Anda di halaman 1dari 7

MANUSKRIP INFORMATIKA KEPERAWATAN

“Penerapan Teknologi Robot Perawat Yang Ditinjau Dari Aspek


Legal Etik : Literatur Review”

Oleh:
KELOMPOK KMB-1

PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2020
PENERAPAN TEKNOLOGI ROBOT PERAWAT YANG DITINJAU DARI ASPEK
LEGAL ETIK : LITERATUR REVIEW

ABSTRAK
Pendahuluan: Praktik keperawatan yang dilakukan memanfaatkan teknologi robot tentunya akan
dipertanyakan legalitasnya. Sekarang masalah hukum dan etika yang terkait dengan teknologi
perawatan muncul dari hari ke hari. Menimbang penggunaan teknologi robot yang masih menjadi
kontroversi maka tujuan dari literatur review ini adalah untuk menilai penerapan teknologi robot
perawat yang ditinjau dari aspek legal etik. Metode: Literature review dimulai dengan
mengidentifikasi artikel penelitian pada database yaitu Pubmed dan ProQuest tahun 2015–2020.
Artikel ini membahas penerapan teknologi robot perawat yang ditinjau dari aspek legal etik. Artikel
diseleksi menggunakan PRISMA, dan berdasarkan kriteria inklusi dan ekslusi yang ditetapkan. Hasil:
Terdapat 367 artikel yang teridentifikasi dari database searching, 233 dari ProQuest dan 134 artikel
dari PubMed. Sebanyak 25 artikel ditinjau berdasarkan fulltext review dan 20 artikel tidak memenuhi
syarat kriteria inklusi dan eksklusi sehingga artikel yang dianalisis dalam literature review ini
berjumlah 5 artikel. Kesimpulan: Teknologi robot saat ini berpotensi menciptakan lingkungan kerja
yang jauh lebih baik bagi perawat dengan mengembangkan kualitas aktivitasnya, keamanan dan
perawatan sehingga dapat meningkatkan kepuasan. Namun tetap mempertimbangkan aspek legal etik
dalam penggunaan teknologi informasi keperawatan.

KATA KUNCI
legal ethics, robotic nurse, informatics dan nursing technology

PENDAHULUAN
Sistem informasi keperawatan merupakan suatu pengelola informasi diseluruh tingkat secara
sistematis dalam menyelenggara pelayanan kepada masyarakat.Teknologi informasi penting dalam
mengelola transaksi, proses informasi dan menyebarkan pengetahuan serta membantu dalam
pengambilan keputusan yang cepat dan tepat. Ketika digunakan dengan tepat informatika keperawatan
akan banyak memberikan manfaat untuk meningkatkan pelayanan kepada pasien dan membuat
pelayanan keperawatan lebih bermakna. Teknologi yang digunakan dapat mengurangi kerja dengan
kertas dan meningkatkan komunikasi serta menghemat waktu perawat. Sistem informasi juga
meningkatkan keamanan dan keselamatan pasien. Informatika dapat mencegah eror dengan
melaksanakan fungsi pengambilan keputusan dan mencegah fungsi yang tidak tepat. Sistem
informatika juga dapat membantu mengolah data yang komplek dan menganalisa dengan cepat data
yang ada dalam pelayanan keperawatan (Sudaryanto & Irdawati, 2017; Chu, 2019).
Seiring berkembangnya zaman, terkhusus di era 4.0 ini, beriringan dengan semakin mudahnya
akses terkait teknologi informasi, dimanfaatkan dalam lingkup kesehatan untuk membantu
menjawab segala permasalahan kesehatan yang ada. Hal tersebut juga dipandang sebagai suatu
peluang untuk meningkatkan kualitas asuhan keperawatan dan meningkatkan jangkauan
pelayanan keperawatan sehingga dampaknya akan meningkatkan kepuasan baik bagi pasien, rumah
sakit maupun sesama perawat. Hal tersebut tentunya juga akan memudahkan perawat dalam pendataan
pasien karena sudah mengacu pada teknologi internet berbasis data sehingga peluang terjadinya miss
data akan berkurang. Perawat akan sangat terbantu berkat adanya teknologi karena perawat merupakan
pekerjaan yang memerlukan banyak ketelitian karena berhubungan dengan nyawa pasien sehingga
kesalahan kecil harus diminimalisir (Samadbeik, 2017; Chu, 2019).
Banyak teknologi yang diciptakan saat ini untuk menunjang ilmu keperawatan. Salah satunya
adalah pengembangan tenaga robot keperawatan di dunia kesehatan. Robot perawat adalah sebuah
mesin yang digunakan untuk mendukung dan membantu perawatan dalam melakukan asuhan
keperawatan. Teknologi robot banyak digunakan memaksimalkan tidakan keperawatan dalam dunia
kesehatan. Memanfaatkan tenaga robot perawat untuk meningkatkan atau mendukung efisiensi dalam
asuhan memiliki potensi untuk meningkatkan kepuasan bagi pasien. Peran robot perawat telah
berkembang pesat pada zaman modern saat ini. Robot perawat mampu membangun gambaran yang
komprehensif tentang bagaimana, mengapa, dan kapan tindakan keperawatan harus dilakukan.
Selanjutnya, perawat mengkonfigurasi penggunaan peralatan, instrumen, dan persediaan yang optimal
sehingga memungkinkan robot perawat dapat membantun perawata dalam melakukan asuhan
(Raheem, 2017; Frazier, 2019). Namun walaupun banyak manfaat, dalam penerapannya penggunaan
teknologi robot perawat masih menjadi kontroversi terkait aspek legalitasnya.
Praktik keperawatan yang dilakukan memanfaatkan teknologi khususnya robot perawat tentunya
akan dipertanyakan legalitasnya. Sekarang masalah hukum dan etika yang terkait dengan teknologi
perawatan muncul dari hari ke hari. Hal tersebut dikaitkan dengan kemampuan perawat dalam
memanfaatkan teknologi robot rumit yang sewakti-waktu dapat terjadi sistem error sehingga dapat
merugikan atau bahkan membahayakan pasien. Penggunaan teknologi robot juga dapat beresiko
bocornya data ke publik karena semua data sudah dimasukan kedalam sistem robot sehingga aspek
legal etiknya masih dipertanyakan (Subedi et al, 2018; Syam & Dahlan, 2019).
Menimbang penggunaan teknologi keperawatan berupa robot perawat yang masih menjadi
kontroversi maka tujuan dari literatur review ini adalah untuk menilai penerapan teknologi robot
perawat yang ditinjau dari aspek legal etik

