Anda di halaman 1dari 8

JUPITER: Jurnal Penelitian Fisika dan Terapannya, 1 (1), 2019

Available online at: http://www.univpgri-palembang.ac.id/e_jurnal/index.php/Jupiter


DOI: 10.31851/jupiter.v1i1.3121

Kajian Indeks Bias Terhadap Air Keruh Menggunakan Metode Plan


Paralel
Suhadi1*, Nanda Septia Wiranda 2,
1,2
Program Studi Pendidikan Fisika, FKIP Universitas Islam Negari Raden Fatah
Palembang 30251, Indonesia
*
e-mail: suhadi@radenfatah.ac.id

Abstrak
Berbagai cara yang bisa dilakukan untuk menentukan indeks bias zat cair, dari metode
yang penggunaannya cukup rumit dan memerlukan banyak biaya, hingga yang mudah dan
sederhana sebagai alternatif mengukur nilai indeks bias zat cair tersebut. Penelitian ini bertujuan
untuk mengkaji indeks bias zat cair melalui metode plan paralel dengan menggunakan sampel
air keruh yang berjenis koloid dan suspensi. Air yang tersuspensi pada penelitian ini, yaitu
larutan pasir dan air berkoloid, yaitu limbah tahu. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini
menunjukkan bahwa indeks bias pada air berkoloid mendapatkan hasil dengan konsentrasi
100% air limbah pada sudut datang 15 mendapatkan hasil sebesar 0,36, pada 30 mendapatkan
hasil sebesar 0,86, pada 45 mendapatkan hasil sebesar 1,37, pada 55 mendapatkan hasil
sebesar 1,76 dan pada 65 mendapatkan hasil 2,14.dan air yang tersuspensi mendapatkan hasil
sebesar, pada sudut datang 15 mendapatkan hasil sebesar 1,13, pada 30 mendapatkan hasil
sebesar 1,08, pada 45 mendapatkan hasil sebesar 1,09, pada 55 mendapatkan hasil sebesar
1,14 dan pada 65 mendapatkan hasil 1,15.

Kata Kunci: Air Keruh, Indeks Bias, Efek Tyndall.

ASSESSMENT OF BIAS INDEX TO FAKE WATER USING THE


PARARALEL PLAN METHOD
Abstract
Various ways that can be done to determine the refractive index of liquids, from methods
that use are quite complicated and require a lot of costs, to the easy and simple alternative to
measure the refractive index value of the liquid. This study aims to examine the refractive index
of liquid substances through a parallel plan method using a sample of colloidal and suspension
turbid water. Water suspended in this study, which is a solution of sand and colloidal water, is
tofu waste. The results obtained in this study indicate that the refractive index in colloidal water
gets results with a concentration of 100% wastewater at an angle of arrival 15 ° gets a yield of
0.36, at 30 ° gets a yield of 0.86, at 45 ° gets a yield of 1 , 37, at 55 ° gets a yield of 1.76 and at
65 ° gets a yield of 2.14. And the suspended water gets a yield of, at the coming angle 15 ° gets
a yield of 1.13, at 30 ° gets a yield of 1, 08, at 45 ° get a result of 1.09, at 55 ° get a result of
1.14 and at 65 ° get a result of 1.15.

Keywords: Turbid Water, Bias Index, Tyndall Effect

JUPITER: Jurnal Penelitian Fisika dan Terapannya ISSN xxxx-xxxx


7
JUPITER: Jurnal Penelitian Fisika dan Terapannya, 1 (1), 2019
Available online at: http://www.univpgri-palembang.ac.id/e_jurnal/index.php/Jupiter
DOI: 10.31851/jupiter.v1i1.3121

