Anda di halaman 1dari 15

JCA Ekonomi

Volume 1 Nomor 1 Januari - Juni 2020

POLA RASIO KEUANGAN PADA SAAT UP STREAM DANDOWN STREAM


DI INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN YANG GO PUBLIC
Alisa, Abdurrahman
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Esa Unggul, Jakarta
Jalan Arjuna Utara Nomor 9, Kebon Jeruk, Jakarta Barat – 11510

Abstrak
Studi ini bertujuan untuk mengetahui apa saja yang menjadi indikator siklus bisnis pada kondisi up
stream atau down stream. Untuk mengetahui deskripsi apa saja yang dapat digunakan sebagai
pengukur siklus bisnis pada industri makanan dan minuman. Untuk mengetahui perbedaan indikator
rasio keuangan pada saat up stream dan down stream. Penelitian ini penulis menggunakan rasio
keuangan berupa rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas, rasio profitabilitas, rasio antara aktiva
dan modal saham, rasio pertumbuhan, rasio marjin laba dan rasio arus kas. Penelitian ini dilakukan di
PT Bursa Efek Indonesia yang beralamat di Jakarta Stock Exchange Building, jalan Jenderal
Sudirman kav. 52-53 Jakarta 12190, dengan waktu penelitian selama kurang lebih 8 tahun yaitu mulai
tahun 2004-2011. Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitianeksplanatoris.Penelitian jenis
eksplanatoris ini sesuai dengan pengertian yang dijelaskan oleh Singarimbun dan Effendi, yaitu
penelitian yang dilakukan dengan maksud penjelasan (explanatory atau confirmatory), yang
memberikan penjelasan tentang perbedaan indikator rasio keuangan pada saatup stream dandown
stream melalui pengujian hipotesis. Populasi penelitian ini adalah perusahaan go public di sektor
makanan dan minuman yang terdaftar diBursa Efek Jakarta (BEJ) adalah sebanyak 17 perusahaan, dari 17
perusahaan tersebut hanya 8 perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini. Pemilihan sampel
dalam penelitian ini dilakukan dengan metode Purposive Sampling yaitu sampel diambil berdasarkan
kriteria-kriteria tertentu yang sesuai dengan tujuan penelitian sehingga dapat diperoleh sampel yang
representatif.

Kata kunci : pola rasio keuangan, industri makanan dan minuman

Pendahuluan rendah. Menunjukkan perlunya menghubungkan


Perekonomian suatu negara selalu bergerak rasio keuangan perusahaan dengan keadaan
mengikuti suatu siklus dan hampir semua perekonomian secara umum(S Handayani, Yosevin,
perusahaan dipengaruhi oleh siklus seperti masa 2014).
ekspansi dan resesi yang akan merubah atau Indonesia termasuk salah satu negara yang
menciptakan faktor-faktor risiko investasi baru yang berkembang di dunia, hal ini terbukti dengan adanya
berperan penting dalam penentuan harga saham pembangunan di segala bidang termasuk pem-
(Jumono, S., Fachruddin AA, M., Matari FM, C., bangunan sektor ekonomi. Perekonomian di
2017). Oleh sebab itu, business cycle merupakan Indonesia yang semakin membaik menyebabkan
sumber variasi waktu dalam kaitannya dengan timbulnya gairah bagi para pengusaha untuk
relevansi nilai rasio keuangan. Risiko yang mengelola perusahaannya di Indonesia (MFA
ditimbulkan oleh business cycle merupakan syste- Adhikara, 2010). Salah satu pengelolaan yang harus
matic risk (market risk) karena pada saat terjadi diperhatikan adalah masalah keuangan yang penting
perubahan business cycle akan berpengaruh bagi kelangsungan hidup perusahaan, keuangan
terhadap semua perusahaan dengan suatu pola suatu perusahaan berkaitan dengan sumber dana dan
tertentu, hanya saja intensitasnya berbeda antar penggunaannya, semakin efisien penggunaan dan
perusahaan yang satu dengan yang lain(E Bertuah, pengelolaan dana maka berarti semakin baik bagi
2015). perusahaan. Agar dana dalam perusahaan dapat
Ada perusahaan yang segera membaik dipenuhi secara cukup, maka dituntut adanya penge-
(memburuk) pada saat kondisi perekonomian lolaan dan penentuan secara tepat terhadap sumber
membaik (memburuk), tetapi ada pula yang hanya dana. Sumber dana dapat dipilih atau di tentukan
sedikit terpengaruh. Perusahaan yang sangat peka apakah dari modal sendiri atau dari modal luar.
terhadap perubahan kondisi perekonomian meru- Perusahaan besar umumnya mencari dana tambahan
pakan perusahaan yang mempunyai beta (risiko) permodalan dengan cara melepas kepemilikan atau
tinggi. Sebaliknya perusahaan yang tidak peka menerbitkan surat hutang kepada masyarakat (go
terhadap perubahan kondisi perekonomian meru- public) di pasar modal ataupun di pasar uang.
pakan perusahaan yang mempunyai beta (risiko) Keputusan ini dianggap tepat sebagai upaya

JCA Ekonomi Volume 1 Nomor 1 Januari - Juni 2020 335


JCA Ekonomi
Volume 1 Nomor 1 Januari - Juni 2020

mengantisipasi dampak lebih lanjut dari saham dalam jumlah yang sebanding dengan jumlah
perkembangan ekonomi dan pesatnya kemajuan lembar saham yang dimiliki investor tersebut.
teknologi. Melalui go public, perusahaan dapat Berikut adalah gambaran siklus bisnis :
melakukan pembenahan dalam manajemen untuk
meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja.
Di Indonesia perusahaan industri barang
konsumsi makanan dan minuman semakin lama
semakin meningkat jumlahnya karena barang
konsumsi makanan dan minuman merupakan salah
satu kebutuhan primer manusia selain pakaian dan
tempat tinggal, maka dari itu perusahaan industri
barang konsumsi makanan dan minuman merupakan
peluang usaha yang mempunyai prospek yang baik.
Hal ini diiring pula dengan perkembangan per-
ekonomian Indonesia yang semakin membaik.
Perusahaan industri barang konsumsi makanan dan
minuman pada umumnya melakukan go public
untuk memperoleh modal tambahan. Berikut ini
tabel daftar peningkatan perusahaan barang Gambar 1
konsumsi makanan dan minuman yang listing di Siklus Nilai Pasar
BEI.
Dari grafiik (Gambar 1) tersebut pergerakan
Tabel 1 indeks BEI dan kapitalisasi pasar yang searah dan
Daftar Peningkatan Perusahaan Barang Konsumsi pada tahun 2009 jadi penentu up stream dan down
Makanan dan Minumanyang Listing di BEI stream, pesatnya perkembangan industri makanandi
tanah air patut dibanggakan karena membawa
dampak ikutan yang sangat luas, tidak hanya
industri bahan mentah untuk makanan saja, tetapi
juga dapat membuka lapangan kerja dan jasa
terkait.
Hal ini terlihat dari jumlah investasi di
Su mber : www.i dx.co.i d sektor pengolahan bahan makanan yang terus
meningkat secara signifikan. Industri makanan
Di Indonesia persaingan perusahaan barang lokal juga semakin mampu meningkatkan kapa-
konsumsi makanan dan minuman semakin lama sitas produksinya untuk memasok kebutuhan
menjadi semakin ketat sejak disahkannya organisasi makanan dalam negeri sehingga mendorong ter-
perdagangan dunia (WTO/World Trade Orga- jadinya peningkatan kandungan lokal dan secara
nization) pada konfrensi tingkat menteri di bertahap makanan impor semakin mengecil yang
Marakesh pada tanggal 15 April 1994 yang salah pada gilirannya dapat tergantikan oleh makanan
satu tujuannya untuk memberikan kebebasan kepada lokal. Kemampuan industri pengolahan makanan
pemasok negara asing memasuki pasar lokal dan hal dalam negeri dalam mengembangkan industri
itu akan dimulai pada tahun 2020. Untuk itu makanan merupakan bukti semakin tingginya
perusahaan industri barang konsumsi makanan dan kemampuan dan penguasaan teknologi yang
minuman di Indonesia memerlukan dana tambahan dimiliki tenaga kerja Indonesia yang secara terus
untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan serta menerus berupaya meningkatkan kompetensinya.
mampu bertahan di persaingan global(A Putra, RM Lalu, kemana arah pengembangan industri makanan
Simanungkalit, 2014). dan minuman nasional ? Sebagai negara agraris yang
Perusahaan industri barang konsumsi menghasilkan berbagai bahan makanan dan
makanan dan minuman memperoleh dana tambahan minuman, maka yang dipikirkan adalah bagaimana
salah satunya dengan cara menerbitkan dan menjual agar makanan dan minuman yang ada dapat di-
saham di BEI melalui pialang sebagai perantara kembangkan di Indonesia dan menggunakan
antara emiten dan investor. Saham yang terjual akan komponen serta tenaga kerja dari Indonesia.
menimbulkan kewajiban bagi perusahaan untuk Dengan menghubungkan perubahan
membayar dividen kepada para investor atau struktural perusahaan (indikator rasio keuangan) di
pemegang saham yang merupakan proporsi laba sektor perusahaan makanan dan minuman dengan
perusahaan yang dibagikan kepada para pemegang perubahan business cycle (up stream dan down

