Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

Asuhan Keperawatan Acute Low Back Pain

Pembimbing :
Sutomo, S.Kep., Ns., M.Kep

Disusun Oleh :
Kelompok 1

Sabilar Rizqi Putri Fanani (0118036)


Vida Khumaidah (0118042)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DIAN HUSADA
MOJOKERTO 2020
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas segala
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah tentang “Asuhan Keperawatan Acute Low Back Pain” tepat pada
waktunya. Makalah ini kelompok kami buat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Keperawatan Medikal Bedah 3.

Kelompok kami menyadari bahwa makalah yang kami susun ini tak luput dari
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami sebagai penyusun sangat
mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari para pembaca untuk
penyempurnaan penyusunan makalah kami ini.

Demikian yang dapat kami sampaikan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca. Dan kami berharap agar para pembaca dapat memberikan kritik atau saran
untuk makalah ini.

Mojokerto, 29 September 2020

Penyusun
DAFTAR ISI
COVER .....................................................................................................................
KATA PENGANTAR .............................................................................................
DAFTAR ISI ............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................
A. Latar Belakang ............................................................................................
B. Rumusan Masalah ......................................................................................
C. Tujuan ..........................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................
A. Definisi dari Low Back Pain ......................................................................
B. Etiologi dari Low Back Pain ......................................................................
C. Patofisiologi Low Back Pain ......................................................................
D. Pathway Low Back Pain ............................................................................
E. Manifestasi klinis pada penderita Low Back Pain ..................................
F. Penatalaksanaan pada pasien Low Back Pain .........................................
G. Komplikasi pada pasien dengan Low Back Pain ....................................
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN .................................................................
1. Pengkajian ...................................................................................................
2. Pemeriksaan Fisik .......................................................................................
3. Analisa Data .................................................................................................
4. Diagnosa .......................................................................................................
5. Intervensi ......................................................................................................
6. Evaluasi .........................................................................................................
BAB IV HASIL PENELITIAN ..............................................................................
BAB V PENUTUP ...................................................................................................
A. Kesimpulan ..................................................................................................
B. Saran .............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masalah nyeri punggung bawah merupakan sumber data tarik, frustasi dan
kadang menjadi kebingungan pada banyak dokter dan ilmuan untuk mempelajari dan
menangani penyakit ini. Tulang belakang merupakan satu- satunya organ yang terdiri
dari tulang-tulang, sendi- sendi, ligament-ligamen, jaringan lemak, berlapis lapis otot,
syaraf tepi, ganglion sensoris, ganglion otonom dan saraf tulang belakang. Struktur
tersebut di suplay oleh satu sistem arteri dan vena yang rumit. Selain itu pergerakan
dari tulang belakang itu sendiri sangat kompleks dan cidera pada tulang belakang dan
struktur-struktur tersebut akan menghasilakan pola nyeri yang unik.
Di Indonesia, data mengenai jumlah penderita low back pain di RSUD dr.
Soedarso Pontianak didapatkan bahwa pada tahun 2010 sebanyak 189 kasus, tahun
2011 sebanyak 63 kasus dan tahun 2012 sebanyak 959 kasus (Tuti, 2013). Low Back
Pain (LBP) sering dijumpai dalam praktek sehari-hari, terutama di Negara-negara
Industri. Diperkirakan 70-85% dari seluruh populasi pernah mengalami episode ini
selama hidupnya. Prevalensi tahunannya bervariasi dai 15-45% dengan point
prevalence (Sadeli dan Tjahjono 2004). Data epidemiologi mengenai LBP di
Indonesia belum ada, namun diperkirakan 40% penduduk Jawa Tengah berusia di atas
65 tahun pernah menderita nyeri punggung, prevalensi laki-laki 18,2% da pada wanita
13,6%. Insiden berdasarkan kunjungan pasien ke beberapa rumah sakit di Indonesia
berkisar antara 3-17% (Sadeli & Tjahjono, 2004). Angka kejadian low back pain di
Bali berdasarkan data yang diperoleh dari poliklinik Rehabilitasi Medik Rumah Sakit
Umum Pusat Sanglah Denpasar pada tahun 2011 dan 2012 di dapatkan jumlah
penderita low back pain (LBP) yang menjalani rawat jalan sebanyak 152 pasien.
(Endah, 2013).
Sebagian besar pasien dapat diatasi secara efektif dengan kombinasi dari
pemberian informasi, saran, analgesia, dan jaminan yang tepat. Selain itu pasien juga
dapat didorong untuk melakukan aktivitas, tirah baring, dan olahraga. Medikasi dan
operasi juga bisa menjadi penatalaksanaan dari Low Back Pain.
B. Rumusan Masalah