PENDAHULUAN Kekeruhan adalah ukuran kejernihan


relatif suatu cairan. Ini merupakan
Gelombang cahaya merupakan suatu karakteristik optik dari air dan
ilmu fisika yang mempelajari tentang merupakan suatu pengukuran jumlah
refleksi (pemantulan), refraksi cahaya yang tersebar oleh material di
(pembiasan), difraksi, interferensi, dan dalam air ketika cahaya disinari melalui
polarisasi cahaya. Pembiasan adalah sampel air dan juga berkaitan dengan
peristiwa pembelokan arah rambat Efek Tyndall. Efek Tyndall terjadi karena
cahaya karena melalui medium yang cahaya tersebar oleh partikel yang ada
berbeda kerapatannya. Apabila dalam larutan koloid. Oleh sebab itu,
gelombang cahaya menumbuk antar dilakukanlah penelitian indeks bias pada
muka (interface) halus yang memisahkan air limbah tahu untuk memenuhi
dua material transparan (tembus cahaya) keingintahuan peneliti terhadap pengeruh
seperti udara dan air atau air dan kaca, kekeruhan air terhadap pembiasan
maka pada umumnya sebagian cahaya.
gelombang di pantulkan dan sebagian Teknik yang digunakan dalam
gelombang dipantulkan di dalam kedua percobaan indeks bias ini menggunakan
material (Young et al, 2003). alat yang sederhana dan mudah dilakukan
Pembiasan merupakan kejadian fisika untuk mengukur indeks bias zat cair,
yang dapat dimanfaatkan keberadaannya yaitu metode pembiasan menggunakan
dalam kehidupan. Peristiwa tersebut plan paralel yang merupakan bangun tiga
terjadi karena adanya perbedaan diemensi yang dibatasi oleh sisi-sisi yang
kerapatan medium yang dilalui oleh sejajar yang transparan sehingga
cahaya, sehingga terjadinya pembelokan memudahkan cahaya yang terisi zat cair
cahaya. Perbandingan kecepatan cahaya melakukan pembiasan.
pada ruang hampa dengan kecepatan
cahaya pada suatu zat dinamakan indeks BAHAN DAN METODE
bias. Indeks bias suatu zat merupakan
ukuran kelajuan cahaya di dalam zat cair  Air Keruh (Turbid Water)
dibanding ketika zat di udara (Murdaka Kekeruhan adalah kekaburan atau
et al, 2010). kabut cairan yang disebabkan oleh
Pengukuran indeks bias dalam industri sejumlah besar partikel individu yang
dapat digunakan untuk menemukan umumnya tidak dapat terlihat oleh mata
parameter fisik berupa konsentrasi, suhu telanjang, mirip dengan asap di
dan tekanan. Indeks bias juga dapat udara.Pengukuran kekeruhan adalah
digunakan untuk mengetahui kualitas ujian utama untuk mengetahui kualitas
nilai dari suatu larutan. Penelitian yang air. Cairan dapat mengandung zat padat
dilakukan oleh Yunus dan Team (2009) tersuspensi yang terdiri dari partikel
menunjukan bahwa indeks bias dapat berbagai ukuran.Sementara beberapa
digunakan untuk menentukan kemurnian bahan yang ditangguhkan akan cukup
suatu zat dan kadarluarsa dari oli. Karena besar dan cukup berat untuk mengendap
sudah banyaknya penelitian indeks bias dengan cepat ke bagian bawah wadah
untuk mengetahui kualitas suatu zat maka jika sampel cair dibiarkan berdiri (bahan
penelitian kali ini bertujuan untuk padat yang dapat diendapkan), partikel
mengetahui indeks bias dengan air keruh yang sangat kecil akan mengendap hanya
yang ada disekitar lingkungan kita, yaitu dengan sangat lambat atau tidak sama
limbah industri rumahan seperti limbah sekali jika sampelnya adalah gelisah
air tahu. secara teratur atau partikelnya koloid.
Partikel padat kecil ini menyebabkan