JCA Ekonomi Volume 1 Nomor 1 Januari - Juni 2020 336


JCA Ekonomi
Volume 1 Nomor 1 Januari - Juni 2020

stream) di pasar modal Indonesia, maka penelitian depan dimana akan menekankan pada manfaat
ini akan mengkaji perbedaan indikator rasio serta keterbatasan yang terkandung didalamnya.
keuangan pada kondisi up stream dan kondisi down Secara matematis, rasio keuangan tak lebih
stream. dari rasio di mana pembilang dan penyebut diambil
dari data keuangan. Apakah kedengarannya sangat
Laporan Keuangan sederhana? Secara konsep, memang ya. Tujuan
Laporan keuangan adalah laporan hasil dari penggunaan suatu rasio saat menganalisis
akhir dari proses akuntansi (proses mencatat, informasi yang akan dianalisis.
menggolongkan, meringkas atau menjumlah),
kemudian melaporkan kejadian ekonomi atau Rasio Keuangan
keuangan perusahaan dengan cara yang informatif Rasio keuangan dapat diklasifikasikan
yang berguna bagi pengambil keputusan. menjadi empat yaitu: pragmatical empiricism,
pendekatan klasifikasi berorientasi data, pendekatan
Pengertian Up Stream dan Down Stream deduktif dan akhir-akhir ini timbul kombinasi antara
Business cycle (Brocato dan Steed, 1998: pendekatan klasifikasi data dan pendekatan deduktif.
130) adalah kulminasi dari perubahan cyclical 1. Pragmatical Empiricism (terminologi yang
kekuatan ekonomi makro dalam perekonomian. digunakan oleh Horrigan)
Kekuatan-kekuatan yang sama ini bertanggung Klasifikasi rasio keuangan dilakukan
jawab akan perubahan fundamental yang mem- secara subyektif berdasarkan pada penga-
pengaruhi harga saham. Penelitian tentang equity laman praktis. Pada umumnya, klasifikasi dan
valuation menemukan hubungan positif dan rasio keuangan pada kategori berbeda akan
signifikan antara harga saham dan kondisi ekonomi menghasilkan perbedaan antar penulis
(misalnya, Joehnk dan Petty,) sebagaimana ditunjukkan dalam tabulasi oleh
Gooding dan O’Malley, Krueger dan Courtis. Dalam pengertian yang sangat
Johnson dan Wiggens mendefinisikan business cycle umum, rasio keuangan di bagi menjadi tiga
sebagai up market dan down stream yang menun- ketegori terdiri dari: profitabilitas, solvabilitas
jukkan pada suatu kegiatan berulang. Perubahan jangka panjang (strukturmodal) dan solva-
business cycle antara ekspansi (up market) dan resesi bilitas jangka pendek (likuiditas). Di luar
(down stream) cukup lambat dan secara umum ketiga kategori di atas merupakan konsensus
bersifat jangka panjang selama perekonomian masih yang tidak jelas. Pendekatan pragmatical
ada (Diebold & Rudebusch). Hal tersebut dibuktikan empiricism seperti ditunjukkan dalam buku
dalam penelitian Osborn, Sensier dan Simpson teks antara lain oleh Weston dan Brigham
bahwa di negara Inggris (UK), resesi merupakan 2. Pendekatan Deduktif (Deductive Approach)
suatu peristiwa yang jarang terjadi. Pendekatan deduktif klasik di mulai pada
tahun 1919 dengan menggunakan sistem
Kinerja Keuangan segitiga du Pont (du Pont triangle system)
Kinerja keuangan perusahaan merupakan yaitu profit/total asset; profit/sales;
hasil dari banyak keputusan individual yang dibuat sales/total assets:
secara terus menerus oleh manajemen. Oleh
karena itu untuk menilai kinerja keuangan suatu
perusahaan, perlu dilibatkan analisa dampak
keuangan kumulatif. Dalam membahas metode
penilaian kinerja keuangan, perusahaan harus
didasarkan pada data keuangan yang dipublikasikan
yang dibuat sesuai dengan prinsip akuntansi Skema piramida rasio keuangan ini
keuangan yang berlaku umum. oleh Bayldon, Woods, dan Zafiris dievaluasi.
Laporan ini merupakan data yang paling Dari hasil evaluasinya menunjukkan bahwa
umum yang tersedia untuk tujuan tersebut, walau- skema piramida ini tidak berfungsi seperti
pun seringkali tidak mewakili hasil dan kondisi apa yang diharapkan. Pendekatan deduktif
ekonomi. Laporan keuangan disebut sebagai “kartu untuk menentukan kategori rasio keuangan
skor” perperiodik yang memuat hasil investasi yang relevan telah didalilkan dan pendekatan
operasi dan pembiayaan perusahaan, maka fokus ini telah tercampur dengan pendekatan
akan diarahkan pada hubungan dan indikator konfirmatori. Courtis dan Laitenen
keuangan yang memungkinkan analisa penilaian merupakan contoh penelitian yang meng-
kinerja masa lalu dan juga proyeksi hasil masa gunakan pendekatan ini.

JCA Ekonomi Volume 1 Nomor 1 Januari - Juni 2020 337


JCA Ekonomi
Volume 1 Nomor 1 Januari - Juni 2020

3. Pendekatan Induktif (Inductive Approach) up market dan down market yang menunjukkan pada
Pendekatan induktif menekankan pada data suatu kegiatan berulang. Perubahanbusiness cycle
dan metode statistik dalam mengklasi- antara ekspansi(up market) dan resesi (down stream)
fikasikan rasio keuangan seperti dalam studi cukup lambat dan secara umum bersifat jangka
proporsionalitas dan distribusi (empiris). Studi panjang selama perekonomianmasih ada (Diebold &
empiris yang mendukung pendekatan ini Rudebusch). Sebagaimana telah diteliti oleh Osborn,
antara lain: Pinches, Mingo dan Caruthers. Sensier dan Simpson di negara Inggris (UK) bahwa
4. Pendekatan Konfirmatori(Confirmatory resesi merupakan suatu peristiwa yang jarang terjadi.
Approach) Studi induktif tidak dapat Business cyle dapat diidentifikasikan menjadi
menyetujui satu klasifikasi konsisten dari tiga komponen (Gaspersz), secara terpisah sebagai
faktor-faktor rasio keuangan, setidaknya di pola dasar yang menggambarkan karakteristik
luar tiga sampai lima faktor tersebut. ekonomi dan bisnis sepanjang waktu tertentu. Ketiga
Akibatnya sejumlah studi-studi berikutnya komponen tersebut adalah kecenderungan (trend),
menghipotesiskan klasifikasi priori (sebelum siklik(cyclical) dan faktor musiman(seasonal factor).
penelitian) dan kemudian mencoba untuk
menegaskan klasifikasi tersebut dengan bukti Dampak Business Cycle terhadap Relevansi
empiris. Ide ini dapat ditelusuri dalam Rasio Keuangan
Laurent di mana dia membandingkan hasil- Banyak studi telah melaporkan bahwa rasio--
hasil yang diperoleh dengan hasil-hasil rasio keuangan seperti return on asset (ROA),
deduktif yang diperoleh Courtis dan earning to price, assets turnover dan sebagainya
menemukan koresponden yang baik. adalah nilai-nilai yang relevan terkait dengan stock
return. Ou dan Penman dan Holthausen dan Larcker
Rasio keuangan telah digunakan secara luas menjelaskan bahwa rasio keuangan dapat digunakan
untuktujuan pembuatan model oleh praktisi dan sebagai trading strategy untuk memperoleh ab-
peneliti. Berbagai pihak yang terkait dengan peru- normal return. Trading strategy yang dikembangkan
sahaan (pemilik, manajemen, karyawan, konsumen, oleh Ou dan Penman serta Holthausen dan Larcker
supplier, kompetitor, pemerintah dan akademisi) juga akan menghasilkan abnormal return yang lebih besar
membutuhkan rasio keuangan. Masing-masing selama aktivitas bisnis mengalami penurunan,
mempunyai pandangan dalam menerapkan analisa misalnya resesi ekonomi karena pada saat resesi harga
laporan keuangan untuk mengevaluasi kinerja (Salmi saham sangat jatuh sehingga pada saat dijual pada
& Martikainen). Praktisi menggunakan rasio keua- kondisi normal akan mendapatkan return yang lebih
ngan untuk meramalkan keberhasilan perusahaan besar daripada return normal.
dimasa depan. Peneliti terutama tertarik untuk Lev dan Thiagarajan secara spesifik menguji
mengembangkan model eksploitasi dengan perubahan kontekstual dalam kaitannya dengan
menggunakan rasio keuangan. return. Mereka menunjukkan bahwa perbedaan level
Dari aspek tujuan analisis, rasio keuangan aktivitas bisnis mempengaruhi hubungan tertentu
dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok berdasarkan sinyal-sinyal fundamental akuntansi
utama. Berdasarkan beberapa penelitian dan buku dengan risk adjusted return. Pada penelitian--
teks manajemen keuangan dapat dikemukakan bahwa penelitian tersebut, ditunjukkan bahwabusiness cycle
klasifikasi rasio keuangan yang dapat mencerminkan merupakan sumber variasi waktu dalam kaitannya
seluruh aspek keuangan perusahaan. Rasio keuangan dengan relevansi nilai rasio keuangan.
adalah sebuah indeks yang menghubungkan dua Abarbanell dan Bushee, meneliti suatu
angka akuntansi dan didapat dengan membagi satu strategi investasi berdasarkan pada sinyal-sinyal
angka dengan lainnya. fundamental akuntansi untuk memperoleh abnormal
return. Nissim dan Penman mengembangkan suatu
Business Cycle paradigma untuk melakukan analisis laporan
Business cycle adalah kulminasi dari keuangan dengan menggunakan rasio-rasio untuk
perubahan cyclical kekuatan ekonomi makro dalam memproyeksikan kondisi masa depan dan cash flow
perekonomian. Kekuatan-kekuatan yang sama ini secara sistematis.
bertanggung jawab akan perubahan fundamental yang Pada model-model yang tidak dikondisikan,
mempengaruhi harga saham. Tidaklah mengejutkan rasio-rasio keuangan terkait dengan faktor-faktor
bahwa penelitian tentang equity valuation mene- risiko yang memicu expected return. Beberapa
mukan hubungan positif antara harga saham dan argumentasi menyatakan bahwa faktor-faktor antar
kondisi ekonomi yangsignifikan. waktu yang terkait dengan business cycle dapat
Gooding dan O’Malley, Krueger dan Johnson diketahui melalui rasio-rasio keuangan (Kane), yaitu:
dan Wiggens mendefinisikanbusiness cycle sebagai

JCA Ekonomi Volume 1 Nomor 1 Januari - Juni 2020 338


JCA Ekonomi
Volume 1 Nomor 1 Januari - Juni 2020

1. Hubungan antara return dengan likuiditas 3. Rasio-rasio berdasarkan persediaan (inventory-


termasuk current ratio dan quick ratio, akan based ratios) dapat berfungsi sebagai suatu
dipengaruhi oleh business cycle. Secara intuitif, proksi yang menggambarkan harga komoditas
likuiditas yang besar akan mengurangi utang perusahaan di seputar puncakbusiness cycle,
yangtidak dapat dibayar, maka seharusnyareturn menunjukkan meningkatnya sensitivitas pada
padabusiness cycle berhubungan secara positif efek-efek resesi yang sudah diambang pintu.
terkait dengan market valuation. Mohanram Fama dan French mendokumentasikan pem-
menunjukkan bahwa perusahaan dengan funda- balikan dalam penentuan harga komoditas logam
mental yang kuat akan tergantung pada dana spot yang terjadi disekitar puncakbusiness cycle.
internal sedangkan perusahaan-perusahaan yang Jika tingkat persediaan inelastik, ukuran
lemah akan menggunakan dana eksternal persediaan seharusnya merupakan suatu proksi
(utang). untuk menunjukkan perusahaan pada harga
2. Beberapa variabel dipengaruhi oleh strategi logam spot dan karenanya sensitif terhadap
manajemen strategis yang terpengaruh oleh pergeseran beta yang terjadi akibat perubahan
business cycle, misalnya strategi manajemen business cycle dalam pasar penentuan harga
yang bertujuan meningkatkan volume penjualan, komoditas. Harga spot turun setelah resesi,
efektivitasnya dapat berbeda-beda pada setiap tingginya persediaan akan mengurangi
business cycle. Perusahaan yang mengupayakan kesempatan perusahaan untuk memanfaat
pertumbuhan volume dan peningkatan kapasitas penentuan harga input secara lebih baik.
membutuhkan kesempatan-kesempatan exoge- Persediaan yang diukur seharusnya secara
nous. Permintaan barang dan jasa mengalami negatif berhubungan dengan stock return yang
penurunan selama resesi, perusahaan yang tetap diukur dari permulaan resesi yang terkait dalam
mempertahankan strategi pertumbuhan akan kejadian penilaian pasar (market valuation
mengalami kinerjareturn masa lalu(ex post) yang event).
lebih rendah selama resesi. Sebelum resesi akan 4. Ahli-ahli strategi pemasaran telah lama meng-
terjadi tingkat perubahan yang tinggi dalam identifikasikan defensive stocks dengan
leverage, persediaan, depresiasi dan investasi dividend yields yang tinggi dimana kondisi cash
modal. Proksi pertumbuhan seperti perubahan flows-nyakurang terpengaruh oleh resesi.
dalam penjualan dan total aktiva, akan menjadi Perusahaanperusahaan dengan cash flow yang
indikator bagi perusahaan yang menekankan stabil dalam industri yang lebih dewasa (mature
strategi pertumbuhan volume. Perusahaan yang industries) seharusnya bersedia membayar lebih
menjalankan strategi pertumbuhan secara kaku banyak dividen dari cash flow operasional dan
(intractable growth-strategies) akan menga- mempertahankan lebih sedikit untuk melindungi
lami tingkat perubahan yang tinggi dalam terhadap kejutan-kejutan dimasa yang akan
penjualan dan total aktiva, sebelum terjadi resesi. datangyang ditimbulkan olehbusiness cycle. Oleh
Di sisi lain, jumlah pendapatan tidak selalu karenaitu,dividend ratio seperti dividen atas total
mencerminkan pertumbuhan volume dan aktiva, seharusnya berhubungan secara positif
kapasitas. Pada perusahaan yang bertumbuh dan terkait dengan return yang diukur dalam
berkembang, margin yang ada tetap datar business cycle.
sebagai akibat kebijakan penentuan harga yang 5. Beberapa ukuran profitabilitas juga akan menun-
kompetitif (competitive pricing policies) yang jukkan bahwa rasio profitabilitas sangat peka
digunakan untuk meningkatkan market share terhadap business cycle. Yang termasuk rasio ini
dan penyebaran biaya tetap yang besar atas adalahoperating profit to sales, pre tax income
setiap unit volume. Namun akan terjadi to sales, dan net profit margin. Dalam tiap
peningkatan laba danmargin di masa yangakan kasus, sebagai ringkasan kinerja, rasio-rasio
datang. Efek dari ketidaksesuaian strategi ini(the yang didasarkan atas laba (income-based ratios)
strategy mis-match) tidak akan berubah mengambarkan struktur perusahaan yang
secaratiba-tiba denganexpectation of expansion. mempengaruhi perilaku kinerja dalam tahapan
Sebagai akibat resesi, pada awal ekspansi, business cycle, misalnya sebuah perusahaan
banyak perusahaan memiliki kelebihan yang sangat agresif dalam penentuan harga
kapasitas. Kelebihan ini menghambat peru- sebelum terjadinya resesi mungkin akan
sahaan untuk memulai strategi pertumbuhan baru kehilangan profit lebih besar ketika terjadi
karena menunggu bukti adanya peningkatan penurunan penjualan selama resesi.
permintaan yang diperkirakan akan melebihi
kapasitas perusahaan, yang pada saat resesi tidak Rappaport menunjukkan bahwa rasio profit
digunakan. marjin, rasio arus kas, rasio perputaran modal dan

