Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH MENGENAI KONSEP PROSES KEPERAWATAN

MATA KULIAH METODOLOGI KEPERAWATAN

Dosen Pengampu : Ns. Lydia Moji Lautan, M.Kep


Disusun Oleh :
1. Bernadetta Sunia Cindy Natasia : 20181940
2. Boy Chandra : 20181941
3. Gustiara Imam Bukhori : 201819
4. Meliana Hirtana Luize Thagansy : 201819
5. Monsius Melianus Yopaniko : 201819
6. Novi Trisa Ardita : 201819
7. Patrisia Resa : 201819

AKADEMI KEPERAWATAN DHARMA INSAN PONTIANAK


TAHUN AKADEMIK 2019/2020
Konsep Proses Keperawatan

A. Pengertian Proses Keperawatan


Proses keperawatan adalah serangkaian tindakan sistematis berkesinambungan, yang
meliputi tindakan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan individu atau kelompok, baik yang
actual maupun potensial kemudian merencanakan tindakan untuk menyelesaikan, mengurangi, atau
mencegah terjadinya masalah baru dan melaksanakan tindakan atau menugaskan orang lain untuk
melaksanakan tindakan keperawatan serta mengevaluasi keberhasilan dari tindakan yang
dikerjakan.

B. Later Belakang Proses Keperawatan


Awalnya, perawat melaksanakan tugas-tugas keperawatan hanya sebagai rutinitas kerja
harian tanpa berpedoman pada dasar-dasar ilmiah tindakan keperawatan. Selain dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, berkembang pula ilmu keperawatan.
Perkembangan ini juga sejalan dengan pengakuan keperawatan sebagai suatu profesi. Dari
pengakuan sebagai profesi yang mandiri ini, perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan
selalu menggunakan pendekatan proses keperawatan.
Proses keperawatan merupakan pendekatan ilmiah dalam menyelesaikan suatu masalah.
Dengan pendeatan ini, perawat harus mampu melakukan identifikasi data dari klien, kemudian
memilah dan memilih mana data yang senjang/focus. Setelah itu, perawat harus mampu
menegakkan diagnosis keperawatan dari data focus yang ada. Kemudian, membuat perencanaan
penyelesaian masalah dan melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana, serta mengevaluasi
keberhasilan dari rencana yang sudah dikerjakan.
Uraian di atas memberikan gambaran bahwa dalam memberikan asuhan keperawatan
harus betul-betul memahami bagaimana proses-proses perubahan tubuh terjadi setelah adanya suatu
penyebab dari penyakit masuk ke dalam tubuh. Selain itu, perawat juga harus mampu mengaitkan
satu perubahan dengan perubahan yang lain yang relevan dengan kebutuhan dasar manusia.
Identifikasi masalah keperawatan adalah masalah yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan
dasar manusia karena satu perubahan fungsi tubuh dapat menyebabkan terganggunya beberapa
kebutuhan dasar.
Rencana keperawatan disusun berdasarkan masalah yang terjadi, kemudian dilaksanakan
dengan mempertimbangkan keunikan dari klien sebagai manusia yang holistrik. Selain itu, harus
diperhatikan juga situasi dan kondisi tempat pelayanan kesehatan yang ada. Evaluasi dilakukan
dengan maksud untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan dari tindakan yang sudah
dikerjakan.
Dengan demikian, melihat begitu pentingnya pendekatan penyelesaian masalh ini, proses
keperawatan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari asuhan keperawatan yang professional.

C. Tujuan Proses Keperawatan

1. Menggunakan Metode Pemecahan Masalah


Pendekatan proses keperawatan memungkinkan perawat untuk mengidentifikasi seluruh
kebutuhan yang diperlukan klien. Kebutuhan ini menggambarkan masalah yang terjadi pada
klien, baik actual maupun resiko. Identifikasi masalah keperawatan yang ada merupakan dasar
bagi perawat untuk menetapkan desain pemecahan masalahnya. Dengan demikian, tindakan
yang dilakukan terhadap klien merupakan tindakan yang bertujuan untuk memecahkan masalah
yang terjadi pada klien.