METODE
Protokol dan Registrasi
Studi ini merupakan literatur review dimana studi digunakan untuk melakukan ringkasan terkait
apa pun dari literatur, dan peneliti berupaya mensurvei literatur dan menggambarkan karakteristiknya
sesuai dengan tujuan artikel. Studi yang dirangkum dapat berupa artikel penelitian, tinjauan pustaka
dan karya tulis ilmiah yang terkait.

Strategi Pencarian Literatur


Pencarian literatur menggunakan database dan dipilih artikel sesuai dengan tujuan dan kriteria.
Artikel yang dipilih merupakan artikel yang bereputasi, minimal 5 tahun terakhir. Literatur ditinjau
untuk mendapatkan kesesuaian dengan tujuan dari artikel penelitian yaitu memahami aspek legal etik
teknologi robot perawat. Pencarian menggunakan database Pubmed, dan ProQuest, menggunakan kata
kunci legal ethics, robotic nurse, nursing informatics, nursing technology. Metode pencarian dengan
boolean AND, OR dan NOT untuk mendapatkan artikel terkait yang sesuai dengan tujuan dari literatur
review.

Kriteria Inklusi dan Eksklusi


Kriteria inklusi dalam literatur review ini meliputi artikel yang membahas teknologi informasi
terkait, robot, membahas aspek legal etik penggunaan robot, merupakan artikel ilmiah dan tahun
publish 2015 atau setelahnya, artikel yang bereputasi. Sedangkan kriteria eksklusi yaitu artikel yang
tidak membahas aspek legal etik robot, bukan artikel ilmiah dan tahun publish di bawah tahun 2015
artikel yang tidak bereputasi.