JCA Ekonomi Volume 1 Nomor 1 Januari - Juni 2020 339


JCA Ekonomi
Volume 1 Nomor 1 Januari - Juni 2020

rasio likuiditas merupakanvalue driver yang berguna Informasi rasio keuangan tersebut dike-
sebagai dasar analisis (Dewi). lompokkan menjadi indikator rasio keuangan pada
saat up stream dan indikator rasio keuangan pada
Hipotesis Penelitian saatdown stream. Dengan mengunakan Independent,
Proses penelitian dilakukan dengan meng- indikator rasiokeuangan tersebut, kemudian diuji untuk
klompokan kondisi pada saat up stream dan down mengetahui indikator rasio keuangan mana yang
stream berdasarkan HIS makanan dan minuman, lalu berbeda pada kondisi up stream dan pada kondisi
tahap berikutnya adalah menghitung ke-delapan down stream (Gambar 2.1). Alasan utama dari
variabel independen keuangan emiten sampel dengan penggunaan rasio-rasio keuangan adalah bahwa: rasio
mengunakan laporan keuangan berupa neraca dan keuangan dapat digunakan untuk memprediksi
laporan laba/rugi. Laporan keuangan yang dihasilkan kejadian-kejadian yang akan datang dengan meng-
oleh suatu perusahaan diharapkan dapat memberikan hubungkan antara rasio-rasio keuangan dengan
informasi tentang kinerja keuangan danpertanggung fenomena-fenomena ekonomi (Ou, dan Mas’ud); dan
jawaban manajemen perusahaan tersebut kepada dari semua faktor yang dapat menyebabkan suatu
investor pada periode tertentu. Meskipun produk siklus dalam perusahaan, faktor keuangan men-
akuntansi keuangan ini bukan dirancang untuk cerminkan akumulasi dari semua kesalahan.
mengukur secara langsung nilai suatu perusahaan,
tetapi informasi akuntansi dapat membantu pihak lain Metode Penelitian
yang memerlukan estimasi nilaidari perusahaan Sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu
tersebut. untuk mengetahui berbedaan indikator rasio keuangan
Teknik-teknik yang digunakan untuk meng- pada saat up stream dan down stream pada
analisis laporan keuangan antara lain adalah analisis perusahaan di sektor makanan dan minuman, maka
rasio-rasio keuangan. Analisis laporan keuangan jenis penelitian yang digunakan adalah jenis pene-
merupakan suatu proses pertimbangan yang tujuan litian eksplanatoris. Penelitian jenis eksplanatoris ini
utamanya adalah mengidentifikasi perubahan pokok sesuai dengan pengertian yang dijelaskan oleh
dalam kecenderungan, jumlah dan hubungan serta Singarimbun dan Effendi, yaitu penelitian yang
alasan yang mendasari perubahan tersebut (Gibson). dilakukan dengan maksud penjelasan (explanatory
atau confirmatory), yang memberikan penjelasan
Kerangka Pikir tentang perbedaan indikator rasio keuangan pada saat
up stream dandown stream melalui pengujian
hipotesis.

Populasi dan Sampel


Populasi penelitian ini adalah perusahaan go
public di sektor makanan dan minuman yang terdaftar
diBursa Efek Jakarta (BEJ) adalah sebanyak 17
perusahaan, dari 17 perusahaan tersebut hanya 8
perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini.
Pemilihan sampel dalam penelitian ini dilakukan
dengan metode Purposive Sampling yaitu sampel
diambil berdasarkan kriteria-kriteria tertentu yang
sesuai dengan tujuan penelitian sehingga dapat
diperoleh sampel yang representatif. Beberapa kriteria
yang ditetapkan untuk memperoleh sampel meliputi:
1. Go public terakhir tahun 2004 dan masih
terdaftar di Bursa Efek Jakarta sampai dengan 31
Desember 2011. Hal ini dilakukan untuk
menghindari adanya bias yang disebabkan oleh
adanya perbedaan umur perusahaan selama
menjadi perusahaan publik.
2. Perusahaan harus mempunyai laporan keuangan
tahunan mulai tahun 2004 sampai dengan 2011
yang berakhir pada tanggal 31 Desember.
Gambar 2 Perusahaan yang laporan keuangannya tidak
Model Pengelompokan Indikator Rasio Keuangan berakhir tanggal 31 Desember atau tidak lengkap
pada saat Up Stream dan Down Stream dikeluarkan dari sampel. Hal ini dilakukan untuk

JCA Ekonomi Volume 1 Nomor 1 Januari - Juni 2020 340


JCA Ekonomi
Volume 1 Nomor 1 Januari - Juni 2020

menghindari adanya pengaruh waktu parsial 2. Indeks Harga Saham sektor


dalam pengukuran variabel. makanan dan minuman Dimulai dari tanggal 31
3. Dengan menggunakan metode Purposive Sam- Desember 2004 sampai dengan 31 Desember 2011.
pling, maka dari populasi perusahaan di sektor
makanan dan minuman sebanyak 17 emiten Metode Analisis Data
yang dapat dikategorikan menjadi sampel hanya 1. Metode pengukur up stream dan down
8 emiten. stream
Pengukur up stream dan down stream
Tabel 2 penelitian ini adalah skala nominal, yang mana dalam
Sampel Perusahaan pengukurannya menggunakan data-data laporan
keuangan perusahaan. Untuk menentukan satu range
individual menjadi satu range indikator dilakukan
dengan memberi skala kemudian dirata - ratakan,
Sehingga dengan merata-rata IHS Sektor makanan
dan minuman dari tahun 2004-2011 diperoleh cut
of point. Rata - rata boleh di gunakan jika datanya
tidak ekstrrim dan maksimal (10 – 15) periode
kalau lebih dari itu harus menggunakan rumus.
2. Pengertian analisis Independent
Analisis independent adalah teknik
analisa, uji ini untuk mengetahui ada atau tidaknya
perbedaan rata-rata antara dua kelompok sampel
yang tidak berhubungan. Jika tidak ada perbedaan
maka akan dilihat dari rata - rata yang lebih tinggi.
Data yang digunakan biasanya berskala interval
atau rasio.

3. Model analisis Independent


Dalam studi ini permasalahan pokok yang
akan diuji dalam penelitian ini, yaitu perbedaan
indikator rasio keuangan emiten pada saatup stream
Teknik Pengumpulan Data dan down strem. Untuk memecahkan masalah
Data yang digunakan dalam penelitian ini tersebut, maka dalam penelitian ini digunakan alat
adalah data sekunder. Data sekunder diperoleh dari analisis financial dan metode statistik. Alat analisis
sumber-sumber yang diterbitkan oleh pemerintah, finansial yang digunakan ialah analisis rasio finansial
pihak swasta maupun pihak luar negeri. untuk menghitung rasio finansial. Metode statistik
Data yang digunakan dalam penelitian ini
yang digunakan ialah Independent T Testuntuk
merupakan data kuantitatif berupatime series dan menentukan indikator rasio keuangan yang berbeda
cross sectional yang diperoleh dari laporan pada saat up stream dan down stream.
keuanganperusahaan di Bursa Efek Jakarta,Indonesian
Capital Market Directory, Laporan Keuangan
tahunan perusahaan makanan dan minuman, buku dan
referensi lain yang memberikan informasi tentang
kondisi industri sektor makanan dan minuman.
Sedangkan pengumpulan data, menggunakan teknik
dokumentasi dan hasil download dari situs
(www.idx.co.id)
Data sekunder yang diperoleh terdiri dari:
1. Data laporan keuangan setiap
perusahaan di industri sektor makanan dan minuman Langkah-langkah pengujian hipotesis : (J.
yang terpilih sebagai sampel berupa Neraca (Balance Supranto)
Sheet) dan Laporan Laba/Rugi (Income Statement). a. Ho : = 0 (Tidak ada perbedaan indikator rasio
Laporan tersebut diperoleh dari Indonesian Capital perputaran piutang pada saat up stream dan
Market Directory. down stream).
Ha : 0 (Ada perbedaan indikator rasio
profitabilitas, rasio perputaran modal, rasio marjin
laba, rasio antara aktiva dengan modal sendiri, rasio
JCA Ekonomi Volume 1 Nomor 1 Januari - Juni 2020 341
JCA Ekonomi
Volume 1 Nomor 1 Januari - Juni 2020

