Anda di halaman 1dari 14

MODUL HUKUM KESEHATAN

(KODE MATA KULIAH)

MODUL 2
ASPEK HUKUM PERUMAHSAKITAN
(HOSPITAL LAW)

DISUSUN OLEH
R FRESLEY HUTAPEA

UNIVERSITAS ESA UNGGUL


2020
ASPEK HUKUM PERUMAHSAKITAN
( HOSPITAL LAW )

SUB TOPIK 3. : KEBIJAKAN PERUMAHSAKITAN

A. Kemampuan Akhir Yang Diharapkan


Setelah mempelajari modul ini, diharapkan mahasiswa mampu :
1. Mampu memahami dan menjelaskan pengertian , azas dan tujuan, tugas dan fungsi
jenis dan bentuk pelayanan , Organisasi dan pendirian Rumah sakit
2. Mampu memahami dan menjelaskan tentang persyaratan -persyaratan pendirian
Rumah sakit ,
3. Mampu menjelaskan persiapan pendirian Rumah sakit

B. Uraian dan Contoh


I. Pengertian Rumah Sakit
1. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan Kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan
rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
2. Rumah Sakit Bergerak adalah Rumah sakit siap guna dan bersifat sementara
dalam jangka waktu tertentu dan dapat dipindahkan dari satu lokasi ke lokasi
lain
3. Rumah sakit lapangan adalah rumah sakit yang didirikan di lokasi tertentu dan
bersifat sementara selama kondisi darurat dan masa tanggap darurat bencana
atau selama pelaksanaan kegitan tertentu.
4. Gawat Darurat adalah keadaan klinis pasien yang membutuhkan tindakan medis
segera guna penyelamatan nyawa dan pencegahan kecacatan lebih lanjut.
5. Pelayanan Kesehatan Paripurna adalah pelayanan kesehatan yang meliputi
promotif, preventif, kuratif,dan.rehabilitatif.
6. Pasien adalah setiap orang yang melakukan konsultasi masalah kesehatannya
untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang diperlukan, baik secara langsung
maupun tidak langsung di Rumah Sakit.

II. Azas dan Tujuan


1. Rumah Sakit diselenggarakan berasaskan Pancasila dan didasarkan kepada
nilai kemanusiaan, etika dan profesionalitas, manfaat, keadilan, persamaan
hak dan anti diskriminasi, pemerataan, perlindungan dan keselamatan pasien,
serta mempunyai fungsi sosial.
2. Tujuan pengaturan penyelenggaraan Rumah
a. mempermudah akses masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan;
b. memberikan perlindungan terhadap keselamatan pasien,
masyarakat,lingkungan rumah sakit dan sumber daya manusia di rumah
sakit;
c. meningkatkan mutu dan mempertahankan standar pelayanan rumah sakit;
dan
d. memberikan kepastian hukum kepada pasien, masyarakat, sumber
dayamanusia rumah sakit dan Rumah Sakit.

III. Tugas dan Fungsi Rumah sakit


1. Rumah Sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna
2. Rumah Sakit mempunyai fungsi :
a. penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai
dengan standar pelayanan rumah sakit;
b. pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan
kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan
medis;
c. penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam
rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan;
dan
d. penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan
teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan
kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang
kesehatan.

IV. Tanggung Jawab Pemerintah terhadap Rumah Sakit


1. Menyediakan Rumah Sakit berdasarkan kebutuhan masyarakat;
2. Menjamin pembiayaan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit bagi fakir miskin,
atau orang tidak mampu sesuai ketentuan peraturan perundangundangan;
3. Membina dan mengawasi penyelenggaraan Rumah Sakit memberikan
perlindungan kepada Rumah Sakit agar dapat memberikan pelayanan
kesehatan secara profesional dan bertanggung jawab;
4. Memberikan perlindungan kepada masyarakat pengguna jasa pelayanan
Rumah Sakit sesuai ndengan ketentuan peraturan perundangundangan;
5. Menggerakkan peran serta masyarakat dalam pendirian Rumah Sakit sesuai
dengan jenis pelayanan yang dibutuhkan masyarakat;
6. Menyediakan informasi kesehatan yang dibutuhkan oleh masyarakat;
7. Menjamin pembiayaan pelayanan kegawatdaruratan di Rumah Sakit akibat
bencana dan kejadian luar biasa;
8. Menyediakan sumber daya manusia yang dibutuhkan; dan
9. Mengatur pendistribusian dan penyebaran alat kesehatan berteknologi tinggi
dan bernilai tinggi