Seleksi Studi
Berdasarkan hasil pencarian literature melalui publikasi di dua database dan menggunakan kata
kunci, peneliti mendapatkan 367 artikel yang sesuai dengan kata kunci. Kemudian artikel diperiksa
duplikasi, ditemukan 67 artikel yang sama sehingga dikeluarkan dan tersisa 300 artikel. Peneliti
kemudian melakukan skrining berdasarkan judul dan ditemukan 265 artikel yang tidak sesuai Tersisa
135 artikel. 135 artikel diskrining berdasarkan abstrak didapat 111 artikel yang sesuai dengan kriteria.
Assessment kelayakan terhadap 24 artikel berdasarkan naskah secara keseluruhan dan kesesuaian
dengan kriteria kelayakan didapatkan sebanyak 5 artikel yang bisa dipergunakan dalam literatur
review. Hasil seleksi artikel studi dapat digambarkan dalam Diagram Flow menggunakan proses
seleksi PRISMA pada gambar.1
Gambar 1. Diagram Flow dari literatur review, menggunakan proses seleksi PRISMA

HASIL DAN DISKUSI


Dasar Kebijakan Hukum dalam Pemanfaatan Teknologi Sistem Informasi dalam Keperawatan
Mengenai kepastian hukum, Villaronga (2018) mengungkapkan tentang perlunya menyelaraskan
definisi teknologi, dampak, risiko dan masalah hukum terkait penggunaan teknologi misalnya tenaga
mesin seperti robot di layanan kesehatan. Secara khusus, bahwa penting untuk menggabungkan
pengetahuan tentang hukum ketika menerapkan robot perawat yang ada di rumah sakit atau pada panti
jompo. Perlu diperhatikan juga dalam penggunaan robot perlu mengetahui terkait kebiasaan dan
budaya pada daerah rumah sakit dimana robot perawat ditempatkan. Karena budaya itu sendiri sangat
berkaitan dengan norma-norma yang ada di masyarakat sehingga penggunaan robot tetap harus
menyesuaikan dengan budaya yang ada sehingga tidak bertentangan dengan norma atau kebiasaan dari
masyarakat. Pemrograman robot perawat harus benar-benar memperhatikan dimana dan siapa yang
akan diberikan tindakan asuhan karena berkaitan dengan moral dan etika di masyarakat.

Aspek Etik dalam Pemanfaatan Teknologi Sistem Informasi Berupa Robot Perawat
Ketika mengembangkan teknologi keperawatan khususnya berupa robot perawat, aspek etik dan
hukum juga harus diperhitungkan sejak awal untuk memenuhi kebutuhan pasien dan staf perawat
seperti kesalahan penggunaan obat atau kesalahan pada sistem robot yang dapat merugikan pasien. Hal
lain juga dipertimbangkan terkait robot tidak akan mengumpulkan data pribadi pasien untuk bagikan
kepada publik, maka dari itu data pasien harus dilindungi. Selain itu, robot tidak boleh diizinkan
melumpuhkan atau melukai pasien. Perawat juga harus memberikan pengawasan terkait sistem
penggunaan robot. Karena memang tujuan diciptakan robot perawat adalah untuk membantu perawat
dalam memaksimalkan asuhan keperawatan (Leenes, 2017).
Kegunaan mempelajari serta menerapkan etika keperawatan yaitu untuk perkembangan teknologi
dalam bidang medis dan reproduksi, perkembangan tentang hak-hak klien, perubahan sosial dan
hukum, serta perhatian terhadap alokasi sumber pelayanan kesehatan yang terbatas tentunya akan
memerlukan pertimbangan pertimbangan etis. Ditinjau dari prinsip moral etik yaitu beneficience
(berbuat baik) yang dikemukakan oleh Utami (2016), fungsi robot perawat adalah untuk membantu
klien dan perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang optimal. Hal ini menjadikan robot
sebagai alat bantu perawat untuk memberikan kepuasan kepada klien. Sema seperti alat kesehatan
lainnya, robot juga tetap dikendalikan oleh tenaga kesehatan yang ahli. Ini tentunya tidak melanggar
prinsip moral etik beneficience yang mana robot akan memberikan dampak positif kepada klien.
Ditinjau dari prinsip moral etik non maleficence (tidak membahayakan), penggunaan robot
perawat juga tentunya beresiko mengalami system error. System error yaitu terjadinya gangguan pada
sistem yang mengatur perilaku robot mengakibatkan robot menjadi liar. Hal ini tentunya akan
melanggar prinsip moral etik non maleficence dimana robot yang hilang kendali akan membahayakan
manusia dan dapat melukai tenaga kesehatan lain. Penggunaan robot juga tentunya melihat dan
menimbang hal-hal yang mungkin dapat menjadi ancaman terkait system error dikarenakan sistem
yang diterapkan pada robot belum sesuai standar.
Ditinjau dari prinsip moral etik autonomy (otonomi) dimana pada prinsip ini klien menentukan
atau memilih sendiri tindakan yang akan diberikan kepadanya (Utami, 2016). Tentunya dalam
penggunaan robot juga demikian, klien berhak memilih untuk menerima atau menolak tindakan
perawatan yang diberikan oleh robot. Hal ini tentunya tidak melanggar prinsip moral etik autonomy
karena klien dalam konteknya diberikan otonomi untuk tetap memilih dan berkontribusi dalam
perawatan.
Ditinjau dari prinsip moral etik confidentialy (kerahasiaan), dalam pemrograman robot, robot
dapat menyimpan data pribadi pada pasien. Sehingga terkait bocornya data yang ada ke publik
tergantung dari sistem pemrograman dari robot itu sendiri (Leenes, 2017). Jika yang memprogram
robot tersebut dapat meng-keep data pribadi yang ada pada pasien maka akan sulit data tersebut
tersebar maupun diretas oleh pihak luar. Maka dari itu penggunaan robot sendiri tidak melanggar
prinsip moral etik confidentialy kecuali memang data itu sengaca diperlihatkan seperti data itu diminta
pihak kepolisian untuk menegakkan hukum.
Ditinjau dari prinsip moral etik justice (keadilan) dimana pada prinsip ini dalam melakukan
perawatan perawat harus berlaku adil tidak membeda-bedakan ras, agama maupun budaya (Utami,
2016). Dalam penggunaan robot, robot merupakan sebuah alat yang digunakan untuk membantu
manusia. Dalam konteksnya di area rumah sakit tentunya robot tidak akan memandang siapapun untuk
diberikan pertolongan. Ini juga berkaitan dengan program yang sudah diberikan kepada robot tersebut
oleh manusia untuk tidak membedakan pasien yang akan diberikan perawatan.

