Anda di halaman 1dari 219

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DALAM

KONTEKS PERAWATAN KESEHATAN UTAMA DI DUSUN


KRAJAN LOR DESA RAMBIGUNDAM KECAMATAN
RAMBIPUJI KABUPATEN JEMBER TAHUN 2020

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna menyelesaikan Program


Pendidikan Profesi Ners STIKES dr. Soebandi Jember

Disusun oleh:

ARYAWAN PUTRA NIM. 19020102


FANNISA DIAH IZZHATY NIM. 19020027
FEBRIN FITRIANA N NIM. 19020029
IMRO’ATUL JAMILA NIM. 19020036
IRA IRIANIK NIM. 19020040
KHUSNUL KHOTIMAH NIM. 19020107
PUNGKY DWI YANUARTO NIM. 19020067
RIDLO HAFIDZ FAQIH NIM. 19020071
YOGA KUSYONO PUTRA NIM. 19020112

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN dr.SOEBANDI JEMBER
YAYASAN PENDIDIKAN JEMBER INTERNASIONAL SCHOOL (JIS)
2020
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahnya kepada kita sehingga penyusunan laporan keperawatan komunitas ini
terlaksana dengan baik,meskipun masih banyak kekurangan yang harus dibenahi.
Sholawat dan salam tetap tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW
sang pencinta sejati yang banyak memberikan aktivitas ruhiyah pada setiap sendi
kebutuhan manusia.
Kegiatan penulisan laporan asuhan keperawatan komunitas ini bertujuan
untuk memberikan ilmu tambahan kepada segenap mahasiswa dan khalayak
umum.
Akhirnya kami hanya bisa berserah diri kepada Allah SWT,dan semoga apa
yang telah kami kerjakan mendapat barokah dan Ridho-Nya.Amin Ya Rabbal
’Alamin.

Jember, September 2020


HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Asuhan Keperawatan Komunitas dalam Konteks Perawatan


Kesehatan Utama Di Dusun Krajan Lor Desa Rambigundam Kecamatan
Rambipuji Kabupaten Jember Tahun 2020 disusun sebagai syarat guna
menyelesaikan Program Pendidikan Profesi Ners STIKES dr. Soebandi Jember
yang telah dilaksanakan pada tanggal 7 September – 3 Oktober 2020.
Jember, Oktober 2020

Mengesahkan,
Pembimbing Akademik, Pembimbing Klinik,

Irwina Angelia Silvanasari S.Kep.,Ns.,M.Kep Tri Handayani Amd.Kep


NIDN. 19900909 201402 2 072 NIP.

Kepala Desa Rambigundam, Kepala Dusun,

Mangsur Jamhuri
NIP. NIP.
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Kegiatan Satuan Acara Penyuluhan COVID 19 Di Dusun Krajan


Lor Desa Rambigundam Kecamatan Rambipuji Kabupaten Jember Tahun 2020
disusun sebagai syarat guna menyelesaikan Program Pendidikan Profesi Ners
STIKES dr. Soebandi Jember yang telah dilaksanakan pada tanggal 7 September –
3 Oktober 2020.
Jember,
Oktober 2020

Mengesahkan,
Pembimbing Akademik, Pembimbing Klinik,

Irwina Angelia Silvanasari S.Kep.,Ns.,M.Kep Tri Handayani Amd.Kep


NIDN. 19900909 201402 2 072 NIP.

Kepala Desa Rambigundam, Kepala Dusun,

Mangsur Jamhuri
NIP. NIP.
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Kegiatan Satuan Acara Penyuluhan Cuci Tangan Di Dusun


Krajan Lor Desa Rambigundam Kecamatan Rambipuji Kabupaten Jember Tahun
2020 disusun sebagai syarat guna menyelesaikan Program Pendidikan Profesi
Ners STIKES dr. Soebandi Jember yang telah dilaksanakan pada tanggal 7
September – 3 Oktober 2020.
Jember, Oktober 2020

Mengesahkan,
Pembimbing Akademik, Pembimbing Klinik,

Irwina Angelia Silvanasari S.Kep.,Ns.,M.Kep Tri Handayani Amd.Kep


NIDN. 19900909 201402 2 072 NIP.

Kepala Desa Rambigundam, Kepala Dusun,

Mangsur Jamhuri
NIP. NIP.
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Kegiatan Satuan Acara Penyuluhan Pengelolaan Sampah Di


Dusun Krajan Lor Desa Rambigundam Kecamatan Rambipuji Kabupaten Jember
Tahun 2020 disusun sebagai syarat guna menyelesaikan Program Pendidikan
Profesi Ners STIKES dr. Soebandi Jember yang telah dilaksanakan pada tanggal 7
September – 3 Oktober 2020.
Jember, Oktober 2020

Mengesahkan,
Pembimbing Akademik, Pembimbing Klinik,

Irwina Angelia Silvanasari S.Kep.,Ns.,M.Kep Tri Handayani Amd.Kep


NIDN. 19900909 201402 2 072 NIP.

Kepala Desa Rambigundam, Kepala Dusun,

Mangsur Jamhuri
NIP. NIP.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...............................................................................


HALAMAN PENGESAHAN ...............................................................
KATA PENGANTAR.............................................................................
DAFTAR ISI............................................................................................
DAFTAR TABEL....................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................
1.1. Latar belakang....................................................................................
1.2. Rumusan masalah...............................................................................
1.3. Tujuan.................................................................................................
1.4. Manfaat...............................................................................................

BAB II TINJAUAN TEORI.................................................................


1. Keperawatan Komunitas ......................................................
2. Puskesmas.............................................................................

BAB III TINJAUAN LAPANGAN......................................................


3.1. Data Umum......................................................................................
3.2. Data Khusus.....................................................................................

BAB IV ANALISA DATA....................................................................


4.1. Analisa Data.....................................................................................
4.2. Prioritas Masalah..............................................................................

BAB V RENCANA KEPERAWATAN...............................................


5.1. Rencana Keperawatan......................................................................
5.2. Rencana Keperawatan NANDA,NIC dan NOC..............................

BAB VI IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPARAWATAN


6.1.Implementasi dan Evaluasi................................................................

BAB VII PEMBAHSAN.......................................................................


7.1 Pembahasan.......................................................................................

BAB VII KESIMPULAN......................................................................


7.1 Kesimpulan........................................................................................
7.2 Saran..................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA............................................................................
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Satuan Acara Penyuluhan
Lampiran 2 Dokumentasi
Lampiran 3 Pre Planning
Lampiran 4 Implementasi Pre Planning
Lampiran 5 POA
ABSTRAK

Asuhan Keperawatan Komunitas Dalam Konteks Perawatan Kesehatan Utama Di


Dusun Krajan Lor Desa Rambigundam Kecamatan Rambipuji Kabupaten Jember
Tahun 2020

Pandemi COVID-19 menjadi tantangan bagi sistem-sistem kesehatan di


seluruh dunia. Peningkatan pesat kebutuhan akan perawatan bagi orang dengan
COVID-19 semakin diperparah dengan rasa takut, misinformasi, dan pembatasan
gerak orang dan pasokan yang mengganggu pemberian layanan kesehatan garis
depan bagi semua orang. Saat sistem kesehatan kewalahan dan orang tidak dapat
mengakses layanan yang dibutuhkan, kematian langsung dan tidak langsung
akibat penyakit yang dapat dicegah dan diobati meningkat. Dalam
pelaksanaannya, mahasiswa dalam kegiatan berperan sebagai fasilitator dalam
penyampaian data secara statistik dari hasil Survey yang telah dilakukan
sebelumnya sebagai salah satu dasar dalam menentukan permasalah di wilayah
kerja Desa Rambigundam. Tujuannya mampu mengaplikasikan konsep dan teori
keperawatan komunitas yang telah diperoleh pada tahap akademik secara nyata
dan memberikan asuhan keperawatan komunitas di Dusun Krajan Lor RW 11 –
RW 16, Desa Rambigundam Kecamatan Rambipuji Kabupaten Jember. Hasil
Berjalan dengan lancar, baik rencana kegiatan I maupun II. Semua kebutuhan
kegiatan baik rencana kegiatan I maupun rencana kegiatan II dapat
teridentifikasi dan disiapkan secara rapih. Masyarakat pengajian senang
mengikuti kegiatan pendidikan kesehatan yang bertemakan penyakit COVID 19,
bahaya COVID 19, pentingnya menggunakan masker dan cuci tangan, akan
melakukan cuci tangan 6 langkah, warga sangat senang dengan adanya kegiatan
pendidikan kesehatan terkait pengelolaan sampah, jika sudah dilakukan
penyuluhan diharapkan masyarakat dapat memilah sampah di rumah yang dapat
bisa didaur ulang untuk dijadikan kompos.

Kata kunci : COVID 19, Masker, Cuci Tangan, Sampah


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan
dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
yang optimal. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan upaya dari seluruh
potensi bangsa baik masyarakat, swasta maupun pemerintah pusat dan daerah.
Guna mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal tersebut,
berbagai upaya kesehatan telah diselenggarakan. Salah satunya adalah upaya
perawatan kesehatan masyarakat yang lebih dikenal dengan upaya
keperawatan komunitas. Keperawatan komunitas merupakan bentuk
pelayanan atau asuhan langsung yang berfokus kepada kebutuhan dasar
komunitas, yang berkaitan dengan kebiasaan atau pola perilaku masyarakat
yang tidak sehat, ketidakmampuan masyarakat untuk beradaptasi dengan
lingkungan (bio, psiko, sosial, kultural, maupun spiritual. Intervensi
keperawatan komunitas yang dilakukan difokuskan pada tiga level prevensi
atau pencegahan yaitu : prevensi primer yang pelaksanaan difokuskan pada
pendidikan kesehatan konseling, prevensi sekunder dan prevensi tersier.
Sebagai tenaga profesional, maka perencanaan dalam memberikan asuhan
keperawatan komunitas merupakan hal yang teramat penting disusun oleh
perawat. Rencana asuhan keperawatan disusun dengan memperhatikan banyak
faktor, terutama sekali faktor masyarakat itu sendiri, karena pada hakekatnya
masyarakatlah yang memiliki rencana tersebut, dan perawat sebaiknya
hanyalah sebagai fasilitator dan motivator dalam menggerakkan dinamika
masyarakat untuk dapat menolong dirinya sendiri (Sultarna Agus, 2009).
Tidak hanya perencanaan tentunya ners harus mampu pula memastikan
bahwa rencana tersebut merupakan upaya yang paling maksimal, artinya ners
tidak saja dituntut berperan dilevel pelaksana dimasyarakat saja (grassroat),
namun pula harus merambah kepada level pengambilan keputusan (decision
maker), dengan aktif melakukan loni, negoisasi, serta advokasi terhadap apa
yang telah direncanakan untuk dapat diwujudkan. Hal ini akan memaksa ners
untuk mampu bekerja sama dengan berbagai pihak baik dari kalangan birokrat
pemerintahan, lembaga swadaya masyarakat, maupun kalangan bisnis. Oleh
karena itu penting dilakukan pendekatan strategi yang mantap dengan
memanfaatkan berbagai data primer, sekunder dan tersier sebagai berikut
(evidence base) (Sutarna Agus, 2003).
Melihat fenomena tersebut diatas, mahasiswa Program Studi Profesi Ners
merasa perlu untuk praktek keperawatan komunitas, yang dilaksanakan dari
tanggal 7 September s.d 3 Oktober 2020 di Desa Rambigundam Kecamatan
Rambipuji Kabupataen Jember. Sebagai output dari praktek keperawatan
komunitas tersebut mahasiswa menyusun laporan “Asuhan Komunitas di
Dusun Krajan Lor Desa Rambigundam Kecamatan Rambipuji Kabupaten
Jember Tahun 2020”

1.2 Tujuan Penulisan


a. Tujuan Umum
Mampu mengaplikasikan konsep dan teori keperawatan komunitas yang
telah diperoleh pada tahap akademik secara nyata dan memberikan asuhan
keperawatan komunitas di Dusun Krajan Lor RW 11 – RW 16, Desa
Rambigundam Kecamatan Rambipuji Kabupaten Jember.
b. Tujuan Khusus
1) Melakukan pengumpulan data hasil pengkajian pada masyarakat di
Dusun Krajan Lor RW 11 – RW 16, Desa Rambigundam Kecamatan
Rambipuji Kabupaten Jember.
2) Melakukan anilasa data hasil pengkajian pada masyarakat di Dusun
Krajan Lor RW 11 – RW 16, Desa Rambigundam Kecamatan
Rambipuji Kabupaten Jember.
3) Menentukan diagnosa keperawatan hasil pengkajian pada masyarakat
di Dusun Krajan Lor RW 11 – RW 16, Desa Rambigundam
Kecamatan Rambipuji Kabupaten Jember.
4) Menginformasikan tentang prioritas masalah yang ada di Dusun
Krajan Lor RW 11 – RW 16, Desa Rambigundam Kecamatan
Rambipuji Kabupaten Jember.
5) Menginformasikan perencanaan Asuhan Keperawatan Komunitas di
Dusun Krajan Lor RW 11 – RW 16, Desa Rambigundam Kecamatan
Rambipuji Kabupaten Jember.
6) Menginformasikan pelaksanaan Asuhan Keperawatan Komunitas di
Dusun Krajan Lor RW 11 – RW 16, Desa Rambigundam Kecamatan
Rambipuji Kabupaten Jember.

1.3 Manfaat Penelitian


a Manfaat Teoritis
Sebagai sumber informasi khususnya bagi mahasiswa program profesi
ners dalam melaksanakan kegiatan praktek belajar klinik keperawatan
komunitas melalui kegiatan pembangunan kesehatan masyarakat desa
(PKMD).
b Manfaat Praktis
Sebagai beban masukan bagi program profesi untuk meningkatkan kualitas
pelayanan asuhan keperawatan komunitas.

1.4 Metode Penelitian


Data-data diperlukan diperoleh dengan menggunakan pengumpulan data
meliputi :
a Studi keputusan yaitu usaha memperoleh data secara teori yang
berhubungan dengan konsep dan asuhan keperawatan komunitas.
b Studi kasus secara langsung pada kegiatan dilapangan dan berpartisipasi
akltif dalam memberikan asuhan keperawatan komunitas.

1.5 Waktu
Pelaksanaan Praktik Keperawatan Komunitas di Dusun Krajan Lor RW 11 –
RW 16, Desa Rambigundam Kecamatan Rambipuji Kabupaten Jember
dimulai pada tanggal 7 September 2020 – 3 Oktober 2020.
1.6 Tempat
Praktik Keperawatan Komunitas di tempatkan di Dusun Krajan Lor RW 11 –
RW 16, Desa Rambigundam Kecamatan Rambipuji Kabupaten Jember.
BAB 2
TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian Keperawatan Komunitas


Keperawatan komunitas merupakan suatu bentuk pelayanan
kesehatan yang dilakukan sebagai upaya dalam mencegah dan peningkatan
derajat kesehatan masyarakat melalui pelayanan keperawatan langsung
terhadap individu, keluarga, dan kelompok di dalam konteks komunitas
serta perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat dan
mempertimbangkan masalah atau isu kesehatan masyarakat yang dapat
memengaruhi individu, keluarga, dan masyarakat.
a. Tujuan Umum
Meningkatkan derajat kesehatan dan kemampuan masyarakat secara
menyeluruh dalam memelihara kesehatanya untuk mencapai derajat
kesehatan yang optimal secara mandiri.
b. Tujuan Khusus
1) Dipahaminya pengertian sehat dan sakit oleh masyarakat.
2) Meningkatkan kemampuan individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat untuk melaksanakan upaya perawatan dasar dalam
rangka mengatasi masalah keperawatan.
3) Tertanganinya kelompok keluarga yang rawan memerlukan
pembinaan dan asuhan keperawan.
4) Tertanganinya kelompok masyarakat khusus/rawan yang
memerlukan pembinaan dan asuhan keperawatan di rumah, di
panti, dan masyarakat.
5) Tertanganinya kasus-kasus yang memerlukan penanganan tindak
lanjut dan asuhan keperawatan di rumah.
6) Terlayaninya kasus-kasus tertentu yang termasuk kelompok resiko
tinggi yang memerlukan penanganan dan asuhan keperawatan di
rumah dan puskesmas.
7) Teratasi dan terkendalinya keadaan lingkungan fisik dan sosial
untuk menuju keadaan sehat yang optimal.
Sasaran keperawatan komunitas adalah seluruh masyarakat
termasuk individu, keluarga, dan kelompok yang beresiko tinggi, seperti
keluarga penduduk di daera kumuh, daera terisolasi, dan daerah yang tidak
terjangkau termasuk kelompok bayi, balita, dan ibu hamil.
Menurut Anderson (1988) dalam buku Keperawatn Komunitas,
2008, Mia Fatma Ekasari, S.Kep., sasaran keperawatan komunitas terdiri
dari tiga tingkat.
a. Tingkat Individu
Perawat memberikan asuhan keperawatan kepada individu yang
mempunyai masalah kesehatan tertentu (misalnya TBC, ibu hamil, dan
lain-lain) yang dijumpai di poliklinik, puskesmas dengan sasaran dan
pusat perhatian pada masalah kesehatan dan pemecahan masalah
kesehatan individu.
b. Tingkat Keluarga
Sasaran kegiatan adalah keluarga, di mana anggota keluarga yang
mempunyai masalah kesehatan dirawat sebagai bagian dari keluarga
dengan mengukur sejauh mana terpenuhinya tugas kesehatan keluarga,
yaitu mengenal masalah kesehatan, mengambil keputusan untuk
mengatasi masalah kesehatan, memberikan perawatan kepada anggota
keluarga, menciptakan lingkungan yang sehat, dan memanfaatkan
sumber daya alam masyarakat untuk meningkatkan kesehatan
keluarga.
Prioritas pelayanan perawatan kesehatan masyarakat dofokuskan
pada keluarga rawan, seperti berikut.
a. Keluarga yang belum terjangkau pelayanan kesehatan, seperti ibu
hamil yang belum ANC, ibu nifas yang persalinannya di tolong oleh
dukun, penyakit kronis menular yang tidak dapat diintervansi oleh
program, penyakit endemis, dan penyakit kronis tidak menular atau
keluarga dengan kecacatan tertentu (mental atau fisik).
b. Keluarga dengan resiko tinggi, yaitu keluarga dengan ibu hamil yang
memiliki masalah gizi, seperti anemia gizi berat (HB kurang dari 8 gr)
ataupun Kurang Energi Kronis (KEK), keluarga dengan ibu hamil
risiko tinggi, seperti perdarahan, infeksi, hipertensi, keluarga dengan
balita dengan BGM, keluarga dengan neonatus BBLR, keluarga
dengan usia lanjut jompo, dan atau keluarga dengan kasus percobaan
bunuh diri.
c. Keluarga dengan tindakan lanjut perawatan.
Drop out tertentu, seperti ibu hamil, bayi, balita dengan keterlambatan
tumbuh kembang, dan penyakit kronis atau endemis.
d. Kasus pasca keperawatan, seperti kasus pasca keperawatan yang
dirujuk dari institusi pelayanan kesehatan dan kasus katarak yang
dioperasi di puskesmas atau persalinan dengan tindakan.

Tingkat Komunitas
Pelayanan asuhan keperawatan berorientasi pada individu, keluarga
dilihat sebagai suatu kesatuan dalam komunitas. Asuhan ini diberikan
untuk kelompok beresiko atau untuk masyarakat wilayah binaan dengan
memandang komunitas sebagai klien, individu, keluarga, kelompok,
masyarakat baik yang sehat atau sakit dan yang mempunyai masalah
kesehatan karena ketidaktauan, ketidakmauan, serta ketidakmampuan.
a. Pembinaan kelompok khusus, yaitu pembinaan yang dilakukan
terhadap kelompok yang rawan dan rentan terhadap masalah
kesehatan, seperti berikut.
1) Terikat dalam institusi, misalnya panti, rutal/lapas,pondok
pesantren, dan lokalisasi/WTS.
2) Tidak terikat dalam institusi, misalnya karang wredha, karang
balita, KPKIA, kelompok pekerja informal, perkumpulan
penyandang penyakit tertentu (jantung, asma, DM, dan lain-lain),
dan kelompok remaja.
b. Pembinaan desa dan atau masyarakat bermasalah, seperti berikut.
1) Masyarakt di daerah endemis suatu penyakit, misalnya endemis
malaria, filariasis, DHF, dan diare.
2) Masyarakat di daerah dengan keadaan lingkungan kehidupan
buruk, misal daerah kumuh di kota besar.
3) Masyarakat di daerah yang mempunyai masalah yang menonjol
dibanding dengan daerah lain, misalnya daerah dengan AKB
tinggi.
4) Masyarakat di daerah yang mempunyai masalah kesenjangan
pelayanan kesehatan lebih tinggi dari daerah sekitar, misalnya
cakupan ANC rendah dan imunisasi rendah.
5) Masyarakat di daerah pemukiman baru, yang diperkirakan akan
mengalami hambatan dalam melaksanakan adaptasi kehidupannya,
seperti daerah transmigrasi dan pemukiman masyarakat terasing
Keperawatan komunitas mencakup berbagai bentuk upaya pelayanan
kesehatan, baik upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitif, maupun
resosialitatif.
Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu,
keluarga, kelompok dengan melakukan kegiatan penyuluhan kesehatan,
peningkatan gizi, pemeliharaan kesehatan perorangan, pemeliharaan
kesehatan lingkungan, olahraga teratur, rekreasi, dan pendidikan seks.
Upaya preventif untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan
kesehatan terhadap individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat melalui
kegiatan imunisasi, pemeriksaan kesehatan berkala melalui posyandu,
puskesmas dan kunjungan rumah, pemberian vitamin A, lodium, ataupun
pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan menyusui.
Upaya kuratif bertujuan untuk mengobati anggota keluarga yang sakit
atau masalah kesehatan melalui kegiatan perawatan orang sakit di rumah,
perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut dari puskesmas atau rumah,
perawat ibu hamil dengan kondisi patologis, perawatan buah dada, ataupun
perawatan tali pusar bayi baru lahir.
Upaya rehabilitatif atau pemulihan terhadap pasien yang dirawat di
rumah atau kelompok-kelompok yang menderita penyakit tertentu, seperti
TBC, kusta, dan cacat fisik lainnya melalui kegiatan latihan fisik pada
penderita kusta, patah tulang, kegiatan fisioterapi pada penderita stroke,
batuk efektif pada penderita TBC, dan lain-lain.
Upaya resosialitatif adalah upaya untuk mengembalikan penderita ke
masyarakat yang karena penyakitnya dikucilkan oleh masyarakat seperti
penderita AIDS, kusta, dan wanita tuna susila.

2.2 Puskesmas
2.2.1 Definisi Puskesmas
Puskesmas adalah suatu kesatuanorganisasi kesehatan fungsional yang
merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina
peran serta masyarakat di samping memberikan pelayanan secara
menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam
bentuk kegiatan pokok (Efendi dan Makhfudli, 2009). Menurut Harnilawati
(2013) definisi puskesmas ialah suatu unit pelaksana fungsional yang
berfungsi sebagai pusat pembagunan kesehatan, serta pusat pelayanan
kesehatan tingkat pertama yang menyelenggarakan kegiatannya secara
menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan pada suatu masyarakat yang
bertembat tinggal dalam suatu wilayah tertentu . Sedangkan berdasarkan
Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) No. 75 Tahun 2014, puskesmas
adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama
untuk mencapai derajat kesehatan setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
Dari berbagai pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
puskesmas merupakan salah satu fasilitas atau sarana kesehatan yang
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, dan berperan penting
untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

2.2.2 Kategori Puskesmas


Berdasarkan karakteristik wilayah kerja puskesmas, Permenkes No 75
Tahun 2014 menentukan tiga kategori puskesmas, yaitu puskesmas kawasan
perkotaan, puskesmas kawasan pedesaan, dan puskesmas kawasan terpencil
dan sangat terpencil. Sedangkan berdasarkan keampuan
penyelenggaraannya, puskesmas dibedakan menjadi :
a. Puskesmas non rawat inap, yaitu puskesmas yang tidak
menyelenggarakan pelayanan rawat inap kecuali pertolongan persalinan
normal
b. Puskesmas rawat inap, yaitu puskesmas yang diberi tambahan sumber
daya untuk menyeenggarakan pelayanan rawat iap, sesuai pertimbangan
kebutuhan pelayanan kesehatan.

2.2.3 Tugas dan Fungsi Puskesmas


Berdasarkan Permenkes No 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat, Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan
kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah
kerjanya dalam rangka mendukung terwujudnya kecamatan sehat. Dalam
melaksanakan tugas tersebut, puskesmas menyelenggarakan fungsi sebagai
berikut :
a. Penyelenggaraan UKM (paya Kesehatan Masyarakat) tingkat pertama di
wilayah kerjanya.
b. Penyelenggaraan UKP (Upaya Kesehatan Perseorangan) tingkat pertama
di wilayah kerjanya
c. Sebagai wahana pendidikan tenaga kesehatan

2.2.4 Standar Pelayanan Puskesmas


Jika suatu organisasi layanan kesehatan ingin menyelenggarakan
layanan kesehatan yang bermutu, maka harus mempunyai standa layanan
kesehatan sebagai landasan dalam memberikan pelayanan kesehatan.
Organisasi layanan kesehatan tidak hanya mencakup rumah sakit,
puskesmas juga merupakan suatu organisasi layanan kesehatan yang
dituntut mempunyai standar layanan kesehatan. Standar layanan kesehatan
adalah suatu pernyataan tentang mutu yang diharapkan (Efendi dan
Makhfudli, 2009).
Adanya standar layanan kesehatan diharapkan akan membantu
terwujudnya pembangunan kesehatan dengan segera. Pembangunan
kesehatan bertujuan untuk meningkatka kesadarn, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud kesehatan
masyarakat baik dalam bidang promotif, preventif, kuratif, ataupun
rehabilitatif agar setiap masyarakat dapat mencapai kesehatan yang setinggi-
tingginya baik fisik, mental, dan sosial serta harapan berumur panjang
(Ismainar, 2015). Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
(KEMENKES) melakukan terobosan sebagai upaya dalam pembangunan
kesehatan. Diantaranya adalah dengan menuntut fasilitas pelayanan
kesehatan agar mampu mencapai Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang
kesehatan.
Pembangunan kesehatan pada dasarnya diupayakan untuk mencapai
visi Indonesia sehat sendiri akan terwujud melalui visi provinsi sehat
dengan mengamalkan SPM bidang kesehatan provinsi. SPM bidang
kesehatan provinsi tersebut juga bergunasebagai acuan penetapan indikator
layanan kesehatan tingkat kabupaten / kota yang sering dikenal dengan
istilah SPM bidang kesehatan kabupaten / SPM bidang kesehatan kota. SPM
bidang kesehatan kabupaten / kota inilah yang dijadikan sebagai landasan
penetapan indikator dalam pelayanan kesehatan di organisasi – organisasi
penyelenggara layanan kesehatan. Sehingga, tiaprumah sakit atau
puskesmas di Indonesia mempunyai tantangan untuk mencapai SPM bidang
kesehatan kapubaten / kota yang mana SPM tersebut juga sesuai dengan
aturan KEMENKES RI (Efendi dan Makhfudli, 2009).

2.2.5 Kualitas Puskesmas


Kualitas adalah ukuran seberapa dekat suatu barang atau jasa
sesuai dengan standar tertentu (Marimin, 2004). Sedangkan berdasarkan
ISO (Internasional Standard Organization) 8402, kualitas adalah totalitas
karakteristik dari berbagai entitas yang memberikan segenap
kemampuannya pada nilai-nilai kebetuhan serta nilai-nilai kepuasan
(Hidayat, 2007). Kolter (2000) mengartikan kualitas sebagai totalitas fitur
yang dapat menjadikan produk atau pelayanan sebagai pemenuhan
kebutuhan yang dinyatakan atau tidak (Simamora, 2010).
Secara garis beras, kualitas merupakan nilai terhadap barang
ataupun jasa yang dipersepsikan oleh pengguna mengamati serta
menghubungkan dengan standar kebutuhan atau kepuasan pengguna.
Definisi kualitas atau mutu juga dapat tingkat kesempurnaan barang atau
jasa tersebut diberikan kepada pengguna. Pokok penting dari konsep
kualitas adalah berfokus pada pelanggan.

2.2.6 Pelayanan Kesehatan


Pelayanan kesehatan dapat dijelaskan sebagai upaya yang
diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi
untuk memilih dan meningkatkan kesehatan, mencegah, dan
menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perseorangan,
keluarga, kelompok, dan ataupun masyarakat (Levey dan Loomba, 1973,
dalam Azwar, 2010). Sedangkan Azwar (2010) menjelaskan dalam bukunya
bahwa jenis pelayanan kesehatan bermacam-macam, dalam
pengklasifikasiannya dapat ditentukan dengan tiga hal berikut, yaitu:
a. Pengorganisasian pelayanan. Dapat dilaksanakan secara sendiri atau
secara bersama-sama dalam suatu organisasi.
b. Ruang lingkup kegiatan. Dapat mencakup kegiatan pemeliharaan
kesehatan, pemulihan kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan
penyakit, pemulihan kesehatan, atau kombinasi dari padanya.
c. Sasaran pelayanan kesehatan. Dapat ditujukan untuk perseorangan,
keluarga, kelompok, ataupun untuk masyarakat secara keseluruhan.
Menurut Azwar (2010), syarat pokok pelayanan kesehatan harus
dimiliki oleh sarana pelayanan kesehatan. Syarat-syarat tersebut adalah
sebagai berikut:
a. Tersedia dan berkesinambungan. Artinya, pelayanan kesehatan yang
dibutuhkan oleh masyarakat tidak sulit ditemukan, serta keberadaannya
di masyarakat adalah pada setiap saat yang dibutuhkan.
b. Dapat diterima dan wajar. Artinya,pelayanan kesehatan tersebut tidak
bertentangan dengan keyakinan dan kepercayaan masyarakat.
c. Mudah dicapai. Artinya,pengaturan distribusi sarana kesehatan menjadi
sangat penting.
d. Mudah dijangkau. Artinya, upaya pelayanan biaya pelayanan kesehatan
disesuaikan dengan kemampuan ekonomi masyarakat.
e. Bermutu. Artinya,pelayanan harus dapat memuaskan para pemakai jasa
serta cara penyelenggaraan pelayanan harus sesuai dengan kode etik dan
standar yang telah ditetapkan.
f. Secara umum, jenis pelayanan kesehatan pada fasilitas/sarana kesehatan
dibagi menjadi dua (Syaifudin, dan Hamidah,2009), yaitu:
1) Rawat inap, adalah pelayanan kesehatan dimana pesien diinapkan di
fasilitas kesehatan karena kondisinya yang membutuhkan
pemantauan tenaga medis setiap saat.
2) Rawat jalan, adalah pelayanan kesehatan dimana pasien
mendapatkan penatalaksanaan medis tanpa menginap di fasilitas
kesehatan.

