Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Menurut JNC hipertensi terjadi apabila tekanan darah lebih dari


140/90 mmHg(Tagor,2003). Hipertensi adalah suatu keadaan dimana
terjadi peningkatan tekanan darah secara abnormal dan terus menerus pada
beberapa kali pemeriksaan tekanan darah yang disebabkan satu atau
beberapa faktor risiko yang tidak berjalan sebagaimana mestinya dalam
mempertahankan tekanan darah secara normal. Hipertensi berkaitan
dengan kenaikan tekanan sistolik atau tekanan diastolik atau tekanan
keduanya. Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah tinggi
persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan
diastolik di atas 90 mmHg. Pada populasi manula, hipertensi didefinisikan
sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg
(Brunner & Suddarth, 2005).

Hipertensi adalah tekanan yang lebih tinggi dari 140/90 mmHg dan
diklasifikasikan sesuai derajat keparahannya. Mempunyai rentang dari
tekanan darah normal tinggi sampai hipertensi maligna (E.Doeges,
Moorhouse, & Geissler, 2012). Hipertensi adalah tekanan di dalam
pembuluh darah melebihi 140 mmHg (sistol) dan 90 mmHg (diastol). Pada
lebih dari satu kejadian akibat penyakit promer atau penyebab yang tidak
diketahui (DiGiulio & Jackson, 2014). Hipertensi adalah sebagai
peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140 mmHg atau tekanan
diastolik 90 mmHg (Nurarif & Kusuma, 2015).

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan


abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri yang mengangkut
darah dari jantung dan memompa keseluruh jaringan dan organ-organ
tubuh secara terus menerus lebih dari satu periode (Irianto, 2014).

1
Hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140
mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali
pengukuran selang waktu lima menit dalam keadaan cukup
tenang/istirahat (Kemenkes RI, 2013). Hipertensi sering kali disebut silent
killer karena termasuk yang mematikan tanpa disertai dengan gejala-
gejalanya terlebih dahulu sebagai peringatan bagi korbannya. Gejala-
gejala hipertensi yaitu adalah sakit kepala atau rasa berat di tengkuk,
vertigo, jantung berdebar, mudah lelah, penglihatan kabur, telinga
berdenging dan mimisan (Kemenkes RI, 2013). Hipertensi menjadi
momok bagi sebagian besar penduduk dunia termasuk indonesia. Hal ini
karena secara statistik jumlah penderita yang terus meningkat dari waktu
ke waktu. Berbagai faktor yang berperan dalam hal ini salah satunya
adalah gaya hidup modern. Pemilihan makanan yang berlemak, kebiasaan
aktifitas yang tidak sehat, merokok, minum kopi serta gaya hidup
sedetarian adalah beberapa hal yang disinyalir sebagai faktor yang
berperan terhadap hipertensi ini. Penyakit ini dapat menjadi akibat dari
gaya hidup modern serta dapat juga sebagai penyebab berbagai penyakit
non infeksi (Anindya, 2009).

Tingginya angka kejadian hipertensi yang terus meningkat dan


akan menyebabkan komplikasi. Penatalaksaan hipertensi yang tidak
dilakukan dengan baik dapat menyebabkan komplikasi (Riskesdes, 2013).
Apabila hipertensi tidak ditangani dengan tepat maka akan menimbulkan
komplikasi yaitu stroke, infark miokard,gagal jantung, gagal ginjal kronik,
dan retinopati (Nuraini, 2015). Data Worlh Health Organization (WHO),
di seluruh dunia sekitar 972 juta orang atau 29,2% di tahun 2025 dari 972
juta pengidap hipertensi, 333 juta berada di negara maju dan 639 sisanya
berada di negara berkembang, termasuk indonesia (Yonata, 2006).
Hipertensi juga menempati peringkat ke 2 dari 10 penyakit terbanyak pada
pasien rawat jalan dirumah sakit di Indonesia Penderitanya lebih banyak
wanita (30%) dan pria (29%) sekitar 80% kenaikan kasus hipertensi terjadi
terutama dinegara berkembang (Triyanto, 2014).

2
Istilah hipertensi diambil dari bahasa inggris hypertension yang berasal
dari bahasa latin “hyper” dan “tension”. “hyper” berarti super atau luar
biasa dan “tension” berarti tekanan atau tegangan. Hypertension akhirnya
menjadi istilah kedokteran yang populer untuk menyebut penyakit tekanan
darah tinggi. Tekanan darah adalah tenaga yang dipakai oleh darah yang
dipompakan dari jantung untuk melawan tahanan pembuuh darah, jika
tekanan darah seseorang meningkat dengan tajam dan kemudian menetap
tinggi, orang tersebut dapat dikatakan mempunyai tekanan darah tinggi
atau hipertensi (Gunawan,2001). Hipertensi adalah peningkatan abnormal
pada tekanan sistolik 140 mmHg atau lebih dan tekanan distolik 120
mmHg.

Pada populasi lansia hipertensi didefinisikan sebagai tekanan


sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg. Menurut WHO 1996,
batasan tekanan darah normal orang dewasa adalah maksimum 140/90
mmHg. Apabila tekanan darah seseorang di atas angka tersebut pada
beberapa kali pengukuran di waktu yang berbeda, rang tersebut bisa
dikatakan menderita hipertensi. Penderita hipertensi memiliki resiko lebih
besar untuk mendapatkan seranga jantung dan stroke (Suwarsa, 2006).
Selain itu terdapat kondisi yang dinamakan White Coat Hypertension.
Bentuk hipertensi ini adalah meningkatnya tekanan darah yang terjadi
selama kunjungan ke dokter, namun tidak di rumah. Hipertensi ini
merupakan faktor pada kira-kira 20% pasien dengan hipertensi ringan
(Guibert R & Franco ED,1999).

NHANES tahun 1988-1991 Hipertensi esensial mulai terjadi


seiring bertambahnya umur. Pada populasi umum, pria lebih banyak yang
menderita penyakit ini dari pada wanita (39% pria dan 31% wanita).
Prevalensi hipertensi primer pada wanita sebesar 22%-39% yang dimulai
dari umur 50 sampai lebih dari 80 tahun, sedangkan pada wanita berumur
kurang dari 85 tahun prevalensinya sebesar 22% dan meningkat sampai 52
pada wanita berumur lebih dari 85 tahun. Dari 25% pria dan 18% wanita
penderita hipertensi, tidak menyadari bahwa mereka mengidap hipertensi.

3
Bagi mereka yang menyadari, 82% nya menjalani pengobatan terhadap
penyakitnya.

Menurut Masriadi (2016) Hipertensi adalah penyakit dengan tanda


adanya gangguan tekanan darah sistolik maupun diastolik yang naik diatas
tekanan darah normal. Tekanan darah sistolik adala tekanan puncak yang
tercapai ketika jantung berkontraksi dan memompakan darah keluar
melalu arteri. Tekanan darah diastolik diambil tekanan jatuh ketitik
terendah saat jantung rileks dan mengisi darah kembali. Hipertensi
menambah beban kerja jantung dan arteri yang bila berlanjut dapat
menimbulkan kerusakan jantung dan pembuluh darah (Udjianti, 2010).
Hipertensi sering juga diartikan sebagai suatu kedaan dimana tekanan
darah sistolik lebih dari 120 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 80
mmHg (Muttaqin, 2009).

Menurut Profil kesehatan (2014) Hipertensi menduduki peringkat kedua


dari sepuluh penyakit terbesar dengan jumlah penderita sebanyak 60.986.
Hal ini menunjukan bahwa hipertensi selalu menduduki peringka lima
teratas dalam hal penyakit terbesar dengan jumlah penderita yang tidak
bisa diprediksi jumlahnya. Oleh karena itu pembanguna kesehatan menjadi
salah satu upaya pembagunan nasional yang diarahkan pada tercapainya
kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat seriap penduduk
sehingga memiliki derajat kesehatan optimal. Salah satu cara untuk
mencapainya adalah dengan memberikan asuhan keperawatan pada
individu, keluarga, atau masyarakat. Keluarga merupakan unit pelayanan
kesehatan terdepan dalam meningkatkan derajat kesehatan terutama di
lingkup komunitas. Kemampuan keluarga dalam memelihara kesehatan
anggota keluarganya akan dapat memelihara, mencegah, meningkatkan
kesehatan mereka pada tahap yang optimal sehingga mampu
melaksanakan tuga-tugas mereka secara produktif (Ali, 2010).

Kesehatan yang baik atau kesejahteraan merupakan suatu kondisi


dimana tidak hanya terbebas dari penyakit. Menurut WHO sehat adalah
suatu keadaan yang lengkap meliputi kesejahteran fisik, mental, dan sosial

4
bukan semata-mata bebas dari penyakit atau kelamahan. UU No.23 (1992)
sehat adalah keadaan sejahtera dari badan (jasmani), jiwa (rohani) dan
sosial. Memungkingkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan
ekonomi. Sakit menurut parkin’s adalah suatu keadaan yang tidak
menyenangkan yang menimpa seseorang sehingga menimbulkan gangguan
dalam beraktifitas sehari-hari baik aktifitas jasmani, rohani maupun sosial
(Mubaraq, 2005).

Hipertensi merupakan suatu penekanan darah sistolik dan diastolik


yang tidak normal, batas yang tepat dari kelainan ini tidak pasti. Nilai yang
dapat diterima berbeda sesuai dengan usia dan jenis kelamin, namun pada
umumnya sistolik yang berkisar antara 140-190 mmHg dan diastolik
anatar 90- 95 mmHg dianggap merupakan garis batas dari hipertensi
(Riyadi, 2011). Hipertensi sebagai peningkatan tekanan darah arterial
abnormal yang langsung dan terus menerus. Pada umumnya hipertensi
diklasifikasikan menjadi 2 yaitu: Sistolik dikelompokan menjadi 3 yaitu:
Hipertensi ringan: 140-159 mmHg, hipertensi sedang: 160-179 mmHg,
hipertensi berat: >180 mmHg. Diastolik di kelompokan menjadi 3 yaitu:
Hipertensi ringan: 90-99 mmHg, hipertensi sedang: 100-109 mmHg,
hipertensi berat: >110 mmHg ( Brashers, 2008).

WHO dan The International Society Hypertension (ISH) saat ini


terdapat 600 juta penderita hipertensi diseluruh dunia dan 3 juta
diantaranya meninggal dunia setiap tahunnya. Hasil survey kesehatan
rumah tangga (SKRT) 2001 menunjukkan bahwa 8,3% penduduk
menderita hipertensi meningkat menjadi 27,5% pada tahun 2004. Di
indonesia penyakit hipertensi disebut the silent killer penderita hipertensi
semakin meningkat umur semakin tinggi. Resiko hipertensi pada umur 25-
44 tahun prevalensi sebesar 65%. Wanita lebih banyakmengalami
hipertensi dari pada pria hasil SKRT 2004 menunjukkan penyakit
kardioveskuler merupakan penyebab kematian di Indonesia dan sekitar 20-
35% dari kematian tersebut disebabkan oleh hipertensi (Depkes RI, 2009).

5
B. Rumusan Masalah

Meningkatnya masalah kasus hipertensi setiap tahun dikaitkan


dengan perubahan gaya modern masyarakat perkotaan. Dalam
pelaksanaannya penatalaksanaan hipertensi melibatkan multidisiplin
berbagai ilmu, salah satunya adalah asuhan keperawatan yang holistik
terdapat penderitaan hipertensi. Asuhan keperawatan yang holistik
bertujuan untuk mencapai kemampuan funsional semaksimal mungkin dan
mencegah serangan berulang. Diharapkan pasien penderita hipertensi
mampu meningkatkan kepercayaan diri, harapan hidup dan kemandirian.
Asuhan keperawatan yang dinutuhkan juga tidak terlepas dari disiplin ilmu
lain, diantaranya kolaborasi perawat dengan tim medis (dokter),
fisioterapis, terapi occupational, pekerja sosial medik psikolog serta klien
dan keluarga turut berperan. Mobilisasi merupakan salah satu bentuk
rehabilitas awal dari kondisi penyakit tertentu, dalam hal ini pada klien
yang mengalami serangan hipertensi sehingga terhindar dari komplikasi.
Oleh karena itu, penulis menganggap perlunya pembahasan mengenai
perawatan pada pasien hipertensi.

C. Tujuan penulisan
1. Tujuan umum
a. Tujuan khusus
1) Mengetahui konsep dasar pada hipertensi (definisi, klasifikasi,
anatomi fisiologi, etiologi, patofisiologi, manisfestasi klinis,
pemeriksaan penunjang, penatalaksaan,komplikasi).
2) Mampu melakukan pengkajian pada pasien hipertensi
3) Mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien
hipertensi.
4) Mampu menetapkan intervensi keperawatan pada pasien
hipertensi.
5) Mampu melaksanakan implementasi dari intervensi yang sudah
dibuat pada pasien hipertensi.

6
6) Mampu melakukan evaluasi dan implementasi yang sudah
dilaksanakan pada pasien hipertensi.

D. Ruang lingkup
Dalam melakukan penelitian kasus ini penulis mencari informasi serta
menerapkan asuhan keperawatan pada pasien hipertensi dengan masalah
Sesak Nafas: Ketidakefektfan Pola Nafas sebagai sasaran dalam
melakukan penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Santo Antonius
Pontianak. Penelitian kasus pada pasien hipertensi dengan masalah Sesak
Nafas: Ketidakefektifan Pola Nafas dilakukan 3 hari dari tanggal 20
November-22 November 2018.

E. Manfaat penulisan
1. Rumah sakit
Manfaat penelitian bagi rumah sakit adalah membantu tenaga kesehatan
dalam proses penyembuhan pasien hipertensi melalui kerja sama dengan
keluarga pasien. Pihak tenaga kesehatan juga dapat membina hubungan
yang lebih dekat melalui konseling yang dilakukan dengan anggota
keluarga pasien sehingga proses keperawatan dirumah sakit berjalan
dengan baik.

2. Pendidikan
Menambah referensi tentang asuhan keperawatan khususnya pada pasien
hipertensi, menambah tingkat kemampuan dengan cara mengevaluasi
materi yang telah diberikan kepada masyarakat dan meningkatkan mutu
pendidikan dimasa yang akan datang.

3. Pasien
Untuk menjadi motivasi bagi pasien maupun masyarakat dalam upaya
meningkatkan kepatuhan dalam pelaksanaan penyakit sehingga dapat
mempertahankan kualitas hidup pasien.

7
4. Peneliti selanjutnya
Manfaat penelitian ini bagi peneliti selanjutnya adalah sebagai bahan dasar
peneliti untuk melanjutkan penelitian yang berkaitan dengan penelitian
tentang pasien hipertensi dengan kepatuhan pasien hipertensi dalam proses
perawatan dimanapun juga.

Anda mungkin juga menyukai