Anda di halaman 1dari 30

TUGAS INDIVIDU TENTANG

“ASUHAN PRIMER PADA BAYI USIA 6 MINGGU PERTAMA”

DI SUSUN OLEH

Nadia kartika

PROGRAM STUDI DIV KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU


KESEHATAN (STIKes) AL- INSYIRAH PEKANBARU
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
1.1     Latar belakang
1.2     Tujuan penulisan

BAB II PEMBAHASAN
2.1.Peran Bidan pada Bayi Baru Lahir
2.2.Bounding Attachment
2.3.Mengidentifikasi Rencana Asuhan Bayi Usia 6 Minggu Pertama
2.4.Rencana Asuhan Pada Bayi Usia 6 Minggu
2.5.Indikator Pemantauan Pertumbuhan dan Perkembangan

BABIII PENUTUP
3.1     Kesimpulan
3.2     Saran

BAB IV Daftar pustaka


BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pada waktu kelahiran, tubuh bayi baru lahir mengalami sejumlah adaptasi psikologik.
Bayi memerlukan pemantauan ketat untuk menentukan masa transisi kehidupannya ke
kehidupan diluar uterus berlangsung baik. Bayi baru lahir juga membutuhkan asuhan yang
dapat meningkatkan kesempatan untuknya menjalani masa transisi dengan baik.
Asuhan ini diberikan dengan tujuan agar bidan dapat memberikan asuhan komprehensip
kepada bayi baru lahir saat masih berada diruang rawat serta mengajarkan kepada orang tua
dan memberi motivasi agar menjadi orang tua yang percaya diri. Setelah kelahiran, akan
menjadi serangkaian perubahan tanda-tanda vital dan tampilan klinis jika bayi reaktif
terhadap proses kelahiran.
Asuhan pada bayi sampai usia 6 minggu dikhususkan pada Bounding Attachment
(Ikatan Kasih Sayang Orang Tua dan Bayi). Rutinitas untuk dilakukan Bounding Attachment
harus lebih ditingkatkan. Bounding merupakan saat dimulainya interaksi emosi, sensori, fisik
antara orang tua dan bayi segera setelah lahir (Nelson, 1986), sedangkan attachment
merupakan ikatan efektif yang terjalin diantara dua individu meliputi pencurahan perhatian,
hubungan emosi dan fisik yang akrab (Nelson, 1986).
Dalam pemantauan tumbuh kembang neonatus bayi dan balita akan di lakukan pola
pertumbuhan dan perkembangan. Pada faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan di dirikan suatu yang akan mencapai tahap-tahap pertumbuhan dan
perkembangan. Dari mulai masa prenatal, masa postnatal, masa neonatus, masa bayi sampai
masa remaja. Dalam indikator pemantauan pertumbuhan neonatus, bayi dan anak balita
dilakukan deteksi tumbuh kembang dengan berbagai cara pengukuran, salah satunya
pengukuran antropometrik. Pengukuran ini merupakan bagian dari langkah-langkah
manajemen tumbuh kembang anak. Sedangkan dalam indikator pemantauan perkembangan
neonatus, bayi dan anak balita dilakukan deteksi Denver Development Screening Test
(DDST) dengan pelaksanaan pemeriksaan, penilaian tes prilaku serta penilaian tiap item.
1.2. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Agar bisa mengetahui tentang peran bidan pada bayi sehat
2.      Agar mengetahui tentang asuhan yang harus diberikan pada bayi 6 minggu pertama
3.      Agar memahami tentang bounding attachment
4.      Mengetahui bagaimana pertumbuhan dan perkembangan neonatus, bayi dan anak balita
5.      Mengetahui indicator pemantauan pertumbuhan neonatus, bayi dan anak balita
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Peran Bidan pada Bayi Baru Lahir

Beberapa prinsip pedekatan asuhan terhadap anak (termasuk didalamnya bayi dan balita)
yang dipegang oleh bidan yaitu:
         Anak bukanlah miniatur orang dewasa tetapi merupakan sosok individu yang unik yang
mempunyai kebutuhan khusus sesuai dengan tahapan perkembangan dan pertumbuhannya.
         Berdasarkan kepada pertumbuhan dan perkembangan anak sehingga permasalahan asuhan
terhadap klien sesuai dengan tahap perkembangan anak. Asuhan kesehatan yang diberikan
menggunakan pendekatan sistem.
         Selain memenuhi keutuhan fisik, juga harus memperhatikan keutuhan psikologis dan sosial.
Pengawasan yang dilakukan terhadap bayi, antara lain yaitu :
         Semua bayi baru lahir sebaiknya mendapatkan minimal 2 kali pemeriksaan sebelum
meninggalkan rumah bersalin atau rumah sakit, atau sebelum bidan pulang (jika lahir di
rumah)
         Pemeriksaan pertama adalah screening berhubungan dengan kelahiran
         Pemeriksaan kedua lebih komprehensif, termasuk usia dan riwayat kehamilan
         Jika bayi baru lahir pulang dalam waktu 6 sampai 12 jam, bidan harus menganjurkan ibu
untuk melakukan kunjungan ulang dalam 3-5 hari sesudah lahir
         Jika bayi baru lahir tinggal di rumah sakit sampai 48 jam, kunjungan ulang dapat ditunda
sampai usia bayi 10-14 hari.
Tujuan kunjungn ulang bayi baru lahir :
         Mengidentifikasi gejala penyakit
         Menawarkan tindakan screening metabolic
         Memberikan KIE kepada orang tua
         Hendaknya di poliklinik anak disediakan ruang tunggu khusus, agar bayi terlindung dari
anak-anak yang sakit.
         Jika orang tua setuju, maka perlu dilakukan screening metabolic, apabila sebelumnya belum
dilakukan, untuk mengetahui adanya hipotiroidism kongenital dan kadar penilketonuria, serta
penyakit metabolic
         Bidan harus bisa menyiapkan specimen darah
         Pemeriksaan yang dibutuhkan, biasanya diambil dari daerah tumit bayi
         Pemeriksaan ini akan akurat jika dilakukan minimal 24 jam setelah bayi mendapat nutrisi
         Bidan harus mempunyai perencanaan atau planning untuk melakukan kunjungan bayi baru
lahir, meliputi mengkaji ulang riwayat ibu, riwayat persalinan dan tindakan segera pada bayi
         Bidan juga harus mengamati dan menanyakan pada orangtua dalam beradaptasi terhadap
kelahiran bayi
         Bidan harus mengkaji riwayat atau masalah pada pemenuhan nutrisi bayi, perhatian, usaha
menangis, BAB, BAK, dan lain-lain
         Pada saat melakukan kunjungan ulang, bidan juga harus melakukan pemeriksaan fisik,
memberikan penyuluhan dan anticipatory guidance pada orang tua
         Bidan harus membuat jadwal kunjungan dalam 6-8 minggu untuk imunisasi dan chek-up
serta harus melakukan pengkajian fisik kembali jika ditemukan kondisi emergensi yang
melakukan perawatan dokter spesialis anak.

