Anda di halaman 1dari 5

Latar Belakang Berdirinya Ketoprak Siswo Budoyo

Faizul Ilmi Saputra

Pendidikan Sendratasik, Universitas Negeri Surabaya, 60213, Surabaya, Indonesia

Email: faizulilmi639@gmail.com.

ABSTRAK
ketoprak merupakan kesenian yang menampilkan hiburan bagi penonton. Kesenian ini juga menjadi
salah satu bukti nyata kayanya kebudayaan dan kesenian tradisional yang dimiliki Indonesia.
Kebudayaan nasional adalah suatu kebudayaan yang diakui sebagai identitas nasional. Di era globalisasi
ini memunculkan berbagai tuntutan kepada setiap pelaku kebudayaan untuk berusaha keras
mempertahankan jati dirinya. Setiap kebudayaan harus siap berdiri berhadapan dengan arus budaya
global yang relatif lebih modern dan evaluatif yang notabene lebih laku dan disegani. Kesenian di
Indonesia dihadapkan dengan dua permasalahan yang hampir sama-sama sulit sehingga membuat penulis
menyimpan banyak pertanyaan tentang sejarah berdirinya atau latar belakang dari Ketoprak Siswo
Budoyo. Ketroprak Siswo Budoyo didirikan pada tanggal 18 Juni 1958 di desa Sidorejo Kecamatan
Kauman Kabupaten Tulungagung. Oleh bapak Siswondo HS dan dibantu istrinya ibu Rumani. Ketoprak
siswo budoyo mulai dikenal saat mengadakan pentas lokal di desa dan dipasar pahing Tulungagung
kemudian di tingkat kecamatan kabupaten lalu ke antar provinsi. Siswo Budoyo memberikan kontribusi
yang positif dalam berbagai bidang seperti pendidikan, kesehatan, pembangunan, dan juga ekonomi.
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian ini diharapkan untuk para peneliti lebih seksama dan secara
detail dalam memahami perkembangan-perkembangan kesenian Di indonesia serta kreatifitas yang tinggi
guna menghadapi arus globalisasi yang dapat menelan kesenian tradisional

Kata kunci:
ketoprak,budaya,siswo budoyo,indonesia,kesenian menghargai dan mencintai budaya lokal dari pada
budaya luar yang masuk ke dalam negeri seperti
PENDAHULUAN yang marak saat ini, bukan hanya budaya lokal
Pada era globalisasi ini terdapat tuntutan bagi sudah diklaim oleh bangsa lain, kamu muda
para pelaku seni untuk berusaha keras Indonesia sendiri harus lah beramai-ramai
mempertahankan jati dirinya, melalui berbagai melestarikan budayanya sendiri itu menjadi
kompetisi yang ada secara kompetitif. Setiap langkah awal dalam menjaga kelestarian budaya
kebudayaan harus siap melawan arus globalisasi bangsa.
yang relatif lebih modern. Dalam hal ini juga Di dalam permasalahan dan dinamika
harus siap untuk menghadapi filter-filter dalam Ketoprak Siswo Budoyo , maka penelitian ini
berinteraksi dengan budaya lain. Permasalahan ini bermaksud untuk menganalisis dari berbagai
sering terjadi pada seni Tradisional di Indonesia sumber yang ada melalui sudut pandang “Latar
bahkan hampir semuanya, berfokus pada kesenian Belakang Berdirinya Ketoprak Siswo Budoyo”
yang terdapat di daerah jawa khususnya jawa
timur yaitu kesenian Ketoprak Siswo Budoyo dari
Tulungagung. Tuluagung adalah sebuah
kabupaten yang terletak di provinsi jawa timur, METODE
Tulungagung juga merupakan penghasil marmer Metode penelitian yang digunakan untuk
dan daerah pegunungan yang merupakan bagian Penelititan pementasan kethoprak Siswo
dari pegunungan Wilis Liman. Tulungagung Budoyo Kabupaten Tulungagung adalah
sendiri juga banyak sekali mempunyai kesenian bentuk deskriptif kualitatif, yaitu metode
tradisional yang menjadi khasnya adalah
penelitian yang mengkaji, menjelaskan dan
Kesenian Tari Reog Kendang, Jaranan,
Karawitan, dan Kesenian Teater tradisionalnya menganalisis data dalam rangka memecahkan
yaitu Ketoprak Siswo Budoyo. masalah sosial yang terjadi pada masa kini
Dengan tulisan ini diharapkan masyarakat Penelitian kualitatif berfungsi sebagai
pada umumnya dan kaum muda dapat memahami fenomena tentang apa yang
dialami oleh subyek penelitian seperti ayah dan ibunya waktu kecilnya digunakan
perilaku, presepsi, motivasi, dan tindakan, belajar ilmu agama pelajaran umum hingga
secara deskriptif dalam bentuk kata-kata dan berkesinian darah seni mengalir di tubuh
bahasa, pada suatu konteks khusus dengan Siswondo dari buyutnya yang bergelar Eyang
memanfaatkan sebagai metode Joko Niti atau peniti gamelan keraton
alamiah .Moleong merupakan prosedur mataram jogjakarta di Ketanggan. Siswondo
penelitian yang menghasilkan data deskriptif kerap memainkan anak gamelan iya pun
yang berupa kata-kata tertulis atau lisan yang menguasai alat musik tradisional tersebut,
dari orang-orang dan perilaku yang diamati. menjelang dewasa Siswondo bersekolah dia
Jadi tidak boleh mengisolasikan individu masuk di taman siswa di beiji Tulungagung
kedalam atau hipotesis namun dipandang Perjalanan Awal berdiri Ketoprak
sebagai suatu keutuhan. Sejalan dengan Siswo Budoyo
definisi dan ciri-ciri tersebut, penelitian
deskriptif kualitatif yakni data yang didapat Pada tahun 1949 Belanda melakukan
merupakan hasil dari latar belakang kesenian serangan ke Bumi pertiwi untuk yang kedua
tersebut dan makna tanda terhadap objek kalinya atau disebut agresi ke dua Siswondo
penelitian. Untuk mendapatkan data yang mengetahui betapa buruknya dijajah belanda
diinginkan peneliti mendatangi berbagai ikut mengangkat senjata bersama pejuang
Narasumber untuk melakukan wawancara muda lainnya yang tergabung dalam kop
langsung dan tidak langsung, tentara pelajar atau TGP akhirnya tentara
dalam hal ini peneliti membawa catatan penjajah berhasil diusir dari bumi pertiwi.
dan time line agar lebih fokus kepada topik Mengembara mencari ilmu, suatu malam
pembahasan. Untuk pengumpulan data dalam ditahun 1951 Siswondo menyaksikan
kegiatan penelitian diperlukan cara-cara atau pementasan Ketoprak Sri Wanita di
teknik pengumpulan data tertentu yaitu Semarang jiwa seninya berontak ia ingin
observasi, sehingga penelitian dapat berjalan berkesian lagi seperti masa kecil.
denganlancar. Untuk mendapatkan Sumber
Data, Penelitian ini dilaksanakan di
Kabupaten Tulungagung.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Awal Mula berdiri Ketoprak Siswo


Budoyo
Kesenian yang amat terkenal di era 1960-
1990 di pulau Jawa adalah Ketoprak Siswo Gambar 1.1
Budoyo. Kesenian yang berpusat di
Tulungagung ini di dirikan dan di pimpin Siang harinya Siswondo menemui
oleh Ki Siswondo Harjo Suwito, lewat tangan pimpinan ketoprak Sriwanto yang ternyata
dingin Ki Siswondo ketoprak siswo budoyo seorang keturunan Cina tak terduga Siswondo
sangat tiada tanding di era tersebut. Harjo langsung diterima lebih istimewa lagi ia
Suwito tengah berbahagia pada 14 Januari langsung didapuk memerankan Aryo
1928 istrinya Sringaten melahirkan anak Penangsang pementasan langsung sukses.
pertama bayi laki-laki itu di beri nama Siswondo memerankan pengeram Aryo
Sukardiman yang kemudian lebih dikenal penangsanv dengan baik sangat menghayati
dengan sebutan Siswondo sebagaj pengusaha sehingga penonton puas teman maupun
batik tulis keluarga Harjo Suwito terbilang pimpinan ketoprak terkesima dengan akting
mapan untuk saat itu. pemuda dari Tulungagung ini.
Di rumahnya yang besar di desa Sidorejo
digunakan untuk produksi batik Siswondo Siswondo pun menjadi aktor ketoprak Sri
mendapatkan limpahan kasih sayang dari Wanita, hari-hari Siswondo dilewati dengan
bermain ketoprak tak puas bermain di satu
grub Siswondo bergabung di ketoprak yang orang yang tidak suka dengan upaya
lain yaitu S3 Marem pimpinan Sastroliput Siswondo dan istrinya, namun Siswondo
dari Yogyakarta itu terjadi pada tahun 1952- tidak menghiraukan hal tersebut. Nama dari
1953. Kemudian di tahun 1954 Siswondo Siswo Budoyo dicetuskan oleh 4 orang yaitu
beralih ke ketoprak yang dipimpin oleh dari bapak Siswondo, ibu Rumani, orang dari
Kasiban di Bojonegoro hanya setahun kiping, dan orang dari plandaan berangkatnya
bersama ketoprak yang dipimpin oleh bukanlah dari ketoprak tetapi pada tahun
Kasiban itu. 1956 didirikan wayang orang namanya siswo
budoyo. Dari beberapa teman-temannya yang
mau mengembangkan budaya seni
Tulungagung yang akhirnya terbentuk
kelompok kecil wayang orang yang bernama
siswo budoyo.

Gambar 1.2

Pada tahun 1955 Siswondo beralih


ke ketoprak yang di pimpin Partoplenting
yang ada di plapah Tuban terlalu asik
bermain ketoprak Siswondo melupakan studi Gambar 1.3
dan juga seakan lupa dengan keluarganya
yang ada di tulungagung. Harjo suwito dan Pada tahun 1960 memberanikan diri
Sringaten pun resah karena anaknya tak untuk tampil diluar kota karena diterima baik
kunjung pulang dua orang tua itu pun oleh masyarakat, kota pertama yang dituju
berusaha mencari anak sulungnya dari untuk mengadakan pementasan adalah kota
Semarang, Malang, Jember, dan dikota-kota Blitar. Disana pun pementasan Siswo Budoyo
lainnya, Siswondo tetap tak kunjung juga diterima sangat baik oleh masyarakatnya
ditemukan. Kedua orang tua Siswondo putus kemudian berlanjut mengadakan pementasan-
asa mencari keberadaan anaknya, petualangan pementasa di provinsi Jawa Timur seperti di
siswondo terus berlanjut ia tidak lagi menjadi Kediri, Trenggalek, Nganjuk, Malang, dan
aktor namun menjadi sutradara seluruh ilmu Surabaya. Siswondo pun memilih untuk
yang di dapatkannya dituangkan pada mengundurkan diri dari pekerjaanya sebagai
pementasan ketoprak. Pada tahun 1955 karyawan di koperasi BTA dan memilih
kembali ke rumah dan disambut gembira oleh ketoprak sebagai jalan hidupnya.
kedua orang tua nya, tidak lama kemudian
Siswondo menikah dengan Rumani, Siswondo pun merasa tertantang
Siswondo pun bekerja di koperasi batik untuk mengadakan pagelaran di Surakarta,
tulungagung (BTA). namun siswondo ingin menata ulang ketoprak
Jiwa seni yang ada pada siswondo siswo budoyo yakni menggabungkan
tidak dapat dipungkiri ia akan tetap ketoprak mataraman dengan ketoprak gaya
berkesenian ketoprak. ia bersama sang istri pesisiran. Beberapa inovasi juga dilakukan
dan teman-temannya mereka tampil didesa seperti pemain yang bisa terbang, atau
gondang ada dua pementasan yaitu wayang menghilang juga mengubah busana pemain
orang dan ketoprak, ketoprak pun banyak supaya tidak selalu monoton ala jawa untuk
diminati. Pada tanggal 19 Juni tahun 1958 menandai perubahan tersebut nama ketoprak
didirikan ketoprak Siswo Budoyo tak sedikit juga diubah menjadi ketoprak gaya baru
siswo budoyo.
gaya baru siswo budoyo unit 1 yang langsung
dipimpin oleh Ki Siswondo HS yang
Pada tahun 1962 ketoprak gaya baru beranggotakan 120 pemain dan ketoprak gaya
siswo budoyo pentas di Surakarta, berkat baru siswo budoyo unit 2 yang di pimpin oleh
inovasi yang luar biasa ketoprak gaya baru Sunardi HS atau adik bungsu Ki Siswondo
siswo budoyo diterima oleh masyarakat yang beranggotakan 80 pemain.
Surakarta dan semakin terkenal pula ketoprak
yang selalu mecantumkan Tulungagung di Pada saat itu ketoprak gaya baru siswo
belakang nama ketoprak gaya baru siswo budoyo unit 1 tampil di alun-alun Jogjakarta
budoyo. Siswo budoyo baru sering sekali di sedangkan ketoprak gaya baru siswo budoyo
panggil untuk pentas diluar negeri tetapi unit 2 di pabrik rokok gudang garam Kediri.
ditolak oleh siswondo dikarenakan sulit untuk Pada tahun 1967 Siswondo menikah untuk
membawa 215 orang crew dan juga peralatan kedua kalinya yaitu dengan Endang
yang mencapai 12 truk. Ketoprak siswo Wijayanti. Siswondo membangun pentas
budoyo baru semakin terkenal muncul dilayar besar dan tampil lebih dahulu di TVRI
kaca diawal tahun 1980 di stasiun TVRI Jogjakarta selama 2 malam hasilnya luar
Surabaya yang sering menampilkan ketoprak biasa dengan antusias penonton yang
yang berasal dari Tulungagung. membludak.

Pada tahun 1981 dibentuk yayasan Siswo Hidup mati demi ketoprak. “Saya ingin
budoyo yayasan ini mengurus anggotanya hidup dan mati dibawah kelir ketoprak” ucap
yang pada waktu itu berkisar 215 pemain Siswondo, kalimat tersebut menandakan
tetapi belum termasuk dengan istri dan bahwa beliau sangat mencintai kesenian
anaknya sehingga berkisar 600 jiwa. Karena tradisional dan kenginannya terpenuhi. Di
selalu ikut dengan orang tuanya berpindah- awal 17 Februari 1997 serangan darah tinggi
pindah mereka kesulitan untuk menimpa Ki Siswondo saat itu beliau
menyekolahkan anaknya, dari sinilah peran dilarikan ke rumah sakit di Kediri. Pukul
yayasan siswo budoyo yaitu dengan 21.00 siswondo menghadap kepada sang
mendirikan taman kanak-kanak atau TK pada khalik, pada saat itu ketoprak gaya baru siswo
tahun 1975. mereka disekolahkan hingga budoyo sedang tampil di ponorogo
lulus SMA, kepedulian siswondo dalam mendengar pimpinannya telah meninggal
berkesenian jawa sangat besar. Pada tahun dunia pertunjukan terpaksa untuk dihentikan,
1991 siswondo mendirikan sekolah mendengar kabar tersebut tangis pun pecah
menengah kesenian indonesia (SMKI) di baik dari para pemain dan penonton. Ki
tulungagung dengan harapan dari SMKI yang Siswondo HS meninggal dunia di tahun 1997
berada dibawah yayasan siswo budoyo itu dimakamkan didesa kalangbret kecamatan
dapat melahirkan generasi-generasi muda kauman, jenazah pahlawan kesenian itu
yang bisa meneruskan warisan seni budaya dimakamkan disamping kubur kedua orang
tradisional jawa khususnya ketoprak. tuanya.

Sayangnya lulusan pertama yang KESIMPULAN DAN SARAN


berjumlah 20 anak tidak bisa direkrut ke Ketoprak siswo budoyo didirikan pada
ketoprak gaya baru siswo budoyo untuk tanggal 18 Juni 1958 di desa Sidorejo
menggantikan pemain yang sudah berumur kecamatan kauman kabupaten Tulungagung.
itu dikarenakan tipis nya jiwa berkesenian Bapak Siswondo Harjo Suwito induk kesenian
tradisional. Sekolah ini terpaksa ditutup ketoprak siswo budoyo. Ketoprak siswo
karena kekurangan murid pada tahun 1995. budoyo dari tahun ke tahun mengalami
perubahan dan permasalahan dari tuntutan
Di karenakan banyak permintaan untuk kreatif dalam mengembangkan
manggung pada tahun 1985 ketoprak siswo ketoprak. Persaingan antar unit dan penolakan
budoyo dipecah menjadi 2 istilahnya ketoprak pentas hingga menimbulkan kericuhan di
berbagai kalangan. Permasalahan tersebut berkembangnya zaman dapat mempengaruhi
dilewati dengan keuletan dan loyalitas para daya tarik masyarakat serta meninggalnya
anggota dengan managemen anggota yang Bapak Siswondo membuat ketoprak siswondo
baik. Kesenian Ketoprak Siswo Budoyo berangsur-angsur surut. Perlu adanya
memiliki dampak positif bagi anggota dan di kreatifitas dalam mengikuti perkembangan
berbagai bidang. seperti dalam bidang zaman dan perlu untuk diterapkan pada
kesehatan, pendidikan, dibangunnya SMKI kesenian yang kini masih ada agar tetap
Siswo Budoyo dan juga beasiswa, dan juga menjaga minat masyarakat.
dalam bidang ekonomi. Seiring

DAFTAR PUSTAKA
waryanti,Endang (2015).SEJARAH
PERKEMBANGAN KETHOPRAK
SISWO BUDOYO .Kediri:
universitas PGRI Nusantara .
Anwar, Khoirul (2017),eksistensi ketoprak
gaya baru siswo budoyo di
Tulungagung tahun 1958-2002 ,
Surabaya; universitas negeri Surabaya
Arista p,Reno & dr,Autar Abdillah M.Si .
PERAN KENTHONGAN SEBAGAI
PENANDA PEMENTASAN
KETHOPRAK
SISWO BUDOYO DI KABUPATEN
TULUNGAGUNG (KAJIAN
SEMIOTIKA).Surabaya:Universitas
Negeri Surabaya

Anda mungkin juga menyukai