Anda di halaman 1dari 18

Dari Kajian Sains Populer : “Gen”

Ringkasan dan Tinjauan Karya Siddhartha Mukherjee


(Catatan dan ringkasan pribadi – endah nurdiana)
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Pembicara : DR RYU HASAN SpBs

Paparan diskusi
Pointers:
1. Genetika adalah ilmu tentang gen dan segala aspeknya. Istilah "genetika"
diperkenalkan oleh William Bateson pada suatu surat pribadi kepada Adam
Chadwick dan ia menggunakannya pada Konferensi Internasional tentang Genetika
ke-3 pada tahun 1906.
2. Dalam kaitannya dengan genetika, DNA memiliki peran yang amat penting. DNA
adalah bahan genetik mendasar yang mengontrol sifat-sifat makhluk hidup,
tereskpresikan dalam bentuk polipeptida, meskipun tidak seluruhnya adalah protein
(dapat diekspresikan sebagai RNA yang memiliki reaksi katalitik, seperti SNRPs).
3. Akan tetapi sebenarnya pengetahuan tentang Genetika ini telah mulai dilakukan
researchnya oleh Mendel pada tahun : pada tahun 1854 Gregor Mendel mumulai
researchnya yang kemudian ternytama kompatible dengan teori evolusi Darwin,
Gregor Mendel, yang dikenal sebagai "bapak genetika modern," lahir di Austria pada
tahun 1822. Sebagai seorang pastor, Mendel menemukan prinsip-prinsip dasar
hereditas melalui eksperimen di kebun biaranya. Eksperimennya menunjukkan
bahwa pewarisan sifat-sifat tertentu pada tanaman kacang polong mengikuti pola-
pola tertentu, yang kemudian menjadi fondasi genetika modern dan mengarah pada
studi hereditas.
4. Mengikuti prinsip sains, Ilmu pengetahuan tentang genetika pun demikian, naik turun
dan baru kemudian di lihat kembali bahwa teori mendel dan Darwin bisa cocok,
Karena sains memang demikian. Bebas Nilai, tidak baik dan tidak buruk, sains
berpotensi menguntungkan dan bisa juga merugikan.
5. Selanjutnya adalah Eugenika, konsep ini oleh Plato dianggap, menerapkan prinsip
pemuliaan selektif pada manusia sekitar 400 SM. Pendukung awal eugenika pada
abad ke-19 menganggapnya sebagai cara meningkatkan kelompok orang. Dalam
penggunaan kontemporer, istilah eugenika terkait erat dengan rasisme ilmiah dan
supremasi kulit putih. Ahli bioetika modern yang mengadvokasi eugenika baru
mencirikannya sebagai cara meningkatkan sifat individu, terlepas dari keanggotaan
kelompok.
6. Sementara prinsip eugenika telah dipraktikkan sejak Yunani kuno, sejarah eugenika
kontemporer dimulai pada awal abad ke-20, ketika gerakan eugenika populer muncul
di Inggris, dan kemudian menyebar ke banyak negara, termasuk Amerika Serikat,
Kanada, dan sebagian besar negara Eropa. Pada periode ini, orang-orang dari
berbagai spektrum politik mendukung ide-ide eugenic. Akibatnya, banyak negara
mengadopsi kebijakan eugenic, yang dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas stok
genetik populasi mereka. Program-program semacam itu mencakup langkah-
langkah, seperti mendorong individu yang dianggap "cocok" untuk bereproduksi, dan
tindakan negatif, seperti larangan menikah dan sterilisasi paksa (Kebiri masal di
amerika) terhadap orang-orang yang dianggap tidak layak untuk reproduksi. Mereka
yang dianggap "tidak layak untuk bereproduksi" sering termasuk orang-orang dengan
cacat mental atau fisik, orang-orang yang mendapat nilai rendah pada tes IQ yang
berbeda, penjahat dan "penyimpangan," dan anggota kelompok minoritas yang tidak
disukai.
7. Dasar pemikiran yang sama yang digunakan pleh Nazi dalam memurnikan Ras Aria
dengan pembunuhan masal kaum Yahudi, dan konsepnya selalu memurnikan ras
dan memperbaiki keturunan. Pertanyaan selanjutnya, jika diperhatikan didalam buku
ini, justru orang2 hebat didalam buku ini adalah orang2 yg juga gampang stress dan
depresi yang justru banyak menemukan pengetahuan Ilmiah.jadi bagaimana?
8. Kembali kepada teori genetika, : tadinya seseorang tidak mengenal, mengapa
keturunan seseorang bisa mirip dengan orang tuanya, sampai secara tidak sengaja
ditemukan “Neural Plate” – Kira kira gambarnya seperti berikut (Yang ini hasil
googling ya guys)

Piring saraf adalah struktur perkembangan kunci yang berfungsi sebagai dasar untuk
sistem saraf. Berlawanan dengan garis primitif pada embrio, jaringan ektodermal
menebal dan mendatar menjadi pelat saraf. Wilayah anterior ke simpul primitif
secara umum dapat disebut sebagai pelat saraf. Sel mengambil tampilan berbentuk
kolom dalam proses karena mereka terus memanjang dan menyempit. Ujung-ujung
lempengan saraf, yang dikenal sebagai lipatan saraf, mendorong ujung lempeng ke
atas dan bersama-sama, melipat ke dalam tabung saraf, struktur yang penting bagi
perkembangan otak dan sumsum tulang belakang. Proses ini secara keseluruhan
disebut neurulasi primer. (Hayooo mletek po ra ndasmu?)

Nah Signaling protein ini penting dalam pengembangan pelat saraf, dan membantu
dalam membedakan jaringan yang ditakdirkan untuk menjadi pelat saraf. Contoh
protein tersebut termasuk protein morfogenetik tulang dan cadherin. Ekspresi protein
ini sangat penting untuk pelipatan pelat saraf dan pembentukan tabung saraf
berikutnya. Udah ya gitu aja ceritanya, aku mletek bacanya, namun demikin intinya
Neural Plate ini kata dr ryu menjadi 3 bagian yaitu : Selama tahap pembentukan
lempeng saraf, embrio terdiri dari tiga lapisan sel: ektoderm yang akhirnya
membentuk kulit dan jaringan saraf, mesoderm yang membentuk otot dan tulang,
dan endoderm yang akan membentuk sel-sel yang melapisi saluran pencernaan
dan pernapasan. Sel-sel nenek moyang yang membentuk prekursor untuk jaringan
saraf di piring saraf disebut sel neuroepithelial. Setelah itu ceritanya panjang kali
lebar kali dalam, setelah pembentukan ini, kemudian embrio menempel di tuba
Falopii :

Nah disana juga embrio akan berkembang tergantung oleh nutrisi ibu, kondisi
lingkungan dan perasaan ibu dll. Jadi bukan single faktor untuk menentukan
keturunan yang sesuai dengan apa yang dipikirkan para eugenic dan yg
mempercayai keturunan hebat yang diharapkan.