2.2. Bounding Attachment

Pengertian Bounding adalah suatu langkah untuk mengungkapkan perasaan kasih sayang
oleh ibu kepada bayinya segera setelah lahir. Sedangkan Attchment adalah Proses agar tetap
terjalin keterikatan batin antara individu, meliputi pencurahan perhatian dan adanya
hubungan emosi dan fisik yang akrab.
Jadi dapat disimpulkan Bounding Attchment adalah kontak dini secara langsung antara
ibu dan bayi setelah proses persalinan, dimulai pada kala III sampai dgn post partum.

Tahap- tahap Bounding Attchment


1. Perkenalan (aquaintance) :
a. kontak mata
b. Sentuhan
c. berbicara,
d. Mengeksplorasi segera setelah mengenal bayinya.
2. Bounding : keterikatan
3. Attachment : perasaan sayang yg mengikat individu dgn individu lain.
Elemen-elemen Bounding Attachment :
1) Sentuhan
2) Kontak mata
3) Suara
4) Aroma
5) Entrainment/ bergerak sesuai pembicaraan orang dewasa
6) Bioritme
7) Kontak dini

Keuntungan Fisiologis Kontak dini :


1. Kadar oksitosin dan prolaktin meningkat
2. Reflek menghisap dilakukan dini
3. Pembentukkan kekebalan aktif dimulai
4. Mempercepat proses ikatan antara orang tua & anak

Prinsip-Prinsip & Upaya Meningkatakan Bonding Attachment


1.      Menit pertama jam pertama
2.      Sentuhan orang tua pertama kali
3.      Adanya ikatan yang baik & sistematis
4.      Terlibat proses persalinan
5.      Persiapan PNC sebelumnya
6.      Adaptasi
7.      Kontak sedini mungkin sehingga dapat membantu dalam memberi kehangatan pada bayi
menurunkan rasa sakit ibu,serta memberi rasa nyaman.
8.      Fasilitas untuk kontak lebih lama
9.      Penekanan pada hal-hal positif
10.  Perawat maternitas khusus (bidan)
11.  Libatkan anggota keluarga lainnya
12.  Informasi bertahap mengenai bounding

Hambatan Bonding Attachment


1. Kurangnya support system
2. Ibu dengan resiko
3. Bayi dengan resiko
4. Kehadiran bayi yang tidak diinginkan

Keuntungan Bonding Attachment


1. Bayi merasa dicintai, diperhatikan, rasa percaya
2. Bayi merasa aman
3. Menjadikan ikatan batin yang kuat antara bayi dengan ibu
4. Dasar untuk mengadakan sosialisasi

Cara untuk melakukan bounding ada bermacam-macam antara lain:


1 Pemberian ASI ekslusif
Dengan dilakukannya pemberian ASI secara ekslusif segera setelah lahir, secara langsung
bayi akan mengalami kontak kulit dengan ibunya yang menjadikan ibu merasa bangga dan
diperlukan , rasa yang dibutuhkan oleh semua manusia.
2 Rawat gabung
Rawat gabung merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan agar antara ibu dan bayi
terjalin proses lekat (early infant mother bounding) akibat sentuhan badan antara ibu dan
bayinya. Hal ini sangat mempengaruhi perkembangan psikologis bayi selanjutnya, karena
kehangatan tubuh ibu merupakan stimulasi mental yang mutlak dibutuhkan oleh bayi. Bayi
yang merasa aman dan terlindung, merupakan dasar terbentuknya rasa percaya diri
dikemudian hari.

Dengan memberikan ASI ekslusif, ibu merasakan kepuasan dapat memenuhi kebutuhan
nutrisi bayinya, dan tidak dapat digantikan oleh orang lain. Keadaan ini juga memperlancar
produksi ASI, karena refleks let-down bersifat psikosomatis. Ibu akan merasa bangga karena
dapat menyusui dan merawat bayinya sendiri dan bila ayah bayi berkunjung akan terasa
adanya suatu kesatuan keluarga.
3. Kontak mata
Beberapa ibu berkata begitu bayinya bisa memandang mereka,mereka merasa lebih dekat
dengan bayinya. Orang tua dan bayi akan menggunakan lebih banyak waktu untuk saling
memandang. Seringkali dalam posisi bertatapan. Bayi baru lahir dapat diletakkan lebih dekat
untuk dapat melihat pada orang tuanya.
4. Suara
Mendengar dan merenspon suara antara orang tua dan bayinya sangat penting. orang tua
menunggu tangisan pertama bayi mereka dengan tegang. Suara tersebut membuat mereka
yakin bahwa bayinya dalam keadaan sehat. Tangis tersebut membuat mereka melakukan
tindakan menghibur. Sewaktu orang tua berbicara dengan nada suara tinggi, bayi akan
menjadi tenang dan berpaling kearah mereka.
5. Aroma
Setiap anak memiliki aroma yang unik dan bayi belajar dengan cepat untuk mengenali aroma
susu ibunya.
6. Entrainment
Bayi mengembangkan irama akibat kebiasaan. Bayi baru lahir bergerak-gerak sesuai dengan
struktur pembicaraan orang dewasa. Mereka menggoyangkan tangan, mengangkat kepala,
menendang-nendangkan kaki. Entrainment terjadi pada saat anak mulai bicara.

7. Bioritme
Salah satu tugas bayi baru lahir adalah membentuk ritme personal (bioritme). Orang tua dapat
membantu proses ini dengan memberi kasih sayang yang konsisten dan dengan
memanfaatkan waktu saat bayi mengembangkan perilaku yang responsif.
8. Inisiasi menyusui Dini
Setelah bayi lahir, dengan segera bayi ditempatkan diatas ibu. Ia akan merangkak dan
mencari puting susu ibunya. Dengan demikian, bayi dapat melakukan reflek suckling dengan
segera.
9. Kesehatan emosional orang tua
Orang tua yang mengharapkan kehadiran si anak dalam kehidupannya tentu akan
memberikan respon emosi yang berbeda dengan orang tua yang tidak menginginkan
kelahiran bayi tersebut. Respon emosi yang positif dapat membantu tercapainya proses
bounding attachment ini.
10. Tingkat kemampuan, komunikasi dan ketrampilan untuk merawat anak
Dalam berkomunikasi dan ketrampilan dalam merawat anak, orang tua satu dengan yang lain
tentu tidak sama tergantung pada kemampuan yang dimiliki masing-masing. Semakin cakap
orang tua dalam merawat bayinya maka akan semakin mudah pula bounding attachment
terwujud.
11. Dukungan sosial seperti keluarga, teman dan pasangan
Dukungan dari keluarga, teman, terutama pasangan merupakan faktor yang juga penting
untuk diperhatikan karena dengan adanya dukungan dari orang-orang terdekat akan
memberikan suatu semangat / dorongan positif yang kuat bagi ibu untuk memberikan kasih
sayang yang penuh kepada bayinya.

