Anda di halaman 1dari 22

KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA, DAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

 Siswa mampu menjelaskan penyakit-penyakit menular

Penyakit menular merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh


mikroorganisme, seperti virus, bakteri, parasit, atau jamur, dan dapat
berpindah ke orang lain yang sehat. Beberapa penyakit menular yang
umum di Indonesia dapat dicegah melalui pemberian vaksinasi serta pola
hidup bersih dan sehat.

Penyakit menular dapat ditularkan secara langsung maupun tidak langsung.


Penularan secara langsung terjadi ketika kuman pada orang yang sakit
berpindah melalui kontak fisik, misalnya lewat sentuhan dan ciuman,
melalui udara saat bersin dan batuk, atau melalui kontak dengan cairan
tubuh seperti urine dan darah. Orang yang menularkannya bisa saja tidak
memperlihatkan gejala dan tidak tampak seperti orang sakit, apabila dia
hanya sebagai pembawa (carrier) penyakit.Selain itu penyakit menular juga
dapat menyebar melalui gigitan hewan, atau kontak fisik dengan cairan
tubuh hewan, serta melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi
mikroorganisme penyebab penyakit.

Penyakit menular juga dapat berpindah secara tidak langsung. Misalnya


saat menyentuh kenop pintu, keran air, atau tiang besi pegangan di kereta
yang terkontaminasi. Kuman dapat menginfeksi jika Anda menyentuh mata,
hidung, atau mulut tanpa mencuci tangan terlebih dahulu setelah
menyentuh barang-barang tersebut.

Penyakit Menular yang Umum di Indonesia

Penyakit menular umumnya lebih berisiko mengenai orang yang memiliki daya
tahan tubuh lemah dan tinggal di lingkungan dengan kondisi kebersihan yang
kurang baik. Penyakit menular juga dapat meningkat pada waktu tertentu,
misalnya pada musim hujan atau banjir . Gejala dan tanda penyakit penyakit
menular tergantung pada jenis mikroorganisme yang menyebabkan infeksi. Di
Indonesia, penyakit menular yang umumnya terjadi antara lain:

 Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA)


 Diare
 TB (tuberkulosis)

 Siswa mampu menerapkan


 Alat pelindung diri saat melakukan pekerjaan

Alat pelindung diri (APD)adalah peralatan keselamatan yang harus digunakan oleh
personil apabila berada pada suatu tempat kerja yang berbahaya (Cahyono,2004).
Menurut Suma’mur (2009), alat pelindung diri adalah suatu alat yang dipakai
untuk melindungi diri terhadap bahaya-bahaya kecelakaan kerja.

Apa saja bentuk Alat Pelindung Diri yang sesuai dengan standar Kesehatan &
Keselamatan Kerja (K3)?

1. Helm Keselamatan

2. Sabuk dan tali Keselamatan

3. Sepatu Boot

4. Sepatu Pelindung

5. Masker

6. Penutup telinga

7. Kacamata Pengaman

8. Sarung Tangan

9. Pelindung Wajah

10.Pelampung

 Kegiatan Pelayanan Kesehatan Utama di Masyarakat

Pelayanan Kesehatan Masyarakat Primer (PKMP)

Pelayanan kesehatan masyarakat primer adalah pelayanan peningkatan dan


pencegahan tanpa mengabaikan pengobatan dan pemulihan dengan sasaran
keluarga, kelompok, dan masyarakat.
PKMP di Tingkat Desa/Kelurahan:

(1) Sarana Pelaksana PKMP di Tingkat Desa/Kelurahan adalah Pos UKM


Desa/Kelurahan.
(2) Lembaga PKMP di Tingkat Desa/Kelurahan adalah Unit Pelayanan
Pemerintahan Desa/Kelurahan.
(3) Tugas PKMP di Tingkat Desa/Kelurahan adalah:
a) Melaksanakan PKMP di wilayah desa/kelurahan
b) Melaksanakan surveilans, pencatatan, dan pelaporan secara
berjenjang.

(4)   Perizinan PKMP di Tingkat Desa/Kelurahan dikeluarkankan oleh


Organisasi Perangkat Daerah yang menangani urusan Kesehatan.

(5)   Pembiayaan PKMP di Tingkat Desa berasal dari:

a) Belanja Modal: APB Desa/APBD/Hibah


b) Belanja Operasional: APB Desa/APBD.

(6)   Pembiayaan PKMP di Tingkat Kelurahan berasal dari:

a) Belanja Modal: APBD/Hibah


b) Belanja Operasional: APBD

(7)   Tenaga Kesehatan PKMP di Tingkat Desa/Kelurahan terdiri dari:

a) Perawat
b) Bidan
c) Tenaga D3 Kesehatan Masyarakat (Penyuluh Kesehatan, Sanitarian).

