Anda di halaman 1dari 10

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/336579338

Dynamic Revealed Comparative Advantage of Indonesian Agriculture in


ASEAN

Article · October 2019


DOI: 10.24843/JEKT.2017.v09.i02.p04

CITATIONS READS

3 41

20 authors, including:

Endah Ayu Ningsih


Ministry of Trade, Republic of Indonesia
7 PUBLICATIONS   3 CITATIONS   

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Endah Ayu Ningsih on 16 October 2019.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


JEKT 9 [2] : 117 - 125 ISSNWibowo
Daya Saing Dinamis Produk Pertanian Indonesia di ASEAN [Endah Ayu Ningsih, : 2301Kurniawan]
- 8968

Daya Saing Dinamis Produk Pertanian Indonesia di ASEAN

Endah Ayu Ningsih


Wibowo Kurniawan
Pusat Kebijakan Kerjasama Perdagangan Internasional,
Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Perdagangan, Kementerian Perdagagangan.
Jalan M.I Ridwan Rais No.5 Jakarta Pusat
endah.ayu@kemendag.go.id
wibowo.kurniawan@kemendag.go.id

ABSTRAK

apa yang memiliki daya saing beserta potensi perkembangan pasarnya pada masing-masing Negara-negara
tujuan ekspor di ASEAN. Dengan menggunakan analisis Dynamic Revealed Comparative Advantage
penelitian ini focus menganalisis daya saing produk pertanian di lima negara anggota ASEAN yang potensial
yaitu Malaysia, Thailand, Singapura, Philipinadan Vietnam. Penelitian ini menemukan bahwa bahwa pasar
ASEAN sangat penting sebagai negara tujuan ekspor untuk banyak produk pertanian Indonesia seperti live
animal; Cereals; Tobacco; milling product; dan Cocoa dan Cocoa prep. Namun demikian Indonesia mengalami
penurunan kinerja ekspor produk pertanian di ASEAN yang disebabkan munculnya negara pesaing yang
lebih kompetitif. Dengan menganalisis lebih rinci di masing-masing negara tujuan ekspor, penelitian ini
menemukan bahwa beberapa produk Indonesia masih memiliki daya saing di pasar ASEAN. Bahkan banyak
produk pertanian Indonesia mengalami peningkatan daya saing dan masuk dalam kategori rising star.

Kata Kunci:Dynamic Revealed Comparative Advantage, Pertanian, Indonesia, ASEAN

Dynamic Revealed Comparative Advantage of Indonesian Agriculture in ASEAN

ABSTRACT

To win the potential market like ASEAN it is necessary to have a mapping regarding of what products and

bigest countries namely Malaysia, Thailand, Singapore, the Philippines and Vietnam. This study found that
the ASEAN market is very important as an export destination for many Indonesian agricultural products
such as live animal; Cereals; Tobacco; milling products; and Cocoa and Cocoa prep. However, Indonesia
experienced a decline in the export performance of agricultural products in ASEAN countries due to the
emergence of a more competitive competitor. By detailng the analysis in each destination countries, the
study found that some Indonesia products still had a high competitiveness in the ASEAN market. In fact,

star product.

Key words: Dynamic Revealed Comparative Advantage, Agriculture, Indonesia, ASEAN

PENDAHULUAN dari setiap negara ASEA hampir sama, baik dari

Pada Desember 2015 mendatang MEA ( Masyarakat dan budaya. Didalam persaingan yang ketat, hanya
negara dengan daya saing yang paling unggul yang
akan mampu bertahan dan memenangkan persaingan
akan menghadapi persaingan yang lebih ketat di tersebut. Sebaliknya negara dengan daya saing yang
dalam pasar ASEANyang liberal seiring dengan rendah hanya akan menjadi pasar sasaran produk
diberlakukannya MEA tersebut. Persaingan yang dan jasa dari negara-negara pesaingnya.
ketat akan terjadi bukan hanya karena pasar bebas Salah satu sektor penting yang perlu diperhatikan
yang diberlakukan, namun juga karena karakteristik daya saingnya adalah sektor pertanian, dimana

