Anda di halaman 1dari 8

TUGAS METODOLOGI PENELITIAN

Manifestasi Klinis Okular dan Orbital pada Penyakit Sinus Paranasal dan Manajemennya
di RS Dr. M. Djamil Padang

Dosen pembimbing : Ns. Elisabeth Wahyu Savitri, M.kep

Disusun Oleh :
Nama : Bernadetta Sunia Cindy Natasia
Nim : 20181940

YAYASAN PENDIDIKAN SANTO HIERONYMUS


AKADEMI KEPERAWATAN DHARMA INSAN
PONTIANAK
TAHUN AJARAN 2020/2021
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian


Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain kuantitatif. Desain
penelitian kuntitatif merupakan salah satu jenis penelitian yang spesifikasinya adalah
sistematis, terencana, dan terstruktur dengan jelas sejak awal hingga pembuatan desain
penelitiannya. Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat positivism, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel
tertentu, teknik pengambilan sampel umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data
menggunakan instrument penelitian, analisa data bersifat kuantitatif atau statistic dengan
tujuan untuk mneguji hipotesis yang telah ditetapkan.
Metode dalam penelitian ini adalah cross sectional. Cross sectional adalah sebuah metode
yang mempelajari prevalensi, distribusi, maupun hubungan penyakit dan paparan dengan
mengamati status paparan, penyakit atau outcome lain secara serentak pada individu-
individu dari suatu populasi pada suatu saat.

B. Kerangka Konsep Penelitian


Kelompok
umur
Diganosa
penyakit
penyakit sinus Jenis
paranasal
dengan gejala Kelamin
ocular yang
terdapat Manifestasi
Klinis Okular
dan Orbital Diganosa
penyakit
penyakit sinus
Tipe
paranasal
histopatologi Tipe dengan
histopatologi, keterlibatan
diganosa orbital
penyakit
penyakit sinus
paranasal
dengan sinus
yang terlibat

C. Hipotesis penelitian
1. H0 : Kelompok umur, jenis kelamin, diganosa penyakit penyakit sinus paranasal dengan
keterlibatan orbital, tipe histopatologi, diganosa penyakit penyakit sinus paranasal
dengan sinus yang terlibat, dan diganosa penyakit penyakit sinus paranasal dengan
gejala ocular yang terdapat merupakan faktor yang termasuk dalam manifestasi klinis
okular dan orbital.
2. H1 : Kelompok umur, jenis kelamin, diganosa penyakit penyakit sinus paranasal dengan
keterlibatan orbital, tipe histopatologi, diganosa penyakit penyakit sinus paranasal
dengan sinus yang terlibat, dan diganosa penyakit penyakit sinus paranasal dengan
gejala ocular yang terdapat bukan merupakan faktor yang termasuk dalam manifestasi
klinis okular dan orbital.

D. Definisi operasional
Definisi operasional dimaksudkan untuk menjabarkan variabel-variabel yang timbul dalam
suatu penelitian ke dalam indikator-indikator yang lebih terperinci. Berikut definisi
operasional dalam penelitian ini :
1. Variabel Bebas (Independent Variable)
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi, yang menyebabkan timbulnya atau
berubahnya variabel terikat. Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah
distribusi menurut kelompok umur, jenis kelamin, diganosa penyakit penyakit sinus
paranasal dengan keterlibatan orbital, tipe histopatologi, diganosa penyakit penyakit sinus
paranasal dengan sinus yang terlibat, dan diganosa penyakit penyakit sinus paranasal
dengan gejala ocular yang terdapat.
2. Variabel Terikat (Dependent Variable)
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi karena adanya variabel bebas. Variabel
terikat yang digunakan dalam penelitian ini mendiagnosa penyakit sinus paranasal secara
cepat dan tepat sehingga dapat menentukan manajemen dan tindakan yang tepat bagi
pasien.

E. Populasi dan Sampel


1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan dari semua variabel yang menyangkut masalah yang diteliti.
Populasi diambil dari rekam medis pasien di RS Dr. M. Djamil Padang selama periode
Januari 2008 – Desember 2017 dan dikelompokkan menurut umur, jenis kelamin,
penyakit sinus paranasal, sinus yang terlibat, keterlibatan orbita dan gejala klinis yang
terdapat.
2. Sampel
Selama periode Januari 2008 - Desember 2017 terdapat 55 pasien dengan penyakit
primer pada sinus paranasal dengan kecurigaan terdapat keterlibatan sekunder pada
orbita yang berobat ke bagian Mata RS Dr. M. Djamil Padang baik langsung datang ke
bagian Mata maupun merupakan konsul dari bagian THT-KL RS Dr. M. Djamil Padang

F. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian dilakukan di RS Dr. M. Djamil Padang. Penelitian ini dilaksanakan di bulan
Maret 2018 – Agustus 2018.

G. Metode pengolahan data/ analisa data


1. Metode pengolahan data
Pengolahan data adalah suatu proses dalam memperoleh data ringkasan atau angka
ringkasan dengan menggunakan caracara atau rumus-rumus tertentu. Pengolahan data
bertujuan mengubah data mentah dari hasil pengukuran menjadi data yang lebih halus
sehingga memberikan arah untuk pengkajian lebih lanjut.
Berikut kegiatan pengolahan data :
a. Editing
Editing adalah pengecekan atau pengoreksian data yang telah terkumpul, tujuannya
untuk menghilangkan kesalahan-kesalahan yang terdapat pada pencatatan dilapangan
dan bersifat koreksi.
b. Coding (Pengkodean)
Coding adalah pemberian kode-kode pada tiap-tiap data yang termasuk dalam katagori
yang sama. Kode adalah isyarat yang dibuat dalam bentuk angka atau huruf yang
memberikan petunjuk atau identitas pada suatu informasi atau data yang akan
dianalisis.
c. Tabulasi
Tabulasi adalah pembuatan tabel-tabel yang berisi data yang telah diberi kode sesuai
dengan analisis yang dibutuhkan. Dalam melakukan tabulasi diperlukan ketelitian agar
tidak terjadi kesalahan.
2. Analisa data
Seteleh peneliti mengumpulkan data, selanjut nya peneliti menganalisa data. Dalam
penelitian ini peneliti menggunakan dua jenis analisa yaitu analisa univaritat dan analisa
bivariat.
a. Analisa univaritat
Analisa univaritat adalah suatu teknik analisa data terhadap satu variabel secara
mandiri, tiap variabel dianalisis tanpa dikaitkan dengan variabel lainnya. Model
analisa univariat dapat berupa menampilkan angka hasil pengukuran, penyajian data,
ataupun kemiringan data.
b. Analisa bivariat
Analisa bivariat adalah untuk menguji ada atau tidaknya pengaruh antara variabel
dependen dan independen, peneliti menggunakan uji perbedaan yaitu uji chi- squeare
dan uji alternatifnya adalah uji fisher. Uji chi-squeare adalah salah satu uji statistic no-
parametik (distibusi dimana besaran – besaran populasi tidak diketahui) yang cukup
sering digunakan dalam penelitian yang menggunaka dua variable, dimana skala data
kedua variable adalah nominal atau untuk menguji perbedaan dua atau lebih proporsi
sampel.

H. Prosedur Penelitian
Jalannya penelitian yang telah dilakukan dibagi dalam beberapa tahap yaitu:
1. Tahap awal
Tahap awal pada penelitian ini adalah observasi masalah, membuat rumusan masalah,
menentukan judul penelitian, menentukan tempat penelitian, membuat izin untuk
meneliti, dan meminta izin kepada rumah sakit untuk mengambil data penelitian,
2. Tahap pelaksanaan
Melakukan pengambilan data dari rekam medis pasien selama periode Januari 2008 –
Desember 2017 dan dikelompokkan menurut umur, jenis kelamin, penyakit sinus
paranasal, sinus yang terlibat, keterlibatan orbita dan gejala klinis yang terdapat.
3. Tahap akhir
Menganalisa data yang telah dikumpulkan untuk mendapatkan hasil yang sesuai degan
penelitian yang dilakukan. Menyusun laporan hasil penelitian yang meliputi interpretasi
data dan pembahasan hasil penelitian berdasarkan data yang ada dihubungkan dengan
teori-teori terkait.

I. Instrumen Penelitian
Dokumentasi
Cara lain untuk dapat memperoleh data dan responden dan informan adalah menggunakan
dokumentasi. Dengan dokumentasi, peneliti memperoleh infonmasi dan berbagai macam
sumber. Informasi tersebut antara lain tempat tinggal, alamat, dan latar belakang pendidikan.
Kelebihan dan Kekurangan Dokumentasi
Kelebihan yang terdapat dalam instrument penelitian menggunakan metode dokumentasi,
antara lain adalah sebagai benikut;
a. Memberikan gambaran benbagai informasi tentang informan pada waktu lampau (yang
direkam atau di dokumentasikan).
b. Menyajikan informasi mengenai hubungan informasi pada masa lampau dengan kondisi
sekarang.
c. Merekam berbagai jenis data tentang informan atau responden seperti identitas
responden, identitas orang tua responden, keadaan dan latar belakang keluarga
responden, Iingkungan sosial, data psikis, prestasi belajar, data pendidikan dan data
kesehatan jasmani.
Adapun kekurangan yang terdapat dalam instrument penelitian dengan metode dokumentasi
ini, antara lain adalah sebagai berikut;
a. Memerlukan validitas dokumentasi untuk mengetahui keabsahan dokumentas.
b. Dokumentasi terkadang tidak lengkap sehingga dapat menyesatkan peneliti.
Sumber Dokumen
Sumber dokumen yang ada di dalam pengembilan dalam instrument penelitian, pada
umumnya dibedakan menjadi empat sebagai berikut.
a. Dokumen resmi, berupa dokumen atau berkas yang dikeluarkan oleh suatu lembaga
secara resmi, misalnya rapor, nilai akhir semester, dan arsip sejarah.
b. Dokumen tidak resmi, berupa dokumen yang diperoleh dan sumber tidak resmi tetapi
memberikan informasi penting terkait suatu kejadian.
c. Dokumen primer, berupa dokumen yang diperoleh dan sumber ash atau orang yang
menjadi informan dan penehitan. Dokumen mi mempunyai nilai keaslian dan bobot
lebih valid daripada dokumen lain.
d. Dokumen sekunder, berupa dokumen yang diperoleh selain dan sumber ash, bisa orang
lain atau berbagai media seperti surat kabar, laporan penehitian, makalah, dan publikasi
lainnya. Dokumen mi tidak memihiki nilai dan bobot keaslian sevahid dokumen primer.

J. Etika Penelitian
1. Informed consent (informasi untuk responden)
Informed consent merupakan cara persetujuan antara peneliti dengan informan dengan
memberikan persetujuan melalui imform consent, dengan memberikan lembar
persetujuan kepada responden sebelum penelitian dilaksanakan. Setelah calon responden
memahami atas penjelasan peneliti terkait penelitian ini, selanjutnya peneliti memberikan
lembar informed consent untuk ditandatangani oleh sampel penelitian.
2. Anonimity (tanpa nama)
Merupakan usaha menjaga kerahasian tentang hal-hal yang berkaitan dengan data
responden. Pada aspek ini peneliti tidak mencantumkan nama responden pada kuesioner
dan hanya diberikan kode atau nomor responden.
3. Confidentiality (kerahasiaan informasi)
Semua informasi yang telah dikumpulkan dari responden dijamin kerahasiannya oleh
peneliti. Pada aspek ini, data yang sudah terkumpul dari responden benar-benar bersifat
rahasia dan penyimpanan dilakukan di file khusus yang benar-benar milik pribadi
sehingga hanya peneliti dan responden yang mengatahuinya.

K. Jadwal Penelitian

No Aktivitas Tanggal
1 Mempersiapkan segala sesuatu untuk penelitian 4 Maret 2018 Sampai 29 Maret
seperti observasi masalah, membuat rumusan 2018
masalah, menentukan judul penelitian,
menentukan tempat penelitian, membuat izin
untuk meneliti, dan meminta izin kepada rumah
sakit untuk mengambil data penelitian
2 Pengambilan data dengan mengambil data 2 April 2018 Sampai 4 Juni
rekam medis pasien di RS Dr. M. Djamil 2018
Padang selama periode Januari 2008 –
Desember 2017 dan dikelompokkan menurut
umur, jenis kelamin, penyakit sinus paranasal,
sinus yang terlibat, keterlibatan orbita dan
gejala klinis yang terdapat.
3 Membuat analisa dari data yang telah di 11 Juni 2018 sampai 1
kumpulkan untuk mendapatkan hasil penelitian Agustus 2018
dan mengaitkan hasil dengan teori yang terkait
4 Membuat izin agar mendapat izin untuk 3 Agustus 2018 sampai 29
mempubliskasikan hasil penelitian Agustus 2018

Anda mungkin juga menyukai