(8)   Hubungan Kerja PKMP di Tingkat Desa/Kelurahan:

a. Pembinaan dan supervisi teknis Pos PKMP di Tingkat Desa/Kelurahan dilakukan


oleh Puskesmas

b. Kinerja Pos PKMP di Tingkat Desa/Kelurahan merupakan bagian dari kinerja


Jaringan UKM Desa/Kelurahan se- Kecamatan.

c. Koordinator jaringan PKMP se-Kecamatan adalah Puskesmas.


(9)   Pelaksanaan PKMP oleh Tenaga Kesehatan PKMP di Tingkat
Desa/Kelurahan dapat melibatkan LSM.

(10)  Pelaksanaan PKMP oleh Tenaga Kesehatan PKMP di Tingkat


Desa/Kelurahan:

a. Dapat dilakukan di luar jam kerja dan atau hari kerja

b. Didukung oleh sumber daya yang memadai berupa pembiayaan, logistik, dan
sarana-prasarana.

PKMP di Tingkat Kecamatan:

(1)   Sarana pelaksana PKMP di Tingkat Kecamatan adalah Puskesmas.

(2)   Lembaga PKMP di Tingkat Kecamatan adalah Unit Pelaksana Teknis


Organisasi Perangkat Daerah yang menangani urusan kesehatan.

(3)   Tugas PKMP di Tingkat Kecamatan adalah:

a. Melaksanakan PKMP di wilayah kerja puskesmas/kecamatan;

b. Menerima dan menindaklanjuti rujukan dari PKMP Desa/Kelurahan

c. Melaksanakan surveilans, pencatatan, dan pelaporan secara


berjenjang.

(4)   Perizinan PKMP di Tingkat Kecamatan diterbitkan Bupati/Walikota.

(5)   Pembiayaan PKMP di Tingkat Kecamatan berasal dari:

a. Belanja Modal: APBD

b. Belanja Operasional: APBD.

(6)   Tenaga Kesehatan PKMP di Tingkat Kecamatan terdiri dari:

a. Perawat (Sarjana Keperawatan)

b. Bidan
c. Tenaga Kesehatan Masyarakat (Sarjana Kesehatan Masyarakat,
Penyuluh Kesehatan, Sanitarian).

(7)   Hubungan Kerja PKMP di Tingkat Kecamatan:

a. Pembinaan dan supervisi teknis Pos PKMP di Tingkat Kecamatan


dilakukan oleh Organisasi Perangkat Daerah di Kabupaten/Kota yang
menangani urusan kesehatan

b. Kinerja Pos PKMP di Tingkat Kecamatan merupakan bagian dari


kinerja Jaringan UKM Kecamatan se- Kabupaten/Kota.

c. Koordinator jaringan PKMP se-Kabupaten/Kota adalah Organisasi


Perangkat Daerah di Kabupaten/Kota yang menangani urusan
kesehatan.

(8)   Tenaga Kesehatan PKMP di Tingkat Kecamatan terdiri dari:

a. Sarjana Keperawatan

b. Bidan

c. Sarjana Kesehatan Masyarakat.

(9)   Pelaksanaan UKM oleh Tenaga Kesehatan PKMP di Tingkat


Kecamatan dapat melibatkan LSM.

(10)  Pelaksanaan UKM oleh Tenaga Kesehatan PKMP di Tingkat


Kecamatan:

a. Dapat dilakukan di luar jam kerja dan atau hari kerja

b. Didukung oleh sumber daya yang memadai berupa pembiayaan,


logistik, dan sarana-prasarana.

PERUNDANG-UNDANGAN KESEHATAN, ADMINISTRASI DAN PELAYANAN FARMASI

 Siswa mampu mengindetifikasi kosmetika,alat kesehatan dan peralatan


kesehatan rumah tangga
KETENTUAN UMUM

Sesuai dengan ketentuan yang berlaku yang dimaksud dengan :

1. Alat kesehatan adalah bahan, instrumen, aparatus, mesin, implan yang tidak
mengandung obat yang digunakan untuk mencegah, mendiagnosis,
menyembuhkan dan meringankan penyakit, merawat orang sakit serta
memulihkan kesehatan pada manusia dan atau untuk membentuk struktur dan
memperbaiki fungsi tubuh.