2. Menggunakan Standar untuk Praktik Keperawatan


Standar praktik diperlukan untuk menjaga mutu asuhan yang diberikan kepada klien. Perawat
yang bertugas di tempat pelayanan dengan berbagai macam kasus, selalu menggunakan standar
yang sama, yaitu proses keperawatan. Standar ini sangat penting untuk menjamin bahwa klien
telah mendapatkan pelayanan yang memadai.

3. Memperoleh Metode yang Baku dan Sesuai, Rasional (Logis), dan Sistematis (Urut, Rapi)
Desain rencana tindakan keperawatan dalam pendekatan proses keperawatan selalu ditetapkan
berdasarkan prinsip-prinsip yang ilmiah/rasional. Efek dan efek samping setiap tindakan yang
dilakukan juga dipertimbangkan dan dikomunikasikan pada klien dan keluarga. Kerja yang urut
(sistematis) juga dapat dilihat pada setiap langkah dari proses keperawatan. Karena sifatnya
yang interdependen (saling ketergantungan) menjadikan kinerja perawat yang menggunakan
pendekatan proses keperawatan menjadi rapi, terstruktur, setiap langkah saling berurutan, dan
tidak dapat ditinggalkan atau diloncati satu sama lain.

4. Memperoleh Metode yang Dapat Dipakai dalam Segala Situasi


Sifat proses keperawatan yang fleksibel memungkinkan dipakainya pendekatan ini dalam
segala situasi. Klien dalam kondisi gawat, darurat, gawat darurat, akut, kronis, cito, maupun
elektif dapat melakukan pendekatan ini. Proses keperawatan dalam keadaan tertentu (gawat
darurat, cito) dapat berlansung secara imajiner kemudian pencatatan/dokumentasinya dilakukan
setelah tindakan selesai dilakukan. Akan tetapi, untuk kasus biasa, proses harus mengikuti alur
pendokumentasian yang lazim.

5. Mempunyai Hasil Asuhan Keperawatan yang Berkualitas Tinggi


Hasil asuhan bergantung pada sejauh mana masalah yang terjadi pada klien dapat diidentifikasi,
kemudian dari masalah yang timbul bagaimana desain perencanaan yang ditetapkan dapat
membantu menncegah/mengurangi/mengatasinya. Pendekatan proses keperawatan membantu
perawat secara lebih teliti melaksanakan tugas identifikasi masalah dan penetapan desain
perencanaan yang ilmiah sehingga hasil asuhan yang dilaksanakan dapat berkualitas.

D. Manfaat Proses Keperawatan

1. Aspek administrasi dibagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut :


a) Aspek Langsung
Secara langsung, administrasi keperawatan dapat meningkatkan kualitas asuhan
keperawatan. Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam tujuan dari proses keperawatan, bila
asuhan dilaksanakan secara sungguh-sungguh dengan pendekatan ini, secara langsung mutu
asuhan dapat ditingkatkan.
b) Aspek Tak Langsung
Perawat akan mendapat nilai satuan kredit poin dari asuhannya. Nilai ini berkaitan dengan
dokumentasi asuhan keperawatan. Secara tidak langsung, dengan asuhan yang dikerjakan,
perawat dapat mengajukan kenaikan kepangkatan dengan perhitungan tertentu.
2. Aspek Hukum
Tindakan yang dikerjakan merupakan tindakan yang rasional. Dalam melaksanakan asuhan,
perawat juga mematuhi standar asuhan yang berlaku (standar asuahn keperawatan, etika
keperawatan, dan lafal sumpah) serta menghormati hak pasien. Jika ada keluhan dari klien,
perawat akan mendapat perlindungan hukum apabila ia sudah bekerja sesuai standard an
menghormati hak klien. Aktivitas perawat dan respons klien dapat dilihat dalam dokumentasi
asuhan keperawatan yang dibuat oleh perawat.