117
JURNAL EKONOMI KUANTITATIF TERAPAN Vol. 9 No. 2 • AGUSTUS 2016

Presiden Republik Indonesia Bapak Joko Widodo DATA DAN METODOLOGI


telah menuangkan visi swasembada pangan di
dalam Nawacita. Ini berarti pemerintah menganggap Metodologi
penting untuk Indonesia agar mampu memenuhi Penelitian empiris pada perdagangan internasional
kebutuhan pangannya sendiri tanpa harus menggunakan berbagai macam alat statistik, mulai
bergantung kepada produk impor dari negara lain. dari indikator deskriptif sederhana hingga teknik
Namun dengan populasi penduduk yang paling tinggi ekonometrik yang kompleks. Demikian juga untuk
di antara negara-negara ASEAN lainnya potensi mengukur perubahan daya saing dari suatu produk
menjadi lebih kompleks dengan beragamnya indikator
akan semakin besar seiring pemberlakuan MEA dayasaing tersebut. Meningkatnya kebutuhan untuk
2015. Indonesia tidak dapat menghindari diri dari membuat kebijakan yang tepat telah menantang para
pemberlakuan pasar bebas ASEAN ini. Dengan
jumlah permintaan yang besar sesuai dengan jumlah memiliki keunggulan komparatif.
populasi penduduk di Indonesiaakan menimbulkan Indikator yang umumnya digunakan dalam
dampak negatif apabila produk pertanian Indonesia mengukur daya saing suatu produk dalam
tidak memiliki daya saing yang baik, pasar bebas perdagangan internasional adalah indeks Revealed
bisa menyebabkan serbuan impor terutama produk Comparative Advantage
pangan. Inilah yang harus diperhatikan pemerintah
agar produk-produk pertanian tidak tergilas oleh rasio pangsa produk kpada ekspor suatu negara i ke
produk impor. negara/kawasan j dengan pangsa produk tersebut
Lain halnya apabila produk pertanian Indonesia padaekspordunia ke negara/kawasan tersebut.
telah memiliki daya saing yang baik. Serbuan berbagai Indeks RCA dirumuskan sebagai berikut:
macam produk pertanian yang sejenis dari negara
X kij
lainnya akan mampu di atasi. Dengan memiliki X ij
RCA
daya saing produk yang tinggi, sektor pertanian X kwj
Indonesia akan mampu bersaing dipangsa pasar X wj
ASEAN dan dunia, itu berarti akan meningkatkan DenganX menyatakan nilai ekspor dan subskripi
penerimaan devisa negara, penyediaan lapangan adalah negara eksportir, j adalah negara tujuan, w
kerja, pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam adalah dunia, dan k adalah produk yang diekspor.
negeri, pemenuhan bahan baku industri dalam negeri Indeks RCA seperti yang dirumuskan di atas
serta memberikan optimalisasi pengelolaan sumber menujukkan kondisi daya saing suatu produk
daya manusia secara berkelanjutan. Hal ini didukung secara statis. Dengan kata lain indeks tersebut
oleh besarnya kontribusi sektor pertanian terhadap tidak menunjukkan perubahan daya saing yang
terjadi di pasar tujuan ekspor dari waktu ke waktu.
kirisis ekonomi yang dialami Indonesia, satu-satunya Indeks RCA dipengaruhi oleh besarnya nilai pangsa
sektor yang menjadi penyelamat perekonomian ekspor produk k di negara pengekspor (numerator
Indonesia pada tahun 1997-1998 hanyalah sektor dan pangsa produk kdalam perdagangan dunia
agribisnis, dimana agribisnis memiliki pertumbuhan (denominator
yang positif. besaran nilai RCA tapi tidak pada bagian yang
ASEAN dengan jumlah penduduk yang mencapai mempengaruhinya maka akan ada informasi yang
600 juta jiwa adalah suatu pangsa pasar yang cukup hilang dalam analisis tersebut (Edward dan Schoer,
besar bagi produk pertanian Indonesia. Disamping
itu saat ini Indonesia memiliki jumlah penduduk spesialisasi dalam perdagangan produk kdi mana
mencapai 255 juta jiwa, dan itu berarti sekitar 43 pangsa produk k meningkat dalam ekspor Indonesia.
persen dari jumlah populasi ASEAN. Oleh karena Sementara di pasar tujuan ekspor produk tersebut
itu dalam usaha memenangkan pangsa pasar ASEAN kehilangan pangsanya yang ditunjukkan oleh
tersebut tulisan ini akan melakukan analisa daya saing penurunan pangsa ekspor dunia untuk produk
dari produk pertanian Indonesia dipasar ASEAN. tersebut. Perubahan nilai RCA dari ilustrasi
Tulisaniniakanmelihatdayasaingprodukpertanian tersebut menunjukkan peningkatan daya saing
In d o n e s i a d i l i m a n e g a ra A S E A N y a n g namun haliniberartiIndonesia menspesialisasikan
memilikipotensipasarcukupbesaryaitu Malaysia, perdagangannya pada produk yang sebenarnya
Singapura, Thailand, Philipina, dan Vietnam. kehilangan pasar atau disebut “falling star”. Lain
halnya jika suatu produk mengalami peningkatan

118
Daya Saing Dinamis Produk Pertanian Indonesia di ASEAN [Endah Ayu Ningsih, Wibowo Kurniawan]

Tabel 1. Matriks Posisi Daya Saing Ekspor


Pangsa Pangsa Keterangan
maka produk tersebut dikatakan “rising star”. Tanpa produk produk k
k dalam di negara
memisahkan penyebab dari pertumbuhan nilai RCA Ekspor tujuan
ke dalam masing-masing penyusunnya (nominator negara asal ekspor
dan denominator RCA Rising star
antaraproduk yang disebut“rising star” dengan naik
Falling star
“falling star”.
Analisis dinamika perubahan RCA dengan > Lagging retreat
memisahkan faktor penyebab pertumbuhannya
disebut dengan Dynamic Revealed Comparative RCA Lost Opportunity
turun
Advantage < Leading retreat

< Lagging
opportunity

posisi produk dalam pasar tujuan ekspor dengan Dari tabel tersebut dapat digambarkan posisi
mengkategorikan setiap produk berdasarkan daya saing pada chart empat kuadran seperti yang
posisinya di pasar tujuan. Oleh karena itu DRCA
lebih mampu menjelaskan perubahan daya saing
dibandingkan RCA pada umumnya terutama untuk Dynamic
Gambar 1. Posisi Daya Saing Ekspor dalam Dynamic Revealed Comparative Advantage.

mengidentifikasi produk apa yang mengalami Revealed Comparative Advantage.


peningkatan atau kehilangan pangsa pasar. DRCA =
X kwj
X wj
menyediakan rekomendasi kebijakan mengenai
produk sesuai dengan kondisi pasar tujuan ekspor.

Dynamic Revealed Comparative Advantage X kij


=
X ij

ASEAN. Sepertitelah disebutkan sebelumnya bahwa


suatu produk yang mengalami kenaikan nilai RCA
belum tentu dikategorikan sebagai produk dengan
kinerja ekspor baik demikian juga sebaliknya. Jika
nilai RCA mengalami kenaikan akibat peningkatan
pangsa ekspor Negara asal yang simultan dengan Sumber: Widyasanti (2010)

pangsa Negara tujuan ekspor dengan pangsa Data Dan Sumber Data
ekspor Negara asal naik lebih tinggi maka produk Penelitian Data Dan Sumber
ini menganalisis Data
daya saing produk ekspor Indonesia di pasar ASEAN khususnya
tersebut dikatakan sebagai risig star. Sebaliknya jika Penelitian
di negara Malaysia, Thailand, ini menganalisis
Singapura, dayaAlasan
Philipina, dan Vietnam. saing produk
memilih Negara tersebut
pangsa Negara ekspor naik lebih rendah disbanding ekspor
adalah karena potensiIndonesia
pasar yang cukupdi besarpasar ASEAN
dibandingkan khususnya
dengan negara-negara ASEAN di lainnya.
kenaikan pangsa Negara tujuan maka nilai RCA akan negarayang
Produk pertanian Malaysia, Thailand,
dianalisis dalam Singapura,
penelitian ini adalah semua produkPhilipina,
pertanian yang termuat

mengalami penurunan dan produk tersebut dikatakan danklatur


dalam nomen Vietnam. Alasan
pengelompokan memilih
barang Harmonized Negara
System (HS)tersebut
dalam duaadalah
dijit darikode HS
01-24 dengan dikecualikan HS 21, HS 22,
lagging opportunity atau tidak mampu mengambil karena potensi pasar yang cukup besar dibandingkan dan HS 23. Penelitian ini melihat perubahan daya saing
selama lima tahun terakhir yaitu tahun 2009-2013. Data yang digunakan dalam penelitian ini
kesempatan dari pertambahan ukuran pasar. Suatu dengan negara-negara ASEAN lainnya. Produk
bersumber dari UNCOMTRADE yang diunduh melalui software WITS.
produk dengan nilai RCA yang meningkat dapat pertanian yang dianalisis dalam penelitian ini adalah
dikatakan sebagai falling star jika kenaikan RCA semua produk pertanian HASIL DAN yang termuat dalam nomen
PEMBAHASAN

diakibatkan oleh penurunan pangsa tujuan ekspor ASEAN klaturtelah pengelompokan


melakukan perdaganganbarang Harmonized
bebas dengan sesama anggotanya System
sejak tahun 1993

yang berarti ukuran pasar untuk produk tersebut dengan diberlakukannya Common Effective Preferential Tariff (CEPT) dimana masing-masing

semakin lama semakin kecil. Edward dan Schoer anggota dikecualikan HS 21,tarifHS
secara progresif menurunkan 22,level
hingga dannol HS
persen23. Penelitian
kecuali untuk barang-barang
sensitive dan sangat sensitif. Pada tahun 2010, CEPT digantikan oleh ASEAN Trade in Goods
ini melihat perubahan daya saing selama lima tahun
Agreement (ATIGA) dengan target tidak ada barang yang dikecualikan dari penurunan tarif.
dan penurunan daya saing yang disebabkan oleh terakhir yaitu tahun 2009-2013. Data yang digunakan
Selanjutnya ASEAN menandatangani masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) Blueprint yang pertama
perubahan pangsa ekspor dari negara eksportir dan
pada tahun 2007, yang bertujuan untuk menjadikan ASEAN sebagai kawasan yang bebas dalam arus
pangsa produk k di negara tujuan ekspor dalam tabel yang diunduh melalui software WITS.
perpindahan barang, jasa, investasi, tenagakerja dan modal dengan empat pilar sebagai landasannya
berikut ini.
(ASEAN,2015). Pilar pertama yaitu menjadikan ASEAN sebagai pasar tunggal dan basis produksi.

