Anda di halaman 1dari 210

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

TIPE ILL- STRUCTURED TERHADAP KETERAMPILAN


BERPIKIR KRITIS SISWA PADA KONSEP SISTEM
PEREDARAN DARAH MANUSIA
(Penelitian Kuasi Eksperimen di SMAN 4 Kota Tangerang Selatan)

Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu
Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :
Iza Zulfa Nuroini
1112016100070

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2017
ABSTRAK

IZA ZULFA NUROINI (1112016100070). ”Pengaruh Model Problem Based


Learning Tipe Ill-Structured terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa pada
Konsep Sistem Peredaran Darah Manusia”. Skripsi Jurusan Pendidikan
Biologi, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.

Keterampilan berpikir kritis merupakan salah satu kompetensi sumber daya


manusia berkualitas, dengan keterampilan tersebut seseorang dapat menghadapi
dan menjawab tantangan zaman. Evaluasi pembelajaran di sekolah umumnya
belum berfokus pada penilaian keterampilan tingkat tinggi khususnya
keterampilan berpikir kritis. Untuk meningkatkan dan mengasah keterampilan
berpikir kritis siswa salah satu yang diperlukan adalah penerapan model
pembelajaran yang bersifat student centred, salah satunya yaitu model Problem
Based Learning. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model
Problem Based Learning tipe Ill-Structured terhadap keterampilan berpikir kritis
siswa pada konsep sistem peredaran darah. Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 4
Kota Tangerang Selatan tahun 2016-2017. Metode penelitian yang digunakan
yaitu quasi eksperimen dengan Pretest-Posttest Control Group Design.
Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik simple random
sampling. Sampel penelitian terdiri dari 2 kelas yaitu kelas eksperimen dan
kontrol. Analisis data kedua kelompok menggunakan uji t dibantu SPSS 22 dengan
diperoleh probabilitas sig sebesar 0.000 yang berada di bawah α=0.05 (Sig < α)
maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan model Problem Based Learning tipe
Ill-Structured berpengaruh secara signifikan terhadap keterampilan berpikir kritis
siswa pada konsep sistem peredaran darah manusia pada aspek membangun
keterampilan dasar, membuat penjelasan lebih lanjut dan membuat strategi dan
taktik.

Kata kunci: problem based Learning, ill-structured, keterampilan berpikir kritis

i
ABSTRACT

IZA ZULFA NUROINI (1112016100070). “The effect of Problem Based


Learning model Ill-Structured Type Towards Student’s Critical Thinking Skill
on the Concept of Human Circulatory System”. Undergraduated thesis of
Biology Education Departement, Faculty of Tarbiyah and Teachers Training,
State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta

The ability to think critically is one of the competencies of qualified human


resources, with skills that can be faced and answer the challenges of the times.
Evaluation of learning in schools generally does not focus on high-level skills
especially critical thinking skills. To improve and hone students' critical thinking
skills one of the necessary is the application of student centered learning model,
one of them is Problem Based Learning model. This study aims to determine the
effect of learning model Problem Based Structured Problem on students' critical
thinking ability on the concept of circulatory system. This research was conducted
in SMAN 4 South Tangerang City 2016-2017. The research method used is quasi
experiment with Pretest-Posttest Control Group Design. Sampling was done by
cluster random sampling technique. The study sample consisted of 2 classes,
namely experimental group and control class. Analysis of data of both groups
using SPSS 22 with sig probability obtained 0.000 under α = 0,05 (Sig <α) can be
concluded that the use of model Problem Based Learning type Ill-Structured
significantly influence students' critical thinking ability to concept Human
circulation system on aspect build basic skills, make further explanations and
create strategies and tactics.

Keywords: problem based learning model, ill-structured, critical thinking skill

ii
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi dengan judul Pengaruh Model Problem Based learning (PBL) Tipe Ill-
Structured Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada Konsep
Sistem Peredaran Darah Manusia. Shalawat dan salam semoga senantiasa
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan para
pengikutnya yang senantiasa mengikuti ajarannya sampai akhir zaman..
Disadari sepenuhnya dalam penyusunan penelitian skripsi ini bahwa
kemampuan dan pengetahuan penulis sangat terbatas, maka adanya bimbingan,
pengarahan, dukungan serta motivasi dari berbagai pihak dan orang-orang terdekat
sangat membantu dalam menyelesaikan penelitian ini. Pada kesempatan kali ini
penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Dr. Baiq Hana Susanti, M.Sc., Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Dr. Yanti Herlanti, M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan Biologi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Dr. Zulfiani, M.Pd., dan Ibu Meiry Fadilah Noor, M.Si., dosen
pembimbing yang telah sabar membimbing, memberikan saran,
memberikan masukkan dan mengarahkan penulis selama proses
penyusunan penelitian skripsi, ditengah kesibukannya yang padat sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
5. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan IPA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
yang telah memberikan ilmu pengetahuan serta bimbingan kepada penulis

iii
selama mengikuti perkuliahan, semoga ilmu yang telah Bapak dan Ibu
berikan mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.
6. Bapak Suhermin, S.Pd, M.Si kepala sekolah SMAN 4 Tangerang Selatan
yang telah bersedia memberikan kesempatan kepada penulis untuk
melaksanakan penelitian disekolah tersebut.
7. Bapak Sopingi, M.Pd. guru mata pelajaran biologi kelas XI SMAN 4
Tangerang Selatan yang telah banyak membantu penulis selama proses
penelitian.
8. Seluruh guru SMAN 4 Tangerang Selatan yang telah membantu penulis
dan memberikan motivasi dalam melaksanakan penelitian ini.
9. Siswa SMAN 4 Tangerang Selatan, khususnya kelas XI IPA 3 dan kelas
XI IPA 4 yang telah menjadi subjek penelitian dan membantu saat proses
penelitian.
10. Teristimewa untuk kedua orangtua tercinta, Ayahanda Nurrohman dan
Ibunda Siti Maimatun, kakak Shofika Nurul Laili, S.Pd. dan adik
Muhammad Syifur Rijal yang yang tak henti-hentinya mendoakan,
melimpahkan kasih sayang dan memberikan dukungan moril dan materil
kepada penulis.
11. Teman-teman tercinta Biologi 2012, terkhusus untuk Zulfiana Ulfi,
Randhika Khairunnisa dan Rifahatul Mahmudah, S.Pd yang tidak pernah
lelah memberikan dukungan kepada penulis, serta semua teman Biologi
Best yang selama ini berada di kelas yang sama. Terimakasih atas
ketersediannya dalam memberikan dukungan, kasih sayang serta perhatian
kepada penulis. Terima kasih atas canda tawa dan kebersamaan selama ini.
12. Semua pihak yang namanya tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Jakarta, Oktober 2017

Penulis

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI
ABSTRAK ...................................................................................................... i
ABSTRACT .................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................................... iii
DAFTAR ISI ....................................................................................................v
DAFTAR TABEL ........................................................................................ vii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. ix

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................1
B. Identifikasi Masalah ..............................................................................5
C. Pembatasan Masalah .............................................................................6
D. Perumusan Masalah ..............................................................................6
E. Tujuan Penelitian ..................................................................................6
F. Manfaat Penelitian ................................................................................6

BAB II DESKRIPSI TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS


A. Deskripsi Teoritik
1. Pengertian Pembelajaran ...................................................................8
2. Model Pembelajaran ..........................................................................9
3. Model Problem Based Learning .....................................................10
4. Keterampilan Berpikir Kritis ...........................................................20
5. Tinjauan Konsep Sistem Peredaran Darah ......................................25
6. Hasil Penelitian yang Relevan ........................................................27

v
B. Kerangka Berpikir ...........................................................................…28
C. Hipotesis Penelitian .............................................................................30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


A. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................31
B. Metode dan Desain Penelitian.............................................................31
C. Alur Penelitian ....................................................................................32
D. Populasi dan sampel ............................................................................33
E. Variable Penelitian ..............................................................................34
F. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................34
G. Instrumen Penelitian............................................................................34
H. Analisis Data .......................................................................................37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Deskripsi Data .....................................................................................41
B. Analisis Data .......................................................................................44
C. Pembahasan .........................................................................................52

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .........................................................................................59
B. Saran ....................................................................................................59

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................60


LAMPIRAN ..................................................................................................64

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 : Perbandingan antara Masalah Well-Stuctured, Moderately-Structured


dan Ill-Structured .......................................................................... …..17
Tabel 2.2 : Tahapan Model Problem Based Learning (PBL)…………………… 18
Tabel 2.3 : Tahapan Model Problem Based Learning (PBL)…………………… 19
Tabel 2.4 : Indikator Berpikir Kritis………………………………………….…. 24
Tabel 2.5 : KI dan KD Konsep Sistem Sirkulasi………………………………. 26
Tabel 3.1 : Desain Penelitian…………………………………………………… 32
Tabel 3.2 : Hasil Validasi Kisi-Kisi Instrumen………………………………… 35
Tabel 3.3 : Kriteria Besar Korelasi……………………………………………… 36
Tabel 4.1: Data Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol…… 41
Tabel 4.2 : Persentase Ketercapaian Indikator Keterampilan Berpikir Kritis
Kelas Eksperimen dan Kontrol…………………………………….. 43
Tabel 4.3 : Persentase Ketercapaian Indikator Materi pada Kelas Eksperimen dan
Kontrol………………………………………………………………. 44
Tabel 4.4 : Hasil Uji Normalitas Pretest dan Posttest……………………………… 45
Tabel 4.5 : Hasil Uji Homogenitas Pretest dan Posttest ………………………. 46
Tabel 4.6 : Uji Hipotesis Hasil Pretest………………………………………………. 47
Tabel 4.7 : Uji Hipotesis Hasil Posttest……………………………………………… 47
Tabel 4.8 : Persentase Hasil Observasi Siswa Selama Pembelajaran di Kelas…. 48
Tabel 4.9 : Persentase Ketercapaian LKS Kelas Eksperimen……………….. 49
Tabel 4.10 : Hasil Uji Normalitas, Uji Homogenitas, dan Uji Hipotesis Tiap
Aspek Keterampilan Berpikir Kritis Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol……………………………………………………………… 50
Tabel 4.11 : Perbandingan Nilai Rata-Rata Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol…………………………………………………………….. 51
Tabel 4.12 : Perbandingan Persentase Kategori N-Gain Pada Kelas Eksperimen
dan Kelas Kontrol………………………………………………….. 51

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 :Model PBL dalam Taksonomi Barrows ...........................…16


Gambar 2.2 :Kerangka Berpikir dalam Penelitian ...............................….30

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen ...64


Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol..........86
Lampiran 3 Lembar Kerja Siswa (LKS) kelas Eksperimen ..........................110
Lampiran 4 Lembar Kerja Siswa (LKS) kelas Kontrol ................................124
Lampiran 5 Rubrik LKS Kelas Eksperimen .................................................131
Lampiran 6 Lembar Observasi Guru.............................................................138
Lampiran 7 Lembar Observasi Siswa ...........................................................144
Lampiran 8 Instrumen Tes Keterampilan Berpikir Kritis (KBK) Sebelum Validasi,
Kisi-Kisi dan Rubrik Penilaian .....................................................152
Lampiran 9 Instrumen Tes Keterampilan Berpikir Kritis Setelah Validasi ..163
Lampiran 10 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Instrumen Soal .....................168
Lampiran 11 Data Hasil tes awal (Pretest) dan tes akhir ( Posttest) kelas
Eksperimen dan Kontrol ...............................................................170
Lampiran 12 Tabel Kenaikan Hasil Belajar (N-Gain) ..................................174
Lampiran 13 Persentase per Sub-Indikator KBK......................................…176
Lampiran 14 Uji Normalitas, Homogenitas dan Taraf Signifikansi per Sub-
Indikator KBK ..............................................................................177
Lampiran 15 Pengujian Normalitas, Homogenitas dan Uji Signifikansi Pretest dan
Posttest Kelas Eksperimen Keseluruhan Sub-Indikator KBK .....181
Lampiran 16 Surat Bimbingan Skripsi ..........................................................185
Lampiran 17 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian .......................186
Lampiran 18 Lembar Uji Referensi ..............................................................187
Lampiran 19 Lembar Wawancara .................................................................195
Lampiran 20 Dokumentasi Penelitian ...........................................................197

ix
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Keadaan zaman yang dinamis menuntut seseorang untuk memiliki


kemampuan beradaptasi yang baik. Hanya manusia yang berkualitas yang mampu
mengikuti perkembangannya. Terutama dunia Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
(IPTEK) yang terus menerus berkembang dengan pesat, otomatis semakin banyak
pula informasi yang bermunculan dari berbagai media yang ada. Sehingga
diperlukan keterampilan berpikir kritis agar lebih bijak dalam memilih dan
memilah informasi. Keterampilan tersebut dapat dimiliki oleh seseorang apabila
terbina dalam suatu lingkungan belajar yang memfasilitasinya.1 Melalui
keterampilan berpikir kritis, siswa dapat lebih mudah memahami konsep, peka
terhadap masalah yang terjadi sehingga dapat memahami, menyelesaikan
masalah, dan mampu mengaplikasikan konsep dalam situasi yang berbeda.
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 menjelaskan bahwa pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan Negara.2 Salah satu keterampilan yang harus
dikembangkan oleh seseorang yaitu keterampilan berpikir kritis. Hal ini sesuai
dengan isi peraturan menteri pendidikan nasional No. 23 tahun 2006 tentang
Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang menyatakan bahwa siswa harus
menunjukan kemampuan seperti berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif dalam

1
Dina Mayadiana Suwarma dkk, Suatu Alternatf Pembelajaran untuk Meningkatkan
Kemampuan Berpikir Kritis Matematika, (Jakarta:Cakrawala Maha Karya, 2003) h.1
2
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, www.inherent-dikti.net/sisdiknas.pdf. diakses
pada tanggal 14 Juli 2017 pukul 10.00 WIB

1
2

pengambilan keputusan.3
Siswa yang mampu berpir kritis akan mempertimbangkan secara hati-hati
suatu informasi sebelum mengambil keputusan. Hal ini sesuai dengan definisi
berpikir kritis menurut Richard W. Paul, bahwa berpikir kritis adalah proses
disiplin secara intelektual dimana seseorang secara aktif dan terampil memahami,
mengaplikasikan, menganalisis, mensintesis, dan/atau mengevaluasi berbagai
informasi yang dikumpulkan atau yang diambil dari pengalaman dan pengamatan,
dari refleksi yang dilakukannya, dari penalaran, atau dari komunikasi yang
dilakukan.4 Berpikir kritis dapat membuat seseorang menjadi pribadi yang
mandiri, menurut Sugeng Susilo Adi dan Esti Junining bahwa terdapat 16
karakteristik dalam berpikir kritis, salah satunya yaitu mampu belajar dan
melakukan apa yang diinginkan secara mandiri.5
Pentingnya setiap orang memiliki keterampilan, terutama keterampilan
berpikir kritis harus disadari oleh guru karena peran guru sangat penting untuk
menciptakan suasana pembelajaran yang merangsang siswa untuk berpikir kritis.
Berdasarkan wawancara dengan guru mata pelajaran Biologi di SMAN 4
Tangerang Selatan bahwa dalam proses pembelajaran guru biasa menggunakan
metode ceramah dan diskusi dengan bantuan power point dan LKS yang sudah
ditetapkan dari pihak sekolah. Selain itu penilaian yang dilakukan masih sebatas
pemahaman konsep yaitu ranah kognitif.6 Pola pembelajaran ceramah membuat
siswa berfokus pada materi dan siswa sebagai objek pengajaran cenderung pasif,
sehingga keterampilan menganalisis, peka terhadap masalah, memecahkan dan
mengevaluasi masalah tidak teraplikasikan dengan metode tersebut.

3
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006 Tentang
Standar Kompetensi Lulusan Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah,https://docs.google.com/file/d/0B2qLrZkRe9a2ZkNYb2dqZ290VVk/edi
t.diakses pada tanggal 13 Juli 2017 pukul 14.00 WIB.
4
Kasdin Sihotang dkk.,Critical Thinking Membangun Pemikiran Logis,(Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan, 2012), h. 5.
5
Sugeng Susilo Adi dan Esti Junining, Kemampuan Berpikir Kritis dalam Membaca Serta
Kesesuaiannya Dengan Intelegensi Mahasiswa Program Studi Sastra Inggris, Jurnal ERUDIO,
Vol. 2, No. 1, http://fib.ub.ac.id/wrp-con/uploads/Jurnal-Erudio.pdf, diakses pada tanggal 13 Juli
2017 pukul 14.10 PM.
6
Lampiran 19, h. 195.
3

Berdasarkan hasil uraian diagram Trends in International Mathematics and


Science Study (TIMSS) tahun 2015, siswa Indonesia mendapatkan persentase
rendah dalam mengerjakan soal-soal kategori tinggi dibandingkan dengan negara-
negara lain. Indonesia berada di urutan ke-45 dengan skor 397 dari 48 negara
yang siswanya di tes di kelas IV.7 Sehingga untuk pencapaian rata-rata siswa di
Indonesia dalam logika dan analisis harus terus didorong.
Untuk meningkatkan dan mengasah keterampilan berpikir kritis siswa salah
satu yang diperlukan adalah penerapan model pembelajaran yang bersifat student
centred. Saat initelah banyak model pembelajaran yang sifatnya student centred
salah satunya adalah Problem Based Learning. Problem Based Learning adalah
model pembelajaran yang menggunakan masalah sebagai fasilitas dalam proses
berpikir. Penyajian masalah dapat membantu siswa untuk terlatih berpikir kritis.
Siswa harus benar-benar memahami maksud dari masalah tersebut, mencari dan
memilih informasi yang tepat untuk menyelesaikannya. Siswa dituntut untuk
belajar mengidentifikasi persoalan dengan permasalahan yang relevan dan
mengajukan pertanyaan yang berhubungan dengan masalah. Siswa diminta untuk
membuat keputusan berdasarkan petunjuk atas penyelidikan yang dilakukan, dan
menganalisis serta mengevaluasi informasi.8
Problem Based Learning sangat berkaitan erat dengan masalah yang
dimunculkan. Tipe masalah yang dimunculkan beragam, ada masalah yang sudah
terstruktur dengan baik ada pula yang penyajiannya belum terstruktur. Adanya
masalah yang beragam dapat diatasi dengan menggunakan tipe masalah well-
structured dan Ill-structured. Tipe masalah tersebut dapat menstimulus serta
memperkaya pengetahuan siswa dalam merumuskan kemungkinan jawaban
melalui penyelidikan yang membutuhkan berbagai keterampilan. Disini peneliti
akan menggunakan masalah dengan tipe Ill-structured.