1. Apakah definisi dari Low Back Pain ?


2. Apakah etiologi dari Low Back Pain ?
3. Bagaimana patofisiologi Low Back Pain ?
4. Bagaimana pathway Low Back Pain ?
5. Bagaimana manifestasi klinis pada penderita Low Back Pain ?
6. Bagaimana penatalaksanaan pada pasien dengan Low Back Pain ?
7. Apakah komplikasi pada pasien dengan Low Back Pain ?
8. Bagaimana asuhan keperawatan yang tepat untuk menangani kasus Low Back
Pain ?
C. Tujuan

1. Mengetahui dan memahami definisi dari Low Back Pain


2. Mengetahui dan memahami etiologi dari Low Back Pain
3. Mengetahui dan memahami patofisiologi Low Back Pain
4. Mengetahui dan memahami pathway Low Back Pain
5. Mengetahui dan memahami manifestasi klinis pada penderita Low Back Pain
6. Mengetahui dan memahami penatalaksanaan pada pasien Low Back Pain
7. Mengetahui dan memahami komplikasi pada pasien dengan Low Back Pain
8. Memahami dan mampu mempraktikkan asuhan keperawatan yang tepat untuk
penderita Low Back Pain
BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFINISI LOW BACK PAIN


Kerusakan punggung dan tulang adalah penyebab ketiga ketidakmampuan
individu dalam bertahun-tahun pekerjaannya. Kebanyakan nyeri punggung bawah
disebabkan oleh masalah-masalah musculoskeletal misalnya perenggangan
lumbosakral akut, ligament lumbosakral yang tidak stabil dan kelemahan otot,
osteotitis medulla, stenosis medulla, masalah-masalah diskus intervertebra, panjang
tungkai yang tidak sama. Pasien lansia mungkin mengalami sakit punggung yang
berkaitan dengan fraktur vertebra, osteoporosis atau metastasis tulang. Banyak
kondisi medikal dan psikomatis lain yang menyebabkan nyeri punggung. Obesitas,
stress dan kadang depresi dapat menunjang terjadinya nyeri punggung bawah. Pasien
dengan nyeri punggung bawah kronik mungkin mengalami ketergantung pada alkohol
atau analgesik.
Masalah nyeri punggung bawah merupakan sumber data tarik, frustasi dan
kadang menjadi kebingungan pada banyak dokter dan ilmuan untuk mempelajari dan
menangani penyakit ini. Tulang belakang merupakan satu-satunya organ yang terdiri
dari tulang-tulang, sendi-sendi, ligamen-ligamen, jaringan lemak, berlapis-lapis otot,
saraf tepi, ganglion sensoris, ganglion otonom dan saraf tulang belakang. Struktur
tersebut di suplay oleh satu sistem arteri dan vena yang rumit. Selain itu pergerakan
dari tulang belakang itu sendiri sangat kompleks dan cidera pada tulang belakang dan
struktur-struktur tersebut akan menghasilkan pola nyeri yang unik.

