Anda di halaman 1dari 5

Bab 9

PLAGIASI

A. PENGERTIAN

Salah satu bentuk pelanggaran kode etik dalam penulisan karya ilmiah adalah plagiarisme.
Plagiarisme berasal dari dua kata Latin - plagiarius yang berarti penculik, dan plagiare yang
berarti mencuri Yang dimaksud plagiarisme adalah mencuri gagasan, kata-kata, kalimat, atau
hasil penelitian orang lain dan menyajikannya seolah-olah sebagai karya sendiri

B. BENTUK-BENTUK PLAGIASI

Kecurangan akademik dalam bentuk plagiasi sering terjadi dalam beberapa bentuk yang meliputi
sebagai berikut :

1. Menggunakan atau mengambil teks, data atau gagasan orang tanpa memberikan pengakuan
terhadap sumber secara benar dan lengkap.

2. Menyajikan struktur, atau tubuh utama gagasan yang diambil dari sumber pihak ketiga sebagai
gagasan atau karya sendiri, bahkan meskipun referensi pada penulis lain dicantumkan. Bagian
yang diambil sangat panjang, terdiri dari banyak rangkaian kalimat, bahkan banyak alinea atau
struktur atau pola gagasan atau pola argumentasi orang lain.

3. Mengambil materi atau audio atau visual orang. Atau materi tes, software, dan kode program
tanpa menyebut sumber dan menampilkannya seolah-seolah sebagai karya sendiri.

4. Tidak menunjukkan secara jelas dalam teks, misalnya dengan tanda kutipan atau penggunaan
lay out tertentu, bahwa kutipan literal atau yang mendekati literal dimasukkan ke dalam sebuah
karya, bahkan meskipun rujukan yang benar terhadap sumber sudah dimasukkan

5. Menfarafrase (mengubah kalimat orang lain ke dalam susuan kalimat sendiri tanpa mengubah
idenya) isi dari teks orang lain tanpa rujukan yang memadai terhadap sumber.

6. Menggunakan teks yang pernah dikumpulkan sebelumnya, atau menggunakan teks yang mirip
dengan teks yang pernah dikumpulkan sebelumnya

C. JENIS-JENIS PLAGIASI

1. Plagiarisme Penuh atau ‘Plagiarisme Lengkap’

Setiap kali seorang penulis menyalin konten dari sumber lain secara penuh, itu disebut
plagiarisme penuh. Dalam plagiarisme ini, penulis tidak mengubah apa-apa dari sumber aslinya.
Bahasa, aliran, dan bahkan tanda baca tersebut disalin sedemikian rupa, seseorang tidak bisa
mengutip bahkan perbedaan kecil dalam dua isinya.

1
2. Plagiarisme Parsial

Ketika seseorang menggabungkan data dari dua atau tiga sumber yang berbeda dalam karyanya,
itu mencapai plagiarisme parsial. plagiarisme semacam ini betujuan untuk menyalin pekerjaan
orang lain, tidak sepenuhnya, tetapi sebagian. Seseorang menjiplak konten dengan cara ini,
memanfaatkan maraknya parafrase, yang berarti bahwa ia menyajikan ide yang sama dalam
bentuk yang berbeda, dengan memanipulasi bahasa dari konten asli, tapi aliran tetap sama.

3. Minimalis Plagiarisme

Plagiarisme minimalistik dilakukan ketika seseorang memparafrase konten yang sama tetapi
dalam aliran yang berbeda. Pada jenis ini, plagiator mencoba untuk menyalin ide-ide, pendapat,
pemikiran dan konsep dari penulis lain sedemikian rupa sehingga karyanya tidak tampak seperti
telah menjiplak.

4. Plagiarisme Mosaic

Plagiarisme jenis ini paling umum dilakukan pelajar. Contoh plagiarisme mosaik terjadi sebagian
besar karena kurangnya pengetahuan atau ketidaktahuan tentang plagiarisme, dan cara-cara
untuk menghindarinya. Ketika seseorang mengubah konstruksi kalimat tetapi tidak mau repot-
repot untuk mengubah kata-kata asli, hasilnya kemudian, adalah bahwa perubahan kalimat,
perubahan aliran, tetapi kata-kata tetap sama.

D. SANKSI TERHADAP PLAGIASI

Plagiarisme dan berbagai bentuk kecurangan akademik sangat dilarang karena kebenaran dalam
ilmu pengetahuan tidak boleh dirusak, dan bagi banyak ilmuwan, kebenaran inilah yang
membuat seluruh pekerjaan ilmuwan menjadi berharga. Jika penulis melakukan plagiasi maka
akan dikenakan sanksi sesuai dengan jabatan atau profesi yang disandangnya.

1. Lulusan PT

a. Seseorang yang memperoleh gelar akademik, profesi, atau vokasi yang tugas akhirnya terbukti
merupakan jiplakan akan dicabut gelarnya.

b. Dinyatakan tidak lulus sidang ketika pelanggaran tersebut diketahui pada saat yang
bersangkutan melakukan sidang dan harus mengulang tugas akhirnya.

c. Lulus bersyarat apabilanya plagiat yang dilakukan hanya beberapa bagian teks. Pelaku
dianggap lulus bersyarat dan harus memperbaiki sesuai saran penguji