9. Mengenai gen: dr Ryu menyampaikan : bahwa sebenarnya siapa sih yang


mengatur inti sel ini agar bisa dikenali dan bahwa didalam gen ini ada message
yang tersembunyi?, siapa sebenarnya yang mengatur ini semua?, sampai abad
20 algoritma dari gen ini baru ditemukan, bahka mengenai ilmu genetika ini, tidak
masuk kedalam imu biologi, karena dianggap berbeda. Dan ternyata Genom
memang bisa menceritakan tentang masa lalu species kita, masa sekarang
sekligus future prediction. Bahkan jika diurut dan dibaca genomnya, maka kita
dulu ini ternyata ikan. Genom ini berevolusi dengan sangat lambat sampai jadi
seperti species manusia seperti sekarang. Jadi dari ikan sampai sekarang perlu
waktu 250 juta tahun.
10. Gen saat ini dikatakan sebagai unit pewarisan sifat bagi organisme hidup. Bentuk
fisiknya adalah urutan DNA yang melekat/berada di suatu protein, polipeptida, atau
seuntai RNA yang memiliki fungsi bagi organisme yang memilikinya. Batasan
modern gen adalah suatu lokasi tertentu pada genom yang berhubungan dengan
pewarisan sifat dan dapat dihubungkan dengan fungsi sebagai regulator
(pengendali), sasaran transkripsi, atau peran-peran fungsional lainnya. Penggunaan
"gen" dalam percakapan sehari-hari (misalnya "gen cerdas" atau "gen warna
rambut") sering kali dimaksudkan untuk alel: pilihan variasi yang tersedia oleh suatu
gen. Meskipun ekspresi alel dapat serupa, orang lebih sering menggunakan istilah
alel untuk ekspresi gen yang secara fenotipik berbeda. Gen bisa dibaca, karena
strukturnya sendiri adalah : Pada sel eukariot, gen terdiri dari:
 domain regulasi inisiasi transkripsi, yang terdiri antara lain dari: [5] deret
GCCACACCC, ATGCAAAT, kotak GC, kotak CCAAT dan kotak TATA.
 intron
 ekson, merupakan area kodikasi protein yang dapat ditranskripsi
secara overlapping atau nonoverlapping. Sebagai contoh, pada kode
dengan tiga deret nukleotida (kodon triplet) AUU GCU CAG, dapat
dibaca nonoverlapping sebagai AUU GCU CAG atau dibaca
secara overlapping sebagai AUU UUG UGC GCU CUC CAG. Manusia punya
basa yang bisa menceritakan penalaman ke generasi berikutnya. Walaupun
pada sekitar tahun 1961, telah diketahui bahwa asam amino dikodikasi oleh
kodon secara nonoverlapping, telah ditemukan protein berbeda hasil
transkripsi dengan pergeseran overlapping kodon. Selanjutnya mengenai
GEN ini baca sendiri ya guys, di bukunya Genom Matt Ridley, sudah pernah
didiskusikan oleh dr Ryu Hasan.

Sudah ya 10, poin saja?, selanjutnya silahkan searching beberapa kata kata yang
disampaikan dr Ryu yang sungguh penjelasannya akan memakan waktu: (Ya kalee,
ringkasan buku lebih tebel dari bukunya?) Berikut beberapa suku kata yang patut di cari
informasinya:
 Tentang bentuk Genom manusia yang Double Helix (dimana 102 tahun lalu
manusia mulai mempelajari jasad renik) dan Virus yang bentuknya melingkar:
 Organisasi genom, Ukuran genom, jumlah gen, dan densitas gen
 Virus, bentuk dan bagaimana manusia memiliki reseptor thd virus
 Bagaimana genetika virus
 Bagaimana virus bermutasi dan ber-evolusi ?
 Virus tidak hidup, tapi mengapa virus bisa bermutasi?
 Dan semua istilah lain yang disebutkan dr ryu kemarin (buanyak ya guys)
 Penjelasan detil di buku GEN hal 207 sampai 425.

Edisi Tanya jawab :


(Pertanyaanku, Hanya yang nomor 1 yg dijawab:)

1. mengenai EUGENIKA, yg dibahas sejak halaman 83 hingga 152. biar


bagaimanapun sejak lama (nazi contohnya) manusia selalu berkeinginan
untuk memperbaiki garis keturunannya dengan lebih sehat lebih berkualitas
dll. contoh lain ttg gene editing dg CRISPR yang melahirkan bayi kembar 3 di
china , mereka justru dihukum 3 mereka di penjara 3 tahun, menurut dr
Ryu, Siapakah yang memegang Ethic dari perjalanan penelitian ttg GEN
ini?, didunia ini? bukankah Manipulasi genetika tampaknya akan terus
berkembang tidak terbatas, mulai dari diagnosis penyakit lanjut hingga
penciptaan kehidupan itu sendiri. lalu Bagaimana genetika dapat mengubah
arah kemanusiaan?

Jawaban : Pada akhirnya, memang kita akan selalu berjumpa dengan ethic,
misalnya hari ini kita berjumpa dengan penemuan gen editing, tetap saja
konten ethic akan selalu kita temukan. Dalam dunia kedokteran, etikanya
adalah menyelamatkan dan menghargai kehidupan sejak dari Zygote – sejak
konsepsi. Dan untuk dokter, prinsipnya hanya akan menyelamatkan species
manusia, dan bukan species binatang lain. Meskipun demikian etika ini
adalah isu yang tak kan pernah ada habisnya, dengan perkembangan
teknologi, apalagi dalam era post truth seperti sekarang, hujan badai
informasi dan perubahan bio technologi yang gila gilaan, maka amat sangat
dibutuhkan moral landsecape baru seperti yang di sampaikan oleh Sam
Haris. Pada dasarnya sekarang ini, ada 2 hal, manusia harus membedakan
eugenika dengan (yg sekarang ini sudah ada) konseling genetika. Kita bisa
memilih. Manusia sekarang bisa memilih, dan sekali lagi pilihan tersebut,
karena ilmu pengetahuan bukan menghasilkan sebuah hal yang baik atau
buruk, namun setiap perkembangan akan menghasilkan konsekuensi pada
pilihan tersebut.