7
Rahmawati, Hasil TIMMS 2015, http://puspendik.kemdikbud.go.id/seminar/upload/
Rahmawati-Seminar%20Hasil%20TIMSS%202015.pdf, diakses pada tanggal 2 Februari 2017.
8
Christin Chin dan Li Gek Chia, Problem Based Learning: Using Ill-Structured Problems in
Biology Project Work, Research Article dalam Science Educatin, Vol. 90,
http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1002/sce.20097/epdf diakses pada tanggal 3 Maret 2017
pukul 14.10 PM.
4

Problem Based Learning dalam makna lazimnya berorientasi pada masalah


yang bersifat Ill-structured.9 perbedaan antara masalah tipe well-structured
dengan masalah tipe Ill-structured yaitu dimana masalah dengan tipe well-
structured telah diketahui solusi yang dibutuhkan untuk penerapan sejumlah
konsep dan pemecahan masalahnya terbatas. Sedangkan masalah dengan tipe Ill-
structured memiliki beberapa solusi, yang tidak diketahui, hubungan yang tidak
konsisten antara konsep, aturan dan prinsip-prinsip.10
Karakteristik Problem Based Learning mencakup penggunaan suatu masalah
tipe Ill-Structured untuk memandu agenda pembelajaran. Dimana situasi awal
masalah Ill-Structured tidak menyediakan semua keperluan informasi untuk
mengembangkan sebuah solusi, dan tidak menyajikan satupun cara yang benar
untuk menyelesaikan masalah. Guru sebagai fasilitator yang memandu
pengembangan keterampilan berpikir tingkat tinggi dengan mendorong siswa.11
Siswa membuat keputusan sendiri tentang arah yang digunakan untuk
penelitiannya, informasi apayang dikumpulkan, dan bagaimana menganalisis dan
mengevaluasi informasi. Jadi proses pembelajaran dengan menggunakan masalah
Ill-stuctured membuat siswa mandiri dengan terbiasa menganalisis dan
mengeksplor informasi-informasi yang dibutuhkan. Berdasarkan penjelasan
tersebut, bahwa Problem Based Learning tipe Ill-stuctured memiliki hubungan
yang sinergis dengan aktivitas yang terdapat dalam keterampilan berpikir kritis.
Materi sistem peredaran darah merupakan materi kelas XI SMA semester
genap. Dalam kompetensi dasar (KD) 3.6 dijelaskan bahwa seseorang dituntut
untuk menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ dalam

9
Woe Hung, Theory to reality: a few issues in implementing problem-based learning, vol.59,
2011, www.hung woe,theory to reality: a few issues in implementing problem-based learning,
journal educational research development, diakses pada tanggal 3 gustus 2016.
10
David H. Jonassen, Learning to Solve Problem, diakses dari
http://onlinejournal.unja.ac.id/index.php/edusains pada tanggal 3 Mei 2017
11
Cindy E.Hmelo-Silver, Problem Based Learning: What and How Do Student
learn?,Educational Psychology Review, Vol. 16, No.3, 2004, p.244,
http://kanagawa.Iti.cs.cmu.edu/olct09/sites/default/files/Hmelo-Silver 2004.pdf, pada tanggal 27
Juli 2017.
5

kaitannya dengan bioproses dan gangguan fungsi.12 Penyajian masalah dalam


model ProblemBased Learning diharapkan dapat membuat siswa terbiasa untuk
menganalisis suatu masalah yang mereka hadapi sehingga KD 3.6 diatas dapat
tercapai.
Penelitian yang dilakukan oleh Ulyatul Fikriyah menunjukkan bahwa dari
hasil ketercapaian pembelajaran, model Problem Based Learning dengan masalah
tipe Ill-Structuredlebih efektif dibandingkan dengan model Problem Based
Learning tipe masalah Well-Structured, dan supaya peneliti selanjutnya dapat
menyajikan masalah dengan cara yang berbeda serta dengan konsep yang berbeda
pula.13 Berdasarkan hal tersebut peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian
menggunakan model Problem Based Learning dengan tipe masalah Ill-structured
dengan konssep sistem peredaran darah manusia.
Penggunaan model Problem Based Learning dengan tipe masalah Ill-
structured diharapkan dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam
menyelesaikan suatu masalah yang mereka hadapi, khususnya keterampilan
berpikir kritis. Sehingga siswa dapat menyelesaikan persoalan-persoalan yang
mereka hadapi dalam dunia nyata.
Dari latar belakang yang sudah diuraikan penulis tertarik untuk meneliti lebih
lanjut tentang model Problem Based Learning dengan tipe masalah Ill-structured
untuk pelajaran biologi dalam hubungannya dengan berpikir kritis siswa. Peneliti
memberi judul untuk penelitian ini “Pengaruh Model Problem Based Learning
tipe Ill-structured terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa”.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka ada beberapa permasalahan yang
dapat diidentifikasi diantaranya:

12
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2016, Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
Pelajaran Pada Kurikulum 2013 Pada SMA/SMK/MA/MAK No 24 Tahun 2016, tersediamelalui
http://www.gurupembelajar.net/2016/07/permendikbud-no-24-tahun-2016-tentang.html, diunduh
pada tanggal 22 April 2017
13
Ulyatul Fikriyah, “Perbedaan penggunaan Problem Based Learning dengan Ill-Structured
dengan Well-Structured Terhadap Keterampilan Proses Sains”, Skripsi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, Jakarta, 2016, tidak dipublikasikan.
6

1. Penilaian proses belajar umumnya lebih kepada penilaian kognitif yang


meniadakan pengukuran keterampilan, khususnya berpikir kritis.
2. Model pembelajaran masih banyak yang bersifat teacher centered, guru lebih
banyak memberi informasi dengan metode ceramah, diskusi dan tanya jawab
biasa.
3. Untuk mengetahui dan melatih keterampilan berpikir kritis khususnya dalam
mata pelajaran Biologi, maka sangat perlu dicari model pembelajaran yang
sesuai.

C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang dikemukakan di atas, maka penulis
membatasi permasalahan yang akan diteliti pada:
1. Keterampilan yang akan diteliti adalah keterampilan berpikir kritis sesuai
dengan indikator Ennis meliputi Elementary Clarification, Basic support,
Inference, Advence Clarification dan Strategy and Tactic.
2. Penelitian yang dilakukan menggunakan model Problem Based Learningtipe
Ill-Structured.
3. Materi yang akan diteliti adalah materi Sistem Peredaran Darah Manusia.

D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah,
maka dapat dirumuskan permasalahannya sebagai berikut :
“Bagaimana pengaruh model Problem Based Learning (PBL) tipe Ill-Structured
terhadap keterampilan berpikir kritis siswa?

E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang dirumuskan, penelitian bertujuan untuk
mengetahui pengaruh model Problem Based Learning (PBL) tipe Ill-Structured
terhadap keterampilan berpikir kritis siswa.

F. Manfaat Penelitian
7

Pada penelitian ini akan diperoleh beberapa manfaat antara lain:


1. Bagi guru
Model Problem Based Learning tipe Ill-Structured dapat dijadikan sebagai
salahsatu strategi dalam pembelajaran sains (biologi) untuk mengasah dan
menumbuhkan keterampilan berpikir kritis siswa.
2. Bagi siswa
Model Problem Based Learning tipe Ill-Structured mampu meningkatkan
keaktifan siswa dalam belajar dan melatih untuk bekerjasama serta terbiasa
dalam menganalisis suatu permasalahan.
3. Bagi peneliti
Dapat menambah pengalaman dalam melakukan pembelajaran khususnya
untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa.
BAB II

DESKRIPSI TEORETIS, KERANGKA PIKIR, DAN


HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoretis
1. Pengertian Pembelajaran
Proses pembelajaran di dalam kelas harus didesain menarik oleh guru agar
siswa tidak cepat merasa bosan. Selain desain yang menarik yang perlu di
perhatikan yaitu suatu rencana yang harus dibuat oleh seorang guru secara matang
agar suatu pembelajaran dapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan tujuan
suatu pembelajaran. Perencanaan pembelajaran meliputi pemilihan media, alat
dan bahan apa yang akan di gunakan, strategi dan model pembelajaran.
Bruner menyatakan “learning is an active, social process in which learners
construct new idea and concept based on their current knowledge” pembelajaran
adalah sebuah proses sosial yang aktif yang mana pembelajaran mengkonstruksi
ide dan konsep baru berdasarkan pengetahuan yang sekarang.1 Menurut Bruner
suatu pembelajaran itu bersifat dinamis, dimana akan terus berkembang dan akan
terus memunculkan ide-ide baru berdasarkan perkembangan zaman.
Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur
manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, prosedur yang saling mempengaruhi
dalam mencapai tujuan pembelajaran.2 Jadi tujuan pembelajaran tidak akan
tercapai jika tidak memenuhi komponen-komponen yang telah di sebutkan,
pembelajaran tidak akan terlaksana jika hanya ada guru dan siswa, juga tidak akan
terlaksana jika hanya ada fasilitas dan perlengkapan.
Menurut Brown pembelajaran adalah penguasaan atau pemerolehan
pengetahuan tentang suatu subjek atau sebuah keterampilan dengan belajar,
pengalaman, atau

1
Sigit Mangun Wardoyo, Pembelajaran Berbasis Riset, (Jakarta: Akademia Permata, 2013),
h. 11.
2
Masitoh dan Laksmi Dewi, Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan
Islam Departemen Agama RI), h.7

8
9

instruksi.3 Jadi pembelajaran tidak hanya sekedar mentransfer ilmu, tetapi


pembelajaran membutuhkan interaksi dan pengalaman.
Pembelajaran adalah suatu perubahan yang dapat memberikan hasil jika
berinteraksi dengan informasi.4 Jadi suatu pembelajaran akan ada hasil yang
dicapai jika didalamnya siswa juga bersifat aktif, siswa juga berinteraksi kepada
materi, kegiatan dan pengalaman.
Dari beberapa pengertian mengenai pembelajaran di atas dapat disimpulkan
bahwa suatu pembelajaran bersifat dinamis, pembelajaran merupakan interaksi
antara komponen manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, yang menyebabkan
adanya perubahan perilaku dan di dukung adanya suatu pengalaman.
Seperti penjelasan diatas bahwa suatu kegiatan pembelajaran akan terlaksana
dan akan tercapai suatu tujuan pembelajaran jika dilaksanakan secara prosedural
dan direncanakan dengan baik. Salah satu rencana yang sangat penting dalam
mencapai suatu tujuan pembelajaran yaitu adanya model pembelajaran. Seorang
guru harus mampu menetapkan dan menggunakan model yang tepat dalam
menyampaikan konten atau isi pembelajaran.

2. Model Pembelajaran
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang
digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas ataupun
pembelajaran tutorial.5 Jadi seorang guru diharapkan dapat membantu siswa untuk
mendapatkan informasi, ide, keterampilan, cara berpikir, dll dengan menggunakan
model yang tepat, yang sudah dipilih dan direncanakan oleh seorang guru
tersebut.
Model mengajar atau model pengajaran adalah pendekatan spesifik dalam
mengajar yang memiliki tiga ciri, yaitu :
Tujuan : Model mengajar dirancang untuk membantu siswa mengembangkan
kemampuan berpikir kritis dan memperoleh pemahaman mendalam tentang

3
Sigit Mangun Wardoyo, op. cit., h.11.
4
Anisah basleman dan Syamsu mappa, Teori Belajar Orang Dewasa, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2011), h.14.
5
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010), h.51.
10

bentuk spesifik materi. Fase: Model mengajar mencakup serangkaian langkah-


langkah disebut “fase” yang bertujuan membantu siswa mencapai tujuan
pembelajaran yang spesifik. Fondasi: Model mengajar didukung teori dan
penelitian tentang pembelajaran dan motivasi.6
Model Problem Based Learning (PBL) dengan menggunakan masalah tpe Ill-
Structured, PBL ini merupakan bagian dari model pembelajaran konstruktivisme.
Teori konstruktivisme merupakan salah satu teori belajar yang berhubungan
dengan cara seseorang memperoleh pengetahuan, yang menekankan pada
penemuan makna (meaningfullness). Perolehan tersebut melalui informasi dalam
struktur kognitif yang telah ada dari hasil perolehan sebelumnya yang tersimpan
dalam memori dan siap dikonstruk untuk mendapatkan pengetahuan baru.7
Konstruktivisme merupakan salah satu perkembangan model pembelajaran
mutakhir yang mengedepankan aktifitas siswa dalam setiap interaksi edukatif
untuk dapat melakukan eksplorasi dan menemukan pengetahuannya sendiri.8
Karena pengetahuan bersifat dinamis jadi setiap saat jika menghadapi
permasalahan yang baru akan memaksa siswa untuk membangun dan
memodifikasi dari pengetahuan awal yang mereka miliki.

3. Model Problem Based Learning (PBL)


Problem Based Learning (PBL) adalah suatu pendekatan pembelajaran yang
telah berhasil digunakan selama lebih dari 30 tahun dan terus mendapatkan
penerimaan dalam berbagai disiplin ilmu. Model pembelajaran ini termasuk
pendekatan berpusat pada siswa yang memberdayakan siswa untuk melakukan
penelitian, mengintegrasikan teori dan praktek, dan menerapkan pengetahuan dan

6
Paul eggen dan Don kauchak, Strategi Dan Model Pembelajaran, (Jakarta: PT Indeks,
2012), h.7.
7
Zulfiani,Tonih feronika dan Kinkin suartini, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: UIN,
2009), h.119.
8
Wahdi Sayuti dan Zurinal, Ilmu Pendidikan, Pengantar dan Dasar-Dasar Pelaksanaan
Pendidikan, (UIN Jakarta Press, 2006), h. 119
11

keterampilan untuk mengembangkan solusi yang tepat untuk masalah yang


didefinisikan.9
Problem Based Learning diturunkan dari teori bahwa belajar adalah proses
dimana siswa secara aktif mengkontruksi pengetahuan. Konsep ini menjelaskan
bahwa belajar terjadi aksi siswa. Pendidik hanya berperan dalam memfasilitasi
terjadinya aktivitas kontruksi pengetahuan oleh peserta belajar. Pendidik harus
memusatkan perhatiannya untuk membantu siswa dalam mencapai keterampilan
(self directed learning).10
Secara garis besar Problem Based Learning terdiri dari manyajikan kepada
siswa situasi masalah yang autentik dan bermakna yang dapat memberikan
kemudahan kepada mereka untuk melakukan penyelidikan dan inkuiri.11 Jadi
dalam model pembelajaran ini seorang guru harus menyediakan masalah yang ada
di dunia nyata sehingga pembelajaran tidak bersifat abstrak. Pengkaitan isi
pelajaran dengan lingkungan sekitar akan membuat pembelajaran lebih bermakna
karena siswa mengetahui pelajaran yang didapat di kelas bermanfaat dalam
kehidupan sehari-hari.
Ciri utama Problem Based Learning meliputi pengajuan pertanyaan atau
masalah, memusatkan pada keterkaitan antar disiplin, penyelidikan autentik,
kerjasama dan menghasilkan karya serta peragaan. Problem Baesd Learning tidak
dirancang untuk membantu guru memberikan informasi sebanyak-banyaknya
kepada siswa. Problem Baesd Learning antara lain bertujuan untuk membantu
siswa mengembangkan ketrampilan berfikir dan ketrampilan pemecahan
masalah.12
Dasar pemikiran pengembangan model pembelajaran tersebut sesuai dengan
pandangan konstruktivis yang menekankan kebutuhan siswa untuk menyelidiki

9
John R. Savery, Overview of Problem-based Learning: Definitions and
Distinctions,http://dx.doi.org/10.7771/1541-5015.1002. diakses pada tanggal 25 November 2016
pukul 16.30 WIB.
10
I.K.Suma, dkk, Pengaruh Model Problem Baesd Learning Terhadap Keterampilan Berpikir
Kritis Siswa Dan Sikap Ilmiah, e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan
Ganesha Program Studi IPA, 2013.
11
Muslimin Ibrahim dan Mohamad Nur, Pembelajaran Berdasarkan Masalah, (Surabaya:
UNESA-University Press, 2000), h. 3.
12
Ibid., h. 5-7.
12

lingkungannya dan membangun pengetahuan secara pribadi pengetahuan


bermakna.13 Dengan demikian ketika siswa masuk kelas mereka tidak dalam
keadaan kosong, melainkan mereka sudah memiliki pengetahuan awal.
Berdasarkan pemikiran tersebut, maka pembelajaran biologi perlu diawali dengan
mengangkat permasalahan yang sesuai dengan lingkungannya (permasalahan
kontekstual). Jadi konsep dibentuk atau ditanamkan melalui pembahasan masalah
nyata.
Problem Based Learning adalah sebuah model pembelajaran yang mendorong
pembelajaran siswa dengan menciptakan kebutuhan untuk mencari solusi dari
sebuah permasalahan otentik.14 Selama proses pemecahan masalah ini siswa
mengkonstruksi pengetahuan dan mengembangkan keterampilan memecahkan
suatu masalah dan mencari solusi dari permasalahan dunia nyata.
Problem Based Learning merupakan pembelajaran yang menggunakan
masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang
berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh
pengetahuan dan konsep yang esensi dari mata pelajaran.15
Kesuksesan Problem Baesd Learning tergantung pada kemampuan guru
dalam menghadapkan siswa dengan masalah-masalah realistis yang akan
membantu mereka mengembangkan keterampilan pemecahan masalah dan
kemampuan untuk mandiri (Self Directed).16 Jadi walaupun seorang guru sudah
memilih model pembelajaran yang mereka inginkan, belum tentu menjamin suatu
kesuksesan dalam mencapai tujuan pembelajaran. Jika, seorang guru tersebut
tidak bisa menggunakan atau tidak menguasai model yang mereka gunakan.
Model Problem Based Learning, didalam pembelajarannya siswa dimulai dan
didorong dari kebutuhan untuk pemecahan masalah otentik, ill-structured,
masalah dunia nyata. Kebutuhan ini memberi fungsi motivasi pada siswa tersebut

