3. Memperoleh Metode yang Baku dan Sesuai, Rasional (Logis), dan Sistematis (Urut, Rapi)
Desain rencana tindakan keperawatan dalam pendekatan proses keperawatan selalu ditetapkan
berdasarkan prinsip-prinsip yang ilmiah/rasional. Efek dan efek samping setiap tindakan yang
dilakukan juga dipertimbangkan dan dikomunikasikan pada klien dan keluarga. Kerja yang urut
(sistematis) juga dapat dilihat pada setiap langkah dari proses keperawatan. Karena sifatnya
yang interdependen (saling ketergantungan) menjadikan kinerja perawat yang menggunakan
pendekatan proses keperawatan menjadi rapi, terstruktur, setiap langkah saling berurutan, dan
tidak dapat ditinggalkan atau diloncati satu sama lain.
3. Aspek Ekonomi
Pelayanan keperawatan yang diberikan merupakan pelayanan yang efektif dan efisien. Setiap
tindakan merupakan tindakan yang direncanakan dan dilakukan sesuai dengan prosedur yang
ditetapkan. Dengan demikian, dampak terhadap biaya memang benar-benar diperlukan untuk
penyembuhan pasien. Tidak seorang perawat pun yang diperkenankan melakukan tindakan yang
tidak direncanakan. Apalagi saat ini sudah mulai dikembangkan system INA DRG (Indonesian
Diagnosis Related Group), yaitu suatu bentuk system pelayanan yang pembayarannya
berdasarkan pada kelompok penyakit yang diderita. Dengan proses keperawatan, perawat
melakukan tindakan secara efektif dan efisien.
1. Dinamis
Proses keperawatan dapat berubah bila kondisi pasien berubah. Dalam satu rangkaian asuhan,
seorang klien sewaktu-waktu mengalami suatu perubahan, baik perubahan kea rah positif (lebih
baik) atau kea rah negative (lebih buruk). Perubahan-perubahan ini dapat divalidasi dengan
semakin berat/banyaknya gejala dan tanda yang terjadi atau juga sebaliknya. Dari perubahan ini,
masalah keperawatan, rencana, dan tindakan keperawatan juga akan mengalami perubahan.
2. Siklikal
Proses keperawatan berjalan secara siklus yang berurutan dimulai dari pengkajian, diagnosis
keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Siklus ini akan berjalan terus-menerus
sampai seluruh masalah klien dapat teratasi atau pasien meninggal dunia.
3. Interdependen
Tahap-tahap proses keperawatan merupakan suatu tahapan yang saling bergantungan. Diagnosis
keperawatan yang muncul tergantung dari data-data yang diperoleh saat pengkajian. Rencana
tindakan juga baru bisa disusun setelah diagnosis keperawatan ditegakkan. Pelaksanaan juga
harus berpedoman dari rencana yang sudah ditetapkan, demikian seterusnya.
Apabila dalam pengkajian perawat kurang mampu mendapatkan data yang akurat dan tepat
dalam menegakkan diagnosis, tahapan yang berikutnya jelas akan terpengaruh.
4. Luwes/Fleksibel/Tidak Kaku
Proses keperawatan dapat dipakai pada klien sebagai individu, kelompok, keluarga, maupun
cakupan yang lebih luas, yaitu komunitas. Selain itu juga dapat dipakai untuk memberikan
perawatan pada seluruh rentang kehidupan, yang dimulai sejak janin masih di dalam kandungan
ibu sampai usia lanjut.
Proses keperawatan juga dapat dipakai sebagai tata layanan kesehatan mulai dari Puskesmas
sampai dengan rumah sakit pusat. Semua kasus juga dapat dirawat dengan menggunakan
pendekatan ini, kasus gawat darurat, intensive care, penyakit dalam, bedah, jiwa, dan lain
sebagainya.
1. Pengkajian
2. Diagnosis Keperawatan
3. Perencanaan
4. Pelaksanaan
5. Evaluasi