JUPITER: Jurnal Penelitian Fisika dan Terapannya ISSN xxxx-xxxx


8
Kajian Indeks Bias…Jupiter… Vol 1 No 1…Juli 2019…7-14
Suhadi, Nanda SeptiaWiranda

cairan tampak keruh (Swanson and Pembiasan merupakan peristiwa


Baldwin, 1965). pembelokan arah rambat cahaya ketika
Kekeruhan dalam air yang terbuka memasuki ke suatu medium ke medium
seperti sungai dan danau dapat yang lain. Besarnya nilai pembiasan atau
disebabkan oleh pertumbuhan pembelokan arah rambat cahaya yang
fitoplankton.Aktivitas manusia yang keluar dari suatu medium bergantung
mengganggu tanah, seperti konstruksi, pada kerapatan optik medium tersebut.
pertambangan, dan pertanian, dapat Kerapatan optik ini merupakan sifat dari
menyebabkan tingkat sedimen tinggi medium yang tembus cahaya (zat optik)
memasuki badan air selama badai hujan dalam melewatkan cahaya (Zamroni,
karena limpasanairhujanbadai.Daerah 2013).
yang rentan terhadap erosi tepi tinggi Cahaya yangmasuk dari zat optik
serta daerah perkotaan juga berkontribusi kurang rapat ke zat optik lebih rapat
besar terhadap kekeruhan air di (udara ke air), maka cahaya akan
sekitarnya, melalui polusi air hujan dari dibiaskan mendekati garis normal.
permukaan beraspal seperti jalan, Sebaliknya, jika cahaya masuk dari zat
jembatan dan tempat parkir.Beberapa optik lebih rapat ke zat optik kurang
industri seperti penggalian, (kaca ke udara), cahaya akan dibiaskan
penambangan, dan pemulihan batu bara menjauhi garis normal. Garis normal
dapat menghasilkan tingkat kekeruhan merupakan garis yang tegak lurus pada
yang sangat tinggi dari partikel batuan bidang batas medium. Untuk lebih
koloid (Swanson and Baldwin, 1965). jelasnya, perhatikan gambar di bawah ini;
Dalam air minum, semakin tinggi
tingkat kekeruhan, semakin tinggi risiko
orang terkena penyakit saluran cerna.Hal
ini terutama bermasalah bagi orang yang
mengalami gangguan sistem imun,
karena kontaminan seperti virus atau
bakteri dapat melekat pada padatan
tersuspensi.Padatan tersuspensi
mengganggu desinfeksi air dengan klorin Gambar 2.1 Pembiasan Cahaya pada
karena partikelnya bertindak sebagai Zat Cair
pelindung virus dan bakteri.Demikian Besar nilai kerapatan optik suatu
pula, padatan tersuspensi dapat medium dinyatakan dalam indeks bias.
melindungi bakteri dari sterilisasi air Itu artinya semakin besar indeks bias
ultraviolet (UV) (Swanson and Baldwin, suatu medium berarti kerapatan optik
1965). medium juga semakin besar dan semakin
Badan air seperti danau, sungai, dan besar kerapatan optik, maka akan
waduk, memiliki tingkat kekeruhan yang semakin besar pula arah pembelokan
tinggi dapat mengurangi jumlah cahaya cahaya yang melewati medium tersebut
yang mencapai kedalaman yang lebih (Zamroni, 2013).
rendah, yang dapat menghambat Setiap medium mempunyai indeks
pertumbuhan tanaman air yang terendam bias tertentu, yang merupakan suatu
dan akibatnya memengaruhi spesies yang ukuran seberapa besar nilai suatu bahan
bergantung padanya, seperti ikan dan dapat membiaskan cahaya. Indeks
kerang.Tingkat kekeruhan yang tinggi biassuatu zat adalah perbandingan
juga dapat mempengaruhi kemampuan kecepatan cahaya di udara dengan
insang ikan untuk menyerap oksigen kecepatan cahaya di dalam zat tersebut.
terlarut (Swanson and Baldwin, 1965). Kecepatan cahaya di udara selalu lebih
 Pembiasan (Refraksi) besar daripada di dalam zat lain. Oleh