2.3. Mengidentifikasi Rencana Asuhan Bayi Usia 6 Minggu Pertama


S : subjektif
a.       Keseluruhan kesehatan bayi
b.      Masalah menyusui
c.       Amati posisi menyusui
d.      Amati refleks hisap
e.       Kebersihan rumah
f.       Suasana hati ibu
g.      Interaksi ibu vs bayi
h.      Pertumbuhan
i.        Peningkatan BB
j.        Demam
k.      Menyusu 2-4 jam sekali
O : objektif
a.       Sistem pernafasan à mudah tersedak
b.      Kardiovaskuler à sirkulasi perifer lambat à mudah sianosis
c.       Ginjal à intake à air kemih keruh
d.      Suhu à rentan hipotermi àhipotalamus belum matang
e.       Imunologi
IgG à melalui plc
IgA à ASI à u/ pernafasan GI & mata (2bln )
IgM à kadar dewasa 2 tahun
1)      Reproduksi
♀ àpseudo menstruasi
♂ àmenghasilkan sperma saat pubertas
2)      Muskuluskeletal
UUK menutup pada mg ke 6-8
3)      Neurologi
-          Blm matang
-          Panca Indera
-          Penglihatan
-          Fokus 15-20 cm
-          2 mg à kenal muka ibu
4)      Penciuman à suka bau ASI & ibu
5)      Pengecapan à kuat terhadap rasa manis
6)      Pendengaran à tenang dgn suara rendah
7)      Sentuhan àsenang dgn kontak kulit

A : asesmen
Bayi usia 6 minggu dengan kondisi normal atau komlikasi tertentu atau masalah tertentu

P : planning
a.       Pemilihan tempat tdr (SIDS)
b.      Memandikan bayi
c.       Pakaian bayi
d.      Perawatan TP à puput 1 mg
e.       Perawatan hidung
f.       Perawatan telinga
g.      Perawatan kuku setip 4 hari potong
h.      Membawa bayi keluar
i.        imunisasi

2.4.Rencana Asuhan Pada Bayi Usia 6 Minggu

a.       Pengumpulan Data Subjektif


         Tanyakan mengenai keseluruhan kesehatan bayi.
         Tanyakan ibu masalah-masalah yang dialami terutam dalam proses menyusui.
         Jika ibu sedang menyusui bayi amati letak mulut bayi pada puting, posisis menyusui,
hisapan dan reflek menelan bayi.
         Apakah ada orang lain di dalam rumahnya atau di sekitarnya yang dapat membantu ibu baru
tersebut.
         Amati keadaan rumah-kebersihan.
         Amati persediaan makan dan air.
         Amati keadaan suasana hati ibu baru.
         Amati cara ibu tersebut berinteraksi dengan bayinya.
         Kapan bayi tersebut lahir (jika anda tidak menolong persalinan bayi).
         Apakah bayi mengalami pertumbuhan dan bertambah berat badannya.
         Apakah bayi menunjukkan tanda-tanda bahaya.
         Apakah bayi menyusu dengan baik.
         Apakah bayi menyusu sedikitnya 2-4 jam sekali.
         Apakah bayi berkemih 6 minggu 8 kali sehari.
         Apakah bayi menderita demam.
         Apakah bayi tampak waspada saat bangun.
         Apakah matanya mengikuti gerakan ibu.

b.      Data Objektif


Pemeriksaan fisik
Tinjauan ulang sistem-sistem utama tubuh
a. Sistem pernafasan
Alveoli-alveoli baru tumbuh hingga beberapa tahun, saluran nafas perifer masih
membuka dan masih sempit dan membrane mukosa mudah rusak dan sensitive terhadap
trauma (mudah tersedak, tidak boleh ada asap dari orang lain).
Dalam keadaan normal tangis bayi terdengar keras dan bernada sedang, jika terjadi
kelainan suara bayi akan terdengar bernada tinggi dan lemah.

b. Sistem kardiovaskuler dan darah


Sirkulasi perifer berjalan lambat, ini akan mengakibatkan sianosis ringan pada tangan
dan kaki serta perbedaan warna pada kulit.

c. Sistem ginjal
         Beban kerja ginjal dimulai sejak lahir.
         Hingga masukan cairan meningkat, kemungkin air kemih akan tampak keruh termasuk
berwarna merah muda, hal ini disebabkan oleh kadar ureum yang tidak begitu berarti.

d. Sistem gastrointestinal
         Kapasitas lambung 15-30 cc dan akan meningkat dalam minggu-minggu pertama kehidupan.
         Sfingter kardiak lambung dalam matang sehingga gumoh lazim terjadi.
         Pada saat lahir keasaman lambung tinggi namun pada hari ke 10 hampir tidak ada asam
lambung oleh karena itu rentan terhadap terjadinya infeksi.
         Waktu pengosongan lambung adalah 2,5-3 jam.
         Jumlah enzim amilase dan lipase terdapat dalam jumlah yang tidak mencukupi sehingga bayi
kesulitan dalam mencerna lemak dan karbohidrat.
         Pada saat makanan masuk segera terjadi peristaltik cepat sehingga masukan makanan sering
disertai pengosongan lambung.

e. Pengaturan suhu
         Bayi masih rentan terhadap hipotermia dikarenakan karena belum matangnya hipotalamus
yang mengakibatkan tidak efisiennya pengaturan suhu tubuh bayi.
         Seorang bayi yang mengalami kedingingan membutuhkan kalori dan oksigen untuk
meningkatkan suhu tubuhnya.

f. Adaptasi imunologi
         BBL menunjukkan kerentanan tinggi terhadap infeksi terutama yang masuk melalui mukosa
sistem pernafasan dan gastro-intestinal.
         Kemampuan lokalisasi infeksi masih rendah sehingga infeksi ringan dapat dengan mudah
berubah menjadi infeksi umum.
         Terdapat 3 imunoglobulin utama adalah IgG, IgA, dan IgM.
         IgG : Melewati barier placenta sehingga sama kadarnya pada saat lahir.
         IgA : Melindungi terhadap infeksi saluran pernafasan, gastro-intestinal dan mata. Kadarnya
mencapai dewasa dalam waktu 2 bulan dan ditemukan dalam ASI.
         IgM : Mencapai kadar dewasa pada usia 2 tahun.
         ASI terutama kolostrum memberikan kekebalan pasif.
g. Sistem reproduksi
         Anak laki-laki menghasilkan sperma hingga pubertas.
         Anak perempuan sudah mempunyai ovum dalam sel telur.
         Anak perempuan dapat mengalami (pseudo) menstruasi atau pembesaran payudara
terkadang disertai oleh sekresi cairan dari puting pada hari ke-4 atau ke-5. hal ini hanya
berlangsung sebentar.

h. Sistem muskuluskeletal
Ubun-ubun posterior akan menutup pada 6-8 minggu.

i. Sistem neurologi
         Relatif belum matang setelah lahir.
         Reflek dapat menunjukkan keadaan normal dari integritas sistem saraf dan sistem
muskuluskeletal.

