Anda di halaman 1dari 4

Nama : Laela Novitasari

Nim : 2002060092

Prodi/kelas : S1 Farmasi/A

Spora Aseksual Fungi

Meskipun kita telah mempelajari fragmentasi dan tunas, tetapi sebagian besar Fungi
berkembangbiak dengan menghasilkan spora aseksual. Spora yang dihasilkan secara aseksual
seringkali dinamakan dengan mitospora, dan spora-spora ini dihasilkan dengan berbagai
macam cara. Terdapat dua jenis utama dari spora aseksual, yaitu sporangiospora dan konidia
(konidiospora).

 sporangium

Sporangiospora adalah spora yang dihasilkan di dalam sporangium. Spora ini bersifat endogen
karena dihasilkan dan disimpan di dalam sporangium sampai matang dan siap untuk
disebarkan. Spora aseksual ini digunakan pada reproduksi Jamur Chytridiomycota dan
Zygomycota. Terdapat dua jenis utama sporangiospora, yaitu zoospora (motil) dan aplanspora
(non-motil).

 konidia

Konidia (konidiospora) adalah spora eksogen yang terbentuk pada ujung hifa yang disebut
konidiofor. Spora aseksual ini digunakan pada reproduksi Jamur Ascomycota dan
Basidiomycota. Kadang spora yang dihasilkan dapat memiliki dinding tebal, spora ini disebut
dengan klamidospora atau klamidokonidia.

Cara Reproduksi Seksual Fungi

Reproduksi Fungi secara seksual terdiri dari tiga urutan tahap, yaitu:

1. Plasmogami, merupakan penyatuan (fusion) sitoplasma dari dua sel induk tanpa
penyatuan inti, sehingga terdapat dua inti haploid dalam satu sel.

2. Kariogami, merupakan penyatuan dua inti (haploid) sehingga membentuk inti baru
(zigot) yang diploid.
3. Meiosis, merupakan pembelahan sel yang mereduksi kromosom menjadi setengahnya
(diploid menjadi haploid). Inti yang haploid dari meiosis ini umumnya dimasukkan ke
dalam spora yang disebut meiospora.

Fungi memiliki berbagai metode untuk menyatukan dua inti haploid yang cocok. Beberapa
memproduksi sel seksual (gamet) khusus yang dilepaskan oleh gametangia yang kemudian
menyatu, proses ini disebut dengan konjugasi gametangia. Beberapa ada yang melakukan
kontak dua gametangia yang dapat dibedakan jenisnya (antheridium dan arkegonium), proses
ini disebut dengan kontak gametangia. Kemudian dapat juga gamet jantan jatuh pada

gametangia betina yang disebut dengan spermatisasi. Dan yang paling jarang, penyatuan dua
hifa yang disebut dengan somatogami.

Spora Seksual Fungi

Spora seksual adalah spora yang dihasilkan dari penyatuan dua inti induk, sehingga terjadi
variasi genetik yang sangat penting untuk beradaptasi dengan lingkungan. Zigospora adalah
spora yang dihasilkan dari peleburan dua hifa yang cocok. Contoh Fungi yang menghasilkan
spora ini adalah Rhizopus.

 askus-askospora

Askospora merupakan spora yang terdapat atau diproduksi di dalam askus. Spora jenis ini
khusus terdapat pada Fungi yang diklasifikasikan sebagai Ascomycota. Umumnya, sebuah askus
dapat mengandung delapan askospora, yang merupakan hasil meiosis yang diikuti dengan
mitosis.

 basidium-basidiospora

Basidiospora merupakan spora yang dihasilkan oleh sel khusus yang disebut basidium.
Basidiospora ini khusus terdapat pada Fungi yang diklasifikasikan sebagai Basidiomycota. Pada
bagian bawah mangkok jamur Basidiomycota, terdapat jutaan dari basidium ini. Sebuah
basidium biasanya memiliki empat basidiospora (kadang berjumlah dua atau delapan). Karena
ini sebuah jamur memiliki kemampuan untuk melepaskan miliaran spora.