13
Ibid., h. 19.
14
Sigit Mangun Wardoyo, op. cit., h. 39.
15
Kokom komalasari, Pembelajaran Kontekstual, (Bandung: PT Refika Aditama, 2013), h.
58-59.
16
Paul eggen dan Don kauchak, op. cit, h. 322.
13

untuk menyadari relevansi pengetahuan konten untuk masa depan profesional atau
konteks individu mereka.
Masalah ill-structured ditandai sebagai tujuan yang didefinisikan secara
samar-samar, beberapa elemen masalah yang tidak diketahui, beberapa solusi
yang masuk akal, dan ambiguitas tentang konsep atau prinsip-prinsip yang
diperlukan untuk menyelesaikannya. Dalam PBL, penggunaan masalah ill-
structured adalah untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan mereka
untuk adaptif menerapkan pengetahuan mereka untuk menghadapi situasi masalah
rumit dalam dunia nyata.17
Problem Based Learning merupakan sebuah pengembangan kurikulum dan
metode instruksional yang menempatkan siswa dalam peranannya yang aktif
sebagai pemecah masalah ketika dihadapkan dalam masalah yang kurang
terstruktur dalam dunia nyata.18 Dengan demikian Problem Based Learning dapat
didefinisikan sebagai metode yang menempatkan siswa untuk berperan sebagai
pemecah masalah tipe Ill-Structured dalam dunia nyata sebagai kegiatan
belajarnya.
Beberapa pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa model Problem Based
Learning adalah model pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata,
suatu pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran siswa pada masalah autentik
sehingga siswa dapat menyusun pengetahuannya sendiri, menumbuh kembangkan
ketrampilan yang lebih tinggi dan inkuiri, memandirikan siswa, dan meningkatkan
kepercayaan diri sendiri. Dan masalah tipe Ill-Structured merupakan tipe masalah
yang sesuai digunakan dengan Problem Based Learning karena masalah tipe Ill-
Structured cara menyajikan masalahnya secara tidak langsung, melainkan siswa
harus mencari sendiri dari informasi yang disajikan, dan permasalahn yang
terkandung memiliki banyak solusi. Sehingga siswa dituntut aktif dan berpikir
kritis.
Berbagai pengembang pembelajaran Problem Based Learning telah
menunjukkkan ciri-ciri sebagai berikut: (1) Pengajuan masalah atau pertanyaan

17
Woei Hung, op. cit., h. 531.
18
Sigit Mangun Wardoyo, op.cit., h. 38.
14

pada Pengajaran Problem Based Learning bukan hanya mengorganisasikan


prinsip-prinsip atau ketrampilan akademik tertentu, pembelajaran berdasarkan
masalah mengorganisasikan pengajaran di sekitar pertanyaan dan masalah yang
kedua-duanya secara sosial penting dan secara pribadi bermakna untuk siswa.
Mereka dihadapkan situasi kehidupan nyata yang autentik , menghindari jawaban
sederhana, dan memungkinkan adanya berbagai macam solusiuntuk situasi itu.
pertanyaan dan masalah yang diajukan haruslah memenuhi criteria sebagai
berikut: (a) Autentik, yaitu masalah harus lebih berakar pada kehidupan dunia
nyata siswa dari pada berakar pada prinsip-prinsipdisiplin ilmu tertentu, (b) Jelas,
yaitu masalah dirumuskan dengan jelas, dalam arti tidak menimbulkan masalah
baru bagi siswa yang pada akhirnya menyulitkan penyelesaian siswa, (c) Mudah
dipahami, yaitu masalah yang diberikan hendaknya mudah dipahami siswa.Selain
itu masalah disusun dan dibuat sesuai dengan tingkat perkembangan sisw, (d)
Luas dan sesuai dengan tujuan pembelajaran, yaitu masalah yang disusun dan
dirumuskan hendaknya bersifat luas, artinya masalah tersebut mencakup seluruh
materi pelajaran yang akan diajarkan sesuai dengan waktu, ruang dan sumber
yang tersedia. Selain itu, masalah yang telah disusun tersebut harus didasarkan
pada tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, dan (e) Bermanfaat, yaitu
masalah yang telah disusun dan dirumuskan haruslah bermanfaat, baik siswa
sebagai pemecah masalah maupun guru sebagai pembuat masalah. Masalah yang
bermanfaat adalah masalah yang dapat meningkatkan kemampuan berfikir
memecahkan masalah siswa, serta membangkitkan motivasi belajar siswa.
Ciri-ciri PBL selanjutnya yaitu : (2) Berfokus pada keterkaitan antar disiplin.
Meskipun pengajaran PBL mungkin berpusat pada mata pelajaran tertentu (IPA,
Matematika, Ilmu-ilmu Sosial), masalah yang akan diselidiki telah yang dipilih
benar-benar nyata agar dalam pemecahannya siswa meninjau masalah itu dari
banyakmata pelajaran, (3) Penyelidikan autentik. Pengajaran Problem Based
Learning siswa melakukan penyelidikan autentik untuk mencari penyelesaian
nyata terhadap masalah nyata. Mereka harus menganalisis dan mendefinisikan
masalah, mengembangkan hipotesis dan membuat ramalan, mengumpulkan dan
menganalisis informasi, melakukan eksperimen (jika diperlukan), membuat
15

inferensi dan merumuskan kesimpulan. Metode penyelidikan yang digunakan


bergantung pada masalah yang sedang dipelajari, (4) Menghasilkan produk / karya
dan memamerkannya. PBL menuntut siswa untuk menghasilkan produk tertentu
dalam bentuk karya nyata atau artefak dan peragaan yang menjelaskan atau
mewakili bentuk penyelesaian masalah yang mereka temukan, (5) Kerjasama.
Seperti halnya model pembelajaran kooperatif yang telah di jelaskan bahwa PBL
dicirikan oleh siswa yang bekerjasama satu dengan lainnya, paling sering secara
berpasangan atau dalam kelompok kecil.19
Jenis-jenis Masalah dalam Model Problem Based Learning (PBL) yaitu
dijelaskan bahwa masalah yang baik merupakan masalah yang dapat memberikan
pengaruh timbal balik sehingga memungkinkan siswa untuk mengevaluasi
efektivitas dari pengetahuan, penalaran dan strategi belajar mereka.20
Jonassen mengemukakan suatu desain teori yang menjelaskan tipe dari
perbedaan jenis masalah dari masalah terstruktur (well structured) hingga tidak
terstruktur (ill structured). Lebih lanjut Jonassen menjelaskan bahwa well
structured merupakan tipe masalah yang menyajikan semua komponen yang
terbatas dari semua permasalahan, terikat dalam sejumlah aturan, prinsip dan
konsep yang terintegrasi dengan prediksi dan ketentuan yang dibuat. Sedangkan
ill structured merupakan tipe masalah yang memiliki banyak alternative jawaban
dengan tujuan dan maksud yang belum terdefinisikan dengan jelas, batasan
masalah yang tidak tentu, informasi yang tidak relevan dan banyak kriteria untuk
menentukan solusi.21
Barrows mengusulkan sebuah taksonomi yang mengklasifikasikan model
Problem Based Learning kedalam enam kategori yang menggunakan dua variabel
dengan tiga level. Satu variabel menunjukkan tentang pembelajaran mandiri dan
variabel kedua menunjukkan tentang struktur masalah. lebih lanjut. Lebih lanjut,
Barrows membagi tiga level dari pembelajaran mandiri menjadi pembelajaran

19
Muslimin Ibrahim dkk, op. cit., h. 6.
20
Cindy E. Hmelo-Silver, op. cit., h. 244.
21
Kumar Laxman, Training Students to Succesfully Solve Ill-Structured Problems in an
Internet-Mediated Learning Environment, Jurnal of Interdisciplinary Reaserch in Education,
Vol.3, 2013, p.1-2, http://www.taylors.edu.my/jire/downloadsvol3, 15 Juli 2017.
16

yang berasal dari guru, pembelajaran dari siswa dan sebagian pembelajaran antara
guru dan siswa. sedangkan variabel yang berkaitan dengan struktur masalah,
Barrow membaginya menjadi : (1) kasus yang lengkap (well structured), masalah
disajikan dengan format yang lengkap dengan intisari yang terorganisir dengan
fakta-fakta; (2) Simulasi masalah parsial, yang merupakan perpaduan antara kasus
yang lengkap dan simulasi dengan masalah penuh; (3) Simulasi dengan maslah
penuh (free inquiry), masalah yang disajikan tidak terstruktur dengan informasi
yang belum lengkap.
Berikut ini disajikan hubungan antara kedua variabel.22

Problem Structuredness
Gambar 2.1 Model PBL dalam Taksonomi Barrows
Berdasarkan gambar diatas, diketahui bahwa model Problem Based Learning
terdiri atas enam kategori. Model PBL yang menggunakan tingkat tertinggi dari
pembelajaran mandiri dan penyelesaian masalah yang bersifat ill structured
memberikan hasil keterampilan dan kemampuan yang lebih baik jika
dibandingkan dengan kategori lainnya.

22
Woei Hung, op. cit., p.533-534.
17

Jenis permasalahan yang ada bervariasi dalam hal struktur yang disajikan.
Kirkley membandingkan masalah well structured, moderately structured dan ill
structured. Aspek yang membedakan antara lain: definisi, karakteristik dan
implikasinya dalam proses pembelajaran. Perbandingan antara ketiga masalah
tersebut dapat dilihat pada tabel 2.1.

Tabel 2.1 Perbandingan antara Masalah Well Structured, Moderately


Structured dan Ill Structured23
Jenis Moderately
Masalah Well Structured Structured Ill Structured
Definisi Masalah yang selalu Masalah memerlukan Masalah dengan
menggunakan strategi yang tujuan yang
pemecahan dengan bervariasi untuk samar-samar dan
langkah-langkah yang mencocokkan dengan tidak jelas. Cara
sama konteksnya pemecahannya
kurang memiliki
batasan
Karakteristik - Cara memecahkan - Terkadang - Solusi tidak
masalah biasanya memiliki satu dapat diprediksi
dapat diprediksi jawaban dan - Tidak memiliki
- Memusat (memiliki membutuhkan satu solusi
satu jawaban benar) lebih dari satu cara - Memerlukan
- Seluruh informasi pemecahan informasi dan
biasanya adalah masalah sumber lain
bagian dari - Memusat
pernyataan masalah (memiliki satu
jawaban benar)
Implikasi - Mengandalkan - Melibatkan lebih - Memerlukan
pengetahuan konteks, dari pengetahuan pengetahuan
tetapi sedikit konteks konteks dan
melibatkan - Memerlukan pengalaman
pengetahuan berpikir kemampuan yang luas
secara mendalam penyajian masalah, - Menggunakan
- Kemampuan terbatas menganalogikan analogis kuat
pada tipe masalah alasan dan dan
serupa penaksiran pengetahuan
yang fleksibel

23
Foshay Rob and Jamie Kirkley, Principles for Teaching Problem Solving: Technical Paper,
(Edina: TRO Learning, 1998), p. 8, http://files.eric.ed.gov/fulltext/ED464604.pdf, 30 Juli 2017.
18

Sesuai dengan tujuan PBL adalah untuk menumbuhkan sikap ilmiah, dari
beberapa bentuk PBL yang dikemukakan para ahli, maka secara umum PBL bisa
dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:24

Tabel 2.2 Tahapan Problem Based Learning


Tahapan Penjelasan
Tahap 1: Guru membimbing siswa pada kesadaran adanya
Menyadari masalah kesenjangan atau gap yang dirasakan oleh manusia
atau lingkungan sosial.
Tahap 2: Bahan pelajaran dalam bentuk topic yang dapat
Merumuskan dicari dari kesenjangan, selanjutnya difokuskan pada
masalah masalah apa yang pantas untuk dikaji.
Tahap 3: Siswa dapat menentukan sebab akibat dari masalah
Merumuskan yang akan diselesaikan.
hipotesis
Tahap 4: Siswa didorong untuk mengumpulkan data yang
Mengumpulkan data relevan untuk menentukan cara penyelesaian
masalah yang sesuai dengan hipotesis.
Tahap 5: Menentukan hipotesis mana yang salah dan mana
Menguji hipotesis yang benar berdasarkan data yang dikumpulkan.
Tahap 6: Kecakapan memilih alternative penyelesaian yang
Menentukan pilihan memungkinkan dapat dilakukan serta dapat
penyelesaian memperhitungkan kemungkinan yang akan terjadi
sehubungan dengan alternative yang dipilih.

Arend mengemukakan bahwa tahapan Problem Based Learning terdiri atas 5


tahap. Secara operasional aktivitas guru selama proses pembelajaran dijabarkan
sebagai berikut:25

24
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2006), h. 218-220.
25
Richard L. Arends, Learning To Teach, (Newyork: McGraw-Hill, 2007), h. 394.
19

Tabel 2.3 Tahapan Problem Based Learning


Fase/Tahapan Aktivitas Guru
Tahap 1 Guru menjelaskan tujuan pembelajaran,
Orientasi siswa menjelaskan logistic yang dibutuhkan,
terhadap masalah mengajukan fenomena atau demonstrasi atau
cerita untuk memunculkan masalah,
memotivasi siswa untuk terlibat dalam
pemecahan masalah yang dipilih
Tahap 2 Guru membantu siswa untuk mendefinisikan
Mengorganisasi siswa dan mengorganisasikan tugas belajar yang
untuk belajar berhubungan dengan masalah tersebut
Tahap 3 Guru mendorong siswa untukmengumpulkan
Membimbing informasi yang sesuai, melaksanakan
penyelidikan eksperimen, untuk mendapatkan penjelasan
individual maupun dan pemecahan masalah
kelompok
Tahap 4 Guru membantu siswa merencanakan dan
Mengembangkan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti
menyajikan hasil laporan, video, model serta membantu
karya mereka untuk berbagi tugas dengan temannya
Tahap 5 Guru membantu siswa untuk melakukan
Menganalisis dan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan
mengevaluasi proses mereka dan proses-proses yang mereka
pemecahan masalah gunakan

Berdasarkan tahapan-tahapan yang telah dikemukakan oleh para ahli, dapat


disimpulkan bahwa tahapan pembelajaran berbasis masalah menggunakan
permasalahan sebagai dasar dan pijakan untuk mengembangkan proses
pembelajaran, tanpa adanya permasalahan maka tahapan-tahapan dalam proses
pembelajaran berbasis masalah tidak dapat terlaksana.
20

4. Keterampilan Berpikir Kritis


a. Pengertian Berpikir
Dalam kehidupan sehari-hari kita selalu dihadapkan dengan permasalahan
yang perlu dipikirkan dan dipecahkan.Untuk memecahkan suatu permasalahan
kita dituntut untuk membuat sebuah keputusan yang tepat.namun dalam
menentukan sebuah keputusan bukan sebuah hal yang mudah, dalam proses
pembuatan keputusan memerlukan pemikiran yang mendalam dan kritis
tentang permasalah tersebut.
Mengembangkan kemampuan berpikir siswa menjadi fokus para pendidik
dalam kelas. Berpikir adalah kemampuan untuk menganalisis, mengkritik, dan
mencapai kesimpulan berdasarkan pada inferensi atau pertimbangan yang
seksama.26 Hal ini sering dilakukan untuk membentuk konsep, bernalar dan
berpikir secara kritis dalam membuat keputusan, dan memecahkan masalah.
Aktivitas berpikir dalam sains (biologi) adalah aktivitas untuk dapat
merumuskan pengertian, mensintesis, dan menarik kesimpulan.
Kemampuan berpikir manusia satu dengan yang lain pasti berbeda-beda.
Hal ini dipengaruhi oleh banyak hal, salah satunya pendidikan. Orang yang
berpendidikan sudah pasti memiliki pemikiran yang berbeda dengan orang
yang tidak berpendidikan. Hal ini disebabkan karena dalam proses belajar
mengajar, kemampuan berpikir dikembangkan dengan memperkaya
pengalaman yang bermakna melalui latihan mengerjakan soal dalam bentuk
pemecahan masalah. Oleh karenanya seringnya seorang siswa memecahkan
soal-soal pemecahan masalah, maka mereka terlatih untuk berpikir dalam
menghadapi permasalahan lainnya meskipun diluar mata pelajaran yang
diajarkan.

b. Pengertian Berpikir Kritis


Kehidupan manusia sudah pasti mengalami perubahan setiap harinya,
baik itu perubahan waktu, sikap, kondisi ataupun lainnya. Untuk itu setiap
manusia dituntuk untuk mempunyai bekal agar dapat beradaptasi dalam