Panca Indera
a. Penglihatan
         Sinsitif terhadap cahaya terang dan dapat mengenali pola hitam-putih yang tercetak tebal
dalam bentuk muka manusia.
         Jarak fokus adalah 15-20 cm yang memungkinkan seorang bayi dapat melihat wajah ibunya
pada saat menyusui.
         Pada usia 2 mg bayi dapat membedakan muka ibunya dari muka yang tidak dikenal.
         Perhatian pada warna, variasi dan kompleksitas pola berkembang dalam 2 bulan pertama
kehidupan.

b. Penciuman
         Dapat membedakan bau menyengat.
         Menyukai pada bau susu terutama ASI.
         Dalam beberapa hari bayi sudah dapat membedakan bau susu ibu dengan bau susu orang
lain.

c. Pengecapan
         Bereaksi secara kuat terhadap berbagai rasa dan memperlihatkan kesukaan yang kuat pada
rasa manis.

d. Pendengaran
         Tajam dan dapat melokalisasi suara dalam lingkungan sekitar dan mampu membedakan
berbagai suara.
         Pada akhir bulan pertama BBL lebih menyukoai suara dengan pola yang sama.
         BBL juga lebih menyukai suara ibunya daripada orang lain dan merasa tenang dengan suara-
suara bernada rendah.

e. Sentuhan
         Mudah terlihat dengan reaksi terhadap berbagai refleks.
         Bayi sangat sensitif terhadap sentuhan.
         Merasa senang dengan kontak kulit ke kulit, berendam dalam air, gosokan tangan, belaian
dan gerak ayun.
         Reaksi terhadap sentuhan dan refleks gengaman memperkuat hubungan.

III. Assessment

IV. Planning
Dibutuhkan Penkes kepada keluarga tentang perawatan bayi yaitu :

Meliputi :
a. Tempat tidur yang tepat.
         Tempat tidur bayi harus hangat.
         Tempat tidur bayi diletakkan didekat tempat tidur ibu.
         Tempat tidur bayi dan ibu yang bersamaan bisa menyebahkan kematian yang tidak
disengaja.
         Ruang bayi di bagian kebidanan bukan tempat yang tepat bagi bayi sehat.

b. Memandikan bayi
         Bayi lebih baik dimandikan setelah minggu pertama yang bertujuan untuk mempertahankan
vernixcaseosa dalam tubuh bayi guna stabilisasi suhu tubuh.
         Bayi harus tetap di jaga kebersihannya dengan menyekanya dengan lembut dan
memperhatikan lipatan kulitnya.
         Sabun dengan kandungan cholorophene tidak dianjurkan karena diserap kulit dan
menyebabkan racun bagi sistem saraf bayi.

c. Mengenakan pakaian
         Buat bayi tepat hangat.
         Baju bayi seharusnya tidak membuatnya berkeringat.
         Pakaian berlapis-lapis tidak dibutuhkan oleh bayi.
         Hindari kain yang menyentuh leher karena bisa mengakibatkan gesakan yang mengganggu.
         Selama musim panas bayi membutuhkan pakaian dalam dan popok.

d. Perawatan tali pusat


         Perawatan dengan tidak membubuhkan apapun pada pusar bayi.
         Hindari memasukkan gumpalan kapas kepada hidung bayi.

e. Perawatan mata dan telinga


         Jaga kuku bayi agar tetap pendek.
         Kuku dipotong setiap 3 atau 4 hari sekali.
         Kuku yang panjang akan mengakibatkan luka pada mulut atau lecet pada kulit bayi.

f. Kapan membawa bayi keluar rumah


         Bayi harus dibiasakan dibawa keluar selama 1 atau 2 jam sehari (bila udara baik).
         Gunakan pakaian secukupnya tidak perlu tebal atau tipis.
         Bayi harus terbiasa dengan sinar matahari namun hindari pencaran langsung dengan
pandangannya.

g. Pemeriksaan
Selama 1 tahun bayi dianjurkan melakukan pemeriksaan rutin.
h. Perawatan kulit
i. Bermain.
j. Pemantauan BB
Bayi yang sehat akan mengalami penambaha BB setiap bulannya.

2.5. Indikator Pemantauan Pertumbuhan dan Perkembangan


a.       Pengertian
Pertumbuhan
         Pertumbuhan adalah bertambah jumlah dan besarnya sel diseluruh bagian tubuh yang secara
kuantitatif dapat diukur ( Whalley dan Wong, 2000)
         Pertumbuhan adalah adanya perubahan dalam jumlah akibat pertambahan sel dan
pembentukan protein baru sehingga meningkatkan jumlah dan ukuran sel diseluruh bagian
tubuh (Sutjiningsih, 1998 )
Perkembangan
         Perkembangan adalah bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh yang dapat dicapai melalui
tumbuh kematangan dan belajar (Whalley dan Wong, 2000)
         Perkembangan adalah pertumbuhan dan perluasan secara peningkatan sederhana menjadi
komplek dan meluasnya kemampuan individu untuk berfungsi dengan baik
(Sutjiningsih,1998)
b.      Pola Pertumbuhan dan Perkembangan
Yaitu peristiwa yang terjadi selama proses pertumbuhan dan perkembangan pada anak.
1. Pola perkembangan fisik yang terarah
Terdiri dari dua prinsip yaitu cephalocaudal dan proximal distal (Wong, 1995)
         Cephalocaudal adalah pola pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dari kepala yang
ditandai dengan perubahan ukuran kepala yang lebih besar, kemudian berkembang
kemampuan untuk menggerakkan lebih cepat dengan menggelengkan kepala dan dilanjutkan
ke bagian ekstremitas bawah lengan ,tangan dan kaki
         Proximaldistal yaitu pola pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dengan
menggerakkan anggota gerak yang paling dekat dengan pusat/sumbu tengah, seperti
menggerakkan bahu dahulu baru kemudian jari-jari.
2. Pola perkembangan dari umum ke khusus
Yaitu pola pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dengan menggerakkan
daerah yang lebih umum (sederhana) dahulu baru kemudian daerah yang lebih kompleks.
Misalnya melambaikan tangan kemudian memainkan jari.

3. Pola perkembangan berlangsung dalam tahapan perkembangan


Pola ini mencerminkan ciri khusus dalam setiap tahapan perkembangan yang dapat
digunakan untuk mendeteksi dini perkembangan selanjutnya. Pada masa ini dibagi menjadi
lima tahap yaitu :
         Masa pra lahir, terjadi pertumbuhan yang sangat cepat padaalatdan jaringan tubuh
         Masa neonatus, terjadi proses penyesuaian dengan kehidupan di luar rahim dan hampir
sedikit aspek pertumbuhan fisik dalam perubahan
         Masa bayi , terjadi perkembangan sesuai dengan lingkungan yang mempengaruhinya dan
mempunyai kemampuan untuk melindungi dan menghindari dari hal yang mengancam
dirinya
         Masa anak, terjadi perkembangan yang cepat dalam aspek sifat, sikap, minat dan cara
penyesuaian dengan lingkungan
         Masa remaja, terjadi perubahan kearah dewasa sehingga kematangan pada tanda-tanda
pubertas
4. Pola perkembangan dipengaruhi oleh kematangan dan latihan/belajar
Terdapat saat yang siap untuk menerima sesuatu dari luar untuk mencapai proses
kematangan dan kematangan yang dicapainya dapat disempurnakan melalui rnagsangan yang
tepat. Masa ini merupakan masa kritis yangharus dirangsang agar mencapai perkembangan
selanjutnya melalui proses belajar (Gunarsa dalam Hidayat, 2005)
c.       Faktor yang Menyebabkan Tumbuh Kembang Anak
1.      Faktor Herediter
Merupakan faktor pertumbuhan yang dapat diturunkan yaitu suku, ras, dan jenis kelamin
(Marlow, 1988 dalam Supartini, 2004). Jenis kelamin ditentukan sejak dalam kandungan.
Anak laki-laki setelah lahir cenderung lebih besar dan tinggi dari pada anak perempuan, hal
ini akan nampak saat anak sudah mengalami masa pra-pubertas. Ras dan suku bangsa juga
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan. Misalnya suku bangsa Asia memiliki tubuh
yang lebih pendek dari pada orang Eropa atau suku Asmat dari Irian berkulit hitam

