh peserta
a. Prinsip kebersamaan
b. Prinsip gotong royong
c. Prinsip nirlaba
d. Prinsip esensial
e. Prinsip keterbukaan
14. Prinsip mempermudah akses informasi yang lengkap, benar, dan jelas
bagi setiap peserta

30
a. Prinsip kebersamaan
b. Prinsip gotong royong
c. Prinsip nirlaba
d. Prinsip kehati-hatian
e. Prinsip keterbukaan
15. Prinsip pengelolaan dana secara cermat, teliti, aman, dan tertib
a. Prinsip kebersamaan
b. Prinsip gotong royong
c. Prinsip nirlaba
d. Prinsip kehati-hatian
e. Prinsip keterbukaan
16. Pelayanan perseorangan berupa pelayanan kesehatan yang mencakup
pelayanan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitative, termasuk
obat dan bahan medis habis pakai yang diperlukan
a. Manfaat
b. Pelayanan
c. Sasaran
d. Strategi
e. Dukungan
17. Pola rujukan BPJS adalah
a. Bertahap
b. Berjenjang
c. Primer
d. Sekunder
e. Terarah
18. System pembayaran PPK tingkat I menggunakan
a. Kapitasi
b. INA CBGs
c. Bertahap
d. Bertingkat
e. Berjenjang
19. Prinsip kehati hatian dalam penyelenggaraan BPJS Kesehatan
dinamakan
a. Nirlaba
b. Prudent
c. Accountability
d. Empowerment
e. Good government
20. Selain Direksi, Organ BPJS Kesehatan adalah
a. Komisaris
b. Dewan Syariah
c. Dewan Pengawas
d. Kementrian Kesehatan
e. Konsultan
21. Visi BPJS Kesehatan adalah
a. Cakupan Semesta 2019

31
b. Cakupan Semesta 2020
c. Cakupan Semesta 2025
d. Asuransi untuk semua penduduk
e. Terwujudnya jaminan kesehatan yang berkualtas tanpa
diskriminasi
22. Jumlah anak yang ditanggung sebanyak… orang
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5
23. Berapa bulan sejak di PHK, Peserta PPU memperoleh hak Manfaat
Program JKN-KIS
a. 2
b. 3
c. 6
d. 12
e. 18
24. Pemberi kerja memiliki kewajiban untuk membayar iuaran BPJS bagi
pekerjanya sebesar …%
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5
25. Seorang pekerja akan membayar iuran BPJS Kesehatan sebesar … %
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5
26. Jika ada kelahiran anggota keluarga, peserta wajib melaporkan
pemutakhiran NIK Bayi Baru Lahir paling lambat …. Bulan
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5
27. Dalam sebulan peserta dapat mengakses pelayanan rawat jalan tingkat
pertama pada FKTP lain untuk paling banyak …… kali kunjungan.
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5

32
28. Berapa lama meempati kelas 1 tingkat lebih tinggi dalam hal kelas
perawatan yang sesuai penuh?
a. 1 hari
b. 2 hari
c. 3 hari
d. 4 hari
e. 5 hari
29. Kapan batas akhir manfaat jaminan kesehatan berakhir paling sejak
dilahirkan?
a. 20 hari
b. 23 hari
c. 25 hari
d. 28 hari
e. 30 hari
30. Pelayanan ambulan tidak dijamin BPJS, kecuali
a. Jemput pasien selain dari fasilitas kesehatan (rumah, jalan,
lokasi lain);
b. Mengantar pasien ke selain fasilitas kesehatan;
c. Rujukan parsial (antar jemput pasien atau spesimen dalam
rangka mendapatkan pemeriksaan penunjang atau tindakan,
yang merupakan rangkaian perawatan pasien di salah satu
fasilitas kesehatan);
d. Antar fasilitas kesehatan tingkat pertama
e. Pasien rujuk balik rawat jalan.
31. Penyakit kronis yang termasuk dalam cakupan PRB, kecuali
a. Diabetes Mellitus & Hipertensi
b. Penyakit Jantung & Asma
c. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (Ppok) & Epilepsy
d. Gangguan Kesehatan Jiwa Kronik & Gagal Ginjal Kronis
e. Stroke & Sindroma Lupus Eritematosus (SLE)
32. Nilai ganti dari pembelian kacamata untuk kelas 3 adalah
a. Rp. 100.000,00
b. Rp. 150.000,00
c. Rp. 200.000,00
d. Rp. 250.000,00
e. Rp. 300.000,00
33. Pelayanan berikut yang ditangggung oleh BPJS Kesehatan adalah
a. Jatuh saat hiking
b. Melahirkan normal
c. Pelayaan infertilitas
d. Operasi kosmetik
e. Ortodonsi

33
Jawaban
1. C, BPJS Kesehatan mulai beroperasi pada tanggal 01 Januari tahun
2014
2. C, Anggota keluarga dari Peserta PPU meliputi istri/ suami yang
sah, anak kandung, anak tiri dari perkawinan yang sah, dan anak
angkat yang sah, paling banyak 4 (empat) orang.
3. D, Anak kandung, anak tiri dari perkawinan yang sah, dan anak
angkat yang sah dengan kriteria: a. tidak atau belum pernah
menikah atau tidak mempunyai penghasilan sendiri; dan b. belum
berusia 21 (dua puluh satu) tahun atau belum berusia 25 (dua
puluh lima) tahun bagi yang masih menempuh pendidikan formal.
4. E, Peserta BPJS adalah setiap orang, termasuk orang asing yang
bekerja paling singkat enam bulan di Indonesia, yang telah
membayar iuran
5. C, Tahap kedua dari pentahapan kepesertaan BPJS Kesehatan
meliputi seluruh penduduk yang belum masuk sebagai peserta
BPJS Kesehatan paling lambat pada tanggal 01 Januari 2019
6. B, Keterlambatan pembayaran lunas iuran jaminan kesehatan
sebagaimana dimaksud, dikenakan denda administratif 2% (dua
persen) per bulan dari total iuran yang tertunggak dan ditanggung
pemberi kerja.
7. B, Besaran iuran jaminan kesehatan ditinjau paling lama 2 (dua)
tahun sekali
8. C, Besaran iuran jaminan kesehatan ditetapkan dengan Peraturan
Presiden
9. E, Manfaat BPJS untuk pelayanan promotif dan preventif meliputi
pemberian pelayanan Pelayanan imunisasi dasar meliputi Baccile
Calmett Guerin (BCG), Difteri Pertusis Tetanus dan Hepatitis-B
(DOT-HB), Polio dan Campak
10. E, Prinsip penyelenggaraan Sistem Jaminan Sosial Nasional a.
Kegotongroyongan b. Nirlaba c. Keterbukaan d. Kehati-hatian e.
Akuntabilitas f. Portabilitas g. Kepesertaan bersifat wajib h. Dana
amanat i. Hasil pengelolaan dana Jaminan Sosial dipergunakan
seluruhnya untuk pengembangan program dan untuk sebesar-
besar kepentingan peserta.
11. A, Kebutuhan esensial setiap orang agar dapat hidup layak, demi
terwujudnya kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
12. B, Prinsip kebersamaan antar peserta dalam menanggung beban
biaya jaminan sosial, yang diwujudkan dengan kewajiban setiap
peserta membayar iuran sesuai dengan tingkat gaji, upah, atau
penghasilannya.
13. C, Prinsip pengelolaan usaha yang mengutamakan penggunaan
hasil pengembangan dana untuk memberikan manfaat sebesar-
besarnya bagi seluruh peserta
14. E, Prinsip mempermudah akses informasi yang lengkap, benar, dan
jelas bagi setiap peserta
15. D, Prinsip pengelolaan dana secara cermat, teliti, aman, dan tertib.

34
16. A, Manfaat jaminan kesehatan bersifat pelayanan perseorangan
berupa pelayanan kesehatan yang mencakup pelayanan promotif,
preventif, kuratif, dan rehabilitative, termasuk obat dan bahan
medis habis pakai yang diperlukan
17. B, Pola rujukan berjenjang adalah pola pemberian layanan
kesehatan dimana pelayanan primer diberikan oleh PPK tingkat I,
namun apabila diperlukan rujukan spesialistik akan dirujuk ke PPK
lanjutan
18. A, Bagaimana dengan sistem pembayaran BPJS Kesehatan? System
pembayaran PPK tingkat I menggunakan sistem pembayaran
kapitasi, sedangkan system pembayaran PPK lanjutan
menggunakan sistem pembayaran INA CBG’s
19. B, Mendorong dan mendukung pengembangan, pengelolaan
sumber daya dan pengelolaan risiko usaha dengan penerapan
prinsip kehati-hatian (prudent), akuntabilitas, dan bertanggung
jawab sejalan dengan prinsip-prinsip Good Governance.
20. C, Organ BPJS Kesehatan adalah Dewan Pengawas dan Direksi
21. E, Visi BPJS Kesehatan adalah terwujudnya jaminan kesehatan
yang berkualitas tanpa diskriminasi
22. C, Apabila anak ke-1 (kesatu) sampai dengan anak ke-3 (ketiga)
sudah tidak ditanggung, maka status anak tersebut dapat
digantikan oleh anak berikutnya sesuai dengan urutan kelahiran
dengan jumlah maksimal yang ditanggung adalah 3 (tiga) orang
anak yang sah
23. C, Peserta PPU yang mengalami PHK tetap memperoleh hak
Manfaat Program JKN-KIS paling lama 6 (enam) bulan sejak di
PHK, tanpa membayar Iuran. Manfaat Program JKN-KIS yang
diberikan berupa manfaat pelayanan di ruang perawatan kelas III.
24. D, Iuran bagi Peserta Pekerja Penerima Upah yang bekerja pada
Lembaga Pemerintahan terdiri dari Pegawai Negeri Sipil, anggota
TNI, anggota Polri, pejabat negara, dan pegawai pemerintah non
pegawai negeri sebesar
25. A, 5% (lima persen) dari Gaji atau Upah per bulan dengan
ketentuan : 4% (empat persen) dibayar oleh pemberi kerja dan 1%
(satu persen) dibayar oleh peserta
26. C, Peserta wajib melaporkan pemutakhiran NIK Bayi Baru Lahir
paling lambat 3 (tiga) bulan sejak bayi dilahirkan.
27. C, peserta dapat mengakses pelayanan rawat jalan tingkat pertama
pada FKTP lain untuk paling banyak 3 (tiga) kali kunjungan dalam
waktu paling lama 1 (satu) bulan di FKTP yang sama.
28. C, Dalam hal kelas perawatan penuh, peserta dapat dirawat di kelas
perawatan 1 (satu) tingkat lebih tinggi dan paling lama 3 (tiga) hari
sampai ruang sesuai hak kelasnya tersedia.
29. C, Batas akhir manfaat jaminan kesehatan berakhir paling lama 28
(dua puluh delapan) hari sejak dilahirkan
30. D, Pelayanan ambulan tidak dijamin BPJS jika:
1) Jemput pasien selain dari fasilitas kesehatan (rumah, jalan,
lokasi lain);

35
2) Mengantar pasien ke selain fasilitas kesehatan;
3) Rujukan parsial (antar jemput pasien atau spesimen dalam
rangka mendapatkan pemeriksaan penunjang atau tindakan,
yang merupakan rangkaian perawatan pasien di salah satu
fasilitas kesehatan);
4) Mengantar jenazah; dan
5) Pasien rujuk balik rawat jalan.
31. D, Penyakit kronis yang termasuk dalam cakupan PRB adalah
1) diabetes mellitus;
2) hipertensi;
3) penyakit jantung;
4) asma;
5) penyakit paru obstruktif kronik (PPOK);
6) epilepsy;
7) gangguan kesehatan jiwa kronik;
8) stroke;
9) sindroma lupus eritematosus (SLE)
32. B, Nilai ganti dari pembelian kacamata untuk kelas 3 adalah Rp.
150.000, 00
33. B, Pelayanan yang tidak ditanggung BPJS
1) Jatuh saat hiking
2) Pemasangan IUD
3) Pelayaan infertilitas
4) Operasi kosmetik
5) Ortodonsi

36
1. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
Hk.01.07/Menkes/413/2020 tentang:
a. Penyakit Tidak Menular
b. Karantina Kesehatan
c. Pedoman Pencegahan Dan Pengendalian Covid-19
d. Pedoman Posbindu dan Kesehatan Manula
e. BPJS Kesehatan
2. WHO mengatakan Covid 19 adalah penyakit yang bersifat…
a. Epidemic
b. Pandemic
c. Endemic
d. Wabah
e. Benar semua
3. Masa inkubasi rata-rata untuk Covid 19 adalah … hari
a. 1-6
b. 2-6
c. 3-6
d. 4-6
e. 5-6
f. hari dengan masa inkubasi terpanjang 14 hari.
4. Masa inkubasi terpanjang untuk COvid 19 adalah… hari
a. 7
b. 9
c. 12
d. 14
e. 17
5. Laporan pertama oleh WHO pada tanggal 31 Desember 2019 bahwa
ada penemonia yang tidak diketahui penyebabnya di Cina tepatnya
di Kota
a. Beijing
b. Sinzian
c. Wuhan
d. Hongkong
e. Peking
6. Tanggal berapakah dinyatakan sebagai kedaruratan kesehatan
masyarakat dunia oleh WHO
a. 31 Desember 2019
b. 1 Januari 2020
c. 3 Januari 2020
d. 5 Januari 2020
e. 7 Januari 2020
7. Indonesia melaporkan kasus pertama Covid 19 pada tanggal
a. 2 Januari 2020
b. 2 Februari 2020
c. 2 Maret 2020
d. 2 April 2020
e. 2 Mei 2020
37
8. Pemerintah Indonesia telah menetapkan Keputusan Presiden,
tentang Penetapan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Corona
Virus Disease 2019 (COVID-19). Yaitu nomor
a. Nomor 9 Tahun 2020
b. Nomor 10 Tahun 2020
c. Nomor 11 Tahun 2020
d. Nomor 12 Tahun 2020
e. Nomor 13 Tahun 2020
9. Pemerintah Indonesia telah menetapkan Keputusan Presiden,
tentang tentang Penetapan Bencana Nonalam Corona Virus Disease
2019 (COVID-19) sebagai Bencana Nasional. Yaitu nomor
a. Nomor 9 Tahun 2020
b. Nomor 10 Tahun 2020
c. Nomor 11 Tahun 2020
d. Nomor 12 Tahun 2020
e. Nomor 13 Tahun 2020
10. Negara pertama diluar Cina yang melaporkan kejadian Covid 19
adalah
a. Jepang
b. Thailand
c. India
d. Taiwan
e. Italia
11. Kasus Covid 19 paling sedikit menyerang individu dengan usia
a. 0 – 5 tahun
b. 5 – 10 tahun
c. 20 – 30 tahun
d. 45 – 54 tahun
e. 55 – 64 tahun
12. Kasus Covid 19 paling banyak menyerang individu dengan usia
a. 0 – 5 tahun
b. 5 – 10 tahun
c. 20 – 30 tahun
d. 45 – 54 tahun
e. 55 – 64 tahun
13. Kasus kematian tertinggi karena Covid 19 berada pada rentang
usia
a. 0 – 5 tahun
b. 5 – 10 tahun
c. 20 – 30 tahun
d. 45 – 54 tahun
e. 55 – 64 tahun
14. Ciri Virus korona adalah
a. Kapsul dan bersegmen
b. Kapsul dan tidak bersegmen
c. Bulat dan bersegmen
d. Bulat dan tidak bersegmen
e. Lonjong dan bersegmen
38
15. Nidovirales adalah …..
a. Ordo
b. Kelas
c. Genus
d. Keluarga
e. Jenis
16. Covid 19 dapat bertahan pada permukaan berbahan plastik selama
… jam
a. 24
b. 36
c. 48
d. 62
e. 72
17. Covid 19 dapat bertahan pada permukaan berbahan kardus selama
… jam
a. 24
b. 36
c. 48
d. 62
e. 72
18. Efektif dapat dinonaktifkan dengan pelarut lemak (lipid solvents)
kecuali
a. Eter
b. Klorin
c. Ethanol
d. Khlorheksidin
e. Asam peroksiasetat
19. Berdasarkan panduan WHO, terdapat 4 skenario transmisi pada
pandemi COVID-19 yaitu:
a. Wilayah yang belum ada kasus (No Cases)
b. Wilayah dengan satu atau lebih kasus, baik kasus import
ataupun lokal, bersifat sporadik dan belum terbentuk klaster
(Sporadic Cases)
c. Wilayah yang memiliki kasus klaster dalam waktu, lokasi
geografis, maupun paparan umum (Clusters of Cases)
d. Wilayah yang memiliki transmisi komunitas (Community
Transmission)
e. Benar semua
20. Seseorang dikatakan suspek apabila dia telah bepergian dari tempat
yang terdapat transmisi local dalam 2 minggu sebelumnya dan
mengalami demam
a. ≥ 36,5oC
b. ≥ 37oC
c. ≥ 37,5oC
d. ≥ 38oC
e. ≥ 38,5oC

39
21. Seseorang yang dinyatakan positif terinfeksi virus COVID-19 yang
dibuktikan dengan
a. Rapid test
b. RT-PCR
c. Darah Tepi
d. Darah lengkap
e. Penampilan umum
22. Kontak Erat adalah Kontak tatap muka/berdekatan dengan kasus
probable atau kasus konfirmasi dalam radius 1 meter dan dalam
waktu
a. ≥5 menit
b. ≥10 menit
c. ≥15 menit
d. ≥20 menit
e. ≥25 menit
23. Pada kasus probable atau konfirmasi yang bergejala (simptomatik),
untuk menemukan kontak erat periode kontak dihitung dari …..
hari sebelum kasus timbul gejala.
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5
24. Pada kasus probable atau konfirmasi yang bergejala (simptomatik),
untuk menemukan kontak erat periode kontak dihitung sampai
dengan …. hari setelah kasus timbul gejala.
a. 5
b. 7
c. 10
d. 14
e. 21
25. Seseorang dengan status kasus suspek dengan hasilpemeriksaan
RT-PCR 2 kali negatif selama 2 hari berturut-turutdengan selang
waktu >24 jam.
a. PDP
b. Discarded
c. Ex Suspect
d. Probable
e. OTG
26. Selesai isolasi apabila memenuhi salah satu kriteria berikut:
a. Kasus konfirmasi tanpa gejala (asimptomatik) yang tidak
dilakukan pemeriksaan follow up RT-PCR dengan ditambah
10 hari isolasi mandiri sejak pengambilan spesimen diagnosis
konfirmasi.
b. Kasus probable/kasus konfirmasi dengan gejala
(simptomatik) yang tidak dilakukan pemeriksaan follow up
RT-PCR dihitung 10 hari sejak tanggal onset dengan

40
ditambah minimal 3 hari setelah tidak lagi menunjukkan
gejala demam dan gangguan pernapasan.
c. Kasus probable/kasus konfirmasi dengan gejala
(simptomatik) yang mendapatkan hasil pemeriksaan follow up
RT-PCR 1 kali negatif, dengan ditambah minimal 3 hari
setelah tidak lagi menunjukkan gejala demam dan gangguan
pernapasan.
d. A dan C Benar
e. Benar semua
27. Proses mengurangi risiko penularan dan identifikasi dini COVID-19
melalui upaya memisahkan individu yang sehat atau belum
memiliki gejala COVID-19 tetapi memiliki riwayat kontak dengan
pasien konfirmasi COVID-19 atau memiliki riwayat bepergian ke
wilayah yang sudah terjadi transmisi local
a. Isolasi
b. Karantina
c. Triase
d. Observasi
e. Tracer
28. Proses mengurangi risiko penularan melalui upaya memisahkan
individu yang sakit baik yang sudah dikonfirmasi laboratorium atau
memiliki gejala COVID-19 dengan masyarakat luas.
a. Isolasi
b. Karantina
c. Triase
d. Observasi
e. Tracer
29. Petugas kesehatan yang memenuhi kriteria kontak erat yang tidak
menggunakan APD sesuai standar, direkomendasikan untuk segera
dilakukan pemeriksaan RT-PCR sejak kasus dinyatakan sebagai
kasus probable atau konfirmasi. Apabila hasil negatif, petugas
kesehatan tersebut tetap melakukan karantina mandiri selama
a. 10 hari
b. 12 hari
c. 14 hari
d. 16 hari
e. 18 hari
30. Istilah untuk menjelaskan tindakan menyiapkan Masyarakat dalam
Penanggulangan COVID-19 yang bertujuan untuk meningkatkan
peran anggota masyarakat dalam upaya deteksi dini kasus COVID-
19.
a. Posko penanggulangan
b. Survailance Bebasis Masyarakat
c. Desa Tangguh Bencana
d. Kerjasama lintas sector
e. Bukan salah satu diatas
31. Jarak minimal untuk physical distancing adalah … meter
a. 0,5
41
b. 1
c. 1,5
d. 2
e. 2,5
32. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan hasil negatif pada pasien
yang terinfeksi meliputi:
a. Kualitas spesimen yang tidak baik, mengandung sedikit
material virus
b. Spesimen yang diambil pada masa akhir infeksi atau masih
sangat awal
c. Spesimen tidak dikelola dan tidak dikirim dengan
transportasi yang tepat
d. Kendala teknis yang dapat menghambat pemeriksaan RT-PCR
(seperti mutasi pada virus)
e. Benar semua
33. Suhu pengiriman hasil usap nasofaring dan orofaring akan
disimpan dalam suhu
a. 2 – 4oC
b. 2 – 6oC
c. 2 – 8oC
d. 2 – 10oC
e. 2 – 12oC
34. Hasil usap nasofaring dan orofaring yang akan disimpan dalam
suhu -70oC apabila akan disimpan dalam waktu lebih dari … hari
a. 5
b. 7
c. 10
d. 12
e. 14
35. Definisi status klinis pasien COVID-19, dibagi menjadi 3 kriteria yaitu:
a. Pasien Suspek
b. Pasien Konfirmasi
c. Pasien Probable
d. A dan C benar
e. A, B, dan C benar
36. Pengambilan swab di hari ke-1 dan 2 untuk penegakan diagnosis, bila
terjadi perbaikan klinis, maka untuk follow-up pasien dengan gejala
berat/kritis, dilakukan pengambilan swab 1 kali untuk menilai
kesembuhan yaitu pada hari ke
a. 5
b. 7
c. 10
d. 12
e. 14
37. Pada anak dengan tanda kegawatdaruratan (obstruksi napas atau
apneu, distres pernapasan berat, sianosis sentral, syok, koma, atau

42
kejang) harus diberikan terapi oksigen selama resusitasi untuk
mencapai target SpO2
a. ≥ 90%
b. ≥ 92%
c. ≥ 94%
d. ≥ 96%
e. ≥ 98%
38. Untuk mengurangi resiko penularan maka Membersihkan tangan
secara teratur dengan cuci tangan pakai sabun dan air mengalir
selama
a. 20 – 40 detik
b. 30 – 50 detik
c. 40 – 60 detik
d. 50 – 70 detik
e. 60 – 80 detik
39. Untuk mengurangi resiko penularan maka Membersihkan tangan
secara teratur dengan cuci tangan menggunakan cairan antiseptik
berbasis alkohol (handsanitizer) minimal
a. 10 – 20 detik
b. 20 – 30 detik
c. 30 – 40 detik
d. 40 – 50 detik
e. 50 – 60 detik
40. Berapa lama aktivitas fisik tiap hari yang dianjurkan untuk
meningkatkan daya tahan tubuh…
a. 10 menit
b. 20 menit
c. 30 menit
d. 40 menit
e. 50 menit
41. Kebersihan tangan dilakukan pada kondisi dibawah ini
a. Sebelum menyentuh pasien
b. Sebelum melakukan tindakan aseptik
c. Setelah kontak atau terpapar dengan cairan tubuh
d. Setelah menyentuh pasien
e. Benar semua
42. Penggunaan Alat Pelindung diri harus memenuhi unsur berikut,
kecuali
a. Indikasi penggunaan APD yang benar
b. Cara “memakai” dengan benar
c. Cara “melepas” dengan benar
d. Cara mengumpulkan (disposal) yang tepat setelah dipakai
e. Pengunaan bahan yang nyaman
43. Dalam melakukan pencegahan maka dilakukan prosedur pembersihan
dan desinfeksi seara rutin sekitar lingkungan dengan cara mengelap
seluruh permukaan lingkungan ruangan dan pengepelan lantai

43
ruangan dengan menggunakan cairan detergen kemudian bersihkan
dengan air bersih selanjutnya menggunakan klorin ….
a. 0.005 %.
b. 0,05%
c. 0,5%
d. 5%
e. 50%
44. Jarak tempat tidur pasien Covid 19 adalah 1 meter sampai dengan
… meter
a. 1,5
b. 1,6
c. 1,7
d. 1,8
e. 1,9
45. Langkah-langkah pencegahan yang paling efektif di masyarakat
meliputi:
a. menjauhi kerumunan atau keramaian
b. menjaga kebersihan tangan
c. menghindari menyentuh mata, hidung dan mulut
d. menerapkan etika batuk atau bersin
e. Benar semua

44
Jawaban
1. C. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
Hk.01.07/Menkes/413/2020 Tentang Pedoman Pencegahan Dan
Pengendalian Coronavirus Disease 2019 (Covid-19)
2. WHO mengatakan Covid 19 sebagai global pandemic dan di
Indonesia dinyatakan sebagai jenis penyakit yang menimbulkan
kedaruratan kesehatan masyarakat serta bencana nonalam.
3. E, Masa inkubasi rata-rata 5-6 hari.
4. D, masa inkubasi Covid 19 terpanjang 14 hari.
5. C, Pada tanggal 31 Desember 2019, WHO China Country Office
melaporkan kasus pneumonia yang tidak diketahui etiologinya di
Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Cina.
6. A, Pada tanggal 30 Januari 2020 WHO menetapkan kejadian
tersebut sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang
Meresahkan Dunia (KKMMD)/Public Health Emergency of
International Concern (PHEIC) dan pada tanggal 11 Maret 2020,
WHO sudah menetapkan COVID-19 sebagai pandemic.
7. C, Indonesia melaporkan kasus pertama pada tanggal 2 Maret 2020
8. C, Pemerintah Indonesia telah menetapkan Keputusan Presiden
Nomor 11 Tahun 2020 tentang Penetapan Kedaruratan Kesehatan
Masyarakat Corona Virus Disease 2019 (COVID-19).
9. D, Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun 2020 tentang Penetapan
Bencana Nonalam Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) sebagai
Bencana Nasional.
10. B, Thailand adalah Negara luar Cina pertama yang melaporkan
kejadian Covid 19
11. A, Kasus Covid 19 paling sedikit menyerang anak usia 0 – 5 tahun
12. D, Kasus Covid 19 paling banyak menyerang usia 45 – 54 tahun
13. E, Kasus kematian tertinggi akibat Covid 19 adalah pada rentang
usia 55 – 64 tahun
14. Penyebab COVID-19 adalah virus yang tergolong dalam family
coronavirus. Coronavirus merupakan virus RNA strain tunggal
positif, berkapsul dan tidak bersegmen.
15. A, Coronavirus tergolong ordo Nidovirales, keluarga Coronaviridae
16. E, Penelitian (Doremalen et al, 2020) menunjukkan bahwa SARS-
CoV-2 dapat bertahan selama 72 jam pada permukaan plastik dan
stainless steel, kurang dari 4 jam pada tembaga
17. A, SARS-CoV-2 dapat bertahan kurang dari 24 jam pada kardus.
18. D, Efektif dapat dinonaktifkan dengan pelarut lemak (lipid solvents)
seperti eter, etanol 75%, ethanol, disinfektan yang mengandung
klorin, asam peroksiasetat, dan khloroform (kecuali khlorheksidin)
19. E, Berdasarkan panduan WHO, terdapat 4 skenario transmisi pada
pandemi COVID-19 yaitu: 1. Wilayah yang belum ada kasus (No
Cases) 2. Wilayah dengan satu atau lebih kasus, baik kasus import
ataupun lokal, bersifat sporadik dan belum terbentuk klaster
(Sporadic Cases) 3. Wilayah yang memiliki kasus klaster dalam
waktu, lokasi geografis, maupun paparan umum (Clusters of Cases)