pertumbuhan, rasio likuiditas, rasio leverage dan rasio profitabilitas, rasio antara aktiva dengan modal sendiri,
arus kas pada saat up stream dan down stream). rasio pertumbuhan, rasio margin laba dan rasio arus
b. Kesimpulan kas.
− Jika nilai sig > 0,05, maka Ho diterima
(tidak signifikan) Tabel 3
− Jika nilai sig < 0,05, maka Ho ditolak Perkembangan Kondisi di Pasar Modal Tahun 2004
(signifikan) – 2011

Hasil dan Pembahasan


Indikator siklus bisnis pada kondisi Up
stream dan down stream
Indikator up stream berasal dari data laporan
keuangan perusahaan makanan dan minuman
sebanyak 8 perusahaan tahun 2009 – 2011. Sedangkan
indikator data down stream berasal dari data laporan
keuangan perusahaan makanan dan minuman
sebanyak 8 perusahaan dari tahun 2004 sampai
Sumber : Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia
dengan 2008.
(SEKI), Bank Indonesia
Up stream dan down stream merupakan
suatu keadaan perekonomian secara umum
Biasanya untuk menentukan satu range
mengenai suku bunga, Indeks Harga Saham Makanan
individual menjadi satu range indikator dilakukan
dan Minuman, serta nilai tukar rupiah terhadap dolar.
dengan memberi skala kemudian dirata-ratakan.
Perubahan up stream dan down stream akan
Sehingga dengan merata-rata IHS Sektor makanan
mempengaruhi keputusan perusahaan baik keputusan
dan minuman dari tahun 2004-2011 diperoleh cut
investasi, keputusan pendanaan dan keputusan
of point sebesar 30 (229.79 / 8). Berdasarkan cut of
dividen. Perubahan ini akan tampak pada indikator
point tersebut, kondisi up stream dan kondisi down
rasio keuangan emiten yang meliputi: rasio likuiditas,
stream dapat ditentukan dengan cara berikut ini :
rasio leverage, rasio aktivitas, rasio profitabilitas,
a. Jika kondisi dikatakan Up Stream apabila
rasio antara aktiva dengan modal sendiri, rasio
nilai Indek Harga Saham Makanan dan
pertumbuhan, rasio marjin laba dan rasio arus kas.
minuman > 30.
Pada penelitian ini penulis menggunakan data laporan
b. Jika kondisi dikatakan Down Stream apabila
keuangan perusahaan makanan dan minuman
nilai Indek Harga Saham Makanan dan
sebanyak 8 perusahaan dari tahun 2004-2011 yang
minuman < 30.
terdaftar di BEI.
Pengelompokan Indikator Rasio Keuangan
Pengukur pada saat up stream dan down
saat upstream dan downstream
stream
Hasil Analisis dari 8 perusahaan industri
Pengukur up stream dalam penelitian ini
makanan dan minuman yang terdaftar di BEI yaitu
adalah skala nominal, yang mana dalam pengu-
PT. Akasha Wira International Tbk (ADES), PT.
kurannya menggunakan data - data laporan keuangan
Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA), PT. Indofood
perusahaan. Perusahaan yang mengalami tingkat nilai
Sukses Makmur Tbk (INDF), PT. Mayora Indah Tbk
HIS Makanan dan minuman lebih tinggi dari nilai rata-
(MYOR), PT. Multi Bintang Indonesia Tbk (MLBI),
rata. Pada tahun 2009 nilai HIS Makanan dan
PT. Sekar Laut Tbk (SKLT), PT. Siantar Top Tbk
minuman mengalami kenaikan sebesar 53.114 sampai
(STTP), PT. Ultra Jaya Milk Idustry & Trading
tahun 2011 masih sebesar 35.175, dimana nilai HIS
Company Tbk (ULTJ) adalah sebagai berikut:
makanan dan minuman pada tahun 2009 - 2011 yaitu
diatas nilai rata-rata > 30.
1. Rasio Keuangan Setiap Perusahaan
Pengukur down stream Perusahaan yang
Berdasarkan data perusahaan PT. Angkasa
mengalami tingkat nilai HIS Makanan dan minuman
Wira International Tbk, terdapat dua rasio yang
lebih rendah dari nilai rata-rata. Tahun 2004 nilai HIS
hasilnya signifikan yaitu leverage dan cash flow.
Makanan dan minuman sebesar 15.162 sampai tahun
Serta enam ratio yang hasilya tidak signifikan yaitu
2008 sebesar 22.523, dimana nilai HIS Makanan dan
liquidity, activity, profitability, asset to equity,
minuman pada tahun 2004 - 2008 yaitu di bawah nilai
growth, profit margin.
rata -rata < 30.
Rasio laverage dan arus kas kondisi ini
Selain itu juga dapat dilihat dari nilai rasio
karena pada saat down stream, Perusahaan ADES
rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas, rasio

JCA Ekonomi Volume 1 Nomor 1 Januari - Juni 2020 342


JCA Ekonomi
Volume 1 Nomor 1 Januari - Juni 2020

memiliki lost profit atau defisit sehingga pendapatan dipakai dan adanya penilaian kembali pada aktiva
yang masuk digunakan untuk aktivitas pendanaan. yang memiliki nilai rendah, hingga mengalami
Hal tersebut membuat perusahaan ADES menambah defisit dengan menurunya laba karena dalam keadaa
hutang jangka panjang untuk menjaga keseimbangan harga penjualan yang meningkat, hal ini turut
arus kas. mempengaruhi perputaran modal dan pertumbuhan
Enam rasio lainya yang tidak signifikan perusahaan AISA.
karena pada kondisi up streamperusahaan ADES Rasio yang tidak signifikan, laverage,
memiliki aktiva lancer yang stabil sehingga tidak aktiva, margin laba dan arus kas karena pada
mengalami kendala ketika melunasi hutang jangka kondisi up stream, perusahaan AISA mampu
panjang, hal ini juga di dukung oleh penjualan yang menutupi utang dan seiring dengan kondisi pen-
bagus sehingga menjaga total aktiva tetap stabil dan jualan yang membaik dan aktiva yang meningkat
modal sendiri yang bertambah sebagai dampak dari karena melakukan investasi dengan arus kas yang
hutang jangka panjang sehingga menjaga kestabilan masuk, sehingga perputaran arus kas dan aktiva
equity dan pertumbuhan perusahaan ADES. perusahaan AISA di industry makanan dan minuman
bisa terus di tingkatkan.
Tabel 4
Hasil Analisis PT. Angkasa Wira Intenational Tbk. Tabel 4
(ADES) Hasil Analisis PT. Indofood Sukses Makmur Tbk.
(INDF)