2. mengenai, epigenetik. Sejauh mana konstruksi sosial dapat menekan


kecenderungan genetik seseorang untuk menyeseuaikan diri dengan
lingkungannya? atau bisa membentuk kecerdasan emosi yang akhirnya
membentuk kecerdasan sosial. contohnya case anak kembar yang di
pisahkan di lingkungan berbeda. Secara sifat gennya sama, akan tetapi
tekanan sosialnya akan berbeda menyesuaikan lingkungannya. Untuk Orang
Indonesia yang kebanyakan gennya (belum ada researchnya sih) adalah
kelompok species yang konservatif (otaknya - dg amygdala besar) apakah
mungkin dirubah atau di tekan sifat dasar gennya untuk menjadi cerdas
secara sosial dan progresif?. mungkin kah? perlu berapa generasi hingga
bisa cerdas secara sosial?
Jawaban: Pertanyaan tentang epigenetik ini tidak dijawab, tapi kemarin
sempat tanya langsung, dr Ryu katakan bahwa konstruksi sosial bukan satu
satunya hal yang dapat mengubah sikap dan perilaku otak manusia, banyak
faktor, salah satunya adalah kondisi lingkungan dan sosialnya. Bawaan gen
tetap, hanya saja di lingkungan tertentu mungkin tidak muncul dan ditekan,
namun di situasi yang berbeda dapat tumbuh subur. Penjelasan ada di
catatan kunci #11 di bawah atau di halaman 475 sampai 531, jangan lupa
konten epigenetik ini juga hampir menjadi gagasan yang berbahaya juga.
Dan mirip dengan eugenika tadi. (Baca aja deh menarik kok ceritanya). Lagi
lagi kata kuncinya adalah ethic dan moral landsecap baru yang harus
disepakati species manusia didunia ini. Dan kalau dokter, kata dr Ryu,
tugasnya hanya 2 hal, menunda kematian, sepanjang bisa di tunda dan
membuat manusia tetap bisa merasa nyaman jika setelah diambil tindakan
manusia masih tetap hidup meskipun dengan kecacatan akibat pengobatan.

3. Sejauh ini, seberapa besar ilmu genetika ini bisa membantu menangani
persoalan COVID19, akhir2 ini? _ pertanyaan saya ini kurang ok, ngga
dijawab tentu saja, namun ada pertanyaan yang lebih bombastis, apakah
Virus ini konspiratif? Ciptaan manusia?,
Jawabannya: Secara prinsip bisa, tapi ya belum pernah ada, struktur virus itu
sangat rumit dan kalaupun modifikasi perkembangan virus tidak semudah itu
kecuali sfatnya alamiah, atau bermutasi begitu saja. Paling tidak mutasi
tersebut berjalan seiring waktu dan berkembang seperti alam mau, bukan
manusia mau meskipun bisa. Memanglah otak manusia itu suka dengan teori
konspirasi, hanya saja jika ini benar dilakukan bahwa mutasi virus dengan
varian seperti sekarang, agak sulit dilakukan karena tingkat kerumitannya.
Sebaiknya kita fokus pada penyelamatan species manusia, meskipun sampai
hari ini belum ada curenya.

Demikian hasil diskusi yang saya dengar di kuliah umum kemarin, berikut saya
tambah catatan2 dari buku GEN Karya Siddhartha Mukherjee.
Catatan (Agak ringkasan dari buku GEN) :
Dengan munculnya superkomputer, bidang genetika telah membuat langkah
besar. Kita masih harus banyak belajar tentang gen dan bagaimana fungsinya,
tetapi satu hal yang pasti - ketika pengetahuan kita tumbuh dan kita mendorong lebih
jauh ke dalam cara-cara untuk memodifikasi gen, penemuan semacam itu akan
memiliki konsekuensi signifikan bagi kehidupan dan peradaban manusia.

Tetapi untuk lebih memahami masa depan, kita harus memutar balik
waktu. Bagaimana para ilmuwan mempelajari tentang gen sejak awal?

Ringkasan buku ini membawa kita lebih dulu ke hari-hari awal penelitian gen, ketika
pertanyaan tentang hereditas memicu minat seorang ahli botani Austria. Kita akan
belajar bagaimana eksplorasi gen awal menyebabkan kengerian eugenika selama
Perang Dunia II. Dan akhirnya, kita akan bertanya-tanya pada tantangan pengurutan
seluruh genom manusia dan mempertimbangkan bagaimana masyarakat harus
mengatasi genomik modern dan implikasi etisnya.

Dalam ringkasan The Gene oleh Siddhartha Mukherjee ini, kita juga akan
menemukan bagaimana para ilmuwan menemukan sifat-sifat gen; bagaimana Hitler
mendistorsi ilmu genetika untuk membenarkan pemusnahan orang Yahudi dan
Gipsi; dan bagaimana lingkungan memengaruhi genom seseorang.

Catatan Kunci # 1: Eksplorasi hereditas membawa pada penemuan gen dan


bagaimana mereka membantu menyampaikan informasi.

Kisah gen dimulai pada 1864 dengan ahli botani Austria Gregor Johann
Mendel. Sebagai bagian dari percobaan dalam pemuliaan tanaman kacang polong,
Mendel memperhatikan bahwa tanaman induk meneruskan sifat-sifat spesifik ke
generasi berikutnya dari tanaman kacang polong - yaitu, dengan sifat-sifat yang tidak
berubah. (betah banget oraang ini ngawinin kacang polong sampai dia sendiri ngga
kawin??)

Sebuah tanaman tinggi, misalnya, ketika disilangkan dengan tanaman kerdil, hanya
akan menghasilkan keturunan tinggi - bukan keturunan ukuran menengah, yang
mungkin mengindikasikan perpaduan sifat orangtua. Pada tanaman kacang, tinggi
adalah sifat dominan, yang berarti mengesampingkan sifat dwarfisme.

Dengan kata lain, apa yang Mendel temukan adalah bahwa informasi turun-temurun
sifat tinggi, misalnya - diturunkan dari generasi ke generasi dalam unit-unit yang tidak
dapat dibagi.

Dalam mengidentifikasi unit-unit yang tak terpisahkan ini, Mendel telah meluncurkan
blok bangunan terkecil keturunan, gen.
Beberapa tahun kemudian ahli botani Belanda Hugo De Vries menghidupkan
kembali karya Mendel sebelumnya dan mampu menggabungkan gagasannya
tentang genetika dengan teori evolusi Charles Darwin, yang diterbitkan ketika
Mendel masih di sekolah.

Darwin mengusulkan bahwa semua spesies hewan, alih-alih menjadi hadiah


langsung dari Tuhan, telah diturunkan dari bentuk-bentuk hewan sebelumnya melalui
proses perubahan yang lambat dan berkelanjutan.

