luka-luka yang terjadi selama proses persalinan bisa jadi“pintu gerbang” bagi
kuman-kuman penyakit untuk masuk ke dalam tubuh. Nah, infeksi nifas atau
infeksi yang terjadi setelah persalinan merupakan masalah kesehatan yang
serius! Sebab, kerap kali jadi penyebab kematian pada ibu-ibu yang baru
bersalin.
dalam keadaan normal, kuman penyakit sudah terdapat dalam usus dan jalan
lahir. Namun, kuman-kuman tersebut tidak bisa masuk begitu saja kedalam
rahim selama air ketuban belum pecah. Ya, janin dan cairan ketuban akan
selalu berada dalam keadaan bebas kuman alias steril! Baru ketika ketuban
pecah (waktu proses persalinan berlangsung), “pintu gerbang” masuknya
kuman penyakit jadi terbuka lebar.
Selain “pintu gerbang” tersebut, sebenarnya kuman penyakit bisa juga berasal
dari luar. Misalnya, dari sarung tangan atau alat-alat yang dimasukan ke
dalam jalan lahir yang tidak sepenuhnya bebas kuman.
Bahkan dirumah sakit, banyak sekali kuman penyakit infeksi yang berasal dari
pasien yang sedang dirawat. Oleh udara, kuman penyakit tersebut disebarkan
kesegalah arah, termasuk peralatan yang akan digunakan untuk membantu
persalinan. Kalau peralatan itu tidak disterilkan dengan baik, bisa-bisa jadi
sarana penularan penyakit infeksi nifas.
Gejala infksi nifas tergantung pada bagian tubuh yang diserang. Pada minggu-
minggu pertama, gejala yang terjadi akibat perluasan infeksi biasanya belum
terlihat, setelah infeksi berkembang lebih lanjut, barulah gejala berikut mulai
terlihat.
1. Bila infeksi terjadi pada daerah antara lubang vagina dan anus, bagian
luar alat kelamin, vagina atau mulut rahim,biasanya timbul gejala,
yakni:
Rasa nyeri dan panas pada tempat yang terinfeksi.
Kadang-kadang, rasa perih muncul ketika buang air kecil.
Sering juga disertai demam.
2. Bila terjadi infeksi pada selaput lendir rahim, gejalanya bisa dikenali
dari cairan yang keluar setelah melahirkan. Cairan ini seringkali
tertahan oleh darah, sisa-sisa plasenta atau selaput ketuban. Padahal,
ini mengakibatkan gejala berikut:
Suhu tubuh meningkat.
Rahim membesar disertai rasa nyeri.
3. Bila infeksi menyebar melalui pembuluh darah balik ke berbagai organ
tubuh, seperti paru-paru, ginjal, otak, atau jantung, akan
mengakibatkan terjadinya abses-abses ditempat tersebut.
4. Bila infeksi menyebar melalui pembuluh getah bening dalam rahim,
dapat langsung menuju selaput perut atau kadang melalui permukaan
selaput lendir rahim menuju saluran telur serta indung telur. Gejalaya
yang akan muncul berupa rasa sakit, denyut nadi meningkt, suhu tubuh
meningkat disertai menggigil.
Ternyata, anemia salah satu kondisi yang memudahkan anda terkena infeksi
nifas. Jadi, jagalah kondisi tubuh sebaik mungkin sebelum persalinan, agar
daya tahan tubuh anda benar-benar prima pada hari-H.
Cara lainnya adalah menjaga air ketuban tidak pecah sebelu waktunya. Juga,
sebaiknya anda minta pada dokter agar proses persalinan tidak berlarut-larut,
dan diselesaikan dengan meninggalkan sesedikit mungkin luka dan
perdarahan. Tentu saja, kesterilan berbagai peralatan yang akan di[pakai
dalam persalinan perlu diperhtikan.
E. Promosi Kesehatan Menyusui.
Pemberian Asi Eksklusif perlu Motifasi dan Dukungan Kelurga
Berbagai persepsi yang salah terkait pemberian Asi, selama ini banyak
berkembang di masyarakat. Tak jarang, hal itu menjadi beban tersendiri bagi
ibu menyusui, sehingga proses menyusui terganggu.
Dokter spesialis obstetri ginekologi Rumah sakit Hasan sadikin Bandung, Dr.
dr. sofie Rifayani Krisnadi, Sp.O.G.(K) mengatakan, pemberian ASI eksklusif
tak hanya bergantung pada pengetahuan ibu ataupun motivasi petugas
kesehatan, tapi juga adat kebiasaan.
ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa cairan lain seperti susu
formula, jeruk, madu, air teh, air putih, dan tambahan makanan padat.
Pemberian ASI secara eksklusif dianjurkan selama empat bulan pertama
kehidupan bayi. Bila memungkinkan, bahkan pemberian ASI saja bagi bayi
bisa dilanjutkan sampai enam bulan. Setelah itu, pemberian ASI yang
dibarengi makanan tambahan bisa dilanjutkan sampai anak berusia dua tahu
atu lebih.
sofie mengatakan, tiga hari pertama pasca kelahiran merupakan masa keritis
yang bisa menentukan keberhasilan pemberian ASI eksklusif. Pasca kelahiran,
bayi idealnya langsung diberikan kepada ibunya, maksimak satu jam
kemudian, untuk disusui.
Komposisi ASI juga terus menyesuaikan dengan kebutuhan dan usia bayi dan
tidak akan dapat diperoleh dari susu formula apa pun. ASI hari pertama
hingga kelima disebut kolostrum, pada hari 6-10 disebut asi transisi, dan
selanjutnya ASI matur, komposisinya berbada, misalnya kolostrum
mempunyai antibodi lebih tinggi dibandingkan ASI matur.
Stadium ASI
ASI stadium 2 adalah ASI peralihan. ASI ini diproduksi pada hari ke-5
sampai ke- 10. Jumlah volume ASI semakin meningkat tetapi komposis
protein semakin rendah, sedangkan lemak dan hidrat arang semakin tinggi,
hal ini untuk memenuhi kebutuha bayi karena aktifitas bayi yang mulai aktif
dan bayi sudah mulai beradaptasi dengan lingkungan. Pada masa ini
pengeluaran asi mulai stabil.
ASI stadium 3 adalah ASI matur. Yaitu ASI yang desekresi pada hari ke-
10 sampai seterusnya. ASI matur merupakan nutrisi yang terus berubah
disesuikan dengan perkembangan bayi sampai 6 bulan. Setelah 6 bulan bayi
mulai dikenalkan dengan makanan pendamping selain ASI.
Karbohidrat
Lemak
Mineral