119
JURNAL EKONOMI KUANTITATIF TERAPAN Vol. 9 No. 2 • AGUSTUS 2016

HASIL DAN PEMBAHASAN


Indonesia menempati posisi ke 6 dari 10 pemasok
ASEAN telah melakukan perdagangan bebas utama kopi di pasar domestik. Sementara itu, kopi
dengan sesama anggotanya sejak tahun 1993 dengan Indonesia di pasar internasional juga menghadapi
diberlakukannya Common Effective Preferential pesaing yang beragam di negara tujuan ekspor.
Tariff Produk CPO yang merupakan produk unggulan
secara progresif menurunkan tarif hingga level nol Indonesia terbukti mengalami peningkatan daya
persen kecuali untuk barang-barang sensitive dan saing di pasar Asia, Afrika, dan Eropa. Rifin
sangat sensitif. Pada tahun 2010, CEPT digantikan
oleh ASEAN Trade in Goods Agreement saing CPO tersebut disebabkan oleh peningkatan
dengan target tidak ada barang yang dikecualikan permintaan dan kapasitas ekspor CPO Indonesia
dari penurunan tarif. Selanjutnya ASEAN yang lebih tinggi dibandingkan dengan pesaingnya
menandatangani masyarakat Ekonomi ASEAN Malaysia. Daya saing produk pertanian juga sangat
Blueprint yang pertama pada tahun 2007,
yang bertujuan untuk menjadikan ASEAN sebagai
kawasan yang bebas dalam arus perpindahan barang,
jasa, investasi, tenagakerja dan modal dengan empat pajak ekspor pada produk cokelat Indonesia telah
menggeser ekspor cokelat Indonesia dari biji cokelat
pertama yaitu menjadikan ASEAN sebagai pasar menjadi cokelat yang telah diolah. Namun daya saing
tunggal dan basis produksi. Kedua, menjadikan produk cokelat olahan Indonesia menurun yang
ASEAN sebagai kawasan ekonomi yang kompetitif. menyebabkan pertumbuhan ekspor produk cokelat
Ketiga, mengurangi perbedaan tingkat ekonomi Indonesia lebih rendah dari laju permintaan dunia.
sesama Negara anggota ASEAN dan yang keempat
mendorong integrasi ekonomi ASEAN ke dalam cokelat Indonesia mengalami penurunan daya saing
dibandingkan produk cokelat dari pesaingnya Ivory
Bagi Indonesia MEA menjadi peluang sekaligus
tantangan untuk mengembangkan daya saing produk Analytic Hierarchy Process
di dalam persaingan memenangkan pangsa pasar yang
ada di kawasan ASEAN. Dalam konteks ini salah satu pada industri kopi. Febriansyah dan Simangunsong
sektor yang dituntut untuk memiliki daya saing tinggi
adalah sektor pertanian. Saat ini pertanian adalah Indonesia menghadapi masalah dalam infrastruktur
salah satusektor yang menjadi perhatian pemerintah namun industri kopi di Indonesia masih memiliki
yang tidak hanya bertujuan untuk mewujudkan daya saing dalam rantai pasokan kopi.Terkait
swasembada pangan tapi juga meningkatkan dengan liberalisasi yang terjadi di kawasan ASEAN,
ekspornasional. Tidak sedikit penelitian penilitian
Free Trade Agreement
unggulan dalam pertanian beserta permasalahan
dan strategi pemasarannya. Terlebih lagi daya saing bahwa di pasar ASEAN Indonesia tidak mengalami
produk pertanian Indonesia telah menjadi topik dampak negatif dari perdagangan bebas tersebut yang
yang menarik dikaji oleh beberapa peneliti. Namun ditunjukkan oleh peningkatan pangsa pasar untuk
cakupan dari penelitian masih terbatas pada produk- produk tertentu. Namun untuk produk pertanian,
produk tertentu yaitu produk unggulan Indonesia Indonesia kehilangan kesempatan untuk menguasi
pasar yang lebih besar.
Tabel 2 menunjukkan kondisi ekspor produk
pertanian Indonesia pada tahun 2013 baik ke
dunia maupun ke ASEAN1. Produk utama di sektor
Revealed pertanian yang memiliki nilai ekspor tertinggi adalah
Comparative Advantage HS 15 Animal, vegetable fats and oil dengan produk
daya saing dan menemukan bahwa produk kopi, utamanya adalah Crude Palm Oil. Selanjutnya HS
cokelat, karet dan teh Indonesia masih memiliki 03 Fishery di mana Indonesia memiliki keunggulan
daya saing yang tinggi di pasar dunia sementara komparatif karena kekayaan lautnya. Produk ekspor
untuk produk buah-buahan Indonesia belum menjadi utama lainnya adalah HS 09 yaitu produk
pemasok utama walaupun untuk pasar Asia. Baroh 1. Dihitung untuk semua negara anggota ASEAN