2.2.1. Fungsi Puskesmas


Menurut keputusan menteri kesehatan Nomor
128/Menkes/SK/II/2004, fungsi Puskesmas adalah sebagai berikut:
1) Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan.
Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau
penyelenggaraan pembagunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat
dan dunia usaha di wilayah kerjanya, sehingga berwawasan serta
mendukung pembangunan kesehatan. Di samping itu puskesmas aktif
memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan
setiap program pembangunan di wilayah kerjanya. Khusus untuk
pembangunan kesehatan, upaya yang dilakukan puskesmas adalah
mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa
mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.

2) Pusat pemberdayaan masyarakat.


Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka
masyarakat, kelluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki
kesadaran. Kemauan, dan kemampuan melayani diri sendiri dan
masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan
kepentingan kesehatan termasuk pembiayaannya, serta ikut menetapkan,
menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program kesehatan.
Pemberdayaan perorangan, keluarga dan masyarakat ini diselenggarakan
dengan memperhatikan kondisi dan situasi, khususnya sosial budaya
masyarakat setempat.
3) Pusat pelayanan kesehatan strata pertama.
Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan
tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan.
Pelayanan kesehattan tingkat pertama yang menjadi tanggung jawab
puskesmas meliputi :
a. Pelayanan kesehatan perorangan
Pelayanan kesehatan perorangan adalah pelayanan yang bersifat
pribadi (private goods) dengan tujuan utama menyembuhkan
penyakit dan pemulihan kesehatan perorangan, tanpa mengabaikan
pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit. Pelayanan
perorangan tersebut adalah rawat jalan dan untuk puskesmas tertentu
ditambah dengan rawat inap.
b. Pelayanan kesehatan masyarakat
Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat
publik (public goods) dengan tujuan utama memelihara dan
meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit tanpa
mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.
Pelayanan kesehatan masyarakat tersebut antara lain promosi
kesehatan, peningkatan kesehatan keluarga, keluarga berencana,
kesehatan jiwa serta sebagai program kesehatan masyarakat lainnya.

2.2.2 Upaya kesehatan puskesmas


Untuk tercapainya visi pembangunan kesehatan melalui
puskesmas, yakni terwujudnya Kecamatan Sehat Menuju Indonesia Sehat,
puskeswmas bertanggung jawab menyelenggarakan upaya kesehatan
perorangan dan upaya kesehatan masyarakat, yang keduanya jika ditinjau
dari sistem kesehatan nasional merupakan pelayanan kesehatan tingkat
pertama. Upaya kesehatan tersebut dikelompokkan menjadi dua (Keputusan
Menteri Kesehatan, 2004) yakni:
a. Upaya Kesehatan Wajib
Upaya kesehatan wajib puskesmas adalah upaya yang ditetapkan
berdasarkan komitmen nasional, regional dan global serta yang
mempunyai daya ungkit tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan
masyarakat. Upaya kesehatan wajib ini harus diselenggarakan oleh
setiap puskesmas yang ada di wilayah Indonesia, upaya kesehatan wajib
tersebut adalah:
1) Upaya Promosi Kesehatan
2) Upaya kesehatan Lingkungan
3) Upaya kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana
4) Upaya Perbaikan Gizi
5) Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
6) Upaya Pengobatan
b. Upaya Kesehatan Pengembangan
Upaya kesehatan pengembangan puskesmas adalah upaya yang
ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di
masyarakat serta yang disesuaikan dengan kemampuan puskesmas.
Upaya kesehatan pengembangan dipilih dari daftar upaya kesehatan
pokok puskesmas yang telah ada, yakni:
1) Upaya Kesehatan Sekolah
2) Upaya Kesehatan Olah Raga
3) Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat
4) Upaya Kesehatan Kerja
5) Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
6) Upaya kesehatan Jiwa
7) Upaya kesehatan Mata
8) Upaya kesehatan Usia Lanjut
9) Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional
Upaya laboratorium medis dan laboratorium kesehatan
masyarakat serta upaya pencatatan dan pelaporan tidak termasuk pilihan
karena ketiga upaya ini merupakan perlayanan penunjang dari setiap
upaya wajib dan upaya pengembangan puskesmas. Perawatan kesehatan
masyarakat merupakan pelayanan penunjang, baik upaya kesehatan
wajib maupun upaya kesehatan pengembangan. Apabila perawatan
kesehatan masyarakat menjadi permasalahan spesifik di daerah tersebut,
maka dapat dijadikan sebagai salah satu upaya kesehatan
pengembangan. Upaya kesehatan pengembangan puskesmas dapat pula
bersifat upaya inovasi, yakni upaya lain di luar upaya puskesmas
tersebut di atas yang sesuai dengan kenutuhan. Pengembangan dan
pelaksanaan upaya inovasi adalah dalam rangka mempercepat
tercapainya visi puskesmas. Pemilihan upaya kesehatan pengembangan
ini dilakukan oleh puskesmas bersama Dinas Kesehatan Kabupaten /
Kota dengan mempertimbangkan masukan dari BPP. Upaya kesehatan
pengembangan dilakukan apabila upaya kesehatan wajib puskesmas
telah terlaksana secara optimal, dalam arti target cakupan serta
peningkatan mutu pelayanan telah tercapai. Penetapan upaya kesehatan
pengembangan pilihan puskesmas ini dilakukan oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota. Dalam keadaan tertentu, upaya kesehatan
pengembangan puskesmas dapat pula ditetapkan sebagai penugasan oleh
dinas Kesehatan Kabupaten/Kota (Keputusan Menteri Kesehatan, 2004).

2.3 Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat


2.3.1 Kebersihan Tangan
Tangan merupakan media transmisi patogen tersering di RS. Menjaga
kebersihan tangan dengan baik dan benar dapat mencegah penularan
mikroorganisme dan menurunkan frekuensi infeksi nosokomial. Kepatuhan
terhadap kebersihan tangan merupakan pilar pengendalian infeksi. Teknik
yang digunakan adalah teknik cuci tangan 6 langkah. Dapat memakai
antiseptik, dan air mengalir atau handrub berbasis alkohol.
Mencuci tangan merupakan teknik paling penting dalam pencegahan
dan pengontrolan infeksi ( Potter dan Perry, 2005).

2.3.2 Kapan Mencuci Tangan


a. Segera setelah tiba di rumah
b. Diantara kontak pasien satu dengan yang lain
c. Sebelum dan sesudah melakukan tindakan pada pasien
d. Sesudah ke kamar kecil
e. Sesudah kontak  darah atau cairan tubuh lainnya
f. Bila tangan kotor
g. Segera setelah membersihkan sekresi hidung
h. Sebelum dan setelah menyiapkan dan mengkonsumsi makanan

2.3.3 Alternatif Kebersihan Tangan


a. Handrub berbasis alkohol 70%:
1) Pada tempat dimana akses wastafel dan air bersih terbatas
2) Tidak mahal, mudah didapat dan mudah dijangkau
3) Dapat dibuat sendiri (gliserin 2 ml  100 ml alkohol 70 %)
b. Jika tangan terlihat kotor, mencuci tangan  air bersih mengalir dan
sabun harus dilakukan
c. Handrub antiseptik tidak menghilangkan kotoran atau zat organik,
sehingga jika tangan kotor harus mencuci tangan  sabun dan air
mengalir
d. Setiap 5 kali aplikasi Handrub harus mencuci tangan  sabun dan air
mengalir
e. Mencuci tangan sabun biasa dan air bersih mengalir sama efektifnya 
mencuci tangan  sabun antimikroba.
f. Sabun biasa mengurangi terjadinya iritasi kulit

2.3.4 Pengertian Mencuci Tangan


Mencuci tangan adalah menggosok kedua pergelangan tangan dengan kuat
secara bersamaan menggunakan zat pembersih yang sesuai dan dibilas
dengan air mengalir dengan tujuan menghilangkan mikroorganisme
sebanyak mungkin. Ada dua prosedur pencucian tangan yang dapat
dilakukan.

2.3.5 Manfaat Mencuci Tangan


a. Sederhana dan efektif mencegah infeksi
b. Ciptakan lingkungan yang aman
c. Pelayanan kesehatan menjadi aman
d. Bila tangan kotor,cuci dengan sabun atau antiseptic di air mengalir
e. Bila tangan tak tampak kotor,bersikamn denga gosok cairan berbasis
alcohol atau hand sanitizer

2.3.6 Waktu Penting Melakukan Cuci Tangan Sehari-Hari


a. Sebelum memasukan makanan ke dalam mulut
b. Sebelum mengolah makanan
c. Sebelum memegang bayi
d. Setelah menceboki anak
e. Setelah buang air kecil(bak) dan buang air besar (bab).  

2.3.7 Waktu Mencuci Tangan di Rumah Sakit


a. Sebelum Kontak dengan pasien
b. Sebelum tindakan aseptik
c. Setelah terkena cairan tubuh pasien
d. Setelah kontak dengan pasien
e. Setelah kontak dengan lingkungan pasien 

2.3.8 Cara Cuci Tangan 6 Langkah Memakai Sabun Yang Baik dan Benar
a. Basahi kedua telapak tangan setinggi pertengahan lengan memakai air
yang mengalir, ambil sabun kemudian usap dan gosok kedua telapak
tangan secara lembut
b. Usap dan gosok juga kedua punggung tangan secara bergantian
c. Jangan lupa jari-jari tangan, gosok sela-sela jari hingga bersih
d. Bersihkan ujung jari secara bergantian dengan mengatupkan
e. Gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian
f. Letakkan ujung jari ke telapak tangan kemudian gosok perlahan
.Bersihkan kedua pergelangan tangan secara bergantian dengan cara
memutar, kemudian diakhiri dengan membilas seluruh bagian tangan
dengan air bersih yang mengalir lalu keringkan memakai handuk atau
tisu

2.3.9 Langkah Mencuci Tangan Menurut Standart WHO


Setelah sebelumnya membahas 5 momen cuci tangan sekarang coba kita
bahas tentang bagaimana cuci tangan dengan antiseptik (handrub) yang
benar menurut WHO. Hal ini juga wajib diketahui dan dilakukan untuk
semua karyawan RS/Puskesmas/Klinik yang akan menghadapi akreditasi.
Prinsip dari 6 langkah cuci tangan antara lain :
a. Dilakukan dengan menggosokkan tangan menggunakan cairan antiseptik
(handrub) atau dengan air mengalir dan sabun antiseptik (handwash).
Rumah sakit akan menyediakan kedua ini di sekitar ruangan pelayanan
pasien secara merata.
b. Handrub dilakukan selama 20-30 detik sedangkan handwash 40-60 detik.
c. 5 kali melakukan handrub sebaiknya diselingi 1 kali handwash

2.4 Hipertensi
2.4.1 Pengertian Definisi
Hipertensi lebih dikenal dengan istilah penyakit tekanan darah tinggi.
Batas tekanan darah yang dapat digunakan sebagai acuan untuk menentukan
normal atau tidaknya tekanan darah adalah tekanan sistolik dan diastolik.
Bedasarkan JNC (Joint National Comitee) VII, seorang dikatakan
mengalami hipertensi jika tekanan sistolik 140 mmHg atau lebih dan
diastolik 90 mmHg atau lebih (Chobaniam, 2013).
Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana
tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90
mmHg. Pada populasi lanjut usia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan
sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg (Sheps, 2015).

2.4.2 Etiologi Hipertensi


a. Hipertensi essensial
Hipertensi essensial atau idiopatik adalah hipertensi tanpa kelainan
dasar patologis yang jelas. Lebih dari 90% kasus merupakan hipertensi
essensial. Penyebab hipertensi meliputi faktor genetik dan lingkungan.
Faktor genetik mempengaruhi kepekaan terhadap natrium, kepekaan
terhadap stress, reaktivitas pembuluh darah terhadap vasokontriktor,
resistensi insulin dan lain-lain. Sedangkan yang termasuk faktor
lingkungan antara lain diet, kebiasaan merokok, stress emosi, obesitas
dan lain-lain (Nafrialdi, 2009).
Pada sebagian besar pasien, kenaikan berat badan yang berlebihan
dan gaya hidup tampaknya memiliki peran yang utama dalam
menyebabkan hipertensi. Kebanyakan pasien hipertensi memiliki berat
badan yang berlebih dan penelitian pada berbagai populasi menunjukkan
bahwa kenaikan berat badan yang berlebih (obesitas) memberikan risiko
65-70 % untuk terkena hipertensi primer (Guyton, 2008).
b. Hipertensi sekunder
Meliputi 5-10% kasus hipertensi merupakan hipertensi sekunder
dari penyakit komorbid atau obat-obat tertentu yang dapat meningkatkan
tekanan darah. Pada kebanyakan kasus, disfungsi renal akibat penyakit
ginjal kronis atau penyakit renovaskular adalah penyebab sekunder yang
paling sering. Obat-obat tertentu, baik secara langsung ataupun tidak,
dapat menyebabkan 11 hipertensi atau memperberat hipertensi dengan
menaikkan tekanan darah (Oparil, 2003). Hipertensi yang penyebabnya
dapat diketahui, sering berhubungan dengan beberapa penyakit misalnya
ginjal, jantung koroner, diabetes dan kelainan sistem saraf pusat
(Sunardi, 2000).

2.4.3 Klasifikasi Hipertensi


Klasifikasi tekanan darah oleh JNC VII untuk pasien dewasa
berdasarkan rata-rata pengukuran dua tekanan darah atau lebih pada dua
atau lebih kunjungan klinis (Tabel 1). Klasifikasi tekanan darah mencakup 4
kategori, dengan nilai normal tekanan darah sistolik (TDS) <120 mmHg dan
tekanan darah diastolik (TDD) <80 mmHg. Prehipertensi tidak dianggap
sebagai kategori penyakit tetapi mengidentifikasikan pasien-pasien yang
tekanan darahnya cenderung meningkat ke klasifikasi hipertensi dimasa
yang akan datang. Ada dua tingkat (stage) hipertensi, dan semua pasien
pada kategori ini harus diterapi obat (JNC VII, 2003).
Tabel 1. Klasifikasi Hipertensi Menurut JNC-VII 2003
Kategori Tekanan Tekanan Sistolik Tekanan Diastolik
Darah (mmHg) (mmHg)
Normal ≤120 ≤ 80
Prehipertensi 120-139 80-89
Hipertensi stadium 1 140-159 90-99
Hipertensi stadium 2 ≥160 ≥100

Krisis hipertensi merupakan suatu keadaan klinis yang ditandai oleh


tekanan darah yang sangat tinggi yang kemungkinan dapat menimbulkan
atau telah terjadinya kelainan organ target. Biasanya ditandai oleh tekanan
darah >180/120 mmHg, dikategorikan sebagai hipertensi emergensi atau
hipertensi urgensi (American Diabetes Association, 2003). Pada hipertensi
emergensi, tekanan darah meningkat ekstrim disertai dengan kerusakan
organ target akut yang bersifat progresif, sehingga tekanan darah harus
diturunkan segera (dalam hitungan menit-jam) untuk mencegah kerusakan
organ lebih lanjut. Contoh gangguan organ target akut antara lain,
encephalopathy, pendarahan intrakranial, gagal ventrikel kiri akut disertai
edema paru, dissecting aortic aneurysm, angina pectoris tidak stabil dan
eklampsia atau hipertensi berat selama kehamilan (Depkes 2006).
2.4.4 Tanda dan Gejala Hipertensi
Pada pemeriksaan fisik, tidak dijumpai kelainan apapun selain tekanan
darah yang tinggi, tetapi dapat pula ditemukan perubahan pada retina,
seperti perdarahan, eksudat, penyempitan pembuluh darah, dan pada kasus
berat dapat ditemukan edema pupil (edema pada diskus optikus). Menurut
Price, gejala hipertensi antara lain sakit kepala bagian belakang, kaku
kuduk, sulit tidur, gelisah, kepala pusing, dada berdebar-debar, lemas, sesak
nafas, berkeringat dan pusing (Price, 2005). Gejala-gejala penyakit yang
biasa terjadi baik pada penderita hipertensi maupun pada seseorang dengan
tekanan darah yang normal hipertensi yaitu sakit kepala, gelisah, jantung
berdebar, perdarahan hidung, sulit tidur, sesak nafas, cepat marah, telinga
berdenging, tekuk terasa berat, berdebar dan sering kencing di malam hari.
Gejala akibat komplikasi hipertensi yang pernah dijumpai meliputi
gangguan penglihatan, saraf, jantung, fungsi ginjal dan gangguan serebral
(otak) yang mengakibatkan kejang dan pendarahan pembuluh darah otak
yang mengakibatkan kelumpuhan dan gangguan kesadaran hingga koma
(Cahyono, 2008).
Corwin menyebutkan bahwa sebagian besar gejala klinis timbul
setelah mengalami hipertensi bertahun-tahun adalah nyeri kepala saat
terjaga, kadang kadang disertai mual dan muntah yang disebabkan
peningkatan tekanan darah intrakranial (Corwin, 2005).

2.4.5 Faktor Risiko


a. Faktor risiko yang tidak dapat diubah
1) Usia
2) Jenis kelamin
3) Keturunan (genetik)
b. Faktor risiko yang dapat diubah
1) Kegemukan (obesitas)
2) Psikososial dan stress
3) Merokok
4) Olahraga
5) Konsumsi alkohol berlebih
6) Komsumsi garam berlebihan
7) Hiperlipidemia/Hiperkolestrolemia

2.4.6 Komplikasi Hipertensi


a. Stroke
b. Infark miokardium
c. Gagal ginjal
d. Ensefalopati (kerusakan otak)

2.4.7 Penatalaksanaan Hipertensi


a. Mengatasi obesitas/ menurunkan kelebihan berat badan
b. Mengurangi asupan garam didalam tubuh
c. Ciptakan keadaan rileks
d. Melakukan olahraga teratur
e. Berhenti merokok
f. Mengurangi komsumsi alkohol

2.5 Asam Urat


2.5.1 Pengertian  
Menurut Mutia Sari (2010 : 5) asam urat adalah akibat tingginya
kadar asam urat di tubuh. Silvia S. (2009 : 10) berpendapat bahwa asam
urat adalah asam yang berbentuk kristal yang merupakan hasil akhir dari
metabolisme purin (bentuk turunan nukeloprotein) yaitu salah satu
komponen asam nukleat yang terdapat pada inti sel-sel tubuh.
Khomsan A. S. Harlinawati Y. (2008 : 4)  mengatakan asam urat
ialah terjadinya penumpukan kristal asam urat pada daerah persendian.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan asam urat merupakan bagian
metabolisme purin. Dalam keadaan normal dan jika tidak berlangsung
normal asam urat akan menumpuk dalam jaringan tubuh. Akibatnya,
terjadi penumpukan kristal asam urat pada daerah persendian sehingga
menimbulkan rasa sakit yang luar biasa.
2.5.2  Penyebab
Kelainan metabolisme dalam tubuh yaitu reaksi peradangan jaringan
terhadap pembentukan kristal monosodium urat monohidrat yang
berhubungan dengan hiperurisemia (pengeluaran asam urat melalui urin
yang berlebihan).
Beberapa faktor yang menyebabkan kadar asam urat tinggi adalah:
a. Faktor keturunan
b. Penyakit Diabetes Melitus
c. Adanya gangguan ginjal dan hipertensi
d. Tingginya asupan makanan yang mengandung purin.
e. Berat badan yang berlebih (obesitas)
f. Jumlah alkohol yang dikonsumsi
g. Penggunaan obat-obatan kimia yang bersifat diuretik/analgetik dalam
waktu lama.

2.5.3 Tanda Dan Gejala


Menurut Mutia Sari (2010 : 33) biasanya asam urat  mengenai sendi
ibu jari, tetapi bisa juga pada tumit, pergelangan kaki dan tangan atau
sikut. Kebanyakan asam  urat muncul sebagai serangan kambuhan.
Penyakit ini timbul dari kondisi hiperurikemi, yaitu keadaan di mana
kadar asam urat dalam darah di atas normal.
Kadar asam urat normal pada pria berkisar 3,5 - 7 mg/dL, sedangkan
pada wanita  2,6 - 6 mg/dL. Serangan  asam urat biasanya timbul secara
mendadak/akut, kebanyakan menyerang pada malam hari. Jika asam urat
menyerang, sendi-sendi yang terserang tampak merah, mengkilat,
bengkak, kulit diatasnya terasa panas disertai rasa nyeri yang sangat hebat,
dan persendian sulit digerakan.Serangan pertama asam urat pada umumnya
berupa serangan akut yang terjadi pada pangkal ibu jari kaki,
dan seringkali hanya satu sendi yang diserang. Namun, gejala-gejala
tersebut dapat juga terjadi pada sendi lain seperti pada tumit, lutut, siku
dan lain-lain.
Asam urat yang berlebih kemudian akan terkumpul pada persendian
sehingga menyebabkan rasa nyeri atau bengkak. Kadang-kadang, kita pun
sering merasa nyeri atau pegal-pegal dan sejenisnya. Anda bisa
memastikan apakah Anda terkena asam urat atau tidak dengan cara
mengetahui gejala-gejala asam urat. Adapun gejala-gejalanya, yaitu:
a. Kesemutan dan linu.
b. Nyeri terutama malam hari atau pagi hari saat bangun tidur.
c. Sendi yang terkena asam urat akan terlihat bengkak, kemerahan, panas,
dan nyeri luar biasa pada malam dan pagi.
d. Terasa nyeri pada sendi terjadi berulang-ulang kali.
e. Yang diserang biasanya sendi jari kaki, jari tangan, dengkul, tumit,
pergelangan tangan serta siku.
f. Pada kejadian kasus yang parah, persendian terasa sangat sakit saat akan
bergerak.
g. Selain nyeri sendi, asam urat yang tinggi dapat menyebabkan batu ginjal
serta dalam jangka waktu lama, akan merusak ginjal secara permanen
hingga diperlukan cuci darah seumur hidup. Kadar asam urat yang tinggi
ternyata juga berhubungan dengan kejadian diabetes mellitus (kencing
manis) dan hipertensi.
h. Selain itu, gejala asam urat juga bisa terlihat dari keadaan tubuh tidak
sehat seperti demam, menggigil, dan rasa tidak enak badan. Gejala asam
urat lain seperti denyut jantung yang sangat cepat bisa juga terjadi.
Gejala asam urat umumnya akan muncul pada usia pertengahan untuk
pria, sedangkan pada wanita gejala asam urat akan mulai muncul setelah
menopause. Serangan asam urat berupa gejala awal yang terasa pada
persendian biasanya akan berlangsung selama beberapa hari dan
kemudian menghilang sampai dengan serangan berikutnya.
Gejala asam urat harus benar-benar diwaspadai untuk menghindari
serangan asam urat yang lebih parah.
Menurut Khomsam A.S. Harliawati (2008) gejala serangan asam urat
ditandai dengan nyeri dan pembengkakan pada ibu jari sampai ke jari-jari
lainnya. Biasanya, rasa nyeri yang hebat tersebut berlangsung selama 24
jam.Selanjutnya, berangsur berkurang sampai menghilang dalam waktu 3-
7 hari. Jika kadar asam urat serangan pertama tidak diturunkan menjadi
normal, akan terjadi serangan selanjutnya dan bersifat menahun.
Nyeri yang disebabkan asam urat mengakibatkan kesulitan gerak
sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari.Tirnbulnya serangan kedua dan
selanjutnya sulit diprediksi. Namun, dari berbagai penelitian dikemukakan
bahwa semakin tinggi kadar asam urat, semakin sering juga terjadi
serangan nyeri dengan berbagai komplikasi. Serangan pun tidak hanya di
ibu jari tangan, tetapi menyebar ke pergelangan kaki, lutut, siku, telinga,
sendi kecil lain pada tangan, dan otot. Nyeri akan semakin bertambah saat
tengah malam. Sendi yang terserang akan tampak merah, mengilat,
bengkak, kulit di atasnya terasa panas, dan persendian sulit digerakkan.
Selain itu, badan menjadi demam, kepala terasa sakit, nafsu makan
berkurang, dan jantung berdebar (Silvia 2009)

2.5.4    Komplikasi
Tidak jarang, penderita menjadi depresi karena kualitas dan
produktivitasnya menurun drastis. Yang harus diwaspadai adalah
komplikasi di kemudian hari, seperti benjolan pada bagian tubuh tertentu,
kerusakan tulang dan sendi sehingga dapat pincang,peradangan tulang,
kerusakan ligamen dan tendon (otot), batu ginjal, kerusakan ginjal, dan
tekanan darah tinggi (hipertensi).

2.5.5 Penatalaksanaan
Tujuan : untuk mengakhiri serangan akut secepat mungkin, mencegah
serangan berulang, dan pencegahan komplikasi.
a. Pengobatan serangan akut dengan Colchicine 0,6 mg (pemberian oral),
Colchicine 1,0-3,0 mg (dalam NaCl intravena), phenilbutazone,
Indomethacin.
b. Sendi diistirahatkan (imobilisasi pasien)
c. Kompres dingin
d. Diet rendah purin
e. Terapi farmakologi (Analgesic  dan antipiretik)
f. Colchicines (oral/IV) tiap 8 jam sekali untuk mencegah fagositosis dari
Kristal asam urat oleh netrofil sampai nyeri berkurang.
g. Nonsteroid, obat-obatan anti inflamasi (NSAID) untuk nyeri dan
inflamasi.
h. Allopurinol untuk menekan atau mengontrol tingkat asam urat dan untuk
mencegah serangan.
i. Uricosuric (Probenecid dan Sulfinpyrazone) untuk meningkatkan
ekskresi asam urat dan menghambat akumulasi asam urat (jumlahnya
dibatasi pada pasien dengan gagal ginjal).
j. Terapi pencegahan dengan meningkatkan ekskresi asam urat
menggunakan probenezid 0,5 g/hari atau sulfinpyrazone (Anturane)
pada pasien yang tidak tahan terhadap benemid atau menurunkan
pembentukan asam urat dengan Allopurinol 100 mg 2 kali/hari.

2.5.6  Pencegahan
a. Pembatasan purin : Hindari makanan yang mengandung purin yaitu :
Jeroan (jantung, hati, lidah ginjal, usus), Sarden, Kerang, Ikan herring,
Kacang-kacangan, Bayam, Udang, Daun melinjo.
b. Kalori sesuai kebutuhan : Jumlah asupan kalori harus benar disesuaikan
dengan kebutuhan tubuh berdasarkan pada tinggi dan berat badan.
Penderita gangguan asam urat yang kelebihan berat badan, berat
badannya harus diturunkan dengan tetap memperhatikan jumlah
konsumsi kalori. Asupan kalori yang terlalu sedikit juga bisa
meningkatkan kadar asam urat karena adanya badan keton yang akan
mengurangi pengeluaran asam urat melalui urine.
c. Tinggi karbohidrat : Karbohidrat kompleks seperti nasi, singkong, roti
dan ubi sangat baik dikonsumsi oleh penderita gangguan asam urat
karena akan meningkatkan pengeluaran asam urat melalui urine.
d. Rendah protein : Protein terutama yang berasal dari hewan dapat
meningkatkan kadar asam urat dalam darah. Sumber makanan yang
mengandung protein hewani dalam jumlah yang tinggi, misalnya hati,
ginjal, otak, paru dan limpa.
e. Rendah lemak : Lemak dapat menghambat ekskresi asam urat melalui
urin. Makanan yang digoreng, bersantan, serta margarine dan mentega
sebaiknya dihindari. Konsumsi lemak sebaiknya sebanyak 15 persen
dari total kalori.
f. Tinggi cairan : Selain dari minuman, cairan bisa diperoleh melalui
buah-buahan segar yang mengandung banyak air. Buah-buahan yang
disarankan adalah semangka, melon, blewah, nanas, belimbing manis,
dan jambu air. Selain buah-buahan tersebut, buah-buahan yang lain juga
boleh dikonsumsi karena buah-buahan sangat sedikit mengandung
purin. Buah-buahan yang sebaiknya dihindari adalah alpukat dan
durian, karena keduanya mempunyai kandungan lemak yang tinggi.
g. Tanpa alkohol : Berdasarkan penelitian diketahui bahwa kadar asam
urat mereka yang mengonsumsi alkohol lebih tinggi dibandingkan
mereka yang tidak mengonsumsi alkohol. Hal ini adalah karena alkohol
akan meningkatkan asam laktat plasma. Asam laktat ini akan
menghambat pengeluaran asam urat dari tubuh.
h. Olahraga ringan : Olahraga yang teratur memperbaiki kondisi
kekuatan dan kelenturan sendi serta memperkecil risiko terjadinya
kerusakan sendi akibat radang sendi. Selain itu, olahraga memberi
efek menghangatkan tubuh sehingga mengurangi rasa sakit dan
mencegah pengendapan asam urat pada ujung-ujung tubuh yang
dingin karena kurang pasokan darah. Jalan kaki, bersepeda, dan joging
bisa dijadikan alternatif olahraga untuk mengatasi rematik dan asam
urat. Selain itu, olahraga yang cukup dan teratur memperkuat sirkulasi
darah dalam tubuh.

