Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah “MAKALAH PENYAKIT
PARKINSON”
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga “MAKALAH PENYAKIT PARKINSON” dapat
memberikan Manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Samarinda, 01 Oktober 2019
Kelompok
Daftar Isi
Kata Pengantar......................................................................................................................................1
Daftar Isi................................................................................................................................................2
BAB I....................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.................................................................................................................................3
A. Latar Belakang........................................................................................................................3
B. Rumusan Masalah...................................................................................................................3
C. Tujuan......................................................................................................................................3
BAB II...................................................................................................................................................4
PEMBAHASAN...................................................................................................................................4
A. Konsep Dasar Penyakit...........................................................................................................4
1. Pengertian............................................................................................................................4
2. Etiologi..................................................................................................................................4
3. Klasifikasi.............................................................................................................................6
4. Patofisiologi..........................................................................................................................6
5. PATWAY.............................................................................................................................7
6. Komplikasi...........................................................................................................................8
7. Gejala Klinik........................................................................................................................8
8. Pemeriksaan Diagnostik dan Hasil...................................................................................10
9. Penatalaksanaan................................................................................................................10
B. ASUHAN KEPERAWATAN................................................................................................13
1. PENGKAJIAN KEPERAWATAN..................................................................................13
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN.......................................................................................14
BAB III................................................................................................................................................16
PENUTUP...........................................................................................................................................16
A. KESIMPULAN......................................................................................................................16
B. SARAN...................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit parkinsondiakui sebagaisalah satugangguanneurologisyang paling umum,
mempengaruhisekitar 1% dariorang yang lebih tuadari 60tahun.
InsidendanprevalensipenyakitParkinsonmeningkatdengan usia, danusia rata-
rataonsetadalah sekitar60tahun. Onsetpada orangyang lebih mudadari 40
tahunrelatifjarang.
Banyak bukti menyatakan bahwa disfungsi mitokondria sebagai dasar patogenesis
penyakit parkinson ini yang ditandai dengan gejala motorik utama seperti tremor pada
waktu istirahat, rigiditas, bradikinesia dan hilangnya refleks postural. Standar emas
pengobatan penyakit parkinson adalah levodopa yang dikombinasi dengan carbidopa,
inhibitor dekarboksilase perifer (PDI). Levodopa memberikan manfaat antiparkinson
terbesar untuk tanda-tanda dan gejala motorik, dengan efek samping paling sedikit.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Parkinson?
