Anda di halaman 1dari 4

Nama : Brenda Rianita Hapsari

NIM : 12030119130222
Kelas : B – Pasar Modal dan Pasar Uang

Lembar Jawab Tugas Individu

1. Analisis yang memprediksi tentang perekonomian Indonesia dalam waktu 5 tahun


mendatang.

Jawaban:
Berdasarkan Analisa saya perekonomian Indonesia dalam waktu 5 tahun ke depan
dapat dikatakan positif membaik dikarenakan pertumbuhan GDP yang terus
meningkat ,kurs Rupiah yang relatf stabil, serta inflasi yang relative rendah.
Dilihat dari data Badan Pusat Statistik mengumumkan bahwa GDP Indonesia
triwulan II-2022221 mengalami peningkatan sebesar 7,07% yoy. Secara kumulatif
pertumbuhan ekonomi Indonesia semester I-2021 dibandingkan semester I-2020
mencatatkan pertumbuhan sebesar 3,10% . Kinerja tersebut melanjutkan perbaikan
yang telah terjadi hingga triwulan I 2021 dan merupakan pertumbuhan tertinggi sejak
triwulan IV 2004 (7,16%, yoy). Dengan adanya kondisi Pandemi sekalipun,
Pemerintah juga dapat cepat tanggap dalam memberikan kebijakan untuk pemulihan
ekonomi yaitu dengan Startegi Kebijaka Pemulihan Ekonomi Nasional ( PEN ).
Dan mengenai stabilitas mata uang Rupiah, berdasarkan Survei Pemantauan Harga
pada minggu II September 2021, perkembangan harga pada September 2021 tetap
relatif terkendali dan diperkirakan inflasi sebesar 0,01% (mtm). Dengan
perkembangan tersebut, perkiraan inflasi September 2021 secara tahun kalender
sebesar 0,85% (ytd), dan secara tahunan sebesar 1,65% (yoy). Nilai kurs rupiahnya
ditutup pada leel ( bid ) Rp 14.250 per dollar AS. Berdasarkan Survei Pemantauan
Harga pada minggu II Desember 2020, perkembangan harga pada bulan Desember
2020 diperkirakan inflasi sebesar 0,30% (mtm). Dengan perkembangan tersebut,
perkiraan inflasi tahun 2020 sebesar 1,54%. Nilai Rupiah ditutup pada level ( bid ) Rp
14.090 per dollar AS. Hal tersebut dapat dikatakan bawhwa invlasi berada pada level
yang rendah dan terkendali.

2. Klasifikasi industri yang digunakan oleh investor untuk pasar modal di Indonesia.

Jawaban:
Bursa Efek Indonesia resmi menerapkan klasifikasi sektor industri baru IDX
Industrial Classification (IDX-IC) untuk memperbarui dari klasifikasi yang
sebelumnya Jakarta Stock Industrial Classification (JASICA). Prinsip klasifikasi yang
digunakan dalam IDX-IC berdasarkan eksposur pasar, berbeda dari JASICA yang
menggunakan aktivitas ekonomi. Selain itu, struktur klasifikasi IDX-IC dirancang
memiliki 4 tingkat klasifikasi, yaitu: sektor, sub-sektor, industri, dan sub-industri.
Dengan struktur klasifikasi yang lebih dalam, maka IDX-IC dapat mengelompokkan
jenis perusahaan tercatat yang lebih homogen. Jika sebelumnya di klasifikasi JASICA
terdapat 9 sektor dengan 56 sub sektor turunannya, maka di sistem pengelompokkan
yang baru, sektornya bertambah menjadi 12 sektor dengan 35 sub sektor, 69 industri,
dan 130 sub industri, sehingga cakupannya lebih luas. Dengan demikian semua
perusahaan terklasifikasi secara spesifik.

Terdapat 12 sektor yang baru tersebut sebagai berikut:


- Sektor Energi,
- Sektor Barang Baku,
- Sektor Perindustrian,
- Sektor Konsumen Primer,
- Sektor Konsumen Non-Primer,
- Sektor Kesehatan,
- Sektor Keuangan,
- Sektor Properti dan Real Estat,
- Sektor Teknologi,
- Sektor Infrastruktur,
- Sektor Transportasi dan Logistik,
- Sektor Produk Investasi Tercatat.
Tujuan penerapan klasifikasi yang baru ini antara lain untuk menjawab kebutuhan
perkembangan sektor-sektor perekonomian dan jenis perusahaan tercatat baru. Tak
hanya itu, BEI juga menyelaraskan klasifikasi yang common practice digunakan di
bursa saham lainnya.

3. Analisis industri (industry bebas) dengan menggunakan konsep Porter, dalam 5 -10
tahun mendatang.

Jawaban

Konsep Porter dianggap sebagai kerangka utama perencanaan strategis untuk bisnis.
Konsep Porter terdiri dari 5 aspek yaitu:
- The threat of new entrants
Hellriegel mengatakan bahwa potensi dan perusahaan yang baru-baru ini
memasuki pasardan industri untuk berbagi keuntungan yang dinikmati oleh
perusahaan yang sudah ada di pasaryang sama berkontribusi terhadap ancaman
pendatang baru untuk industri apa pun. Ancaman pendatang baru tergantung
pada hambatan industry itu untuk masuk.
- The threat of new subtitutes
Ancaman pengganti meningkat di mana pelanggan perusahaan bersedia
mengganti produktradisional dengan yang baru, di mana produk / layanan baru
menawarkan manfaat yang relatiflebih banyak daripada tradisional dan di mana
ada biaya pengalihan yang rendah.
- Rivalry among existing firms
Persaingan industry mengintensifkan kapan pasar terdiri dari banyak
perusahaan pesaing yang hampir seimbang.
- The bargaining power of buyers
Melalui daya tawar mereka pembeli dapat memaksa pesaing untuk menurunkan
hargamereka atau memaksa kualitas yang lebih tinggi atau layanan yang lebih
baik.
- The bargaining power of suppliers
Pemasok dapat menggunakan kekuatan tawar mereka atas peserta dengan
mengancam untukmenaikkan harga atau mengurangi kualitas. Kelompok
pemasok sangat kuat jika mereka lebihterkonsentrasi daripada industri penjual,
atau jika kelompok pelanggan tidak penting bagipemasok, jika produk
adalah masukan penting untuk bisnis pembeli, atau mereka
telahmembangun biaya pengalihan, atau kelompok pemasok menimbulkan
ancaman integrasi kedepan

Analisis Sektor Perindustrian dengan menggunakan pendekatan konsep Porter


- The threat of new entrants
Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia, 98 % dari
penjualan otomotif dikuasai oleh lima brand Jepang yang sudah terkenal di
indutri otomotif di Indonesia. Sulit bagi pendatang baru untuk masuk dalam
industry otomotif karena industry otomotif berfokus pada loyalitas merek
sehingga butuh reputasi yang kuat bagi pendatang baru untuk menjadi kompetitif.
Hal tersebut membuat ancaman pendatang baru di industry ini sangat rendah.
- The threat of new subtitutes
Tidak terdapat pengganitan yang signifikan untuk kendaraan bermotor kecuali
melalu transportasi skala besar seperti kereta api. Evolusi penggantian pun terjadi
di saat adanya produksi mobil. Tetapi dengan adanya mobil pun, orang-orang
tetap bergantung pada kendaraan bermotor Di Indonesia transportasi umum pun
tidak mempengaruhi secara signifikan penjualan kendaraan bermotor dikarenakan
masyarakat lebih memilih untuk menggunakan transportasi pribadi salah satunya
motor.
- Rivalrty among existing firms
Persaingan industry otomotif di Indonesia sangatlah ketat dikarenakan 98%
penjualan otomotif di Indonesia dikuasai oleh Brand Jepang ( pada tahun 2016)
sehingga beberapa industry perlu melakukan terobosan yang berbeda dengan
kualitas tinggi namun biaya rendah untuk dapat ikut bersaing di industry otomotif
yang telah ada.
- The bargaining power of buyers
Berdasarkan data yang ada di GAIKINDO, tiga Brand besar menguasai 62%
pasar ( Toyota, Daihatsu, Honda ) dari adanya 47 brand otomotif.. Mengenai hal
itu, Pembeli merupakan pemegang kendali yang besar terhadap daya tawar
barang, tergantung dari jenis mobil yang dicari. Persaingan seperti ini dapat
menimbulkan sesitifitas pembeli terhadap harga dan kualitas produk yang
ditawarkan.
- The bargaining power of suppliers
Industri otomotif di Indonesia sebagaian besar berfokus pada perakitan
manufakur karena adanya regulasi pembatasan dalam mengimpor mobil built-in
lengkap dan hal tersebut mencerminkan bahwa Indonesia terlibat dalam insutri
otomotif sebagai pemasok tetapi bukan pembuat produk. Tawar menawar
kekuatas pemasok relatif lemah di industry otomotif karena jenis pasokan bahan
produksi relatif terhadap jenis produk dan kualitas yang ditawarkan kepada
pembeli.

4. Industry yang menurut saya akan berkinerja pasar yang baik dalam 5 – 10 tahun
mendatang adalah

Jawaban
- Industri Teknologi
- Industri Properti dan Real Estate
- Industi Konsumen Primer
- Industri Infrastruktur
- Industri Transportasi dan Logistik

Anda mungkin juga menyukai