JUPITER: Jurnal Penelitian Fisika dan Terapannya ISSN xxxx-xxxx


9
Kajian Indeks Bias…Jupiter… Vol 1 No 1…Juli 2019…7-14
Suhadi, Nanda SeptiaWiranda

karena itu, indeks bias zat lain selain


udara selalu lebih besar dari 1 (Utami, Tabel 2.1 Indeks Bias Mutlak
2015). Berbagai Medium
Semakin besar indeks bias suatu zat Indeks
Medium
maka semakin besar cahaya dibiaskan Bias
oleh zat tersebut. Besarnya pembiasan Ruang hampa
1,0000
juga bergantung pada panjang gelombang (vakum)
cahaya. Pada spektrum cahaya tampak, Udara 1,0003
panjang gelombang cahaya memiliki Es 1,3100
variasi gelombang, merah yang Air (20°C) 1,3300
terpanjang sampai gelombang ungu yang Etil alkohol 1,3600
terpendek (Utami, 2015). Kaca kwartz 1,4590
Ketika cahaya dari satu medium Kuarsa 1,4600
Gliserin 1,4700
merambat melewati medium lainnya
Benzena 1,5010
yang berbeda kerapatan optik maka cepat
Kaca plexi 1,5100
rambat cahaya akan berubah. Cepat
Kaca kerona 1,5200
rambat cahaya akan berkurang jika
Kaca flinta 1,6200
memasuki medium dengan kerapatan
Batu nilam 1,7600
tinggi. Sebaliknya, cepat rambat cahaya Intan 2,4200
akan bertambah jika melewati medium
dengan kerapatan rendah.
Perbandingan cepat rambat cahaya di
METODOLOGI PENELITIAN
ruang hampa dengan cepat rambat
cahaya di dalam suatu medium Alat dan bahan dalam penelitian ini
disebut indeks bias mutlak. Indeks bias adalah Sepotong papan, Alas karton,
mutlak suatu medium dapat dicari dengan Kaca plan parallel berisi air sebagai
menggunakan persamaan dibawah ini. media penelitian dengan ketebalan 1 mm,
Busur, Pensil, Penggaris dan Kertas
HVS/folio. Adapun paameter peneltiian
Keterangan:
ini adalah mengukur indeks bias zat cair
indeks bias mutlak medium
pada air keruh dengan menggunakan
cepat rambat cahaya di ruang metode sederhana.
hampa yaitu (3 × 108 m/s) Berisi jenis penelitian, waktu dan
cepat rambat cahaya di dalam tempat penelitian, target/sasaran, subjek
medium penelitian, prosedur, instrumen dan
Analisis data dilakukan menggunakan teknik analisis data serta hal-hal lain
hukum Snellius: yang berkait dengan cara penelitiannya.
target/sasaran, subjek penelitian,
prosedur, data dan instrumen, dan teknik
atau pengumpulan data, serta teknik analisis
............. Pers 2 data serta hal-hal lain yang berkait
dengan cara penelitiannya dapat ditulis
= indeks bias medium pertama dalam sub-subbab, dengan sub-
sudut datang subheading. Sub-subjudul tidak perlu
indeks bias medium kedua diberi notasi, namun ditulis dengan huruf
sudut bias kecil berawalkan huruf kapital, TNR-12
unbold, rata kiri.
Berikut ini merupakan beberapa contoh
Khususnya untuk penelitian
dari indeks bias mutlak medium yang
kualitatif, waktu dan tempat penelitian
disajikan dalam bentuk tabel.