26
Muslimin Ibrahim dkk, op.cit., h. 8.
21

situasi-situasi baru. Bekal ini bisa berupa kemampuan berpikir yang dapat
digunakan untuk menganalisa sudut pandang berbeda, merekognisi ketidak
konsistenan, menganalisis pilihan informasi yang beragam, dan menyusun
pilihan informatif berdasarkan informasi yang akurat.27
Kemampuan berpikir sudah pasti dimiliki oleh setiap orang, tetapi yang
membedakan adalah kualitasnya. Terdapat dua macam kemampuan berpikir
yaitu kemampuan berpikir tingkat rendah dan kemampuan berpikir tingkat
tinggi. Kemampuan berpikir tingkat tinggi meliputi kemampuan kritis, kreatif
dan sebagainya.Kemampuan berpikir tingkat tinggi sangat penting untuk
dimiliki dalam aktifitas belajar.
Menurut Richard Paul berpikir kritis adalah mode berpikir mengenai hal,
substansi atau masalah apa saja dimana si pemikir meningkatkan kualitas
pemikirannya dengan menangani secara terampil struktur-struktur yang
melekat dalam pemikiran dan menerapkan standar-standar intelektual
padanya.28 Dalam berpikir kritis seseorang mesti berpikir secara jernih dan
rasional, ini melibatkan berpikir tepat, sistematis, dan mengikuti aturan
logika, serta penalaran ilmiah.
Gerhand mendefinisikan berpikir kritis sebagai proses kompleks yang
melibatkan penerimaan dan penggunaan data, analisis serta evaluasi data
yang mempertimbangkan aspek kualitatif dan kuantitatif untuk membuat
keputusan berdasarkan hasil evaluasi.29 Sedangkan menurut Ennis berpikir
kritis adalah pemikiran yang masuk akal dan reflektif yang berfokus untuk
memutuskan apa yang mesti dipercaya atau dilakukan.30
Sebenarnya sudah banyak penelitian mengenai pentingnya berpikir kritis
dan bagaimana cara meningkatkan dan mengasahnya, jadi sudah bukan lagi
menjadi hal langka. Tetapi fakta mengatakan bahwa masih sangat sedikit
guru-guru yang memfasilitasi siswa untuk berpikir kritis. Hal ini sesuai
dengan apa yang di ungkapkan oleh Elder dan Paul yang merupakan direktur

27
Ibid., h. 3.
28
Alec fisher, Berpikir Kritis: Sebuah Pengantar, (Jakarta: Erlangga, 2009), h. 4.
29
Dina Mayadiana Suwarma, op.cit., h. 11.
30
Alec fisher, op. cit., h. 4.
22

Foundation For Critical Thinking mengenai sedikitnya siswa SD yang


diajarkan bagaimana menganalisis.31 Minimnya pembelajaran analisis ini
membuat siswa sulit untuk menyelesaikan masalah-masalah yang rumit dan
membutuhkan analisa yang cermat untuk menyelesaikannya. Padahal lebih
dari satu ahli menyatakan berpikir kritis erat kaitannya dengan aspek
penalaran dan pemecahan masalah.32
Pengertian berpikir kritis menurut Jhon Dewey, yang dikenal sebagai
bapak tradisi berpikir kritis modern adalah pertimbangan yang aktif, terus
menerus dan teliti mengenai sebuah keyakinan atau bentuk pengetahuan yang
diterima begitu saja dengan menyertakan alasan-alasan yang mendukung dan
kesimpulan-kesimpulan yang rasional.33 Dewey berpendapat bahwa berpikir
kritis merupakan cara berpikir secara aktif, sehingga orang yang berpikir
secara pasif bisa dikatakan bahwa orang tersebut tidak berpikir kritis.
Dari beberapa definisi tentang kemampuan berpikir kritis maka dapat
dirumuskan bahwa berpikir kritis merupakan berpikir secara aktif, terus
menerus, teliti, tidak mau menerima informasi begitu saja, dan merupakan
kemampuan dalam menginterpretasikan permasalahan, menganalisis serta
membuktikan atau mengevaluasi untuk mengambil sebuah kesimpulan logis
yang dapat dipercaya.
Untuk mengajarkan atau melatih siswa agar mampu berpikir kritis harus
ditempuh melalui beberapa tahapan. Tahapan-tahapan ini sebagaimana yang
dikemukakan oleh Arief .34 yaitu : (1) Keterampilan menganalisis, yaitu suatu
keterampilan menguraikan sebuah struktur kedalam komponen-komponen
agar mengetahui pengorganisasian struktur tersebut, (2) Keterampilan
menyintesis, yaitu keterampilan yang berlawanan dengan keterampilan
menganalisis, yakni keterampilan menggabungkan bagian-bagian menjadi
sebuah bentukan atau susunan yang baru, (3) Keterampilan mengenal dan

31
Dina Mayadiana Suwarma, op.cit., h. 3-4.
32
Ibid., h. 26.
33
Kasdin Sihotang dkk, op. cit., h.3.
34
Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2013), h. 129.
23

memecahkan masalah, merupakan keterampilan aplikatif konsep kepada


beberapa pengertian baru, (4) Keterampilan menyimpulkan, yaitu kegiatan
akal pikiran manusia berdasarkan pengertian atau pengetahuan yang
dimilikinya, dapat beranjak mencapai pengertian atau pengetahuan baru yang
lain, (5) Keterampilan mengevaluasi atau menilai, keterampilan ini menuntut
pemikiran yang matang dalam menentukan nilai sesuatu dengan berbagai
kriteria yang ada.
Siswa yang mempunyai kemampuan berpikir kritis terlihat dari
kebiasaanya belajar setiap hari. Hal ini bisa dlihat dari beberapa indikator
berpikir kritis. Indikator berpikir kritis disebutkan oleh beberapa ahli
diantaranya yang diungkapkan oleh Ennis. Menurut Ennis ada dua belas
indikator berpikir kritis yang dikelompokkan dalam lima kemampuan
berpikir yaitu: Memberikan penjelasan sederhana (elementary clarification),
membangun keterampilan dasar (basic support), membuat inferensi
(inferring), membuat penjelasan lebih lanjut (advancaed clarification),
mengatur strategi dan taktik (strategies and tactics). Kelima indikator
tersebut diuraikan dalam tabel berikut:35

Tabel 2.4 Indikator Berpikir Kritis


Aspek Sub- Keterampilan
Keterampilan Berpikir Kritis Indikator
Berpikir Kritis
1. Memberikan 1. Memfokuskan a. Mengidentifikasi atau
penjelasan Pertanyaan merumuskan pertanyaan
sederhana b. Mengidentifikasi atau
(elementary merumuskan kriteria-kriteria
clarification) untuk mempertimbangkan
jawaban yang mungkin
c. Menjaga kondisi pikiran
2. Menganalisis a. Mengidentifikasi kesimpulan
Argumen b. Mengidentifikasi alasan
c. Mengidentifikasi alasan yang
tidak relevan

35
Robert H. Ennis, A Logical Basis for Measuring Critical Thinking Skills, Educational
Leadership Journal, Vol 43 No. 2, 1985, h. 46, http://www.ascd.org/, pada tanggal 4 November
2016.
24

Aspek Sub- Keterampilan


Keterampilan Berpikir Kritis Indikator
Berpikir Kritis
d. Mengidentifikasi
ketidakrelevanan dan
kerelevanan
e. Mencari persamaan dan
perbedaan

3. Bertanya dan a. Merangkum


menjawab b. Mengapa
pertanyaan c. Apa intinya
klarifikasi dan d. Apa contohnya
pertanyaan yang e. Bagaimana menerapkannya
menantang dalam kasus tersebut
2. Membangun 1. Mempertimbangkan a. Ahli
keterampilan kredibilitas (kriteria) b. Tidak adanya konflik interest
dasar (basic suatu sumber c. Menggunakan prosedur yang
support) ada
d. Mampu memberikan alasan
e. Kebiasaan berhati-hati
2. Mengobservasi a. Ikut terlibat dalam
dan menyimpulkan
mempertimbang b. Dilaporkan oleh pengamat
kan hasil sendiri
observasi c. Mencatat hal-hal yang
diinginkan
d. Penguatan dan kemungkinan
penguatan
e. Kondisi akses yang baik
f. Penggunaan teknologi yang
kompeten
3. Menyimpulkan 1.Membuat deduksi a. Kelompok yang logis
(inferience) dan mempertim- b. Kondisi yang logis
bang kan hasil c. Interpretasi pertanyaan
deduksi
2. Membuat induksi a. Membuat generalisasi
dan mempertimbang b. Membuat kesimpulan dan
kan induksi hipotesis
c. Investigasi
d. Kriteria berdasarkan asumsi
3. Membuat dan a. Latar belakang fakta
mempertimbang kan b. Konsekuensi
nilai keputusan c. Penerapan prinsip-prinsip
d. Memikirkan alternative
25

Aspek Sub- Keterampilan


Keterampilan Berpikir Kritis Indikator
Berpikir Kritis
4. Membuat 1. Mendefinisikan a. Bentuk : sinonim, klarifikasi,
penjelasan istilah dan rentang ekspresi yang sama,
lebih lanjut mempertimbangkan operasional, contoh dan bukan
(advanced nya contoh
clarification). b. Strategi definisi (tindakan
mengidentifikasi)
c. Isi (content)
2. Mengidentifikasi a. Alasan yang tidak dinyatakan
asumsi (implisit)
b. Asumsi yang diperlukan,
rekontruksi argument
5. Mengatur 1. Memutuskan suatu a. Mendefinisikan masalah
strategi dan tindakan b. Menyeleksi kriteria untuk
taktik membuat solusi
(strategies and c. Merumuskan alternative yang
tactics). memungkinkan
d. Memutuskan hal-hal yang
dilakukan secara tentative
e. Menelaah
f. Memonitor
2. Berinteraksi dengan a. Menyenangkan
orang lain b. Strategi logis
c. Strategi retorika
d. Presentasi

5. Tinjauan Konsep Sistem Sirkulasi


a. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Konsep Sistem Sirkulasi
Biologi sebagai salah satu bidang yang tercakup dalam lingkup IPA
memberikan kesempatan siswa untuk mengenal dan memahami fenomena-
fenomena yang terjadi di alam sekitar. Dalam kaitannya dengan IPA-Biologi
memiliki kompetensi inti dan kompetensi dasar yang berlaku secara nasional
sebagai standarisasi untuk dijadikan acuan.
Konsep sistem sirkulasi yang dipelajari di tingkat SMA/MA memiliki
kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar (KD) sebagai berikut :36

36
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2016, op. cit., h. 4.
26

Tabel 2.5 Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) Konsep Sistem
Peredaran Darah

KI dan KD Keterangan

Kompetensi KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang


Inti dianutnya.

KI 2: Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab,


peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama,
cinta damai, responsif dan pro-aktif) dan menunjukan sikap
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia.

KI 3: Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan


faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidangkajian yang spesifik sesuai dengan bakat
dan minatnya untuk memecahkanmasalah.

KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyajidalam ranah konkret dan


ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif
dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah
keilmuan

Kompetensi 3.6 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun


Dasar organ pada sistem sirkulasi dalam kaitannya dengan bioproses
dan gangguan fungsi yang dapat terjadi pada sistem sirkulasi
manusia

4.6 Menyajikan karya tulis tentang kelainan pada struktur dan


fungsi darah, jantung, pembuluh darah yang menyebabkan
gangguan sistem sirkulasi manusia serta kaitannya dengan
teknologi melalui studi literatur
27

6. Hasil Penelitian Yang Relevan

Penelitian yang akan dilakukan didukung oleh hasil penelitian sebelumnya,


diantaranya adalah :
Penelitian dari Ulyatul Fikriyah dengan judul Perbedaan Problem Based
Learning Well-Structured dengan Ill-Structured terhadap Keterampilan Proses
Sains, mengemukakan bahwa kedua kelas memiliki hasil yang berbeda. Kelas
yang menerapkan tipe Ill-Structured memiliki kemampuan yang lebih baik dalam
mengatur dan mengelola tugas-tugas belajar yang diberikan, serta siswa lebih aktif
dibandingkan kelas yang menerapkan Ill-Structured.37
Penelitian yang dilakukan oleh Christine Chin dan Li Giek Chia mengenai
penggunaan masalah Ill-Structured dalam penugasan biologi menunjukkan bahwa
siswa mampu untuk memformulasikan dan menjadikan masalah yang menarik
untuk diselidiki. Penggunaan masalah Ill-Structured mampu menstimulasi siswa
untuk mengajukan pertanyaan kemudia memetakan tindakan yang harus
dilakukan untuk menjawab pertanyaan tersebut, sehingga mampu mengarahkan
mereka untuk melakukan penyelidikan secara mandiri.38
Penelitian dari Alias Masek dan Sulaiman Yamin dengan judul “The Effect
of Problem Based Learning on Critical Thinking Ability: A Theoretical and
Empirical Review” mengemukakan bahwa keterampilan berpikir kritis siswa telah
mengalami peningkatan setelah melakukan pembelajaran dengan Problem Based
Learning. Keterampilan berpikir kritis mengukur mengenai fokus dan
menentukan solusi, analisis, pemahaman, dan mengajukan pendapat sendiri dan
asumsi. Peneliti menggunakan Kuesioner yang dikembangkan sendiri dalam
mengukur kebiasaan berpikir kritis siswa.39

37
Ulyatul Fikriyah, op. cit., h. 65.
38
Christin Chin dan Li Gek Chia, Problem Based Learning: Using Ill-Structured Problems in
Biology Project Work, Research Article dalam Science Educatin, Vol. 90,
http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1002/sce.20097/epdf diakses pada tanggal 3 Marer 2017
pukul 14.10 PM.
39
Alias Masek dan Sulaiman Yamin, The Effect of Problem Based Learning on Critical
Thinking Ability: A Theoritical and Empirical Review. http://irssh.com/22248-9010/pdf diakses
pada tanggal 25 November 2016 pukul 20.15 WIB.
28

Penelitian yang dilakukan oleh Pricilla menunjukkan bahwa : (1) terdapat


perbedaan keterampilan berpikir kritis siswa yang signifikan antara kelas yang
diajar dengan menggunakan Problem Based Learning dan kelas yang diajar
dengan menggunakan pembelajaran ekspositori, dengan nilai sig. 0,040; (2)
terdapat perbedaan regulasi diri siswa yang signifikan antara kelas yang diajar
dengan menggunakan Problem Based Learning dan kelas yang diajar dengan
menggunakan pembelajaran ekspositori, dengan nilai sig. 0,005; (3) penerapan
Problem Based Learning berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap
keterampilan berpikir kritis dan regulasi diri siswa, dengan nilai sig.0,021.40
Penelitian dari jurnal Didem Inel and Ali Günay Balim dengan judul The
effects of using problem-based learning in science and technology teaching upon
students’ academic achievement and levels of structuring concepts
mengemukakan bahwa Pemeriksaan temuan pada penelitian ini menunjukkan
bahwa hasil uji Mann Whitney U diterapkan pada nilai prestasi akademik posttest
siswa dalam kelompok eksperimen dan kontrol menunjukkan perbedaan yang
signifikan. Peringkat rata-rata skor posttest siswa kelompok eksperimen adalah
25,55, sedangkan siswa pada kelompok kontrol memiliki rata skor peringkat
posttest dari 16,67.41

B. Kerangka Berpikir
Berpikir kritis sangat diperlukan oleh setiap individu untuk menyikapi
permasalahn yang dihadapi.Dengan berpikir kritis seseorang dapat memilih dan
memilah informasi yang diterima sehingga tidak salah dalam mengambil
keputusan. Berpikir kritis adalah suatu proses berpikir aktif, kontinyu, mendalam

40
Pricilla Anindyta dan Suwarjo, Pengaruh Problem Based Learning Terhadap Keterampilan
Berpikir Kritis dan Regulasi Diri Siswa kelas V, Jurnal Prima Edukasia, Vol.2, 2014, h. 209,
http://journal.uny.ac.id/index.php/jpe/article/view/2720. diakses pada tanggal 25 November 2016
pukul 19.50 WIB.
41
Didem Inel dan Ali, The effects of using problem-based learning in science and technology
teaching upon students’ academic achievement and levels of structuring concepts,
https://www.ied.edu.hk/apfslt/download/v11_issue2_files/inel.pdf. diakses pada tanggal 25
November 2016 pukul 20.10 WIB.
29

dan teliti dalam meneliti dan mengevaluasi informasi yang didapatkan untuk
memutuskan masalah secara tepat dan akurat.
Siswa yang mempunyai kemapuan berpikir mampu menyelesaikan berbagai
masalah meskipun masalah tersebut merupakan masalah nonrutin. Siswa mampu
membuat keputusan cara mana yang harus diambil untuk menyelesaikan suatu
persoalan.
Model Problem Based Learning merupan model pembelajaran yang
menggunakan masalah untuk memancing proses berpikir siswa, model
pembelajaran ini menggunakan masalah untuk mengasah kemampuan berpikir
tingkat tinggi siswa karena penyajian masalah dalam pembelajaran membutuhkan
proses berpikir yang tidak sederhana. Tipe masalah yang peneliti gunakan adalah
masalah tipe Ill-structured, dimana siswa harus mencari sendiri informasi, dan
permasalahan yang terkandung memiliki banyak solusi, sehingga siswa dituntut
aktif dan berpikir kritis. Langkah-langkah pembelajaran pada model ini adalah :
(1) Orientasi siswa terhadap masalah (2) Mengorganisasi siswa untuk belajar (3)
Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok (4) Mengembangkan
dan menyajikan hasil karya (5) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan
masalah
Dengan menggunakan model Problem Based Learning dengan tipe masalah
Ill-Structured diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan akan
meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa. Di bawah ini, merupakan bagan
kerangka berpikir pada penelitian ini yang menunjukkan hubungan antara model
Problem Based Learning tipe Ill-Structured dengan keterampilan berpikir kritis
siswa:
30

Problem Based Learning Ill-Structured

Penyajian masalah Keterampilan


Siswa berpikir kritis
Analisa masalah mengembang siswa meningkat
-kan setelah
Mencari informasi menggunakan
keterampilan
berpikir model Problem
Menyelesaikan masalah Based Learning
kritis
tipe Ill-Structured
Presentasi

Gambar 2.2
Kerangka Berpikir dalam Penelitian

C. Perumusan Hipotesis
Berdasarkan kerangka pikir yang telah diuraikan sebelumnya, maka peneliti
mengajukan hipotesis penelitian yakni terdapat pengaruh positif model Problem
Based Learning tipe Ill-structured terhadap keterampilan berpikir kritis siswa
pada konsep sistem peredaran darah manusia.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian dilakukan di SMA Negeri 4 Tangerang Selatan yang beralamat di
Jl.WR.Supratman Komplek Pertamina Pondok Ranji-Ciputat Timur Kota
Tangerang Selatan. Penelitian ini dilaksanakan pada kelas XI semester ganjil pada
tanggal 2 – 15 November 2016 tahun ajaran 2016/2017.