120
Daya Saing Dinamis Produk Pertanian Indonesia di ASEAN [Endah Ayu Ningsih, Wibowo Kurniawan]

Tabel 2. Pangsa Ekspor Indonesia untukProdukPertanian keDuniadan ASEAN Tahun 2014


Indonesia Ekspor ke: Dunia Ekspor ke ASEAN
Kode Pangsa
Deskripsi Pangsa ke
HS Indonesia di
000 000
01 Live animals 69,613 66,945 96.17 774,449 8.64
02 Meat 23,906 113 0.47 7,258,383 0.00
03 Fishery 3,111,926 453,151 14.56 9,211,913 4.92
04 Dairy products and edible animal product 221,878 87,514 39.44 5,360,042 1.63
05 Products of animal origin, nes 20,246 2,270 11.21 815,264 0.28
06 21,639 8,865 40.97 321,482 2.76
07 Edible vegetables 113,379 53,566 47.24 3,252,466 1.65
08 Edible fruit 655,209 164,559 25.12 5,446,731 3.02
09 1,835,143 354,478 19.32 1,869,152 18.96
10 Cereals 14,125 9,899 70.08 6,420,150 0.15
11 Milling products 72,821 43,001 59.05 1,458,959 2.95
12 Oil seed 369,394 63,567 17.21 4,252,455 1.49
13 Vegetable saps and extracts 90,602 13,104 14.46 291,479 4.50
14 Vegetable plaiting materials 55,221 20,682 37.45 41,876 49.39
15 Animal,vegetable fats and oils 21,059,510 2,180,483 10.35 5,518,543 39.51
16 1,135,842 42,001 3.70 1,532,154 2.74
17 Sugars 284,556 83,632 29.39 2,346,879 3.56
18 Cocoa and cocoa prep 1,244,530 402,920 32.38 1,870,858 21.54
19 725,501 316,123 43.57 3,388,670 9.33
20 Food preparations 243,829 20,765 8.52 1,753,559 1.18
24 Tobacco 1,025,438 783,742 76.43 3,004,443 26.09
Sumber: COMTRADEdiolah, 2015

tea, mate and spices. Indonesia terkenal sebagai 09 animal and vegetable fats
penghasil kopi nomerempat di dunia dan penghasil and oil cocoa
teh ketujuhdunia. Produk unggulan pertanian demikian Indonesia belum bisa meraih pasar ASEAN
Indonesia yang juga memiliki keunggulan komparatif secara optimal. Hal tersebut terlihat dari pangsa
di pasar Internasional adalah HS 18 yaitu produk Indonesia di ASEAN yang masih relatif rendah untuk
cokelat dan olahannya. Indonesia juga salah satu beberapa produk pertanian.
dari beberapa negara penghasil cokelat terbesardi Sejak diberlakukannya CEPT ekspor Indonesia
dunia dengan total produksi 17% dari total produksi ke ASEAN tidak mengalami banyak perubahan
pada tahun-tahun pertamanya hingga satu dekade
setelahnya. Hal tersebut karena pada skema CEPT
telah menjadi pasar utama tujuan ekspor. Misalnya produk-produk pertanian masih banyak yang masuk
untuk produk HS 01 live animal 96,17% ekspornya dalam kategori Sensitive List, bahkan termasuk
adalah ke ASEAN. Demikian juga untuk produk HS dalam General Exceptionatau produk yang tidak
10 Cereals Tobacco dikenakan penurunan tarif. Semakin meningkatnya
11 milling product tingkat integrasi ekonomi ASEAN cakupan produk
starch, milk preparations and products yang diturunkan tarifnya menjadi semakin banyak
Beberapa produk lainnya juga memiliki kontribusi dan tidak dikecualikan untuk produk pertanian.
ekspor ke ASEAN cukup besar yang menandakan Perkembangan ekspor produk pertanian Indonesia
bahwa pasar ASEAN sangat penting untuk produk

Indonesia yang telah disebutkan sebelumnya berlakubanyak produk pertanian yang mengalami
Indonesia telah mampu merebut pasar ASEAN
dengan pangsa pasar yang cukup tinggi seperti HS positif pada ekspor produk pertanian Indonesia

121
JURNAL EKONOMI KUANTITATIF TERAPAN Vol. 9 No. 2 • AGUSTUS 2016

terutama untuk negara tujuan Malaysia dan


Singapura. Pada tahun 2010 ekspor Indonesia ke Indonesia ke Beberapa Negara ASEAN
4

USD Milyar
Malaysia Philippines
3.5
Singapore Thailand
3
Vietnam
2.5
2011.Namun setelah tahun 2011 ekspor Indonesia 2
ke Malaysia mengalami penurunan drastis. Sebagai 1.5

negara asal impor produk pertanian di Malasyia 1

Indonesia sebenarnya masih menempati peringkat 0.5

pertama dengan pangsa 13,7% pada tahun 2013 namun 0

pertumbuhan ekspor Indonesia ke Malaysia lebih


rendah dibandingkan negara eksportir ke Malaysia
Sumber: COMTRADE diolah.
lainnya. Pada tahun 2011 Malaysia telah melakukan
perdagangan bebas dengan India, Selandia Baru,
Australia, dan Chile (sumber: WTO RTA Database,
Indonesia di ASEAN
30.00

Pangsa Produk Pertanian Indonesia di Negara ASEAN (%)


pangsa pasar Malaysia sejak diberlakukannya Malaysia Philippines
25.00
perdagangan bebas dengan Malaysia. Rata-rata Singapore Thailand

pertumbuhan ekspor produk pertanian selama 2011-


Vietnam
20.00

2013 masing-masing negara tersebut ke Malaysia 15.00

sebesar 13%, 16%, 17%, dan yang tertinggi adalah


10.00
Chile sebesar 86%. Sementara itu ekspor Indonesia
ke Malaysia rata-rata turun pertahun sebesar 52% 5.00

Hal yang sama terjadi pada pasar tujuan ekspor


Singapura di mana ekspor Indonesia perlahan Sumber: COMTRADE diolah
meningkat sejak tahun 2006 dan meningkat tajam
sejak tahun 2010 namun pada tahun 2012 ekspor
Indonesia ke Singapura menurun tajam. Sebenarnya mulai tumbuh sejak tahun 2001 dan perlahan
pasar produk pertanian di Singapura tidak mengalami meningkat hingga tahun 2011. Seperti yang telah
perubahan yang cukup berarti sejak tahun 2010 dijelaskan sebelumnya, pangsa pasar Indonesia di
dengan rata-rata pertumbuhan sebesar minus 0,7%. Malaysia semakin berkurang dikarenakan munculnya
Indonesia merupakan pemasok produk pertanian pesaing baru yang lebih kompetitif. Sementara itu,
ke Singapura ke dua setelah Malaysia dengan pangsa pasar Indonesia di Singapura tidak banyak
pangsa pasar sebesar 11%. Namun beberapa negara mengalami perubahan hingga tahun 2013. Namun
mengalami peningkatan ekspor ke Singapura secara dengan banyaknya negara yang mulai menguasi
signifikan sejak tahun 2011sehingga menggeser pasar Singapura dikhawatirkan pangsa Indonesia
posisi eksportir utama ke Singapura. Negara yang akan semakin berkurang. Selanjutnya, pangsa
mengalami peningkatan ekspor ke Singapura, dengan Indonesia di Thailand justru mengalami penurunan
rata-rata pertumbuhan pertahun selama 2011-2013 tidak lama setelah perdagangan bebas CEPT di
ASEAN diberlakukan. Hingga tahun 2013 pangsa
pasar Indonesia di tiga negara: Thailand, Vietnam,
dan Philipina masih di bawah 5%. Artinya Indonesia
Ekspor produk pertanian Indonesia ke Vietnam, belum menjadi pemasok utama untuk negara
Philipina, dan Thailand tidak banyak mengalami tersebut.
perubahan sejak dimulainya CEPT awal tahun 1990an Hasil analisis menggunakan Dynamic Revealed
hingga saat ini. Hal ini menunjukkan Indonesia Comparative Advantage
belum memanfatkan pasar tersebut secara optimal.
Perkembangan ekspor pertanian Indonesia yang diketahui sebelumnya bahwa produk pertanian
Indonesia kehilangan pangsa ekspor di Malaysia.
pangsa pasar di masing-masing negara tujuan ekspor Hal tersebut terlihat dari banyaknya produk
yang mengalami penurunan pangsa pada ekspor
tersebut, pangsa pasar Indonesia di pasar Malaysia Indonesia. Walaupun banyak juga produk yang

122
Daya Saing Dinamis Produk Pertanian Indonesia di ASEAN [Endah Ayu Ningsih, Wibowo Kurniawan]

- -
nian Indonesia di Malaysia dan Singapura nian Indonesia di Thailand dan Vietnam

DAYA SAING DINAMIS PRODUK PERTANIAN INDONESIA DI MALAYSIA DAYA SAING DINAMIS PRODUK PERTANIAN INDONESIA DI THAILAND
20
Pertumbuhan Pangsa
Lost Opportunity lagging Rising Star di negara tujuan
vegetableopportunity
saps and 20
extracts
Meat, fish and seafood Lost Opportunity lagging Rising Star
Products of animal origin,
food preparations nes opportunity
Sugars nes Products of animal origin, Meat, fish and seafood
Meat nes food preparations nes
Edible fruit
Dairy products and edible Sugars
food preparations vegetable saps and
animal product Vegetable plaiting
Vegetable plaiting Fishery extracts
Pertumbuhan pangsa Treesmilk
Cereal, flour, starch, and flower materials Fishery Edible fruit
materials Dairy products and edible
pada ekspor Indonesia preparations and products animal product
0 Pertumbuhan pangsa
Cereals Oil seed Trees and flower
-100 -80 -60 -40 -20 0 20 40 60 80 Cereal, flour, starch, milk
pada ekspor Indonesia
Tobacco preparations and products
Cereals 0
Cocoa and cocoa prep Coffee, tea, mate and Oil seed Milling
-60 -40 -20 0 20 40 60 80 100 products
120 140
spices Tobacco
Edible vegetables Milling products Coffee, tea, mate and
Live animals Edible vegetables Cocoa and cocoa prep spices
Animal,vegetable fats and
oils

