Anda di halaman 1dari 12

PENGARUH PENGGUNAAN GROUND STRAP IGNITION COIL DAN

VARIASI JENIS BUSI IRIDIUM DAN PLATINUM TERHADAP DAYA


SEPEDA MOTOR HONDA VARIO 150 TAHUN 2017

PROPOSAL SKRIPSI

Oleh :

ISROUL IMAMUL HAQ

NIM 160513609631

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS TEKNIK

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF

JUNI 2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kendaraan dengan teknologi pembakaran dalam telah diselidiki untuk
mengurangi kehilangan panas mesin. Namun, ketika rasio udara berlebih
mendekati batas operasi, variasi pembakaran siklus-ke-siklus menjadi
hambatan untuk meningkatkan daya kendaraan. Interval debit antara
masing-masing unit kumparan dikendalikan untuk mengubah arus dan
durasi debit. Bahwa dalam silinder energi yang dikeluarkan meningkat
dengan interval pembuangan dalam silinder proses pengapian dan
pembakaran menunjukkan bahwa pembentukan percikan api dapat
ditingkatkan oleh penggunaan groundstrap pada ignition oil, serta oleh
variasi busi (Tsuboi et al., 2019). Dalam kendaraan sepeda motor sistem
pengapian diperlukan tegangan yang besar untuk dapat menciptakan
percikan bunga api yang kuat pada busi. Seperti yang dijelaskan bahwa,
tegangan listrik yang diperlukan harus cukup kuat, sehingga dapat
membangkitkan bunga api yang kuat diantara celah elektroda busi.
Dikarenakan tegangan listrik yang besar tersebut, ketika melewati kabel
busi arahnya condong keluar dan tidak semuanya fokus terarah menuju
busi.

Variabilitas siklus ke siklus yang diamati pada mesin pembakaran


dalam sering disebabkan oleh fluktuasi pengembangan nyala awal.
Groundstrap pada ignition coil dapat dimanfaatkan untuk daya kendaraan
yang lebih baik. Untuk tujuan itu model yang sesuai dengan
mempertimbangkan kendaraan, penggunaan pengapian dengan ignition
coil dan elektroda pin-pin yang disederhanakan dan variasi busi adalah
persyaratan yang diperlukan. Model pengapian adalah yang pertama
dievaluasi dalam hal radius percikan awal pada percobaan pengapian pin-
pin di udara murni, menunjukkan bahwa ia memandu radius torus yang
dibentuk oleh gelombang kejut awal (Colin et al., 2019).
Kami menyimpulkan dengan implikasi potensial dari peningkatan jumlah
sepeda motor dan arah penelitian di masa depan. (Wadud, 2020)
Pernyataan ini didukung dengan tabel bersumber dari badan pusat statistik
yang menunjukkan bahwa pada setiap tahunnya kendaraan sepeda motor
di indonesia semakin naik.

Gambar 1.1 Grafik populasi sepeda motor


Sumber : BPS (2012)

Pada saat aliran listrik melalui kabel busi, terjadi medan


elektromagnetik yang akan mengakibatkan kerusakan percikan bunga api
pada ujung elektroda busi berupa menurunnya puncak pembakaran.Salah
satu cara mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan menstabilkan
arus listrik yang dihasilkan oleh koil dengan cara menggunakan ignition
booster.Terdapat berbgai macam jenis Ignition Booster salah satunya
adalah Groundstrap. Secara fisik perbedaan antara cincin magnet dan
Groundstrap adalah cincin magnet ini merupakan magnet tetap sedangkan
Groundstrap merupakan inovasi yang mengadopsi pembuatan magnet
listrik atau elektromagnet. Perbedaan itulah yang menjadi keuntungan dari
Groundstrap, yaitu besarnya kemagnetan dapat dirubah dengan berbagai
cara, misalnya dengan variasi bahan dan jumlah lilitan yang akan dijadikan
kumparan elektromagnet, sehingga otomatis akan meningkatkan kinerja
motor Penjelasan tentang efek kinerja motorterdapat pada jurnal 4th
internatoinal on technical and vocational and training UNP, Tahun 2017
Oleh Remon Lapisa dkk dengan judul An experimental study on the effect
of centrifugal cluth cooling groove on motor cycle performance

Dengan pemasangan Groundstrap kualitas percikan bunga api akan


semakin meningkat, dan arus listrik yang mengalir dari koil menuju busi
akan lebih fokus ke busi. Sehingga busi akan menghasilkan nyala api biru
yang tajam dan fokus pada busi. Dari hasil perlakuan ini akan
mempengaruhi kerja pembakaran yang lebih baik juga. Berdasarkan uraian
diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
“Analisa Pengaruh Groundstrap Pada Karakteristik Tegangan Kabel Busi
Sepeda Motor”