2.      Faktor Lingkungan


a). Lingkungan pra-natal
Kondisi lingkungan yang mempengaruhi fetus dalam uterus yang dapat mengganggu
pertumbuhan dan perkembangan janin antara lain gangguan nutrisi karena ibu kurang
mendapat asupan gizi yang baik, gangguan endokrin pada ibu (diabetes mellitus), ibu yang
mendapatkan terapi sitostatika atau mengalami infeksi rubela, toxoplasmosis, sifilis dan
herpes. Faktor lingkungan yang lain adalah radiasi yang dapat menyebabkan kerusakan pada
organ otak janin.
b). Lingkungan pos-natal
Lingkungan yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan setelah bayi
lahir adalah :
1). Nutrisi
Nutrisi adalah salah satu komponen yang penting dalam menunjang keberlangsungan
proses pertumbuhan dan perkembangan. Terdapat kebutuhan zat gizi yang diperlukan seperti
protein, karbohidrat, lemak, mineral, vitamin dan air.u Apabila kebutuhan tersebut tidak atau
kurang terpenuhi maka dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan anak. Asupan
nutrisi yang berlebihan juga berdampak buruk bagi kesehatan anak, yaitu terjadi penumpukan
kadar lemak yang berlebihan dalam sel/jaringan bahkan pada pembuluh darah.
Penyebab status nutrisi kurang pada anak :
         Asupan nutrisi yang tidak adekuat, baik secara kuantitatif maupun kualitatif
         Hiperaktivitas fisiik atau istirahat yang kurang
         Adanya penyakit yang menyebabkan peningkatan kebutuhan nutrisi
         Stres emosi yang dapat menyebabkan menurunnya nafsu makan atau absorbs makanan yang
adekuat
2). Budaya Lingkungan
Budaya keluarga atau masyarakat akan mempengaruhi bagaimana mereka dalam
mempersepsikan dan memahami kesehatan dan perilaku hidup sehat. Pola perilaku ibu hamil
dipengaruhi oleh budaya yang dianutnya, misalnya larangan untuk makan makanan tertentu
padahal zat gizi tersebut dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin. Keyakinan
untuk melahirkan d dukun beranak dari pada di tenaga kesehatan. Setelah anak lahir
dibesarkan di lingkungan atau berdasarkan lingkungan budaya masyarakat setempat.
3). Status Sosial dan Ekonomi Keluarga
Anak yang dibesarkan di keluarga yang nerekonomi tinggi untuk pemenuhan kebutuhan
gizi akan tercukupi dengan baik dibandingkan dengan anak yang dibesarkan di keluarga yang
berekonomi sedang atau kurang. Demikian juga dengan status pendidikan orang tua, keluarga
dengan pendidikan tinggi akan lebih mudah menerima arahan terutama tentang peningkatan
pertumbuhan dan perkembangan anak, penggunaan fasilitas kesehatan dll dibandingka
dengan keluarga dengan latar belakang pendidikan rendah.
4). Iklim atau Cuaca
Iklim tertentu akan mempengaruhi status kesehatan anak misalnya musim penghujan akan
dapat menimbulkan banjir sehingga menyebabkan sulitnya transportasi untuk mendapatkan
bahan makanan, timbul penyakit menular,dan penyakit kulit yang dapat menyerang bayi dan
anak-anak. Anak yang tinggal di daerah endemik misalnya endemik demam berdarah, jika
terjadi perubahan cuaca wabah demam berdarah akan meningkat.
5). Olahraga atau latihan fisik
Manfaat olah raga atau latihan fisikyang teratur akan meningkatkan sirkulasi darah
sehingga meningkatkan suplai oksigen ke seluruh tubuh, meningkatkan aktivitas fisik dan
menstimulasi perkembangan otot dan jaringan sel
6). Posisi Anak dalam Keluarga
Posisi anak sebagai anak tunggal, anak sulung, anak tengah atau anak bungsu akan
mempengaruhi pola perkembangan anak tersebut diasuh dan dididik dalam keluarga.
7). Status Kesehatan
Status kesehatan anak dapat berpengaruh pada pencapaian pertumbuhan dan
perkembangan. Hal ini dapat terlihat apabila anak dalm kondisi sehat dan sejahtera maka
percepatan pertumbuhan dan perkembangan akan lebih mudah dibandingkan dengan anak
dalam kondisi sakit.

8). Faktor Hormonal


Faktor hormonal yang berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak adalah
somatotropon yang berperan dalam mempengaruhi pertumbuhan tinggi badan, hormon tiroid
dengan mestimulasi metabolisme tubuh, glukokortiroid yang berfungsi menstimulasi
pertumbuhan sel interstisial dari testis untuk memproduksi testosteron dan ovarium untuk
memproduksi estrogen selanjutnya hormon tersebut akan menstimulasi perkembangan seks
baik pada anak laki-laki maupun perempuan sesuai dengan peran hormonnya.
d.      Pengukuran Antropometrik
Pengertian istilah “nutitional anthropometry” mula-mula muncul dalam “Body
measurements and Human Nutrition” yang ditulis oleh Brozek pada tahun 1966 yang telah
didefinisikan oleh jellife (1966 dalam Moersintowati, BN 2005) sebagai pengukuran pada
variasi dimensi fisik dan komposisi besaran tubuh manusia pada tingkat usia dan derajat
nutrisi yang berbeda.
Pengukuran antropometri ada dua tipe yaitu pertumbuhan dan ukuran komposisi
tubuh yang dibagi menjadi pengukuran lemak dan massa tubuh yang bebas lemak. Penilaian
pertumbuhan merupakan komponen esensial dalam surveilan kesehatan anak karena hamper
setiap masalah yang berkaitan dengan fisiologi, interpersonal, dan domain social dapat
memberikan efek yang yang sangat penting untuk penilaian pertumbuhan adalah kurva
pertumbuhan (growth chart) pada gambar terlampir, dilengkapi dengan alat timbangan yang
akurat, papan pengukur, stadiometer dan pita pengukur.
a.       Pengukuran antropometri, meliputi berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, lingkar dada,
lingkar lengan dan tebal kulit.
b.      Penggunaan kurva pertumbuhan anak (KMS, NCHS),
c.       Penilaian dan analisis status gizi dan pertumbuhan anak.
d.      Penilaian perkembangan anak dan maturasi
e.       Intervensi (preventif,promotif, kuratif, rehabilitatif).

