Sintesis adalah proses pembentukan suatu molekul yang lebih besar, dari molekul-molekul
yang lebih kecil. Sebagai contoh, protein adalah molekul yang sangat besar. Protein ini
disintesis dari asam-asam amino dengan mekanisme yang sangat rumit.
Degradasi
Degradasi adalah pembongkaran molekul-molekul yang lebih besar menjadi molekul-
molekul yang lebih kecil. Contohnya adalah degradasi asam amino. Asam-asam amino yang
melebihi kebutuhan sintesis protein tidak dapat disimpan dan tidak dapat diekskresikan.
Kelebihan asam amino ini cenderung digunakan bahan bakar. Gugus amino dibebaskan
selanjutnya sebagian besar menjadi urea, sedangkan rangka karbon diubah menjadi zat antara
metabolisme misalnya asetil KoA, asetoasetil KoA, piruvat dll.
Ibu adalah orang tua perempuan seorang anak, baik melalui hubungan biologis
maupun sosial.
Janin atau fetus adalah hasil fertilisasi dari selesainya tahap pengembangan
embrio di 8 minggu setelah fertilisasi sampai saat kelahiran atau abortus.
Anak adalah seorang lelaki atau perempuan yang belum dewasa atau belum
mengalami masa pubertas.
1.Pengertian Enzim
Enzim
adalah biomolekul berupa protein yang berfungsi sebagai katalis (senyawa yang
mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi) dalam suatu reaksi kimia organik
Enzim memiliki beberapa sifat, yaitu
:
1. Enzim adalah protein, karenanya enzim bersifat thermolabil, membutuhkan pH dan suhu
yang tepat.
2. Enzim bekerja secara spesifik, dimana satu enzim hanya bekerja pada satu substrat.
3. Enzim berfungsi sebagai katalis, yaitu mempercepat terjadinya reaksi kimia tanpa
mengubah kesetimbangan reaksi.
4. Enzim hanya diperlukan dalam jumlah sedikit.
5. Enzim dapat bekerja secara bolak-balik.
6. Kerja enzim dipengaruhi oleh lingkungan, seperti oleh suhu, pH, konsentrasi, dan lain-lain
Enzim renin berfungsi mengubah kasionogen menjadi kasein (protein susu) dan
mengendapkan kasein susu
Enzim pepsin berfungsi dalam mengubah protein menjadi pepton
Enzim lipase gastrik berfungsi dalam mengubah trigliserida menjadi asam lemak
Enzim amilase berfungsi dalam menguraikan amilum menjadi maltosa atau disakarida
Enzim tripsin berfungsi dalam mengubah pepton (protein) menjadi asam amino
Enzim lipase pankreas berfungsi dalam melakukan imulsi lemak menjadi asam lemak
dan gliserol
Enzim karbohidrase berfungsi dalam mencerna amilum menjadi maltosa atau
disakarida lainnya
KOENZIM
Koenzim adalah suatu molekul organik yang merupakan kobaktor non protein dari enzim, yang
dibutuhkan untuk fungsi katalitiknya. Kobaktor enzim walaupun jumlahnya kecil dalam sel tetapi
sangat esensial bagi kerja beberapa enzim, dan oleh karena itu memegang permanent.
Oksidasi juga merupakan proses pelepasan molekul, ion, atau atom yang
mengandung elektron di udara.
Prosesnya yaitu :
Oksidasi senyawa Na= Na++e ( Natrium melepaskan 1 elektron),
kemudian Reduksi senyawa CI=CI+e CI- (Klorida menerima 1
elektron ) maka hasilnya yaitu Na+CI= Na++ CI — > NaCI
( Natrium Klorida )
A. PENGERTIAN SIKLUS KREBS
Siklus krebs adalah salah satu reaksi yang terjadi dari rangkaian reaksi
Siklus krebs sebagai siklus penting dalam metabolisme sel, memiliki fungsi tersendiri.
Sebagai jalur akhir oksidasi KH, Lipid dan Protein. KH, lipid dan protein semua akan
dimetabolisme menjadi asetyl-KoA.
Untuk mempertahankan kadar glukosa dalam keadaan normal
Menghasilkan sebagian besar CO2
Metabolisme lein yang menghasilkan CO2 misalnya jalur pentosa fosfat atau P3
(pentosa phospat pathway) atau harper heksosa monofosfat.