45
4. Wilayah yang memiliki transmisi komunitas (Community
Transmission)
20. B, Seseorang dikatakan suspek apabila dia mengalami demam ≥
38oC dan telah bepergian dari tempat yang terdapat transmisi local
dalam 2 minggu sebelumnya
21. B, Seseorang yang dinyatakan positif terinfeksi virus COVID-19
yang dibuktikan dengan pemeriksaan laboratorium RT-PCR
22. C, Kontak Erat adalah Kontak tatap muka/berdekatan dengan
kasus probable atau kasus konfirmasi dalam radius 1 meter dan
dalam jangka waktu15 menit atau lebih.
23. B, Pada kasus probable atau konfirmasi yang bergejala
(simptomatik), untuk menemukan kontak erat periode kontak
dihitung dari 2 hari sebelum kasus timbul gejala dan hingga 14 hari
setelah kasus timbul gejala.
24. D, Pada kasus probable atau konfirmasi yang bergejala
(simptomatik), untuk menemukan kontak erat periode kontak
dihitung dari 2 hari sebelum kasus timbul gejala dan hingga 14 hari
setelah kasus timbul gejala.
25. B, Seseorang dengan status kasus suspek dengan hasilpemeriksaan
RT-PCR 2 kali negatif selama 2 hari berturut-turut dengan selang
waktu >24 jam.
26. E, Selesai isolasi apabila memenuhi salah satu kriteria berikut: a.
Kasus konfirmasi tanpa gejala (asimptomatik) yang tidak dilakukan
pemeriksaan follow up RT-PCR dengan ditambah 10 hari isolasi
mandiri sejak pengambilan spesimen diagnosis konfirmasi. b.
Kasus probable/kasus konfirmasi dengan gejala (simptomatik) yang
tidak dilakukan pemeriksaan follow up RT-PCR dihitung 10 hari
sejak tanggal onset dengan ditambah minimal 3 hari setelah tidak
lagi menunjukkan gejala demam dan gangguan pernapasan. c.
Kasus probable/kasus konfirmasi dengan gejala (simptomatik) yang
mendapatkan hasil pemeriksaan follow up RT-PCR 1 kali negatif,
dengan ditambah minimal 3 hari setelah tidak lagi menunjukkan
gejala demam dan gangguan pernapasan.
27. B, Karantina adalah proses mengurangi risiko penularan dan
identifikasi dini COVID-19 melalui upaya memisahkan individu
yang sehat atau belum memiliki gejala COVID-19 tetapi memiliki
riwayat kontak dengan pasien konfirmasi COVID-19 atau memiliki
riwayat bepergian ke wilayah yang sudah terjadi transmisi lokal
28. A, Isolasi adalah proses mengurangi risiko penularan melalui upaya
memisahkan individu yang sakit baik yang sudah dikonfirmasi
laboratorium atau memiliki gejala COVID-19 dengan masyarakat
luas.
29. C, Bagi petugas kesehatan yang memenuhi kriteria kontak erat yang
tidak menggunakan APD sesuai standar, direkomendasikan untuk
segera dilakukan pemeriksaan RT-PCR sejak kasus dinyatakan
sebagai kasus probable atau konfirmasi. 1) Apabila hasil positif,
petugas kesehatan tersebut melakukan isolasi mandiri selama 10
hari. Apabila selama masa isolasi, muncul gejala dilakukan tata
46
laksana sesuai kriteria kasus konfirmasi simptomatik. 2) Apabila
hasil negatif, petugas kesehatan tersebut tetap melakukan
karantina mandiri selama 14 hari. Apabila selama masa karantina,
muncul gejala dilakukan tata laksana sesuai kriteria kasus suspek.
30. B, Surveilans Berbasis Masyarakat (SBM): Menyiapkan Masyarakat
dalam Penanggulangan COVID-19 yang bertujuan untuk
meningkatkan peran anggota masyarakat dalam upaya deteksi dini
kasus COVID-19 sehingga setiap kasus dapat ditangani segera,
tidak terjadi penularan di lingkungan masyarakat dan bagi yang
sakit dapat segera mendapatkan perawatan dengan benar sampai
sembuh
31. B, Jaga jarak minimal 1 meter (physical distancing)
32. E, Beberapa faktor yang dapat menyebabkan hasil negatif pada
pasien yang terinfeksi meliputi: 1. kualitas spesimen yang tidak
baik, mengandung sedikit material virus 2. spesimen yang diambil
pada masa akhir infeksi atau masih sangat awal 3. spesimen tidak
dikelola dan tidak dikirim dengan transportasi yang tepat 4. kendala
teknis yang dapat menghambat pemeriksaan RT-PCR (seperti
mutasi pada virus)
33. C, Suhu pengiriman hasil usap nasofaring dan orofaring akan
disimpan dalam suhu 2 – 8oC
34. D, Suhu penyimpanan hasil usap nasofaring dan orofaring akan
disimpan dalam
a. ≤12 hari: 2-8°C
b. >12 hari: -70°C (dry ice)
35. E, Definisi status klinis pasien COVID-19, dibagi menjadi 3 kriteria
yaitu:
a. Pasien Suspek
b. Pasien Konfirmasi
c. Pasien Probable
36. B, Pengambilan swab di hari ke-1 dan 2 untuk penegakan diagnosis,
bila terjadi perbaikan klinis, maka untuk follow-up pasien dengan
gejala berat/kritis, dilakukan pengambilan swab 1 kali untuk menilai
kesembuhan yaitu pada hari ke-7
37. C, Pada anak dengan tanda kegawatdaruratan (obstruksi napas atau
apneu, distres pernapasan berat, sianosis sentral, syok, koma, atau
kejang) harus diberikan terapi oksigen selama resusitasi untuk
mencapai target SpO2 ≥ 94%
38. C, Untuk mengurangi resiko penularan maka Membersihkan tangan
secara teratur dengan cuci tangan pakai sabun dan air mengalir
selama 40-60 detik
39. B, Untuk mengurangi resiko penularan maka Membersihkan tangan
secara teratur dengan cuci tangan menggunakan cairan antiseptik
berbasis alkohol (handsanitizer) minimal 20 – 30 detik.
40. C, Untuk meningkatkan daya tahan tubuh dengan menerapkan pola
hidup bersih dan sehat (PHBS) seperti aktivitas fisik minimal 30 menit
sehari

47
41. E, Kebersihan tangan dilakukan pada kondisi dibawah ini sesuai 5
moment WHO:
(a) Sebelum menyentuh pasien
(b) Sebelum melakukan tindakan aseptik
(c) Setelah kontak atau terpapar dengan cairan tubuh
(d) Setelah menyentuh pasien
(e) Setelah menyentuh lingkungan sekitar pasien
42. E, Penggunaan Alat Pelindung diri memerlukan 4 unsur yang harus
dipatuhi:
a. Tetapkan indikasi penggunaan APD mempertimbangkan risiko
terpapar dan dinamika transmisi: Transmisi penularan COVID-19
ini adalah droplet dan kontak: Gaun, sarung tangan, masker bedah,
penutup kepala, pelindung mata (goggles), sepatu pelindung dan
Transmisi airborne bisa terjadi pada tindakan yang memicu
terjadinya aerosol: Gaun, sarung tangan, masker N95, penutup
kepala, goggles, face shield, sepatu pelindung
b. Cara “memakai” dengan benar
c. Cara “melepas” dengan benar
d. Cara mengumpulkan (disposal) yang tepat setelah dipakai
43. B, Lakukan prosedur pembersihan dan desinfeksi seara rutin sekitar
lingkungan dengan cara mengelap seluruh permukaan lingkungan
ruangan dan pengepelan lantai ruangan dengan menggunakan cairan
detergen kemudian bersihkan dengan air bersih selanjutnya
menggunakan klorin 0,05%
44. D, Pasien COVID-19 dengan menggunakan ruangan tersendiri jika
memungkinkan atau melakukan kohorting dengan memberi jarak
tempat tidur minimal 1 meter - 1.8 meter dengan ventilasi yang baik.
45. E, Langkah-langkah pencegahan yang paling efektif di masyarakat
meliputi:
a. menjauhi kerumunan atau keramaian;
b. menjaga kebersihan tangan dengan cuci tangan menggunakan
sabun dan air mengalir dan atau menggunakan hand sanitizer ;
c. menghindari menyentuh mata, hidung dan mulut;
d. menerapkan etika batuk atau bersin dengan menutup hidung dan
mulut dengan lengan atas bagian dalam atau tisu, lalu membuang
tisu ke tempat sampah tertutup;
e. memakai masker medis jika memiliki gejala pernapasan dan
melakukan kebersihan tangan

48
Bagian 6: Aturan PNS

1. Pemegang kekuasaan tertinggi pembinaan PNS berwenang menetapkan


pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian PNS
a. Presiden
b. Menteri Dalam Negeri
c. Menteri Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
d. Menteri Kesehatan
e. Menteri Sekertaris Negara
2. Penyusunan dan penetapan kebutuhan jumlah dan jenis Jabatan PNS
dilakukan sesuai dengan
a. Kebutuhan
b. Kekosongan jabatan
c. Siklus anggaran
d. Permintaan
e. Proyeksi target
3. Setiap Instansi Pemerintah wajib menyusun kebutuhan jumlah dan jenis
Jabatan PNS berdasarkan
a. Analisis Jabatan
b. Analisis beban kerja
c. Kondisi keuangan
d. a dan b benar
e. a dan c benar
4. Penyusunan kebutuhan jumlah dan jenis Jabatan PNS dilakukan untuk
jangka waktu
a. 2 tahun
b. 3 tahun
c. 4 tahun
d. 5 tahun
e. 6 tahun
5. Rincian penyusunan kebutuhan PNS setiap tahun untuk penetapan
kebutuhan PNS, ditetapkan pada bulan
a. Januari
b. Pebruari
c. Maret
d. April
e. Mei
6. Yang termasuk panitia seleksi nasional pengadaan PNS terdiri atas unsur:
a. Kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang pendayagunaan aparatur Negara
b. Kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang pemerintahan dalam negeri
c. Kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang keuangan
d. Kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang pendidikan
e. Benar semua
7. Pengadaan PNS dilakukan melalui tahapan:
a. Perencanaan & pengumuman lowongan
b. Pelamaran seleksi & pengumuman hasil seleksi
c. Pengangkatan calon PNS dan masa percobaan calon PNS
d. Pengangkatan menjadi PNS
e. Benar semua
8. Berapa usia terendah saat melamar CPNS?
49
a. 17
b. 18
c. 19
d. 20
e. 21
9. Berapa usia tertinggi saat melamar CPNS?
a. 30
b. 33
c. 35
d. 37
e. 39
10. Orang yang pernah dipenjara bisa menjadi PNS jika hukuman kurang dari
a. 1 tahun
b. 2 tahun
c. 3 tahun
d. 4 tahun
e. 5 tahun
11. Batas usia dapat dikecualikan bagi Jabatan tertentu, yaitu paling tinggi
a. 40 tahun
b. 41 tahun
c. 43 tahun
d. 45 tahun
e. 50 tahun
12. Tahapan pada seleksi pengadaan PNS:
a. Seleksi administrasi
b. Seleksi kompetensi dasar
c. Seleksi kompetensi bidang
d. a dan c benar
e. Semua benar
13. Materi seleksi untuk standar kompetensi PNS meliputi
a. Karakteristik pribadi
b. Intelegensia umum
c. Wawasan kebangsaan
d. b dan c benar
e. a, b dan c benar
14. Masa percobaan calon PNS yaitu selama
a. 1 tahun
b. 2 tahun
c. 3 tahun
d. 4 tahun
e. 5 tahun
15. Pembinaan pendidikan dan pelatihan pra jabatan dilakukan oleh
a. Menteri PAN RB
b. Menteri Dalam Negeri
c. Menteri Terkait dengan jabatan
d. Kepala BKN
e. Kepala LAN
16. Calon PNS diberhentikan sebagai calon PNS apabila, kecuali
a. Mengundurkan diri atas permintaan sendiri
b. Meninggal dunia
c. Terbukti melakukan pelanggaran disiplin tingkat ringan
d. memberikan keterangan atau bukti yang tidak benar pada waktu
melamar
e. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan
yang sudah mempunyai kekuatan hukum yang tetap
17. Berapa tahun pengalaman sebagai jabatan pengawas untuk persyaratan
diangkat dalam Jabatan administrator
50
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5
18. Persyaratan untuk dapat diangkat dalam Jabatan pengawas memiliki
kualifikasi dan tingkat pendidikan paling rendah adalah
a. D1
b. D2
c. D3
d. D4
e. S1
19. PNS diberhentikan dari Jabatan Administrasi apabila, kecuali
a. Mengundurkan diri dari Jabatan
b. Diberhentikan sementara sebagai PNS
c. Menjalani cuti di luar tanggungan Negara
d. Menjalani izin belajar
e. Ditugaskan secara penuh di luar JA
20. Jenjang Jabatan Fungsional keahlian terdiri atas, kecuali
a. Ahli Pembina
b. Ahli Utama
c. Ahli Madya
d. Ahli Muda
e. Ahli Pratama
21. Jenjang Jabatan Fungsional keterampilan terdiri atas:
a. Penyelia
b. Mahir
c. Terampil
d. Pemula
e. Benar Semua
22. Jenjang Jabatan Fungsional yang melaksanakan tugas dan fungsi utama
mensyaratkan kualifikasi profesional tingkat dasar yaitu
a. Ahli Pembina
b. Ahli Utama
c. Ahli Madya
d. Ahli Muda
e. Ahli Pratama
23. Jenjang Jabatan Fungsional yang melaksanakan tugas dan fungsi
koordinasi dalam JF keterampilan yaitu
a. Penyelia
b. Mahir
c. Terampil
d. Pemula
e. Benar Semua
24. Batas usia pengangkatan dalam JF keahlian untuk JF ahli pertama dan JF
ahli muda melalui perpindahan dari Jabatan lain yaitu
a. 51 tahun
b. 52 tahun
c. 53 tahun
d. 54 tahun
e. 55 tahun
25. Batas usia pengangkatan dalam JF keahlian untuk JF ahli madya melalui
perpindahan dari Jabatan lain yaitu
a. 51 tahun
b. 52 tahun
c. 53 tahun
d. 54 tahun
51
e. 55 tahun
26. Golongan bagi Pegawai Negara Sipil yang memiliki Ijazah Spesialis I adalah
a. IIIa
b. IIIb
c. IIIc.
d. IIId
e. IVa
27. Pegawai Negeri Sipil yang memiliki izasah Doktor (S3) akan memiliki
golongan
a. IIIc
b. IIId
c. IVa
d. IVb
e. IVc
28. Berapa lama dalam pangkat terakhir bila seorang Pegawai Negeri Sipil yang
diangkat menjadi Pejabat Negara dan diberhentikan dari jabatan
organiknya, dapat dinaikkan pangkatnya setiap kali setingkat lebih tinggi
tanpa terikat pada jenjang pangkat
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5
29. Lama minimal di pangkat terakhir untuk mendapatkan kenaikan pangkat
selanjutnya yaitu
a. 1 tahun
b. 2 tahun
c. 3 tahun
d. 4 tahun
e. 5 tahun
30. Lama minimal di pangkat terakhir untuk Pegawai Negeri Sipil yang sedang
melaksanakan tugas belajar dan sebelumnya menduduki jabatan
struktural atau jabatan fungsional tertentu, dapat dinaikkan pangkatnya
setiap kali setingkat lebih tinggi, apabila sekurang-kurangnya telah
a. 1 tahun
b. 2 tahun
c. 3 tahun
d. 4 tahun
e. 5 tahun
31. Pegawai Negeri Sipil yang akan diberhentikan dengan hormat dengan hak
pensiun karena mencapai batas usia pensiun, dapat diberikan kenaikan
pangkat pengabdian setingkat lebih tinggi, apabila memiliki masa bekerja
sebagai Pegawai Negeri Sipil selama minimal
a. 26 tahun
b. 27 tahun
c. 28 tahun
d. 29 tahun
e. 30 tahun
32. Pangkat Penata Muda Tingkat I memiliki golongan dan ruang
a. III/a
b. III/b
c. III/c
d. III/d
e. IV/a
33. Pangkat Penata memiliki golongan dan ruang
a. III/a
b. III/b
52
c. III/c
d. III/d
e. IV/a
34. Pangkat Penata Muda memiliki golongan dan ruang
a. III/a
b. III/b
c. III/c
d. III/d
e. IV/a
35. Pangkat Pembina memiliki golongan dan ruang
a. III/a
b. III/b
c. III/c
d. III/d
e. IV/a

53
Jawaban
1. A, Presiden selaku pemegang kekuasaan tertinggi pembinaan PNS
berwenang menetapkan pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian
PNS.
2. B, Penyusunan dan penetapan kebutuhan jumlah dan jenis Jabatan PNS
dilakukan sesuai dengan siklus anggaran
3. D, Setiap Instansi Pemerintah wajib menyusun kebutuhan jumlah dan jenis
Jabatan PNS berdasarkan analisis Jabatan dan analisis beban kerja
4. E, Penyusunan kebutuhan jumlah dan jenis Jabatan PNS dilakukan untuk
jangka waktu 5 (lima) tahun yang dirinci setian 1 tahun
5. C, Rincian penyusunan kebutuhan PNS setiap tahun untuk penetapan
kebutuhan PNS tahun berikutnya disampaikan oleh PPK Instansi
Pemerintah kepada Menteri dan Kepala BKN paling lambat akhir bulan
Maret tahun sebelumnya.
6. E, Panitia seleksi nasional pengadaan PNS sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) terdiri atas unsur: a. kementerian yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang pendayagunaan aparatur negara; b. kementerian
yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pemerintahan
dalam negeri; c. kementerian yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang keuangan; d. kementerian yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang pendidikan; e. BKN; f. Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan; dan/atau g. kementerian atau lembaga
terkait
7. E, Pengadaan PNS dilakukan melalui tahapan: perencanaan, pengumuman
lowongan, pelamaran, seleksi, pengumuman hasil seleksi, pengangkatan
calon PNS dan masa percobaan calon PNS, pengangkatan menjadi PNS.
8. B, Usia paling rendah 18 (delapan belas) tahun pada saat melamar
9. C, Usia paling tinggi 35 (tiga puluh lima) tahun pada saat melamar
10. B, Syarat jadi PNS adalah tidak pernah dipidana dengan pidana penjara
berdasarkan putusan pengadilan yang sudah mempunyai kekuatan
hukum tetap karena melakukan tindak pidana dengan pidana penjara 2
(dua) tahun atau lebih
11. A, Batas usia dapat dikecualikan bagi Jabatan tertentu, yaitu paling tinggi
40 (empat puluh) tahun, yang ditetapkan oleh presiden
12. E, Tahapan pada seleksi pengadaan PNS: seleksi administrasi, seleksi
kompetensi dasar, seleksi kompetensi bidang.
13. E, Materi seleksi untuk standar kompetensi meliputi karakteristik pribadi,
intelegensia umum, dan wawasan kebangsaan.
14. A, Calon PNS wajib menjalani masa percobaan selama 1 (satu) tahun
15. E, Pembinaan pendidikan dan pelatihan pra jabatan dilakukan oleh Kepala
LAN.
16. C, Calon PNS diberhentikan sebagai calon PNS. a. mengundurkan diri atas
permintaan sendiri; b. meninggal dunia; c. terbukti melakukan pelanggaran
disiplin tingkat sedang atau berat; d. memberikan keterangan atau bukti
yang tidak benar pada waktu melamar; e. dihukum penjara atau kurungan
berdasarkan putusan pengadilan yang sudah mempunyai kekuatan
hukum yang tetap; f. menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
atau g. tidak bersedia mengucapkan sumpah/janji pada saat diangkat
menjadi PNS
17. C, Persyaratan untuk dapat diangkat dalam Jabatan administrator yaitu
memiliki pengalaman pada Jabatan pengawas paling singkat 3 (tiga) tahun
18. C, Persyaratan untuk dapat diangkat dalam Jabatan pengawas memiliki
kualifikasi dan tingkat pendidikan paling rendah diploma III atau yang
setara
19. D, PNS diberhentikan dari Jabatan Administrasi apabila: a. mengundurkan
diri dari Jabatan; b. iberhentikan sementara sebagai PNS; c. menjalani cuti
di luar tanggungan negara; d. menjalani tugas belajar lebih dari 6 (enam)
54
bulan; e. ditugaskan secara penuh di luar JA; atau f. tidak memenuhi
persyaratan Jabatan.
20. A, Jenjang Jabatan Fungsional keahlian terdiri atas: a. ahli utama; b. ahli
madya; c. ahli muda; dan d. ahli pertama
21. E, Jenjang Jabatan Fungsional keterampilan terdiri atas: a. penyelia; b.
mahir; c. terampil; dan d. pemula.
22. E, Jenjang JF ahli pertama melaksanakan tugas dan fungsi utama yang
mensyaratkan kualifikasi profesional tingkat dasar
23. A, Jenjang Jabatan Fungsional penyelia melaksanakan tugas dan fungsi
koordinasi dalam JF keterampilan.
24. C, Pengangkatan dalam JF keahlian untuk JF ahli pertama dan JF ahli
muda melalui perpindahan dari Jabatan lain 53 (lima puluh tiga) tahun
25. E, Pengangkatan dalam JF keahlian untuk JF ahli pertama dan JF ahli
muda melalui perpindahan dari Jabatan lain 55 (lima puluh lima) tahun
untuk JF ahli madya
26. C, Bagi Pegawai Negara Sipil yang memiliki Ijazah Spesialis I dapat
dinaikkan pangkatnya setingkat lebih tinggi menjadi Penata, golongan
ruang III/c.
27. D, Pembina Tingkat I, golongan ruang IV/b bagi yang memiliki Ijazah
Spesialis II atau Ijazah Doktor (S3).
28. D, Pegawai Negeri Sipil yang diangkat menjadi Pejabat Negara dan
diberhentikan dari jabatan organiknya, dapat dinaikkan pangkatnya setiap
kali setingkat lebih tinggi tanpa terikat pada jenjang pangkat, apabila
sekurang-kurangnya telah 4 (empat) tahun dalam pangkat terakhir
29. A, Kenaikan pangkat dapat diberikan apabila sekurang-kurangnya telah 1
(satu) tahun dalam pangkat terakhir
30. D, Pegawai Negeri Sipil yang sedang melaksanakan tugas belajar dan
sebelumnya menduduki jabatan struktural atau jabatan fungsional
tertentu, dapat dinaikkan pangkatnya setiap kali setingkat lebih tinggi,
apabila sekurang-kurangnya telah 4 (empat) tahun dalam pangkat terakhir
31. E, Pegawai Negeri Sipil yang akan diberhentikan dengan hormat dengan
hak pensiun karena mencapai batas usia pensiun, dapat diberikan
kenaikan pangkat pengabdian setingkat lebih tinggi, apabila memiliki masa
bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil selama 30 (tiga puluh) tahun atau lebih
secara terus menerus
32. B, Pangkat Penata Muda Tingkat I memiliki golongan dan ruang III/b
33. C, Pangkat Penata memiliki golongan dan ruang III/c
34. A, Pangkat Penata Muda memiliki golongan dan ruang III/a
35. E, Pangkat Pembina memiliki golongan dan ruang IV/a

55
Bagian 7 Covid 19

1. Untuk perlindungan individu maka masaker kain yang digunakan


harus.. lapis
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5
2. Untuk menghindari droplet maka jarak dengan orang lain minimal …
meter
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5
3. Untuk pencegahan dapat dilakukan promosi kesehatan melalui:
a. Sosialisasi
b. Edukasi
c. Penggunaan berbagai media
d. a dan b benar
e. Semua benar
4. Berapakah suhu tubuh yang tidak diperbolehkan masuk ke sebuah
ruangan
a. ≥36,3oC
b. ≥37,3oC
c. ≥37,5oC
d. ≥38,0oC
e. ≥38,3oC
5. Berapa kali pengukuran suhu, jika ditemukan seseorang yang akan
masuk kesebuah ruangan dengan kategori sub febris
a. 1 kali
b. 2 kali
c. 3 kali
d. 4 kali
e. 5 kali

56
6. Jika seseorang menggunakan rapid test untuk masuk hotel maka harus
dipastikan rapid test tersebut dilakukan maksimal .. hari sebelum
masuk ke hotel
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5
7. RT-PCR dapat digunakan sebagai keterangan bebas covid 19 sampai
dengan
a. 3 hari
b. 5 hari
c. 7 hari
d. 10 hari
e. 15 hari
8. Orang yang diketahui sub febris harus diukur ulang suhunya dalam
jarak waktu .. menit
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5
9. Berapakah jarak aman jika berada di pusat kebugaran
a. 1 meter
b. 2 meter
c. 3 meter
d. 4 meter
e. 5 meter
10. Untuk meningkatkan daya tahan maka lama tidur yang dianjurkan
adalah
a. 3 jam
b. 5 jam
c. 7 jam
d. 9 jam
e. 11 jam
11. Memastikan seluruh lingkungan restoran/rumah makan dalam kondisi
bersih dengan melakukan pembersihan dan disinfeksi secara berkala
minimal