Pekerjaan keturunan Mendel secara sempurna melengkapi teori Darwin. Jika suatu
spesies berevolusi seperti yang disarankan Darwin, akan masuk akal bahwa seekor
hewan memindahkan sifat-sifat fisiknya ke keturunannya melalui gen, atau pembawa
pesan yang berisi informasi genetik.

De Vries mendorong teori Mendel lebih jauh, menjelaskan mengapa perbedaan


genetik, atau varian, terjadi pada awalnya. Dia menemukan bahwa varian seperti itu
adalah kebetulan – atau keaneha alam saja, pada dasarnya - atau seperti yang dia
sebut, mutan.

Karya ketiga ilmuwan ini digabungkan untuk membentuk gambaran lengkap evolusi
spesies. Alam menghasilkan variasi acak dalam sifat-sifat yang kemudian diteruskan
ke keturunan, dan secara alami ada yang terpilih seiring waktu karena beberapa
keturunan bertahan, dan yang lain mati.

Catatan Kunci # 2: DNA adalah blok pembangun gen; dan ketika gen bekerja
bersama, sifat-sifatnya diekspresikan.

Penemuan gen ini menjawab pertanyaan penting tentang keturunan dalam suatu
spesies. Namun itu juga memicu pertanyaan baru. Para peneliti tahu bahwa gen
ada, tetapi tidak tahu seperti apa gen itu - atau bagaimana cara kerjanya pada
tingkat biologis.

Pada 1940-an, ahli biokimia mulai memeriksa cara kerja sel. Di dalam inti sel,
mereka menemukan molekul-molekul tertentu - DNA (asam deoksiribonukleat) dan
kerabat dekatnya, RNA (asam ribonukleat). Molekul-molekul ini dikelompokkan
sebagai asam nukleat, karena mereka ditemukan dalam nukleus sel.

Kedua asam terdiri dari empat komponen, yang dikenal sebagai basa. Basa DNA
meliputi adenin (A), sitosin (C), guanin (G) dan timin (T). Basis RNA identik, kecuali
bukannya timin, RNA memiliki urasil (U).

Dengan ditemukannya DNA, para ilmuwan akhirnya menemukan blok pembangun


gen.

Ciri-ciri yang telah diamati Mendel sejak lama pada dasarnya hidup pada banyak
helai DNA organisme. Menariknya, gen bekerja bersama untuk mengekspresikan
sifat suatu organisme. Ciri-ciri yang dapat diamati, seperti tinggi badan, bukan hasil
dari ekspresi gen tunggal tetapi lebih banyak gen yang bekerja bersama.

Anda dapat memikirkan ekspresi gen seperti interaksi piksel pada layar ponsel
cerdas Anda. Sementara setiap piksel independen, mereka bersama-sama
membentuk gambar yang lengkap. Demikian pula, gen bertindak secara
independen; tetapi ketika mereka bergabung, mereka menghasilkan "gambaran"
lengkap dari sifat yang dapat diamati dalam suatu organisme. Lebih cerdas.

Namun Anda tidak bisa begitu saja menghubungkan ekspresi gen ke sifat-sifat yang
terlihat, seperti ukuran dan bentuk hidung seseorang, karena faktor-faktor eksternal
juga dapat memengaruhi sifat-sifat ini.

Hidung seorang petinju, misalnya, tidak dibentuk murni berdasarkan genetika. Tentu
saja, lingkungan petinju - dalam hal ini, beberapa pertemuan dengan lawan yang
keras - juga telah membantu mempengaruhi bentuk hidungnya. Koneksi antara gen
dan sifat-sifat yang terlihat tidak mudah.

Koneksi kabur ini sangat penting untuk studi genetika. Seperti yang akan Anda
temukan dalam ringkasan buku berikutnya, tautan ini sering diabaikan oleh mereka
yang ingin menyalahgunakan otoritas sains.

Catatan Kunci # 3: Wahyu dalam penelitian genetik disalahgunakan untuk


membenarkan pembunuhan massif oleh Nazi Jerman.

Ketika para peneliti lebih jauh mengeksplorasi cara kerja materi genetik, bagaimana
penemuan semacam itu dapat digunakan untuk "meningkatkan" kemanusiaan
mengambil bentuk dalam bidang yang disebut eugenika.

Pendukung eugenika merasa bahwa melalui sains, mereka dapat memurnikan gen
dengan mendorong orang-orang dengan sifat yang diinginkan untuk bereproduksi,
sambil mencegah mereka dengan kualitas yang tidak diinginkan melakukannya.

Francis Galton, sepupu Charles Darwin, menciptakan istilah eugenika pada tahun
1883. Dia berpikir atribut manusia seperti kecerdasan, kekuatan dan keindahan
dapat ditingkatkan di masyarakat melalui pembiakan selektif.

Gagasan ini menyebabkan sterilisasi yang diperintahkan pengadilan pertama di


negara bagian Virginia, pada 19 Oktober 1927.

Carrie Buck diperintahkan disterilkan karena dianggap “lemah pikiran” oleh


pengadilan. Hukumannya didasarkan pada logika bahwa sterilisasi akan
mencegahnya menghasilkan anak-anak yang "lemah pikiran", dan dengan demikian
melindungi populasi keseluruhan dari efek merusak dari sifat-sifat genetik yang tidak
diinginkan.

Tidak lama kemudian, para pemimpin di Nazi Jerman membawa konsep ini ke
ekstrem yang menakutkan.

Salah satu keinginan Adolf Hitler adalah menciptakan ras orang yang sempurna dan
bebas cacat. Pemerintahannya akan menggunakan ide-ide di balik eugenika untuk
membenarkan penghapusan "sifat-sifat" yang menurut Hitler tidak diinginkan - dan
kelompok-kelompok seperti Yahudi, Gipsi dan orang cacat menjadi sasaran.

Nazi dengan demikian mendistorsi genetika untuk memberlakukan kebijakan


sterilisasi sistematis. "Yahudi" dan "Gipsi" dikemukakan sebagai hasil dari sifat
turun-temurun, meskipun tentu saja tidak ada ilmu yang mendukung klaim semacam
itu. Pada 1934, hampir 5.000 orang dewasa disterilkan setiap bulan.

Dari sana, tidak lama sebelum Nazi mulai memusnahkan kelompok-kelompok yang
tidak diinginkan.

Mereka mulai dengan yang cacat. Pada 1939, Gerhard Kretschmar, lahir buta dan
dengan kelainan bentuk fisik, di-eutanasia atas permintaan orang tuanya, yang ingin
memperkuat kelompok gen nasional. Gerhard berusia 11 bulan.

Pada akhir perang, Nazi telah memusnahkan sekitar 11 juta orang. Rezim ini
menunjukkan kepada dunia bagaimana genetika dapat dipelintir; bidang eugenika
menjadi tabu dan tetap seperti itu selama beberapa generasi.