B. Metode dan Desain Penelitian


Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi
eksperiment. Disebut quasi karena merupakan variasi dari penelitian eksperimen
klasik.Jenis peneltian ini memiliki keterbatasan dalam hal pengukuran variabel
dependen di awal.1
Desain penelitian yang digunakan pada metode quasi eksperimen dalam
penelitian ini adalah Pretest-Posttest Control Group Design, yaitu sebuah desain
penelitian yang terdapat dua kelompok yang dipilih secara random, kemudian
diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal apakah ada perbedaan antara
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.2 Dalam pelaksanaannya, peneliti
menggunakan dua kelas untuk mengajar, yaitu memberi perlakuan di kelas
eksperimen dengan model Problem Based Learning tipe Ill-Structured dan
kelompok kelas kontrol dengan metode konvensional sebagai perbandingannya.
Setelah penelitian ini dilaksanakan, diadakan tes akhir (posttest) dengan
tujuan untuk mengetahui apakah semua materi pelajaran yang disampaikan telah
dapat

1
Bambang Prasetyo, Lina M. Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Rajawali Pers,
2011), h. 162.
2
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2013), h. 76.

31
32

dikuasai dengan baik oleh siswa. Hasilnya dapat diambil dari hasil tes akhir siswa
baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol.
Langkah yang dilakukan sebelum memberikan posttest adalah terlebih dahulu
dilakukan pembelajaran pada kedua kelas tersebut. Adapun perlakuan yang
diberikan di kelas eksperimen yaitu dengan memberikan pembelajaran dengan
menggunakan model Problem Based Learning tipe Ill-Structured (variabel bebas)
dengan tujuan untuk melihat pengaruhnya terhadap kemampuan berpikir kritis
(variabel terikat). Dengan pola sebagai berikut:
Adapun desain penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut :3

Tabel 3.1
Desain Penelitian

Kelompok Pretest Perlakuan Posttest


Eksperimen O1 X1 O2
Kontrol O1 X2 O2
Keterangan:
O1 : Tes awal (Pretest) untuk kelas eksperimen dan kontrol
O2 : Tes akhir (Posttest) untuk kelas eksperimen dan kontrol
X1 : Perlakuan model pembelajaran berdasarkan masalah (Problem
Based Learning) tipe Ill-Structured
X2 : Perlakuan pembelajaran dengan metode Saintific

C. Alur Penelitian
Alur penelitian yang dilakukan terdiri dari empat tahapan, yaitu tahap
Observasi, tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap penyelesaian
(pengolahan data). Penjelasan lebih detail seperti berikut: (1) Observasi. Pertama
peneliti melihat keadaan kelas yang akan diteliti, kemudian mengobservasi kelas
secara mendalam (melihat populasi, sampel, kehomogenan siswa), setelah itu
peneliti melakukan wawancara kepada guru dan siswa mengenai kemampuan
berpikir kritis dan model pembelajaran yang selama ini dilakukan. Setelah
mendapatkan semua jawaban selanjutnya melakukan uji coba instrument kepada

3
Ibid,. h. 58.
33

siswa dan memilih sampel dan kemudian menganalisis kemampuan dari hasil uji
coba, (2) Tahap persiapan. Tahap ini peneliti memulai membuat LKS, RPP,
Instrumen dengan bimbingan dosen yang kemudian diberikan kepada guru
biologi. Setelah keseluruhan instrument selesai, peneliti menguji instrument
kepada kelas XII, (3) Tahap pelaksanaan. Setelah peneliti mendapat hasil dari uji
coba instrument, peneliti mulai melakukan pembelajaran, tetapi sebelumnya
peneliti melakukan pretest terhadap kelas yang dibuat objek penelitian. Setelah itu
lanjut pembelajaran. Setelah tiga kali pertemuan, peneliti melakukan posttest dan
setelah selesai dilanjutkan menilai LKS dan hasil posttest, (4) Tahap penyelesaian
(pengolahan data). Tahap ini merupakan tahap akhir dari penelitian, yakni peneliti
sudah mendapatkan hasil dari pretest dan posttest kelas eksperimen dan kontrol
yang kemudian data dianalisis dan diolah.

D. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel


Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.4 Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh siswa kelas XI di SMAN 4 Kota Tangerang Selatan pada tahun
2016.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut.5 Sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 2 kelas yaitu
kelas eksperimen yang dikenai model Problem Based Learning tipe Ill-Structured
dan kelas kontrol yang dikenai model pembelajaran Saintific.
Teknik pengambilan sampelnya menggunakan teknik Simple Random
Sampling. Teknik ini digunakan karena pengambilan anggota sampel dari
populasi dilakukan secara acak tanpa mempertimbangkan strata yang ada dalam
populasi tersebut,6 setelah dilakukan sampling diperoleh sampel 2 kelas.
Kemudian dari 2 kelas tersebut di undi untuk menjadi kelas eksperimen dan kelas
kontrol.
4
Ibid., h. 80.
5
Ibid., h. 81.
6
Ibid,. h. 82.
34

E. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas
(mempengaruhi/sebab) dan variabel terikat (dipengaruhi/akibat). Adapun variabel
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Variabel bebas (Variabel X) yaitu model Problem Based Learning
2. Variabel terikat (Variabel Y) yaitu keterampilan berpikir kritis

F. Teknik Pengumpulan Data


Data diperoleh dari hasil tes kedua kelompok sampel dengan memberikan tes
berpikir kritis yang sama, yang dilakukan pada awal dan akhir pokok
pembelajaran yang disusun sesuai dengan kompetensi dasar pada silabus. Teknik
yang diberikan adalah teknik tes, yaitu tes berpikir kritis. Data yang diperlukan
dalam penelitian ini dinilai dengan menggunakan skor kemampuan berpikir kritis.
Selain dengan teknis tes ada pula teknik yang dipakai untuk membantu, yang
digunakan adalah teknik non-tes berupa observasi. Teknik observasi pada
penelitian ini digunakan ketika proses belajar mengajar berkaitan dengan aktivitas
guru dan siswa selama pembelajaran. Selain itu, lembar observasi ini digunakan
untuk mengetahui ketercapaian tahapan pembelajaran pada model Problem Based
Learning.

G. Instrument Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data
penelitian. Karena alat atau instrument ini mencerminkan juga cara
7
pelaksanaannya, maka sering juga disebut teknik penelitian.
Dalam penelitian ini, instrument yang digunakan berupa teknis tes dan non
tes. Teknis non tes berupa lembar observasi sedangkan teknis tes berupa soal
essay yang berjumlah 9 soal.
Soal-soal essay tersebut dibuat berdasarkan indikator keterampilan berpikir
kritis. Rubrik jawaban essay digunakan sebagai pedoman peneliti dalam

7
Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2011), h.165.
35

memberikan skor siswa untuk mengukur keterampilan berpikir kritis. Selain


menggunakan tes berupa essay, instrument lain juga digunakan dalam penelitian
ini yaitu berupa LKS yang sesuai dengan model pembelajaran yaitu LKS berbasis
masalah tipe Ill-Structured mengenai konsep sistem peredaran darah manusia.
Peneliti melakukan ujicoba di SMAN 4 Kota Tangerang Selatan di kelas XII
IPA. Berikut adalah hasil validasi kisi-kisi instrument pada indikator: 1.
Menjelaskan komponen dan fungsi darah, 2. Mengidentifikasi golongan darah, 3.
Menjelaskan struktur dan fungsi organ yang terkait dengan sistem peredaran darah
pada manusia, 4. Menjelaskan mekanisme sistem peredaran darah hewan dan
manusia, 5. Menjelaskan gangguan fungsi yang mungkin terjadi pada sistem
peredaran darah manusia.
Tabel 3.2 Hasil Validasi Kisi-kisi Instrumen
Indikator pembelajaran dan Nomor Jumlah
Indikator soal soal valid
1 2 3 4 5
Memberikan penjelasan
sederhana (elementary 2 1 2
clarification)
Membangun keterampilan dasar 4 3 2
(basic support)
Membuat inferensi atau 7 1
menyimpulkan (inferring)
Membuat penjelasan lebih lanjut 10 8 2
(advanced clarification)
Mengatur strategi dan taktik 11 15 2
(strategies and tactics)
Total 9
Uji coba instrument kepada responden bertujuan untuk menguji butir soal
yang valid, reliabilitas instrumen, indeks kesukaran dan daya pembeda soal.
Berikut ini prosedur pengujian validitas, reliabilitas:
1. Uji Validitas
Tes kemampuan berpikir kritis yang akan digunakan dalam penelitian ini
dilakukan uji validitas agar ketepatan alat penilaian terhadap konsep yang dinilai
sesuai, sehingga betul-betul menilai apa yang seharusnya dinilai. Validitas atau
36

validity memiliki arti tepat atau sahih. Validitas yakni dapat diartikan sejauh mana
ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya.8

Untuk mengetahui validitas dari instrumen, peneliti menggunakan program


SPSS 22. Berdasarkan pengujian instrumen penelitian yang diujicobakan di kelas
XII IPA, terdapat 9 soal yang valid dan 6 soal yang tidak valid. Butir-butir soal
yang valid tersebut adalah soal nomor 1, 2, 3, 4, 7, 8, 10, 11, dan 15. Sedangkan
butir soal yang tidak valid adalah nomor 5, 6, 9, 12, 13 dan 14

2. Uji Reliabilitas
Suatu alat ukur memiliki reliabilitas yang baik jika alat ukur itu memilki
konsistensi yang handal walau dikerjakan oleh siapapun (dalam level yang sama),
dimanapun dan kapanpun. Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini
menggunakan
Tabel 3.4
Kriteria Besar Korelasi9
Interval Kriteria
Sangat Rendah
0,20 - 0,40 Rendah
0,40 - 0,60 Cukup
0,60 - 0,80 Tinggi
0,80 - 1,00 Sangat tinggi

Peneliti menggunakan program SPSS 22 dengan jumlah responden sebanyak


30 siswa. Reliabilitas yamg diperoleh adalah 0,689 sehingga, dapat dikatakan
instrumen memiliki reliabilitas sedang.

8
Ahmad Sofyan, Tonih Feronika, dan Burhanudin Milama, Evaluasi Pembelajaran IPA
Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN Press, 2006), h. 105.
9
Ibid., h. 108-109.
37

H. Analisis Data
Penulis menggunakan teknik analisis kuantitatif untuk melakukan
perhitungan terhadap hasil kemampuan berpikir kritis sains (biologi) siswa yang
didapat dari kelas eksperimen dan kelas kontrol. Data penelitian yang diperoleh
kemudian diolah dan dibandingkan hasilnya.

1. Uji Prasyarat Analisis


a. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah uji asumsi dasar untuk mengetahui persebaran
suatu data apakah data berdistribusi normal atau tidak. Uji normlitas yang
peneliti gunakan adalah uji Kolmogorov-Smirnov dengan menggunakan
aplikasi SPSS 22.
Langkah-langkahnya sebagai berikut :10 (1) Masuk program SPSS 22, (2)
Pada kolom data view isi dengan nilai yang sudah disiapkan dari kedua kelas
(eksperimen dan kontrol) dengan diberi symbol sebagai tanda untuk kedua
kelas yang berbeda, (3) Klik variable view pada SPSS , (4) Pada kolom name
baris pertama ketik nama respondennya misal “Eksperimen” dan baris kedua
ketik jenis tes yang diuji misal “Posttest”, (5) Pada kolom decimal ganti
dengan angka 0, (6) Pada kolom measure baris pertama klik nominal dan
pada baris kedua klik ordinal, (7) Klik Analyse lalu descriptive statistik
kemudian pilih eksplore, (8) Masukkan nilai ke dependent list, (9) Klik plot:
(1) Klik normality lots whit test, (2) Klik continue untuk kembali ke menu
sebelumnya, (3) Klik OK dan hasil akan keluar.
Setelah hasil perhitungan muncul, kriteria yang ditetapkan yaitu, jika
probabilitas sig > 0.05 maka data berdistribusi normal, dan jika probabilitas
(sig) < 0.05 maka data tidak dinyatakan normal. Jika data berdistribusi
normal , maka uji statistik lanjutan yang digunakan adalah uji parametrik,
tetapi jika data tidak berdistribusi normal, maka uji lanjutan yang digunakan
adalah uji statistik nonparamatrik. Dengan kriteria yang sudah ditentukan di

10
Kadir, Statistika Terapan, Analisis Data dengan Program SPSS, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2013), h. 155-156.
38

atas, karena data peneliti berdistribusi normal maka peneliti melanjutkan


dengan uji statistik parametrik yakni uji homogenitas yang kemudian
dilanjutkan uji-t.

b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah kelompok data
yang di uji memiliki varians yang sama atau tidak. Penghitungan homogenitas
menggunakan program SPSS 22. Langkah-langkahnya sebagai berikut:11 (1)
Masuk program SPSS 22, (2) Klik data view dan masukkan hasil nilai yang
sudah didapat, (3) Klik variable view: (1) Pada kolom name baris pertama
ketik nama responden misalnya “pretest” baris kedua ketik jenis tes yang
digunakan “kelas”, (2) Pada kolom decimal diganti angka 0, (3) Pada kolom
value baris kedua ketik jenis kelas misalnya (1 untuk eksperimen dan 2 untuk
kontrol), (4) Pada kolom measure baris pertama dirubah scale dan baris kedua
nominal, (4) Langkah pengolahan data yaitu dengan klik analyse kemudian
compare means lalu klik one way anova, kemudian masukkan responden ke
dependent list dan kelas ke factor, (5) Pengujian homogenitas dengan klik
options dan pada statistik klik homogeneity of variance test, (6) Klik ok untuk
kembali ke menu sebelumnya, (7) Data dikatakan homogen jika probabilitas
(Sig) > 0.05
Hipotesis :
= Kedua varian homogen
= Kedua varian tidak homogen

c. Uji Hipotesis
Untuk menguji hipotesis peneliti menggunakan statistik uji t jika data
berdistribusi normal. Namun jika terdapat data yang tidak berdistribusi normal
dilakukan uji U Mann Whitney. Hasil uji normalitas menunjukkan bahwa data
berdistribusi normal, maka uji hipotesis yang dilakukan adalah uji-t. Statistik
uji t dapat dihitung dengan program SPSS 22, langkah-langkahnya sebagai

11
Ibid,. h. 169-170.
39

berikut: (1) Masuk ke program SPSS 22, (2) Klik data view kemudian
masukkan data dari kedua kelas yang akan di uji statistik, (3) Klik variable
view: (a) Pada kolom name baris pertama ketik kelas, misalnya “pretest”,
baris kedua ketik data yang diuji misal “nilai”, (b) Pada kolom decimal baris
pertama dan kedua diganti dengan angka 0, (c) Pada kolom label baris pertama
dan kedua dikosongkan, (d) Pada kolom values baris kedua ketik nama kedua
kelas beserta symbol yang digunakan, (e) Pada kolom measure baris pertama
diganti scale dan baris kedua diganti nominal. (4) Pengolahan data dilakukan
dengan cara klik analyse lalu compare means kemudian pilih independent
sample t-test, (5) Masukkan simbol yang dipakai untuk kedua kelas dengan
cara klik define group, pada group 1 ketik engka 1 dan group 2 ketik angka 2,
lalu ketik continue, (6) Jika probabilitas (sig) > 0.05 maka data tidak
signifikan, tetapi jika sig < 0.05 maka data signifikan dengan demikian H0
ditolak.
d. Uji N-Gain
Gain adalah selisih antara nilai pretest dan posttest. Gain menunjukkan
peningkatan pemahaman/penguasaan konsep setelah pembelajaran yang
dilakukan guru. Untuk menghindari hasil kesimpulan yang akan menimbulkan
bias penelitian, maka digunakan uji Normal Gain. Peningkatan pemahaman
konsep diperoleh N-Gain.12

g=

terdapat tiga kategori perolehan skor gain ternormalisasi :13


 g-tinggi : nilai (<g>) >0,7
 g-sedang : nilai ,7 ≥ (<g>) ≥ ,3
 g-rendah : nilai (<g>) < 0,3

12
David E.Meltzer, Addendum to: The Relationship Between Mathematic Preparation and
Conseptual Learning Gain in Physic: a Possible – hidden Variabl “in Diagnostic Pretest
Scores”,http://physic.iastate.edu/per/docs/Addendum_on_normalized_gain.pdf.
13
Richard R. Hake, Analyzing Change/Gain Scores, Dept. of Physics, Indiana University
24245 Hatteras Street, Woodland Hills, CA, 91367 USA, https://www.talentlens.co.uk/.../watson-
glaser-user-guide-and-technical-manual.pdf, diakses pada tanggal 10 Mei 2017.
40

e. Teknik Analisis Keterampilan Berpikir Kritis


Untuk mengetahui persentase ketercapaian keterampilan berpikir kritis,
digunakan rumus sebagai berikut :

Persentase KBK =

f. Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik yang digunakan adalah sebagai berikut:
Ho : µ1 ≤ µ2, maka Ho diterima, Ha ditolak
Ha : µ1 > µ2, maka Ha diterima, Ho ditolak

Keterangan:
Ho = Tidak terdapat pengaruh keterampilan berpikir kritis siswa
Ha = Terdapat pengaruh positif keterampilan berpikir kritis siswa
µ1 = Rata-rata keterampilan berpikir kritis yang menggunakan model
Problem Based Learning tipe Ill-Structured
µ2 = Rata-rata keterampilan berpikir kritis yang tidak menggunakan
model Problem Based Learning tipe Ill-Structured
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data
Penelitian ini dilakukan di SMAN 4 Kota Tangerang Selatan yang dilakukan
sebanyak tiga kali pertemuan pembelajaran. Peneliti mengambil dua kelas untuk
dijadikan kelas penelitian. Sampel sebanyak 66 peserta didik dari 33 peserta didik
di kelas eksperimen dan 33 peserta didik di kelas kontrol. Pada penelitian ini kelas
IPA4 sebagai kelas eksperimen, yaitu kelas yang diberikan pembelajaran dengan
model Problem Based Learning dan kelas IPA3 sebagai kelas kontrol, yaitu kelas
yang menggunakan model pembelajaran konvensional. Konsep yang diajarkan
adalah materi Sistem Peredaran Darah Manusia.
Awal pembelajaran diberikan pretest untuk mengetahui pengetahuan awal
peserta didik, dan di akhir pembelajaran diberikan posttest, untuk mengetahui
bagaimana keterampilan berpikir kritis peserta didik setelah diberikan perlakuan.
selain itu, posttest diberikan untuk menjadi suatu alat ukur pengaruh penerapan
Problem Based Learning terhadap keterampilan berpikir kritis. Berikut ini
disajikan data hasil pretest dan postest dari dua kelas subjek penelitian.

1. Deskripsi Data Hasil Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol
Deskripsi data hasil pretest dan posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.1 Data Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Pretest Posttest
Data Statistik Eksperimen Kontrol Eksperimen kontrol
Jumlah peserta 33 33 33 33
didik
Skor tertinggi 70 78 94 86
Skor terendah 23 25 55 42
Rata-rata 48,91 51,64 75,94 65,73
Varians 121,15 119,18 112,75 102,08
SD 11,01 10,92 10,62 10,10

41
42

Tabel 4.1 Menunjukkan data statistik pretest dan posttest pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol, dari tabel diatas terdapat perbedaan rata-rata
pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil pretest kelas eksperimen,
rata-ratanya sebesar 48,91 sedangkan untuk kelas kontrol 51,64. Kelas kontrol
memiliki rata-rata lebih besar dibandingkan dengan kelas eksperimen (51,64 >
48,91). Dan varians kelas eksperimen lebih besar dibandingkan varians kelas
kontrol.
Setelah dilakukan pembelajaran rata-rata kedua kelas mengalami
peningkatan, khususnya pada kelas eksperimen yang menggunakan model
Problem Based Learning, hasil posttest kelas eksperimen memiliki rata-rata
lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol (75,94 > 65,73) dengan selisih
10,21. Hal ini menunjukkan bahwa keterampilan berpikir kritis peserta didik
pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan pada kelas kontrol. Dilihat
juga skor posttest tertinggi pada kelas eksperimen adalah 94 sedangkan pada
kelas kontrol adalah 86, nilai terendah pada kelas eksperimen adalah 55
sedangkan pada kelas kontrol adalah 42. Artinya, keterampilan berpikir kritis
perorangan tertinggi pada kelas eksperimen, yaitu kelas yang diajarkan
menggunakan model Problem Based Learning dan keterampilan berpikir kritis
perorangan terendah pada kelas kontrol.
Sebaran data kedua kelompok dapat dilihat dari nilai varians dan standar
deviasi kedua kelas. Kelas kontrol memiliki sebaran yang lebih homogen
dibandingkan dengan kelas eksperimen karena kelas kontrol memiliki nilai
varians lebih rendah dibandingkan dengan kelas eksperimen. Keterampilan
berpikir kritis kelas eksperimen mengelompok dikarenakan penerapan model
Problem Based Learning saat pembelajaran sehingga keterampilan berpikir
kritis pada kelas ini cenderung bagus. Sedangkan pada kelas kontrol
keterampilan berpikir kritis peserta didik cenderung menyebar dan bervariasi.
43

Tabel 4.2 Persentase Ketercapaian Indikator Keterampilan Berpikir Kritis


Kelas Eksperimen dan Kontrol

Presentase Ketercapaian (%)


Indikator Keterampilan
No Pretest Posttest
Berpikir Kritis
Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol
Memberikan penjelasan
1 sederhana 50.38 61.74 78.03 76.14
Membangun keterampilan
2 dasar 52.27 48.48 77.65 62.05
3 Menyimpulkan 55.03 62.09 64.04 57.06
Membuat penjelasan lebih
4 lanjut 42.05 37.88 77.27 65.53
Mengatur strategi dan
5 taktik 44.32 49.24 73.49 61.36
244.32 260.24 370.83 323.13
Jumlah
48.86 52.05 74.17 64.63
Rata-rata

Dari data diatas dapat diketahui bahwa rata-rata persentase ketercapaian


indikator berpikir kritis sebelum dilakukan pembelajaran pada kelas kontrol
lebih besar dibandingkan pada kelas eksperimen (52.05 > 48.86), tetapi setelah
dilakukan proses pembelajaran rata-rata ketercapaian indikator berpikir kritis
pada kelas eksperimen lebih besar dibandingkan pada kelas kontrol (74.17 >
64.63), jadi jika dibandingkan dengan hasil pretest, kelas eksperimen dan kelas
kontrol mengalami peningkatan ketercapaian indikator.
44

Tabel 4.3 Persentase Ketercapaian Indikator Materi pada Kelas Eksperimen


dan Kontrol

Presentase Ketercapaian (%)


Indikator Materi
No Pretest Posttest
Pembelajaran
Eksperimen Kontrol Eksperimen kontrol
Menjelaskan komponen dan
1 fungsi darah 47.47 44.95 76.01 61.87
Mengidentifikasi golongan
2 darah 55.00 63.00 78.00 69.07
Menjelaskan struktur dan
fungsi organ yang terkait
dengan sistem peredaran
3 darah pada manusia 23.00 39.00 66.07 66.07
Menjelaskan mekanisme
sistem peredaran darah hewan
4 dan manusia 33.00 26.00 71.02 68.09
Menjelaskan gangguan fungsi
yang mungkin terjadi pada
sistem peredaran darah
5 manusia 60.10 64.90 82.32 69.95
218.18 237.88 374.24 337.12
Jumlah
43.64 47.58 74.85 67.42
Rata-rata

Dari data diatas dapat dilihat perhitungan persentase tiap indikator materi
sebelum dan sesudah dilakukan pembelajaran, untuk kedua kelas mendapatkan
nilai persentase paling tinggi yaitu indikator materi kelima yakni menjelaskan
gangguan fungsi yang mungkin terjadi pada sistem peredaran darah manusia. Untuk kelas
kontrol sebelum pembelajaran menunjukkan rata-rata lebih tinggi dibandingkan kelas
eksperimen (47.58 > 43.64), tetapi setelah dilakukan pembelajaran kelas
eksperimen mendapat rata-rata lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol (74.85 >
67.42).

B. Analisis Data
1. Skor Keterampilan Berpikir Kritis Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol
Data penelitian yang dianalisis adalah rata-rata skor keterampilan
berpikir kritis pada kelas eksperimen dan pada kelas kontrol. Nilai rata-
45

rata pada kelas eksperimen yaitu kelas yang diajarkan dengan model
Problem Based Learning lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol
yang diajarkan dengan model pembelajaran konvensional.

2. Uji Prasyarat
Sesuai dengan prasyarat analisis, maka sebelum melakukan pengujian
hipotesis diperlukan pemeriksaan terlebih dahulu dari data hasil
penelitian. Untuk analisis data diperlukan uji dengan dua rata-rata dan uji
statistik dengan menggunakan uji-t. Akan tetapi uji-t dapat digunakan
jika memenuhi asumsi atau prasyarat, yaitu:
a. Uji Normalitas
Hasil perhitungan normalitas peserta didik pada pretest dan
posttest dapat dilihat pada tabel di bawah ini
Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Pretest dan Posttest
Data Pretest Posttest
Statistik Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol
Sampel 33 33 33 33
Sig 0.20 0.12 0.20 0.20
α 0.05 0.05 0.05 0.05
Kesimpulan Normal Normal Normal Normal

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang


diperoleh berasal dari subjek berdistribusi normal atau tidak, dalam
penelitian ini, uji normalitas yang digunakan adalah uji Lilifors dengan
taraf signifikan atau tingkat kepercayaan sebesar 5%. Kriteria uji
normalitas adalah Ho diterima jika sig > α dan Ho ditolak jika sig < α.
Dengan diterimanya Ho berarti data tersebut berasal dari populasi
berdistribusi normal, sedangkan jika Ho ditolak berarti data tersebut
berasal dari populasi berdistribusi tidak normal. Dari tabel diatas dapat
disimpulkan bahwa data pretest dan posttest kedua kelas tersebut
berdistribusi normal karena keduanya memiliki nilai sig lebih besar dari
pada α.
46

b. Uji Homogenitas
Hasil perhitungan homogenitas peserta didik pada t dan posttest dapat
dilihat pada tabel di bawah ini

Tabel 4.5 Hasil Uji Homogenitas Pretest dan Posttest


Data Pretest Posttest
Statistik Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol
Sampel 33 33 33 33
Sig 0.55 0.68
α 0.05 0.05
Kesimpulan Varians homogen Varians homogen

Dari data diatas terlihat bahwa kedua sampel dinyatakan homogen


karena nilai sig > α. Hasil pretest uji homogenitas pada kedua kelompok
menghasilkan sig > α (0.55 > 0.05), begitu juga pada posttest (0.68 >
0.05) maka H0 diterima. Artinya kedua kelompok sampel memiliki
varians yang sama (homogen).

c. Pengujian Hipotesis
Pada pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah rata-rata
kelas yang menggunakan model Problem Based Learning lebih tinggi
keterampilan berpikir kritisnya dibandingkan dengan yang diajarkan
dengan model pembelajaran konvensional. Untuk menguji perbedaan
rata-rata antara kelas eksperimen dan kelas kontrol ini digunakan uji-t
jika data berdistribusi normal dan uji Mann-Whitney U jika data tidak
berdistribusi normal.
Pasangan hipotesis statistik yang akan di uji adalah:
Ho = tidak terdapat pengaruh keterampilan berpikir kritis peserta didik
Ha = terdapat pengaruh keterampilan berpikir kritis peserta didik
Berikut hasil penghitungan uji hipotesis untuk data pretest kelas eksperimen
dan kelas kontrol
47

Tabel 4.6 Uji Hipotesis Hasil Pretest


Keterangan Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Sampel 33 33
Sig 0.16
α 0.05
Kesimpulan Ho diterima, Ha ditolak

Dari tabel 4.7 Diatas diketahui bahwa hasil uji hipotesis pretest pada kedua
kelas memperlihatkan bahwa sig. (2 tailed) = 0.316/2 = (0.158 > 0.05), Hal ini
berarti Ho diterima dan Ha ditolak, dan ini menunjukkan bahwa tidak terdapat
perbedaan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, maka dapat disimpulkan
bahwa terdapat keterampilan berpikir kritis yang sama antara kedua kelas.

Tabel 4.7 Uji Hipotesis Hasil Posttest


Keterangan Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Sampel 33 33
Sig 0.00
α 0.05
Kesimpulan Ho ditolak , Ha diterima

Dari tabel 4.7 Diatas diketahui bahwa hasil uji hipotesis posttest pada kedua
kelas memperlihatkan bahwa sig. (2 tailed) = 0,000/2 = (0.00 < 0.05), hal ini
berarti Ho ditolak dan Ha diterima, dan ini menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan keterampilan berpikir kritis antara kelas eksperimen dan kelas kontrol,
maka dapat disimpulkan bahwa keterampilan berpikir kritis kelas eksperimen
lebih tinggi dari pada kelas kontrol setelah diberikan treatmen menggunakan
model Problem Based Learning.
48

3. Data Hasil Observasi


a. Observasi Guru
Hasil observasi aktivitas guru selama tiga pertemuan dengan
menerapkan model Problem Based Learning pada kelas eksperimen
menunjukkan konsistensi pada angka persentase 100%. Hal ini
menunjukkan bahwa guru telah melaksanakan semua tahap pembelajaran
secara keseluruhan untuk mengukur keterampilan berpikir kritis peserta
didik selama pembelajaran berlangsung, yaitu dari tahap orientasi siswa
pada masalah, mengorganisasikan peserta didik dalam belajar,
membimbing penyelidikan individu maupun kelompok, mengembangkan
dan mempresentasikan hasil, serta menganalisis dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah.
b. Observasi Siswa
Tabel 4.8 Persentase Hasil Observasi Peserta Didik selama
Pembelajaran di Kelas Eksperimen
No Aspek yang Pertemuan Persentase
diamati 1 2 3 Rata-rata (%)
1 Tahap 1 81.1 85.9 95.3 87.4
2 Tahap 2 71.4 71.4 78.6 73.8
3 Tahap 3 80 90.6 94.3 88.3
4 Tahap 4 50 85.7 85.7 73.8
5 Tahap 5 81.1 90.6 95.3 89
Rata-rata 72.7 84.8 89.8

Dari tabel diatas aspek yang diamati menggunakan tahapan model Problem
Based Learning dapat dilihat terdapat peningkatan persentase dari pertemuan 1
sampai 3, yaitu dari 72.7%, 84.8%, dan 89.8% dengan selisih pertama yaitu
12.1% dan selisih kedua yaitu 5 %.
49

4. Data hasil Lembar Kerja Siswa

Tabel 4.9 Persentase ketercapaian LKS Kelas Eksperimen


Pertemuan
No Indikator LKS 1 LKS 2 LKS 3
% % %
1 Identifikasi dasar terhadap masalah 43 71 81
2 Membuat hipotesis 52 71 76
3 Mengumpulkan data yang relevan 62 71 76
4 Menguji kebenaran jawaban 43 71 71
5 Membuat dan mengkomunikasikan 71 76 95
kesimpulan
Rata-rata 54.2 72 79.8

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa terdapat peningkatan ketercapaian dari
pertemuan 1 sampai 3, yaitu pada LKS 1 yang meliputu 5 indikator memiliki rata-
rata persentase sebesar 54.2%, sedangkan pada LKS 2 menghasilkan 72% dan
pada LKS 3 yakni pada pertemuan terakhir mendapatkan rata-rata tertinggi yakni
79.8%.

5. Keterampilan Berpikir Kritis Tiap Aspek


a. Uji Normalitas
Uji normalitas juga dilakukan pada setiap aspek keterampilan berpikir kritis
untuk mengetahui apakah data setiap aspek berdistribusi normal atau tidak. Uji
normalitas yang digunakan adalah uji Kolmogorov-Smirnov pada program SPSS
22 dengan taraf signifikan 5% (α=0.05). Hasil uji normalitas , uji homogenitas dan
uji hipotesis tiap aspek keterampilan berpikir kritis (pretest dan posttest) dapat
dilihat pada tabel dibawah ini :
50

Tabel 4.10 Hasil Uji Normalitas, Uji Homogenitas, dan Uji Hipotesis
Tiap Aspek Keterampilan Berpikir Kritis Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol
Uji Uji Uji
Normalitas Homogenitas Hipotesis
Kesimpulan
Kolmogorov- Levene Mann-
Smirnov Statistic Withney U
Elementary E .000 Tidak
Clarification K .019 .592 .231 Sgnifikan
Basic E .004
Support K .021 .993 .000 Signifikan
E .000 Tidak
Inference K .000 .421 .055 Signifikan
Advance E .022
Clarification K .008 .493 .001 Signifikan
Strategy and E .013
Tactics K .011 .005 .002 Signifikan
E= Eksperimen
K= Kontrol

Tabel diatas menunjukkan hasil uji normalitas dari postest kelas kontrol dan
eksperimen yaitu dari semua aspek keterampilan berpikir kritis tidak berdistribusi
normal, yaitu aspek 1,2,3,4 dan 5, karena mendapat nilai < 0.05.
Uji homogenitas juga dilakukan pada setiap aspek keterampilan berpikir kritis
untuk menguji data varians yang diperoleh berasal dari populasi yang homogen
atau tidak. Uji homogenitas yang digunakan adalah uji Levene Statistic melalui
program SPSS 22. Dari tabel diatas menunjukkan bahwa terdapat 4 aspek yang
homogen yakni aspek 1,2,3 dan 4 karena mendapat nilai > 0.05, sedangkan pada
aspek ke 5 yakni Strategy and Tactics mendapat nilai < 0.05 sehingga dapat
dinyatakan data tersebut tidak homogen.
Uji normalitas dan homogenitas tiap aspek keterampilan berpikir kritis pada
kedua kelas terdapat hasil sebaran data kelompok penelitian yang tidak normal
serta kedua kelas memiliki varians data homogen dan tidak homogen. Sehingga
menguji statistik lanjutan (uji hipotesis) menggunakan uji statistika parametrik
51

yaitu uji statistik non parametrik yaitu uji Mann-Withney U untuk data yang tidak
berdistribusi normal.
Tabel diatas menunjukkan bahwa hasil uji hipotesis posttest kelas eksperimen
dan kontrol terdapat tiga aspek yang memiliki perbedaan signifikan yaitu pada
aspek Basic Support, Advance Clarification dan Strategy and Tactics dengan nilai
< 0.05. Sedangkan dua aspek lainnya yaitu Elementary Clarification dan
Inference mendapat nilai > 0.05 maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan.
Perhitungan lengkap hasil uji normalitas, homogenitas, dan hipotesis tiap aspek
keterampilan berpikir kritis disajikan dalam lampiran.1

6. Uji Normal Gain


Berdasarkan data nilai rata-rata pretest, posttest, dan N-gain kelas eksperimen
dan kelas kontrol, maka dapat dibuat tabel seperti dibawah ini :

Tabel 4.11 Perbandingan Nilai Rata-rata Kelas Eksperimen dan


Kelas Kontrol
Nilai Rata-rata
Kelas Pretest Posttest N-Gain
Eksperimen 43.62 67.62 0.52
Kontrol 44.84 57.37 0.29
Perbandingan presentase N-gain pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
adalah sebagai berikut :

Tabel 4.12 Perbandingan Presentase Kategori N-Gain Pada Kelas


Eksperimen dan Kelas Kontrol
Kategori N-Gain Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Tinggi 10 orang (30.30%) -
Sedang 18 orang (54.55%) 19 orang (57.58%)
Rendah 5 orang (15.16%) 14 orang (42.42%)

1
Lampiran 15
52

Terlihat pada tabel diatas bahwa nilai persentase N-Gain peserta didik di
kelas eksperimen yang mempunyai kategori tinggi berjumlah 10 orang (30,3%),
sedangkan pada kelas kontrol tidak ada, pada kategori sedang kelas kontrol lebih
banyak yaitu 19 orang (57.6%) dibandingkan dengan kelas eksperimen yaitu 18
orang (54.55%), dan yang terakhir yaitu pada kategori rendah kelas kontrol
memiliki persentase yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelas eksperimen
yaitu 14 orang (42.42)% sedangkan kelas eksperimen hanya 5 orang (15.16%).

C. Pembahasan
Model pembelajaran yang diterapkan pada penelitian ini yaitu model
Problem Based Learning tipe Ill-Structured pada kelas eksperimen dan
model pembelajaran konvensional pada kelas kontrol dengan disesuaikan
pada langkah-langkah pembelajaran masing-masing model dengan
harapan pada kelas eksperimen dapat meningkatkan keterampilan berpikir
kritis peserta didik lebih besar dibandingkan pada kelas kontrol.
Sebelum diberikan perlakuan, kedua kelas memiliki keterampilan
berpikir kritis yang sama-sama rendah, hal ini terbukti dari perhitungan.
Hasil pretest keterampilan berpikir kritis berdasarkan tabel 4.1 belum
mencapai KKM dengan diperoleh nilai rata-rata kelas kontrol sebesar
51,64 dengan nilai maksimum 78 dan nilai mnimum 25. Sedangkan nilai
pada kelas eksperimen juga belum mencapai KKM dengan nilai rata-rata
sebesar 48,91 dengan nilai maksimum 70 dan nilai minimum 23.
Setelah dilakukan pembelajaran, rata-rata hasil posttest kelas kontrol sebesar
65,73 dengan nilai maksimum 86 dan nilai minimum 42 hal ini menunjukkan
bahwa nilai tersebut belum mencapai KKM. Sedangkan nila rata-rata kelas
eksperimen sudah mencapai KKM yaitu 75,94 dengan nilai maksimum 94 dan
nilai minimum 55, karena KKM mata pelajaran Biologi di sekolah tersebut
sebesar 75. Berdasarkan nilai rata-rata posttest diatas menunjukkan bahwa adanya
perbedaan yaitu kelas kontrol lebih rendah dibanding dengan kelas eksperimen
(65,73 < 75,94 ).
53

Hasil posttest ketercapaian sub-konsep materi secara keseluruhan sudah


mencapai ketuntasan karena mencapai >50%. Nilai ketercapaian paling tinggi di
kedua kelas tersebut yaitu pada sub-konsep gangguan fungsi sistem peredaran
darah manusia yakni kelas eksperimen mendapat nilai 82.32 sedangkan kelas
kontrol mendapat nilai 69.95. Hal ini dikarenakan selama proses pembelajaran di
kedua kelas, peneliti memberikan tugas khusus kepada semua siswa untuk
mencari sebanyak-banyaknya tentang gangguan fungsi yang mungkin terjadi pada
sistem peredaran darah.
Uji normalitas kelas kontrol dan eksperimen secara keseluruhan baik pretest
maupun posttest menunjukkan semua data berdistribusi normal karena keduanya
memiliki probabilitas sig lebih besar dari pada α. Sesuai dengan kriteria uji
normalitas bahwa data tersebut dikatakan berdistribusi normal jika probabilitas sig
> α maka Ho diterima. Uji homogenitas secara keseluruhan baik pretest maupun
posttest kedua kelas menunjukkan bahwa kedua kelas memiliki varians yang sama
(homogen). Hasil pretest uji homogenitas pada kedua kelompok menghasilkan
probabilitas sig > α (0.55 > 0.05), begitu juga pada posttest (0.68> 0.05) maka H0
diterima.
Uji hipotesis yang dipakai yaitu uji independent sample t-test karena hasil
perhitungan kedua kelas baik pretest maupun posttest berdistribusi normal dan
homogen. Hasil pretest uji t kedua kelas menunjukkan tidak terdapat perbedaan
yang signifikan karena memperoleh probabilitas sig. (2 tailed) = 0.316/2 = (0.16 >
0.05). Sebaliknya untuk hasil uji-t posttest menunjukkan terdapat perbedaan yang
signifikan antara kedua kelas yakni kelas kontrol dan eksperimen, perolehan
probabilitas sig. (2 tailed) = 0.000/2 = (0.00 < 0.05). Hal ini menunjukkan bahwa
terdapat perbedaan keterampilan berpikir kritis siswa antara kelas kontrol dan
kelas eksperimen, dimana model Problem Based Learning mempengaruhi
keterampilan berpikir kritis siswa.
Berdasarkan hal tersebut, terdapat berbagai penelitian yang dilakukan dalam
melihat pengaruh model problem based learning terhadap kemampuan berpikir
kritis. Salah satunya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Alias Masek dan
Sulaiman Yamin dengan judul “The Effect of Problem Based Learningon Critical
54

Thinking Ability: A Theoretical and Empirical Review” mengemukakan bahwa


keterampilan berpikir kritis peserta didik telah mengalami peningkatan setelah
melakukan pembelajaran dengan Problem Based Learning.2
Hasil ketercapaian lembar kerja siswa (LKS) kelas eksperimen berdasarkan
tabel 4.9 terdapat peningkatan setiap pertemuannya, peningkatan yang paling
tinggi yaitu pada pertemuan terakhir pada tahap PBL kelima yakni membuat dan
mengkomunikasikan kesimpulan. Rusman menyatakan, melalui model Problem
Based Learning peserta didik mempresentasikan gagasannya, peserta didik terlatih
merefleksikan persepsinya, mengargumentasikan dan mengkomunikasikan
gagasannya.3 Dengan demikian model Problem Based Learning dapat melatih
peserta didik untuk mengembangkan berbagai macam keterampilan dalam
merumuskan solusi atas permasalahan yang telah diajukan, salah satunya yaitu
pada tahap PBL mengkomunikasikan yang mengalami peningkatan paling tinggi.
Hasil presentase ketercapaian indikator berpikir kritis pada tabel 4.2
menunjukkan semua aspek pada kelas eksperimen maupun kontrol meningkat dari
pretest ke posttest. Hasil uji hipotesis posttest per-aspek berdasarkan tabel 4.10
terdapat tiga aspek yang berbeda secara signifikan sedangkan dua aspek lainnya
tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Hal ini menunjukkan terdapat perbedaan
keterampilan berpikir kritis antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen.
Aspek pertama yaitu Elementary Clarification (memberikan penjelasan
sederhana) yang terdiri dari sub-aspek memfokuskan pertanyaan, menganalisis
argument, bertanya dan menjawab pertanyaan tentang suatu penjelasan atau
tantangan. Hasil uji hipotesis Mann-Withney U per-aspek posttest berdasarkan
tabel 4.10 memperoleh probabilitas sig. (2 tailed) = 0.461/2 = (0.23 > 0.05) maka
tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Hal ini dikarenakan siswa dari kedua
kelas mempunyai keterampilan memberikan penjelasan yang sama-sama baik,
dalam hal ini siswa diminta untuk membuat dan menjawab pertanyaan mengenai
gangguan pada sistem peredaran darah.

2
Alias Masek dan Sulaiman Yamin, op. cit.,h. 218
3
Rusman, Model-Model Pembelajaran : Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta:
Rajawali Pers, 2012), h.245
55

Aspek kedua yakni Basic Support ( membangun keterampilan dasar ) yang


terdiri dari sub-aspek mempertimbangkan kredibilitas suatu sumber,
mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi. Hasil uji hipotesis
Independent Samples T Test per-aspek posttest berdasarkan tabel 4.10
memperoleh probabilitas sig. (2 tailed) = 0.000/2 = (0.00 < 0.05) maka terdapat
perbedaan yang signifikan. Hal ini dikarenakan pada kelas eksperimen peserta
didik sudah terlatih mengumpulkan data dari informasi-informasi yang telah
mereka dapat secara mandiri untuk menyelesaikan soal pada LKS yang
disediakan. Sedangkan pada kelas kontrol sebelum peserta didik mengerjakan
LKS guru terlebih dahulu menjelaskan materi yang berkaitan dengan LKS. Hal
inilah yang membuat peserta didik pada kelas eksperimen memiliki informasi
yang lebih banyak dibandingkan kelas kontrol. Oleh karena itu keterampilan
membangun keterampilan dasar terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas
eksperimen dengan kelas kontrol.
Hal diatas sesuai dengan jurnal oleh Melia bahwa keterampilan dasar dapat
meningkat signifikan jika seseorang terbiasa mencari informasi secara mandiri
dan memilih informasi yang tepat untuk menyelesaikan suatu masalah.4 Hal
tersebut sesuai juga dengan jurnal oleh Christin dan Chia bahwa Siswa
mengidentifikasi tentang isu/masalah dalam pembelajaran yang berkaitan dengan
masalahdan mengajukan pertanyaan terkait dengan masalah. Mereka membuat
keputusan sendiri tentang arahan apa yang harus diambil dalam penyelidikan
mereka, informasi apa yang harus dikumpulkan, dan bagaimana menganalisis dan
mengevaluasi informasi.5
Aspek ketiga yakni Inference ( menyimpulkan) yang terdiri dari sub-indikator
membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi, membuat induksi dan
mempertimbangkan induksi, serta membuat dan mempertimbangkan nilai
keputusan. Inference merupakan kesimpulan yang dihasilkan oleh seseorang

4
Melia Noprianda, dkk, Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Model Pembelajaran Problem
Based Learning dan Sains Teknologi Masyarakat pada Konsep Virus,
journal.uinjkt.ac.id/index.php/edusains/article/download/3892/pdf, diakses pada tanggal 20 Juli
2017
5
Christin Chin dan Li-Gek Chia, op. cit., h. 46
56

observasi sesuai dengan fakta yang ada. Hasil uji hipotesis Mann-Withney U per-
aspek posttest berdasarkan tabel 4.10 memperoleh probabilitas sig. (2 tailed) =
0.109/2 = (0.055 > 0.05) maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Hal ini
dikarenakan kedua kelas telah mampu membuat kesimpulan dari suatu data pada
tabel , dalam hal ini tabel yang disediakan yaitu tabel tentang sampel darah dari
beberapa orang.
Aspek keempat yakni Advanced Clarification (membuat penjelasan lebih
lanjut) yang terdiri dari sub-aspek mengidentifikasi asumsi. Asumsi yaitu sesuatu
yang dianggap benar.6 Hasil uji hipotesis Mann-Withney U per-aspek posttest
berdasarkan tabel 4.10 diperoleh probabilitas sig. (2 tailed) = 0.002/2 = (0.001 <
0.05) maka terdapat perbedaan yang signifikan. Soal-soal berpikir kritis adalah
jenis soal yang mempunyai kesulitan yang cukup tinggi. Sehingga diperlukan
keterampilan yang tinggi untuk menyelesaian masalah tersebut. Peserta didik pada
kelas eksperimen terbiasa mengerjakan soal berdasarkan masalah pada LKS
secara berkelompok. Pada LKS terdapat pertanyaan-pertanyaan yang
mengarahkan peserta didik dalam menentukan permasalahan yang terdapat pada
informasi yang tersedia. Peserta didik dilatih untuk menemukan sendiri inti dan
penyelesaian dari suatu masalah tanpa ada penjelasan sebelumnya sehingga
peserta didik terbiasa mengerjakan soal-soal baru secara mandiri.
Selain itu soal-soal yang diberikan berupa masalah dimana masalah
merupakan soal-soal yang juga cukup sulit dan membutuhkan keterampilan
berpikir tinggi. Pada suatu masalah, soal yang disajikan berupa permasalahan
yang terjadi sehari-hari. Dalam mengidentifikasi masalah, banyak informasi yang
belum tersedia dalam soal sehingga peserta didik harus mencari dahulu informasi
tersebut sebelum menyelesaikan masalah dan peserta didik harus mampu
mengidentifikasi informasi-informasi yang mereka dapat agar informasi tepat dan
sesuai dengan masalah yang ada. Sedangkan pada kelas kontrol, peserta didik
terbiasa mencatat dan menyalin informasi yang diberikan oleh guru sebelumnya.
Hal tersebut sesuai dengan jurnal John R.Savery bahwa keterampilan berpikir

6
Kowiyah, “Kemampuan Berpikir Kritis”, Jurnal Pendidikan Dasar, Vol.3, No.5 PGSD
UHAMKA, 2012, h. 175.
57

kritis yang dikembangkan melalui PBL salah satunya adalah kemampuan untuk
mengidentifikasi suatu masalah dan menetapkan parameter pada pengembangan
solusi.7 Jadi pada aspek ke empat ini antara siswa kelas kontrol dengan kelas
eksperimen memiliki perbedaan yang signifikan.
Aspek kelima yakni Strategy and Tactics (mengatur strategi dan taktik) yang
terdiri dari sub-indikator memutuskan suatu tindakan dan berinteraksi dengan
orang lain. Hasil uji hipotesis Mann-Whitney U per-aspek posttest berdasarkan
tabel 4.10 memperoleh probabilitas sig. (2 tailed) = 0.004/2 = (0.002 < 0.05) maka
terdapat perbedaan yang signifikan. Pada aspek ini, peserta didik dituntut untuk
dapat memutuskan hal-hal yang harus dilakukan, memutuskan alternatif yang
memungkinkan dan menyeleksi kriteria untuk membuat solusi dari pernyataan
yang disediakan. Peserta didik tidak hanya dituntut untuk mampu menyelesaikan
masalah pada soal tetapi lebih dari itu peserta didik sebelumnya harus dapat
merumuskan alternatif dan menyeleksi hal-hal yang mendukung untuk membuat
solusinya. Hal tersebut sesuai dengan jurnal John R.Savery bahwa PBL Ill-
Structured juga dapat melatih self-regulated atau pengaturan diri, siswa terlatih
dalam mengumpulkan informasi yang terkait sebagai alternatif dalam proses
pengambilan keputusan, merumuskan dan membuat solusi.8 Sehingga peserta
didik pada kelas eksperimen mempunyai keterampilan membuat strategi dan
taktik lebih baik dibandingkan kelas kontrol. Peserta didik pada kelas eksperimen
juga telah terbiasa mengerjakan LKS secara mandiri dengan soal-soal berbentuk
masalah yang bersifat aplikatif sehingga mereka terbiasa untuk mengaitkan suatu
permasalahan dengan permasalahan yang lainnya yang masih berhubungan.
Berdasarkan hasil N-Gain yang diperoleh menunjukkan bahwa kelas
eksperimen mengalami peningkatan yang lebih baik dari pada kelas kontrol. Hal
ini dibuktikan dari perbandingan rata-rata nilai N-Gain pada tabel 4.11.9 Hasil
presentase kategori N-Gain pada kelas eksperimen maupun kontrol terlihat pada
tabel 4.12 terlihat bahwa siswakelas eksperimen yang mendapatkan nilai kategori
tinggi yaitu 30.30%, sedangkan pada kelas kontrol tidak terdapat siswa dengan
7
John R.Savery, op, cit., h. 13
8
Ibid., h. 13
9
Tabel 11
58

nilai kategori tinggi. Nilai dengan kategori sedang pada kelas eksperimen yaitu
54.55%, sedangkan pada kelas kontrol terdapat 57.58% siswa yakni lebih banyak
dari kelas eksperimen. Nilai kelas eksperimen terdapat 15.16 % siswa yang
mendapat nilai dengan kategori rendah, sedangkan pada kelas kontrol terdapat
lebih banyak siswa yang mendapat nilai dengan kategori rendah yakni 42.42%
siswa.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keterampilan berpikir kritis siswa
dengan pembelajaran Problem Based Learning lebih baik dibandingkan dengan
menggunakan pembelajaran Saintifik. Karena pada pembelajaran Problem Based
Learning siswa dituntut untuk lebih mandiri, lebih terlibat dalam memecahkan
suatu masalah, siswa tidak hanya sekedar menerima informasi dari guru, tetapi
siswa lebih aktif dalam mencari informasi-informasi yang diperlukan.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Model Problem Based Learning (PBL) tipe Ill-Structured berpengaruh secara
signifikan terhadap keterampilan berpikir kritis siswa kelas XI IPA4 di SMAN 4
Kota Tangerang Selatan, terbukti dengan hasil perhitungan, diperoleh nilai
probabilitas sig. (2 tailed) = 0.000/2 = 0.00 < 0.05 (Sig < α) maka dapat
disimpulkan bahwa penggunaan model Problem Based Learning tipe Ill-
Structured berpengaruh terhadap keterampilan berpikir kritis siswa pada konsep
sistem peredaran darah manusia.

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan penelitian, dapat diajukan saran, yaitu sebagai
berikut:
1. Diperlukan pengelolaan yang baik dalam menggunakan model Problem
Based Learning tipe Ill-Structured sehingga siswa dapat belajar secara
optimal.
2. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu diskusi dan observasi,
untuk peneliti selanjutnya disarankan agar mengintegrasikan dengan
metode yang lain, seperti praktikum sehingga dapat memberikan
kesempatan bagi siswa dalam menyelesaikan permasalahan secara nyata
dan dapat mengembangkan keterampilan berpikir lainnya.

59
Daftar Pustaka

Adi, Sugeng Susilo dan Junining, Esti. Kemampuan Berpikir Kritis dalam
Membaca Serta Kesesuaiannya Dengan Intelegensi Mahasiswa Program
Studi SastraInggris. Jurnal ERUDIO, Vol. 2, No. 1. http://fib.ub.ac.id/wrp-
con/uploads/Jurnal-Erudio.pdf.

Alec, Fisher. Berpikir Kritis: Sebuah Pengantar. Jakarta: Erlangga, 2009.

Anindyta, Pricilla dan Suwarjo. Pengaruh Problem Based Learning Terhadap


Keterampilan Berpikir Kritis dan Regulasi Diri Siswa kelas V, Jurnal
Prima Edukasia, Vol. 2.
http://journal.uny.ac.id/index.php/jpe/article/view/2720, 2014.

Arends, Richard L. Learning To Teach. Newyork: McGraw-Hill, 2007.

Basleman, Anisah dan Mappa, Syamsu. Teori Belajar Orang Dewasa. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, 2011.

Chin, Christin dan Chia, Li Gek. Problem Based Learning: Using Ill-Structured
Problems in Biology Project Work, Research Article dalam Science
Educatin, Vol. 90.
http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1002/sce.20097/epdf.

Eggen, Paul dan Kauchak, Don. Strategi Dan Model Pembelajaran. Jakarta: PT
Indeks, 2012.

Ennis, Robert H. A Logical Basis for Measuring Critical Thinking Skills,


Educational Leadership. Journal, Vol 43 No. 2, 1985, h. 46,
http://www.ascd.org/.