B. ETIOLOGI
Tulang belakang merupakan organ mekanik yang sering digambarkan sebagai
suatu derek (crane) dengan kemampuan menyangga berat badan, menjaga
keseimbangan dan melawan berbagai tarikan sebagai akibat dari pekerjaan sehari-hari
maupun aktivitas rekreasional. Walaupun tulang belakang memiliki kemampuan yang
luar biasa untuk menahan sebagian besar tekanan mekanis, tulang belakang tidak
dapat dipaksa untuk melampaui kemampuannya. Kekuatan yang melampaui kapasitas
jaringan tulang belakang untuk merenggang akan mengakibatkan cidera atau nyeri.
Penyebab dari nyeri punggung masih belum dapat diketahui dengan jelas dan
masih belum dapat dijelaskan dengan detail. Banyak grup peneliti telah menyerah
dalam usaha untuk menjelaskan penyebab dari nyeri punggung bawah dan kemudian
justru menjelaskan beberapa kondisi tanda bahaya (red flag) yang berkaitan dengan
gangguan ini. Kelompok permasalahan yang dapat menyebabkan nyeri punggung
adalah sebagi berikut :
1. Berasal dari biomekanis dan destruktif, misalnya kompresi diskus vertebralis,
herniasi diskusvertebralis, cidera torsio dan vibrasi. Permasalahan-permasalahan
tersebut dapat terlihat pada klien yang memiliki pekerjaan yang membutuhkan
kerja mengangkat yang berat dan berulang pada posisi membungkuk atau
pekerjaan mengoprasikan mesin yang bergetar.
2. Bersifat destruktif, misal infeksi, tumor dan gangguan rematik. Kondisi-kondisi
tersebut dapat memberikan tekanan pada saraf tulang belakang atau akarnya,
atau bahkan merubah struktur dari tulang vertebra.

C. PATOFOSIOLOGI
Beban berat memiliki berbagai efek terhadap diskus intervertebralis, badan
dari vertebrata, faset dan ligamen-ligamen tulang belakang. Pada beban berat yang
menekan (compressive load) serabut anuker dari diskus mengalami perenggangan.
Tulang vertebra juga mengalami tekanan dan dapat patah pada end–plate–nya.
Ligamen- ligamen tulang belakang cenderung dapat melengkung dengan mudah dan
sendi faset hanya dapat sedikit menahan kompresi.
Akibatnya adalah dapat mengakibatkan herniasi. Ketika diskus hanya
menonjol, anulusnya masih sempurna. Ketika terjadi herniasi, anulus bisa robek,
sehingga menghasilkan ekstrusi dari nucleus pulpous. Kompresi dari akar saraf tulang
belakang dapat terjadi karena herniasi diskus tadi. Diskus yang memisahkan dan
memberi bantalan vertebra mendapatkan inervasi oleh ujung-ujung halus. Ketika
diskus menimpa nervus sklialitikus, kondisi ini dan denyut nyeri yang dihasilkan
disebut sebagai skiatika. Skiatika adalah bentuk nyeri yang parah dan konstan di
daerah kaki yang muncul disepanjang jalur nervus skiatik dan cabang-cabangnya.
Diskus intervertebralis akan mengalami perubahan sifat ketika usia bertambah
tua. Pada orang muda diskus terutama tersusun atas fibrokartilago dengan matriks
gelatinus. Pada lansia akan menjadi fibrokartilago yang padat dan tak teratur.
Degenerasi diskus merupakan penyebab nyeri punggung yang biasa diskus lumbal
bawah, L4-L5 dan L5-S1, menderita stress mekanis paling berat dan perubahan
degenerasi terberat. Penonjolan diskus (herniasi nucleus pulposus) atau kerusakan
sendi faset dapat mengakibatkan penekanan pada akar saraf ketika keluar dari kanalis
spinalis yang mengakibatkan nyeri yang menyebar sepanjang saraf tersebut. Sekitar
12% orang dengan nyeri punggung bawah  menderita hernia nucleus pulposus
( Brunner & Suddarth, 2002 : 2321 ).