Live animals
Leading Retreat lagging Pertumbuhan Pangsa
Falling Star Animal,vegetable fats and
retreat di negara tujuan oils
-20 Leading Retreat lagging
retreat Falling Star
-20
DAYA SAING DINAMIS PRODUK PERTANIAN INDONESIA DI SINGAPURA
DAYA SAING DINAMIS PRODUK PERTANIAN INDONESIA DI VIETNAM
30
60
Lost Opportunity lagging opportunity Rising Star Lost Opportunity Pertumbuhan Pangsa lagging
di negara tujuan opportunity
vegetable saps and
extracts Coffee, tea, mate and
spices 40
Fishery
Dairy products and edible Animal,vegetable fats and
animal product Edible fruit 10 oils Oil seed
Meat, fish and seafood Rising Star
Oil seed Tobacco food preparations nes Live animals
Pertumbuhan pangsa food preparations Coffee, tea, mate and
Sugars 20
pada ekspor Indonesia Live animals food preparations spices
-46 -36 -26 -16 -6 4 14 24 34 44 Edible fruit Products of animal
Pertumbuhan pangsa Meat Edible vegetables origin, nes Meat, fish and seafood
Fishery Trees and flower
Cocoa and cocoa prep Cereals pada ekspor Indonesia Trees and flower food preparations nes
-10 Milling products Cocoa and cocoa prep Cereal, flour, starch, milk
Edible vegetables 0
Cereal, flour, starch, milk preparations and products
Products of animal Cereals
preparations and products -50 -40 -30 -20 -10 0 Tobacco 10 20 30 40 50
origin, nes
Animal,vegetable fats and Sugars vegetable saps and
lagging oils extracts
retreat
Leading Retreat Pertumbuhan Pangsa Falling Star -20
di negara tujuan
-30 Leading Retreat
lagging Vegetable plaiting
materials Falling Star
retreat
-40

mengalami peningkatan pangsa ekspor namun


tidak bisa mengejar pertumbuhan pasar yang lebih
Pertanian Indonesia di Philipina
besar di Malaysia yaitu produk yang berada pada
DAYA SAING DINAMIS PRODUK PERTANIAN INDONESIA DI PHILIPINA
kluster lagging opportunity seperti vegetable plating Lost Opportunity
40
lagging
Rising Star
opportunity

seafood preparation. Produk


Coffee, tea, mate and
Oil seed
spices
20
Dairy products and edible
spices adalah produk yang masuk dalam kategori
Meat, fish and seafood
animal product Cocoa and cocoa prep food preparations nes
Fishery
falling star di mana pasar di Malaysia untuk produk vegetable saps and
extracts Animal,vegetable fats and
Edible fruit
oils

tersebut semakin lama semakin berkurang. Walaupun


Sugars
0
-60 -40 -20 0 20 40 Pertumbuhan
60 pangsa 80
food preparations Cereal, flour, starch, milk
demikian pasar Malaysia masih menjadi pasar yang
Live animals pada ekspor Indonesia
Tobacco preparations and products
Edible vegetables
Cereals
menjanjikan untuk produk -20

di mana produk
Indonesia masuk kategori rising star. Leading Retreat lagging
retreat
Pertumbuhan Pangsa
di negara tujuan Falling Star
-40

pertanian Indonesia mengalami penurunan namun


masih banyak produk yang masuk dalam kategori
rising star seperti Singapura masih propektif untuk produk Indonesia.
Hasil analisis yang menarik mengenai posisi daya
dan live animals. Produk animal, saing Indonesia terjadi pada pasar Thailand, Vietnam
dan oil seed mengalami danPhilipina. Walaupun data menunjukkan bahwa
lagging opportunity. Artinya Indonesia masih kinerja ekspor Indonesia untuk produk pertanian ke
dapat mempunyai kesempatan untuk meningkatkan tiga pasar tersebut tidak cukup baik namun banyak
ekspornya ke Singapura untuk produk tersebut. produk Indonesia termasuk dalam kategori rising
Seperti halnya dengan ekspor Indonesia ke Malaysia, star di pasar tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa
walaupun mengalami penurunan namun masih pasar tersebut masih potensial untuk Indonesia.
banyak produk pertanian Indonesia yang mengalami Terdapat 9 produk pertanian Indonesia yang masuk
peningkatan pangsa ekspornya. Hal ini berarti pasar kategori rising star di Thailand yaitu