57
a. 1 kali per hari
b. 2 kali per hari
c. 3 kali per hari
d. 4 kali per hari
e. 5 kali per hari
12. Jarak aman antara pejalan kaki dengan didepannya adalah
a. 3 meter
b. 5 meter
c. 5 meter
d. 10 meter
e. 20 meter
13. Jarak aman antara pelari dengan didepannya adalah
a. 3 meter
b. 5 meter
c. 5 meter
d. 10 meter
e. 20 meter
14. Jarak aman antara pesepeda dengan didepannya adalah
a. 3 meter
b. 5 meter
c. 5 meter
d. 10 meter
e. 20 meter
15. Jarak aman antara peserta olahraga uang dilaksanakan dilapangan luas
adalah
a. 1 meter
b. 2 meter
c. 3 meter
d. 4 meter
e. 5 meter
16. Jarak aman saat menonton kegiatan olahraga adalah
a. 1 meter
b. 2 meter
c. 3 meter
d. 4 meter
e. 5 meter
17. Jarak aman antara penumpang didalam bus adalah
a. 1 meter

58
b. 2 meter
c. 3 meter
d. 4 meter
e. 5 meter
18. Seseorang menggunakan instrument self assessment resiko covid 19,
termasuk pada resiko besar apabila nilainya
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5

59
Jawaban

1. C, Menggunakan alat pelindung diri berupa masker yang menutupi


hidung, mulut dan dagu jika akan keluar rumah, jika menggunakan
masker kain sebaiknya gunakan masker kain 3 lapis
2. A, Untuk menghindari droplet maka jarak dengan orang lain minimal 1
meter
3. E, kegiatan promosi kesehatan dilakukan melalui sosialisasi, edukasi
dan penggunaan berbagai media informasi untuk memberikan
perngertian dan pemahaman bagi semua orang.
4. B, Apabila ditemukan suhu ≥37,3oC, maka yang bersangkutan dilarang
untuk masuk ke ruangan
5. B, Pengukuran yang dilakukan untuk orang dengan suhu ≥37,3oC
adalah 2 kali pengukuran dengan jarak 5 menit.
6. C, rapid test dapat digunakan sebagai keterangan bebas covid 19
sebelum 3 hari
7. C, RT-PCR dapat digunakan sebagai keterangan bebas covid 19 sampai
dengan 7 hari
8. E, Pengukuran yang dilakukan untuk orang dengan suhu ≥37,3oC
adalah 2 kali pengukuran dengan jarak 5 menit
9. B, Jarak aman di pusat kebugaran adalah 2 meter
10. C, Untuk meningkatkan daya tahan maka lama tidur yang dianjurkan
adalah 7 jam
11. B, Memastikan seluruh lingkungan restoran/rumah makan dalam
kondisi bersih dengan melakukan pembersihan dan disinfeksi secara
berkala minimal 2 kali per hari
12. B, Jarak aman antara pejalan kaki dengan didepannya adalah 5 meter
13. D, Jarak aman antara pelari dengan didepannya adalah 10 meter
14. E, Jarak aman antara pesepeda dengan didepannya adalah 20 meter
15. B, Jarak aman peserta yang berolahraga di lapangan luas adalah 2
meter
16. A, Jarak aman antara penonton yang melihat pertandingan olahraga
adalah 1 meter
17. A, Jarak aman antara penumpang didalam bus adalah 1 meter
18. D, nilai 0 = resiko kecil, nilai 1 – 4 = resiko sedang dan ≥ 5

60
1. Yang dikatakan balita adalah anak berusia
a. 0 – 59 bulan 27 hari
b. 0 – 59 bulan 28 hari
c. 0 – 59 bulan 29 hari
d. 0 – 59 bulan 30 hari
e. 0 – 59 bulan 31 hari
2. Gizi kurang tidak dianggap masalah kesehatan masyarakat jika prevalensi
dibawah … %
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5
3. Remaja putri anemia adalah remaja puteri dengan kadar hemoglobin
kurang dari …. g/dl
a. 10
b. 11
c. 12
d. 13
e. 14
4. Ibu hamil anemia adalah ibu hamil dengan kadar hemoglobin kurang dari
…. g/dl
a. 10
b. 11
c. 12
d. 13
e. 14
5. Ibu hamil resiko KEK adalah ibu hamil dengan Lingkar Lengan Atas (LiLA)
kurang dari
a. 21,5 cm
b. 22,5 cm
c. 23,5 cm
d. 24,5 cm
e. 25,5 cm
6. Dikatakan Berat Badan Lahir Rendah apabila anak lahir dengan berat
badan kurang dari
a. 2300 gram
b. 2400 gram

61
c. 2500 gram
d. 2600 gram
e. 2500 gram
7. Pemberian minimal Tablet Tambah Darah selama kehamilan adalah…
a. 60
b. 70
c. 80
d. 90
e. 100
8. Frekuensi laporan pemberian Tablet Tambah Darah pada Remaja yaitu
setiap… bulan
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5
9. Remaja puteri yang diberikan Tablet Tambah Darah berusia
a. 11 – 18 tahun
b. 12 – 18 tahun
c. 13 – 18 tahun
d. 14 – 18 tahun
e. 15 – 18 tahun
10. Inisiasi Menyusui Dini segera setelah melahirkan dan berlangsung
minimal
a. 1 jam
b. 2 jam
c. 3 jam
d. 4 jam
e. 5 jam
11. Balita yang tidak naik berat badannya harus dirujuk segera ke puskesmas
apabila berturut-turut selama … bulan
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5
12. Dosis Vitamin A untuk bayi umur 6 – 11 bulan adalah
a. 100.000 SI

62
b. 200.000 SI
c. 300.000 SI
d. 400.000 SI
e. 500.000 SI
13. Dosis Vitamin A untuk bayi umur 12 – 59 bulan adalah
a. 100.000 SI
b. 200.000 SI
c. 300.000 SI
d. 400.000 SI
e. 500.000 SI
14. Dosis Vitamin A untuk ibu nifas adalah
a. 100.000 SI
b. 200.000 SI
c. 300.000 SI
d. 400.000 SI
e. 500.000 SI

63
Jawaban

1. C, Balita adalah anak berusia 0 – 59 bulan 29 hari


2. E, Gizi kurang dinilai bukan masalah kesehatan masyarakat apabila
prevalensinya dibawah 5%
3. C, Remaja putri anemia adalah remaja puteri dengan kadar hemoglobin
kurang dari 12 g/dl
4. B, Ibu hamil anemia adalah ibu hamil dengan kadar hemoglobin kurang
dari 11 g/dl
5. C, Ibu hamil resiko KEK adalah ibu hamil dengan Lingkar Lengan Atas
(LiLA) kurang dari 23,5 cm
6. C, Dikatakan Berat Badan Lahir Rendah apabila anak lahir dengan berat
badan kurang dari 2500 gram
7. D, Pemberian minimal Tablet Tambah Darah selama kehamilan adalah 90
tablet
8. C, Frekuensi laporan pemberian Tablet Tambah Darah pada Remaja yaitu
setiap 3 bulan
9. B, Remaja puteri yang diberikan Tablet Tambah Darah berusia 12 – 18
tahun
10. A, Inisiasi Menyusui Dini segera setelah melahirkan dan minimal
berlangsung 1 jam
11. B, Balita yang tidak naik berat badannya selama 2 bulan berturut turut
harus dirujuk segera ke puskesmas
12. A, Dosis Vitamin A untuk bayi umur adalah 6 – 11 bulan adalah 100.000
SI
13. B, Dosis Vitamin A untuk bayi umur adalah 12 – 29 bulan adalah 200.000
SI
14. B, Dosis Vitamin A untuk ibu nifas adalah 12 – 29 bulan adalah 200.000
SI

64
1. Millenium Development Goals (MDGs) merupakan deklarasi milenium
hasil kesepakatan kepala negara dan perwakilan dari 189 negara yang
berupa delapan tujuan untuk dicapai pada tahun
a. 2014
b. 2015
c. 2016
d. 2017
e. 2018
2. MDGs telah menjadi suatu paradigm pembangunan hampir seluruh
negara-negara di dunia Sejak disepakatinya pada bulan September
tahun
a. 2000
b. 2001
c. 2002
d. 2003
e. 2004
3. MDGs dapat mengurangi laju angka kematian anak turun lebih dari
…. Persen
a. 10
b. 20
c. 30
d. 40
e. 50
4. Angka kematian akibat malaria dapat diturunkan sebesar .. %
a. 10
b. 15
c. 20
d. 25
e. 30
5. Di Indonesia, pelaksanaan MDGs telah memberikan perubahan yang
positif.
a. Proporsi penduduk dengan pendapatan kurang dari US$ 1,00
(PPP) per kapita per hari menurun
b. Ketimpangan gender di tingkat pendidikan lanjutan menurun .
c. Angka kejadian tuberkulosis menurun
d. a dan b benar
e. a, b dan c benar
6. Open Working Group (OWG) untuk tujuan pembangunan
berkelanjutan yang beranggotakan
a. 10 anggota
b. 20 anggota
c. 30 anggota
d. 40 anggota
e. 50 anggota
7. Berapakah tujuan yang diusulkan oleh Open Working Group (OWG)
yang mencakup isu-isu pembangunan berkelanjutan, termasuk
mengakhiri kemiskinan dan kelaparan, meningkatkan kesehatan dan

65
pendidikan, membuat kota yang lebih berkelanjutan, memerangi
perubahan iklim, dan melindungi hutan.
a. 15
b. 16
c. 17
d. 18
e. 19
8. Jumlah target di SDGs sebanyak
a. 163
b. 166
c. 169
d. 172
e. 175
9. Millennium Development Goals (MDGs) yang berakhir akhir pada
tahun
a. 2012
b. 2013
c. 2014
d. 2015
e. 2016
10. Agenda Sustainable Development atau SDGs berakhir pada tahun
a. 2025
b. 2027
c. 2028
d. 2030
e. 2035
11. Jumlah pilar di SDGS
a. 3
b. 4
c. 5
d. 6
e. 7
12. Tercapainya pemenuhan hak dasar manusia yang berkualitas secara
adil dan setara untuk meningkatkan kesejahteraan bagi seluruh
masyarakat merupakan pilar pembangunan
a. Social
b. Lingkungan
c. Ekonomi
d. Hubung
e. Tata kelola
13. Tercapainya pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan yang
berkelanjutan sebagai penyangga seluruh kehidupan merupakan pilar
pembangunan
a. Social
b. Lingkungan
c. Ekonomi
d. Hubung
e. Tata kelola
66
14. Tercapainya pertumbuhan ekonomi berkualitas melalui keberlanjutan
peluang kerja dan usaha, inovasi, industri inklusif, infrastruktur
memadai, energi bersih yang terjangkau dan didukung kemitraan
merupakan pilar pembangunan
a. Social
b. Lingkungan
c. Ekonomi
d. Hubung
e. Tata kelola
15. Mengentaskan Segala Bentuk Kemiskinan Dimana Pun merupakan
tujuan SDGs nomor…
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5
16. Menjamin bahwa semua orang dapat menikmati makanan yang aman
dan bernutrisi sepanjang tahu, merupakan tujuan SDGs nomor…
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5
17. Target SGDs yang berkaitan dengan pemerintah daerah pada tahun
2030 dalam mengurangi rasio kematian ibu menjadi kurang dari …
/100.000 kelahiran
a. 50
b. 60
c. 70
d. 80
e. 90
18. SDGs dilaksanakan oleh negera maju maupun negara berkembang
sesuai dengan prinsip
a. Universality
b. Integration
c. No One Left Behind
d. Equality
e. Empowerment
19. SDGs dilaksanakan secara terintegrasi dan saling terkait pada semua
dimensi sosial, ekonomi dan lingkungan, sesuai dengan prinsip
a. Universality
b. Integration
c. No One Left Behind
d. Equality
e. Empowerment
20. Harus memberi manfaat bagi semua terutama bagi yang rentan, dan
pelaksanaan yang melibatkan semua pemangku kepentingan, sesuai
dengan prinsip
67
a. Universality
b. Integration
c. No One Left Behind
d. Equality
e. Empowerment
21. Di SDGS Kesehatan menempati target nomor
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5
22. Jumlah indikator di SDGs, adalah
a. 240
b. 241
c. 242
d. 243
e. 244
23. Pilar pembangunan social terdiri dari
a. 5 tujuan, 55 target dan 88 indikator
b. 6 tujuan, 55 target dan 88 indikator
c. 7 tujuan, 55 target dan 88 indikator
d. 8 tujuan, 55 target dan 88 indikator
e. 9 tujuan, 55 target dan 88 indikator
24. Target internasional untuk penurunan stunting dan wasting pada
balita dan mengatasi kebutuhan gizi remaja perempuan, wanita hamil
dan menyusui serta lansia, pada tahun
a. 2023
b. 2025
c. 2027
d. 2029
e. 2031
25. Target SDGs dalam mengakhiri kematian bayi dan balita yang dapat
dicegah, dengan menurunkan Angka Kematian Neonatal hingga 12 per
1.000 KH dan Angka Kematian Balita
a. 05 per 1.000 KH
b. 10 per 1.000 KH
c. 15 per 1.000 KH
d. 20 per 1.000 KH
e. 25 per 1.000 KH
26. Perhatian baru di SDGs yaitu
a. kematian akibat PTM, dan penanganan krisis dan
kegawatdaruratan
b. penurunan angka kematian ibu
c. kecelakaan lalu lintas, universal health coverage
d. kontaminasi dan polusi air, udara, tanah
e. benar semua
27. Kesetaraan gender merupakan tujuan ke
a. 3
68
b. 4
c. 5
d. 6
e. 7
28. Asuransi termasuk kepada tujuan ke
a. 3
b. 4
c. 5
d. 6
e. 7
29. Negara dengan prevalensi perokok laki-laki dewasa paling tinggi di
dunia adalah di
a. Amerika Serikat
b. Brasil
c. China
d. India
e. Indonesia
30. Salah satu upaya untuk mencapai SDGs dalam Goals 3 adalah
a. Penanggulangan PTM
b. Pengendalian konsumsi rokok
c. Meningkatkan akses ke pelayanan
d. a dan b benar
e. a, b dan c benar
31. Capaian Indonesia pada 2015 dari 8 tujuan, 18 target dan 67
indikators MDGs adalah
a. 18 Belum Tercapai dan 49 Tercapai
b. 19 Belum Tercapai dan 48 Tercapai
c. 18 Belum Tercapai dan 50 Tercapai
d. 19 Belum Tercapai dan 47 Tercapai
e. 20 Belum Tercapai dan 46 Tercapai
32. SDGs menyempurnakan MDGs, sehingga sifatnya
a. Lebih komprehensif, memperluas sumber pendanaan,
b. Menekankan hak asasi manusia, inklusif,
c. Melibatkan seluruh pemangku kepentingan,
d. Zero goal, memuat cara pelaksanaan
e. Benar semua
33. Isu kesehatan di SDGs sebanyak
a. 5 target
b. 10 target
c. 15 target
d. 20 target
e. 25 target
34. Perhatian baru dari Tujuan menghilangkan kelaparan, mencapai
ketahanan pangan dan gizi yang baik, serta meningkatkan pertanian
berkelanjutan, adalah
a. Anak pendek
b. Obesitas
c. Merokok
69
d. a dan b benar
e. a, b, dan c benar
35. Perhatian baru di Tujuan No 3 SDGs yaitu, kecuali
a. Kematian akibat PTM,
b. Penyalahgunaan narkotika dan alcohol,
c. Pengedalian HIV/AIDS
d. Kecelakaan lalu lintas,
e. Universal Health Coverage
36. Instrumen SDGs, kecuali
a. Kelembagaan
b. Pengarusutamaan SDGs
c. Roadmap dan Rencana Aksi
d. Pemberdayaan Masyarakat
e. Monitoring dan Evaluasi
37. Dasar hukum SDGs adalah
a. Perpres
b. Permen
c. Regulasi Daerah
d. a dan b benar
e. a, b, dan c benar
38. Perpres tentang SDGs adalah nomor
a. 29 tahun 2017
b. 39 tahun 2017
c. 49 tahun 2017
d. 59 tahun 2017
e. 69 tahun 2017
39. Pendidikan berkualitas merupakan Tujuan SDGs ke
a. 2
b. 4
c. 6
d. 8
e. 10
40. Penghapusan kelaparan merupakan tujuan SDGs ke
a. 2
b. 4
c. 6
d. 8
e. 10
41. Alasan Keberhasilan SDGs tidak dapat dilepaskan dari peranan
penting pemerintah daerah.
a. Berada lebih dekat dengan warganya
b. Memiliki wewenang dan dana
c. Dapat melakukan berbagai inovasi
d. Ujung tombak penyedia layanan publik
e. Benar semua
42. Dari pengalaman era MDGs (2000–2015), Indonesia ternyata belum
berhasil
a. Menurunkan angka kematian ibu
70
b. Akses kepada sanitasi dan air minum
c. Penurunan prevalansi AIDS dan HIV
d. Penurunan prevalensi Tuberkulosa
e. a, b dan c benar
43. Di kota manakah sidang umum Perserikatan Bangsa–Bangsa (PBB)
pada tanggal 25 September 2015 secara resmi telah mengesahkan
Agenda Pembangunan Berkelanjutan atau SDGs sebagai kesepakatan
pembangunan global dilaksanakan,
a. Atlanta
b. Tokyo
c. Kansas
d. New York
e. Washington DC
44. Jumlah Negara yang menyetujuai SDGs sebanyak
a. 190
b. 191
c. 192
d. 193
e. 194
45. Siapakah yang mewakili Indonesia Jusuf Kalla, turut mengesahkan
Agenda Pembangunan Berkelanjutan 2030 untuk Indonesia
a. Joko Widodo
b. Yusuf Kalla
c. Susilo Bambang Y
d. Maruf Amin
e. Terawan Agus Putranto
46. SDGs berisi 17 Tujuan. Salah satu Tujuan adalah Tujuan yang
mengatur tata cara dan prosedur yaitu
a. Masyarakat Yang Damai Tanpa Kekerasan
b. Nondiskriminasi
c. Partisipasi
d. Tata Pemerintahan Yang Terbuka
e. Benar semua
47. Prinsip dalam Penyusunan SDGs adalah
a. Partisipatif
b. Dari bawah ke atas
c. Universal
d. a dan c benar
e. Benar semua

71
Jawaban
1. B, Millenium Development Goals (MDGs) merupakan deklarasi milenium
hasil kesepakatan kepala negara dan perwakilan dari 189 negara yang
berupa delapan tujuan untuk dicapai pada tahun 2015.
2. A, Sejak disepakatinya pada bulan September 2000, MDGs telah
menjadi suatu paradigm pembangunan hampir seluruh negara-negara
di dunia
3. C, MDGs telah menjadi saksi sejarah laju kematian anak turun lebih
dari 30 persen.
4. D, Kematian akibat malaria juga turun hingga seperempatnya (PBB,
2013)
5. E, Di Indonesia, pelaksanaan MDGs telah memberikan perubahan
yang positif. Indonesia berhasil menurunkan proporsi penduduk
dengan pendapatan kurang dari US$ 1,00 (PPP) per kapita per hari dari
20,60 persen pada tahun 1990 menjadi 5,90 persen pada tahun 2008.
Pemerintah juga telah berhasil menurunkan ketimpangan gender di
tingkat pendidikan lanjutan. Hal ini dapat dilihat dari penurunan yang
signifikan pada indikator rasio APM perempuan terhadap laki-laki
SMA/MA/ Paket C dari 93,67 persen ada tahun 1993 menjadi 101,40
persen pada tahun 2011. Selain itu, angka kejadian tuberkulosis di
Indonesia sudah berhasil mencapai target MDGs yaitu dari 343 pada
tahun 1990 menjadi 189 kasus per 100.000 penduduk pada tahun
2011 (Bappenas, 2012)
6. C, Open Working Group (OWG) untuk tujuan pembangunan
berkelanjutan yang beranggotakan 30 anggota dan telah melakukan 13
kali pertemuan juga mengusulkan 17 tujuan pembangunan
berkelanjutan. Selain itu, Sustainable Development Solutions Network
(SDSN) di bawah pimpinan Jafrey Sach mengusulkan 10 tujuan, 30
target dan 100 indikator untuk menjadi agenda pembangunan
berkelanjutan.
7. C, Open Working Group (OWG) mengusulkan 17 tujuan yang mencakup
isu-isu pembangunan berkelanjutan, termasuk mengakhiri
kemiskinan dan kelaparan, meningkatkan kesehatan dan pendidikan,
membuat kota yang lebih berkelanjutan, memerangi perubahan iklim,
dan melindungi hutan.
8. C target SDGs ada 169 target.
9. D, Millennium Development Goals (MDGs) yang berakhir akhir pada
tahun 2015
10. D, Agenda 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan (the 2030 Agenda
for Sustainable Development atau SDGs) adalah kesepakatan
pembangunan baru yang mendorong perubahan-perubahan yang
bergeser ke arah pembangunan berkelanjutan yang berdasarkan hak
asasi manusia dan kesetaraan untuk mendorong pembangunan sosial,
ekonomi dan lingkungan hidup.
11. B, Jumlah pilar di SDGs sejumlah 4 Pilar.
a. Pembangunan Sosial SDGs adalah tercapainya pemenuhan hak
dasar manusia yang berkualitas secara adil dan setara untuk
meningkatkan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat
72
b. adalah tercapainya pengelolaan sumberdaya alam dan
lingkungan yang berkelanjutan sebagai penyangga seluruh
kehidupan
c. Pembangunan Ekonomi SDGs adalah tercapainya
pertumbuhan ekonomi berkualitas melalui keberlanjutan
peluang kerja dan usaha, inovasi, industri inklusif,
infrastruktur memadai, energi bersih yang terjangkau dan
didukung kemitraan
d. Pembangunan Hukum dan Tata Kelola SDGs adalah
terwujudnya kepastian hukum dan tata kelola yang efektif,
transparan, akuntabel dan partisipatif untuk menciptakan
stabilitas keamanan dan mencapai negara berdasarkan hukum
12. A, pilar pembangunan social yaitu tercapainya pemenuhan hak dasar
manusia yang berkualitas secara adil dan setara untuk meningkatkan
kesejahteraan bagi seluruh masyarakat merupakan pilar
pembangunan
13. B, Pembangunan Pembangunan Lingkungan SDGs Tercapainya
pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan yang berkelanjutan
sebagai penyangga seluruh kehidupan
14. C, Pembangunan Ekonomi SDGs adalah tercapainya pertumbuhan
ekonomi berkualitas melalui keberlanjutan peluang kerja dan usaha,
inovasi, industri inklusif, infrastruktur memadai, energi bersih yang
terjangkau dan didukung kemitraan
15. A, Tujuan SDGs no 1 adalah mengentaskan Segala Bentuk Kemiskinan
Dimana Pun
16. B, Tujuan SDGs no 2 adalah menjamin bahwa semua orang dapat
menikmati makanan yang aman dan bernutrisi sepanjang tahun
17. C, Target SGDs yang berkaitan dengan pemerintah daerah pada tahun
2030 dalam mengurangi rasio kematian ibu menjadi kurang dari 70
per 100.000 kelahiran
18. A, SDGs dilaksanakan oleh negera maju maupun negara berkembang
sesuai dengan prinsip Universality
19. B, SDGs dilaksanakan secara terintegrasi dan saling terkait pada
semua dimensi sosial, ekonomi dan lingkungan, sesuai dengan prinsip
Integration
20. C, No One Left Behind harus memberi manfaat bagi semua terutama
bagi yang rentan, dan pelaksanaan yang melibatkan semua pemangku
kepentingan
21. C, Di SDGS Kesehatan menempati target nomor 3
22. A, Di SDGs terdapat 240 indikator
23. B, Pilar pembangunan social terdiri dari 6 tujuan, 55 target dan 88
indikator
24. B, Pada tahun 2030, mengakhiri segala bentuk malnutrisi termasuk
mencapai target internasional 2025 untuk penurunan stunting dan
wasting pada balita dan mengatasi kebutuhan gizi remaja perempuan,
wanita hamil dan menyusui serta lansia.

73
25. E, mengakhiri kematian bayi dan balita yang dapat dicegah, dengan
menurunkan Angka Kematian Neonatal hingga 12 per 1.000 KH dan
Angka Kematian Balita 25 per 1.000 KH;
26. B, Perhatian baru di SDGs yaitu kematian akibat PTM,
penyalahgunaan narkotika dan alcohol, kecelakaan lalu lintas,
universal health coverage, kontaminasi dan polusi air,udara, tanah,
penanganan krisis dan kegawatdaruratan
27. C, Kesetaraan gender merupakan tujuan ke 5
28. A, Asuransi termasuk pada tujuan ke 3
29. E, Prevalensi perokok laki-laki dewasa di Indonesia paling tinggi di
dunia (68,8%).
30. D, Penanggulangan PTM dan pengendalian konsumsi rokok menjadi
salah satu upaya untuk mencapai SDGs dalam Goals 3
31. A, Capaian Indonesia pada 2015: Dari 8 tujuan, 18 target dan 67
indikators MDGs adalah 18 Belum Tercapai dan 49 Tercapai
32. E, SDGs menyempurnakan MDGs, sehingga sifatnya lebih
komprehensif, memperluas sumber pendanaan, menekankan hak
asasi manusia, inklusif, melibatkan seluruh pemangku kepentingan,
zero goal, memuat cara pelaksanaan
33. C, Isu kesehatan di SDGs sebanyak 15 target
34. D, Perhatian baru dari Tujuan menghilangkan kelaparan, mencapai
ketahanan pangan dan gizi yang baik, serta meningkatkan pertanian
berkelanjutan, adalah anak pendek dan obesitas
35. C, Perhatian baru di Tujuan No 3 SDGs yaitu Kematian akibat
PTM, Penyalahgunaan narkotika dan alcohol, Kecelakaan lalu lintas,
Universal Health Coverage, Kontaminasi dan polusi (air, udara, tanah),
Penanganan krisis dan kegawatdaruratan
36. D, Instrumen SDGs Kelembagaan, Pengarusutamaan SDGs, Roadmap
dan Rencana Aksi, Monitoring dan Evaluasi, Inovasi Data, Alternatif
Pembiayaan, Strategi Komunikasi
37. E, Dasar hukum SDGs adalah Perpres, Permen dan Regulasi Daerah
38. D, Perpres no 59 tahun 2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan
39. B, Pendidikan berkualitas merupakan tujuan SDGs ke 4
40. A, Penghapusan kelaparan merupakan tujuan SDGs ke 2
41. E, Keberhasilan SDGs tidak dapat dilepaskan dari peranan penting
pemerintah daerah. Karena pemerintah kota dan kabupaten (a) berada
lebih dekat dengan warganya; (b) memiliki wewenang dan dana; (c)
dapat melakukan berbagai inovasi; serta (d) ujung tombak penyedia
layanan publik dan berbagai kebijakan serta program pemerintah.
42. E, Dari pengalaman era MDGs (2000–2015), Indonesia ternyata belum
berhasil menurunkan angka kematian ibu, akses kepada sanitasi dan
air minum, dan penurunan prevalansi AIDS dan HIV.
43. C, Sidang umum Perserikatan Bangsa–Bangsa (PBB) pada 25
September 2015 lalu di New York, Amerika Serikat, secara resmi telah
mengesahkan Agenda Pembangunan Berkelanjutan atau SDGs sebagai
kesepakatan pembangunan global.
44. D Sekurangnya 193 kepala negara hadir dan menyetujui SDGs
74
45. B termasuk Wakil Presiden Jusuf Kalla, turut mengesahkan Agenda
Pembangunan Berkelanjutan 2030 untuk Indonesia
46. E, SDGs berisi 17 Tujuan. Salah satu Tujuan adalah Tujuan yang
mengatur tata cara dan prosedur yaitu masyarakat yang damai tanpa
kekerasan, nondiskriminasi, partisipasi, tata pemerintahan yang
terbuka serta kerja sama kemitraan multi–pihak’
47. E. Prinsip dalam Penyusunan SDGs partisipatif, dari bawah ke atas,
universal

75
Bagian 10 Karantina Kesehatan

1. Undang Undang Nomor 6 Tahun 2018 tentang …


a. Bencana Alam
b. Kekarantinaan Kesehatan
c. Penanggulangan Wabah
d. Penanganan Covid 19
e. Pembatasan Tembakau
2. Kejadian kesehatan masyarakat yang bersifat luar biasa dengan
ditandai penyebaran penyakit menular dan/atau kejadian yang
disebabkan oleh radiasi nuklir, pencemaran biologi, kontaminasi
kimia, bioterorisme, dan pangan yang menimbulkan bahaya kesehatan
dan berpotensi menyebar lintas wilayah atau lintas negara.
a. Epidemik
b. Pandemik
c. Wabah
d. Kejadian Luar Biasa Kesehatan
e. Kedaruratan Kesehatan Masyarakat
3. Tempat masuk dan keluarnya alat angkut, orang, dan/atau barang,
baik berbentuk
a. Pelabuhan
b. Bandar udara
c. Pos lintas batas darat Negara
d. Terminal angkutan darat
e. a, b, dan c benar
4. Pembatasan kegiatan dan/atau pemisahan seseorang yang terpapar
penyakit menular sebagaimana ditetapkan dalam peraturan
perundangundangan meskipun belum menunjukkan gejala apapun
atau sedang berada dalam masa inkubasi, dan/atau pemisahan peti
kemas, Alat Angkut, atau barang apapun yang diduga terkontaminasi
dari orang dan/atau Barang yang mengandung penyebab penyakit
atau sumber bahan, disebut dengan
a. Karantina
b. Isolasi
c. Pembatasan
d. Observasi
e. Pemantauan
5. Tindakan untuk melakukan pemisahan orang sakit dari orang sehat
yang dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapatkan
pengobatan dan perawatan
a. Karantina
b. Isolasi
c. Pembatasan

76
d. Observasi
e. Pemantauan
6. Tindakan pembatasan kegiatan tertentu penduduk dalam suatu
wilayah yang diduga terinfeksi penyakit dan/atau terkontaminasi
sedemikian rupa untuk mencegah kemungkinan penyebaran penyakit
atau kontaminasi
a. PSBB
b. Karantina wilayah
c. Karantina rumah
d. Karantina Rumah Sakit
e. Isolasi Sosial
7. Area atau tempat tertentu untuk dapat menyelenggarakan tindakan
Kekarantinaan Kesehatan
a. Zona Karantina
b. Tempat Karantina
c. Sarana Karantina
d. Obsevatorium
e. Ruang Isolasi
8. Kondisi seseorang yang menderita penyakit yang dapat menjadi
sumber penular penyakit yang berpotensi menyebabkan Kedaruratan
Kesehatan Masyarakat
a. Terjangkit
b. Terpapar
c. Terinfeksi
d. Tercemar
e. Tertular
9. Kondisi orang, Barang, atau Alat Angkut yang terpajan,
terkontaminasi, dalam masa inkubasi, insektasi, pestasi, ratisasi,
termasuk kimia dan radiasi
a. Terjangkit
b. Terpapar
c. Terinfeksi
d. Tercemar
e. Tertular
10. Kekarantinaan Kesehatan berasaskan
a. Perikemanusiaan dan manfaat
b. Pelindungan dan keadilan
c. Nondiskriminatif dan kepentingan umum
d. Keterpaduan, kesadaran huku, dan kedaulatan Negara
e. Benar semua
11. Penyelenggaraan Kekarantinaan Kesehatan bertujuan untuk, kecuali
a. Melindungi masyarakat dari penyakit dan/atau Faktor Risiko
Kesehatan Masyarakat yang berpotensi menimbulkan
Kedaruratan Kesehatan Masyarakat

77
b. Mencegah dan menangkal penyakit dan/atau Faktor Risiko
Kesehatan Masyarakat yang berpotensi menimbulkan
Kedaruratan Kesehatan Masyarakat
c. Meningkatkan ketahanan nasional di bidang kesehatan
masyarakat
d. Memberikan kesempatan tenaga medis untuk mempersiapkan
diri dalam menghadapi masalah kesehatan masyarakat
e. Memberikan pelindungan dan kepastian hukum bagi
masyarakat dan petugas kesehatan.
12. Yang bertanggung jawab terhadap ketersediaan sumber daya yang
diperlukan dalam penyelenggaraan Kekarantinaan Kesehatan.
a. Pemerintah Pusat
b. Pemerintah Daerah
c. Kementrian Kesehatan
d. Presiden
e. a dan b benar
13. Selama karantina setiap orang mempunyai hak mendapatkan
a. pelayanan kesehatan dasar
b. kebutuhan pangan
c. kebutuhan kehidupan sehari-hari
d. a dan b benar
e. Benar semua
14. Yang berhak menetapkan dan mencabut Kedaruratan Kesehatan
Masyarakat adalah
a. Presiden
b. Menteri Kesehatan
c. Pemerintah Pusat
d. Gugus Kendali
e. BNPB
15. Sebelum menetapkan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat, Pemerintah
Pusat terlebih dahulu menetapkan
a. Jenis penyakit dan faktor risiko
b. Daerah area yang terjangkit
c. Potensi penularan
d. Analisi kerugian secara ekonomi
e. Langkah pencegahan yang akan diambil
16. Apakah yang harus jadi dasar pertimbangan dalam penyelenggaraan
Kekarantinaan Kesehatan pada Kedaruratan Kesehatan Masyarakat
dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat?
a. Kedaulatan Negara
b. Keamanan
c. Ekonomi
d. Sosial budaya
e. Benar semua

78
17. Ketentuan lebih lanjut mengenai penanggulangan Kedaruratan
Kesehatan Masyarakat diatur dengan
a. Peraturan Presiden
b. Instruksi Presiden
c. Peraturan Pemerintah
d. Keputusan Menteri
e. Keputusan Panitia Ad Hoc
18. Dimanakan Pemerintah Pusat dapat menentukan tempat karantina
wilayah dalam keadaan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang
meresahkan dunia?
a. Pintu Masuk
b. Perbatasan
c. Pulau terluar
d. Area tertentu
e. Pulau khusus
19. Tindakan Kekarantinaan berupa, kecuali:
a. Karantina
b. Isolasi
c. Sterilisasi
d. Pemberian vaksinasi
e. Rujukan
20. Jumlah tindakan kekarantinaan kesehatan adalah
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5
21. Berapa cara seorang nakhoda pada siang hari untuk menyampaikan
permohonan dalam memperoleh Persetujuan Karantina Kesehatan
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5
22. Isyarat dari nahkoda dengan menaikan bendera Q, yang berarti
a. Kapal saya sehat
b. Kapal saya tersangka
c. Kapal saya terjangkit
d. Kapal saya perlu tenaga medis
e. Kapal saya siap berlayar lagi
23. Isyarat dari nahkoda dengan menaikan bendera Q di atas panji
pengganti kesatu, yang berarti
a. Kapal saya sehat
b. Kapal saya tersangka

79
c. Kapal saya terjangkit
d. Kapal saya perlu tenaga medis
e. Kapal saya siap berlayar lagi
24. Isyarat dari nahkoda dengan menaikan bendera Q di atas Bendera L,
yang berarti
a. Kapal saya sehat
b. Kapal saya tersangka
c. Kapal saya terjangkit
d. Kapal saya perlu tenaga medis
e. Kapal saya siap berlayar lagi
25. Pada malam hari berupa lampu merah di atas lampu putih dengan
jarak maksimum 1,80 (satu koma delapan nol) meter, yang berarti
a. Saya belum mendapatkan pemeriksaan kesehatan
b. Saya belum mendapat persetujuan karantina kesehatan
c. Saya belum mendapatkan awak kapal yang terjangkit
d. Saya belum memeriksakan awak kapal ke petugas medis
e. Saya belum mendapatkan persetujuan untuk berlabuh
26. Setiap orang yang datang dari negara dan/atau wilayah Kedaruratan
Kesehatan Masyarakat yang meresahkan dunia dan/atau endemis,
pejabat Karantina Kesehatan melakukan, kecuali
a. Penapisan
b. Pemberian kartu kewaspadaan kesehatan
c. Pemberian informasi tentang cara pencegahan, pengobatan, dan
pelaporan suatu kejadian Kedaruratan Kesehatan Masyarakat
yang meresahkan dunia
d. Pemantau kondisi setiap orang
e. Pengambilan spesimen dan/atau sampel
27. Orang asing yang tidak bersedia dilakukan tindakan Kekarantinaan
Kesehatan, Pejabat Karantina Kesehatan berwenang mengeluarkan
rekomendasi kepada pejabat imigrasi untuk dilakukan
a. Karantina paksa
b. Penjara
c. Deportasi
d. Penahanan Paspor
28. Karantina Wilayah dan Pembatasan Sosial Berskala Besar
sebagaimana dimaksud pada ayat ditetapkan oleh
a. Presiden
b. Menteri Kesehatan
c. Gubernur
d. Menteri Dalam Negeri
e. Pengadilan
29. Selama penyelenggaraan Karantina Rumah, kebutuhan hidup dasar
bagi orang dan makanan hewan ternak yang berada dalam Karantina
Rumah menjadi tanggung jawab
a. Pemerintah Daerah Tingkat I
80
b. Pemerintah Daerah Tingkat II
c. Pemerintah Pusat
d. Pemetintah Pusat dan Daerah
e. Masyarakat sekitar
30. Karantina Wilayah dilaksanakan kepada seluruh anggota masyarakat
di suatu wilayah apabila
a. Kecurigaan adanya warga yang terkena penyakit
b. Terjadi penyebaran penyakit antar anggota masyarakat di
wilayah tersebut
c. Ada warga yang datang dari daerah yang terkena wabah penyakit
d. Ada warga yang menunjukan tanda dan gejala terserang
penyakit yang menyebabkan kedaruratan kesehatan masyarakat
e. Beberapa warga terjangkit dengan penyakit yang menyebabkan
kedaruratan kesehatan masyarakat
31. Wilayah yang dikarantina diberi garis karantina dan dijaga terus
menerus oleh Pejabat Karantina Kesehatan
a. Kepolisian
b. Masyarakat
c. Polisi Pamong praja
d. Dinas Pehubungan
e. Tentara Nasional Indonesia
32. Tindakan yang diambil jika selama masa Karantina Wilayah ternyata
salah satu atau beberapa anggota di wilayah tersebut ada yang
menderita penyakit Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang sedang
terjadi maka dilakukan tindakan
a. Isolasi
b. Karantina rumah
c. Rujuk
d. a dan b benar
e. a dan c benar
33. Pembatasan Sosial Berskala Besar paling sedikit meliputi:
a. Peliburan sekolah dan tempat kerja
b. Pembatasan kegiatan keagamaan
c. Pembatasan kegiatan di tempat atau fasilitas umum
d. a, dan b benar
e. a, b dan c benar
34. Dokumen Karantina Kesehatan untuk Alat Angkut terdiri atas:
a. Deklarasi kesehatan
b. Sertifikat Persetujuan Karantina Kesehatan
c. Sertifikat sanitasi
d. Sertifikat obat-obatan dan alat kesehatan
e. Benar Semua
35. Sumber daya dalam penyelenggaraan Kekarantinaan Kesehatan
meliputi:

81
a. Fasilitas dan perbekalan Kekarantinaan Kesehatan
b. Pejabat Karantina Kesehatan
c. Penelitian dan pengembangan
d. Pendanaan
e. Benar semua
36. Pengawasan terhadap semua kegiatan yang berkaitan dengan
penyelenggaraan Kekarantinaan Kesehatan di Pelabuhan, Bandar
Udara, dan Pos Lintas Batas Darat Negara dilakukan oleh
a. Pemerintah Pusat
b. Kepolisian
c. Tentara Nasional Indonesia
d. BNPB
e. Lembaga independen

82
Jawaban
1. B, Undang Undang Nomor 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan
Kesehatan
2. E, Kedaruratan Kesehatan Masyarakat adalah Kejadian kesehatan
masyarakat yang bersifat luar biasa dengan ditandai penyebaran
penyakit menular dan/atau kejadian yang disebabkan oleh radiasi
nuklir, pencemaran biologi, kontaminasi kimia, bioterorisme, dan
pangan yang menimbulkan bahaya kesehatan dan berpotensi
menyebar lintas wilayah atau lintas negara.
3. E, Pintu Masuk adalah tempat masuk dan keluarnya alat angkut,
orang, dan/atau barang, baik berbentuk pelabuhan, bandar udara,
maupun pos lintas batas darat negara.
4. A, Karantina adalah pembatasan kegiatan dan/atau pemisahan
seseorang yang terpapar penyakit menular sebagaimana ditetapkan
dalam peraturan perundangundangan meskipun belum menunjukkan
gejala apapun atau sedang berada dalam masa inkubasi, dan/atau
pemisahan peti kemas, Alat Angkut, atau Barang apapun yang diduga
terkontaminasi dari orang dan/atau Barang yang mengandung
penyebab penyakit atau sumber bahan kontaminasi lain untuk
mencegah kemungkinan penyebaran ke orang dan/atau Barang di
sekitarnya.
5. B, Isolasi adalah pemisahan orang sakit dari orang sehat yang
dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapatkan
pengobatan dan perawatan.
6. A, Pembatasan Sosial Berskala Besar adalahpembatasan kegiatan
tertentu penduduk dalam suatu wilayah yang diduga terinfeksi
penyakit dan/atau terkontaminasi sedemikian rupa untuk mencegah
kemungkinan penyebaran penyakit atau kontaminasi.
7. A, Zona Karantina adalah area atau tempat tertentu untuk dapat
menyelenggarakan tindakan Kekarantinaan Kesehatan.
8. A, Terjangkit adalah kondisi seseorang yang menderita penyakit yang
dapat menjadi sumber penular penyakit yang berpotensi menyebabkan
Kedaruratan Kesehatan Masyarakat.
9. Terpapar adalah kondisi orang, Barang, atau Alat Angkut yang
terpajan, terkontaminasi, dalam masa inkubasi, insektasi, pestasi,
ratisasi, termasuk kimia dan radiasi.
10. E, Kekarantinaan Kesehatan berasaskan perikemanusiaan, manfaat,
pelindungan, keadilan, nondiskriminatif, kepentingan umum,
keterpaduan, kesadaran huku, kedaulatan negara.
11. D, Penyelenggaraan Kekarantinaan Kesehatan bertujuan untuk: a.
melindungi masyarakat dari penyakit dan/atau Faktor Risiko
Kesehatan Masyarakat yang berpotensi menimbulkan Kedaruratan
Kesehatan Masyarakat; b. mencegah dan menangkal penyakit
dan/atau Faktor Risiko Kesehatan Masyarakat yang berpotensi

83
menimbulkan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat; c. meningkatkan
ketahanan nasional di bidang kesehatan masyarakat; dan d.
memberikan pelindungan dan kepastian hukum bagi masyarakat dan
petugas kesehatan.
12. E, Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah bertanggung jawab
terhadap ketersediaan sumber daya yang diperlukan dalam
penyelenggaraan Kekarantinaan Kesehatan.
13. C, Setiap Orang mempunyai hak mendapatkan pelayanan kesehatan
dasar sesuai kebutuhan medis, kebutuhan pangan, dan kebutuhan
kehidupan sehari-hari lainnya selama Karantina
14. C, Pemerintah Pusat menetapkan dan mencabut Kedaruratan
Kesehatan Masyarakat.
15. A, Sebelum menetapkan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat,
Pemerintah Pusat terlebih dahulu menetapkan jenis penyakit dan
faktor risiko yang dapat menimbulkan Kedaruratan Kesehatan
Masyarakat
16. E, Penyelenggaraan Kekarantinaan Kesehatan pada Kedaruratan
Kesehatan Masyarakat dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat secara
cepat dan tepat berdasarkan besarnya ancaman, efektivitas, dukungan
sumber daya, dan teknik operasional dengan mempertimbangkan
kedaulatan negara, keamanan, ekonomi, sosial, dan budaya.
17. C, Ketentuan lebih lanjut mengenai penanggulangan Kedaruratan
Kesehatan Masyarakat diatur dengan Peraturan Pemerintah.
18. A, Dalam keadaan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang
meresahkan dunia, pemerintah pusat dapat menetapkan Karantina
Wilayah di pintu Masuk
19. C, Tindakan Kekarantinaan berupa:
a. Karantina, Isolasi, pemberian vaksinasi atau profilaksis,
rujukan, disinfeksi, dan/atau dekontaminasi terhadap orang
sesuai indikasi
b. Pembatasan Sosial Berskala Besar
c. Disinfeksi, dekontaminasi, disinseksi, dan/atau deratisasi
terhadap Alat Angkut dan Barang
d. Penyehatan, pengamanan, dan pengendalian terhadap media
lingkungan.
20. D, Jenis Tindakan Kekarantinaan berupa:
a. Karantina, Isolasi, pemberian vaksinasi atau profilaksis,
rujukan, disinfeksi, dan/atau dekontaminasi terhadap orang
sesuai indikasi
b. Pembatasan Sosial Berskala Besar
c. Disinfeksi, dekontaminasi, disinseksi, dan/atau deratisasi
terhadap Alat Angkut dan Barang
d. Penyehatan, pengamanan, dan pengendalian terhadap media
lingkungan.
21. C, Pada Siang Hari Nakhoda menyampaikan permohonan untuk
memperoleh Persetujuan Karantina Kesehatan atau memberitahukan
suatu keadaan di Kapal dengan memakai isyarat sebagai berikut:

84
a. Bendera Q, yang berarti Kapal saya sehat atau saya minta
Persetujuan Karantina Kesehatan
b. Bendera Q di atas panji pengganti kesatu, yang berarti Kapal
saya tersangka
c. Bendera Q di atas Bendera L, yang berarti Kapal saya Terjangkit
22. A, Bendera Q, yang berarti Kapal saya sehat atau saya minta
Persetujuan Karantina Kesehatan
23. B, Bendera Q di atas panji pengganti kesatu, yang berarti Kapal saya
tersangka
24. C, Bendera Q di atas Bendera L, yang berarti Kapal saya Terjangkit
25. B, Pada malam hari berupa lampu merah di atas lampu putih dengan
jarak maksimum 1,80 (satu koma delapan nol) meter, yang berarti saya
belum mendapat Persetujuan Karantina Kesehatan
26. D, Setiap orang yang datang dari negara dan/atau wilayah
Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang meresahkan dunia dan/atau
endemis, pejabat Karantina Kesehatan melakukan:
a. penapisan
b. pemberian kartu kewaspadaan kesehatan
c. pemberian informasi tentang cara pencegahan, pengobatan, dan
pelaporan suatu kejadian Kedaruratan Kesehatan Masyarakat
yang meresahkan dunia
d. pengambilan spesimen dan/atau sampel
27. Orang asing yang tidak bersedia dilakukan tindakan Kekarantinaan
Kesehatan, Pejabat Karantina Kesehatan berwenang mengeluarkan
rekomendasi kepada pejabat imigrasi untuk dilakukan deportasi
28. B, Karantina Wilayah dan Pembatasan Sosial Berskala Besar
sebagaimana dimaksud pada ayat ditetapkan oleh Menteri
29. C, Selama penyelenggaraan Karantina Rumah, kebutuhan hidup dasar
bagi orang dan makanan hewan ternak yang berada dalam Karantina
Rumah menjadi tanggung jawab Pemerintah Pusat
30. B, Karantina Wilayah dilaksanakan kepada seluruh anggota
masyarakat di suatu wilayah apabila dari hasil konlirmasi
laboratorium sudah terjadi penyebaran penyakit antar anggota
masyarakat di wilayah tersebut.
31. A, Wilayah yang dikarantina diberi garis karantina dan dijaga terus
menerus oleh pejabat Karantina Kesehatan dan Kepolisian Negara
Republik Indonesia yang berada di luar wilayah karantina
32. E, Selama masa Karantina Wilayah ternyata salah satu atau beberapa
anggota di wilayah tersebut ada yang menderita penyakit Kedaruratan
Kesehatan Masyarakat yang sedang terjadi maka dilakukan tindakan
Isolasi dan segera dirujuk ke rumah sakit
33. E, Pembatasan Sosial Berskala Besar paling sedikit meliputi: a.
peliburan sekolah dan tempat kerja; b. pembatasan kegiatan
keagamaan; dan/atau c. pembatasan kegiatan di tempat atau fasilitas
umum.
34. E, Dokumen Karantina Kesehatan untuk Alat Angkut terdiri atas: a.
deklarasi kesehatan; b. sertifikat Persetujuan Karantina Kesehatan; c.
sertifikat sanitasi; d. sertifikat obat-obatan dan alat kesehatan; e. buku
85
kesehatan untuk Kapal; dan f. Surat Persetujuan Berlayar Karantina
Kesehatan (Port Health Quarantine Clearance) untuk Kapal.
35. E, Sumber daya dalam penyelenggaraan Kekarantinaan Kesehatan
meliputi: a. fasilitas dan perbekalan Kekarantinaan Kesehatan; b.
Pejabat Karantina Kesehatan; c. penelitian dan pengembangan; dan d.
pendanaan
36. A, Pemerintah Pusat melakukan pengawasan terhadap semua kegiatan
yang berkaitan dengan penyelenggaraan Kekarantinaan Kesehatan di
Pelabuhan, Bandar Udara, dan Pos Lintas Batas Darat Negara

86
1. SPGDT berpedoman pada respon cepat yang menekankan:
a. time saving is life dan limb saving
b. melibatkan pelayanan oleh masyarakat,
c. melibatkan tenaga kesehatan dan ambulan
d. melibatkan sistem komunikasi
e. benar semua
2. Mengecek kesadaran dengan menggunakan metode
a. Look, feel and listen
b. AVPU
c. PQRST
d. ABCD
e. CABD
3. Jika pasien tidak memberikan respon, maka dilakukan pengecekan
nadi karotis selama… detik
a. 5
b. 7
c. 10
d. 15
e. 20
4. Perbandingan pemberian kompresi dengan pemberian napas dengan 1
penolong adalah
a. 30:1
b. 30:2
c. 15:1
d. 15:2
e. 3:2
5. Pemberian napas buatan permenit adalah
a. 10 – 12 kali
b. 10 – 14 kali
c. 10 – 16 kali
d. 10 – 18 kali
e. 10 – 20 kali
6. Cek kesadaran dan pernapasan tiap…
a. 1 menit
b. 2 menit
c. 3 menit
d. 4 menit
e. 5 menit
7. Rangsang nyeri dapat diberikan melalui penekanan keras di pangkal
kuku atau penekanan dengan menggunakan sendi jari tangan yang
dikepalkan pada tulang
a. Sternum
b. Frontal

87
c. Temporal
d. Oksipital
e. Klavikula
8. Pada neonatus perbandingan kompresi dan ventilasi adalah
a. 3:2
b. 15:1
c. 15:2
d. 30:1
e. 30:2
9. Pada neonatus setiap 10 detik dievaluasi nadi di area …
a. Brakialis
b. Karotis
c. Femoralis
d. Radialis
e. Fontanel
10. Kecepatan kompresi pada bayi adalah … kali per menit
a. 80 – 100
b. 90 – 110
c. 90 – 120
d. 100 – 120
e. ≥ 120
11. Kedalaman kompresi pada bayi adalah …. Cm
a. 2
b. 3
c. 4
d. 5
e. 6
12. Nadi pada saat kompresi bayi di hitung setiap ….. menit
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5
13. Kedalaman kompresi pada anak adalah …. Cm
a. 2
b. 3
c. 4
d. 5
e. 6
14. Dilakukan penghentian resusitasi jika tidak ada respon setelah …
menit
a. 15
b. 20
88
c. 25
d. 30
e. 35
15. Label merah diberikan apabila luka bakar meliputi … persen bagian
tubuh
a. 10
b. 15
c. 20
d. 25
e. 30
16. Yang termasuk label merah pada luka bakar yaitu, kecuali
a. Pasien tidak sadar
b. Pasien tidak bernafas normal
c. Penurunan tingkat kesadaran
d. Suara serak
e. Luka bakar kimia pada mata
17. Label kuning diberikan apabila jatuh dari ketinggian kurang dari
a. 5 kaki
b. 10 kaki
c. 15 kaki
d. 20 kaki
e. 25 kaki
18. Gejala Heat Stroke kecuali
a. Suhu tubuh tinggi
b. Tidak berkeringat
c. Nadi cepat
d. Mual muntah
e. Halusinasi
19. Berikut label merah karena luka tembak atau penusukan, kecuali
a. Tidak sadar
b. Tidak dapat bernafas normal
c. Cidera di bawah lutut atau siku
d. Kesadaran menurun
e. Cedera di kepala, leher, paha
20. Termasuk label merah apabila
a. Proses kelahiran tertunda dimana kepala bayi belum terlihat di jalan
lahir
b. Perdarahan dengan usia kehamilan >20 minggu
c. Cedera Abdomen dengan usia kehamilan < 20 minggu
d. Keram
e. Nyeri Panggul
21. Urutan dalam RJP yang disarankan untuk satu-satunya penolong
adalah
a. ABC
b. BAC
c. CAB
d. CBA
e. ACB

