Anda di halaman 1dari 6

JURNAL KESEHATAN GIGI

(Dental Health Journal)


Vol. 7 No.1 Pebruari 2020

HUBUNGAN PERILAKU MENYIKAT GIGI SERTA TINGKAT KEBERSIHAN GIGI


DAN MULUT PADA IBU PKK BANJAR ADAT KAYUSUGIH KECAMATAN PUPUAN
KABUPATEN TABANAN TAHUN 2019
Ni Wayan Arini1, Ni Ketut Ratmini2, Asep Arifin Senjaya3, dan Ni Putu Puspa Dewi4
1,2,3
Dosen Jurusan Kesehatan Gigi Poltekkes Denpasar
4
Mahasiswa Jurusan Kesehatan gigi Poltekkes Denpasar
ratminijkg@yahoo.com
anik_arini81@yahoo.com

Abstract
Oral health is important for general bodily health and greatly influences the quality of life, in this
case the functions of speech, mastication, and self-confidence. Bali Province is one of the provinces
in Indonesia which has a higher prevalence of dental caries experience than the national
prevalence. The health of a person or community is influenced by two main factors, namely:
behavioral factors and non-behavioral factors. The purpose of this study was to determine the
relationship between tooth brushing behavior and the level of dental and oral hygiene in PKK
mothers in Banjar Adat Kayusugih, Pupuan District, Tabanan Regency in 2019. This type of cross
sectional study, uses secondary data from Ni Putu Puspa Dewi research. Spearmen correlation test
results between the variables of tooth brushing behavior with oral and dental hygiene obtained
results of pipip: 0,000. The conclusion of the study there is a relationship between tooth brushing
behavior with oral and dental hygiene as measured by OHI-S in PKK Banjat Adat Kayusugih,
Pupuan Subdistrict, Tabanan Regency in 2019.

Keywords: tooth brushing behavior, dental and oral hygiene

Kwan, dkk.menyatakan bahwa, Menurut Blum status kesehatan


kesehatan mulut merupakan bagian seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh
fundamental kesehatan umum dan empat faktor penting yaitu lingkungan,
kesejahteraan hidup.1Kesehatan mulut penting perilaku, pelayanaan kesehatan, dan
bagi kesehatan tubuh secara umum serta keturunan. Perilaku merupakan faktor terbesar
sangat mempengaruhi kualitas hidup, dalam kedua setelah faktor lingkungan yang
hal ini fungsi bicara, pengunyahan, dan rasa mempengaruhi kesehatan individu, kelompok,
percaya diri. Gangguan kesehatan mulut akan atau masyarakat.6
berdampak pada kinerja seseorang.2 Perilaku manusia sangatlah kompleks
Di Indonesia terjadi peningkatan dan mempunyai bentangan yang sangat luas.
prevalensi karies gigi pada penduduk Benyamin Bloom (1908) membagi prilaku
Indonesia tahun 2007 lalu yaitu dari 43,4% manusia ke dalam tiga domain, yakni:
menjadi 53,2 % pada tahun 2013.3 Data Riset kognitif, afektif, dan psikomotor. Dalam
Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 mencatat perkembangannya, teori Bloom ini
proporsi masalah gigi dan mulut di Indonesia dimodifikasi, mencakup: pengetahuan, sikap,
sebesar 57,6%.4Provinsi Bali merupakan dan tindakan. Pengetahuan atau kognitif
salah satu provinsi di Indonesia yang merupakan domain yang sangat penting
memiliki prevalensi pengalaman karies gigi dalam membentuk tindakan seseorang (over
yang lebih tinggi dibandingkan prevalensi behavior). Tindakan mempunyai tiga
nasional yaitu sebesar 68,2%.5 tingkatan yaitu: a) persepsi (perception), yaitu
kemampuan mengenal, menilai, dan memilih