Tabel 4 Dari hasil analisa data PT. Indofood Sukses


Hasil Analisis PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. Makmur Tbk, terdapat dua rasio yang signifikan
(AISA) yaitu profit margin ratio dan cash flow ratio. Serta
enam rasio yang tidak signifikan yaitu liquidity,
leverage, activity, profitability, asset to equity dan
growth.
Rasio margin laba dan arus kas pada saat
down stream kondisi margin laba dengan beban
penjualan tertentu akan mengakibatkan beban yang
semakin bertambah dan kenaikan biaya yang lebih
besar daripada penjualan sehingga berdampak pada
menurunnya laba perusahaan. Begitu juga kondisi
cash flow yang disebabkan bertambahnya utang
jangka panjang, pengeluaran obligasi baru, mem-
bayar deviden dan minimnya uang kas untuk
Berdasarkan data perusahaan PT. Tiga Pilar kebutuhan operasi. Perusahaan harus meningkatkan
Sejahtera Food Tbk, terdapat empat rasio yang laba agar mampu membayar kewajiban - kewajiban
hasilnya signifikan yaitu liquidity, profitability, asset yang harus dipenuhi.
to equity dan growth. Serta empat ratio yang hasilya Rasio - rasio likuiditas, leverage, aktivitas,
tidak signifikan yaitu leverage, cash flow, activity, probabilitas, asset dengan modal sendiri dan
dan profit margin. pertumbuhan kondisi ini pada saat up stream,
Rasio yang signifikan likuiditas, profita- perusahaan INDF ini memiliki pengelolahan dana
bilitas, aktiva dengan modal sendiri dan pertum- yang bagus hal itu terlihat dari pengelolahan hutang
buhan karena kondisi pada saat down stream ini baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
disebabkan hutang jangka pendek yang terus Hal ini juga dampak pada aktiva dengan modal
meningkat serta banyaknya aktiva tetap yang tidak sendiri yang stabil dan kemampuan dalam

JCA Ekonomi Volume 1 Nomor 1 Januari - Juni 2020 343


JCA Ekonomi
Volume 1 Nomor 1 Januari - Juni 2020

meningkatkan laba, sehingga pertumbuhaan Dari hasil analisis data PT. Mayora Indah
perusahaan INDF berjalan dengan baik. Tbk, terdapat satu rasio yang signifikan yaitu cash
flow ratio, Serta tujuh rasio yang tidak signifikan
Tabel 5 yaitu pada rasio liquidity, leverage, activity,
Hasil analisis PT. Multi Bintang Indonesia Tbk. profitability, asset to equity, growth and profit
(MLBI) margin.
Hal ini terjadi karena aktivitas pendanaan
PT. Mayora Indah Tbk pada saat down stream yang
membengkak dibandingkan pada saat up stream,
kondisi ini kemudian berdampak pada kesimbangan
arus kas disebabkan bertambahnya utang jangka
panjang karena menurunnya laba sehingga
banyaknya kewajiban yang harus dibayar dan
minimnya kas untuk kebutuhan operasi menjadi
perputaran arus kas tidak efektif.
Rasio - rasio likuiditas, leverage, aktivitas,
Dari hasil analisa data PT. Multi Bintang probabilitas, asset dengan modal sendiri, per-
Indonesia Tbk, ada dua rasio yang signifikan yaitu tumbuhan dan margin laba kondisi ini pada saat up
assets to equity ratio dan cash flow ratio, Serta enam stream, perusahaan PT. Mayora Indah Tbk ini
rasio yang tidak signifikan yaitu rasio liquidity, memiliki pengelolahan dana yang bagus hal itu
leverage, activity, profitability, growth and profit terlihat dari pengelolahan hutang baik dalam jangka
margin. pendek maupun jangka panjang. Hal ini juga
Rasio aktiva dengan modal sendiri dan arus dampak pada aktiva dengan modal sendiri yang
kas kondisi pada saat down stream ini, penggunaan stabil dan kemampuan dalam meningkatkan laba,
kewajiban yang berlebihan menyebabkan beban sehingga pertumbuhaan perusahaan PT. Mayora
kewajiban yang semakin berat atau pada saat yang Indah Tbk berjalan dengan baik.
sama utang perusahaan terus membengkak akibat
perubahaan kurs rupiah terhadap dolar, dan Tabel 6
pengurangan aktiva yang dimiliki oleh PT. Multi Hasil Analisis PT.Sekar Laut Tbk. (SKLT)
Bintang Indonesia Tbk, kondisi ini juga memberi
beban kepada arus kas yang diperoleh dari kegiatan
dan pendanaan operasi sehingga berdampak besar
kepada perputaran arus kas.
Rasio – rasio likuiditas, leverage, aktivitas,
profitabilitas, pertumbuhan dan margin laba kondisi
pada saat up stream ini, kemampuan PT. Multi
Bintang Tbk dalam memenuhi hutang baik dalam
jangka panjang maupun jangka pendek menjadi
efektif, hal ini juga tercermin dari kemampuan
perusahaan dalam menggunakan dana yang tersedia
dari pendapatan yang meningkat dan pertumbuhan
serta kemampuan kinerja yang stabil dan perlahan
berkembang.

Tabel 6
Hasil Analisis PT. Mayora Indah Tbk. (MYOR) Berdasarkan data perusahaan PT. Sekar Laut
Tbk ada dua yang hasilnya signifikan yaitu Growth
ratio, Serta yang tidak signifikan ada tujuh rasio
yaitu rasio liquidity, leverage, activity, profitability,
asset to equity, profit margin and cash flow.
Rasio pertumbuhan pada kondisi down
stream, Hal ini disebabkan banyaknya faktor
penyebab pertumbuhan industri menurun yaitu daya
beli konsumen yang menurun, sehingga perusahaan
meningkatkan laba ditahan karena membutuhkan
dana yang besar untuk pengembangan usaha dalam

JCA Ekonomi Volume 1 Nomor 1 Januari - Juni 2020 344


JCA Ekonomi
Volume 1 Nomor 1 Januari - Juni 2020

jangka panjang dan untuk mendapatkan dana yang Tabel 8


terjangkau dilakukan dengan memperbesar laba Hasil Analisis PT. Ultra Jaya Milk Industry &
ditahan. Trading Company Tbk. (ULTJ)
Tetapi pada kondisi up stream pada tujuh
rasio yang tidak signifikan perusahaan PT. Sekar
Laut Tbk kemampuan dalam mengelolah dana lebih
baik dan bisa melunasi total hutang serta
meningkatkan margin labanya, sehinga perputaran
aktiva lancar dan arus kas bisa lebih baik.

Tabel 7
Hasil Analisis PT. Siantar Top Tbk. (STTP)

Berdasarkan data perusahaan PT. Ultra Jaya


Milk Industri ada satu yang hasilnya signifikan yaitu
activity ratio, Serta tujuh rasio lainya tidak signi-
fikan yaitu rasio liquidity, leverage, profitability,
asset to equity, profit margin, growth and cash flow.
Pada rasio activity ini saat kondisi up stream
lebih tinggi dibandingkan kondisi down stream
karena pada kondisi down stream, dengan penjualan
tertentu menurun yang disebabkan kondisi per-
putaran nilai penjualan bersih sehingga berpengaruh
besar terhadap jumlah aktiva perusahaan dan akan
menanggung beban yang lebih besar sehingga
pengolaan dana perusahaan tidak efektif.
Tetapi Rasio yang tidak signifikan pada
Hasil dari analisa data PT. Siantar Top Tbk, kondisi up stream, PT. Ultra Jaya Milk memikiki
terdapat tiga rasio yang signifikan yaitu rasio kemampuan yang lebih baik dalam menutup hutang,
leverage, assets to equity ratio dan cash flow ratio. pembayaran deviden meningkatkan laba seiring
Serta lima yang tidak signifikan yaitu rasio liquidity, dengan kondisi penjualan yang membaik dan aktiva
activity, profitability, growth and profit margin. yang meningkat karena melakukan investasi dengan
Rasio leverage, asset to equity dan cash arus kas yang masuk, sehingga pertumbuhan PT.
flow saat down stream, karena dalam kondisi ini Ultra Jaya Milk di industry makanan dan minuman
perusahaan STTP cenderung membesar pinjaman bisa di pertahankan dan di tingkatkan.
dikarenakan memiliki lost profit pada tahun tertentu
sehingga income yang masuk digunakan untuk 2. Rasio Keuangan Menggabungkan Seluruh Data
membayar biaya produksi, gaji karyawan, perawatan Perusahaan
dan sebagian besar untuk membayar hutang. Hal ini
menyebabkan kondisi down stream yang mem- Tabel 8
pengaruhi perputaran arus kas dan dampak bagi PT. Hasil Analisis Gabungan Data Perusahaan
Siantar Top Tbk akan semakin memburuk jika
dibiarkan. Maka dari itu PT. Siantar Top Tbk harus
meningkatkan laba agar bisa membayar kewajiban
yang harus dipenuhi.
Tetapi rasio likuiditas, aktiva, profitabilitas,
pertumbuhan dan margin laba yang tidak signifikan
kondisi pada saat up stream, perusahaan PT. Siantar
Top Tbk. mampu menutupi hutang jangka pendek
karena peningkatan pendapatan penjualan, hal ini
membantu kinerja dan pertumbuhan yang akan
membaik untuk PT. Siantar Top Tbk.

JCA Ekonomi Volume 1 Nomor 1 Januari - Juni 2020 345


JCA Ekonomi
Volume 1 Nomor 1 Januari - Juni 2020

Dilihat dari data keseluruhan hasil analisa menun- Tetapi setelah menganalisa dengan meng-
jukan bahwa Rasio Liquidity, Leverage, Activity, gabungkan keseluruhan data perusahaan pada rasio
Profitability, Aset to Equity, Growth, Valuation dan keuangan, Tidak terdapat perbedaan antara Rasio
Cash Flow dengan nilai signifikan > 0.05, maka Ho Keuangan pada kondisi Up Stream dan Down Stream.
ditrima artinya tidak ada perbedaan varian antara Bahwa hal ini menunjukan sektor makanan dan
kelompok Down Stream dan Up Streampada Rasio minuman kebal terhadap krisis ekonomi, industri
Keuangan di delapan perusahaan yang diteliti selama makanan dan minuman juga mempunyai peran besar
2004-2011. Hal ini menunjukan bahwa sektor dalam mempengaruhi roda perekonomian di
makanan dan minuman kebal terhadap krisis Indonesia.
ekonomi, dilihat dari hasil perbandingan data Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis
keseluruhan yang tidak berpengaruh besar, industri mempunyai saran yang ingin disampaikan sebagai
makanan dan minuman yang merupakan kebutuhan berikut:
pokok setiap orang karena barang konsumsi makanan Hendaknya tingkat perbedaan yang ada di
dan minuman merupakan salah satu kebutuhan primer indikator rasio keuangan pada kelompok Down
manusia. Stream dan Up Stream pada perusahaan di industri
makanan dan minuman dapat di gunakan oleh
Kesimpulan manajemen dan investor apabila terjadi penurunan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada indikator rasio keuangan harus segera direspon
yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dengan meningkatkan penjualan dan melakukan
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: perubahan pada strategi marketing.
Indikator Up Stream berasal dari data laporan Rekomendasi untuk pengembangan
keuangan perusahaan makanan dan minuman penelitian ini di masa yang akan datang, perlu
sebanyak delapan perusahaan tahun 2009 – 2011. menguji kembali konsistensi temuan penelitian ini
Sedangkan indikator data Down Stream berasal dari dengan mengembangkan metodologi penelitiannya,
data laporan keuangan perusahaan makanan dan pengembangan variabel, perluasan sampel penelitian,
minuman sebanyak delapan perusahaan dari tahun dan pengukuran variabel dengan menyempurnakan
2004 sampai dengan 2008. Pengukur siklus bisnis keterbatasan penelitian ini.
rasio keuangan terdiri dari liquidity ratio, leverage
ratio, activity ratio, profitability ratio, assets to equity Daftar Pustaka
ratio, growth ratio, profit margin ratio and cash flow A Putra, RM Simanungkalit, (2014). The impact of
ratio. Serta dikatakan kondisi pada saat Up Stream implementation good corporate governance
dan Down Stream dengan menggunakan Cut Of to firm value (Evidence from Indonesia
Point. public banking sector)- Review of
Indikator rasio keuangan (analisis Integrative Business & …, - sibresearch.org
fundamental) memiliki perbedaan pada kondisi up
stream dan down stream. Indikator rasio probabilitas, Abarbanell, J., and B. Bushee, (1997). Fundamental
rasio perputaraan modal sendiri, rasio margin laba, Analysis, Future Earning and Stock Prices,
rasio antara aktiva dengan modal sendiri, rasio Journal of Accounting Research 35, Spring:
pertumbuhan, rasio likuiditas, rasio leverage dan rasio 1 – 24.
arus kas pada kondisi up stream lebih tinggi
dibandingkan pada kondisi down stream. Hal ini Aho, T., (1980). Empirical Classification of
disebabkan pada kondisi down stream dengan jumlah Financial Ratios, Management Science in
penjualan tertentu akan menanggung beban yang Finland Proceedings, ed. C. Carlsson.
lebih besar.
Dalam keadan harga naik perusahaan Barnes, P., (1986). The Statistical Validity of The
cenderung memperbesar pinjaman sehingga membuat Ratio Method in Financial Analysis: An
beban bunga hutang bertambah besar dan pada Empirical Examination: A Comment,
akhirnya menyebabkan laba bersih perusahaan Journal of Business Finance and
industry makanan dan minuman menjadi negatif Accounting 13/4: 627 – 635.
(rugi). Akumulasi kerugian yang dialami perusahaan
menyebabkan erosi permodalan dan pada saat yang Barnes. P., (1982). Methodological Implications of
sama utang perusahaan terus membengkak akibat Non-Normally Distributed Financial
perubahan kurs rupiah terhadap dolar, dan banyak Ratios, Journal of Business Finance and
aktiva tetap yang tidak produktif sehingga dijual atau Accounting, Vol. 9. No. 1, 1982.
adanya penilaian kembali aktiva dengan nilai rendah.

JCA Ekonomi Volume 1 Nomor 1 Januari - Juni 2020 346


JCA Ekonomi
Volume 1 Nomor 1 Januari - Juni 2020

Bayldon, R.; Woods, A., and Zafiris, N., (1984). A Ezzamel, M.; Brodie, J., and C. Mar-Molinero,
Note On The Pyramid Technique of (1987). Financial Patterns of UK
Financial Ratio Analysis of Firms Manufacturing Companies, Journal of
Performance, Journal of Business Finance Business Finance and Accounting 14/4: 519
and Accounting 11/1: 99 – 106. – 536.

Bernstein, L., (1989). Financial Statement Fama, E. & K.R. French, (1988). Business Cycles
Analysis: Theory, Application and and The Behavior of Metal Prices, Journal
Interpretation, 4th ed. Richard D. Irwin. of Finance 43: 1075-1093.
Homewood, Ilinois.
FASB. (1978). Objective of Financial Reporting by
Brealey, R., and Myers, Stewart C., (1988). Business Enterprices, Statement of
Principles of Coorporate Finance, 3 th ed. Financial Accounting Concepts No.1.
McGraw-Hill. New York.
Foster, George, (1986). Financial Statement
Bringham, Eugene F. and Louis C. Gapenski., Analysis. Second Edition. Prentice Hall
(1993). Financial Management: Theory International. Englewood Cliffs, New
and Practice, The Dryden Press, USA. Jersey.

Chen, K.H., and Shimerda, T.A., (1981). An Gaspersz, Vincent., (1990). Analisis Kuantitatif
Empirical Analysis of Useful Financial untuk Perencanaan, Penerbit Tarsito.
Ratios, Financial Management, Spring: 51 Bandung.
– 60.
Gibson, Charles H., (1990). Financial Statement
Chen, N.F., Roll, R., and Ross, S.A., (1986). Analysis, Using Financial Accounting
Economic Forces and The Stock, Journal of Information. Fourth Edition. Pws – Kent
Finance 59: 383-403. Publishing Company. Boston.

Courtis, J.K., (1987). Modeling A Financial Ratio, Gombala, Michael J. and Edward Ketz, (1983). A
Catagoris Frame Work, Journal of Business Note on Cash Flow and Classification
Finance and Accounting, Winter: 20 1–224. Pattern of Financial Ratio. The Accounting
Review, January: 105 – 114.
Cowen, S.S., and Hoffer, J.A., (1982). Usefulness
of Financial Ratios in A Single Industry, Gooding, A. E. and T.P. O’Malley, (1977). Market
Journal of Business Research 10/1: 103 – Phase and The Stationarity of Beta, Journal
118. of Financial and Quantitative Analysis 12,
December: 833-857.
David S.H. NG., (2003). Financial Management
Strategy. Pelanduk Publications (M) Sdn Green, G.R., and Beckman, M.A. (1993). Business
Bhd. Malaysia. Cycle Indicators: Upcoming Revisions of
Composite Leading Indicators, Survey of
Dewi, Ike Janita, (2004). Aksi Teori Dalam Praktik Current Business, 73: 44 – 51.
Man ajemen Keuangan. Penerbit Amara
Books. Yogyakarta. Gujarati, Damodar, (1982). Basic Econometric, 2th
ed. McGraw Hill. New York.
Diebold, Francis X and Rudebusch, Glenn D,
(2001). Five Question about Business Hisjam, Ridwan, (2005). Kemitraan Pembangunan
Cycle, Economic Review – Federal Reserve Perumahan, Jawa Pos, 14 Mei 2005. h. 4.
Bank of San Fransisco.
Holthausen, R.W. and D.F. Larcker, (1992). The
E Bertuah, (2015), Implikasi Struktur Kepemilikan Prediction of Stock Return Using Financial
terhadap Nilai Perusahaan melalui Statement Information, Journal of
Keputusan Keuangan- Jurnal Ekonomi Accounting and Economic 15: 374 – 411.
Universitas Esa Unggul.

JCA Ekonomi Volume 1 Nomor 1 Januari - Juni 2020 347


JCA Ekonomi
Volume 1 Nomor 1 Januari - Juni 2020

Horrigan, James O., (1968). A Short History of Krugman, Paul. (2001). The Return of Depression
Financial Ratio Analysis, Journal of Economics, 2000. W.W. Norton &
Accounting Review, Vol. 43, No.2, April: 48 Company, Inc. Kusnedi (penterjemah).
– 60. 2001. Kembalinya Depresi Ekonomi.
Penerbit ITB. Bandung.
Joehnk, M, and J.W. Petty, (1980). Interest
Sensitivity of Common Stock Price, Laitinen, Erki K., (1991). Financial Ratio and
Journal of Portfolio Management 6:19 – Diferent Failure Processes, Journal of
25. Business Finance and Accounting, Vol. 18,
No. 5, September: 158–187.
Johnson, M., (1992). Business Cycles and The
Relation Between Security Returns and Laurent, C.R., (1979). Improving the Eficiency and
Earnings. Working paper, Ann Arbor, MI: Efectiveness of Financial Ratio Analysis,
University of Michigan. Journal of Business Finance, Vol. 5, No. 3:
355–371.
Johnson, W.B., (1979). The Cross-sectional Stability
of Financial Ratio Patterns, Journal of Lev B., and S.R. Thiagarajan, (1993). Fundamental
Financial and Quantitative Analysis 14/5: Information Analysis, Journal of
1035 – 1048. Accounting Research 31: 190-215.

Johnson, WB. (1978). The Cross Sectional Stability Machfoedz, Mas’ud, (1994). The Usefulness of
of Financial Ratio Patterns, Journal of Financial Ratios in Indonesia, Jurnal
Business Finance and Accounting 5/2: 207- KELOLA, September: 94 – 110.
2 14.
Martikainen T., and Ankelo, T., (1991). On The
Jumono, S., Fachruddin AA, M., Matari FM, C. Instability of Financial Patterns of Failed
(2017), Profit Structure of Indonesian Firms and The Predictability of Corporate
Banking Industry (An Empirical Study Failure, Economics Letters 35/2: 209 –
Based on Du Pont Model), Journal of 214.
Emerging Issues in Economics, Finance,
and Banking 5 (2), 1947-1968. Martikainen T.; Puhalainen, K., and Yli-Olli, P.,
(1994). On The Industry Efects On The
Jurnal Ekonomi Manajemen, Fakultas Ekonomi Classification Patterns of Financial Ratios,
Universitas Kristen Petra Scandinavian Journal of Management 10/1:
http://www.petra.ac.id- 59 – 68.
puslit/journals/dir.php?DepartmentD=MAN
MFA Adhikara, (2010). Revisi Keyakinan atas
Jurnal Pasar Modal Indonesia, (1998). PT. Plaza Sinyal Informasi Akuntansi, Jurnal
Indonesia Realty, Jurnal Pasar Modal No. Akuntansi dan Auditing Indonesia 14 (2).
08/IX/Agustus 1998: xx – xxiii.
Mohanram, Partha S., (2003). Is Fundamental
Jurnal Pasar Modal Indonesia. (1997). Tantangan Analysis Efective for Growth Stocks?,Stern
Bisnis Sektor Properti: Aliran kredit School of Business, New York University,
Dibatasi, Pembangunan RS/RSS March: 1 – 32.
Diutamakan, Jurnal Pasar Modal No.
07/VIII/Juli 1997: 63-70. Moore, G., (1983). Business Cycles, Inflation, and
Forecasting. 2nd ed. Ballinger Publishing
Kane, Gregory D, (1997). The Impact of Recession Co. Cambridge.
on The Value-Relevance of Accounting
Ratios, The Mid-Atlantic Journal of Morley, M.F., (1984). Ratio Analysis, The Institute
Business, December: 203 – 215. of Chartered Accountants of Scotland.

Krueger, T.M. and K.H. Johnson, (1990). Anomaly Nissim, D. and S. Penman, (2001). Rasio Analysis
Sensitivity to Business Condition, Akron and Equity Valuation: From Reseacrh to
Business and Economic Review, Spring: Practice, Review of Accounting Studies
27-37. (6): 109 – 154.

JCA Ekonomi Volume 1 Nomor 1 Januari - Juni 2020 348


JCA Ekonomi
Volume 1 Nomor 1 Januari - Juni 2020

Osborn, Denise R., and Sensier, Marianne, (2002). Singarimbun, Masri, dan Effendi, Sofian (Editor).,
The Prediction of Business Cycle Phases: (1995). Metode Penelitian Survey. LP3ES.
Financial Variabel And International Jakarta.
Linkages, National Institute Economic
Review No. 182, October: 96 – 105. Tamari, M., (1978). Financial Ratios: Analysis and
Prediction. Paul Elek Ltd. London.
Osborn, Denise R; Sensier M., and Simpson, P.W.,
(2001). Forecasting and The UK Business Tippert. M, (1990). An Induced Theory of Financial
Cycle, Chapter 7 in Hendry, D.F. and Ratios, Accounting and Business Research,
Ericsson, N.R. (eds), Understanding Vol 21, N0. 81.
Economic Forecasts. Massachusetts, MIT
Press. Cambridge. Vernon Kam. (1986). Accounting Theory. New
York: John Wiley & Son.
Ou., J. and S. Penman., (1989). Accounting
Measures, Price Earning Ratio and The Weston, J.F. and Bringham, EF., (1972).
Information Content of Security Prices, Managerial Finance. 4th edition. Holt,
Journal of Accounting Research 27, Rinehart and Winston. New York.
Supplement: 111 – 143.
White, G.I., Sondhi, A.C., and Fried D., (1994).
Pinches, G.E.; Mingo, K.A., and Caruthers, J.K., The Analysis and Use of Financial
(1973). The Stability of Financial Patterns Statements. John Wiley & Sons, Inc. New
in Industrial Organizations, Journal of York.
Finance, May: 389 – 396.
Wiggins, James. B., (1992). Betas in Up and Down
Rees, B., (1995). Financial Analysis. Prentice Hall. Markets, The Financial Review Vol.27,
No.1, February: 107-123.
Reilly, Frank K., (1989). Investment Analysis and
Portfolio Management. 3th edition. The Yli-Olli, P., and Virtanen, I., (1989).On The Long-
Dryden Press. New York, USA. term Stability and Cross-country invariance
of Financial Ratio Patterns, European
S Handayani, Yosevin, (2014), Companies Journal of Operational Research 39/1: 40 –
Environmental Commitment and 53.
Competitiveness. Prosiding ICEBESS 1
(Dept of Management of UNDIP), 100

Salmi, Timo and Martikainen, Teppo, (1994). A


Review of the Theoretical and Empirical
Basis of Financial Ratio Analysis, The
Finnish Journal of Business Economic,
April.

Sanda, Abun, (2004). Menanti Gebrakan Peme-


rintah Baru, Kompas, 14 Oktober 2004.

Santoso, Budi, (2000). Realestat Sebuah Konsep


Ilmu Dan Problema Pengem bang
Indonesia. CAUS – School of Real Estate.
Jakarta.

Schwert, W., (1990). Indexes of United States


Stock Prices From 1802 to 1987, Journal of
Business 63: 399 – 426.

Simanungkalit, Panangian, (2004). Bisnis Properti


Menuju Crash Lagi? Pusat Studi Properti.
Jakarta.

JCA Ekonomi Volume 1 Nomor 1 Januari - Juni 2020 349

Anda mungkin juga menyukai