89
22. Kedalaman kompresi untuk dewasa tidak lebih dari
a. 4 cm
b. 5 cm
c. 6 cm
d. 7 cm
e. 8 cm
23. Menghentikan kompresi saat RJP tidak boleh lebih dari
a. 5 detik
b. 10 detik
c. 15 detik
d. 20 detik
e. 30 detik
24. Pemberian Nolakson 0,4 mg pada pasien dengan penggunaan opoid
dilakukan melalui rute
a. IM
b. IV
c. IC
d. SC
e. Intranasal
25. Pemberian Nolakson 2 mg pada pasien dengan penggunaan opoid
dilakukan melalui rute
a. IM
b. IV
c. IC
d. SC
e. Intranasal
26. Pemberian napas buatan pada pediatrik adalah tiap
a. 2 – 5 detik
b. 3 – 5 detik
c. 4 – 5 detik
d. 5 – 8 detik
e. 5 – 10 detik
27. Pada saat melakukan RJP pada pediatrik tanda perfusi buruk bila
denyut jantung ≤
a. 50 x/menit
b. 55 x/menit
c. 60 x/menit
d. 65 x/menit
e. 70 x/menit
28. Suhu bayi baru lahir tanpa mengalami asfiksia harus dijaga antara
a. 36,4oC hingga 37,5oC
b. 36,5oC hingga 37,5oC
c. 36,6oC hingga 37,5oC
d. 36,7oC hingga 37,5oC
e. 36,8oC hingga 37,5oC
29. Rasio kompresi berbanding ventilasi pada bayi baru lahir (neonatal)
adalah
a. 3 : 1
90
b. 9 : 2
c. 15 : 1
d. 30 : 1
e. 30 : 2
30. Presentase pemberian oksigen pada resusitasi pada bayi baru lahir
premature kurang dari 35 minggu masa kehamilan maksimal
a. 25%
b. 30%
c. 35%
d. 40%
e. 45%
31. Penderita diabet dengan hipoglikemia simptomtis ringan dan sadar
dapat diberikan
a. Tablet glukosa
b. Makanan mengandung glukosa
c. Minuman mengandung glukosa
d. Injeksi Glukosa
e. a, b dan c benar
32. Dalam kondisi anafilaksis yang mengancam jiwa disarankan untuk
digunakan
a. Nolakson
b. Adrenalin
c. Epinefrin
d. Antihistamin
e. Aspirin
33. Secara umum pemberian napas buatan pada dewasa dan anak anak
dapat dilakukan tiap
a. 4 detik
b. 5 detik
c. 6 detik
d. 7 detik
e. 10 detik
34. Suhu yang harus dipertahankan pada semua pasien dewasa yang tidak
sadarkan diri setelah serangan jantung adalah
a. 31oC - 36oC
b. 32oC - 36oC
c. 33oC - 36oC
d. 34oC - 36oC
e. 35oC - 36oC
35. Tujuan penolong tidak bertumpu diatas dada diantara kompresi pada
pasien dewasa saat mengalami serangan jantung supaya
a. Recoil penuh
b. Udara dapat masuk
c. Udara tidak tertahan
d. Meningkatkan kekuatan denyutan jantung
e. Dapat menyebabkan fraktur tulang dada pasien

91
Jawaban
1. E. SPGDT berpedoman pada respon cepat yang menekankan time
saving is life and limb saving, yang melibatkan pelayanan oleh
masyarakat, tenaga kesehatan, pelayanan ambulans gawat darurat
dan sistem komunikasi
2. B, Mengecek kesadaran dengan menggunakan metode AVPU
3. Jika pasien tidak memberikan respon, maka dilakukan pengecekan
nadi karotis selama 10 detik
4. Perbandingan pemberian kompresi dengan pemberian napas dengan 1
penolong adalah 30:2
5. A, Pemberian napas buatan diberikan 10 – 12 per menit
6. Cek kesadaran dan pernapasan tiap 2 menit
7. A, Rangsang nyeri dapat diberikan melalui penekanan keras di pangkal
kuku atau penekanan dengan menggunakan sendi jari tangan yang
dikepalkan pada tulang sternum/tulang dada. Pastikan bahwa
sebelum melakukan tindakan ini tidak ada tanda cedera di daerah
tersebut.
8. A, Pada neonates setiap siklus terdiri dari 3 kali kompresi dan 2 kali
ventilasi (3 : 2).
9. A, Pada neonatus setiap 10 detik dievaluasi nadi brakialisnya.
10. D Kompresi pada bayi dilakukan dengan cepat dan dalam, kecepatan
setidaknya 100-200 x/menit
11. C, Kedalaman kompresi 1/3 anterior dan posterior tubuh (4 cm).
12. B, Nadi pada saat kompresi bayi di hitung setiap 2 menit
13. B, Kedalaman kompresi 1/3 anterior dan pasterior tubuh (5 cm)
14. D, Pertolongan kegawatdaruratan dihentikan apabila :
a. Denyut nadi leher (karotis) korban teraba dan korban dapat
bernapas spontan.
b. Bantuan tim medis datang.
c. Penolong kelelahan dan tidak ada orang lain yang menggantikan.
d. Setelah 30 menit dilakukan resusitasi tetapi tidak ada tanda-
tanda kehidupan.
e. Korban dinyatakan meninggal.
15. C, Luka bakar lebih dari 20% permukaan tubuh maka diberi label
merah.
16. E, Yang termasuk label merah pada luka bakar yaitu tidak sadar, tidak
bernafas normal, penurunan tingkat kesadaran, suara serak,
kesulitan berbicara dan menelan, membakar lebih dari 20%
permukaan tubuh, luka bakar listrik berasal dari sumber listrik 220v
atau lebih, luka bakar derajat dua atau tiga. Didaerah Tangan, kaki
atau selangkangan
17. B, Label kuning diberikan apabila jatuh dari ketinggian kurang dari 10
kaki

92
18. D, Gejala Heat Stroke : suhu tubuh tinggi, tidak berkeringat, nadi
cepat, perilaku aneh, halusinasi, agitasi, tidak sadar sampai koma
19. Berikut label merah karena luka tembak atau penusukan
a. Tidak sadar
b. Tidak dapat bernafas normal
c. Kesadaran menurun
d. Perdarahan yang tidak dapat dikontrol
e. Cedera diatas lutut atau siku
f. Cedera di kepala, leher, paha
g. Insiden beberapa
20. B, Termasuk label merah apabila perdarahan dengan usia kehamilan
>20 minggu
21. C, Urutan dalam RJP yang disarankan untuk satu-satunya penolong
adalah CAB
22. C, Kedalaman kompresi untuk dewasa minimum 5 cm namun tidak
lebih dari 6 cm
23. B, Menghentikan kompresi tidak boleh lebih dari 10 detik
24. A, Pemberian Nolakson 0,4 mg pada pasien dengan penggunaan opoid
dilakukan melalui rute intranasal
25. E, Pemberian Nolakson 2 mg pada pasien dengan penggunaan opoid
dilakukan melalui rute intranasal
26. B, Pemberian napas buatan pada pediatrik adalah tiap 3 – 5 detik
27. C, Pada saat melakukan RJP pada pediatrik tanda perfusi buruk bila
denyut jantung ≤ 60 x/menit
28. C, Suhu bayi baru lahir tanpa mengalami asfiksia harus dijaga antara
36,6oC hingga 37,5oC
29. A, Rasio kompresi berbanding ventilasi pada bayi baru lahir (neonatal)
adalah 3:1 atau 90 kompresi dan 30 napas buatan
30. D, Resusitasi pada bayi baru lahir premature kurang dari 35 minggu
masa kehamilan harus mulai diberikan dengan oksigen rendah (21%
sampai dengan 30%)
31. E, Penderita diabet dengan hipoglikemia ringan dan sadar dapat
diberikan tablet glukosa, makanan atau minuman umum
32. C, Epinefrin disarankan untuk digunakan dalam kondisi anafilaksis
yang mengancam jiwa
33. C, Secara umum pemberian napas buatan dapat dilakukan tiap 6 detik
34. B, Suhu yang harus dipertahankan pada semua pasien dewasa yang
tidak sadarkan diri setelah serangan jantung adalah 32oC sampai
dengan 36oC
35. A, Penting bagi penolong untuk tidak bertumpu diatas dada diantara
kompresi untuk mendukung recoil penuh dinding dada pada pasien
dewasa saat mengalami serangan jantung.

93
Bagian 12 Posbindu PTM

1. Sasaran Posbindu PTM adalah seluruh warga negara yang ada di


wilayah Posbind dan berusia:
a. ≥10 tahun
b. ≥15 tahun
c. ≥20 tahun
d. ≥25 tahun
e. ≥30 tahun
2. Waktu pelaksanaan posbindu dalam sebulan paling sedikit …
a. 1x
b. 2x
c. 3x
d. 4x
e. 5x
3. Pengelola Posbindu adalah
a. Masyarakat
b. Lembaga kemasyarakatan
c. Organisasi kemasyarakatan
d. Institusi pemerintah/ swasta
e. Benar semua
4. Jumlah Tahapan Posbindu adalah
a. 3 tahap
b. 4 tahap
c. 5 tahap
d. 6 tahap
e. 7 tahap
5. Pengisian data peserta di pelaksanaan kegiatan di Posbindu ada di
a. Tahap I
b. Tahap II
c. Tahap III
d. Tahap IV
e. Tahap V
6. Wawancara factor resiko PTM ada di tahap
a. Tahap I
b. Tahap II
c. Tahap III
d. Tahap IV
e. Tahap V
7. Menghitung IMT di pelaksanaan kegiatan di Posbindu ada di tahap
a. Tahap I
b. Tahap II
c. Tahap III
d. Tahap IV
e. Tahap V

94
8. Pengukuran tekanan darah (tensimeter) di pelaksanaan kegiatan di
Posbindu ada di tahap
a. Tahap I
b. Tahap II
c. Tahap III
d. Tahap IV
e. Tahap V
9. Pengukuran gula darah/ glucometer di pelaksanaan kegiatan di
Posbindu ada di tahap
a. Tahap I
b. Tahap II
c. Tahap III
d. Tahap IV
e. Tahap V
10. Tahap V pelaksanaan kegiatan di Posbindu adalah kecuali
a. Identifikasi faktor risiko PTM
b. Edukasi faktor risiko PTM
c. Pengisian data peserta
d. Tindak lanjut dini faktor risiko PTM
e. Pengisian hasil layanan
11. Kategori berat badan kurang pada orang dewasa jika IMT
a. <18,2
b. <18,3
c. <18,4
d. <18,5
e. <18,6
12. Berat badan normal memiliki IMT antara
a. 18,5 sampai dengan 22,9
b. 18,6 sampai dengan 22,9
c. 18,5 sampai dengan 23
d. 18,6 sampai dengan 23
e. 18,7 sampai dengan 22,9
13. Kelebihan berat badan dengan resiko jika memiliki IMT antara
a. 23 sampai dengan 24,9
b. 23 sampai dengan 25,0
c. 23 sampai dengan 25,1
d. 23 sampai dengan 25,2
e. 23 sampai dengan 25,3
14. Obesitas tahap II jika memiliki IMT lebih dari
a. 28
b. 29
c. 30
d. 31
e. 32
15. Pemeriksaan gula darah bagi individu sehat paling sedikit
dilaksanakan
a. 1 tahun sekali
b. 1 tahun dua kali
95
c. 1 tahun tiga kali
d. 1 tahun empat kali
e. 1 tahun lima kali
16. Apabila hasil pengukuran tekanan darah satu dan kedua terdapat
selisih > 10 mmHg, ulangi pengukuran ketiga dengan melepaskan
manset pada lengan dan setelah istirahat selama
a. 5 menit
b. 10 menit
c. 15 menit
d. 20 menit
e. 25 menit
17. Sebelum melakukan pemeriksaan tekanan darah jika pasien baru saja
melaksanakan olahraga maka sebaiknya istirahat dalam waktu
a. 10 menit
b. 15 menit
c. 20 menit
d. 25 menit
e. 30 menit
18. Tekanan darah sistolik dengan klasifikasi pre hipertensi adalah
a. 120 – 139 mmHg
b. 120 – 140 mmHg
c. 120 – 141 mmHg
d. 120 – 142 mmHg
e. 120 – 143 mmHg
19. Dikatakan hipertensi derajat 2 apabila tekanan diastolic lebih dari
a. 100 mmHg
b. 105 mmHg
c. 110 mmHg
d. 115 mmHg
e. 120 mmHg
20. Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) dalam rangka deteksi dini
kanker leher Rahim dilakukan pada wanita yang telah menikah dan
berusia dalam rentang 30 sampai dengan
a. 40 tahun
b. 45 tahun
c. 50 tahun
d. 55 tahun
e. 60 tahun
21. Aktivitas yang disarankan per minggu adalah >
a. 50 menit
b. 100 menit
c. 150 menit
d. 200 menit
e. 250 menit
22. Faktor resiko terjadinya PTM jika IMT lebih dari
a. 20
b. 21
c. 22
96
d. 23
e. 24
23. Lingkar perut yang di sarankan untuk perempuan adalah kurang dari
a. 70 cm
b. 75 cm
c. 80 cm
d. 85 cm
e. 90 cm
24. Lingkar perut yang di sarankan untuk laki-laki adalah kurang dari
a. 70 cm
b. 75 cm
c. 80 cm
d. 85 cm
e. 90 cm
25. Faktor resiko terjadinya PTM jika gula darah lebih dari
a. 150 mg/dl
b. 175 mg/dl
c. 200 mg/dl
d. 225 mg/dl
e. 250 mg/dl
26. Faktor resiko terjadinya PTM jika kolesterol darah lebih dari
a. 170
b. 180
c. 190
d. 200
e. 210
27. Target Globa untuk penurunan kematian dini akibat PTM pada tahun
2025 adalah
a. 15%
b. 20%
c. 25%
d. 30%
e. 35%
28. Target Global untuk penurunan prevalensi kebutaan yang dapat
dicegah sebesar 25% pada tahun
a. 2020
b. 2022
c. 2023
d. 2025
e. 2030
29. Pengendalian obesitas nasional dari mulai dari usia ≥
a. 15 tahun
b. 16 tahun
c. 17 tahun
d. 18 tahun
e. 19 tahun
30. Sasaran pemeriksaan gula darah adalah setiap warga negara berusia ≥
a. 30 tahun
97
b. 35 tahun
c. 40 tahun
d. 45 tahun
e. 50 tahun

98
Jawaban
1. B, Sasaran Posbindu PTM adalah seluruh warga negara yang ada di
wilayah Posbind dan berusia ≥15 tahun
2. A, Waktu pelaksanaan posbindu paling sedikit satu kali dalam sebulan
3. E, Pengelola Posbindu a. Masyarakat. b. Lembaga kemasyarakatan. c.
Organisasi kemasyarakatan. d. Institusi pemerintah/ swasta.
4. C, Jumlah tahapan pelaksanaan kegiatan di posbindu ada 5 tahap
5. A, Pengisian data peserta ada di tahap I pelaksanaan kegiatan di
Posbindu
6. B, Wawancara factor resiko PTM ada di tahap II pelaksanaan kegiatan
di Posbindu
7. C, Menghitunng IMT ada di tahap III pelaksanaan kegiatan di Posbindu
8. D, Pengukuran tekanan darah (tensimeter) ada di tahap IV
pelaksanaan kegiatan di Posbindu
9. D, Pengukuran gula darah/ glukometer ada di tahap IV pelaksanaan
kegiatan di Posbindu
10. C, Tahap V pelaksanaan kegiatan di Posbindu adalah Identifikasi faktor
risiko PTM, Edukasi faktor risiko PTM, Tindak lanjut dini faktor risiko
PTM, Pengisian hasil layanan.
11. D, Kategori berat badan kurang pada orang dewasa jika IMT <18,5
12. A, Berat badan normal jika memiliki IMT antara 18,5 sampai dengan
22,9
13. Kelebihan berat badan dengan resiko jika memiliki IMT antara 23
sampai dengan 24,9
14. C, Obesitas II jika memiliki IMT ≥30
15. A, Pemeriksaan gula darah bagi individu sehat paling sedikit
dilaksanakan 1 tahun sekali dan bagi peserta dengan obesitas,
dilakukan pemeriksaan paling sedikit 1 -2 kali dalam setahun
16. B, Apabila hasil pengukuran tekanan darah satu dan kedua terdapat
selisih > 10 mmHg, ulangi pengukuran ketiga dengan melepaskan
manset pada lengan dan setelah istirahat selama 10 menit
17. E, Sebelum melakukan pemeriksaan tekanan darah jika pasien baru
saja melaksanakan olahraga maka sebaiknya istirahat dalam waktu 30
menit
18. A, Tekanan darah sistolik dengan klasifikasi pre hipertensi adalah 120
– 139 mmHg
19. Dikatakan hipertensi derajat 2 apabila tekanan diastolic lebih dari
100mmHg
20. C, Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) dalam rangka deteksi dini
kanker leher Rahim dilakukan pada wanita yang telah menikah dan
berusia dalam rentang 30 sampai dengan 50 tahun
21. C, Aktivitas yang disarankan per minggu adalah > 150 menit
22. D, Faktor resiko terjadinya PTM jika IMT lebih dari 23
23. C, Lingkar perut yang di sarankan untuk perempuan adalah kurang
dari 80 cm
24. E, Lingkar perut yang di sarankan untuk laki-laki adalah kurang dari
90 cm
25. C, Faktor resiko terjadinya PTM jika gula darah lebih dari 200 mg/dl
99
26. C, Faktor resiko terjadinya PTM jika kolesterol darah lebih dari 190
27. C,Target Global untuk penurunan kematian dini akibat PTM 25%
tahun 2025
28. A, Target Global untuk penurunan prevalensi kebutaan yang dapat
dicegah sebesar 25% pada tahun 2020
29. D, Pengendalian obesitas nasional dari mulai usia ≥18 tahun tetap
15,4%
30. C, Sasaran pemeriksaan gula darah adalah setiap warga negara
berusia 40 tahun ke atas atau kurang dari 40 tahun yang memiliki
faktor risiko obesitas dan atau hipertensi

100
Bagain 13 Narkotika

1. Zat atau bahan pemula atau bahan kimia yang dapat digunakan dalam
pembuatan Narkotika disebut dengan
a. Bahan
b. Prekursor
c. Bibit
d. Biang
e. Racikan
2. Yang benar tentang Narkotika Golongan I, kecuali
a. Dilarang digunakan untuk kepentingan pelayanan kesehatan
b. Dalam jumlah terbatas dapat digunakan untuk kepentingan
pengembangan ilmu pengetahuan
c. Dalam jumlah terbatas dapat digunakan untuk kepentingan
pengembangan teknologi
d. Dalam jumlah terbatas dapat digunakan untuk kepentingan
pengembangan reagensia diagnostic
e. Penggunaan atas persetujuan Kepala Badan Pengawas Obat dan
Makanan
3. Siapa yang dapat menjamin ketersediaan Narkotika untuk kepentingan
pelayanan kesehatan dan/atau untuk pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi
a. Presiden
b. Menteri
c. Kepala BPOM
d. Rektor
e. Kapolri
4. Industri Farmasi yang memproduksi Narkotika tertentu dan telah
memiliki izin sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan setelah dilakukan audit oleh
a. Kementrian Kesehatan
b. Badan Pengawas Obat dan Makanan
c. Auditor BPKP
d. Auditor Keuangan
e. Auditor Independen
5. Siapakan yang melakukan pengawasan terhadap bahan baku, proses
produksi, dan hasil akhir dari produksi Narkotika sesuai dengan
rencana kebutuhan tahunan Narkotika.
a. BPOM
b. Kementrian Kesehatan
c. Kementrian Pertanian
d. Kepolisisan
e. Bea cukai
6. Lembaga ilmu pengetahuan yang berupa lembaga pendidikan dan
pelatihan serta penelitian dan pengembangan yang diselenggarakan
oleh pemerintah ataupun swasta dapat memperoleh, menanam,

101
menyimpan, dan menggunakan Narkotika untuk kepentingan ilmu
pengetahuan danteknologi setelah mendapatkan izin
a. Presiden
b. Menteri
c. Kepala BPOM
d. Rektor
e. Kapolri
7. Yang boleh menyimpan/menguasai secara khusus narkotika adalah
a. Industri farmasi dan Pedagang besar farmasi
b. Pemerintah, Apotek dan Rumah sakit
c. Pusat kesehatan masyarakat dan lembaga ilmu pengetahuan
d. Balai pengobatan & dokter
e. Benar semua
8. Surat Persetujuan Impor Narkotika Golongan I dalam jumlah yang
sangat terbatas hanya dapat diberikan untuk kepentingan
a. Pengobatan
b. Pengembangan Iptek
c. Rekreasi
d. Penyelidikan
e. Pembuktian di Pengadilan
9. Industri Farmasi tertentu hanya dapat menyalurkan Narkotika kepada:
a. Pedagang besar farmasi tertentu
b. Apotek
c. Lembaga ilmu pengetahuan
d. Sarana penyimpanan sediaan farmasi pemerintah tertentu
e. Rumah sakit.
10. Pedagang besar farmasi tertentu hanya dapat menyalurkan Narkotika
kepada, kecuali
a. Pedagang besar farmasi tertentu lainnya
b. Apotek
c. Dokter
d. Rumah sakit
e. Lembaga ilmu pengetahuan.
11. Sarana penyimpanan sediaan farmasi pemerintah tertentu hanya
dapat menyalurkan Narkotika kepada:
a. Rumah sakit pemerintah
b. Pusat kesehatan masyarakat
c. Balai pengobatan pemerintah tertentu.
d. a dan c benar
e. Benar semua
12. Penyerahan Narkotika hanya dapat dilakukan oleh, kecuali
a. Apotek
b. Rumah sakit
c. Puskesmas pembantu
d. Balai pengobatan
e. Dokter
13. Penyerahan Narkotika oleh dokter hanya dapat dilaksanakan untuk:

102
a. Menjalankan praktik dokter dengan memberikan Narkotika
melalui suntikan
b. Menolong orang sakit dalam keadaan darurat dengan
memberikan Narkotika melalui suntikan
c. Menjalankan tugas di daerah terpencil yang tidak ada apotek
d. a dan b benar
e. Semua benar
14. Pengaturan prekursor dalam Undang-Undang bertujuan:
a. Melindungi masyarakat dari bahaya penyalahgunaan
b. Mencegah dan memberantas peredaran gelap
c. Mencegah terjadinya kebocoran dan penyimpangan
d. a dan b benar
e. Benar semua
15. Pemerintah menyusun rencana kebutuhan tahunan Prekursor
Narkotika untuk kepentingan
a. Industri farmasi
b. Industri nonfarmasi
c. Ilmu pengetahuan dan teknologi
d. a dan c benar
e. Benar semua
16. Untuk kepentingan pengobatan dan berdasarkan indikasi medis,
dokter dapat memberikan Narkotika
a. Golongan I
b. Golongan II
c. Golongan III
d. b dan c benar
e. a, b can c benar
17. Pecandu Narkotika dan korban penyalahgunaan Narkotika selain wajib
menjalani rehabilitasi Medis juga wajib menjalani rehabilitasi
a. Fisik
b. Sosial
c. Psikologi
d. Perilaku
e. Mental
18. Pendekatan untuk penyembuhan pecandu narkotikan dapat dilakukan
melalui, kecuali
a. Pengobatan medis
b. Rehabilitasi medis
c. Pendekatan keagamaan
d. Pendekatan tradisional
e. Pendekatan kelompok khusus
19. Pemerintah melakukan pembinaan terhadap segala kegiatan yang
berhubungan dengan Narkotika yang meliputi upaya, kecuali
a. Memenuhi ketersediaan Narkotika untuk kepentingan pelayanan
kesehatan dan/atau pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi
b. Mencegah generasi muda dan anak usia sekolah dalam
penyalahgunaan Narkotika, termasuk dengan memasukkan
103
pendidikan yang berkaitan dengan Narkotika dalam kurikulum
sekolah dasar sampai lanjutan atas
c. Mendorong dan menunjang kegiatan penelitian dan/atau
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang
Narkotika untuk kepentingan pelayanan kesehatan
d. Meningkatkan kemampuan lembaga rehabilitasi medis bagi
Pecandu Narkotika, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah
maupun masyarakat.
e. Bukan salah satu diatas
20. Badan dunia yang mengurusi masalah narkotika adalah
a. UNICEF
b. WHO
c. UNODC
d. UNESCO
e. UNCHR
21. Presentase penduduk dunia dengan rentang usia antara 15 sampai 64
tahun telah mengonsumsi narkoba, setidaknya orang tersebut pernah
mengkonsumsi narkotika di tahun 2017 adalah
a. 4,0%
b. 4,5%
c. 5,0%
d. 5,5%
e. 6,0%
22. Program Pembangunan Berwawasan Anti Narkoba (Bang Wawan) yang
fokusnya melibatkan semua pemangku kepentingan baik pemerintah,
swasta, pendidikan dan masyarakat. Kegiatan utamanya yaitu
a. Tes urine
b. Penyuluhan anti narkoba
c. Pembentukan satgas di lingkungan masyarakat
d. a dan b benar
e. a, b, dan c benar
23. BNN mengajak generasi milenial mengambil peran dalam kampanye
cegah narkoba. Program ini berisikan konten-konten kreatif seperti
video, vlog, mural, artikel maupun poster yang bertemakan kampanye
cegah narkoba. Nama program tersebut adalah
a. Rumah Magadon Milenial
b. Rumah Edukasi Anti Narkoba
c. Rumah Cemara
d. Ruman Pulih Bersama
e. Rumah Rehabilitasi Remaja
24. Jumlah wilayan yang termasuk rawan narkoba adalah
a. 654
b. 655
c. 657
d. 658
e. 659
25. Program unggulan Grand Design Alternative Development (GDAD) yang
diimplementasikan dalam alih fungsi lahan ganja menjadi lahan
104
produktif baik itu untuk pertanian ataupun peternakan. Delain
dilaksanakan di wilayah Aceh Besar, dan Gayo Lues juga dilaksanakan
di wilayah
a. Medan
b. Bukit tinggi
c. Bireun
d. Deli Serdang
e. Lampung
26. BNN mengembangkan layanan rehabilitasi di beberapa provinsi yaitu
kecuali:
a. Bali
b. Jawa Barat
c. Sulawesi Selatan
d. Kalimantan Timur
e. Kepulauan Riau
27. Dalam rangka meningkatkan akses rehabilitasi, BNN mengembangkan
program Intervensi Berbasis Masyarakat (IBM) dengan
mengkolaborasikan program
a. Skrining Intervensi Lapangan (SIL),
b. Pemulihan Berbasis Masyarakat (PBM)
c. Agen Pemulihan (AP).
d. Penyuluhan Anti Nakotika (PAN)
e. a, b dan c benar
28. Program Intervensi Berbasis Masyarakat (IBM) telah dilakukan, kecuali
a. Aceh
b. Bandung
c. Padang
d. Semarang
e. Yogjakarta
29. Tanaman yang memiliki dampak negatif 13 kali lebih kuat dari morfin
dan tumbuh di Kalimantan Barat adalah
a. Ganja
b. Kratom
c. Marijuana
d. Cannabis
e. Mashroom
30. Tanaman ini banyak tumbuh di wilayah Provinsi Kalimantan Barat ini
termasuk pada narkotika golongan
a. I
b. II
c. III
d. IV
e. V
31. Ganja dikenal juga dengan istilah, kecuali
a. Marijuana
b. Pot
c. Crack
d. Cimeng
105
e. Mary Jane
32. Flipper nama lain dari
a. Ecstasy
b. Shabu
c. Cocain
d. Heroin
e. Ganja
33. Ciri Penyalahguna Narkoba pada perilaku, kecuali
a. Prestasi turun secara mendadak
b. Pola tidurnya berubah
c. Selera makan bertambah
d. Banyak mengurung diri dikamar
e. Perubahan kelompok pertemanan
34. Untuk menanggulangi bahaya narkotika maka dibentuk Agen
Pemulihan yang terdiri dari, kecuali
a. Babinsa
b. Babinkamtibmas
c. Puskemas Pembantu (Pustu)
d. Bidan Desa
e. Kader
35. Program Agen Pemulihan Narkotika di Desa adalah
a. Pendampingan klien
b. Mengajak klien dalam kegiatan positif
c. Membantu pelaksanaan destigmatisasi
d. Memberikan informasi mengenai rehabilitasi berkelanjutan
e. Memberikan informasi tentang pascarehabilitasi lanjut
36. Narkotika berkhasiat pengobatan digunakan sebagai pilihan terakhir
dan dapat digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi
mengakibatkan ketergantungan, merupakan narkotika golongan
a. I
b. II
c. III
d. IV
e. V
37. Ekgonina merupakan narkotika golongan
a. I
b. II
c. III
d. IV
e. V
38. Etilmorfina merupakan narkotika golongan
a. I
b. II
c. III
d. IV
e. V
39. Daun koka merupakan narkotika golongan
106
a. I
b. II
c. III
d. IV
e. V
40. Kodeina merupakan narkotika golongan
a. I
b. II
c. III
d. IV
e. V

107
Jawaban
1. B, Prekursor Narkotika adalah Zat atau bahan pemula atau bahan
kimia yang dapat digunakan dalam pembuatan Narkotika
2. E, Narkotika Golongan I dilarang digunakan untuk kepentingan
pelayanan kesehatan. Dalam jumlah terbatas, Narkotika Golongan
I dapat digunakan untuk kepentingan pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi dan untuk reagensia diagnostik, serta
reagensia laboratorium setelah mendapatkan persetujuan Menteri
atas rekomendasi Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan.
3. B, Menteri menjamin ketersediaan Narkotika untuk kepentingan
pelayanan kesehatan dan/atau untuk pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
4. B, Industri Farmasi yang memproduksi Narkotika tertentu dan telah
memiliki izin sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan setelah dilakukan audit oleh Badan Pengawas Obat dan
Makanan.
5. A, Badan Pengawas Obat dan Makanan melakukan pengawasan
terhadap bahan baku, proses produksi, dan hasil akhir dari
produksi Narkotika sesuai dengan rencana kebutuhan tahunan
Narkotika
6. B, Lembaga ilmu pengetahuan yang berupa lembaga pendidikan
dan pelatihan serta penelitian dan pengembangan yang
diselenggarakan oleh pemerintah ataupun swasta dapat
memperoleh, menanam, menyimpan, dan menggunakan Narkotika
untuk kepentingan ilmu pengetahuan danteknologi setelah
mendapatkan izin Menteri
7. E, Narkotika yang berada dalam penguasaan industri farmasi,
pedagang besar farmasi, sarana penyimpanan sediaan farmasi
pemerintah, apotek, rumah sakit, pusat kesehatan masyarakat,
balai pengobatan, dokter, dan lembaga ilmu pengetahuan wajib
disimpan secara khusus
8. B, Surat Persetujuan Impor Narkotika Golongan I dalam jumlah
yang sangat terbatas hanya dapat diberikan untuk kepentingan
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
9. C, Industri Farmasi tertentu hanya dapat menyalurkan Narkotika
kepada: a. pedagang besar farmasi tertentu; b. apotek; c. sarana
penyimpanan sediaan farmasi pemerintah tertentu; dan d. rumah
sakit.
10. C, Pedagang besar farmasi tertentu hanya dapat menyalurkan
Narkotika kepada: a. pedagang besar farmasi tertentu lainnya; b.
apotek; c. sarana penyimpanan sediaan farmasi pemerintah
tertentu; d. rumah sakit; dan e. lembaga ilmu pengetahuan.
11. E, Sarana penyimpanan sediaan farmasi pemerintah tertentu hanya
dapat menyalurkan Narkotika kepada: a. rumah sakit pemerintah;
b. pusat kesehatan masyarakat; dan c. balai pengobatan
pemerintah tertentu.

108
12. C, Penyerahan Narkotika hanya dapat dilakukan oleh: a. apotek; b.
rumah sakit; c. pusat kesehatan masyarakat; d. balai pengobatan;
dan e. dokter.
13. E, Penyerahan Narkotika oleh dokter hanya dapat dilaksanakan
untuk: a. menjalankan praktik dokter dengan memberikan
Narkotika melalui suntikan; b. menolong orang sakit dalam
keadaan darurat dengan memberikan Narkotika melalui suntikan;
atau c. menjalankan tugas di daerah terpencil yang tidak ada
apotek.
14. E, Pengaturan prekursor dalam Undang-Undang ini bertujuan: a.
melindungi masyarakat dari bahaya penyalahgunaan Prekursor
Narkotika; b. mencegah dan memberantas peredaran gelap
Prekursor Narkotika; dan c. mencegah terjadinya kebocoran dan
penyimpangan Prekursor Narkotika
15. E, Pemerintah menyusun rencana kebutuhan tahunan Prekursor
Narkotika untuk kepentingan industri farmasi, industri nonfarmasi,
dan ilmu pengetahuan dan teknologi
16. D, Untuk kepentingan pengobatan dan berdasarkan indikasi medis,
dokter dapat memberikan Narkotika Golongan II atau Golongan III
dalam jumlah terbatas dan sediaan tertentu kepada pasien sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
17. B, Pecandu Narkotika dan korban penyalahgunaan Narkotika wajib
menjalani rehabilitasi medis dan rehabilitasi social
18. E, Selain melalui pengobatan dan/atau rehabilitasi medis,
penyembuhan Pecandu Narkotika dapat diselenggarakan oleh
instansi pemerintah atau masyarakat melalui pendekatan
keagamaan dan tradisional.
19. E, Pemerintah melakukan pembinaan terhadap segala kegiatan
yang berhubungan dengan Narkotika yang meliputi upaya: a.
memenuhi ketersediaan Narkotika untuk kepentingan pelayanan
kesehatan dan/atau pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi; b. mencegah penyalahgunaan Narkotika; c. mencegah
generasi muda dan anak usia sekolah dalam penyalahgunaan
Narkotika, termasuk dengan memasukkan pendidikan yang
berkaitan dengan Narkotika dalam kurikulum sekolah dasar sampai
lanjutan atas; d. mendorong dan menunjang kegiatan penelitian
dan/atau pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang
Narkotika untuk kepentingan pelayanan kesehatan; dan e.
meningkatkan kemampuan lembaga rehabilitasi medis bagi
Pecandu Narkotika, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah
maupun masyarakat.
20. C, United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC) sebagai
Badan dunia yang mengurusi masalah narkotika
21. D, 5,5 % dari jumlah populasi global penduduk dunia dengan
rentang usia antara 15 sampai 64 tahun telah mengonsumsi
narkoba, setidaknya orang tersebut pernah mengkonsumsi
narkotika di tahun 2017

109
22. E, Program Pembangunan Berwawasan Anti Narkoba (Bang Wawan)
yang fokusnya melibatkan semua pemangku kepentingan baik
pemerintah, swasta, pendidikan dan masyarakat. Kegiatan
utamanya yaitu tes urine, penyuluhan anti narkoba, dan
pembentukan satgas di lingkungan masyarakat
23. B, Rumah Edukasi Anti Narkoba (REAN.ID). Melalui program ini,
BNN mengajak generasi milenial mengambil peran dalam kampanye
cegah narkoba. REAN.ID ini berisikan konten-konten kreatif seperti
video, vlog, mural, artikel maupun poster yang bertemakan
kampanye cegah narkoba.
24. A, BNN telah melakukan pemetaan terhadap 654 wilayah yang
termasuk daerah rawan narkoba di seluruh Indonesia
25. C, Program unggulan Grand Design Alternative Development (GDAD)
di wilayah Aceh Besar, Bireun dan Gayo Lues, yang
diimplementasikan dalam alih fungsi lahan ganja menjadi lahan
produktif baik itu untuk pertanian ataupun peternakan.
26. A, BNN mengembangkan layanan rehabilitasi di beberapa provinsi
yaitu Balai Besar Rehabilitasi Lido di Bogor Jawa Barat, Balai
Rehabilitasi Baddoka di Makasar Sulawesi Selatan, Balai
Rehabilitasi Tanah Merah di Samarinda Kalimantan Timur, Loka
Rehabilitasi Batam di Kepulauan Riau, Loka Rehabilitasi Deli
Serdang di Medan Sumatera Utara, Loka Rehabilitasi Kalianda di
Lampung
27. E, Dalam rangka meningkatkan akses rehabilitasi, BNN
mengembangkan program Intervensi Berbasis Masyarakat (IBM)
dengan mengkolaborasikan program Skrining Intervensi Lapangan
(SIL), Pemulihan Berbasis Masyarakat(PBM) dan Agen Pemulihan
(AP).
28. E, Program Intervensi Berbasis Masyarakat (IBM) telah dilakukan
Aceh, Padang, Bandung, Semarang, Makassar dan NTT
29. B, Selain ganja, tanaman lainnya yang harus menjadi atensi
bersama adalah Kratom atau Mitragyna Speciosa. Tanaman ini
banyak tumbuh di wilayah Provinsi Kalimantan Barat dan termasuk
dalam daftar bahan yang dilarang digunakan dalam suplemen
makanan dan obat tradisional. Kratom mengandung senyawa-
senyawa yang berbahaya bagi kesehatan. Dampak negatif yang
ditimbulkan dari Kratom ini adalah efeknya 13 kali lebih kuat dari
morfin
30. A, Karena dampaknya yang sangat berbahaya tersebut, maka sejak
bulan Desember 2017 BNN telah merekomendasikan Kratom masuk
ke dalam Narkotika Golongan I (satu).
31. C, Ganja Dikenal juga istilah ganja, marijuna, pot, cimeng, Mary
Jane, gele’, grass, weed
32. A, Flipper nama lain dari Ecstasy
33. C, Ciri Penyalahguna Narkoba pada perilaku a. Prestasi di sekolah/
di tempat kerja turun secara mendadak, membolos, tidak
menyelesaikan tugas; b. Pola tidurnya berubah : malam suka
begadang dan pagi hari sulit dibangunkan; c. Selera makan
110
berkurang; d. Banyak menghindari pertemuan dengan keluarga
lainnya karena takut ketahuan menggunakan. Banyak mengurung
diri dikamar & menolak diajak makan bersama – sama oleh anggota
keluarga lainnya; e. Bersikap lebih kasar terhadap anggota keluarga
lainnya dibandingkan dengan sebelumnya; f. Perubahan kelompok
pertemanan
34. E, Membentuk Agen Pemulihan yang terdiri dari Babinsa,
Babinkamtibmas, Puskemas Pembantu (Pustu), Bidan Desa, Karang
Taruna
35. A, Program Agen Pemulihan Narkotika di Desa adalah
a. Pemantauan pemulihan klien (pecandu) dalam kehidupan
sehari-hari untuk mengembalikan nama baik;
b. Mengajak klien (pecandu) dalam kegiatan positif di masyarakat
seperti kegiatan social kemasyarakatan, keagamaan, olah raga
dan kebudayaan;
c. Membantu pelaksanaan destigmatisasi (menghilangkan
anggapan) terhadap para klien (pecandu) dengan memberikan
informasi dan edukasi terkait rehabilitasi dan pascarehabilitasi
pecandu dan korban penyalahgunaan narkotika kepada
masyarakat;
d. Memberikan informasi mengenai rehabilitasi berkelanjutan,
yaitu rangkaian perawatan rehabilitasi medis, sosial dan
pascarehabilitasi sebagai satuan yang terintegrasi dan tidak
terpisahkan dalam upaya pemulihan ketergantungan narkoba;
e. Memberikan informasi tentang pascarehabilitasi lanjut, yaitu
layanan lanjutan yang bertujuan untuk membantu
penyalahguna yang telah selesai melaksanakan rehabilitasi para
klien (pecandu) dalam mempertahankan kepulihannya,
meningkatkan produktivitas dan kembali berfungsi sosial di
masyarakat.
36. B, Penggolongan Narkotika
a. Narkotika golongan I, adalah narkotika yang hanya dapat
digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan
tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi sangat
tinggi mengakibatkan ketergantungan;
b. Narkotika golongan II, adalah narkotika berkhasiat pengobatan
digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam
terapi dan/atau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan
serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan;
c. Narkotika golongan III, adalah narkotika berkhasiat pengobatan
dan banyak digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi
ringan mengakibatkan ketergantungan
37. B, Narkotika golongan II : ekgonina, morfin metobromida, dan
morfina;
38. C, Narkotika golongan III : etilmorfina, kodeina, polkodina, dan
propiram.

111
39. A, Narkotika golongan I : opium mentah, tanaman koka, daun koka,
kokain mentah, heroina, metamfetamina, dan tanaman ganja;
40. C, Narkotika golongan III : etilmorfina, kodeina, polkodina, dan
propiram

112
Bagian 14 Germas

1. Instruksi Presiden Republik Indonesia Tentang Gerakan Masyarakat


Hidup Sehat Nomor
a. 1 Tahun 2016
b. 1 Tahun 2017
c. 1 Tahun 2018
d. 1 Tahun 2019
e. 1 Tahun 2020
2. Aktivitas fisik yang dianjurkan per hari adalah
a. 15 menit
b. 20 menit
c. 25 menit
d. 30 menit
e. 35 menit
3. Khusus perempuan lakukan tes IVA (Inpeksi Visual Asam cuka) untuk
deteksi dini kanker leher Rahim, pemeriksaan rutin tiap
a. 3 bulan
b. 6 bulan
c. 9 bulan
d. 12 bulan
e. 24 bulan
4. Lama istirahat dan tidur tiap hari dialokasikan waktu antara
a. 6 – 7 jam
b. 6 – 8 jam
c. 6 – 9 jam
d. 6 – 10 jam
e. 6 – 11 jam
5. Focus germas adalah aspek perubahan perilaku melalui:
a. Melakukan aktivitas fisik setiap hari
b. Mengkonsumsi sayur dan buah setiap hari
c. Melakukan pemeriksaan berkala untuk mendeteksi faktor resiko
yang ada pada setiap orang
d. a dan b benar
e. Benar semua
6. Ada berapakah Pilar Indonesia Sehat?
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5
7. Pilar Indonesia Sehat nomor 1 adalah
a. Penguatan Pelayanan Kesehatan
b. Penerapan Paradigma Sehat
c. Jaminan Kesehatan Nasional
d. Keluarga Berencana

113
e. Gotong Royong

Jawaban
1. B, Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2017 Tentang
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
2. D, Aktivitas fisik yang dianjurkan adalah 30 menit per hari
3. B, Khusus perempuan lakukan tes IVA (Inpeksi Visual Asam cuka)
untuk deteksi dini kanker leher Rahim, pemeriksaan rutin setiap 6
bulan sekali
4. B, Istirahat dan tidur dialokasikan waktu antara 6-8 jam per hari
5. E, Focus germas adalah aspek perubahan perilaku melalui melakukan
aktivitas fisik setiap hari, mengkonsumsi sayur dan buah setiap hari,
melakukan pemeriksaan berkala untuk mendeteksi faktor resiko yang
ada pada setiap orang
6. C, Terdapat 3 Pilar Program Indonesia Sehat
7. B, Pilar Program Indonesia Sehat yaitu Penerapan Paradiga Sehat,
Penguatan Pelayanan Kesehatan dan Jaminan Kesehatan Nasional.

114
Bagian 15 Promosi Kesehatan

1. Promosi Kesehatan tidak terlepas dari Pembangunan Kesehatan


Masyarakat Desa (PKMD) pada tahun
a. 1970
b. 1975
c. 1978
d. 1980
e. 1986
2. Ditingkat Internasional Deklarasi Alma Ata tentang Primary Health
Care tersebut sebagai tonggak sejarah cikal bakal Promosi Kesehatan
terjadi tahun
a. 1970
b. 1975
c. 1978
d. 1980
e. 1986
3. Istilah Health Promotion (Promosi Kesehatan) sebenarnya sudah mulai
dicetuskan setidaknya pada tahun 1986, ketika diselenggarakannya
Konferensi Internasional pertama tentang Health Promotion di
a. Jakarta
b. Bangkok
c. New York
d. Ottawa
e. Tokyo
4. Piagam Ottawa memiliki 5 butir rumusan upaya promosi kesehatan,
kecuali
a. Kebijakan berwawasan kesehatan
b. Pemerintah yang mendukung
c. Reorientasi pelayanan kesehatan
d. Ketrampilan Individu
e. Gerakan Masyarakat
5. Tujuan dari penerapan promosi kesehatan yaitu
menciptakan/membuat masyarakat yang:
a. Mau (willingness) memelihara dan meningkatkan kesehatannya.
b. Mampu (ability) memelihara dan meningkatkan kesehatannya.
c. Memelihara kesehatan, berarti mau dan mampu mencegah
penyakit, melindungi diri dari gangguan-gangguan kesehatan.
d. Meningkatkan kesehatan, berarti mau dan mampu
meningkatkan kesehatannya.
e. Benar semua
6. Forcefield Paradigm of Health and Wellbeing dikemukakan oleh
a. Bloom
b. Maslow
c. Green
d. Snow
e. Johnson
115
7. Faktor predisposisi (predisposing factor) untuk perubahan perilaku
seseorang menurut Green, yaitu kecuali
a. Pengetahuan
b. Sikap
c. Sarana
d. Keyakinan
e. Kepercayaan
8. Faktor yang mendorong atau memperkuat terjadinya perilaku disebut
a. Predisposisi
b. Presipitasi
c. Penguat
d. Pemungkin
e. Pendorong
9. Pencegahan tertier menurut Leavell and Clark (1967) adalah
a. Peningkatan derajat kesehatan (health promotion)
b. Perlidungan khusus (specific protection)
c. Diagnosis dini dan pengobatan segera (early diagnosis and
prompt treatment)
d. Rehabilitasi (rehabilitation)
e. Pembatasan cacat (disability limitation)
10. Metode penyampaian pendidikan kesehatan jika peserta lebih dari 15
orang yaitu
a. Ceramah
b. Seminar
c. Curah pendapat
d. a dan b benar
e. Benar semua
11. Metode yang digunakan untuk menggambarkan pelayanan di
puskesmas adalah
a. Demontrasi
b. Role Play
c. Snow Ball
d. Ceramah
e. Simulasi
12. Yang paling baik dalam proses mengingat dengan menggunakan
metode
a. Membaca
b. Mengerjakan
c. Diskusi
d. Simulasi
e. Melihat video
13. Para pemuka masyarakat dibimbing untuk mengenal masalah
kesehatan yang sering melanda di masyarakat dinamakan
a. Evaluasi diri
b. Survey Mawas Diri
c. Musyawaran Masyarakat
d. Pencarian Kasus
e. Survailance
116
14. Membahas hasil penemuan kasus diantara masyarakan ada dalam
kegiatan
a. Evaluasi diri
b. Survey Mawas Diri
c. Musyawaran Masyarakat
d. Pencarian Kasus
e. Survailance
15. Strategi dasar utama promosi kesehatan kecuali
a. Pemberdayaan
b. Bina suasana
c. Advokasi
d. Kemitraan
e. Pendampingan
16. Upaya untuk menumbuhkan dan meningkatkan pengetahuan,
kemauan dan kemampuan individu, keluarga dan masyarakat untuk
mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, menciptakan
lingkungan sehat dan berperan aktif dalam penyelenggaraan setiap
upaya kesehatan. Merupakan pengertian dari
a. Pemberdayaan
b. Bina suasana
c. Advokasi
d. Kemitraan
e. Pendampingan
17. Contoh pemberdayaan individu adalah
a. Penyuluhan keluarga
b. Pendampingan masyarakat desa
c. Usaha Kesehatan Sekolah
d. Pengkaderan
e. Posyandu
18. Tujuan dari pemberdayaan individu adalah
a. Meningkatkan pengetahuan
b. Meningkatkan keterampilan
c. Mengubah perilaku
d. Sosialisasi perilaku baru
e. Meningkatkan harapan baru
19. Metode yang digunakan untuk pemberdayaan individu, kecuali
a. Dialog
b. Konseling
c. Role play
d. Demontrasi
e. Bimbingan
20. Media yang digunakan dalam pemberdayaan individu adalah
a. Lembar balik
b. Leaflet
c. Poster
d. Brosur
e. Baligo
21. Metode yang digunakan dalam pemberdayaan keluarga adalah
117
a. Dialog
b. Konseling
c. Role Play
d. Demontrasi
e. Semua benar
22. Media yang digunakan dalam pemberdayaan keluarga adalah
a. Lembar balik
b. Baligo
c. Multimedia
d. Layar lebar
e. Spanduk
23. Bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM)
merupakan bentuk fasilitas pelayanan kesehatan yang dikelola oleh
masyarakat.
a. Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu)
b. Polindes (Pondok Bersalin desa)
c. Desa Siaga
d. Keluarga sadar gizi
e. Semua benar
24. Wujud Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) untuk
kesehatan ibu dan anak adalah
a. Posyandu
b. Polindes
c. Bina keluarga balita
d. Posbindu
e. a, b dan c benar
25. Wujud Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) untuk
kesehatan upaya kesehatan sekolah adalah
a. Dokter kecil
b. Penyertaan guru dan orang tua
c. Saka bakti husada
d. Pos Kesehatan desa
e. Pos kesehatan pesantren
26. Pernyatan yang benar tentang Puskesmas sebagai pusat penggerak
pembangunan yang berwawasan kesehatan yaitu, kecuali
a. Menggerakan lintas sector dan dunia usaha dalam bidang
kesehatan
b. Memantau dan melaporkan secara aktif dampak kesehatan
c. Mengutamakan pemeliharaan kesehatan
d. Agen tunggal dalam perubahan perilaku kesehatan
e. Pencegahan masalah kesehatan
27. Upaya menciptakan suasana atau lingkungan social yang mendorong
individu, keluarga dan masyarakat untuk mencegah penyakit dan
meningkarkan kesehatannya serta menciptakan lingkungan sehat dan
berperan aktif dalam setiap penyelengaraan kesehatan
a. Bina suasana
b. Pemberdayaan
c. Pendampingan
118
d. Penggerakan
e. Pembimbingan
28. Peran dalam menghadapi masalah kesehatan terutama dalam sikap
dan tingkah laku yang akan ditiru oleh masyarakat
a. Role model
b. Advocate
c. Change agent
d. Service provider
e. Educator
29. Peran pembaharu dalam bidang kesehatan yang akan diikuti oleh
masyarakat
a. Role model
b. Advocate
c. Change agent
d. Service provider
e. Educator
30. Peran Tenaga kesehatan dalam rangka mengupayakan lingkungan
puskesmas dan lingkungan yang bebas asap rokok
a. Role model
b. Advocate
c. Change agent
d. Service provider
e. Educator
31. Kata kunci dalam advokasi kesehatan adalah kecuali
a. Tepat
b. Lengkap
c. Sigap
d. Akurat
e. Menarik
32. Prinsip dasar dalam kemitraan adalah kecuali
a. Kesetaraan
b. Keterbukaan
c. Saling menguntungkan
d. Eklusif
e. Inklusif
33. Dalam kemitraan, jujur dan sesuai fakta adalah contoh prinsip
a. Kesetaraan
b. Keterbukaan
c. Saling menguntungkan
d. Eklusif
e. Inklusif
34. Dalam pemberdayaan masyarakat peningkatan pengetahuan dan
kemampuan masyarakat dalam mengenali dan mengatasi
permasalahan kesehatan yang dihadapi merupakan
a. Cara
b. Metode
c. Media
d. Strategi
119
e. Sasaran
35. Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat dilaksanakan dengan
mengutamakan pendekatan
a. Persamaan nasib
b. Promotif dan preventif
c. Keterbukaan
d. Kemandirian
e. Lintas sector dan program
36. Masyarakat menyelenggarakan Pemberdayaan Masyarakat dengan
didampingi oleh
a. Kader
b. Tenaga Pendamping
c. Tenaga kesehatan
d. Tokoh masyarakat
e. Tokoh pemuda
37. Tenaga pendamping berperan sebagai, kecuali
a. Katalisator
b. Pemberi dukungan
c. Pemberi solusi
d. Penghubung
e. Pendamping
38. Kader berperan sebagai, kecuali
a. Penggerak masyarakat untuk berperan serta dalam upaya
kesehatan sesuai kewenangannya
b. Penggerak masyarakat agar memanfaatkan UKBM dan
pelayanan kesehatan dasar
c. Penasihat UKBM
d. Penyuluh kesehatan kepada masyarakat
e. pencatat kegiatan pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan
39. Perhatikan urutan berikut
1. pelaksanaan kegiatan,
2. perencanaan partisipatif
3. survei mawas diri
4. musyawarah di desa/kelurahan
5. pembinaan kelestarian
6. pengenalan kondisi desa/kelurahan
Urutan tahapan Penyelenggaraan Pemberdayaan Masyarakat yaitu
a. 6, 4, 3, 2, 5, 1
b. 4, 3, 2, 5, 1, 6
c. 6, 3, 4, 2, 1, 5
d. 3, 2, 5, 1, 6,4
e. 2, 5, 1, 6, 4, 3
40. Pembentukan UKBM dapat dilakukan dengan memenuhi syarat
sebagai berikut: kecuali,
a. Memiliki struktur kepengurusan
b. Memiliki Kader sebagai pengelola kegiatan UKBM

120
c. Memiliki Kader sebagai pelaksana kegiatan UKBM
d. Memiliki tempat
e. Memiliki sumber daya
41. Yang dapat melakukan pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan
Pemberdayaan Masyarakat adalah
a. Menteri
b. Gubernur
c. Bupati
d. Wali kota
e. Kepala Puskesmas
42. Pembinaan dan pengawasan kegiatan UKBM dilaksanakan melalui:
kecuali
a. advokasi dan sosialisasi
b. bimbingan teknis
c. dukungan dana
d. pelatihan dan peningkatan kapasitas
e. pemantauan dan evaluasi
43. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Tentang
Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan
a. Nomor 8 Tahun 2016
b. Nomor 8 Tahun 2017
c. Nomor 8 Tahun 2018
d. Nomor 8 Tahun 2019
e. Nomor 8 Tahun 2020
44. Pendekatan Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan
a. Edukatif
b. Partisipatif
c. Promotif
d. a dan b benar
e. Benar semua
45. Tujuan Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan adalah
a. Untuk meningkatkan pengetahuan
b. Untuk meningkatkan kesadaran
c. Untuk meningkatkan kemampuan
d. a dan c benar
e. Benar semua
46. Yang harus diperhatikan dalam Pemberdayaan Masyarakat Bidang
Kasehatan adalah
a. Kebutuhan
b. Potensi
c. Social budaya setempat
d. a dan c benar
e. Benar semua
47. Tenaga Pendamping Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan,
adalah seseorang yang memiliki kemampuan untuk

