Revisi Makalah GEOHISTORI - Salin
Revisi Makalah GEOHISTORI - Salin
panjang dan mengalami perubahan yang akan nampak pada beberapa abad ke depan.
Mengenai geohistori untuk tema makalah ini adalah Geohistori Lembah Sungai Huang
Ho atau Sungai Kuning, Tiongkok. Maka fokus kajian atau penelitian pada makalah ini
adalah adanya hasil-hasil kebudayaan yang ditemukan di sekitar lembah Sungai Huang
Ho dan mengaitkannya dengan kondisi alam dan perilaku Sungai Huang Ho. Untuk
teori yang digunakan pada kajian atau penelitian makalah ini yaitu menggunakan teori
Determinisme Lingkungan.
Mengenai kajian pustaka yang digunakan pada makalah ini adalah berasal dari
sumber-sumber pustaka seperti buku karya Rhoads Murphey, Golfram Eberhard, dan
buku-buku revelan yang sesuai dengan kajian atau penelitian pada makalah ini.
Mengenai hasil-hasil kebudayaan inilah yang akan dijelaskan secara geohistori dengan
melihat kondisi alam dan perilaku sungai Huang Ho, lalu dihubungkan dengan
peradaban yang terbentuk di sekitar lembah sungai Huang Ho. Peneliti berharap semoga
makalah ini bisa bermanfaat untuk pembaca dan semoga ada peneliti-peneliti lain yang
bisa mengembangkan penelitian ini menajdi jauh lebih baik daripada peneliti lakukan
ini.
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................
DAFTAR ISI.....................................................................................................................
DAFTAR FOTO...............................................................................................................
DAFTAR GAMBAR........................................................................................................
DAFTAR PETA...............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................
1.1 Latar Belakang................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................
1.3 Tujuan Penulisan.............................................................................................
BAB II ISI.........................................................................................................................
2.1 Kajian Pustaka................................................................................................
2.2 Teori Determinisme Lingkungan...................................................................
BAB III PAPARAN DATA DAN ANALISIS.................................................................
3.1 Pola Pesebaran Hasil-Hasil Budaya Peradaban Tiongkok Kuno
di Sekitar Lembah Sungai Huang Ho............................................................
3.2 Kondisi Alam dan Perilaku Sungai Huang Ho..............................................
3.3 Hubungan Pola Pesebaran Hasil-Hasil Budaya Peradaban Tiongkok Kuno
dengan Kondisi Alam dan Perilaku Sungai Huang Ho..................................
BAB IV PENUTUP..........................................................................................................
4.1 Simpulan........................................................................................................
DAFTAR RUJUKAN ......................................................................................................
2
DAFTAR FOTO
Foto 2. Tembok besar yang berada di sebelah utara sungai Huang Ho..........................
3
DAFTAR PETA
Peta 1. Letak Sungai Huangho di China.........................................................................
Peta 2. Persebaran Peradaban Sekitar Sungai Huangho.................................................
Peta 3. Persebaran Hasil Budaya Sungai Huangho.........................................................
Peta 4. Sungai Huangho Banjir.......................................................................................
Peta 5. Sungai Huangho Banjir dan Peradaban Disekitarnya.........................................
Peta 6. Sungai Huangho Kering......................................................................................
Peta 7. Sungai Huangho Kering dan Peradaban Disekitarnya........................................
4
BAB I
PENDAHULUAN
geography” adalah kalimat awal yang dilontarkan H. B. George pada bab awal
1901:1). Geohistori juga bisa disebut sebagai salah satu sarana yang digunakan
untuk meninjau kembali sejarah yang tentunya dengan latar belakang geografi.
pesebaran hasil-hasil budaya dan juga bentuk dari kebudayaan masa lalu.
Sungai dimaknai sebagai suatu aliran air yang mengarah dari hulu
menuju ke hilir dengan jumlah aliran yang besar dan memanjang. Sungai Huang
Ho adalah salah satu sungai terpanjang di dunia, yang berada di China. Adalah
sungai terpanjang kedua di China setelah Sungai Panjang atau Sungai Yangtse.
Kedua sungai mata airnya berasal dari Pegunungan Tibet, adapun panjang
Sungai Huang Ho bila ditarik dari hulu sampai hilirnya yaitu 4.700 km. Hilir
dari Sungai Huang Ho sendiri berada di Laut Kuning, utamanya adalah Teluk
5
Sungai Huang Ho ini dikenal pula dengan sebutan sebagai penderitaan
lembah sungai Huang Ho ini. Namun dibalik pemberian nama tersebut lembah
Sungai Huang Ho juga telah melahirkan suatu peradaban bagi bangsa China.
Karena konsekuensi apabila tinggal di sekitar lembah sungai Huang Hoa adalah
menyetorkan nyawa, maka tak banyak kota yang berada di sekitar lembah
sungai Huang Ho. Lanchow, Kaifeng, Chengchow, dan Tsinan adalah kota besar
Sungai tentu akrab dengan banjir dan keringnya, sama halnya dengan
sungai Huang Ho ini, ada kalanya banjir yang sampai memberikan air bah yang
6
b. Rumusan Masalah Penelitian
Tiongkok Kuno dengan Kondisi Alam dan Perilaku Sungai Huang Ho?
c. Tujuan Penelitian
7
BAB II
sumber tertulis maupun sumber tidak tertulis. Penelitian ini juga tidak hanya
menggunakan sumber primer saja, namun ada sumber sekunder dan sumber
menulis sehingga diperoleh hasil yang baik. Dengan kajian pustaka ini
Beberapa hal yang perlu dikaji adalah pola pesebaran hasil-hasil budaya
peradaban Tiongkok kuno di sekitar lembah sungai Huang Ho, kondisi fisik
dan perilaku sungai Huang Ho, dan hubungan pola pesebaran hasil-hasil
dengan kondisi fisik dan perilaku sungai Huang Ho. Disini peneliti
dan juga buku-buku yang relevan, sesuai dengan kajian penelitian yang ada.
Selain itu ada juga foto-foto dari sungai Huang Ho beserta foto peninggalan-
8
2.2 Teori Determinisme Lingkungan
dari topografi, lokasi geografis, iklim dan sumber daya alam (Rambo,
manusia.
9
d. Model ekosistem atau ecosystem-based model,
individu dari pada tingkat kebudayaan dan populasi, hasil dari proses
adalah produk lingkungan fisik yang terdiri dari topografi, lokasi geografis,
iklim dan sumber daya alam. Lingkungan fisik menjadi pendorong utama dalam
seluk beluk kehidupan manusia, dengan menitik beratkan pada cuaca dan iklim
10
Diantara beberapa konsepsi mengenai hubungan antara lingkungan dan
adalah produk lingkungan fisik yang terdiri dari topografi, lokasi geografis,
iklim dan sumber daya alam. Lingkungan fisik menjadi pendorong utama dalam
seluk beluk kehidupan manusia, dengan menitik beratkan pada cuaca dan iklim
merupakan pengaruh pada sejarah umat manusia. Pernyataan ini sama dengan
dimensi dari suatu peradaban. Bebera dimenai peradaban tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Dimensi kebentukan
2. Dimensi keruangan
Adapun pembagian dimensi tersebut adalah a). Skala makro; b). Skala semi
3. Dimensi waktu
Dimensi ini berkaitan dengan umur peradaban –siklus dimulai dari lahir-
11
4. Dimensi structural
peradaban yaitu dimensi struktural. Karena di dalam dimensi ini terdiri atas beberapa
Sungai Huang Ho
Determinisme lingkungan
12
BAB III
3.1 Pola Pesebaran Hasil-Hasil Budaya Peradaban Tiongkok Kuno di Sekitar Lembah
Sungai Huang Ho
Diketahui bahwa Huang Ho adalah salah satu sungai yang berada di Tiongkok
China, yang mana sumber airnya berasal dari Pegunungan Tibet, menjadi salah satu
sungai terpanjang di dunia dan menjadi nomor dua terpanjang di China setelah Sungai
adanya suatu peradaban disekitar lembah Sungai Huang Ho. Mengenai keberadaan
Sungai Huang Ho ini lihat peta 1. Dalam peta 1 akan memperlihatkan dimana Sungai
Huang Ho berasal hingga dimana Sungai Huang Ho ini bermuara. Yaitu dari
Pegunungan Tibet dan alirannya bermuara di Laut Kuning. Keberadaan Sungai Huang
Ho ini menghasilkan suatu hasil-hasil budaya yang telah diciptakan oleh masyarakat
yang paling menonjol adalah sistem pemerintahan yang berdinasti dan beberapa
Tiongkok Kuno di sekitar lembah sungai Huang Ho terbentuk di bagian hilir sungai
karena tanahnya yang subur dan cocok untuk pertanian. Dari sini peradaban Tiongkok
kuno terbentuk. Dalam peradaban Tiongkok Kuno di sekitar lembah sungai Huang, ada
beberapa dinasti yang menguasai daerah sekitar lembah sungai Huang Ho, yaitu Dinasti
Shang, Dinasti Chou, Dinasti Qin/Ch’in, Dinasti Han dan Dinasti Tang.
13
14
(Sumber: Goodrich, 1948) Peta 1. LetakSungai Huang Ho di China
Berikut ini adalah peta yang memuat letar peradaban Tiongkok Kuno yang di
dominasi oleh dinasti-dinasti yang telah disebutkan sebelumnya. (Lihat Peta 2.)
kebudayaan dari dinasti Shang ini berupa perunggu yang bentuknya seperti hewan.
Bentuk seperti itu masih digunakan orang nomaden antara wilayah Ordos dan Siberia
sampai awal Kristen. Kapal-kapal perunggu juga ditemukan pada masa Dinasti Shang
yang digunakan dalam aktiviats keagamaan. Lalu ada juga bejana tembikar yang
digunakan untuk kehidupan sehari-hari. Seperti halnya peta berikut ini yang akan
tembikar hitam yang ditemukan. Meskipun belum ada dugaan pasti kapan terjadinya
kemungkinan bahwa situs temsebut merupakan kelanjutan dari Dinasti Xia sebagai
dinasti yang paling awal di catatan peradaban Tiongkok Kuno. Namun penulis tidak
mencantumkan Dinasti Xia karena kurangnya sumber terkait yang membahas tentang
Xia. Kembali ke pembahasan bahwa telah adanya situs tembikar yang ditemukan, yang
menandakan bahwa telah ada peradaban yang sudah berlangsung di sekitar hilir sungai
Dalam peta tersebut telah ditunjukkan bagaimana situs dari hasil budaya berupa
tembikar hitam telah ditemukan yang berada di hilir Sungai Huang Ho. Dengan peta
tersebut pula diketahui bahwa pesebaran budaya berupa situs tembikar berada di hilir
15
16
(Sumber: Goodrich, 1948) Peta 2. Pesebaran peradaban sekitar sungai Huang Ho
17
(Sumber: Goodrich, 1948:7) Peta 3 Pesebaran hasil budaya tembikar di sungai Huang Ho
-Aliran air yang dibawa oleh sungai Huang Ho atau Sungai Kuning adalah lumpur, yang
dibawanya dari hulu sungai yangberasal dari Pegunungan Tibet. Karena aliran air yang
Bahkan sutra juga sudah digunakan pada masa ini. Hal ini menunjukkan bahwa
teknik menenun sudah canggih. Lalu ada juga serat tanaman yang digunakan seperti
Pada masa dinasti Shang juga sudah ada peninggalan dalam hal tulis-menulis, yaitu
penulisan seperti ini juga ditemukan pada permukaan tulang. Budaya pada dinasti
Shang ini disebut dengan “oracle bones” atau tulang ramalan yang berasal dari tulang
binatang (terutama tulang belikat) dan kulit penyu. Mengenai sistem kepercayaan,
dewa alam, terutama dewa kesuburan. Dewa tertinggi pada ritual pemujaan disebut
Dewa Shang Ti dengan ritualnya berupa pengorbanan manusia yaitu para tahanan
perang. Masyarakat pada masa dinasti Shang memilik matapencaharian sebagai petani
yang menanam padi, gandum, millet dan tanaman lainnya, yang akrab dengan irigasi
18
dan memelihara ternak babi, anjing, domba, dan kuda (Eberhard, 1950: 18-21).
Mengenai matapencaharian pertanian disini didukung dengan tanah loess yang sangat
subur (alluvium) dan mudah untuk digarap (Harianseajarah.id). Apalagi iklim atau
cuaca semi kering dan rentan terhadap kekeringan juga banjir sungai, maka terjadi
banjir karena luapan air sungai Huang Ho ini dimanfaatkan oleh masyarakatnya sebagai
Runtuhnya dinasti Shang sebagai penanda dari awal mula berdirinya dinasti Chou
pada 1050 SM. Dinasti Chou berada di sebelah selatan lembah sungai Huang Ho. Hasil-
hasil kebudayaan dari dinasti Chou tetap perunggu dan bejana besar yang digunakan
untuk ritual keagamaan. Mengenai budaya tulis menulis mengalami peningkatan pada
dinasti Chou yaitu sudah menggunakan kuas dan tinta pada sutra atau bamboo. Bahkan
masa dinasti Chou ini sudah ada buku seperti Book of Changes (I-ching, sebuah buku
pengangan untuk para peramal), the Book of Songs, the Book of Rituals, dan koleksi
buku dokumen sejarah, diantaranya teks-teks yang memberikan kisah tentang lima
Lalu besi menjadi bahan yang digunakan pada masa dinasti Chou, buktinya yaitu
ditemukannya bajak (alat untuk mengolah tanah) berujung besi dengan ditarik oleh
seekor binatang besar dan dengan bantuan alat yang lebih baik, irigasi mulai menyebar
dan semakin banyak tanah yang ditanami untuk pertanian. Dalam hal ini juga muncul
koin besi dan perunggu sebagai alat untuk transaksi perdagangan (Murphey, 1992: 50).
Maka dari sini paling banyak ahsil kebudayaan terbuat dari perunggu (Sullivan,
1993:17-23)
19
Kemudian juga berkembang tembikar yang dicat dan senjata perunggu terutama
kereta perang. Lalu ajaran Confucius dan Lao Tzii adalah subangsih pemikiran paling
terkenal pada masa Dinasti Chou (Puspitasari, 2016:5). Hal ini akan menjadi sebuah
kepercayaan sampai pada beberapa dinasti yang akan datang (terutama ajaran
Dinati Qin ada ketika masa dimana dinasti Chou berada di ambang kehancuran
karena perlawanan yang dilakukan oleh rakyat atau masyarakatnya sendiri. Dinasti Qin
atau Ch’in adalah dinasti letaknya berada di sebelah utara sungai Huang Ho. Dinasti
Qin memiliki beberapa peninggalan yaitu penggunaan celana sebagai pakaian tentara
yang menaiki kuda yang dipengaruhi oleh orang-orang nomad ketika mendapat serbuan
atau serangan. Selain itu peninggalan dalam bidang pertanian yaitu penanaman masih
ada pada masa ini dengan penggunaan bajak yang tarik oleh hewan yang berukuran
besar. Selain itu nilai tukar perdagangan berupa koin yang terbuat dari tembaga atau
logam digunakan pada masa dinasti Qin. Bangunan tembok besar yang membentang di
sebelah utara sungai kuning adalah sebagai penghalang sekaligus pengawas kepada
dinasti Qin. Namun usaha itu gagal disebabkan oleh orang-orang nomad atau orang
Mongol begitu cerdik dengan menyusuri tembok besar sampai mengetahui ujung
tembok besar tersebut lalu melakukan serangan. Bahkan bentuk makam dari pemimpin
dinasti Qin dibuat dengan penjagaan cukup ketat. Banyak jebakan-jebakan yang dibuat
20
Foto 2. Tembok besar yang berada di sebelah utara sungai Huang Ho
(sumber: merdeka.com)
Dinasti Qin/Ch’in juga membangun istana dan makam yang megah. Sistem
pertanian juga ditekankan dalam dasar ekonomi dan Negara. Namun kebijakan yang
ditulis oleh para pemikir atau filsuf. Disini juga muncul pemikir baru yang bernama
Han Fei-tzu mengenai legalisme. Akan tetapi tidak lama kemudian Han Fei-tzu
meninggal karena masa dinasti Qin para pemerintahannya tidak menyukai para pemikir
atau yang disebut dengan para filsuf. Pada masa dinasti Qin/Ch’in ini juga telah ada
solusi untuk menanggulangi banjir yang ada di sungai kuning ketika kemarau yaitu
dengan menggali lumpur yang dibawah oleh sungai kuning untuk mencegah
sungai Huang Ho (Mhurpey, 1992: 54-56). Maka dari sini nantinya sebutan untuk orang
yang hidup di Tiongkok yaitu China diambil karena pada masa dinasti Chin adalah yang
2002:35).
21
Foto 3. Tentara Terakota pada makam pemimpin Dinasti Qin/Ch’in
(Sumber: images.google.com)
Setelah dinasti Qin ditaklukan oleh pendiri dinasti Han, maka sistem pemerintahan
baru dimulai (Mukhti, 2017). Dinasti Han merupakan dinasti yang mewarisi
peninggalan masa dinasti Qin dan diolah lagi menjadi lebih baik, seperti halnya dengan
sistem pertanian yang menggunakan gandum sebagai pasokan utama. Peninggalan masa
dinasti Han berupa patung kuda yang terbuat dari perunggu dengan teknik dan teknologi
yang sudah canggih. Pada masa dinasti Han juga telah dibuka jalur perdagangan yang
dinamakan Jalur Sutra yang ada di darat. Jalur sutra yang ada di darat ini
menghubungkan Negara Tiongkok kuno dengan Negara yang ada di Timur Tengah
maupun Negara yang ada di bagian tenggara sampai bagian selatan seperti Arab, India,
manusia dari budaya rakyat Han. Lalu juga ditemukan sebuah keramik bergambar yang
didalamnya menampilkan adegan bermain sulap, menari, dan musisi. Peninggalan ini
ditemukan di makam dari pemimpin dinasti Han. (Murphey, 1992:60-63) Pada masa
dinasti Han perdagangan jalur laut juga dibuka dengan peninggalan berupa kapal-kapal
yang kedap air, banyak tiang, kemudi dan kompas juga telah menunjukkan bahwa
22
teknologi masa dinasti Han berkembang cukup baik. Ini bisa disimpulkan bahwa jalur
perdagangan laut sudah ada atau sudah terbentuk. (Mhurphey, 1992: 64)
pasang surut akibat seringnya terjadi serbuan atau serangan dari orang-orang nomad.
Bahkan mereka mengekspansi peradaban Tiongkok kuno yang berada di lembah sungai
Huang Ho mengingat letak dari sungai Huang Ho yang berada di sebelah utara yang
berbentuk kesukuan dan nomaden. Maka dalam sejarah Tiongkok selalu dihadapkan
masalah serangan dari orang Mongol atau orang nomad. Tembok besar yang dibangun
di sebelah utara sungai Huang Ho juga masih belum mampu membendung kekuatan
Dinasti Tang merupakan dinasti terakhir dari peradaban Tiongkok Kuno karena
dinasti Tang memiliki luas wilayah yang cukup besar dalam hal ekspansi yang berada di
sebelah selatan sungai Huang Ho. Peninggalan-peninggalan masa dinati Tang adalah
berupa lukisan-lukisan dan puisi Tiongkok (Waworuntu, 2012: 143-144). Dari sini
dapat disimpulkan bahwa pada masa dinasti Tang perkembangan seni dan sastra
semakin meningkat dengan lahirnya para penyair terkenal Tiongkok seperti Li Bai, Du
23
Fu lalu pelukis terkenal seperti Zhou Fang, Han Gan, dan Zhang Zuan. Selain itu
terdapat historiografi yang disusun oleh para ahli dan eksiklopedia juga karya geografi.
(Wikipedia.org)
Sistem pemerintahan pada masa dinasti Tang juga semakin berkembang pesat
kejahatan atau tindakan kriminal. Peninggalan lain pada masa dinati Tang adalah
mangkuk yang terbuatd ari emas dengan motif teratai dan hewan. Selain itu sistem
pertanian masih digunakan sebagai mata pencaharian masyarakat pada masa dinasti
Tang. Pada masa dinasti Tang juga masyarakatnya sudah mengerti mengenai huruf dan
tulisan sehingga membuat mereka lebih mudah untuk mengurus surat menyurat
pegunungan Cina yang berada di bagian utara. Nama lain sungai Huang Ho adalah
sungai Kuning karena aliran airnya berwarna kuning dan membawa lumpur kuning.
24
Disepanjang lembah sungai Huang Ho merupakan tanah yang subur, apalagi lembah
sungai yang berada di hilir memiliki tanah loess yang sangat subur dan gampang diolah
sebagai pertanian.
Ketika musim dingin, maka terjadi pembekuan es yang berada di bagian hulu sungai
Huang Ho, namun ketika musim panas atau kemarau es yang berada di hulu sungai
mencair yang pada akhirnya membuat banjir air bah sampai ke hilir sungai. (Lihat Peta
4.) Terlihat bagaimana kondisi dari Sungai Huang Ho ketika sedang banjir. Kemudian
belum pernah tercatat bahwa Sungai Huang Ho mengalami kekeringan. Dari peristiwa
ini peradaban manusia yang berada di sekitar lembah sungai Huaang Ho membangun
sebuah tanggul besar disepanjang aliran sungai tersebut. Peradaban manusia pada
lembah sungai Huang Ho yang ketika musim panas atau musim kemarau terjadi banjir
air bah, mereka sudah sedikit demi sedikit mulai berpikir cara menanggulanginya. Salah
25
26
(Sumber: L. Carnington) Peta 4 Kondisi sungai Huang Ho Ketika Banjir
27
(Sumber: L. Colington) Peta 4. Kondisi sungai Huang Ho Ketika Membeku
Huang Ho atau sungai Kuning agar tidak mengalami pengendapan sebagai akibat dari
3.3 Hubungan Pola Pesebaran Hasil-Hasil Budaya Peradaban Tiongkok Kuno dengan
lembah sungai Huang Ho kanan-kiri. Peradaban yang terbentuk sebagian besar berada
di bagina hilir sungai Huang Ho karena tanahnya yang subur dan cocok untuk
digunakan pertanian. Apalagi aliran sungai Huang Ho yang berwara kuning ternyata
membawa lumpur sekaligus tanah loess yang subur (alluvium yang terbawa aliran
sungai). Sistem pertanian ini ternyata sudah ada sejaka masa dinasti Shang dengan
gandum, millet, padi sebagai tanaman utama yang ditanam di sekitar lembah sungai
Huang Ho.
Dalam hal irigasi atau pengairan, peradaban manusia yang berada disekitar
sungai Huang Ho memanfaatkan banjir disaat mencairnya es yang ada di Tibet dan
mengalir sampai membentuk bah di hilir sungai sebagai pengairan pertanian mereka.
Apalagi iklim atau cuaca semi kering dan rentan terhadap kekeringan juga banjir sungai,
maka jika terjadi banjir karena luapan air sungai Huang Ho ini dimanfaatkan oleh
masyarakatnya sebagai pengairan pertanian mereka. Sistem pertanian ini terus berlanjut
sampai masa dinasti Han dengan teknologi yang sudah modern. Bahkan sebelumnya,
ketika masa dinasti Chou sudah menggunakan bajak dari besi dengan bantuan hewan
Awal mula peradaban yang terbentuk di lembah sungai Huang Ho bagian utara
lalu berpindah atau beralih ke lembah sungai Huang Ho bagian selatan. Hal ini terjadi
28
karena letakatau posisi sungai Huang Ho yang berada di sebelah utara Tiongkok Kuno
dan berbatasan dengan daerah atau wilayah Mongolia atau Mongol yanga rata-rata
cacatan dari masa diansti Chou sampai dinasti Tang orang Mongol atau orang-orang
nomad sering melakukan penyerbuan atau serangan kepada diansti yang berkuasa kala
itu. Bahkan pada masa dinasti Qin/Ch’in dibangun sebuah tembok besar dibagian utara
untuk membendung kekuatan yang ada di sebelah Utara. Namun upaya tersebut ternyata
masih gagal. Maka pada akhirnya peradaban Tiongkok kuno yang awalnya berada di
sebelah utara lembah sungai Huang Ho kemudian berpindah ke sebelah selatan lembah
29
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
Sungai Huang Ho
Determinisme lingkungan
30
Pola pesebaran hasil-hasil budaya dan peradaban Tiongkok Kuno yang ada di
sekitar aliran sungai, salah satunya yaitu sungai Huang Ho. Beberapa dinasti yang ada
di sekitar lembah sungai Huang Ho adalah Dinasti Shang, Dinasti Chou, Dinasti
Qin/Ch’in, Dinasti Han, dan Dinasti Tang. Setiap dinasti mengalami perkembangan
baik dibidang ekonomi, sosial budaya, agama, maupun pemerintahan. Pada kondisi
alam dan perilaku sungai Huang Ho juga mempengaruhi perabadan yang ada di sekitar
sungai. Seperti ketika kondisi iklim dan cuaca panas (yaitu pada musim kemarau) yang
ada di Tiongkok Kuno membuat es yang ada di pegunungan Tibet mencair, lalu es
tadinya mencair terbawa aliran sungai Huang Ho dan menyebabkan banjir air bah. Dari
peristiwa ini dimanfaatkan oleh masyarakat yang ada di sekitar lembah sungai Huang
Ho untuk melakukan kegiatan pertanian dalam hal pengairan atau irigasi mengingat
ketika iklim dan cuaca dingin yang ada di tiongkok kuno membuat masyarakatnya
kesulitan dalam hal irigasi pertanian mereka. Selain itu kondisi tanah yang berada di
sekitar sungai Huang Ho, terutama yang ada di bagian hilir sungai merupakan tanah
yang subur atau disebut juga dengan tanah loess (alluvium yang terbawa aliran sungai).
Maka tidak bisa dipungkiri bahwa kegiatan masyarakat yang ada di sekitar lembah
sungai Huang Ho adalah pertanian atau bercocok tanam. Dari hubungan pola pesebaran
hasil-hasil budaya dan peradaban Tiongkok kuno yang ada di sekitar lembah sungai
Huang Ho dengan kondisi alam dan perilaku sungai Huang Ho menggunakan teori
terdiri dari topografi, lokasi geografis, iklim dan sumber daya alam. Lingkungan fisik
yaitu sungai Huang Ho sendiri menjadi pendorong utama dalam seluk beluk kehidupan
31
manusia seperti dalam hal matapencaharian masyarakat di sekitar lembah sungai Huang
Ho yaitu bercocok tanam atau sistem pertanian yang menitikberatkan pada iklim dan
32
DAFTAR RUJUKAN
Bandung
Eberhard, Wolfram. 1950. A History of China. Routledge & Kegan Paul Ltd: London.
Goodrich, L. 1948. A Short History of the Chinese People. Great Britain: London.
(https://www.haroansejarah.id/2017/Sejarah-Peradaban-Kuno/Sejarah-Cina-Kuno-
Images.google.com/yellow-river
November 2019
Sullivan, Michael. 1993. The Book of Art: Chinese and Japanese Art. Inc. Italia
Gondomono. 2002. Masyarakat dan Kebudayaan Cina. Jurnal WACANA UI: Jakarta
Waworuntu. L.G Andrianus. 2012. Shienshi atau Gentry Cina: Sekilas Sejarah dan
Profil Kaum Aristrokat Cina Zaman Kekaisaran. Jurnal Paradigma UI: Jakarta
33