2. Mahasiswa

2
a. Ketua jurusan/departemen/ bagian/lainnya yang sejenis harus membuat persandingan antara
karya ilmiah mahasiswa tersebut dengan karya (ilmiah) yang diduga merupakan sumber yang
dijiplak oleh mahasiswa tersebut

b. Ketua jurusan/departemen/ bagian/lainnya yang sejenis meminta seorang dosen sejawat


sebidang untuk memberikan kesaksian secara tertulis tentang kebenaran plagiasi yang diduga
telah dilakukan oleh mahasiswa tersebut

c. Mahasiswa yang diduga melakukan plagiat diberi kesempatan untuk melakukan pembelaan di
hadapan ketua jurusan/departemen/bagian/ lainnya yang sejenis

d. Apabila berdasarkan persandingan dan kesaksian telah terbukti terjadi plagiat, maka ketua
jurusan/departemen/bagian/lainnya yang sejenis berhak menjatuhkan sanksi kepada mahasiswa
sebagai plagiator

e. Apabila salah satu dari persandingan atau kesaksian ternyata tidak terbukti adanya plagiasi,
maka sanksi tidak dapat dijatuhkan dan harus dilakukan pemulihan nama baik terhadap
mahasiswa tersebut

f. Sanksi bagi mahasiswa yang terbukti melakukan plagiat secara berurutan dari yang paling
ringan sampai dengan yang paling berat terdiri atas:

1) Teguran

2) Peringatan tertulis

3) Penundaan pemberian sebagian hak mahasiswa

4) Pembatalan nilai atau beberapa matakuliah yang diperoleh mahasiswa

5) Pemberhentian dengan hormat dari status sebagai mahasiswa

6) Pemberhentian tidak dengan hormat dari status sebagai mahasiswa

7) Pembatalan ijazah apabila mahasiswa telah lulus dari suatu program

3. Dosen/Peneliti/Tenaga Kependidikan

a. Pimpinan Perguruan Tinggi harus membuat persandingan antara karya ilmiah dosen/


peneliti/tenaga kependidikan tersebut dengan karya (ilmiah) yang diduga merupakan sumber
yang dijiplak oleh dosen/ peneliti/tenaga kependidikan tersebut

b. Pimpinan Perguruan Tinggi meminta senat akademik/organ lain yang sejenis untuk


memberikan pertimbangan secara tertulis tentang kebenaran plagiasi yang diduga telah dilakukan
oleh dosen/peneliti/ tenaga kependidikan tersebut

3
c. Sebelum senat akademik/organ lain yang sejenis memberikan pertimbangan, senat
akademik/organ lain yang sejenis meminta komisi etik dari senat akademik/organ lain yang
sejenis untuk melakukan telaah tentang kebenaran plagiat dan proporsi karya (ilmiah) pihak lain
yang diakui sebagai karya ilmiah dosen/peneliti/tenaga kependidikan yang diduga sebagai
plagiator

E. CARA MENGHINDARI PLAGIASI

Secara sederhana, plagiasi sebenarnya bisa dihindari dengan menggunakan teknik yang
diperbolehkan (legal) dalam dunia akademis. Pengetahuan atau teknik ini antara lain berkaitan
dengan tata cara mengutip dan melakukan parafrase. Kemampuan untuk mengutip secara akurat
sumber tersebut sangatlah penting. Ada beberapa cara menghindari plagiarisme diantaranya
sebagai berikut,

1. Yang Dilakukan Ketika Proses Penulisan

a. Dalam menulis, sebaiknya menggunakan informasi yang berupa fakta umum.

b. Menuliskan sumber referensi untuk pernyataan-pernyataan yang diacu penulis.

c. Memberi batasan yang jelas bagian mana sajakah dalam uraian yang merupakan kutipan dan
bagian mana yang merupakan pernyataan penulis.

2. Ketika Pengutipan Wawancara

a. Tandai setiap bagian yang akan dikutip dengan tanda khusus seperti garis bawah atau stabilo.

b. Tandai dan catat main idea yang diambil dari sumber kutipan dan mana yang menjadi
pendapat atau kesimpulan pribadi.

3. Ketika Parafrase dan Mengambil Kesimpulan

a. Baca bagian yang akan dikutip secara cermat,lalu lakukan parafrase tanpa lihat teks asli
dengan bersandar pada apa yang kita ingat dari teks itu.

b. Setelah selesai, cek kembali untuk membandingkan antara paraphrase yang dibuat dengan teks
asli agar tidak terjadi kekeliruan dan kesalahan pemahaman.

4. Ketika Mengutip Langsung

a. Cantumkan sumber yang dikutip sejelas-jelasnya dalam dokumentasi.

b. Pilih bagian yang akan dikutip langsung secara proporsional dengan menggunakan tanda baca
khusus pengutipan langsung sebaiknya tidak terlalu pendek dan tidak pula terlalu panjang.

5. Ketika Mengutip Tidak Langsung

4
a. Cantumkan sumber yang dikutip sejelas-jelasnya dalam dokumentasi.

b. Cermati bagian yang akan dikutip tidak langsung,lalu lakukan parafrase dengan menggunakan
kata dan kalimat lain yang searti tetapi menggunakan struktur penulisan kalimat yang berbeda
dengan kutipan tersebut.

PEMBAHASAN

Pada bab 9 ini menjalaskan tentang plagiasi, maksudnya adalah Salah satu bentuk pelanggaran
kode etik dalam penulisan karya ilmiah adalah plagiarisme. Plagiarisme berasal dari dua kata
Latin - plagiarius yang berarti penculik, dan plagiare yang berarti mencuri Yang dimaksud
plagiarisme adalah mencuri gagasan, kata-kata, kalimat, atau hasil penelitian orang lain dan
menyajikannya seolah-olah sebagai karya sendiri. Selain itu di bab 9 ini juga menjelaskan
tentang bagaimana bentuk-bentuk plagiasi, jenis-jenie plagiasi, sanksi terhadap plagiasi serta
bagaimana cara menghindari plagiasi

Anda mungkin juga menyukai