Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH ASESMEN DAN EVALUASI PEMBELAJARAN

DISUSUN OLEH :
NUR RAMADHANI (1915011064)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA


JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRY
FAKULTAS TEKNIK DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
BALI
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan kesempatan pada saya
untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah saya dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “ Taksonomi Belajar Dari Bloom Dan Taksonomi Anderson Dan
Krathwohl “ dan “ Perbedaan Dari Kedua Taksonomi Belajar “ dengan tepat waktu.
Makalah “ Taksonomi Belajar Dari Bloom Dan Taksonomi Anderson Dan Krathwohl “ dan “
Perbedaan Dari Kedua Taksonomi Belajar “ disusun guna memenuhi tugas pada mata kuliah
Asesmen dan Evaluasi Pembelajaran. Selain itu, saya juga berharap agar makalah ini dapat
menambah wawasan bagi pembaca.
Saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu Dra. I Dewa Ayu Made Budhyani,
M.Pd selaku dosen mata kuliah Asesmen dan Evaluasi Pembelajaran. Tugas yang telah diberikan
ini mudah-mudahan dapat menambah pengetahuan dan wawasan para pembaca. Saya juga
mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah
ini.
Saya menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun akan saya terima demi kesempurnaan makalah ini.

Singaraja, 26 September 2020

Nur Ramadhani
.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Taksonomi berasal dari bahasa Yunani “tassein” berarti untuk mengklasifikasi dan “nomos” yang
berarti aturan. Taksonomi berarti klasifikasi berhirarkhi dari sesuatu atau prinsip yang mendasari
klasifikasi. Semua hal yang hidup, benda diam, tempat, dan kejadian sampai pada kemampuan berpikir
dapat diklasifikasikan menurut beberapa skema taksonomi. Kegiatan pembelajaran dilakukan untuk
mencapai tujuan tertentu, yaitu hasil belajar berupa perubahan tingkah-laku. Tanpa adanya tujuan
pembelajaran yang jelas, pembelajaran akan menjadi tidak efektif dan menjadi tanpa arah.
Taksonomi pembelajaran adalah usaha pengelompokan yang disusun dan diurutkan berdasarkan
ciri-ciri suatu bidang tertentu dan menjadi salah satu aspek yang harus dipertimbangkan dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran. Sebab segala kegiatan pembelajaran intinya adalah pada
tercapainya tujuan tersebut. Taksonomi tujuan pembelajaran diperlukan dengan pertimbangan
Tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh
peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar. Ini berarti kemampuan yang dirumuskan dalam tujuan
pembelajaran mencakup kemampuan yang akan dicapai siswa selama proses belajar dan hasil akhir
belajar. Meskipun pengertian dari para ahli berbeda-beda dalam memberikan rumusan tujuan
pembelajaran, tetapi mempunyai maksud yang sama.

1.2 Rumusan Masalah


Ada pula sebagian permasalahan yang hendak dibahas dalam karya tulis ini antara lain :
1. Apa pengertian taksonomi?
2. Apa pengertian pendidikan?
3. Apakah yang dimaksud Taksonomi Tujuan Pendidikan?

1.3 Tujuan Masalah


Bersumber pada rumusan permasalahan yang disusun oleh penulis di atas, hingga tujuan dalam
penyusunan makalah ini merupakan bagaikan berikut:
1. Mengetahuinpengertian Taksonomi
2. Memahami pengertian Pendidikan
3. Untuk mengetahui Taksonomi Tujuan Pendidikan.
4. Menjelaskan manfaat pengunaan Taksonomi Bloom
5. Memaparkan ketiga domain dalam Taksonomi Pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Taksonimi Belajar Bloom
a. Pengertian Taksonomi Bloom
Taksonomi berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani yaitu tassein yang berarti
mengklasifikasi dan nomos yang berarti aturan. Jadi Taksonomi berarti hierarkhi
klasifikasi atas prinsip dasar atau aturan. Istilah ini kemudian digunakan oleh Benjamin
Samuel Bloom, seorang psikolog bidang pendidikan yang melakukan penelitian dan
pengembangan mengenai kemampuan berpikir dalam proses pembelajaran.

b. Sejarah Taksonomi Bloom


Sejarah taksonomi bloom bermula ketika awal tahun 1950-an, dalam Konferensi
Asosiasi Psikolog Amerika, Bloom dan kawan-kawan mengemukakan bahwa dari
evaluasi hasil belajar yang banyak disusun di sekolah, ternyata persentase terbanyak butir
soal yang diajukan hanya meminta siswa untuk mengutarakan hapalan mereka.
Konferensi tersebut merupakan lanjutan dari konferensi yang dilakukan pada tahun 1948.
Menurut Bloom, hapalan sebenarnya merupakan tingkat terendah dalam kemampuan
berpikir (thinking behaviors). Masih banyak level lain yang lebih tinggi yang harus
dicapai agar proses pembelajaran dapat menghasilkan siswa yang kompeten di
bidangnya. Akhirnya pada tahun 1956, Bloom, Englehart, Furst, Hill dan Krathwohl
berhasil mengenalkan kerangka konsep kemampuan berpikir yang dinamakan Taxonomy
Bloom.

Jadi, Taksonomi Bloom adalah struktur hierarkhi yang mengidentifikasikan skills mulai
dari tingkat yang rendah hingga yang tinggi. Tentunya untuk mencapai tujuan yang lebih
tinggi, level yang rendah harus dipenuhi lebih dulu. Dalam kerangka konsep ini, tujuan
pendidikan ini oleh Bloom dibagi menjadi tiga domain/ranah kemampuan intelektual
(intellectual behaviors) yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.

c. Tujuan Taksonomi Bloom


Secara teoritis, menurut taksonomi Bloom ini, tujuan pendidikan dibagi ke dalam tiga
domain, yaitu:
1. Cognitive Domain (Ranah Kognitif), yang berisi perilaku-perilaku yang menekankan
aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir.
2. Affective Domain (Ranah Afektif), berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek
perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri.
3. Psychomotor Domain (Ranah Psikomotor), berisi perilaku-perilaku yang menekankan
aspek keterampilan motorik seperti tulisan tangan, mengetik, berenang, dan
mengoperasikan mesin.
Contoh :

Kata Kerja Ranah Afektif

Menerima
Menanggapi Menilai Mengelola
A2 A3 A4
A1

Menjawab
Membantu Menganut
Mengasumsikan
Mengajukan Meyakini Mengubah Menata
Mengompromika Mengklasifikasika
Memilih Melengkapi n
n
Mempertanyakan Meyakinkan Mengombinasikan
Menyenangi
Mengikuti Memperjelas Mempertahankan
Menyambut
Memberi Memprakarsai Membangun
Mendukung
Menganut Mengimani Membentuk
Menyetujui
Mematuhi Mengundang pendapat
Menampilkan
Meminati Menggabungkan Memadukan
Melaporkan
Mengusulkan Mengelola
Memilih
Menekankan Menegosiasi
Mengatakan
Menyumbang Merembuk
Memilah
Menolak

Kata Kerja Ranah Psikomotorik

Menirukan
Memanipulasi Pengalamiahan Artikulasi
P2 P3 P4
P1

Mengaktifkan Mengoreksi Mengalihkan Mengalihkan


Menyesuaikan Mendemonstrasikan Menggantikan Mempertajam
Merancang Memutar
Menggabungkan Memilah Mengirim Membentuk
Melamar Melatih Memindahkan Memadankan
Mengatur Memperbaiki Mendorong Menggunakan
Mengumpulkan Memulai
Menimbang Mengidentifikasikan
Menarik Menyetir
Memperkecil Mengisi
Memproduksi Menjeniskan
Membangun Menempatkan
Mencampur Menempel
Mengubah Membuat
Mengoperasikan Menseketsa
Membersihkan Memanipulasi
Mengemas Melonggarkan
Memposisikan Mereparasi
Membungkus Menimbang
Mengonstruksi Mencampur

Tingkat Kompetensi Kata Kerja Operasional

N Klasifikasi Tingkat
Kata Kerja Operasional yang Digunakan
o Kompetensi

1. Mendeskripsikan (describe)2. Menyebutkan


kembali (recall) 3. Melengkapi (complete)
Berhubungan 4. Mendaftar (list)
dengan mencari 5. Mendefinisikan (define)
1
keterangan (dealing 6. Menghitung (count)
with retrieval) 7. Mengidentifikasi (identify)
8. Menceritakan (recite)
9. Menamai (name)

2 Memproses 1. Mensintesis (synthesize)2.


(processing) Mengelompokkan (group) 3. Menjelaskan
(explain)
4. Mengorganisasikan (organize)
5. Meneliti/melakukan eksperimen
(experiment)
6. Menganalogikan (make analogies)
7. Mengurutkan (sequence)
8. Mengkategorikan (categorize)
9. Menganalisis (analyze)
10. Membandingkan (compare)
11. Mengklasifikasi (classify)
12. Menghubungkan (relate)
13. Membedakan (distinguish)
N Klasifikasi Tingkat
Kata Kerja Operasional yang Digunakan
o Kompetensi

Mengungkapkan sebab (state causality)

1. Menerapkan suatu prinsip (applying a


principle)2. Membuat model (model building)
3. Mengevaluasi (evaluating)
4. Merencanakan (planning)
5. Memperhitungkan/meramalkan
kemungkinan (extrapolating)
6. Memprediksi (predicting)
7. Menduga/Mengemukakan pendapat/
mengambil kesimpulan (inferring)
Menerapkan dan 8. Meramalkan kejadian alam/sesuatu
3
mengevaluasi (forecasting)
9. Menggeneralisasikan (generalizing)
10. Mempertimbangkan /memikirkan
kemungkinan-kemungkinan (speculating)
11. Membayangkan /mengkhayalkan/
mengimajinasikan (Imagining)
12. Merancang (designing)
13. Menciptakan (creating)
14. Menduga/membuat dugaan/ kesimpulan
awal (hypothezing)

B. Taksonomi Bloom Revisi Atau Taksonomi Anderson Dan Krathwohl


Pada tahun 2001 terbit sebuah buku A Taxonomy for Learning, Teaching, and
Assesing: A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educatioanl Objectives yang disusun
oleh Lorin W. Anderson dan David R. Krathwohl.

Ada beberapa alasan mengapa Handbook Taksonomi Bloom perlu direvisi, yakni:
pertama, terdapat kebutuhan untuk mengarahkan kembali fokus para pendidik pada
handbook, bukan sekedar sebagai dokumen sejarah, melainkan juga sebagai karya yang
dalam banyak hal telah “mendahului” zamannya (Rohwer dan Sloane, 1994). Hal
tersebut mempunyai arti banyak gagasan dalam handbook Taksonomi Bloom yang
dibutuhkan oleh pendidik masa kini karena pendidikan masih terkait dengan
masalah-masalah desain pendidikan, penerapan program yang tepat, kurikulum
standar, dan asesmen autentik.
Kedua adalah adanya kebutuhan untuk memadukan pengetahuan-pengetahuan dan
pemikiran-pemikiran baru dalam sebuah kerangka kategorisasi tujuan pendidikan.
Masyarakat dunia telah banyak berubah sejak tahun 1956, dan perubahan-perubahan ini
mempengaruhi cara berpikir dan praktik pendidikan. Kemajuan dalam ilmu
pengetahuan ini mendukung keharusan untuk merevisi handbook Taksonomi Bloom.
Ketiga adalah taksonomi merupakan sebuah kerangka berpikir khusus yang menjadi
dasar untuk mengklasifikasikan tujuan-tujuan pendidikan. Sebuah rumusan
tujuan pendidikan seharusnya berisikan satu kata kerja dan satu kata benda.
Kata kerjanyaumumnya mendeskripsikan proses kognitif yang diharapkan dan
kata bendanya mendeskripsikan pengetahuan yang diharapkan dikuasai oleh siswa.
Taksonomi Bloom hanya mempunyai satu dimensi yaitu hanya kata benda. Menurut
Tyler (1994) rumusan tujuan yang palingbermanfaat adalah rumusan yang
menunjukkan jenis perilaku yang akan diajarkan kepada siswa dan isi
pembelajaran yang membuat siswa menunjukkan perilaku itu.

namun tidak secara total berpengaruh pada kemampuan siswauntuk menciptakan.


Menciptakandi sini mengarahkan siswauntuk dapat melaksanakan dan
menghasilkan karya yang dapat dibuat oleh semua siswa. Perbedaan menciptakanini
dengan dimensi berpikir kognitif lainnya adalah pada dimensi yang lain seperti mengerti,
menerapkan, dan menganalisis siswabekerja dengan informasi yang sudah
dikenalsebelumnya, sedangkan pada menciptakan siswabekerja dan menghasilkan
sesuatu yang baru.Menciptakanmeliputi menggeneralisasikan (generating) dan
memproduksi (producing). Menggeneralisasikan merupakan kegiatan merepresentasikan
permasalahan dan penemuan alternatif hipotesis yang diperlukan.
Menggeneralisasikan ini berkaitan dengan berpikir divergen yang merupakan inti
dari berpikir kreatif. Memproduksi mengarah pada perencanaan untuk menyelesaikan
permasalahan yang diberikan. Memproduksi berkaitan erat dengan dimensi
pengetahuan yang lain yaitu pengetahuan faktual, pengetahuan konseptual,
pengetahuan prosedural, dan pengetahuan metakognisi.

a. Dimensi Pengetahuan Taksonomi RevisiDimensi pengetahuan (Tabel 2)


merupakan dimensi tersendiri dalam Taksonomi Bloom revisi. Dalam dimensi ini
akan dipaparkan empat jenis kategori pengetahuan. Tiga jenis pertama dalam
taksonomi revisi ini mencakup semua jenis pengetahuan yang terdapat dalam
taksonomi Bloom, namun mengganti sebagian nama jenisnya dan mengubah
sebagian subjenisnya ke dalam kategori-kategori yang lebih umum. Sementara
kategori keempat, yaitu pengetahuan metakognitifdan subjenisnyasemuanya baru.
BAB III
PENUTUPAN
Kesimpulan
Taksonomi ialah klasifikasi atau pengelompokan benda menurut ciri-ciri tertentu.
Taksonomi dalam bidang pendidikan, digunakan untuk klasifikasi tujuan
instruksional; ada yang menamakannya tujuan pembelajaran, tujuan penampilan,
atau sasaran belajar. Taksonomi tujuan instruksional ialah adanya hierarki yang
dimulai dari tujuan instruksional pada jenjang terendah sampai jenjang tertinggi.
Dengan kata lain, tujuan pada jenjang yang lebih tinggi tidak dapat dicapai
sebelum tercapai tujuan pada jenjang di bawahnya.Taksonomi Bloom ranah
kognitif merupakan salah satu kerangka dasar untuk pengkategorian tujuan-tujuan
pendidikan,penyusunan tes, dan kurikulum. Tingkatan taksonomi Bloom yakni:
(1) pengetahuan (knowledge); (2) pemahaman (comprehension); (3) penerapan
(application); (4) analisis (analysis); (5) sintesis (synthesis); dan (6) evaluasi
(evaluation). Tingkatan-tingkatan dalam taksonomi tersebut telah digunakan
hampir setengah abad sebagai dasar untuk penyusunan tujuan-tujuan pendidikan,
penyusunan tes dan kurikulum.Revisi dilakukan terhadap Taksonomi Bloom,
yakni perubahan dari kata benda (dalam Taksonomi Bloom) menjadi kata kerja
(dalam taksonomi revisi). Perubahan ini dibuat agar sesuai dengan tujuan-tujuan
pendidikan. Tujuan-tujuan pendidikan mengindikasikan bahwa siswa akan dapat
melakukan sesuatu (kata kerja) dengan sesuatu (kata benda). Revisi
dilakukan oleh Kratwohl dan Anderson, taksonomi menjadi: (1) mengingat
(remember); (2) memahami (understand); (3) mengaplikasikan (apply); (4)
menganalisis (analyze); (5) mengevaluasi (evaluate); dan (6) mencipta (create)
DAFTAR PUSTAKA
ile:///C:/Users/ASUS/Downloads/50-95-1-SM (2).pdf
https://www.scribd.com/uploads
http://ervanmlndri.blogspot.com/2013/12/taksonomi-bloom-anderson-karthwohl-
dan.html

Anda mungkin juga menyukai