D. PATHWAY

E. MANIFESTASI KLINIS
Gambaran klinis LBP adalah nyeri yang dirasakan di daerah punggung bawah,
dapat merupakan nyeri lokal maupun nyeri radikuler atau keduanya. Nyeri yang
berasal dari daerah punggung bawah dapat menuju ke daerah lain atau sebaliknya ,
nyeri yang berasal dari daerah lain dirasakan di daerah punggung bawah (reffered
pain/nyeri yang menjalar). Tanda dan gejala yang timbul antara lain :
a. Cara berjalan pincang, diseret, kaku (merupakan indikasi untuk pemeriksaan
neurologis)
b. Perilaku penderita apakah konsisten dengan keluhan nyerinya (kemungkinan
kelainan psikiatrik)
c. Nyeri yang timbul hampir pada semua pergerakan daerah lumbal (pinggang)
sehingga penderita berjalan sangat hati-hati (kemungkinan infeksi, peradangan,
tumor atau patah tulang )
Menurut International Association for the Study of Pain (IASP), yang termasuk
dalam low back pain terdiri dari :
1. Lumbar Spinal Pain, nyeri di daerah yang dibatasi: superior oleh garis transversal
imajiner yang melalui ujung prosesus spinosus dari vertebra thorakal terakhir,
inferior oleh garis transversal imajiner yang melalui ujung prosesus spinosus dari
vertebra sakralis pertama dan lateral oleh garis vertikal tangensial terhadap batas
lateral spina lumbalis.
2. Sacral Spinal Pain, nyeri di daerah yang dibatasi superior oleh garis transversal
imajiner yang melalui ujung prosesus spinosus vertebra sakralis pertama, inferior
oleh garis transversal imajiner yang melalui sendi sakrokoksigeal posterior dan
lateral oleh garis imajiner melalui spina iliaka superior posterior dan inferior.
3. Lumbosacral Pain, nyeri di daerah 1/3 bawah daerah lumbar spinal pain dan 1/3
atas daerah sacral spinal pain
Selain itu, IASP juga membagi low back pain ke dalam 3 bagian, yaitu :
a. Low Back Pain Akut, telah dirasakan kurang dari 3 bulan.
b. Low Back Pain Kronik, telah dirasakan sekurangnya
c. Low Back Pain Sub akut, telah dirasakan minimal 5-7 minggu, tetapi tidak
lebih dari 12 minggu.

F. PENATALAKSANAAN
A. Penatalaksanaan low back pain akut
Sebagian besar pasien dapat diatasi secara efektif dengan kombinasi dari
pemberian informasi, saran, analgesia, dan jaminan yang tepat. Pasien juga harus
disemangati untuk segera kembali bekerja. Penjelasan dan saran dapat juga dalam
bentuk tertulis. Kronisitas low back pain dapat dihindari dengan memperhatikan
aspek psikologis gejala yang ada, menghindari pemeriksaan yang tidak perlu dan
berlebihan, menghindari penatalaksanaan yang tidak konsisten, serta memberikan
saran untuk mencegah rekurensi (menghindari pengangkatan beban yang berat).
B. Penatalaksanaan Low Back Pain Kronik yang menyebabkan Disabilitas
Penelitian telah menunjukkan bahwa pengaruh terpenting dalam
perkembangan kronisitas adalah psikologikal dibandingkan dengan biomekanikal.
Faktor-faktor psikologis yang dimaksud adalah distress berat, kesalahpahaman
tentang nyeri dan implikasinya, serta penghindaran aktivitas karena takut
membuat rasa nyeri bertambah parah.
C. Penatalaksanaan Low Back Pain Non Spesifik
1. Aktivitas : lakukan aktivitas normal. Penting untuk melanjutkan kerja seperti
biasanya.
2. Tirah baring : tidak dianjurkan sebagai terapi, tetapi pada beberapa kasus
dapat dilakukan tirah baring 2-3 hari pertama untuk mengurangi nyeri.
3. Medikasi : obat anti-nyeri diberikan dengan interval biasa dan digunakan
hanya jika diperlukan. Mulai dengan parasetamol atau NSAID. Jika tidak ada
perbaikan, coba campuran parasetamol dengan opioid. Pertimbangkan
tambahan muscle relaxant tetapi hanya untuk jangka pendek, mengingat
bahaya ketergantungan.
4. Olahraga : harus dievaluasi lebih lanjut jika pasien tidak kembali ke aktivitas
sehari-harinya dalam 4-6 minggu.
5. Manipulasi : dipertimbangkan untuk kasuskasus yang membutuhkan obat
penghilang nyeri ekstra dan belum dapat kembali bekerja dalam 1-2 minggu.
6. Terapi dan intervensi lain : belum ada penelitian mengenai terapi dengan
traksi, termis ultrasound, akupuntur, sabuk penyangga, ataupun pijatan.
D. Penatalaksanaan Low Back Pain dengan Nerve Root Affection
1. Aktivitas : pasien didorong melakukan beragam aktivitas walaupun
punggung/tungkai bawahnya nyeri.
2. Tirah baring : mungkin dibutuhkan untuk menghilangkan nyeri.
3. Medikasi : obat anti nyeri diberikan dengan interval biasa dan digunakan
hanya jika diperlukan. Mulai dengan parasetamol atau dikombinasikan dengan
opioid. Pertimbangkan tambahan relaksan otot tetapi hanya untuk jangka
pendek, mengingat bahaya ketergantungan.
4. Olah raga : jika pasien menjadi pasif, olah raga ringan mungkin berguna.
5. Operasi : dilakukan pada kasus dengan tanda-tanda neurologis progresif/kauda
ekuina dan pengurangan nyeri yang tidak memuaskan setelah 6-12 minggu,
mungkin dengan episode nyeri yang tidak tertahankan sebelumnya.
6. Terapi dan intervensi lain : tidak terdapat penelitian mengenai terapi dengan
traksi atau manipulasi yang dianjurkan.