Siklus Hidup Fungi

Pada jamur tingkat tinggi (jamur sempurna), organisme ini berkembang biak dengan aseksual
dan seksual. Oleh karena itu, terdapat dua tahap atau fase hidup dari Fungi, yaitu fase aseksual
yang menghasilkan mitospora, dan fase seksual yang menghasilkan meiospora. Meskipun dua
jenis spora tersebut dihasilkan pada miselium yang sama, tetapi spora-spora ini sangat berbeda
dan dapat dibedakan dengan jelas. Fase aseksual biasanya mendahului fase seksual dan dapat
berulang-kali terjadi sebelum fase seksual muncul. Dua fase ini juga sering disebut dengan:

- Anamorph: tahap reproduksi Fungi secara aseksual, biasanya seperti cendawan (mold).

- Teleomorph: tahap reproduksi Fungi secara seksual, biasanya merupakan tubuh buah
dari Fungi tersebut.

Cara hidup autotrof, heterotrof dan simbiosis

 Autotrof menyimpan energi kimia dalam molekul makanan karbohidrat yang mereka
buat sendiri. Makanan adalah energi kimia yang disimpan dalam molekul organik.
Makanan menyediakan energi untuk melakukan pekerjaan dan karbon untuk
membangun tubuh.Karena kebanyakan autotrof mengubah sinar matahari menjadi
makanan, kita menyebutnya proses mereka menggunakan fotosintesis. Hanya tiga
kelompok organisme – tumbuhan, alga, dan beberapa bakteri – yang mampu melakukan
transformasi energi yang memberi kehidupan ini. Autotrof membuat makanan untuk
digunakan sendiri, tetapi mereka juga menghasilkan cukup makanan untuk mendukung
kehidupan lain. Hampir semua organisme lain sangat bergantung pada ketiga kelompok
ini untuk makanan yang mereka hasilkan. Para produsen, juga dikenal sebagai autotrof,
memulai rantai makanan yang memberi makan semua kehidupan. Rantai makanan akan
dibahas dalam konsep “Rantai Makanan dan Jaringan Makanan”.

 Heterotrof tidak bisa membuat makanan sendiri, jadi mereka harus makan atau
menyerapnya. Untuk alasan ini, heterotrof juga dikenal sebagai konsumen. Konsumen
mencakup semua hewan dan jamur serta banyak protista dan bakteri. Mereka mungkin
mengkonsumsi autotrof atau heterotrof lain atau molekul organik dari organisme lain.
Heterotrof menunjukkan keragaman yang besar dan mungkin tampak jauh lebih
menarik daripada produsen. Tetapi heterotrof dibatasi oleh ketergantungan kita pada
autotrof yang awalnya membuat makanan kita. Jika tumbuhan, alga, dan bakteri
autotrofik lenyap dari bumi, hewan, jamur, dan heterotrof lainnya juga akan segera
menghilang.Semua kehidupan membutuhkan masukan energi yang konstan. Hanya
autotrof yang dapat mengubah sumber utama matahari itu menjadi energi kimia dalam
makanan yang menggerakkan kehidupan.

 Simbion: Mereka hidup dalam hubungan simbiosis dengan tanaman lain untuk saling
menguntungkan. Beberapa contoh spesies Bakteri heterotrof simbion seperti:
Rhizobium, seperti R. leguminosarum, hidup di nodul akar tanaman polongan yang
membentuk hubungan simbiosis intim. Bakteri memperbaiki nitrogen atmosfer untuk
tumbuhan dan sebaliknya mendapatkan perlindungan. Escherichia coli hidup di usus
manusia sebagai komensal. Ini memakan bahan yang tidak tercerna, memeriksa
pertumbuhan bakteri yang membusuk dan menghasilkan vitamin B dan K. Kehadiran E.
coli dalam pasokan air menunjukkan kontaminasi oleh limbah.

Anda mungkin juga menyukai