Catatan Kunci # 4: Inti sel adalah seperti perpustakaan, berbagi informasi DNA
dengan seluruh tubuh.

Bagaimana DNA berperilaku di dalam sel? Salah satu hubungan kunci DNA adalah
dengan protein, karena protein bertindak sebagai perantara, bolak-balik pesan
antara DNA dan seluruh sistem tubuh.

Pertama, apa itu protein? Protein adalah molekul besar, terdiri dari asam
amino. Mereka melakukan banyak tugas dalam suatu organisme, dari membantu
proses pencernaan hingga melawan virus berbahaya. Gen Anda, yang "hidup" pada
untaian DNA, mendukung tugas-tugas tersebut dengan menginstruksikan sel untuk
membangun protein.

Proses membangun protein membutuhkan serangkaian langkah. Untuk memulai,


DNA membuat salinan dirinya di dalam inti sel. Ini disebut transkripsi. Salinan DNA
adalah RNA; ini bukan salinan persisnya, tetapi sangat dekat.

RNA kemudian bergerak di luar nukleus, dan informasinya, atau urutan gen,
digunakan untuk membuat protein.

Pikirkan proses ini seperti siswa meminjam naskah kuno dari perpustakaan dan
menyalinnya untuk dipelajari orang lain.

DNA - naskah kuno - selalu disimpan dengan aman di dalam inti sel. Ketika
informasi yang disimpan oleh DNA diperlukan oleh tubuh, informasi itu disalin
sebagai RNA dan dibawa keluar dari nukleus untuk diterjemahkan menjadi protein.

Ingatlah bahwa DNA terdiri dari empat basa: adenin (A), sitosin (C), guanin (G) dan
timin (T). Proses pembuatan protein mensyaratkan bahwa basa bertindak
berurutan. Tidak ada satu pun basis yang dapat membawa informasi yang cukup
untuk menghasilkan protein; serangkaian pangkalan tertentu, bagaimanapun,
memberikan resep lengkap.

Dengan cara ini, pangkalan bertindak sebagai bahasa. Huruf “A” dengan sendirinya
menyampaikan sedikit makna, tetapi ketika dikombinasikan dengan huruf lain,
berbagai kata dengan makna tertentu dapat dibuat.

Catatan Kunci # 5: Gen mengatur produksi protein, bereplikasi untuk menjaga fungsi
sel, dan bergabung kembali untuk menciptakan kehidupan.

Jadi sekarang kita terbiasa dengan bagaimana DNA, melalui transkripsi, bekerja
untuk membuat protein. DNA juga memberikan instruksi pada dirinya sendiri untuk
mereplikasi terus-menerus, namun butuh bantuan untuk melakukannya. Begini cara
proses ini bekerja.

Ketika sebuah sel terbelah dua, setiap sel yang baru dibuat harus mengandung
informasi genetik yang sama dengan sel aslinya. Tanpa informasi ini, sel tidak akan
tahu bagaimana fungsinya; itu akan seperti aktor tanpa naskah, berkeliaran diam-
diam di panggung kosong.

Jadi untuk memastikan sel memiliki skrip yang tepat, DNA juga mereplikasi, atau
menyalin sendiri.

Namun DNA tidak dapat mereplikasi sendiri, karena jika bisa, ia akan melakukannya
setiap saat, menyebabkan kekacauan dan kebingungan dalam sel. Replikasi DNA
dengan demikian diatur oleh enzim yang disebut DNA polimerase. Hanya dengan
adanya enzim inilah DNA mampu membuat salinannya sendiri.

DNA juga "tahu" protein mana yang harus disintesis dan kapan, tergantung pada
kebutuhan tubuh. Misalnya, ketika Anda makan sesuatu yang manis, DNA Anda
bekerja untuk membangun protein untuk membantu Anda mencerna gula.

Dan, jika aktivitas gen tidak cukup menakjubkan, DNA juga dapat bergabung kembali
untuk membuat gen yang sama sekali baru. Faktanya, proses rekombinasi gen
adalah titik awal bagi evolusi spesies.

Rekombinasi terjadi, misalnya, ketika sperma dan sel telur bertemu untuk akhirnya
menciptakan embrio - proses reproduksi.

Dalam reproduksi, informasi genetik dipertukarkan antara kromosom ibu dan ayah
dari suatu organisme. Pada dasarnya, "potongan" gen dari satu tempat bertukar
kromosom dengan "potongan" di yang lain - dan seperangkat gen yang baru
digabungkan dibentuk untuk menciptakan organisme baru.

Catatan Kunci # 6: DNA memberi tahu setiap sel dalam tubuh apa yang akan terjadi
dan kapan tepatnya melakukannya.
Tubuh Anda terdiri dari berbagai jenis sel yang melayani fungsi tertentu, seperti sel
kulit, sel otot, sel hati, dan sebagainya. Tetapi bagaimana setiap sel tahu persis
fungsi mana yang harus dipenuhi?

Dari DNA-nya, tentu saja! Lain dari banyak pekerjaan DNA adalah memberi tahu
setiap sel apa yang akan terjadi. Begini cara proses menarik ini bekerja.

Setiap organisme memulai kehidupan sebagai sel tunggal yang berisi seluruh kode
genetiknya. Ketika sel pertama mulai membelah, DNA memberi tahu setiap sel baru
peran apa yang harus dimainkannya dalam membangun organisme baru. Proses ini
berlanjut ketika sel membelah dan membelah lagi, mengambil fungsi baru.

Jadi beberapa sel menjadi sel hati dan yang lain menjadi sel kulit, sampai dari massa
sel awal embrio mulai terbentuk.

Embrio berkembang dalam tiga tahap. Pertama, sumbu utama embrio, atau "kepala"
dan "ekornya," ditentukan. Kemudian gen spesifik yang disebut gen pembuat peta
diaktifkan untuk membentuk bagian tubuh, dari kiri ke kanan dan dari depan ke
belakang. Akhirnya, gen spesifik dihidupkan atau dimatikan untuk membentuk organ
atau elemen spesifik lainnya yang unik untuk spesies tertentu.

Selain memberi tahu sel apa yang akan terjadi dalam organisme yang sedang
berkembang, DNA juga memberi tahu sel kapan harus mengambil perannya.

Pada 1970-an, ahli biologi di Universitas Cambridge memutuskan untuk memetakan


setiap sel dalam cacing tanah jantan - semuanya 1.031 di antaranya. Tim
menemukan bahwa mereka dapat memprediksi tidak hanya peran sel yang akan
dimainkan tetapi juga kapan akan melakukannya. Mereka menemukan, misalnya,
bahwa sel tertentu akan membelah sekali setiap 12 jam dan bahwa 60 jam
kemudian, sel akan pindah ke sistem saraf cacing.

