Membangun Pusat Karier Perguruan Tinggi-Lydia Fahmawati (Kalbis Institute)
Membangun Pusat Karier Perguruan Tinggi-Lydia Fahmawati (Kalbis Institute)
Abstrak
Keberadaan Pusat Karier di perguruan tinggi sangat penting untuk menjembatani antara kebutuhan
perguruan tinggi dalam kewajibannya menyalurkan lulusan dan kebutuhan dunia usaha dan dunia industri
(DUDI) akan sumber daya manusia. Namun, kebutuhan akan sumber daya manusia yang seperti apa?
Tentunya sumber daya manusia yang siap terap. Selain kompetensi akan bidang ilmu masing-masing,
terdapat banyak kompetensi lain yang dibutuhkan dalam DUDI seperti, kemampuan berkomunikasi,
kemampuan bersikap, kemampuan bekerja sama, profesionalitas, dan lainnya. Sesuai dengan salah satu
visinya yaitu menghasilkan lulusan yang siap terap, Kalbis Institute mempersiapkan calon lulusan sejak
awal perkuliahan untuk diedukasi berbagai pelatihan softskills yang diadakan oleh Pusat Karier Kalbis
Institute (Kalbis Career Center). Selain pelatihan softskills, Kalbis Career Center memiliki berbagai
kegiatan yang bertujuan untuk mendukung pengembangan karier mahasiswa dan lulusan. Kegiatan Kalbis
Career Center di antaranya: Pelatihan softskills, Publikasi lowongan kerja/magang, Penyaluran
kerja/magang, Pameran bursa kerja, Rekrutmen kampus, Kerja sama dengan DUDI, dan Pelacakan studi
alumni. Dengan kegiatan yang ada tersebut, lulusan Kalbis Institute diharapkan dapat menjawab tantangan
DUDI.
Kata kunci: Kalbis Institute, Kalbis Career Center, Pusat Karier Perguruan Tinggi, Kegiatan Pusat Karier
Perguruan Tinggi, Manajemen Pusat Karier Perguruan Tinggi
1. Pendahuluan
Pentingnya keberadaan Pusat Karier telah disadari oleh beberapa perguruan tinggi yang telah
mendirikan Pusat Karier. Namun, perguruan tinggi yang telah mendirikan Pusat Karier jumlahnya
hanya 5% dari sekitar 4800 perguruan tinggi yang ada (Panduan Hibah Pusat Karier, 2016). Hal
ini menjadi alasan Kemenristekdikti memberikan himbauan kepada perguruan tinggi untuk
mendirikan Pusat Karier di tingkat perguruan tinggi melalui Surat Edaran Dirjen Belmawa
Kemenristekdikti No. 313/B/SE/2016 mengenai Pelaksanaan Tracer Study Tingkat Perguruan
Tinggi. Tidak hanya sampai di situ, untuk mendorong perguruan tinggi membangun Pusat Karier,
Kemenristekdikti sejak tahun 2015 telah memberikan bantuan hibah dalam bentuk dana kepada
perguruan tinggi.
2. Pembahasan
2.1 Urgensi Pusat Karier
Perguruan tinggi merupakan sebuah institusi yang diharapkan mampu menghasilkan sumber daya
manusia kompeten yang dapat mengisi kebutuhan DUDI. Sumber daya manusia yang berkualitas
dan sesuai dengan kebutuhan DUDI menjadi persoalan penting. Rendahnya kualitas sumber daya
manusia menjadi faktor penyebab banyaknya lulusan terdidik yang menganggur. Menurut Badan
Pusat Statistik, jumlah pengangguran di Indonesia pada Agustus 2017 berjumlah 7.005.262 dan
12% di antaranya merupakan pengangguran terdidik lulusan D3 dan S1. Jumlah ini meningkat
dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 11%. Tingginya angka pengangguran terdidik disebabkan
oleh ketidaksesuaian antara kebutuhan DUDI dengan sumber daya manusia yang dihasilkan oleh
perguruan tinggi. Berdasarkan persoalan tersebut, diperlukan adanya persiapan untuk
1
Indonesia Career Center Network Summit , 21-23 September 2018, Surabaya
menjembatani antara perguruan tinggi dan DUDI. Dengan adanya Pusat Karier yang berfungsi
sebagai wadah untuk mengembangkan kualitas lulusan yang siap terap di DUDI, diharapkan dapat
menjawab persoalan di atas. Pusat Karier akan menjadi mediator antara lulusan atau pencari kerja
dengan perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja. Selain itu, Pusat Karier akan memberikan
edukasi kepada mahasiswa untuk mempersiapkan diri menghadapi DUDI melalui kegiatan
seminar, pelatihan, program magang, bursa kerja, dan tracer study.
2
Indonesia Career Center Network Summit , 21-23 September 2018, Surabaya
3
Indonesia Career Center Network Summit , 21-23 September 2018, Surabaya
diperoleh ini menjadi isian dalam Borang Akreditasi. Pertanyaan dalam kuesioner telah
distandarkan oleh Kemenristekdikti dan perguruan tinggi diperkenankan menambahkan
poin-poin pertanyaan jika dibutuhkan namun tanpa menguranginya. Kalbis Institute
melaksanakan studi pelacakan alumni selama tiga kali yaitu pada saat (a) sebelum wisuda
untuk memperoleh data kontak lulusan dan mengetahui apakah lulusan telah bekerja sebelum
lulus, (b) enam bulan setelah wisuda untuk mengetahui berapa lama masa tunggu lulusan
mendapatkan pekerjaan setelah lulus dan bagaimana memperoleh pekerjaan pertama, dan (c)
dua tahun setelah wisuda untuk mengetahui perkembangan karier alumni.
3. Penutupan
Dalam membangun Pusat Karier Perguruan Tinggi berikut merupakan beberapa tahapannya
yaitu, (1) membekali mahasiswa untuk siap terap di DUDI dengan melaksanakan pelatihan
softskills, (2) membangun kerjasama dengan DUDI untuk menyalurkan lulusan, dan (3)
menjalin silaturrahmi dengan lulusan untuk mendapatkan data serapan, proses dan posisi
lulusan di DUDI. Kerjasama serta koordinasi dengan pihak internal institusi seperti misalnya
Program Studi dan Kemahasiswaan dapat membantu tercapainya tujuan Pusat Karier. Selain itu,
sosialisasi dan publikasi kegiatan yang akan dan telah dilakukan Pusat Karier tidak kalah
pentingnya dari pelaksanaan kegiatan di atas. Dengan sosialisasi dan publikasi yang baik
tujuan-tujuan pelaksanaan program akan tercapai.
4. Daftar Pustaka
Badan Pusat Statistik. “Pengangguran Terbuka Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan 1986–2018”.
https://www.bps.go.id/statictable/2009/04/16%2000:00:00/972/pengangguran-terbuka-menurut
-pendidikan-tertinggi-yang-ditamatkan-1986---2017.html. Diunduh tanggal 13 Juli 2018 15:58 WIB
Dirjen Belmawa Kemenristekdikti. 2016. “Panduan Hibah Pusat Karier”. Kemenristekdikti, Jakarta.