Anda di halaman 1dari 2

Nama: Naufal Rafiif Septiawan

NPM : 19410028

Kelas : ILKOM 01

Pengalaman saya saat proses pembatasan kontak fisik ini adalah saat ketika saya pergi ke Telkom. Yang
biasa nya saya dapat agak mendekat pada loket pembelian voucher, sekarang dibatasi 1meter. Tak
hanya itu, sebelum mendekati loket pembelian voucher pun saya diberhentikan sejenak oleh satpam
untuk diperiksa apakah badan saya melebihi 37 derajat dan setelah diperiksa , diarahkan untuk mencuci
tangan dengan sabun yang sudah disiapkan disekitar tempat tersebut. Dan itu berlaku pada semua
orang baik itu pengunjung wifi corner, satpam, ataupun pegawai/karyawan Telkom. Tetapi saya
mewajari nya, karena dengan cara sederhana seperti ini, paling tidak dapat mencegah penularan dari
penyakit Covid-19 agar tidak meluas kemana-mana. Tempat sekitar Wifi Corner pun di semprot dengan
cairan khusus agar terhindar dari kuman kuman yang mengandung Covid-19.

Sehari-hari saya sebenarnya hanya dirumah, hanya hari ini saja saya memutuskan untuk keluar rumah
untuk mencari koneksi untuk mengerjakan tugas. Jadi, sehari-hari saya hanya berinteraksi dengan ayah
dan ibu saya. Seperti keluarga pada umumnya, keluarga saya saling mengingatkan bahwa menjaga pola
hidup sehat pada saat ini ialah hal yang penting. Maka dari itu kami tetap berinteraksi seperti biasanya.
Tentunya saat kita pergi, pastinya menggunakan masker agar aman terhindar dari penularan virus Covid-
19 tersebut.

Oiya, saat saya berada di Telkom, saya bertemu dengan teman saya. Seperti biasa, kami saling menyapa,
memanggil nama satu sama lain. Tetapi ada yang beda dalam kontak fisik ini. Yang biasanya kami
bersalaman seperti biasanya / telapak dengan telapak. Sekarang menjadi beda, yaitu dengan “mengadu
lengan tangan satu sama lain” / saling menempelkan sejenak lengan tangan kita satu sama lain. Hal ini
kami lakukan karena himbauan dari suatu Iklan Layanan Masyarakat yang menganjurkan mengganti
jabat tangan menjadi “jabat lengan tangan”, dengan maksud mengurangi penyebaran virus Covid-19
melalui kontak fisik.

Dengan adanya wabah virus Covid-19 ini, kampus pun meliburkan para mahasiswa nya selama 300 14
hari. Hal ini bermaksud ketika seseorang kontak dengan apapun bias menginfeksinya dengan Covid-19,
maka harus ditunggu minimal 14hari. Dan apabila sudah melewati 14 hari, tidak terjadi apa apa, dapat
dipastikan seseorang itu aman. Kebijakan libur 14 hari tersebut, berfungsi untuk memotong rantai
penularan virus ini. Para guru dan dosen pun merubah system pembelajaran menjadi Daring / Online.
Terutama pada kampus saya, mengganti system perkuliahan menjadi daring / online. Tetapi dengan
liburnya para mahasiswa, tidak berarti para mahasiswa bisa bebas dari pelajaran. Para dosen pun
memberikan beberapa tugas untuk mengisi system perkuliahan online ini. Agar mahasiswa tetap aktif
berpikir walaupun perkuliahan diliburkan.

Mungkin recana nya selama 14 hari kedepan, agar tetap dapat menjalin komunikasi interpersonal
dengan orang-orang sekitar saya ialah tetap berkomunikasi seperti biasanya. Namun ada baiknya,
sementara menghindari kontak fisik dulu seperti, bersalaman / jabat tangan, berpelukan, dll. Dan tidak
usah menyentuh antar personal apabila tidak perlu / tidak terlalu penting. Kalau terpaksa karena
keadaan atau hal lain, alangkah baiknya kita mencuci tangan terlebih dahulu agar menghindari
penularan virus Covid-19 yang menyebar melalui kontak fisik. Ketika mencuci tangan gunakan sabun
khusus / bisa juga menggunakan cairan khusus yang biasa disebut Handsaniteser. Handsaniteser ini
sendiri tidak dapat dibeli disembarang warung / toko. Namun anda dapat membeli nya di apotik apotik
atau bisa juga di mall yang menyediakannya. Dan tentunya ketika berbicara dengan lawan bicara / antar
personal, lebih baik menggunakan masker untuk menghindari penularan virus Covid-19 yang menyebar
melalui udara.

Anda mungkin juga menyukai