Groundstrap merupakan salah jenis Ignition Booster yang fungsinya


menstabilkan arus listrik yang dihasilkan koil sehingga percikan busi bisa
lebih besar dan stabil Menurut ( Isnandi, dkk 2014). Fungsi dari
Groundstrap hampir sama dengan fungsi cincin magnet yaitu menstabilkan
arus listrik yang dihasilkan oleh koil sistem pengapian sepeda motor,
membuang frekuensi liar atau tegangan tak tentu dari koil, memfokuskan
dan mempersempit arus, sehingga menjadi titik tembak menuju ke busi
untuk digunakan sebagai api pembakaran. Arus yang stabil menghasilkan
api yang baik, sehingga ledakan pembakaran menjadi sempurna dan
hampir tidak ada molekul bensin yang terbuang percuma. Ruang bakar
menjadi bersih dan kerja piston menjadi ringan. (Anggarif Romadhoni,
2012). Arends (1980: 21) mengatakan “Konsumsi bahan bakar adalah
banyaknya bahan bakar yang dipakai selama proses pembakaran
berlangsung”.

Pendapat lain dikemungkakan oleh Jama & Wagino (2008: 28)


menyatakan “Konsumsi bahan bakar adalah angka menunjukan berapa
banyak kilometer yang dapat di tempuh oleh motor dengan 1 liter bensin”.
Emisi gas buang adalah gas hasil dari proses pembakaran didalam mesin
yang beracun dan sangat berbahaya, yaitu terdiri dari emisi gas buang
Hidrokarbon (HC) dan Karbonmonoksida (CO), dan juga polutan yang
lainnya. Emisi gas buang diukur dengan mencatat berapa persen (%) CO
dan HC (ppm) yang dihasilkan pada sepeda motor 4 tak.

Berdasarkan latar belakang peneliti tertarik untuk mengambil judul


“PENGARUH PENGGUNAAN GROUND STRAP IGNITION COIL
DAN VARIASI JENIS BUSI IRIDIUM DAN PLATINUM TERHADAP
DAYA SEPEDA MOTOR HONDA VARIO 150 TAHUN 2017”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah yang akan


dijadikan dalam penelitian adalah :

1. Bagaimana daya pada sepeda motor honda vario 150 FI yang


menggunakan busi iridium dan platinum ?
2. Bagaimana daya pada sepeda motor honda vario 150 FI yang
menggunakan ground strap dan jenis busi iridium dan platinum ?
3. Apakah ada perbedaan daya antara yang menggunakan jenis busi
iridium dan platinum dengan pemasangan ground strap pada
kabel busi ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas dapat dikaji beberapa tujuan


penelitian, yaitu :

1. Mengetahui perbedaan daya pada sepeda motor honda vario


150 FI yang menggunakan busi iridium dan platinum.
2. Mengetahui perbedaan daya pada sepeda motor honda vario
150 FI yang menggunakan ground strap dari busi iridium dan
platinum.
3. Mengetahui perbedaan daya pada kendaran honda vario 150 FI
dan jenis busi iridium dan platinum dengan menggunakan
ground strap pada kabel busi.
D. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban seentara terhadap rumusan masalah
penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam
bentuk kalimat pertanyaan yang perlu dibuktikan kebenarannya melalui
pengumpulan data. Berdasarkan asumsi diatas maka hipotesis penelitian
ini adalah

Ha : Ada perbedaan daya antara mesin yang menggunakan jenis busi


standar, iridium dan platinum dengan pemasangan ground strap.

Ho : Tidak Ada perbedaan daya antara mesin yang menggunakan jenis


busi standar, iridium dan platinum dengan pemasangan ground strap.

E. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna dan memberi manfaat

sebagai berikut :

1. Bagi Peminat Bidang Otomotif

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk menambah kajian ilmu

pengetahuan tentang daya antara mesin yang menggunakan jenis busi

standar, iridium dan platinum dengan pemasangan ground strap.

2. Bagi Pihak Pendidikan Teknik Otomotif

a. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu rujukan

bagi jurusan Teknik Mesin untuk memperoleh data empirik mengenai

daya antara mesin yang menggunakan jenis busi standar, iridium dan

platinum dengan pemasangan ground strap.

b. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pembanding

serta dasar untuk melakukan penelitian yang lebih spesifik mengenai

daya antara mesin yang menggunakan jenis busi standar, iridium dan

platinum dengan pemasangan ground strap.