Sumber enzim-enzim tereduksi yang mendorong Rantai Respirasi
Merupakan alat agar tenaga yang berlebihan dapat digunakan untuk sintesis lemak
Menyediakan prekursor-prekursor penting untuk sub unit yang diperlukan dalam
sintesis berbagai molekul
Menyediakan mekanisme pengendalian langsung atau tidak langsung untuk lain-lain
sistem enzim
Sumber Ostetik Ko.A
Siklus Krebs Adalah satu seri reaksi yang terjadi di dalam mitokondria
yang membawa katabolisme residu asetyl, membebaskan ekuivalen
hidrogen, yang dengan oksidasi menyebabkan pelepasan dan penangkapan
ATP sebagai kebutuhan energi jaringan.
Metabolisme karbohidrat merupakan sesuatu proses kimia yang terjadi
di dalam tubuh makhluk hidup dengan tujuan untuk mengolah
karbohidrat, baik itu anabolisme atau reaksi pembentukan maupun
katabolisme atau reaksi pemecahan.
2. Glikolisis
Glikolisis merupakan peristiwa penguraian karbohidrat menjadi piruvat.
3. Daur Krebs
Piruvat dialihbentukkan menjadi asam laktat, sebagian asetat, dan etanol.
Asesat, khususnya asetil koenzim-A bisa diolah kembali dalam lingkaran
trikarboksilat; salah satu proses siklis.
METABOLISME HEME
Heme adalah senyawa besi forfirin yang terdapat dalam Hemoglobin → eritrosit
Metabolisme Heme dilaksanakan di sel retikuloendotel pada hati, limpa & sumsum
tulang
Katabolisme heme dilaksanakan oleh enzim komplek yang disebut Oksigenase heme
Heme → Forfirin → biliverdin → bilirubin
Bilirubin yang terbentuk dalam jaringan perifer akan diangkut kedalam hati oleh
albumin plasma
TIGA PROSES METABOLISME HEME
Bilirubin hasil metabolisme eritrosit oleh hati, limpa & sumsum tulang disebut →
Bilirubin Indirex
Sifat Bilirubin Indirex → tidak larut air → non polar
Agar dapat larut air harus diolah di Hati → dikonjugasikan dengan asam glukoronat
Bilirubin Indirex → dibuat larut air dan polar dengan cara direaksikan dengan asam
glukoronat → dikonjugasikan
Tempat konjugasi di sel sinusoid hepar → Hasil Bilirubin Direx/ Konjugasi
Bilirubin Direx → larut air dan bersifat polar
Diekskresikan → empedu
Sebagian Urobilin → diabsorbsi oleh usus halus → masuk darah → diekskresi lewat
ginjal → memberi warna urine
IKTERUS
PENYEBAB IKTERUS
1. Prehepatik ( misal : anemia hemolitik )
2. Hepatik ( misal : hepatitis )
3. Post hepatik ( misal : obstruksi ductus koledukus )
Darah merupakan alat transportasi atau alat pengangkutan yang paling utama dalam tubuh
kita
1. FUNGSI DARAH:
Eritrosit
Leukosit
trombosit.
Plasma darah:
ERITROSIT
1. Eritrosit berfungsi mengangkut Oksigen & CO2
2. Mengandung hemoglobin
3. Sel darah merah berbentuk bulat, bikonkaf
4. Tidak berinti
5. Jumlahnya sekitar 5 juta/cc
6. Tempat pembentukannya di di sumsum tulang
7. Umurnya 120 hari
LEUKOSIT
1. Leukosit berfungsi pertahanan tubuh, untuk membunuh kuman penyakit
2. Leukosit terdiri dari 5 jenis yaitu: Neutrofil, Eosinofil, Basofil, Limfosit, Monosit
3. Jumlah leukosit sekitar 6.000 – 9.000/cc
4, Leukosit mempunyai inti
5. Bersifat diapedesis, yaitu kemampuan sel darah putih menembus dinding pembuluh darah
dan masuk ke jaringan tubuh
6. Sel darah putih tidak memiliki bentuk yang tetap disebut amuboid
7. Tempat pembentukannya di sumsum tulang dan kelenjar limfa
TROMBOSIT
1. Trombosit berfungsi untuk pembekuan darah
2. Bentuknya tidak teratur & tidak mempunyai inti
3. Jumlah trombosit sekitar 200.000 – 400.000/cc
4. Trombosit bersifat mudah pecah jika tersentuh benda-benda yang kasar
5. Tempat pembentukan sum-sum merah tulang
Trombosit bereaksi ketika pembuluh darah rusak atau ada luka. Mereka menempel pada
dinding daerah yang luka dan bersama-sama membentuk sumbatan. Sumbat dibentuk guna
menutup bagian yang rusak agar menghentikan darah yang keluar. Trombosit juga
melepaskan bahan kimia untuk menarik lebih banyak trombosit dan sel-sel lain untuk
melanjutkan langkah berikutnya.