JUPITER: Jurnal Penelitian Fisika dan Terapannya ISSN xxxx-xxxx


10
Kajian Indeks Bias…Jupiter… Vol 1 No 1…Juli 2019…7-14
Suhadi, Nanda SeptiaWiranda

perlu dituliskan secara jelas (untuk Bagaimana memaknakan data yang


penelitian kuantitatif, juga perlu). diperoleh, kaitannya dengan
Target/subjek penelitian (untuk penelitian permasalahan dan tujuan penelitian, perlu
kualitatif) atau populasi-sampel (untuk dijabarkan dangan jelas.
penelitian kuantitatif) perlu diurai dengan (Catatan: Sub-subbab bisa berbeda,
jelas dalam bagian ini. Perlu juga menurut jenis atau pendekatan penelitian
dituliskan teknik memperoleh subjek yang digunakan. Jika ada prosedur atau
(penelitian kualitatif) dan atau teknik langkah yang sifatnya sekuensial, dapat
samplingnya (penelitian kuantitatif). diberi notasi (angka atau huruf) sesuai
Prosedur perlu dijabarkan menurut posisinya).
tipe penelitiannya. Bagaimana penelitian
dilakukan dan data akan diperoleh, perlu HASIL DAN PEMBAHASAN
diuraikan dalam bagian ini.
Untuk penelitian eksperimental, A. HASIL
jenis rancangan (experimental design)
Dari penelitian diperoleh data
yang digunakan sebaiknya dituliskan di
pengukuran yang dapat dilihat pada tabel
bagian ini. Macam data, bagaimana data
4.1, sebagai berikut:
dikumpulkan, dengan instrumen yang
Tabel 4.1 Data Hasil Pengukuran Indeks
mana data dikumpulkan, dan bagaimana
Bias Zat Cair.
teknis pengumpulannya, perlu diuraikan
secara jelas dalam bagian ini.

Dari penelitian diperoleh data pengukuran yang dapat dilihat pada tabel 4.1, sebagai
berikut:
Tabel 4.1 Data Hasil Pengukuran Indeks Bias Zat Cair
no Zat Perc Sudut Sin Sudut Sin Indeks
Cair . Datang 1 Bias 2 Bias
Ke.. ( 1) ( 2) (n)
1 Air Biasa 1 15° 0,25 11° 0,19 1,31
2 30° 0,50 22° 0,37 1,35
3 45° 0,70 32° 0,52 1,34
4 55 0,81 37° 0,60 1,35
5 65 0,90 42° 0,66 1,36
2 Limbah 1 15° 0,25 44° 0,69 0,36
Air Tahu
2 30° 0,50 36° 0,58 0,86
(Air
Turbid) 3 45° 0,70 31° 0,51 1,37
4 55 0,81 28° 0,34 1,76
5 65 0,90 25° 0,42 2.14
3 Campura 1 15° 0,25 18° 0,30 0,83
n Limbah
2 30° 0,50 33° 0,54 0,92
dan Air
Biasa 3 45° 0,70 48° 0,74 0,94
(20:80)
4 55 0,81 57° 0,83 0,97
5 65 0,90 65° 0,90 1
4 Campura 1 15° 0,25 35° 0,57 0,43

JUPITER: Jurnal Penelitian Fisika dan Terapannya ISSN xxxx-xxxx


11
Kajian Indeks Bias…Jupiter… Vol 1 No 1…Juli 2019…7-14
Suhadi, Nanda SeptiaWiranda

n Limbah 2 30° 0,50 23° 0,39 1,28


dan Air
Biasa 3 45° 0,70 20° 0,34 2.05
(50:50) 4 55 0,81 18° 0,30 2.7
5 65 0,90 17° 0,29 3.10
5 Campuran 1 15° 0,25 39° 0,62 0,40
Limbah 2 30° 0,50 35° 0,57 0,87
dan Air
3 45° 0,70 33° 0,54 1,29
Biasa
(80:20) 4 55 0,81 32° 0,52 1,55
5 65 0,90 30° 0,50 1.8
6 Larutan 1 15° 0,25 13° 0,22 1,13
Pasir 2 30° 0,50 28° 0,46 1,08
3 45° 0,70 40° 0,64 1,09
4 55 0,81 46° 0,71 1,14
5 65 0,90 52° 0,78 1,15

B. GRAFIK 4.1, diatas, dan disajikan pada grafik di


Dari penelitian diperoleh data bawah ini:
pengukuran yang dapat dilihat pada tabel

Grafik 4.1 Data Hasil Pengukuran Indeks Bias Zat Cair

Pengukuran Indeks bias pada kasus larutan dan larutan pasir sebagai sample
cairan yang keruh merupakan suatu air tersuspensi.
masalah yang rumit dikarenakan konsep Alat dan bahan yang digunakan dalam
pemantulan sudut kritis pada cairan yang penelitian ini diantaranya kotak plan
keruh tidaklah jelas. Dalam penelitian ini paralel sebagai tempat zat cair yang akan
digunakan 3 sampel jenis air yaitu, Air diukur indeks biasnya (dengan ketebalan
Limbah Tahu sebagai sampel dari air bahan 1 mm), busur derajat, penggaris,
keruh berkoloid, air biasa sebagai sampel kertas HVS, sterofom, alat tulis, aquades,
pasir dan air limbah tahu. Parameter

JUPITER: Jurnal Penelitian Fisika dan Terapannya ISSN xxxx-xxxx


12
Tiga Kata Pertama Judul Artikel…Jupiter… Vol 1 No 1…Juli 2019…7-14
Penulis pertama, Penulis kedua, Penulis Ketiga

yang dalam penelitian ini yaitu indeks mendapatkan hasil sebesar 0,40, pada 30
bias zat cair. Pengukuran indeks bias mendapatkan hasil sebesar 0,87, pada 45
dilakukan melalui metode pembiasan mendapatkan hasil sebesar 1,29, pada
menggunakan plan paralel.
55 mendapatkan hasil sebesar 1,55 dan
Hasil darisampeltersebut didapatkan
hasil yang berbeda-beda, pada sampel pada 65 mendapatkan hasil 1,8.
pertama yaitu air biasa hasilnya tidak Sampel keempat adalah campuran air
jauh berbeda dengan hasil lab pada limbah tahu dan air yang sama-sama
pengukuran indeks bias air diperoleh mengandung 50% dari masing-masing
hasil pengukuran pada 15 mendapatkan larutan dan hasil yang didapatkan
hasil sebesar 1,31, pada 30 mendapatkan sebesar, pada 15 mendapatkan hasil
hasil sebesar 1,35 dan pada 45 sebesar 0,43, pada 30 mendapatkan hasil
mendapatkan hasil sebesar 1,34. sebesar 1, 28, pada 45 mendapatkan
Sampel kedua yakni, air limbah tahu hasil sebesar 2,05, pada 55 mendapatkan
mendapatkan hasil bahwa sinar yang hasil sebesar 2,7 dan pada
melalui dua medium berbeda yaitu udara 65 mendapatkan hasil 3,10.
dan air limbah (dalam percobaan) akan Sampel kelima adalah campuran air
mengalami perubahan kecepatan dengan limbah dan air yang dimana campuran ini
indikasi pembelokan sinar. Hal ini lebih banyak mengandung air biasa dari
disebut pembiasan cahaya.. Semakin pada air limbah itu sendiri, yaitu
kecil sudut sinar datang maka pergeseran mengandung sebesar air biasa 80% dan
sinarnya kecil, dan apabila semakin besar air limbah tahu 20% dari masing-masing
sudut sinar datang maka pergeseran larutan dan hasil yang didapatkan
sinarnya akan besar pula. Apabila sebesar, pada 15 mendapatkan hasil
kerapatan medium lebih tinggi dari
sebesar 0,83, pada 30 mendapatkan hasil
udara, maka sinar mengalami pembiasan
mendekati garis normal. Sebaliknya, sebesar 0, 92, pada 45 mendapatkan
ketika sinar dari medium keluar menuju hasil sebesar 0,94, pada 55 mendapatkan
medium yang tingkat kerapatannya lebih hasil sebesar 0,97 dan pada
rendah juga mengalami pembiasan, tetapi 65 mendapatkan hasil 1.
pembiasannya menjauhi garis normal. Pada sample terakhir yaitu, larutan
Beda halnya dengan air limbah tahu, pasir sebagai air keruh yang berkoloid
semakin kecil sinar datang maka semakin mendapatkan hasil sebesar, pada 15
menjauhi garis normal dengan hasil pada
mendapatkan hasil sebesar 1,13, pada 30
15 55 , pada 15
mendapatkan hasil sebesar 1,08, pada 45
mendapatkan hasil sebesar 0,36, pada 30
mendapatkan hasil sebesar 1,09, pada
mendapatkan hasil sebesar 0,86, pada 45
55 mendapatkan hasil sebesar 1,14 dan
mendapatkan hasil sebesar 1,37, pada
pada 65 mendapatkan hasil 1,15.
55 mendapatkan hasil sebesar 1,76 dan
Perbedaan indeks bias dari tiap-tiap
pada 65 mendapatkan hasil 2,14.
sampel disebabkan oleh kecepatan laju
Sampel ketiga adalah campuran cahaya pada masing-masing medium
Limbah dan Air Biasa, mengandung 80% (sampel berbeda-beda), dimana laju
limbah tahu dan 20% air biasa pada cahaya pada kecepatan vakum lebih cepat
sampel hasil yang di dapatkan tidak dari pada laju cahaya ketika melewati
begitu jauh dengan sampel kedua yang suatu medium. Dalam hal ini dapat
hanya air limbah tanpa adanya dilihat pada sampel 1, 4 dan 6.
penambahan air yaitu hasil yang Perlambatan ini terjadi karena dalam
didapatkan sebesar, pada 15 medium terjadi penyerapan atau absorbs
JUPITER: Jurnal Penelitian Fisika dan Terapannya ISSN xxxx-xxxx
13
Tiga Kata Pertama Judul Artikel…Jupiter… Vol 1 No 1…Juli 2019…7-14
Penulis pertama, Penulis kedua, Penulis Ketiga