3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini diharapkan menjadi rujukan dalam bidang otomotif dan

dapat memberikan pengalaman yang dijadikan wawasan tentang

pengaruh daya antara mesin yang menggunakan jenis busi standar,

iridium dan platinum dengan pemasangan ground strap.

F. Batasan Penelitian

Supaya pembahasan penelitian skripsi dapat terarah dengan baik, maka

dapat diambil batasan-batasan masalah sebagai berikut:

1. Motor yang digunakan dalam penelitian ini adalah Honda Vario 150cc,
tahun 2017 dengan tanpa merubah spesifikasi.
2. Hanya menganalisis sejauh mana penggatian variasi busi ..
3. Pengujian dilakukan dengan kondisi motor dalam keadaan tidak berjalan.
4. Sistem pengapian yang digunakan disesuaikan dengan standar pabrik..
5. Knalpot yang digunakan dalam penelitian menggunakan knalpot standart
6. Piston yang digunakan dalam penelitian dengan piston ukuran standar
(oversize 0).
7. Bahan bakar yang digunakan dalam penelitan adalah sesuai dengan
spesifikasi pabrik.
G. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Variabel Bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah variasi penggunaan main

jet, knalpot standart, knalpot racing, dan variasi Rpm pada sepeda

motor Honda Karisma 125cc.


2. Variabel Terikat

Variabel terikat pada penelitian ini adalah emisi gas buang pada sepeda

motor Honda Karisma 125cc.

3. Variabel Kontrol

Variabel Kontrol pada penelitian ini adalah Suhu Kerja Mesin

H. Definisi Operasional

1. Emisi gas buang adalah sisa hasil pembakaran mesin kendaraan baik itu

kendaraan berroda, perahu/kapal dan pesawat terbang yang menggunakan

bahan bakar. Biasanya emisi gas buang ini terjadi karena pembakaran yang

tidak sempurna dari sistem pembuangan dan pembakaran mesin serta

lepasnya partikel-partikel karena kurang tercukupinya oksigen dalam

proses pembakaran tersebut.

2. Main jet adalah bagian dari karburator yang berfungsi berfungsi untuk

memancarkan bensin saat motor di gas tinggi

3. Knalpot adalah saluran pembuangan sisa gas hasil pembakaran

BAB II

KAJIAN PUSTAKA
A. Ignition Coil

Ismail Altin dan Atilla Bilgin (2009), melakukan penelitian mengenai


perbandingan efisiensi performa motor menggunakan 1 busi dan 2 busi. Dalam
penelitian ini didapatkan bahwa penggunaan 2 busi menghasilkan performa
terbaik dan konsumsi bahan bakar yang lebih efisien dibandingkan dengan
penggunaan 1 busi sekaligus menghasilkan pembakaran yang lebih cepat dan
mengurangi emisi gas buang yang di hasilkan

Sakti Prihardintama (2010) melakukan penelitian tentang pengaruh


penggunaan 2 busi pada motor bensin 4 langkah 1 silinder dengan variasi
durasi noken As 260° (standar), 270°, 290°, 310°, dan 330°, Pada penelitian
ini didapatkan torsi, daya dan bmep tertinggi dengan menggunakan noken as
berdurasi 310°, yaitu torsi = 45.12N.m pada utaran 4500 rpm, daya = 11.89 hp
pada putaran 7000 rpm, dan bmep =1547.64kPa pada putaran 4000 rpm.
Sedangkan nilai Sfc terendah dan effisiensi thermal tertinggi diperoleh dengan
menggunakan noken as berdurasi standar (260°).Pengurangan emisi gas buang
berupa CO dan HC terbaik Muhammad Indiono Indarto (2012), melakukan
penelitian mengenai analisa kinerja motor bakar dengan penerapan 2 busi
pengapian dan variasi derajat waku pengapian.

Pada penelitian ini dapat diketahui bahwa penerapan 2 busi dapat


menurunkan emisi gas buang. Kadar CO menurun dari 2.74% kadar CO pada
kondisi busi utama map pengapian 15 derajat menjadi 2.26% kadar CO pada
kondisi dua busi map pengapian 16 derajat. Power pada roda juga meningkat
dari 4.2 HP pada kondisi busi utama map pengapian 15 derajat menjadi 4.4
HP pada kondisi 2 busi map pengapian 16 derajat. Dapat di simpulkan bahwa
penerapan 2 busi dapat mempernaiki kinerja mesin ditunjukan dengan
menurunnya emisi gas buang yaitu sekitar 0.48% emisi gas CO dan
meningkatnya power sekitar 0.2HP dari kondisi standar