2. Apa yang Menyebakan Penyakit Parkinson?
3. Jelaskan klasifikasi dari Parkinson?
4. Jelaskan Patofisiologis dari Parkinson?
5. Apa Komplikasi dari Penyakit Parkinson?
6. Jelaskan Tanda Gejala Penyakit Parkinson?
7. Apa sajakah Pemeriksaan pada Penyakit Parkinson?
8. Apa sajakah Penatalaksanaan Penyakit Parkinson?
9. Jelaskan Diagnosa Keperawatan pada Penyakit Parkinson?
10. Jelaskan Intervensi Keperawatan pada Penyakit Parkinson ?
C. Tujuan
1 Menjelakan Apa Yang Dimaksud dengan Parkinson
2 Menjelaskan apa yang menyebakan penyakit Parkinson.
3 Menjelaskan klasifikasi dari Parkinson.
4 Menjelaskan patofisiologis dari Parkinson.
5 Menjelaskankomplikasi dari Penyakit Parkinson.
6 Menjelaskan tanda gejala penyakit Parkinson.
7 Menjelaskan pemeriksaan pada penyakit Parkinson.
8 Menjelaskan penatalaksanaan Penyakit Parkinson.
9 Menjelaskan diagnosa keperawatan pada penyakit Parkinson.
10 Menjelaskan intervensi keperawatan pada penyakit Parkinson.
BAB II
PEMBAHASAN
2. Etiologi
Etiologi Parkinson primer belum diketahui, masih belum diketahui. Terdapat beberapa dugaan, di
antaranya ialah : infeksi oleh virus yang non-konvensional (belum diketahui), reaksi abnormal
terhadap virus yang sudah umum, pemaparan terhadap zat toksik yang belum diketahui, terjadinya
penuaan yang prematur atau dipercepat.Parkinson disebabkan oleh rusaknya sel-sel
otak,danBerkurang dopamin tepatnya di substansi nigra. Suatu kelompok sel yang mengatur
gerakan-gerakan yang tidak dikehendaki (involuntary). Akibatnya, penderita tidak bisa
mengatur/menahan gerakan-gerakan yang tidak disadarinya. Mekanis-me bagaimana kerusakan itu
belum jelas benar.
3. Genetik
Adanya riwayat penyakit parkinson pada keluarga meningakatkan faktor resiko
menderita penyakit parkinson sebesar 8,8 kali pada usia kurang dari 70 tahun dan 2,8
kali pada usia lebih dari 70 tahun. Meskipun sangat jarang, jika disebabkan oleh
keturunan, gejala parkinsonisme tampak pada usia relatif muda.
4. Faktor Lingkungan
a. Xenobiotik
Berhubungan erat dengan paparan pestisida yang dapat menmbulkan kerusakan
mitokondria
b. Pekerjaan
c. Lebih banyak pada orang dengan paparan metal yang lebih tinggi dan lama
d. Trauma kepala
Cedera kranio serebral bisa menyebabkan penyakit parkinson, meski
peranannya masih belum jelas benar
e. Stress dan depresi
Beberapa penelitian menunjukkan depresi dapat mendahului gejala motorik.
Depresi dan stress dihubungkan dengan penyakit parkinson karena pada stress
dan depresi terjadi peningkatan turnover katekolamin yang memacu stress
oksidatif.
3. Klasifikasi
Stadium 1: Gejala dan tanda pada satu sisi, terdapat gejala yang ringan, terdapat gejala
yang mengganggu tetapi belum menimbulkan kecacatan, biasanya terdapat tremor pada
satu anggota gerak, gejala yang timbul dapat dikenali orang terdekat (teman).
Stadium 2: Terdapat gejala bilateral, terdapat kecacatan minimal, sikap/cara berjalan
terganggu.
Stadium 3: Gerak tubuh nyata melambat, keseimbangan mulai terganggu saat
berjalan/berdiri, disfungsi umum sedang.
Stadium 4: Terdapat gejala yang berat, masih dapat berjalan hanya untuk jarak tertentu,
rigiditas dan bradikinesia, tidak mampu berdiri sendiri, tremor dapat berkurang
dibandingkan stadium sebelumnya.
Stadium 5: Stadium kakhetik (cachactic stage), kecacatan total, tidak mampu berdiri dan
berjalan walaupun dibantu.
4. Patofisiologi
Penyakit parkinson diakibatkan oleh pembusukan dopaminergik neurons di dalam
substansia nigra, bagian dari basal ganglia yang menhasilkan dan menyimpan
neurotransmitter dopamine. Substansi nigra memainkan suatu peran kritis di dalam
extrapyramidal sistem motor, yang mana bertanggung jawab untuk mengendalikan postur
dan koordinasi dan pergerakan volunter.
Basal ganglia menjadi anggota caudate nucleus, putamen, dan globus pallidus. Di
bawah ini adalah strukturdari nucleus yang Lebih kecil, termasuk, nucleus yang subthlamic,
nukleus merah, dan substansia nigra. Secara normal rangsangan basal ganglia
mengakibatkan perbaikan dari aktivitas motor volunter melalui keseimbangan
neurotransmitters acetylcolin dan dopamin.
Dopamine, yang mana diproduksi oleh substansia nigra, diteruskan kepada putamen
dan caudate nucleus dan mempunyai suatu efek yang bersifat mencegah pergerakan.