121
a. Mendampingi Proses Pengambilan Keputusan
b. Membantu Proses Pengambilan Keputusan
c. Membantu Dalam Mengadopsi Inovasi Di Bidang Kesehatan
d. a dan b benar
e. Benar semua
48. Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat dilaksanakan dengan
mengutamakan pencegahan
a. Primer
b. Sekunder
c. Tertier
d. Primer dan sekunder
e. Primer dan tertier
49. Tenaga Pendamping berasal dari kecuali
a. Pemerintah Pusat
b. Pemerintah Daerah
c. Organisasi Non Pemerintah asing
d. Lembaga kemasyarakatan
e. Perguruan tinggi
50. Survei mawas diri dilakukan untuk mengetahui, kecuali
a. Masalah Kesehatan
b. Urutan Prioritas Penanganannya
c. Faktor Penyebab Masalah Kesehatan
d. Potensi Yang Dimiliki
e. Dukungan Pemerintah

122
Jawaban
1. B, Promosi Kesehatan tidak terlepas dari Pembangunan Kesehatan
Masyarakat Desa (PKMD) pada tahun 1975
2. C, Ditingkat Internasional tahun 1978 Deklarasi Alma Ata tentang
Primary Health Care tersebut sebagai tonggak sejarah cikal bakal
Promosi Kesehatan
3. D, Istilah Health Promotion (Promosi Kesehatan) sebenarnya sudah
mulai dicetuskan setidaknya pada tahun 1986, ketika
diselenggarakannya Konferensi Internasional pertama tentang Health
Promotion di Ottawa, Canada pada tahun 1986
4. B, Piagam Ottawa memiliki 5 butir rumusan upaya promosi kesehatan,
yaitu: 1) Kebijakan berwawasan kesehatan, 2) Lingkungan yang
mendukung, 3) Reorientasi pelayanan kesehatan, 4) Ketrampilan
Individu dan 5) Gerakan Masyarakat.
5. E, Tujuan dari penerapan promosi kesehatan pada dasarnya
merupakan visi promosi kesehatan itu sendiri, yaitu
menciptakan/membuat masyarakat yang:
a. Mau (willingness) memelihara dan meningkatkan kesehatannya.
b. Mampu (ability) memelihara dan meningkatkan kesehatannya.
c. Memelihara kesehatan, berarti mau dan mampu mencegah
penyakit, melindungi diri dari gangguan-gangguan kesehatan.
d. Meningkatkan kesehatan, berarti mau dan mampu meningkatkan
kesehatannya.
e. Kesehatan perlu ditingkatkan karena derajat kesehatan baik
individu, kelompok atau masyarakat itu bersifat dinamis tidak
statis.
6. A, Ruang lingkup sasaran promosi kesehatan adalah keempat
determinan kesehatan dan kesejahteran seperti terlihat dalam model
klasik dari Bloom (Forcefield Paradigm of Health and Wellbeing), yaitu:
Lingkungan, Perilaku, Pelayanan kesehatan, dan Faktor genetik (atau
diperluas menjadi faktor kependudukan.
7. C, Faktor predisposisi (predisposing factor) menurut Green, yaitu faktor
yang mempermudah atau mempredisposisi terjadinya perilaku
seseorang, antara lain: pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan,
nilai-nilai, tradisi
8. C, Faktor penguat (reinforcing factor) yaitu faktor yang mendorong atau
memperkuat terjadinya perilaku, antara lain: sikap petugas kesehatan,
sikap tokoh masyarakat, dukungan suami, dukungan keluarga, tokoh
adat
9. D, Dalam upaya kesehatan, dikenal 5 tingkat pencegahan dari Leavell
and Clark (1967):
a. Pencegahan primer, yang terdiri dari: Peningkatan derajat
kesehatan (health promotion) dan Perlidungan khusus (specific
protection)
b. Pencegahan sekunder, terdiri dari. Diagnosis dini dan
pengobatan segera (early diagnosis and prompt treatment) dan
Pembatasan cacat (disability limitation)

123
c. Pencegahan tertier: Rehabilitasi (rehabilitation)
10. D, Metode penyampaian pendidikan kesehatan jika peserta lebih dari
15 orang yaitu ceramah dan seminar
11. B, Metode yang digunakan untuk menggambarkan pelayanan di
puskesmas adalah role play
12. B, Yang paling baik dalam proses mengingat adalah pengalaman
praktek nyata sebesar 90%
13. B, Para pemuka masyarakat dibimbing untuk mengenal masalah
kesehatan yang sering melanda di masyarakat dinamakan Survey
Mawas Diri
14. C, Membahas hasil penemuan kasus diantara masyarakan ada dalam
kegiatan Musyawarah Masyarakat
15. E, Strategi dasar utama promosi kesehtan adalah pemberdayaan, bina
suasana, advokasi dan kemitraan
16. A, Pemberdayaan masyarakan adalah upaya untuk menumbuhkan
dan meningkatkan pengetahuan, kemauan dan kemampuan individu,
keluarga dan masyarakat untuk mencegah penyakit, meningkatkan
kesehatannya, menciptakan lingkungan sehat dan berperan aktif
dalam penyelenggaraan setiap upaya kesehatan.
17. C, Contoh pemberdayaan individu adalah Usaha Kesehatan Sekolah
18. C, Tujuan dari pemberdayaan individu adalah memperkenalkan
perilaku baru kepada individu yang mungkin mengubah perilaku
19. C, Metode yang digunakan untuk pemberdayaan individu adalah
dialog, konseling, demontrasi dan bimbingan
20. E, Media yang digunakan dalam pemberdayaan individu adalah lembar
balik, leaflet, poster dan media lain yang mudah dibawa untuk
kunjungan rumah
21. E, Metode yang digunakan dalam pemberdayaan keluarga adalah
dialog, konseling, role play, demontrasi
22. A, Media yang digunakan dalam pemberdayaan keluarga adalah
lembar balik, leaflet, poster dan media lain yang mudah dibawa untuk
kunjungan rumah
23. E, Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) merupakan
bentuk fasilitas pelayanan kesehatan yang dikelola oleh masyarakat.
Beberapa bentuk UKBM yang dikenal adalah Posyandu (Pos Pelayanan
Terpadu), Polindes (Pondok Bersalin desa) dan Desa Siaga serta
Keluarga sadar gizi
24. E, Wujud Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) untuk
kesehatan ibu dan anak adalah posyandu, polindes dan bina keluarga
balita
25. D, Wujud Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) untuk
kesehatan upaya kesehatan sekolah adalah dokter kecil, penyertaan
guru dan orang tua, saka bakti husada dan pos kesehatan pesantren
26. D, Pernyatan yang benar tentang Puskesmas sebagai pusat penggerak
pembangunan yang berwawasan kesehatan yaitu menggerakan lintas
sector dan dunia usaha, memantau dan melaporkan secara aktif

124
dampak kesehatan, mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan
pencegahan
27. A, Bina suasana adalah upaya menciptakan suasana atau lingkungan
social yang mendorong individu, keluarga dan masyarakat untuk
mencegah penyakit dan meningkarkan kesehatannya serta
menciptakan lingkungan sehat dan berperan aktif dalam setiap
penyelengaraan kesehatan
28. A, Peran Petugas menjadi role model masalah kesehatan terutama
dalam sikap dan tingkah laku
29. C, Peran petugas sebagai pembaharu dan memperkenalkan perilaku
baru dalam bidang kesehatan adalah change agent
30. B, Peran Tenaga kesehatan dalam rangka mengupayakan lingkungan
puskesmas dan lingkungan yang bebas asap rokok merupakan contoh
dari peran advokasi
31. C, Kata kunci dalam advokasi kesehatan adalah tepat, lengkap, akurat
dan menarik
32. E, Prinsip dasar dalam kemitraan adalah kesetaraan, keterbukaan,
saaling menguntungkan, inklusif
33. B, Jujur, sesuai fakta adalah contoh prinsip keterbukaan dalam
kemitraan
34. D, Peningkatan pengetahuan dan kemampuan masyarakat dalam
mengenali dan mengatasi permasalahan kesehatan yang dihadapi
merupakan strategi pemberdayaan masyarakat
35. B, Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat dilaksanakan dengan
mengutamakan pendekatan promotif dan preventif
36. B, Masyarakat menyelenggarakan Pemberdayaan Masyarakat dengan
didampingi oleh Tenaga Pendamping
37. C, Tenaga pendamping berperan sebagai: katalisator dalam proses
Pemberdayaan Masyarakat; pemberi dukungan dalam proses
penyelenggaraan Pemberdayaan Masyarakat; penghubung dengan
sumber daya yang dapat dimanfaatkan; pendamping dalam
penyelesaian masalah kesehatan; pendamping dalam pelaksanaan
pemantauan dan evaluasi; dan pendamping masyarakat dan/atau
melakukan pendekatan kepada pemangku kepentingan terkait
38. C, Kader berperan sebagai: a. penggerak masyarakat untuk berperan
serta dalam upaya kesehatan sesuai kewenangannya; b. penggerak
masyarakat agar memanfaatkan UKBM dan pelayanan kesehatan
dasar; c. pengelola UKBM; d. penyuluh kesehatan kepada masyarakat;
e. pencatat kegiatan pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan; dan
f. pelapor jika ada permasalahan atau kasus kesehatan setempat pada
tenaga kesehatan
39. C, Penyelenggaraan Pemberdayaan Masyarakat dilakukan dengan
tahap:
a. pengenalan kondisi desa/kelurahan;
b. survei mawas diri;
c. musyawarah di desa/kelurahan;

125
d. perencanaan partisipatif;
e. pelaksanaan kegiatan; dan
f. pembinaan kelestarian.
40. D, Pembentukan UKBM dapat dilakukan dengan memenuhi syarat
sebagai berikut: a. memiliki struktur kepengurusan; b. memiliki Kader
sebagai pengelola/pelaksana kegiatan UKBM; dan c. memiliki sumber
daya.
41. E, Menteri, gubernur, bupati/wali kota melakukan pembinaan dan
pengawasan penyelenggaraan Pemberdayaan Masyarakat sesuai
kewenangan masing-masing
42. C, Pembinaan dan pengawasan kegiatan UKBM dilaksanakan melalui:
a. advokasi dan sosialisasi
b. bimbingan teknis
c. pelatihan dan peningkatan kapasitas
d. pemantauan dan evaluasi
e. pemberian penghargaan
43. D, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 8 Tahun
2019 Tentang Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan
44. D, Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan, melalui pendekatan
edukatif dan partisipatif
45. E, Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan, proses untuk
meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan kemampuan individu,
keluarga serta masyarakat untuk berperan aktif dalam upaya
kesehatan.
46. E, Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan, harus
memperhatikan kebutuhan potensi dan sosial budaya setempat
47. E, Tenaga Pendamping Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan,
adalah seseorang yang memiliki kemampuan untuk mendampingi
serta membantu proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh
masyarakat dalam mengadopsi inovasi di bidang kesehatan.
48. A, Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat dilaksanakan dengan
mengutamakan pendekatan promotif dan preventif (pencegahan
primer)
49. C, Tenaga Pendamping berasal dari Pemerintah Pusat, Pemerintah
Daerah, lembaga kemasyarakatan, organisasi kemasyarakatan,
swasta, perguruan tinggi, dan/atau anggota masyarakat
50. Survei mawas diri dilakukan untuk mengetahui masalah kesehatan,
urutan prioritas penanganannya, faktor penyebab masalah
kesehatan, potensi yang dimiliki

126
Bagian 16 Stunting

1. Dengan adanya kerjasama lintas sektor ini diharapkan dapat menekan


angka stunting di Indonesia sehingga dapat tercapai target Sustainable
Development Goals (SDGs) pada tahun 2025 yaitu penurunan angka
stunting hingga
a. 25%
b. 30%
c. 35%
d. 40%.
e. 45%
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Tentang Standar
Antropometri Anak Nomor
a. 1 Tahun 2020
b. 2 Tahun 2020
c. 3 Tahun 2020
d. 4 Tahun 2020
e. 5 Tahun 2020
3. Standar Antropometri Anak wajib digunakan untuk penilaian:
a. Status gizi anak
b. Keadaan nutrisi anak
c. Tren pertumbuhan anak
d. a dan b benar
e. a dan c benar
4. Indeks Berat Badan anak usia 0 (nol) sampai dengan 60 (enam puluh)
bulan digunakan untuk menentukan kategori:
a. Gizi buruk (severely wasted) dan Gizi kurang (wasted)
b. Gizi baik (normal) dan Berisiko gizi lebih (possible risk of
overweight)
c. Gizi lebih (overweight) dan Obesitas (obese).
d. Semua benar
e. Semua tidak ada yang benar
5. Standar Antropometri Anak di Indonesia mengacu pada WHO Child
Growth Standards untuk anak usia
a. 0-5 tahun
b. 0-10 tahun
c. 0-18 tahun
d. 5-18 tahun
e. 5-20 tahun
6. Standar Antropometri Anak di Indonesia mengacu pada The WHO
Reference 2007 untuk anak
a. 0-5 tahun
b. 0-10 tahun
c. 0-18 tahun
127
d. 5-18 tahun
e. 5-20 tahun

7. Bila anak umur 0-24 bulan diukur dengan posisi berdiri, maka hasil
pengukurannya dikoreksi dengan menambahkan
a. 0,4 cm
b. 0,5 cm
c. 0,6 cm
d. 0,7 cm
e. 0,8 cm
8. Bila anak umur di atas 24 bulan diukur dengan posisi terlentang, maka
hasil pengukurannya dikoreksi dengan mengurangkan
a. 0,4 cm
b. 0,5 cm
c. 0,6 cm
d. 0,7 cm
e. 0,8 cm
9. Rata-rata berat badan bayi usia 4 bulan adalah
a. 6 kg
b. 7 kg
c. 8 kg
d. 9 kg
e. 10 kg
10. Rata-rata panjang badan anak laki laki 9 bulan adalah
a. 70 cm
b. 71 cm
c. 72 cm
d. 73 cm
e. 74 cm
11. Kejadian Stunting paling banyak terjadi di
a. Asia Selatan
b. Asia Tenggara
c. Asia Timur
d. Asia Barat
e. Asia Tengah
12. Data prevalensi balita stunting yang dikumpulkan World Health
Organization (WHO), Indonesia termasuk ke dalam negara dengan
prevalensi tertinggi di regional Asia Tenggara/South-East Asia Regional
(SEAR). Rata-rata prevalensi balita stunting di Indonesia tahun 2005-
2017 adalah 36,4%. Adapaun posisi Indonesia adalah nomor
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5
13. Balita stunting termasuk masalah gizi kronik yang disebabkan oleh
banyak faktor seperti, kecuali

128
a. kondisi sosial ekonomi
b. gizi ibu saat hamil
c. kesakitan pada bayi
d. kurangnya asupan gizi pada bayi
e. Kondisi maternal saat hamil
14. Kekurangan energi kronik disebabkan oleh asupan energi dan protein
yang tidak mencukupi. Kecukupan konsumsi energi ibu hamil dihitung
dengan membandingkan dengan Angka Kecukupan Energi (AKE).
Kategori Defisit apabila kurang dari … AKE
a. 60
b. 70
c. 80
d. 90
e. 100
15. Nutrisi yang diperoleh sejak bayi lahir tentunya sangat berpengaruh
terhadap pertumbuhannya termasuk risiko terjadinya stunting,
diataranya:
a. Tidak terlaksananya inisiasi menyusu dini (IMD)
b. Gagalnya pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif
c. Proses penyapihan dini
d. A dan B benar
e. Semua benar
16. Pada tahun 2017 Provinsi dengan persentase tertinggi bayi baru lahir
mendapat IMD adalah
a. Aceh
b. Bali
c. Nusa Tenggara Barat
d. Maluku
e. Papua
17. Pada tahun 2017 Provinsi dengan persentase terendah bayi baru lahir
mendapat IMD adalah
a. Aceh
b. Bali
c. Nusa Tenggara Barat
d. Maluku
e. Papua
18. Pada tahun 2017 Provinsi tertinggi cakupan pemberian ASI eksklusif
adalah
a. Aceh
b. Bali
c. Nusa Tenggara Barat
d. Maluku
e. Papua
19. Dampak Jangka Pendek Stunting.
a. Peningkatan kejadian kesakitan dan kematian
b. Perkembangan kognitif, motorik, dan verbal tidak optimal
c. Peningkatan biaya kesehatan
d. A dan C benar
129
e. Benar semua
20. Stunting merupakan salah satu target Sustainable Development Goals
(SDGs) yang termasuk pada tujuan pembangunan berkelanjutan
a. ke-1
b. ke-2
c. ke-3
d. ke-4
e. ke-5
21. Stunting didefinisikan sebagai kondisi anak usia 0 – 59 bulan, dimana
tinggi badan menurut umur berada di bawah minus ….. dari Standar
Deviasi dari standar median WHO.
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5
22. Merujuk UNICEF/Lancet, masalah stunting terutama disebabkan
karena ada pengaruh dari:
a. Pola Asuh
b. Cakupan Dan Kualitas Pelayanan Kesehatan
c. Lingkungan,
d. Ketahanan Pangan
e. Benar Semua
23. Peraturan Pemerintah tentang ASI yaitu
a. Nomor 13 tahun 2012
b. Nomor 23 tahun 2012
c. Nomor 33 tahun 2012
d. Nomor 43 tahun 2012
e. Nomor 53 tahun 2012
24. The Copenhagen Consensus menetapkan prioritas yang perlu
dilakukan dalam menghadapi 10 tantangan utama dunia terjadi pada
tahun
a. 2011
b. 2012
c. 2013
d. 2014
e. 2015
25. Upaya perbaikan gizi di dunia dikembangkan dalam bentuk gerakan
gizi internasional yang dikenal sebagai gerakan Scaling Up Nutrition
(SUN) pada tahun
a. 2010
b. 2011
c. 2012
d. 2013
e. 2014

130
Jawaban

1. D, Dengan adanya kerjasama lintas sektor ini diharapkan dapat


menekan angka stunting di Indonesia sehingga dapat tercapai target
Sustainable Development Goals (SDGs) pada tahun 2025 yaitu
penurunan angka stunting hingga 40%.
2. B, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2 Tahun
2020 Tentang Standar Antropometri Anak
3. E, Standar Antropometri Anak wajib digunakan sebagai acuan bagi
tenaga kesehatan, pengelola program, dan para pemangku
kepentingan terkait untuk penilaian: a. status gizi anak dan b. tren
pertumbuhan anak
4. D, Indeks Berat Badan anak usia 0 (nol) sampai dengan 60 (enam
puluh) bulan digunakan untuk menentukan kategori: a. gizi buruk
(severely wasted); b. gizi kurang (wasted); c. gizi baik (normal); d.
berisiko gizi lebih (possible risk of overweight); e. gizi lebih (overweight);
dan f. obesitas (obese).
5. A, Standar Antropometri Anak di Indonesia mengacu pada WHO Child
Growth Standards untuk anak usia 0-5 tahun
6. D, Standar Antropometri Anak di Indonesia mengacu pada The WHO
Reference 2007 untuk anak 5 (lima) sampai dengan 18 (delapan belas)
tahun
7. D, Bila anak umur 0-24 bulan diukur dengan posisi berdiri, maka hasil
pengukurannya dikoreksi dengan menambahkan 0,7 cm
8. D, Bila anak umur di atas 24 bulan diukur dengan posisi terlentang,
maka hasil pengukurannya dikoreksi dengan mengurangkan 0,7 cm
9. B, Rata-rata berat badan bayi usia 4 bulan adalah 7 kg
10. C, Rata-rata panjang badan anak laki laki 9 bulan adalah 72 cm
11. A, Kejadian stunting paling banyak di Asia terjadi di Asia Selatan
12. C, Data prevalensi balita stunting yang dikumpulkan World Health
Organization (WHO), Indonesia termasuk ke dalam negara ketiga
dengan prevalensi tertinggi di regional Asia Tenggara/South-East Asia
Regional (SEAR). Rata-rata prevalensi balita stunting di Indonesia
tahun 2005-2017 adalah 36,4%.
13. E, Balita stunting termasuk masalah gizi kronik yang disebabkan oleh
banyak faktor seperti kondisi sosial ekonomi, gizi ibu saat hamil,
kesakitan pada bayi, dan kurangnya asupan gizi pada bayi. Balita
stunting di masa yang akan datang akan mengalami kesulitan dalam
mencapai perkembangan fisik dan kognitif yang optimal.
14. B, Kekurangan energi kronik disebabkan oleh asupan energi dan
protein yang tidak mencukupi. Kecukupan konsumsi energi ibu hamil
dihitung dengan membandingkan dengan Angka Kecukupan Energi
(AKE) yang dikategorikan menjadi:
a. Defisit jika kurang dari 70% AKE.
b. Defisit ringan antara 70 – 79% AKE.

131
c. Cukup antara 80 – 119% AKE.
d. Lebih jika 120% AKE atau lebih.
15. E, Nutrisi yang diperoleh sejak bayi lahir tentunya sangat berpengaruh
terhadap pertumbuhannya termasuk risiko terjadinya stunting. Tidak
terlaksananya inisiasi menyusu dini (IMD), gagalnya pemberian air
susu ibu (ASI) eksklusif, dan proses penyapihan dini dapat menjadi
salah satu faktor terjadinya stunting. Sedangkan dari sisi pemberian
makanan pendamping ASI (MP ASI) hal yang perlu diperhatikan adalah
kuantitas, kualitas, dan keamanan pangan yang diberikan.
16. A, Provinsi dengan persentase tertinggi bayi baru lahir mendapat IMD
adalah Aceh (97,31%)
17. E, Provinsi dengan persentase terendah adalah Papua (15%)
18. C, Persentase tertinggi cakupan pemberian ASI eksklusif terdapat pada
Nusa Tenggara Barat (87,35%)
19. E, Dampak Jangka Pendek Stunting. a. Peningkatan kejadian
kesakitan dan kematian; b. Perkembangan kognitif, motorik, dan
verbal pada anak tidak optimal; dan c. Peningkatan biaya kesehatan.
20. B, Stunting merupakan salah satu target Sustainable Development
Goals (SDGs) yang termasuk pada tujuan pembangunan
berkelanjutan ke-2 yaitu menghilangkan kelaparan dan segala bentuk
malnutrisi pada tahun 2030 serta mencapai ketahanan pangan.
Target yang ditetapkan adalah menurunkan angka stunting hingga
40% pada tahun 2025
21. B, Stunting didefinisikan sebagai kondisi anak usia 0 – 59 bulan,
dimana tinggi badan menurut umur berada di bawah minus 2 Standar
Deviasi (<-2SD) dari standar median WHO.
22. D, Merujuk pada pola pikir UNICEF/Lancet, masalah stunting
terutama disebabkan karena ada pengaruh dari pola asuh, cakupan
dan kualitas pelayanan kesehatan, lingkungan, dan ketahanan
pangan.
23. C, Peraturan Pemerintah Nomor 33 tahun 2012 tentang ASI
24. B, Pada tahun 2012, The Copenhagen Consensus menetapkan prioritas
yang perlu dilakukan dalam menghadapi 10 tantangan utama dunia.
Tantangan tersebut meliputi konflik bersenjata, keanekaragaman
hayati, penyakit kronis, perubahan iklim, pendidikan, kelaparan dan
malnutrisi, penyakit menular, bencana alam, pertumbuhan populasi,
serta air dan sanitasi.
25. A, Upaya perbaikan gizi di dunia dikembangkan dalam bentuk gerakan
gizi internasional yang dikenal sebagai gerakan Scaling Up Nutrition
(SUN) pada tahun 2010

132
Bagian 17 TBC

1. Hari Tuberkulosis Sedunia diperingati setiap tanggal


a. 24 Maret
b. 24 Mei
c. 24 Juni
d. 24 Juli
e. 24 Agustus
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Tentang
Penanggulangan Tuberkulosis Nomor
a. 47 Tahun 2016
b. 57 Tahun 2016
c. 67 Tahun 2016
d. 77 Tahun 2016
e. 87 Tahun 2016
3. Penanggulangan Tuberkulosis ditujukan untuk, kecuali
a. melindungi kesehatan masyarakat
b. menurunkan angka kesakitan, kecacatan atau kematian
c. memutuskan penularan
d. mencegah resistensi obat dan mengurangi dampak negatif
e. meningkatkan kemampuan secara ekonomi pada penderita
4. Prinsip penanggulangan TB diselenggarakan secara
a. Terpadu
b. Komprehensif
c. Berkesinambungan
d. a, b dan c benar
e. Hanya a yang benar
5. Target Indonesia bebas TB tahun…
a. 2035
b. 2040
c. 2045
d. 2050
e. 2055
6. Dalam mencapai target program Penanggulangan TB disusun strategi
nasional setiap 5 (lima) tahun yang ditetapkan oleh
a. Presiden
b. Menteri
c. DPR
d. Dirjen
e. Keputusan bersama
7. Strategi nasional Penanggulangan TB terdiri atas:
a. Penguatan kepemimpinan program
b. Peningkatan akses layanan yang bermutu

133
c. Pengendalian faktor risiko
d. Peningkatan kemitraan
e. Benar semua
8. Pengendalian faktor risiko TB dilakukan dengan cara, kecuali
a. membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat,
b. membudayakan perilaku etika berbatuk,
c. melakukan pemeliharaan dan perbaikan kualitas perumahan
dan lingkungannya sesuai dengan standar rumah sehat,
d. pemberian makanan tambahan bagi penderita TB
e. penerapan pencegahan dan pengendalian infeksi TB di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan, dan di luar Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
9. Pemberian obat pencegahan TB ditujukan pada
a. Anak usia < 5 tahun yang kontak erat dengan pasien TB aktif
b. Anak pra sekolah
c. Anak balita dengan ibu beresiko TB
d. Anak dari keluarga dengan riwayat TB
e. Anak dari golongan ekonomi rendah
10. Pemberian obat pencegahan TB pada anak dan orang dengan HIV dan
AIDS (ODHA) dilakukan selama
a. 4 bulan
b. 5 bulan
c. 6 bulan
d. 7 bulan
e. 8 bulan
11. Pelaporan kejadian TB di setiap lini dilakukan setiap … bulan
a. 1
b. 3
c. 6
d. 9
e. 12
12. Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk mengadopsi strategi DOTS,
hal itu diwujudkan dengan pembentukan Gerakan Terpadu Nasional
TB (Gerdunas-TB), pada tahun
a. 1990
b. 1993
c. 1995
d. 1997
e. 2000
13. Basil Tahan Asam yang selanjutnya disingkat BTA adalah kuman
Mycobacterium Tuberculosis, berbentuk
a. Bulat
b. Batang
c. Oval
d. Lonjong
e. Tidak beraturan