Masalah Legal Etik Pemanfaatan Teknologi Robot Keperawatan


Dalam sistem kesehatan saat ini, teknologi telekomunikasi telah diintegrasikan ke dalam
praktik keperawatan. Sehingga asuhan keperawatan yang diberikan lebih profesional. Dengan
semakin berkembangnya teknologi informasi dan telekomunikasi tidak akan mengubah
akuntabilitas perawat untuk memenuhi semua standar profesi. Perawat tetap dapat bekerja
sesuai dengan standar profesi sehingga asuhan keperawatan yang diberikan tetap memberikan
rasa aman, efektif dan beretika ( College of Nurses of Ontario, 2009 ).
Di antara aspek etis TI yang telah diidentifikasi adalah sebagai berikut.
1. Isu transparansi (Apakah pengguna diberikan sebuah model yang valid dan sederhana
tentang apa yang dilakukan sistem? Apakah mereka sadar kapan aktivitas mereka
berdampak pada sistem?.
2. Isu standardisasi yang berkaitan dengan toleransi terhadap variasi (Apakah standar yang
diperkenalkan melalui Telemedicine sudah sesuai dengan standar pelayanan keperawatan
3. Isu etika kerja (Apakah sistem dan aplikasi TI menambah beban kerja tenaga medis dengan
mengorbankan perawatan?
4. Isu privasi dan kerahasiaan (Mampukah sistem TI menjaga kerahasiaan pasien?
5. Isu yang berkaitan dengan kekayaan intelektual Apa isu kekayaan intelektual yang dapat
muncul dengan website informasi kesehatan dan pemeliharaan basis data informasi
kesehatan?
6. Isu tentang kewajiban (Dapatkah kepercayaan pasien/dokter, perawat pada informasi
kesehatan online diarahkan pada kewajiban penyedia? Apakah praktisi telemedicine lebih
mudah digugat dan untuk apa?
7. Isu yang berkaitan dengan keadilan alokasi sumber daya (Haruskah akses online kepada
informasi kesehatan diberikan untuk semua atau hanya disediakan untuk pihak yang dapat
membayar?
8. Isu keaksaraan (Apakah informasi kesehatan ditampilkan dengan cara yang dapat
membantu masyarakat untuk mengetahui masalah mereka dan membuat pilihan?
Hak Kekayaan Intelektual dan Hak Cipta Produk Sistem Informasi Teknologi keperawatan
Hak Cipta merupakan hak eksklusif bagi Pencipta atau Pemegang Hak Cipta untuk
mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya, yang timbul secara otomatis setelah suatu
ciptaan dilahirkan tanpa mengurangi pembatasan menurut peraturan perundang-undangan
yang berlaku. (Undang-Undang Hak Cipta No. 19 tahun 2002 Pasal 2)