G. KOMPLIKASI
Komplikasi umum yang biasanya terjadi setelah pembedahan (Joyce, 2009) :
1. Infeksi dan peradangan
2. Cedera pada akar-akar saraf
3. Robekan pada lapisan durameter
4. Sindroma kauda ekuina
5. Hematoma
6. Tidak ada penyatuan pada area bedah
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

1. PENGKAJIAN
A. Anamnesa
1. Identitas
Nama, umur, jenis kelamin, agama, suku, bangsa, alamat.
2. Keluhan utama
Biasanya pasien mengatakan nyeri punggung akut maupun kronis lebih
dari 2 bulan, nyeri saat berjalan dengan menggunakan tumit, nyeri
menyebar kebagian bawah belakang kaki.
3. Riwayat penyakit sekarang
Tanyakan pada klien sejak kapan keluhan dirasakan, kapan timbulnya
keluhan(apakah menetap atau hilang timbul), hal apa yang mengakibatkan
terjadinya keluhan, apa saja yang dilakukan untuk mengurangi keluhan
yang dirasakan, tanyakan pada klien apakah klien sering mengkonsumsi
obat tertentu atau tidak.
4. Riwayat penyakit dahulu
Tanyakan pada klien apakah klien dulu pernah menderita penyakit
yang sama sebelumnya, apakah klien pernah mengalami kecelakaan atau
trauma, apakah klien pernah menderita penyakit gangguan tulang atau otot
sebelumnya
5. Riwayat pekerjaan
Faktor resiko ditempat kerja yang banyak menyebabkan gangguan otot
rangka terutama adalah kerja fisik berat, penanganan dan cara
pengangkatan barang, posisi atau sikap tubuh selama bekerja, dan kerja
statis.
B. Pola fungsi kesehatan
1. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
2. Pola aktifitas dan latihan
(Cara berjalan: pincang, diseret, kaku (merupakan indikasi untuk
pemeriksaan neurologis)
3. Pola nutrisi dan metabolism
4. Pola tidur dan istirahat
(Pasien LBP sering mengalami gangguan pola tidur dikarenakan
menahan nyeri yang hebat).
5. Pola kognitif dan perseptual
(Perilaku penderita apakah konsisten dengan keluhan nyerinya
kemungkinan kelainan psikiatrik)
6. Persepsi diri/konsep diri
7. Pola toleransi dan koping stress
(Nyeri yang timbul hampir pada semua pergerakan daerah lumbal
sehingga penderita berjalan sangat hati-hati untuk mengurangi rasa sakit
tersebut (kemungkinan infeksi. Inflamasi, tumor atau fraktur)).
8. Pola seksual reproduksi
9. Pola hubungan dan peran
10. Pola nilai dan keyakinan

2. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan Umum
2. Pemeriksaan persistem
3. Sistem persepsi dan sensori (pemeriksaan panca indera: penglihatan,
pendengaran, penciuman, pengecap, perasa)
4. Sistem persarafan (Pemeiksaan neurologik)
a) Pemeriksaan motorik
b) Pemeriksaan sensorik
c) Straight Leg Raising (SLR), test laseque (iritasi radisks L5 atau S 1)
cross laseque(HNP median) Reverse Laseque (iritasi radik lumbal atas)
d) Sitting knee extension (iritasi lesi iskiadikus)
e) Pemeriksaan system otonom
f) Tanda Patrick (lasi coxae) dan kontra Patrick (lesi sakroiliaka)
g) Tes Naffziger
h) Tes valsava.
5. Sistem pernafasan
(Nilai frekuensi nafas, kualitas, suara, dan jalan nafas.)
6. Sistem kardiovaskuler
(Nilai tekanan darah, nadi, irama, kualitas, dan frekuensi)
7. Sistem Gastrointestinal
(Nilai kemampuan menelan,nafsu makan, minum, peristaltic dan
eliminasi)
8. Sistem Integumen
(Nilai warna, turgor, tekstur dari kulit pasien )
9. Sistem Reproduksi
(Untuk pasien wanita)
10. Sistem Perkemihan
(Nilai Frekuensi Bak, warna, bau, volume )

3. Analisa Data
DATA ETIOLOGI MASALAH KEPERAWATAN
DS : Gangguan muskuloskeletal Gangguan mobilitas fisik
- Px mengeluh sulit
menggerakan Otot abdominal melemah
ekstermitas
- Px mengatakan nyeri Mobilitas fisik terganggu
saat bergerak
DO :
- Kekuatan otot
menurun
- Rentang gerak ROM
menurun
- Fisik Lemah
DS : Fibri kartilago padat dan Nyeri Akut
- Px mengatakan tidak teratur
nyeri
DO : Penonjolan
- Tampak meringis diskus/kerusakan sendi
pusat

Menekan akar syaraf


DS : - Mobilitas fisik terganggu Berat badan berlebih
DO :
- Tebal lipatan trisep Jarang bergerak
>25 mm

Struktur melemah

Penumpukan lemak karena


tubuh kurang bergerak

4. Diagnosa Keperawatan
a) Gangguan mobilitas fisik b.d gangguan muskuloskeletal, otot abdominal
melemah mengakibatkan mobilitas fisik terganggu.
b) Nyeri Akut b.d fibri kartilago padat dan tidak teratur, penonjolan
diskus/kerusakan sendi pusat yang mengakibatkan penekanan akar syaraf.
c) Berat badan berlebih b.d mobilitas fisik terganggu, jarang bergerak, struktur
melemah yang mengakibatkan penumpukan lemak karena tubuh kurang
bergerak.

