Secara umum fiber optik dibagi dalam tiga tipe/jenis, yaitu Step Indek
Multimode (SISM), Graded Indek Multi Mode (GIMM), dan Step Indek
Single Mode (SISM). Ketiganya dibedakan dari profile dan ukuran besarnya
serat.
35
3.1.1. Step indek Single mode
Fiber optik Single mode step indek atau SISM memiliki diameter core
yang sangat kecil dibandingkan ukuran claddingnya. Cahaya hanya
merambat dalam satu mode saja yaitu sejajar dengan sumbu fiber optik
seperti pada gambar 3.2 Tipe ini digunakan untuk transmisi data dengan bit
rate tinggi. Profil step indek digambarkan seperti anak tangga, dimana n1
harus lebih besar dari n2.
SISM mempunyai empat macam tipe yaitu
1. Nondispersion Shifted Fiber atau Standard single mode fiber (SMF)
dengan rekomendasi ITU-T G.652 : tipe fiber yang paling sering
digunakan. Fiber ini dirancang mempunyai dispersi kromatis 0 untuk
panjang gelombang 1310 nm untuk mendukung pengoperasian sistem
transmisi long haul pada panjang gelombang. Dispersi kromatis pada
panjang gelombang 1550 nm besarnya 20 ps/nm.km dan biasanya
yang digunakan 17 ps/nm.km. kabel ini mendukung untuk Ethernet
CWDM dan DWDM.
36
nol pada panjang gelombang 1560 nm dan dispersi
0.092(λ1560)ps/nm.km pada panjang gelombang 1550 nm. Lainnya
fiber True Wave buatan Lucent technologies. Kabel ini mendukung
DWD dan Ethernet standard pada panjang gelombang 1550nm.
Panjang span dapat mencapai 50 km.
37
3.1.3. Graded indek multimode
Tipe Graded index multimode (GI MM), core terdiri dari sejumlah
lapisan gelas yang memiliki indeks bias yang berbeda, indeks bias tertinggi
terdapat pada pusat core dan berangsur-angsur turun sampai ke batas core-
cladding,Cahaya merambat karena difraksi yang terjadi pada core sehigga
rambatan cahaya sejajar dengan sumbu fiber, Dispersi minimum, Harganya
lebih mahal dari fiber optik SI karena proses pembuatannya lebih sulit.
Profile dari GIMM dapat dilihat pada gambar 3.4.
38
karakteristik dispersi yang flat pada range panjang gelombang 1300 – 1500
µm.
39
dalam aplikasinya dispersi yang terjadi pada fiber dipengaruhi oleh panjang
kabel yang digunakan.
(3.1)
Dimana
a : radius dari inti fiber
λ : panjang gelombang operasional
Pada fiber optik tipe single mode berarti hanya satu mode yang
berpropagasi didalam fiber tersebut, besar V akan menjadi kecil yaitu antara
0-2,405. Dengan demikian saat mendisain fiber single mode dengan syarat
V antara 0 – 2,405 maka a dan Δ harus kecil, berakibat kepada sudut
penerimaan setengah ϴa menjadi kecil sehingga sinar datang tegak lurus
dengan ujung fiber.
Kunci utama dalam disain propagasi single mode adalah diameter inti
yang kecil. Panjang gelombang cutoff λc adalah panjang gelombang diatas
dimana hanya satu mode transfer yang dapat diekspresikan
2a 2
c
V
n1 n22 2
1
(3.2)
Dimana
V= 2,405 untuk step index fiber
a= radius core
n1 dan n2 ; indek bias untuk core dan cladding
Contoh :
Dengan λ=1300 nm dan 1550 nm, maka panjang gelombang cutoff λ c=1330
nm dibutuhkan untuk memastikan propagasi single mode
Misalkan λc = 1200 nm, n1 =1,45 dan n2 = 1,449 maka diameter core menjadi
cV 1
a 8.5m
2 n 2 n 2 12
1 2
Bila diinginkan a = 10 µm dengan n1 dan n2 seperti contoh diatas , maka
panjnag gelombnag yang tepat adalah sebesar 1407nm. Dari persamaan
40
tersebut, bila diameter kabel dan panjang gelombnag ditentukan terlebih
dahulu, maka yang perlu diatur kembali adalah bahan pembuat core dan
cladiing agar sesuai dengan kebutuhan.
Pada tipe SIMM jumlah mode yang dapat berprogasi dihitung menggunakan
formula
(3.3)
Dimana V merupakan frekuensi yang dinormalisasi menggunakan
persamaan 3.1.
Contoh
Jika n1=1.41 dan n2=1,4 ; diameter core 50 μm. Hitung jumlah mode yang
dapat berpropagasi pada SIMM
Jawab
Jadi jumlah mode yang dapat berpropagasi pada SIMM sebanyak 515.
Untuk tipe GIMM jumlah mode yang dapat berprogasi dalam satu fiber
menggunakan persamaan 3.4.
(3.4.)
Dari persamaan tersebut terlihat jumlah modenya setengah dari SIMM.
Cahaya yang berprogasi dalam Fiber optik akan mengalami dispersi.
Dispersi digunakan untuk menggambarkan efek pelebaran sinyal pada fiber,
yang akan menjadi batasan , berkas cahaya yang masuk berpanjang f Lebih
lanjut tentang dispersi akan dibahas pada bab 4.
41
pemasangan kabel. Selain itu, pelapis primer serat harus teruji agar dapat
memprediksi umur serat, pemasangan serat, dan kondisi lingkungan yang
diharapkan.
Perlindungan sekunder dari serat melapisi primer dapat
menggunakan beberapa metode konstruksi perlindungan, yaitu
1. kemasan longgar di dalam tabung (loose tube );
2. kemasan longgar di dalam alur (loose groove), atau kabel alur
3. konstruksi mikromodule (micromodule construction);
4. lapisan polymer ketat (tight buffer);
5. konstruksi pita (ribbon construction).
Metode konstruksi proteksi dipilih sesuai dengan kebutuhan pemasangan
42
Terephthalate (PBT). Untuk mencegah air masuk kedalam fiber, buffer tube
diisi dengan senyawa berupa jelly, Satu loose tube dapat berisi 6 core atau 12
core dengan diameter 2.5mm untuk 6 Fiber dan 3.0mm untuk 12 Fiber.
Kombinasi susunan 6 dan 12 fiber (core) dalam satu tube akan membentuk
kabel ukuran besar, dengan isi 36 hingga 144 fiber, seperti terlihat pada
gambar 3.7
43
strength member adalah bagian penguat yang terletak ditengah-tengah kabel
optik. Central strength member terbuat dari pilinan kawat baja yang
mempunyai kekuatan mekanis yang tinggi yang diperlukan pada saat
instalasi. Dengan demikian, kabel alur diperkuat secara mekanik dan termal
yang sempurna. Pada bagian alur yang tersedia, dapat diletakan kabel fiber
tipe kabel ribbon sesuai dengan kebutuhan.
44
Gambar 3.9 Kabel pita
3.3.3. Kabel Tight Buffer
Kabel tight buffer fiber optik berisi sejumlah penyangga (buffer )
fiber yang mengeliling central strength member dengan proteksi dibagian
jaket. Diameter luar dari fiber berdiameter 900µm dengan cover plastic
mengelilingi fiber optik dengan coating 250 µm. Buffer dilakukan pada
setiap fiber sebagai proteksi terhadap lingkungan dan memperkuat fisik.
Struktur seperti ini membuat fiber dapat koneksikan secara langsung (dengan
adanya konektor pada setiap ujung fiber) tanpa harus menggunakan proteksi
seperti splice tray. Tetapi dengan design kabel tight buffered membuat lebih
sensitive terhadap beban tarik (tensile loading) sehinga meningkatkan loss
akibat microbending.
45
saat bending atau tekanan di bawah air. Kabel ini digunakan untuk aplikasi
indoor, sebagai kabel breakout dan kabel distribusi.
Kabel tight buffered memiliki ukuran paket yang lebih kecil
dibandingkan loose tube dan lebih mudah dipasang karena tidak perlu
membersihkan gel. Struktur Kabel memiliki sub unit sehingga dapat dibagi
kebanyak terminal tanpa menggunakan panel patch. Kabel tight buffered
tidak dapat digunakan pada keadaan ektrem seperti temperature ektrem dan
penetrasi air kedalam serat. Temperature yang ektrem membuat serat
mengalami ekspansi/pemuaian,
Kabel tight buffer optimal untuk aplikasi dalam ruangan. Kabel ini
paling sesuai untuk sambungan LAN atau WAN berukuran sedang, digunkan
untuk pemasangan jaringan didalam ruang yang panjang, tanam langsung,
dan beberapa dalam air. Kabel ini tidak menggunakan lapisan gel seperti
pada loose tube
Kabel Tight-Buffered dirancang untuk aplikasi indoor / outdoor
memiliki banyak keunggulan dibanding kabel outdoor tradisional yang akan
disambung dengan kabel dalam ruangan. Keuntungan pertama adalah
peningkatan kehandalan. Kapan saja terjadi transisi penyambungan,
keandalan link berkurang. Kabel serat indoor / outdoor HCA UL dapat
secara langsung digunakan dalam gedung sepanjang dibutuhkan untuk
terminasi akhir
Manfaat kedua adalah konstruksi kabel indoor / outdoor cocok untuk
proses terminasi yang lebih cepat daripada kabel konvensional. Buffer pada
Serat memberikan perlindungan link yang cukup dan tidak ada gel yang
disuntikkan sebelum proses terminasi. Terakhir, keandalan yang terbukti dari
serat buffer untuk aplikasi indoor dan outdoor memberikan keunggulan
keandalan melebihi yang dipersyaratkan pada terminasi serat. Cukup kuat
untuk penarikan yang lama, dengan penekukan dan perlindungan yang
memadai untuk konfigurasi indoor yang paling rumit.
46
Hal ini ditemukan pada kabel outdoor dan menawarkan ektra perlindungan
mekanis dan hewan pengerat. Tipe kabel yang digunakan dapat berupa loose
tube atau tight buffered.
Kabel lapis baja dapat dibagi menjadi kabel lapis baja dalam ruangan dan
kabel lapis baja di luar ruangan. Dengan perkembangan teknologi
komunikasi serat optik dan tren FTTX, kabel serat optik dalam ruangan
semakin dibutuhkan untuk dipasang di antara dan di dalam gedung.
Dibandingkan dengan penggunaan outdoor kabel serat, kabel serat dalam
ruangan kurang mengalami perubahan suhu dan stress mekanik, tetapi kabel
ini harus tahan api dan memancarkan asap tingkat rendah jika terjadi
kebakaran. Dan kabel lapis baja dalam ruangan memungkinkan jari-jari
bending yang kecil dan dapat digunakan untuk instalasi vertical serta
mudah ditangani.
47
sehingga membutuhkan kabel yang kasar dan tahan terhadap hewan
pengerat. Aplikasi lain untuk kabel lapis baja ada di pusat data, di mana
kabel dipasang di bawah lantai. Kabel lapis baja metalik bersifat konduktif,
sehingga harus diarde dengan benar
DafTar Pustaka
International Telecommunication Union; Optical Fibres, Cable and Systems,
ITU-T, 2009.
https://www.itu.int/dms_pub/itu-t/opb/hdb/T-HDB-OUT.10-2009-1-
PDF-E.pdf
Optical Fiber Loose Tube Cable (Fundamental Structures)
https://www.furukawa.co.jp/english/tukuru/pdf/fiber-loose-f_e.pdf
Indoor/Outdoor Fiber Optic Cable
48
http://www.hca.hitachi-
cable.com/products/hca/products/fiber/io/tight/tight-buffered-fiber-
optic-cables.php
Loose-tube Cable vs Tight-buffered Cables;
http://www.fiberopticshare.com/loose-tube-cable-vs-tight-buffered-
cable.html
What is Ribbon Fiber Optic Cable
http://www.fiber-optic-solutions.com/what-is-ribbon-fiber-optic-
cable.html
The Application and Types of Armored Fiber Optic Cable
http://www.cables-solutions.com/the-application-and-types-of-armored-
fiber-cable.html
Latihan
49