Acetylcholine, yang mana diproduksi sepanjang seluruh basal ganglia, mempunyai suatu
excitatory yang mempengaruhi pergerakan. Pembusukan substansia nigra mengakibatkan
ketidak seimbangan excitatory acetylcholin dan bersifat mencegah dopamin. Penghabisan
dopamin yang relatif itu mengakibatkan dominasi oleh aktivitas cholinergic, menimbulkan
karakteristik gejala kekakuan otot, tremor, dan bradykinesia (melambatnya gerakan).
5. PATWAY
PATHWAY
Kelaianan sistem
Motorik
(kekakuansendi)
7. Gejala Klinik
Berikut ini tanda awal penyakit Parkinson:
1. Hilangnya indera penciuman
Hilangnya bau kerap diikuti dengan hilangnya rasa. Dopamin adalah pengantar kimia
yang membawa sinyal antara otak dan otot dan saraf di seluruh tubuh. Seperti yang
memproduksi dopamin sel mati, indera penciuman menjadi terganggu, dan pesan seperti
isyarat bau tidak sampai.
2. Mengalami sembelit dan problem berkemih
Salah satu tanda awal yang paling umum dari Parkinson--dan yang paling diabaikan
karena ada banyak kemungkinan penyebab--adalah sembelit dan kentut. Ini hasil dari
penyakit Parkinson yang mulai mempengaruhi sistem saraf otonom, yang mengatur
aktivitas otot halus seperti yang bekerja perut dan kandung kemih. Usus dan kandung
kemih dapat menjadi kurang sensitif dan memperlambat proses pencernaan keseluruhan.
Salah satu cara untuk mengenali perbedaan antara sembelit biasa dan sembelit
disebabkan oleh Parkinson adalah bahwa yang terakhir sering disertai dengan perasaan
kenyang, bahkan setelah makan sangat sedikit.
3. Nyeri pada leher
Tanda ini sangat sering terjadi pada wanita, setelah mengeluhkan tremor dan kekakuan.
Nyeri leher ini sifatnya terus berlanjut, tidak seperti kram otot biasa yang hilang setelah
satu atau dua hari. Pada beberapa orang, muncul mati rasa dan kesemutan.
4. Berkeringat secara berlebihan
Ketika Parkinson mempengaruhi sistem saraf otonom, ia kehilangan kemampuannya
untuk mengatur tubuh, yang dapat menyebabkan perubahan pada kulit dan kelenjar
keringat.
5. Tremor
Biasanya merupakan gejala pertama pada paralisis agitans. Tremor biasanya bermula
disatu ekstermitas atas dan kemudian melibatkan ekstermitas bawah pada sisi yang sama,
beberapa waktu kemudian sisi lainnya juga terlibat dengan urutan yang serupa.
Kepala,bibir dan lidah sering tidak terlibat, atau terlibat pada stadium penyakit yang
lanjut. Frekuensi tremor parkinson berkisar antara 4-7 gerakan pemenit. Tremor terutama
timbul bila penderita dalam keadaan istirahat dan dapat ditekan untuk sementara bila
ekstermitas digerakan. Sering dapat dihentikan sebentar bila diusahakan.
6. Rigiditas (Kekakuan sendi)
Rigid berarti kaku, pada pasien yang menderita Parkinson maka akan terjadi kekakuan
pada sendi dikarenakan tegangan otot yang tinggi, peningkatan tegangan otot ini dikenal
dengan hipertoni kondisi ini akan menyebabkan sendi-sendi sulit untuk digerakkan karena
adanya hambatan dari otot, kondoisi ini dapat menimbulkan rasa nyeri pada otot-otot yang
mengalami kekakuan.
7. bradikinesia (Gerakan menjadi Lambat)
Bradikinensia otot pernapasan, pita suara, otot faring, lidah dan bibir mengakibatkan
berbicara atau pengucapan kata-kata yang monoton dengan volume kecil, yang khas pada
penyakit parkinson.