B. Motor Bakar
Motor bakar adalah mesin yang menggunakan energi termal untuk
melakukan kerja mekanik, yaitu dengan cara merubah energi kimia dari bahan
bakar menjadi energi panas, dan menggunakan energi tersebut untuk
melakukan kerja mekanik. Energi termal diperoleh dari pembakaran bahan
bakar pada masin itu sendiri. Jika ditinjau dari cara memperoleh energi termal
ini (proses pembakaran bahan bakar), maka motor bakar dapat dibagi menjadi
2 golongan yaitu motor pembakaran luar dan motor pembakaran dalam

Prinsip kerja motor bensin adalah mesin yang bekerja memanfaatkan


energii dari gas panas hasil proses pembakaran, di mana proses pembakaran
berlangsung di dalam silinder mesin itu endiri sehingga gas pembakaran
sekaligus berfungsi sebagai fluida kerja menjadi tenaga atau energi panas.
Untuk selanjutnya pembahasan dipusatkan pada sistem pengapian sepeda
motor 4 langkah, sesuai dengan mesin untuk penelitian yang diujikan

C. Ignitoin Coil
Koil merupakan bagian terpenting dalam pengapian pada sebuah mesin
karena koil merupakan komponen pengapian yang menentukan baik tidaknya
dalam proses pembakaran dalam ruang bakar. Koil difungsikan sebagai
pengubah arus tegangan rendah menjadi tegangan tinggi untuk menghasilkan
percikan bunga api pada busi dan dilihat dari sudut fungsinya koil merupakan
sumber nyatadari tegangan yang dibutuhkan dalam proses pembakaran. Koil
menghasilkan tegangan tinggi dengan prinsip induksi dimana tegangan listrik
pada baterai merupakan tegangan rendah 6 – 12 volt dan dinaikan sampai
5.000 – 25.000 volt.

Secara fisik koil dikontruksi mirip dengan trafo. Pada bagian tengah koil
berisi batangan logam yang dilapisi dengan inti besi, sekitar inti dan
yangterisolasi dililit dengan penyekat kumparan sekunder (tegangan tinggi)
dengan jumlah lilitan kawat tembaga yang sangat tipis dan lebih banyak dari
kumparan primer.Dibagian luar dari penyekat dan bagian yang terisolasi dililit
penyekat kumparan primer

D. Busi (Spark Plug)


Busi adalah komponen yang berfungsi untuk memercikkan bunga api
didalam ruang bakar. Percikan bunga api ini dihasilkan dari tegangan tinggi
antar elektroda yang dibangkitkan oleh ignition coil dengan tegangan sebesar
ribuan volt. Temperatur didalam ruang bakar dapat mencapai 2500 ºC.
Tekanan serta temperature yang sangat tinggi tersebut harus mampu ditahan
oleh busi. Pada intinya, konstruksi busi terdiri dari insulator dan elektroda.
Elektroda biasanya menggunakan logam yang dilapis dengan nickel, chrome,
mangan, silikon dll agar mampu menahan kondisi ekstrim sedangkan
insulatornya berbahan dasar aluminia
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Rancangan penelitian
Ditinjau dari teknik analisis dan pengumpulan data, maka pada penelitian
yang dilakukan termasuk jenis penelitian eksperimental, menyatakan metode
penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap
yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. Penelitian yang dilakukan
termasuk jenis penelitian True Experiment. True Experiment merupakan
metode penelitian yang didesain dengan adanya kelompok kontrol dan cara
mengukur perubahan yang muncul dalam kedua kelompok. Metode penelitian
tipe true experiment ini mempunyai banyak sekali jenis dan metode yang
disesuaiakan dengan karakteristik pengolahan data pada penelitian. Pada
metode yang digunakan pada pengolahan data pada penelitian ini digunakan
true experiment. Rancangan ini terdapat pemasangan subjek secara rambang.
True experiment pottes control group design digunakan pada penelitian
ini dengan tujuan untuk membandingkan antara penggunaan busi standar,
iridium dan platinum dengan menggunakan ignition booster ground strap,
yaitu sebuah booster pengapian yang dipasang pada kabe busi yang
berpengaruh terhadap daya yang dihasilkan oleh kendaraan. Bentuk rancangan
yang digunakan dalam penelitian eksperimen ini adalah rancangan factorial
yang terdiri dari jenis busi standar, iridium dan platinum yang menggunakan
ground strap terhadap daya yang dihasilkan.

Anda mungkin juga menyukai