V. Pendirian dan Badan Hukum Rumah Sakit


1. Rumah Sakit dapat didirikan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah aerah, atau
swasta.
2. Rumah Sakit yang didirikan oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
harus berbentuk Unit Pelaksana Teknis dari Instansi yang bertugas di bidang
kesehatan, atau Instansi tertentu dengan pengelolaan Badan Layanan Umum
atau Badan Layanan Umum Daerah
3. Rumah Sakit yang didirikan oleh swasta harus berbentuk badan hukum yang
kegiatan usahanya hanya bergerak di bidang perumah sakitan
4. Badan hukum Rumah sakit berupa badan hukum yang bersifat nirlaba; dan
badan hukum dengan tujuan profit yang berbentuk perseroan terbatas atau
persero

VI. Bentuk dan Jenis Pelayanan


1. Rumah Sakit dapat berbentuk Rumah Sakit statis, Rumah Sakit bergerak, atau
Rumah Sakit lapangan.
2. Rumah Sakit statis adalah Rumah Sakit yang didirikan di suatu lokasi dan
bersifat permanen untuk jangka waktu lama dalam menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap,
rawat jalan, dan kegawatdaruratan.
3. Rumah Sakit bergerak merupakan Rumah Sakit yang siap guna dan bersifat
sementara dalam jangka waktu tertentu dan dapat dipindahkan dari satu lokasi
ke lokasi lain Rumah Sakit bergerak dapat berbentuk bus, pesawat, kapal laut,
karavan, gerbong kereta api, atau kontainer.yang difungsikan pada daerah
tertinggal, perbatasan, kepulauan, daerah yang tidak mempunyai Rumah Sakit,
dan/atau kondisi bencana dan situasi darurat lainnya.Rumah sakit bergerak
dalam memberikan pelayanan kesehatan harus melapor kepada kepala dinas
kesehatan daerah kabupaten/kota tempat pelayanan kesehatan diberikan.

4. Rumah Sakit lapangan merupakan Rumah Sakit yang didirikan di lokasi tertentu
dan bersifat sementara selama kondisi darurat dan masa tanggap darurat
bencana, atau selama pelaksanaan kegiatan tertentu.Rumah Sakit lapangan
dapat berbentuk tenda, kontainer, atau bangunan permanen yang difungsikan
sementara sebagai Rumah Sakit.

VII. Persyaratan Rumah Sakit

1. Rumah Sakit harus memenuhi persyaratan lokasi, bangunan, prasarana, sumber


daya manusia, kefarmasian, dan peralatan.
2. Rumah Sakit dapat didirikan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, atau swasta.
3. Rumah Sakit yang didirikan oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah harus
berbentuk Unit Pelaksana Teknis dari Instansi yang bertugas di bidang
kesehatan, Instansi tertentu, atau Lembaga Teknis Daerah dengan pengelolaan
Badan Layanan Umum atau Badan Layanan Umum Daerah
4. Rumah Sakit yang didirikan oleh swasta harus berbentuk badan hukum yang
kegiatan usahanya hanya bergerak di bidang perumahsakitan.