14. Mycobacterium Tuberculosis tahan dalam suasana asam pada


pengecatan metode
134
a. Elisa
b. Sentrifugal
c. Ziehl Neelsen (ZN)
d. Ekstraksi
e. Pewarnaan
15. Multi Drug Resistan MDR adalah kondisi dimana pasien resistan kebal
terhadap
a. Isoniazid
b. Rifampisin
c. Etambutol
d. a dan b benar
e. benar semua
16. Pencegahan Pengendalian Infeksi (PPI) adalah upaya pencegahan dan
pengendalian infeksi TB yang meliputi
a. Manajerial
b. Pengendalian administrative
c. Pengendalian lingkungan
d. Pengendalian dengan alat perlindungan diri (APD)
e. Benar semua
17. WHO mencanangkan TB sebagai kedaruratan dunia (global emergency)
pada tahun
a. 1992
b. 1993
c. 1994
d. 1995
e. 1996
18. Kegagalan program TB selama ini diakibatkan oleh:
a. Tidak memadainya komitmen politik dan pendanaan,
b. Tidak memadainya organisasi pelayanan TB
c. Tidak memadainya tatalaksana kasus
d. Sistem jaminan kesehatan yang belum mencakup
e. Benar semua
19. Tingkat penularan pasien TB BTA positif adalah
a. 50%
b. 60%
c. 65%
d. 70%
e. 75%
20. Pengendalian TB di Indonesia dilaksanakan sesuai dengan azas
a. Desentralisasi
b. Sentralisasi
c. Persamaan hak
d. Keterbukaan
e. Keberlangsungan
21. Manajemen Program TB, kecuali
a. Perencanaan program pengendalian Tuberkulosis
b. Monitoring dan evaluasi program pengendalian Tuberkulosis

135
c. Pengelolaan logistik program pengendalian Tuberkulosis
d. Pengembangan ketenagaan program pengendalian Tuberkulosis
e. Dokumentasi program pengendalian Tuberkulosis
22. Upaya pengendalian TB dilakukan melalui
a. Gerakan Terpadu Nasional Pengendalian Tuberkulosis
b. Gerakan Eradikasi Tuberkulosis Nasional
c. Gerakan Nasional Anti Tuberkulosa
d. Masyarakat Anti Tuberkulosa
e. Gotong royong Stop Tuberkulosa
23. Jumlah strategi utama Pengendalian TB Nasional adalah
a. 5
b. 6
c. 7
d. 8
e. 9
24. Tuberkulosis adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh
kuman
a. M. tuberculosis.
b. M.africanum
c. M. bovis
d. M. Leprae
e. M. Javanesse
25. Tahan terhadap suhu rendah sehingga dapat bertahan hidup dalam
jangka waktu lama pada suhu antara 4°C sampai minus
a. 30°C
b. 40°C
c. 50°C
d. 60°C
e. 70°C
26. Suatu keadaan berhenti tumbuh yang dialami organisme hidup atau
bagiannya sebagai tanggapan atas suatu keadaan yang tidak
mendukung pertumbuhan normal disebut
a. Dorman
b. Mati Suri
c. Hibernasi
d. Refliaksi
e. Konjungasi
27. Pada ODHA kematian disebabkan oleh TB sebanyak
a. 20%
b. 25%
c. 30%
d. 33%
e. 35%
28. Berdasarkan hasil uji kepekaan OAT, berapa kelompok TB resistan
OAT
a. 2
b. 3

136
c. 4
d. 5
e. 6
29. Resistan terhadap Rifampisin dengan atau tanpa resistensi terhadap
OAT lain.
a. Resistan Rifampisin (TB RR)
b. Monoresistan (TB MR)
c. Polyresistan (TB PR)
d. Multi drug resistan (TB MDR)
e. Extensive drug resistan (TB XDR)
30. Resistan terhadap Isoniazid (H) dan Rifampisin (R) secara bersamaan
a. Resistan Rifampisin (TB RR)
b. Monoresistan (TB MR)
c. Polyresistan (TB PR)
d. Multi drug resistan (TB MDR)
e. Extensive drug resistan (TB XDR)

137
Jawaban
1. A, Hari Tuberkulosis Sedunia diperingati setiap tanggal 24 Maret.
2. C, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Tentang
Penanggulangan Tuberkulosis Nomor 67 Tahun 2016
3. E, Penanggulangan Tuberkulosis ditujukan untuk melindungi
kesehatan masyarakat, menurunkan angka kesakitan, kecacatan atau
kematian, memutuskan penularan, mencegah resistensi obat dan
mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan akibat Tuberkulosis
4. D, Prinsip penanggulangan TB diselenggarakan secara terpadu,
komprehensif dan berkesinambungan
5. D, Target program Penanggulangan TB nasional yaitu eliminasi pada
tahun 2035 dan Indonesia bebas TB tahun 2050
6. B, Dalam mencapai target program Penanggulangan TB disusun
strategi nasional setiap 5 (lima) tahun yang ditetapkan oleh Menteri
7. E, Strategi nasional Penanggulangan TB terdiri atas: penguatan
kepemimpinan program TB, peningkatan akses layanan TB yang
bermutu, pengendalian faktor risiko TB, peningkatan kemitraan TB,
peningkatan kemandirian masyarakat dalam Penanggulangan TB,
penguatan manajemen program TB.
8. D, Pengendalian faktor risiko TB dilakukan dengan cara:
membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat, membudayakan
perilaku etika berbatuk, melakukan pemeliharaan dan perbaikan
kualitas perumahan dan lingkungannya sesuai dengan standar rumah
sehat, peningkatan daya tahan tubuh, penanganan penyakit penyerta
TB; dan penerapan pencegahan dan pengendalian infeksi TB di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan, dan di luar Fasilitas Pelayanan
Kesehatan.
9. A, Pemberian obat pencegahan TB ditujukan pada: anak usia di bawah
5 (lima) tahun yang kontak erat dengan pasien TB aktif, orang dengan
HIV dan AIDS (ODHA) yang tidak terdiagnosa TB, populasi tertentu
lainnya.
10. C, Pemberian obat pencegahan TB pada anak dan orang dengan HIV
dan AIDS (ODHA) dilakukan selama 6 (enam) bulan
11. B, Pelaporan kejadian TB di setiap lini dilakukan setiap 3 (tiga) bulan
12. C, Pada tahun 1995 Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk
mengadopsi strategi DOTS, hal itu diwujudkan dengan pembentukan
Gerakan Terpadu Nasional TB (Gerdunas-TB)
13. B, Basil Tahan Asam yang selanjutnya disingkat BTA adalah kuman
Mycobacterium Tuberculosis, berbentuk batang
14. C. Mycobacterium Tuberculosis tahan dalam suasana asam pada
pengecatan metode Ziehl Neelsen (ZN)
15. D, Multi Drug Resistan MDR adalah kondisi dimana pasien resistan
kebal terhadap isoniazid dan rifampisin, dengan atau tanpa OAT lini
pertama yang lain, misalnya resistan HR, HRE, HRES
16. E, Pencegahan Pengendalian Infeksi adalah upaya pencegahan dan
pengendalian infeksi TB yang meliputi 4 pilar yaitu : manajerial,
pengendalian administratif, pengendalian lingkungan dan

138
pengendalian dengan alat perlindungan diri (APD) guna mencegah
terjadinya infeksi TB terhadap petugas pelayan kesehatan, pasien,
keluarganya dan pengunjung lainnya
17. B, Pada tahun 1993, WHO mencanangkan TB sebagai kedaruratan
dunia (global emergency).
18. E, Kegagalan program TB selama ini diakibatkan oleh: Tidak
memadainya komitmen politik dan pendanaan, Tidak memadainya
organisasi pelayanan TB (kurang terakses oleh masyarakat, penemuan
kasus /diagnosis yang tidak standar, obat tidak terjamin
penyediaannya, tidak dilakukan pemantauan, pencatatan dan
pelaporan yang standar, dan sebagainya), Tidak memadainya
tatalaksana kasus (diagnosis dan paduan obat yang tidak standar,
gagal menyembuhkan kasus yang telah didiagnosis), Salah persepsi
terhadap manfaat dan efektifitas BCG, Infrastruktur kesehatan yang
buruk pada negara-negara yang mengalami krisis ekonomi atau
pergolakan masyarakat, Sistem jaminan kesehatan yang belum
mencakup masyarakat luas secara merata.
19. C, Tingkat penularan pasien TB BTA positif adalah 65%
20. A, Pengendalian TB di Indonesia dilaksanakan sesuai dengan azas
desentralisasi dalam kerangka otonomi dengan Kabupaten/kota
sebagai titik berat manajemen program, yang meliputi: perencanaan,
pelaksanaan, monitoring dan evaluasi sert menjamin ketersediaan
sumber daya (dana, tenaga, sarana dan prasarana)
21. E, Manajemen Program TB.
1) Perencanaan program pengendalian Tuberkulosis;
2) Monitoring dan evaluasi program pengendalian Tuberkulosis;
3) Pengelolaan logistik program pengendalian Tuberkulosis;
4) Pengembangan ketenagaan program pengendalian Tuberkulosis;
5) Promosi program pengendalian Tuberkulosis.
22. A, Upaya pengendalian TB dilakukan melalui Gerakan Terpadu
Nasional Pengendalian Tuberkulosis (Gerdunas-TB)
23. C, Mendukung pelaksanaan tujuh strategi utama Pengendalian TB
Nasional, yaitu :
1. Memperluas dan meningkatkan pelayanan DOTS yang bermutu;
2. Menghadapi tantangan TB/HIV, MDR-TB, TB anak dan kebutuhan
masyarakat miskin serta rentan lainnya;
3. Melibatkan seluruh penyedia pelayanan pemerintah, masyarakat
(sukarela), perusahaan dan swasta melalui pendekatan Pelayanan
TB Terpadu Pemerintah dan Swasta (Public-Private Mix) dan
menjamin kepatuhan terhadap Standar Internasional
Penatalaksanaan TB (International Standards for TB Care);
4. Memberdayakan masyarakat dan pasien TB;
5. Memberikan kontribusi dalam penguatan sistem kesehatan dan
manajemen program pengendalian TB;
6. Mendorong komitmen pemerintah pusat dan daerah terhadap
program TB;

139
7. Mendorong penelitian, pengembangan dan pemanfaatan informasi
strategis.
24. A, Tuberkulosis adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh
kuman Mycobacterium tuberculosis, M.africanum, M. bovis, M. Leprae.
25. E, Tahan terhadap suhu rendah sehingga dapat bertahan hidup dalam
jangka waktu lama pada suhu antara 4°C sampai minus 70°C
26. A, Kuman TB dapat bersifat dorman
27. B, Pada ODHA, 25% kematian disebabkan oleh TB
28. D, Berdasarkan hasil uji kepekaan OAT, terdapat 5 kelompok TB
resistan OAT yaitu:
1. Monoresistan (TB MR): resistan terhadap salah satu jenis OAT lini
pertama saja.
2. Polyresistan (TB PR): resistan terhadap lebih dari satu jenis OAT lini
pertama selain Isoniazid (H) dan Rifampisin (R) secara bersamaan
3. Multi drug resistan (TB MDR): resistan terhadap Isoniazid (H) dan
Rifampisin (R) secara bersamaan.
4. Extensive drug resistan (TB XDR): adalah TB MDR yang sekaligus
juga resistan terhadap salah satu OAT golongan fluorokuinolon dan
minimal salah satu dari OAT lini kedua jenis suntikan (Kanamisin,
Kapreomisin dan Amikasin).
5. Resistan Rifampisin (TB RR): resistan terhadap Rifampisin dengan
atau tanpa resistensi terhadap OAT lain.
29. A, Resistan Rifampisin (TB RR): resistan terhadap Rifampisin dengan
atau tanpa resistensi terhadap OAT lain.
30. D, Multi drug resistan (TB MDR): resistan terhadap Isoniazid (H) dan
Rifampisin (R) secara bersamaan

140
Bagian 18 Imunisasi

1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia tentang


Penyelenggaraan Imunisasi nomor
a. 10 Tahun 2017
b. 11 Tahun 2017
c. 12 Tahun 2017
d. 13 Tahun 2017
e. 14 Tahun 2017
2. Alat suntik sekali pakai untuk pelaksanaan pelayanan imunisasi
a. Single Use Syringe
b. Auto Disable Syringe
c. Sterile Disable Syringe
d. Disable Syringe for Immunization
e. Auto Syringe for Immunization
3. Sistem pengelolaan Vaksin yang dimaksudkan untuk memelihara dan
menjamin mutu Vaksin dalam pendistribusian mulai dari pabrik
pembuat Vaksin sampai pada sasaran disebut dengan
a. Close Circuit
b. Open Circuit
c. Cold Chain
d. Distribution Chain
e. Supply Chain
4. Berdasarkan jenis penyelenggaraannya, Imunisasi dikelompokkan
menjadi
a. Imunisasi Program
b. Imunisasi Pilihan
c. Imunisasi Dasar
d. a dan c benar
e. a dan b benar
5. Imunisasi Program terdiri atas:
a. Imunisasi rutin
b. Imunisasi tambahan
c. Imunisasi khusus
d. a dan b benar
e. a, b dan c benar
6. Imunisasi rutin terdiri atas
a. Imunisasi dasar
b. Imunisasi lanjutan
c. Imunisasi khusus
d. a dan b benar
e. a, b dan c benar

141
7. Imunisasi dasar terdiri atas Imunisasi terhadap penyakit, kecuali:
a. Hepatitis B
b. Poliomyelitis
c. Tuberculosis
d. Thyphoid
e. Pertussis
8. Imunisasi khusus terdiri atas Imunisasi terhadap penyakit, kecuali
a. Meningitis Meningokokus
b. Yellow Fever (Demam Kuning)
c. Rabies
d. Poliomyelitis
e. Pertussis
9. Kegiatan Imunisasi diselenggarakan di Indonesia sejak tahun
a. 1952
b. 1954
c. 1956
d. 1958
e. 1960
10. The Millenium Development Goals (MDGs) pada tahun 2000 yang terkait
dengan imunisasi dan melawan penyakit lainnya yaitu tujuan no:
a. 2, 3, 4
b. 4, 5, 6
c. 5, 6, 7
d. 6, 7, 8
e. 7, 8, 9
11. Resolusi Regional Committee, 28 Mei 2012 tentang Eliminasi Campak
dan Pengendalian Rubela, mendesak negara-negara anggota untuk
mencapai eliminasi campak pada tahun
a. 2013
b. 2014
c. 2015
d. 2016
e. 2017
12. Target penyelenggaraan imunisasi adalah tercapainya Universal Child
Immunization/UCI yaitu bayi yang mendapat Imunisasi Dasar Lengkap
disuatu desa/kelurahan Prosentase minimal
a. 40%
b. 50%
c. 60%
d. 70%

142
e. 80%
13. Yang dimaksud dengan logistic yaitu mencakup, kecuali
a. Vaksin
b. Alcohol 70%
c. Alat Suntik
d. Safety Box
e. Cold Chain
14. Pemberian Hepatitis B paling optimal diberikan pada bayi ….. jam
pasca persalinan
a. >24
b. <24
c. <32
d. >32
e. <48
15. Pemberian Hepatitis B didahului dengan suntikan vitamin K1
a. 1 – 2 jam sebelumnya
b. 2 – 3 jam sebelumnya
c. 3 – 4 jam sebelumnya
d. 4 – 5 jam sebelumnya
e. 5 – 6 jam sebelumnya
16. Pemberian Hepatitis B paska melahirkan masih diperkenankan sampai
a. <3 hari
b. <4 hari
c. <5 hari
d. <6 hari
e. <7 hari
17. Pemberian BCG optimal diberikan sampai usia …. Bulan
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5
18. Bayi yang telah mendapatkan Imunisasi dasar DPT-HB-Hib 1, DPT-HB-
Hib 2, dan DPT-HB-Hib 3, maka dinyatakan mempunyai status
a. Imunisasi T1
b. Imunisasi T2
c. Imunisasi T3
d. Imunisasi T4

143
e. Imunisasi T5
19. Pada kondisi tertentu, semua jenis vaksin kecuali HB 0 dapat diberikan
sebelum bayi berusia
a. 1 tahun
b. 2 tahun
c. 3 tahun
d. 4 tahun
e. 5 tahun
20. Baduta yang telah lengkap Imunisasi dasar dan mendapatkan
Imunisasi lanjutan DPT-HB-Hib dinyatakan mempunyai status
a. Imunisasi T1
b. Imunisasi T2
c. Imunisasi T3
d. Imunisasi T4
e. Imunisasi T5
21. Jarak antara pemberian Imunisasi T2 dan Imunisasi T3 adalah …
bulan
a. 3
b. 4
c. 5
d. 6
e. 7
22. Yang termasuk dalam kegiatan Imunisasi Tambahan dalam pengangan
KLB adalah
a. Backlog fighting
b. Crash program
c. Pekan Imunisasi Nasional (PIN)
d. Cath Up Campaign (Kampanye)
e. Outbreak Response Immunization/ORI
23. Meningitis merupakan salah satu penyebab utama kesakitan dan
kematian di seluruh dunia. Case fatality rate-nya melebihi
a. 30%
b. 40%
c. 50%
d. 60%
e. 70%
24. Masa berlaku imunisasi meningitis adalah
a. 1 tahun

144
b. 2 tahun
c. 3 tahun
d. 4 tahun
e. 5 tahun
25. Pemberian imunisasi meningitis minimal .. hari sebelum
keberangkatan ke luar negeri
a. 14
b. 28
c. 30
d. 35
e. 40
26. Masa inkubasi demam kuning adalah ….. (enam) hari
a. 1 – 4
b. 2 – 5
c. 3 – 6
d. 4 – 8
e. 5 - 9
27. Vaksin Polisakarida Parenteral diberikan untuk anak usia
a. ≥ 1 tahun
b. ≥ 2 tahun
c. ≥ 3 tahun
d. ≥ 4 tahun
e. ≥ 5 tahun
28. Vaksin Varisela diberikan mulai usia
a. 3 tahun
b. 4 tahun
c. 5 tahun
d. 6 tahun
e. 7 tahun
29. Dinerah endimik Hepatitis A, anak dapat diberikan vakasin Hepatitis A
pada usia
a. ≥ 1 tahun
b. ≥ 2 tahun
c. ≥ 3 tahun
d. ≥ 4 tahun
e. ≥ 5 tahun
30. Vaksin influenza direkomendasikan pada semua orang usia
a. ≥ 45 tahun

145
b. ≥ 50 tahun
c. ≥ 55 tahun
d. ≥ 60 tahun
e. ≥ 65 tahun
31. Vaksin Hepatitis B diberikan diberikan secara
a. Intramuskular
b. Intravena
c. Subcutan
d. Intrakutan
e. Intraosseous
32. Vaksin Dengue diberikan diberikan secara
a. Intramuskular
b. Intravena
c. Subcutan
d. Intrakutan
e. Intraosseous
33. Dosis pemberian imunisasi BCG dengan menggunakan Auto Disable
Syringe/ADS sejumlah
a. 0,05 ml
b. 0,5ml
c. 0,3ml
d. 5 ml
e. 50 ml
34. Dosis pemberian imunisasi DPT-HB-Hib, Campak, DT, Td, dan IPV
dengan menggunakan Auto Disable Syringe/ADS sejumlah
a. 0,05 ml
b. 0,5ml
c. 0,3ml
d. 5 ml
e. 50 ml
35. Dosis pemberian untuk melarutkan vaksin BCG dan Campak dengan
menggunakan Auto Disable Syringe/ADS sejumlah
a. 0,05 ml
b. 0,5ml
c. 0,3ml
d. 5 ml
e. 50 ml
36. Masa pemakaian vaksin sisa untuk polio adalah

146
a. 1 minggu
b. 2 minggu
c. 3 minggu
d. 4 minggu
e. 5 minggu
37. Masa pemakaian vaksin sisa untuk DT adalah
a. 1 minggu
b. 2 minggu
c. 3 minggu
d. 4 minggu
e. 5 minggu
38. Masa pemakaian vaksin sisa untuk BCG adalah
a. 2 jam
b. 3 jam
c. 4 jam
d. 5 jam
e. 6 jam
39. Masa pemakaian vaksin sisa untuk BCG adalah
a. 2 jam
b. 3 jam
c. 4 jam
d. 5 jam
e. 6 jam
40.

147
Jawaban
1. C, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 12 Tahun
2017 Tentang Penyelenggaraan Imunisasi
2. B, Auto Disable Syringe adalah alat suntik sekali pakai untuk
pelaksanaan pelayanan imunisasi.
3. C, Cold Chain adalah sistem pengelolaan Vaksin yang dimaksudkan
untuk memelihara dan menjamin mutu Vaksin dalam pendistribusian
mulai dari pabrik pembuat Vaksin sampai pada sasaran
4. E, Berdasarkan jenis penyelenggaraannya, Imunisasi dikelompokkan
menjadi Imunisasi Program dan Imunisasi Pilihan.
5. E, Imunisasi Program terdiri atas: Imunisasi rutin, Imunisasi
tambahan, Imunisasi khusus.
6. D, Imunisasi rutin terdiri atas Imunisasi dasar dan Imunisasi lanjutan
7. D, Imunisasi dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas
Imunisasi terhadap penyakit: hepatitis B, poliomyelitis, tuberculosis,
difteri, pertussis, tetanus, pneumonia dan meningitis yang disebabkan
oleh Hemophilus Influenza tipe b (Hib) dan campak.
8. E, Imunisasi khusus meningitis meningokokus, yellow fever (demam
kuning), rabies, dan poliomyelitis
9. C, Kegiatan Imunisasi diselenggarakan di Indonesia sejak tahun 1956.
10. B, The Millenium Development Goals (MDGs) pada tahun 2000 yang
meliputi goal 4: tentang reduce child mortality, goal 5: tentang improve
maternal health, goal 6: tentang combat HIV/AIDS, malaria dan
penyakit lain
11. C, Resolusi Regional Committee, 28 Mei 2012 tentang Eliminasi
Campak dan Pengendalian Rubela, mendesak negara-negara anggota
untuk mencapai eliminasi campak pada tahun 2015
12. E, Target penyelenggaraan imunisasi adalah tercapainya Universal
Child Immunization/UCI (Prosentase minimal 80% bayi yang mendapat
Imunisasi Dasar Lengkap disuatu desa/kelurahan) di seluruh
desa/kelurahan
13. B, Yang dimaksud dengan logistic yaitu mencakup vaksin, alat suntik,
safety box dan cold chain terstandar
14. B, Pemberian Hepatitis B paling optimal diberikan pada bayi <24 jam
pasca persalinan
15. B, Pemberian Hepatitis B didahului dengan suntikan vitamin K1 2-3
jam sebelumnya
16. E, Pemberian Hepatitis B masih diperkenankan sampai <7 hari paska
melahirkan
17. B, Pemberian BCG optimal diberikan sampai usia 2 bulan, dapat
diberikan sampai usia <1 tahun tanpa perlu melakukan tes mantoux.
18. B, Bayi yang telah mendapatkan Imunisasi dasar DPT-HB-Hib 1, DPT-
HB-Hib 2, dan DPT-HB-Hib 3, maka dinyatakan mempunyai status
Imunisasi T2
19. B, Pada kondisi tertentu, semua jenis vaksin kecuali HB 0 dapat
diberikan sebelum bayi berusia 1 tahun

148
20. C, Baduta yang telah lengkap Imunisasi dasar dan mendapatkan
Imunisasi lanjutan DPT-HB-Hib dinyatakan mempunyai status
Imunisasi T3.
21. D, Imunisasi T3 diberikan 6 bulan setelah pemberian T2
22. E, Yang termasuk dalam kegiatan Imunisasi Tambahan adalah
Backlog fighting, Crash program, Pekan Imunisasi Nasional (PIN), Cath
Up Campaign (Kampanye), Sub PIN, Imunisasi dalam Penanggulangan
KLB (Outbreak Response Immunization/ORI)
23. C, Meningitis merupakan salah satu penyebab utama kesakitan dan
kematian di seluruh dunia. Case fatality rate-nya melebihi 50%,
24. B, Imunisasi meningitis meningokokus diberikan kepada masyarakat
yang akan melakukan perjalanan ke negara endemis meningitis, yang
belum mendapatkan Imunisasi meningitis atau sudah habis masa
berlakunya (masa berlaku 2 tahun).
25. C, Pemberian Imunisasi meningitis meningokokus diberikan minimal
30 (tiga puluh) hari sebelum keberangkatan
26. C, Demam kuning adalah penyakit infeksi virus akut dengan durasi
pendek masa inkubasi 3 (tiga) sampai dengan 6 (enam) hari
27. B, Vaksin Polisakarida Parenteral diberikan untuk anak usia ≥ 2 tahun
28. C, Vaksin Varisela diberikan mulai umur masuk sekolah (5 tahun)
29. B, Anak usia ≥ 2 tahun, terutama anak di daerah endemis Hepatitis A
30. E, Vaksin influenza direkomendasikan pada semua orang usia ≥ 65
tahun
31. A, Vaksin Hepatitis B diberikan dalam 3 dosis, yaitu pada bulan ke-0,
1 dan 6 atau sesuai dengan petunjuk produsen vaksin. Diberikan di
lengan atas secara intra muskular.
32. C, Vaksin Dengue terdiri dari powder dan pelarut, setiap dosis 0,5ML
diberikan secara subkutan pada lengan
33. A, Dosis pemberian imunisasi BCG dengan menggunakan Auto Disable
Syringe/ADS sejumlah 0,05 ml
34. B, Dosis pemberian imunisasi DPT-HB-Hib, Campak, DT, Td, dan IPV
dengan menggunakan Auto Disable Syringe/ADS sejumlah 0,5 ml
35. D, Dosis pemberian untuk melarutkan vaksin BCG dan Campak
dengan menggunakan Auto Disable Syringe/ADS sejumlah 5 ml
36. B, Masa pemakaian vaksin sisa untuk polio adalah 2 minggu
37. D, Masa pemakaian vaksin sisa untuk DT adalah 4 minggu
38. B, Masa pemakaian vaksin sisa untuk BCG adalah 3 jam
39. E, Masa pemakaian vaksin sisa untuk Campak adalah 6 jam
40. Hepatitis B adalah Intra

149

Anda mungkin juga menyukai