dari hamburan cahaya saat bergerak dari


suatu molekul ke molekul lainnya.Untuk DAFTAR PUSTAKA
penentuan indeks bias sampel maka
digunakan hukum snellius. Adnan, Yulinar & Supardi. . (2013).
Sampel limbah air tahu tidak berlaku Perhitungan Sudut Deviasi
demikian karena hasil data yang Spektrum Sinar Matahari dalam Air
didapatkan menunjukan bahwa semakin dan Cermin Datar. Prosiding
kecil sudut datang maka semakin besar Semirata FMIPA Universitas
sudut bias hal ini bisa disebabkan oleh Lampung, . Lampung: Universitas
sifat dari kekeruhan air dan kekentalan Lampung.
dari air limbah tersebut, namun ketika air
limbah di beri tingkatan konsentrasi air Burnett., D. B. ( 1927). The Relation
biasa maka terjadi perubahan data yang between Refraction Index and
sedikit signifikan. Layaknya pada larutan Density. Clare Collage.
limbah yang di beri tambahan air
Murdaka, B., Karyono & Supriyatin.
sebanyak 80 dari banyaknya air limbah
(2010.). Penyetaraan Nilai
maka hasil yang didapatkan berbading
Viskositas terhadap Indeks Bias
jauh dari air limbah tanpa adanya
pada Zat Cair Bening. . Jurnal
penambahan air. Sudut datang dan sudut
Berkala Fisika. , 1-11.
bias mendekati garis normal.
Swanson, H.A., and Baldwin, H.L .
KESIMPULAN (1965). A Primer on Water Quality.
U.S.
Sinar melewati medium yang berbeda
yaitu dari udara ke air menyebabkan sinar Shafudah, N. H. (2015). Measurement
mengalami pembelokkan atau And Comparison Of Refractive
pembiasan.Kekeruhan adalah ukuran Index Of The Water Samples
kejernihan relatif suatu cairan. Ini adalah Collected From Different Surface
karakteristik optik dari air dan Water Sources . In Namibia. : The
merupakan pengukuran jumlah cahaya University of Namidia.
yang tersebar oleh material di dalam air
ketika cahaya disinari melalui sampel air. Utami, N. D. (2015). Pembiasan Cahaya.
Semakin kecil sudut sinar datang maka Jurnal Pembiasan Cahaya. , 56-62.
semakin tinggi intensitas cahaya yang Zamroni, A. (2013.). Pengukuran Indeks
tersebar dan semakin menjauhi garis Bias Zat Cair Melalui Metode
normal yang di sebabkan oleh tingkat Pembiasan Menggunakan Plan
kekeruhannya.Sinar melewati medium Paralel. Pengukuran Indeks Bias
yang memiliki indeks bias yang Zat Cair.
berbeda.Semakin besar sudut datang (i)
maka akan semakin besar pula sudut bias.

JUPITER: Jurnal Penelitian Fisika dan Terapannya ISSN xxxx-xxxx


14

Anda mungkin juga menyukai