A. Persyaratan Lokasi Rumah sakit


1. Persyaratan lokasi sebagaimana harus memenuhi ketentuan mengenai kesehatan,
keselamatan lingkungan, dan tata ruang, serta sesuai dengan hasil kajian kebutuhan
dan kelayakan penyelenggaraan Rumah Sakit.
2. Ketentuan mengenai kesehatan dan keselamatan lingkungan menyangkut Upaya
Pemantauan Lingkungan, (UPL) Upaya Pengelolaan Lingkungan dan/atau dengan
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL ).
3. Ketentuan mengenai tata ruang dilaksanakan sesuai dengan peruntukan lokasi yang
diatur dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota, Rencana Tata Ruang
Kawasan Perkotaan dan/atau Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan.
4. Hasil kajian kebutuhan penyelenggaraan Rumah Sakit harus didasarkan pada studi
kelayakan dengan menggunakan prinsip pemerataan pelayanan, efisiensi dan
efektivitas, serta demografi.

B. Persyaratan Bangunan Rumah Sakit


1. Persyaratan administratif dan persyaratan teknis bangunan gedung pada umumnya,
dan persyaratan teknis bangunan Rumah Sakit, sesuai dengan fungsi, kenyamanan
dan kemudahan dalam pemberian pelayanan serta perlindungan dan keselamatan
bagi semua orang termasuk penyandang cacat, anak-anak, dan orang usia lanjut.
2. Bangunan Rumah Sakit harus dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan
pelayanan kesehatan yang paripurna, pendidikan dan pelatihan, serta penelitian dan
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan yang terdiri dari :.
a. rawat jalan
b. ruang rawat inap
c. ruang gawat darurat
d. ruang operasi
e. ruang tenaga kesehatan
f. ruang radiologi
g. ruang laboratorium
h. ruang sterilisasi
i. ruang farmasi
j. ruang pendidikan dan latihan
k. ruang kantor dan administrasi
l. ruang ibadah, ruang tunggu
m. ruang penyuluhan kesehatan masyarakat rumah sakit
n. ruang menyusui
o. ruang mekanik
p. ruang dapur
q. laundry;
r. kamar jenazah;
s. taman;
t. pengolahan sampah; dan
u. pelataran parkir yang mencukupi.

C. Persyaratan Prasarana

1. Prasarana Rumah Sakit dapat meliputi: instalasi air;instalasi mekanikal dan


elektrikal;instalasi gas medik;instalasi uap;instalasi pengelolaan limbah;pencegahan
dan penanggulangan kebakaran;petunjuk, standar dan sarana evakuasi saat terjadi
keadaan darurat; instalasi tata udara; sistem informasi dan komunikasi; dan
ambulan.
2. Prasarana harus memenuhi standar pelayanan, keamanan, serta keselamatan dan
kesehatan kerja penyelenggaraan Rumah Saki dan prasaranaharus dalam keadaan
terpelihara dan berfungsi dengan baik
3. Pengoperasian dan pemeliharaan prasarana Rumah Sakit |harus dilakukan oleh
petugas yang mempunyai kompetensi di bidangnya harus didokumentasi dan
dievaluasi secara berkala dan berkesinambungan.

D. Persyaratan Sumberdaya Manusia

1. Persyaratan sumber daya manusia Rumah Sakit harus memiliki tenaga tetap yang
meliputi tenaga medis dan penunjang medis, tenaga keperawatan, tenaga
kefarmasian, tenaga manajemen Rumah Sakit, dan tenaga nonkesehatan.
2. Jumlah dan jenis sumber daya manusia harus sesuai dengan jenis dan klasifikasi
Rumah Sakit.
3. Rumah Sakit harus memiliki data ketenagaan yang melakukan praktik atau pekerjaan
dalam penyelenggaraan Rumah Sakit.
4. Rumah Sakit dapat mempekerjakan tenaga tidak tetap dan konsultan sesuai dengan
kebutuhan dan kemampuan sesuai dengan ketentuan yang berlaku
5. Tenaga medis yang melakukan praktik kedokteran di Rumah Sakit wajib memiliki
Surat Izin Praktik sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.
6. Tenaga kesehatan tertentu yang bekerja di Rumah Sakit wajib memiliki izin sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
7. Setiap tenaga kesehatan yang bekerja di Rumah Sakit harus bekerja sesuai dengan
standar profesi, standar pelayanan Rumah Sakit, standar prosedur operasional yang
berlaku, etika profesi, menghormati hak pasien dan mengutamakan keselamatan
pasien.
8. Rumah Sakit dapat mempekerjakan tenaga kesehatan asing sesuai dengan kebutuhan
pelayanan.
9. Pendayagunaan tenaga kesehatan asing hanya dilakukan dengan mempertimbangkan
kepentingan alih teknologi dan ilmu pengetahuan serta ketersediaan tenaga
kesehatan setempat.
10. Pendayagunaan tenaga kesehatan asing hanya dilakukan bagi tenaga kesehatan asing
yang telah memiliki Surat Tanda Registrasi dan Surat Ijin Praktik