Faktor-faktor pembekuan memberi sinyal terhadap satu sama lain untuk melakukan reaksi
berantai yang cepat. Reaksi ini dikenal sebagai kaskade koagulas. Pada tahap akhir kaskade
ini, faktor koagulasi yang disebut trombin mengubah fibrinogen menjadi helai-helai fibrin.
Fibrin menempel pada trombosit untuk membuat jaring yang memerangkap lebih banyak
trombosit dan sel. Gumpalan (bekuan) pun menjadi lebih kuat dan lebih tahan lama.
Penghentian proses pembekuan darah
Protein-protein lain akan menghentikan faktor pembekuan agar gumpalan tidak berlanjut
lebih jauh dari yang diperlukan.
Ketika jaringan kulit yang rusak sembuh, otomatis sumbatan tidak diperlukan lagi. Helai
fibrin pun hancur dan darah mengambil kembali trombosit dan sel-sel dari bekuan darah.
Dapat terjadi kelainan pada proses pembekuan darah. Misalnya pada penyakit hemofilia,
yang mana penderita kekurangan faktor koagulasi VIII atau IX. Pada penyakit ini, perdarahan
yang terjadi sulit berhenti.
Pembekuan darah juga bisa terbentuk walaupun tidak diperlukan Kondisi ini dapat
menyebabkan serangan jantung, stroke, atau masalah medis lainnya yang serius. Oleh karena
itu dianjurkan untuk tidak duduk berlama-lama, rajin bergerak dan berolahraga, tidak
merokok, dan menerapkan pola hidup sehat lainnya.
Imonologi atau Imunitas adalah resistensi terhadap penyakit terutama penyakit infeksi.
Gabungan sel, molekul dan jaringan yang berperan dalam resistensi terhadap infeksi disebut
sistem imun.
Jenis-jenis Sistem Imun
Berbeda dengan sistem imun nonspesifik, sistem imun spesifilk mempunyai kemampuan
untuk mengenal benda yang dianggap asing bagi dirinya. Benda asing yang pertama timbul dalam
badan yang segera dikenal sistem imun spesifik, akan mensensitasi sel-sel imun tersebut. Bila set
sistem tersebut terpajan ulang dengan benda asing yang sama, yang akhir akan dikenal lebih cepat
dan dihancurkannya. Oleh karena itu sistem tersebut disebut spesifik.
Sistem imun spesifilk dapat bekeria sendifi untuk menghancurkan benda asing yang
berbahaya bagi badan, tetapi pada umumnya terjalin kerja sama yang baik antara antibodi,
komplemen, fagosit dan antara set T-makrofag. Oleh karena komplemen turut diaktifkan, respons
imun yang terjadi sering disertai dengan reaksi inflamasi.
1. Sistem Imun Spesifilk Humoral
Yang berperan dalam sistem imun spesifik humoral adalah limfosit B atau set B. Set B tersebut
berasal dari set asal multipoten. Pada unggas set asal tersebut berdiferensiasi menjadi set B di dalam
alat yang disebut Bursa Fabricius yang letaknya dekat kloaka. Bila set B dirangsang benda asing, set
tersebut akan berproliferasi dan berdiferensiasi menjadi set plasma yang dapat membentuk
antibodi. Antibodi yang dilepas dapat ditemukan di dalam serum. Fungsi utama antibodi ialah
mempertahankan tubuh terhadap infeksi bakteri, virus dan netralisasi toksin.
Yang berperan dalam sistem imun spesifilk selular adalah limfosit T atau set T. Set tersebut juga
berasal daril set asal yang sama seperti set B, tetapi proliferasi dan diferensiasinya terjadi di dalam
kelenjar timus. Berbeda dengan set B, set T terdiri atas beberapa subset set yang mempunyai fungsi
yang berlainan.