f.       Perlu ditekankan bahwa pengukuran antropometri hanyalah satu dari sejumlah teknik-teknik
yang dapat untuk menilai pertumbuhan dan status gizi. Pengukuran dengan cara-cara yang
baku dilakukan beberapa kali secara berkala pada barat dan tinggi badan, lingkaran lengan
atas, lingkaran kepala tebal lipatan kulit (skinfold) diperlukan untuk penilaian pertumbuhan
dan status gizi pada bayi dan anak.
e.       Pertumbuhan Berat Badan dan Tinggi Badan Terhadap Umur
Pengukuran antropometri sesuai dengan cara-cara yang baku, beberapa kali secara
berkala misalnya berat badan anak di ukur tanpa baju. Mengukur panjang bayi dilakukan oleh
dua orang pemeriksa pada pada papan pengukur (infantometer),tinggi badan anak diatas dua
tahun diukur dengan posisi anak berdiri menggunakan stadiometer. Baku yang dianjurkan
adalah bukuk NCHS secara Internasional untuk anak usian 0-18 tahun yang dibedakan
menurut jender laki-laki dan wanita.
Penilain berat badan (BB) berdasarumur menurut WHO dengan baku NCHS. Grafik
pertumbuhan BB dalam KMS dibuat berdasarkan baku WHO / NCHS yang disesuaikan
dengan keadaan di Indonesia, meliputi daerah merah menghubungkan angka-angka 70%
median, daerah kuning di atas merah pada batas 75-80% median. Daerah hijau muda adalah
85-90% median, daerah hijau tua 95-100% median.
Penilaian panjang badan berdasarkan umur menurut WHO dengan baku NCHS,
meliputi lebih dari atau sama dengan 90% adalah normal, kurang dari 90% adalah abnormal
(malnutrisi kronis). Cara canggih yang lebih tepat untuk menetapkan obesitas pada anak
dengan kalkulasi skor Z (atau standard devisia) dengan mengurangi nilai berat badan yang
dibagi dengan standard deviasi populasi referens. Skoratau > +2 (misalnya 2SD di atas
median) dipakai sebagai indicator obesitas.
f.       Indikator Pemantauan Perkembangan Neonatus Bayi dan Anak Balita
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan atau fungsi semua system organ
tubuh sebagai akibat bertambahnya kematangan fungsi-fungsi system organ tubuh.
Perkembangan anak tidak hanya di tentukan oleh factor genetic (nature) atau
dianggap sebagai sebagai produk lingkungan (nurture) saja. Model biopsikososial pada
tumbuh kembang anak mengakui pentingnya pengaruh kekuatan intrinsic dan ekstrinsik.
Tinggi badan misalnya adalah fungsi antara factor genetic (biologic), kebiasaan makan
(psikologik) dan terpenuhinya makanan bergizi (social) pada anak.
Gangguan perkembnagan dapat menimbulkan manifestasi klinik yang bermacam-
macam. Manifestasi klinik gangguan perkembangan tersebut, yakni gangguan motorik kasar,
gangguan wicara,gangguan belajar, gangguan psikologis, gangguan makan, gangguan buang
air besar, kecemasan dan lain-lain.
Skrining perbangan adalah prosedur yang relative cepat, sederhana dan murah bagi
anak-anak yang tanpa gejala namun mempunyai resiko tinggi atau dicurigai mempunyai
masalah. Beyi atau anak dengan resiko tinggi berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik
rutin harus dilakukan skrining secara periodic. Bayi atau anak dengan resiko rendah dimulai
dengan pertanyaan pra-skrining yang diisi atau dijawab oleh orang tua. Apabila ada
kecurigaan dalam tumbuh kembang yang dijawab oleh orang tua balita.baru dilanjutkan
dengan skirining.
Perangkat skrining perkembangan, terdiri dari beberapa perangkat seperti : denver
development screener (BIS). Pemeriksaan lanjutan juga berguna untuk menentukan
diagnosis. Pemeriksaan lanjutan ini dilaksanakan tergantung jenis gangguan tumbuh
kembang balita seperti pemeriksaan neurologis, radiologis, genetis, endokrin dan lain lain.
Apabila semakin kompleks gangguan tumbuh kembang bayi, diperlukan tim yang lebih
lengkap dan terkoordinir yang melibatkan dokter spesialis anak,special THT, spesialis mata,
psikiater, rehabilitasi medic, ortopedi dan lain-lain. Dari sini akan terlihat besarnya peran
orang tua dan anak dalam dalam proses tumbuh kembang anak.
g.      Denver Development Screening Test
Deteksi tumbuh kembang anak adalah kegiatan atau pemeriksaan untuk menemukan
secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang pada balita dan anak prasekolah. Dengan
ditemukan penyimpangan atau masalah tumbuh kembang anak secara dini, maka intervensi
akan lebih mudah dilakukan. Tenaga kesehatan juga akan mempunyai waktu dalam membuat
rencana tindakan atau intervensi yang tepat. Terutama ketika harus melibatkan ibu/ keluarga.
Ada tiga jenis deteksi dini tumbuh kembang, yakni sebagai berikut.
         Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan, yaitu untuk mengetahui/ menemukan status gizi
kurang/ buruk dan mikro/ makrosefali.
         Deteksi dini penyimpangan perkembangan, yaitu untuk mengetahui gangguan
perkembangan, yaitu untuk mengetahui gangguan perkembangan anak (keterlambatan daya
lihat, dan gangguan daya dengar.
         Deteksi dini penyimpangan mental emosional, yaitu untuk mengetahui adanya masalah
mental emosional, autism, dan gangguan pemusatan perhatian, serta hiperaktifita
h.      Deteksi Dini Penyimpanan Pertumbuhan
Pertumbuhan berkaitan dengan masalah perubahan dalam hal besar, jumlah ukuran,
atau dimensi, baik pada tingkat sel, organ, maupun individu.

1.      Pengukuran berat badan terhadap tinggi badan.


Tujuan pengukuran BB/TB adalah untuk menentukan status gizi ana, apakah anak
termaksud normal, kurus, kurus ekali, atau gemuk. Jadwal pengukuran BB/TB disesuaikan
dengan jadwal deteksi dini tumbuh kembang balita.
a.       Pengukuran berat badan (BB)
        · Menggunakan timbangan bayi
        · Menggunakan timbangan injak pada anak
b.      Pengukuran panjang badan (PB)/ tinggi badan (TB). Untuk pengukuran panjang badan
atautinggi badan, petugasharus memiliki keterampilan mengukur panjang badan dengan
posisiberbaring sertamengukur tinggibadan dengan posisi berdiri.

c.       Penggunaan table BB/TB (Direktorat Gizi Masyarakat, 2002).