123
JURNAL EKONOMI KUANTITATIF TERAPAN Vol. 9 No. 2 • AGUSTUS 2016

SARAN

dan trees and Dengan menganalisis lebih rinci di masing-masing


Produk dan cocoa negara tujuan ekspor, penelitian ini menemukan
mengalami peningkatan pangsa ekspor ke Thailand bahwa beberapa produk Indonesia masih memiliki
namun produk ini mengalami penurunan dalam daya saing di pasar ASEAN. Bahkan untuk pasar
pangsa ekspor dunia ke Thailand. Thailand, Vietnam dan Philipina di mana kinerja
Hal yang sama juga terjadi di Vietnam di mana ekspor produk pertanian masih relatif kecil ternyata
banyak produk pertanian Indonesia masuk ke banyak produk pertanian Indonesia mengalami
dalam kategori rising star yaitu peningkatan daya saing dan masuk dalam kategori
rising star. Hasil penelitian setidaknya mampu
memberikan gambaran mengenai produk apa yang
menarik di sini adalah walaupun Vietnam merupakan perlu dipertahankan daya saingnya yaitu yang
penghasil kopi nomer dua di dunia namun produk masuk dalam kategori rising star, dan produk apa
kopi Indonesia mengalami peningkatan daya saing yang masih memiliki peluang untuk ditingkatkan
dan termasuk dalam produk rising star. Sementara ekspornya yaitu produk yang masuk kategori lagging
itu produk perikanan Indonesia termasuk dalam opportunity. Fokus yang harus diberikan oleh para
produk lagging opportunity yang berarti Indonesia pelaku usaha adalah pada kedua kategori tersebut.
memiliki peluang untuk meningkatkan eskpornya Agar upaya peningkatan ekspor menjadi optimal
ke Vietnam. maka Indonesia perlu mencari pasar lain yang sedang
Sementara itu pasar ekspor Philipina juga masih tumbuh untuk produk yang mengalami penurunan
cukup baik untuk produk pertanian terutama untuk pangsa pasar negara tujuan ekspor karena produk
produk tersebut mengalami penurunan permintaan pada
pasar domestiknya.
Produk coffee, tea, mate,
dan produk cocoa sebenarnya sedang REFERENSI
mengalami pasar yang tumbuh di Philipina namun
Indonesia kehilangan kesempatan untuk merebut
of the Indonesian Agricultural Export Commodities.
pasar tersebut. ASEAN Journal Of Economics, management and
Accounting, 1
SIMPULAN ASEAN Scretariate. Dipetik 07 2016, dari
www.asean.org: http://www.asean.org/wp-content/
uploads/2012/05/56.-December-2015-Fact-Sheet-on-
ASEAN-Economic-Community-AEC-1.pdf
ekspor Indonesia perlu memperhatikan produk apa
yang diekspor dan bagaimana struktur pasarnya. Comparative Advantage. The MAnchester School, 33,
Analisis ini memberikan gambaran secara detil 99-123.
kondisi ekspor produk pertanian Indonesia di lima
negara ASEAN dengan memperhatikan posisi masing- Marjet: Review from the Demand Side. International
masing produk berdasarkan pola daya saing dinamis Journal of Agriculture Innovations and Rerearch, 3
dengan menggunakan analisis DRCA. Penelitian ini
menemukan bahwa pasar ASEAN sangat penting Competitiveness and Industrial Policy Strategy. Annual
sebagai negara tujuan ekspor untuk banyak produk Forum Muldersdrift. 3 .
pertanian Indonesia seperti ; FAOSTAT
dan Cocoa dan Cocoa
prep. Indonesia juga mampu merebut pasar ASEAN
untuk produk-produk seperti Competitiveness in Food Industry: An Indonesian Case.
dan cocoa and cocoa Supply Chain Design and Management for Emerging
Markets , 147-175.
preparation. Namun demikian Indonesia mengalami
penurunan kinerja ekspor produk pertanian ke lima
negara utama di ASEAN yang disebabkan munculnya Industry in Indonesia. International Business
negara pesaing yang lebih kompetitif. Management, 4
Putri, A. S., Sutopo, W., Prihawantara, S., & Matheos, R. C.

in Indonesia by Input-Output Analysis. International

124
Daya Saing Dinamis Produk Pertanian Indonesia di ASEAN [Endah Ayu Ningsih, Wibowo Kurniawan]

MultiConference of Engineers and Computer Scientists


2015 Volume II. Hong Kong: IMECS.

Oil Product. Trends in Agriculturue Economics .

57th AARES
Annual Conference. Sydney: Australian Agricultural &
Resource Economics Society.

Export Competitiveness: A Case of Indonesia. Bulletin


of Monetary, Economic and Banking .
WTO Regional Trade Agreement (RTA) Database

125

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai