Anda di halaman 1dari 2

STUDI KASUS HIPOTERMIA

Seorang laki-laki usia 35 tahun di selamatkan dari laut setelah berteriak minta tolong.
Suhu udara adalah sekitar 6,5oc, suhu laut adalah 0oc. Pasien pingsan karena ditarik dari air dan
pada saat kru ambulans tiba. Di lakukan compresi dan oksigen sselama di antar ke rumah sakit.
Saat di UGD suhu rectal 28oc dan elektrokardiograf (EKG) menunjukkan fibrilasi ventrikel (VF).
Defibrilasi di coba 3 kali tanpa hasil. Di lakukan intubasi trakea, paruu-parunya berventilasi, di
beri adrenalin dan lignokain intravena.setelah satu jam penanganan, aktivitas jantung spontan
dengan sinus bradikardia 40x/menit, TD 70/20 mmHg, suhu meningkat 1oc.

Diskusikan

1. Jelaskan bagaimana hipotermia terjadi pada kasus tersebut ?


Jawaban:
Proses tenggelam di awali ketika jalan nafas berada di bawah permukaan air. Awalnya orang
yang tenggelam akan berusaha untuk menahan nafas, sebagai usaha proteksi dari aspirasi.
Usaha volunter ini biasanya bertahan selama 30 detik sampai 1 menit dan selanjutnya di ikuti
oleh inspirasi involunter. Hal ini menyebabkan air masuk ke jalan nafas yang di ikuti dengan
laringospasme, kemudian terjadi hipoksia oleh system saraf secara besar yang mengakibatkan
terjadinya hiporefleks, hipoventilasi. Pada pasien tenggelam pada air dingin akan
mempercepat proses hipotermia. Setiap penurunan 1oc dari suhu inti tubuh atau suhu tubuh
semakin menurun maka kesadaran pasien bisa menjadi stupor, tubuh kehilangan
kemampuannya untuk menjaga suhu tubuh, dan adanya risiko timbul aritmia
2. Jelaskan metode penghangatan yang di perlukan pada kasus tersebut ?
Jawaban:
a. Berikan penutup (insulasi) pada seluruh tubuh dan coba untuk menghangatkan pasien tanpa
menunda pemberian Resusitasi Jantung Paru (RJP) dan transportasi lingkungan yang lebih
hangat
b. Periksa nadi selama 1 menit sebelum memulai RJP
c. Jika teraba nadi, tatalaksana penyebab hipotermia sekunder
d. Posisikan pasien horizontal dengan gerakan sedikit dan upayakan kewaspadaan dan focus
e. Pasien harus di tangani secara lembut dan immobile ketika ddi transfer ke rumah sakit
untuk mencegah aritmia
f. Pertimbangkan untuk insulin seluruh tubuh dengan penghangat aktif (teknik eksternal dan
minimal invasive)

STUDI KASUS HIPERTERMIA

Seorang laki-laki usia 42 tahun di rawat di unit perawatan post anesthesia. Anda sebagai
perawat melihat pasien mengalami kekakuan otot, takipnea dan takikardia. TD 160/90 mmHg.
Suhu tubuh sebelum operasi 37oc, saat di ruang post anestesi 38oc dan meningkat 40oc. pasien
telah menjalani operasi ligament. Pasien mendapatkan anestesi isofiuran dan menerima oksigen
tambahan melalui kanula hidung

Diskusikan

1. Jika anda mencurigai pasien mengalami hipertermia maligna, jelaskan bagaimana hal tersebut
terjadi !
Jawaban:

2. Apakah pengkajian lain yang di perlukan untuk mendukung bahwa pasien mengalami
hipertermia maligna ?
3. Apakah penanganan yang di p erlukan pasien tersebut ?

Anda mungkin juga menyukai