Anda di halaman 1dari 15

Bab 3

KABEL FIBER OPTIK

Kabel fiber optik adalah waveguide dielektrik berbentuk silinder


yang terbuat dari bahan dengan losses rendah seperti kaca silika. Fiber optik
memiliki pusat atau core dimana cahaya akan dipandu berpropagasi
sepanjang serat, bagian luarnya tertanam cladding dengan indeks bias yang
sedikit lebih rendah dari core yang digunakan sebagai pemantul cahaya.
Dalam pemakaian bidang telekomunikasi, perlu dipertimbangkan jenis fiber
yang akan digunakan dan instalasi yang akan dilakukan. Pada bab ini akan
dijelaskan tipe dari fiber optik beserta karakteristikrnya, dengan tujuan
kompetensi yang ingin dicapai adalah Mahasiswa mampu menjelaskan Tipe
dan jenis kabel Fiber optic (c2) (c3).

3.1. Tipe fiber optik


Struktur dari fiber optik diperlihatkan pada gambar 3.1. terdiri dari
core sebagai perambatan utama, cladding sebagai lapisan pemantul. Core
dengan cladding mempunyai bahan pembuat yang berbeda sehingga indek
bias yang dihasilkan bebeda. Dicontohkan pada gambar tersebut core terbuat
dari SiO2 +GeO2 dan cladding terbuat dari SiO2. Agar cahaya merambat
pada core, persyaratan utama adalah indek bias core harus lebih besar dari
indek bias cladding Pelapis dari fiber optik dinamakan coating, terdiri dari
dua lapis yaitu primary coating yang lebih bersifat soft dan secondary
coating yang lebih bersifat hard.

Gambar 3.1. Struktur fiber optic Gambar 3.2. Profil SISM

Secara umum fiber optik dibagi dalam tiga tipe/jenis, yaitu Step Indek
Multimode (SISM), Graded Indek Multi Mode (GIMM), dan Step Indek
Single Mode (SISM). Ketiganya dibedakan dari profile dan ukuran besarnya
serat.

35
3.1.1. Step indek Single mode

Fiber optik Single mode step indek atau SISM memiliki diameter core
yang sangat kecil dibandingkan ukuran claddingnya. Cahaya hanya
merambat dalam satu mode saja yaitu sejajar dengan sumbu fiber optik
seperti pada gambar 3.2 Tipe ini digunakan untuk transmisi data dengan bit
rate tinggi. Profil step indek digambarkan seperti anak tangga, dimana n1
harus lebih besar dari n2.
SISM mempunyai empat macam tipe yaitu
1. Nondispersion Shifted Fiber atau Standard single mode fiber (SMF)
dengan rekomendasi ITU-T G.652 : tipe fiber yang paling sering
digunakan. Fiber ini dirancang mempunyai dispersi kromatis 0 untuk
panjang gelombang 1310 nm untuk mendukung pengoperasian sistem
transmisi long haul pada panjang gelombang. Dispersi kromatis pada
panjang gelombang 1550 nm besarnya 20 ps/nm.km dan biasanya
yang digunakan 17 ps/nm.km. kabel ini mendukung untuk Ethernet
CWDM dan DWDM.

2. Dispersion Shifted fiber (DSF) dengan rekomenasi ITU-T G.653:


sistem transmisi yang dimulai dengan menggunakan range panjang
gelombang 1550 nm dengan loss yang rendah, membutuhkan fiber
dengan dispersi kromatis nol pada panjang gelombang tersebut. Tetapi
pada panjang gelombang 1,55 μm besar dispersi kromatisnya 3.3
ps/nm.km. Tipe ini tidak dapat digunakan pada WDM karena
keterbatasan pada beberapa penalti serta FWM (four wave mixing).

3. Loss Minimez pada 1550 nm rekomendasi ITU-T G. 654: merupakan


tipe fiber untuk kasus spesial dengan loss yang rendah pada panjang
gelombang 1550 nm, atau optimasi dari ITU-T G.654 pada daerah
1500 -1600 nm. Loss yang rendah karena bahan pembuat core
merupakan silica murni. Harganya mahal karena biaya pabrikasinya.
Biasa digunakan untuk submarine (kabel bawah laut) dan aplikasi long
haul.