Sel Th dibagi menjadi Th1 dan Th2. Th2 menolong sel B dalam memproduksi antibodi. Untuk
memproduksi antibodi, kebanyakan antigen (T dependent antigen) harus dikenal terlebih dahulu,
baik oleh sel T maupun sel B. Sel Th (Th1) berpengaruh atas sel Tc dalam mengenal sel yang terkena
infeksi virus, jaringan cangkok alogenik dan sel kanker. Istilah sel T inducer dipakai untuk
menunjukkan aktivitas sel Th yang mengaktifkan subset sel T lainnya. Sel Th juga melepas limfokin;
limfokin asal Th1 mengaktifkan makrofag, sedang limfokin asal sel Th2 mengaktifkan sel B/sel plasma
yang membentuk antibodi.
Sel Ts menekan aktivitas sel T yang lain dan sel B. Menurut fungsinya, sel Ts dapat dibagi
menjadi sel Ts spesifik untuk antigen tertentu dan sel Ts non-spesifik.
Sel Tdh adalah sel yang berperan pada pengerahan makrofag dan sel inflamasi lainnya ke
tempat terjadinya reaksi lambat. Dalam fungsinya, memerlukan rangsangan dari sel Thl.
Sel Th dan Tc disebut juga sel T regulator sedang sel Tdh dan sel Tc disebut sel efektor. Dalam
fungsinya, sel Tc memerlukan rangsangan dari sel Th.
5. Sel K
Sel K atau ADCC (Antibody Dependent Cell Cytotoxicity) adalah sel yang tergolong dalam sistem
imun non-spesifilk tetapi dalam kerjanya memerlukan bantuan imunoglobulin (molekul dari sistem
imun spesifik).
Bagaimana tubuh dapat mengingat dan mengenali antigen yang pernah menyerang
sebelumnya? Ternyata ada sel-sel khusus yang bertugas untuk mengingat dan mengenal antigen
yang disebut sel-sel memori. Inilah ciri khas sistem kekebalan tubuh: pengingatan/pengenalan dan
pengkhususan. Pengenalan artinya sel-sel memori mampu mengingat dan mengenal antigen yang
pernah menyerang tubuh. Sedangkan kekhususan berarti satu antibodi hanya cocok untuk satu
antigen tertentu. Sebagai contoh antibodi cacar hanya cocok untuk antigen cacar dan tidak cocok
untuk antigen lainnya.
Kekebalan buatan adalah suatu bentuk kekebalan tubuh yang sengaja dibuat atau
ditumbuhkan melalui pemberian vaksin. Vaksin adalah bibit penyakit (kuman/antigen) yang telah
dilemahkan. Proses pemberian vaksin dalam tubuh disebut vaksinasi. Contohnya jika menginginkan
tubuh memproduksi antibodi tetanus, maka seseorang disuntik bakteri tetanus yang telah
dilemahkan. Vaksin tetanus yang masuk tersebut akan dianggap tubuh sebagai antigen sehingga
tubuh akan memproduksi antibodi. Akibatnya tubuh menjadi kebal terhadap tetanus jika suatu saat
penyakit tersebut menyerang. Kekebalan yang dibuat oleh tubuh dengan pemberian vaksin ini
dinamakan kekebalan buatan dan termasuk kekebalan aktif karena tubuh membentuk antibodi
sendiri.
Cara lain untuk menumbuhkan kekebalan pada tubuh adalah dengan menyuntikkanserum.
Serum adalah plasma darah yang telah mengandung antibodi untuk melawan antigen tertentu.
Pembuatan serum dilakukan dengan menyuntik kuda atau kelinci dengan vaksin tertentu. Setelah
tubuh kelinci atau kuda membentuk antibodi, kemudian plasma darah yang mengandung antibodi
diisolasi. Umumnya pemberian serum dilakukan untuk pengobatan dan bukan pencegahan. Misalnya
seseorang yang digigit ular berbisa ditolong dengan menyuntikkan serum anti bisa ular. Pemberian
serum seperti ini disebut dengan kekebalan pasif karena tubuh tidak membentuk antibodi sendiri.
Semua langkah untuk membuat tubuh menjadi kebal (imun) baik dengan vaksinasi maupun
pemberian serum seperti di atas disebut dengan imunisasi. Dengan memahami sistem kekebalan di
atas, kita tahu ada 2 jenis imunisasi, yaitu imunisasi alamiah dan imunisasi buatan. Seseorang yang
pernah terinfeksi suatu penyakit dan akhirnya memperoleh kekebalan disebut memperoleh
imunisasi alamiah. Sebaliknya jika memperoleh kekebalan karena pemberian vaksin atau serum
disebut imunisasi buatan (artifisial).
Kekebalan karena vaksinasi biasanya memiliki jangka waktu tertentu, sehingga permberian vaksin
harus diulang lagi setelah beberapa lama. Hal ini dilakukan karena jumlah antibodi dalam tubuh
semakin berkurang sehingga imunitas tubuh juga menurun. Beberapa jenis penyakit yang dapat
dicegah dengan vaksinasi antara lain cacar, tuberkulosis, dipteri, hepatitis B, pertusis, tetanus, polio,
tifus, campak, dan demam kuning. Vaksin untuk penyakit tersebut biasanya diproduksi dalam skala
besar sehingga harganya dapat terjangkau oleh masyarakat.
1. Vaksin Bacille Calmette-Guerin (BCG), polio jenis sabin, dan campak. Vaksin ini terbuat dari
mikroorganisme yang telah dilemahkan
2. Vaksin pertusis dan polio jenis salk. Vaksin ini berasal dari mikroorganisme yang telah dimatikan.
3. Vaksin tetanus toksoid dan difteri. Vaksin ini berasal dari toksin (racun) mikrooganisme yang telah
dilemahkan/diencerkan konsentrasinya.
C.
D.
sistem imun adalah sistem perlindungan pengaruh luar biologis yang dilakukan oleh sel dan
organ khusus pada suatu organisme. Jika sistem kekebalan bekerja dengan benar, sistem ini akan
melindungi tubuh terhadap infeksi bakteri dan virus, serta menghancurkan sel kanker dan zat asing
lain dalam tubuh. Jika sistem kekebalan melemah, kemampuannya melindungi tubuh juga
berkurang, sehingga menyebabkan patogen, termasuk virus yang menyebabkan demam dan flu,
dapat berkembang dalam tubuh. Sistem kekebalan juga memberikan pengawasan terhadap sel
tumor, dan terhambatnya sistem ini juga telah dilaporkan meningkatkan resiko terkena beberapa
jenis kanker.
2. Menghilangkan jaringan atau sel yg mati atau rusak untuk perbaikan jaringan.
3. Mengenali dan menghilangkan sel yang abnormal Sasaran utama: bakteri patogen & virus Leukosit
merupakan sel imun utama (disamping sel plasma, makrofag, & sel mast)
Respons imun adalah respons tubuh berupa suatu urutan kejadian yang kompleks terhadap
antigen, untuk mengeliminasi antigen tersebut. Respons imun ini dapat melibatkan berbagai macam
sel dan protein, terutama sel makrofag, sel limfosit, komplemen, dan sitokin yang saling berinteraksi
secara kompleks. Mekanisme pertahanan tubuh terdiri atas mekanisme pertahanan non spesifik dan
mekanisme pertahanan spesifik.
Mekanisme pertahanan non spesifik disebut juga komponen nonadaptif atau innate, atau
imunitas alamiah, artinya mekanisme pertahanan yang tidak ditujukan hanya untuk satu jenis
antigen, tetapi untuk berbagai macam antigen. Imunitas alamiah sudah ada sejak bayi lahir dan
terdiri atas berbagai macam elemen non spesifik. Jadi bukan merupakan pertahanan khusus untuk
antigen tertentu.
Mekanisme pertahanan tubuh spesifik atau disebut juga komponen adaptif atau imunitas
didapat adalah mekanisme pertahanan yang ditujukan khusus terhadap satu jenis antigen, karena itu
tidak dapat berperan terhadap antigen jenis lain. Bedanya dengan pertahanan tubuh non spesifik
adalah bahwa pertahanan tubuh spesifik harus kontak atau ditimbulkan terlebih dahulu oleh antigen
tertentu, baru ia akan terbentuk. Sedangkan pertahanan tubuh non spesifik sudah ada sebelum ia
kontak dengan antigen.
Tahap:
A. KESIMPULAN
Imonologi atau Imunitas adalah resistensi terhadap penyakit terutama penyakit infeksi.
Gabungan sel, molekul dan jaringan yang berperan dalam resistensi terhadap infeksi disebut sistem
imun. Reaksi yang dikoordinasi sel-sel, molekul-molekul terhadap mikroba dan bahan lainnya
disebut respons imun. Sistem imun diperlukan tubuh untuk mempertahankan keutuhannya
terhadap bahaya yang dapat ditimbulkan berbagai bahan dalam lingkungan hidup.
sistem imun adalah sistem perlindungan pengaruh luar biologis yang dilakukan oleh sel dan
organ khusus pada suatu organisme. Jika sistem kekebalan bekerja dengan benar, sistem ini akan
melindungi tubuh terhadap infeksi bakteri dan virus, serta menghancurkan sel kanker dan zat asing
lain dalam tubuh.