PENGGOLONGAN BERDASARKAN KEPMENKES NO 116/SK/1979

1. Preparat untuk pemeliharaan dan perawatan kesehatan.


2. Pestisida dan insektisida pembasmi binatang pengganggu manusia dan
binatang piaraan.
3. Alat perawatan yang digunakan dalam salon kecantikan
4. Wadah dari plastik dan kaca untuk obat dan injeksi, juga karet tutup botol
infus.
5. Peralatan obstetri dan gynekologi
6. Peralatan Anesthesi
7. Peralatan dan perlengkapan kedokteran gigi
8. Peralatan dan perlengkapan THT
9. Peralatan dan perlengkapan mata
10.Peralatan Rumah Sakit
11.Peralatan Kimia
12.Peralatan Hematologi
13.Peralatan Imunologi
14.Peralatan Mikrobiologi
15.Peralatan Patologi
16.Peralatan Toksikologi
17.Peralatan Orthopedi
18.Peralatan Rehabilitasi
19.Peralatan Bedah Umum dan Bedah Plastik
20.Peralatan Kardiologi
21.Peralatan Neurologi
22.Peralatan Gastro Enterologi dan Urologi
23.Peralatan Radiologi 
Penggolongan Alat Kesehatan (ALKES)

DEFINISI ALKES

Berdasarkan PERMENKES 1189-1190-1191 Th 2010:

ALKES adalah instrumen, apparatus, mesin dan/atau implan yang tidak


mengandung obat yang digunakan untuk mencegah, mendiagnosis,
menyembuhkan dan meringankan penyakit, merawat orang sakit, memulihkan
kesehatan pada manusia, dan/atau membentuk struktur dan memperbaiki fungsi
tubuh. Alat kesehatan berdasarkan tujuan penggunaan sebagaimana dimaksud
oleh produsen, dapat digunakan sendiri maupun kombinasi untuk manusia
dengan satu atau beberapa tujuan sebagai berikut:

 diagnosis, pencegahan, pemantauan, perlakuan atau pengurangan


penyakit;
 diagnosis, pemantauan, perlakuan, pengurangan atau kompensasi kondisi
sakit;
 penyelidikan, penggantian, pemodifikasian, mendukung anatomi atau
proses fisiologis;
 mendukung atau mempertahankan hidup;
 menghalangi pembuahan;
 desinfeksi alat kesehatan; dan
 menyediakan informasi untuk tujuan medis atau diagnosis melalui
pengujian in vitro terhadap spesimen dari tubuh manusia

PENGGOLONGAN ALKES

 Fungsinya
 Sifat pemakaiannya
 Kegunaannya
 Umur peralatan
 Macam dan bentuknya
 Katalog-katalog pabrik alat
 Kepmenkes RI No 116/SK/1979
 Kepraktisan penyimpanan

PENGGOLONGAN BERDASARKAN FUNGSI


1. Peralatan medis

 Instrumen atau perlengkapan, seperti  X-Ray, ECG, MRI, CT, USG


 Utensilen, seperti pembalut, sputum-pot, urinal, pispot.

2. Peralatan non medis, seperti dapur, generator, keperluan cucian.

PENGGOLONGAN BERDASARKAN SIFAT PEMAKAIAN

1. Peralatan yang habis dipakai (consumable), seperti spuit, plester kain kassa.
2. Peralatan yang dapat digunakan terus-menerus, seperti termometer,
tensimeter, urinal, pispot.

PENGGOLONGAN BERDASARKAN KEGUNAAN

1. Peralatan THT
2. Peralatan Bedah
3. Peralatan Gigi
4. Peralatan Radiologi
5. dll

PENGGOLONGAN BERDASARKAN UMUR PERALATAN

1. Tidak memerlukan perawatan

 Alkes satu kali pakai (disposible)


 Alkes habis pakai (consumable)
 Alkes dengan cost unit rendah, seperti alat suntik, termometer, pinset,
gunting.

2. Alat-alat yang penting, atau alat dengan waktu penyusutan lebih dari 5 tahun,
seperti peralatan laboratorium, peralatan ruang bedah.

3. Alat-alat berat dengan waktu penyusutan lebih dari 5 tahun atau dikaitkan
dengan bangunan di mana alat itu ditempatkan,

    seperti alat X-ray, alat sterilisasi, perlengkapan dapur, pencucian.

PENGGOLONGAN BERDASARKAN MACAM DAN BENTUK


1. Alat-alat kecil dan yang umum, seperti spuit, jarum, catherter, film X-Ray
2. Alat perlengkapan Rumah Sakit, seperti meja operasi, autoclave, sterilizer,
lampu operasi, unit perlengkapan gigi, genset
3. Alat laboratorium, seperti alat-alat gelas, reagensia, kit test diagnostik
4. Alat perlengkapan radiologi/nuklir, seperti X-ray, MRI, CT, PET

PENGGOLONGAN BERDASARKAN KATALOG PABRIK

1. Pemberian nomor katalog dengan huruf (alfabeth), misal AESCULAP –


Jerman
2. Pemberian nomor katalog dengan angka
3. Pemberian nomor katalog dengan kombinasi huruf dan angka
4. Pemberian katalog khusus, misal JMS (Japan Medical Supply), JMC (Japan
Medical Instrument Catalog).