E. Persyaratan Kefarmasian
1. Persyaratan kefarmasian harus menjamin ketersediaan sediaan farmasi dan alat
kesehatan yang bermutu, bermanfaat, aman dan terjangkau.
2. Pelayanan sediaan farmasi di Rumah Sakit harus mengikuti standar pelayanan
kefarmasian.
3. Pengelolaan alat kesehatan, sediaan farmasi, dan bahan habis pakai di Rumah Sakit
harus dilakukan oleh Instalasi farmasi sistem satu pintu.
4. Besaran harga perbekalan farmasi pada instalasi farmasi Rumah Sakit harus wajar
dan berpatokan kepada harga patokan yang ditetapkan Pemerintah.

F. Persyaratan Peralatan

1. Persyaratan peralatan meliputi peralatan medis dan nonmedis harus memenuhi


standar pelayanan, persyaratan mutu, keamanan, keselamatan dan laik pakai.
2. Peralatan medis harus diuji dan dikalibrasi secara berkala oleh Balai Pengujian
Fasilitas Kesehatan dan/atau institusi pengujian fasilitas kesehatan yang berwenang.
3. Peralatan yang menggunakan sinar pengion harus memenuhi ketentuan dan harus
diawasi oleh lembaga yang berwenang.
4. Penggunaan peralatan medis dan nonmedis di Rumah Sakit harus dilakukan sesuai
dengan indikasi medis pasien.
5. Pengoperasian dan pemeliharaan peralatan Rumah Sakit harus dilakukan oleh
petugas yang mempunyai kompetensi di bidangnya.
6. Pemeliharaan peralatan harus didokumentasi dan dievaluasi secara berkala dan
berkesinambungan
Ketentuan mengenai pengujian dan/atau kalibrasi peralatan medis, standar yang
berkaitan dengan keamanan, mutu, dan manfaat dilaksanakan sesuai dengan aturan
yang berlaku.

VIII. Pengorganisasian Rumah sakit


1. Setiap Rumah Sakit harus memiliki organisasi yang efektif, efisien, dan
akuntabel
2. Organisasi Rumah Sakit paling sedikit terdiri atas Kepala Rumah Sakit atau
Direktur Rumah Sakit, unsur pelayanan medis, unsur keperawatan, unsur
penunjang medis,komite medis, satuan pemeriksaan internal, serta administrasi
umum dan keuanga
3. Kepala Rumah Sakit harus seorang tenaga medis yang mempunya kemampuan
dan keahlian di bidang perumahsakitan
4. Tenaga struktural yang menduduki jabatan sebagai pimpinan harus
berkewarganegaraan Indonesia
5 Pemilik Rumah Sakit tidak boleh merangkap menjadi kepala Rumah Sakit.

IX. Perizinan Rumah Sakit


1. Setiap penyelenggara Rumah Sakit wajib memiliki izin.
2. Izin terdiri dari izin mendirikan dan izin operasional.
3. Izin mendirikan diberikan untuk jangkawaktu 2 (dua) tahun dan dapat
diperpanjang untuk 1 (satu) tahun.
4. Izin operasional sebagaidiberikan untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dan dapat
diperpanjang kembali selama memenuhi persyaratan yang berlaku.
5. Izin diberikan setelah memenuhi persyaratan yang berlaku.
6. Izin Rumah Sakit kelas A dan Rumah Sakit penanaman modal asing atau
penanaman modal dalam negeri diberikan oleh Menteri setelah mendapatkan
rekomendasi dari pejabat yang berwenang di bidang kesehatan pada Pemda
Provins.
7. Izin Rumah Sakit penanaman modal asing atau penanaman
modal dalam negeri diberikan setelah mendapat rekomendasi dari instansi
yang melaksanakan urusan PMA atau PMDN.
8. Izin Rumah Sakit kelas B diberikan oleh Pemerintah Daerah Provinsi setelah
mendapatkan rekomendasi dari pejabat yang berwenang di bidang kesehatan
pada Pemda Kab/Kota.
9. Izin Rumah Sakit kelas C dan kelas diberikan oleh Pemda Kab/Kota setelah
mendapat rekomendasi dari pejabat yang berwenang di bidang kesehatan pada
Pemda Kab/kota.
10. Izin Rumah Sakit dapat dicabut jika:
a. habis masa berlakunya;
b. tidak lagi memenuhi persyaratan dan standar;
c. terbukti melakukan pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan;
dan/atau
d. atas perintah pengadilan dalam rangka penegakan hukum.
b. Latihan

1. Institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan Kesehatan


perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan
gawat darurat. adalah pengertian
a. Rumah Sakit
b. Rumah Sakit Bergerak
c. Rumah sakit Lapangan
d. Sarana pelayanan Kesehatan
e. Sarana Kesehatan

2. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai dengan


standar pelayanan rumah sakit; dan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan
perorangan melalui pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga
sesuai kebutuhan medis; merupakan :
a. Tujuan Rumah Sakit
b. Tugas dan Fungsi Rumah sakit
c. Tanggungjawab Rumah sakit.
d. Wewanang Rumah sakit
e. Manfaat Rumah sakit
3. Menjamin pembiayaan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit bagi fakir miskin, atau
orang tidak mampu sesuai ketentuan peraturan perundangundangan;
a. Tanggung jawab Rumag sakit.
b. Tanggung jawab Pemilik
c. Tanggung jawab Pemerintah.
d. Tanggung jawab Direktur
e. Tanggung jawab Negara
4. Persyaratan yang harus memenuhi ketentuan mengenai kesehatan, keselamatan
lingkungan, dan tata ruang, serta sesuai dengan hasil kajian kebutuhan dan kelayakan
penyelenggaraan Rumah Sakit. merupakan:
a. Persyaratan Peralatan
b. Persyaratan Bangunan
c. Persyaratan Sarana
d. Persyaratan Lokasi
e. Persyaratan Umum

5. Rumah Sakit yang didirikan di lokasi tertentu dan bersifat sementara selama kondisi
darurat dan masa tanggap darurat bencana, atau selama pelaksanaan kegiatan tertentu
adalah :
a. Rumah Sakit Umum
b. Rumah Sakit Bergerak
c. Rumah sakit Lapangan
d. Rumah sakit Khusus
Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id 0/
14
e. Rumah sakit Emergensi

b. Kunci Jawaban
1. A
2. B.
3. C.
4 .D.
5 .C

Sub Topik 4.
PERMASALAHAN HUKUM DI RUMAH SAKIT

A. Kemampuan Akhir Yang Diharapkan


Setelah mempelajari modul ini, diharapkan mahasiswa mampu
1. Mampu menginventarisir masalah masalah dalam penyelengaraan rumah sakit
2. Mampu menjelaskan masalah masalah manajerial yang berkaitan dengan hokum
kesehatan.
3. Mampu menjelaskan dan menganalisis permasalahan hukum di Rumah sakit

B. Uraian dan Contoh


Permasalahan Hukum di Rumah sakit
Dalam peneyelengaraan Rumah sakit sekarang ini pada kenyataanya banyak masalah
masalah yang dihadapi baik masalah yang berkaitan dengan managemen Rumah
sakit ,masalah tehnis pelayanan kesehatan termasuk juga masalah Etika dalam praktek
kesehatan dan sebagainaya Apabila diklasifikasikan masalah masalah dimaksud maka
terlihat betapa banyaknya hal hal yang harus diantisipasi oleh Managemen Rumah sakit
dengan jajarannya supaya pelayanan kesehatan dapat berjalan dengan baik.
Masalah masalah hukum di rumah sakit terdiri dari :
1. Perasalahan hukum di Manajerial Rumah Sakit.
2. Permasalahan hukum dalam Pelayanan kesehatan.
3. Permasalahan etika dan hukum dalam praktek

1. Permasalahan hukum Manejarial


Pada kenyataan banyak lembaga Pemerintah,Organisasi Profesi yang ikut
mengatur dalam rumah sakit sehingga mau tidak mau harus dilaksanakan misalnya
masalah perizinan sarana, perizinan lokasi,bangunan,perizinan sarana prasana dan
peralatan serta perizinan tenaga kesehatan,tenaga kerja ,masalah perpajakan,masalah
asuransi dan lain sebagainya tentunya membuat Penyelenggara Managemen atau
Pemilik Rumah sakit harus memenuhinya karena menjadi tanggung jawab
Penyelengara atau Direksi Rumah sakit agar dapat melaksanakan pelayanan kesehatan
berjalan dengan baik,efektif dan bermutu. Setiap managemen rumah sakit bersama
jajaran managernya harus mampu dan mau mengantisipasi,menata,memenuhi semua
Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id 1/
14
peraturan dan persyaratan persyaratan dimaksud demi berjalannya pelayanan
kesehatan secara baik dan optimal Kesemuanya hal itu harus dibuat aturan tehnis
pelaksanaanya baik berbentuk Kebijakan ,Pedoman dan Standar Opreting Prosedure
(SOP) untuk menjamin efektifnya pelaksanaan aturan dalam prakteknya . Pembuatan
aturan aturan ini menjadi pekerjaan yang banyak dan memakan serta menyita waktu
setiap unit dalam membuat dan melaksanakannya. Dari sisi Manajerial Rumah sakit
banyak pertanyaan tentang bagaimana pelaksanaan fungsi social dikaitkan dengan
pendapat Rumah Sakit dan fungsi sosial yang dilaksnakan dokter sebagai pemberi
pelayanan. Selain itu bagaimana pengaturan sumberdaya manusia dengan berbagai
displin ilmu/multidisplin baik perizinan,pendayagunaan serta penggajiannya termasuk
pendayagunaan tenaga asing sesuai aturan yang berlaku. Kondisi sekarang ini banyak
dipergunakan peralatan dengan tehnologi cangggih sehingga perlu dipikirkan
bagaimana penyediaan ,perizinan dan pemakaian serta pendayagunaan alat canggih
dan masih banyak masalah yang perlu diketahui, dikaji serta ditangani managemen
rumah sakit .

2. Permasalahan hukum dalam Pelayanan kesehatan


Dari sisi klinis penyananan kesehatan mengangkut hubungan dalam pelayanan
pelaku perbuatan pelayanan apakah Nakes atau Rumah sakit dikaitkan dengan
faktor yang mempengaruhi hasil tindakan apakah terdapat kesuksesan maupun
kegagalan dalam pelayanan kesehatan. Masalah lain yang menjadi sorotan adalah
masalah kebutuhan klinis dibandingkan dengan Standar pelayanan yang dilaksanakan
para praktisi klinis berkaitan dengan kewenangannya dan berkaitan juga dengan
penyediaan sarana,prasana dan peralatan oleh managemen Rumah sakit Bukan
masalah mudah mengatur dan menegakan para tenaga kesesehatan dalam pelaksanaan
Standar Pelayanan,Standar Profesi.SOP termasuk pelaksanaan pelayanan sesuai
Clinical Pathway. Tentunya Managemen Rumah sakit dibantu oleh Komite Medik dan
Kelompok Staf Medis (KSM) dalam penyeleggaraan pelayanan kesehtan Hal lain
yang memerlukan perhatian dan penanganan yang cukup penting tentang terjadinya
Malpraktek /,Maladministratif.
Malpraktek sebagai kegagalan setiap profesi melakukan tugas secara
professional dengan unsure:
 Adanya unsur kesalahan.
 Adanya kesalahan bertindak.
 Adanya unsur pelanggaran norma profesi dan norma hukum,
 Adanya kesengajaan melakukan tindakan yg merugikan.
Malpraktek dan Maladministasi bila hal ini terjadi membawa dampak masalah yang
besar bagi Rumah sakit dan orang yang terkait yang memerlukan penyelesaian yang
rumit dan lama serta memakan biaya dalam penanagananya

3. Pemasalahan etik dan hukum di Rumah sakit


Masalah Etika dan hukum dalam praktek pelayanan menjadi sangat penting
karena manusia sebagai entitas spiritual yang utuh memiliki nilai tapi secara umum

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 2/
14
ada pandangan Realitas material yg dipengaruhi kapitalisme sehingga masalah Etika
dan hukum Kesehatan difokuskan pada implentasi etika bid pelayanan dan
pemeliharaan Kesehatan.
Pengertian Etika dan hukum kedokteran sebagi aturan kesusilaan dan aturan
sikap dan perilaku yang berlaku khusus antara dokter dengan pasien Etik sebagai
refleksi dari pedoman dan norma perilaku para dokter sesuai tugas dan
kewajibannya .Etik dan hukum sebagai kesadaran bersama dalam hubungan dokter
dengan pasien sebagai partnership. dimana berbagai aspek perbuatan medis
dipengaruhi oleh kepentingan masyarakat.
Oleh sebab itu masalah etik dan hukum dalam praktek menjadi persoalan yng penting
dirumuskan menjadi suatu bagian aturan yg berlaku.
Permasalahan Etik dan hukum dalam praktek kesehatan perlu dipahami
sebagai alat atau pengaturan untuk membantu menciptakan dan memelihara budaya
integritas berwujud Etik yang benar, baik dan bermanfaat sesuai aturan yang berlaku
agar dapat menertibkan tata kehidupan masyarakat.
Maka Etik dan Hukum menjadi satu perangkat aturan yang secara jelas dan
ringkas menguraikan jenis perilaku yang sebaiknya ada di tempat kerja.sehingga
pemahaman Etik, Hukum untuk membantu menciptakan bekerja dengan baik,benar
serta bermanfaat demi memelihara budaya integritas, serta dapat menjabarkan
bentuk-bentuk perilaku yang ada di tempat kerja secara jelas dan ringkas.
Etika dan Hukum di rumah sakit akan dapat enegakkan dan meningkatkan
kesadaran Etik dan hukum bagi seluruh pegawai dalam upaya
mencegah,meminimilasi terjadinya masalah di Rumah Sakit serta mencegah
terjadinya konflik internal dan eksternal dilingkungan Ruamah sakit , Peranan Etik
dan Hukum akan melindungi seluruh karyawan Rumah Sakit terhadap permasalahaan
yang berpotensi menjadi masalah etik ,hukum. dan dapat menciptakan kerja yang
harmonis sesuai budaya Etik, Hukum di Rumah Sakit sehingga dapat disimpulkan
bahwa dengan adanya Etik dan hukum da;lam suatu Rumah sakit bermanfaat:
1. Menegakkan dan meningkatkan kesadaran bagi seluruh pegawai.
2. Mencegah,meminimilasi terjadinya masalah , konflik internal dan eksternal
dilingkungan Rumah Sakit.
3. Melindungi seluruh karyawan Rumah Sakit terhadap permasalahaan yang
berpotensi menjadi masalah etik, hukum.
4. Menciptakan kerja yang harmonis sesuai budaya Etik ,Hukum di Rumah Sakit
Masalah etika dalam kegiatan pelayanan kesehatan yang berkaitan dengan
hukum misalnya proses Reproduksi, Aborsi, ketentuan mati, Euthanasia,
transplantasi, bedah mayat ,Visum et Repertum serta pelaksanaan penelitian
biomedis. Masalahnya bahwa setiap pelanggaran hukum akan selalu mengakibatkan
timbulnya sanksi hukum. Sanksi menjadi wewenag penguasa yang dijatuhkan kepada
penggar sesuai dengan bukti buktinya . Menurut Van Bemmelen pengertian suatu
tindakan melawan hukum atau Perbuatan Melawan Hukum adalah :
a. Bertentangan dengan ketelitian.
b. Bertentangan dengan kewajiban.
c. Melakukan tindakan tanpa hak.
d. Bertentangan dengan hak orang lain atau pihak lain.
Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id 3/
14
e. Bertentangan dengan hukum yang berlaku

Berdasarkan hal tersebut dapat membuka wawasan mahasiswa untuk


mengetahui betapa banyaknya masalah masalah di Rumah sakit yang berkaitan
langsung dengan persoalan hukum kesehatan perrumahsakitan .untuk itu diperlukan
diskusi dengan mahasiswa sehingga persoalan persoalan ini dapat dikaji dan dianalis
pada topik topik selanjutnya
C. Latihan
1. Setiap managemen rumah sakit bersama jajaran managernya harus mampu dan
mau mengantisipasi,menata,memenuhi semua peraturan dan persyaratan persyaratan
dalam penyelengaraan Rumah sakit adalah:
a. Pemasalahan Maajerial.
b. Permasalahan Dokter.
c. Permasalahan Tenaga kesehatan.
d. Permasalahan Pegawai Rumah sakit.
e. Permasalahan Etika Rumah Sakit.
2. Pemenuhan segala persayaratan persayaratan dalam penyelengaraan Rumah sakit
adalah menjadi tanggung jawab dari:
a. Direktur Rumah Sakit.
b. Pemilik Rumah Sakit.
c. Manager Rumah sakit.
d. Pemilik dan Direksi RS.
e. Komisaris Rumah Sakit.
3. Penyusunan dan pembuatan Kebijakan,Pedoman.Petunjuk Tehnis dan Standar
Operating Prosedure /SOP di Rumah sakit menjadi tugas dari:
a. Direksi RS.
b. Manager RS.
c. Pemilik RS.
d. Komite Komite di RS.
e. Semua jajaran RS

4. Dalam suatu peritiwa bila terdapat adanya unsur kesalahan secara umum ,danya
kesalahan bertindak dan unsur pelanggaran norma profesi dan norma hukum maka
hal itu dapat disebut :
a. Sengketa Medis.
b. Malpraktek.
c. Perbuatan Melawan Hukum (PMH).
d. Pelanggaran Etika dan Hukum.
e. Pelanggaran Profesi
5. Setiap Kegiatan yang dilakukan ertentangan dengan ketelitian dan kewajiban serta
melakukan tindakan tanpa hak. Serta berrtentangan dengan hak orang lain atau
pihak lain maka hal itu dikategorikan sebagai :
a. Sengketa Medis.
b. Malpraktek.
c. Perbuatan Melawan Hukum (PMH).
Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id 4/
14
d. Pelanggaran Etika dan Hukum.
e. Pelanggaran Profesi

D. Kunci Jawaban
1. A.
2. D.
3. E.
4. B.
5. C.

E. Daftar Pustaka
1. Undang Undang No 36 th 2009 tentang Kesehatan.
2. Undang Undang No 44 th 2009 tentang Rumah sakit.
3. Permenkes No 58 th 2009 tentang RS Bergerak.
4. K.Bertens,Etika Penerbit Kanisius Yoyakarta 2013.
5. Bernard.Tanya DR, SH Cs Teori Hukum ,Yogyakarta PT Genta 2010.
6. Soekidjo,Prof,Dr. Etika dan Hukum Kesehatan, Jakarta PT Rineka Cipta 2020.
7. Alexandra Ide, SH MH,Etika dan Hukum pelayanan kesehatan, Yoyakarta PT
Grasia, 2013

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 5/
14

Anda mungkin juga menyukai