Immunoglobulin atau Antibodi merupakan suatu fraksi plasma (serum) yang bereaksi secara khusus
dengan antigen yang merangsang produksinya.
STRUKTUR DASAR
Imunoglobulin merupakan rangkaian 4 rantai polipeptida yang terdiri dari 2 rantai “berat”
(Heavy Chain =H) dan 2 rantai “ringan” (Light Chain = L) yang tersusun secara simetris dan
saling berhubungan satu sama lainnya melalui ikatan disulfida
Pengertian Antigen
Antigen adalah suatu substansi yang dianggap asing oleh tubuh, dan akan
memacu terjadinya respon imun yang akan akhirnya akan memacu
produksi antibodi.
Home » Blok Imunopatologi » Materi Kedokteran » Pengertian dan Fungsi Antigen Antibodi
Pengertian dan Fungsi Antigen Antibodi - Hai sobat Kidung Kawan yang budiman, kali ini admin akan
me-review sedikit mengenai antigen antibodi. Antigen antibodi ini masih berhubungan
dengan artikel sebelumnya, baca : Pengertian, Fungsi dan Mekanisme Sistem Imun Tubuh Manusia.
Berikut pembahasan mengenai antigen antibodi.
Antigen dan antibodi merupakan substansi yang berhubungan karena adanya antigen akan
menyebabkan produksi antibodi. Antibodi yang telah diproduksi akan menghambat kinerja antigen
yang menjadi penyebab suatu penyakit. Oleh karena itu, mari kita bahas satu per satu.
Pengertian Antigen
Antigen adalah suatu substansi yang dianggap asing oleh tubuh, dan akan memacu terjadinya
respon imun yang akan akhirnya akan memacu produksi antibodi. Antigen yang berhasil masuk ke
dalam tubuh akan mengaktifkan berbagai respon imun spesifik maupun non-spesifik. Jika antigen ini
tidak ditangani dengan baik oleh sistem imun kita, antigen tersebut dapat menimbulkan penyakit
sesuai dengan jenis penyakit yang dibawanya.
Struktur Antigen
Secara fungsional antigen dibagi menjadi 2, yaitu :
1. Imunogen
Imunogen adalah molekul besar dari sebuah antigen yang bersifat sebagai molekul pembawa karena
membawa molekul kecil (hapten) dari suatu antigen. Imunogen ini dapat dikenal oleh antibodi dan
memacu pembentukan antibodi (imunogenik)
2. Hapten
Hapten adalah molekul kecil yang mempunyai kandungan antigenik (molekul karier) yang diikat oleh
molekul besar (imunogen). Namun hapten ini tidak dapat memacu produksi antibodi jika tidak
berikatan dengan molekul besar sehingga disebut sebagai molekul non-imunogenik.
Jenis-Jenis Antibodi
Antibodi mempunyai 5 jenis yang berbeda, yaitu IgG, IgA, IgM, IgD, dan IgE.
1. Imunoglobulin G
Merupakan jenis Ig terbanyak pada tubuh, dan satu-satunya Ig yang dapat menembus plasenta
sebagai pertahanan pada bayi. IgG mempunyai 4 subkelas, yaitu IgG1, IgG2, IgG3, dan IgG4.
2. Imunoglobulin A
Merupakan jenis Ig terbanyak kedua pada tubuh. Ig ini berfungsi menjaga permukaan luar tubuh.
Biasanya ditemukan pada air mata, saliva, kolostrum, dan mukus. IgA mempunyai 2 subkelas, yaitu
IgA1 dan IgA2
3. Imunoglobulin M
Merupakan jenis Ig yang paling baik dalam mengikat komplemen karena strukturnya yang pentamer.
Ig ini disekresi pada tahap awal respon sel plasma sehingga berada pada permukaan sel B sebagai
reseptor antigen.
4. Imunoglobulin D
Ig ini juga berada pada permukaan sel B sebagai reseptor antigen, namun tidak dapat mengikat
komplemen.
5. Imunoglobulin E
Merupakan jenis Ig yang paling sedikit pada tubuh. Ig ini berfungsi sebagai mediator pelepasan
histamin sebagai respon alergi.