Kinesia berarti bergerak, bradi berarti lambat, pada Parkinson akan terjadi perlambatan
gerakan, perlambatan ini meliputi bermacam bentuk seperti berkurangnya ekspresi wajah
sehingga wajah seperti memakai topeng, berkurangnya kedipan pada mata, sulit atau
lambat untuk memulai suatu gerakan (terutama memulai jalan), berjalan kecil-kecil,
tulisan tangan menjadi lambat, kecil dan jelek serta kemampuan koordinasi untuk
melakukan suatu keterampilan dalam aktivitas harian.
8. Hilangnya refleks postural
Keadaan ini disebabkan kegagalan integrasi dari saraf propioseptif dan labirin dan
sebagian kecil impuls dari mata, pada level talamus dan ganglia basalis yang akan
mengganggu kewaspadaan posisi tubuh. Keadaan ini mengakibatkan penderita mudah
jatuh.Badanagakmembungkuklangkahkecilkepalasedikitmenundukdansulitmenghentikan
langkahnyasehinggamemilikiposturtubuhtertentudanakanmudahjatuh.
9. Bicara
Rigiditas dan bradikinensia otot pernapasan, pita suara, otot faring, lidah dan bibir
mengakibatkan berbicara atau pengucapan kata-kata yang monoton dengan volume kecil,
yang khas pada penyakit parkinson.
11.Depresi
Sekitar 40% penderita penyakit parkinson terdapat gejala depresi. Hal ini dapat
disebabkan kondisi fisik penderita yang mengakibatkan keadaan yang menyedihkan
seperti kehilangan pekerjaan, kehilangan harga diri dan merasa dikucilkan. Hal ini
disebabkan keadaan depresi yang sifatnya endogen. Secara anatomi keadaan ini dapat
dijelaskan bahwa pada penderita parkinson terjadi degenerasi neuron dopaminergik dan
juga terjadi degenerasi neuron norepineprin yang letaknya tepat dibawah substansia nigra
dan degenerasi neuron asetilkolin yang letaknya diatas substansia nigra.
8. Pemeriksaan Diagnostik dan Hasil
Penyakit Parkinson merupakan penyakit kronisyang membutuhkan penanganan
secara holistik meliputi berbagai bidang.
EEG (biasanya terjadi perlambatan yang progresif)
CT Scan kepala Penyakit :normal ( dengan riwayat
demensia kronik mungkin tampak atrophy cerebral)
Rontgen dada : tampak scoliosis
Rontgen tengkorak : normal
Elektroccephalography : normal tau menunjukkan
minimum dan/atau disorganisasi (ditandai dengan dementia dan bardikinensia,
mungkin menunjukkan moderat sampai menunjukkan tanda dan difusi disorganisasi)
Cineradiographic study of swallowing (menelan) :
gambaran abnormal, relaksasi yang tertahan dari otot cricopharingeal
9. Penatalaksanaan
penyakit parkinson bersifat individual dan simtomatik, obat-obatan yang biasa diberikan
adalah untuk pengobatan penyakit atau menggantikan atau meniru dopamin yang akan
memperbaiki tremor, rigiditas, dan slowness. Perawatan pada penderita penyakit parkinson
bertujuan untuk memperlambat dan menghambat perkembangan dari penyakit itu.
Terapi farmakologis
Agen antikolinergik :(triheksifenidil, prosiklidin, dan benzotropin mesilat) efeksif untuk
mengontrol tremor dan kekakuan Parkinson. Obat-obatan ini dapat digunakan dalam
kombinasi dengan levodopa. Agen ini menghilangkan aksi asetilkolin pada sistem saraf
pusat. Efek samping mencakup penglihatan kabur, wajah memerah, ruam pada wajah,
konstipasi, retensi urine, dan kondisi akut..
Antihistamin :Antihistamin mempunyai efek sedative dan antikolinergik pusat ringan, dapat
membantu dalam menghilangkan tremor.(digunakan untuk tambahan dengan
anticholinergik; mungkin digunakan kombinasi dengan obat yang lebih kuat);
Diphenhidramine ( Benadryl); Orphenadrine ( Disipal).
Terapi levodopa :Walaupun levodopa bukan untuk pengobatan, saat ini merupakan agen
tang paling efektif untuk pengobatan penyakit Parkinson. Levodopa diubah dari (MD4)-
dopa menjadi dopamine pada basal ganglia. Seperti disebutkan diatas dopamine dengan
konsentrasi normal yang terdapat didalam sel-sel subtansia nigra menjadi hilang pada klien
dengan penyakit Parkinson. Gejala yang hilang juga dapat terjadi akibat kadar dopamine
yang lebih tinggi akibat pemberian levodopa.obat levodopa, lanjutnya,
berfungsimenambahdopamin di otak. Namun, seiringdenganperjalananpenyakit,
kemampuan levodopa tidaksebandingdenganlajukerusakanotak yang
menyebabkanproduksidopaminterusberkurang.Karenaitu, dosispemberian levodopa
perluterusditingkatkan
Inhibitor MAO :Eldepril adalah salah satu perkembangan dalam farmakoterapi penyakit
Parkinson. Obat ini menghambat pemecahan dopamine. Sehingga peningkatan jumlah
dopamine tercapai, tidak seperti bentuk terapi lain, agen ini secara nyata memperlambat
kemajuan penyakit.
Antidepresen : Antidepresen trisiklik dapat diberikan untuk mengurangi depresi yang juga
terbiasa terjadi pada penyakit Parkinson.obat ini menghalangi pengambilan kembali
dopamine dan mempunyai kandungan anticholinergic, sering digunakan dikombinasi
dengan obat lain); imipramine (Tofranil); Amitriptyline (Elavil).
3. INTERVENSI KEPERAWATAN
No Diagnosa Keperawatan NOC NIC
.
1 Hambatan Mobilitas Fisik Ambulasi 0200 Terapi Latihan: Ambulasi
b.d Penurunan Kekuatan 0221
Otot Setelah dilakukan tindakan
keperawatan 3x24 jam, masalah 1.1 Monitor penggunan kruk
Hambatan Mobilitas Fisik dapat pasien atau alat bantu
teratasi dengan kriteria hasil : berjalan lainnya
Berjalan dengan langkah 1.2 Bantu pasien untuk
yang efektif membangun pencapaian
Berjalan dalam jarak yang realistis untuk
yang dekat (20 meter) ambulasi jarak
1.3 Terapkan/sediakan alat
Ket : bantu (tongkat, walker,
1 = Sangat Terganggu ata kursi roda) untuk
2 = Banyak Terganggu ambulasi, jika pasien
3 = Cukup Terganggu tidak stabil.
4 = Sedikit Terganggu 1.4 Konsultasikan pada ahli
5 = Tidak Terganggu terapi fisik mengenai
rencana ambulasi, sesuai
kebutuhan.
2 Hambatan Komunikasi Komunikasi 0902 Peningkatan Komunikasi:
Verbal b.d Ketidakcukupan Kurang Bicara 4976
Stimuli Setelah dilakukan tindakan
keperawatan 3x24 jam, masalah 2.1 Monitor proses kognitif,
Hambatan Komunikasi Verbal anatomis dan fisiologi
dapat teratasi dengan kriteria terkait dengan
hasil : kemampuan berbicara
Mengenali pesan yang (mis memori,
diterima pendengaran, dan
Mengarahkan pesan bahasa)
pada penerima yang 2.2 Jaga lingkungan yang
tepat terstruktur dan
pertahankan rutinitas
Ket : klien
1 = Sangat Terganggu 2.3 Instruksikan pasien atau
2 = Banyak Terganggu keluarga untuk
3 = Cukup Terganggu menggunakan proses
4 = Sedikit Terganggu kognitif, anatomis dan
5 = Tidak Terganggu fisiologi yang terlibat
dalam kemampuan
berbicara
2.4 Kolaborasi bersama
keluarga dan ahli/terapis
bahasa patologis untuk
mengembangkan
rencana agar bisa
berkomunikasi secara
efektif
3 Nyeri Akut b.d Agens Kontrol Nyeri 1605 Manajemen Nyeri 1400
Cidera Fisik
Setelah dilakukan tindakan 3.1 Lakukan pengkajian
keperawatan 3x24 jam, masalah komprehensif
Nyeri Akut dapat teratasi dengan 3.2 Ajarkan penggunakan
kriteria hasil : teknik non farmakologi
Menggunakan laporan (relaksasi napas dalam,
harian untuk memonitor terapi musik, dan lainnya)
gejala dari waku ke 3.3 Ajarkan metode
waktu farmakologi untuk
Menggunakan tindakan menurunkan nyeri
pengurangan nyeri tanpa 3.4 Berikan informasi
analgesik mengenai nyeri, seperti
Menggunkan analgesik penyebab nyeri, berapa
yang direkomendasikan lama nyeri akan
dirasakan, dan antisipasi
Ket : dari ketidaknyamanan
1 = Tidak Pernah Menunjukkan akibat prosedur
2 = Jarang Menunjukkan 3.5 Dorong pasien untuk
3 = Kadang-kadang menggunakan obat-obat
Menunjukkan penurun nyeri yang
4 = Sering Menunjukkan adekuat
5 = Secara Konsisten 3.6 Kolaborasi dengan
Menunjukkan pasien, orang terdekat,
dan tim kesehatan lainnya
untuk memilih dan
mengimplementasikan
tindakan penurun nyeri
4 Gangguan Citra Tubuh b.d Citra Tubuh 1200 Peningkatan Citra Tubuh
Perubahan Persepsi Diri 5220
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan 3x24 jam, masalah 4.1 Monitor frekuensi dari
Gangguan Citra Tubuh dapat pernyataan mengkritisi
teratasi dengan kriteria hasil : diri
Sikap terhadap 4.2 Bantu pasien untuk
penggunaan strategi mendiskusikan stressor
untuk meningkatkan yang mempengaruhi citra
fungsi tubuh diri terkait dengan kondisi
Penyesuaian terhadap kongenital cedera
perubahan tubuh akibat penyakit, atau
cedera pembedahan
4.3 Gunakan bimbingan
Ket : antisipasif menyiapkan
1 = Tidak Pernah Positif pasien terkait perubahan-
2 = Jarang Positif perubahan citra tubuh
3 = Kadang-kadang Positif yang telah diprediksikan
4 = Sering Positif 4.4 Instruksikan mengenai
5 = Konsisten Positif fungsi dari berbagai
bagian tubuh, dengan cara
yang tepat
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari makalah di atas dapat diambil kesimpulan bahwa Parkinson adalah suatu
penyakit kronis yang diakibatkan oleh kelainan neurologis progresif yang menyerang
pusat otak yang bertanggung jawab terhadap kontrol dan regulasi gerakan. Terjadi
penipisan dopamin dalam substansi nigra dan korpus stratum karena proses degenerasi.
Kondisi ini megakibatkan gejala khas bradikinestesia (melambatnya gerakan), tremor, dan
rigiditas (kekakuan otot).
Penyebab yang pasti dari penyakit Parkinson (parkinsonism) tidak diketahui.
Dalam banyak kasus, penyebabnya adalah idiopathie. Bagaimanapun, gejala atau
parkinsonism sekunder berhubungan dengan berbagai gangguan pada sistem saraf seperti
bahan beracun, tumor otak di dalam basal ganglia, trauma cerebral, infeksi/peradangan,
pengapuran pembuluh darah cerebral, dan induksi obat.
B. SARAN
Kami sadar bahwa makalah ini jauh dari sempurna, hal ini karena keterbatasan
kemampuan dan pengetahuan kami oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun daripara pembaca.Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi kita.
DAFTAR PUSTAKA
Kemp Charles. 2010: Klien Sakit Sterminal Edisi 2. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Prince & Wilson Lorraine M. 2005: Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi 6.
Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta