Anda di halaman 1dari 120

MISTERI KEMATIAN gempar INNOCENCE JUALAN PARPOL

JAYA KOMARA OF MUSLIMS KLAN CENDANA

M IK
KO to
Mar
Agusgamuk
N

Gosok
pada Foto

EDISI 42 17 SEPTEMBER 2012


majalah detik

Table of Contents Favorite


Back Share FB
Home Table of Contents

Gunakan icon berikut


Memutar ipad: sebagai petunjuk membaca
Untuk melihat majalah majalah ini
dalam tampilan horizontal
atau vertikal
Kebawah Galeri
Image

Tap Audio
Rubrik:
Geser kekiri dan kekanan
untuk melihat rubrik
Close Video

3600
Geser 360 View
Artikel:
Geser keatas dan kebawah
Putar Map
untuk membaca artikel

Kumpulan edisi yang sudah dan belum didownload


Pindah halaman lewat scroll Menampilkan majalah yang sedang dibaca
Edisi 42 17 - 23 september 2012

Nasional
Apa yang Dicari Tommy & Ari?
Keluarga Cendana tampil kembali
dalam pentas politik nasional. Ari
Sigit dan Tommy Soeharto, muncul
lewat Pakar dan Partai Nasrep.
Apa yang dicari?

album
SBY Ulang Tahun ke-63
Fokus Internasional
Pertemuan Terakhir Keluarga Imam DI/TII Dikecewakan Pemanasan Hong Kong
Istri dan anak-anak Kartosoewirjo dibawa ke Jakarta dari people
Bandung. Diberitahu vonis mati terhadap sang imam DI/ Darius Sinathrya, Keira Knightley, Barack Obama
TII. Untuk bertemu terakhir kali. gaya hidup
Ajari Si Kecil Hemat Listrik

Hukum interview
Seram, Masih Banyak Teman Si Amatiran Din Syamsuddin:
Tak Usah Kaitkan Teroris dengan Agama
Kelompok Thorik cs merupakan
kelompok teroris  amatiran. Namun wkwkwk
sangat berbahaya karena mereka Patuh Buta pada Mertua
lebih nekat dan mampu bikin bom
dengan dana cekak. Masih ada 9 seni dan hiburan
kelompok sejenis. Aksi Kolosal Pelaut Mandar
bisnis
Kelit Bakrie Mengadang Badai
ik ekonomi
kommarto Rapor Merah di Tengah Pertumbuhan
s
agu amuk
Cover: Kiagus Aulianshah ng Lensa
Peringatan 11 September

Pemimpin Redaksi: Arifin Asydhad Wakil Pemimpin Redaksi: Iin Yumiyanti Redaksi:
Deden Gunawan, M Rizal, Irwan Nugroho, Ken Yunita, Mulat Esti Utami, Silvia Galikano,
Bahtiar Rifai, Evi Tresnawati, Monique Shintami, Isfari Hikmat, Rahmayoga Wedar, Aryo
Bhawono Tim Foto: Dikhy Sasra, Ari Saputra, Haris Suyono, Agus Purnomo Product
Management: Rohalina Gunara, Sena Achari, Eko Tri Hatmono Creative Designer:
Mahmud Yunus, Kiagus Aulianshah, Galih Gerryaldy, Desy Purwaningrum Kontak Iklan:
Arnie Yuliartiningsih, Email: sales@detik.com Telp: 021-79177000, Fax: 021-79187769
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Direktur Utama: Budiono Darsono Direktur: Nur Wahyuni Sulistiowati, Heru Tjatur, Warnedy Kritik dan Saran:
appsupport@detik.com Alamat Redaksi: Gedung Aldevco Octagon Lantai 2, Jl. Warung Jati Barat Raya No.75
Jakarta Selatan, 12740 Telp: 021-7941177 Fax: 021-7944472 Email: redaksi@majalahdetik.com
Majalah detik dipublikasikan oleh PT Agranet Multicitra Siberkom, Grup Trans Corp.
Majalah detik 23 - 29 APRIL 2012
Album

SBY Ulang Tahun ke-63 Peringatan 10 tahun


Bom Bali I
setpres
Tragedi bom Bali I pada
12 Oktober sepuluh tahun
silam masih menyisakan
duka bagi keluarga kor-
ban yang mayoritas ber-
asal dari Australia. Untuk
itu, pemerintah Australia
menggelar upacara per-
ingatan 10 tahun tragedi
bom Bali I pada 12 Okto-
ber 2012.
Upacara tersebut di-
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono rayakan hari gelar di Garuda Wisnu
ulang tahunnya yang ke-63 saat menghadiri KTT-APEC Kencana (GWK), Jimbar-
di Rusia. Acara syukuran berupa pemotongan tumpeng an, Bali. Upacara yang
digelar pada Minggu, 9 September malam waktu se- dimulai pukul 08.00 WITA
tempat di Gedung Far Eastern Federal University, Pulau tersebut dihadiri oleh
Russky, Vladivostok, Rusia. Perdana Menteri (PM)
Acara syukuran ini tidak dihadiri oleh anak-anak, Australia, Julia Gillard.
menantu dan cucunya. SBY hanya didampingi oleh sang Warga Australia dan
istri, Ny. Ani Yudhoyono. Presiden Vladimir Putin beserta warga Indonesia yang
pemimpin negara anggota APEC yang hadir turut meng- menjadi korban juga tu-
ucapkan selamat kepada Presiden SBY. rut hadir dalam upacara
(Monique) tersebut. (Monique)

Penghargaan BPK
Komisi Pemberantasan Boediono pada Selasa 11 tansi dan Pelaporan Ke-
Korupsi (KPK), Kepolisian September lalu, diperoleh uangan Pemerintah 2012 di
Negara Republik Indonesia karena laporan keuangan Kementerian Keuangan. Ha-
(Polri) dan Pemerintah Kota mereka tahun 2011 menda- dir dalam acara, Menteri Ke-
(Pemkot) Solo menerima pat opini Wajar Tanpa Pe- uangan Agus Martowardojo
penghargaan dari Badan ngecualian (WTP). dan Wakil Ketua BPK Hasan
Pemeriksa Keuangan (BPK). Pemberian penghargaan Bisri. (Monique)
Penghargaan yang dise- dilakukan pada pembukaan
rahkan oleh Wakil Presiden Rapat Kerja Nasional Akun-

Majalah detik 17 - 23 SEPTEMBER 2012


Fokus Kartosoewirjo

Pertemuan Terakhir
Keluarga Imam DI/TII
Istri dan anak-anak Kartosoewirjo dibawa ke Jakarta dari Bandung. Diberitahu
vonis mati terhadap sang imam DI/TII. Untuk bertemu terakhir kali.
Reporter: Irwan Nugroho, M. Rizal, Isfari Hikmat,
dan Monique Shintami
foto repro: buku hari terakhir
Kartosoewirjo, fadli zon

Majalah detik 17 - 23 SEPTEMBER 2012


Fokus Kartosoewirjo

“ Y
“ a, ini saya,” ucap Tahmid Basuki Rahmat. Jari
telunjuknya menunjuk pada seorang pemuda
berumur 20-an tahun dalam foto lawas ber-
sama pemimpin gerakan DI/TII Sekarmadji
Fadli Maridjan Kartosoewirjo.
mendapatkan Tahmid mengenakan kemeja bergaris di foto hitam
dokumen putih itu. Rambutnya sedikit ikal. Foto lainnya meng-
sejarah itu gambarkan Tahmid ikut bersantap siang. Ia juga terli-
dari seorang hat serius menyimak pembicaraan orang-orang yang

kolektor. Dalam
buku yang terbit
5 September
duduk di sekitar Kartosoewirjo. Tahmid mengenali
betul wajah dan posisinya di setiap foto.
“Tapi rasanya tidak difoto waktu itu. Ternyata ada
fotonya,” ucap Tahmid kepada majalah detik seraya
2012. keheranan.
Tahmid juga tertegun, sebab setelah 50 tahun berla-
lu, pertemuan itu kembali terungkap. Sesungguhnya,
pertemuan itu adalah jamuan terakhir Kartosoewirjo
dengan keluarganya sebelum dieksekusi pada 12
September 1962. Tahmid, yang kini berusia 70 tahun,
adalah salah satu anak Kartosoewirjo yang hadir saat
itu.
Foto-foto eksklusif itu tersaji dalam buku karya po-
litikus Partai Gerindra Fadli Zon. Buku itu dibanderol
cukup mahal, Rp 200 ribu. Fadli mendapatkan doku-
men sejarah itu dari seorang kolektor. Dalam buku
yang terbit 5 September 2012 lalu, ia mengaku belum
tahu asal usul 81 foto koleksinya itu.
"Tadinya dia kolektor. Masih muda, 7 tahun di atas
saya. Saya nggak pernah nanya dapat dari mana,"
ucap Fadli Zon kepada majalah detik.
Selain Tahmid, ikut juga dalam pertemuan itu ibu-
nya, Dewi Siti Kalsum, yang meninggal pada 1992.
Sementara anak-anak Kartosoewirjo yang juga hadir
adalah kakak Tahmid, Mohammad Darda alias Dodo,
dan adik-adiknya: Kartika, Komalasari, dan Sri Danti
Herawati. Sementara si bungsu Sardjono tidak diajak,

Majalah detik 17 - 23 SEPTEMBER 2012


Fokus Kartosoewirjo

karena masih kecil.


“Saya baru berusia 5 tahun saat
itu,” kata Sardjono.
Dodo dan Komalasari sekarang
sudah meninggal. Tahmid dan ke-
tiga adiknya yang masih hidup kini
menetap di Kampung Bojong, Desa
Cisitu, Kecamatan Malangbong,
Kabupaten Garut. Malangbong
adalah kampung halaman Dewi
sekaligus tempat Kartosoewirjo
mulai mewujudkan Negara Islam
Indonesia (NII).
Tahmid sudah lupa di mana dan kapan persisnya
Keluarga Kartosoewirjo tengah
menikmati santap siang. pertemuan terakhir dengan bapaknya itu. Namun, kuat
dugaan sebelum tanggal 5 September 1962 di Gedung
foto repro: buku hari terakhir
Kartosoewirjo, fadli zon Kejaksaan Agung yang lama, Jl. Lapangan Banteng,
Jakarta Pusat. Sebab, saat itu oditur militer membe-
ritahukan Kartosoewirjo akan dieksekusi tanggal 5
September 1962.
Ia bersama rombongan keluarga berangkat ke Ja-
karta dari Wisma Siliwangi, Jl. Ciumbuleuit, Bandung,
Jawa Barat (Jabar). Pascadilumpuhkannya gerakan
DI/TII oleh pasukan TNI pada Juni 1962, Kartosoewirjo
dan anak istrinya memang ditahan di wisma milik
Kodam VI Siliwangi (sekarang Kodam III/Siliwangi) itu.
Di tempat itu, Kartosoewirjo disembuhkan oleh
dokter supaya kesehatannya layak untuk menjalani
sidang di Jakarta. 13 tahun bergerilya di hutan, tubuh-
nya menderita sakit kronis dan renta. Padahal saat itu
usianya baru 57 tahun. Sebelum ditangkap pada 4 Juni
1962 di antara Gunung Geber dan Pedang, Majalaya,
Kartosoewirjo tertembak tiga peluru di pinggang ka-
nan.
“Itu masih April 1962 tertembaknya,” ujar Tahmid.
Keluarga Kartosoewirjo tidak dikumpulkan di Wis-

Majalah detik 17 - 23 SEPTEMBER 2012


Fokus Kartosoewirjo


ma Siliwangi secara berbarengan. Sebab, mereka
tercerai-berai akibat gempuran pasukan TNI. Selain
itu, mereka menderita kelaparan luar biasa akibat
operasi “Pagar Betis” TNI yang memblokade aliran
Dari tiga logistik ke kelompok bersenjata Kartosoewirjo.
tuduhan itu, Tahmid misalnya, baru turun gunung pada 25 Juni
hanya satu 1962 atau 21 hari setelah ayahnya ditangkap. Sebe-
lum ke Wisma Siliwangi, ia ditampung di Hotel Bima
yang diakui oleh
Sakti, Jl. Setiabudi, Bandung, dan sebuah bangunan
Kartosoewirjo,
yaitu
mendirikan
negara Islam
“ di depan Gedung Sate. Ia sering diajak jalan-jalan dan
menonton film di bioskop.
“Tiap malam dibawa CPM nonton. Kan harus berma-
syarakat katanya,” kenang Tahmid.
(makar). Anak-anak seperti Komalasari, Kartika, dan Sar-
djono disuruh turun gunung lebih dahulu oleh Dewi
karena menderita kelaparan. Sardjono mengingat, ia
turun gunung di dekat Tambak Baya bersama Komala
dan Kartika serta para pengasuh. Mereka dibawa TNI
ke Kodim Garut untuk “diverbal” (diperiksa). Dari situ,
ia dan kakaknya dibawa ke Cicalengka sebelum akhir-
nya disatukan dengan Kartosoewirjo di Bandung.
“Mereka (TNI) menggelar syukuran, karena me-
nangkap anak imam,” kata Sardjono.
Di Wisma Siliwangi, Kartosoewirjo dan anak-anak-
nya dipisah ruangan. Menurut Danti, meski ruang-
annya berdekatan, anak-anak jarang sekali bertemu
dengan bapaknya. Mereka hanya bisa melihat ketika
Kartosoewirjo dijemur di bawah tiang bendera. Itu pun
dari jauh dan tak jelas, karena imam DI/TII itu dikeli-
lingi pasukan TNI.
“Di situ sekitar dua atau tiga bulan,” kata Danti.
Bulan Agustus 1962, setelah sembuh dari sakitnya,
Kartosoewirjo dibawa ke Jakarta untuk disidangkan
oleh Mahkamah Angkatan Darat dalam Keadaan Pe-
rang (Mahadper). Persidangan berlangsung kilat. Ha-
nya tiga hari, pria kelahiran Cepu, Jawa Tengah, 7 Ja-

Majalah detik 17 - 23 SEPTEMBER 2012


Fokus Kartosoewirjo

nuari 1905 itu dijatuhi hukuman mati


atas tiga dakwaan: berbuat makar,
pemberontakan terhadap kekuasaan
yang sah, dan berupaya membunuh
Presiden Sukarno.
Dari tiga tuduhan itu, hanya satu
yang diakui oleh Kartosoewirjo, yaitu
mendirikan negara Islam (makar).
Tuduhan kedua (menggulingkan
kekuasaan yang sah) dan ketiga
(berencana membunuh Sukarno)
dibantahnya.
Vonis dijatuhkan pada 16 Agustus
1962. Sekitar awal September, se-
Sri Danti Herawati buah mobil jip buatan Rusia sudah bersiap di Wisma
rizal/detikfoto Siliwangi. Mobil itu yang membawa istri dan anak-
anak Kartosoewirjo ke Jakarta untuk dipertemukan
terakhir kali. Rombongan berangkat subuh. Lewat Ci-
anjur. Mereka tiba di Jakarta sekitar pukul 11.00 WIB.
Menurut Danti, untuk masuk ke ruang pertemuan, ia
harus berjalan di sebuah lorong yang di kiri-kanannya
dipenuhi tahanan. “Orangnya gendut-gendut,” kata-
nya. Rombongan tiba dulu di ruangan yang dipenuhi
buntalan-buntalan berisi pakaian. Hawanya sangat
panas. Dewi membuka kerudung putih yang dipakai-
nya karena gerah.
Setelah semuanya duduk, baru Kartosoewirjo diba-
wa masuk oleh tentara. Tahmid mengatakan, tentara
yang berjaga sekitar 10 orang. Di antara mereka ada
pasukan Tjakrabirawa, pasukan pengawal presiden.
Selain mereka, hadir pula oditur, hakim, jaksa dan
pengacara Kartosoewirjo bernama Mr. Wibowo.
Pertemuan keluarga itu di awal-awal berlangsung
haru. Dewi menangis. Anak-anaknya pun ikut terisak.
Lalu, mereka disuguhi makan siang oleh TNI. Semua
makan, kecuali Kartosoewirjo. Menu makan siang itu

Majalah detik 17 - 23 SEPTEMBER 2012


Fokus Kartosoewirjo


adalah nasi padang, tetapi Tahmid mengaku lupa-lupa
ingat. Kartosoewirjo hanya minum kopi dan menghi-
sap rokok.
“Dagingnya keras. Sendok saya sampai patah,” ke-
Sebulan nang Tahmid.
lebih, tibalah Meski dijaga ketat, tetapi tentara yang berjaga
pemberitahuan umumnya berlaku ramah. Setelah makan siang se-
resmi dari
Siliwangi kalau

telah dieksekusi.
lesai, kemudian oditur memberitahu vonis mati Kar-
tosoewirjo dan ditolaknya grasi oleh presiden. Oditur
lantas memberikan kesempatan kepada Kartosoe-
wirjo untuk menyampaikan pesan-pesan terakhir.
Menurut Tahmid, Kartosoewirjo mengatakan kema-
tian adalah keniscayaan. Dengan cara apa pun. Lalu,
ia berpesan kepada anak-anak agar menjaga ibunya.
Kedua, agar mereka menjadi mukmin dan mujahid
yang baik. Ketiga, agar seluruh keluarga tidak jauh-
jauh dari Siliwangi.
“Tidak ada pesan-pesan perjuangan DI/TII” ucap-
nya.
Pada saat itu, keluarga Kartosoewirjo meminta
beberapa hal. Yakni, agar eksekusi mati disaksikan
keluarga atau wakil keluarga. Kemudian, mayat Kar-
tosoewirjo supaya diserahkan kepada keluarga untuk
dimakamkan di Malangbong. Atau bila tidak, keluarga
diberitahu di mana jasad Kartosoewirjo dikuburkan
supaya bisa berziarah.
“Semuanya ditolak oleh Mahadper,” katanya.
Meski kecewa, tapi keluarga Kartosoewirjo pasrah.
Sekitar pukul 14.00 WIB, pertemuan diakhiri. Kelu-
arga kembali ke Bandung via Karawang. Sejak saat
itu, mereka tak tahu lagi apa yang terjadi. Dari koran,
tersiar kabar bahwa eksekusi diundur. Namun, juga
tak jelas kapan eksekusi itu dilakukan.
“Sebulan lebih, tibalah pemberitahuan resmi dari
Siliwangi kalau telah dieksekusi,” ucap Tahmid.(WAN/YOG)

Majalah detik 17 - 23 SEPTEMBER 2012


Fokus Kartosoewirjo

Tembakan Pemecah
Pagi di Pulau Ubi
Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo ditembak mati di Pulau Ubi,
Kepulauan Seribu. Ia sempat meminta agar ditembak dengan mata
terbuka. Lima timah panas mengakhiri hidup sang Imam DI/TII.

D
Reporter: Irwan Nugroho, M. Rizal, Isfari etik-detik eksekusi mati yang terhampar
Hikmat, dan Monique Shintami dalam serial foto itu terasa begitu mene-
foto repro: buku hari terakhir
Kartosoewirjo, fadli zon gangkan. Dimulai ketika Sekarmadji Marid-
jan Kartosoewirjo, pemimpin gerakan DI/TII
di Jawa Barat, bangun dan melakukan salat. Saat itu
subuh, tapi dijelaskan dalam foto koleksi Fadli Zon itu,
Kartosoewirjo salat tobat.

Majalah detik 17 - 23 september 2012


Fokus Kartosoewirjo

Banyak peneliti meyakini hari itu adalah


tanggal 5 September 1962. Namun, Fadli
mengungkap fakta baru,  eksekusi itu di-
lakukan pada 12 September 1962. Data itu
didapatkan dari buku tentang Kartosoe-
wirjo karangan Pinardi H.Z.A dan Gerakan
Operasi Militer VI Penumpasan DI/TII.
“Tentara memakai tanggal 12 September
dari berita ANTARA,” kata Fadli Zon kepada
majalah detik.
Hal itu didukung oleh Tahmid Basuki
Rahmat (70), anak Kartosoewirjo. Sepulang
dari bertemu terakhir kalinya dengan Kar-
tosoewirjo di Jakarta, Tahmid mendengar eksekusi itu
Kartosoewirjo menyempatkan
merokok sebelum berangkat diundur. Padahal saat bertemu itu, oditur memberita-
ke Pulau Ubi. hu eksekusi akan dilakukan 5 September.
foto repro: buku hari terakhir
Kartosoewirjo, fadli zon Memang masih perdebatan. Namun entah kebetul-
an atau tidak, Fadli Zon sendiri me-launching buku itu
pada tanggal 5 September 2012. “Dalam pidato pelun-
curan buku saya bilang, tanggal 5 September hari ter-
akhir makan bersama,” katanya.
Usai salat, Kartosoewirjo diborgol. Badannya yang
terlihat kurus dan tua, dibawa ke ruang tunggu. Di situ,
barang-barang miliknya dilepas untuk diserahkan
kepada keluarga. Sempat minum kopi dan merokok,
Kartosoewirjo lalu dimasukkan ke mobil tahanan.
Identitas pasukan yang mengawal pendiri Negara
Islam Indonesia (NII) itu tak dijelaskan. Namun, ham-
pir  dipastikan, mereka adalah tentara dari kesatuan
Angkatan Darat (AD). Ada yang menduga sebagian di
antara mereka merupakan pasukan khusus pengawal
presiden atau Tjakrabirawa.
Setelah dari mobil, Kartosoewirjo dinaikkan ke
kapal PGM. Hari terlihat masih gelap. Menggunakan
kapal milik Angkatan Laut (AL), pasukan AD yang di
antaranya beratribut Polisi Militer (PM) itu membawa

Majalah detik 17 - 23 september 2012


Fokus Kartosoewirjo


Kartosoewirjo ke sebuah pulau di Kepulauan Seribu.
Kapal bertolak dari Pelabuhan Tanjung Priok, Jakar-
ta  Utara.
Tujuannya adalah Pulau Ubi. Pulau Ubi memang
Pulau Ubi sering dipakai untuk eksekusi mati kalangan pembe-
memang sering rontak republik di masa pergolakan. Alasannya, kare-
dipakai untuk na Pulau Ubi satu-satunya pulau kosong yang dekat
dengan Jakarta.
eksekusi mati Sampai sebelum ditemukannya foto itu, lokasi ek-
kalangan
pemberontak “
republik di masa
pergolakan.
sekusi Kartosoewirjo memang masih dirahasiakan.
Keluarga Kartosoewirjo suatu ketika pernah bertanya
kepada Presiden Sukarno, tapi tak pernah dijawab
secara spesifik.
“Katanya sudah dieksekusi di Kepulauan Seribu,”
ujar anak bungsu Kartosoewirjo, Sardjono Kartosoe-
wirjo, kepada majalah detik. 
Kapal terus melaju meninggalkan Jakarta. Pasukan
yang menemani Kartosoewirjo dalam kapal itu ma-
sih mirip ketika saat masih di darat. Menurut seorang
saksi yang turut serta dalam kapal itu, sebagian besar
pasukan berasal dari AD. “Hanya sekitar tujuh orang
yang berasal dari AL,” katanya.
Di tengah perjalanan, Kartosoewirjo dipindahkan ke
sebuah kapal Landing Craft Mechanized (LCM).  Ke-
sehatannya diperiksa, dan di kapal itu pula ia mulai
diganti bajunya dengan baju eksekusi. Seperti   yang
terlihat di foto, matanya juga ditutup rapat dengan kain
berwarna putih.
Hari mulai terang ketika kapal LCM itu mendarat di
Pulau Ubi. Kartosoewirjo lantas dibawa dan diikat di
papan tiang penembakan untuk menunggu eksekusi
dari para regu tembak.
Dari penelusuran majalah detik, kedatangan regu
tembak Kartosoewirjo terbagi ke dalam dua versi.
Versi pertama, mereka diberangkatkan dari kawasan
Ancol sehari sebelum eksekusi. Dari Ancol, mereka

Majalah detik 17 - 23 september 2012


Fokus Kartosoewirjo

tidak diberitahu sedikit pun tentang tu-


juan dan tugas apa yang akan mereka
jalankan.
Supaya tak mengetahui pulau apa
yang mereka tuju, konon mata mereka
juga ditutup. Para tentara ini juga dibe-
rangkatkan dalam suasana gelap alias
malam hari. Setibanya di Pulau Ubi,
mereka tidur di bawah tenda atau slee-
ping bag.
Ada pun versi kedua, regu tembak
itu diperkirakan datang bersama kapal
yang membawa Kartosoewirjo. Saksi yang kini telah
Dengan mata tertutup
Kartosoewirjo tiba di Pulau Ubi purnatugas itu mengaku tak begitu banyak bertanya
foto repro: buku hari terakhir
Kartosoewirjo, fadli zon
saat berada di kapal. Di dalam perjalanan sekitar 30
menit itu, semua orang lebih banyak diam.
Majalah detik berhasil menemukan salah satu
tentara yang dipilih menjadi anggota regu tembak. Ia
masih hidup. Saat ini usianya sekitar 70 tahunan. Be-
kas tentara itu masih ingat Kartosoewirjo dieksekusi
di Pulau Ubi. Sayangnya, begitu ditunjukkan foto-foto
eksekusi, ia tak mengakuinya.
Namun, sumber majalah detik yang pernah mende-
ngar langsung cerita dari sang eksekutor itu menga-
takan, regu tembak memang didatangkan satu hari
sebelumnya ke Pulau Ubi. Merekalah yang menyiap-
kan untuk eksekusi. Di antaranya, membabati rumput
ilalang yang hendak ditanami tiang tembak.
Holk H. Dengel, seorang sejarawan asal Jerman
dalam bukunya menulis, sehari sebelum pertemu-
an antara Kartosoewirjo dan keluarganya tanggal
4 September 1962, regu tembak itu telah terbentuk.
Perintahnya berasal dari Panglima Kodam Jaya. Regu
tembak itu berasal dari empat angkatan, yang berarti
termasuk dari kepolisian.
Dengel tak menyebut berapa jumlah regu tembak ek-

Majalah detik 17 - 23 september 2012


Fokus Kartosoewirjo


sekutor Kartosoewirjo itu. Literatur lainnya mencatat
regu tembak itu berjumlah enam orang. Mereka ber-
diri di hamparan pasir dengan sikap siap menembak.
Namun, dari foto eksekusi, jelas terlihat regu tembak
Sebelum eksekusi itu berjumlah 13 orang dengan satu komandan regu
dijalankan, tembak. 
datang sejumlah Para anggota regu tembak itu berangkat dengan
pejabat atau tidak memanggul senjata. Senjata laras panjang itu
dijejerkan di tempat yang agak jauh dari garis tembak.
tamu VIP
yang akan
menyaksikan
jalannya
“ Tak pula semua senjata itu berisi peluru.
Mereka memilih senjata itu secara acak, sehingga
tidak tahu senjata mana yang berisi peluru. Ini agar
mereka tidak pernah merasa bersalah sepanjang
eksekusi. hidupnya. Bahkan personel yang bertugas menjejer-
kan senjata untuk eksekusi itu pun juga sama “buta”-
nya.
Kepada sumber majalah detik eksekutor itu berce-
rita, sebelum eksekusi dijalankan, datang sejumlah
pejabat atau tamu VIP yang akan menyaksikan ja-
lannya eksekusi. Ia tak tahu dari mana mereka. Yang
jelas  mereka datang ke Pulau Ubi naik helikopter.
Adhe Firmansyah yang menulis biografi Kartosoewirjo
menyatakan, eksekusi itu disaksikan oleh tujuh orang
jenderal.
Kartosoewirjo sempat meminta eksekusi dilaku-
kan dengan mata terbuka. Namun, permintaan itu
tak  dikabulkan. Setelah semuanya siap, eksekutor
pun mengarahkan moncong senjatanya ke target.
Situasi terasa menegangkan saat menunggu aba-aba
dari komandan itu. 
Beberapa saat kemudian, terdengarlah kata “bak”
dari komandan sambil mengibaskan pedang ke ba-
wah. Lalu, masing-masing personel menarik pelatuk
senjatanya. Lima timah panas menembus dada kiri
Kartosoewirjo. Komandan kompi pun menyusulnya
dengan tembakan di kepala.

Majalah detik 17 - 23 september 2012


Fokus Kartosoewirjo

Dengel mencatat, eksekusi itu dijalankan pada pukul


Dokter memeriksa jasad yang
05.00 WIB. Namun, menurut sumber majalah detik,
sudah rebah di papan sasaran eksekusi itu dilakukan sekitar pukul 06.00 WIB, saat
tembak.
Matahari mulai terbit. “Berangkat dari Tanjung Priok
Jenazah Kartosoewirjo
dimandikan dengan air laut. sekitar pukul 04.30 WIB dan sampai di Pulau Ubi seki-
foto repro: buku hari terakhir tar satu jam kemudian,” kata dia. 
Kartosoewirjo, fadli zon
Beberapa menit kemudian saat Matahari terbit, ek-
sekusi Kartosoewirjo baru dilakukan. Sebelum diek-
sekusi, Kartosoewirjo diperiksa oleh seorang dokter
AL. Setelah dokter memastikan kondisi Kartosoewirjo
dalam kondisi fit, proses eksekusi pun dilakukan. 
Dokter kemudian kembali memeriksa tubuh Karto-
soewirjo setelah eksekusi untuk memastikan bahwa
terpidana mati itu memang telah mati. Dokter me-
nempelkan stetoskopnya di dada kiri yang berdarah
tertembus peluru. Dokter memastikan bahwa jantung
Kartosoewirjo sudah tidak berdetak. 
Informasi yang diterima majalah detik, dokter AL
yang memastikan kematian Kartosoewirjo itu adalah
dr. Kartono Mohamad. Penelusuran majalah ini, pada
tahun 1962, Kartono memang baru saja menyelesai-
kan studi kedokteran di Fakultas Kedokteran UI. Meski
belum resmi berstatus dokter, Kartono saat itu sudah
menjalani ikatan dinas TNI AL dengan menjadi dokter
di Kepulauan Seribu. 
Benarkah dia Kartono Mohamad? Bila benar, Karto-
no tahu persis dan detail bagaimana eksekusi terhadap

Majalah detik 17 - 23 september 2012


Fokus Kartosoewirjo

Kartosoewirjo dilakukan. Pekan lalu, majalah detik


telah menemui Kartono di sebuah tempat di Jakarta
Selatan. Ia melihat-lihat foto eksekusi Kartosoewirjo
dengan mimik muka serius. Namun, begitu dikonfir-
masi apakah dokter AL itu  adalah dirinya, Kartono,
tidak mau menjelaskan apa pun. Saat didesak untuk
bercerita mengenai eksekusi imam DI/TII itu, Kartono
benar-benar mengunci rapat mulutnya. “Maaf, saya
tidak tahu. Saya baru pertama kali melihat foto-foto
ini,” kata dokter yang kini berusia 73 tahun itu.
Di Pulau Ubi, setelah eksekusi, jenazah Kartosoe-
wirjo dimandikan dengan air laut. Kemudian jenazah
itu dikafani dan dikuburkan di pulau itu juga. Kuburan
Kartono Mohamad
asy/detikfoto itu masih menjadi kontroversi, meski foto-foto ekse-
kusi Kartosoewirjo sudah terungkap.
Melihat foto eksekusi itu untuk pertama kali saat
launching buku Fadli Zon di Taman Ismail Marzuki (TIM),
anak Kartosoewirjo, Kartika, mengaku terpukul. Ta-
ngis pun sempat tak terbendung mengingat peristiwa
50 tahun lalu itu. Namun, itu hanya perasaan sesaat
saja.
Menurut Kartika, keluarga sudah mengikhlaskan
kematian Kartosoewirjo, entah dengan cara apa pun.
Seperti yang dia dengar langsung dari bapaknya itu,
semua orang akan menghadapi kematian. Kalau-
pun  harus melalui eksekusi mati, itu sudah menjadi
risiko perjuangan. 
Bagi sejarawan Asvi Warman Adam, foto itu telah
menjawab pertanyaan apakah eksekusi itu benar- be-
nar telah dijalankan terhadap Kartosoewirjo. Tahmid
bercerita, hingga tahun 2010 kemarin, masih ada saja
orang yang menyangsikan kematian pendiri NII itu. Hal
itu memaksanya bolak-balik ke Kodim untuk memberi
penjelasan.
“Nah, sekarang dikasih saja foto ini kalau ada yang
bertanya,” ucapnya. (WAN/YOG)

Majalah detik 17 - 23 september 2012


Fokus Kartosoewirjo

Tetap Kelabu Meski


Ada Bukti Baru
“Sekarang apakah kuburnya di Pulau Ubi, kemudian digali dan dipindahkan
ke Onrust? Atau memang dibuat saja di Pulau Onrust itu kuburan fiktif?”

S
Reporter: Irwan Nugroho, Deden Gunawan, peedboat itu membelah teluk Jakarta pada
Isfari Hikmat, dan Monique Shintami pagi hari yang cerah. Sardjono Kartosoewirjo
dok.detikfoto
(55) duduk di belakang nakhoda, Kapten Ab-
dullah. Terpaan angin laut tak menghilangkan
raut tidak sabar yang melekat di wajahnya.
Senin 10 September 2012 itu adalah hari yang men-
debarkan bagi Sardjono. Untuk pertama kalinya, ia
akan melihat langsung Pulau Ubi. Pulau di gugusan
Kepulauan Seribu itu dikabarkan menjadi lokasi ekse-
kusi dan penguburan tokoh DI/TII Sekarmadji Maridjan

Majalah detik 17 - 23 SEPTEMBER 2012


Fokus Kartosoewirjo

Kartosoewirjo, yang juga ayah kandungnya.


Wajar Sardjono penasaran, sebab selama lima da-
sawarsa, informasi itu ditutup rapat. Barulah teka-teki
lokasi eksekusi imam DI/TII itu terkuak setelah terbit
foto-foto eksklusif Fadli Zon. Foto itu memuat kronologi
eksekusi Kartosoewirjo di Pulau Ubi secara lengkap.
“Saya berharap sekali bisa ketemu kuburnya,” ujar
Sardjono kepada majalah detik di atas speedboat itu.
Sardjono bercerita, sejak dieksekusi pada 12 Sep-
tember 1962, keluarga terus mencari di mana lokasi
eksekusi dan makam Kartosoewirjo. Namun, infor-
masi yang didapatkan tak lebih bahwa bapaknya itu
dieksekusi di Kepulauan Seribu. Padahal Kepulauan
Seribu mempunyai 110 pulau.
Makam Kartosoewirjo itu memang hanya diketa-
hui kalangan terbatas, utamanya TNI. Sebab, kalau
kuburan Kartosoewirjo diketahui, makam itu bisa
dikeramatkan oleh pengikut DI/TII atau Negara Islam
Indonesia  (NII) yang diproklamasikannya. Makam itu
Sardjono Kartosoewirjo
detikfoto
juga bisa menjadi simbol bangkitnya kembali gerakan
NII.
Sardjono mengungkapkan, setitik terang muncul
pada 2008 yang lalu. Saat itu, dia mendengar ada
sebuah  makam petinggi DI/TII yang dikuburkan di
Pulau Onrust, sekitar 3 km dari Pulau Ubi. Ia pun
sudah berkunjung ke pulau peninggalan Belanda itu
untuk berziarah.
Padahal, makam Kartosoewirjo di Pulau Onrust itu
sebetulnya juga tak jelas benar punya siapa. Ada tiga
makam di cungkup yang berada di tepi pantai. Tak ada
nama di pusara makam. Salah satu penandanya hanya
plakat yang disandarkan di depan cungkup. Bunyinya:
“Salah satu dari makam ini adalah tokoh DI/TII yang
dihukum mati oleh pemerintah RI tahun 1964.”
Sardjono menganggap makam sementara Kartoso-
ewirjo telah ditemukan. Menurutnya, makam bapak-

Majalah detik 17 - 23 SEPTEMBER 2012


Fokus Kartosoewirjo

nya adalah yang sebelah


tengah, karena jarang
diziarahi orang. Kini, ada
bukti baru Kartosoewirjo
dikubur di Pulau Ubi, bu-
kan di Pulau Onrust. Sar-
djono makin dibuat pu-
sing, namun sebaliknya
juga menyimpan harapan
besar.
lll
Setelah berlayar 20
Pulau Onrust
menit, Kapten Abdullah memberitahu bahwa speed-
dok detiktravel boat hampir tiba di tujuan. Namun, tak ada tanda-tan-
da pulau yang hendak didarati rombongan. Segunduk
pasir pun nihil. Speedboat itu  mendekat ke sebuah
tiang pemancang yang menyembul di tengah laut.
Tiang besi setinggi 2 meter itu adalah penanda agar
kapal tidak terlalu dekat karena adanya area dangkal.
Area dangkal itu ternyata bekas sebuah pulau yang
kini sudah tertutup oleh air.
Jadi, Pulau Ubi telah tenggelam. Namun, permu-
kaannya masih terlihat di bawah air yang agak jernih.
Air di atas pulau itu berwarna hijau. Dari sebaran air
tersebut, dapat terlihat Pulau Ubi tidak terlalu luas.
Hanya sekitar 1 hektare saja. Selama 20 menit, speed-
boat berputar-putar di sekeliling pulau itu.
Abdullah mengatakan, Pulau Ubi sudah lama teng-
gelam, tetapi ia tidak mengetahui kapan persisnya.
Gara-gara terancam tenggelam itu, menurut cerita
yang dia dengar, para penduduknya migrasi ke pulau-
pulau lain seperti Untung Jawa.
“Ada teman saya yang lahirnya di Pulau Ubi ini,”
ujarnya.
Namun, Yahya, bekas penduduk Pulau Ubi yang
ditemui majalah detik di Pulau Untung menuturkan,

Majalah detik 17 - 23 SEPTEMBER 2012


Fokus Kartosoewirjo


perpindahan penduduk itu terjadi sekitar 1945. Penye-
babnya karena pulau kecil itu penuh orang.
Pulau Ubi baru benar-benar tenggelam sekitar 1985,
ketika terjadi pembangunan Bandara Soekarno-Hatta.
Seorang dokter Pasir Pulau Ubi dikeruk untuk pembangunan bandara,
yang pernah sehingga pulau dan segala isinya itu rata dengan air.
bertugas di “Pulaunya pindah ke Soekarno-Hatta,” tutur kakek
Kepulauan berusia 96 tahun itu.
Seribu tahun Sebelum Pulau Ubi tenggelam, Yahya masih sempat
mondar-mandir ke pulau itu untuk menziarahi ma-
1960-an
mengatakan,
Pulau Ubi

masih terlihat
saat itu.
kam  leluhurnya. Ia membenarkan Pulau Ubi seperti
tergambar dalam foto eksekusi Kartosoewirjo. Ia juga
mengenali pohon yang menjadi penanda bagi makam
bekas aktivis PSIHT itu.
“Itu pohon keresek,” kata dia.
Yahya mengaku sempat mendengar ada kegiatan
eksekusi mati di Pulau Ubi, tetapi tak pernah jelas sia-
pa. Namun, di Pulau Ubi ia tak pernah melihat makam
lain selain makam kampung penduduk yang pernah
tinggal di sana.
Dokter Kartono Mohamad yang pernah bertugas di
Kepulauan Seribu tahun 1960-an mengatakan, Pulau
Ubi masih terlihat saat itu. Namun, bentuk Pulau Ubi
tinggal hamparan pasir dan sering timbul tenggelam.
Tak ada lagi penduduk maupun pepohonan seperti
dalam foto eksekusi Kartosoewirjo.
Karena Pulau Ubi tenggelam, Sardjono pun kini ber-
tanya-tanya lagi apakah kuburan Kartosoewirjo juga
ikut terbenam di laut? Atau ada upaya memindahkan
kuburan Kartosoewirjo ke Pulau Onrust, seperti ma-
kam yang diziarahinya selama ini?
“Sekarang apakah kuburnya di Pulau Ubi, kemudi-
an digali dan dipindahkan ke Onrust? Atau memang
dibuat saja di Pulau Onrust itu kuburan fiktif?” tanya
Sardjono.
Pemprov DKI Jakarta saling lempar saat dikonfir-

Majalah detik 17 - 23 SEPTEMBER 2012


Fokus Kartosoewirjo

masi keberadaan makam


pimpinan DI/TII di Onrust itu.
Juga kapan plakat makam
petinggi DI/TII itu ditempat-
kan di Onrust. Penjaga Pulau
Onrust pun mengaku  tidak
tahu-menahu riwayat ma-
kam DI/TII itu.
Namun, menurut Rahmat,
penjaga pulau itu, makam
pemimpin DI/TII bukanlah yang sering diziarahi Sar-
Patok Pulau Ubi
asy/detikfoto djono. Makam itu adalah makam Haji Hassan, se-
orang ulama kenamaan yang meninggal di pulau itu
sebelum berangkat ibadah haji ke Mekkah. Onrust
pada zaman dahulu memang menjadi lokasi karantina
calon jemaah haji.
Seorang saksi yang mengetahui jalannya eksekusi
Kartosoewirjo mengungkap pengakuan yang sama
sekali  berbeda. Menurutnya, jenazah Kartosoewirjo
tak dikubur di Pulau Ubi. Sebab, lapisan tanah atau
pasir pulau tersebut cukup dangkal. Ditambah timbul
tenggelam, maka jenazah tak dikuburkan di Pulau Ubi
karena takut hanyut.
Sumber itu mengatakan, setelah dieksekusi, jena-
zah Kartosoewirjo dimasukkan ke dalam sebuah peti
mati. Peti mati itu dibawa dari Jakarta bersama kapal
yang ditumpangi oleh Kartosoewirjo ke Pulau Ubi.
“Saya dengar mau dimakamkan di suatu tempat
di Jakarta. Tak akan ditandai dan tak boleh ada yang
tahu,” katanya.
Belakangan muncul kabar jenazah imam DI/TII itu
dikuburkan di Pulau Nyamuk. Secarik kertas yang kini
tersimpan di Arsip Nasional menjadi bukti. Namun,
Fadli Zon menyangsikan bukti itu, karena tidak ada
pihak berwenang yang menandatanganinya.
Sardjono mengaku akan mengerahkan segala

Majalah detik 17 - 23 SEPTEMBER 2012


Fokus Kartosoewirjo

Tap untuk melihat video


pembacaan puisi oleh Sardjono,
putra bungsu Kartosoewirjo.
detiktv

upaya untuk menemukan makam Kartosoewirjo. Jika


mungkin, dia  ingin dilakukannya tes DNA terhadap
jenazah yang sudah terkubur di Pulau Onrust. Tujuan-
nya, untuk memastikan apakah jasad yang dikubur di
situ benar-benar Kartosoewirjo.
Bila iya, maka ia akan meminta izin kepada peme-
Saya rintah untuk memindahkan makam itu ke pemakaman
dengar mau keluarga di Kampung Bojong, Desa Cisitu, Kecamatan
dimakamkan Malangbong, Garut, Jawa Barat. Di makam itu, diku-
di suatu tempat bur pula istri Kartosoewirjo, Dewi Siti Kalsum, yang
di Jakarta. Tak
akan ditandai
dan tak boleh
ada yang tahu.
“ meninggal tahun 1992.
Hari itu, Sardjono juga menengok kembali makam
keramat di Pulau Onrust. Setelah berdoa, lelaki ber-
usia 55 tahun itu membacakan sebuah puisi yang
dipersembahkan kepada Kartosoewirjo.
Inilah sebagian syair puisi berjudul “Bapakku Di
Mana Kuburmu?” itu:
Aku sudah mencarinya ke mana-mana,
Namun belum juga membuahkan hasil
Kini kulitku mulai keriput, rambutku mulai beruban,
Dan tulang-tulangku mulai keropos... 
Namun Aku tak pernah merasa lelah...
Apalagi bosan, untuk terus menelusuri jejakmu.. (WAN/YOG)

Majalah detik 17 - 23 SEPTEMBER 2012


Fokus Kartosoewirjo

Negara Islam Pemilik


Keris Ki Rompang
Kartosoewirjo berhasil mewujudkan cita-citanya
menakhlikkan Negara Islam Indonesia (NII). Kecewa
dengan politik diplomasi pemerintah dengan Belanda.

1
Reporter: Irwan Nugroho, M. Rizal, Isfari 7 Januari 1948. Sebuah perjanjian ditandata-
Hikmat, dan Monique Shintami
istimewa ngani oleh pemerintah RI dan Belanda di atas
geladak kapal Amerika Serikat (AS), USS Ren-
ville. Pertama, Belanda hanya mengakui Jawa
Tengah, Yogyakarta, dan Sumatera sebagai wilayah RI.
Kedua, sebuah garis demarkasi dibentangkan untuk
memisah kedua teritorial itu (garis van Mook).
Ketiga, tempat-tempat strategis di daerah yang

Majalah detik 17 - 23 september 2012


Fokus Kartosoewirjo


dikuasai Belanda harus dikosongkan. Konsekuensi
dari itu, sebanyak 29.000 tentara Divisi Siliwangi dita-
rik dari Jabar ke Jateng. “Hijrah”, adalah sebutan yang
akrab saat itu.
Kalau republik tak Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo, saat
sanggup membatalkan itu menjadi PB Masyumi Jabar, bertemu
Perjanjian Renville,
lebih baik dibentuk 
pemerintahan baru.
“ dengan Raden Oni Syahroni, Panglima Las-
kar Sabilillah bentukan Masyumi. Keduanya
sepakat laskar itu tak ikut hijrah dan tetap
bertempur melawan Belanda di Wilayah
Priangan.
Keduanya juga geram lantaran TNI hijrah
berikut senjata-senjata mereka. Amat sedikit yang di-
tinggal untuk para anggota laskar. Kartosoewirjo dan
Oni sepakat untuk membuat konsolidasi yang lebih
luas. 10 Februari 1948, 160 organisasi Islam se-Jabar
dikumpulkan di Cisayong. Di antara organisasi yang
hadir itu adalah Hizbullah, yang juga milisi Masyumi.
Pertemuan berlangsung riuh. Seperti ditulis Holk H.
Dengel dalam bukunya, Komandan Sabilillah, Kam-
ran, misalnya, berorasi kalau republik tak sanggup
membatalkan Perjanjian Renville, lebih baik diben-
tuk pemerintahan baru. Secara lantang dia menyebut
negara Islam.
“Timbulnya negara (Islam) ini yang akan menyela-
matkan negara,” ucap Kamran.
Para peserta langsung meminta Kartosoewirjo
menjadi imam perjuangan. Meski awalnya menolak,
Kartosoewirjo kemudian menerima. Disepakati pe-
merintahan Islam dalam pertemuan Cisayong itu baru
bersifat sementara. Namun, Tentara Islam Indonesia
(TII) hasil peleburan Hizbullah dan Sabilillah dires-
mikan.
Dengel mengatakan, keraguan Kartosoewirjo dise-
babkan karena ia menginginkan terbentuknya negara
Islam secara legal. Rencana itu kian konkret setelah

Majalah detik 17 - 23 september 2012


Fokus Kartosoewirjo

diadakan berbagai pertemuan pasca-Cisa-


yong. Dalam pertemuan di Cijoho, 1-5 Mei
1948, disepakati dibentuk Majelis Imamah
--kemudian jadi Dewan Imamah--  atau ka-
binet.
Sementara, Kartosoewirjo tetap menjalin
komunikasi rahasia dengan kantor PP Mas­
yumi di Yogya. Ia meminta dukungan kepada
Masyumi agar NII yang hendak didirikan-
nya itu ‘konstitusional’. Kartosoewirjo juga
mengirim surat kepada Jenderal Sudirman
dan minta diangkat sebagai Panglima Jabar
serta minta  suatu daerah untuk percobaan
negara Islam. 
Kartosoewirjo mulai melakukan pengirim-
an surat dengan kop Pemerintah Negara Is-
H.O.S. Cokroaminoto
lam pada 6 Juli 1948. Namun, supaya gerak-geriknya
istimewa tak kentara, saat mengirim surat ke PP Masyumi, ia
masih menggunakan jabatannya selaku PB Masyumi
Jabar.
Tak lama setelah itu, keluarlah maklumat pertama
dari negara Islam rancangan Kartosoewirjo, yang
saat itu memakai nama samaran "Kalipaksi". Tanggal
27 Agustus 1948, selesailah penyusunan Qanun Azasi
atau Undang-Undang Dasar Negara Islam Indonesia. 
Salah seorang anak Kartosoewirjo, Tahmid Basuki
Rahmat mengatakan, negara Islam sudah menjadi ci-
ta-cita Kartosoewirjo sejak muda. Bapaknya memang
berasal dari keluarga abangan di Cepu, Jawa Tengah,
dan tak pernah hidup di pesantren.
Namun ia banyak menyerap pemikiran Islam dari
H.O.S. Cokroaminoto. Kartosoewirjo sempat menjadi
sekretaris pribadi tokoh Sarekat Islam (SI) itu di Su-
rabaya. Saat Cokroaminoto pindah ke Cimahi sekitar
1927, Kartosoewirjo diajak.
Di kota itulah ia bertemu Sukarno dan sering ber-

Majalah detik 17 - 23 september 2012


Fokus Kartosoewirjo

diskusi tentang politik. Lalu, keduanya ikut


Konferensi Permufakatan Perhimpun-
an-Perhimpunan Politik Kebangsaan In-
donesia (PPPKI). Sukarno-Kartosoewirjo
berdebat tajam tentang nasionalis Islam
dan nasionalis sekuler. Kelak, Sukarno
menolak grasi hukuman mati yang diajukan
sahabatnya itu.
Kartosoewirjo ingin meneruskan pro-
gram tandhim yang pernah digagas Cokroa-
minoto. Tandhim adalah persatuan seluruh
pejuang nusantara untuk kemerdekaan In-
donesia. Setelah merdeka tercapai penuh,
maka dibentuklah pemerintahan Islam.
Setelah pemerintahan Islam berdiri, masih
harus dilakukan revolusi Islam. 
“Revolusi Islam harus dikawal pasukan.
Itulah akhirnya Hizbullah, Sabilillah, dan
laskar-laskar Islam masuk menjadi TII,”
Presiden Sukarno
terang Tahmid saat ditemui di tempat tinggalnya di
istimewa Malangbong, Garut. 
Kartosoewirjo disebut sempat akan merealisasi-
kan negara Islam saat Jepang menyerah. 14 Agus-
tus 1945, ia meminta Jusuf Taudjiri, rekannya di PSII,
untuk memproklamasikan. Namun, Jusuf menolak.
Demikian dikatakan Adhe Firmansyah dalam bukunya
tentang biografi Kartosoewirjo. 
Tahun 1948, NII dipersiapkan apabila Indonesia jatuh
atau Yogyakarta yang saat itu menjadi ibu kota r­ epublik
mau mengakui. Namun, ketika Sukarno dan Hatta
ditangkap saat Agresi Militer Belanda, Kartosoewirjo
belum buru-buru memproklamasikan NII. Justru ia
memberlakukan “perang suci” semesta yang mewa-
jibkan rakyat mengikuti jihad. 
Jatuhnya Yogya membuat tentara Siliwangi berge-
rak kembali ke Jabar. Namun, kembalinya tentara

Majalah detik 17 - 23 september 2012


Fokus Kartosoewirjo


itu menimbulkan ketegangan yang tinggi dengan TII.
Tercatat, sebuah pertempuran pecah antara TNI-TII
pada 25 Januari 1949. Pertempuran tersebut menjadi
awal dari 13 tahun perang antara TNI
NII dipersiapkan apabila versus TII. 
Indonesia jatuh atau “ Kartosoewirjo menemukan waktu
Yogyakarta yang saat itu yang tepat untuk mengambil tindakan,
menjadi ibu kota republik yakni ketika Wapres Muhammad Hat-
mau mengakui. ta berangkat ke Den Haag, Belanda, un-
tuk mengikuti Konferensi Meja Bundar
(KMB). Ia juga tak setuju dengan perjan-
jian penyerahan kedaulatan Republik Indonesia Serikat
(RIS) itu. 
Tanggal 7 Agustus 1949, di Desa Cisampah, Ci-
sayong, Negara Islam Indonesia diproklamasikan
oleh  Kartosoewirjo. Susunan Dewan Imamahnya
adalah Kartosoewirjo (Imam), Kamran (Wakil Imam),
Sanusi Partawidjaja (Mendagri), Toha Arsjad (Menteri
Penerangan), Udin Kartasasmita (Menkeu), dan Gha-
zali Thusi (Menteri Kehakiman). 
Pada awalnya, gerakan NII Kartosoewirjo memper-
oleh dukungan yang luas. Bahkan, gerakan itu ber-
kembang ke Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan,
hingga ke Aceh. 20 Januari 1952, Kahar Muzakkar
menerima tawarannya untuk memimpin TII Sulsel.
Berikutnya, 21 September 1953, muncul gerakan
DI/TII Daud  Beureuh. Sebuah statistik mengatakan,
pengikut DI/TII sampai tahun 1962 berjumlah 40 ribu
orang, 20 ribu di antaranya bersenjata. 
Kartosoewirjo memang memiliki kadar intelektual
yang tinggi dan pintar dalam memanajemen gerakan.
Namun kepopulerannya di kalangan orang pedesaan
juga didorong oleh desas-desus bahwa dia punya
kekuatan gaib. Bahkan, ia dianggap sebagai Ratu Adil
atau Imam Mahdi. Menurut Dengel, Kartosoewirjo
pernah mengaku mendapat “wahyu cahaya” saat ber-

Majalah detik 17 - 23 september 2012


Fokus Kartosoewirjo

ada di Gunung Galunggung. 


Kepemilikan dua harta pusaka, yaitu ke-
ris Ki Dongkol dan Ki Rompang membuat-
nya sering disebut akrab dengan mistis.
Namun, hal itu dibantah oleh Kartika, anak
perempuan Kartosoewirjo, yang ikut ber-
gerilya di hutan sejak lahir hingga berusia
12 tahun. 
Kartika mengatakan, bapaknya punya
pengikut yang sangat loyal. Namun, peng-
ikut itu akan dihukum berat apabila ke-
dapatan melakukan praktik black magic.
“Dulu, supaya tidak dipuja-puja dan jadi
musyrik,  keris itu disimpan sama bapak,”
kata Kartika kepada majalah detik.
Berbagai upaya pemerintah untuk mem-
bujuk agar Kartosoewirjo menyerah selalu
gagal sepanjang NII atau DI/TII berdiri hing-
ga tahun 1960. Sementara, gangguan-gang-
Kartika guan keamanan yang diduga dilakukan para pengikut
Rizal/detikfoto
gerakan itu makin banyak, baik berupa pembakaran
rumah, sabotase kereta api, perampokan, maupun
pembunuhan.
Pada tahun 1959, di depan Parlemen, Jenderal
Nasution mengatakan tidak ada tanda-tanda DI/TII di
Jabar akan meletakkan senjata. Setelah itu, Kodam
Siliwangi membuat operasi Wilayah Gerak, Tanah, dan
Godam untuk melumpuhkan Kartosoewirjo. 
Mulai tahun 1960, DI/TII diisolasi dengan operasi
“pagar betis” yang mengikutsertakan masyarakat.
Dengan pagar betis itu, jaringan logistik ke pasukan
DI/TII diblokade dengan jarak antarpos 5 sampai 10
meter. Pada 4 Juni 1964, sang imam ditangkap di seki-
tar Gunung Geber dan Pedang, Majalaya, oleh Kompi
C Batalyon 328 Kujang Siliwangi. (WAN/YOG)

Majalah detik 17 - 23 september 2012


Fokus Kartosoewirjo

Misteri Blue Diamond


di Bawah Pohon
Saninten
Harta Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo dan Negara Islam
Indonesia selalu menjadi bahan pergunjingan. Tak sedikit pula
yang berusaha memburunya. Padahal masih misterius.

J
Reporter: Irwan Nugroho, M. Rizal, Isfari am tangan merek Rolex itu tampak melingkar
Hikmat, dan Monique Shintami di tangan kanan Sekarmadji Maridjan Karto-
Rizal/detikfoto
soewirjo yang diborgol. Menjelang eksekusi
pada 12 September 1962, benda mewah itu
dilepas oleh aparat.
Sekitar sebulan kemudian, datang utusan Kodam
Siliwangi ke kampung keluarga Kartosoewirjo di

Majalah detik 17 - 23 september 2012


Fokus Kartosoewirjo


Bojong, Desa Cisitu, Kecamatan Malangbong, Garut,
Jawa Barat (Jabar). Utusan itu memberitahu bahwa
eksekusi terhadap Imam DI/TII di Jawa Barat itu su-
dah dilakukan.
Saya simpan Ia juga menyerahkan barang-barang pribadi milik
di lemari Kartosoewirjo, seperti baju, pipa rokok dan jam ta-
dan dikunci, ngan Rolex itu. Adalah Sardjono Kartosoewirjo, anak

lemarinya ada
laci dikunci lagi,
eh kemasukan
bungsu Kartosoewirjo, yang beruntung mewarisi jam
tangan itu.
Namun sayang, meski disimpan dengan rapat di
rumahnya, jam itu hilang karena digondol pencuri.
maling. Bersama jam warisan itu, ada sebuah benda lagi yang
hilang. Sardjono mengakui itu cuma mainan anak-
anak.
“Saya simpan di lemari dan dikunci, lemarinya ada
laci dikunci lagi, eh kemasukan maling,” ujarnya saat
ditemui majalah detik di Malangbong, pekan lalu.
Sardjono juga mengaku tidak tahu dari mana asal
jam tangan milik Kartosoewirjo. Sebab, saat bapak-
nya dieksekusi, ia masih berumur lima tahun. Namun,
menurutnya, amat wajar seorang Kartosoewirjo pada
waktu itu mengoleksi benda mahal.
“Kalau setingkat atau sekelas bapak, standarlah,”
ujarnya tanpa menjelaskan kelas atau standar yang
bagaimana.
Sejarawan Holk H. Dengel mengatakan, Kartoso-
ewirjo menerapkan infak sebagai pemasukan pajak
untuk Negara Islam Indonesia (NII) bentukannya. Ke-
satuan-kesatuan DI/TII biasanya masuk ke desa-desa
pada saat matahari terbenam untuk menagih pajak.
Namun ketika rakyat tidak mampu membayar pajak,
mereka mengambil secara paksa. Uang pajak itu di-
bagi sesuai komandemen. Komandemen tertinggi, di
mana terdapat imam DI/TII, mendapat bagian paling
besar.
Sumber pemasukan lainnya adalah yang disebut

Majalah detik 17 - 23 september 2012


Fokus Kartosoewirjo

“fai”, yakni barang-barang yang dirampas dari musuh,


Suasana rumah Kartika di Garut
Rizal/detikfoto maupun orang-orang di wilayah kedaulatan NII yang
dianggap kafir. Dalam berita-berita kemenangan DI/
TII yang dikutip Dengel, disebutkan barang-barang
apa saja yang dirampas dari musuh. Antara lain pada
September 1956, mereka menyerang sebuah kota di
Kuningan. Hasilnya 18 pucuk senjata dirampas dan
emas 7,5 kg senilai Rp 3 juta.
Menurut Sardjono, tak ada satu pun harta yang diba-
wa saat menyerah kepada TNI tahun 1962. Satu-satu-
nya kekayaan keluarga adalah tanah keluarga seluas
13 hektare di Malangbong. Tanah itu pun kini masih
ada dan ditempati oleh keturunan Kartosoewirjo.
Malangbong adalah kampung halaman Kartosoe-
wirjo dan keluarganya. Merantau ke Jawa Barat ikut
H.O.S. Cokroaminoto, Kartosoewirjo menikahi putri
rekannya di PSIHT Ajengan Ardiwisastera, Dewi Siti

Majalah detik 17 - 23 september 2012


Fokus Kartosoewirjo


Kalsum. Ajengan Ardiwisastera adalah ulama dan
bangsawan yang terkenal di Malangbong.
Tahun 1939, Kartosoewirjo mendirikan sebuah mad-
rasah, yang dinamai “Institut Suffah”, di dekat rumah-
Dulu di sini nya. Ini adalah semacam lembaga pendidikan kader,
kembali menjadi khususnya bagi anggota PSII yang laki-laki. Tahun
hutan. Terus kita 1945, salah satu lahan juga dijadikan penggembleng-

anak-anak.

buka. Tanahnya
dibagi-bagi ke
an laskar-laskar Hizbullah dan Sabilillah.
Tahun 1947, mereka terpaksa mengungsi dari tem-
pat itu akibat gempuran tentara Belanda. Rumah
dan seluruh bangunan hangus dibakar. Kemudian,
Kartosoewirjo membawa keluarganya keluar masuk
hutan untuk bergerilya selama DI/TII. Dewi dan anak-
anaknya baru kembali lagi ke kampung itu 16 tahun
kemudian, pascasuaminya dieksekusi.
“Dulu di sini kembali menjadi hutan. Terus kita buka.
Tanahnya dibagi-bagi ke anak-anak,” kata anak Karto-
soewirjo lainnya, Tahmid Basuki Rahmat, yang ditemui
majalah detik.
Kartosoewirjo mempunyai 12 anak. Tiga di antara-
nya lahir di hutan. Pada tahun 1962, anak-anak yang
tinggal di Malangbong antara lain Muhammad Darda
(Dodo), Tahmid, Komalasari, Kartika, Sri Danti Hera-
wati, dan Sardjono. Kini Dodo dan Komalasari telah
meninggal.
Tahmid, yang belakangan ikut menghidupkan kem-
bali NII, bekerja sebagai petani. Sedangkan Kartika
merupakan ibu rumah tangga bersuamikan seorang
guru SMP. Rumahnya yang tak bersemen terletak
di sebelah rumah Sardjono. Sardjono sehari-hari
mengaku bekerja di perusahaan otobus di Jakarta.
Sedangkan Danti, yang rumahnya berada di bawah,
bersuamikan seorang pria keturunan Keraton Solo.
Tahmid juga mengaku heran dengan isu-isu yang
masih beredar sampai sekarang mengenai harta
karun revolusi. Disebutkan, kunci dana revolusi untuk

Majalah detik 17 - 23 september 2012


Fokus Kartosoewirjo

kaum nasionalis dipegang Sukarno, sementara untuk


Islam kuncinya dipegang Kartosoewirjo. Ia meyakini
isu itu tidak ada kebenarannya.
“Saya tunjukkan saja di halaman saya ada harta
karun. Kalau ada silakan, ambil semuanya. Nggak ke-
bagian juga nggak apa-apa, karena yakin itu bohong,”
kata Tahmid, yang kini berusia 70 tahun.
Namun, mengenai perhiasan, Kartika mengatakan,
ibunya selalu mengenakan emas saat bergerilya di
hutan pegunungan Garut. Perhiasan emas itu jenisnya
bermacam-macam, antara lain 7 giwang. “Ada juga
Berlian jenis Blue Diamond,” katanya.
Namun, benda-benda itu adalah mahar yang diberi-
Kartika, putri Kartosoewirjo. kan Kartosoewirjo saat menikahi Dewi, bukan didapat
Rizal/detikfoto
dari cara lain. Di hari-hari menjelang dilumpuhkannya
DI/TII, April-Juni 1962, ibunya terpisah dari rombong-
an. Selama 40 hari, Dewi hidup sendirian di hutan.
Karena putus asa dan takut benda-benda itu me-
nyulitkan kematian, Dewi menguburkannya di hutan.
Belakangan banyak pihak, terutama TNI, yang mena-
nyakan keberadaan perhiasan itu. Namun tak diketa-
hui lagi di mana emas dan berlian itu dikuburkan.
Suatu hari, Dewi memang pernah bercerita bahwa
benda-benda itu dikuburkan di bawah pohon Saninten.
Saninten adalah sejenis buah yang manis. Selama di
hutan, Kartika sering memakan buah itu.
“Sekarang pohon Saninten sudah tidak ada di hut-
an,” kata Kartika.
Kartika mengatakan, ia mendengar Kartosoewirjo
mempunyai sebuah rumah di Jl. Pegangsaan Timur
No. 23 Jakarta. Namun, seumur-umur, dia baru ke
Jakarta pada tanggal 5 September 2012. Itu pun untuk
menghadiri peluncuran buku Fadli Zon yang berisi foto
eksekusi bapaknya tahun 1962.
“Saya belum pernah ke rumah itu,” kata Kartika.
(WAN/YOG)

Majalah detik 17 - 23 september 2012


Fokus Kartosoewirjo

Putra Kartosoewirjo:
Bapak Tak Ajukan Grasi
“Pengacara, kalau tidak salah Mr. Wibowo, yang mengajukan
grasi. Cuma ditolak presiden,”

S
Reporter: Irwan Nugroho dan M. Rizal ekarmadji Maridjan Kartosoewirjo dituduh
foto-foto: Rizal/detikfoto
melakukan tiga perbuatan: makar terhadap
negara, pemberontakan terhadap pemerin­
tahan yang sah, dan rencana pembunuhan
Presiden Sukarno. Atas upayanya mendirikan Negara
Islam Indonesia (NII), ia divonis mati oleh pengadilan
militer.
Kartosoewirjo dieksekusi setelah grasinya ditolak

Majalah detik 17 - 23 september 2012


Fokus Kartosoewirjo


Presiden Sukarno. Namun, menurut anaknya, Tahmid
Basuki Rahmat, ayahnya tak pernah mau meminta
pengampunan kepada Sukarno. Pengacaralah yang
berinisiatif mengajukan grasi itu.
Waktu itu “Pengacara, kalau tidak salah Mr. Wibowo, yang
perjalanan agak mengajukan grasi. Cuma ditolak presiden,” kata Tah­
lama pakai jip. mid.
Berangkat lewat Berikut wawancara Irwan Nugroho dan M. Rizal dari
Cianjur. Sampai majalah detik dengan Tahmid, putra ketiga Kartosoe­

di Jakarta siang.
Saya tidak ingat
tanggalnya.
wirjo, di rumahnya, Kampung Bojong, Desa Cisitu,
Malangbong, Garut, Jawa Barat, pekan lalu.
Tahmid mengenakan baju koko abu-abu, sarung,
dan sepatu kets. Di usianya yang ke-70 tahun, dia
sering terkena vertigo dan beberapa kali stroke. Na­
mun demikian masih jernih menceritakan kembali
pengalaman bergerilya selama 12 tahun (1950-1962)
serta mengingat pertemuan terakhir dengan ayahnya
sebelum dieksekusi, akhir 1962.
Bisa diceritakan awal mula pertemuan (dengan
Kartosoewirjo) itu?
Pada waktu itu kami ditampung di Kodam Siliwangi
setelah turun gunung. Usia saya 20-an, jadi sudah
besar. Subuh itu sudah ada yang menjemput. CPM
dari Kodam Siliwangi. Katanya diundang mau pergi ke
Jakarta untuk pertemuan keluarga sehabis vonis. Vo­
nisnya tidak tahu apa. Waktu itu perjalanan agak lama
pakai jip. Berangkat lewat Cianjur. Sampai di Jakarta
siang. Saya tidak ingat tanggalnya. Cuma sebelum
hari H (eksekusi) itu.
Sampai ke situ, kalau tidak salah ini tempatnya di
Kejaksaan Agung di Lapangan Banteng. Di situ, oditur,
hakim, semuanya lengkap. Kita dikawal Tjakrabirawa
dan CPM. Mahadper memberi tahu bahwa bapak su­
dah divonis dan vonisnya hukuman mati.
Kemudian, menurut keterangan bapak saya, dia
itu tidak mengajukan grasi. Pengacara, kalau tidak

Majalah detik 17 - 23 september 2012


Fokus Kartosoewirjo

salah Mr. Wibowo, yang


mengajukan grasi. Cuma
ditolak presiden. Maka
eksekusi akan dilakukan
5 September 1962. Jadi
mungkin hari itu sebelum
5 September.
Terakhir kali bertemu
bapak di mana?
Terakhir ya di Bandung,
di Mess Perwira di Cium­
buleuit. Itu cuma sekali
bertemu. Setelah itu, ketemu lagi di Kejaksaan Agung,
sekitar dua atau tiga jam siang itu. Yang masih ingat,
dia berpesan antara lain, harus menjaga ibu.
Kedua, jadilah mukmin, muslim, dan mujahid yang
baik. Kemudian, yang lainnya kalau tidak salah jangan
jauh dari Siliwangi. Artinya harus bersama. Sebelum
mengungsi ke gunung-gunung, orang tua kami di sini
(Malangbong), latihan Hizbullah dan Sabilillah di sini.
Pelatihnya dari Siliwangi.
Waktu itu kondisi Kartosoewirjo bagaimana?
Sebenarnya dia mulai sakit ketika masih di gunung.
Terakhir dia juga tertembak pada April 1962. Kemu­
dian ditangkap 4 Juni 1962. Nah, ke Bandung diobati.
Agustus sudah sembuh dan dibawa ke Jakarta. Kita
tahu sudah sembuh itu dari Kodam Siliwangi. Dokter
melapor kepada Pangdam Siliwangi, Ibrahim Adjie.
Katanya Pak Karto sudah sehat, lukanya sudah sem­
buh.
Ibrahim Adjie menangis waktu itu. Ditanya kenapa
kok menangis? Kata Ibrahim Adjie, “Kalau sembuh
bukan lagi wewenang saya. Berarti Pak Karto harus
diserahkan ke Jakarta. Saya tidak bisa apa-apa lagi.” 
Waktu oditur menyampaikan Kartosoewirjo divo-
nis mati apa reaksi keluarga?

Majalah detik 17 - 23 september 2012


Fokus Kartosoewirjo


Kami sedih. Tapi waktu itu kita sudah pasrah. Ini
termasuk pesannya. Semua yang hidup ini mesti mati,
dan itu merupakan risiko hidup. Kalau tidak mau mati
ya jangan hidup. (Eksekusi) mau tidak mau harus di­
Keluarga nggak lalui. Itu proses dari manusia hidup kepada mati. Jadi
terlalu mencari. semua pesan waktu itu masalah keluarga saja. Tidak
Jelas sudah ada masalah perjuangan.
dikubur, biar Ibu Anda menyampaikan apa kepada Kartosoe-
di mana saja, wirjo atau Oditur?
kalau berdoa ya Ibu tidak bicara apa-apa. Kakak saya yang bicara.
Minta kepada Mahadper agar eksekusi ini disaksikan
sampai. Cuma

afdal kalau
melihat di mana

tentu saja lebih
oleh keluarga. Kata Mahadper tidak bisa. Kalau tidak
bisa seluruh keluarga ya wakilnya saja, itu pun tidak
bisa. Katanya kalau tidak bisa, ya sudah mayatnya
saja diserahkan kepada keluarga untuk dimakamkan
kuburnya. keluarga. Itu juga tidak bisa. Yang terakhir kalau itu
semua tidak bisa, nanti keluarga diberitahu saja di
mana jenazah dikubur karena untuk berziarah. Itu pun
tidak bisa.
Tidak lama kemudian dikirim barang-barang: baju,
jam, dan pipa rokok. Kami cuma diberitahu eksekusi
sudah dilaksanakan. Tidak diberi tahu di mana jena­
zahnya. Dikuburkan di mana tidak tahu.
Apakah keluarga mencari-cari di mana kuburnya?
Keluarga nggak terlalu mencari. Jelas sudah diku­
bur, biar di mana saja, kalau berdoa ya sampai. Cuma
tentu saja lebih afdal kalau melihat di mana kubur­
nya. Dulu ada cerita-cerita dikubur di Pulau  Onrust.
Katanya ada plang “Di sini dimakamkan imam DI/
TII Kartosoewirjo,” tapi saya dan keluarga belum ada
yang pergi ke sana.
Sekarang keluarga sudah jelas masalah eksekusi.
Tapi masih ada juga pertanyaan, karena waktu lalu
keluarga mendengar dikubur di Onrust, sekarang di
Pulau Ubi, ini mana yang benar? Bisa saja eksekusi di
Ubi, dikuburnya di Onrust. Atau bisa juga eksekusinya

Majalah detik 17 - 23 september 2012


Fokus Kartosoewirjo

di Onrust tapi disebut di


Ubi.
Sebelum eksekusi,
Kartosoewirjo salat
tobat. Anda yakin salat
tobat?
Salat tobat itu macam-
macam. Ada salat tobat
sesudah melakukan
kesalahan, atau mung­
kin merasa salah. Atau
mungkin salat tobat itu
peralihan keyakinan mi­
salnya dari non-Islam kepada Islam. Ada juga salat
tobat itu memang harus terus-menerus untuk mem­
bersihkan diri, karena manusia ini tempatnya salah.
Nah salat tobat yang mana tidak tahu. Cuma, orang
tua saya itu biasanya rutin salat tobat. Itu diturunkan
kepada anak-anaknya.
Mengapa Kartosoewirjo mendirikan DI/TII atau
NII?
Ceritanya bapak saya itu pegang program tandhim
dari Pak Cokroaminoto. Program tandhim itu setelah
persatuan para pejuang seluruh Nusantara ini, harus
dicapai Indonesia merdeka. Setelah Indonesia merde­
ka, perjuangan tidak boleh berhenti, yaitu mendirikan
pemerintahan Islam.
Jadi umat Islam bangsa Indonesia harus siap menjadi
pelopor tegaknya kembali khilafah fil ardli. Makanya,
setelah revolusi nasional itu harus ada revolusi Islam.
Itulah titiknya. Tapi revolusi Islam ini harus dikawal
pasukan dan tentara. Itulah akhirnya Hisbullah, Sa­
bilillah, laskar-laskar Islam, termasuk GPII, dijadikan
Tentara Islam Indonesia (TII). Setelah itu Masyumi
Jawa Barat menjadi lembaga perjuangan revolusi Is­
lam yang disebut Majelis Islam. (WAN/YOG)

Majalah detik 17 - 23 september 2012


Fokus Kartosoewirjo

Fadli Zon:
Foto Ini Beban
Buat Saya

Fadli Zon menunjukkan foto-foto asli proses eksekusi


Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo di Fadli Zon Library,
Jakarta. Namun, tetap saja ia tak mau membuka siapa yang
menyerahkan foto hari terakhir tokoh gerakan DI/TII itu.

B
Reporter: Irwan Nugroho
etul ini adalah foto aslinya?
foto: detikfoto Ini sudah saya perbaiki (albumnya). Arsip
nasional kalau nggak salah punya 28 foto, ini
ada 81 foto. Tapi di Arsip Nasional ada 2-3 foto
yang tidak saya miliki, tapi bukan foto eksekusi.
Bedanya apa lagi?
Foto di Arsip Nasional kayaknya repro. Kalau ini asli

Majalah detik 17 - 23 september 2012


Fokus Kartosoewirjo


cetakan dari klise (negatif film). Yang sangat berseja-
rah dari ini adalah rangkaian eksekusinya lengkap.
Yang kedua ketikannya itu asli.
Foto di Arsip nasional tidak ada caption-nya, ini ada
Yang sangat caption. Kalau tidak ada caption ini, buta kita. Itu yang
bersejarah Arsip Nasional tidak bisa lakukan.
Arsip di ANRI itu sumbangan dari Marzuki Arifin.
dari ini adalah
Sudah tua sekali. Dia meyakinkan apa yang saya pu-
rangkain nya ini autentik.
eksekusinya
lengkap.“
Yang kedua
ketikannya itu
asli.
Apakah bisa mendapatkan foto ini di instansi TNI?
Kalau di TNI masuk klasifikasi tertutup. Nggak bo-
leh.
Ada ancaman yang Anda terima nggak? Kan ini
rahasia tentara?
Kan sudah 50 tahun berlalu. Kalau di zaman Orde
Baru mungkin masih sangat sensitif. Pertama kita
mikir juga. Tapi kan ketika mendapatkan ini jadi beban
buat saya. Jadi utang. Kalau satu album ini hilang, hi-
langlah semua. Ini saya punya sudah dua tahun. Saya
memang tunggu momen 50 tahun eksekusi.
Siapa saja yang pernah melihat foto ini?
Taufik Abdullah (sejarawan) lihat ke sini. Dia terharu.
Sejarawan-sejarawan saya kasih lihat. Tapi memang
saya belum mau publikasi. Saya tunggu 50 tahun ek-
sekusi. Saya kira itu angka psikologis yang wajar. Kita
harus berdamai dengan sejarah.
Adakah keluarga yang sudah melihat foto asli?
Sardjono (anak Kartosoewirjo) waktu saya undang
ke sini tiga hari sebelum launching, saya telepon. Di
sini dia terkaget-kaget, gemetar. Saya sempat ragu,
takutnya saya salah. Bener nggak ini. Ya siapa tahu
saja kan, walau saya yakin 99 persen.
Sardjono menyebut ini ibu saya, ini Komala, ini Dar-
da. Lalu dia minta dua foto dan keliling ke saudara-
saudaranya di Malangbong. Makanya keluarganya
Kartosoewirjo datang pada saat peluncuran buku.

Majalah detik 17 - 23 september 2012


Fokus Kartosoewirjo

Foto asli eksekusi


Kartosoewirjo
detikfoto

Anak tiga orang dan cucu-cucu mereka.


Banyak yang menganggap eksekusi itu di Pulau
Onrust, bukan Pulau Ubi?
Kalau lihat posisi ini jelas bukan Onrust. Kemarin
tiba-tiba di Arsip Nasional menyebut Pulau Nyamuk.
Saya sudah tahu. Tapi itu cuma selembar kertas. Saya
punya kopinya. Bahwa telah dilakukan hukuman mati,
tapi nggak ada tanda tangan, nggak ada tanggal, nggak
ada apa-apa.
Ini foto-foto dapat dari mana?
Ini kalau nggak saya beli mungkin sudah di Jerman.
Saya kan suka numismatika, kolektor koin, prangko
dan segala macam. Ada seseorang yang menyerahkan
ini. Masih muda kok. 7 Tahun di atas saya. Tadinya dia
kolektor. Saya nggak pernah tanya dapat dari mana.
Berapa harganya?
Lupa. Tapi dia (penjual) cukup patriotik juga. Orang
luar itu mau beli mahal, saya lebih murah, tapi bukan
untuk komersial, tapi untuk perpustakaan. Kata dia,
"Ya sudah bang, buat perpustakaan saja." Akhirnya
saya ambil. (WAN/YOG)

Majalah detik 17 - 23 september 2012


lensa

Masyarakat ambil bagian dalam sesi yoga sore di dekat Jembatan Brooklyn untuk memperingati 11 tahun
serangan 11 September di New York, 11 September 2012. REUTERS/Brendan McDermid

peringatan
11 september
Tap untuk mendengarkan musik
Tap untuk melihat foto lebih besar Wake Me Up When September End-
Green Day

Majalah
Majalah
detik 17
detik
- 23 SEPTEMBER
23 - 29 juli 2012
lensa

Petugas pemadam kebakaran Boston memberi hormat saat pengibaran bendera menjelang pertandingan
baseball American League di Green Monster. Pengibaran bendera ini dalam rangka memperingati serangan
11 September 2001 atas World Trade Center. REUTERS/Jessica Rinaldi

peringatan
11 september
Tap untuk mendengarkan musik
Tap untuk melihat foto lebih besar Wake Me Up When September End-
Green Day

Majalah
Majalah
detik 17
detik
- 23 SEPTEMBER
23 - 29 juli 2012
lensa

Tugu peringatan Empty Sky untuk mengenang korban serangan atas World Trade Center di Liberty State Park,
Jersey City, 10 September 2012. REUTERS/Gary Hershorn

peringatan
11 september
Tap untuk mendengarkan musik
Tap untuk melihat foto lebih besar Wake Me Up When September End-
Green Day

Majalah
Majalah
detik 17
detik
- 23 SEPTEMBER
23 - 29 juli 2012
lensa

The Tribute in Light menyinari langit Manhattan dalam peringatan serangan 11 September di New York, 11
September 2012. REUTERS/Eric Thayer

peringatan
11 september
Tap untuk mendengarkan musik
Tap untuk melihat foto lebih besar Wake Me Up When September End-
Green Day

Majalah
Majalah
detik 17
detik
- 23 SEPTEMBER
23 - 29 juli 2012
BERITA KOMIK

Agus Marto Ngamuk


Sikap DPR yang berlarut-larut dalam pembahasan kebijakan memang sering menyulut amarah. Kini
amarah itu dirasakan oleh Menteri Keuangan Agus Martowardojo. Ia pun mengamuk. Begini kisahnya:
 
Reporter: Ramadhania El Hida ilustrator: kiagus

Senin 10 Septem-
ber 2012, Komisi
XI DPR menggelar
rapat dengan
Menteri Keuangan
di Ruang Rapat
Komisi XI Gedung
Nusantara I DPR,
Senayan, Jakarta.

Agus Marto duduk di depan bersama


dengan keempat stafnya.

Ketua Komisi XI dari Fraksi PDIP Emir Moeis mem-


buka rapat disertai tiga pimpinan komisi lainnya,
Harry Azhar Azis dari Fraksi Partai Golkar, Timo
Pangerang dari Partai Demokrat, dan Zulkiefliman- hmmm
syah dari PKS. baiklah

Agus Marto membuka paparan tentang RAPBN 2013.


“Kita buka rapat
pembahasan RAPBN … Jadi kita perlu bahas
2013. Silakan Bapak beberapa masalah penting
Menteri untuk dulu seperti pertumbuhan
membuka dengan ekonomi, suku bunga, in-
paparan, flasi, lifting minyak, serta
nilai tukar rupiah

Izin
bla bla ketua... Saya
Namun usai bla...
paparan, ketua...
anggota DPR
berebut membe-
rikan tanggapan.
Tanggapan ini
tidak sesuai
yang diharapkan
Menteri Agus.

Sepakati dulu
Agus Marto pembahasan Salah seorang
sendiri tetap ini, jangan anggota DPR dari
ingin meng- melantur Fraksi Partai Golkar,
ingatkan jika Kamaruddin Sjam
lebih baik mengancam bahwa DPR
DPR fokus tidak akan melanjutkan
pada perma- pembahasan. Ia meminta
salahan.  data indikator kemak-
muran, kesejahteraan
dan kemiskinan dalam Selama ini pertumbuhan
target pertumbuhan ekonomi tinggi, tapi ukuran
ekonomi yang tertuang rakyat sejahtera apa? Ba-
dalam asumsi makro nyak yang belum merasakan
RAPBN 2013. langsung pertumbuhan
ekonomi
hhhh...

kk!!!
Agus Marto

aak
br
menggebrak meja.
Ia jengkel karena
.......... suasana rapat
yang bising dan
ancaman dari DPR.

Bahan bakar minyak


tidak jadi naik, tapi
inflasi terjadi. Siapa
yang menderita?
Rakyat!” Aksi ini membuat suasana hening terhadap semua
anggota DPR. Rapat terus berlanjut, namun DPR
belum memberikan keputusan apa pun atas rapat ini.

Agus Marto
lalu mencair- Ini saya ngikutin
kan suasana. Pak Harry saja ya
Aksi yang gebrak meja
dilakukan
sebenarnya
hanya meniru
Harry Azhar
Azis yang
menggebrak
meja pada
saat pemba-
hasan RAPBN
Ya, mari 2012 tahun Ya namanya kalau
hmm... kita lanjut- lalu. diputar-putar itu
kan rapat tidak benar
Namun usai rapat, Agus Marto ternyata memang masih jengkel dengan sikap anggota DPR. (ARY/YOG)

Majalah detik 17 - 23 SEPTEMBER 2012


nasional

Apa yang Dicari


Tommy & Ari?
Keluarga Cendana tampil kembali
dalam pentas politik nasional.
Ari Sigit dan Tommy Soeharto,
muncul lewat Pakar dan Partai
Nasrep. Apa yang dicari?

Tommy Soeharto

K
Reporter: Bahtiar Rifai
antor di ruko berlantai 4 di Jalan Salemba
ramses/detikfoto Raya Kav. 34-36 BC itu terlihat kosong. Se-
buah papan nama bertuliskan Kantor DPP
Partai Karya Republik (Pakar) terpampang
di halaman depan. Gedung itu didominasi cat warna
merah jambu.
Dominasi warna ini sampai ke dalam ruangan.

Majalah detik 17 - 23 SEPTEMBER 2012


nasional


Warna bersifat ceria tetapi tak mampu mengusir sepi
kantor yang seperti tak berpenghuni itu. Satu-satunya
penghias adalah gambar lambang Pakar menutupi
Kehadiran tembok bagian belakang resepsionis.
Pakar Meja resepsionis dibiarkan tanpa ada orang yang
memang untuk menjaga. “Saya itu merangkap sebagai sekuriti, staf,
membayar sekaligus sekjen,” ujar Sekretaris Jenderal Pakar,
kerinduan Puspito Adi Wibowo.
Pakar merupakan partai milik cucu mantan Presi-
sebagian den Soeharto, Ari Haryo Wibowo Sigit Hardjojudanto.
rakyat atas Senyap melingkupi kantor itu saat majalah detik
kenangan datang bertandang, Selasa 11 September 2012. Satu-
zaman satunya anggota partai yang beraktivitas adalah Adi.
Presiden “Ya beginilah Pakar,” sambungnya.
Keluarga Cendana memang kembali menampakkan
Soeharto “ muka dalam pesta politik lima tahunan. Kini mereka
berkuasa. mulai hadir dalam verifikasi partai politik (parpol)
yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU). Dua par-
tai mengusung keluarga Cendana, yakni Pakar yang
Soeharto, Presiden RI ke-2 dimotori oleh Ari Sigit dan Partai Nasional Republik
(Nasrep) yang dimotori Tommy Soeharto.
Adi mengaku kehadiran Pakar memang
untuk membayar kerinduan sebagian rakyat
atas kenangan zaman Presiden Soeharto
berkuasa. Pembangunan jaringan di daerah
menunjukkan masyarakat masih mengingin-
kan stabilitas ala pemerintahan Soeharto.
Bekal inilah yang dipakai oleh Pakar untuk
membangun basis dukungan. Nama keluarga
Cendana masih laik jual dalam pentas politik
nasional.
“Tetapi bukan untuk membandingkan za-
man. Kami tetap bekerja dengan militansi ala
Pakar,” jelasnya.
Namun hadirnya keluarga Cendana ini
cukup mengundang tanya. Mereka kini hadir

Majalah detik 17 - 23 SEPTEMBER 2012


nasional

melalui dua partai politik. Pa-


dahal pada kehadiran mereka
sebelumnya hanya melalui
satu parpol, yakni Partai Kar-
ya Peduli Bangsa (PKPB) yang
lahir pada 2002.
PKPB diketuai oleh mantan
KSAD dan mantan Menteri
Dalam Negeri dalam Kabinet
Pembangunan VII R. Hartono.
Partai ini mampu menembus
DPR dengan dua kursi dalam
pemilu 2004. Perolehan su-
ara yang kecil (2,11%) meng-
urungkan niat PKPB untuk
Hartono dan Tutut
mengusung putri Presiden Soeharto, Siti Hardiyanti
detikfoto Rukmana atau kerap disapa Tutut, untuk maju sebagai
calon presiden.
Ari Sigit sebelumnya sudah mengantongi dukungan
keluarga Cendana. Restu ini didapatkannya dua bulan
sebelum verifikasi parpol oleh Kementerian Hukum
dan HAM. Restu ini didapat dari Tutut, Siti Hediati Har-
yadi (Titik), bahkan dari Ketua Dewan Pembina Partai
Nasional Republik, Tommy Soeharto.
“Makanya dalam struktur pendiri ada beberapa
nama dari Cendana seperti Ibnu Hartono, adik dari Ibu
Tien Soeharto, yang juga sebagai Dewan Pembina,”
jelasnya.
Kekuatan Pakar pun di awal verifikasi sudah cukup
kuat untuk melakukan akuisisi. Partai Islam Indonesia
(PII) sudah diakuisisi hingga melebur ke dalam Pakar.
Menurutnya kekuatan Cendana di Partai Nasrep
justru kecil. Penuturan Ari Sigit yang diterima Adi
menunjukkan Tommy akan hengkang ke Pakar jika
Nasrep tak lolos. Jika lolos kedua-duanya, maka pilih-
an ada di Tommy.

Majalah detik 17 - 23 SEPTEMBER 2012


nasional

Ari Sigit
ari saputra/detikfoto

Namun informasi itu dibantah oleh Ketua Umum


Partai Nasrep, Jus Usman Sumanegara. Menurutnya
strategi partai yang dibangun oleh keduanya berbeda.
Namun eksistensi Tommy di Nasrep tetap terjaga.
“Sebenarnya peran Tommy di partai ini banyak: dari
pemikiran, motivasi, acara internal, bahkan memim-
pin rapat. Hanya saja belum waktunya untuk muncul,
nanti pada saatnya,” jelasnya.
Menurutnya harapan terhadap Partai Nasrep tidak
sekadar lolos pemilu, melainkan pembangunan keku-
atan politik dengan dukungan riil. Pada saatnya, kedua
partai akan saling mendekat karena kesamaan visi.
Kemunculan kekuatan Orde Baru ini dirasakan lucu
oleh Direktur Eksekutif Lingkar Madani untuk Indo-
nesia (LIMA), Ray Rangkuti. Menarik simpati melalui
performa Orde Baru justru bertolak belakang dengan
reformasi. Pendidikan politik yang dibawa oleh kedua
parpol ini kacau.
Ia tidak khawatir dengan kehadiran keduanya, kare-
na kekuatan politik yang didapatkan tidak akan terlalu
besar. Mereka hanya akan menjadi juru meriah dalam
pentas politik nasional.
“Satu-satunya bekal yang mereka bawa adalah
kekayaan mereka tidak diusut pascareformasi. Jadi di
kekuatan logistik saja,” tandasnya. (ARY/YOG)

Majalah detik 17 - 23 SEPTEMBER 2012


nasional

Jokowi Vs Foke
Saling Serang Saling Langgar
Kubu Foke dilaporkan karena pidato Nachrowi yang menyatakan
silakan keluar dari Betawi jika tidak memilih orang Betawi.
Kubu Jokowi dilaporkan melakukan kampanye di luar jadwal.

L
Reporter: Hans Henricus dan Aryo Bhawono ima anggota DPRD dari Fraksi PDIP terse-
Ari Saputra /detikfoto
nyum memandangi dua lembar kertas yang
sedang mereka baca bersama. Ketua fraksi,
H.E. Syahrial, menggelengkan kepala sambil
menunjuk salah satu poin di kertas itu. Geram tersim-
pan di balik senyum yang dikulumnya.

Majalah detik 17 - 23 SEPTEMBER 2012


nasional


 Mereka bersiap memasuki ruangan rapat fraksi di
Gedung DPRD DKI, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat,
Rabu 12 September 2012 itu. Partai pendukung pa-
Mereka sangan calon Gubernur DKI Joko Widodo dan Basuki
memosisikan Tjahaja Purnama (Jokowi-Ahok) ini merasa dipecun-
Fraksi PDIP, dangi oleh lawan mereka dalam Pemilihan Gubernur
sebagai (Pilgub) DKI Jakarta.
anggota DPRD
“ Tim lawan yang juga calon petahana, pasangan ca-
lon Gubernur Fauzi Bowo dan Nachrowi Ramli (Foke-
yang menolak Nara), telah memanfaatkan pembagian kartu Jamin-
Jamkesda. an Kesehatan Daerah (Jamkesda) sebagai kampanye.
Laporan yang diterimanya, menyebutkan sejumlah
rukun warga (RW) di delapan kelurahan mendapatkan
intervensi untuk memilih calon petahana jika mau
mendapatkan kartu Jamkesda.
Delapan kelurahan itu antara lain Kapuk-Cengka-
reng, Tugu Selatan-Koja, Makassar, Palmeriam, Ke-
bon Manggis, Utan Kayu Selatan, Jatinegara-Cakung,
dan Cipinang Besar Utara.
“Ini laporan yang kami terima. Mereka melakukan
intervensi sekaligus memfitnah kami. Mereka me-
mosisikan Fraksi PDIP, sebagai anggota DPRD yang
menolak Jamkesda,” ujarnya.
Padahal justru PDIP yang mendukung kenaikan alo-
kasi Jamkesda pada penganggaran APBD Perubahan
2012. Alokasi Jamkesda yang tadinya hanya Rp 677
miliar dalam APBD 2012 dinaikkan jadi Rp 716 miliar.
Namun mereka masih menyimpan temuan ini. Staf
Pengaduan Tim Sukses Jokowi-Ahok, Denny Iskandar,
menyebutkan mereka telah menginventarisasi temuan
pelanggaran oleh tim sukses Foke-Nara. Satu-satu-
nya aduan yang dilakukan oleh timnya pascaputaran
pertama adalah pidato calon Wakil Gubernur Nara
dalam acara Lebaran Betawi pada Senin 10 Septem-
ber 2012 lalu.
“Saya mengingatkan kepada kaum Betawi, tidak ada

Majalah detik 17 - 23 SEPTEMBER 2012


nasional


pilihan lain, selain satu untuk semua. Silakan keluar
dari Betawi jika tidak memilih orang Betawi,” tegas
Mereka Nachrowi dalam pidatonya.
Pidato ini dinilai mengandung unsur SARA. Iskandar
memosisikan sendiri juga termasuk orang Betawi, ia terancam dica-
Fraksi PDIP, but KTP-nya jika tidak memilih pasangan Foke-Nara.
sebagai Padahal, selaku tim sukses, pasti memilih pasangan
anggota DPRD
“ Jokowi-Ahok.
yang menolak Memang petahana rawan melakukan pelanggaran
melalui kebijakan. Salah satu dugaan pelanggaran
Jamkesda. dari hasil inventarisasi tim sukses sendiri paling besar
dilakukan melalui pemasangan spanduk di kantor RT
dan RW. Padahal, RT dan RW di DKI dibiayai melalui
APBD.
“Sejauh ini, itu yang terbesar dan tersebar merata.
Selain itu terkait intimidasi pembagian hak seperti
Jamkesda, semua kami kumpulkan,” jelas Iskandar.
Tim Jokowi-Ahok baru akan mengajukan aduan me-
nyeluruh ke Panwaslu pada menit-menit akhir pen-
coblosan. Ia tidak ingin terjadi kegaduhan akibat aduan
itu, tetapi tidak dilengkapi bukti yang kuat. “Lihat saja,
mendekati 20 September nanti, kami akan beberkan
temuan kami ke Panwaslu,” jelasnya.
Foke membantah telah melakukan penyalahgunaan
kebijakan sebagai ajang kampanye. Ia menyatakan
tidak ada pesan dalam pembagian kartu Jamkesda.
Kebijakan ini merupakan program pemerintah untuk
kesehatan.
“Pelajari, jangan asal bunyi. Yang jelas itu (Jamkes-
da) ada di dalam program pemerintah daerah, silakan
baca,” tegasnya.
Sekretaris Tim Sukses pasangan Foke-Nara, Budi
Siswanto, mengaku telah mengantongi 10 pelanggar-
an yang dilakukan oleh tim lawan. Ia tak khawatir jika
tim sukses Jokowi-Ahok menyimpan aduan di menit
akhir. Pelanggaran itu antara lain pelanggaran atribut,

Majalah detik 17 - 23 SEPTEMBER 2012


nasional

Spanduk Foke
ari saputra/detikfoto

kampanye melalui televisi, dan pembagian suvenir


kepada masyarakat dengan menyertakan batik.
“Kami ikuti saja proses yang berlangsung di Pan-
waslu. Toh, kami juga mengantongi pelanggaran yang
mereka lakukan kok,” ungkapnya.
Memang pasangan Foke-Nara berada di atas angin
dalam masalah pengaduan. Setidaknya putusan Pan-
waslu menyatakan satu aduan dalam putaran II yang
merugikan pasangan Jokowi-Ahok. Putusan tersebut
adalah pelanggaran kampanye di luar jadwal oleh
Ketua Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia
(APPSI).
Panwaslu menyatakan APPSI telah menayangkan
iklan layanan yang memiliki muatan kampanye. AP-
PSI telah melanggar Pasal 116 ayat (1) UU Tahun 2004
tentang Pemda yang berisi larangan kampanye di luar
jadwal.
“Kami rekomendasikan untuk menindaklanjuti ka-
sus ini ke tindak pidana pemilu. Jadi ke polisi,” jelas
Ketua Panwaslu Ramdhansyah. (ARY/YOG)

Majalah detik 17 - 23 SEPTEMBER 2012


kriminal

Seram, Masih Banyak


Teman Si Amatiran
Kelompok Thorik cs merupakan kelompok teroris  amatiran. Namun
sangat berbahaya karena mereka lebih nekat dan mampu bikin bom
dengan dana cekak. Masih ada 9 kelompok sejenis.

P
Reporter: Evi Tresnawati, Khairul Ikhwan ria yang terluka parah itu akhirnya mening-
rachman haryanto/detikFoto gal di Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta
Timur. Anwar, nama pria itu, meninggal dunia
karena luka bakar yang diderita akibat ledak-
an bom racikan yang dibuatnya.
Bom itu meledak secara tidak sengaja di sebuah
rumah kontrakan yang menjadi safe house kelompok
yang diduga teroris  di wilayah Beji, Depok, Jawa Ba-
rat, Sabtu malam, 8 September 2012.

Majalah detik 17 - 23 SEPTEMBER 2012


kriminal

Anwar adalah sang peracik bom


yang meledak itu. Saat kejadian, An-
war tengah merakit bom yang ber-
bahan asam nitrat dicampur urea,
belerang, dan aluminium. Bahan-
bahan itu kemudian dimasukkan ke
dalam tabung gas elpiji ukuran 3
kilogram yang sudah dimodifikasi. 
Namun saat bom dimasukkan
ke dalam tas gendong, bom elpiji
itu mengeluarkan asap. Beberapa
teman Anwar yang ada di rumah petakan itu sudah
Anwar, si peracik bom
akhirnya tewas. mengingatkan Anwar untuk pergi meninggalkan bom
hasan alhabshy/detikfoto
itu, tapi Anwar memilih menjinakannya dengan me-
nyiramkan air ke bom itu.
Duar! bom itu pun akhirnya meledak. Anwar, yang
disebut-sebut pernah jadi polisi namun dibantah oleh
Mabes Polri, langsung semaput dengan luka bakar
di sekujur tubuh. Bahkan tangannya nyaris putus.
Sementara kawan-kawannya, Thorik, Arif, dan Yusuf
Rizaldi berhasil lolos dari ledakan itu. Mereka kabur
beberapa menit sebelum bom meledak.
Belakangan satu per satu jaringan teroris yang ada
di Depok itu menyerahkan diri. Awalnya Thorik, bu-
ronan bom Tambora, Jakarta Barat, menyerahkan diri
sehari setelah ledakan di Depok. Ia menyerahkan diri
ke Pos Polisi Tambora, Minggu, 9 September 2012.
Setelah Thorik menyerah, Detasemen Khusus (Den-
sus) 88 Antiteror menangkap Arif di daerah Susuk-
an, Bojonggede, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Dari
persembunyian Arif ditemukan sejumlah bahan baku
bom yang mirip dengan temuan di Tambora dan De-
pok. Selain itu ada pula senjata api dan peluru.
Beberapa hari berselang, Rabu, 12 September
2012, Yusuf Rizaldi, alias Rizal menyerahkan diri. Pria
pengontrak rumah di Depok yang meledak itu, me-

Majalah detik 17 - 23 SEPTEMBER 2012


kriminal

nyerahkan diri ke Polsek


Pangkalan Susu, Lang-
kat, Sumatera Utara.
Ahli bekam itu mengaku
takut ditangkap Densus,
sehingga memilih me-
nyerahkan diri.
Begitu menyerahkan
diri, tepat tengah malam,
Rizal langsung dibawa ke
Polda Sumatera Utara.
Ia diangkut dengan mobil
Honda CRV warna abu-abu, bersama Wakil Direktur
Thorik (kiri) dan Yusuf Rizaldi
(kanan), teroris yang menyerah (Wadir) Reserse Kriminal Umum (Reskrimum) Polda
ke polisi.
detikfoto
Sumut AKBP Mashudi.
Pemindahan Rizal dilakukan dengan pengawalan
ketat. Begitu turun dari mobil, dia dibawa masuk ke
gedung Direktorat Reserse Kriminal Umum (Reskri-
mum). Seterusnya, dibawa masuk ke ruangan Wadir
Reskrimum. Sekitar 10 menit kemudian, dia dimasuk-
kan ke ruang tahanan tersendiri di Reskrimum.
Meski jaringan teroris Tambora dan Depok sudah
diciduk, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Ter-
orisme (BNPT), Ansyaad Mbai, mengingatkan, masih
ada sejumlah jaringan serupa yang ada di Jakarta.
“Kelompok sel teroris mirip Thorik cs ini diduga bu-
kan hanya satu-satunya di Jakarta. Masih ada sel-sel
lain yang bergerak. Mereka semua terhubung dengan
kelompok jaringan lama,” jelas Ansyaad Mbai kepada
majalah detik.
Menurutnya, paling tidak ada 9 kelompok yang su-
dah terdeteksi, dan yang belum ketahuan ada bebera-
pa lagi. Mereka berasal dari kelompok Medan, Solo,
Poso, dan Depok. Secara kelompok, mereka kelihatan
terpisah. Namun yang mengerikan, mereka terhubung
dengan kelompok besar.

Majalah detik 17 - 23 SEPTEMBER 2012


kriminal


Pengamat intelijen Wawan Purwanto juga mensi-
nyalir kelompok teroris seperti Thorik cs, jauh lebih
berbahaya. Sebab mereka umumnya masih berusia
Sasaran muda dan lebih berani. Mereka bisa menyerang ke
mereka bisa mana saja. Tidak hanya kepentingan asing, kepenting-
an nasional pun jadi sasaran mereka, seperti kantor
ke mana- polisi, serta objek-objek vital lainnya. 
mana, Masalah lain, mereka masih amatiran dalam me-
dan jauh rakit bom dan menyasar target. Sehingga yang jadi
korban bisa siapa saja. Misalnya, banyak bom rakitan
lebih nekat yang meledak sebelum digunakan. Alhasil yang jadi
dibanding korban tentu bukan sasaran mereka.
jaringan lama. “Sasaran mereka bisa ke mana-mana, dan jauh
Ini sangat lebih nekat dibanding jaringan lama. Ini sangat mem-
bahayakan,” ujar Wawan kepada majalah detik.
membahaya-
“ Mereka bisa disebut amatiran karena dalam me-
kan rakit bom hanya belajar secara mandiri dari internet.
Berbeda dengan kelompok lama yang dididik mem-
buat bom oleh orang terlatih di medan konflik, seperti
Afganistan dan Filipina.
“Mereka belajar dari internet dan mengumpulkan
bahan sendiri. Kemudian mereka bereksperimen, lalu
meledak sedikit, sering gagal. Sering kali bom yang
mereka rakit menjadi senjata makan tuan,” kata peng-
amat teroris, Al Chaidar.
Meski sering gagal, tetapi tidak membuat mereka
patah arang. Bahkan, ujar Chaidar, mereka sangat
bangga jika tangannya putus akibat salah merakit
bom. Pengalaman itu justru bisa dijadikan penyema-
ngat buat jaringan yang diindikasi sebagai jaringan
Darul Islam (DI). 
Rumitnya lagi, lanjut Chaidar, kelompok seperti Tho-
rik cs mengumpulkan dana secara swadaya. Sehingga
tanpa dana besar sekalipun mereka bisa membuat
bom dan meledakannya di mana saja. Karena target
mereka bisa ke mana saja. (DEN/YOG)

Majalah detik 17 - 23 SEPTEMBER 2012


interview
interview

Din Syamsuddin:
Tak Usah Kaitkan
Teroris dengan Agama
Saya heran kenapa sudah ada lembaga negara
untuk memberantas terorisme dan anggaran
yang besar, kok masih ada terorisme.
Reporter: Isfari Hikmat
rengga sancaya/detikfoto

Majalah detik 17 - 23 SEPTEMBER 2012


interview

M
asalah terorisme kembali menjadi so-
rotan setelah terjadi ledakan di safe house
teroris di Depok, Jawa Barat. Mengapa ter-
orisme tidak kunjung berhasil diberantas?
Apa yang salah?
Pertanyaan tersebut pun menjadi perhatian Ketua
PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin. Ia heran teroris-
Dalam kaitan me tidak kunjung berhasil diberantas padahal sudah
dengan ada lembaga Antiterorisme yang mendapat anggaran
terorisme, besar.
ironis sekali “Kok masih ada terorisme? Ini membuat kita harus
kelompok introspeksi, berarti ada penanganan cara yang belum
terbesar dalam tepat,” kata Din.
Din pun sedih terorisme sering dikait-kaitkan deng-
bangsa ini, an agama. Bagaimana sebaiknya menangani teroris-
yakni umat me? Apa pula peran tokoh agama dalam hal ini?
Islam, menjadi Berikut wawancara Isfari Hikmat dari majalah detik
tertuduh. dengan Din Syamsuddin:

Aksi terorisme di Tanah Air masih terus terjadi.


Bagaimana tanggapan Anda?
Terorisme ancaman kita semua. Cuma saya berpikir
kenapa terorisme masih terus terjadi di Indonesia,
sementara di banyak negara lain sudah tidak ada. 
Dalam kaitan dengan terorisme, ironis sekali ke-
lompok terbesar dalam bangsa ini, yakni umat Islam,
menjadi tertuduh.
Saya juga heran kenapa sudah ada lembaga negara
untuk memberantas terorisme dan anggaran yang
besar, kok masih ada terorisme.
Ini membuat kita harus introspeksi, berarti ada pena-
nganan cara yang belum tepat. Harus bersama-sama,
masing-masing dapat peran, kalau tokoh agama jelas
sudah menjalankan perannya menyebarkan dakwah
yang rahmatan lil alamin. Itu tema yang luas. 
Apakah penanganan terorisme selama ini sudah

Majalah detik 17 - 23 SEPTEMBER 2012


interview

Din Syamsuddin
cukup baik?
rengga sancaya/detikfoto Dalam pikiran sederhana saya, lingkaran yang
dituduh potensial terorisme sudah ada data, kenapa
tidak dilakukan pembinaan atau penyelesaian dengan
mereka?
Yang sering mati terbunuh itu (hanya) kroco-kroco-
nya, ini yang kemudian oleh sebagian orang ada teori
konspirasi.
Memang sulit dibuktikan, tapi mudah dirasakan,
karena terulang-terulang lagi. Terutama kalau ada
hal yang penting dan besar. Sehingga teori konspirasi
ini untuk mengalihkan perhatian, ada kaitan dengan
kunjungan tokoh negara besar. Selama tokoh teroris
tidak pernah ditangkap, ditanya, terorisme akan tum-
buh lagi.
Yang saya herankan lagi, kenapa yang tertuduh ter-
oris itu selalu mati terbunuh? Kita tidak bisa tanya ke-
pada mereka, kemudian muncul surat yang sulit kita
verifikasi. Kita berada di opini semacam itu, sehingga

Majalah detik 17 - 23 SEPTEMBER 2012


interview

kurang tertarik pada kasus terorisme lagi. Selesaikan


saja, kalau itu kriminal tangkap dan hukum seberat-
beratnya. 
Banyak pihak mengaitkan masalah terorisme
dengan agama. Menurut Anda?
Tidak usah dikaitkan dengan agama, tidak usah ini
disebut terorisme. Bisa tidak aparat itu tangkap dulu
Kita belum (pelakunya), jangan main tembak dulu, agar kita bisa
profesional. tahu mereka itu siapa. 
Seyogianya Saya tidak mau berspekulasi ini faktor apa, karena
ditangkap, dan korbannya mati terbunuh. Kita belum profesional.
yang sudah Seyogianya ditangkap, dan yang sudah ditangkap diin-
terogasi hingga bisa terbongkar jaringannya. Kenapa
ditangkap tidak bisa membongkar jaringan terorisme itu?
diinterogasi Saya bukan penganut teori konspirasi, bisa bersetuju
hingga bisa dengan orang yang berpendapat ini bagian dari reka-
terbongkar yasa. Kesalahan fatalnya, Islam lagi yang disudutkan.
jaringannya. Selama masih mengaitkan dengan Islam, saya yakin
tidak bisa menangani terorisme di Indonesia ini.
Selain masalah terorisme, masalah intoleransi
juga semakin memprihatinkan. Bagaimana tang-
gapan Anda?
Masalah ini serius, ternyata didorong oleh banyak
sekali faktor: ekonomi, politik, budaya, liberalisasi yang
melanda Indonesia. Sementara kita belum mampu
me-manage demokrasi, dan juga negara tidak cukup
hadir dalam mengatasi masalah. Inilah yang meng-
goyahkan sendi kesatuan dan persatuan serta nilai-
nilai kehidupan masyarakat, sehingga agama pun
tergoyahkan, tokoh agama pun sebagian mengalami
kegamangan menghadapi situasi ini. Kemudian harus
segera kita tarik ke titik normal. Kita perlu memba-
ngun aliansi kebaikan di berbagai tubuh bangsa ini
yang saya yakin ada watak-watak kearifan.  
Bagaimana Anda melihat sikap intoleransi di te-
ngah masyarakat saat ini?

Majalah detik 17 - 23 SEPTEMBER 2012


interview

Ada bom waktu bara-bara api yang boleh jadi akan


membara di masyarakat karena masyarakat ini ba-
gaikan rumput kering. Pembiaran (dalam masalah in-
toleransi) ini kosakata lama, pengabaian, dan bahkan
kalau boleh disinggung dalam melihat masalah ada
penyederhanaan masalah.
Penyederhanaan masalah dalam bentuk reduksi,
Kita harus ada masalah konflik di Sampang misalnya, memang
bersama- ada dimensi (masalah) keluarga, tapi tidak bisa di-
sama mungkiri ada dimensi teologis. Karena ini direduksi
mengatasi jadi masalah keluarga, kita lari dari masalah. Ini
intoleransi berbahaya. Lari dari masalah itu tidak akan menyele-
saikan masalah, bahkan akan menimbulkan masalah,
ini. Pemuka konflik, ketegangan.
dan tokoh Bagaimana mengatasi sikap intoleransi yang me-
agama, ulama, ngemuka saat ini?
pendeta, Ada peran masing-masing, jadi bisa dikatakan la
biksu, dan lain sunni la syi’i wal Islami, tidak suni tidak syiah tapi Islam.
sebagainya. Perbedaan yang ada itu seharusnya menjadi wilayah
toleransi dan dialog.
Kemajemukan dan keberagaman  ini adalah anu-
gerah Ilahi dan kita hidup dalam kemajemukan ini.
Keberagaman ini adalah ketentuan Ilahi.
Maka di dalam kemajemukan itu, di dalam keragam-
an itu, ada ujian Tuhan.  Siapakah yang dapat hidup
berdampingan dengan damai dalam konfigurasi ke-
majemukan? Mereka yang tidak lulus adalah mereka
yang menampilkan intoleransi.
Kita harus bersama-sama mengatasi intoleransi
ini. Pemuka dan tokoh agama, ulama, pendeta, biksu,
dan lain sebagainya untuk menunaikan tanggung ja-
wabnya memberikan dan melakukan pencerahan ke
masyarakat tentang pentingnya prinsip dan nilai-nilai
kemajemukan.  Seyogianyalah khotbah keagamaan
menekankan pentingnya kemajemukan dan kita ber-
temu pada satu titik sebagai bangsa Indonesia. (SIL/YOG)

Majalah detik 17 - 23 SEPTEMBER 2012


kriminal

Jaya Komara (paling kiri) saat diperiksa polisi.

Wasiat Rahasia
Jaya Komara 

Kematian mendadak bos Koperasi Langit Biru (KLB) sampai saat ini masih
misterius. Bagaimana dengan uang nasabah KLB yang triliunan rupiah itu?

P
Reporter: Bahtiar Rifai, Chazizah Gusnita
agi itu, Kamis 13 September 2012, Jaya Ko-
foto: istimewa mara terlihat pulas tertidur. Waktu saat itu
menunjukkan pukul 06.30 WIB.  Abar, Nurul
Fahmi, dan Pranto Siregar, teman satu sel
Komara di Polres Kota Tangerang, berusaha memba-
ngunkannya. Sebab biasanya pagi-pagi sekali Komara
sudah bangun untuk salat Subuh.


Namun mereka terkejut. Begitu dibangunkan, pria
berjenggot itu diam saja tidak menunjukkan reaksi.

Majalah detik 17 - 23 SEPTEMBER 2012


kriminal

Begitu juga saat tubuhnya digoyang-goyang, Komara


tetap saja dengan posisi tidurnya yang telentang. 


Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Rik-
wanto, kepada majalah detik,  menjelaskan,  petugas
jaga tahanan kemudian melakukan pemeriksaan
bersama-sama dengan anggota SPK, dan Pawas
Polres. Mereka mendapati posisi Jaya Komara tidak
bernapas. Petugas piket pun kemudian menghubungi
dokter Polresta Tangerang Kota, dr. Anin Dyah, untuk
memeriksa Komara. Setelah diperiksa ternyata Ko-


mara telah meninggal dunia.


Komara menjadi tahanan titipan Polda karena terje-
rat kasus penggelapan uang nasabah Koperasi Langit
Komara Biru. Jaya Komara ditangkap Kepolisian Tangerang
menjadi bersama Polda pada Selasa 24 Juli 2012 silam di Pur-
tahanan wakarta.


Komara ditetapkan sebagai tersangka pada tanggal
titipan Polda 27 Juli 2012, kemudian dilakukan penahanan di Rutan
karena Bareskrim Polri sejak tanggal 27 Juli hingga 1 Agus-
terjerat kasus tus 2012. Guna kepentingan penyidikan dan efektivitas
waktu, kemudian penahanan Jaya Komara dialihkan
penggelapan ke Rutan Polresta Tangerang sejak 2 Agustus 2012
uang nasabah lalu.  


Koperasi “ Namun belum juga sidang perkara penggelapannya

Langit Biru. digelar, Komara keburu mengembuskan napas ter-


akhirnya. Kematiannya dianggap misterius karena se-
belumnya ia tidak menunjukkan tanda-tanda sedang
sakit.


Berdasarkan keterangan Polda Metro Jaya, Komara
diperkirakan meninggal dunia sekira pukul 05.00 WIB.
Dari keterangan sesama tahanan, sekira pukul 02.00
WIB, Jaya Komara masih melakukan aktivitas zikir.
Pada pukul 03.00 WIB, ia juga masih berkomunikasi
dengan tersangka Titi Suwito yang berada di samping
sel Jaya Komara.


Pun pada pukul 04.30 WIB, pria beristri sembilan itu

Majalah detik 17 - 23 SEPTEMBER 2012


kriminal

Ratna Cempaka dan masih berkomunikasi dengan tersangka Entun.  Na-


Jaya Komara.
foto: istimewa
mun pada pukul 05.00 WIB saat petugas piket jaga ta-
hanan melakukan kontrol terhadap tahanan, melihat
Jaya Komara dalam keadaan tertidur,  siapa sangka
ternyata Komara telah meninggal dunia.   

Meninggalnya Komara yang misterius terang saja
membuat nasib uang triliunan rupiah yang diduga
digelapkan Komara juga semakin tidak jelas.  


Namun menurut Sunaryanto, Ketua Forum Komu-
nikasi Investor,  Komara  saat ditemui mengaku tidak
membawa uang sebanyak itu. “Uangnya dimakan
orang-orang dekat saya. Yang bertanggung jawab itu
Pak Patriot (Wakil KLB),” ujar Jaya komara seperti
ditirukan Sunaryanto. 

Selain itu Komara juga bercerita tentang Marisa,
anak sulungnya yang pergi ke Kalimantan dengan
membawa sejumlah uang. Namun Komara meng-
aku tidak tahu berapa uang yang dibawa Marisa ke
Kalimantan. “Tapi memang membawa uang,” kata
Komara saat itu.


Kepada majalah detik, Sunaryanto mengaku sempat

Majalah detik 17 - 23 SEPTEMBER 2012


kriminal

menemui Komara saat di tahanan Bareskrim, pada 30


Juli 2012. Saat itu diakuinya, Komara banyak cerita
soal alasan ia kabur dan masalah uang KLB. 


Pada pertemuan itu, kata Sunaryanto, Komara
menegaskan, dirinya ingin menyejahterakan warga di
Solear dan sekitarnya. Bahkan Komara sempat me-


minta Sunaryanto untuk menyampaikan permintaan
maafnya kepada semua investor. “Saya nggak kabur,
cuma menghindar saja,” begitu kata Komara. 


Menurutnya Komara kepada Sunaryanto juga membantah dirinya
menghindar dari kejaran investor yang ingin menagih
mukanya janjinya. Ia kabur karena memang tidak memegang
memang uang sama sekali. Sebab uangnya “dimakan” orang-
pucat dan orang dekatnya. Bahkan Komara mengaku saat kabur
ada beberapa tidak membawa uang. Jumlah uangnya adalah sama
seperti saat polisi melakukan penangkapan terhadap
perubahan dirinya di Purwakarta, 24 Juli 2012.
fisik yang Saat penangkapan di Hotel Khalsa Indah, Purwa-
terlihat di karta, polisi menyita uang sebesar Rp 41.716.000 dari
tangan Komara. Selain itu satu buah handphone milik-
hidung, pipi nya juga disita. 


dan bekas- Jadi, kata Sunaryanto, alasan kabur Komara karena
bekas dirinya sedang ada masalah hukum dengan Sofwan
Haji, rekan bisnisnya di bidang air dalam kemasan.
yang bisa Karena masalah itu, Komara jadi buronan polisi. 


saja bekas “ Kini Sunaryanto mengaku terkejut dengan kematian
pemukulan. Komara yang tiba-tiba. Sepengetahuannya, Komara
tidak mengidap penyakit berat. Apalagi Komara sela-
ma ini dikenal bisa mengobati berbagai penyakit lewat
jalur alternatif. “Saya pernah diobati Komara saat KLB
masih aktif. Makanya saya kaget ketika mendengar
Jaya Komara meninggal karena sakit,” Ujar Sunar-
yanto.


Namun, diakui Sunaryanto, saat bertemu Jaya Ko-
mara di tahanan Bareskrim Mabes Polri, ada perbe-
daan fisik pada Komara dibanding dengan sebelumnya

Majalah detik 17 - 23 SEPTEMBER 2012


kriminal

ketika  ia  masih aktif


mengurusi KLB. 

Menurutnya muka-
nya memang pucat
dan ada beberapa
perubahan fisik yang
terlihat di hidung,
pipi dan bekas-bekas
yang bisa saja bekas
pemukulan. “Pokok-
nya beda, dia terlihat
pucat, tertekan, lemas
dan hidungnya terlihat
agak bergeser,” ujar
Sunaryanto. 


Nasabah mendatangi Hal senada juga dikatakan Ahmad Saefi Sobur, man-
Koperasi Langit Biru. tan pegawai Komara. Kepada majalah detik, Sobur
isfari hikmat/detik foto
mengatakan, Komara tidak memiliki riwayat penyakit
berat. “Sewaktu saya bekerja di KLB, sepengetahuan
saya tidak ada keluhan sakit berat, jadi belum tahu
penyakit pak Jaya,” jelas Sobur.


Sampai saat ini belum ada pihak keluarga yang mau
buka mulut. Isma dan Uchok, keponakan Komara, saat
dihubungi majalah detik, tidak mengangkat telepon-
nya. Namun menurut Dadang, anggota Forum Komu-
nikasi Investor KLB, sebenarnya ada pesan penting
untuk para nasabah KLB yang disimpan Ratna Cem-
paka istri keempat Komara. Sayangnya, perempuan
yang kini tinggal di Kecamatan Maja, Rangkasbitung,
Banten, itu, belum mau menyampaikannya.  


Ratna adalah perempuan yang ditemui Komara di
salah satu Hotel di Jakarta, sebelum ditangkap di Pur-
wakarta. Menurut Dadang, Ratna pernah bilang, “Ada
satu beban pesan, cuma belum bisa diungkapkan,”.
Hingga saat ini pun Ratna belum bisa mengungkapkan
apa pesan Komara tersebut. (DEN/YOG)

Majalah detik 17 - 23 SEPTEMBER 2012


gaya hidup

tap dan matikan


listrik untuk
berhemat

Ajari Si Kecil
Hemat Listrik
Mengajarkan anak-anak berhemat listrik sejak
dini memang gampang-gampang susah. Cara
menyenangkan seperti bermain, tetap paling
efektif. Jangan memaksa anak.
Reporter: Ken Yunita
thinkstock

Majalah detik 17 - 23 september 2012


gaya hidup


W
ita, kalau nggak ditonton tv-nya dima-
tiin ya,” begitu ujar Merry pada anak
semata wayangnya. “Nggak mau, Wita
kan mau main sambil nonton,” ujar
anak usia tiga tahun itu sambil manyun lucu. 
Merry pun tak kuasa menolak keinginan buah ha-
tinya. Meski ia tahu pasti, apa yang dilakukan Wita
adalah salah satu bentuk pemborosan energi. Na-
mun demi ‘kesenangan’ si kecil, Merry memilih tak
cerewet. 
Dilema seperti yang dialami Merry mungkin juga
dialami orang tua lain. terkadang, para orang
Peran orang tua tua sering terlalu ‘berkompromi’ dengan
sangat penting, anaknya yang masih kecil. Termasuk soal
jangan sampai pemborosan energi tadi. 
orang tua justru “Peran orang tua sangat penting, jang-
membiarkan anak- an sampai orang tua justru membiarkan
anak tumbuh menjadi anak-anak tumbuh menjadi pribadi yang
pribadi yang tidak tidak peduli dengan penghematan ener-
peduli dengan gi,” kata pengamat perkembangan anak
penghematan energi sekaligus psikolog Seto Mulyadi.
 
Jangan Paksa Anak
Memberi pengertian kepada anak-anak, khusus-
nya mereka yang masih di bawah lima tahun sebaik-
nya dengan cara yang menyenangkan. Pembentuk-
an perilaku anak tidak akan efektif jika dilakukan
dengan ‘pemaksaan’. 
Hukuman, sanksi atau teguran keras justru akan
membuat anak-anak semakin melawan orang tua.
Hal itu karena usia di bawah lima tahun adalah masa
negatifistik atau masa melawan kepada orang tua. 
“Anak usia itu egonya masih kuat, kalau dia merasa
tertekan, dia malah akan melawan. Makanya sering
kan anak yang dilarang malah seperti disuruh,” kata
pria yang akrab disapa Kak Seto itu.

Majalah detik 17 - 23 september 2012


gaya hidup

Menurut Kak Seto, memberi contoh adalah cara


yang paling efektif untuk memberi pengertian ten-
tang pentingnya berhemat energi. Karena itu, peran
orang tua di sini sangat penting. 
Jangan sampai orang tua yang mengajarkan he-
mat energi, tapi tidak melakukan sendiri. “Misalnya
ajarkan anak berhemat listrik dengan mematikan
lampu kamar saat tak terpakai. Orang tua harus
memberi contoh melakukan itu,” katanya. 
Dengan melihat contoh-contoh perilaku hemat
energi dari orang tuanya, anak-anak juga akan ter-
biasa melakukan. Hal ini akan terbawa hingga dia
dewasa nanti. 
Selain itu, orang tua bisa memberi penjelasan
dengan memakai analogi menabung uang. Bahwa
listrik itu sama dengan uang yang suatu saat bisa
habis jika dipakai terus-menerus. 
“Jadi, baik air maupun listrik itu bisa habis seperti
uang. Kalau boros akan cepat habis, tapi kalau he-
mat akan awet dan bisa dipakai lebih lama,” kata
Kak Seto memberi contoh.
 
Jadi Secret Agent
Anak kecil mungkin tidak tahu apa arti hemat
energi. Mereka mungkin juga tidak peduli deng-
an kampanye ‘go green’ yang akhir-akhir ini sering
dikampanyekan. Nah, tugas orang tualah untuk me-
ngenalkannya pada anak-anak.
Pengenalan bisa dilakukan
lewat permainan. Salah satu-
nya semisal dengan alat Po-
wer-Hog. Peralatan ini bisa
digunakan oleh anak-anak
usia balita ataupun
yang sudah agak
besar.

Majalah detik 17 - 23 september 2012


gaya hidup

Cara kerjanya mirip meteran listrik di rumah. Alat


berbentuk seperti kepala babi lucu ini bisa mengatur
berapa banyak listrik yang digunakan anak-anak, ka-
rena untuk memakainya, si anak perlu memasukkan
uang koin.
Orang tua bisa mengajarkan pentingnya hemat
listrik dengan alat ini. Contohnya, dengan me-
nyambungkan televisi ke Power-Hog. Televisi akan
menyala selama waktu yang ditentukan oleh alat
tersebut.
Jadi secara tidak langsung, anak-anak akan dila-
tih untuk peka terhadap pemakaian listrik di rumah
karena dia tahu berapa harus membayar untuk me-
nonton televisi selama waktu tertentu.
Kemudian juga ada permainan yang menyenang-
kan sekaligus bisa membuat anak belajar soal
pentingnya berhemat energi. Wahana permainan
itu misalnya Establishment Cosmos Secret Agent di
KidZania, Jakarta.
Dalam arena seluas 89 meter persegi itu, anak-
anak akan berperan sebagai anggota agen rahasia

Majalah detik 17 - 23 september 2012


gaya hidup

bermisi menghidupkan lampu kota yang padam ka-


rena sabotase.
Mereka akan melewati beberapa tahap dan rintang-
an. Mulai dari lorong penuh jebakan laser, lorong
berangin, hingga sungai berbatuan terjal. Di bagian
akhir, anak-anak akan diminta mencocokkan soket
yang tepat agar lampu menyala.
Selain mengenalkan aktivitas agen rahasia, anak-
anak juga akan belajar bagaimana sebuah lampu bisa
menyala terang benderang. Secara tidak langsung
anak-anak akan belajar soal energi listrik.
“Dari permainan itu, orang tua bisa menjelaskan
kepada anak-anak tentang perlunya berhemat lis-
trik. Jika tidak hemat, energi lama-lama akan habis
dan lampu akan padam,” ujar Marketing Communi-
cation Manager KidZania, Anggita Vela Lydia.
Apakah memberi permainan edukatif seperti di
atas efektif untuk mengajari anak? Menurut Kak Seto,
permainan edukatif memang diperlukan untuk me-
rangsang anak-anak. Namun bukan berarti meng-
ajari anak-anak dengan memberi mainan mahal.
Cara-cara sederhana di rumah juga sangat baik
dilakukan. Yang terpenting, orang tua bisa men-
dampingi anak-anaknya agar lebih sadar soal hemat
energi. Nah, selamat mencoba ibu-ibu. (KEN/YOG)

Majalah detik 17 - 23 september 2012


gaya hidup wisata

Seoul Reporter: Ken Yunita


Foto: thinkstock

Majalah detik 17 - 23 september 2012


gaya hidup wisata

K
orea semakin terkenal se- bunga sedang bermekaran. 
iring kepopuleran K-Pop. Kota ini nyaman untuk para pelan-
Tak heran jika setahun ter- cong karena moda transportasinya
akhir, wisatawan kota bersih yang modern. Jika tersesat, wisata­
nan indah itu meningkat tajam. Sama wan akan mudah kembali ke hotel
seperti musik dan makanannya yang atau penginapan. 
mengguncang dunia. Segala tujuan relatif mudah dituju
Waktu terbaik mengunjungi negeri dengan subway, moda transportasi
ginseng ini adalah musim semi, an- utama di negeri ginseng ini. Juga bus
tara akhir Maret hingga Juni. Selain kota yang siap mengantar para turis
cuacanya yang hangat, kota ini juga berwisata. Siap-siap terbang ke ne-
tampak lebih indah karena bunga- geri Suju?

visitseoul.net
visitseoul.net

Majalah detik 17 - 23 september 2012

visitseoul.net
gaya hidup wisata

Tap pada text untuk


What to Do Where to Stay melihat penjelasan

What to Eat Shopping Area


visitkorea.org

N Seoul Tower
Ini menara tertinggi di Seoul yang dibangun pada 1969. Letak-
nya di Gunung Namsan, dekat pusat kota Seoul. Masuk dalam lima
besar yang tertinggi di dunia.
Pengunjung bisa menumpang cable car --seperti di drama “Boys
Before Flower”-- sambil menikmati keindahan kota dari atas. Bia-
yanya sekitar 6 ribu won. 
Seoul Tower banyak dikunjungi pasangan muda-mudi. Mereka
percaya, dengan datang berpasangan, menulis pesan di gembok
akan membuat jalinan cinta mereka abadi. nseoultower.co.kr

Anak Sungai Cheonggye


Ahli tata kota Jakarta sepertinya wajib belajar ke kota ini. Peme-
rintah Seoul benar-benar layak mendapat acungan jempol untuk
hal tata kota. 
Anak sungai sepanjang 5,8 km itu disulap menjadi taman ekologi
di tengah kota yang sibuk. Indah, apalagi di malam hari. 
Lampu yang berpendar berwarna-warni menjadikannya ini se-
makin indah dipandang. Ramai pada sore hingga malam. visitkorea.or.kr

Istana Changdeokgung
Dibangun pada tahun 1405, tahun kelima pemerintahan Raja
Taejong (1400-1418). Istana kedua setelah Istana utama Gyeong-
bokgung.
Masuk dalam daftar World Cultural Heritage Unesco pada tahun
2007. Berfungsi sebagai istana selama 270 tahun. 
Selain bangunan istana, wisatawan juga bisa menikmati taman
tradisional Korea yang mewakili arsitektur istana di Korea.
exploringkorea.com

Majalah detik 17 - 23 september 2012


gaya hidup wisata

Tap pada text untuk


What to Do Where to Stay melihat penjelasan

What to Eat Shopping Area


visitkorea.org

Hotel La Casa Seoul


Ini hotel bintang empat, jadi sudah pasti fasilitasnya cukup leng-
kap. Terletak di Shinsa-dong, Apgujeong/Cheongdam. Termasuk
dalam jajaran hotel laris di Seoul karena fasilitas dan pelayanannya
yang baik. 
Tarif menginap di hotel ini cukup mahal yakni sekitar Rp 2 jutaan
per malam. Namun dengan bangunan dan fasilitasnya, rasanya
harga itu cukup reasonable.
 
Milano Hotel
Terletak di Dosun-dong, Seongdong-gu, Dongdaemun, Seoul.
Merupakan salah satu lokasi yang terkenal di Seoul.
Hotel ini juga menyediakan layanan internet nirkabel gratis. Tarif
menginap per malam sekitar Rp 600 ribu, jika Anda memesan se-
cara online. Jika tidak, tarifnya akan lebih mahal.

Jongno Cutee Hotel


Desain hotel ini cukup unik. Interior kayunya juga membuat
kamar tamu terlihat beda dari hotel pada umumnya. Letaknya di
donui-dong, Jongro-gu, Jongro/Insadong, Seoul, cukup strategis
untuk menjelajah kota.
Tarif menginap di hotel ini sekitar Rp 800 ribuan per malam. Hotel
ini juga menyediakan komputer dan televisi lcd berukuran besar di
kamar. Termasuk layanan internet gratis untuk para tamu.

Majalah detik 17 - 23 september 2012


gaya hidup wisata

Tap pada text untuk


What to Do Where to Stay melihat penjelasan

What to Eat Shopping Area


visitkorea.org

Libok
Ke Korea wajib rasanya menjajal restoran Korea. Salah satu
tempat yang terkenal bernama Libok, berlokasi di Seogyo-dong,
apo-gu, Seoul. 
Resto terkenal dengan makanan sehatnya. Salah satu menu
favorit bulgogi yang terdiri dari sayuran dan ikan. Yang terkenal
lainnya tempura ikan. Restoran ini banyak dikunjungi wisatawan
muslim dari mancanegara karena makanan halalnya.

koreapolis.com
Odeng
Odeng adalah makanan pinggiran di Seoul yang tidak boleh dile-
watkan. Yang paling populer, kue ikan olahan yang direbus dalam
kaldu dan disajikan dalam bentuk sate (satai). 
Harga satu tusuk sekitar 800 sampai 1.500 won. Penjual odeng
bisa ditemui di hampir semua sudut kota. Mereka menjual di tenda
yang disebut pojangmacha. Ada banyak jajanan lain seperti kue
waffle dan mi ramyeon yang pedas hangat. Wajib dicoba.
koreapolis.com
Chamywoo
Cita rasa tradisional kuliner Korea bisa dirasakan di restoran ini.
Makanan andalannya dibuat dari daging sapi Korea (hanu) terbaik.
 Paling favorit, Korean Rib Eye Steak seharga 53 ribu won atau
sekitar Rp 500 ribuan. Ada juga Hanu Bulgogi (9 ribu won/Rp 90
ribuan) dan Korean Short Rib Soup seharga 12 ribu won atau Rp 120
ribuan. Meski agak mahal, makan di resto Korea pasti menyenang-
kan karena banyaknya makanan pembuka yang gratis.
visitseol.net

Majalah detik 17 - 23 september 2012


gaya hidup wisata

Tap pada text untuk


What to Do Where to Stay melihat penjelasan

What to Eat Shopping Area


visitkorea.org

Doota Shopping Center


Pasar ini seluas 10 blok dengan kurang lebih 26 pusat perbelan-
jaan. Jadi jangan bayangkan seperti pasar tradisional di sini ya.
Semua barang mulai dari yang tradisional hingga bergaya ada
di sini. Bahan kain, baju-baju, aksesori, hingga suvenir, tersedia di
sini. 
Lebih cocok disebut ‘surga belanja’ daripada pasar. Harga ba-
rang-barang di sini bervariasi, ada yang mahal, ada juga yang mu-
rah. Mumpung di Seoul, silakan puaskan hasrat berbelanja Anda.

visitseoul.net
Sinchon
Ini surganya belanja anak muda di Seoul. Tempat wisata sekali-
gus jalan-jalan untuk berwisata kuliner ini memang menyediakan
apa saja, especially untuk kaum perempuan. 
Ingin dress lucu Korea yang banyak dijual di internet? Ada di sini.
Di sini juga gudangnya aksesori dan sepatu-sepatu cantik. 
Harga-harga di Sinchon tidak mahal. Sekitar 1.000 won hingga 25
dikhy/detikfoto
ribu won. Kalau dirupiahkan kira-kira sekitar Rp 10 ribu hingga Rp
250 ribuan. visitseoul.net

Namdaemun Area
Ini merupakan pasar tradisional terbesar di Seoul. Orang bilang,
belum ke Seoul kalau belum ke pasar ini. Segala macam barang
untuk semua kalangan ada di tempat belanja ini. 
Pusat belanja di Seoul lainnya adalah Myeongdong area, Insa-
dong area, dan Itaewon area. Semua surga belanja di Seoul mudah
dikunjungi karena selalu dekat dengan stasiun subway.(KEN/YOG) visitseoul.net

nya cer ita soa l ko ta yan g me na rik dikunjungi? Kirim ke redaksi@


Pu
an kami muat di rubrik ini.
majalahdetik. com. Cerita Anda ak
Majalah detik 17 - 23 september 2012
people

Reporter: Ken Yunita


Foto: Detikhot

arius Sinathrya agaknya percaya karier di


dunia keartisan tak selalu dapat diandalkan.
Ia pun terus mengembangkan peruntungan di
bidang lain. Suami Donna Agnesia itu mencoba
terus berbisnis.
 Bisnis yang dijalankan bapak tiga anak itu adalah kuli-
ner. Bersama sejumlah rekannya, Darius membuka res-
toran berjudul ‘Meet The Beef’. Di Jakarta, saat ini sudah
ada dua restorannya.
 Sebagai ‘pemain baru’, Darius mengaku harus banyak
belajar. Ia pun tak segan terjun langsung ke dapur res-
torannya untuk mencoba menu-menu ­andalan. Apalagi di
cabang terbarunya di daerah Cikajang, Jakarta Selatan.
 “Kan karyawan masih baru, jadi saya harus rajin nyo-
bain menunya, seminggu sekali,” kata penyuka olahraga
sepak bola ini.
 Darius menyadari, menjalankan sebuah bisnis selalu
ada risiko merugi atau bangkrut. Namun itu semua di-
anggapnya sebagai sebuah konsekuensi yang harus
dihadapi.
 Dia hanya berharap, restorannya bisa berkembang dan
diterima masyarakat. “Kalau soal rugi, kita harus siap.
Tinggal bagaimana kita menangani,” ujar pria kelahiran
Kloten, Swiss, 21 Mei 1985 ini.
(KEN/YOG)

Majalah detik 17 - 23 SEPTEMBER 2012


people

Kesal Dikira Hamil


Reporter: Ken Yunita
Foto: Reuters

etelah bertunangan dengan James Righton, artis


Keira Knightley sering dikira hamil. Dia sampai ber-
kali-kali ditanya, apakah kini sedang berbadan dua
atau tidak? Pemeran Anna Karenina itu jadi kesal.
 Pertanyaan soal hamil itu datang kepadanya sekitar empat
sampai lima kali dalam waktu yang berdekatan. Awalnya,
Keira menanggapinya dengan santai, tapi lama-lama jadi
risih juga.
 “Apa tubuh saya kelihatan hamil? Tubuh saya sangat
kurus dan saya yakin tidak hamil. Saya hanya menge-
nakan cincin di jari manis saya,” ujar aktris kelahiran 26
Maret 1985 ini kesal seperti dilansir FemaleFirst.
  Aktris yang kerap bermain dalam film drama dan
kolosal ini mengakui, sejumlah rekan dekatnya memang
menyuruhnya agar cepat-cepat hamil. Namun buatnya,
memiliki anak saat ini bukanlah waktu yang tepat.
  Keira tidak memberi alasan pasti. Dia hanya me-
nyebut dirinya belum siap menjadi seorang ibu, meski
perempuan yang kerap dikira anoreksia itu mengaku
menyukai anak-anak.
 “Ya ingin, tapi tidak secepat ini, jadi tolong berhenti
menyuruh saya hamil,” pinta gadis pemilik nama
lengkap Keira Christina Knightley ini. 
Keira dan James resmi bertunangan pada Mei 2012
lalu. Namun hingga kini belum ada pengumuman
resmi kapan pasangan itu akan mengikat jalinan
kasih mereka di jenjang pernikahan. (KEN/YOG)

Majalah detik 17 - 23 SEPTEMBER 2012


people

arack Obama suka berimprovisasi saat berpidato.


Reporter: Ken Yunita
Foto: Reuters Meski hanya mengubah sedikit, Obama termasuk
presiden yang tak suka ‘text book’. Kali ini, Obama
mengganti sejumlah kata-kata di pidatonya dari
Google menjadi Steve Jobs.
 Obama berpidato di Konvensi Nasional Partai Demokrat.
Dalam naskah asli yang diberikan kepada New York Times,
Obama sedianya menyebut nama raksasa internet, Google.
 Namun jadinya, bapak dua putri itu malah menyebut pen-
diri Apple, Steve Jobs. “Kami percaya seorang gadis kecil
yang diberi kesempatan untuk kuliah bisa menjadi Steve Jobs
yang selanjutnya,” kata Obama seperti dilansir Mashable.
  Belum ada penjelasan resmi mengapa Obama akhirnya
memilih nama Steve Jobs daripada Google. Namun pas-
tinya, Obama memang salah satu ‘pemakai’ produk-
produk Apple.
 Pria kelahiran Honolulu, Hawaii 4 Agustus 1961
ini terlihat sering memakai iPad dan mengope-
rasikan MacBook. Apa ini hanya karena suami
Michelle itu cinta produk ini? Atau ini karena
minggu sebelumnya Capres dari Partai Republik,
Mitt Romney juga menyebut nama
Steve? Entahlah. Mungkin
hanya Obama dan
Tuhan yang tahu.
­
(KEN/YOG)

Majalah detik 17 - 23 SEPTEMBER 2012


people

Bashaer Othman
Terinspirasi
Sukarno
Jangan ragu untuk memulai atau
menuntut sebuah kesempatan untuk
memimpin. Namun sebelum itu, pemuda
Indonesia harus juga mempersiapkan diri.

Reporter: Isfari Hikmat


foto-foto: Rachman/detikfoto

Majalah detik 17 - 23 SEPTEMBER 2012


people

M
uda, cantik, pernah jadi walikota lagi.
Itulah Bashaer Othman. Meski bukan wa-
likota sebenarnya, gadis 16 tahun itu telah
merasakan bagaimana menjadi pemimpin
di sebuah kota berpenduduk 8.000 jiwa di Tepi Barat,
Palestina. 
Buatnya, Indonesia sangat berarti. Ia memilih ber-


kunjung ke negeri ini, padahal di waktu bersamaan,
Bashaer mendapat undangan untuk bertandang ke
negeri piza, Italia. 
Meski sudah menjajal dunia orang dewasa, Bashaer
Bukan tetaplah remaja. Di waktu luangnya, Bashaer tetap
hanya untuk melakukan hobinya seperti menulis puisi.

tingkatan “Saya juga suka membuka email dan Skype,” kata


gadis berhidung bangir ini. Berikut wawancara leng-
nasional kap majalah detik saat Othman berkunjung ke Indo-
Palestina, nesia atas undangan World Peace Movement (WPM),
tapi juga 13 September 2012:
 
diperhatikan Bagaimana cara Anda dan teman-teman Anda
juga oleh untuk meyakinkan semua pihak agar bisa diperbo-
masyarakat lehkan memegang jabatan walikota?
Saya berusaha meyakinkan kalangan di mana pun
pemuda di yang ada di kota saya supaya mereka yakin bahwa

dunia Arab
yang lain.
perempuan juga memiliki kemampuan yang sama
dalam memimpin.
Di Palestina juga sebenarnya sudah banyak pem-
berdayaan perempuan di berbagai sektor. Saya juga
tetap ingin menjadi bagian daripada model atau contoh
buat mereka. Bukan hanya untuk tingkatan nasional
Palestina, tapi juga diperhatikan juga oleh masyarakat
pemuda di dunia Arab yang lain.
Apa prestasi Anda selama dua bulan menjabat?
Saya sudah mendatangkan dua proyek investasi, dan
itu sudah cukup menjadi solusi terhadap penganggur-
an yang menjadi isu besar. Kemudian keberhasilan

Majalah detik 17 - 23 SEPTEMBER 2012


people

saya dalam pengalaman ini pun menginspirasi pemu-


da-pemuda lain, bukan hanya di kota saya. Mereka
(pemuda) meminta hal yang sama kepada walikotanya
masing-masing untuk diberikan kesempatan memim-
pin kota mereka.


Pemuda Palestina banyak yang memilih ‘mengha-
dapi’ kekuatan militer, sedang Anda lebih memilih
jalur birokrasi. Kenapa?
Saya melihat bangsa Palestina itu bukan bangsa
yang memiliki kemampuan untuk mengangkat senjata
dan berperang. Kami juga melihat bahwa penyelesai-
an masalah ini tidak harus diselesaikan dengan ber-
perang. Jadi saya memilih penyelesaian masalah ini
dengan hal yang lebih positif yang bisa saya lakukan.
Mengangkat senjata bukan pilihan untuk mencapai
perdamaian. Itu pilihan saya.

Majalah detik 17 - 23 SEPTEMBER 2012


people


Apa hobi Anda?
Saya memiliki hobi yang saya tekuni setiap hari, ­yaitu
menulis puisi dan cerita, termasuk juga membaca.
Jadi informasi Membaca apa pun; membaca buku, puisi, cerita. Me-
tentang nambahkan alasan kenapa saya memilih jalan damai
Indonesia seperti ini, karena perdamaian bisa dilakukan dengan

saya tahu pemberdayaan orang supaya lebih berbudaya. Jadi


saya memilih jalan kebudayaan, bukan lewat jalan
dari berbagai mengangkat senjata.   


sumber, yakni Apakah Anda aktif di dunia media sosial?


dari buku Kalau interaksi di dunia media sosial, saya mela-
kukan hal yang sama seperti orang lain yang banyak
di sekolah digunakan di sana, saya juga membuka email dan
karena Skype.

diajarkan“ Siapa idola Anda?
Sukarno, Mahmoud Abbas, Hasan Ashrawi.
juga. 
Bagaimana Anda mendapatkan informasi soal
Indonesia?
Mengenai akses informasi tidak mengalami ham-
batan sama sekali, internet juga terbuka sehingga
saya bisa mengakses dengan mudah. Jadi informasi
tentang Indonesia saya tahu dari berbagai sumber,
yakni dari buku di sekolah karena diajarkan juga. Ter-
masuk mendengar berita tentang dukungan pemuda-
pemuda Indonesia yang mendukung Palestina melalui
demonstrasi-demonstrasi mereka. 


Apa pesan Anda untuk pemuda Indonesia?
Hendaknya mempersiapkan diri, melatih diri, dan
juga harus melawan rasa takut, yakni rasa takut un-
tuk memilih dan rasa takut untuk dipilih. Jangan ragu
untuk memulai atau menuntut sebuah kesempatan
untuk memimpin. Tapi sebelum itu, pemuda Indonesia
harus juga mempersiapkan diri dengan berbagai ma-
cam pelatihan.  Jangan sekadar menuntut, tapi tidak
membekali apa-apa dirinya. (KEN/YOG)

Majalah detik 17 - 23 SEPTEMBER 2012


momen
momen sepekan
sepekan

PON XVIII Pekanbaru Semrawut


rengga sancaya/detikfoto
Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono, Selasa 11 Sep-
tember secara resmi mem-
buka penyelenggaraan
Pekan Olahraga Nasional
(PON) XVIII di Pekanbaru,
Riau. Pembukaan yang di-
ramaikan dengan berbagai
atraksi kesenian daerah
itu berlangsung di stadion
yang kosong, hingga akhir-
nya panitia membebaskan
penonton tanpa karcis un-
tuk masuk. Persiapan penyelengga- dapat difungsikan untuk
Dalam sambutannya, raan PON kali ini, sempat menggelar pertandingan
Presiden SBY berharap menjadi sorotan. Hingga PON. Bahkan pada Rabu,
event empat tahunan ini detik-detik akhir menjelang 12 September dinding are-
dapat mempererat sema- pembukaan, sejumlah ve- na menembak dilaporkan
ngat persaudaraan bangsa nue belum selesai dibangun rubuh.
Indonesia. Presiden juga dan difungsikan. Sedangkan Stadion Utama Panam
menekankan semangat un- venue yang sudah selesai tempat berlangsungnya
tuk meraih prestasi terbaik dibangun juga tak sepenuh- pertandingan bisbol, baru
yang didasari oleh sikap nya layak pakai. Fasilitas selesai 60 persen. Tumpuk-
sportif serta semangat per- pendukung juga banyak an pasir dan batako masih
saudaraan, sehingga PON dikeluhkan, demikian juga terlihat di beberapa titik.
bisa menjadi puncak pres- akomodasi, baik untuk atlet PON kali ini mempertan-
tasi sekaligus barometer maupun ofisial. dingkan 39 cabang olahraga
untuk mengukur keberha- Dua venue, yakni arena dan diikuti ribuan atlet dari
silan pembinaan olahraga menembak dan futsal, ma- 33 provinsi.
nasional. sih sangat minimalis meski (AMI)

KPK Tahan Hartati Murdaya


Setelah menjadi tersangka Hartati ditahan usai men- langgar pasal 4 ayat 1 huruf
selama 37 hari, mantan Ang- jalani pemeriksaan selama a dan b UU Nomor 31 Tahun
gota Dewan Pembina Partai 7,5 jam di Gedung KPK, Jalan 1999 sebagaimana telah di-
Demokrat, Hartati Murdaya H.R. Rasuna Said, Kuningan, ubah menjadi UU Nomor 20
Poo akhirnya ditahan oleh Jakarta pada Rabu 12 Sep- Tahun 2001,” ujar Juru Bicara
KPK atas kasus dugaan suap tember 2012. KPK Johan Budi.
Bupati Buol. “Yang bersangkutan me- (ARY)

Lion Air Rambah Malaysia


PT Lion Air dan National menjelajahi rute ASEAN. dan SME Aerospace yang
Aerospace & Defence Indus- NADI yang sebelumnya merupakan perusahaan jasa
tries (NADI) Malaysia, Selasa dikenal sebagai Aerospace pemeliharaan pesawat, per-
11 September menandata- Industries Malaysia Sdn Bhd baikan dan produksi mesin,
ngani kesepakatan kerja merupakan pemain penting serta suku cadang pesawat. 


sama untuk mengembang- di industri kedirgantaraan Lion Air sempat membuat
kan perusahaan penerbang- dan pertahanan Malaysia. heboh saat mengumumkan
an murah di Malaysia deng- Perusahaan di bawah NADI pemesanan 201 pesawat
an bendera Malindo Airway. Group antara lain: Airod, Ai- Boeing 737 MAX dan 29 pe-
Malindo akan berbasis di rod Techno Power, Aerospa- sawat Boeing 737-900ER.
Kuala Lumpur, Malaysia dan ce Technology System Corp (AMI)

Pabrik Terbakar, 236 Tewas


Sebuah pabrik garmen di Sekitar 450 pekerja terjebak Di hari yang sama juga
Karachi, Pakistan, Selasa, dan tidak bisa segera me- terjadi kebakaran di Lahore
11 September tengah malam nyelamatkan diri, karena yang menewaskan 25 orang
terbakar. 236 orang dila- pintu gerbang terkunci. Pe- pekerja. Dua kejadian di hari
porkan tewas, dan puluhan nyebab kebakaran masih yang bersamaan ini, kontan
orang terluka akibat insiden dalam penyelidikan. Menu- menimbulkan pertanyaan
ini. rut sejumlah saksi mata, api tentang keselamatan kerja
Kebakaran terjadi saat tiba-tiba saja telah berkobar di Pakistan.
pabrik masih beroperasi. di sejumlah titik. (AMI)

34 Parpol Lolos Verifikasi Administrasi


12 partai politik (parpol) Partai Pelopor, Partai Pa- ber 2012. Sedangkan hasil-
calon peserta Pemilu 2014 triot, Partai Barnas, Partai nya akan diumumkan pada
dinyatakan tidak lolos veri- Persatuan Nahdlatul Um- Januari 2013.
fikasi administrasi, karena mah Indonesia (PPNUI). Komisioner KPU, Sigit
tidak menyerahkan 17 doku- Dengan hasil ini, maka dari Pamungkas menegaskan
men yang disyaratkan KPU. 46 parpol yang mendaftar di 34 partai ini belum aman.
12 partai yang tidak lolos KPU, 34 di antaranya berhak Bisa saja mereka tidak lolos
tersebut antara lain: Partai ikut verifikasi faktual yang verifikasi faktual.
Indonesia Sejahtera (PIS), mulai dilaksanakan 6 Okto- (AMI)

Majalah detik 17 - 23 SEPTEMBER 2012


internasional

Dikecewakan
Pemanasan
Hong Kong
Pemilu Hong Kong, Minggu 9 September lalu
berlangsung di tengah merebaknya sentimen
anti-Cina. Namun justru partai pro Beijing
yang menangguk untung.
Reporter: Monique Shintami
REUTERS/Bobby Yip

Majalah detik 17 - 23 SEPTEMBER 2012


internasional

M
eski terpilih kembali, politisi prodemokrasi
Hong Kong, Lee Cheuk-yan, tak mampu
menyembunyikan kekecewaannya. Kelom-
pok prodemokrasi Hong Kong memang
layak gusar. Aksi berhari-hari yang mereka galang
tidak berbuah sesuai harapan.
Hasil pemungutan suara yang diumumkan Senin, 10
September itu, menunjukkan Aliansi Demokrasi untuk
Perbaikan dan Kemajuan (Partai DAB) yang pro Bei-
jing unggul. DAB berhasil menambah enam dari 35
kursi parlemen yang dipi-
lih langsung. Sedangkan
pan-demokrasi hanya
menambah empat, deng-
an total 18 kursi.
Kali ini, separuh dari
70 kursi parlemen di-
pilih langsung, sisanya
ditentukan langsung
oleh Beijing. Orang pun
lantas menyebut pemilu
ini sebagai pemanasan
sebelum Hong Kong me-
ngenal 'demokrasi pe-
nuh' pada 2017. Pasalnya,
2007 lalu Partai Komunis
Cina (PKC) berjanji akan
Sekelompok veteran Hong Kong
memberikan hak penuh bagi warga Hong Kong untuk
ikut unjuk rasa prodemokrasi memilih semua anggota parlemen pada 2017. Namun
REUTERS/Bobby Yip (CINA)
pemanasan itu ternyata mengecewakan kelompok
prodemokrasi. Hasil ini masih memungkinkan mereka
mempertahankan hak veto terkait kebijakan penting
di masa yang akan datang. Suara kritis mereka masih
akan terdengar demi mengadang setiap langkah yang
menghalangi gerakan demokratisasi. Namun ini tetap
sebagai kekalahan. “Terpecahnya suara membantu

Majalah detik 17 - 23 SEPTEMBER 2012


internasional

calon-calon pro penguasa,” keluh Lee Cheuk-yan.


Padahal sebelumnya sejumlah kalangan menilai
kelompok prodemokrasi akan memanen simpati dari
kelompok akar rumput, berkat aksi yang mereka ga-
lang dalam beberapa pekan terakhir.
 Namun ternyata, DAB yang pro Beijing justru ung-
gul, setelah berminggu-minggu digoyang demo be-
sar-besaran oleh kelompok prodemokrasi. Salah satu
tuntutannya adalah, pembatalan pewajiban pendidik-
an patriotisme Cina di sekolah-sekolah Hong Kong.
Sepuluh hari terakhir, hampir setiap hari jalanan kota
Hong Kong dipadati ribuan pengunjuk rasa memprotes
kebijakan ini. Banyak orang khawatir ini merupakan
rencana Beijing untuk mengindoktrinasi kaum muda
Hong Kong agar secara membabi buta mendukung
PKC.
Jengah dengan semua ‘goyangan’ ini, Sabtu malam,
Kepala Pemerintahan Hong Kong Leung Chun-ying
akhirnya menyerah. Ia pun membatalkan usulan yang
menurutnya merupakan warisan dari penguasa ter-
dahulu. “Begitu kami menyadari adanya penolakan,
kami putuskan untuk membatalkannya,” papar Leung.
Keputusan Leung ternyata berandil besar bagi per-
olehan suara Partai DAB dan menjungkirkan perki-
raan kubu prodemokrasi bakal mendulang dukungan.
Pengamat dari Universitas Hong Kong, Prof. Ma Ngok
mengatakan hasil ini tak lepas dari keberhasilan par-
tai pro Beijing memanfaatkan perbedaan di kelompok
Suasana pemilihan umum di prodemokrasi.
Hong Kong
“Kelompok prodemokrasi berhasil menggalang du-
REUTERS/Bobby Yip (CINA)
kungan, tapi perbedaan belum berhasil dihapuskan.
Hasil ini menunjukkan kelompok pro Beijing bisa se-
cara efektif memanfaatkan perbedaan itu,” paparnya.
Karena ego, 4 partai prodemokrasi Hong Kong
akhirnya harus menelan kekecewaan. Persaingan an-
tarpartai, serta tidak adanya strategi efektif, membuat

Majalah detik 17 - 23 SEPTEMBER 2012


internasional

mereka dipecundangi.
Meski demikian Profesor
Michael DeGolyer dari
Universitas Baptist Hong
Kong mengingatkan per-
kembangan ini menunjuk-
kan publik telah memilih
demokrasi sebagai jalan
terbaik. “Pesan penting
dari pemilih adalah me-
reka kian pro buruh dan
pro poor. Kesenjangan
kini menjadi isu penting,”
paparnya.
15 tahun setelah Hong
Kong diserahkan ke Cina,
kesenjangan memang kian menganga. Kesenjangan
Petugas menghitung suara
di pusat pemungutan suara di Hong Kong disebut yang paling mencolok dibanding
Dewan Legislatif Hong Kong kota-kota besar lainnya di dunia.
10 September, 2012.
REUTERS/Bobby Yip (CINA)
Warga mulai secara tajam mengkritisi kunjungan
orang kaya dari daratan yang berimbas pada melam-
bungnya biaya hidup di bekas koloni Inggris itu. Juga
migrasi yang kian membebani pelayanan publik.  
Peningkatan upah minimum dan ketersediaan ru-
mah murah, menjadi isu penting di wilayah otonom
yang terdiri dari 236 pulau ini. Sehingga belakangan
muncul semangat anti-Cina.
 Margaret Ng salah seorang anggota parlemen yang
sangat dihormati juga mengingatkan. “Kita menemu-
kan sedikit orang di Hong Kong yang asli Cina tidak
mengakui diri mereka sebagai orang Cina. Akar kita
sangat dalam, tapi kita menginginkan Hong Kong yang
demokratis, terbuka dan menghormati kebebasan,”
ujarnya.
(VOA/Reuters/AMI)

Majalah detik 17 - 23 SEPTEMBER 2012


internasional

‘Kepolosan’ yang
Mengundang Amarah
“Film ini benar-benar menjijikkan dan sangat tercela.
Tampaknya memang sengaja memiliki tujuan menghina.”

I
Reporter:  Monique Shintami,
Rita Uli Hutapea ‘ nnocence of Muslims'. Film ini kini menggem-
parkan dunia. Umat Islam di sejumlah negara
afp
marah. Demo memprotes film ini terjadi di mana-
mana.
Selasa lalu, kawasan Timur Tengah bergelora oleh

Majalah detik 17 - 23 SEPTEMBER 2012


internasional

aksi unjuk rasa. Unjuk rasa terparah terjadi di Beng-


hazi, Libya. Pengunjuk rasa yang marah menyerang
kantor Konsulat AS di kawasan timur Libya itu. Duta
Besar AS untuk Libya, Christopher Stevens dan tiga
stafnya pun harus meregang nyawa.
Film ini menyulut kemarahan karena jelas-jelas
menghina Islam dan Nabi Muhammad. Pertama
karena menampilkan Nabi Muhammad yang diper-
ankan oleh seorang aktor. Dalam Islam, visualisasi
nabi akhir zaman ini adalah
haram. Pemunculan sang
nabi dalam tulisan, gambar
atau film yang diperbolehkan
adalah hanya dalam bentuk
tulisan dalam huruf Arab.
Selain itu, film tersebut me-
nampilkan sosok Muhammad
sebagai sosok tidak bermoral,
jauh dari gambaran seorang
junjungan mulia yang terta-
nam dalam benak muslim.
Sang nabi, dalam film itu
digambarkan bercinta dengan
banyak perempuan, bahkan
Duta Besar AS untuk Libya,
Christopher Stevens sebelum homoseksual, suka berperang dan mengorbankan
meninggal. anak-anak. Dalam film itu misalnya diselipkan bagai-
afp
mana sang nabi memetuahi pengikutnya untuk me-
manfaatkan anak-anak sesuai keinginan mereka.
Protes tidak hanya dari umat Islam. Penganut Kris-
ten Koptik di Mesir juga keberatan dengan tayangan
ini. Mereka mengecam ‘saudara seiman’ mereka yang
dinilai telah membiayai pembuatan film ini.
Tak kurang Menteri Luar Negeri Amerika Serikat
(AS) Hillary Clinton ikut mengecam film ini. Bahkan
mantan ibu negara AS ini menyebut film “Innocence
of Muslims” besutan Sam Bacile ini menjijikkan dan

Majalah detik 17 - 23 SEPTEMBER 2012


internasional


amatir. Hillary menyatakan pemerintah AS menolak
seluruh isi film tersebut.
“Bagi saya secara personal, video ini
Video ini benar- benar-benar menjijikkan dan sangat
benar menjijikkan tercela. Tampaknya memang sengaja
dan sangat tercela. memiliki tujuan menghina, untuk me-
Tampaknya memang rendahkan sebuah agama yang besar
dan memprovokasi kemarahan,” ujar
sengaja memiliki Hillary Clinton.
tujuan menghina, untuk Pembelaan atas film ini hanya datang
merendahkan sebuah dari pastor kontroversial dari AS, Terry
agama yang besar Jones. Ini tidak mengherankan karena
dan memprovokasi“ sebelumnya, Jones juga pernah me-
nyulut kemarahan umat Islam saat
kemarahan membakar ­Alquran pada 2010.
Ia menyebut klip tersebut sebagai satire dari kehi-
dupan Nabi. Bahkan Jones balik menuduh, apa yang
terjadi di Benghazi, Libya dan Kairo, Mesir justru me-
nunjukkan umat Islam yang sebenarnya, yakni ma-
syarakat yang antikritik.
lll
'Innocence of Muslims' sempat tayang di bioskop
kecil di Hollywood akhir Juni lalu. Potongan film ini
diunggah di YouTube pada 1 Juli oleh seseorang ber-
nama samaran 'sambacile', merujuk pada sutradara
film itu.
Siapa Sam Bacile? Pada sejumlah media, Selasa, 11
September, pria itu mengklaim sebagai warga Yahudi
kelahiran Israel dan agen properti. Ia menggalang
jutaan dolar dari para donor Yahudi untuk mempro-
duksi film ini. Padahal sebelumnya nama Bacile tidak
pernah muncul di internet, kecuali dalam penerbitan
di YouTube. Namanya juga tidak tercatat sebagai agen
properti.
Setelah huru-hara ini, keberadaan Bacile misterius.
Benarkah Sam Bacile yang mengunggahnya ke You-

Majalah detik 17 - 23 SEPTEMBER 2012


internasional

Pengunjuk rasa membakar


bendera AS.
afp

Tube? Juga belum ada kejelasan.


Banyak yang curiga Sam Bacile hanyalah nama sa-
maran. Seorang pegiat sayap kanan Amerika, Steve
Klein yang terkait dengan berbagai kelompok anti-Is-
lam di California dan mempromosikan video itu, sem-
pat mengaku mengenal Bacile. Namun belakangan ia
menyebut Sam Bacile hanyalah nama samaran.
Di mana pun Bacile kini berada, yang pasti kini ia
harus bersiap menghadapi tuntutan dari para pemer-
an filmnya. Pasalnya sejumlah pemeran 'Innocence
of Muslims' mengaku tidak diberitahu film itu akan
digunakan sebagai propaganda anti-Islam. Sehingga
mereka akan menuntut Bacile.
Seorang pemain pembantu, Cindy Lee Garcia, dari
Bakersfield di California, AS, seperti dikutip situs
Gawker, mengaku ia diberitahu judul film itu adalah
Desert Warriors (Pejuang Padang Pasir) yang meng-
isahkan kehidupan di Mesir 2.000 tahun lalu.
Menurutnya, komentar yang dianggap paling me-
nyinggung umat Islam dan Nabi Muhammad direkam
setelah pembuatan film dan tidak disuarakan oleh
para aktor dan aktris.
Yang pasti banyak pihak yang menilai produksi film
ini sangat buruk dengan adegan dan isi cerita yang tak
kalah buruk pula. (AFP/Reuters/AMI)

Majalah detik 17 - 23 SEPTEMBER 2012


ekonomi

Rapor Merah di
Tengah Pertumbuhan
Di tengah ekonomi yang tumbuh, ternyata daya saing Indonesia
terus menurun. Maraknya korupsi dan suap, serta buruknya
infrastruktur membuat Indonesia mendapat nilai merah.

R
Reporter: Monique Shintami, Zulfi Suhendra atusan truk mengular
dikhy s/detikfoto
di pintu masuk Pelabuhan
Tanjung Priok, Jakarta Utara,
Sabtu pekan lalu. Penyebabnya
sepele, listrik mati. Namun hal sepele
ini ternyata mengakibatkan kerugian
yang luar biasa. Ratusan truk ini harus

Majalah detik 17 - 23 SEPTEMBER 2012


ekonomi

antre berjam-jam untuk bisa masuk ke pelabuhan.


Bisa dibayangkan berapa rupiah uang terbuang akibat
insiden ini.
Sering sudah keluhan mengenai kondisi infrastruk-
tur dilontarkan. Mulai pasokan listrik yang terbatas
dan tak bisa diandalkan, fasilitas pelabuhan yang
memprihatinkan, jalan rusak di mana-mana. Namun
hingga kini belum ada perbaikan berarti dari kondisi
ini.
Kondisi infrastruktur menjadi salah satu aspek
yang menentukan daya saing sebuah negara dalam
M. Chatib Basri persaingan global. Dalam laporan World Economic
ANTARA/Widodo S. Jusuf Forum (WEF) awal September lalu, peringkat Indo-
nesia turun 4 level ke posisi 50. Padahal pada 2010,
pemerintah sempat menepuk dada saat peringkat
Indonesia naik ke posisi 44 dari posisi 54 pada 2009.
Setahun kemudian peringkat Indonesia turun ke-46,


dan kembali melorot ke posisi 50 tahun ini.
Namun menurut laporan tahunan Bank Dunia itu,
Indonesia masih merupakan negara dengan kinerja
Peringkat terbaik di Asia, dan masuk dalam kelompok negara
yang menuju efisiensi bersama 33 negara lainnya.
Indonesia Kondisi makroekonomi sebenarnya dinilai baik,
turun karena Bahkan untuk yang satu ini peringkat Indonesia naik 12
buruknya level ke posisi 23. Kebijakan finansial dinilai sudah di
institusi publik. “ trek yang benar, sehingga defisit anggaran dan utang
pemerintah menyusut. Namun, inflasi dinilai masih
menjadi ancaman.
Pasar yang lebih efisien juga mengangkat daya saing
Indonesia. Namun, masalah pasar tenaga kerja, kesi-
apan teknologi, dan penerapan ICT oleh perusahaan
dan masyarakat menjadi rapor merah.
Peringkat Indonesia turun karena buruknya institusi
publik. Maraknya korupsi dan suap membuat Indonesia
hanya berada di posisi 72 dari 144 negara untuk aspek
institusi publik. Perilaku tak etis dari pelaku usaha,

Majalah detik 17 - 23 SEPTEMBER 2012


ekonomi

Pembangunan monorel yang maraknya kekerasan dan tingginya kriminalitas juga


terbengkalai di kawasan menyebabkan ekonomi biaya tinggi. Penanganan ma-
Senayan, Jakarta.
Jhoni Hutapea/detikfoto salah keamanan dinilai belum beranjak dari kondisi
pada tahun 2005.
Kondisi infrastruktur Indonesia meningkat, tetapi
masih dinilai buruk, sehingga masih berada di posisi
78. Sedangkan kondisi kesehatan publik berada di
posisi 103.
Arti penilaian ini menunjukkan adanya perbaikan,
meski dinilai masih rendah. “Daya saing Indonesia
tergantung pada sejumlah masalah yang kompleks,
sehingga harus ada prioritas yang jelas,” tulis laporan
Bank Dunia.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)
Chatib Basri mengatakan peringkat yang dirilis tiap
tahun ini tak terlalu memengaruhi investor. Saat

Majalah detik 17 - 23 SEPTEMBER 2012


ekonomi

peringkat Indonesia turun dua level tahun lalu pun,


investasi masih terus tumbuh. Namun ia tetap menilai
ini sebagai lampu kuning.
“Kita mengakui bahwa Indonesia tidak improve.
Kalau improve, mungkin Indonesia tetap di 46,” ujar-
nya sambil menambahkan, hal yang mendesak untuk
dibenahi adalah birokrasi dan infrastruktur.
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin)
Indonesia, Suryo Bambang Sulisto, mengamini. “Kita
tidak bisa anggap ini sepele. Banyak yang memuji
keberhasilan Indonesia. Namun jika pertumbuhan ini
tidak kita jaga dan perbaiki, kita yang rugi,” paparnya.
Bambang mengingatkan, pertumbuhan ekonomi
Kepala Bappenas, Armida yang berada di kisaran 6,4% per tahun tidak banyak
Alisjahbana.
ANTARA/Rosa Panggabean artinya jika tidak diiringi peningkatan infrastruktur.
Pemerintah sudah memiliki rencana besar yakni
Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan
Ekonomi Indonesia (MP3EI). Kini tinggal realisasinya.
“Kita sudah upayakan dengan MP3EI, dan mudah-
mudahan kalau kita bisa pacu pembangunan infra-
struktur, akan bisa dikoreksi penurunan itu,” pungkas-
nya.

Kepala Bappenas, Armida Alisjahbana juga meng-
akui penilaian ini menunjukkan pembangunan di In-
donesia lebih lamban dibanding negara lain. “Negara
lain meningkat lebih cepat, sehingga dia menggeser
posisi kita,” paparnya sambil menegaskan dua aspek
penting dari laporan Bank Dunia itu adalah birokrasi
dan korupsi. 
Namun menurut Armida, urusan ini bukan melulu
di pusat. Maraknya korupsi di birokrasi juga tak lepas
dari salah k­ aprah mengartikan otonomi daerah.
“Ini kan bukan hanya cerminan di pusat, tapi cermin-
an iklim investasi di daerah juga,” cetusnya.
(AMI) 

Majalah detik 17 - 23 SEPTEMBER 2012


bisnis

Kelit Bakrie
Mengadang Badai
Utang berjibun membuat kinerja
grup Bakrie meredup. Apa yang
akan dilakukan kelompok ini
untuk keluar dari krisis?
Reporter: Hans Henricus B
ANTARA/ Dhoni Setiawan

Majalah detik 17 - 23 SEPTEMBER 2012


bisnis

R
ekomendasi untuk menghindari saham
perusahaan Bakrie Group itu belum dicabut.
Apalagi jika tujuannya untuk investasi jang-
ka panjang. Alasannya, harga saham grup
Bakrie tengah menurun dan diperkirakan masih akan
berlanjut menurun. Kalaupun terjadi rebound, sifatnya
hanya sementara. 
Rekomendasi ini ternyata cukup manjur, para pelaku
pasar pun ramai-ramai menghindari saham perusa-
haan grup Bakrie.
Perdagangan saham tujuh perusahaan di bawah
bendera grup Bakrie cenderung stagnan. Nilainya juga
kian menyusut. Praktis hanya tiga anak perusahaan
Bakrie yaitu PT Bumi Resources, Tbk. (BUMI), PT Bak-

rie Sumatera Plantations (UNSP) dan PT Energi Mega


Beragam poster dan spanduk
yang bernada kecaman Persada (ENRG) yang bergerak pada perdagangan
terhadap Aburizal Bakrie. harian. “Walaupun kecil nilainya, tapi penurunan tetap
budi sugiarto/detikfoto
ada,” ujar Reza Priyambada, Head of Research Trust
Securities.
Sentimen negatif memang tengah membayangi
pergerakan saham grup Bakrie. Secara eksternal
pemicunya adalah turunnya harga kelapa sawit dan
batu bara. Dua komoditas ini menjadi tumpuan dua
perusahaan andalan Bakrie yakni BUMI dan PT Bakrie
Sumatera Plantations.
Anjloknya harga batu bara hingga di bawah US$100

Majalah detik 17 - 23 SEPTEMBER 2012


bisnis

per ton membuat harga saham BUMI yang menjadi


aset vital Bakrie terus melorot setelah sempat meng-
ukir rekor tertinggi Rp 8.550 pada Juni 2008 silam.
Januari 2012 saham BUMI masih dihargai Rp 2.550
per lembar, dan memasuki September saham BUMI
per lembar hanya dihargai Rp 630 sampai Rp 740, atau
anjlok hampir 77%.
Kinerja perusahaan batu bara itu memang sudah
tak semengilap dua tahun terakhir. Semester pertama
2012, BUMI mencatat kerugian bersih US$322,06 juta.
Bertolak belakang dengan kurun waktu yang sama
tahun 2011, yang mencetak laba bersih US$231,68 juta.
Alhasil, Agustus lalu dua lembaga pemeringkat in-
ternasional, Standard & Poor’s dan Moody’s Investors
Services memangkas rating utang BUMI. Moody’s me-
mangkas utang BUMI dari Ba3 menjadi B1. Sedangkan
Saham Bumi Resources Tbk
dhiky s/detikfoto versi Standard & Poor’s dari BB menjadi BB-. Padahal
BUMI masih diharapkan menjadi penopang perusaha-
an grup Bakrie di lantai bursa.
Direktur sekaligus Corporate Secretary Bumi
Resour­ces, Dileep Srivastava tak yakin kinerja BUMI
akan memengaruhi perusahaan Bakrie lainnya. Ia
juga menegaskan anjloknya harga batu bara tak
terlalu memengaruhi kinerja BUMI, pasalnya
90% batu bara produksi BUMI terikat kontrak
penjualan jangka panjang. Dileep yakin me-
masuki musim dingin harga batu bara
bakal terkerek naik, karena permin-
taan meningkat.
Dileep mengakui beban utang mem-
buat kilap BUMI meredup, sehingga
pihaknya berusaha untuk  menu-
runkannya. “Turunnya harga batu
bara dan melemahnya saham BUMI
memang menantang, tapi kami mampu
mengatasinya,” ujarnya kepada majalah

Majalah detik 17 - 23 SEPTEMBER 2012


bisnis

detik.
Namun analis meyakini anjloknya
harga batu bara bakal mengganggu
kinerja BUMI. “Laba operasional-
nya positif, tetapi laba bersihnya
negatif,” ujar Satrio Utomo, Head
of Research PT Universal Broker
Indonesia.
Penyelesaian Bakrie Life yang tak
kunjung selesai juga menjadi senti-
men negatif bagi grup Bakrie. Yang
terakhir dan utama adalah utang
perusahaan yang menumpuk.
Lembaga kajian bisnis, KATADATA
menyebut hingga Juni 2012 utang
10 perusahaan di bawah bendera
Bakrie Grup mencapai Rp 21,4 tri-
liun, dan Rp 7,1 triliun di antaranya
jatuh tempo tahun ini. Utang dalam
bentuk dolar tak kalah mencengangkan yakni menca-
Semburan uap panas Lapindo
salah satu perusahaan milik pai US$5,7 miliar atau sekitar Rp 54,5 triliun dengan
Bakrie. utang yang jatuh tempo US$275 juta.
budi sugiarto/detikfoto
Utang-utang ini harus dibayar, jika Bakrie tetap
ingin bertahan di lantai bursa. Bakrie tentu tak ingin
mengulang kasus di-suspend-nya saham PT Bakrie 
Telecom (BTEL) lantaran terlambat membayar utang
yang jatuh tempo sebesar Rp 650 miliar.
Lalu bagaimana Bakrie bakal membayar utang yang
jatuh tempo, total senilai Rp 2,6  triliun ini? Sumber
majalah detik menyebut, BUMI bakal menerbitkan
obligasi tahun ini. Sayang dia enggan menyebutkan
berapa nilainya.
Namun dengan kinerja yang buruk seperti sekarang,
Bakrie bakal kesulitan menjual surat utang. Selama
ini Bakrie memang memiliki pembeli siaga yang sela-
lu setia membeli surat utang mereka. Namun kondisi

Majalah detik 17 - 23 SEPTEMBER 2012


bisnis

Demo para nasabah Bakrie Life sudah berubah. “Pegangan mereka yang paling kuat
di Bundaran HI Jakarta. adalah Credit Suisse, tapi belakangan mereka sudah
ari saputra/detikfoto
kasih warning,” paparnya.
Selain menerbitkan surat utang, Bakrie juga bisa
berkelit dengan menjual asetnya ke kelompok usaha
lain. Seperti yang dilakukan PT Bakrie and Brothers,
Tbk. (BNBR) saat melego 23,8% saham Bumi Plc ke
Borneo Lumbung Energi dan Metal.
Meski sering tersandung masalah, kelompok usaha
yang dirintis Achmad Bakrie ini dikenal ‘licin’. Sang
nakhoda Nirwan Bakrie dan Anindya Bakrie kini pasti
tengah memutar otak, agar perusahaan keluarganya
ini keluar dari ‘krisis’. Ini pernah dilakukan pada awal
tahun 2000-an, saat mereka sukses merestrukturi-
sasi utangnya yang berjibun. Bagaimana sekarang? 
(AMI/YOG)

Majalah detik 17 - 23 SEPTEMBER 2012


wkwkwk

Iwan mungkin terlalu


patuh pada mertuanya.
Sampai-sampai, dia
menurut saja waktu
diminta membawa pulang
motor curian. Gara-gara
‘kepatuhan’ ngawur itu, kini
dia ditangkap polisi.

K
ompak sih boleh-boleh saja, asal jangan soal
Reporter: Ghazali Dasuqi
illustrasi: kiagoes kejahatan. Menghormati orang tua dan mertua
memang wajib hukumnya. Namun tentu bukan
berarti menuruti semua perintahnya. Apalagi jika
permintaan itu melanggar hukum. Bisa kacau.
 Seperti yang dialami Iwan Suripno, pria 32 tahun ini. Dia
terpaksa berurusan dengan polisi gara-gara ‘terlalu setia’
kepada sang ibu mertuanya, Wasiah.
 Kisah kekompakan ibu mertua dan menantu ini beberapa
waktu lalu di Situbondo, Jawa Timur. Saat itu, Wasiah me-
mutuskan nekat mencuri di rumah mantan Kepala Rutan
Situbondo, Yuli Hartono.
 Kebetulan, rumah Yuli berada tepat di sebelah rumah ma-
jikan Wasiah di Perumahan Anggrek Mas, Situbondo. Untuk
masuk ke dalam rumah, Wasiah tidak perlu repot-repot.
 Kebetulan lagi, kunci rumah Yuli memang selalu dititipkan
di rumah majikan Wasiah. Jadi saat sedang sepi, Wasiah
nekat mengambil kunci dan masuk ke dalam rumah.
 Dia melarikan dua cincin emas serta sepeda motor Honda
Revo. Setelah aksinya beres, Wasiah baru menelepon me-
nantunya, Iwan untuk mengambil motor curiannya.
 “Waktu itu ibu bilang sepeda motor itu diberi majikannya,
Mas. Jadi langsung saya bawa pulang ke rumah. Saya men-
jemput sepeda motor itu sekitar pukul 19.30 WIB,” ujar Iwan
membela diri.
  Apa polisi percaya? Tentu tidak! Sepasang mertua-me-
nantu itu tetap digelandang ke Polres Situbondo untuk mem-
pertanggungjawabkan perbuatannya. Duh! (KEN/YOG)

Majalah detik 17 - 23 september 2012


seni & hiburan BUDAYA

Orang Mandar punya semboyan yang diwariskan


dari leluhur mereka: Dota lele ruppu dari na
lele di lolangang. Lebih baik hancur perahu
daripada mundur dalam pelayaran.
Reporter: Silvia Galikano
Foto-foto: Silvia Galikano

Majalah detik 17 - 22
23 september 2012
seni & hiburan BUDAYA

erjajar-jajar sandeq langsing pu-


tih bergerak laju agak ke tengah per-
airan Majene, Sulawesi Barat. Layar-
layar putih cembung didorong angin.
Tepi layarnya terikat kencang ke tiang
yang tinggi. Hanya satu layar untuk
satu sandeq.
  Sandeq-sandeq itu sedang berlom-
ba di acara tahunan Sandeq Race 2012.
Ada penanda di tiga titik yang harus
dilalui sandeq sebelum kembali ke
pantai. Di tiga titik yang membentuk
segitiga itulah sandeq dinilai. Kelihai-
an melayarkan perahu, kekuatan fisik,
dan kecermatan membaca arah angin
diuji di sini.
 Di tiap titik mereka berbelok, seketika
itu riuh tercipta. Sahut-menyahut sua-
ra pemegang kemudi memberi koman-
do ke tiga passandeq (peserta) lainnya,
ke mana layar harus diarahkan, kapan
layar harus dibelokkan, siapa saja yang
harus segera berlari ke palato (cadik),
siapa yang tetap di tengah, dan kapan
dayung harus digunakan.
  Jika angin sedang saja, sandeq di-
isi dua orang, yakni juru mudi dan
pengembang layar, sedangkan dua
lainnya berdiri di palato sebagai pe-
nyeimbang layar. Namun jika angin de-
mikian kuat, sandeq bisa hanya berisi
Sandeq bersiap sebelum satu orang, yakni sang juru mudi. Tiga
berlomba (foto atas). Sandeq lainnya bergerak sigap ke palato. Semua dilakukan
untuk mencari ikan digerakkan
mesin (foto bawah). serbacepat di tengah laut tanpa tali pengaman, tan-
pa pelampung. Tiga laki-laki berdiri berderet di se-
ruas bambu betung! Tak ada yang mereka takutkan

Majalah detik 17 - 23 september 2012


seni & hiburan BUDAYA

seolah laut sama ramahnya dengan darat.


  Sandeq adalah perahu khas Mandar berbentuk
langsing mungil sepanjang 7 meter dan lebar 1
meter. Berbanding terbalik dengan perahu adalah
layarnya. Tinggi tiang layar sandeq bisa mencapai
20 meter dengan bentangan layar hingga 15 meter.
Yang tidak terbiasa melihat sandeq pasti mengira
layar selebar itu bisa bikin sandeq terjungkal kapan
saja, apalagi kalau mendadak angin berubah arah.
Woho! Tunggu dulu, bukan pelaut Mandar namanya
kalau tidak menguasai teknik melayarkan sandeq.
 Aksi kehebatan para pelaut Mandar itu sejak 1995
jadi tontonan menarik yang dikemas dalam Sandeq
Race. Tahun ini adalah gelaran ke-13. Rute awal
pelayarannya adalah Mamuju-Makassar sejauh 480
km. Pada 2004 terbentuk Provinsi Sulawesi Barat
(Sulbar) yang wilayahnya antara lain Mamuju dan
Majene. Maka yang tadinya seluruh wilayah pelayar-
an adalah Sulawesi Selatan, berubah administrasi-
nya jadi Sulbar ke Sulsel.
 Tahun ini, rute Sandeq Race diperpendek hingga
separuhnya, yakni Mamuju-Polewali (Sulbar-Sul-
bar). Menciutnya rute hanya “di dalam kandang” ten-
tu menimbulkan banyak pertanyaan dan tak sedikit
yang kecewa karena masyarakat Sulbar mengang-
gap bisa ikut Sandeq Race adalah sebuah prestise.
Apa lagi jika dilihat filosofinya, rute Mamuju-Makas-
sar adalah untuk mengingatkan bahwa Mandar, Bu-
gis, Makassar, dan Bajau punya akar sama sebagai
suku laut. Kalau dipendekkan begini, tidakkah juga
mereduksi semangat Sandeq Race?
  Gubernur Sulawesi Barat, Anwar Adnan Saleh
menjawab pertanyaan ini usai melepas etape mara-
ton Sandeq Race ke Polewali di Majene, 4 Septem-
ber 2012. Menurutnya, Sulsel sekarang sedang da-
lam proses pilkada gubernur yang diikuti Gubernur

Majalah detik 17 - 23 september 2012


seni & hiburan BUDAYA

Sulsel petahana Syahrul Yasin Limpo dan Walikota


Makassar Ilham Arief Sirajuddin. 
 Jika Sandeq Race mengakhiri pelayarannya di Ma-
kassar, siapa yang akan menjadi tuan rumah? Bukan
karena tidak ada tuan rumah, sebaliknya, Gubernur
Sulsel dan Walikota Makassar bisa saja berebut jadi
tuan rumah mengingat Sandeq Race adalah acara
besar dan momen yang bagus untuk ditumpangi.
 “Kesepakatan dengan Gubernur Sulawesi Selat-
an dan Walikota Makassar, lebih baik Sandeq Race
tidak dilibatkan dalam persaingan. Bukan karena
alasan yang lain. Kalau bisa, sandeq dilayarkan ke
Pulau Jawa atau Kalimantan,” Anwar menegaskan.
lll
Sandeq Race yang dihidupkan Horst H. Liebner,
antropolog maritim berkebangsaan Jerman,  bu-
kanlah pelayaran sekali jalan selesai. Lomba yang
tahun ini diikuti 31 peserta itu terdiri dari beberapa
etape. Dimulai di Mamuju dengan lomba segitiga,
keesokan­nya maraton Mamuju-Deking.
 Etape kedua Deking-Somba. Etape ketiga Somba-
Majene. Setelah lomba segitiga di Majene, dilanjut
maraton Majene-Pantai Bahari Polewali, dan ditu-
tup dengan lomba segitiga di Polewali. Pemenang
seluruh etape akan membawa pulang uang Rp 25
juta.
  Tak seluruhnya mulus. Ada sandeq yang baru
berlayar sebentar untuk lomba segitiga, memutus-
kan balik ke pantai guna menyimpan energi untuk
maraton keesokan harinya. Ada sandeq yang mera-
pat ke pantai akibat tiang penopang layarnya patah
di tengah jalan. Patah tiang penopang layar tentu
bukan apa-apa bagi passandeq karena bisa segera
Gubernur Sulbar Anwar diganti di darat dan besok berlayar lagi. Mereka pe-
Adnan Saleh (foto atas). Rute
pelayaran Sandeq Race tahun laut Mandar yang pantang mundur dalam pelayaran.
ini dari Mamuju ke Polewali. (SIL/YOG)

Majalah detik 17 - 23 september 2012


seni & hiburan film

Gerombolan perampok bank yang buron


menyandera pemilik baru rumah mereka.
Dalam ketegangan ini, selapis demi selapis
kedok mulai terkuak.
Reporter: Silvia Galikano
Foto-foto: Anchor Bay Entertainment

Majalah detik 17 - 23 september 2012


seni & hiburan film

t
iga bersaudara, Ike, Johnny, dan Addley Kof-
Judul:
Mother’s D
fin (Patrick Flueger, Warren Kole, dan Matt
ay O’Leary) gagal merampok bank. Alarm bank
Genre:
Horror, dra menjerit. Polisi mengepung. Setelah sempat
ma
Sutradara tembak-menembak dengan polisi, bergegaslah ke-
:
Darren Lyn tiganya melarikan diri ke rumah masa kecil mereka
n
Bousman untuk bersembunyi. 
Skenario:
Koffin bersaudara tiba bersamaan tengah digelar-
Scott Milam
Pemain: nya pesta housewarming di basement. Ternyata ru-
Rebecca D mah itu sudah disita, bukan lagi milik ibu mereka.
e
Mornay, Ja
ime Pemilik barunya adalah pasangan muda Daniel dan
King and S Beth Sohapi (Frank Grillo dan Jaime King). Tanpa bu-
hawn
Ashmore ang waktu, tiga bersaudara ini menjadikan pasang-
Durasi:
an Sohapi dan seluruh tamunya sebagai sandera. 
1 jam 52 m
enit Tak lama kemudian ibu mereka, Natalie Koffin
(Rebecca De Mornay), datang. Baru ketahuan bahwa
selama ini Ike mengirim uang dialamatkan ke ru-
mah ini, karena mengira ibunya masih tinggal di situ.
Jumlahnya US$10 ribu. Ibunya tidak pernah meneri-
ma uang kiriman itu, uang tidak pernah kembali ke
pengirim, pasangan Sohapi pun mengaku tidak per-
nah mendapat kiriman uang walau Natalie meyakini
duit itu mereka simpan.

Tap pada gambar


untuk melihat video
trailer Mother’s Day

Majalah detik 17 - 23 september 2012


seni & hiburan film

Sekarang Natalie yang pegang kontrol atas selu-


ruh sandera. Dia tahu bagaimana memerintahkan
para sandera untuk menguras tabungan --di ATM
maupun di safe deposit box--. Dia bisa mencari tahu
masa lalu pasangan Sohapi yang kehilangan pu-
tra dalam kecelakaan, serta perselingkuhan Daniel
dengan salah satu sandera, dengan tujuan meng-
orek pengakuan Daniel. Natalie juga punya seribu
cara melindungi anak-anaknya ketika ada sandera
yang melawan. Semua dia lakukan dengan ekspresi
dingin dan lebih keji dibanding tiga putranya. 
Kisah penyanderaan di dalam rumah ini bisa di-
bilang thriller yang mengambil gaya eliminasi ala
reality show televisi. Di tengah tekanan yang makin
mendesak, satu per satu sandera dieliminasi. Beda-
nya, tak ada lagu perpisahan di sini. 
Mother’s Day mengambil benang merah dan karak-
ter-karakter sama dari film berjudul sama, Mother’s
Day, besutan Charles Kaufman pada 1980. Namun
Mother’s Day era milenium ini dibuat lebih efisien
oleh Darren Lynn Bousman yang dikenal lewat Saw
2, Saw 3, dan Saw 4, tiga film yang bikin mual karena
isinya penuh adegan penyiksaan serta banjir darah. 
De Mornay yang pada 1992 memerankan nanny
psikopat dalam The Hand that Rocks the Cradle ber-
hasil memindahkan insting keibuan yang nyaris ti-

Majalah detik 17 - 23 september 2012


seni & hiburan film

dak masuk akal di film 20 tahun lalu


itu ke Mother’s Day. Di Mother’s Day, dia
bisa bertindak sadis dengan keyakinan
luar biasa sambil tak lepas dari senyum
dinginnya. 
Mau tahu tindakan apa itu? Dari me-
nyuruh menembak, membakar rambut
salah satu sandera hingga terbakar
kulit kepalanya, sampai mengadu dua
sandera laki-laki. Dua laki-laki ini di-
suruh adu jotos, yang kalah berarti pa-
sangannya harus tidur dengan salah satu putranya
yang terbelakang mental dan masih perjaka. 
Ajaibnya, di antara semua itu dia masih sempat
membuat bolu cokelat, menghiasnya, dan menyaji-
kannya di tengah-tengah sandera. Tak penting lagi
siapa sudi makan bolu aroma darah begitu, yang
jelas ini parodi sosiopat klasik yang menarik dalam
struktur cerita yang kokoh. Apa lagi para tokoh pu-
nya masa lalu yang tak bisa dilepaskan dengan kon-
disi saat ini. Bahwa di tengah film, Koffin bersaudara
dan sandera terasa sempat mati angin, atau setting
tornado yang tak jelas tujuannya, semua itu jadi ter-
maafkan. 
Karakter-karakter lain sengaja dibuat tidak me-
nonjol, walau bukan klise sama sekali. Mereka ada-
lah anak-anak “sakit jiwa” hasil didikan ibu yang juga
sakit jiwa, yang celakanya, jadi pusat semesta me-
reka. Dikelilingi karakter-karakter yang diredupkan,
De Mornay menonjol sendiri sebagai perempuan be-
ngis yang sangat mengagungkan nilai keluarga. 
Dari satu adegan sadis ke adegan sadis berikut-
nya, Mother’s Day sepertinya bentuk tes Bousman
ke penonton, sesadis apa kita bisa tahan menonton.
Kalau masih tahan menonton yang ini, tunggu saja,
pasti dia punya yang lebih sadis lagi. (SIL/YOG)

Majalah detik 17 - 23 september 2012


seni & hiburan film pekan ini

TEST PACK
Produser: Chand Parwez Servia, Fiaz
Servia
Produksi: PT KHARISMA STARVISION
PLUS

Sutradara: Monty Tiwa
Durasi: 105 menit
Rahmat (Reza Rahadian) dan Tata
(Acha Septriasa) pasangan suami istri
kelas menengah. Mereka sudah tujuh
tahun menikah, namun belum dikaruni-
ai anak. Keinginan Tata untuk memiliki
anak lebih besar dari Rahmat. Rahmat
beranggapan mereka berdua to have
each other, itu cukup baginya.

Tap pada gambar


untuk melihat
lebih jelas

Majalah
Majalahdetik
detik 30
17juli
- 23 -september
5 agustus 2012
seni & hiburan film pekan ini

TEST PACK
DARKTIDE
Produser:
Jenis Film:Chand
DramaParwez Servia, Fiaz
Servia
Produser: Jeanette Buerling, Matthew E.
Produksi: PT KHARISMA STARVISION
Chausse

PLUS

Produksi: ALLIANCE FILMS
Sutradara: John
Sutradara: MontyStockwell
Tiwa
Durasi: 114
Durasi: 105 menit
menit
Rahmat (Reza Rahadian) dan Tata
Kate
(Acha Mathiesonpasangan
Septriasa) (Halle Berry)
suamiadalah
istri
penyelam yang sangat
kelas menengah. tertarik
Mereka melaku-
sudah tujuh
kan
tahunpendekatan denganbelum
menikah, namun hiu putih yang
dikaruni-
menjadi
ai anak. pemimpin
Keinginan makhluk predator
Tata untuk memiliki
pantai pulaubesar
anak lebih Guadalupe yang terisolasi.
dari Rahmat. Rahmat
beranggapan mereka berdua to have
each other, itu cukup baginya.

Tap pada gambar


untuk melihat
lebih jelas

Majalah
Majalahdetik
detik 30
17juli
- 23 -september
5 agustus 2012
seni & hiburan film pekan ini

TEST PACK
PETUALANGAN SINGA PEMBERANI
Produser:
Jenis Chand Parwez Servia, Fiaz
Film: Animasi

Servia Lucki Lukman Hakim, Genesis
Produser:
Produksi:
Timotius, PT KHARISMA
Christofer STARVISION
Santosa

PLUS
 BATAVIA PICTURES
Produksi:
Sutradara:Patrick
Sutradara: Monty Leung
Tiwa
Durasi:Salvador
Durasi: 105 menitSimo, Lee Croudy
Rahmat
Dahulu (Reza
kala, Rahadian)
seorang danke-
penguasa Tata
(Acha Septriasa)
gelapan pasangan
dari dunia lain bernamasuami istri
Shadow
kelas datang
Master menengah. Mereka
ke dunia sudah
Paddle tujuh
Pop untuk
tahun menikah,
mengambil Kristalnamun belum
Lion yang dikaruni-
memiliki ke-
ai anak.
kuatan Keinginan Tata untuk
mahadahsyat.
Shadow memiliki
Master lalu
menyerbu
anak lebihKerajaan LionRahmat.
besar dari karena mereka
Rahmat
mengetahui
beranggapan lokasi persembunyian
mereka berdua toKristal
have
Lion.
each other, itu cukup baginya.

Tap pada gambar


untuk melihat
lebih jelas

Majalah
Majalahdetik
detik 30
17juli
- 23 -september
5 agustus 2012
seni & hiburan agenda

Festival Schouwburg X: Kompiang Raka


& LKB Saraswati Tari dan Musik Bali
dalam Potret Pesta Desa 

Sabtu, 15 September 2012, pukul 20.00 WIB.
Penanggung Jawab Artistik: I Gusti Kompiang Raka.
Gedung Kesenian Jakarta, Jl. Gedung Kesenian No. 1,
Jakarta.
Telepon: 021-3808283, 3441892.
Tiket: Rp 100.000, Rp 75.000, & Rp 50.000 (balkon).
Informasi: LKB Saraswati: Bagus Tirta Darma 021-420 2437,
085737332291. www.lkbsaraswati.com


Generasi “Salah Asuhan” - In Search for


Identity
Series of Discussion Forums
Inspired by Indonesian Literature
“Who am I? What do I want to become?”
Selasa, 18 September 2012.
Conference Hall The Japan Foundation, Jakarta
Summitmas I
Building, 2nd Floor
Jl. Jend. Sudirman, Kav. 61-62.
Diskusi didasarkan pada novel Salah Asuhan/Never the Twain
(English translation).
Keynote Speaker: Ms. Desi Anwar

Panelists: Mr. Takehisa Maruyama, Ms. Elok Dianike Malay, Prof.
Aiko Kurasawa

Festival Schouwburg X: Konser Duo


Violinist Rodolfo Bonucci dan Pianist
Corrado Greco (Italia)
Rabu, 19 September 2012, pukul 20.00 WIB.
Gedung Kesenian Jakarta, Jl. Gedung Kesenian No. 1,
Jakarta.
Telepon: 021-3808283, 3441892.
Diselenggarakan oleh Pusat Kebudayaan Italia di Jakarta (IIC
Jakarta) di bawah naungan Kedutaan Besar Itali, bekerja sama
dengan Gedung Kesenian Jakarta.
Tiket: Rp 100.000 dan Rp 75.000 (balkon)

Majalah
Majalah
detik 17
detik
- 23 september
23 - 29 juli 2012

Anda mungkin juga menyukai