Peran Perawat dalam Menyelesaikan Masalah Legal Etik dalam Pemanfaatan Sistem Teknologi
Robot Keperawatan
HaKI sangat berhubungan erat dengan Teknologi Informasi terutama pada perangkat
lunaknya. Seperti yang kita ketahui bahwa HaKI memiliki peraturan perundang-undangan
yang berlaku dan memiliki sanksi buat para pelanggarnya. Isu berkaitan dengan kekayaan
intelektual, baik mereka yang berperan sebagai pengembang ataupun yang bergerak di bagian
perawatan. Keperawatan harus memerhatikan aspek hak cipta dan kekayaan intelektual. Jika
memang perlu menggunakan sumber dari luar sistem, tenaga IT harus
mengkomunikasikannya dengan CIO.
Sebagai seorang perawat yang professional penggunaan Teknologi Informasi dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan dan pelayanan kesehatan harus memperhatikan apakah
Sitem Informasi yang digunakan sudah memeiliki HaKi.

KESIMPULAN

Teknologi saat ini berpotensi menciptakan lingkungan kerja yang jauh lebih baik bagi perawat dengan
mengembangkan kualitas aktivitasnya, keamanan dan perawatan sehingga dapat meningkatkan
kepuasan kerja. Penggunaan robot juga banyak digunakan untuk membantu perawat namun dalam
penggunaannya harus memperhatikan aspek legal maupun etik yang ada. Penggunaan robot harus
menggunakan serangkaian uji coba sehingga aman untuk diterapkan ke pasien sehingga hal ini bisa
menjadi pertimbangan dalam legal etik keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA

College of Nurses of Ontario. (1999). Ethics practice standard. Toronto: Author.


Chu T-L, Wang J, Monrouxe L, Sung Y-C, Kuo C-l, Ho L-H, et al. (2019).The effects of the flipped
classroom in teaching evidence based nursing: A quasi-experimental study. PLoS ONE 14(1):
e0210606. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0210606
Frazier RM., et al (2019). Current Trends in Robotics in Nursing Patents—A Glimpse Into Emerging
Innovations. Wolters Kluwer Health 37(6).
https://journals.lww.com/cinjournal/Citation/2019/06000/Current_Trends_in_Robotics_in_Nu
rsing_Patents_A.3.aspx
Leenes R., et al. (2017). Regulatory challenges of robotics: some guidelines for addressing legal and
ethical issues. Law, Innovation and Technology. ISSN: 1757-9961
http://dx.doi.org/10.1080/17579961.2017.1304921
Raheem AA., et al. (2017). Robotic nurse duties in the urology operative room: 11 years of
experience. Asian Journal of Urology 4, 116-123. http://dx.doi.org/10.1016/j.ajur.2016.09.012
Samadbeik M., Shahrokhi N., Saremian M., Garavand A., Birjandi M. (2017). Information processing
in nursing information systems: An evaluation study from a developing country. Iranian J
Nursing Midwifery Res;22:377-82. DOI: 10.4103/ijnmr.IJNMR_201_16
Subedi Krishna Kumari Paudel., Timalsina Kalpana., Bhele Raja Laxmi. (2018). Nurse’s Awareness
on Ethico-legal Aspects of Nursing Profession. J Nepal Health Res Counc 16(38):49-52.
DOI : 10.3126/jnhrc.v16i1.19363
Sudaryanto, A & Irdawati. (2017). Pemanfaatan Tekhnologi Dalam Pelayanan Kesehatan.
Berita Ilmu Keperawatan.
Syam Ahmad Dahlan., Sukihananto. (2019). Manfaat dan Hambatan dalam Pelaksanaan Sistem
Informasi Keperawatan. Jurnal Keperawatan Muhammadiyah Edisis Khusus. ISSN 2541-
2396. http://journal.um-surabaya.ac.id/index.php/JKM/article/view/2203
UU No. 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta
Utami Ngesti W., Agustine Uly., Happy RE. (2016). Etika Keperawatan dan Keperawatan Profesional.
Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan: Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia
Villaronga EF., et al. (2018). Did I Tell You My New Therapist is a Robot? Ethical, Legal, and
Societal Issues of Healthcare and Therapeutic Robots. SSRN Electronic Journal 2-31 DOI:
10.2139/ssrn.3267832

Anda mungkin juga menyukai