5. Intervensi
N DIAGNOSA TUJUAN DAN INTERVENSI
O KEPERAWATAN KRITERIA HASIL
1. Gangguan mobilitas TUJUAN : Dukungan Mobilisasi (1.05173)
fisik b.d gangguan Setelah dilakukan tindakan  Observasi
muskuloskeletal, otot keperawatan dalam waktu - Identifikasi toleransi
abdominal melemah 1 x 24 jam gangguan fisik melakukan
mengakibatkan mobilitas akan menurun pergerakan
mobilitas fisik KRITERIA HASIL : - Monitor kondisi
terganggu 1.Pergerakan ekstermitas umum selama
meningkat melakukan mobilisasi
2. Rentang gerak (ROM)  Terapeutik
meningkat - Fasilitasi aktivitas
3. Kekuatan otot mobilisasi dengan
meningkat alat bantu (mis. Pagar
4. Kelemahan fisik tempat tidur)
menurun - Libatkan keluarga
(L.05042) untuk membantu
pasien dalam
meningkatkan
pergerakan
 Edukasi
- Anjur melakukan
mobilisasi dini
- Ajarkan mobilisasi
sesederhana yang
harus dilakukan (mis.
Duduk ditempat
tidur, duduk di sisi
tempat tidur, pindah
dari tempat tidur ke
kursi)
2. Nyeri Akut b.d fibri TUJUAN : Manajemen Nyeri (1.08238)
kartilago padat dan Setelah dilakukan tindakan  Observasi
tidak teratur, keperawatan dalam waktu - Identifikasi skala nyeri
penonjolan 1x 24 jam nyeri dapat dan respons nyeri non
diskus/kerusakan sendi teratasi verbal
pusat yang KRITERIA HASIL : - Identifikasi faktor yang
mengakibatkan 1. Keluhan Nyeri menurun memperberat dan
penekanan akar syaraf. 2.Wajah pasien terlihat memperingan nyeri
sumringah  Terapeutik
(L.08066) - Fasilitasi istirahat
dan tidur
- Pertimbangkan jenis
dan sumber nyeri
dalam pemilihan
strategi meredakan
nyeri.
 Edukasi
- Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu
nyeri
- Anjurkan
menggunakan
analgetik secara tepat
 Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgetik
3. Berat badan berlebih TUJUAN : Konseling Nutrisi (1.03094)
b.d mobilitas fisik Setelah dilakukan tindakan  Observasi
terganggu, jarang keperawatan dalam waktu - Identifikasi kebiasaan
bergerak, struktur 1x 24 jam berat badan makan dan perilaku
melemah yang dapat teratasi makan yang akan
mengakibatkan KRITERIA HASIL : diubah
penumpukan lemak 1. Berat badan membaik - Identifikasi kemajuan
karena tubuh kurang 2. Tebal lipatan kulit modifikasi diet secara
bergerak membaik leguler
(L.03018) - Monitor intake dan
output cairan, nilai
hemoglobin, tekanan
darah, kenaikan berat
badan, dan kebiasaan
membeli makanan.
 Terapeutik
- Gunakan standart
nutrisi sesuai
program diet dalan
mengevaluasi
kecukupan asupan
makanan
- Pertimbangankan
faktor-faktor yang
mempengaruhi
pemenuhan
kebutuhan gizi (mis,
usia, tahap
pertumbuhan dan
perkembangan,
penyakit)
 Edukasi
- Informasikan
perlunya modifikasi
diet (mis, penurunan
berat badan atau
penambahan berat
badan, pembatasan
natrium atau cairan,
pengurangan
kolesterol)
- Jelaskan program gizi
dan presepsi pasien
terhadap diet yang di
programkan.
 Kolaborasi
- Rujuk pada ahli gizi,
jika perlu

6. Evaluasi
a) Gangguan mobilitas fisik menurun
b) Nyeri akut membaik
c) Berat badan berlebih membaik

BAB IV
HASIL PENELITIAN

No Judul penelitian Populasi Intervensi Kel. Outcome Time


. Pembandi
ng
1. MASA KERJA Pekerja Melakukan - Keluhan -
DAN SIKAP tenun wawancara nyeri
KERJA sarung menggunakan punggung
DUDUK berjumlah kuesioner yang dialami
TERHADAP 92 pekerja sebagai oleh pekerja
NYERI dan panduanya, tenun sarung
PUNGGUNG sampel serta di Desa
berjumlah pengukuran Wanarejan
( Herry 46 dengan Utara
Koesyanto ) pekerja. meteran Pemalang
gulung berhubungan
sebagai alat dengan usia
ukurnya, dan
sedangkan masa kerja.
lembar Sedangkan
penilaian Keluhan
REBA nyeri
digunakan punggung
untuk sikap tidak
kerja berhubungan
duduk dengan sikap
pekerja tenun kerja
sarung. duduk.
Seseorang
yang berusia
40-60 tahun
lebih berisiko
terkena
keluhan nyeri
punggung
daripada
yang berusia
25-39 tahun.
Sedangkan,
masa kerja ≥
4 tahun lebih
berisiko
terkena
keluhan nyeri
punggung
dibandingkan
masa
kerja < 4
tahun.
2. Hubungan antara Terdapat Metode - Hasil analisis -
Karakteristik 55 orang pengumpulan data
Responden dan yang data untuk menunjukkan
Sikap Kerja kemudian usia, masa adanya
Duduk dengan diambil kerja, dan hubungan
Keluhan Nyeri sampel kebiasaan antara usia,
Punggung responden olahraga masa kerja,
Bawah (Low sebanyak dengan status gizi,
Back Pain) 36 orang. menggunakan dan sikap
Pada Pekerja kuesioner, kerja duduk
Batik Tulis sikap kerja dengan
duduk dan keluhan nyeri
( Amalia Riza status gizi punggung
Umami, Ragil dengan bawah.
Ismi Hartanti, lembar Sedangkan
Anita Dewi P.S. observasi, kebiasaan
) sedangkan olahraga
untuk tidak
keluhan nyeri memiliki
punggung hubungan
bawah diukur signifikan
menggunakan dengan
metode keluhan nyeri
penilaian punggung
visual bawah.
analogue
scale.
3. HUBUNGAN Terdapat Penelitian - Dari hasil 2 bulan
PENGGUNAA 30 orang dilakukan penelitian (Oktob
N RANSEL yang dengan disimpulkan er -
DENGAN terdiri menimbang tidak terdapat Desem
NYERI dari 12 berat tas, hubungan ber
PUNGGUNG orang menyebarkan antara ransel 2014)
DAN memiliki kuesioner dan nyeri
KELAINAN tulang untuk menilai punggung
BENTUK belakang nyeri dengan nilai
TULANG normal, punggung, p sebesar =
BELAKANG sedangka dan 0,264. Juga
PADA SISWA n 18 melakukan tidak terdapat
DI SMP orang pemeriksaan hubungan
NEGERI 2 didapati tulang antara ransel
TOMBATU memiliki belakang dengan
kelainan dengan Adam kelainan
tulang forward bentuk tulang
( Stefany V. belakang bending test. belakang
Dumondor, yaitu 6 dengan nilai
Engeline orang p sebesar
Angliadi, dengan 0,219.
Lidwina skoliosis,
Sengkey ) 10 orang
kifosis
dan 2
orang
lordosis.

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kerusakan punggung dan tulang adalah penyebab ketiga
ketidakmampuan individu dalam bertahun-tahun pekerjaannya. Kebanyakan nyeri
punggung bawah disebabkan oleh masalah-masalah musculoskeletal (misalnya
perenggangan lumbosakral akut, ligament lumbosakral yang tidak stabil dan
kelemahan otot, osteotitis medulla, stenosis medulla, masalah-masalah diskus
intervertebra, panjang tungkai yang tidak sama. Pasien lansia mungkin
mengalami sakit punggung yang berkaitan dengan fraktur vertebra, osteoporosis
atau metastasis tulang. Banyak kondisi medikal dan psikomatis lain yang
menyebabkan nyeri punggung. Obesitas, stress dan kadang depresi dapat
menunjang terjadinya nyeri punggung bawah. Pasien dengan nyeri punggung
bawah kronik mungkin mengalami ketergantung pada alkohol atau analgesik.
B. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya
penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah di atas
dengan sumber - sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung
jawabkan.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/27325901/ASKEP_Low_Back_Pain
https://images.app.goo.gl/imc5XBYUxvqpSaAN6
https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kemas/article/view/2824
https://scholar.google.co.id/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=jurnal+nyeri+punggung&btnG=#d=gs_qabs&u=%23p
%3DitjxUS8ogX8J
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/eclinic/article/view/6824/6348
PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria
Hasil Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

Anda mungkin juga menyukai