21
JURNAL KESEHATAN GIGI
(Dental Health Journal)
Vol. 7 No.1 Pebruari 2020

berbagai objek sehubungan dengan tindakan suatu kompetensi tertentu. Nilai keterampilan
yang akan diambil adalah merupakan praktek dikelompokan dalam empat kriteria, yaitu:
tingkat pertama; b) respons terpimpin (guided sangat baik, baik, cukup, dan perlu
response), yaitu kemampuan melakukan bimbingan.12
sesuatu dengan urutan yang benar dan sesuai Kebersihan gigi dan mulut merupakan
dengan contoh yang diberikan; c) mekanisme suatu kondisi atau keadaan terbebasnya gigi
(mechanism), yaitu kemampuan melakukan geligi dari plak dan calculus.Keduanya selalu
sesuatu dengan benar secara otomatis dan itu terbentuk pada gigi dan meluas keseluruh
sudah merupakan kebiasaan.7 permukaan gigi. Menurut Grene dan
Perilaku pemeliharaan diri masyarakat Vermillion untuk mengukur kebersihan gigi
dalam pemeliharaaan kesehatan mulut dan mulut menggunakan suatu index yang
indikatornya adalah menyikat gigi.Menyikat disebut Oral Hygiene Index Simplified (OHI-
gigi merupakan tindakan pencegahan primer S). Skor OHI-S sebagai berikut Baik jika
yang paling utama dianjurkan.1Pemeliharaan berada diantara 0 - 1,2; Sedang jika berada
kesehatan gigi sangatlah penting, karena itu diantara 1,3 - 3,0; Buruk jika berada diantara
kebersihan gigi dan mulut haruslah tetap 3,1 - 6,0.2 Target nasional OHI-S tahun 2020
dijaga. Menyikat gigi adalah tindakan utama adalah ≤ 1,2.3
membersihkan plak.8Plak ikut berperan pada Penelitian Ni Putu Puspa Dewi tahun
patogenitas dari karies dan penyakit 2019, terhadap 35 orang ibu - ibu PKK Banjar
periodontal. Tujuan membersihkan gigi Adat Kayusugih Kecamatan Pupuan
adalah menghilangkan plak. Plak dapat Kabupaten Tabanan Tahun 2019
terbentuk kapan saja, meski gigi sudah menyimpulkan, yaitu sebagian besar ibu - ibu
dibersihkan.Plak adalah lapisan tipis, tidak PKK Banjar Adat Kayusugih Kecamatan
berwarna mengandung banyak bakteri dan Pupuan Kabupaten Tabanan memiliki
melekat pada permukaan gigi.9Menyikat gigi perilaku menyikat gigi dengan kriteria perlu
adalah tindakan untuk membersihkan gigi dan bimbingan. Sebagian besar ibu - ibu PKK
mulut dari sisa makanan dan debris yang Banjar Adat Kayusugih Kecamatan Pupuan
bertujuan untuk mencegah terjadinya penyakit Kabupaten Tabanan memiliki tingkat
pada jaringan keras maupun jaringan lunak di kebersihan gigi dan mulut (OHI-S) dengan
mulut.2 kriteria buruk.13
Hasil Riset Kesehatan Dasar 2013 di Berdasarkan uraian latar belakang
Provinsi Bali, menunjukkan bahwa sebanyak diatas, maka dapat dibuat rumusan masalah
91,8% penduduk di Bali berumur 10 tahun ke sebagai berikut: “Bagaimanakah hubungan
atas sudah menyikat gigi, namun yang perilaku menyikat gigi serta tingkat
menyikat gigi benar hanya 4,1%, sedangkan kebersihan gigi dan mulut pada Ibu PKK di
di Kabupaten Tabanan tercatat 88,4% Banjar Adat Kayusugih, Kecamatan Pupuan,
menyikat gigi setiap hari, namun menyikat Kabupaten Tabanan tahun 2019?
gigi benar hanya 8%.3Hasil penelitian
Anitasari dan Rahayu (2005) menyimpulkan Metode
terdapathubungan frekuensi menyikat gigi
dengan tingkatkebersihan gigi dan mulut Jenis penelitian ini cross sectional.
siswa SDN Palaran SamarindaProvinsi Penelitian dilakukan di Jurusan Kesehatan
Kalimantan Timur.10Hasil penelitian Irmanita, Gigi Politeknik Kesehatan Kemenkes
Bagoes, dan Syamsulhuda (2013) Denpasar pada bulan Mei 2020.Unit analisis
menyimpulkan menggosok gigi berhubungan adalah adalah Ibu PKK diBanjar Adat
dengan skor plak.11 Kayusugih, Kecamatan Pupuan, Kabupaten
Penilaian keterampilan adalah penilaian Tabanan yang berjumlah 35 orang.Responden
yang menuntut sasaran mendemonstrasikan seluruh Ibu PKK diBanjar Adat Kayusugih,