        · Ukur TB dan BB
        · Lihatkolompanjang/ tinggibadan anak yang sesuai dengan hasil pengukuran.
        · Pilihkolom berat badan untuk laki-laki (kiri) atau perempuan (kanan) sesuai jenis kelamin
anak. Tentukan angkah berat badan yang terdekat dengan berat badan anak.
        · Dari angka BB tersebut, lihat bagian ataskolom untuk mengetahui angka standar deviasi (SD).

2.      pengukuranLingkar kepala anak.


Tujuan pengukuran lingkarkepala adalah untuk mengetahui lingkarkepala anak apakah
berada dalam batas normal atau diluar batas normal. Jadwal pengukuran Lingkar kepala
disesuaikan dengan usia anak. Untuk anak berusia 0-11 bulan pengukuran dilakukan setiap 3
bulan, dan untuk anka berusia12-72 bulan pengukuran dilakukan setiap 6 bulan.
a.       Cara mengukurlingkar kepala
        ·Lingkarkan pengukuran kepala melewatidahi, menutupi alis mata, di atas kedua telinga, dan
begian belakang kepala yang menonjol, lalu tarik agak kencang.
        · Baca angka pada pertemuan dengan angka 0
        · Tanyakan tanggal lahir bayi/ ana, hitungusiabayi/ anak
        ·Hasil pengukuran dihitung pada grafiklingkar kepalamenurut umur dan jenis kelamin anak
        ·Buat garis yang menghubungkan antara pengukuran lalu dengan sekarang
b.      Interpretasi.
        ·Jika ukuran LK di dalam jalur hijau, maka LK anak anak dikatakan normal
        ·Jika ukuran LK di luar jalur hijau, maka LK anak dikatakan tidak normal (makrosefal diatas
jalur hijau dan mikrosefal di bawah jalur hijau). Segera rujuk ke RS jika menemui anak
dengan LK di luar jalur hijau.

i.        Denver Development Screening Test II (DDST)


Denver development screening test II (DDST) di publikasikan pertama kali pada
tahun 1967 untuk membantu tenaga kesehatan mendeteksi masalah perkembangan potensial
pada anak-anak di bawah usia 6 tahun. DDST telah di gunakan secara luas sejak
dipublikasikan. Selanjutnya DDST diadaptasi untuk digunakan dan distandarisasi pada lebih
dari 12 negara. DDST ini digunakan untuk keperluan skrining lebih dari 50 juta anak di
seluruh dunia. DDST selanjutnya direvisi menjadi DDST II oleh William K. Frankenburg dan
Josiah B. Dodds.
DDST II atau Denver II bukan tes intelegensia quotient (IQ) dan bukan peramal
kemampuan adaptif atau interlegtual perkembangan) anak di masa mendatang. Denver II
tidak dibuat untuk menghasilkan diagnosis seperti ketidakmampuan dan kesukaran belajar,
gangguan bahasa atau gangguan emosional.Denver II tidak untuk mensubtitusi evaluasi
diagnostic atau pemeriksaan fisik, namun lebih untuk membandingkan kemampuan
pekembangan seorang anak dengan kemampuan anak lain yang seumur.
Denver II dapat digunakan untuk menilai tingkat perkembangan anak sesuai dengan
umur-umurnya, anak-anak yang sehat berumur 0-6 tahun, anak-anak tanpa gejala
kemungkinan ada kelainan perkembangan. Denver II juga dapat digunakan untuk
memastikan anak dengan persangkaan ada kelainan perkembangan dan melakukan monitor
anak-anak dalam resiko terhadap perkembangan.
Denver II terdiri dari 125 item yang disusun dalam formulir menjadi empat sektor
untuk menjaring fungsi-fungsi sector personal social, motorik halus-adaptif, bahasa dan
motorik kasar.sektor personal meliputi kemampuan penyusuaian diri di masyarakat dan
kebutuhan pribadi. Sector motorik halus –adaptif, terdiri atas kemampuan mendengar,
mengerti, dan menggunakan bahasa. Sector motorik kasar, terdiri dari duduk, jalan dan
gerakan gerakan umum otot kasar.
Cara melakukan pemeriksaan Denver II, antara lain dilakukan secara kontinyu, anak
didampingi ibu atau pengasuh, anak dan ibu dalam keadaan santai, satu formulir digunakan
beberapa kali pada satu klien. Posisi anak pada saat pemeriksaan, adalah bayi baringkan di
atas tempat tidur, sedangkan anak duduk di kursi, lengan di atas meja.
Prinsip pemeriksaan Denver II, yakni dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan,
dimulai dari tahap perkembangan yang telah dicapai anak.
Penggunaan alat bantu stimulasi adalah yang sederhana, suasana nyaman, bervariasi,
memperhatikan gerakan spontan anak, dilakukan dengan wajar dan tanpa paksaan, tidak
menghukum, memberikan pujian/ reinforcement bila anak dapat melakukan pemeriksaan.
Sebelum uji coba semua alat saja sesuai tugas pada item tersebut, sehingga konsentrasi anak
tidak terpecah.
j.        Pelaksanaan Pemeriksaan
Material alat tes dalam pemeriksaan Denver II harus sesuai standart yang telah di
tentukan. Material alat-alat tersebut, adalah lembar formulir DDST II, benang sulaman
merah, kismis/ manic-manik, kerincingan dengan pegangan,kubus kayu berwarna merah,
kuning, hijau dengan ukuran dimensi 1 inci 10 buah, lonceng kecil. Bola tennis, boneka
plastic kecil dengan botol susu, cangkir plastic kecil dengan pengangan pensil merah, kertas
kosong, botol kaca bening dengan tutup berdiameter ± 2 cm dan dapat dibuka. Apabila ada,
perlu juga disediakan meja dan kursi tiga buah, ruangan yang cukup luas untuk melakukan
tes sector motorik kasar, serta meja khusus denagan kasur/ selimut sebagai tempat
pemeriksaan bayi kecil.
Cara pengukuran/ pemeriksaan Denver II, antara lain sebagai berikut.
1.      Menentukan umur anak pada saat pemeriksaan.
2.      Menarik garis pada lembar DDST II sesuai dengan umur yang.telah di tentukan.
3.      Melakukan pengukuran pada anak pada item-item dalam empat sector dan memberikan
scoring pada setiap item yang menilai.
4.      Melakukan interpretasi hasil tes keseluruhan.

k.      Menghitung Umur Anak dan Menggambar Garis Umum


Pemeriksaan. Umur anak dihitung dengan mengurangkan tanggal lahir dari tanggal
tes (jika perlu untuk meminjam dalam pengurangan,30 hari dipinjam dari kolom bulan, 12
bulan dipinjam dari kolom tahun). Penyusuaian umum perlu dilakukan pada kasus
prematuritas anak yang lahirnya lebih dari dua minggu sebelum Hari perkiraan Lahir (HPL).