3. Aspek Ekonomi
Pelayanan keperawatan yang diberikan merupakan pelayanan yang efektif dan efisien. Setiap
tindakan merupakan tindakan yang direncanakan dan dilakukan sesuai dengan prosedur yang
ditetapkan. Dengan demikian, dampak terhadap biaya memang benar-benar diperlukan untuk
penyembuhan pasien. Tidak seorang perawat pun yang diperkenankan melakukan tindakan yang
tidak direncanakan. Apalagi saat ini sudah mulai dikembangkan system INA DRG (Indonesian
Diagnosis Related Group), yaitu suatu bentuk system pelayanan yang pembayarannya
berdasarkan pada kelompok penyakit yang diderita. Dengan proses keperawatan, perawat
melakukan tindakan secara efektif dan efisien.

4. Aspek Pendidikan dan Penelitian


Proses keperawatan dipelajari dalam masa pendidikan selama mahasiswa mengikuti program
pendidikan keperawatan. Kemudian, pendidikan keperawatan akan diaplikasikan pada saat
memberikan asuhan keperawatan pada pasien secara langsung. Dokumentasi keperawatan juga
memungkinkan perawat melakukan penelitian dari data-data yang ada dalam status kesehatan
pasien. Data yang bersifat pribadi ini betul-betul harus dijamin kerahasiaannya dan hanya
dipakai untuk kepentingan penelitian dan pengembangan ilmu keperawatan.

E. Sifat-Sifat Proses Keperawatan

1. Dinamis
Proses keperawatan dapat berubah bila kondisi pasien berubah. Dalam satu rangkaian asuhan,
seorang klien sewaktu-waktu mengalami suatu perubahan, baik perubahan kea rah positif (lebih
baik) atau kea rah negative (lebih buruk). Perubahan-perubahan ini dapat divalidasi dengan
semakin berat/banyaknya gejala dan tanda yang terjadi atau juga sebaliknya. Dari perubahan ini,
masalah keperawatan, rencana, dan tindakan keperawatan juga akan mengalami perubahan.

2. Siklikal
Proses keperawatan berjalan secara siklus yang berurutan dimulai dari pengkajian, diagnosis
keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Siklus ini akan berjalan terus-menerus
sampai seluruh masalah klien dapat teratasi atau pasien meninggal dunia.

3. Interdependen
Tahap-tahap proses keperawatan merupakan suatu tahapan yang saling bergantungan. Diagnosis
keperawatan yang muncul tergantung dari data-data yang diperoleh saat pengkajian. Rencana
tindakan juga baru bisa disusun setelah diagnosis keperawatan ditegakkan. Pelaksanaan juga
harus berpedoman dari rencana yang sudah ditetapkan, demikian seterusnya.
Apabila dalam pengkajian perawat kurang mampu mendapatkan data yang akurat dan tepat
dalam menegakkan diagnosis, tahapan yang berikutnya jelas akan terpengaruh.

4. Luwes/Fleksibel/Tidak Kaku
Proses keperawatan dapat dipakai pada klien sebagai individu, kelompok, keluarga, maupun
cakupan yang lebih luas, yaitu komunitas. Selain itu juga dapat dipakai untuk memberikan
perawatan pada seluruh rentang kehidupan, yang dimulai sejak janin masih di dalam kandungan
ibu sampai usia lanjut.
Proses keperawatan juga dapat dipakai sebagai tata layanan kesehatan mulai dari Puskesmas
sampai dengan rumah sakit pusat. Semua kasus juga dapat dirawat dengan menggunakan
pendekatan ini, kasus gawat darurat, intensive care, penyakit dalam, bedah, jiwa, dan lain
sebagainya.

F. Tahap-Tahap Proses Keperawatan

1. Pengkajian
2. Diagnosis Keperawatan
3. Perencanaan
4. Pelaksanaan
5. Evaluasi

Anda mungkin juga menyukai