Tim juga membuat penemuan mengejutkan. Mereka mengamati bahwa sel-sel


tertentu bahkan akan menghilang pada waktu-waktu tertentu dalam perkembangan
cacing. Dengan kata lain, karena DNA mengatakan demikian, sebuah sel tahu
kapan seharusnya mati.

Catatan Kunci # 7: Para peneliti di tahun 1970-an membuat langkah besar dalam
sekuensing DNA dan gen rekombinan.

Pada 1970-an, para ahli genetika mencari cara untuk memanipulasi DNA. Mereka
tahu bahwa melalui rekombinasi, DNA bisa berubah - tetapi proses alami itu sendiri
lambat, membutuhkan beberapa generasi.

Karena itu, para ilmuwan memutuskan untuk mengeksplorasi apakah mereka dapat
mempercepat proses "evolusi" ini sedikit. Pertanyaan yang mereka tanyakan pada
diri mereka sendiri adalah ini: Dapatkah sains menciptakan kombinasi genetik baru di
laboratorium? – udah ada sih sekarang, seperti gen editing cispr itu?
Ahli biokimia Universitas Stanford Paul Berg dan David Jackson menemukan pada
tahun 1970 bahwa jawaban untuk pertanyaan itu adalah "ya."

Kedua pria itu berhasil memasukkan seluruh genom virus yang disebut SV40,
bersama dengan tiga gen dari bakteri E. coli, ke dalam bakteriofag Lambda. Mereka
menyebut DNA rekombinan kreasi baru mereka. Proses yang mereka kembangkan
kemudian dikenal sebagai kloning gen.

Melalui kloning gen, ahli biokimia telah menciptakan bentuk kehidupan baru, yang
tidak ada di dunia alami.

Berg dan Jackson, melalui percobaan kloning mereka, membuktikan bahwa sains
dapat "menulis" DNA baru untuk menciptakan organisme baru. Namun pertanyaan
baru diajukan: bisakah kita juga "membaca" instruksi DNA?

Kita tahu bahwa itu bukan basa pada DNA semata, melainkan urutan basa yang
muncul pada untai DNA yang menentukan informasi genetik. Untuk "membaca"
suatu gen, kita harus mengetahui urutannya - urutan tepat di mana basisnya
ditempatkan.

Membaca gen adalah apa yang ingin dilakukan oleh sekuensing gen.

Orang pertama yang berhasil mengurutkan genom, atau kumpulan gen lengkap,
adalah ahli biokimia yang berbasis di Cambridge, Frederick Sanger. Pada tahun
1977, ia memetakan semua 5.386 pasangan basa virus Phi X174.

Setelah penemuan ini, sekuensing gen terus berkembang, menerangi aspek-aspek


baru dari bahasa DNA.

Para ilmuwan menemukan bahwa dalam DNA hewan, serangkaian pasangan basa
sering dipisahkan oleh bentangan panjang dari apa yang disebut basa stuffer. Ini
adalah pangkalan yang tampaknya tidak memberi kode untuk apa pun, tetapi
bertindak sebagai ruang atau jeda antara "kalimat" yang berguna.

Catatan kunci # 8: Pengurutan DNA dapat membantu dokter mendiagnosis beberapa


penyakit genetik, tetapi penyakit lain masih sulit dipahami.

Jadi kita dapat membaca DNA, tetapi apa sebenarnya yang dikatakan informasi
genetik seperti itu kepada kita?

Sebenarnya banyak. Pengurutan DNA dapat membantu mendiagnosis penyakit


tertentu. Dengan membaca informasi genetik seseorang, kita dapat melihat di mana
gen yang berfungsi tidak semestinya berada. Poin-poin masalah ini dapat
mengindikasikan potensi penyakit.

Pada 1960-an, misalnya, dokter dapat mendiagnosis jika bayi memiliki sindrom
genetik tertentu dalam rahim; yaitu selama kehamilan (sebelum anak lahir).
Misalnya, individu dengan down syndrom, dilahirkan dengan salinan kromosom 21
tambahan. Karena penanda penyakit ini adalah seluruh kromosom, mudah dikenali
saat memeriksa sel-sel janin.

Namun, penyakit genetik lainnya tidak mudah diidentifikasi. Dalam kasus tertentu,
penyebab suatu penyakit bukanlah gen tunggal atau kromosom tambahan.

Kanker adalah salah satu penyakit yang sulit ditentukan melalui analisis
genetik. Kanker adalah hasil dari kerusakan kumulatif lusinan gen dalam suatu
sel. Ini juga beragam secara genetis; jika Anda memeriksa dua kasus kanker
payudara, misalnya, masing-masing mungkin disebabkan oleh mutasi gen yang
sama sekali berbeda.

Untuk penyakit seperti kanker, diagnosis genetik hanya mungkin dilakukan dengan
meninjau genom lengkap pasien. Karena alasan inilah, antara lain, Proyek Genom
Manusia dimulai pada tahun 1990.

Tujuan dari proyek ini adalah untuk mengurutkan seluruh genom manusia - pada
dasarnya menggambar peta lebih dari 20.000 gen yang membentuk DNA manusia.

Sementara ahli genetika awal tidak pernah bisa membayangkan proyek seperti itu,
kemajuan teknologi dalam sekuensing gen telah maju ke tahap seperti itu pada
1990-an sehingga proyek seperti ini dimungkinkan.

Dan pada tahun 2000, proyek telah menerbitkan rancangan pertama genom manusia
yang lengkap. Pada tahun 2003, proyek diumumkan selesai, dengan setiap gen
dipetakan dan peta tersedia secara online.

Catatan Kunci # 9: Proyek genom telah mengungkapkan nenek moyang kita


bersama dan klaim genetik rasis yang tidak terbukti.

Sekarang kita memiliki akses ke peta lengkap genom manusia. Tetapi, apa yang
bisa disampaikan informasi ini kepada kita?

Sebagai permulaan, genom manusia telah menunjukkan kepada kita nenek moyang
yang sama dari spesies kita.

Dengan berhasilnya penyelesaian Proyek Genom Manusia, pintu baru dibuka di


bidang penelitian genetik. Para ilmuwan sekarang dapat meneliti setiap gen
manusia, dan dengan membandingkan genom orang-orang dari seluruh dunia,
melacak asal-usul spesies.

Tetapi bagaimana kode genetik kita menunjukkan dari mana kita berasal?

Dua orang yang sangat dekat berbagi banyak variasi dalam genom
mereka. Sebaliknya, orang yang memiliki kerabat jauh juga berbagi variasi, tetapi
tidak banyak. Dari prinsip sederhana ini, para ilmuwan telah mengukur sejauh mana
orang-orang dari sisi berlawanan dari dunia saling berhubungan.
Dalam melakukan hal itu, para peneliti telah menemukan bahwa populasi manusia
tertua adalah Suku San Afrika Selatan, Namibia dan Botswana, dan Pigmi Mbuti dari
hutan Ituri Kongo.

Para ilmuwan bahkan telah melacak nenek moyang manusia dari seorang wanita
lajang yang kemungkinan besar akan menyerupai wanita-wanita San Tribes saat ini.

Memetakan genom manusia telah membantu para ilmuwan melacak akar umat
manusia. Yang penting, informasi ini juga menunjukkan bahwa klaim genetik rasis
tidak memiliki dasar kebenaran ilmiah.

Banyak orang mengklaim bahwa beberapa ras secara genetik "lebih rendah" dari
yang lain. Ya ngga mungkinlah, sejarah umat manusia hidup di bumi terlalu muda
untuk hal seperti itu.

Penelitian telah menunjukkan bahwa kurang dari 100.000 tahun yang lalu, semua
manusia hidup di benua Afrika. Kelompok-kelompok tertentu kemudian bermigrasi,
dengan beberapa suku akhirnya menjadi orang Eropa kulit putih.

Jadi, jika seseorang mengatakan bahwa orang Eropa dilahirkan lebih cerdas
daripada orang Afrika, pernyataan ini sama sekali tidak benar. Variasi genetik
seperti itu akan membutuhkan jutaan tahun untuk terjadi; dan terlebih lagi, sekitar 85
hingga 95 persen keanekaragaman genetik pada spesies manusia terkandung dalam
kelompok ras.

Jadi seorang pria dari Namibia dan seorang pria dari Ghana sebenarnya sangat
berbeda secara genetis sehingga bahkan tidak masuk akal untuk menempatkan
kedua individu ini dalam kategori ras yang sama!

Catatan Kunci # 10: Gen memengaruhi jenis kelamin seseorang, tetapi belum tentu
identitas gender seseorang.

Ada banyak cara bagi Anda sebagai individu untuk mengidentifikasi diri Anda, seperti
dalam kaitannya dengan kebangsaan, agama atau kelas.

Tetapi meskipun ada perubahan norma gender, mayoritas orang masih


mengidentifikasi laki-laki atau perempuan. Perbedaan ini dipengaruhi oleh genetika -
, oleh satu gen pada khususnya.

Jenis kelamin Anda, terlepas dari apakah Anda terlahir secara anatomis laki-laki atau
perempuan, dikendalikan oleh pasangan kromosom kedua puluh tiga Anda.

Untuk perempuan, kedua kromosom cocok dengan sempurna dan disebut


"XX." Namun untuk laki-laki, salah satu dari dua kromosom disingkat, dan kami
menyebutnya pasangan "XY." – kalau di catatannya dr ryu, laki laki adalah
perempuan yang salah hormon .
Namun, penentuan jenis kelamin telah dipersempit menjadi satu gen tunggal, yang
disebut gen SRY. Peter Goodfellow menemukan penanda ini pada tahun 1989.
Sederhananya, jika Anda memiliki gen SRY aktif, Anda lebih mungkin terlahir secara
anatomi laki-laki.

Namun, menentukan identitas gender adalah masalah yang berbeda. Bahkan,


banyak orang mengidentifikasi diri sebagai suatu tempat di antara dua jenis kelamin
normatif; beberapa mengidentifikasi sebagai keduanya, dan beberapa
mengidentifikasi sebagai keduanya.

Dengan cara ini, identitas gender adalah non-biner - dan itu masuk akal secara
genetik.

Misalnya, jika gen SRY Anda dihidupkan, Anda akan dilahirkan secara anatomi pria,
tetapi gen SRY tidak memengaruhi identitas gender Anda secara
langsung. Sebaliknya, gen SRY bertindak pada puluhan gen sekunder yang
merespons input lingkungan dan akhirnya bekerja untuk menentukan identitas
gender Anda.

Karena faktor-faktor genetik ini sangat beragam, maka tidak mengherankan jika
orang memiliki beragam identitas gender.

Catatan kunci # 11: Kita dilahirkan dengan kecenderungan genetik, tetapi isyarat
lingkungan diperlukan untuk mengubahnya menjadi sifat-sifat.

Ini pertanyaan kuno: apa yang membuat seseorang, genetika, atau


lingkungan?

Perdebatan sifat-versus-pengasuhan sedikit lebih bernuansa daripada yang


diakui oleh para pendukung kedua ekstrem. Intinya adalah bahwa orang
dilahirkan dengan kecenderungan dan bukan sifat; dan hanya ketika
kecenderungan-kecenderungan ini berinteraksi dengan lingkunganlah mereka
menjadi sifat-sifat yang terlihat.

Dalam sebuah studi tahun 1979, psikolog perilaku Thomas Bouchard mengikuti
kembar identik yang dipisahkan saat lahir dan dibesarkan di lingkungan yang sama
sekali berbeda.

Sementara saudara kandung memiliki "sifat" yang identik, mereka tidak memiliki
tempat yang dekat dengan "pengasuhan."

Percobaan menemukan bahwa kembar yang dibesarkan di lingkungan yang berbeda


menunjukkan kecenderungan perilaku yang sama, meskipun perilaku mereka yang
sebenarnya pada akhirnya berbeda.

Dalam kasus tertentu, satu kembar laki-laki dibesarkan sebagai pemuda Nazi
sementara saudaranya menghabiskan musim panas pada kibbutz. Kedua saudara
kembar mempertahankan keyakinan mereka secara kaku dan penuh semangat,
meskipun sistem kepercayaannya ditentang.

Demikian pula, karena kecenderungan perlu berinteraksi dengan lingkungan agar


dapat diamati, seseorang dengan kecenderungan terhadap kekerasan hanya akan
bertindak dengan kekerasan ketika dihadapkan dengan kekerasan, misalnya di
rumah.

Tetapi lingkungan melakukan lebih dari sekedar memperkuat


kecenderungan. Secara fisik mengetsa dirinya sendiri ke dalam genom kita, yang
merupakan subjek bidang yang disebut epigenetik.

Ketika gen diaktifkan atau dinonaktifkan oleh isyarat lingkungan, seperti pengalaman
traumatis atau bau yang menawan, molekul kecil yang disebut tag metil
menempelkan diri pada gen. Tag ini bertindak seperti anotasi pada DNA sel, agak
seperti komentar di margin teks.

Ketika tag terakumulasi dari waktu ke waktu, mereka mulai mempengaruhi fungsi sel.

Dalam percobaan 2006, ahli biologi sel induk Shinya Yamanaka menghapus tanda
epigenetik pada sel-sel kulit tikus. Proses tersebut menyebabkan sel-sel kulit
berubah, kembali menjadi sel-sel induk. Secara efektif, Yamanaka telah mengirim
sel kembali ke masa lalu.

Catatan kunci # 12: Terapi gen dan manipulasi gen memiliki beberapa aplikasi
kesehatan yang menjanjikan.

Jadi bagaimana para ilmuwan dapat menggunakan pengetahuan genetika tingkat


lanjut untuk meningkatkan kehidupan manusia?

Satu bidang yang menjanjikan adalah menemukan cara untuk menyembuhkan


penyakit melalui terapi gen. (Mungkinkah virus corona yang kita hadapi saat ini bisa
luluh dengan terapi gen?) Pada dasarnya, para ilmuwan sedang menjajaki cara
memasukkan gen ke dalam pasien yang sakit untuk meringankan gejala penyakit.

Kekurangan OTC, misalnya, disebabkan oleh enzim yang berfungsi tidak benar yang
disebut ornithine transcarbamylase (OTC). Kekurangan semacam itu dapat
menyebabkan kadar amonia yang berlebihan dalam darah, membuat seseorang
koma.

Namun dokter sekarang dapat memasukkan versi sehat dari gen yang tidak
berfungsi yang berfungsi untuk menciptakan OTC pada pasien, secara efektif
menyembuhkan penyakit.

Secara konseptual, terapi gen sudah dipraktikkan pada 1980-an. Idenya adalah
untuk menggunakan virus untuk "menyelundupkan" gen menjadi inang yang
hidup. Gen target dapat ditempatkan dalam virus, dan kemudian virus dapat
dimasukkan ke dalam inang, di mana ia dapat memasuki sel dan menyalin gen yang
dibawanya ke sana.

Namun memasukkan virus ke seseorang sangat berbahaya. Virus bisa


mematikan; keselamatan pasien masih menjadi kendala besar dalam
mengeksplorasi metode terapi gen.

Tetapi terapi gen bukan satu-satunya aplikasi genetika lanjut yang menjanjikan. Sel
induk juga penuh dengan potensi genetik. Sel-sel yang menakjubkan ini dapat
beregenerasi atau diubah menjadi jenis sel lain dalam tubuh. Para ilmuwan dapat
menggunakan sel punca bahkan untuk memanipulasi gen untuk membangun
organisme dari awal.

Prosesnya melibatkan mengekstraksi sel induk dari organisme hidup, mengisolasi


DNA sel dan kemudian memanipulasi gen. Melalui ini, para ilmuwan dapat
menghasilkan hewan yang dimodifikasi secara genetik.

Sebagai contoh, para ilmuwan telah menciptakan tikus yang bersinar di bawah
cahaya biru. Mereka mengekstraksi sel induk dari tikus dan menempatkan gen ubur-
ubur ke dalam sel. Sel-sel induk kemudian dicampur dengan sel-sel embrionik dan
dimasukkan ke dalam rahim tikus betina; tikus kemudian melahirkan bayi tikus
warna-warni.

Catatan kunci # 13: Manipulasi genetika tampaknya tidak terbatas, mulai dari
diagnosis penyakit lanjut hingga penciptaan kehidupan itu sendiri.

Dengan pengetahuan besar datanglah kekuatan yang luar biasa. Bagaimana


genetika dapat mengubah arah kemanusiaan?

Kemajuan dalam genetika akan memungkinkan untuk mendiagnosis lebih banyak


penyakit. Faktanya, seiring proses pengurutan genom, bahkan penyakit yang paling
rumit pun bisa didiagnosis dan bahkan bisa disembuhkan.

Skizofrenia adalah salah satu kandidat yang telah diteliti melalui diagnosis urutan
genom. Penyakit mental ini, di mana pasien mendengar suara dalam, sulit
didiagnosis. Penyebabnya telah ditelusuri ke serangkaian gen yang tersebar di
seluruh genom. Namun seiring dengan meningkatnya teknik sekuensing, dokter
mungkin akhirnya dapat mendiagnosis skizofrenia dalam rahim.

Namun, ketika sains menemukan cara yang lebih besar untuk mendiagnosis
penyakit genetik, kita harus belajar bagaimana menanggapi diagnosis ini -
masalah etis.

Banyak orang yang menderita penyakit mental juga menunjukkan kreativitas luar
biasa. Faktanya, kedua sifat itu seringkali berkaitan erat. Pertimbangkan orang-
orang seperti pelukis Vincent Van Gogh, komposer Wolfgang Amadeus Mozart atau
penulis Virginia Woolf, yang semuanya menunjukkan tanda-tanda penyakit mental.
Jadi itu menimbulkan pertanyaan: haruskah orang tua menggugurkan janin yang
kemungkinan akan menderita penyakit mental jika orang di masa depan itu
berpotensi menjalani kehidupan yang inspiratif dan kreatif?

Atau mungkinkah mengajukan pertanyaan ini? Melakukannya berarti


mempertanyakan nilai kehidupan potensial berdasarkan “kebugaran” genetik, sama
seperti yang dilakukan para eugenicists dari Nazi Jerman.
Dan bagaimana dengan menciptakan kehidupan? Ini bukan hal-hal fiksi ilmiah,
karena para ilmuwan sudah dalam perjalanan untuk menghasilkan manusia
termodifikasi pertama.

Prosesnya sederhana. Pertama, sel induk manusia diperoleh. Sel-sel ini kemudian
dimodifikasi secara genetik sebelum dikonversi menjadi sel sperma dan sel
telur. Sel-sel ini digunakan untuk menghasilkan embrio manusia melalui fertilisasi in
vitro, atau reproduksi dalam tabung reaksi.

Hasilnya bisa menjadi manusia yang tahan terhadap semua penyakit darah yang
dikenal - atau sesuatu yang bahkan lebih luar biasa.

Kesimpulan terakhir

Pesan utama dalam buku ini:


Dari awal yang sederhana, bidang genetika telah membentuk studi kedokteran
dan biologi, yang memungkinkan para peneliti untuk membuat lompatan luar
biasa dalam pemahaman. Namun pada akhirnya, genetika juga membentuk
cara kita memandang diri sendiri. Batas-batas eksplorasi genetik tampak
tanpa batas, dan jelas bahwa memahami gen adalah kunci untuk memahami
kehidupan itu sendiri.sebuah pemahaman yang sangat luar biasa.

ENDAH

(18 halaman dari 698 halaman, mayan singkat lah ya... )

Anda mungkin juga menyukai