l.        Penatalaksanaan Pemeriksaan


Prosedur pelaksanaan pemeriksaan Denver II, adalah sebagai berikut:
1.      semua item herus diujikan sesuai dengan prosedur pelaksanaan tes masing-masing item.
2.      Perlu kerjasama yang baik dengan anak. Anak harus tenang, merasa aman, senang, sehat
(tidak lapar, tidak mengantuk, tidak haus, tidak rewel )
3.      Menumbuhkan kerjasama yang baik, diawali dengan berkenalan dengan orang tua anak,
kemudian dengan anaknya agar anak merasa nyaman …bersama orang baru.
4.      Ruangan cukup luas, ventilasi baik dan member kesan menyenangkan dan santai
5.      Memberitahu orang tua bahwa tes ini bukan tes IQ, tetapi untuk melihat perkembangan anak
secara keseluruhan. Orang tua perlu diberitahu …bahwa anak tidak selalu dapat
melaksanakan semua tugas yang diberikan.
6.      menyajikan item yang akan diujikan secara fleksibel. Beberapa hal yang harus diperhatikan
pada saat melakukan pemeriksaan Denver II,yakni:
         Tes atau uji coba diawali dengan item yang kurang aktif lebih dahulu. Sebaiknya diawali
dengan sector personak social, kemudian sector motorik halus-adaptif.
         Uji coba diawali dengan item yang lenbih mudah dilakukan atau kurang tepat melakukan,
sehingga anak tidak segan untuk melakukan uji coba item selanjutnya.
         Uji coba pada item dengan alat yang sama dilakukan berurutan, sehingga waktu lebih
sedikit.

         Hanya alat item yang akan dipakai uji coba yang berada di depan anak.
         Semua uji coba setiap sector dimulai dari item disebelah kiri garis umur dilanjutkan item
yang ditembus garis umur serta item yang ditembus garis umur serta item disebelah kanan
garis umur.

7.      Cara melakukan tes pada anak yang ada resiko perkembangan, seperti berikut :
Langkah 1 : pada setiap sector dilakukan paling sedikit dilakukan 3 uji coba yang paling dekat disebelah
kiri garis umur sampai 3x lewat berturut-turut setiap sector
Langkah 2 : Jika anak gagal, menolak, atau no opportunity, maka dilakukan uji coba tambahan kesebelah
kiri garis umur sampai 3x LEWAT berturut-turut setiap sector.

8.      Cara melakukan tes pada anak normal atau kemampuan lebih, seperti berikut :
Langkah 1. Pada tiap sector dilakukan paling sedikit 3 uji coba yang paling dekat disebelah
kiri garis umum dan item yang ditembus umur.
Langkah 2. Jika anak mampu/ bias melakukan lanjutan uji coba disebelah kanan garis umur sampai 3x
GAGAL berturut-turut setiap ….sector.
Setiap item, boleh dilakukan uji coba sebanyak tiga kali pada anak sebelum dinyatakan
gagal. Kalau anak sudah tiga kali mencoba dan tetap tidak bias, maka anak baru dinyatakan
gagal pada item uji coba tersebut.

9.      Penilaian Test Perilaku


Denver development screening test II (DDST) di publikasikan pertama kali pada
tahun 1967 untuk membantu tenaga kesehatan
Tes perilaku anak dilakukan setelah tes selesai. Dengan skala di lembar tes, penilaian
perilaku dapat membandingkan perilaku anka selama tes dengan perilaku sebelumnya.
Pemerikasaan boleh menanyakan kepada ibu atau pengasuh anak, apakah perilaku anak
biasanya sama dengan sekarang. Kedang-kadang saat diperiksa anak sedang dalam kondisi
sakit, lapar, atau marah sehingga tes dapat dilakukan pada hari lain saat anak mau ko-
operatif.

      Skoring Penilaian Item Tes


Ada empat skor item tes, ditulis pada kotak/batang tes dekat tanda 50 %.
a. Skor Pass (P) atau Lewat/ Lulus (L), apabila anak dapat melakukan uji coba dengan baik,
atau ibu atau pengasuh member laporan tepat atau dapat dipercaya bahwa anak dapat
melakukan dengan baik.
b. Skor Fail (F) atau Gagal (G), apabila anak tidak dapat melakukan uji.coba dengan baik, atau
ibu/ pengasuh member laporan bahwa anak.tidak dapat melakukan tugas dengan baik.
c. Skor NO Opportunity (No) atau tak ada kesempatan (TaK), apabila .anak tidak mempunyai
kesempatan untuk melakukan uji coba karena
…..ada hambatan, misalnya kasus Retardasi Mental dan Down Syndrome.
d. Skor ini hanya digunakan untuk item yang ada kode “L”.yaitu
laporan orang …tua atau pengasuh anak. Penilaian apa yang harus
dilakukannya. Item yang ada kode “L”nya, tidak diskor sebagai penolakan.
         Skoring Penilaian Item Tes
Penilaian item “Lebih“ atau “Advance”, apabila anak dapat melaksanakan tugas (lewat/
lilus) pada item disebelah kanan garis umur. Perkembangan anak dinilai lebih pada item
tersebut, karena anak lulus pada tes yang kebanyakan anak tidak lulus sampai umurnya lebih
tua. Penilaian ini tidak perlu diperhatikan untuk interpretasi/ penilaian hasil tes keseluruhan.
BAB III
PENUTUP
3.1.      Kesimpulan
Anak yang merupakan kebanggaan bagi setiap orang sejak ia baru lahir membutuhkan
asuhan dari orang tua maupun orang-orang disekitarnya.
Memberikan asuhan pada bayi 6 minggu pertama merupakan tugas dan wewenang
seorang bidan.
Tujuan asuhan ini agar tercapainya rasa kasih sayang dan rasa aman yang diberikan
oleh orang tua kepadanya. Sedangkan untuk ibu yaitu wujud mencurahkan kasih sayang
kepada buah hatinya. Sedangkan untuk ibu yaitu wujud mencurahkan kasih sayang kepada
buah hatinya, mengalilhkan perhatian waktu perineum dijahit pada kala IV, meningkatkan
produksi ASI serta mempercepat pelepasan plasenta.
Bulan pertama kehidupan bayi merupakan masa transisi dan penyesuaian baik untuk
orang tua maupun bayi, oleh karena itu bidan harus dapat memfasilitasi proses tersebut. Peran
bidan pada kehidupan bayi baru lahir 1 bulan pertama dimulai sejak bayi meninggalkan ruang
bersalin. Dalam praktiknya, asuhan dilakukan secara multidisipliner. Yakni perawat anak,
perawat keluarga dan dokter spesialis anak. Bisan bertugas melanjutkan perawatan bagi ibu
san bayi dalam melewati 6 minggu pertama kelahiran.

3.2. Saran
1.      Setelah membaca makalah ini, diharapkan pembaca (terutama mahasiswa kebidanan)
mengetahui bagaimana asuhan primer pada bayi 6 minggu pertama dan indicator pemantauan
tumbuh kembang neonatus, bayi dan balita.
2.      Kepada pembaca, jika menggunakan makalah ini sebagai acuan dalam pembuatan makalah
atau karya tulis yang berkaitan dengan judul makalah ini, diharapkan kekurangan yang ada
pada makalah ini dapat diperbaharui dengan yang lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai