MajalahDetik 42 PDF
MajalahDetik 42 PDF
M IK
KO to
Mar
Agusgamuk
N
Gosok
pada Foto
Tap Audio
Rubrik:
Geser kekiri dan kekanan
untuk melihat rubrik
Close Video
3600
Geser 360 View
Artikel:
Geser keatas dan kebawah
Putar Map
untuk membaca artikel
Nasional
Apa yang Dicari Tommy & Ari?
Keluarga Cendana tampil kembali
dalam pentas politik nasional. Ari
Sigit dan Tommy Soeharto, muncul
lewat Pakar dan Partai Nasrep.
Apa yang dicari?
album
SBY Ulang Tahun ke-63
Fokus Internasional
Pertemuan Terakhir Keluarga Imam DI/TII Dikecewakan Pemanasan Hong Kong
Istri dan anak-anak Kartosoewirjo dibawa ke Jakarta dari people
Bandung. Diberitahu vonis mati terhadap sang imam DI/ Darius Sinathrya, Keira Knightley, Barack Obama
TII. Untuk bertemu terakhir kali. gaya hidup
Ajari Si Kecil Hemat Listrik
Hukum interview
Seram, Masih Banyak Teman Si Amatiran Din Syamsuddin:
Tak Usah Kaitkan Teroris dengan Agama
Kelompok Thorik cs merupakan
kelompok teroris amatiran. Namun wkwkwk
sangat berbahaya karena mereka Patuh Buta pada Mertua
lebih nekat dan mampu bikin bom
dengan dana cekak. Masih ada 9 seni dan hiburan
kelompok sejenis. Aksi Kolosal Pelaut Mandar
bisnis
Kelit Bakrie Mengadang Badai
ik ekonomi
kommarto Rapor Merah di Tengah Pertumbuhan
s
agu amuk
Cover: Kiagus Aulianshah ng Lensa
Peringatan 11 September
Pemimpin Redaksi: Arifin Asydhad Wakil Pemimpin Redaksi: Iin Yumiyanti Redaksi:
Deden Gunawan, M Rizal, Irwan Nugroho, Ken Yunita, Mulat Esti Utami, Silvia Galikano,
Bahtiar Rifai, Evi Tresnawati, Monique Shintami, Isfari Hikmat, Rahmayoga Wedar, Aryo
Bhawono Tim Foto: Dikhy Sasra, Ari Saputra, Haris Suyono, Agus Purnomo Product
Management: Rohalina Gunara, Sena Achari, Eko Tri Hatmono Creative Designer:
Mahmud Yunus, Kiagus Aulianshah, Galih Gerryaldy, Desy Purwaningrum Kontak Iklan:
Arnie Yuliartiningsih, Email: sales@detik.com Telp: 021-79177000, Fax: 021-79187769
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Direktur Utama: Budiono Darsono Direktur: Nur Wahyuni Sulistiowati, Heru Tjatur, Warnedy Kritik dan Saran:
appsupport@detik.com Alamat Redaksi: Gedung Aldevco Octagon Lantai 2, Jl. Warung Jati Barat Raya No.75
Jakarta Selatan, 12740 Telp: 021-7941177 Fax: 021-7944472 Email: redaksi@majalahdetik.com
Majalah detik dipublikasikan oleh PT Agranet Multicitra Siberkom, Grup Trans Corp.
Majalah detik 23 - 29 APRIL 2012
Album
Penghargaan BPK
Komisi Pemberantasan Boediono pada Selasa 11 tansi dan Pelaporan Ke-
Korupsi (KPK), Kepolisian September lalu, diperoleh uangan Pemerintah 2012 di
Negara Republik Indonesia karena laporan keuangan Kementerian Keuangan. Ha-
(Polri) dan Pemerintah Kota mereka tahun 2011 menda- dir dalam acara, Menteri Ke-
(Pemkot) Solo menerima pat opini Wajar Tanpa Pe- uangan Agus Martowardojo
penghargaan dari Badan ngecualian (WTP). dan Wakil Ketua BPK Hasan
Pemeriksa Keuangan (BPK). Pemberian penghargaan Bisri. (Monique)
Penghargaan yang dise- dilakukan pada pembukaan
rahkan oleh Wakil Presiden Rapat Kerja Nasional Akun-
Pertemuan Terakhir
Keluarga Imam DI/TII
Istri dan anak-anak Kartosoewirjo dibawa ke Jakarta dari Bandung. Diberitahu
vonis mati terhadap sang imam DI/TII. Untuk bertemu terakhir kali.
Reporter: Irwan Nugroho, M. Rizal, Isfari Hikmat,
dan Monique Shintami
foto repro: buku hari terakhir
Kartosoewirjo, fadli zon
“ Y
“ a, ini saya,” ucap Tahmid Basuki Rahmat. Jari
telunjuknya menunjuk pada seorang pemuda
berumur 20-an tahun dalam foto lawas ber-
sama pemimpin gerakan DI/TII Sekarmadji
Fadli Maridjan Kartosoewirjo.
mendapatkan Tahmid mengenakan kemeja bergaris di foto hitam
dokumen putih itu. Rambutnya sedikit ikal. Foto lainnya meng-
sejarah itu gambarkan Tahmid ikut bersantap siang. Ia juga terli-
dari seorang hat serius menyimak pembicaraan orang-orang yang
“
kolektor. Dalam
buku yang terbit
5 September
duduk di sekitar Kartosoewirjo. Tahmid mengenali
betul wajah dan posisinya di setiap foto.
“Tapi rasanya tidak difoto waktu itu. Ternyata ada
fotonya,” ucap Tahmid kepada majalah detik seraya
2012. keheranan.
Tahmid juga tertegun, sebab setelah 50 tahun berla-
lu, pertemuan itu kembali terungkap. Sesungguhnya,
pertemuan itu adalah jamuan terakhir Kartosoewirjo
dengan keluarganya sebelum dieksekusi pada 12
September 1962. Tahmid, yang kini berusia 70 tahun,
adalah salah satu anak Kartosoewirjo yang hadir saat
itu.
Foto-foto eksklusif itu tersaji dalam buku karya po-
litikus Partai Gerindra Fadli Zon. Buku itu dibanderol
cukup mahal, Rp 200 ribu. Fadli mendapatkan doku-
men sejarah itu dari seorang kolektor. Dalam buku
yang terbit 5 September 2012 lalu, ia mengaku belum
tahu asal usul 81 foto koleksinya itu.
"Tadinya dia kolektor. Masih muda, 7 tahun di atas
saya. Saya nggak pernah nanya dapat dari mana,"
ucap Fadli Zon kepada majalah detik.
Selain Tahmid, ikut juga dalam pertemuan itu ibu-
nya, Dewi Siti Kalsum, yang meninggal pada 1992.
Sementara anak-anak Kartosoewirjo yang juga hadir
adalah kakak Tahmid, Mohammad Darda alias Dodo,
dan adik-adiknya: Kartika, Komalasari, dan Sri Danti
Herawati. Sementara si bungsu Sardjono tidak diajak,
“
ma Siliwangi secara berbarengan. Sebab, mereka
tercerai-berai akibat gempuran pasukan TNI. Selain
itu, mereka menderita kelaparan luar biasa akibat
operasi “Pagar Betis” TNI yang memblokade aliran
Dari tiga logistik ke kelompok bersenjata Kartosoewirjo.
tuduhan itu, Tahmid misalnya, baru turun gunung pada 25 Juni
hanya satu 1962 atau 21 hari setelah ayahnya ditangkap. Sebe-
lum ke Wisma Siliwangi, ia ditampung di Hotel Bima
yang diakui oleh
Sakti, Jl. Setiabudi, Bandung, dan sebuah bangunan
Kartosoewirjo,
yaitu
mendirikan
negara Islam
“ di depan Gedung Sate. Ia sering diajak jalan-jalan dan
menonton film di bioskop.
“Tiap malam dibawa CPM nonton. Kan harus berma-
syarakat katanya,” kenang Tahmid.
(makar). Anak-anak seperti Komalasari, Kartika, dan Sar-
djono disuruh turun gunung lebih dahulu oleh Dewi
karena menderita kelaparan. Sardjono mengingat, ia
turun gunung di dekat Tambak Baya bersama Komala
dan Kartika serta para pengasuh. Mereka dibawa TNI
ke Kodim Garut untuk “diverbal” (diperiksa). Dari situ,
ia dan kakaknya dibawa ke Cicalengka sebelum akhir-
nya disatukan dengan Kartosoewirjo di Bandung.
“Mereka (TNI) menggelar syukuran, karena me-
nangkap anak imam,” kata Sardjono.
Di Wisma Siliwangi, Kartosoewirjo dan anak-anak-
nya dipisah ruangan. Menurut Danti, meski ruang-
annya berdekatan, anak-anak jarang sekali bertemu
dengan bapaknya. Mereka hanya bisa melihat ketika
Kartosoewirjo dijemur di bawah tiang bendera. Itu pun
dari jauh dan tak jelas, karena imam DI/TII itu dikeli-
lingi pasukan TNI.
“Di situ sekitar dua atau tiga bulan,” kata Danti.
Bulan Agustus 1962, setelah sembuh dari sakitnya,
Kartosoewirjo dibawa ke Jakarta untuk disidangkan
oleh Mahkamah Angkatan Darat dalam Keadaan Pe-
rang (Mahadper). Persidangan berlangsung kilat. Ha-
nya tiga hari, pria kelahiran Cepu, Jawa Tengah, 7 Ja-
“
adalah nasi padang, tetapi Tahmid mengaku lupa-lupa
ingat. Kartosoewirjo hanya minum kopi dan menghi-
sap rokok.
“Dagingnya keras. Sendok saya sampai patah,” ke-
Sebulan nang Tahmid.
lebih, tibalah Meski dijaga ketat, tetapi tentara yang berjaga
pemberitahuan umumnya berlaku ramah. Setelah makan siang se-
resmi dari
Siliwangi kalau
“
telah dieksekusi.
lesai, kemudian oditur memberitahu vonis mati Kar-
tosoewirjo dan ditolaknya grasi oleh presiden. Oditur
lantas memberikan kesempatan kepada Kartosoe-
wirjo untuk menyampaikan pesan-pesan terakhir.
Menurut Tahmid, Kartosoewirjo mengatakan kema-
tian adalah keniscayaan. Dengan cara apa pun. Lalu,
ia berpesan kepada anak-anak agar menjaga ibunya.
Kedua, agar mereka menjadi mukmin dan mujahid
yang baik. Ketiga, agar seluruh keluarga tidak jauh-
jauh dari Siliwangi.
“Tidak ada pesan-pesan perjuangan DI/TII” ucap-
nya.
Pada saat itu, keluarga Kartosoewirjo meminta
beberapa hal. Yakni, agar eksekusi mati disaksikan
keluarga atau wakil keluarga. Kemudian, mayat Kar-
tosoewirjo supaya diserahkan kepada keluarga untuk
dimakamkan di Malangbong. Atau bila tidak, keluarga
diberitahu di mana jasad Kartosoewirjo dikuburkan
supaya bisa berziarah.
“Semuanya ditolak oleh Mahadper,” katanya.
Meski kecewa, tapi keluarga Kartosoewirjo pasrah.
Sekitar pukul 14.00 WIB, pertemuan diakhiri. Kelu-
arga kembali ke Bandung via Karawang. Sejak saat
itu, mereka tak tahu lagi apa yang terjadi. Dari koran,
tersiar kabar bahwa eksekusi diundur. Namun, juga
tak jelas kapan eksekusi itu dilakukan.
“Sebulan lebih, tibalah pemberitahuan resmi dari
Siliwangi kalau telah dieksekusi,” ucap Tahmid.(WAN/YOG)
Tembakan Pemecah
Pagi di Pulau Ubi
Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo ditembak mati di Pulau Ubi,
Kepulauan Seribu. Ia sempat meminta agar ditembak dengan mata
terbuka. Lima timah panas mengakhiri hidup sang Imam DI/TII.
D
Reporter: Irwan Nugroho, M. Rizal, Isfari etik-detik eksekusi mati yang terhampar
Hikmat, dan Monique Shintami dalam serial foto itu terasa begitu mene-
foto repro: buku hari terakhir
Kartosoewirjo, fadli zon gangkan. Dimulai ketika Sekarmadji Marid-
jan Kartosoewirjo, pemimpin gerakan DI/TII
di Jawa Barat, bangun dan melakukan salat. Saat itu
subuh, tapi dijelaskan dalam foto koleksi Fadli Zon itu,
Kartosoewirjo salat tobat.
“
Kartosoewirjo ke sebuah pulau di Kepulauan Seribu.
Kapal bertolak dari Pelabuhan Tanjung Priok, Jakar-
ta Utara.
Tujuannya adalah Pulau Ubi. Pulau Ubi memang
Pulau Ubi sering dipakai untuk eksekusi mati kalangan pembe-
memang sering rontak republik di masa pergolakan. Alasannya, kare-
dipakai untuk na Pulau Ubi satu-satunya pulau kosong yang dekat
dengan Jakarta.
eksekusi mati Sampai sebelum ditemukannya foto itu, lokasi ek-
kalangan
pemberontak “
republik di masa
pergolakan.
sekusi Kartosoewirjo memang masih dirahasiakan.
Keluarga Kartosoewirjo suatu ketika pernah bertanya
kepada Presiden Sukarno, tapi tak pernah dijawab
secara spesifik.
“Katanya sudah dieksekusi di Kepulauan Seribu,”
ujar anak bungsu Kartosoewirjo, Sardjono Kartosoe-
wirjo, kepada majalah detik.
Kapal terus melaju meninggalkan Jakarta. Pasukan
yang menemani Kartosoewirjo dalam kapal itu ma-
sih mirip ketika saat masih di darat. Menurut seorang
saksi yang turut serta dalam kapal itu, sebagian besar
pasukan berasal dari AD. “Hanya sekitar tujuh orang
yang berasal dari AL,” katanya.
Di tengah perjalanan, Kartosoewirjo dipindahkan ke
sebuah kapal Landing Craft Mechanized (LCM). Ke-
sehatannya diperiksa, dan di kapal itu pula ia mulai
diganti bajunya dengan baju eksekusi. Seperti yang
terlihat di foto, matanya juga ditutup rapat dengan kain
berwarna putih.
Hari mulai terang ketika kapal LCM itu mendarat di
Pulau Ubi. Kartosoewirjo lantas dibawa dan diikat di
papan tiang penembakan untuk menunggu eksekusi
dari para regu tembak.
Dari penelusuran majalah detik, kedatangan regu
tembak Kartosoewirjo terbagi ke dalam dua versi.
Versi pertama, mereka diberangkatkan dari kawasan
Ancol sehari sebelum eksekusi. Dari Ancol, mereka
“
sekutor Kartosoewirjo itu. Literatur lainnya mencatat
regu tembak itu berjumlah enam orang. Mereka ber-
diri di hamparan pasir dengan sikap siap menembak.
Namun, dari foto eksekusi, jelas terlihat regu tembak
Sebelum eksekusi itu berjumlah 13 orang dengan satu komandan regu
dijalankan, tembak.
datang sejumlah Para anggota regu tembak itu berangkat dengan
pejabat atau tidak memanggul senjata. Senjata laras panjang itu
dijejerkan di tempat yang agak jauh dari garis tembak.
tamu VIP
yang akan
menyaksikan
jalannya
“ Tak pula semua senjata itu berisi peluru.
Mereka memilih senjata itu secara acak, sehingga
tidak tahu senjata mana yang berisi peluru. Ini agar
mereka tidak pernah merasa bersalah sepanjang
eksekusi. hidupnya. Bahkan personel yang bertugas menjejer-
kan senjata untuk eksekusi itu pun juga sama “buta”-
nya.
Kepada sumber majalah detik eksekutor itu berce-
rita, sebelum eksekusi dijalankan, datang sejumlah
pejabat atau tamu VIP yang akan menyaksikan ja-
lannya eksekusi. Ia tak tahu dari mana mereka. Yang
jelas mereka datang ke Pulau Ubi naik helikopter.
Adhe Firmansyah yang menulis biografi Kartosoewirjo
menyatakan, eksekusi itu disaksikan oleh tujuh orang
jenderal.
Kartosoewirjo sempat meminta eksekusi dilaku-
kan dengan mata terbuka. Namun, permintaan itu
tak dikabulkan. Setelah semuanya siap, eksekutor
pun mengarahkan moncong senjatanya ke target.
Situasi terasa menegangkan saat menunggu aba-aba
dari komandan itu.
Beberapa saat kemudian, terdengarlah kata “bak”
dari komandan sambil mengibaskan pedang ke ba-
wah. Lalu, masing-masing personel menarik pelatuk
senjatanya. Lima timah panas menembus dada kiri
Kartosoewirjo. Komandan kompi pun menyusulnya
dengan tembakan di kepala.
S
Reporter: Irwan Nugroho, Deden Gunawan, peedboat itu membelah teluk Jakarta pada
Isfari Hikmat, dan Monique Shintami pagi hari yang cerah. Sardjono Kartosoewirjo
dok.detikfoto
(55) duduk di belakang nakhoda, Kapten Ab-
dullah. Terpaan angin laut tak menghilangkan
raut tidak sabar yang melekat di wajahnya.
Senin 10 September 2012 itu adalah hari yang men-
debarkan bagi Sardjono. Untuk pertama kalinya, ia
akan melihat langsung Pulau Ubi. Pulau di gugusan
Kepulauan Seribu itu dikabarkan menjadi lokasi ekse-
kusi dan penguburan tokoh DI/TII Sekarmadji Maridjan
“
perpindahan penduduk itu terjadi sekitar 1945. Penye-
babnya karena pulau kecil itu penuh orang.
Pulau Ubi baru benar-benar tenggelam sekitar 1985,
ketika terjadi pembangunan Bandara Soekarno-Hatta.
Seorang dokter Pasir Pulau Ubi dikeruk untuk pembangunan bandara,
yang pernah sehingga pulau dan segala isinya itu rata dengan air.
bertugas di “Pulaunya pindah ke Soekarno-Hatta,” tutur kakek
Kepulauan berusia 96 tahun itu.
Seribu tahun Sebelum Pulau Ubi tenggelam, Yahya masih sempat
mondar-mandir ke pulau itu untuk menziarahi ma-
1960-an
mengatakan,
Pulau Ubi
“
masih terlihat
saat itu.
kam leluhurnya. Ia membenarkan Pulau Ubi seperti
tergambar dalam foto eksekusi Kartosoewirjo. Ia juga
mengenali pohon yang menjadi penanda bagi makam
bekas aktivis PSIHT itu.
“Itu pohon keresek,” kata dia.
Yahya mengaku sempat mendengar ada kegiatan
eksekusi mati di Pulau Ubi, tetapi tak pernah jelas sia-
pa. Namun, di Pulau Ubi ia tak pernah melihat makam
lain selain makam kampung penduduk yang pernah
tinggal di sana.
Dokter Kartono Mohamad yang pernah bertugas di
Kepulauan Seribu tahun 1960-an mengatakan, Pulau
Ubi masih terlihat saat itu. Namun, bentuk Pulau Ubi
tinggal hamparan pasir dan sering timbul tenggelam.
Tak ada lagi penduduk maupun pepohonan seperti
dalam foto eksekusi Kartosoewirjo.
Karena Pulau Ubi tenggelam, Sardjono pun kini ber-
tanya-tanya lagi apakah kuburan Kartosoewirjo juga
ikut terbenam di laut? Atau ada upaya memindahkan
kuburan Kartosoewirjo ke Pulau Onrust, seperti ma-
kam yang diziarahinya selama ini?
“Sekarang apakah kuburnya di Pulau Ubi, kemudi-
an digali dan dipindahkan ke Onrust? Atau memang
dibuat saja di Pulau Onrust itu kuburan fiktif?” tanya
Sardjono.
Pemprov DKI Jakarta saling lempar saat dikonfir-
“
mungkin, dia ingin dilakukannya tes DNA terhadap
jenazah yang sudah terkubur di Pulau Onrust. Tujuan-
nya, untuk memastikan apakah jasad yang dikubur di
situ benar-benar Kartosoewirjo.
Bila iya, maka ia akan meminta izin kepada peme-
Saya rintah untuk memindahkan makam itu ke pemakaman
dengar mau keluarga di Kampung Bojong, Desa Cisitu, Kecamatan
dimakamkan Malangbong, Garut, Jawa Barat. Di makam itu, diku-
di suatu tempat bur pula istri Kartosoewirjo, Dewi Siti Kalsum, yang
di Jakarta. Tak
akan ditandai
dan tak boleh
ada yang tahu.
“ meninggal tahun 1992.
Hari itu, Sardjono juga menengok kembali makam
keramat di Pulau Onrust. Setelah berdoa, lelaki ber-
usia 55 tahun itu membacakan sebuah puisi yang
dipersembahkan kepada Kartosoewirjo.
Inilah sebagian syair puisi berjudul “Bapakku Di
Mana Kuburmu?” itu:
Aku sudah mencarinya ke mana-mana,
Namun belum juga membuahkan hasil
Kini kulitku mulai keriput, rambutku mulai beruban,
Dan tulang-tulangku mulai keropos...
Namun Aku tak pernah merasa lelah...
Apalagi bosan, untuk terus menelusuri jejakmu.. (WAN/YOG)
1
Reporter: Irwan Nugroho, M. Rizal, Isfari 7 Januari 1948. Sebuah perjanjian ditandata-
Hikmat, dan Monique Shintami
istimewa ngani oleh pemerintah RI dan Belanda di atas
geladak kapal Amerika Serikat (AS), USS Ren-
ville. Pertama, Belanda hanya mengakui Jawa
Tengah, Yogyakarta, dan Sumatera sebagai wilayah RI.
Kedua, sebuah garis demarkasi dibentangkan untuk
memisah kedua teritorial itu (garis van Mook).
Ketiga, tempat-tempat strategis di daerah yang
“
dikuasai Belanda harus dikosongkan. Konsekuensi
dari itu, sebanyak 29.000 tentara Divisi Siliwangi dita-
rik dari Jabar ke Jateng. “Hijrah”, adalah sebutan yang
akrab saat itu.
Kalau republik tak Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo, saat
sanggup membatalkan itu menjadi PB Masyumi Jabar, bertemu
Perjanjian Renville,
lebih baik dibentuk
pemerintahan baru.
“ dengan Raden Oni Syahroni, Panglima Las-
kar Sabilillah bentukan Masyumi. Keduanya
sepakat laskar itu tak ikut hijrah dan tetap
bertempur melawan Belanda di Wilayah
Priangan.
Keduanya juga geram lantaran TNI hijrah
berikut senjata-senjata mereka. Amat sedikit yang di-
tinggal untuk para anggota laskar. Kartosoewirjo dan
Oni sepakat untuk membuat konsolidasi yang lebih
luas. 10 Februari 1948, 160 organisasi Islam se-Jabar
dikumpulkan di Cisayong. Di antara organisasi yang
hadir itu adalah Hizbullah, yang juga milisi Masyumi.
Pertemuan berlangsung riuh. Seperti ditulis Holk H.
Dengel dalam bukunya, Komandan Sabilillah, Kam-
ran, misalnya, berorasi kalau republik tak sanggup
membatalkan Perjanjian Renville, lebih baik diben-
tuk pemerintahan baru. Secara lantang dia menyebut
negara Islam.
“Timbulnya negara (Islam) ini yang akan menyela-
matkan negara,” ucap Kamran.
Para peserta langsung meminta Kartosoewirjo
menjadi imam perjuangan. Meski awalnya menolak,
Kartosoewirjo kemudian menerima. Disepakati pe-
merintahan Islam dalam pertemuan Cisayong itu baru
bersifat sementara. Namun, Tentara Islam Indonesia
(TII) hasil peleburan Hizbullah dan Sabilillah dires-
mikan.
Dengel mengatakan, keraguan Kartosoewirjo dise-
babkan karena ia menginginkan terbentuknya negara
Islam secara legal. Rencana itu kian konkret setelah
“
itu menimbulkan ketegangan yang tinggi dengan TII.
Tercatat, sebuah pertempuran pecah antara TNI-TII
pada 25 Januari 1949. Pertempuran tersebut menjadi
awal dari 13 tahun perang antara TNI
NII dipersiapkan apabila versus TII.
Indonesia jatuh atau “ Kartosoewirjo menemukan waktu
Yogyakarta yang saat itu yang tepat untuk mengambil tindakan,
menjadi ibu kota republik yakni ketika Wapres Muhammad Hat-
mau mengakui. ta berangkat ke Den Haag, Belanda, un-
tuk mengikuti Konferensi Meja Bundar
(KMB). Ia juga tak setuju dengan perjan-
jian penyerahan kedaulatan Republik Indonesia Serikat
(RIS) itu.
Tanggal 7 Agustus 1949, di Desa Cisampah, Ci-
sayong, Negara Islam Indonesia diproklamasikan
oleh Kartosoewirjo. Susunan Dewan Imamahnya
adalah Kartosoewirjo (Imam), Kamran (Wakil Imam),
Sanusi Partawidjaja (Mendagri), Toha Arsjad (Menteri
Penerangan), Udin Kartasasmita (Menkeu), dan Gha-
zali Thusi (Menteri Kehakiman).
Pada awalnya, gerakan NII Kartosoewirjo memper-
oleh dukungan yang luas. Bahkan, gerakan itu ber-
kembang ke Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan,
hingga ke Aceh. 20 Januari 1952, Kahar Muzakkar
menerima tawarannya untuk memimpin TII Sulsel.
Berikutnya, 21 September 1953, muncul gerakan
DI/TII Daud Beureuh. Sebuah statistik mengatakan,
pengikut DI/TII sampai tahun 1962 berjumlah 40 ribu
orang, 20 ribu di antaranya bersenjata.
Kartosoewirjo memang memiliki kadar intelektual
yang tinggi dan pintar dalam memanajemen gerakan.
Namun kepopulerannya di kalangan orang pedesaan
juga didorong oleh desas-desus bahwa dia punya
kekuatan gaib. Bahkan, ia dianggap sebagai Ratu Adil
atau Imam Mahdi. Menurut Dengel, Kartosoewirjo
pernah mengaku mendapat “wahyu cahaya” saat ber-
J
Reporter: Irwan Nugroho, M. Rizal, Isfari am tangan merek Rolex itu tampak melingkar
Hikmat, dan Monique Shintami di tangan kanan Sekarmadji Maridjan Karto-
Rizal/detikfoto
soewirjo yang diborgol. Menjelang eksekusi
pada 12 September 1962, benda mewah itu
dilepas oleh aparat.
Sekitar sebulan kemudian, datang utusan Kodam
Siliwangi ke kampung keluarga Kartosoewirjo di
“
Bojong, Desa Cisitu, Kecamatan Malangbong, Garut,
Jawa Barat (Jabar). Utusan itu memberitahu bahwa
eksekusi terhadap Imam DI/TII di Jawa Barat itu su-
dah dilakukan.
Saya simpan Ia juga menyerahkan barang-barang pribadi milik
di lemari Kartosoewirjo, seperti baju, pipa rokok dan jam ta-
dan dikunci, ngan Rolex itu. Adalah Sardjono Kartosoewirjo, anak
“
lemarinya ada
laci dikunci lagi,
eh kemasukan
bungsu Kartosoewirjo, yang beruntung mewarisi jam
tangan itu.
Namun sayang, meski disimpan dengan rapat di
rumahnya, jam itu hilang karena digondol pencuri.
maling. Bersama jam warisan itu, ada sebuah benda lagi yang
hilang. Sardjono mengakui itu cuma mainan anak-
anak.
“Saya simpan di lemari dan dikunci, lemarinya ada
laci dikunci lagi, eh kemasukan maling,” ujarnya saat
ditemui majalah detik di Malangbong, pekan lalu.
Sardjono juga mengaku tidak tahu dari mana asal
jam tangan milik Kartosoewirjo. Sebab, saat bapak-
nya dieksekusi, ia masih berumur lima tahun. Namun,
menurutnya, amat wajar seorang Kartosoewirjo pada
waktu itu mengoleksi benda mahal.
“Kalau setingkat atau sekelas bapak, standarlah,”
ujarnya tanpa menjelaskan kelas atau standar yang
bagaimana.
Sejarawan Holk H. Dengel mengatakan, Kartoso-
ewirjo menerapkan infak sebagai pemasukan pajak
untuk Negara Islam Indonesia (NII) bentukannya. Ke-
satuan-kesatuan DI/TII biasanya masuk ke desa-desa
pada saat matahari terbenam untuk menagih pajak.
Namun ketika rakyat tidak mampu membayar pajak,
mereka mengambil secara paksa. Uang pajak itu di-
bagi sesuai komandemen. Komandemen tertinggi, di
mana terdapat imam DI/TII, mendapat bagian paling
besar.
Sumber pemasukan lainnya adalah yang disebut
“
Kalsum. Ajengan Ardiwisastera adalah ulama dan
bangsawan yang terkenal di Malangbong.
Tahun 1939, Kartosoewirjo mendirikan sebuah mad-
rasah, yang dinamai “Institut Suffah”, di dekat rumah-
Dulu di sini nya. Ini adalah semacam lembaga pendidikan kader,
kembali menjadi khususnya bagi anggota PSII yang laki-laki. Tahun
hutan. Terus kita 1945, salah satu lahan juga dijadikan penggembleng-
anak-anak.
“
buka. Tanahnya
dibagi-bagi ke
an laskar-laskar Hizbullah dan Sabilillah.
Tahun 1947, mereka terpaksa mengungsi dari tem-
pat itu akibat gempuran tentara Belanda. Rumah
dan seluruh bangunan hangus dibakar. Kemudian,
Kartosoewirjo membawa keluarganya keluar masuk
hutan untuk bergerilya selama DI/TII. Dewi dan anak-
anaknya baru kembali lagi ke kampung itu 16 tahun
kemudian, pascasuaminya dieksekusi.
“Dulu di sini kembali menjadi hutan. Terus kita buka.
Tanahnya dibagi-bagi ke anak-anak,” kata anak Karto-
soewirjo lainnya, Tahmid Basuki Rahmat, yang ditemui
majalah detik.
Kartosoewirjo mempunyai 12 anak. Tiga di antara-
nya lahir di hutan. Pada tahun 1962, anak-anak yang
tinggal di Malangbong antara lain Muhammad Darda
(Dodo), Tahmid, Komalasari, Kartika, Sri Danti Hera-
wati, dan Sardjono. Kini Dodo dan Komalasari telah
meninggal.
Tahmid, yang belakangan ikut menghidupkan kem-
bali NII, bekerja sebagai petani. Sedangkan Kartika
merupakan ibu rumah tangga bersuamikan seorang
guru SMP. Rumahnya yang tak bersemen terletak
di sebelah rumah Sardjono. Sardjono sehari-hari
mengaku bekerja di perusahaan otobus di Jakarta.
Sedangkan Danti, yang rumahnya berada di bawah,
bersuamikan seorang pria keturunan Keraton Solo.
Tahmid juga mengaku heran dengan isu-isu yang
masih beredar sampai sekarang mengenai harta
karun revolusi. Disebutkan, kunci dana revolusi untuk
Putra Kartosoewirjo:
Bapak Tak Ajukan Grasi
“Pengacara, kalau tidak salah Mr. Wibowo, yang mengajukan
grasi. Cuma ditolak presiden,”
S
Reporter: Irwan Nugroho dan M. Rizal ekarmadji Maridjan Kartosoewirjo dituduh
foto-foto: Rizal/detikfoto
melakukan tiga perbuatan: makar terhadap
negara, pemberontakan terhadap pemerin
tahan yang sah, dan rencana pembunuhan
Presiden Sukarno. Atas upayanya mendirikan Negara
Islam Indonesia (NII), ia divonis mati oleh pengadilan
militer.
Kartosoewirjo dieksekusi setelah grasinya ditolak
“
Presiden Sukarno. Namun, menurut anaknya, Tahmid
Basuki Rahmat, ayahnya tak pernah mau meminta
pengampunan kepada Sukarno. Pengacaralah yang
berinisiatif mengajukan grasi itu.
Waktu itu “Pengacara, kalau tidak salah Mr. Wibowo, yang
perjalanan agak mengajukan grasi. Cuma ditolak presiden,” kata Tah
lama pakai jip. mid.
Berangkat lewat Berikut wawancara Irwan Nugroho dan M. Rizal dari
Cianjur. Sampai majalah detik dengan Tahmid, putra ketiga Kartosoe
“
di Jakarta siang.
Saya tidak ingat
tanggalnya.
wirjo, di rumahnya, Kampung Bojong, Desa Cisitu,
Malangbong, Garut, Jawa Barat, pekan lalu.
Tahmid mengenakan baju koko abu-abu, sarung,
dan sepatu kets. Di usianya yang ke-70 tahun, dia
sering terkena vertigo dan beberapa kali stroke. Na
mun demikian masih jernih menceritakan kembali
pengalaman bergerilya selama 12 tahun (1950-1962)
serta mengingat pertemuan terakhir dengan ayahnya
sebelum dieksekusi, akhir 1962.
Bisa diceritakan awal mula pertemuan (dengan
Kartosoewirjo) itu?
Pada waktu itu kami ditampung di Kodam Siliwangi
setelah turun gunung. Usia saya 20-an, jadi sudah
besar. Subuh itu sudah ada yang menjemput. CPM
dari Kodam Siliwangi. Katanya diundang mau pergi ke
Jakarta untuk pertemuan keluarga sehabis vonis. Vo
nisnya tidak tahu apa. Waktu itu perjalanan agak lama
pakai jip. Berangkat lewat Cianjur. Sampai di Jakarta
siang. Saya tidak ingat tanggalnya. Cuma sebelum
hari H (eksekusi) itu.
Sampai ke situ, kalau tidak salah ini tempatnya di
Kejaksaan Agung di Lapangan Banteng. Di situ, oditur,
hakim, semuanya lengkap. Kita dikawal Tjakrabirawa
dan CPM. Mahadper memberi tahu bahwa bapak su
dah divonis dan vonisnya hukuman mati.
Kemudian, menurut keterangan bapak saya, dia
itu tidak mengajukan grasi. Pengacara, kalau tidak
“
Kami sedih. Tapi waktu itu kita sudah pasrah. Ini
termasuk pesannya. Semua yang hidup ini mesti mati,
dan itu merupakan risiko hidup. Kalau tidak mau mati
ya jangan hidup. (Eksekusi) mau tidak mau harus di
Keluarga nggak lalui. Itu proses dari manusia hidup kepada mati. Jadi
terlalu mencari. semua pesan waktu itu masalah keluarga saja. Tidak
Jelas sudah ada masalah perjuangan.
dikubur, biar Ibu Anda menyampaikan apa kepada Kartosoe-
di mana saja, wirjo atau Oditur?
kalau berdoa ya Ibu tidak bicara apa-apa. Kakak saya yang bicara.
Minta kepada Mahadper agar eksekusi ini disaksikan
sampai. Cuma
afdal kalau
melihat di mana
“
tentu saja lebih
oleh keluarga. Kata Mahadper tidak bisa. Kalau tidak
bisa seluruh keluarga ya wakilnya saja, itu pun tidak
bisa. Katanya kalau tidak bisa, ya sudah mayatnya
saja diserahkan kepada keluarga untuk dimakamkan
kuburnya. keluarga. Itu juga tidak bisa. Yang terakhir kalau itu
semua tidak bisa, nanti keluarga diberitahu saja di
mana jenazah dikubur karena untuk berziarah. Itu pun
tidak bisa.
Tidak lama kemudian dikirim barang-barang: baju,
jam, dan pipa rokok. Kami cuma diberitahu eksekusi
sudah dilaksanakan. Tidak diberi tahu di mana jena
zahnya. Dikuburkan di mana tidak tahu.
Apakah keluarga mencari-cari di mana kuburnya?
Keluarga nggak terlalu mencari. Jelas sudah diku
bur, biar di mana saja, kalau berdoa ya sampai. Cuma
tentu saja lebih afdal kalau melihat di mana kubur
nya. Dulu ada cerita-cerita dikubur di Pulau Onrust.
Katanya ada plang “Di sini dimakamkan imam DI/
TII Kartosoewirjo,” tapi saya dan keluarga belum ada
yang pergi ke sana.
Sekarang keluarga sudah jelas masalah eksekusi.
Tapi masih ada juga pertanyaan, karena waktu lalu
keluarga mendengar dikubur di Onrust, sekarang di
Pulau Ubi, ini mana yang benar? Bisa saja eksekusi di
Ubi, dikuburnya di Onrust. Atau bisa juga eksekusinya
Fadli Zon:
Foto Ini Beban
Buat Saya
B
Reporter: Irwan Nugroho
etul ini adalah foto aslinya?
foto: detikfoto Ini sudah saya perbaiki (albumnya). Arsip
nasional kalau nggak salah punya 28 foto, ini
ada 81 foto. Tapi di Arsip Nasional ada 2-3 foto
yang tidak saya miliki, tapi bukan foto eksekusi.
Bedanya apa lagi?
Foto di Arsip Nasional kayaknya repro. Kalau ini asli
“
cetakan dari klise (negatif film). Yang sangat berseja-
rah dari ini adalah rangkaian eksekusinya lengkap.
Yang kedua ketikannya itu asli.
Foto di Arsip nasional tidak ada caption-nya, ini ada
Yang sangat caption. Kalau tidak ada caption ini, buta kita. Itu yang
bersejarah Arsip Nasional tidak bisa lakukan.
Arsip di ANRI itu sumbangan dari Marzuki Arifin.
dari ini adalah
Sudah tua sekali. Dia meyakinkan apa yang saya pu-
rangkain nya ini autentik.
eksekusinya
lengkap.“
Yang kedua
ketikannya itu
asli.
Apakah bisa mendapatkan foto ini di instansi TNI?
Kalau di TNI masuk klasifikasi tertutup. Nggak bo-
leh.
Ada ancaman yang Anda terima nggak? Kan ini
rahasia tentara?
Kan sudah 50 tahun berlalu. Kalau di zaman Orde
Baru mungkin masih sangat sensitif. Pertama kita
mikir juga. Tapi kan ketika mendapatkan ini jadi beban
buat saya. Jadi utang. Kalau satu album ini hilang, hi-
langlah semua. Ini saya punya sudah dua tahun. Saya
memang tunggu momen 50 tahun eksekusi.
Siapa saja yang pernah melihat foto ini?
Taufik Abdullah (sejarawan) lihat ke sini. Dia terharu.
Sejarawan-sejarawan saya kasih lihat. Tapi memang
saya belum mau publikasi. Saya tunggu 50 tahun ek-
sekusi. Saya kira itu angka psikologis yang wajar. Kita
harus berdamai dengan sejarah.
Adakah keluarga yang sudah melihat foto asli?
Sardjono (anak Kartosoewirjo) waktu saya undang
ke sini tiga hari sebelum launching, saya telepon. Di
sini dia terkaget-kaget, gemetar. Saya sempat ragu,
takutnya saya salah. Bener nggak ini. Ya siapa tahu
saja kan, walau saya yakin 99 persen.
Sardjono menyebut ini ibu saya, ini Komala, ini Dar-
da. Lalu dia minta dua foto dan keliling ke saudara-
saudaranya di Malangbong. Makanya keluarganya
Kartosoewirjo datang pada saat peluncuran buku.
Masyarakat ambil bagian dalam sesi yoga sore di dekat Jembatan Brooklyn untuk memperingati 11 tahun
serangan 11 September di New York, 11 September 2012. REUTERS/Brendan McDermid
peringatan
11 september
Tap untuk mendengarkan musik
Tap untuk melihat foto lebih besar Wake Me Up When September End-
Green Day
Majalah
Majalah
detik 17
detik
- 23 SEPTEMBER
23 - 29 juli 2012
lensa
Petugas pemadam kebakaran Boston memberi hormat saat pengibaran bendera menjelang pertandingan
baseball American League di Green Monster. Pengibaran bendera ini dalam rangka memperingati serangan
11 September 2001 atas World Trade Center. REUTERS/Jessica Rinaldi
peringatan
11 september
Tap untuk mendengarkan musik
Tap untuk melihat foto lebih besar Wake Me Up When September End-
Green Day
Majalah
Majalah
detik 17
detik
- 23 SEPTEMBER
23 - 29 juli 2012
lensa
Tugu peringatan Empty Sky untuk mengenang korban serangan atas World Trade Center di Liberty State Park,
Jersey City, 10 September 2012. REUTERS/Gary Hershorn
peringatan
11 september
Tap untuk mendengarkan musik
Tap untuk melihat foto lebih besar Wake Me Up When September End-
Green Day
Majalah
Majalah
detik 17
detik
- 23 SEPTEMBER
23 - 29 juli 2012
lensa
The Tribute in Light menyinari langit Manhattan dalam peringatan serangan 11 September di New York, 11
September 2012. REUTERS/Eric Thayer
peringatan
11 september
Tap untuk mendengarkan musik
Tap untuk melihat foto lebih besar Wake Me Up When September End-
Green Day
Majalah
Majalah
detik 17
detik
- 23 SEPTEMBER
23 - 29 juli 2012
BERITA KOMIK
Senin 10 Septem-
ber 2012, Komisi
XI DPR menggelar
rapat dengan
Menteri Keuangan
di Ruang Rapat
Komisi XI Gedung
Nusantara I DPR,
Senayan, Jakarta.
Izin
bla bla ketua... Saya
Namun usai bla...
paparan, ketua...
anggota DPR
berebut membe-
rikan tanggapan.
Tanggapan ini
tidak sesuai
yang diharapkan
Menteri Agus.
Sepakati dulu
Agus Marto pembahasan Salah seorang
sendiri tetap ini, jangan anggota DPR dari
ingin meng- melantur Fraksi Partai Golkar,
ingatkan jika Kamaruddin Sjam
lebih baik mengancam bahwa DPR
DPR fokus tidak akan melanjutkan
pada perma- pembahasan. Ia meminta
salahan. data indikator kemak-
muran, kesejahteraan
dan kemiskinan dalam Selama ini pertumbuhan
target pertumbuhan ekonomi tinggi, tapi ukuran
ekonomi yang tertuang rakyat sejahtera apa? Ba-
dalam asumsi makro nyak yang belum merasakan
RAPBN 2013. langsung pertumbuhan
ekonomi
hhhh...
kk!!!
Agus Marto
aak
br
menggebrak meja.
Ia jengkel karena
.......... suasana rapat
yang bising dan
ancaman dari DPR.
Agus Marto
lalu mencair- Ini saya ngikutin
kan suasana. Pak Harry saja ya
Aksi yang gebrak meja
dilakukan
sebenarnya
hanya meniru
Harry Azhar
Azis yang
menggebrak
meja pada
saat pemba-
hasan RAPBN
Ya, mari 2012 tahun Ya namanya kalau
hmm... kita lanjut- lalu. diputar-putar itu
kan rapat tidak benar
Namun usai rapat, Agus Marto ternyata memang masih jengkel dengan sikap anggota DPR. (ARY/YOG)
Tommy Soeharto
K
Reporter: Bahtiar Rifai
antor di ruko berlantai 4 di Jalan Salemba
ramses/detikfoto Raya Kav. 34-36 BC itu terlihat kosong. Se-
buah papan nama bertuliskan Kantor DPP
Partai Karya Republik (Pakar) terpampang
di halaman depan. Gedung itu didominasi cat warna
merah jambu.
Dominasi warna ini sampai ke dalam ruangan.
“
Warna bersifat ceria tetapi tak mampu mengusir sepi
kantor yang seperti tak berpenghuni itu. Satu-satunya
penghias adalah gambar lambang Pakar menutupi
Kehadiran tembok bagian belakang resepsionis.
Pakar Meja resepsionis dibiarkan tanpa ada orang yang
memang untuk menjaga. “Saya itu merangkap sebagai sekuriti, staf,
membayar sekaligus sekjen,” ujar Sekretaris Jenderal Pakar,
kerinduan Puspito Adi Wibowo.
Pakar merupakan partai milik cucu mantan Presi-
sebagian den Soeharto, Ari Haryo Wibowo Sigit Hardjojudanto.
rakyat atas Senyap melingkupi kantor itu saat majalah detik
kenangan datang bertandang, Selasa 11 September 2012. Satu-
zaman satunya anggota partai yang beraktivitas adalah Adi.
Presiden “Ya beginilah Pakar,” sambungnya.
Keluarga Cendana memang kembali menampakkan
Soeharto “ muka dalam pesta politik lima tahunan. Kini mereka
berkuasa. mulai hadir dalam verifikasi partai politik (parpol)
yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU). Dua par-
tai mengusung keluarga Cendana, yakni Pakar yang
Soeharto, Presiden RI ke-2 dimotori oleh Ari Sigit dan Partai Nasional Republik
(Nasrep) yang dimotori Tommy Soeharto.
Adi mengaku kehadiran Pakar memang
untuk membayar kerinduan sebagian rakyat
atas kenangan zaman Presiden Soeharto
berkuasa. Pembangunan jaringan di daerah
menunjukkan masyarakat masih mengingin-
kan stabilitas ala pemerintahan Soeharto.
Bekal inilah yang dipakai oleh Pakar untuk
membangun basis dukungan. Nama keluarga
Cendana masih laik jual dalam pentas politik
nasional.
“Tetapi bukan untuk membandingkan za-
man. Kami tetap bekerja dengan militansi ala
Pakar,” jelasnya.
Namun hadirnya keluarga Cendana ini
cukup mengundang tanya. Mereka kini hadir
Ari Sigit
ari saputra/detikfoto
Jokowi Vs Foke
Saling Serang Saling Langgar
Kubu Foke dilaporkan karena pidato Nachrowi yang menyatakan
silakan keluar dari Betawi jika tidak memilih orang Betawi.
Kubu Jokowi dilaporkan melakukan kampanye di luar jadwal.
L
Reporter: Hans Henricus dan Aryo Bhawono ima anggota DPRD dari Fraksi PDIP terse-
Ari Saputra /detikfoto
nyum memandangi dua lembar kertas yang
sedang mereka baca bersama. Ketua fraksi,
H.E. Syahrial, menggelengkan kepala sambil
menunjuk salah satu poin di kertas itu. Geram tersim-
pan di balik senyum yang dikulumnya.
“
Mereka bersiap memasuki ruangan rapat fraksi di
Gedung DPRD DKI, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat,
Rabu 12 September 2012 itu. Partai pendukung pa-
Mereka sangan calon Gubernur DKI Joko Widodo dan Basuki
memosisikan Tjahaja Purnama (Jokowi-Ahok) ini merasa dipecun-
Fraksi PDIP, dangi oleh lawan mereka dalam Pemilihan Gubernur
sebagai (Pilgub) DKI Jakarta.
anggota DPRD
“ Tim lawan yang juga calon petahana, pasangan ca-
lon Gubernur Fauzi Bowo dan Nachrowi Ramli (Foke-
yang menolak Nara), telah memanfaatkan pembagian kartu Jamin-
Jamkesda. an Kesehatan Daerah (Jamkesda) sebagai kampanye.
Laporan yang diterimanya, menyebutkan sejumlah
rukun warga (RW) di delapan kelurahan mendapatkan
intervensi untuk memilih calon petahana jika mau
mendapatkan kartu Jamkesda.
Delapan kelurahan itu antara lain Kapuk-Cengka-
reng, Tugu Selatan-Koja, Makassar, Palmeriam, Ke-
bon Manggis, Utan Kayu Selatan, Jatinegara-Cakung,
dan Cipinang Besar Utara.
“Ini laporan yang kami terima. Mereka melakukan
intervensi sekaligus memfitnah kami. Mereka me-
mosisikan Fraksi PDIP, sebagai anggota DPRD yang
menolak Jamkesda,” ujarnya.
Padahal justru PDIP yang mendukung kenaikan alo-
kasi Jamkesda pada penganggaran APBD Perubahan
2012. Alokasi Jamkesda yang tadinya hanya Rp 677
miliar dalam APBD 2012 dinaikkan jadi Rp 716 miliar.
Namun mereka masih menyimpan temuan ini. Staf
Pengaduan Tim Sukses Jokowi-Ahok, Denny Iskandar,
menyebutkan mereka telah menginventarisasi temuan
pelanggaran oleh tim sukses Foke-Nara. Satu-satu-
nya aduan yang dilakukan oleh timnya pascaputaran
pertama adalah pidato calon Wakil Gubernur Nara
dalam acara Lebaran Betawi pada Senin 10 Septem-
ber 2012 lalu.
“Saya mengingatkan kepada kaum Betawi, tidak ada
“
pilihan lain, selain satu untuk semua. Silakan keluar
dari Betawi jika tidak memilih orang Betawi,” tegas
Mereka Nachrowi dalam pidatonya.
Pidato ini dinilai mengandung unsur SARA. Iskandar
memosisikan sendiri juga termasuk orang Betawi, ia terancam dica-
Fraksi PDIP, but KTP-nya jika tidak memilih pasangan Foke-Nara.
sebagai Padahal, selaku tim sukses, pasti memilih pasangan
anggota DPRD
“ Jokowi-Ahok.
yang menolak Memang petahana rawan melakukan pelanggaran
melalui kebijakan. Salah satu dugaan pelanggaran
Jamkesda. dari hasil inventarisasi tim sukses sendiri paling besar
dilakukan melalui pemasangan spanduk di kantor RT
dan RW. Padahal, RT dan RW di DKI dibiayai melalui
APBD.
“Sejauh ini, itu yang terbesar dan tersebar merata.
Selain itu terkait intimidasi pembagian hak seperti
Jamkesda, semua kami kumpulkan,” jelas Iskandar.
Tim Jokowi-Ahok baru akan mengajukan aduan me-
nyeluruh ke Panwaslu pada menit-menit akhir pen-
coblosan. Ia tidak ingin terjadi kegaduhan akibat aduan
itu, tetapi tidak dilengkapi bukti yang kuat. “Lihat saja,
mendekati 20 September nanti, kami akan beberkan
temuan kami ke Panwaslu,” jelasnya.
Foke membantah telah melakukan penyalahgunaan
kebijakan sebagai ajang kampanye. Ia menyatakan
tidak ada pesan dalam pembagian kartu Jamkesda.
Kebijakan ini merupakan program pemerintah untuk
kesehatan.
“Pelajari, jangan asal bunyi. Yang jelas itu (Jamkes-
da) ada di dalam program pemerintah daerah, silakan
baca,” tegasnya.
Sekretaris Tim Sukses pasangan Foke-Nara, Budi
Siswanto, mengaku telah mengantongi 10 pelanggar-
an yang dilakukan oleh tim lawan. Ia tak khawatir jika
tim sukses Jokowi-Ahok menyimpan aduan di menit
akhir. Pelanggaran itu antara lain pelanggaran atribut,
Spanduk Foke
ari saputra/detikfoto
P
Reporter: Evi Tresnawati, Khairul Ikhwan ria yang terluka parah itu akhirnya mening-
rachman haryanto/detikFoto gal di Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta
Timur. Anwar, nama pria itu, meninggal dunia
karena luka bakar yang diderita akibat ledak-
an bom racikan yang dibuatnya.
Bom itu meledak secara tidak sengaja di sebuah
rumah kontrakan yang menjadi safe house kelompok
yang diduga teroris di wilayah Beji, Depok, Jawa Ba-
rat, Sabtu malam, 8 September 2012.
“
Pengamat intelijen Wawan Purwanto juga mensi-
nyalir kelompok teroris seperti Thorik cs, jauh lebih
berbahaya. Sebab mereka umumnya masih berusia
Sasaran muda dan lebih berani. Mereka bisa menyerang ke
mereka bisa mana saja. Tidak hanya kepentingan asing, kepenting-
an nasional pun jadi sasaran mereka, seperti kantor
ke mana- polisi, serta objek-objek vital lainnya.
mana, Masalah lain, mereka masih amatiran dalam me-
dan jauh rakit bom dan menyasar target. Sehingga yang jadi
korban bisa siapa saja. Misalnya, banyak bom rakitan
lebih nekat yang meledak sebelum digunakan. Alhasil yang jadi
dibanding korban tentu bukan sasaran mereka.
jaringan lama. “Sasaran mereka bisa ke mana-mana, dan jauh
Ini sangat lebih nekat dibanding jaringan lama. Ini sangat mem-
bahayakan,” ujar Wawan kepada majalah detik.
membahaya-
“ Mereka bisa disebut amatiran karena dalam me-
kan rakit bom hanya belajar secara mandiri dari internet.
Berbeda dengan kelompok lama yang dididik mem-
buat bom oleh orang terlatih di medan konflik, seperti
Afganistan dan Filipina.
“Mereka belajar dari internet dan mengumpulkan
bahan sendiri. Kemudian mereka bereksperimen, lalu
meledak sedikit, sering gagal. Sering kali bom yang
mereka rakit menjadi senjata makan tuan,” kata peng-
amat teroris, Al Chaidar.
Meski sering gagal, tetapi tidak membuat mereka
patah arang. Bahkan, ujar Chaidar, mereka sangat
bangga jika tangannya putus akibat salah merakit
bom. Pengalaman itu justru bisa dijadikan penyema-
ngat buat jaringan yang diindikasi sebagai jaringan
Darul Islam (DI).
Rumitnya lagi, lanjut Chaidar, kelompok seperti Tho-
rik cs mengumpulkan dana secara swadaya. Sehingga
tanpa dana besar sekalipun mereka bisa membuat
bom dan meledakannya di mana saja. Karena target
mereka bisa ke mana saja. (DEN/YOG)
Din Syamsuddin:
Tak Usah Kaitkan
Teroris dengan Agama
Saya heran kenapa sudah ada lembaga negara
untuk memberantas terorisme dan anggaran
yang besar, kok masih ada terorisme.
Reporter: Isfari Hikmat
rengga sancaya/detikfoto
M
asalah terorisme kembali menjadi so-
rotan setelah terjadi ledakan di safe house
teroris di Depok, Jawa Barat. Mengapa ter-
orisme tidak kunjung berhasil diberantas?
Apa yang salah?
Pertanyaan tersebut pun menjadi perhatian Ketua
PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin. Ia heran teroris-
Dalam kaitan me tidak kunjung berhasil diberantas padahal sudah
dengan ada lembaga Antiterorisme yang mendapat anggaran
terorisme, besar.
ironis sekali “Kok masih ada terorisme? Ini membuat kita harus
kelompok introspeksi, berarti ada penanganan cara yang belum
terbesar dalam tepat,” kata Din.
Din pun sedih terorisme sering dikait-kaitkan deng-
bangsa ini, an agama. Bagaimana sebaiknya menangani teroris-
yakni umat me? Apa pula peran tokoh agama dalam hal ini?
Islam, menjadi Berikut wawancara Isfari Hikmat dari majalah detik
tertuduh. dengan Din Syamsuddin:
Din Syamsuddin
cukup baik?
rengga sancaya/detikfoto Dalam pikiran sederhana saya, lingkaran yang
dituduh potensial terorisme sudah ada data, kenapa
tidak dilakukan pembinaan atau penyelesaian dengan
mereka?
Yang sering mati terbunuh itu (hanya) kroco-kroco-
nya, ini yang kemudian oleh sebagian orang ada teori
konspirasi.
Memang sulit dibuktikan, tapi mudah dirasakan,
karena terulang-terulang lagi. Terutama kalau ada
hal yang penting dan besar. Sehingga teori konspirasi
ini untuk mengalihkan perhatian, ada kaitan dengan
kunjungan tokoh negara besar. Selama tokoh teroris
tidak pernah ditangkap, ditanya, terorisme akan tum-
buh lagi.
Yang saya herankan lagi, kenapa yang tertuduh ter-
oris itu selalu mati terbunuh? Kita tidak bisa tanya ke-
pada mereka, kemudian muncul surat yang sulit kita
verifikasi. Kita berada di opini semacam itu, sehingga
Wasiat Rahasia
Jaya Komara
Kematian mendadak bos Koperasi Langit Biru (KLB) sampai saat ini masih
misterius. Bagaimana dengan uang nasabah KLB yang triliunan rupiah itu?
P
Reporter: Bahtiar Rifai, Chazizah Gusnita
agi itu, Kamis 13 September 2012, Jaya Ko-
foto: istimewa mara terlihat pulas tertidur. Waktu saat itu
menunjukkan pukul 06.30 WIB. Abar, Nurul
Fahmi, dan Pranto Siregar, teman satu sel
Komara di Polres Kota Tangerang, berusaha memba-
ngunkannya. Sebab biasanya pagi-pagi sekali Komara
sudah bangun untuk salat Subuh.
Namun mereka terkejut. Begitu dibangunkan, pria
berjenggot itu diam saja tidak menunjukkan reaksi.
“
mara telah meninggal dunia.
Komara menjadi tahanan titipan Polda karena terje-
rat kasus penggelapan uang nasabah Koperasi Langit
Komara Biru. Jaya Komara ditangkap Kepolisian Tangerang
menjadi bersama Polda pada Selasa 24 Juli 2012 silam di Pur-
tahanan wakarta.
Komara ditetapkan sebagai tersangka pada tanggal
titipan Polda 27 Juli 2012, kemudian dilakukan penahanan di Rutan
karena Bareskrim Polri sejak tanggal 27 Juli hingga 1 Agus-
terjerat kasus tus 2012. Guna kepentingan penyidikan dan efektivitas
waktu, kemudian penahanan Jaya Komara dialihkan
penggelapan ke Rutan Polresta Tangerang sejak 2 Agustus 2012
uang nasabah lalu.
Koperasi “ Namun belum juga sidang perkara penggelapannya
“
minta Sunaryanto untuk menyampaikan permintaan
maafnya kepada semua investor. “Saya nggak kabur,
cuma menghindar saja,” begitu kata Komara.
Menurutnya Komara kepada Sunaryanto juga membantah dirinya
menghindar dari kejaran investor yang ingin menagih
mukanya janjinya. Ia kabur karena memang tidak memegang
memang uang sama sekali. Sebab uangnya “dimakan” orang-
pucat dan orang dekatnya. Bahkan Komara mengaku saat kabur
ada beberapa tidak membawa uang. Jumlah uangnya adalah sama
seperti saat polisi melakukan penangkapan terhadap
perubahan dirinya di Purwakarta, 24 Juli 2012.
fisik yang Saat penangkapan di Hotel Khalsa Indah, Purwa-
terlihat di karta, polisi menyita uang sebesar Rp 41.716.000 dari
tangan Komara. Selain itu satu buah handphone milik-
hidung, pipi nya juga disita.
dan bekas- Jadi, kata Sunaryanto, alasan kabur Komara karena
bekas dirinya sedang ada masalah hukum dengan Sofwan
Haji, rekan bisnisnya di bidang air dalam kemasan.
yang bisa Karena masalah itu, Komara jadi buronan polisi.
saja bekas “ Kini Sunaryanto mengaku terkejut dengan kematian
pemukulan. Komara yang tiba-tiba. Sepengetahuannya, Komara
tidak mengidap penyakit berat. Apalagi Komara sela-
ma ini dikenal bisa mengobati berbagai penyakit lewat
jalur alternatif. “Saya pernah diobati Komara saat KLB
masih aktif. Makanya saya kaget ketika mendengar
Jaya Komara meninggal karena sakit,” Ujar Sunar-
yanto.
Namun, diakui Sunaryanto, saat bertemu Jaya Ko-
mara di tahanan Bareskrim Mabes Polri, ada perbe-
daan fisik pada Komara dibanding dengan sebelumnya
Ajari Si Kecil
Hemat Listrik
Mengajarkan anak-anak berhemat listrik sejak
dini memang gampang-gampang susah. Cara
menyenangkan seperti bermain, tetap paling
efektif. Jangan memaksa anak.
Reporter: Ken Yunita
thinkstock
“
W
ita, kalau nggak ditonton tv-nya dima-
tiin ya,” begitu ujar Merry pada anak
semata wayangnya. “Nggak mau, Wita
kan mau main sambil nonton,” ujar
anak usia tiga tahun itu sambil manyun lucu.
Merry pun tak kuasa menolak keinginan buah ha-
tinya. Meski ia tahu pasti, apa yang dilakukan Wita
adalah salah satu bentuk pemborosan energi. Na-
mun demi ‘kesenangan’ si kecil, Merry memilih tak
cerewet.
Dilema seperti yang dialami Merry mungkin juga
dialami orang tua lain. terkadang, para orang
Peran orang tua tua sering terlalu ‘berkompromi’ dengan
sangat penting, anaknya yang masih kecil. Termasuk soal
jangan sampai pemborosan energi tadi.
orang tua justru “Peran orang tua sangat penting, jang-
membiarkan anak- an sampai orang tua justru membiarkan
anak tumbuh menjadi anak-anak tumbuh menjadi pribadi yang
pribadi yang tidak tidak peduli dengan penghematan ener-
peduli dengan gi,” kata pengamat perkembangan anak
penghematan energi sekaligus psikolog Seto Mulyadi.
Jangan Paksa Anak
Memberi pengertian kepada anak-anak, khusus-
nya mereka yang masih di bawah lima tahun sebaik-
nya dengan cara yang menyenangkan. Pembentuk-
an perilaku anak tidak akan efektif jika dilakukan
dengan ‘pemaksaan’.
Hukuman, sanksi atau teguran keras justru akan
membuat anak-anak semakin melawan orang tua.
Hal itu karena usia di bawah lima tahun adalah masa
negatifistik atau masa melawan kepada orang tua.
“Anak usia itu egonya masih kuat, kalau dia merasa
tertekan, dia malah akan melawan. Makanya sering
kan anak yang dilarang malah seperti disuruh,” kata
pria yang akrab disapa Kak Seto itu.
K
orea semakin terkenal se- bunga sedang bermekaran.
iring kepopuleran K-Pop. Kota ini nyaman untuk para pelan-
Tak heran jika setahun ter- cong karena moda transportasinya
akhir, wisatawan kota bersih yang modern. Jika tersesat, wisata
nan indah itu meningkat tajam. Sama wan akan mudah kembali ke hotel
seperti musik dan makanannya yang atau penginapan.
mengguncang dunia. Segala tujuan relatif mudah dituju
Waktu terbaik mengunjungi negeri dengan subway, moda transportasi
ginseng ini adalah musim semi, an- utama di negeri ginseng ini. Juga bus
tara akhir Maret hingga Juni. Selain kota yang siap mengantar para turis
cuacanya yang hangat, kota ini juga berwisata. Siap-siap terbang ke ne-
tampak lebih indah karena bunga- geri Suju?
visitseoul.net
visitseoul.net
visitseoul.net
gaya hidup wisata
N Seoul Tower
Ini menara tertinggi di Seoul yang dibangun pada 1969. Letak-
nya di Gunung Namsan, dekat pusat kota Seoul. Masuk dalam lima
besar yang tertinggi di dunia.
Pengunjung bisa menumpang cable car --seperti di drama “Boys
Before Flower”-- sambil menikmati keindahan kota dari atas. Bia-
yanya sekitar 6 ribu won.
Seoul Tower banyak dikunjungi pasangan muda-mudi. Mereka
percaya, dengan datang berpasangan, menulis pesan di gembok
akan membuat jalinan cinta mereka abadi. nseoultower.co.kr
Istana Changdeokgung
Dibangun pada tahun 1405, tahun kelima pemerintahan Raja
Taejong (1400-1418). Istana kedua setelah Istana utama Gyeong-
bokgung.
Masuk dalam daftar World Cultural Heritage Unesco pada tahun
2007. Berfungsi sebagai istana selama 270 tahun.
Selain bangunan istana, wisatawan juga bisa menikmati taman
tradisional Korea yang mewakili arsitektur istana di Korea.
exploringkorea.com
Libok
Ke Korea wajib rasanya menjajal restoran Korea. Salah satu
tempat yang terkenal bernama Libok, berlokasi di Seogyo-dong,
apo-gu, Seoul.
Resto terkenal dengan makanan sehatnya. Salah satu menu
favorit bulgogi yang terdiri dari sayuran dan ikan. Yang terkenal
lainnya tempura ikan. Restoran ini banyak dikunjungi wisatawan
muslim dari mancanegara karena makanan halalnya.
koreapolis.com
Odeng
Odeng adalah makanan pinggiran di Seoul yang tidak boleh dile-
watkan. Yang paling populer, kue ikan olahan yang direbus dalam
kaldu dan disajikan dalam bentuk sate (satai).
Harga satu tusuk sekitar 800 sampai 1.500 won. Penjual odeng
bisa ditemui di hampir semua sudut kota. Mereka menjual di tenda
yang disebut pojangmacha. Ada banyak jajanan lain seperti kue
waffle dan mi ramyeon yang pedas hangat. Wajib dicoba.
koreapolis.com
Chamywoo
Cita rasa tradisional kuliner Korea bisa dirasakan di restoran ini.
Makanan andalannya dibuat dari daging sapi Korea (hanu) terbaik.
Paling favorit, Korean Rib Eye Steak seharga 53 ribu won atau
sekitar Rp 500 ribuan. Ada juga Hanu Bulgogi (9 ribu won/Rp 90
ribuan) dan Korean Short Rib Soup seharga 12 ribu won atau Rp 120
ribuan. Meski agak mahal, makan di resto Korea pasti menyenang-
kan karena banyaknya makanan pembuka yang gratis.
visitseol.net
visitseoul.net
Sinchon
Ini surganya belanja anak muda di Seoul. Tempat wisata sekali-
gus jalan-jalan untuk berwisata kuliner ini memang menyediakan
apa saja, especially untuk kaum perempuan.
Ingin dress lucu Korea yang banyak dijual di internet? Ada di sini.
Di sini juga gudangnya aksesori dan sepatu-sepatu cantik.
Harga-harga di Sinchon tidak mahal. Sekitar 1.000 won hingga 25
dikhy/detikfoto
ribu won. Kalau dirupiahkan kira-kira sekitar Rp 10 ribu hingga Rp
250 ribuan. visitseoul.net
Namdaemun Area
Ini merupakan pasar tradisional terbesar di Seoul. Orang bilang,
belum ke Seoul kalau belum ke pasar ini. Segala macam barang
untuk semua kalangan ada di tempat belanja ini.
Pusat belanja di Seoul lainnya adalah Myeongdong area, Insa-
dong area, dan Itaewon area. Semua surga belanja di Seoul mudah
dikunjungi karena selalu dekat dengan stasiun subway.(KEN/YOG) visitseoul.net
Bashaer Othman
Terinspirasi
Sukarno
Jangan ragu untuk memulai atau
menuntut sebuah kesempatan untuk
memimpin. Namun sebelum itu, pemuda
Indonesia harus juga mempersiapkan diri.
M
uda, cantik, pernah jadi walikota lagi.
Itulah Bashaer Othman. Meski bukan wa-
likota sebenarnya, gadis 16 tahun itu telah
merasakan bagaimana menjadi pemimpin
di sebuah kota berpenduduk 8.000 jiwa di Tepi Barat,
Palestina.
Buatnya, Indonesia sangat berarti. Ia memilih ber-
“
kunjung ke negeri ini, padahal di waktu bersamaan,
Bashaer mendapat undangan untuk bertandang ke
negeri piza, Italia.
Meski sudah menjajal dunia orang dewasa, Bashaer
Bukan tetaplah remaja. Di waktu luangnya, Bashaer tetap
hanya untuk melakukan hobinya seperti menulis puisi.
“
Apa hobi Anda?
Saya memiliki hobi yang saya tekuni setiap hari, yaitu
menulis puisi dan cerita, termasuk juga membaca.
Jadi informasi Membaca apa pun; membaca buku, puisi, cerita. Me-
tentang nambahkan alasan kenapa saya memilih jalan damai
Indonesia seperti ini, karena perdamaian bisa dilakukan dengan
Dikecewakan
Pemanasan
Hong Kong
Pemilu Hong Kong, Minggu 9 September lalu
berlangsung di tengah merebaknya sentimen
anti-Cina. Namun justru partai pro Beijing
yang menangguk untung.
Reporter: Monique Shintami
REUTERS/Bobby Yip
M
eski terpilih kembali, politisi prodemokrasi
Hong Kong, Lee Cheuk-yan, tak mampu
menyembunyikan kekecewaannya. Kelom-
pok prodemokrasi Hong Kong memang
layak gusar. Aksi berhari-hari yang mereka galang
tidak berbuah sesuai harapan.
Hasil pemungutan suara yang diumumkan Senin, 10
September itu, menunjukkan Aliansi Demokrasi untuk
Perbaikan dan Kemajuan (Partai DAB) yang pro Bei-
jing unggul. DAB berhasil menambah enam dari 35
kursi parlemen yang dipi-
lih langsung. Sedangkan
pan-demokrasi hanya
menambah empat, deng-
an total 18 kursi.
Kali ini, separuh dari
70 kursi parlemen di-
pilih langsung, sisanya
ditentukan langsung
oleh Beijing. Orang pun
lantas menyebut pemilu
ini sebagai pemanasan
sebelum Hong Kong me-
ngenal 'demokrasi pe-
nuh' pada 2017. Pasalnya,
2007 lalu Partai Komunis
Cina (PKC) berjanji akan
Sekelompok veteran Hong Kong
memberikan hak penuh bagi warga Hong Kong untuk
ikut unjuk rasa prodemokrasi memilih semua anggota parlemen pada 2017. Namun
REUTERS/Bobby Yip (CINA)
pemanasan itu ternyata mengecewakan kelompok
prodemokrasi. Hasil ini masih memungkinkan mereka
mempertahankan hak veto terkait kebijakan penting
di masa yang akan datang. Suara kritis mereka masih
akan terdengar demi mengadang setiap langkah yang
menghalangi gerakan demokratisasi. Namun ini tetap
sebagai kekalahan. “Terpecahnya suara membantu
mereka dipecundangi.
Meski demikian Profesor
Michael DeGolyer dari
Universitas Baptist Hong
Kong mengingatkan per-
kembangan ini menunjuk-
kan publik telah memilih
demokrasi sebagai jalan
terbaik. “Pesan penting
dari pemilih adalah me-
reka kian pro buruh dan
pro poor. Kesenjangan
kini menjadi isu penting,”
paparnya.
15 tahun setelah Hong
Kong diserahkan ke Cina,
kesenjangan memang kian menganga. Kesenjangan
Petugas menghitung suara
di pusat pemungutan suara di Hong Kong disebut yang paling mencolok dibanding
Dewan Legislatif Hong Kong kota-kota besar lainnya di dunia.
10 September, 2012.
REUTERS/Bobby Yip (CINA)
Warga mulai secara tajam mengkritisi kunjungan
orang kaya dari daratan yang berimbas pada melam-
bungnya biaya hidup di bekas koloni Inggris itu. Juga
migrasi yang kian membebani pelayanan publik.
Peningkatan upah minimum dan ketersediaan ru-
mah murah, menjadi isu penting di wilayah otonom
yang terdiri dari 236 pulau ini. Sehingga belakangan
muncul semangat anti-Cina.
Margaret Ng salah seorang anggota parlemen yang
sangat dihormati juga mengingatkan. “Kita menemu-
kan sedikit orang di Hong Kong yang asli Cina tidak
mengakui diri mereka sebagai orang Cina. Akar kita
sangat dalam, tapi kita menginginkan Hong Kong yang
demokratis, terbuka dan menghormati kebebasan,”
ujarnya.
(VOA/Reuters/AMI)
‘Kepolosan’ yang
Mengundang Amarah
“Film ini benar-benar menjijikkan dan sangat tercela.
Tampaknya memang sengaja memiliki tujuan menghina.”
I
Reporter: Monique Shintami,
Rita Uli Hutapea ‘ nnocence of Muslims'. Film ini kini menggem-
parkan dunia. Umat Islam di sejumlah negara
afp
marah. Demo memprotes film ini terjadi di mana-
mana.
Selasa lalu, kawasan Timur Tengah bergelora oleh
“
amatir. Hillary menyatakan pemerintah AS menolak
seluruh isi film tersebut.
“Bagi saya secara personal, video ini
Video ini benar- benar-benar menjijikkan dan sangat
benar menjijikkan tercela. Tampaknya memang sengaja
dan sangat tercela. memiliki tujuan menghina, untuk me-
Tampaknya memang rendahkan sebuah agama yang besar
dan memprovokasi kemarahan,” ujar
sengaja memiliki Hillary Clinton.
tujuan menghina, untuk Pembelaan atas film ini hanya datang
merendahkan sebuah dari pastor kontroversial dari AS, Terry
agama yang besar Jones. Ini tidak mengherankan karena
dan memprovokasi“ sebelumnya, Jones juga pernah me-
nyulut kemarahan umat Islam saat
kemarahan membakar Alquran pada 2010.
Ia menyebut klip tersebut sebagai satire dari kehi-
dupan Nabi. Bahkan Jones balik menuduh, apa yang
terjadi di Benghazi, Libya dan Kairo, Mesir justru me-
nunjukkan umat Islam yang sebenarnya, yakni ma-
syarakat yang antikritik.
lll
'Innocence of Muslims' sempat tayang di bioskop
kecil di Hollywood akhir Juni lalu. Potongan film ini
diunggah di YouTube pada 1 Juli oleh seseorang ber-
nama samaran 'sambacile', merujuk pada sutradara
film itu.
Siapa Sam Bacile? Pada sejumlah media, Selasa, 11
September, pria itu mengklaim sebagai warga Yahudi
kelahiran Israel dan agen properti. Ia menggalang
jutaan dolar dari para donor Yahudi untuk mempro-
duksi film ini. Padahal sebelumnya nama Bacile tidak
pernah muncul di internet, kecuali dalam penerbitan
di YouTube. Namanya juga tidak tercatat sebagai agen
properti.
Setelah huru-hara ini, keberadaan Bacile misterius.
Benarkah Sam Bacile yang mengunggahnya ke You-
Rapor Merah di
Tengah Pertumbuhan
Di tengah ekonomi yang tumbuh, ternyata daya saing Indonesia
terus menurun. Maraknya korupsi dan suap, serta buruknya
infrastruktur membuat Indonesia mendapat nilai merah.
R
Reporter: Monique Shintami, Zulfi Suhendra atusan truk mengular
dikhy s/detikfoto
di pintu masuk Pelabuhan
Tanjung Priok, Jakarta Utara,
Sabtu pekan lalu. Penyebabnya
sepele, listrik mati. Namun hal sepele
ini ternyata mengakibatkan kerugian
yang luar biasa. Ratusan truk ini harus
“
dan kembali melorot ke posisi 50 tahun ini.
Namun menurut laporan tahunan Bank Dunia itu,
Indonesia masih merupakan negara dengan kinerja
Peringkat terbaik di Asia, dan masuk dalam kelompok negara
yang menuju efisiensi bersama 33 negara lainnya.
Indonesia Kondisi makroekonomi sebenarnya dinilai baik,
turun karena Bahkan untuk yang satu ini peringkat Indonesia naik 12
buruknya level ke posisi 23. Kebijakan finansial dinilai sudah di
institusi publik. “ trek yang benar, sehingga defisit anggaran dan utang
pemerintah menyusut. Namun, inflasi dinilai masih
menjadi ancaman.
Pasar yang lebih efisien juga mengangkat daya saing
Indonesia. Namun, masalah pasar tenaga kerja, kesi-
apan teknologi, dan penerapan ICT oleh perusahaan
dan masyarakat menjadi rapor merah.
Peringkat Indonesia turun karena buruknya institusi
publik. Maraknya korupsi dan suap membuat Indonesia
hanya berada di posisi 72 dari 144 negara untuk aspek
institusi publik. Perilaku tak etis dari pelaku usaha,
Kelit Bakrie
Mengadang Badai
Utang berjibun membuat kinerja
grup Bakrie meredup. Apa yang
akan dilakukan kelompok ini
untuk keluar dari krisis?
Reporter: Hans Henricus B
ANTARA/ Dhoni Setiawan
R
ekomendasi untuk menghindari saham
perusahaan Bakrie Group itu belum dicabut.
Apalagi jika tujuannya untuk investasi jang-
ka panjang. Alasannya, harga saham grup
Bakrie tengah menurun dan diperkirakan masih akan
berlanjut menurun. Kalaupun terjadi rebound, sifatnya
hanya sementara.
Rekomendasi ini ternyata cukup manjur, para pelaku
pasar pun ramai-ramai menghindari saham perusa-
haan grup Bakrie.
Perdagangan saham tujuh perusahaan di bawah
bendera grup Bakrie cenderung stagnan. Nilainya juga
kian menyusut. Praktis hanya tiga anak perusahaan
Bakrie yaitu PT Bumi Resources, Tbk. (BUMI), PT Bak-
detik.
Namun analis meyakini anjloknya
harga batu bara bakal mengganggu
kinerja BUMI. “Laba operasional-
nya positif, tetapi laba bersihnya
negatif,” ujar Satrio Utomo, Head
of Research PT Universal Broker
Indonesia.
Penyelesaian Bakrie Life yang tak
kunjung selesai juga menjadi senti-
men negatif bagi grup Bakrie. Yang
terakhir dan utama adalah utang
perusahaan yang menumpuk.
Lembaga kajian bisnis, KATADATA
menyebut hingga Juni 2012 utang
10 perusahaan di bawah bendera
Bakrie Grup mencapai Rp 21,4 tri-
liun, dan Rp 7,1 triliun di antaranya
jatuh tempo tahun ini. Utang dalam
bentuk dolar tak kalah mencengangkan yakni menca-
Semburan uap panas Lapindo
salah satu perusahaan milik pai US$5,7 miliar atau sekitar Rp 54,5 triliun dengan
Bakrie. utang yang jatuh tempo US$275 juta.
budi sugiarto/detikfoto
Utang-utang ini harus dibayar, jika Bakrie tetap
ingin bertahan di lantai bursa. Bakrie tentu tak ingin
mengulang kasus di-suspend-nya saham PT Bakrie
Telecom (BTEL) lantaran terlambat membayar utang
yang jatuh tempo sebesar Rp 650 miliar.
Lalu bagaimana Bakrie bakal membayar utang yang
jatuh tempo, total senilai Rp 2,6 triliun ini? Sumber
majalah detik menyebut, BUMI bakal menerbitkan
obligasi tahun ini. Sayang dia enggan menyebutkan
berapa nilainya.
Namun dengan kinerja yang buruk seperti sekarang,
Bakrie bakal kesulitan menjual surat utang. Selama
ini Bakrie memang memiliki pembeli siaga yang sela-
lu setia membeli surat utang mereka. Namun kondisi
Demo para nasabah Bakrie Life sudah berubah. “Pegangan mereka yang paling kuat
di Bundaran HI Jakarta. adalah Credit Suisse, tapi belakangan mereka sudah
ari saputra/detikfoto
kasih warning,” paparnya.
Selain menerbitkan surat utang, Bakrie juga bisa
berkelit dengan menjual asetnya ke kelompok usaha
lain. Seperti yang dilakukan PT Bakrie and Brothers,
Tbk. (BNBR) saat melego 23,8% saham Bumi Plc ke
Borneo Lumbung Energi dan Metal.
Meski sering tersandung masalah, kelompok usaha
yang dirintis Achmad Bakrie ini dikenal ‘licin’. Sang
nakhoda Nirwan Bakrie dan Anindya Bakrie kini pasti
tengah memutar otak, agar perusahaan keluarganya
ini keluar dari ‘krisis’. Ini pernah dilakukan pada awal
tahun 2000-an, saat mereka sukses merestrukturi-
sasi utangnya yang berjibun. Bagaimana sekarang?
(AMI/YOG)
K
ompak sih boleh-boleh saja, asal jangan soal
Reporter: Ghazali Dasuqi
illustrasi: kiagoes kejahatan. Menghormati orang tua dan mertua
memang wajib hukumnya. Namun tentu bukan
berarti menuruti semua perintahnya. Apalagi jika
permintaan itu melanggar hukum. Bisa kacau.
Seperti yang dialami Iwan Suripno, pria 32 tahun ini. Dia
terpaksa berurusan dengan polisi gara-gara ‘terlalu setia’
kepada sang ibu mertuanya, Wasiah.
Kisah kekompakan ibu mertua dan menantu ini beberapa
waktu lalu di Situbondo, Jawa Timur. Saat itu, Wasiah me-
mutuskan nekat mencuri di rumah mantan Kepala Rutan
Situbondo, Yuli Hartono.
Kebetulan, rumah Yuli berada tepat di sebelah rumah ma-
jikan Wasiah di Perumahan Anggrek Mas, Situbondo. Untuk
masuk ke dalam rumah, Wasiah tidak perlu repot-repot.
Kebetulan lagi, kunci rumah Yuli memang selalu dititipkan
di rumah majikan Wasiah. Jadi saat sedang sepi, Wasiah
nekat mengambil kunci dan masuk ke dalam rumah.
Dia melarikan dua cincin emas serta sepeda motor Honda
Revo. Setelah aksinya beres, Wasiah baru menelepon me-
nantunya, Iwan untuk mengambil motor curiannya.
“Waktu itu ibu bilang sepeda motor itu diberi majikannya,
Mas. Jadi langsung saya bawa pulang ke rumah. Saya men-
jemput sepeda motor itu sekitar pukul 19.30 WIB,” ujar Iwan
membela diri.
Apa polisi percaya? Tentu tidak! Sepasang mertua-me-
nantu itu tetap digelandang ke Polres Situbondo untuk mem-
pertanggungjawabkan perbuatannya. Duh! (KEN/YOG)
Majalah detik 17 - 22
23 september 2012
seni & hiburan BUDAYA
t
iga bersaudara, Ike, Johnny, dan Addley Kof-
Judul:
Mother’s D
fin (Patrick Flueger, Warren Kole, dan Matt
ay O’Leary) gagal merampok bank. Alarm bank
Genre:
Horror, dra menjerit. Polisi mengepung. Setelah sempat
ma
Sutradara tembak-menembak dengan polisi, bergegaslah ke-
:
Darren Lyn tiganya melarikan diri ke rumah masa kecil mereka
n
Bousman untuk bersembunyi.
Skenario:
Koffin bersaudara tiba bersamaan tengah digelar-
Scott Milam
Pemain: nya pesta housewarming di basement. Ternyata ru-
Rebecca D mah itu sudah disita, bukan lagi milik ibu mereka.
e
Mornay, Ja
ime Pemilik barunya adalah pasangan muda Daniel dan
King and S Beth Sohapi (Frank Grillo dan Jaime King). Tanpa bu-
hawn
Ashmore ang waktu, tiga bersaudara ini menjadikan pasang-
Durasi:
an Sohapi dan seluruh tamunya sebagai sandera.
1 jam 52 m
enit Tak lama kemudian ibu mereka, Natalie Koffin
(Rebecca De Mornay), datang. Baru ketahuan bahwa
selama ini Ike mengirim uang dialamatkan ke ru-
mah ini, karena mengira ibunya masih tinggal di situ.
Jumlahnya US$10 ribu. Ibunya tidak pernah meneri-
ma uang kiriman itu, uang tidak pernah kembali ke
pengirim, pasangan Sohapi pun mengaku tidak per-
nah mendapat kiriman uang walau Natalie meyakini
duit itu mereka simpan.
TEST PACK
Produser: Chand Parwez Servia, Fiaz
Servia
Produksi: PT KHARISMA STARVISION
PLUS
Sutradara: Monty Tiwa
Durasi: 105 menit
Rahmat (Reza Rahadian) dan Tata
(Acha Septriasa) pasangan suami istri
kelas menengah. Mereka sudah tujuh
tahun menikah, namun belum dikaruni-
ai anak. Keinginan Tata untuk memiliki
anak lebih besar dari Rahmat. Rahmat
beranggapan mereka berdua to have
each other, itu cukup baginya.
Majalah
Majalahdetik
detik 30
17juli
- 23 -september
5 agustus 2012
seni & hiburan film pekan ini
TEST PACK
DARKTIDE
Produser:
Jenis Film:Chand
DramaParwez Servia, Fiaz
Servia
Produser: Jeanette Buerling, Matthew E.
Produksi: PT KHARISMA STARVISION
Chausse
PLUS
Produksi: ALLIANCE FILMS
Sutradara: John
Sutradara: MontyStockwell
Tiwa
Durasi: 114
Durasi: 105 menit
menit
Rahmat (Reza Rahadian) dan Tata
Kate
(Acha Mathiesonpasangan
Septriasa) (Halle Berry)
suamiadalah
istri
penyelam yang sangat
kelas menengah. tertarik
Mereka melaku-
sudah tujuh
kan
tahunpendekatan denganbelum
menikah, namun hiu putih yang
dikaruni-
menjadi
ai anak. pemimpin
Keinginan makhluk predator
Tata untuk memiliki
pantai pulaubesar
anak lebih Guadalupe yang terisolasi.
dari Rahmat. Rahmat
beranggapan mereka berdua to have
each other, itu cukup baginya.
Majalah
Majalahdetik
detik 30
17juli
- 23 -september
5 agustus 2012
seni & hiburan film pekan ini
TEST PACK
PETUALANGAN SINGA PEMBERANI
Produser:
Jenis Chand Parwez Servia, Fiaz
Film: Animasi
Servia Lucki Lukman Hakim, Genesis
Produser:
Produksi:
Timotius, PT KHARISMA
Christofer STARVISION
Santosa
PLUS
BATAVIA PICTURES
Produksi:
Sutradara:Patrick
Sutradara: Monty Leung
Tiwa
Durasi:Salvador
Durasi: 105 menitSimo, Lee Croudy
Rahmat
Dahulu (Reza
kala, Rahadian)
seorang danke-
penguasa Tata
(Acha Septriasa)
gelapan pasangan
dari dunia lain bernamasuami istri
Shadow
kelas datang
Master menengah. Mereka
ke dunia sudah
Paddle tujuh
Pop untuk
tahun menikah,
mengambil Kristalnamun belum
Lion yang dikaruni-
memiliki ke-
ai anak.
kuatan Keinginan Tata untuk
mahadahsyat.
Shadow memiliki
Master lalu
menyerbu
anak lebihKerajaan LionRahmat.
besar dari karena mereka
Rahmat
mengetahui
beranggapan lokasi persembunyian
mereka berdua toKristal
have
Lion.
each other, itu cukup baginya.
Majalah
Majalahdetik
detik 30
17juli
- 23 -september
5 agustus 2012
seni & hiburan agenda
Majalah
Majalah
detik 17
detik
- 23 september
23 - 29 juli 2012