2.5.7 Cara Perawatan Asam Urat Secara Mandiri


Perawatan yang dapat dilakukan berupa tindakan sewaktu terjadi
serangan, pengobatan dokter dan perawatan sendiri setelah memperoleh
diagnosa. Bila anda mengalami serangan gout secara tiba-tiba, lakukan
tindakan darurat, berikut:
a. Istirahatkan sendi agar cepat sembuh. Beri kompres dingin (plastik
berisi es) beberapa jam sekali selama 15 samapai 20 menit pada sendi
yang nyeri untuk mengurangi nyeri akibat radang. Kalau perlu
masukkan kaki yang bengkak ke dalam ember berisi air es. Selimut atau
kain lain yamg menempel pada sendi yang nyeri, karena lokasi tersebut
sedang dalam keadaan yang sensitif.
b. Minum obat pereda sakit (analgesik biasa) untuk menghilangkan rasa
nyeri
c. Minum banyak air (lebih dari 3,5 liter atau 8-10 gelas sehari) untuk
membantu mengeluarkan asam urat dari tubuh melalui urin.

2.5.8 Makanan Yang Diajurkan Pada Penderita Asam Urat


a. Konsumsi makanan yang mengandung potasium tinggi seperti kentang,
yogurt, dan pisang
b. Konsumsi buah yang banyak mengandung vitamin C, seperti jeruk,
pepaya dan strawberry
c. Contoh buah dan sayuran untuk mengobati penyakit asam urat: buah
naga, belimbing wuluh, jahe, labu kuning, sawi hijau, sawi putih, serai
dan tomat
d. Perbanyak konsumsi karbohidrat kompleks seperti nasi, singkong, roti
dan ubi
e. Kurangi konsumsi karbohidrat sederhana jenis fruktosa seperti gula,
permen, arum manis, gulali dan sirup
f. Jangan minum aspirin
g. Jangan bekerja terlalu keras / kelelahan
h. Pada orang yang kegemukan (obesitas), biasanya kadar asam urat cepat
naik tapi pengeluaran sedikit, maka sebaiknya turunkan berat badan
dengan olahraga yang cukup
i. Sesuaikan asupan energi dengan kebutuhan tubuh, berdasarkan tinggi
dan berat badan

2.5.9 Makanan Yang Harus Dihindari


a. Ekstrak daging seperti abon dan dendeng.
b. Seafood: udang, cumi-cumi, sotong, kerang, remis, tiram, kepiting, ikan
teri, ikan sarden.
c. Jeroan: ginjal, limpa, babat, usus, hati, paru dan otak.
d. Makanan yang sudah dikalengkan (contoh: kornet sapi, sarden).
e. Daging kambing, daging sapi, daging kuda.
f. Bebek, angsa dan kalkun.
g. Kacang-kacangan: kacang kedelai (termasuk tempe, tauco, oncom, susu
kedelai), kacang tanah, kacang hijau, tauge, melinjo, emping.
h. Sayuran: kembang kol, bayam, asparagus, buncis, jamur kuping, daun
singkong, daun pepaya, kangkung.
i. Keju, telur, krim, es krim, kaldu atau kuah daging yang kental.
j. Buah-buahan tertentu seperti durian, nanas dan air kelapa.
k. Makanan yang digoreng atau bersantan atau dimasak dengan
menggunakan margarin/mentega.
l. Makanan kaya protein dan lemak.
m. Selain beberapa pantangan di atas, penderita penyakit asam urat juga
harus selalu banyak minum air putih apalagi bagi mereka yang
mempunyai penyakit batu ginjal. Dengan banyak minum air putih akan
sangat membantu ginjal untuk mengeluarkan kristal asam urat dari
dalam tubuh melalui urine.

2.6 Diabetes Militus


2.6.1 Definisi Diabetes Militus
Diabetes melitus adalah gangguan metabolisme yang secara genetik
dan klinis termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya
toleransi karbonhidrat. (Price dan Wilson, 2006).
Diabetes mellitus adalah kelainan bersifat kronik yang di tandai
dengan adanya gangguan metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak yang
di ikuti komplikasi mikrovaskular (pembuluh darah kecil) dan
makrovaskular (pembuluh darah besar). Umunya, diabetes mellitus
berkaitan dengan faktor keturunan dengan gejala klinis yang paling utama
adalah intoleransi glukosa (Watonah, 2007).
Diabetes mellitus merupakan gangguan kesehatan yang terjadi karena
metabolisme glukosa di dalam tubuh terganggu. Keadaan ini bisa terjadi
karena pankreas tidak mampu menghasilkan hormon insulin secara cukup
atau sel-sel tubuh tidak dapat merespon hormon insulin yang di hasilkan
pankreas (Tambayong,2007)
Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang di
tandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia
(Barbara, 2009).

2.6.2 Klasifikas Diabetes Militus


Klasifikasi Diabetes Mellitus dari National Diabetus Data
Group:Classification and Diagnosis of Diabetes Mellitus and Other
Categories of Glucosa Intolerance:
a. Klasifikasi Klinis
1) Diabetes Mellitus
a) Tipe tergantung insulin (DMTI), Tipe I
b) Tipe tak tergantung insulin (DMTTI), Tipe II (DMTTI yang
tidak mengalami obesitas , dan DMTTI dengan obesitas)
2) Gangguan Toleransi Glukosa (GTG)
3) Diabetes Kehamilan (GDM)

b. Klasifikasi risiko statistic


1) Sebelumnya pernah menderita kelainan toleransi glukosa
2) Berpotensi menderita kelainan toleransi glukosa
Pada Diabetes Mellitus tipe 1 sel-sel β pancreas yang secara
normal menghasilkan hormon insulin dihancurkan oleh proses autoimun,
sebagai akibatnya penyuntikan insulin diperlukan untuk mengendalikan
kadar glukosa darah. Diabetes mellitus tipe I ditandai oleh awitan
mendadak yang biasanya terjadi pada usia 30 tahun. Diabetes mellitus tipe
II terjadi akibat penurunan sensitivitas terhadap insulin (resistensi insulin)
atau akibat  penurunan jumlah produksi insulin.

2.6.3 Etiologi Diabetes Militus


a. DM tipe I (IDDM / insulin Dependent Diabetes Melitus)
1) Faktor genetik/herediter
2) Peningkatan kerentanan sel-sel beta dan perkembangan antibodi
autoimun terhadap penghancuran sel-sel beta.
3) Faktor infeksi virus
4) Infeksi virus coxsakie pada individu yang peka secara genetik
5) Faktor imunologi
6) Respon autoimun abnormal : antibodi menyerang jaringan normal
yang dianggap jaringan asing.
b. DM tipe II (NIDDM / Non- insulin Dependent Diabetes Melitus)
1) Obesitas
Obesitas menurunkan jumlah reseptor insulin dari sel target
diseluruh tubuh, insulin yang tersedia menjadi kurang efektif
dalam meningkatkan efek metabolik.
2) Usia
Cenderung meningkat diatas usia 65 tahun. Umumnya manusia
mengalami penurunan fisiologis yang secara dramatis menurun
dengan cepat pada usia setelah 65 tahun. Penurunan ini yang akan
beresiko pada penurunan fungsi endokrin pankreas untuk
memproduksi insulin.
3) Riwayat keluarga
4) Kelompok etnik
c. DM malnutrisi
Kekurangan protein kronik : menyebabkan hipofungsi pankreas
d. DM tipe lain
1) Penyakit pankreas : pankreatitis, Ca pankreas,dll.
2) Penyakit hormonal : Akromegali yang merangsang sekresi sel-sel
beta sehingga hiperaktif dan rusak.
3) Obat-obatan :
a) Aloxan, streptozokin : sitotoksin terhadap sel-sel beta.
b) Devirat thiazide : menurunkan sekresi insulin.
e. Faktor risiko yang berhubungan dengan proses terjadinya DM tipe II,
diantaranya adalah:
1) Usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada usia di atas 65
tahun)
2) Obesitas
3) Riwayat keluarga
4) Kelompok etnik

2.6.4 Manifestasi Klinis Diabetes Militus


a. Gejala awal 3P yaitu :
1) Poliuria (Banyak kencing)
Karena sifatnya, kadar glukosa darah yang tinggi akan
menyebabkan banyak kencing. Kencing yang sering dan dalam
jumlah banyak akan sangat mengganggu penderita, terutama pada
waktu malam hari.
2) Polidipsia (Banyak minum)
Rasa haus amat sering dialami penderita karena banyaknya cairan
yang keluar melalui kencing. Keadaan ini justru sering disalahkan
tafsirkan. Dikiranya sebab rasa haus ialah udara yang panas atau
beban kerja yang berat. Untuk menghilangkan rasa haus itu
penderita banyak minum.
3) Polifagia (Banyak makan)
Rasa lapar yang semakin besar sering timbul pada penderita
diabetes melitus karena pasien mengalami keseimbangan kalori
negatif, sehingga timbul rasa lapar yang sangat besar. Untuk
menghilangkan rasa lapar itu penderita banyak makan.
b. Gejala lainnya
1) Penurunan berat badan dan rasa lelah
Penurunan berat badan yang berlangsung dalam relatif singkat
harus menimbulkan kecurigaaan. Rasa lemah yang hebat
disebabkan glukosa dalam darah tidak dapat masuk ke dalam sel,
sehingga sel kekurangan bahan bakar untuk menghasilkan tenaga.
Untuk kelangsungan hidup, sumber tenaga terpaksa diambil dari
cadangan lain yaitu sel lemak dan otot. Akibatnya penderita
kehilangan jaringan lemak dan otot sehingga menjadi kurus.
2) Peningkatan angka infeksi akibat penurunan protein sebagai bahan
pembentukan antibodi, peningkatan konsentrasi glukosa disekresi
mukus, gangguan fungsi imun, dan penurunan aliran darah pada
penderita diabetes kronik.
3) Gangguan penglihatan yang berhubungan dengan keseimbangan
air atau, pada kasus yang lebih berat, kerusakan retina.
4) Parestesia atau abnormalitas sensasi berkaitan dengan komplikasi
neuropati

2.6.5 Penatalaksanaan Diabetes Militus


Prinsip penanganan paling utama pada keadaan emergency untuk
pasien DM dengan Asidosis metabolik adalah bagaimana mengatasi
dehidrasi (Penggantian cairan dan garam yang hilang) dan asidosis
(Menekan lipolisis pada sel lemak dan glukoneogenesis pada sel hati
dengan pemberian insulin).
Begitu jalan nafas adekuat dan oksigenasi sudah baik, terapi cairan
menjadi proritas berikutnya sehingga pemasangan intravena perlu
dipertahankan. Jika perlu pemasangan Folley kateter diperlukan agar
output cairan bisa terdeteksi.
a. Resusitasi cairan
Larutan normal saline merupakan pilihan awal bagi resusitasi cairan
pada pasien DM dengan asidosis metabolik. Biasanya 1 liter cairan
diberikan pada satu jam pertama, dan diikuti 1 liter berikutnya salam
dua jam. Cairan penting dilakukan untuk mengatasi hiperglikemia dan
keadaaan yang terkait dengan asidosis. Jika sirkulasi cairan
meningkat, maka kerja ginjal dalam membersihkan glukosa dan ion
hydrogen dari aliran darah akan meningkat sehingga perfusi ginjal
juga akan meningkat. Selain itu pemberian cairan akan mengurangi
hipoksia jaringan sehingga akan mengurangi produksi laktat.
b. Insulin
Pemberian dosis rendah regular insulin per IV (infus bukan bolus) (5-
10 unit/jam) terbukti efektif dalam memperbaiki kondisi klien DM
dengan asidosis metabolik. Karena insulin mudah terpengaruh dengan
selang intravena sehingga mempengaruhi dosis yang masuk kealiran
darah, maka sebaiknya selang dibilas dahulu dengan 50 ml larutan
insulin (yang diencerkan). Pemberian insulin dosis rendah terus
menerus intravena dianjurkan karena pengontrolan dosis insulin
menjadi lebih mudah, penurunan kadar glukosa lebih halus, efek
insulin cepat menghilang, masuknya kalium ke intra sel lebih lambat,
dan komplikasi hipoglikemia dan hipokalemia lebih jarang.
c. Penggantian Kalium
Kekurangan kalium bisa bervariasi antara 300-1000 mEq/L akibat dari
pertukaran cairan ekstra-intrasel dan diuresis osmotik di ginjal.
Pemberian kalium dilakukan ketika volume cairan sudah baik dan
insulin telah diberikan. Namun perlu diperhatikan pemberian insulin
terus-menerus tanpa diiringi dengan pemberian kalium akan
mengakibatkan hipoglikemia.

2.7 Penggunaan Masker


2.7.1 Anjuran bagi pengambil keputusan tentang penggunaan masker untuk
orang-orang yang sehat di tengah masyarakat
Sebagaimana disebutkan di atas, penggunaan masker secara meluas
oleh orang-orang sehat di tengah masyarakat tidak didukung oleh bukti
yang ada dan menyebabkan ketidakpastian serta risiko-risiko yang bersifat
kritis. WHO memberikan anjuran berikut kepada para pengambil
keputusan sehingga dapat menerapkan pendekatan berdasarkan risiko.
Para pengambil keputusan disarankan mempertimbangkan hal-hal berikut
ini:
a. Tujuan penggunaan masker: dasar dan alasan penggunaan masker
harus jelas. Apakah masker digunakan sebagai pengendalian sumber
infeksi (digunakan oleh orang yang terinfeksi) atau pencegahan
COVID-19 (digunakan oleh orang sehat)
b. Risiko paparan terhadap virus COVID-19 dalam konteks setempat:
1) Populasi: situasi epidemiologi tentang bagaimana virus bersirkulasi
(misal, klaster kasus atau penularan di masyarakat), serta kapasitas
surveilans dan pemeriksaan setempat (misal, pelacakan kontak dan
tindak lanjut, kemampuan melakukan pemeriksaan).
2) Individu: bekerja dengan berkontak erat dengan masyarakat (misal,
kader kesehatan, kasir)
c. Kerentanan orang/populasi untuk terkena penyakit atau berisiko lebih
tinggi meninggal, misal, orangorang dengan penyakit lainnya
(komorbid), seperti penyakit jantung (kardiovaskular) atau diabetes
mellitus, dan kelompok lanjut usia.
d. Situasi kehidupan populasi terkait kepadatan penduduk, seberapa jauh
prinsip menjaga jarak fisik dapat dilakukan (misal, di bis yang penuh),
dan risiko penyebaran cepat (misal, tempat tertutup, pemukiman
kumuh, asrama/tempat serupa asrama).
e. Keberlangsungan: ketersediaan dan harga masker, dan penerimaan
orang terhadap masker
f. Jenis masker: masker medis atau masker nonmedis (lihat di bawah)
Selain faktor-faktor ini, potensi manfaat penggunaan masker oleh
orang yang sehat di tengah masyarakat mencakup penurunan
kemungkinan risiko paparan dari orang yang terinfeksi selama masa
“prasimtomatik” dan stigmatisasi orang-orang yang mengenakan
masker untuk pengendalian sumber infeksi.
Namun, kemungkinan-kemungkinan risiko berikut harus diperhatikan
dengan cermat dalam setiap proses pengambilan keputusan :
a. Kontaminasi oleh diri sendiri dapat terjadi melalui sentuhan dan
penggunaan kembali masker yang terkontaminasi
b. Kemungkinan kesulitan bernapas, tergantung jenis masker yang
digunakan
c. Rasa aman yang semu, yang menimbulkan kemungkinan penurunan
kepatuhan dalam menjalankan langkah-langkah pencegahan lain
seperti menjaga jarak fisik dan membersihkan tangan
d. Pengalihan ketersediaan masker serta kurangnya masker bagi tenaga
kesehatan yang disebabkannya
e. Pengalihan sumber daya dari langkah-langkah kesehatan bersama yang
efektif, seperti menjaga kebersihan tangan.
Terlepas dari pendekatan mana pun yang diambil, penyusunan strategi
komunikasi yang kuat penting dilakukan guna menjelaskan situasi,
kriteria, dan alasan keputusan yang diambil kepada masyarakat.
Masyarakat harus mendapatkan instruksi yang jelas tentang masker jenis
apa yang digunakan, kapan dan bagaimana caranya (lihat bagian
tatalaksana masker), dan pentingnya terus menjalankan langkah-langkah
PPI lain dengan ketat (misal, menjaga kebersihan tangan, menjaga jarak
fisik, dll.)

2.7.2 Jenis Masker


WHO menekankan bahwa masker medis dan respirator harus
diprioritaskan bagi tenaga kesehatan. Penggunaan masker nonmedis, yaitu
masker yang terbuat dari bahan lain (misal, kain katun), di tengah
masyarakat belum cukup dievaluasi. Saat ini belum ada bukti yang dapat
dijadikan dasar yang mendukung atau menghalangi diberikannya anjuran
penggunaan masker nonmedis di tengah masyarakat.
WHO berkolaborasi dengan mitra-mitra penelitian dan
pengembangan untuk lebih memahami efektivitas dan efisiensi masker
nonmedis. WHO juga sangat mendorong negara-negara yang
menganjurkan penggunaan masker oleh orang-orang sehat di tengah
masyarakat untuk melakukan penelitian tentang topik yang penting ini.
WHO akan memperbarui panduannya saat tersedia bukti lebih lanjut. Saat
ini, para pengambil keputusan dapat terus menganjurkan penggunaan
masker nonmedis. Di tempat-tempat seperti itu, beberapa hal berikut
terkait masker medis yang harus dipertimbangkan:
a. Jumlah lapisan kain/tisu
b. Kemudahan bernapas yang diberikan bagi pengguna dari bahan masker
c. Sifat kedap air/hidrofobik
d. Bentuk masker
e. Kesesuaian ukuran masker

2.7.3 Tatalaksana Masker


Penggunaan dan pembuangan masker terlepas dari jenisnya
penting untuk dilakukan dengan benar untuk memastikan masker tersebut
efektif dan untuk menghindari peningkatan penularan.
Informasi berikut tentang penggunaan tepat masker diambil dari
praktik-praktik di fasilitas pelayanan kesehatan :
a. Tempatkan masker dengan hati-hati, pastikan masker menutup mulut
dan hidung, dan kaitkan dengan kuat untuk meminimalisasi jarak
antara wajah dan masker
b. Hindari menyentuh masker saat digunakan
c. Lepas masker dengan teknik yang benar: jangan menyentuh bagian
depan masker, melainkan lepaskan masker dari belakang
d. Setelah melepas atau setiap kali tidak sengaja menyentuh masker yang
terpakai, bersihkan tangan dengan cairan antiseptik berbahan dasar
alkohol atau sabun dan air mengalir jika tangan terlihat kotor
e. Segera ganti masker saat masker menjadi lembap dengan masker baru
yang bersih dan kering
f. Jangan gunakan kembali masker sekali pakai
g. Buang masker sekali pakai setelah digunakan dan segera buang setelah
dilepas.
WHO terus memantau perubahan situasi yang dapat mengubah isi
dari panduan sementara ini. Jika ada faktor yang berubah, WHO akan
menerbitkan panduan yang diperbarui. Jika tidak, dokumen panduan
sementara ini akan berlaku hingga 2 tahun sejak tanggal penerbitan.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

3.1 PENGKAJIAN DATA INTI (CORE)


I. Data Umum
a. Riwayat dan Sejarah berdirinya Desa Rambigundam
Desa Rambigundam merupakan salah satu desa yang berada di kecamatan
Rambipuji Kabupaten Jember dengan luas wilayah 30,89 Ha yang terdiri
dari 56 RT dan 26 RW. Desa Rambigundam yang terdiri dari tiga dusun
yaitu dusun krajan lor, krajan kidul, dukuhsia.
b. Luas : 30,89 Ha
c. Batas Wilayah Desa/Kelurahan
Sebelah Utara : Geladak dam makam
Sebelah Selatan : Geladak kudung
Sebelah Barat : Perbatasan desa gugut
Sebelah Timur : Perbatasan dusun gayam
II. Demografi
a. Komposisi penduduk
Berdasarkan sample dari 90 KK warga Dusun Krajan lor Desa
Rambigundam jumlah penduduk yang berada di Dusun Krajan Lor
Desa Rambigundam berdasarkan jenis kelamin adalah sebagai berikut:
No Keterangan Jumlah
1. Jumlah penduduk laki-laki 168
2. Jumlah penduduk perempuan 160
Total jumlah penduduk 328

Jenis Kelamin
Laki-laki Perempuan

51% 49%
b. Umur dalam tahun
No Keterangan Jumlah
1. 0-<5 6
2. 5 - < 13 18
3. 13 - < 18 31
4. 18 - < 45 152
5. 45 - < 60 71
6. 60 - < 90 50
7. 90 > -
TOTAL 328

Umur
0 - <5 5 - < 13 13 - < 18 18 - < 45 45 - < 60 60 - < 90 90 >
2%
6%
15%
9%

22%

46%

c. Agama
Berdasarkan survey yang dilakukan prasarana ibadah yang terdapat di
Desa Rambigundam adalah masjid dan musholla. Adapun agama yang
paling banyak dianut oleh masyarakat Dusun Krajan Lor Desa
Rambigundam adalah sebagai berikut :
No Keterangan Jumlah
1. Islam 328
2. Kristen -
3. Hindu -
4. Budha -
5. Konghucu -
TOTAL 328
Agama

Islam
Kristen
Hindu
Budha
Konghucu

d. Suku
Desa Rambigundam memiliki dua suku terbesar yang berpengaruh
dalam sistem kependudukan adapun suku yang berada di Desa
Rambigundam adalah sebagai berikut :
No Keterangan Jumlah
1. Jawa 78
2. Madura 12
TOTAL 90

Suku
e. Pendi
Jawa Madura
dikan
No 13% Keterangan Jumlah
1. Tidak Sekolah 66
2. TK -
3. SD 126
4. SMP 50
5. SMA 67
6. PT 19
7. Non Formal -
TOTAL Pendidikan
328
87% Tidak Sekolah TK SD SMP
SMA PT Non Formal

6%
20%

21%

15%
38%
f. Pekerjaan
No Keterangan Jumlah
1. PNS/TNI/Polri 16
2. Pegawai swasta 98
3. Wiraswasta 90
4. Petani 7
5. Buruh tani 20
6. Nelayan 0
7. Tidak bekerja 28
8. Lain-lain 69
TOTAL 328

Pekerjaan
PNS/TNI/Polri Pegawai swasta Wiraswasta Petani
Buruh tani Nelayan Tidak bekerja Lain-lain

5%
21%

30%

9%

6%

2%
27%

III. Status Kesehatan


a. Penyakit 6 bulan terakhir
No Keterangan Jumlah
1. ISPA 13
2. TBC -
3. HT 28
4. Jantung -
5. Ginjal -
6. Stroke 1
7. DM 2
8. DHF -
9. Diare 5
10. Gatal 2
11. Gangguan jiwa -
12. Lain-lain 277
TOTAL 328

Penyakit 6 bulan terakhir


ISPA TBC HT Jantung Ginjal Stroke
DM DHF Diare Gatal Gangguan jiwa Lain-lain

4%
9% 1%
1%
2%
1%

83%

b. Ibu hamil
No Keterangan Jumlah
1. ANC (Rutin) 4
2. Imun TT (Lengkap) 4
3. Pil Fe (Rutin) 4
4. Keluhan (lain-lain) 1
5. Gizi (Baik) 3
6. Rencana lahir 4
7. Penolong 4
TOTAL 4
Ibu hamil
ANC (Rutin) Imun TT (Lengkap) Pil Fe (Rutin) Keluhan (lain-lain)
Gizi (Baik) Rencana lahir Penolong

17% 17%

17% 17%

13%
17%
4%

c. Bufas/buteki
No Keterangan Jumlah
1. ASI 9
2. Keluhan -
TOTAL 9

Bufas/buteki
ASI Keluhan

100%

d. Anak sekolah
No Keterangan Jumlah
1. Gizi (Baik) 18
2. Imunisasi (Lengkap) 18
3. Gosok gigi (Rutin) 18
4. Sakit gigi 8
5. TN kelas -
TOTAL 18

Anak sekolah
Gizi (Baik) Imunisasi (Lengkap) Gosok gigi (Rutin)
Sakit gigi TN kelas

13%

29%

29%

29%

e. Remaja
No Keterangan Jumlah
1. Kenakalan remaja
Rokok 0
Napza 0
Mrs 0
Seks bebas 0
Geng motor 0
Tidak ada 31

2. Ikut organisasi
Aktif 1
Tidak aktif 31
TOTAL 31
Kenakalan Remaja
Rokok Napza Mrs Seks bebas Geng motor Tidak ada

100%

f. Lansia
No Keterangan Jumlah
1. Posyandu
Rutin 25
Tidak rutin 2
Tidak pernah 0
2. Px.kesh
Rutin 25
Tidak rutin 2
Tidak pernah 0
3. Kegiatan sosial
Rutin 25
Tidak rutin 2
Tidak pernah 0
TOTAL 27
Lansia
Rutin Tidak rutin Tidak pernah

7%

93%

3.2 Data Sub Sistem Komunitas


I. Lingkungan Fisik
a. Status Rumah
Status rumah yang ditempati oleh warga sekitar dimana hampir 99%
di Dusun Krajan Lor Desa Rambigundam merupakan milik sendiri.
Adapun sebagai berikut :
No Keterangan Jumlah
1. Sendiri 90
2. Sewa -
TOTAL 90
Status Rumah
Sendiri Sewa

100%

b. Jenis rumah
Jenis rumah yang ditempati oleh warga sekitar dimana hampir 99% di
Dusun Krajan Lor Desa Rambigundam merupakan milik permanen.
Adapun rincian sebagai berikut :
No Keterangan Jumlah
1. Permanen 90
2. Semi permanen -
3. Tidak permanen -
TOTAL 90

Jenis Rumah
Permanen Semi permanen Tidak permanen

100%

c. Lantai
Rumah yang ditempati oleh warga sekitar dimana hampir 84% di
Dusun Krajan Lor Desa Rambigundam merupakan lantai keramik.
Adapun rincian sebagai berikut :
No Keterangan Jumlah
1. Keramik 83
2. Tidak keramik 7
TOTAL 90
Lantai
Keramik Tidak keramik

16%

84%

d. Ventilasi
Rumah yang ditempati oleh warga sekitar di Dusun Krajan Lor Desa
Rambigundam terdapat jendela pada setiap kamar, pencahayaan
terang. Adapun rincian sebagai berikut :
No Keterangan Jumlah
1. <10% 6
2. >10% 84
TOTAL 90

Ventilasi
<10% >10%

15%

85%

e. L Rumah : 8m²/org
Rumah yang ditempati oleh warga sekitar di Dusun Krajan Lor Desa
Rambigundam terdapat jendela pada setiap kamar, pencahayaan terang
luas rumah yang ditempati rata-rata kurang dari 8m²/org. Adapun
rincian sebagai berikut :
No Keterangan Jumlah
1. Ya 4
2. Tidak 86
TOTAL 90
L Rmh : 8m²/org
Ya Tidak

4%

96%

f. Sumber air bersih


Cakupan pemenuhan air bersih di Dusun Krajan Lor Desa
Rambigundam ialah menggunakan sumur, dimana hampir 99%
masyarakat Dusun Krajan Lor Desa Rambigundam memanfaatkan
sumur dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, adapun jumlah kepala
keluarga yang menggunakan sumur adalah sebagai berikut :
No Keterangan Jumlah
1. PAM -
2. Sumur 90
3. Sungai -
4. Lain-lain -
TOTAL 90
Sumber Air Bersih

PAM
Sumur
Sungai
Lain-lain

g. S
u
m
b
er air minum
Cakupan pemenuhan sumber air minum di Dusun Krajan Lor Desa
Rambigundam ialah menggunakan sumur, dimana hampir 80%
masyarakat Dusun Krajan Lor Desa Rambigundam memanfaatkan
sumber air minum dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, adapun
jumlah kepala keluarga yang menggunakan sumur adalah sebagai
berikut :
No Keterangan Jumlah
1. Air masak 78
2. Air mineral 12
3. Tidak dimasak -
TOTAL 90
Sumber Air minum
Air masak Air mineral Tidak dimasak

13%
h. Jenis
jamban

87%

Perilaku hidup bersih dan sehat di Dusun Krajan Lor Desa


Rambigundam sudah cukup baik, dimana hampir 98% memiliki
jamban atau WC Dirumah masing-masing serta tidak ada masyarakat
yang buang air kecil atau besar di sungai. Adapun rincian sebagai
berikut :
No Keterangan Jumlah
1. Leher angsa 5
2. Cemplung 84
3. Tidak punya 1
TOTAL 90
Jenis Jamban
Leher angsa Cemplung Tidak punya
1%
6%

93%
i. Tempat BAB
Perilaku hidup bersih dan sehat di Dusun Krajan Lor Desa
Rambigundam sudah cukup baik, dimana hampir 99% memiliki
jamban atau WC Dirumah masing-masing serta tidak ada masyarakat
yang buang air kecil atau besar di sungai.
Berdasarkan survei dengan 90 orang/KK serta wawancara terbuka
dengan masyarakat Dusun Krajan Lor Desa Rambigundam masyarakat
yang buang air besar di WC mencapai 97% dengan rincian sebagai
berikut :
No Keterangan Jumlah
1. WC 87
2. Sungai 3
3. Ladang -
TOTAL 90

Tempat BAB
WC Sungai Ladang

3%

97%

j. Jentik
Memberantas jentik masyarakat di Dusun Krajan Lor Desa
Rambigundam (menguras, mengubur, menutup) Menguras kamar
mandi agar tetap bersih dan tidak banyak nyamuk dikamar mandi.
Adapun rincian sebagai berikut :
No Keterangan Jumlah
1. Ya 18
2. Tidak 72
TOTAL 90

Jentik
Ya Tidak

20% k. Tempat
sampah
Pengelolaan
sampah
Dusun

80% Krajan Lor


Desa

Rambigundam sudah berjalan dengan baik dimana, pengelolaan


sampah sudah di program oleh Dusun Krajan Lor Desa Rambigundam.
Adapun presentasi pengelolaan sampah berdasarkan pengisian
kuesioner pada 90 masyarakat adalah sebagai berikut :
No Keterangan Jumlah
1. Ditimbun 0
2. Dibakar 82
3. TPA 8
TOTAL 90
Tempat Sampah
Ditimbun Dibakar TPA

9%

91%

l. Saluran limbah
Saluran limbah di Dusun Krajan Lor Desa Rambigundam sudah
berjalan dengan baik. Adapun presentasi saluran limbah berdasarkan
pengisian kuesioner pada 90 masyarakat adalah sebagai berikut :
No Keterangan Jumlah
1. Got 87
2. Sungai 3
3. Tidak ada 0
TOTAL 90
Saluran Limbah
Got Sungai Tidak ada

3%

97%

m. Binatang
Binatang yang sering dipelihara adalah binatang piaraan di Dusun
Krajan Lor Desa Rambigundam. Adapun presentasi binatang
berdasarkan pengisian kuesioner pada 90 masyarakat adalah sebagai
berikut :
No Keterangan Jumlah
1. Piaraan 24
2. Pengerat 0
3. Serangga 0
4. Tidak ada 66
TOTAL 90

Binatang
Piaraan Pengerat Serangga Tidak ada

27%

73%

n. Kandang ternak
Kandang ternak yang dimiliki masyarakat di Dusun Krajan Lor Desa
Rambigundam adapun presentasi kandang ternak berdasarkan
pengisian kuesioner pada 90 masyarakat adalah sebagai berikut :
No Keterangan Jumlah
1. Bersih 10
2. Kotor 14
3. Kandang Ternak
Tidak ada 66
TOTAL
Bersih Kotor Tidak ada 90

11%

16%

73%
II. Perilaku terhadap kesehatan
a. Pemanfaatan Fasyankes
Pemanfaatan fasyankes masyarakat di Dusun Krajan Lor Desa
Rambigundam adapun presentasi Pemanfaatan fasyankes
berdasarkan pengisian kuesioner pada 90 masyarakat adalah
sebagai berikut :
No Keterangan Jumlah
1. RS 13
2. PKM 46
3. Klinik 17
4. Alternatif 14
TOTAL 90

Pemanfaatan Fasyankes
b. J
RS PKM Klinik Alternatif
a

16% 14% m
i
n

19% a
n

51%

kesehatan
Jaminan kesehatan masyarakat di Dusun Krajan Lor Desa
Rambigundam adapun presentasi jaminan kesehatan berdasarkan
pengisian kuesioner pada 90 masyarakat adalah sebagai berikut :
No Keterangan Jumlah
1. BPJS 12
2. Mandiri -
3. Lain-lain 78
TOTAL 90

Jaminan Kesehatan
BPJS Mandiri Lain-lain

44%

56%

c. Kebiasaan CTPS
Kebiasaan CTPS masyarakat di Dusun Krajan Lor Desa
Rambigundam adapun presentasi kebiasaan CTPS berdasarkan
pengisian kuesioner pada 90 masyarakat adalah sebagai berikut :
No Keterangan Jumlah
1. Ya 48
2. Tidak 42
TOTAL 90
Kebiasaan CTPS
Ya Tidak

47%
53%

d. Konsumsi Lauk/hari
Konsumsi Lauk/hari masyarakat di Dusun Krajan Lor Desa
Rambigundam adapun presentasi Konsumsi Lauk/hari berdasarkan
pengisian kuesioner pada 90 masyarakat adalah sebagai berikut :
No Keterangan Jumlah
1. Ya 90
2. Tidak -
TOTAL 90

Konsumsi lauk/hari e. M
Ya Tidak a
k
a
n

100%

sayur & buah/hari


Makan sayur & buah masyarakat di Dusun Krajan Lor Desa
Rambigundam adapun presentasi Makan sayur & buah berdasarkan
pengisian kuesioner pada 90 masyarakat adalah sebagai berikut :
No Keterangan Jumlah
1. Ya 90
2. Tidak -
TOTAL 90

Makan sayur & buah/hari


Ya Tidak
f. Tida
k

100%

Merokok dalam Rumah


Tidak merokok dalam rumah pada masyarakat di Dusun Krajan
Lor Desa Rambigundam adapun presentasi Tidak merokok dalam
rumah berdasarkan pengisian kuesioner pada 90 masyarakat adalah
sebagai berikut :
No Keterangan Jumlah
1. Ya 54
2. Tidak 36
TOTAL 90
Tidak merokok dalam rumah
Ya Tidak

40%

60%

g. Olahraga/hari
Olahraga/hari masyarakat di Dusun Krajan Lor Desa
Rambigundam adapun presentasi olahraga/hari berdasarkan
pengisian kuesioner pada 90 masyarakat adalah sebagai berikut :
No Keterangan Jumlah
1. Ya 13
2. Tidak 77
TOTAL 90

Olahraga/hari
Ya Tidak

14%

86%

3.2.1 Pelayanan Kesehatan dan Sosial Desa Rambigundam


a. Pelayanan klinik kesehatan di Desa Rambigundam
Di Desa Rambigundam terdapat puskesmas pembantu (PUSTU) yang
menjadi pusat kesehatan di Desa Rambigundam dan juga sebagai
program kesehatan di desa. Berdasarkan survey yang dilakukan oleh
Desa Rambigundam partisipasi masyarakat yang berobat di PUSTU
mencapai 40%.
b. Pengobatan Tradisional di Desa Rambigundam
Seiring dengan perkembangan kesehatan yang semakin canggih dan
mudah di jangkau oleh masyarakat, masyarakat Desa Rambigundam
masih mengaplikasikan pengobatan secara tradisional. Banyak dari
masyarakat yang masih mengkonsumsi jamu tradisional dari alam.
Berdasarkan hasil dari wawancara banyak dari masyarakat Desa
Rambigundam mengaplikasikan metode kerokan untuk menghilangkan
berbagai penyakit seperti : masuk angin, panas, dan pusing.
c. Jumlah Fasilitas Kesehatan
Akses pelayanan fasilitas kesehatan di Desa Rambigundam sangat
mudah dimana di Desa Rambigundam memiliki 1 puskesmas
pembantu, serta 1 puskesmas yang berarada di kecamatan
Rambigundam yaitu Puskesmas Rambipuji, sedangkan rumah sakit
terdekat di ialah Rumah sakit daerah Balung.
d. Kelompok Kerja Berbasis Kesehatan
Di Desa Rambigundam sendiri tidak terdapat kelompok kerja berbasis
kesehatan.
e. Sarana Pelayanan Kesehatan Kelompok Khusus
Sarana pelayanan kelompok khusus di Dusun Krajan Lor Desa
Rambigundam adalah posyandu ibu dan anak serta posyandu lansia.
Posyandu ibu dan anak merupakan salah satu pelayanan kesehatan
kelompok khusus yang sangan aktif di Dusun Krajan Lor Desa
Rambigundam rata-rata penduduk Desa Rambigundam yang
memanfaatkan pelayanan posyandu mencapai 95%. Sedangkan
pelayanan posyandu lansia masih belum optimal.

3.3 Fasilitas Umum (dalam satu komunitas)


a. Fasilitas pendidikan
No Jenis Pendidikan Jumlah
1 TK 1
2 SD 3
3 SMP -
4 SMA -
5 PT -
Berdasarkan fasilitas kesehatan yang ada di Dusun Krajan Lor
Desa Rambigundam terdapat 1 TK yaitu TK ABA II dan SD Rambigundam
1.

b. Fasilitas kesehatan
No Jenis Fasilitas Kesehatan Jumlah
1 RS -
2 PKM -
3 Klinik Swasta -
4 Poskesdes/ponkesdes 1
5 Posyandu Balita 2
6 Posyandu Lansia 1
7 Klinik Alternatif -
8 Lain-lain -
Fasilitas kesehatan yang berda di Dusun Krajan Lor Desa
Rambigundam terdapat, 1 Poskesdes, 2 Posyandu Balita dan 1 Posyandu
Lansia. Pelayanan kesehatan yang tersedia untuk melakukan deteksi dini
gangguan atau merawat atau memantau apabila gangguan sudah terjadi
yaitu PUSTU.

c. Sarana kegiatan kelompok


No Jenis kegiatan Kelompok Jumlah
1 Karang taruna -
2 PKK 1
3 TPA 1
4 Kegiatan Keagamaaan 15
5 Lain-lain -

d. Sarana ibadah
No Jenis Tempat Ibadah Jumlah
1 Masjid 2
2 Musholla 9
3 Gereja -
4 Vihara -
5 Pura -
6 Lain-lain -
Sarana ibadah yang terletak di Dusun Krajan Lor Desa
Rambigundam terdapat 2 Masjid dan 9 Musholla

e. Sarana olahraga
No Tempat Olahraga Jumlah
1 Lap. Sepak Bola -
2 Lap. Bola Volley -
3 Lap. Bulu tangkis -
4 Lain-lain -

f. Tempat pertemuan
No Tempat pertemuan Jumlah
1 Balai Desa 1
2 Balai Dukuh -
3 Balai RW -
4 Balai RT -
5 Lain-lain -

g. Pusat kegiatan ekonomi


No Jenis Jumlah
1 Pasar Tradisional 2
2 Pasar Swalayan -
3 Toko Kelontong 12
4 Warung 5
5 Lain-lain -
Pusat kegiatan ekonomi di Dusun Krajan Lor Desa Rambigundam
yaitu terdapat 2 pasar tradisional, 12 toko kelontong dan 5 warung
dimana masyarakat dapat berbelanja di toko maupun pasar tradisional

h. Industri
No Jenis Jumlah
1 Makanan 3
2 Pakaian 2
3 Sepatu -
4 Lain-lain -

3.4 Keamanan dan Transportasi


a. Keamanan
No Fasilitas Keamanan Jumlah
1 Pemadam Kebakaran -
2 Pos Polisi -
3 Pos kamling 4
4 Lain-lain -
Sistem keamanan yang ada di Dusun Krajan Lor Desa
Rambigundam terbilang kondusif dimana kesadaran masyarakat untuk
menjaga keamanan desa terbilang cukup baik adapun sarana prasarana
yang ada di Dusun Krajan Lor Desa Rambigundam ialah terdapatnya pos
kamling disetiap RT/RW serta adanya kantor polisi yang menjadi central
keamanan di Kecamatan Rambipuji. Berdasarkan hasil wawancara
dengan kepala Dusun Krajan Lor Desa Rambigundam tidak pernah
terjadi kejadian kriminalitas di Dusun Krajan Lor Desa Rambigundam
dalan kurun waktu 5 tahun terakhir dikarenakan di setiap RW selalu
diadakan ronda atau siskampling yang dilakukan oleh setiap warga
Dusun Krajan Lor Desa Rambigundam secara bergiliran setiap malam

b. Transportasi
No Jenis Jumlah
1 Angkutan Umum -
2 Angkutan Pribadi -

3.5 Politik dan Pemerintahan


No Jenis Ada / tidak
1 Struktur organisasi Ada
2 PKK, LKMD, dll Ada
3 Kebijakan Yankes Ada

3.6 Komunikasi
No Fasilitas Ada/tidak
1 Radio Ada
2 TV Ada
3 Telepon / HP Ada
4 Internet Ada
5 Koran/majalah Ada

No Layanan Informasi Ada/tidak


1 Radio Ada
2 TV Ada
3 Internet Ada
4 Papan Pengumuman Ada
5 Keliling Tidak ada

3.7 Rekreasi
No Fasilitas Ada/tidak
1 Wisata alam Tidak ada
2 Kolam renang Tidak ada
3 Taman kota Tidak ada
4 Bioskop Tidak ada
5 Lain-lain Tidak ada

a. Sistem Rekreasi
Warga di Dusun Krajan Lor Desa Rambigundam hampir rata-rata tidak
mempunyai jadwal rekreasi, mereka hanya melakukan rekreasi pada
saat-saat tertentu saja, seperti pada saat tahun baru dan pada hari raya
idul fitri. Sesekali Dusun Krajan Lor Desa Rambigundam tidak
mempunyai sarana/tempat rekreasi, untuk rekreasi warga harus keluar
wilayah seperti pantai payangan, pantai papuma, pantai paseban dan
lain-lain. Satu-satunya sarana hiburan bagi keluarga pada waktu luang
adalah televisi dan radio.

b. Fasilitas Rekreasi
Di Dusun Krajan Lor Desa Rambigundam tidak terdapat berbagai
sarana aktivitas hiburan untuk masyarakat.
BAB 4
ANALISIS DATA

4.1 Analisa Data Keperawatan


NO DATA MASALAH
1. DS : Perilaku kesehatan
1. Beberapa warga mengatakan tidak pernah cenderung berisiko
mencuci tangan setelah menyentuh barang/benda- (00188)
benda di sekitar
2. Beberapa warga mengatakan tidak menyiapkan
alat cuci tangan di depan rumah maupun
handsanitizer
3. Beberapa warga mengatakan tidak menggunakan
masker saat keluar rumah maupun ada tamu yang
berkunjung

DO :
1. 45% masyarakat tidak pernah mencuci tangan
setelah menyentuh benda-benda di sekitar
2. 92% masyarakat tidak menyiapkan alat cuci
tangan di depan rumah maupun handsanitizer
3. 49% masyarakat tidak menggunakan masker saat
keluar rumah maupun ada tamu yang berkunjung
2. DS : Ketidakefektifan
1. Beberapa warga mengatakan banyak sampah Pemeliharaan
yang dikumpulkan dan dibakar di pekarangan Kesehatan (00099)
rumah
2. Beberapa warga mengatakan banyak jendela
rumah warga yang ditutup di siang hari karena
demi keamanan keluarga
3. Beberapa warga mengatakan sampah dibakar dan
tidak ada penutup sampah

DO :
1. 15% jendela tiap rumah tidak dibuka di siang hari
2. 91% masyarakat membakar sampah di
pekarangan rumahnya
3. 9% masyarakat membuang sampah di buang ke
TPA
3. DS : Kesiapan meningkatkan
1. Beberapa warga mengatakan jika sakit pergi ke literasi kesehatan
pelayanan kesehatan di puskesmas atau di (00262)
puskesmas pembantu
2. Beberapa warga mengatakan mempunyai kartu
BPJS
3. Ibu kader balita mengatakan jika ada posyandu
mayoritas balita datang ke posyandu
4. Bapak kader lansia mengatakan jika ada posyandu
lansia sebagian lansia datang ke posyandu

DO :
1. Akses menuju puskesmas ± 3 km dari Dusun
Krajan Lor Desa Rambigundam
2. Terdapat 1 Puskesmas pembantu di Dusun Krajan
Lor Desa Rambigundam
3. Terdapat bidan desa Dusun Krajan Lor Desa
Rambigundam
4. Terdapat posyandu balita
5. Terdapat posyandu lansia
4.2 Prioritas masalah keperawatan

Diagnosa keperawatan Pentingnya Perubahan Penyelesaian Total


komunitas penyelesaian positif untuk untuk score
masalah penyelesaian peningkatan
0: tidak ada di komunitas kualitas hidup
1: rendah 0: tidak ada 0: tidak ada
2: sedang 1: rendah 1: rendah
3: tinggi 2: sedang 2 : sedang
3: tinggi 3: tinggi
Ketidakefektifan 1 2 2 5
Pemeliharaan Kesehatan
(00099)
Kesiapan meningkatkan 1 1 2 4
literasi kesehatan (00262)
Perilaku kesehatan 3 2 1 6
cenderung berisiko
(00188)

Diagnosa 1: Perilaku kesehatan cenderung berisiko (00188)


No Kriteria Skala Bobot
1. Sifat masalah:
Status kesehatan 3
Sumber kesehatan 2 3
Berhubungan dengan kesehatan 1
2. Besaran masalah:
Mempengaruhi 75-100% dari populasi 4
Mempengaruhi 50-74% dari populasi 3 4
Mempengaruhi 25-44% dari populasi 2
Mempengaruhi kurang dari 25% dari populasi 1
1. Modifikasi kondisi/ masalah:
Tinggi 3
Cukup 2 3
Rendah 1
Tidak ada modifikasi 0
2. Potensial untuk dicegah:
Tinggi 3 3
Cukup 2
Rendah 1
3. Kepedulian sosial:
Kepedulian masyarakat yang mendesak, menyatakan 2 2
kesiapannya untuk tindakan 1
Diakui sebagai masalah tetapi tidak membutuhkan tindakan
segera
Tidak menjadi perhatian masyarakat 0

Diagnosa 2 : Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan (00099)

No Kriteria Skala Bobot


1. Sifat masalah: 1
Status kesehatan 3
Sumber kesehatan 2
Berhubungan dengan kesehatan 1
2. Besaran masalah:
Mempengaruhi 75-100% dari populasi 4
Mempengaruhi 50-74% dari populasi 3 2
Mempengaruhi 25-44% dari populasi 2
Mempengaruhi kurang dari 25% dari populasi 1
3. Modifikasi kondisi/ masalah:
Tinggi 3 1
Cukup 2
Rendah 1
Tidak ada modifikasi 0
4. Potensial untuk dicegah:
Tinggi 3 2
Cukup 2
Rendah 1
5. Kepedulian sosial:
Kepedulian masyarakat yang mendesak, menyatakan 2 1
kesiapannya untuk tindakan
Diakui sebagai masalah tetapi tidak membutuhkan tindakan 1
segera
Tidak menjadi perhatian masyarakat 0

Diagnosa 3 : Kesiapan meningkatkan literasi kesehatan (00262)

No Kriteria Skala Bobot


1. Sifat masalah:
Status kesehatan 3 2
Sumber kesehatan 2
Berhubungan dengan kesehatan 1
2. Besaran masalah: 3
Mempengaruhi 75-100% dari populasi 4
Mempengaruhi 50-74% dari populasi 3
Mempengaruhi 25-44% dari populasi 2
Mempengaruhi kurang dari 25% dari populasi 1
3. Modifikasi kondisi/ masalah: 1
Tinggi 3
Cukup 2
Rendah 1
Tidak ada modifikasi 0
4. Potensial untuk dicegah: 1
Tinggi 3
Cukup 2
Rendah 1
5. Kepedulian sosial: 1
Kepedulian masyarakat yang mendesak, menyatakan 2
kesiapannya untuk tindakan
Diakui sebagai masalah tetapi tidak membutuhkan tindakan 1
segera
Tidak menjadi perhatian masyarakat 0
BAB 5
RENCANA KEPERAWATAN

5.1 Rencana Keperawatan Komunitas

No Diagnosa Tujuan Umum Tujuan Khusus dan Kriteria Hasil (NOC) NIC
keperawatan
1. Perilaku kesehatan Setelah dilakukan asuhan Setelah dilakukan asuhan keperawatan Intervensi yang dapat diberikan
cenderung berisiko keperawatan selama 4 komunitas selama 4 minggu, masyarakat yaitu meliputi:
(00188) minggu peningkatan Dusun Krajan Lor Desa Rambigundam dapat : Pencegahan Primer (Prevensi
kesehatan komunitas di 1) Meningkatkan kesadaran gaya hidup sehatPrimer)
Dusun Krajan Lor Desa 2) Mencegah terjadinya penyakit yang Intervensi:
Rambigundam dapat berkaitan dengan perilaku a. 5510 Pendidikan kesehatan
tercapai. Dengan kriteria hasil sebagai berikut : Aktivitas:
Pencegahan Primer (Prevensi Primer) 1) Berikan pendidikan
Indikator dan skala outcome: kesehatan tentang strategi
a. 2013 Keseimbangan gaya hidup mencegah penyakit covid 19
Skala outcome: untuk menggunakan masker
201301 mengenali kebutuhan untuk dan cuci tangan untuk
menyeimbangkan aktivitas-aktivitas hidup menyampaikan informasi
(5) tersebut pada warga (dalam
201302 mencari informasi tentang strategi jumlah besar) pada saat yang
untuk aktivitas hidup yang seimbang (5) tepat, seperti pengajian
warga, arisan warga, dll
b. 1602 Perilaku promosi kesehatan 2) Tekankan manfaat
Skala outcome: menggunakan masker dan
160201 menggunakan perilaku cuci tangan teratur yang bisa
menghindari risiko (5) diterima warga daripada
160207 melakukan perilaku kesehatan menekankan pada efek
secara rutin (5) negatif dari tidak
160210 menggunakan dukungan sosial menggunakan masker
untuk meningkatkan kesehatan (5) 3) Libatkan individu dan
keluarga dalam upaya cuci
Pencegahan Sekunder (Prevensi Sekunder) tangan dan menggunakan
Indikator dan skala outcome: masker
a. 2807 Keefektifan skrining kesehatan 4) Manfaatkan sistem dukungan
komunitas sosial dan keluarga untuk
Skala outcome: modifikasi perilaku
280701 identifikasi kondisi yang berisiko kesehatan, dalam hal ini
tinggi yang umum di komunitas (5) yaitu cuci tangan dan
280716 penyediaan skrining untuk menggunakan masker
prevalensi umum di masyarakat (5)
280725 tingkat partisipasi populasi target b. 4350 Manajemen perilaku
saat skrining (5) Aktivitas :
1) Berikan masyarakat
Pencegahan Tersier (Prevensi Tersier) tanggung jawab terhadap
Indikator dan skala outcome: perilakunya sendiri
a. 1600 Perilaku Patuh (bersifat aktif) 2) Berikan penghargaan apabila
Skala outcome: masyarakat dapat melakukan
160008 menggunakan strategi untuk perilaku kesehatan gaya
mengeliminasi perilaku tak sehat (5) hidup sehat dalam hal ini
160009 menggunakan strategi untuk berupa olahraga secara rutin
mengoptimalkan kesehatan (5)
160010 menggunakan jasa pelayanan Pencegahan Sekunder (Prevensi
kesehatan sesuai dengan kebutuhan (5) Sekunder)
160011 menggunakan aktivitas hidup Intervensi:
harian sesuai dengan energi dan toleransi a. 6610 Identifikasi resiko
(5) Aktivitas :
160014 melakukan monitor sendiri 1) Berikan masyarakat
mengenai status kesehatan secara mandiri aktivitas-aktivitas
(5) pengurangan resiko
2) Berikan aktivitas-aktivitas
b. 1705 Orientasi Kesehatan pengurangan resiko
Skala outcome: berkolaborasi dengan
170514 fokus pada menjaga perilaku individu atau kelompok
kesehatan (5)
170502 fokus pada pencegahan penyakit b. 4410 Pengaturan tujuan saling
(5) menguntungkan
170507 harapan bahwa individu Aktivitas :
bertanggung jawab untuk pilihan yang 1) Berikan masyarakat
berhubungan dengan kesehatan (5) mengembangkan rencana
170515 merasakan pentingnya untuk mencapai tujuan
mengintegrasikan perilaku kesehatan 2) Siapkan hasil tingkah laku
dalam keyakinan budaya (5) untuk digunakan dalam
170512 persepsi bahwa kesehatan skala pencapaian tujuan
merupakan prioritas tinggi dalam
membuat pilihan gaya hidup (5)
Pencegahan Tersier (Prevensi
Tersier)
Intervensi:
a. 4360 Modifikasi perilaku
Aktivitas :
1) Dukung masyarakat untuk
memeriksa perilakunya
sendiri
2) Berikan penguatan-
penguatan positif dari
perilaku-perilaku yang tidak
diinginkan
2. Ketidakefektifan Setelah dilakukan asuhan Setelah dilakukan asuhan keperawatan Intervensi yang dapat diberikan
Pemeliharaan keperawatan selama 4 komunitas selama 4 minggu, masyarakat yaitu meliputi:
Kesehatan (00099) minggu peningkatan Dusun Krajan Lor Desa Rambigundam dapat : Pencegahan Primer (Prevensi
kesehatan komunitas di 1) Meningkatkan kesadaran gaya hidup sehat Primer)
Dusun Krajan Lor Desa 2) Mencegah terjadinya penyakit yang Intervensi:
Rambigundam dapat berkaitan dengan perilaku a. 5510 Pendidikan kesehatan
tercapai. Dengan kriteria hasil sebagai berikut : Aktivitas:
Pencegahan Primer (Prevensi Primer) 1) Berikan pendidikan
Indikator dan skala outcome: kesehatan tentang strategi
a. 1602 perilaku promosi kesehatan mencegah penyakit
Skala outcome: 2) Tekankan manfaat
160201 menggunakan perilaku mengelola sampah dan
menghindari risiko (5) pentingnya membuka
160207 melakukan perilaku kesehatan ventilasi
secara rutin (5) 3) Libatkan individu dan
160210 menggunakan dukungan sosial keluarga dalam upaya
untuk meningkatkan kesehatan (5) mengelola sampah
4) Manfaatkan sistem
b. 2701 status kesehatan komunitas dukungan sosial dan
Skala outcome: keluarga untuk modifikasi
270107 tingkat partisipasi dalam program perilaku kesehatan
kesehatan komunitas (5)
b. 4350 Manajemen perilaku
Pencegahan Sekunder (Prevensi Sekunder) Aktivitas :
Indikator dan skala outcome: 1) Berikan masyarakat
a. 2807 keefektifan skrining kesehatan tanggung jawab terhadap
komunitas perilakunya sendiri
Skala outcome: 2) Berikan penghargaan
280701 identifikasi kondisi yang berisiko apabila masyarakat dapat
tinggi yang umum di komunitas (5) melakukan perilaku
280716 penyediaan skrining untuk kesehatan gaya hidup sehat
prevalensi umum di masyarakat (5)
280725 tingkat partisipasi populasi target c. 8700 Pengembangan program
saat skrining (5) Aktivitas:
1) Bantu masyarakat dalam
Pencegahan Tersier (Prevensi Tersier) mengidentifikasi kebutuhan
Indikator dan skala outcome: akan pentingnya mengelola
a. 1600 Perilaku patuh (bersifat aktif) sampah
Skala outcome: 2) Edukasi masyarakat
160008 menggunakan strategi untuk mengenai proses
mengeliminasi perilaku tak sehat (5) perencanaan program
160009 menggunakan strategi untuk membuang sampah di TPA
mengoptimalkan kesehatan (5) 3) Evaluasi alternatif
160010 menggunakan jasa pelayanan pendekatan terkait rincian
kesehatan sesuai dengan kebutuhan (5) biaya yang dibutuhkan
160011 menggunakan aktivitas hidup Kebutuhan sumber daya,
harian sesuai dengan energi dan toleransi kelayakan, dan kegiatan apa
(5) yang dibutuhkan
160014 melakukan monitor sendiri 4) Identifikasi kendala
mengenai status kesehatan secara mandiri pelaksanaan program
(5) kegiatan
5) Pantau kemajuan
b. 2700 kompetensi komunitas pelaksanaan program
Skala outcome: 6) Modifikasi dan
270001 tingkat partisipasi dalam kegiatan sempurnakan program
komunitas (5)
270004 perwakilan dari semua segmen Pencegahan Sekunder (Prevensi
komunitas dalam pemecahan masalah (5) Sekunder)
270021 kolaborasi antar kelompok Intervensi:
komunitas untuk menyelesaikan masalah a. 6520 Skrining kesehatan
(5) Aktivitas:
270019 pencapaian tujuan komunitas (5) 1) Tentukan populasi target
untuk dilakukannya
pemeriksaan kesehatan
2) Sampaikan dan iklankan
kepada masyarakat tentang
layanan skrining kesehatan
terhadap penyakit menular
maupun penyakit tidak
menular yang umum
dikeluhkan (seperti batuk,
pilek, asam urat, diare,
hipertensi, sakit kepala)
3) Gunakan instrument
skrining yang valid dan
terpercaya, seperti
termometer untuk mengukur
suhu, gluko test untuk
mengukur kadar glukosa,
dan alat ukur lainnya telah
dilakukan kalibrasi secara
berkala
4) Berikan privasi,
kenyamanan, dan
kerahasiaan saat skrining
5) Berikan informasi
pemeriksaan diri yang tepat
selama skrining, seperti
nyeri sendi akibat asam urat,
demam sebagai gejala awal
kemungkinan penyakit
batuk pilek, dll
6) Lakukan pengkajian yang
sesuai, suhu, berat badan,
tinggi badan, kadar asam
urat.
7) Berikan hasil skrining
8) Berikan saran kepada warga
dengan temuan abnormal,
dalam hal ini berupa saran
untuk mengatasi
penyakit/masalah kesehatan
yang diderita

b. 8700 Pengembangan program


(Program Poskesdes)
Aktivitas:
1) Bantu masyarakat dalam
mengidentifikasi masalah
kesehatan yang signifikan
seperti batuk pilek, asam
urat, sakit kepala, maupun
diare
2) Edukasi masyarakat
mengenai proses
perencanaan program
poskesdes
3) Identifikasi alternatif
pendekatan untuk mengatasi
masalah kesehatan tersebut
4) Evaluasi alternatif
pendekatan terkait rincian
biaya yang dibutuhkan.
kebutuhan sumber daya,
kelayakan, dan kegiatan
poskesdes
5) Jelaskan metode, kegiatan,
waktu pelaksanaan program
poskesdes
6) Identifikasi kendala
pelaksanaan program
poskesdes
7) Rencanakan evaluasi
program poskesdes secara
berkala (misal evaluasi setiap
dua minggu sekali)
8) Pasarkan adanya program
poskesdes kepada
masyarakat
9) Pantau kemajuan
pelaksanaan program
poskesdes
10) Evaluasi program poskesdes
terkait relevansi, efisiensi,
dan efektivitas biaya
11) Modifikasi dan
sempurnakan program
poskesdes

Pencegahan Tersier (Prevensi


Tersier)
Intervensi:
a. 4360 Modifikasi perilaku
Aktivitas:
1) Tentukan motivasi
masyarakat terhadap
perlunya dan pentingnya
perubahan perilaku
2) Bantu masyarakat untuk
dapat mengidentifikasi
kekuatan yang dimiliki dan
menguatkannya
3) Dukung untuk mengganti
kebiasaan yang tidak
diinginkan dengan
kebiasaan yang diinginkan
(mengeliminasi perilaku
yang tidak sehat dan
mengoptimalkan kesehatan)
4) Kenalkan masyarakat pada
orang atau kelompok lain
yang telah berhasil
sebelumnya dengan
pengalaman yang sama
5) Tetapkan perilaku awal
sebelum memulai
perubahan
6) Dukung masyarakat dalam
berpartisipasi dalam
monitor dan pencatatan
perilaku

b. 8500 Pengembangan
kesehatan komunitas
Aktivitas:
1) Identifikasi bersama
komunitas mengenai
masalah, kekuatan, dan
prioritas kesehatan
2) Berikan kesempatan
berpartisipasi bagi semua
segmen komunitas, seperti
puskesmas, poskesdes,
pemerintah desa/kelurahan
setempat
3) Bantu anggota komunitas
untuk meningkatkan
kesadaran dan memberikan
perhatian mengenai
masalah-masalah kesehatan
yang terjadi seperti batuk
pilek, diare, DM, asam urat,
sakit kepala dan lainnya.
4) Lakukan dialog untuk
menentukan masalah
kesehatan komunitas dan
mengembangkan rencana
tindakan, seperti senam kaki
diabetik bersama bagi
penderita DM, relaksasi otot
progresif bagi penderita
sakit kepala dan asam urat,
latihan batuk efektif bagi
penderita batuk pilek
5) Fasilitasi implementasi yang
dibuat
6) Bantu anggota komunitas
terkait dengan
pengembangan dan
pengadaan sumber daya
3. Kesiapan Setelah dilakukan asuhan Setelah dilakukan asuhan keperawatan Intervensi yang dapat diberikan
meningkatkan literasi keperawatan selama 4 komunitas selama 4 minggu, masyarakat yaitu meliputi:
kesehatan (00262) minggu peningkatan Dusun Krajan Lor Desa Rambigundam dapat : Pencegahan Primer (Prevensi
kesehatan komunitas di 1) Meningkatkan kesadaran gaya hidup sehat Primer)
Dusun Krajan Lor Desa 2) Mencegah terjadinya penyakit yang Intervensi:
Rambigundam dapat berkaitan dengan perilaku a. 5510 Pendidikan kesehatan
tercapai. Dengan kriteria hasil sebagai berikut : Aktivitas:
Pencegahan Primer (Prevensi Primer) 1) Berikan ceramah
Indikator dan skala outcome: pendidikan kesehatan
a. 1602 perilaku promosi kesehatan tentang strategi mencegah
Skala outcome: penyakit
160201 menggunakan perilaku 2) Tekankan manfaat
menghindari risiko (5) pentingnya berobat ke
160207 melakukan perilaku kesehatan pelayanan kesehatan
secara rutin (5) 3) Libatkan individu dan
160210 menggunakan dukungan sosial keluarga dalam upaya
untuk meningkatkan kesehatan (5) menjaga kesehatan
4) Manfaatkan sistem dukungan
b. 1603 Perilaku pencarian kesehatan sosial dan keluarga untuk
Skala outcome: modifikasi perilaku
160303 melakukan skrining diri (5) kesehatan
160314 melakukan perilaku kesehatan
dengan inisiatif sendiri (5) Pencegahan Sekunder (Prevensi
160316 mencari bantuan bila diperlukan Sekunder)
(5) Intervensi:
a. 6520 Skrining kesehatan
Pencegahan Sekunder (Prevensi Sekunder) Aktivitas:
Indikator dan skala outcome: 1) Tentukan populasi target
a. 2807 Keefektifan skrining kesehatan untuk dilakukannya
komunitas pemeriksaan kesehatan
Skala outcome: 2) Sampaikan dan iklankan
280701 identifikasi kondisi yang berisiko kepada masyarakat tentang
tinggi yang umum di komunitas (5) layanan skrining kesehatan
280716 penyediaan skrining untuk terhadap penyakit menular
prevalensi umum di masyarakat (5) maupun penyakit tidak
280725 tingkat partisipasi populasi target menular yang umum
saat skrining (5) dikeluhkan (seperti batuk,
pilek, asam urat, diare,
Pencegahan Tersier (Prevensi Tersier) hipertensi, sakit kepala)
Indikator dan skala outcome: 3) Gunakan instrument
a. 1600 Perilaku Patuh (bersifat aktif) skrining yang valid dan
Skala outcome: terpercaya, seperti
160008 menggunakan strategi untuk termometer untuk mengukur
mengeliminasi perilaku tak sehat (5) suhu, gluko test untuk
160009 menggunakan strategi untuk mengukur kadar glukosa,
mengoptimalkan kesehatan (5) dan alat ukur lainnya telah
160010 menggunakan jasa pelayanan dilakukan kalibrasi secara
kesehatan sesuai dengan kebutuhan (5) berkala
160011 menggunakan aktivitas hidup 4) Berikan privasi,
harian sesuai dengan energi dan toleransi kenyamanan, dan
(5) kerahasiaan saat skrining
160014 melakukan monitor sendiri 5) Berikan informasi
mengenai status kesehatan secara mandiri pemeriksaan diri yang tepat
(5) selama skrining, seperti
nyeri sendi akibat asam urat,
demam sebagai gejala awal
kemungkinan penyakit
batuk pilek, dll
6) Lakukan pengkajian yang
sesuai, suhu, berat badan,
tinggi badan, kadar asam
urat.
7) Berikan hasil skrining
8) Berikan saran kepada warga
dengan temuan abnormal,
dalam hal ini berupa saran
untuk mengatasi
penyakit/masalah kesehatan
yang diderita

Pencegahan Tersier (Prevensi


Tersier)
Intervensi:
a. 8700 Pengembangan program
(Pemeriksaan kesehatan)
Aktivitas:
1) Bantu masyarakat dalam
mengidentifikasi kebutuhan
akan kesehatan
2) Edukasi masyarakat
mengenai kesehatan
3) Evaluasi alternatif
pendekatan terkait rincian
biaya yang dibutuhkan
Kebutuhan sumber daya,
kelayakan, dan kegiatan apa
yang dibutuhkan
4) Identifikasi kendala
pelaksanaan program
kegiatan
5) Pantau kemajuan
pelaksanaan program
6) Modifikasi dan sempurnakan
program
BAB 6
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

6.1 Implementasi dan Evaluasi Keperawatan Komunitas


TTD
NO DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI
PERAWAT
1. Perilaku kesehatan Tanggal 24 September 2020 S:
cenderung berisiko 5510 Pendidikan kesehatan 1. Ibu-ibu pengajian mengatakan senang
(00188) 1. Pendidikan kesehatan tentang mengikuti kegiatan pendidikan
penyakit COVID 19, bahaya kesehatan yang bertemakan penyakit
COVID 19, pentingnya COVID 19, bahaya COVID 19,
menggunakan masker dan cuci pentingnya menggunakan masker dan
tangan cuci tangan
R/ Dalam kegiatan pendidikan 2. Ibu-ibu pengajian mengatakan akan
kesehatan tentang COVID 19 secara melakukan cuci tangan 6 langkah
keseluran ibu-ibu pengajian mampu
memahami materi yang
O:
disampaikan terbukti dengan
kemampuan ibu-ibu menjawab 1. Ibu-ibu sangat aktif bertanya, ibu-ibu
beberapa pertanyaan dari pemateri mampu menjawab pertanyaan dengan
saat pemberian materi. baik dan sangat kooperatif
R/ Mengajarkan ibu-ibu tentang 6
langkah cuci tangan yang benar
A:
serta memberikan role play
2. Pendidikan kesehatan terkait social Kode Indikator SA ST C
distancing untuk mencegah
penularan COVID 19 170514 Fokus pada 3 5 4
R/ Ibu-ibu mendengarkan, sangat menjaga perilaku
aktif dan kooperatif kesehatan
3. Pengembangan program untuk 170502 Fokus pada 3 5 4
pencegahan COVID 19 dengan pencegahan
membagikan masker kepada penyakit
masyarakat dan memberikan alat 170507 Harapan bahwa 3 5 5
tempat cuci tangan di Pengajian individu
R/ Dalam kegiatan ini dilaksanakan bertanggung
tempat pengajian musholla krajan jawab untuk
lor dan mendapat dukungan penuh pilihan yang
dari ketua pengajian serta mendapat berhubungan
dukungan dari takmir masjid saat dengan
pembagian masker dan timba cuci kesehatan
tangan. 170512 Persepsi bahwa 3 5 5
kesehatan
merupakan
prioritas tinggi
dalam membuat
pilihan gaya
hidup
Masalah Perilaku kesehatan cenderung
berisiko teratasi

P:
Pengembangan pendidikan kesehatan oleh
para kader, pustu
Tanggal 25 September 2020 S:
5510 Pendidikan kesehatan 1. Bapak-bapak pengajian mengatakan
1. Pendidikan kesehatan tentang senang mengikuti kegiatan pendidikan
penyakit COVID 19, bahaya kesehatan yang bertemakan penyakit
COVID 19, pentingnya COVID 19, bahaya COVID 19,
menggunakan masker dan cuci pentingnya menggunakan masker dan
tangan cuci tangan
R/ Dalam kegiatan pendidikan 2. Bapak-bapak mengatakan akan
kesehatan tentang COVID 19 melakukan cuci tangan 6 langkah
secara keseluran bapak-bapak
mampu memahami materi yang
O:
disampaikan
R/ Mengajarkan bapak-bapak Bapak-bapak sangat sangat kooperatif
tentang 6 langkah cuci tangan yang
benar
A:
2. Pengembangan program untuk
pencegahan COVID 19 dengan Kode Indikator SA ST C
membagikan masker kepada 170514 Fokus pada 3 5 4
masyarakat dan memberikan alat menjaga perilaku
tempat cuci tangan di saat Jum’atan kesehatan
R/ Dalam kegiatan ini dilaksanakan 170502 Fokus pada 3 5 4
di masid krajan lor dan mendapat pencegahan
dukungan penuh dari takmir masjid penyakit
saat pembagian masker dan timba 170507 Harapan bahwa 3 5 5
cuci tangan. individu
bertanggung
jawab untuk
pilihan yang
berhubungan
dengan
kesehatan
170512 Persepsi bahwa 3 5 5
kesehatan
merupakan
prioritas tinggi
dalam membuat
pilihan gaya
hidup
Masalah Perilaku kesehatan cenderung
berisiko teratasi
P:
Pengembangan pendidikan kesehatan oleh
para kader, pustu
Tanggal 30 September 2020 S:
5511 Pendidikan kesehatan 1. Bapak-bapak pengajian mengatakan
1. Pendidikan kesehatan tentang senang mengikuti kegiatan pendidikan
penyakit COVID 19, bahaya kesehatan yang bertemakan penyakit
COVID 19, pentingnya COVID 19, bahaya COVID 19,
menggunakan masker dan cuci pentingnya menggunakan masker dan
tangan cuci tangan
R/ Dalam kegiatan pendidikan 2. Bapak-bapak mengatakan akan
kesehatan tentang COVID 19 melakukan cuci tangan 6 langkah
secara keseluran bapak-bapak
mampu memahami materi yang
O:
disampaikan
R/ Mengajarkan bapak-bapak Bapak-bapak sangat sangat kooperatif
tentang 6 langkah cuci tangan yang
benar
A:
2. Pengembangan program untuk
pencegahan COVID 19 dengan Kode Indikator SA ST C
membagikan masker kepada 170514 Fokus pada 3 5 4
masyarakat dan memberikan alat menjaga perilaku
tempat cuci tangan kesehatan
R/ Dalam kegiatan ini dilaksanakan 170502 Fokus pada 3 5 4
di masid krajan lor dan mendapat pencegahan
dukungan penuh dari takmir masjid penyakit
saat pembagian masker dan timba 170507 Harapan bahwa 3 5 5
cuci tangan. individu
bertanggung
jawab untuk
pilihan yang
berhubungan
dengan
kesehatan
170512 Persepsi bahwa 3 5 5
kesehatan
merupakan
prioritas tinggi
dalam membuat
pilihan gaya
hidup
Masalah Perilaku kesehatan cenderung
berisiko teratasi
P:
Pengembangan pendidikan kesehatan oleh
para kader, pustu
Tanggal 1 Oktober 2020 S:
5510 Pendidikan kesehatan 1. Ibu-ibu pengajian mengatakan senang
1. Pendidikan kesehatan tentang mengikuti kegiatan pendidikan
penyakit COVID 19, bahaya kesehatan yang bertemakan penyakit
COVID 19, pentingnya COVID 19, bahaya COVID 19,
menggunakan masker dan cuci pentingnya menggunakan masker dan
tangan cuci tangan
R/ Dalam kegiatan pendidikan 2. Ibu-ibu pengajian mengatakan akan
kesehatan tentang COVID 19 secara melakukan cuci tangan 6 langkah
keseluran ibu-ibu pengajian mampu
memahami materi yang
O:
disampaikan terbukti dengan
kemampuan ibu-ibu menjawab Ibu-ibu sangat aktif bertanya, ibu-ibu
beberapa pertanyaan dari pemateri mampu menjawab pertanyaan dengan baik
saat pemberian materi. dan sangat kooperatif
R/ Mengajarkan ibu-ibu tentang 6
langkah cuci tangan yang benar
A:
2. Pendidikan kesehatan terkait social
distancing untuk mencegah Kode Indikator SA ST C
penularan COVID 19 170514 Fokus pada 3 5 4
R/ Ibu-ibu mendengarkan, sangat menjaga perilaku
aktif dan kooperatif kesehatan
3. Pengembangan program untuk 170502 Fokus pada 3 5 4
pencegahan COVID 19 dengan pencegahan
membagikan masker kepada penyakit
masyarakat dan memberikan alat 170507 Harapan bahwa 3 5 5
tempat cuci tangan di Pengajian individu
R/ Dalam kegiatan ini dilaksanakan bertanggung
tempat pengajian musholla krajan jawab untuk
lor dan mendapat dukungan penuh pilihan yang
dari ketua pengajian serta mendapat berhubungan
dukungan dari takmir masjid saat dengan
pembagian masker dan timba cuci kesehatan
tangan. 170512 Persepsi bahwa 3 5 5
kesehatan
merupakan
prioritas tinggi
dalam membuat
pilihan gaya
hidup
Masalah Perilaku kesehatan cenderung
berisiko teratasi

P:
Pengembangan pendidikan kesehatan oleh
para kader, pustu
2. Ketidakefektifan Tanggal 24 September 2020 S:
Pemeliharaan Kesehatan 5510 Pendidikan kesehatan Warga mengatakan sangat senang dengan
(00099) 1. Pendidikan kesehatan tentang adanya kegiatan pendidikan kesehatan
pengelolaan sampah terkait pengelolaan sampah
R/ Dalam kegiatan ini dilaksanakan
tempat pengajian musholla krajan O :
lor dan mendapat dukungan penuh Masyarakat sangat aktif mengikuti kegiatan,
dari ketua pengajian, mampu masyarakat mampu menyampaikan
memahami materi yang pertanyaan dnegan baik dan menjawab
disampaikan. pertanyaan dengan baik.
2. Pendidikan kesehatan tentang
menghirup polusi asap dari A:
pembakaran sampah
Kode Indikator S ST C
R/ Ibu-ibu mendengarkan, sangat
A
aktif dan kooperatif
3. Pendidikan kesehatan tentang 270001 Tingkat 3 5 5
PHBS (perilaku hidup bersih dan partisipasi dalam
sehat) kegiatan
R/ Ibu-ibu mendengarkan, sangat komunitas
aktif dan kooperatif 270004 Perwakilan dari 3 5 4
semua segmen
komunitas dalam
pemecahan
masalah
270021 Kolaborasi antar 3 5 5
kelompok
komunitas untuk
menyelesaikan
masalah
270019 Pencapaian 3 5 4
tujuan komunitas
Masalah Ketidakefektifan Pemeliharaan
Kesehatan teratasi

P:
Pengembangan pendidikan kesehatan oleh
tokoh masyarakat atau kader
Tanggal 25 September 2020 S:
5510 Pendidikan kesehatan Warga mengatakan sangat senang dengan
1. Pendidikan kesehatan tentang adanya kegiatan pendidikan kesehatan
pengelolaan sampah terkait pengelolaan sampah
R/ Dalam kegiatan ini dilaksanakan
di masjid krajan lor dan mendapat O :
dukungan penuh dari takmir, Masyarakat sangat aktif mengikuti kegiatan.
mampu memahami materi yang
disampaikan. A:
2. Pendidikan kesehatan tentang
Kode Indikator S ST C
menghirup polusi asap dari
A
pembakaran sampah
R/ Bapak-bapak mendengarkan, 270001 Tingkat 3 5 5
sangat aktif dan kooperatif partisipasi dalam
3. Pendidikan kesehatan tentang kegiatan
PHBS (perilaku hidup bersih dan komunitas
sehat) 270004 Perwakilan dari 3 5 4
R/ Bapak-bapak mendengarkan, semua segmen
sangat aktif dan kooperatif komunitas dalam
pemecahan
masalah
270021 Kolaborasi antar 3 5 5
kelompok
komunitas untuk
menyelesaikan
masalah
270019 Pencapaian 3 5 4
tujuan komunitas
Masalah Ketidakefektifan Pemeliharaan
Kesehatan teratasi

P:
Pengembangan pendidikan kesehatan oleh
tokoh masyarakat atau kader
Tanggal 30 September 2020 S:
5511 Pendidikan kesehatan Warga mengatakan sangat senang dengan
1. Pendidikan kesehatan tentang adanya kegiatan pendidikan kesehatan
pengelolaan sampah terkait pengelolaan sampah
R/ Dalam kegiatan ini dilaksanakan
di masjid krajan lor dan mendapat O :
dukungan penuh dari takmir, Masyarakat sangat aktif mengikuti kegiatan.
mampu memahami materi yang
disampaikan. A:
2. Pendidikan kesehatan tentang
Kode Indikator S ST C
PHBS (perilaku hidup bersih dan
A
sehat)
R/ Bapak-bapak mendengarkan, 270001 Tingkat 3 5 5
sangat aktif dan kooperatif partisipasi dalam
kegiatan
komunitas
270004 Perwakilan dari 3 5 4
semua segmen
komunitas dalam
pemecahan
masalah
270021 Kolaborasi antar 3 5 5
kelompok
komunitas untuk
menyelesaikan
masalah
270019 Pencapaian 3 5 4
tujuan komunitas
Masalah Ketidakefektifan Pemeliharaan
Kesehatan teratasi

P:
Pengembangan pendidikan kesehatan oleh
tokoh masyarakat atau kader
Tanggal 1 Oktober 2020 S:
5512 Pendidikan kesehatan Warga mengatakan sangat senang dengan
1. Pendidikan kesehatan tentang adanya kegiatan pendidikan kesehatan
pengelolaan sampah terkait pengelolaan sampah
R/ Dalam kegiatan ini dilaksanakan
di musholla krajan lor dan O :
mendapat dukungan penuh dari Masyarakat sangat aktif mengikuti kegiatan.
ketua pengajian, mampu memahami
materi yang disampaikan. A:
Pendidikan kesehatan tentang
Kode Indikator S ST C
PHBS (perilaku hidup bersih dan
A
sehat)
R/ Ibu-ibu mendengarkan, sangat 270001 Tingkat 3 5 5
aktif dan kooperatif partisipasi dalam
kegiatan
komunitas
270004 Perwakilan dari 3 5 4
semua segmen
komunitas dalam
pemecahan
masalah
270021 Kolaborasi antar 3 5 5
kelompok
komunitas untuk
menyelesaikan
masalah
270019 Pencapaian 3 5 4
tujuan komunitas
Masalah Ketidakefektifan Pemeliharaan
Kesehatan teratasi

P:
Pengembangan pendidikan kesehatan oleh
tokoh masyarakat atau kader
BAB 7
PEMBAHASAN

Pandemi COVID-19 menjadi tantangan bagi sistem-sistem kesehatan di


seluruh dunia. Peningkatan pesat kebutuhan akan perawatan bagi orang dengan
COVID-19 semakin diperparah dengan rasa takut, misinformasi, dan pembatasan
gerak orang dan pasokan yang mengganggu pemberian layanan kesehatan garis
depan bagi semua orang. Saat sistem kesehatan kewalahan dan orang tidak dapat
mengakses layanan yang dibutuhkan, kematian langsung dan tidak langsung
akibat penyakit yang dapat dicegah dan diobati meningkat. Pengambil keputusan
harus mengambil pilihan sulit untuk memastikan COVID-19 dan masalah
kesehatan masyarakat mendesak lain yang ada diatasi sambil tetap
meminimalisasi risiko bagi tenaga kesehatan dan masyarakat. Sesuai Astana
Global Conference on Primary Health Care, tingkat komunitas merupakan
platform yang tidak terpisahkan bagi pelayanan kesehatan primer, kunci bagi
pemberian layanan dan fungsi-fungsi kesehatan masyarakat esensial, dan bagi
keterlibatan serta pemberdayaan masyarakat mengenai kesehatan mereka.
Platform berbasis komunitas dengan kapasitas pemberian pelayanan kesehatan
dan keterlibatan sosial ini memiliki peran penting dalam penanggulangan
COVID-19 dan penting dalam pemenuhan kebutuhan kesehatan yang ada,
terutama bagi orang-orang yang paling rentan.
COVID-19 jika dibiarkan saja akan berdampak penurunan fungsi
paru-paru bahkan berakibat kematian. Oleh karena itu perlunya
pemberdayaan masyarakat dalam pencegahan COVID-19. Pemberian
informasi dengan mengedukasi supaya masyarakat mampu berperan serta
dalam melakukan pencegahan terhadap penularan COVID-19.
Mencuci tangan merupakan teknik paling penting dalam pencegahan dan
pengontrolan infeksi ( Potter dan Perry, 2005). Mencuci tangan merupakan proses
pembuangan kotoran dan debu secara mekanis dari kedua belah tangan dengan
memakai sabun dan air.tujuan mencuci tangan adalah untuk menghilangkan
kotoran dan debu secara mekanis dari permukaan kulit dan mengurangi jumlah
mikroorganisme (Tietjen, 2003 dalam Moestika) diare biasanya kuman
ditransmisikan dari tangan yang tidak bersih ke makanan kuman-kuman kemudian
memapar ke person yang makanan tersebut. Hal ini bisa dicegah dengan selalu
mencuci tangan setelah menggunakan toilet dan sebelum menyiapkan makanan
(Darmiyatun, 2013). Mencuci tangan juga dapat menghilangkan sejumlah besar
virus yang menyerang saluran cerna seperti diare dan saluran nafas seperti
influenza. Hampir semua orang mengerti pentingnya mencuci tangan pakai sabun,
namun masih banyak yang tidak membiasakan diri untuk melakukan dengan
benar pada saat yang penting (Umar, 2009 dalam Mirza). Sebagian besar
masyarakat mengetahui akan pentingnya mencuci tangan, namun dalam
kenyataannya masih sangat sedikit (hanya 5%) yang tau bagaimana cara
melakukannya dengan benar. Hal ini sangat penting untuk diajarkan pada
masyarakat agar bisa mencegah terjadinya penyakit (Siswanto, 2009 dalam
Zuraidah).
Seseorang dapat mengenal dan mencegah penyakit, tentunya setelah belajar
dari pengalaman sebelumnya, selain faktor pendidikan/pengetahuan individu,
media masa, Televisi, penyuluhan yang dilakukan petugas kesehatan dan
sebagainya. Begitu juga dengan masalah kesehatan di lingkungan sekitar
masyarakat, tentunya gambaran penyakit yang paling sering mereka temukan
sebelumnya sangat mempengaruhi upaya penangan atau pencegahan penyakit
yang mereka lakukan. Jika masyarakat sadar bahwa penangan yang bersifat
individual tidak akan mampu mencegah, apalagi memberantas penyakit tertentu,
maka mereka telah melakukan pemecahan-pemecahan masalah kesehatan melalui
proses kelompok.
Proses perubahan perilaku yang dinamis, dimana perubahan tersebut bukan
hanya sekedar proses transfer materi/teori dari seseorang ke orang lain dan bukan
pula seperangkat prosedur. Akan tetapi, perubahan tersebut terjadi adanya
kesadaran dari dalam diri individu, kelompok atau masyarakat sendiri. Sedangkan
tujuan dari pendidikan kesehatan menurut Undang-Undang Kesehatan No. 23
Tahun 1992 maupun WHO yaitu ”meningkatkan kemampuan masyarakat untuk
memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan; baik fisik, mental dan sosialnya;
sehingga produktif secara ekonomi maupun secara sosial.
Berbagai persoalan kesehatan yang terjadi dalam masyarakat Dusun Krajan
Lor Desa Rambigundam jika tidak ditangani dengan baik akan menjadi ancaman
bagi lingkungan masyarakat luas. Oleh karena itu, kerja sama sangat dibutuhkan
dalam upaya mencapai tujuan asuhan keperawatan komunitas melalui upaya ini
berbagai persoalan di dalam lingkungan masyarakat akan dapat diatasi dengan
lebih cepat. Kerja sama seperti melakukan proses pemantauan oleh pihak terkait
harus dilakukan dengan optimal agar pelaksanaan kegiatan kesehatan di Desa
Rambigundam bisa dilihat apakah berjalan dengan baik atau tidak. Kader juga
harus melaksanakan perannya sebagai promotor kesehatan masyarakat krajan lor
melakukan penyuluhan-penyuluhan kesehatan dan mengajak masyarakat berperan
aktif dalam melaksananakan upaya kesehatan seperti melakukan upaya
pencegahan primer, sekunder dan tersier.
Model comunity as partner dijadikan model dalam pengkajian keperawatan
komunitas di Desa Rambigundam dimana model ini menekankan pada terjadinya
stressor yang dapat mengganggu keseimbangan sistem: pertahanan fleksibel,
normal dan resisten. Tehnik pengumpulan data dalam model tersebut adalah
melalui winshield survey (pengamatan langsung ke masyarakat dengan berkeliling
wilayah dan menggunakan semua panca indra), hasil wawancara, kuesioner dan
data sekunder (data statistik, laporan puskesmas, laporan kelurahan dan lain-lain).
Kegiatan pendidikan kesehatan yang secara langsung merupakan program
yang dilakukan oleh perawat komunitas di Desa Rambigundam adalah
penyuluhan. Untuk dapat melakukan penyuluhanmkesehatan dengan baik agar
sasaran yang diinginkan dapat tercapai, perawat kesehatan dalam komunitas perlu
dibekali landasan teori (knowledge) yang baik, attitude, dan practice yang
memadai. Selain itu kemampuan dalam mengorganisasikan masyarakat juga
sangat penting sehingga muncul partisipasi aktif dari masyarakat.
Pengorganisasian masyarakat adalah suatu proses di mana masyarakat dapat
mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan dan menentukan prioritas dari kebutuhan-
kebutuhan tersebut dan mengembangkan keyakinan untuk berusaha memenuhi
kebutuhan sesuai dengan skala prioritas berdasarkan atas sumber-sumber, baik
yang ada di masyarakat sendiri maupun yang berasal dari luar secara gotong
royong.
Pendekatan pemberian layanan yang ada perlu diadaptasi sesuai analisis
risiko-manfaat untuk setiap perubahan kegiatan dalam konteks suatu pandemi.
Kegiatan-kegiatan tertentu mungkin perlu dipersiapkan di tempat-tempat di mana
penularan COVID-19 belum terjadi, disesuaikan jika moda pemberian alternatif
dapat dijalankan dengan aman, atau dihentikan sementara di tempat di mana
penularan COVID-19 meluas terjadi. Jika perlu, kunjungan langsung harus
dibatasi melalui penggunaan mekanisme pemberian layanan alternatif seperti
aplikasi ponsel, telemedicine, dan platform-platform digital lainnya. Adaptasi-
adaptasi tertentu akan tergantung pada konteks, termasuk beban penyakit
keseluruhan setempat, skenario penularan COVID-19, dan kapasitas setempat
dalam memberikan layanan secar aman dan efektif.
Diperlukan data komunitas untuk memantau dan tetap memberikan
layanan kesehatan esensial dan menjadi masukan untuk tindakan kesehatan
masyarakat yang dapat memperlambat dan menghentikan penularan COVID-19.
Seiring semakin tersedianya teknologi diagnostik, strategi surveilans akan
berubah.
Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat adalah suatu yang
terus dikembangkan di Dusun Krajan Lor Desa Rambigundam. Kesehatan adalah
tanggungjawab bersama dari setiap individu, masyarakat, pemerintah dan swasta.
Apapun peran yang dimainkan pemerintah, tanpa kesadaran individu dan
masyarakat untuk secara mandiri menjaga kesehatan mereka, hanya sedikit yang
dapat dicapai. Perilaku yang sehat dan kemampuan masyarakat untuk memilih dan
mendapat pelayanan kesehatan yang bermutu sangat menentukan keberhasilan
pembangunan kesehatan. Oleh karena itu, salah satu upaya kesehatan pokok atau
misi sektor kesehatan adalah mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup
sehat.
BAB 8
KESIMPULAN DAN SARAN

8.1 Kesimpulan
Menggerakkan pembangunan nasional berwawasan kesehatan.
Keberhasilan pembangunan kesehatan tidak semata-mata ditentukan oleh hasil
kerja keras sektor kesehatan, tetapi sangat dipengaruhi oleh hasil kerja keras serta
kontribusi positif berbagai sektor pembangunan lainnya. Untuk optimalisasi
hasilkontribusi positif tersebut, harus dapat diupayakan masuknya wawasan
kesehatan sebagai asas pokok program pembangunan. Para penanggung jawab
program pembangunan harus memasukkan pertimbangan-pertimbangan kesehatan
dalam semua kebijakan pembangunannya untuk dapat mewujudkan masyarakat
sehat. Program pembangunan yang tidak berkontribusi positif terhadap kesehatan,
seyogyanya tidak diselenggarakan. Untuk dapat terlaksananya pembangunan yang
berwawsasan kesehatan, adalah seluruh tugas yang berelemen dari sistem
kesehatan untuk berperan sebagai penggerak utama pembangunan sumber daya
manusia berwawasan kesehatan.

8.2 Saran
a. Perlu diadakan monitoring dan evaluasi secara berkala dan berkelanjutan
untuk warga dan para kader sehingga program yang diberikan bisa
dilanjutkan dan akhirnya membantu meningkatkan pengetahuan tentang
kesehatan di Dusun Krajan Lor Desa Rambigundam
b. Perlu diadakan kerja sama antara tenaga kesehatan Puskesmas Rambipuji,
para kader, dan jajaran petinggi Desa Rambigundam mengenai derajat
kesehatan warga Dusun Krajan Lor Desa Rambigundam, usaha-usaha
pencegahan munculnya penyakit menular atau kejadian luar biasa sangat
perlu adanya kontribusi kerja sama antar sektoral .
Planning Of Action Asuhan Keperawatan Komunitas

Sumber Daya
Diagnosa
No Tujuan Kegiatan Kegiatan Sasaran Penanggung
Keperawatan Waktu Tempat Alokasi Dana
Jawab
1. Perilaku kesehatan Setelah dilakukan 4. Pendidikan Warga 1. Kamis, 1. Musholla 1. Mahasiswa Mahasiswa
cenderung berisiko asuhan kesehatan Dusun 24 Krajan 2. Kampus
berhubungan dengan keperawatan tentang penyakit Krajan Septem Lor
kurang pemahaman selama tiga COVID 19, Lor ber
masyarakat tentang minggu, Perilaku bahaya COVID 2020,
gaya hidup pencegahan kesehatan 19, pentingnya Jam
covid 19 ditandai oleh cenderung berisiko menggunakan 18.30
Beberapa warga di Dusun Krajan masker. WIB
mengatakan tidak Lor Desa 5. Pendidikan 2. Jumat,
pernah mencuci tangan Rambigundam kesehatan cuci 25
setelah menyentuh Kecamatan tangan Septem
barang/benda-benda di Rambipuji 6. Pengembangan ber
sekitar, Beberapa warga Kabupaten Jember program untuk 2020,
mengatakan tidak dapat teratasi. pencegahan Jam
menyiapkan alat cuci COVID 19 11.30
tangan di depan rumah dengan WIB
maupun handsanitizer, membagikan 3. Kamis,
Beberapa warga masker kepada 1
mengatakan tidak masyarakat dan Oktober
menggunakan masker memberikan alat 2020,
saat keluar rumah tempat cuci Jam
maupun ada tamu yang tangan di 11.00
berkunjung, 45% Pengajian dan WIB
masyarakat tidak saat Jum’atan
pernah mencuci tangan
setelah menyentuh
benda-benda di sekitar,
92% masyarakat tidak
menyiapkan alat cuci
tangan di depan rumah
maupun handsanitizer,
49% masyarakat tidak
menggunakan masker
saat keluar rumah
maupun ada tamu yang
berkunjung

2. Ketidakefektifan Setelah dilakukan 4. Pendidikan Warga 1. Kamis, 1. Musholla 1. Mahasiswa Mahasiswa


Pemeliharaan asuhan kesehatan Dusun 24 Krajan 2. Kampus
Kesehatan berhubungan keperawatan tentang Krajan Septem Lor
dengan selama tiga pengelolaan Lor ber 2. Masjid
Ketidakmampuan minggu, sampah 2020 Krajan
mengidentifikasi untuk Ketidakefektifan 5. Pendidikan Jam Lor
mempertahankan Pemeliharaan kesehatan 18.30
kesejahteraan dalam Kesehatan di tentang WIB
pemeliharaan kesehatan Dusun Krajan Lor menghirup 2. Jumat,
ditandai oleh Beberapa Desa polusi asap dari 25
warga mengatakan Rambigundam pembakaran Septem
banyak sampah yang Kecamatan sampah ber
dikumpulkan dan Rambipuji 2020,
dibakar di pekarangan Kabupaten Jember Jam
rumah, Beberapa warga dapat teratasi. 11.30
mengatakan banyak WIB
jendela rumah warga
yang ditutup di siang
hari karena demi
keamanan keluarga,
Beberapa warga
mengatakan sampah
dibakar dan tidak ada
penutup sampah, 15%
jendela tiap rumah tidak
dibuka di siang hari,
91% masyarakat
membakar sampah di
pekarangan rumahnya
9% masyarakat
membuang sampah di
buang ke TPA
PRE PLANNING

DUSUN KRAJAN LOR DESA RAMBIGUNDAM

KECAMATAN RAMBIPUJI

A. LATAR BELAKANG
Pandemi COVID-19 menjadi tantangan bagi sistem-sistem kesehatan

di seluruh dunia. Peningkatan pesat kebutuhan akan perawatan bagi orang

dengan COVID-19 semakin diperparah dengan rasa takut, misinformasi,

dan pembatasan gerak orang dan pasokan yang mengganggu pemberian

layanan kesehatan garis depan bagi semua orang. Saat sistem kesehatan

kewalahan dan orang tidak dapat mengakses layanan yang dibutuhkan,

kematian langsung dan tidak langsung akibat penyakit yang dapat dicegah

dan diobati meningkat. Pengambil keputusan harus mengambil pilihan

sulit untuk memastikan COVID-19 dan masalah kesehatan masyarakat

mendesak lain yang ada diatasi sambil tetap meminimalisasi risiko bagi

tenaga kesehatan dan masyarakat. Sesuai Astana Global Conference on

Primary Health Care, tingkat komunitas merupakan platform yang tidak

terpisahkan bagi pelayanan kesehatan primer, kunci bagi pemberian

layanan dan fungsi-fungsi kesehatan masyarakat esensial, dan bagi

keterlibatan serta pemberdayaan masyarakat mengenai kesehatan mereka.

Platform berbasis komunitas dengan kapasitas pemberian pelayanan

kesehatan dan keterlibatan sosial ini memiliki peran penting dalam

penanggulangan COVID-19 dan penting dalam pemenuhan kebutuhan

kesehatan yang ada, terutama bagi orang-orang yang paling rentan.


Rukun warga merupakan organisasi masyarakat yang diakui dan dibina

oleh pemerintah untuk memelihara dan melestarikan nilai-nilai kehidupan

masyarakat Indonesia yang berdasarkan azas kegotong-royong dan

kekeluargaan serta membantu meningkatkan kelancaran tugas pemerintah,

pembangunan, dan kemasyarakatan di desa dan kelurahan.

Desa Rambigundam merupakan wilayah kerja dari Kecamatan

Rambigundam Kabupaten Jember. Dimana berdasarkan hasil analisa data

yang telah dilakukan oleh mahasiswa Program Profesi Ners STIKES dr.

Soebandi Jember pada tanggal 7 september - 3 oktober 2020 didapatkan

hasil analisa data yang harus dikonfirmasikan dengan warga RW sebagai

salah satu wujud kerjasama yang berkesinambungan antara mahasiswa

dengan warga. Dari hasil analisa data yang telah dilakukan, terdapat

beberapa permasalahan yang muncul di Desa Rambigundam, diantaranya

adalah Perilaku kesehatan cenderung berisiko

Dengan dasar pemikiran tersebut, maka dianggap perlu adanya

perhatian khusus yang harus diselesaikan secara bersama-sama dengan

warga sehingga didapatkan pemecahan masalah yang tepat sesuai dengan

kemampuan masyarakat sekitar melalui Musyawarah Masyarakat Desa.

Namun sebelum dilaksanakannya kegiatan tersebut, perlu dilakukan

beberapa tahapan untuk membentuk sebuah koordinasi yang baik antara

warga dan mahasiswa. Salah satu cara dalam persiapan kegiatan tersebut

adalah melalui Musyawarah Masyarakat Desa yang melibatkan perangkat

Desa, Kasun, RT, RW, Kader, dan beberapa unsur penting. Dimana tujuan

akhir dari dilaksanakan kegiatan tersebut adalah terbentuknya suatu sistem


yang baik dalam pelaksanaan dan pengkondisian kegiatan Musyawarah

Masyarakat Desa.

B. NAMA KEGIATAN
Pencegahan Penyebaran COVID 19

C. TUJUAN KEGIATAN
Tujuan umum dari dilaksanakannya kegiatan Musyawarah Masyarakat
Desa ini adalah untuk mengetahui COVID-19 dan cara pencegahan
Covid 19 di Dusun Krajan Lor Kecamatan Rambigundam Kabupaten
Jember untuk melakukan Musyawarah Masyarakat Desa.

D. STRATEGI KEGIATAN
1. Persiapan
Sebelum pelaksanaan kegiatan Musyawarah Masyarakat Desa, terlebih

dahulu mahasiswa berkoordinasi dengan ketua dusun Desa

Rambigundam, kader dan tokoh-tokoh masyarakat terkait rencana

kegiatan yang akan dilaksanakan. Setelah ditentukan ruang lingkup

dari kegiatan oleh ketua RW, kader, dan tokoh-tokoh masyarakat akan

dilaksanakan persiapan media untuk menguraikan hasil pengkajian

yang telah dilakukan oleh mahasiswa STIKES dr.Soebandi Jember dan

menjelaskan analisa hasil kajian yang telah diperoleh. Terkait dengan

humas, maka akan disebarkan beberapa undangan kepada beberapa

warga masyarakat yang telah ditentukan oleh ketua dusun untuk dapat

menghadiri kegiatan Musyawarah Masyarakat desa sebagai salah satu

legalitas kegiatan.
2. Pelaksanaan
Dalam pelaksanaannya, mahasiswa dalam kegiatan berperan sebagai

fasilitator dalam penyampaian data secara statistik dari hasil Survey

yang telah dilakukan sebelumnya sebagai salah satu dasar dalam

menentukan permasalah di wilayah kerja Desa Rambigundam. Berikut

ini adalah urutan dari pelaksanaan kegiatan secara garis besar:

a) Pra Kegiatan
1) Analisa Data
2) Pembuatan Plan of Action
b) Pelaksanaan Kegiatan
1) Pemaparan hasil MMD
2) Penentuan masalah keperawatan komunitas
3) Penentuan prioritas masalah
4) Penentuan solusi masing-masing permasalahan
c) Pasca Kegiatan
1) Materi Penyuluhan
(a) Pengertian COVID-19
(b) Penularan COVID-19
(c) Masa inkubasi COVID-19
(d) Tanda gejala COVID-19
(e) Cara Pencegahan COVID-19
2) Metode Pembelajaran
Metode: Ceramah dan diskusi

3) Media dan Sumber


Media : LCD, Proyektor, laptop

4) Waktu Kegiatan
Waktu Kegiatan Mahasiswa Masyarakat
10 menit Kegiatan pra- a. Mempersiapkan Menerima
pembelajaran materi, media dan kontrak waktu
tempat
b. Kontrak waktu
5 menit Kegiatan a. Memberi salam Menjawab
membuka b. Perkenalan salam
pembelajaran c. Menyampaikan pokok
bahasan
d. Menjelaskan tujuan
e. Apersepsi
20 menit Kegiatan inti a. Penyuluh Menjawab dan
memberikan materi mendengarkan
b. Sararan menyimak penjelasan
materi perawat
c. Sasaran mengajukan
pertanyaan
d. Penyuluh menjawab
pertanyaan
5 menit Kegiatan a. Melakukan post test Menjawab
menutup (memberi pertanyaan pertanyaan
pembelajaran secara lisan)
b. Menyimpulkan materi
c. Memberi salam

3. EVALUASI
a. Evaluasi Struktural
1) Undangan atau pengumuman tersebar ke warga
2) Materi dan persiapan media
3) Ruang lingkup
b. Evaluasi Proses
1) Peserta MMD antusias dan kooperatif dalam kegiatan.
2) Mahasiswa berperan sesuai dengan joblistnya masing-masing
3) Terdapat proses diskusi dan tanya jawab oleh pihak warga
maupun mahasiswa.
c. Evaluasi Hasil
1) Peserta menyampaikan permasalah keperawatan komunitas
yang terjadi di wilayahnya.
2) Setiap permasalahan yang telah ditentukan memiliki kelompok
kerja jawab masing-masing.
3) Terbentuknya kepanitiaan dalam pelaksanaan MMD.
PRE PLANNING
DUSUN KRAJAN LOR DESA RAMBIGUNDAM

KECAMATAN RAMBIPUJI

A. LATAR BELAKANG
Sampah merupakan suatu bahan yang dibuang atau terbuang sebagai

hasil dari aktivitas manusia maupun hasil aktivitas alam yang tidak atau

belum memiliki nilai ekonomis. Sampah merupakan material sisa

yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah

merupakan konsep buatan manusia, dalam proses-proses alam tidak ada

sampah, yang ada hanya produk-produk yang tak bergerak. Sampah dapat

berada pada setiap fase materi padat, cair atau gas. Ketika dilepaskan

dalam dua fase yang disebutkan terakhir, terutama gas, sampah dapat

dikatakan sebagai emisi atau polusi

Rukun warga merupakan organisasi masyarakat yang diakui dan dibina

oleh pemerintah untuk memelihara dan melestarikan nilai-nilai kehidupan

masyarakat Indonesia yang berdasarkan azas kegotong-royong dan

kekeluargaan serta membantu meningkatkan kelancaran tugas pemerintah,

pembangunan, dan kemasyarakatan di desa dan kelurahan.

Desa Rambigundam merupakan wilayah kerja dari Kecamatan

Rambigundam Kabupaten Jember. Dimana berdasarkan hasil analisa data

yang telah dilakukan oleh mahasiswa Program Profesi Ners STIKES dr.

Soebandi Jember pada tanggal 7 september - 3 oktober 2020 didapatkan

hasil analisa data yang harus dikonfirmasikan dengan warga RW sebagai

salah satu wujud kerjasama yang berkesinambungan antara mahasiswa

dengan warga. Dari hasil analisa data yang telah dilakukan, terdapat
beberapa permasalahan yang muncul di Desa Rambigundam, diantaranya

adalah Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan

Dengan dasar pemikiran tersebut, maka dianggap perlu adanya

perhatian khusus yang harus diselesaikan secara bersama-sama dengan

warga sehingga didapatkan pemecahan masalah yang tepat sesuai dengan

kemampuan masyarakat sekitar melalui Musyawarah Masyarakat Desa.

Namun sebelum dilaksanakannya kegiatan tersebut, perlu dilakukan

beberapa tahapan untuk membentuk sebuah koordinasi yang baik antara

warga dan mahasiswa. Salah satu cara dalam persiapan kegiatan tersebut

adalah melalui Musyawarah Masyarakat Desa yang melibatkan perangkat

Desa, Kasun, RT, RW, Kader, dan beberapa unsur penting. Dimana tujuan

akhir dari dilaksanakan kegiatan tersebut adalah terbentuknya suatu sistem

yang baik dalam pelaksanaan dan pengkondisian kegiatan Musyawarah

Masyarakat Desa.

B. NAMA KEGIATAN
Pengelolaan sampah

C. TUJUAN KEGIATAN
Tujuan umum dari dilaksanakannya kegiatan Musyawarah Masyarakat
Desa ini adalah untuk membentuk kemandirian diharapkan masyarakat
mampu memahami tentang penanggulangan sampah dan kesiapan
masyarakat di Dusun Krajan Lor Kecamatan Rambigundam Kabupaten
Jember untuk melakukan Musyawarah Masyarakat Desa.

D. STRATEGI KEGIATAN
1. Persiapan
Sebelum pelaksanaan kegiatan Musyawarah Masyarakat Desa, terlebih

dahulu mahasiswa berkoordinasi dengan ketua dusun Desa

Rambigundam, kader dan tokoh-tokoh masyarakat terkait rencana

kegiatan yang akan dilaksanakan. Setelah ditentukan ruang lingkup

dari kegiatan oleh ketua RW, kader, dan tokoh-tokoh masyarakat akan

dilaksanakan persiapan media untuk menguraikan hasil pengkajian

yang telah dilakukan oleh mahasiswa STIKES dr.Soebandi Jember dan

menjelaskan analisa hasil kajian yang telah diperoleh. Terkait dengan

humas, maka akan disebarkan beberapa undangan kepada beberapa

warga masyarakat yang telah ditentukan oleh ketua dusun untuk dapat

menghadiri kegiatan Musyawarah Masyarakat desa sebagai salah satu

legalitas kegiatan.

2. Pelaksanaan
Dalam pelaksanaannya, mahasiswa dalam kegiatan berperan sebagai

fasilitator dalam penyampaian data secara statistik dari hasil Survey

yang telah dilakukan sebelumnya sebagai salah satu dasar dalam

menentukan permasalah di wilayah kerja Desa Rambigundam. Berikut

ini adalah urutan dari pelaksanaan kegiatan secara garis besar:

a) Pra Kegiatan
1) Analisa Data
2) Pembuatan Plan of Action

b) Pelaksanaan Kegiatan
1) Pemaparan hasil MMD
2) Penentuan masalah keperawatan komunitas
3) Penentuan prioritas masalah
4) Penentuan solusi masing-masing permasalahan
c) Pasca Kegiatan
1) Materi Penyuluhan
(a) Pengertian sampah
(b) Cara penanggulangan sampah
(c) Dampak Sampah Terhadap Manusia Dan Lingkungan
(d) Dampak Negatif Dan Positif Dari Pembuangan Sampah
(e) Hal – Hal Yang Perlu Di Perhatikan Dalam Pembuangan
Sampah
(f) Beberapa Cara Pembuangan Sampah Secara Benar Dan
Tidak Benar
2) Metode Pembelajaran
Metode: Ceramah dan diskusi

3) Media dan Sumber


Media : LCD, Proyektor, laptop

4) Waktu Kegiatan
Waktu Kegiatan Mahasiswa Masyarakat
10 menit Kegiatan pra- c. Mempersiapkan Menerima
pembelajaran materi, media dan kontrak waktu
tempat
d. Kontrak waktu
5 menit Kegiatan f. Memberi salam Menjawab
membuka g. Perkenalan salam
pembelajaran h. Menyampaikan pokok
bahasan
i. Menjelaskan tujuan
j. Apersepsi
20 menit Kegiatan inti e. Penyuluh Menjawab dan
memberikan materi mendengarkan
f. Sararan menyimak penjelasan
materi perawat
g. Sasaran mengajukan
pertanyaan
h. Penyuluh menjawab
pertanyaan
5 menit Kegiatan d. Melakukan post test Menjawab
menutup (memberi pertanyaan pertanyaan
pembelajaran secara lisan)
e. Menyimpulkan materi
f. Memberi salam

4. EVALUASI
a. Evaluasi Struktural
1) Undangan atau pengumuman tersebar ke warga
2) Materi dan persiapan media
3) Ruang lingkup
b. Evaluasi Proses
1) Peserta MMD antusias dan kooperatif dalam kegiatan.
2) Mahasiswa berperan sesuai dengan joblistnya masing-masing
3) Terdapat proses diskusi dan tanya jawab oleh pihak warga
maupun mahasiswa.
c. Evaluasi Hasil
1) Peserta menyampaikan permasalah keperawatan komunitas
yang terjadi di wilayahnya.
2) Setiap permasalahan yang telah ditentukan memiliki kelompok
kerja jawab masing-masing.
3) Terbentuknya kepanitiaan dalam pelaksanaan MMD.

PRE PLANNING

DUSUN KRAJAN LOR DESA RAMBIGUNDAM


KECAMATAN RAMBIPUJI

A. LATAR BELAKANG
Mencuci tangan merupakan teknik paling penting dalam pencegahan

dan pengontrolan infeksi (Potter dan Perry, 2005). Mencuci tangan

merupakan proses pembuangan kotoran dan debu secara mekanis dari

kedua belah tangan dengan memakai sabun dan air.tujuan mencuci tangan

adalah untuk menghilangkan kotoran dan debu secara mekanis dari

permukaan kulit dan mengurangi jumlah mikroorganisme (Tietjen, 2003

dalam Moestika) diare biasanya kuman ditransmisikan dari tangan yang

tidak bersih ke makanan kuman-kuman kemudian memapar ke person

yang makanan tersebut. Hal ini bisa dicegah dengan selalu mencuci tangan

setelah menggunakan toilet dan sebelum menyiapkan makanan

(Darmiyatun, 2013). Mencuci tangan juga dapat menghilangkan sejumlah

besar virus yang menyerang saluran cerna seperti diare dan saluran nafas

seperti influenza. Hampir semua orang mengerti pentingnya mencuci

tangan pakai sabun, namun masih banyak yang tidak membiasakan diri

untuk melakukan dengan benar pada saat yang penting (Umar, 2009 dalam

Mirza). Sebagian besar masyarakat mengetahui akan pentingnya mencuci

tangan, namun dalam kenyataannya masih sangat sedikit (hanya 5%) yang

tau bagaimana cara melakukannya dengan benar. Hal ini sangat penting

untuk diajarkan pada masyarakat agar bisa mencegah terjadinya penyakit

(Siswanto, 2009 dalam Zuraidah).

Desa Rambigundam merupakan wilayah kerja dari Kecamatan

Rambigundam Kabupaten Jember. Dimana berdasarkan hasil analisa data


yang telah dilakukan oleh mahasiswa Program Profesi Ners STIKES dr.

Soebandi Jember pada tanggal 7 september - 3 oktober 2020 didapatkan

hasil analisa data yang harus dikonfirmasikan dengan warga RW sebagai

salah satu wujud kerjasama yang berkesinambungan antara mahasiswa

dengan warga. Dari hasil analisa data yang telah dilakukan, terdapat

beberapa permasalahan yang muncul di Desa Rambigundam, diantaranya

adalah Perilaku kesehatan cenderung berisiko

Dengan dasar pemikiran tersebut, maka dianggap perlu adanya

perhatian khusus yang harus diselesaikan secara bersama-sama dengan

warga sehingga didapatkan pemecahan masalah yang tepat sesuai dengan

kemampuan masyarakat sekitar melalui Musyawarah Masyarakat Desa.

Namun sebelum dilaksanakannya kegiatan tersebut, perlu dilakukan

beberapa tahapan untuk membentuk sebuah koordinasi yang baik antara

warga dan mahasiswa. Salah satu cara dalam persiapan kegiatan tersebut

adalah melalui Musyawarah Masyarakat Desa yang melibatkan perangkat

Desa, Kasun, RT, RW, Kader, dan beberapa unsur penting. Dimana tujuan

akhir dari dilaksanakan kegiatan tersebut adalah terbentuknya suatu sistem

yang baik dalam pelaksanaan dan pengkondisian kegiatan Musyawarah

Masyarakat Desa.

B. NAMA KEGIATAN
Pencegahan Infeksi

C. TUJUAN KEGIATAN
Tujuan umum dari dilaksanakannya kegiatan Musyawarah Masyarakat
Desa ini adalah untuk memahami tentang 6 Langkah cuci tangan yang
benar di Dusun Krajan Lor Kecamatan Rambigundam Kabupaten Jember
untuk melakukan Musyawarah Masyarakat Desa.

D. STRATEGI KEGIATAN
1. Persiapan
Sebelum pelaksanaan kegiatan Musyawarah Masyarakat Desa, terlebih

dahulu mahasiswa berkoordinasi dengan ketua dusun Desa

Rambigundam, kader dan tokoh-tokoh masyarakat terkait rencana

kegiatan yang akan dilaksanakan. Setelah ditentukan ruang lingkup

dari kegiatan oleh ketua RW, kader, dan tokoh-tokoh masyarakat akan

dilaksanakan persiapan media untuk menguraikan hasil pengkajian

yang telah dilakukan oleh mahasiswa STIKES dr.Soebandi Jember dan

menjelaskan analisa hasil kajian yang telah diperoleh. Terkait dengan

humas, maka akan disebarkan beberapa undangan kepada beberapa

warga masyarakat yang telah ditentukan oleh ketua dusun untuk dapat

menghadiri kegiatan Musyawarah Masyarakat desa sebagai salah satu

legalitas kegiatan.

2. Pelaksanaan
Dalam pelaksanaannya, mahasiswa dalam kegiatan berperan sebagai

fasilitator dalam penyampaian data secara statistik dari hasil Survey

yang telah dilakukan sebelumnya sebagai salah satu dasar dalam

menentukan permasalah di wilayah kerja Desa Rambigundam. Berikut

ini adalah urutan dari pelaksanaan kegiatan secara garis besar:

a) Pra Kegiatan
1) Analisa Data
2) Pembuatan Plan of Action
b) Pelaksanaan Kegiatan
1) Pemaparan hasil MMD
2) Penentuan masalah keperawatan komunitas
3) Penentuan prioritas masalah
4) Penentuan solusi masing-masing permasalahan
c) Pasca Kegiatan
1) Materi Penyuluhan
(a) Pengertian infeksi
(b) Sumber-sumber infeksi
(c) Pengertian mencuci tangan
(d) Pentingnya mencuci tangan
(e) Manfaat melakukan 6 langkah cuci tangan yang benar
2) Metode Pembelajaran
Metode: Ceramah dan diskusi

3) Media dan Sumber


Media : LCD, Proyektor, laptop

4) Waktu Kegiatan
Waktu Kegiatan Mahasiswa Masyarakat
10 menit Kegiatan pra- e. Mempersiapkan Menerima
pembelajaran materi, media dan kontrak waktu
tempat
f. Kontrak waktu
5 menit Kegiatan k. Memberi salam Menjawab
membuka l. Perkenalan salam
pembelajaran m. Menyampaikan pokok
bahasan
n. Menjelaskan tujuan
o. Apersepsi
20 menit Kegiatan inti i. Penyuluh Menjawab dan
memberikan materi mendengarkan
j. Sararan menyimak penjelasan
materi perawat
k. Sasaran mengajukan
pertanyaan
l. Penyuluh menjawab
pertanyaan
5 menit Kegiatan g. Melakukan post test Menjawab
menutup (memberi pertanyaan pertanyaan
pembelajaran secara lisan)
h. Menyimpulkan materi
i. Memberi salam

5. EVALUASI
a. Evaluasi Struktural
1) Undangan atau pengumuman tersebar ke warga
2) Materi dan persiapan media
3) Ruang lingkup
b. Evaluasi Proses
1) Peserta MMD antusias dan kooperatif dalam kegiatan.
2) Mahasiswa berperan sesuai dengan joblistnya masing-masing
3) Terdapat proses diskusi dan tanya jawab oleh pihak warga
maupun mahasiswa.
c. Evaluasi Hasil
1) Peserta menyampaikan permasalah keperawatan komunitas
yang terjadi di wilayahnya.
2) Setiap permasalahan yang telah ditentukan memiliki kelompok
kerja jawab masing-masing.
3) Terbentuknya kepanitiaan dalam pelaksanaan MMD.
IMPLEMENTASI PRE PLANNING

DUSUN KRAJAN LOR DESA RAMBIGUNDAM

KECAMATAN RAMBIPUJI

A. LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN


Nama Kegiatan : Pencegahan Penyebaran COVID 19

Tujuan Umum : Setelah mengikuti penyuluhan berharap


audiens mengetahui COVID-19 dan cara
pencegahan Covid 19.
Tujuan Khusus :

Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit, diharapkan klien dapat :

1. Mengetahui Pengertian COVID-19


2. Mengetahui Penularan COVID-19
3. Mengetahui Masa inkubasi COVID-19
4. Mengetahui Tanda gejala COVID-19
5. Mengetahui Cara Pencegahan COVID-19
Strategi :

6. Persiapan
Sebelum pelaksanaan kegiatan Musyawarah Masyarakat Desa, terlebih

dahulu mahasiswa berkoordinasi dengan ketua dusun Desa Rambigundam,

kader dan tokoh-tokoh masyarakat terkait rencana kegiatan yang akan

dilaksanakan. Setelah ditentukan ruang lingkup dari kegiatan oleh ketua

RW, kader, dan tokoh-tokoh masyarakat akan dilaksanakan persiapan

media untuk menguraikan hasil pengkajian yang telah dilakukan oleh

mahasiswa STIKES dr.Soebandi Jember dan menjelaskan analisa hasil

kajian yang telah diperoleh. Terkait dengan humas, maka akan disebarkan

beberapa undangan kepada beberapa warga masyarakat yang telah


ditentukan oleh ketua dusun untuk dapat menghadiri kegiatan Musyawarah

Masyarakat desa sebagai salah satu legalitas kegiatan.

7. Pelaksanaan
Dalam pelaksanaannya, mahasiswa dalam kegiatan berperan sebagai

fasilitator dalam penyampaian data secara statistik dari hasil Survey yang

telah dilakukan sebelumnya sebagai salah satu dasar dalam menentukan

permasalah di wilayah kerja Desa Rambigundam. Berikut ini adalah

urutan dari pelaksanaan kegiatan secara garis besar:

d) Pra Kegiatan
3) Analisa Data
4) Pembuatan Plan of Action

e) Pelaksanaan Kegiatan
5) Pemaparan hasil MMD
6) Penentuan masalah keperawatan komunitas
7) Penentuan prioritas masalah
8) Penentuan solusi masing-masing permasalahan
f) Pasca Kegiatan
5) Materi Penyuluhan
(f) Pengertian COVID-19
(g) Penularan COVID-19
(h) Masa inkubasi COVID-19
(i) Tanda gejala COVID-19
(j) Cara Pencegahan COVID-19
6) Metode Pembelajaran
Metode: Ceramah dan diskusi

7) Media dan Sumber


Media : LCD, Proyektor, laptop

8) Waktu Kegiatan
Waktu Kegiatan Mahasiswa Masyarakat
10 menit Kegiatan pra- g. Mempersiapkan Menerima
pembelajaran materi, media dan kontrak waktu
tempat
h. Kontrak waktu
5 menit Kegiatan membuka p. Memberi salam Menjawab
pembelajaran q. Perkenalan salam
r. Menyampaikan pokok
bahasan
s. Menjelaskan tujuan
t. Apersepsi
20 menit Kegiatan inti m. Penyuluh Menjawab dan
memberikan materi mendengarkan
n. Sararan menyimak penjelasan
materi perawat
o. Sasaran mengajukan
pertanyaan
p. Penyuluh menjawab
pertanyaan
5 menit Kegiatan menutup j. Melakukan post test Menjawab
pembelajaran (memberi pertanyaan pertanyaan
secara lisan)
k. Menyimpulkan materi
l. Memberi salam

Waktu : 24 September 2020

Tempat : Musholla Krajan Lor

Penyandang Dana : Kampus STIKES dr. Soebandi Jember

Penanggung Jawab : Febrin Fitriana Nurcahyanti

B. HASIL KEGIATAN
Indikator Kegiatan I:

a. Aparat desa bersedia dilakukan MMD


b. Aparat desa terlibat dalam pelaksanaan MMD
Indikator Strategi Kegiatan II:

a. MMD dihadiri 6 orang warga, dan aparat desa


b. Masyarakat terlibat aktif dalam diskusi
c. Terbentuk Plan of Action
1) Persiapan
a. Semua kebutuhan kegiatan baik rencana kegiatan I maupun rencana
kegiatan II dapat teridentifikasi dan disiapkan secara rapih.
b. Pelaksanaan
1. Semua mahasiswa berperan aktif dalam kegiatan MMD dan
semua anggota kelompok dapat membagi tugas dalam
pelaksanaan MMD
2. Semua anggota kelompok berperan aktif dalam kegiatan ini
dengan mejalankan tugas seusai dengan pembagian tugas yang
telah ditentukan.
3. Menemui orang-orang terkait, yang bertanggung jawab di
tingkat RT.
c. Pasca Pelaksanaan
Berjalan dengan lancar, baik rencana kegiatan I maupun II.

C. EVALUASI KEGIATAN
Kegiatan penyuluhan covid 19 terlaksana pada tanggal 24 September 2020 di

Musholla Krajan Lor, pukul 18.30 WIB. Dihadiri oleh 24 orang warga yang

terdiri dari Ketua Pengajian dan masyarakat. Dalam kegiatan penyuluhan

covid 19 masyarakat terlibat aktif dalam musyawarah. Dari kegiatan

penyuluhan covid 19 didapat juga masalah yang terjadi di masyarakat dan

cara penyelesaian dari masalah tersebut. Hasil dari Kegiatan penyuluhan covid

19 tersebut terbentuklah POA (Plan of Action) yang akan dilaksanakan

tanggal 24 September 2020


D. UPAYA TINDAK LANJUT
Jika sudah dilakukan penyuluhan diharapkan tetap mematuhi protokol

kesehatan dengan menggunakan masker dan jaga jarak


IMPLEMENTASI PRE PLANNING

DUSUN KRAJAN LOR DESA RAMBIGUNDAM

KECAMATAN RAMBIPUJI

a. LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN


Nama Kegiatan : Pengelolaan sampah

Tujuan Umum : Setelah selesai mengikuti penyuluhan 30 menit


diharapkan masyarakat mampu memahami tentang
penanggulangan sampah.
Tujuan Khusus :

Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit, diharapkan klien dapat :

1. Menjelaskan pengertian sampah


2. Menjelaskan cara penanggulangan sampah
3. Menjelaskan Dampak Sampah Terhadap Manusia Dan Lingkungan
4. Menjelaskan Dampak Negatif Dan Positif Dari Pembuangan Sampah
5. Menjelaskan Hal – Hal Yang Perlu Di Perhatikan Dalam Pembuangan
Sampah
6. Menjelaskan Beberapa Cara Pembuangan Sampah Secara Benar Dan
Tidak Benar
Strategi :

1. Persiapan
Sebelum pelaksanaan kegiatan Musyawarah Masyarakat Desa, terlebih

dahulu mahasiswa berkoordinasi dengan ketua dusun Desa Rambigundam,

kader dan tokoh-tokoh masyarakat terkait rencana kegiatan yang akan

dilaksanakan. Setelah ditentukan ruang lingkup dari kegiatan oleh ketua

RW, kader, dan tokoh-tokoh masyarakat akan dilaksanakan persiapan

media untuk menguraikan hasil pengkajian yang telah dilakukan oleh

mahasiswa STIKES dr.Soebandi Jember dan menjelaskan analisa hasil


kajian yang telah diperoleh. Terkait dengan humas, maka akan disebarkan

beberapa undangan kepada beberapa warga masyarakat yang telah

ditentukan oleh ketua dusun untuk dapat menghadiri kegiatan Musyawarah

Masyarakat desa sebagai salah satu legalitas kegiatan.

2. Pelaksanaan
Dalam pelaksanaannya, mahasiswa dalam kegiatan berperan sebagai

fasilitator dalam penyampaian data secara statistik dari hasil Survey yang

telah dilakukan sebelumnya sebagai salah satu dasar dalam menentukan

permasalah di wilayah kerja Desa Rambigundam. Berikut ini adalah

urutan dari pelaksanaan kegiatan secara garis besar:

a) Pra Kegiatan
1) Analisa Data
2) Pembuatan Plan of Action
b) Pelaksanaan Kegiatan
1) Pemaparan hasil MMD
2) Penentuan masalah keperawatan komunitas
3) Penentuan prioritas masalah
4) Penentuan solusi masing-masing permasalahan
c) Pasca Kegiatan
1) Materi Penyuluhan
(a) Pengertian sampah
(b) Cara penanggulangan sampah
(c) Dampak Sampah Terhadap Manusia Dan Lingkungan
(d) Dampak Negatif Dan Positif Dari Pembuangan Sampah
(e) Hal – Hal Yang Perlu Di Perhatikan Dalam Pembuangan
Sampah
(f) Beberapa Cara Pembuangan Sampah Secara Benar Dan Tidak
Benar
2) Metode Pembelajaran
Metode: Ceramah dan diskusi

5) Media dan Sumber


Media : LCD, Proyektor, laptop

6) Waktu Kegiatan
Waktu Kegiatan Mahasiswa Masyarakat
10 menit Kegiatan pra- i. Mempersiapkan Menerima
pembelajaran materi, media dan kontrak waktu
tempat
j. Kontrak waktu
5 menit Kegiatan membuka u. Memberi salam Menjawab
pembelajaran v. Perkenalan salam
w. Menyampaikan pokok
bahasan
x. Menjelaskan tujuan
y. Apersepsi
20 menit Kegiatan inti q. Penyuluh Menjawab dan
memberikan materi mendengarkan
r. Sararan menyimak penjelasan
materi perawat
s. Sasaran mengajukan
pertanyaan
t. Penyuluh menjawab
pertanyaan
5 menit Kegiatan menutup m. Melakukan post test Menjawab
pembelajaran (memberi pertanyaan pertanyaan
secara lisan)
n. Menyimpulkan materi
o. Memberi salam

Waktu : 24 September 2020

Tempat : Musholla Krajan Lor

Penyandang Dana : Kampus STIKES dr. Soebandi Jember

Penanggung Jawab : Imroatul jamila

b. HASIL KEGIATAN
Indikator Kegiatan I:
a. Aparat desa bersedia dilakukan MMD
b. Aparat desa terlibat dalam pelaksanaan MMD
Indikator Strategi Kegiatan II:

a. MMD dihadiri 6 orang warga, dan aparat desa


b. Masyarakat terlibat aktif dalam diskusi
c. Terbentuk Plan of Action
1) Persiapan
Semua kebutuhan kegiatan baik rencana kegiatan I maupun rencana

kegiatan II dapat teridentifikasi dan disiapkan secara rapih.

2) Pelaksanaan
a) Semua mahasiswa berperan aktif dalam kegiatan Pra- MMRT dan
MMRT dan semua anggota kelompok dapat membagi tugas dalam
pelaksanaan Pra-MMRT dan MMRT.
b) Semua anggota kelompok berperan aktif dalam kegiatan ini dengan
mejalankan tugas seusai dengan pembagian tugas yang telah
ditentukan.
c) Menemui orang-orang terkait, yang bertanggung jawab di tingkat RT.
3) Pasca Pelaksanaan
Berjalan dengan lancer, baik rencana kegiatan I maupun II.

c. EVALUASI KEGIATAN
Kegiatan penyuluhan pengelolaan sampah terlaksana pada tanggal 24

September 2020 di Musholla Krajan Lor, pukul 18.30 WIB. Dihadiri oleh 24

orang warga yang terdiri dari Ketua Pengajian dan masyarakat. Dalam

kegiatan penyuluhan pengelolaan sampah masyarakat terlibat aktif dalam

musyawarah. Dari kegiatan penyuluhan pengelolaan sampah didapat juga

masalah yang terjadi di masyarakat dan cara penyelesaian dari masalah

tersebut. Hasil dari Kegiatan penyuluhan pengelolaan sampah tersebut


terbentuklah POA (Plan of Action) yang akan dilaksanakan tanggal 24

September 2020

d. UPAYA TINDAK LANJUT


Jika sudah dilakukan penyuluhan diharapkan masyarakat dapat memilah

sampah di rumah yang dapat bisa didaur ulang untuk dijadikan kompos.

Diharapkan membuang sampah pada TPA.

IMPLEMENTASI PRE PLANNING


DUSUN KRAJAN LOR DESA RAMBIGUNDAM

KECAMATAN RAMBIPUJI

a. LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN


Nama Kegiatan : Pencegahan Infeksi

Tujuan Umum : Setelah dilakukan penyuluhan, klien mampu


memahami tentang 6 Langkah cuci tangan yang
benar
Tujuan Khusus :

Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit, diharapkan klien dapat :

a. Menyebutkan pengertian dari cuci tangan


b. Menyebutkan alas an dari pentingnya mencuci tangan
c. Meyebutkan manfaat melakukan 6 Langkah cuci tangan yang benar
Strategi :

1. Persiapan
Sebelum pelaksanaan kegiatan Musyawarah Masyarakat Desa, terlebih

dahulu mahasiswa berkoordinasi dengan ketua dusun Desa Rambigundam,

kader dan tokoh-tokoh masyarakat terkait rencana kegiatan yang akan

dilaksanakan. Setelah ditentukan ruang lingkup dari kegiatan oleh ketua

RW, kader, dan tokoh-tokoh masyarakat akan dilaksanakan persiapan

media untuk menguraikan hasil pengkajian yang telah dilakukan oleh

mahasiswa STIKES dr.Soebandi Jember dan menjelaskan analisa hasil

kajian yang telah diperoleh. Terkait dengan humas, maka akan disebarkan

beberapa undangan kepada beberapa warga masyarakat yang telah

ditentukan oleh ketua dusun untuk dapat menghadiri kegiatan Musyawarah

Masyarakat desa sebagai salah satu legalitas kegiatan.


2. Pelaksanaan
Dalam pelaksanaannya, mahasiswa dalam kegiatan berperan sebagai

fasilitator dalam penyampaian data secara statistik dari hasil Survey yang

telah dilakukan sebelumnya sebagai salah satu dasar dalam menentukan

permasalah di wilayah kerja Desa Rambigundam. Berikut ini adalah

urutan dari pelaksanaan kegiatan secara garis besar:

a. Pra Kegiatan
1) Analisa Data
2) Pembuatan Plan of Action
b. Pelaksanaan Kegiatan
1) Pemaparan hasil MMD
2) Penentuan masalah keperawatan komunitas
3) Penentuan prioritas masalah
4) Penentuan solusi masing-masing permasalahan
c. Pasca Kegiatan
1) Materi Penyuluhan
i. Pengertian dari cuci tangan
ii. Pentingnya mencuci tangan
iii. Manfaat melakukan 6 langkah cuci tangan yang benar
2) Metode Pembelajaran
Metode: Ceramah dan diskusi

3) Media dan Sumber


Media : LCD, Proyektor, laptop

4) Waktu Kegiatan
Waktu Kegiatan Mahasiswa Masyarakat
10 menit Kegiatan pra- k. Mempersiapkan Menerima
pembelajaran materi, media dan kontrak waktu
tempat
l. Kontrak waktu
5 menit Kegiatan membuka z. Memberi salam Menjawab
pembelajaran aa.Perkenalan salam
bb. Menyampaikan
pokok bahasan
cc.Menjelaskan tujuan
dd. Apersepsi
20 menit Kegiatan inti u. Penyuluh Menjawab dan
memberikan materi mendengarkan
v. Sararan menyimak penjelasan
materi perawat
w. Sasaran mengajukan
pertanyaan
x. Penyuluh menjawab
pertanyaan
5 menit Kegiatan menutup p. Melakukan post test Menjawab
pembelajaran (memberi pertanyaan pertanyaan
secara lisan)
q. Menyimpulkan materi
r. Memberi salam

Waktu : 25 September 2020

Tempat : Masjid Krajan Lor

Penyandang Dana : Kampus STIKES dr. Soebandi Jember

Penanggung Jawab : Ridlo Hafidz Faqih

b. HASIL KEGIATAN
Indikator Kegiatan I:

a. Aparat desa bersedia dilakukan MMD


b. Aparat desa terlibat dalam pelaksanaan MMD
Indikator Strategi Kegiatan II:

a. MMD dihadiri 6 orang warga, dan aparat desa


b. Masyarakat terlibat aktif dalam diskusi
c. Terbentuk Plan of Action
1) Persiapan
Semua kebutuhan kegiatan baik rencana kegiatan I maupun rencana

kegiatan II dapat teridentifikasi dan disiapkan secara rapih.


2) Pelaksanaan
a) Semua mahasiswa berperan aktif dalam kegiatan MMD dan semua
anggota kelompok dapat membagi tugas dalam pelaksanaan MMD
b) Semua anggota kelompok berperan aktif dalam kegiatan ini dengan
mejalankan tugas seusai dengan pembagian tugas yang telah
ditentukan.
c) Menemui orang-orang terkait, yang bertanggung jawab di tingkat RT.
3) Pasca Pelaksanaan
Berjalan dengan lancer, baik rencana kegiatan I maupun II.

c. EVALUASI KEGIATAN
Kegiatan penyuluhan pencegahan infeksi terlaksana pada tanggal 25

September 2020 di Musholla Krajan Lor, pukul 11.30 WIB. Dihadiri oleh 48

orang warga yang terdiri dari Ketua Pengajian dan masyarakat. Dalam

kegiatan penyuluhan pencegahan infeksi masyarakat terlibat aktif dalam

musyawarah. Dari kegiatan penyuluhan pencegahan infeksi didapat juga

masalah yang terjadi di masyarakat dan cara penyelesaian dari masalah

tersebut. Hasil dari Kegiatan penyuluhan pencegahan infeksi tersebut

terbentuklah POA (Plan of Action) yang akan dilaksanakan tanggal 25

September 2020

d. UPAYA TINDAK LANJUT


Jika sudah dilakukan penyuluhan diharapkan tetap mematuhi protokol

kesehatan dengan menggunakan masker, jaga jarak dan sering cuci tangan

sebelum dan sesudah kegiatan.


SATUAN ACARA PENDIDIKAN KESEHATAN DI DUSUN

KRAJAN LOR DESA RAMBIGUNDAM KECAMATAN

RAMBIPUJI KABUPATEN JEMBER TAHUN 2020

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna menyelesaikan Program

Pendidikan Profesi Ners STIKES dr.Soebandi Jember

Disusun oleh:

ARYAWAN PUTRA NIM. 19020102

FANNISA DIAH IZZHATY NIM. 19020027

FEBRIN FITRIANA N NIM. 19020029

IMRO’ATUL JAMILA NIM. 19020036

IRA IRIANIK NIM. 19020040

KHUSNUL KHOTIMAH NIM. 19020107

PUNGKY DWI YANUARTO NIM. 19020067

RIDLO HAFIDZ FAQIH NIM. 19020071

YOGA KUSYONO PUTRA NIM. 19020112

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN dr.SOEBANDI JEMBER


YAYASAN PENDIDIKAN JEMBER INTERNASIONAL SCHOOL (JIS)

2020

SATUAN ACARA PENDIDIKAN KESEHATAN

Pokok Bahasan : Pencegahan Penyebaran COVID 19

Sasaran :Warga Dusun Krajan Lor

Waktu :

Hari/Tanggal :

Tempat : Musholla Krajan Lor

A. LATAR BELAKANG
COVID-19 merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus
bernama SARS-COV-2, atau seringkali disebut Virus Corona (Satgas
COVID-19 UGM, 2020).
COVID-19 dinyatakan sebagai pandemi dunia oleh WHO dan
ditetapkan Pemerintah sebagai bencana non alam berupa wabah penyakit
yang perlu dilakukan langkah-langkah penanggulangan terpadu termasuk
keterlibatan seluruh komponen masyarakat (Kementerian Kesehatan RI,
2020).
Pada tanggal 12 Februari 2020, WHO resmi menetapkan penyakit
novel coronavirus pada manusia ini dengan sebutan Coronavirus Disease
(COVID-19). COVID-19 disebabkan oleh SARS-COV2 yang termasuk
dalam keluarga besar coronavirus yang sama dengan penyebab SARS
pada tahun 2003, hanya berbeda jenis virusnya. Gejalanya mirip dengan
SARS, namun angka kematian SARS (9,6%) lebih tinggi dibanding
COVID-19 (saat ini kurang dari 5%), walaupun jumlah kasus COVID-19
jauh lebih banyak dibanding SARS. COVID-19 juga memiliki penyebaran
yang lebih luas dan cepat ke beberapa negara dibanding SAR (Safrizal,
Putra, D. A., Sofyan, S., Bimo, 2020).
Menurut Kementerian Kesehatan RI. 2020. Kematian COVID-19 pada
10 Provinsi dengan Kasus Positif Tertinggi di Indonesia pada tanggal 3
Juni 2020 yaitunya Kalimantan Selatan dengan kasus 1.033 kematian 90,
Jawa Timur dengan kasus 5.318 kematian 429, Banten dengan kasus 954
kematian 69, DKI Jakarta dengan kasus 7.623 kematian 523, Jawa Barat
dengan kasus 2.319 kematian 154, Jawa Tengah dengan kasus 1.455
kematian 71, Sulawesi Selatan dengan kasus 1.668 kematian 75, Sumatera
Selatan dengan kasus 1.029 kematian 35, Nusa Tenggara Barat dengan
kasus 685 dan kematian 13, Papua dengan kasus 858 kematian 7.
COVID-19 jika dibiarkan saja akan berdampak penurunan fungsi
paru-paru bahkan berakibat kematian. Oleh karena itu perlunya
pemberdayaan masyarakat dalam pencegahan COVID-19. Pemberian
informasi dengan mengedukasi supaya masyarakat mampu berperan serta
dalam melakukan pencegahan terhadap penularan COVID-19.

B. Tujuan Instruksional Umum (TIU)


Setelah mengikuti penyuluhan berharap audiens mengetahui COVID-
19 dan cara pencegahan Covid 19.

C. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)


Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit, diharapkan klien dapat :
a. Mengetahui Pengertian COVID-19
b. Mengetahui Penularan COVID-19
c. Mengetahui Masa inkubasi COVID-19
d. Mengetahui Tanda gejala COVID-19
e. Mengetahui Cara Pencegahan COVID-19

D. Materi Penyuluhan
a. Pengertian COVID-19
b. Penularan COVID-19
c. Masa inkubasi COVID-19
d. Tanda gejala COVID-19
e. Cara Pencegahan COVID-19

E. Metode Pembelajaran
Metode: Ceramah dan diskusi

F. Media danSumber
Media : LCD, Proyektor, laptop

G. Waktu Kegiatan
Waktu Kegiatan Perawat Keluarga
10 menit Kegiatan pra- m. Mempersiapkan materi, Menerima
pembelajaran media dan tempat kontrak waktu
n. Kontrak waktu

5 menit Kegiatan ee. Memberi salam Menjawab


membuka ff. Perkenalan salam
pembelajaran gg. Menyampaikan pokok
bahasan
hh. Menjelaskan tujuan
ii. Apersepsi
20 menit Kegiatan inti y. Penyuluh memberikan Menjawab dan
materi mendengarkan
z. Sararan menyimak materi penjelasan
aa. Sasaran mengajukan perawat
pertanyaan
bb. Penyuluh menjawab
pertanyaan
5 menit Kegiatan s. Melakukan post test Menjawab
menutup (memberi pertanyaan pertanyaan
pembelajaran secara lisan)
t. Menyimpulkan materi
u. Memberi salam

H. Evaluasi
Prosedur : Post test
Jenis tes : Pertanyaan secara lisan
Butir-butir pertanyaan :
a. Pengertian COVID-19
b. Penularan COVID-19
c. Masa inkubasi COVID-19
d. Tanda gejala COVID-19
e. Cara Pencegahan COVID-19

I. DAFTAR PUSTAKA
Satgas COVID-19 UGM. 2020. Buku Saku Desa Tanggu Covid 19. Yogyakarta
Kementerian Kesehatan RI. 2020. Pedoman Pemberdayaan Masyarakat Dalam
Pencegahan Covid 19 Di RT/RW/DESA.
Safrizal, Putra, D. A., Sofyan, S., Bimo. 2020. Pedoman Umum Menghadapi
Pandemic Covid 19 Bagi Pemerintahan Daerah Pencegahan,
Pengendalian, Diagnosisn Dan Managemen. Jakarta
World Health Organization. 2020.“Report of the WHO-China Joint Mission on
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19)” (PDF): 11–12. Retrieved 5
March 2020.
Kementerian Kesehatan RI. 2020. COVID-19 dalam Angka Kondisi 3 Juni
2020

J. LAMPIRAN
Lampiran 1 : Berita acara
Lampiran 2 : Daftar hadir
Lampiran 3 : Materi
Lampiran 4 : Dokumentasi
Lampiran1 : Berita Acara

Program Studi Profesi Ners

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan dr. Soebandi Jember

Yayasan Jember International School

BERITA ACARA

Pada hari ini, Jumat tanggal September 2020 jam 18.30-selesai bertempat di

pengajian ibu-ibu di Dusun Krajan Lor telah dilaksanakan kegiatan pendidikan

kesehatan tentang Pencegahan Penyebaran COVID 19 oleh Mahasiswa Program

Studi Pendidikan Profesi Ners STIKES dr.Soebandi Jember. Kegiatan ini diikuti

oleh orang (daftar hadir terlampir)

Jember , September 2020

Mengetahui,

Pembimbing Akademik

(Ns. Irwina Angelia S.Kep., M.Kep)


Lampiran 2 : Daftar Hadir

Program Studi Profesi Ners

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan dr. Soebandi Jember

Yayasan Jember International School

DAFTAR HADIR

N NAMA TTD
O
Program Studi Profesi Ners

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan dr. Soebandi Jember

Yayasan Jember International School

MATERI COVID 19

A. Pengertian COVID-19

COVID-19 merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus


bernama SARS-COV-2, atau seringkali disebut Virus Corona (Satgas COVID-
19 UGM, 2020).
COVID-19 dinyatakan sebagai pandemi dunia oleh WHO dan ditetapkan
Peme- rintah sebagai bencana non alam berupa wabah penyakit yang perlu
dilakukan langkah-langkah penanggu- langan terpadu termasuk keterlibatan
seluruh komponen masyarakat (Kementerian Kesehatan RI, 2020)

B. Penularan COVID-19
Menurut Satgas COVID-19 UGM. 2020 ada beberapa cara penularan
COVID-19 sebagai berikut :
1. Droplet : COVID-19 ditularkan melalui DROPLET (percikan ketika orang
batuk/bersin/berbicara) orang dengan COVID-19.
2. Kontak erat : Seperti cium tangan, jabat tangan, berpelukan, cipika-cipiki.
3. Menyentuh permukaan benda yang terkontaminasi : Virus Corona dapat
bertahan pada permukaan benda mati selama berjam-jam sampai berhari-
hari

C. Masa inkubasi COVID-19

Masa inkubasi COVID-19 berkisar antara 1 hingga 14 hari, dan umumnya


akan terjadi dalam 3 hingga 7 hari (Safrizal, Putra, D. A., Sofyan, S., Bimo,
2020).

D. Tanda gejala COVID-19

Demam, kelelahan dan batuk kering dianggap sebagai manifestasi klinis


utama. Gejala seperti hidung tersumbat, pilek, pharyngalgia, mialgia dan diare
relatif jarang terjadi pada kasus yang parah, dispnea dan / atau hipoksemia
biasanya terjadi setelah satu minggu setelah onset penyakit, dan yang lebih
buruk dapat dengan cepat berkembang menjadi sindrom gangguan pernapasan
akut, syok septik, asidosis metabolik sulit untuk dikoreksi dan disfungsi
perdarahan dan batuk (Safrizal, Putra, D. A., Sofyan, S., Bimo, 2020).
Menurut Safrizal, Putra, D. A., Sofyan, S., Bimo, 2020. Beberapa gejala
yang mungkin terjadi, antara lain:
1. Penyakit Sederhana (ringan) Pasien-pasien ini biasanya hadir dengan gejala
infeksi virus saluran pernapasan bagian atas, termasuk demam ringan, batuk
(kering), sakit tenggorokan, hidung tersumbat, malaise, sakit kepala, nyeri
otot, atau malaise. Tanda dan gejala pen- yakit yang lebih serius, seperti
dispnea, tidak ada. Dibandingkan dengan infeksi HCoV sebelumnya, gejala
non-pernapasan seperti diare sulit ditemukan.
2. Pneumonia Sedang Gejala pernapasan seperti batuk dan sesak napas (atau
takipnea pada anak-anak) hadir tanpa tanda-tanda pneumonia berat.
3. Pneumonia Parah Demam berhubungan dengan dispnea berat, gangguan
pernapasan, takipnea (> 30 napas / menit), dan hipoksia (SpO2 <90% pada
udara kamar). Namun, gejala demam harus ditafsirkan dengan hati-hati
karena bahkan dalam bentuk penyakit yang parah, bisa sedang atau bahkan
tidak ada. Sianosis dapat terjadi pada anak- anak. Dalam definisi ini,
diagnosis adalah klinis, dan pencitraan radiologis digu- nakan untuk
mengecualikan komplikasi.
4. Sindrom Gangguan Pernapasan Akut (ARDS) Diagnosis memerlukan
kriteria klinis dan ventilasi. Sindrom ini menunjukkan keg- agalan
pernapasan baru-awal yang serius atau memburuknya gambaran perna-
pasan yang sudah diidentifikasi. Berbagai bentuk ARDS dibedakan
berdasarkan derajat hipoksia.

E. Cara Pencegahan COVID-19

Menururt Kementerian Kesehatan RI. 2020 didalam Pedoman Pemberdayaan


Masyarakat Dalam Pencegahan Covid 19 Di RT/RW/DESA. ada cara penegahan
yang dapat dilakukan seperti :
1. Kebersihan personal dan rumah
a) Lebih sering mencuci tangan pakai sabun dengan air mengalir atau
gunakan hand sanitizer
b)   Hindari menyentuh mata, hidung dan mulut dengan tangan yang belum
di cuci
c) Hindari interaksi fisik dekat dengan orang yang memiliki gejala sakit
d) Menerapkan etika batuk dan bersin
2. Peningkatan imunitas diri
a) Memakai masker
b) Tetap di rumah dan menjaga jarak sosial/fisik (social/ physical
distancing)
c) Tidak berjabat tangan
d) Segera mengganti baju/mandi sesampai di rumah setelah bepergian
e) Bersihkan dan berikan disinfektan secara berkala pada benda yang
sering disentuh
f) Konsumsi gizi seimbang
g) Lakukan aktifitas fisik/senam ringan
h) Berjemur di pagi hari selama 15 menit
i) Istirahat cukup
j) Tidak merokok
k) Suplemen vitamin (jika diperlukan)
l) Kendalikan penyakit penyerta seperti diabetes melitus, hipertensi, asma
m) Tetap tenang menyikapi informasi dan situasi
LEAFLET
SATUAN ACARA PENDIDIKAN KESEHATAN DI DUSUN
KRAJAN LOR DESA RAMBIGUNDAM KECAMATAN
RAMBIPUJI KABUPATEN JEMBER TAHUN 2020

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna menyelesaikan Program


Pendidikan Profesi Ners STIKES dr.Soebandi Jember
Disusun oleh:

ARYAWAN PUTRA NIM. 19020102


FANNISA DIAH IZZHATY NIM. 19020027
FEBRIN FITRIANA N NIM. 19020029
IMRO’ATUL JAMILA NIM. 19020036
IRA IRIANIK NIM. 19020040
KHUSNUL KHOTIMAH NIM. 19020107
PUNGKY DWI YANUARTO NIM. 19020067
RIDLO HAFIDZ FAQIH NIM. 19020071
YOGA KUSYONO PUTRA NIM. 19020112

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN dr.SOEBANDI JEMBER
YAYASAN PENDIDIKAN JEMBER INTERNASIONAL SCHOOL (JIS)
2020
SATUAN ACARA PENDIDIKAN KESEHATAN

Judul : Pencegahan Infeksi


Pokok Bahasan : Hand Wash
Sasaran :Warga Dusun Krajan Lor
Waktu :
Hari/Tanggal :
Tempat : Musholla Krajan Lor
J. LATAR BELAKANG
Mencuci tangan merupakan teknik paling penting dalam pencegahan dan
pengontrolan infeksi ( Potter dan Perry, 2005). Mencuci tangan merupakan proses
pembuangan kotoran dan debu secara mekanis dari kedua belah tangan dengan
memakai sabun dan air.tujuan mencuci tangan adalah untuk menghilangkan
kotoran dan debu secara mekanis dari permukaan kulit dan mengurangi jumlah
mikroorganisme (Tietjen, 2003 dalam Moestika) diare biasanya kuman
ditransmisikan dari tangan yang tidak bersih ke makanan kuman-kuman kemudian
memapar ke person yang makanan tersebut. Hal ini bisa dicegah dengan selalu
mencuci tangan setelah menggunakan toilet dan sebelum menyiapkan makanan
(Darmiyatun, 2013). Mencuci tangan juga dapat menghilangkan sejumlah besar
virus yang menyerang saluran cerna seperti diare dan saluran nafas seperti
influenza. Hampir semua orang mengerti pentingnya mencuci tangan pakai sabun,
namun masih banyak yang tidak membiasakan diri untuk melakukan dengan
benar pada saat yang penting (Umar, 2009 dalam Mirza). Sebagian besar
masyarakat mengetahui akan pentingnya mencuci tangan, namun dalam
kenyataannya masih sangat sedikit (hanya 5%) yang tau bagaimana cara
melakukannya dengan benar. Hal ini sangat penting untuk diajarkan pada
masyarakat agar bisa mencegah terjadinya penyakit (Siswanto, 2009 dalam
Zuraidah).

K. Tujuan Instruksional Umum (TIU)


Setelah dilakukan penyuluhan, klien mampu memahami tentang 6
Langkah cuci tangan yang benar

L. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)


Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit, diharapkan klien dapat :
a. Menyebutkan pengertian dari cuci tangan
b. Menyebutkan alas an dari pentingnya mencuci tangan
c. Meyebutkan manfaat melakukan 6 Langkah cuci tangan yang benar
M. Materi Penyuluhan
a. Pengertian infeksi
b. Sumber-sumber infeksi
c. Pengertian mencuci tangan
d. Pentingnya mencuci tangan
e. Manfaat melakukan 6 langkah cuci tangan yang benar

N. Metode Pembelajaran
Metode: Ceramah dan diskusi

O. Media danSumber
Media : LCD, Proyektor, leptop

P. Waktu Kegiatan
Waktu Kegiatan Perawat Keluarga
10 menit Kegiatan pra- o. Mempersiapkan materi, Menerima
pembelajaran media dan tempat kontrak waktu
p. Kontrak waktu

5 menit Kegiatan jj. Memberi salam Menjawab


membuka kk. Perkenalan salam
pembelajaran ll. Menyampaikan pokok
bahasan
mm. Menjelaskan tujuan
nn. Apersepsi
20 menit Kegiatan inti cc.Penyuluh memberikan Menjawab dan
materi mendengarkan
dd. Sararan menyimak penjelasan
materi perawat
ee.Sasaran mengajukan
pertanyaan
ff. Penyuluh menjawab
pertanyaan
5 menit Kegiatan v. Melakukan post test Menjawab
menutup (memberi pertanyaan pertanyaan
pembelajaran secara lisan)
w. Menyimpulkan materi
x. Memberi salam

Q. Evaluasi
Prosedur : Post test
Jenis tes : Pertanyaan secara lisan
Butir-butir pertanyaan :
a. Sebutkan pengertian mencuci tangan
b. Sebutkan pentingnya mencuci tangan
c. Sebutkan manfaat 6 langkah cuci tangan dengan benar
d. Sebutkan 5 waktu melaksanakan cuci tangan dalam kegiatan sehari-hari
e. Sebutkan 5 waktu melaksanakan cuci tangan
f. Peragakan 6 langkah cuci tangan yang benar

R. DAFTAR PUSTAKA
Darmadi. 2008. Infeksi Nosokomial: Problematika dan Pengendaliannya.
Jakarta: Penerbit Salemba Medika.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2001. Pedoman Pengendalian
Infeksi Nosokomial di Rumah Sakit. Jakarta
WHO. 2005. Handwashine tecniace with soap and water.

K. LAMPIRAN
Lampiran 1 : Berita acara
Lampiran 2 : Daftar hadir
Lampiran 3 : Materi
Lampiran 4 : Dokumentasi
Lampiran1 : Berita Acara

Program Studi Profesi Ners


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan dr. Soebandi Jember
Yayasan Jember International School

BERITA ACARA
Pada hari ini, Jumat tanggal September 2020 jam 18.30-selesai bertempat di
pengajian ibu-ibu di Dusun Krajan Lor telah dilaksanakan kegiatan pendidikan
kesehatan tentang cuci tangan oleh Mahasiswa Program Studi Pendidikan Profesi
Ners STIKES dr.Soebandi Jember. Kegiatan ini diikuti oleh orang (daftar hadir
terlampir)

Jember , September 2020


Mengetahui,

Pembimbing Akademik
(Ns. Irwina Angelia S.Kep., M.Kep)
Lampiran 2 : Daftar Hadir

Program Studi Profesi Ners


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan dr. Soebandi Jember
Yayasan Jember International School

DAFTAR HADIR
N NAMA TTD
O

Lampiran 3 : Materi

Program Studi Profesi Ners


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan dr. Soebandi Jember
Yayasan Jember International School

MATERI CUCI TANGAN


A. Kebersihan Tangan
Tangan merupakan media transmisi pathogen tersering di RS. Menjaga
kebersihan tangan dengan baik dan benar dapat mencegah penularan
mikroorganisme dan menurunkan frekuensi infeksi nosokomial. Kepatuhan
terhadap kebersihan tangan merupakan pilar pengendalian infeksi. Teknik
yang digunakan adalah teknik cuci tangan 6 langkah. Dapat memakai
antiseptik, dan air mengalir atau handrub berbasis alkohol.
Mencuci tangan merupakan teknik paling penting dalam pencegahan dan
pengontrolan infeksi ( Potter dan Perry, 2005).

B. Kapan Mencuci Tangan


1. Segera setelah tiba di rumah
2. Diantara kontak pasien satu dengan yang lain
3. Sebelum dan sesudah melakukan tindakan pada pasien
4. Sesudah ke kamar kecil
5. Sesudah kontak  darah atau cairan tubuh lainnya
6. Bila tangan kotor
7. Segera setelah membersihkan sekresi hidung
8. Sebelum dan setelah menyiapkan dan mengkonsumsi makanan

C. Alternatif Kebersihan Tangan


1. Handrub berbasis alkohol 70% :
a) Pada tempat dimana akses wastafel dan air bersih terbatas
b) Tidak mahal, mudah didapat dan mudah dijangkau
c) Dapat dibuat sendiri (gliserin 2 ml  100 ml alkohol 70 %)
2. Jika tangan terlihat kotor, mencuci tangan  air bersih mengalir dan sabun
harus dilakukan
3. Handrub antiseptic tidak menghilangkan kotoran atau zat organik,
sehingga jika tangan kotor harus mencuci tangan  sabundan air mengalir
4. Setiap 5 kali aplikasi Handrub harus mencuci tangan  sabun dan air
mengalir
5. Mencuci tangan sabun biasa dan air bersih mengalir sama efektifnya 
mencuci tangan  sabun antimikroba.
6. Sabun biasa mengurangi terjadinya iritasi kulit

D. Pengertian Mencuci Tangan


Mencuci tangan adalah menggosok kedua pergelangan tangan dengan kuat
secara bersamaan menggunakan zat pembersih yang sesuai dan dibilas
dengan air mengalir dengan tujuan menghilangkan mikroorganisme sebanyak
mungkin. Ada dua prosedur pencucian tangan yang dapat dilakukan.

E. Manfaat Mencuci Tangan


1. Sederhana dan efektif mencegah infeksi
2. Ciptakan lingkungan yang aman
3. Pelayanan kesehatan menjadi aman
4. Bila tangan kotor,cuci dengan sabun atau antiseptic di air mengalir
5. Bila tangan tak tampak kotor, bersikan dengan gosok cairan berbasis
alcohol atau hand sanitizer

F. 5 Waktu Penting Melakukan Cuci Tangan Sehari-Hari


1. Sebelum memasukan makanan ke dalam mulut
2. Sebelum mengolah makanan
3. Sebelum memegang bayi
4. Setelah menceboki anak
5. Setelah buang air kecil (BAK) dan buang air besar (BAB).  
I.    Cara Cuci Tangan 6 Langkah Memakai Sabun Yang Baik dan Benar
1. Basahi kedua telapak tangan setinggi pertengahan lengan memakai air
yang mengalir, ambil sabun kemudian usap dan gosok kedua telapak
tangan secara lembut
2. Usap dan gosok juga kedua punggung tangan secara bergantian
3. Jangan lupa jari-jari tangan, gosok sela-sela jari hingga bersih
4. Bersihkan ujung jari secara bergantian dengan mengatupkan
5. Gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian
6. Letakkan ujung jari ke telapak tangan kemudian gosok perlahan.
Bersihkan kedua pergelangan tangan secara bergantian dengan cara
memutar, kemudian diakhiri dengan membilas seluruh bagian tangan
dengan air bersih yang mengalir lalu keringkan memakai handuk atau
tisu

S. Langkah Mencuci Tangan Menurut Standart WHO


Setelah sebelumnya membahas 5 momen cuci tangan sekarang coba kita
bahas tentang bagaimana cuci tangan dengan antiseptik (handrub) yang benar
menurut WHO. Hal ini juga wajib diketahui dan dilakukan untuk semua
karyawan RS/Puskesmas/Klinik yang akan menghadapi akreditasi.
Prinsip dari 6 langkah cuci tangan antara lain :
1. Dilakukan dengan menggosokkan tangan menggunakan cairan antiseptik
(handrub) atau dengan air mengalir dan sabun antiseptik (handwash).
Rumah sakit akan menyediakan kedua ini di sekitar ruangan pelayanan
pasien secara merata.
2. Handrub dilakukan selama 20-30 detik sedangkan handwash 40-60 detik.
3. 5 kali melakukan handrub sebaiknya diselingi 1 kali handwash

Langkah cuci tangan yang benar menurut WHO yaitu :


1. Tuang cairan handrub pada telapak tangan kemudian usap dan gosok
kedua telapak tangan secara lembut dengan arah memutar.
2. Usap dan gosok juga kedua punggung tangan secara bergantian

3. Gosok sela-sela jari tangan hingga bersih

4. Bersihkan ujung jari secara bergantian dengan posisi saling mengunci

5. Gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian


6. Letakkan ujung jari ke telapak tangan kemudian gosok perlahan
SATUAN ACARA PENDIDIKAN KESEHATAN DI DUSUN

KRAJAN LOR DESA RAMBIGUNDAM KECAMATAN

RAMBIPUJI KABUPATEN JEMBER TAHUN 2020

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna menyelesaikan Program

Pendidikan Profesi Ners STIKES dr.Soebandi Jember

Disusun oleh:

ARYAWAN PUTRA NIM. 19020102

FANNISA DIAH IZZHATY NIM. 19020027

FEBRIN FITRIANA N NIM. 19020029

IMRO’ATUL JAMILA NIM. 19020036

IRA IRIANIK NIM. 19020040

KHUSNUL KHOTIMAH NIM. 19020107

PUNGKY DWI YANUARTO NIM. 19020067

RIDLO HAFIDZ FAQIH NIM. 19020071

YOGA KUSYONO PUTRA NIM. 19020112

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN dr.SOEBANDI JEMBER


YAYASAN PENDIDIKAN JEMBER INTERNASIONAL SCHOOL (JIS)

2020

SATUAN ACARA PENDIDIKAN KESEHATAN

Pokok Bahasan : Pengelolaan sampah

Sasaran :Warga Dusun Krajan Lor

Waktu :

Hari/Tanggal :

Tempat : Musholla Krajan Lor

T. LATAR BELAKANG
Istilah sampah pasti sudah tidak asing lagi ditelinga kita. Jika mendengar
istilah sampah, pasti yang terlintas dalam benak kita adalah setumpuk limbah
yang menimbulkan aroma busuk yang sangat menyengat. Sampah diartikan
sebagai material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses
yang cenderung merusak lingkungan di sekitarnya. Dalam proses alam,
sebenarnya tidak ada konsep sampah, yang ada hanya produk-produk yang
dihasilkan setelah dan selama proses alam itu berlangsung.
Sampah dapat membawa dampak yang buruk pada kondisi kesehatan
manusia. Bila sampah dibuang secara sembarangan atau ditumpuk tanpa ada
pengelolaan yang baik, maka akan menimbulkan berbagai dampak kesehatan
yang serius. Tumpukan sampah yang dibiarkan begitu saja akan
mendatangkan serangga (lalat, kecoa, kutu, dan lai-lain) yang membawa
kuman penyakit.
Akan tetapi manusia tidak menyadari bahwa setiap hari pasti manusia
menghasilkan sampah, baik sampah organik maupun sampah anorganik.

U. Tujuan Instruksional Umum (TIU)


Setelah selesai mengikuti penyuluhan 30 menit diharapkan masyarakat
mampu memahami tentang penanggulangan sampah.

V. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)


Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit, diharapkan klien dapat :
7. Menjelaskan pengertian sampah
8. Menjelaskan cara penanggulangan sampah
9. Menjelaskan Dampak Sampah Terhadap Manusia Dan Lingkungan
10. Menjelaskan Dampak Negatif Dan Positif Dari Pembuangan Sampah
11. Menjelaskan Hal – Hal Yang Perlu Di Perhatikan Dalam Pembuangan Sampah
12. Menjelaskan Beberapa Cara Pembuangan Sampah Secara Benar Dan Tidak
Benar

W. Materi Penyuluhan
1. Pengertian sampah
2. Cara penanggulangan sampah
3. Dampak Sampah Terhadap Manusia Dan Lingkungan
4. Dampak Negatif Dan Positif Dari Pembuangan Sampah
5. Hal – Hal Yang Perlu Di Perhatikan Dalam Pembuangan Sampah
6. Beberapa Cara Pembuangan Sampah Secara Benar Dan Tidak Benar

X. Metode Pembelajaran
Metode: Ceramah dan diskusi

Y. Media danSumber
Media : LCD, Proyektor, leptop
Z. Waktu Kegiatan
Waktu Kegiatan Perawat Keluarga
10 menit Kegiatan pra- q. Mempersiapkan materi, Menerima
pembelajaran media dan tempat kontrak waktu
r. Kontrak waktu

5 menit Kegiatan oo. Memberi salam Menjawab


membuka pp. Perkenalan salam
pembelajaran qq. Menyampaikan pokok
bahasan
rr. Menjelaskan tujuan
ss. Apersepsi
20 menit Kegiatan inti gg. Penyuluh memberikan Menjawab dan
materi mendengarkan
hh. Sararan menyimak penjelasan
materi perawat
ii. Sasaran mengajukan
pertanyaan
jj. Penyuluh menjawab
pertanyaan
5 menit Kegiatan y. Melakukan post test Menjawab
menutup (memberi pertanyaan pertanyaan
pembelajaran secara lisan)
z. Menyimpulkan materi
aa. Memberi salam

AA. Evaluasi
Prosedur : Post test
Jenis tes : Pertanyaan secara lisan
Butir-butir pertanyaan :
1. Pengertian sampah
2. Cara penanggulangan sampah
3. Dampak Sampah Terhadap Manusia Dan Lingkungan
4. Dampak Negatif Dan Positif Dari Pembuangan Sampah
5. Hal – Hal Yang Perlu Di Perhatikan Dalam Pembuangan Sampah
6. Beberapa Cara Pembuangan Sampah Secara Benar Dan Tidak Benar

BB. DAFTAR PUSTAKA


Dr. Dachroni, MPH. 1997. Bunga Rampai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Jakarta.
Bakti Husada.
Dr. Adi Heru S. MSC. 1995. Kader Kesehatan Masyarakat. Jakarta. EGC.
Tim Penulis Ps, 2008. Penanganan dan Pengelolahan Sampah,  Jakarta : Penebar
Swadaya.

L. LAMPIRAN
Lampiran 1 : Berita acara
Lampiran 2 : Daftar hadir
Lampiran 3 : Materi
Lampiran 4 : Dokumentasi
Lampiran1 : Berita Acara

Program Studi Profesi Ners

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan dr. Soebandi Jember

Yayasan Jember International School

BERITA ACARA

Pada hari ini, Jumat tanggal September 2020 jam 18.30-selesai bertempat di

pengajian ibu-ibu di Dusun Krajan Lor telah dilaksanakan kegiatan pendidikan

kesehatan tentang Pengelolaan sampah oleh Mahasiswa Program Studi

Pendidikan Profesi Ners STIKES dr.Soebandi Jember. Kegiatan ini diikuti oleh

orang (daftar hadir terlampir)

Jember , September 2020

Mengetahui,

Pembimbing Akademik

(Ns. Irwina Angelia S.Kep., M.Kep)

Lampiran 2 : Daftar Hadir


Program Studi Profesi Ners

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan dr. Soebandi Jember

Yayasan Jember International School

DAFTAR HADIR

N NAMA TTD
O

Program Studi Profesi Ners

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan dr. Soebandi Jember

Yayasan Jember International School


MATERI PENGELOLAAN SAMPAH

A. PENGERTIAN SAMPAH
Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil 
aktivitas manusia maupun alam yang belum memiliki nilai ekonomis.

B. CARA PENANGGULANGAN SAMPAH


Ada beberapa cara dalam penanggulangan sampah :
1. Ditimbun, Sampah ditimbun didalam tanah yang sebelumnya digali kemudian
ditutup.
2. Dibakar, Sampah yang dibakar yaitu kertas, daun dari tumbuh-tumbuhan.

C. SAMPAH DIBAGI MENJADI :


1. Sampah Organik ( Sampah Basah )
Sampah basah (organik) adalah sampah yang berasal dari mahluk hidup. Adapun
yang dapat diambil dari manfaat sampah itu sendiri contohnya, sampah
organik yang berasal dari tumbuh-tumbuhan seperti daun-daunan yang berguna
dijadikan pupuk kompos.
2. Sampah Anorganik ( Sampah Kering )
Sampah kering (anorganik) adalah sampah yang tidak dapat terurai 
(undegradable), seperti plastik atau kaleng. Sampah seperti perabotan rumah
tangga yang berasal dari plastik sehingga dapat didaur ulang menjadi perabotan
rumah tangga yang baru, kaleng dan logam.

D. DAMPAK SAMPAH TERHADAP MANUSIA DAN LINGKUNGAN


1. Terhadap Kesehatan
Pengelolaan sampah yang tidak memadai (pembuangan sampah sembarangan
dan tidak terkontrol) dapat menimbulkan berbagai penyakit sebagai berikut :
a) Diare, kolera, tipus dan demam berdarah dapat menyebar dengan cepat
karena sampah memasuki air minum.
b) Cacing pita yang dapat menyebar melalui rantai makanan, dimana cacing
dikonsumsi sebelumnya oleh ternak melalui makanannya yang berupa sisa
makanan / sampah.
c) Minamata (di Jepang) disebabkan karena masyarakat mengkonsumsi ikan
yang terkontaminasi sampah beracun (limbah baterai dan akumulator yang
dibuang di perairan umum).
2. Terhadap Lingkungan
Cairan yang dilepaskan sampah ke saluran drainase dan air tanah sehingga
mencemari sumber air tersebut. Penguraian sampah yang dibuang ke dalam air
akan menghasilkan asam organik dan gas-cair organik seperti metana (dapat
menimbulkan bau dan gasnya dapat menimbulkan ledakan bila konsentrasinya
cukup besar).

E. DAMPAK NEGATIF DAN POSITIF DARI PEMBUANGAN SAMPAH


1. Dampak negatif antara lain :
a) Musibah fatal  contohnya burung bangkai yang terkubur di bawah timbunan
sampah akan menimbulkan bau busuk dan merusak tanah.
b) Kerusakan infrastruktur contohnya kerusakan ke akses jalan oleh kendaraan
berat yang mengangkut sampah ke TPA  menimbulkan kerusakan pada jalan
yang di laluinya.
c) Pencemaran lingkungan setempat seperti pencemaran air tanah oleh
kebocoran dan pencemaran tanah sisa selama pemakaian TPA, begitupun
setelah penutupan TPA
d) Pelepasan gas metana yang disebabkan oleh pembusukan sampah
organik, metana adalah gas rumah kaca yang berkali-kali lebih potensial
daripada karbon dioksida, dan dapat membahayakan penduduk suatu
tempat.
e) Gangguan sederhana contohnya debu, bau busuk, dan kutupolusi suara.    
2. Dampak positif antara lain :
Menjadi lahan Perekonomian yang sangat produktif bagi masyarakat
sekitar. Banyaknya tumpukan sampah anorganik di TPA, telah menimbulkan
inisiatif baru dalam sektor ekonomi bagi masyarakat di sekitar TPA,mereka
menganggap tumpukan sampah tersebut adalah lahan perekonomian yang
sangat produktif,dengan cara mengumpulkan sampah-sampah anorganik,seperti
plastik,atau barang-barang bekas yang tidak mudah mudah hancur,plastik dan
barang bekas tersebut telah mampu memenuhi kebutuhan hidup mereka
sehari-hari,bahkan menurut tanggapan masyarakat yang ada di sekitar
sana,penghasilan yang mereka dapatkan dari TPA dengan cara mengumpulkan
plastik dan barang bekas lebih dari cukup. Bahkan ada masyarakat sekitar yang
mau meninggalkan usaha dagangan nya,karna mereka beranggapan TPA lebih
mampu memenuhi kebutuhan perekonomian mereka sehari-hari.

F. HAL – HAL YANG PERLU DI PERHATIKAN DALAM PEMBUANGAN SAMPAH


Agar sampah ini tidak membahayakan kesehatan manusia, maka perlu
pengaturan pembuanagnnya. Dari sampah ini harus diperhatikan :               
1. Penyimpanannya (Storage)
Untuk tempat sampah di tiap-tiap rumah isinya cukup 1 meter kubik.
Tempat sampah janganlah ditempatkan di dalam rumah atau di pojok dapur,
karena merupakan gudang makanana bagi tikus-tikus sehingga rumah banyak
tikus. Tempat sampah sebaiknya :               
a) Terbuat dari bahan yang mudah dibersihkan dan tidak mudah rusak.
b) Harus ditutup rapat sehingga tidak menarik serangga atau binatang-
binatang lainnya seperti : tikus, ayam, kucing dan sebagainya.
c) Ditempatkan di luar rumah. Biloa pengumpulannya tidak dilakukan oleh
pemerintah, tempatkanlah tempat sampah sedemikian rupa sehingga
karyawan pengumpul sampah mudah mencapainya.
2. Pengumpulan (Collection)
Pengumpulan sampah dapat dilakukan :
a) Perorangan                    
Tiap-tiap keluarga mengumpulkan sampah dari rumahnya masing-masing
untuk dibuang pada tempat tertentu
b) Pemerintah
Pengumpulan sampah di kota-kota dilakukan pemerintah dengan
menggunakan truk samapah atau gerobak sampah
c) Swasta
Swasta hanya mengambil sampah-sampah tertentu sbagai bahan baku
pada perusahaannya misalnya untuk pembuatan kertas, karton dan palstik.
3. Pembuanagan (Disposal)
Pembuangan sampah dapat dilakukan dengan cara :
a) Land fill                                                         
Sampah dibuang pada tanah yang rendah. Pembuangan samapah secara ini
hanya baik untuk sampah-sampah jenis rubbish, sedangkan bila jenis
garbage atau tercampur dengan garbage, tempat pembuangan sampah ini
akan menjadi tempat perkembangbiakan serangga, tikus, juga
menimbulkan bau-bauan yang tidak sedap.
b) Sanitary land fill
Sampah dibuang pada tanah yang rendah, kemudian ditutup lagi dengan
tanah paling sedikit 60 cm, untuk mencegah pengorekan oleh anjing, tikus
dan binatang-binatang lainnya. Cara ini memenuhi syarat kesehatan.
c) Individual incineration
Sampah dari rumah dikumpulkan sendiri, kemudaian dibakar sendiri.
Pembakaran sampah ini harus dilakukan dengan baik sebab bila tidak :
1) Asapnya mengotori udara
2) Bila tidak terbakar sempurna sisanya tercecer kemana-mana.
d) Incineration dengan incinerator khusus
Cara ini dikerjakan oleh pemerintah. Sampah-sampah yang telah
dikumpulkan dari truk / gerobak sampah dibakar dam incinerator khusus
(alat pembakar sampah). Incinerator ini mempunyai bagian-bagian :
1) Tempat pengumpulan sampah
2) Ruang pengeringan
3) Ruang pembakaranCerobong asap
Cara pembuangan sampah ini baik sekli tapi biayanya mahal.

e) Pulverisation
Semua sampah baik garbage maupun rubbish digiling (dihaluskan) dengan
alat khusus, kemudian dibuang ke laut. Dalam bentuk yang sudah digiling
ini, sampah menjadi tidak disukai lagi baik oleh serangga maupun tikus-
tikus.
f) Composting (dibuat pupuk)
Dari sampah yang terbuang masih dapat dibuat pupuk sebagai penyubur
tanah pertanian. Cara ini telah banyak dikerjakan di negara-negara maju
misalnya di Amerika Serikat. Pada prinsipnya :
1) Mula-mula sampah-sampah dari gelas, logam dan bahan-bahan lainnya
yang tak dapat dijadikan kompos dipisahkan terlebih dahulu.
2) Setelah dipisah-pisahkan, sampah yang akan dijadikan kompos digiling
menjadi halus agar proses pembusukan (dekomposisi) oleh bakteri
pembusuk berlangsung dengan baik.
3) Kemudian sampah diletakkan pada suatu tempat dimana proses
pembusukan akan terjadi. Tempat ini dilengakapi dengan alat pengatur
suhu, pengatur kelembaban dan pengaliran udara agar proses
pembusukan terjadi secra optimum.
4) Kadang-kadang ditambahkan starin mikro-organisme yang dapat
mempercepat proses pembusukannya, tapi sering kali hal ini tidak
perlu, karena pada sampah sendiri telah cukup mengandung
mikrooranisema tersebut.
5) Bila sampah yang sedang dibusukkan ini ditambahkan Lumpur dari air
limbah akan dihasiklkan kompos yang baik sekali. Lama proses
pembusukannya bervariasi antara 2 hari samapi 6 minngu. Untuk dijual
ke pasaran, kompos ini dikeringkan, digiling kemabali dan dibungkus.
g) Hogfeeding (sebagai makanan ternak)        
Yang dapat dipergunakan yaitu jenis garbage misalnya sisa sayuran , ampas
pembuatan tapioca,ampas pembuatan tahu dan sabagainya. Diberikan
kepada ternak sebagai makanannya.
h) Recycling
Dengan cara ini dimaksudkan untuk mengurangi jumlah sampah, maka
bagian-bagian sampah yang masih dapat dipakai/ digunakan, diambil lagi
misalnya kertas-kertas, gelas-gelas, logam-logam dan sebagainya. Dari
benda-benda ini dapat dihasilkan benda-benda baru yang berguna misalnya
karton, plastik alat-alat dari gelas dan sebagainya.
Sangat berbahaya untuk kesehtan bila kertas-kertas dari tempat sampah
yang dikumpulkan kaum tuna-wisma, dipergunakan sebagi kantong
pembungkus makanan. Karena itu sebaiknya sampah-sampah dari kertas
segera dibakar setelah dibuang.

G. BEBERAPA CARA PEMBUANGAN SAMPAH SECARA BENAR DAN TIDAK BENAR


Beberapa cara membuang sampah yang tidak benar antara lain :
1. Membuang sampah sembarangan tak peduli tempat sampah
2. Membuang sampah di sungai / kali
3. Meletakkan sampah di pinggir jalan dengan harapan diambil
tukang sampah
4. Mengumpulkan/mengoleksi sampah hingga banyak lalu dibakar
5. Menumpang buang sampah di tempat sampah pribadi orang lainMenggali
tanah lalu mengubur sampah
Cara buang sampah yang baik dan benar, yaitu antara lain :

1. Memisahkan antara sampah yang bisa didaur ulang dan


yang tidak bisa didaur ulang
2. Memisahkan antara sampah organik (basah) dengan sampah non organik
(kering)
3. Membuang sampah pada tempatnya baik milik publik/umum maupun pribadi
4. Memberikan sampah yang masih bernilai secara cuma-cuma (gratis) pada
tukang beling/tukang loak barang bekas
5. Sampah basah/sampah organik bisa dijadikan pupuk, olah sendiri atau serahkan
kepada ahlinya
6. Jika malas untuk melakukan apa-apa, kita tinggal bungkus saja sampah yang
ada di kantong plastik dan buang di tempat yang benar yang nantinya akan
diangkut ke tempat pembuangan akhir (TPA)
DAFTAR PUSTAKA

Ekasari, Mia Fatmawati. (2006). Panduan pengalaman belajar lapangan


keperawatan keluarga, keperawatan gerontik, keperawatan
komunitasJakarta: EGC

Hidayat, A. Aziz Alimul. (2009). Pengantar konsep dasar keperawatan. Jakarta:


Penerbit Salemba Medika.

Mubarak, Wahit Iqbal. (2009). Pengantar keperawatan komunitas 1. Jakarta:


Sagung Seto

Mubarak, Wahit Iqbal. (2009). Ilmu keperawatan komunitas pengantar dan teori
buku 1. Jakarta: Salemba Medika

Mubarak, Wahit Iqbal. (2009). Ilmu keperawatan komunitas pengantar dan teori
buku 2. Jakarta: Salemba Medika

Mubarak, Wahit Iqbal. (2009). Ilmu keperawatan masyarakat: teori dan


aplikasi.Jakarta: Salemba Medika

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.2013. Rumah Tangga Berperilaku


Hidup Bersih dan Sehat. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia.
LAMPIRAN-LAMPIRAN

1. KEGIATAN MMD 2
TANGGAL : 16 SEPTEMBER 2020

PESERTA : KEPALA DUSUN, BIDAN WILAYAH, RT/RW,

KADER, DOSEN AKADEMIK, MAHASISWA


2. KEGIATAN KUNJUNGAN LANSIA RESTI
TANGGAL : 15 SEPTEMBER 2020

PESERTA : KEPALA PUSTU, MAHASISWA


3. KEGIATAN PENYULUHAN COVID 19, CUCI TANGAN DAN
PENGELOLAAN SAMPAH SERTA PEMBAGIAN MASKER DAN
TIMBA SABUN CUCI TANGAN
TANGGAL : 24 SEPTEMBER 2020

PESERTA : IBU-IBU PENGAJIAN DAN MAHASISWA


4. KEGIATAN PSN (PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK)
TANGGAL : 25 SEPTEMBER 2020

PESERTA : BAPAK CAMAT, BAPAK BABINSA, BAPAK

BABINKAMTIBNAS, BAPAK PAMONG PRAJA,

PUSKESMAS, BIDAN DESA, IBU KADER,

MAHASISWA
5. KEGIATAN POSBINDU
TANGGAL : 25 SEPTEMBER 2020

PESERTA : PUSKESMAS, KADER, MAHASISWA


6. KEGIATAN PEMBAGIAN MASKER SAAT JUMATAN
TANGGAL : 25 SEPTEMBER 2020

PESERTA : MAHASISWA, JAMAAH


7. KEGIATAN PEMBAGIAN MASKER DAN TIMBA CUCI TANGAN
TANGGAL : 1 OKTOBER 2020

PESERTA : MAHASISWA, KETUA RT 1 RW 16

Anda mungkin juga menyukai