22
JURNAL KESEHATAN GIGI
(Dental Health Journal)
Vol. 7 No.1 Pebruari 2020

Kecamatan Pupuan, Kabupaten Tabanan yang Tabel 2 Distribusi Frekuensi Kebersihan Gigi
berjumlah 35 orang.Penelitian ini dan Mulut (OHI-S) Ibu PKK Banjar
menggunakan data sekunder dari penelitian Adat Kayusugih Kecamatan Pupuan
Ni Putu Puspa Dewi.Data hasil penelitian Ni Kabupaten Tabanan Pada Bulan Mei
Putu Puspa Dewi di masukan ke komputer 2019
dengan menggunakan software pengolah data
OHI-S f (%)
SPSS for Windows. Selanjutnya dilakukan
analisis bivariat berupa tabulasi silang dan uji Baik (0,-1,2) 0 0
korelasi Spearmen.14 Sedang (1,3-3,0) 9 25,7
Buruk (3,1-6,0) 26 74,3
Hasil dan Pembahasan Jumlah 35 100

Banjar adat Kayusugih terletak di Desa Tabel 2 menunjukkan sebagian besar


Kebonpadangan, Kecamatan Pupuan, Ibu PKK Banjat Adat Kayusugih Kecamatan
Kabupaten Tabanan, memilikibatas wilayah Pupuan Kabupaten Tabanan, saat penelitian
sebagai berikut: Desa Padangan, Desa Jelijih memiliki kebersihan gigi dan mulut yang
Punggang, Desa Mundeh Kangin, dan Desa buruk (74,3%) dan tidak dijumpai responden
Pajahan. Jumlah keseluruhan ibu PKK Banjar yang memiliki kebersihan gigi dan mulut
Adat Kayusugih Kecamatan Pupuan kriteria baik.
Kabupaten Tabanan sebanyak 35 orang, yang Tabel 3 berikut ini adalah 23 tabel
menjadi responden dalam penelitian ini.Usia silang antara perilaku menyikat gigi dengan
responden berkisar 30 sampai 67 tahun. kebersihan gigi dan mulut Ibu PKK Banjat
Tabel 1 beikut ini menyajikan distribusi Adat Kayusugih Kecamatan Pupuan
perilaku menyikat gigi ibu PKK Banjar Adat Kabupaten Tabanan tahun 2019.
Kayusugih Kecamatan Pupuan Kabupaten
Tabanan tahun 2019. Tabel 3 Tabel silang antara perilaku menyikat gigi
dengan kebersihan gigi dan mulut Ibu
PKK Banjat Adat Kayusugih Kecamatan
Tabel 1 Distribusi Frekuensi Perilaku
Pupuan Kabupaten Tabanan tahun 2019.
Menyikat Gigi Pada Ibu PKK Banjar
Adat Kayusugih Kecamatan Pupuan Perilaku OHI-S
Kabupaten Tabanan Pada Mei 2019 Menyikat Buruk Sedang Baik Jumlah
Gigi
Perilaku Menyikat Gigi f (%) Perlu 23 3 0 26
Sangat Baik 0 0 bimbingan
Baik 2 5,8 Cukup 3 4 0 7
Baik 0 2 0 2
Cukup 7 20
Sangat baik 0 0 0 0
Perlu Bimbingan 26 74,2 Jumlah 26 9 0 35
Jumlah 35 100
Tabel 3 di atas menunjukkan bahwa,
Tabel 1 di atas menunjukkan sebagian sebanyak 23 responden memiliki skor OHI-S
besar responden (74,2%) perlu bimbingan buruk dan berperilaku menyikat gigi kategori
dalam menyikat gigi dan tidak dijumpai perlu bimbingan.Selanjutnya berdasarkan
tresponden yang berperilaku menyikat gigi hasil tabulasi silang dilakukan analisis
sangat baik. bivariat dengan uji korelasi Spearmen. Hasil
Tabel 2 berikut ini menyajikan uji korelasi Spearmen menunjukkan nilai p =
distribusi frekuensi kebersihkan gigi dan 0,000 dengan koefisien korelasi 0,573.
mulut ibu PKK Banjar Adat Kayusugih Berdasarkan hasil uji korelasi Spearmen ini
Kecamatan Pupuan Kabupaten Tabanan tahun berarti ada hubungan antara perilaku
2019.
23
JURNAL KESEHATAN GIGI
(Dental Health Journal)
Vol. 7 No.1 Pebruari 2020
menyikat gigi dengan kebersihan gigi dan swasta. Masyarakat perlu sarana dan
mulut yang diukur dengan OHI-S pada Ibu prasarana pendukung untuk berperilaku sehat.
PKK Banjat Adat Kayusugih Kecamatan c. Faktor pendorong (reinforcing factors)
Pupuan Kabupaten Tabanan tahun 2019. Faktor ini merupakan faktor sikap dan
Hasil penelitian ini didukung oleh hasil perilaku tokoh masyarakat (toma), tokoh
penelitian dari Triana tahun 2018 agama (toga), sikap perilaku para petugas
menunjukkan terdapat hubungan yang termasuk petugas kesehatan.Termasuk juga
signifikan antara perilaku menyikat gigi disini undang-undang, peraturan-peraturan,
dengan status kebersihan gigi dan mulut yang baik dari pusat maupun pemerintah daerah
diukur dengan Oral Hygiene Index Simplified yang terkait dengan kesehatan.
(OHI-S) dengan nilai p: 0,000.15 Hasil Berdasarkan tiga faktor penentu
penelian ini juga dikuatkan oleh hasil perilaku di atas maka, kemungkinan ibu PKK
penelitian dari Kurniawati R, Valentina NK, P di Banjar Adat Kayusugih Kecamatan Pupuan
Razi tahun 2015 yang menunjukkan, ada Kabupaten Tabanan tahun 2019, memiliki
hubungan perilaku menyikat gigi dengan pengetahuan yang kurang tentang perilaku
status kebersihan gigi dan mulut suku anak menyikat gigi. Hal ini dikarenakan
dalam di Desa Palembang Propinsi Jambi Juli keterbatasan sarana dan media yang ada di
tahun 2015.16 banjar serta keterbatasan tenaga kesehatan di
Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas Puskesmas setempat.
organisme atau mahluk hidup yang Perilaku pemeliharaan diri masyarakat
bersangkutan. Perilaku manusia pada dalam pemeliharaaan kesehatan mulut
hakikatnya adalah tindakan atau aktivitas dari indikatornya adalah menyikat gigi.1 Menyikat
manusia itu sendiri yang mempunyai gigi sebaiknya dua kali sehari, yaitu setiap
bentangan yang sangat luas antara lain: kali setelah sarapan pagi dan malam sebelum
berjalan, berbicara, menangis, tertawa, tidur. Lama menyikat gigi dianjurkan antara
bekerja, kuliah, mengkomsumsi, membaca, dua sampai lima menit dengan cara sistematis
menulis dan sebagainya.6 supaya tidak ada gigi yang terlampaui mulai
Menurut Lawrence Green kesehatan dari posterior ke anterior dan berakhir pada
seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh bagian posterior sisi lainya.8
dua faktor pokok, yaitu: faktor perilaku
(behavior causes) dan faktor diluar perilaku Simpulan dan Saran
(non-behavior causes). Perilaku itu sendiri
ditentukan atau terbentuk dari tiga faktor, Berdasarkan hasil penelitian dapat
yakni:17 disimpulkan ada hubungan antara perilaku
a. Faktor predisposisi (predisposing factors) menyikat gigi dengan kebersihan gigi dan
Faktor ini dipengaruhi oleh pengetahuan dan mulut yang diukur dengan OHI-S pada Ibu
sikap masyarakat terhadap kesehatan, tradisi PKK Banjat Adat Kayusugih Kecamatan
dan kepercayaan masyarakat, tingkat Pupuan Kabupaten Tabanan tahun 2019.
Pendidikan, tingkat sosial, ekonomi, dan Saran yang dapat diberikan agar ibu PKK
sebagainya. dapat meningkatkan pengetahuan tentang
b. Faktor pendukung (enabling factor) menyikat gigi dengan cara belajar sendiri atau
Faktor ini mencangkup ketersediaan meminta kepada petugas Puskesmas setempat
sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan untuk memberikan penyuluhan menyikat gigi.
bagi masyarakat, misalnya pelayanan
kesehatan seperti Puskesmas, Rumah Sakit Daftar Pustaka
(RS), Poliklinik, Pos Pelayanan Terpadu
(Posyandu), Pos Poliklinik Desa (polides), 1. Sriyono,NW, 2009.Mencegah Penyakit
Pos Obat Desa, Dokter atau Bidan praktek Gigi dan Mulut Guna Meningkatkan

24
JURNAL KESEHATAN GIGI
(Dental Health Journal)
Vol. 7 No.1 Pebruari 2020
Kualitas Hidup, Naskah Pidato siswa sekolah dasar negeri di Kecamatan
Pengukuhan Jabatan Guru Besar Fakultas Palaran Kotamadya Samarinda provinsi
Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Kalimantan Timur. Majalah Kedokteran
Mada Yogyakarta. Gigi. (Dental Journal), Vol. 38. No. 2
2. Putri MH., E Herijulianti, dan N April–Juni 2005: 88–90. Tersedia di:
Nurjanah, 2010. Ilmu Pencegahan jounal.unair.ac.id. Diakses 10 Mei 2020.
Penyakit Jaringan Keras dan Pendukung 11. Irmanita W, Bagoes W, dan Syamsulhuda
Gigi. Jakarta: EGC BM, 2013. Pengaruh Perilaku
3. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, Menggosok Gigi Terhadap Plak Gigi
2013. Pokok – Pokok Hasil Riset Pada Siswa Kelas IV dan V di SDN
Kesehatan Dasar – RISKESDAS 2013 Wilayah Kecamatan Gajahmungkur
Provinsi Bali. Jakarta: Lembaga Semarang. Jurnal Promosi Kesehatan
Penerbitan Badan Penelitian dan Vol.8 No.1 Januari 2013. Tersedia di:
Pengembangan Kesehatan Kementerian http://media.neliti.com. Diakses 10 Mei
Kesehatan RI. 2020.
4. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, 12. Kementerian Pendidikan dan
2018. Riset Kesehatan Dasar 2018. Kebudayaan (Kemendikbud) RI., 2013.
Tersedia di: Model Penelitian Hasil Belajar Peserta
http://www.depkes.go.id/resources/downl Didik Derektorat Jendral Pendidikan
oad/info- Menengah. Direktorat Pembinaa SMA
terkini/materi_rakorpop_2018/Hasil%20 13. Puspa Dewi NP, 2019. Gambaran
Riskesdas%202018.pdf. Diakses 5 Mei perilaku menyikat gigi serta tingkat
2020. kebersihan gigi dan mulut pada ibu PKK
5. Septarini I W dan Pitriyanti L, 2016. Banjar Adat Kayusugih Kecamatan
Determinan Karies Gigi Pada Anak Pupuan Kabupaten Tabanan tahun
Sekolah Dasar Di Pulau Nusa Penida, 2019. Karta Tulis Ilmiah. Politeknik
Klungkung, Bali. Jurnal Virgin, Jilid II, Kesehatan Kemenkes Denpasar Jurusan
No. I, Januari 2016 ISSN : 2442-2509. Kesehatan Gigi. Denpasar: t.p.
Program Studi Ilmu Kesehatan 14. Santoso S, 2006. Menguasai Statistik di
Masyarakat Fak. Kedokteran Universitas Era Informasi dengan SPSS 14. Jakarta:
Udayana – Denpasar. Tersedia di: PT Elex Media Komputindo.
http://jurnal.undirabali.ac.id. Diakses 10 15. Triana AM, 2018. Hubungan perilaku
Mei 2020. menyikat gigi dengan status kebersihan
6. Notoatmodjo S, 2010. Promosi gigi dan mulut anak usia 10 tahun SD
Kesehatan Teori dalam Ilmu Aplikasi, Negeri Pelebon 3 Kota Semarang.
Edikasi Revisi, Jakarta: Rineka Cipta. Thesis, Universitas Muhammadiyah
7. Notoatmodjo S, 2003. Pendidikan Dan Semarang. Tersedia di:
Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Repository.inimus.ac.id. Diakses 15 Mei
Cipta. 2020.
8. Manson JD dan Eley BM, 1993. Buku 16. Kurniawati R, Valentina NK, dan P Razi,
Ajar PERIODONTI, alih bahasa: drg. 2015. Perilaku menyikat gigi dengan
Anastasia S, Jakarta: Hipokrates. status kesehatan gigi dan mulut pada
9. Forrest JO, 1995. Pencegahan Penyakit suku anak dalam di Desa Palembang
Mulut, alih bahasa: Lilian Yuwono, Propinsi Jambi Juli tahun 2015. Jurnal
Jakarta: Hipokrates. Poltekkes Jambi Vol VIII Nomor 3 Edidi
10. Anitasari S dan Rahayu N E, 2005. Oktober 2015. ISSN 2085-1677. Tersedia
Hubungan frekuensi menyikat gigi di Journal.poltekkesjambi.ac.id. Diakses
dengan tingkat kebersihan gigi dan mulut 15 Mei 2020.

25
JURNAL KESEHATAN GIGI
(Dental Health Journal)
Vol. 7 No.1 Pebruari 2020

17. Notoatmodjo, S 2012. Promosi


Kesehatan dan Perilaku Kesehatan.
Jakarta: Rineka Cipta.

26

Anda mungkin juga menyukai