4. Nonzero dispersion fiber (NDF), atau Dispersion Compensated Fiber


DCF, merupakan kabel menggunakan rekomendasi ITU-T G.655.
Penalti dapat dikurangi dengan adanya dispersi kromatis yang kecil
pada fiber karena perbedaan gelombang yang berinteraksi berjalan
dengan kecepatan group yang berbeda. Fiber dengan jenis NDF
mempunyai dispersi kromatis antara 1 dan 6 ps/nm,km atau antara -1
dan -6 ps/nm.km pada panjang gelombang 1.55 μm. Tipe fiber ini
contohnya fiber LS dari Corning yang mempunyai dispersi kromatis

36
nol pada panjang gelombang 1560 nm dan dispersi
0.092(λ1560)ps/nm.km pada panjang gelombang 1550 nm. Lainnya
fiber True Wave buatan Lucent technologies. Kabel ini mendukung
DWD dan Ethernet standard pada panjang gelombang 1550nm.
Panjang span dapat mencapai 50 km.

Diameter inti kabel SISM antara 5 -10 μm dan Cladding 125 μm


dengan rugi-rugi penyerapan yang sangat kecil. Fiber SISM digunakan pada
aplikasi berkecepatan data yang tinggi dengan jarak span antar repeater atau
penguat semaksimal mungkin. Karena serat single-mode hanya dapat
digunakan satu mode, maka tipe ini tidak mengalami dispersi intermodal
seperti serat multimode, dan oleh karena itu dapat digunakan untuk aplikasi
bandwidth yang lebih tinggi. Pembatas kinerja fiber optik pada laju data
yang tinggi adalah dispersi kromatik.
Masalah dispersi kromatik dapat diatasi dengan beberapa metode.
Pertama, menggunakan fiber dengan panjang gelombang ~1300 nm,
dimana core terbuat dari kaca yang memiliki indeks bias relatif konstan.
Kedua, menggunakan sumber optik seperti laser umpan balik terdistribusi
(distributed feedback laser DFB Laser) yang memiliki spektrum keluaran
yang sangat sempit. Ketiga, menggunakan serat kompensasi dispersi khusus,
atau menggunakan kombinasi dari semua metode ini. Serat single-mode
digunakan pada aplikasi jarak jauh dengan bandwidth tinggi, seperti saluran
telepon jarak jauh, head end TV kabel, dan backbone jaringan area lokal
LAN dan WAN berkecepatan tinggi. Kelemahan utama dari serat mode
tunggal adalah relatif sulit untuk penyambungan dan terminasi kabel karena
ukurannya yang kecil. Juga, serat single-mode biasanya hanya digunakan
untuk sumber cahaya LASER karena loss koplingnya lebih rendah dari
pada menggunakan sumber cahaya LED.

3.1.2. Step indek multimode


Pada Step Index Multimode (SISM) Indeks bias core konstan.
Ukuran core besar 50 mm- 62.5 mm dan dilapisi cladding yang sangat tipis.
Karena diameter core yang besar maka penyambungan kabel lebih mudah.
Dispersi yang terjadi pada fiber optik ini sangat besar, oleh karenanya hanya
digunakan untuk transmisi jarak pendek dengan bit rate data yang rendah.
Kabel tipe ini bagus untuk transmisi kurang dari 4 Km,

Gambar 3.3. Profil SIMM

37
3.1.3. Graded indek multimode
Tipe Graded index multimode (GI MM), core terdiri dari sejumlah
lapisan gelas yang memiliki indeks bias yang berbeda, indeks bias tertinggi
terdapat pada pusat core dan berangsur-angsur turun sampai ke batas core-
cladding,Cahaya merambat karena difraksi yang terjadi pada core sehigga
rambatan cahaya sejajar dengan sumbu fiber, Dispersi minimum, Harganya
lebih mahal dari fiber optik SI karena proses pembuatannya lebih sulit.
Profile dari GIMM dapat dilihat pada gambar 3.4.

Gambar 3.4. Profil GIMM

3.1.4. Profile indek bias fiber optic


Distribusi indek bias inti (core) dan cladd dari fiber optik dapat
bervariasi. Dua tipe dasar profile indek bias dari fiber optik multimode
terlihat seperti pada gambar 3.5.a dan b dimana gambar a untuk fiber dengan
indek bias yang seragam nilainya pada semua bagian core dan yang b
menunjukan indek bias dari clad menuju core makin membesar atau tidak
seragam terutama pada core. Untuk tipe seperti gambar c-e digunakan pada
single mode fiber dengan berbagai tipa profile indek bias. Yang pertama tipe
profile step indek regular, baik core dan cladding mempunyai indek bias
yang konstan. Profile ini mempunyai diameter 9 -10 µm, dengan perbedaan
indek bias core dengan cladding sekitar 0,3 %. Tipe ini disebut matched
cladding (MC) fiber.
Tipe d dan e mempunyai indek bias yang berbeda pada clading,
dimana pada bagian tengah clading menuju core indek biasnya lebih kecil
dari pada bagian tepi clading . Tipe ini disebut sebagai Depressed Cladding
(DC) fiber. MC dan DC bekerja pada panjang gelombang 1300 nm.
Pengembangan fiber selanjutnya dengan mengadopsi ITU-T G.652 Seperti
ditunjukan oleh tabel 1.1.
Gambar f dengan diameter kecil sekali sekitar 5 µm atau diameter
dengan mode medan yang kecil sekali. Gambar g dan h merupakan profil
dengan indek bias core membentuk segitiga denagn diameter core sekitar 6
µm. Fiber ini menggunakan panjang gelombang 1330nm dengan dispersi
nol. Bentuk profil f, g dan h disebut Dispersion Shifted Fiber DSF. Profil
fiber seperti pada gambar i-j mempunyai indek bias yang naik dan turun
terutama pada clading, disebut sebagai multicaldding atau dispersion
flattened. Diameter core umumnya sangat kecil sekitar 6 µm dengan

38
karakteristik dispersi yang flat pada range panjang gelombang 1300 – 1500
µm.

Gambar 3.5.. Profile indek bias


Table 1.1. ITU-T Recommendation G.652
Parameter Specification

Cladding diameter 125  m


Mode field diameter 9-10  m
Cutoff wavelength c 1100-1280 nm
1550 nm bend loss  1dB for 100 turs of 7,5 cm diameter
Dispersion  3.5ps/nm.km between 1285 and 1330 nm
 6 ps/nm.km between 1270 and 1340 nm
 20 ps/nm.km at 1550 nm
Dispersion slope  0.095 ps/nm2.km

3.2. Mode pada fiber optic


Mode pada fiber optik lebih ditujukan pada jumlah mode yang
berpropagasi dalam satu fiber dikaitkan dengan NA. Pada fiber optik
multimode, jumlah mode yang dapat berpropagasi sangat banyak. Tetapi
tentunya mode yang banyak ini menjadi batasan. Karena makin banyak
mode yang berpropagasi makin banyak besar dispersi yang terjadi, selain

39
dalam aplikasinya dispersi yang terjadi pada fiber dipengaruhi oleh panjang
kabel yang digunakan.

3.3.1. Frekuensi normalisasi


Jumlah mode yang berpropagasi dalam satu fiber sangat berkaitan
dengan NA yang dikaitkan dengan frekuensi normalisasi V. V merupakan
frekuensi yang dinormalisasi yang berhubungan dngan ukuran dari fiber,
indek bias dan panjang gelombang. Besarnya V dapat dihitung
menggunakan persamaan 3.1.
V    2xa    xNA
V    2xa    xn1  2 
12

(3.1)
Dimana
a : radius dari inti fiber
λ : panjang gelombang operasional
Pada fiber optik tipe single mode berarti hanya satu mode yang
berpropagasi didalam fiber tersebut, besar V akan menjadi kecil yaitu antara
0-2,405. Dengan demikian saat mendisain fiber single mode dengan syarat
V antara 0 – 2,405 maka a dan Δ harus kecil, berakibat kepada sudut
penerimaan setengah ϴa menjadi kecil sehingga sinar datang tegak lurus
dengan ujung fiber.
Kunci utama dalam disain propagasi single mode adalah diameter inti
yang kecil. Panjang gelombang cutoff λc adalah panjang gelombang diatas
dimana hanya satu mode transfer yang dapat diekspresikan
2a 2
c 
V
 
n1  n22 2
1

(3.2)
Dimana
V= 2,405 untuk step index fiber
a= radius core
n1 dan n2 ; indek bias untuk core dan cladding
Contoh :
Dengan λ=1300 nm dan 1550 nm, maka panjang gelombang cutoff λ c=1330
nm dibutuhkan untuk memastikan propagasi single mode
Misalkan λc = 1200 nm, n1 =1,45 dan n2 = 1,449 maka diameter core menjadi
cV 1
a  8.5m
2  n 2  n 2  12
1 2
Bila diinginkan a = 10 µm dengan n1 dan n2 seperti contoh diatas , maka
panjnag gelombnag yang tepat adalah sebesar 1407nm. Dari persamaan

40
tersebut, bila diameter kabel dan panjang gelombnag ditentukan terlebih
dahulu, maka yang perlu diatur kembali adalah bahan pembuat core dan
cladiing agar sesuai dengan kebutuhan.

3.3.2. Jumlah mode SIMM & GIMM

Pada tipe SIMM jumlah mode yang dapat berprogasi dihitung menggunakan
formula
(3.3)
Dimana V merupakan frekuensi yang dinormalisasi menggunakan
persamaan 3.1.
Contoh
Jika n1=1.41 dan n2=1,4 ; diameter core 50 μm. Hitung jumlah mode yang
dapat berpropagasi pada SIMM
Jawab

Jadi jumlah mode yang dapat berpropagasi pada SIMM sebanyak 515.

Untuk tipe GIMM jumlah mode yang dapat berprogasi dalam satu fiber
menggunakan persamaan 3.4.
(3.4.)
Dari persamaan tersebut terlihat jumlah modenya setengah dari SIMM.
Cahaya yang berprogasi dalam Fiber optik akan mengalami dispersi.
Dispersi digunakan untuk menggambarkan efek pelebaran sinyal pada fiber,
yang akan menjadi batasan , berkas cahaya yang masuk berpanjang f Lebih
lanjut tentang dispersi akan dibahas pada bab 4.

3.3. Komposisi kabel Fiber Optik


Komponen utama dari kabel optik dapat dibagi menjadi lima
kelompok, yaitu (1) Optical fibre coatings ; (2) Inti (core) dari kabel; (3)
Bahan penguat (strength members); (4) Jika dibutuhkan ditambahkan bahan
pembatas air (water-blocking materials); dan (5) bahan selubung (sheath
materials), bila perlu terbuat dari baja (armour)
Untuk melindungi permukaan fiber, pada bagian permukaan serat
diberi pelapis primer komposit yang digunakan pada saat fiber tersebut
dipegang untuk proses intalasi maupun pabrikisasi. Lapisan utama serat
harus dilengkapi dengan penanganan serat selama pembuatan dan

41
pemasangan kabel. Selain itu, pelapis primer serat harus teruji agar dapat
memprediksi umur serat, pemasangan serat, dan kondisi lingkungan yang
diharapkan.
Perlindungan sekunder dari serat melapisi primer dapat
menggunakan beberapa metode konstruksi perlindungan, yaitu
1. kemasan longgar di dalam tabung (loose tube );
2. kemasan longgar di dalam alur (loose groove), atau kabel alur
3. konstruksi mikromodule (micromodule construction);
4. lapisan polymer ketat (tight buffer);
5. konstruksi pita (ribbon construction).
Metode konstruksi proteksi dipilih sesuai dengan kebutuhan pemasangan

3.3.1. Kabel Loose Tube


Kabel tabung longgar (loose tube) dirancang untuk kondisi
lingkungan yang keras di alam bebas. Untuk melindungi Inti Serat, Cladding
dan Pelapis (coating), pada kabel ini diberikan bagan pelindung yang
sifatnya rigid yang dipasang sepanjang serat berupa tabung. Tabung
pelindung bisa diperkuat dengan dinding komposit. Senyawa pengisi khusus
digunakan di dalam tabung pelindung untuk mencegah perpindahan air yang
longitudin. Senyawa pengisi harus dipilih agar serat bebas bergerak didalam
senyawa saat saat kabel diregang pada suhu dalam jangkauan operasional
kabel.

Gambar 3.6. Tampak depan kabel loose tube

Contoh kabel lose tube Merk Furukawa SM332 menggunakan


standar ITU-T G.652, fiber optik Single mode dengan core terbuat dari
Germanium yang di dope silica. Cladding terbuat dari Silica. Diameter core
9.2µm pada panjang gelombnag 1310 nm dan 10.4 µm pada panjang
gelombang 1550 nm. Cladding 125µm dan coating 245 µm. Dispersi
kromatik pada range panjang gelombang 1288-1339 nm sebesar 3.5
ps/(nm-km) dan pada panjang gelombang 1550 nm sebesar 18 ps/(nm.km).
Satu hingga dua belas fiber dengan warna yang berbeda-beda
dimasukan dalam satu tabung penyangga (buffer tube) dengan warna.
tabung sesuai kode warna seperti terlihat pada gambar3.7, dimana ukuran
tube lebih besar dari fiber. Buffer tube terbuat dari bahan Polybutylene

42
Terephthalate (PBT). Untuk mencegah air masuk kedalam fiber, buffer tube
diisi dengan senyawa berupa jelly, Satu loose tube dapat berisi 6 core atau 12
core dengan diameter 2.5mm untuk 6 Fiber dan 3.0mm untuk 12 Fiber.
Kombinasi susunan 6 dan 12 fiber (core) dalam satu tube akan membentuk
kabel ukuran besar, dengan isi 36 hingga 144 fiber, seperti terlihat pada
gambar 3.7

Gambar 3.7. Kabel loose tube bersusun


Kabel tabung longgar diisi dengan Gel tahan air yang mengelilingi
serat. Gel tersebut membantu melindungi serat dari kelembaban, membuat
kabel ideal untuk lingkungan dengan kelembaban tinggi, dimana air atau
kondensasi menjadi masalah. Tabung yang diisi gel bisa mengembang atau
berkontraksi dengan perubahan temperatur.
Central strength member terbuat dari bahan baja (steel) Kevlar atau
material yang sejenis, dibutuhkan untuk memberi kekuatan pada fiber ketika
dilakukan penarikan kabel saat instalasi. Kabel loose tube digunakan untuk
instalasi outdoor yang dapat digunakan sebagai kabel udara (aerial), kabel
duct, atau kabel tanam langsung. Kabel loose tube tidak disarankan untuk
instalasi vertical karena sangat memungkinkan jeli akan mengalir atau
fibernya akan bergerak.

3.3.2. Kabel alur atau kabel slot


Kabel Alur atau kabel slot adalah kabel bersusun dimana dalam
penyusunannya menggunakan alur atau slot. Bagian lapisan luar atau Kulit
kabel Alur terbuat dari bahan sejenis polyethylene keras, berfungsi sebagai
bantalan untuk melindungi serat optik dari pengaruh mekanis saat instalasi.
Sedangkan Aluran (slot) terbuat dari bahan polyethylene berfungsi untuk
menempatkan atau memasang sejumlah serat. Elemen pemasangan kabel
terdiri dari inti beralur V, di mana satu atau lebih serat diletakkan pada
setiap alur tanpa ketegangan dan dengan sedikit kelebihan panjang. Slotnya
berbentuk heliks, atau kebalikannya, dan pada bagian tengah slot diberikan
bahan penguat untuk memperkuat batang silinder (Gambar 3.8). Central

43
strength member adalah bagian penguat yang terletak ditengah-tengah kabel
optik. Central strength member terbuat dari pilinan kawat baja yang
mempunyai kekuatan mekanis yang tinggi yang diperlukan pada saat
instalasi. Dengan demikian, kabel alur diperkuat secara mekanik dan termal
yang sempurna. Pada bagian alur yang tersedia, dapat diletakan kabel fiber
tipe kabel ribbon sesuai dengan kebutuhan.

Gambar 3.8 Kabel alur


3.3.2. Kabel pita (Ribbon cable)
Kabel pita adalah model pengaturan serat yang ditumpuk di atas satu
sama lain di dalam tabung penyangga yang longgar. Jenis pengaturan ini bisa
menampung beberapa ratus serat dalam satu ikatan yang dekat. Jaket Kabel
pita terlihat seperti kabel tight buffered pada umumnya, namun sepanjang
jaket penyangga berisi pita serat. Jenis kabel ini biasanya dilengkapi
sejumlah kecil strength member dan tali pembuka (ripcord) untuk merobek
jaket. Kabel pita biasanya digunakan dalam pembangunan jaringan kabel
trangkar melingkar, berkapasitas besar, multi-inti dengan fasilitas fitur kotak
jumper untuk mempermudah crossing cable di area jaringan optic area local
. Kabel pita tidak digunakan sebagai kabel trunk yang menghubungkan antar
provinsi untuk komunikasi jarak jauh (long distance). Kabel pita
memberikan ukuran yang lebih tipis dan ringan, membutuhkan konektor,
perangkat pengupas kabel , pemotong (cleaver) dan splicer fusi untuk
disesuaikan dengan serat pita. Splicer yang digunakan khusus untuk kabel
pita, Ribbon fusion splicer disebut juga splicer fusi massa, ada yang mampu
menyambung 72 kabel secara bersamaan. Gambar 3.9 memperlihatkan Kabel
pita berisi 144 core yang terbagi dalam 12 tube dengan isi per tube 12 core.
Digunkan untuk sambungan local yang berkapasitas besar. Splicer yang
digunakan untuk menyambung 12 core sekaligus dalam satu waktu.

(b) Tampak samping (c) Tampak depan

44
Gambar 3.9 Kabel pita
3.3.3. Kabel Tight Buffer
Kabel tight buffer fiber optik berisi sejumlah penyangga (buffer )
fiber yang mengeliling central strength member dengan proteksi dibagian
jaket. Diameter luar dari fiber berdiameter 900µm dengan cover plastic
mengelilingi fiber optik dengan coating 250 µm. Buffer dilakukan pada
setiap fiber sebagai proteksi terhadap lingkungan dan memperkuat fisik.
Struktur seperti ini membuat fiber dapat koneksikan secara langsung (dengan
adanya konektor pada setiap ujung fiber) tanpa harus menggunakan proteksi
seperti splice tray. Tetapi dengan design kabel tight buffered membuat lebih
sensitive terhadap beban tarik (tensile loading) sehinga meningkatkan loss
akibat microbending.

Gambar 3.10 Kabel tight buffer


Kabel jenis ini lebih fleksibel dan mempunyai radius bending yang
lebih kecil dibandingkan kabel loose tube. Disain utama kabel ini untuk
instalasi antar bangunan. Dapat juga digunakan untuk instralasi vertical yang
tinggi karena setiap kabel sudah dilengkapi dengan buffer. Bahan fiber
terbuat dari tahan terhadap api sampai pada standard kebutuhan. Diameter
lebih besar dari loose tube demikian juga harganya lebih mahal.
Pada Kabel tight buffered, serat tertanam rapat dalam jaket polimer.
Kabel ini memiliki dua lapisan, yang bagian dalam terbuat dari plastik
lunak yang memungkinkan deformasi dan mengurangi gaya yang dialami
oleh serat. Yang lainnya adalah penyangga luar yang keras untuk
memberikan perlindungan fisik yang terbuat dari bahan aklirik. Aklirik
membuat kabel tidak lembab, dan core tidak pernah mengalami kerusakan

45
saat bending atau tekanan di bawah air. Kabel ini digunakan untuk aplikasi
indoor, sebagai kabel breakout dan kabel distribusi.
Kabel tight buffered memiliki ukuran paket yang lebih kecil
dibandingkan loose tube dan lebih mudah dipasang karena tidak perlu
membersihkan gel. Struktur Kabel memiliki sub unit sehingga dapat dibagi
kebanyak terminal tanpa menggunakan panel patch. Kabel tight buffered
tidak dapat digunakan pada keadaan ektrem seperti temperature ektrem dan
penetrasi air kedalam serat. Temperature yang ektrem membuat serat
mengalami ekspansi/pemuaian,
Kabel tight buffer optimal untuk aplikasi dalam ruangan. Kabel ini
paling sesuai untuk sambungan LAN atau WAN berukuran sedang, digunkan
untuk pemasangan jaringan didalam ruang yang panjang, tanam langsung,
dan beberapa dalam air. Kabel ini tidak menggunakan lapisan gel seperti
pada loose tube
Kabel Tight-Buffered dirancang untuk aplikasi indoor / outdoor
memiliki banyak keunggulan dibanding kabel outdoor tradisional yang akan
disambung dengan kabel dalam ruangan. Keuntungan pertama adalah
peningkatan kehandalan. Kapan saja terjadi transisi penyambungan,
keandalan link berkurang. Kabel serat indoor / outdoor HCA UL dapat
secara langsung digunakan dalam gedung sepanjang dibutuhkan untuk
terminasi akhir
Manfaat kedua adalah konstruksi kabel indoor / outdoor cocok untuk
proses terminasi yang lebih cepat daripada kabel konvensional. Buffer pada
Serat memberikan perlindungan link yang cukup dan tidak ada gel yang
disuntikkan sebelum proses terminasi. Terakhir, keandalan yang terbukti dari
serat buffer untuk aplikasi indoor dan outdoor memberikan keunggulan
keandalan melebihi yang dipersyaratkan pada terminasi serat. Cukup kuat
untuk penarikan yang lama, dengan penekukan dan perlindungan yang
memadai untuk konfigurasi indoor yang paling rumit.

3.3.4. Kabel armor (Armored cable)


Kabel serat optik berlapis baja terdiri dari kabel yang dikelilingi oleh
jaket baja atau aluminium yang kemudian ditutup dengan jaket polietilen
untuk melindunginya dari kelembaban dan abrasi. Kabel ini dapat dipasang
sebagai kabel aerial, duct, atau ruang bawah tanah dengan dengan
perlindungan khusus dari kotor dan tanah liat.
Kabel serat optik lapis baja sering dipasang di jaringan yang
membutuhkan perlindungan mekanis tambahan. Ada dua jenis armour:
interlocking dan bergelombang (corrugated). Interlocking armor adalah
armor aluminium yang dililitkan secara helik di sekitar kabel dan ditemukan
di kabel indoor dan indoor / outdoor. (gambar 3.11) Armor bergelombang
adalah pita baja berlapis yang dilipat mengelilingi kabel secara longitudinal.

46
Hal ini ditemukan pada kabel outdoor dan menawarkan ektra perlindungan
mekanis dan hewan pengerat. Tipe kabel yang digunakan dapat berupa loose
tube atau tight buffered.

Gambar 3.11. Kabel Interlocking armor dan bergelombang

Kabel lapis baja dapat dibagi menjadi kabel lapis baja dalam ruangan dan
kabel lapis baja di luar ruangan. Dengan perkembangan teknologi
komunikasi serat optik dan tren FTTX, kabel serat optik dalam ruangan
semakin dibutuhkan untuk dipasang di antara dan di dalam gedung.
Dibandingkan dengan penggunaan outdoor kabel serat, kabel serat dalam
ruangan kurang mengalami perubahan suhu dan stress mekanik, tetapi kabel
ini harus tahan api dan memancarkan asap tingkat rendah jika terjadi
kebakaran. Dan kabel lapis baja dalam ruangan memungkinkan jari-jari
bending yang kecil dan dapat digunakan untuk instalasi vertical serta
mudah ditangani.