PENGGOLONGAN BERDASARKAN KEPMENKES NO 116/SK/1979

1. Preparat untuk pemeliharaan dan perawatan kesehatan.


2. Pestisida dan insektisida pembasmi binatang pengganggu manusia dan
binatang piaraan.
3. Alat perawatan yang digunakan dalam salon kecantikan
4. Wadah dari plastik dan kaca untuk obat dan injeksi, juga karet tutup botol
infus.
5. Peralatan obstetri dan gynekologi
6. Peralatan Anesthesi
7. Peralatan dan perlengkapan kedokteran gigi
8. Peralatan dan perlengkapan THT
9. Peralatan dan perlengkapan mata
10.Peralatan Rumah Sakit
11.Peralatan Kimia
12.Peralatan Hematologi
13.Peralatan Imunologi
14.Peralatan Mikrobiologi
15.Peralatan Patologi
16.Peralatan Toksikologi
17.Peralatan Orthopedi
18.Peralatan Rehabilitasi
19.Peralatan Bedah Umum dan Bedah Plastik
20.Peralatan Kardiologi
21.Peralatan Neurologi
22.Peralatan Gastro Enterologi dan Urologi
23.Peralatan Radiologi 

PENGGOLONGAN BERDASARKAN KEPRAKTISAN PENYIMPANAN

1. Alat alat perawatan


2. Alat kedokteran umum
3. Hospital furniture and equipment
4. Alat alat lab gelas
5. Alat alat kedokteran gigi
6. Alat alat X-ray & accessories
7. Alat alat optik
8. Alat bedah
9. Alat bedah tulang
10.Alat untuk penyelidikan
11.Alat kedokteran hewan (veteriner)
12.Alat alat elektromedis

2. Kosmetika adalah sediaan atau paduan bahan yang siap untuk digunakan pada
bagian luar badan (epidemis, rambut, kuku, bibir, dan organ kelamin luar). Gigi
dan rongga mulut untuk membersihkan, menambah daya tarik, mengubah
penampakan, melindungi supaya tetap dalam keadaan baik, memperbaiki bau
badan tetapi tidak dimaksudkan untuk mengobati atau menyembuhkan suatu
penyakit.

Penggolongan Kosmetika
Menurut Peraturan Mentri Kesehatan RI, kosmetik dibagi menjadi 13
kelompok:
1. Preparat untuk bayi, misalnya minyak bayi, bedak bayi, dll.
2. Preparat untuk mandi, misalnya sabun mandi, bath capsule, dll.
3. Preparat untuk mata, misalnya mascara, eyes-shadow, dll
4. Preparat wangi-wangian, misalnya parfum, toilet water, dll
5. Preparat untuk rambut, misalnya cat rambut, hair spray, dll
6. Preparat pewarna rambut, misalnya pewarna rambut, dll
7. Preparat make-up (kecuali mata), misalnya bedak, lipstick, dll
8. Preparat untuk kebersihan mulut, misalnya pasta gigi, mount washes, dll
9. Preparat untuk kebersihan badan, misalnya deodorant, dll
10. Preparat kuku, misalnya cat kuku, losion kuku, dll
11. Preparat perawatan kulit, misalnya pembersih pelembab, pelindung, dll
12. Preparat cukur, misalnya sabun cukur, dll
13. Preparat untuk suntan dan sunscreen, misalnya sunscreen foundation,
dll

3. Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga adalah alat, bahan, atau campuran untuk
pemeliharaan dan perawatan kesehatan untuk manusia, hewan peliharaan rumah
tangga dan tempat-tempat umum.

Dilihat dari segi keamanannya, PKRT terbagi menjadi 3 kelas, diantaranya :

1. Kelas I (Resiko rendah)

PKRT yang pada penggunaannya tidak menimbulkan akibat yang berartiseperti


iritasi, korosif, karsinogenik.PKRT ini sebelum beredar perlumengisi formulir
pendaftaran tanpa harus disertai hasil pengujianlaboratorium. Contoh: kapas ,
tissue.

2. Kelas II (Resiko sedang)

PKRT yang pada penggunaannya dapat menimbulkan akibat sepertiiritasi, korosif


tapi tidak menimbulkan akibat serius seperti karsinogenik.PKRT ini sebelum
beredar perlu mengisi formulir pendaftaran danmemenuhi persyaratan disertai
hasil pengujian laboratorium. Contoh:Deterjen, Alkohol.

3. Kelas Ill (Resiko Tinggi)

PKRT yang mengandung Pestisida dimana pada penggunaannya dapat

menimbulkan akibat serius seperti karsinogenik. PKRT ini sebelumberedar perlu


mengisi formulir pendaftaran dan memenuhi persyaratan,melakukan pengujian
pada laboratorium yang telah ditentukan sertatelah mendapatkan persetujuan
dan KOMISI PESTISIDA Contoh: Antinyamuk bakar, repelan.
Kategori dan Sub Kategori Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT) :

1.TISSUE DAN KAPAS


a. Kapas kecantikan
b. Facial tissue
c. Toilet tissue
d. Refreshing tissue / Tissue Basah
e. Tissue Makan
f. Paper towel
g. Cotton Bud
h. Tissue dan kapas lainnya

2. SEDIAAN UNTUK MENCUCI


a. Sabun Cuci
b. Deterjen
c. Pelembut Cucian
d. Pemutih Pakaian
e. Enzim pencuci
f. Pewangi Cucian
g. Sabun cuci tangan
h. Sediaan untuk mencuci lainnya

3. PEMBERSIH
a. Pembersih peralatan dapur
b. Pembersih Kaca
c. Pembersih lantai
d. Pembersih porselen
e. Pembersih kloset
f. Pembersih mebel
g. Pembersih karpet
h. Pembersih mobil
i. Pembersih sepatu
j. Penjernih air, anti mampet setik Tank
k. Pembersih lainnya
4. ALAT PERAWATAN BAYI
a. Dot dan Sejenisnya
b. Popok Bayi
c. Botol susu
d. Alat perawatan bayi lainnya

5. ANTISEPTIKA DAN DESINFEKTAN


a. Antiseptika
b. Desinfektan
c. Antiseptika dan desinfektan lainnya

6. PEWANGI
a. Pewangi ruangan
b. Pewangi telepon
c. Pewangi mobil
d. Pewangi kulkas
e. Pewangi lainnya

7. PESTISIDA RUMAH TANGGA


a. Pengendali serangga
b. Pencegah serangga
c. Pengendali kutu rambut
d. Pengendali kutu binatang peliharaan (bukan ternak)
e. Pengendali tikus rumah
f. Pestisida rumah tangga lainnya

 Siswa mampu:
 Menghitung biaya obat sesuai resep dokter dan salinan resep

Kegiatan pelayanan resep harus senantiasa memperhatikan Standard Operating


Procedure(SOP) pelayanan resep yang ada diapotek untuk menjamin mutu
pelayanan yang diterima pasien. SOP merupakan panduan petugas dalam
melakukan Pengambilan obat sesuai permintaan pasien (lakukan diagnosis
sederhana, berikan informasi serta alternatif pilihan obat jika diminta atau
diperlukan dengan pengarahan apoteker). Kasir melakukan kalkulasi dan
informasi harga obat kepada pasien masing-masing tahap pekerjaan.

HNA
adalah Harga Netto Apotek, merupakan harga (modal) awal apotek dalam
membeli obat dari distributor (PBF atau PBF Cabang).
PPN 10% (1,1)
adalah Pajak Pertambahan Nilai yang dikenakan untuk setiap pertambahan nilai
dari proses transaksi dari produsen sampai ke konsumen.
HJA 
adalah Harga Jual Apotek, harga yang ditawarkan kepada konsumen setelah
diperhitungkan HNA, PPN 10% dan Mark Up.
Mark Up
DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH 03. 04. 01. adalah %
RUMAH SAKIT TINGKAT 03. 07. 02. SALAK - BOGOR keuntungan, ada
JL. JENDRAL SUDIRMAN NO. 8 TELP. 8344609-8345222 yang menetapkan
25% (1,25) dan ada
yang menetapkan
Dokter   : Dr. Risman Rais, Sp. THT.KL 30% (1,3).
                    LETKOL. CKM NRP 11960005980568
Tanggal :Bogor, 11 Januari 2013

R/   Cefat 500 mg                        No. XII   Perhitungan Harga


Asumsi harga pada
        S.2.dd.I
ISO adalah HNA
      
PPN = 10 %, Mark
R/   Asam Mefenamat 500 mg       1 tab
Up = 25 %
        Loratadine                              ½ tab
Biaya non racik = Rp
        Ambroxol                                ½ tab
1.000,00, Biaya
        mf. pulv da in cap No. XV
Racik = Rp 5.000,00
             S.3.d.d.I

Pro  : Nn. Dewi Cefat


Umur  : 22 tahun
Alamat: Cisarua - Bogor

W RS. SALAK (12)


1. Harga Obat (ISO)       : 10 x 10 kapsul Rp. 872.500,00
2. HNA                           :
3. HJA                             :Rp. x 1,1 x 1,25 = Rp. 11.996,88/tablet

Asam Mefenamat
1. Harga Obat (ISO)       : 10 x 10 kaplet Rp. 20.000,00
2. HNA                           :
3. HJA                             :Rp200,00 x 1,1 x 1,25 = Rp. 275,00/kaplet

Loratadine
1. Harga Obat (ISO)       : 50 tablet Rp. 15.500,00
2. HNA                           :
3. HJA                             :Rp.  x 1,1 x 1,25 = Rp. 426,25/tablet

Ambroxol
1. Harga Obat (ISO)       : 10 x 10  tablet Rp. 15.000,00
2. HNA                           :
3. HJA                             :Rp.  x 1,1 x 1,25 = Rp. 206,25/tablet

Jumla Total harga


Jumlah yang
Obat h Harga obat per R/
harus dibayar
Obat
Rp.11.996,88/ta
Cefat 12 tab
b Rp. 143.962,56
Uang R/ Rp.   Rp.144.962,5
1 R/
non racik 1.000,00/R/ Rp.     1.000,00 6
Asam 15 Rp.   Rp.    Rp.  
Mefenama kapl 275,00/kapl 4.125,00     14.185,00
t
Rp.     
Loratadine 8  tab
426,25/tab Rp     3.410,00
Rp.     
Ambroxol 8  tab
206,25/tab Rp.    1.650,00
Uang R/ Rp.  
1 R/
racik 5.000,00/R/ Rp.    5.000,00
Rp.159.147,5
Total Pembayaran
6

 Menerapkan ketentuan informasi obat tertentu kepada pasien


sesuai resep dokter

Informasi yang diberikan pada pasien dapat berupa waktu penggunaan,lama


penggunaan, !ara penggunaan obat yang benar, efek yang ti mbul
dari pengobatan, !ara penyimpanan obat, serta informasi penting lainnya
sepertiefek samping, interaksi obat, kontra indikasi, atau kondisi tertentu seperti
hamildan menyusui

kemenkes no 1197 tahun 2004 mendefinisikan PIO sebagaik e g i a t a n


pelayanan yang dilakukan oleh apoteker untuk
m e m b e r i k a n informasi selara akurat, ti dak bias, dan terkini baik
kepada dokter, apoteker, perawat, profesi kesehatan lainnya dan pasien

Metode PIO
P a d a u m u m n y a ad a d u a j e n i s m e t o d e u t a m a u n t u k m e n j a w a b
p e r t a n y a a n informasi yaitu komunikasi lisan dan tertulis
Apoteker,perlu memutuskan k a p an s u at u j e n i s d a r i m e t o d e i t u
d i g u n a k a n u n t u k m e n j a w a b l e b ih t e p a t dari pada yang lain. Dalam
banyak situasi klinik jawaban oral biasanya diikuti dengan jawaban tertulis.

proses penyerahan obat, ada delapan langkah penting yang harus dilakukan untuk
menjamin terlaksananya penyerahan obat yang benar kepada pasien dari petugas
penyerah obat.
1. Petugas penyerah obat menerima resep yang benar dari pasien atau
pemberi resep (secara tertulis atau lisan) dan melakukan pengkajian resep
terhadap antara lain :

 Originalitas (keaslian) resep.


 Jika diperlukan komunikasi dengan pemberi resep untuk resep yang
meragukan dan tidak jelas.

2. Petugas penyerah obat membaca resep dengan benar dan memeriksa


ketepatan instruksi yang tertulis pada resep, terhadap :

 Nama obat.
 Dosis, cara dan lama pemberian.
 Ketersediaan obat.

Petugas penyerah obat kemudian mencari obat di tempat penyimpanannya

3. Obat yang diresepkan tersedia dalam kondisi layak pakai (tidak kadaluarsa
atau rusak). Petugas penyerah obat harus :

 Menjamin obat disimpan pada tempat yang benar.


 Memeriksa tanggal kadaluarsa dan melakukan proses FIFO (First in First
Out).
 Melakukan proses periksa dan periksa ulang (jika memungkinkan) terhadap
ketepatan nama, kekuatan dan bentuk sediaan obat yang diberikan.

4. Petugas penyerah obat harus memiliki pengetahuan obat dan cara


penggunaan obat yang tepat dan dapat pula melakukan hal berikut :

 Penyiapan obat dengan tepat.


 Pengecekan kembali terhadap jenis obat dan dosis.

5. Petugas penyerah obat harus mengkomunikasikan kepada pasien cara yang


tepat untuk menggunakan obat melalui informasi mengenai :

 Etiket obat yang mencantumkan informasi mengenai nama pasien, nama


obat, petunjuk penggunaan obat, tanggal pemberian obat, identitas
pemberi resep, dan identitas petugas penyerah obat.
 Instruksi berupa simbol, untuk pasien yang buta huruf.
 Pemberian label/etiket informasi tambahan untuk obat.

6. Pasien mengerti terhadap instruksi dari petugas penyerah obat. Petugas


penyerah obat harus ;

 Mengulang secara lisan, instruksi yang tertulis pada etiket, jika


memungkinkan dalam bahasa yang jelas dan lugas, yang dimengerti oleh
pasien.
 Meminta pasien untuk mengulang instruksi yang diberikan.
 Menekankan kebutuhan terhadap adanya kepatuhan.
 Menginformasikan peringatan dan perhatian terkait penggunaan obat.
 Memberikan perhatian khusus terhadap kondisi tertentu seperti wanita
hamil, pasien yang memiliki gangguan penglihatan dan pendengaran, buta
huruf, anak dan pasien lansia dan pasien yang mendapatkan lebih dari satu
jenis obat.

7. Yakinkan pasien untuk mematuhi instruksi dari terapi

Untuk meningkatkan kepatuhan, pemberian obat harus disertai dengan


pemberian informasi yang memadai. Komunikasi dengan pasien atau
keluarganya seringkali menemui hambatan, sehingga pasien gagal untuk
mengikuti petunjuk pengobatan. Berikut ini beberapa kemungkinan penyebab
yang telah teridentifikasi:

a. Ada kesenjangan antar pemberi dan penerima informasi, baik dalam


penggunaan bahasa, cara penuturan, ataupun cara pendekatan.
b. Waktu untuk memberikan informasi terbatas.
c. Pemberi informasi tidak berhasil menarik perhatian atau keterbukaan
pasie/keluarganya.
d. Informasi yang diberikan tidak diartikan secara benar, atau tidak
dimengerti.
e. Petunjuk yang diberikan tidak dipahami.
f. Petunjuk yang diberikan tidak disepakati.
g. Petunjuk yang diberikan tidak dapat dilaksanakan.
h. Petunjuk diberikan secara tidak lengkap.
i. Hal-hal yang harus dikerjakan terlupa.
j. Pasien tidak suka diajak berdiskusi.
k. Pasien/keluarga merasa sudah mengetahui.
l. Keyakinan pasien/keluarganya sulit diubah.

Tidak tersampaikannya informasi secara baik, mutlak menjadi tanggung jawab


apoteker atau petugas penyerah obat lainnya, walaupun hambatannya mungkin
ada di pihak penerima. Untuk itu, perlu diwaspadai kemungkinan adanya
hambatan diatas, agar dapat segera diantisipasi.

8. Petugas penyerah obat melakukan pendokumentasian terhadap langkah


yang dilakukan, yaitu:

 Memasukkan detil informasi pada profil pengobatan pasien.


 Memasukkan data resep.
 Melengkapi data inventori.

 Mengklasifikasikan
 Golongan obat 

Pengertian Obat
Obat ialah suatu bahan atau paduan bahan-bahan yang dimaksudkanuntuk
digunakan dalam menetapkan diagnosis, mencegah,
mengurangkan,menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit,
luka ataukelainan badaniah dan rohaniah pada manusia atau hewan dan
untukmemperelok atau memperindah badan atau bagian badan manusia
termasuk obat tradisional.

Penggolongan Obat Apotik


Obat-obatan di apotik bermacam-macam sekali jenisnya, sehingga kadang-kadang
kita merasa bingung untuk membelinya. Secara umum obat apotik digolongkan
menjadi 5 jenis yaitu :
1.Obat BebasTanda :

Lingkaran Hijau di kelilingi garis hitam (lihat gambar). Obatini dapat di beli
bebas di apotik tanpa resep dari dokter.
2.Obat Bebas TerbatasTanda :
Lingkaran Biru di kelilingi garis hitam (lihat gambar)Obat ini juga dapat di
beli bebas di apotik tanpa resep dari dokter.Perbedaannya dengan obat bebas
yaitu ada tanda peringatan di kemasan/kotak obat. contoh : awas obat keras baca
aturan pakainya atau awas obat keras hanyauntuk bagian luar.
3. Obat KerasTanda :

Lingkaran Merah dikelilingi garis hitam, ada huruf “K” di


dalam lingkaran tersebut (lihat gambar)Obat ini diperoleh di apotik harus dengan
resep dokter
4. Obat PsikotropikaTanda :
sama dengan obat kerasObat ini juga diperoleh harus dengan resep dokter dan obat
ini memiliki efek ketagihan, contohnya : diazepam. Pembeli harus melengkapi
alamat ketikamembeli obat jenis ini (biasanya ketika menebus resep akan ditanya
oleh pegawaiapotik)
5.Obat NarkotikaTanda :

lihat gambar Obat ini harus dengan resep dokter. Pembeli juga harus
melengkapialamat ketika membeli obat jenis ini (biasanya ketika menebus
resepakan ditanya oleh pegawai apotik)

Ada 7 (tujuh) versi penggolongan obat menurut buku


Ilmu Resep oleh Drs. H. A.Syamsuni Apt. Yaitu:
 
1.Menurut Kegunaan Obat:
 
o Untuk menyembuhkan (terapeutik)
o Untuk mencegah ( profilaktik )
o Untuk diagnosis (diaknosis)
2.Menurut cara penggunaan:
o Medicamentum ad usum internum (untuk pemakaian dalam)
yaitumelalui oral, diberi etiket putih.
o Medicamentum ad usum externum (untuk pemakaian luar)yaitu
selainpemakaian melalui saluran pencernaan, diberi etiket putih.3.
 
3.Menurut cara kerja:
 
o Lokal: bekerjapada jaringan setempat, contoh: pemakaian topikal /
padakulit
o Sistemik: obat didistribusikan ke seluruh tubuh melalui oral
4.Menurutundang-undang:

 Narkotika (obat bius atau daftar O = opium), dapat menimbulkanketagihan


harus dg pengawasan dokter, contoh: candu, opium, morfin
 Psikotropika (obat berbahaya), memengaruhi proses mental,contoh:ekstasi,
diazepam, barbital.
 Obat Keras (daftar G = Geverlijk = berbahaya) adalah obat yang
memilikidosis maksimum atau terdaftar sebagai obat keras, diberi tanda
khususberupa lingkaran merah dengan hurup K, semua obat baru, dan
seidaanparenteral.
 Obat bebas terbatas(daftar W = waarschuwing = peringatan),
denganlingkaran berwarna biru serta diberikan tanda peringatan.

Obat bebas,yaitu dapat dibeli secara bebas dan tidak membahayakandengan


tanda lingkaran berwana hijau

5.Menurut sumber obat:dapat bersumber dari

o Tumbuhan, misalnya: digitalis, kina


o Hewan, misalnya: minyak ikan, cera, adeps lanae
o Mineral, misalnya: iodikalii, parafin, vaselin
o Sintetis, misalnya: kamfer sintetis, vitamin C
o Mikroba, misalnya: antibiotik penisilin

6.Menurut bentuk dan sediaan obat:

o bentuk padat:serbuk,tablet,pil, kapsul,suppositoria. 


o bentuk setengah padat:salep, krim, pasta, gel, serata,occulenta
o bentuk cair/larutan: potio, sirup, eliksir, tetes mata,obat kumur, injeksi,
infus, lotio, dll
o bentuk gas: inhalasi/spray/aerosol7.
7.Menurut proses fisiologi dan biokimia dalam tubuh:

o Obat farmakodinamis, yang bekerja dengan mempercepat


ataumemperlambat proses fisiologis atau fungsi biokimia tubuh,
contoh:hormon, diuretik, hipnotik, dan obat-obat otonom
o Obat kemoterapetik, dapat membunuh parasit dan kuman di dalamtubuh,
misal: antikanker, antibiotik, antiparasit
o Obat diagnostik, yaitu membantu untuk melakukan diagnosis
ataupengenalan penyakit, misalnya barium sulfatuntuk diagnosis
penyakitsaluran lambung-usus
 Obat golongan bebas

Obat bebas adalah obat yang boleh digunakan tanpa resep dokter. Obat bebas
dikenal juga dengan sebutan obat OTC (Over The Counter), terdiri atas obat bebas
dan obat bebas terbatas. Ini merupakan tanda obat yang paling "aman" . Obat
bebas, yaitu obat yang bisa dibeli bebas di apotek, bahkan di warung, tanpa resep
dokter, ditandai dengan lingkaran hijau bergaris tepi hitam. Obat bebas ini
digunakan untuk mengobati gejala penyakit yang ringan. Misalnya : vitamin/multi
vitamin (Livron B Plex, )

Sumber dari

 Ilmu Resep Drs. H. A. Syamsuni, Apt.


 Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungaan Hidup
 Internet

Anda mungkin juga menyukai