Gambar 3.12. Kabel Armored

Outdoor Armored Fiber Cable dibuat untuk melindungi serat optik


agar beroperasi dengan aman di lingkungan luar ruangan yang komplek.
Kebanyakan kabel serat lapis baja Outdoor di desain dari kabel loose tube,
dengan bagian penguat berada di tengah kabel, dan loose tube mengelilingi
strength member tersebut. Di dalam loss tube selain material kabel yang
digunakan juga diisi dengan gel yang tahan air, gel juga diisikan antar tube
tetapi berbeda bahan dengan yang didalam tube. yang berfungsi sebagai
penahan air agar tidak masuk ke dalam core. Kabel serat optik lapis baja
merupakan kabel tanam langsung dengan ketahanan beban yang tinggi

47
sehingga membutuhkan kabel yang kasar dan tahan terhadap hewan
pengerat. Aplikasi lain untuk kabel lapis baja ada di pusat data, di mana
kabel dipasang di bawah lantai. Kabel lapis baja metalik bersifat konduktif,
sehingga harus diarde dengan benar

3.3.5. Warna Kabel


Secara umum, struktur kabel Fiber Optik terdiri dari Tube dan Fiber
atau core. Di dalam sebuah kabel bundelan yang memuat banyak serat optik,
lapisan buffer sekunder masing-masing serat biasanya diberi warna yang
berbeda untuk menghindari kesalahn koneksi pada saat instalasi. Sesuai
dengan standard TIA/EIA-598 yang dipakai secara internasional, digunakan
12 warna. Satu tube kabel maksimum terdiri dari 12 core. Kabel bundelan
yang berisi lebih dar satu tube akan diberikan warna yang seperti warna
lapisan buffer dari core . Dua belas warna sebagai lapisan buffer dapat
dilihat pada tabel 3… Untuk memudahkan mengingat urutan warna
digunakan kata kunci "BOHCAP MEHIKUVIPITOS".
Pada setiap tube maksimum berisi 12 fiber atau core, yang dimulai dari
warna biru sampai dengan toska, dan setiap kabel maksimum berisi 12 tube,
sehingga total dalam satu kabel maksimum berisi 144 fiber atau core. Warna
tube seperti warna pada kabel, kedua belas warna tersebut dapat dilihat pada
tabel 3.2
Tabel 3.2. Urutan Warna pada lapisan buffer
No urut kabel Warna No urut kabel Warna
dan Buffer dan Buffer
Tube Tube
1 Biru 7 Merah
2 Orange 8 Hitam
3 Hijau 9 Kuning
4 Coklat 10 Violet
5 Abu-abu 11 Pink
6 Putih 12 Toska

DafTar Pustaka
International Telecommunication Union; Optical Fibres, Cable and Systems,
ITU-T, 2009.
https://www.itu.int/dms_pub/itu-t/opb/hdb/T-HDB-OUT.10-2009-1-
PDF-E.pdf
Optical Fiber Loose Tube Cable (Fundamental Structures)
https://www.furukawa.co.jp/english/tukuru/pdf/fiber-loose-f_e.pdf
Indoor/Outdoor Fiber Optic Cable

48
http://www.hca.hitachi-
cable.com/products/hca/products/fiber/io/tight/tight-buffered-fiber-
optic-cables.php
Loose-tube Cable vs Tight-buffered Cables;
http://www.fiberopticshare.com/loose-tube-cable-vs-tight-buffered-
cable.html
What is Ribbon Fiber Optic Cable
http://www.fiber-optic-solutions.com/what-is-ribbon-fiber-optic-
cable.html
The Application and Types of Armored Fiber Optic Cable
http://www.cables-solutions.com/the-application-and-types-of-armored-
fiber-cable.html

Latihan

49

Anda mungkin juga menyukai