Fikriyah, Ulyatul. “Perbedaan penggunaan Problem Based Learning dengan Ill-


Structured dengan Well-Structured Terhadap Keterampilan Proses Sains”.
Jakarta, 2016.

Hake, Richard R., Analyzing Change/Gain Scores, Dept. of Physics, Indiana


University 24245 Hatteras Street, Woodland Hills, CA, 91367 USA,
https://www.talentlens.co.uk/.../watson-glaser-user-guide-and-technical-
manual.pdf.

Hmelo-Silver, Cindy E. Problem Based Learning: What and How Do Student


learn?. Educational Psychology Review, Vol. 16, No. 3.
http://kanagawa.Iti.cs.cmu.edu/olct09/sites/default/files/Hmelo-Silver
2004.pdf, 2004.

60
61

Hung, Woei. Theory to reality: a few issues in implementing problem-based


learning. www.hung woe,theory to reality: a few issues in implementing
problem-based learning, journal educational research development vol.59,
2011.

Ibrahim, Muslimin dan Nur, Mohamad. Pembelajaran Berdasarkan Masalah.


UNESA-UNIVERSITY PRESS. 2000.

Inel, Didem dan Ali. The effects of using problem-based learning in science and
technology teaching upon students’ academic achievement and levels of
structuring concepts.
https://www.ied.edu.hk/apfslt/download/v11_issue2_files/inel.pdf.

Kadir. Statistika Terapan. Jakarta: PT Rajawali Pers. 2015.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2016. Kompetensi Inti dan Kompetensi


Dasar Pelajaran Pada Kurikulum 2013 Pada SMA/SMK/MA/MAK No 24
Tahun. Tersedia melalui
http://www.gurupembelajar.net/2016/07/permendikbud-no-24-tahun-2016-
tentang.html, 2016.

Komalasari, Kokom. Pembelajaran Kontekstual. Bandung: PT Refika Aditama,


2013.

Kowiyah. “Kemampuan Berpikir Kritis”, Jurnal Pendidikan Dasar, Vol.3, No.5


PGSD UHAMKA, 2012.

Kunandar. Penilaian Autentik.Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013.

Laxman, Kumar. Training Students to Succesfully Solve Ill-Structured Problems


in an Internet-Mediated Learning Environment, Jurnal of Interdisciplinary
Reaserch in Education. Vol.3.
http://www.taylors.edu.my/jire/downloadsvol3, , 2013.

Mahmud. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia, 2011.

Masek, Alias dan Yamin, Sulaiman. The Effect of Problem Based Learning on
Critical Thinking Ability: A Theoritical and Empirical Review.
http://irssh.com/22248-9010/pdf.

Masitoh., dan Dewi, Laksmi. Strategi Pembelajaran, Jakarta: Direktorat Jenderal


Pendidikan Islam Departemen Agama RI. 2009.

Meltzer, David E. Addendum to: The Relationship Between Mathematic


Preparation and Conseptual Learning Gain in Physic: a Possible – hidden
62

Variabl “in Diagnostic Pretest Scores”.


http://physic.iastate.edu/per/docs/Addendum_on_normalized_gain.pdf.

Noprianda, Melia , dkk. Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Model Pembelajaran


Problem Based Learning dan Sains Teknologi Masyarakat pada Konsep
Virus. journal.uinjkt.ac.id/index.php/edusains/article/download/3892/pdf.
2015.

Pamela, Issaura Sherly, dkk. Pengaruh Jenis Masalah pada Problem Based
Learning terhadap Dinamika Metakognisi Siswa SMA kelas X pada
Konsep Stoikiometri. Artikel ilmiah, Vol. 2.
http://onlinejournal.unja.ac.id/index.php/edusains, 2013.

Prasetyo, Bambang dan Jannah, Lina M. Metode penelitian Kuantitatif. Jakarta:


Rajawali Pers, 2011.

Puspitasari, Laksmi. “Pengaruh Metode Pembelajaran PBL Terhadap Kemampuan


Berpikir Kreatif Siswa.Skripsi”, 2012.

Rahmawati. Hasil TIMMS. http://puspendik.kemdikbud.go.id/seminar/upload/


Rahmawati-Seminar%20Hasil%20TIMSS%202015.pdf, 2015.

Rob, Foshay and Kirkley, Jamie . Principles for Teaching Problem Solving:
Technical Paper, (Edina: TRO Learning, 1998).
http://files.eric.ed.gov/fulltext/ED464604.pdf.

Rusman. Model-Model Pembelajaran : Mengembangkan Profesionalisme Guru.


Jakarta: Rajawali Pers, 2012.

Savery, John R. Overview of Problem-based Learning: Definitions and


Distinctions. http://dx.doi.org/10.7771/1541-5015.1002.

Sayuti, Wahdi dan Zurinal. Ilmu Pendidikan (Pengantar dan Dasar-Dasar


Pelaksanaan Pendidikan).UIN Jakarta Press, 2006.

Sihotang, Kasdin, dkk., Critical Thinking Membangun Pemikiran Logis. Jakarta:


Pustaka Sinar Harapan, 2012.

Sofyan, Ahmad, dkk. Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi. Jakarta:


UIN Press, 2006.

Sudjana. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito, 2005.

Sukroni. “Pengaruh Problem Based Learning terhadap kemampuan berpikir kritis


siswa SDN I Sajira pada Materi IPA konsep Ekosistem”. Skripsi UIN
Syarif Hidayatullah. 2014.
63

Suma. I.K.,dkk. “Pengaruh Model Problem Baesd Learning Terhadap


Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Dan Sikap Ilmiah”. e-Journal Program
Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi IPA, 2013.

Susanto, Ahmad. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:


Kencana Prenada Media Group, 2013.

Suwarma, Dina Mayadiana. Suatu Alternatf Pembelajaran untuk Meningkatkan


Kemampuan Berpikir Kritis Matematika. Jakarta: Cakrawala Maha Karya,
2003.

Trianto. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010.

Triyuningsih, Eka. “Pengaruh Problem Based Learning terhadap kemampuan


berpikir kritis siswa”, Skripsi UIN Syarif Hidayatullah, 2011.

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, www.inherent-


dikti.net/sisdiknas.pdf. 2016.

Wardoyo, Sigit Mangun. Pembelajaran Berbasis Riset. Akademia Permata. 2013.

Zulfiani, dkk.,Strategi Pembelajaran Sains. Jakarta: UIN, 2009.


Lampiran 1 64

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)


Kelas Eksperimen
Satuan Pendidikan : SMA

Mata Pelajaran : Biologi

Kelas/Semester : XI/I

Materi Pokok : Sistem Peredaran Darah

Alokasi Waktu : 6 x 45 menit

Pertemuan :1

A. Kompetensi Inti (KI)


1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah
lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro-aktif) dan
menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator


1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang sistem peredaran
darah.
65

Indikator:
1.1.1 Berdoa sebelum memulai pembelajaran.
1.1.2 Memberi salam sebelum dan sesudah belajar.
1.1.3 Menjalankan ibadah tepat waktu.
1.1.4 Selalu menjaga kebersihan lingkungan sekitar, baik lingkungan tempat
tinggal, lingkungan sekolah, maupun lingkungan masyarakat dan terutama
menjaga diri sendiri.
1.1.5 Memperlihatkan kekaguman dan rasa syukur terhadap ciptaan Tuhan
mengenai sistem peredaran darah, bahwa dengan adanya organ-organ tersebut
manusia dan hewan mampu hidup (dengan seizin Allah), dan cara mensyukuri
nikmat Allah tersebut salah-satunya dengan cara selalu menjaga kesehatan
tubuh dan menjaga pola hidup.
1.1.6 Memperlihatkan rasa syukur terhadap Tuhan karena telah menciptakan
manusia dengan begitu kompleks dan begitu luar biasanya mekanisme yang
terjadi di dalam tubuh.

2.1 Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur sesuai data dan fakta, disiplin, tanggung jawab,
dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam mengajukan
pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong royong, bekerjasama,
cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam setiap
tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam
kelas/laboratorium maupun di luar kelas/laboratorium.

Indikator
2.1.1 Kemampuan untuk bekerja sama dalam kelompok.
2.1.2 Menghargai argument atau pendapat orang lain.
2.1.3 Menyajikan data yang diperoleh dengan benar dan tepat.
2.1.4 Melaporkan hasil analisis data secara bertanggung jawab, teliti, jujur dan
disiplin.
66

3.6 Mendeskripsikan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta kelaina/penyakit
yang dapat terjadi pada sistem peredaran darah manusia dan membandingkannya
dengan sistem peredaran darah hewan ikan.1
3.6.1. Menjelaskan komponen dan fungsi darah
3.6.2. Menjelaskan struktur dan fungsi organ yang terkait dengan sistem peredaran
darah pada manusia
3.6.3. Menjelaskan mekanisme sistem peredaran darah manusia.
3.6.4. Menjelaskan gangguan fungsi yang mungkin terjadi pada sistem peredaran
darah manusia

4.6. Menyajikan hasil analisis tentang kelainan pada struktur dan fungsi darah, jantung
dan pembuluh darah yang menyebabkan gangguan sistem peredaran darah manusia
melalui berbagi bentuk media presentasi.
4.6.1. Membuat sketsa/rancangan poster pemecahan masalah yang akan dilakukan

C. Materi Pembelajaran

1
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2013, Kompetensi Dasar SMA/SMP, h.124, tersedia di
www.staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/drs/03-kompetensi-dasar-sma-2013.pdf, diakses ada tanggal 23
November 2017 pukul 9.45 WIB.
67

D. Pendekatan, Model dan Metode


Pendekatan pembelajaran yang digunakan :
 Pendekatan Saintifik

Model pembelajaran yang digunakan :


 Problem Based Learning

Metode pembelajaran yang digunakan :


 Diskusi
 Study literature

E. Media, Alat dan Sumber belajar


1. Media
 LKS PBL

2. Alat
 Whiteboard  Spidol
 Laptop  Speaker
 LCD
3. Sumber Pembelajaran
 Buku teks pegangan peserta didik
 Buku yang relevan dengan pembelajaran
 Internet
www.pendidikankarakter.org/.../Sistem%20sirkulasi%20Manusia_XI_SMA_2014.pdf
https://www.cpuik.id › Beranda › Biologi Kelas XI
www.sentra-edukasi.com › ... › Sistem Sirkulasi Darah pada Manusia

F. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran


Pertemuan 1
a. Kegiatan Awal ( 8 menit)
Kegiatan Pembelajaran
Tahapan Guru Peserta didik Alokasi
Waktu
Pembukaan  Memberi salam,  Menjawab salam, 2 menit
mengecek kehadiran, berdoa, mengeluarkan
membimbing berdoa, buku pelajaran Biologi.
mengecek kesiapan
peserta didik dan
menyiapkan buku ajar.
Motivasi  Guru membagi peserta  Peserta didik 6 menit
68

didik menjadi 8 mendengarkan


kelompok dan meminta penjelasan guru
peserta didik untuk
duduk melingkar sesuai
dengan kelompoknya.
 Guru mengingatkan
kembali pelajaran
sebelumnya
 Guru menampilkan
tujuan pembelajaran
 Guru menjelaskan
model pembelajaran
yang akan digunakan
(PBL)

b. Kegiatan Inti ( 75 menit )


Kegiatan pembelajaran Alokasi
Tahapan PBL Guru Peserta didik Waktu
Orientasi  Guru menarik  Megamati 10 menit
peserta didik perhatian peserta Peserta didik
pada masalah didik dengan memperhatikan
menampilkan gambar gambar dan penjelasan
berkaitan dengan guru
komponen darah dan  Menanya
video proses Peserta didik bertanya
pembekuan darah mengenai gambar yang
 Guru memberikan ditampilkan
kesempatan kepada  Mengeksplorasi
peserta didik untuk Peserta didik
bertanya tentang menjawab sesuai
gambar yang dengan pengetahuan
ditampilkan yang mereka miliki
 Guru mengorientasi
peserta didik pada
masalah dengan
menampilkan gambar
orang yang
mengalami kelainan
pada salah satu
komponen darah dan
hasil tes golongan
darah, kemudian
memberikan
pertanyaan-
pertanyaan
69

Mengorganisasi Guru membagikan  Peserta didik mencoba 10 menit


peserta didik dan menjelaskan memahami langkah
untuk belajar LKS berbasis kerja pada LKS
masalah dan  Mengeksplorasi
diharapkan terjadi Peserta didik memulai
tanya jawab perencanaan untuk
mengenai LKS pemecahan masalah
tersebut yang disajikan dalam
 Guru membantu LKS
peserta didik untuk  Peserta didik
mendefinisikan dan menyimak dan
mengorganisasikan memperhatikan
tugas belajar yang penjelasan guru
berhubungan dengan
masalah tersebut
 Guru memberikan
penjelasan mengenai
pengamatan yang
akan dilakukan untuk
menambah informasi
dalam pemecahan
masalah
Membimbing  Guru menampilkan  Mengamati 25 menit
pengalaman beberapa gambar Peserta didik
individual yang berkaitan mengamati gambar-
maupun dengan komponen gambar dan video
kelompok dan golongan darah yang ditayangkan oleh
serta video proses guru
pembekuan darah
 Mengasosiasi
 Guru membimbing Peserta didik
peserta didik dalam berdiskusi untuk
kegiatan diskusi mengumpulkan
untuk informasi dari
mengumpulkan berbagai literatur
informasi dari
berbagai literature
 Guru membimbing
untuk menambah
informasi dalam
pemecahan masalah
Mengembangka  Guru memandu  Mengkomunikasikan 20 menit
n dan peserta didik untuk Masing-masing
menyajikan mempresentasikan kelompok
penyelesaian hasil diskusi mempresentasikan
masalah/hasil kelompok mengenai hasil diskusi didepan
70

karya hasil pemecahan


masalah pada LKS  Setiap kelompok
yang sudah diberikan tampil presentasi,
sebelumnya peserta didik yang lain
 Guru mengamati memberikan masukan
jalannya presentasi dan pertanyaan
dan mengatur waktu
untuk kelompok
yang tampil
Menganalisis  Guru mengevaluasi  Peserta didik 10 menit
dan jawaban dan kinerja memperhatikan dan
mengevaluasi kelompok dalam menyimak penjelasan
proses pemecahan masalah guru serta mencatat
pemecahan  Guru memberikan hal-hal yang perlu
masalah kesempatan kepada dicatat
peserta didik untuk  Peserta didik bertanya
menanyakan hal-hal mengenai materi yang
yang belum belum dipahami
dipahami

c. Kegiatan Akhir ( 7 menit )


Aktivitas pembelajaran Alokasi
Kegiatan waktu
Guru Peserta didik
Evaluasi  Guru mengajukan  Peserta didik 6 menit
beberapa pertanyaan menjawab pertanyaan-
sebagai evaluasi pertanyaan yang
diajukan oleh guru
Peutup  Guru menutup  Peserta didik 1 menit
pembelajaran dan menjawab salam
mengucapkan salam

G. Penilaian

Teknik Bentuk Instrumen


Tes tertulis Pretest dan Posttest
Tes unjuk kerja Lembar observasi
Portofolio Lembar kerja siswa problem based learning
tipe ill-structured dan rubrik
71
72

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)


Kelas Eksperimen
Satuan Pendidikan : SMA

Mata Pelajaran : Biologi

Kelas/Semester : XI/I

Materi Pokok : Sistem Peredaran Darah

Alokasi Waktu : 6 x 45 menit

Pertemuan :2

A. Kompetensi Inti (KI)


1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah
lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro-aktif) dan
menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator


1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang sistem peredaran
darah.
73

Indikator:
1.1.1 Berdoa sebelum memulai pembelajaran.
1.1.2 Memberi salam sebelum dan sesudah belajar.
1.1.3 Menjalankan ibadah tepat waktu.
1.1.4 Selalu menjaga kebersihan lingkungan sekitar, baik lingkungan tempat
tinggal, lingkungan sekolah, maupun lingkungan masyarakat dan terutama
menjaga diri sendiri.
1.1.5 Memperlihatkan kekaguman dan rasa syukur terhadap ciptaan Tuhan
mengenai sistem peredaran darah, bahwa dengan adanya organ-organ tersebut
manusia dan hewan mampu hidup (dengan seizin Allah), dan cara mensyukuri
nikmat Allah tersebut salah-satunya dengan cara selalu menjaga kesehatan
tubuh dan menjaga pola hidup.
1.1.6 Memperlihatkan rasa syukur terhadap Tuhan karena telah menciptakan
manusia dengan begitu kompleks dan begitu luar biasanya mekanisme yang
terjadi di dalam tubuh.

2.1 Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur sesuai data dan fakta, disiplin, tanggung jawab,
dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam mengajukan
pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong royong, bekerjasama,
cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam setiap
tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam
kelas/laboratorium maupun di luar kelas/laboratorium.

Indikator
2.1.1 Kemampuan untuk bekerja sama dalam kelompok.
2.1.2 Menghargai argument atau pendapat orang lain.
2.1.3 Menyajikan data yang diperoleh dengan benar dan tepat.
2.1.4 Melaporkan hasil analisis data secara bertanggung jawab, teliti, jujur dan
disiplin.
3.6 Mendeskripsikan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta kelaina/penyakit
yang dapat terjadi pada sistem peredaran darah manusia dan membandingkannya
dengan sistem peredaran darah hewan ikan.
74

3.6.1. Menjelaskan komponen dan fungsi darah


3.6.2. Menjelaskan struktur dan fungsi organ yang terkait dengan sistem peredaran
darah pada manusia
3.6.3. Menjelaskan mekanisme sistem peredaran darah manusia.
3.6.4. Menjelaskan gangguan fungsi yang mungkin terjadi pada sistem peredaran
darah manusia

4.6. Menyajikan hasil analisis tentang kelainan pada struktur dan fungsi darah, jantung
dan pembuluh darah yang menyebabkan gangguan sistem peredaran darah manusia
melalui berbagi bentuk media presentasi.
4.6.1. Membuat sketsa/rancangan poster pemecahan masalah yang akan dilakukan

C. Materi Pembelajaran

D. Pendekatan, Model dan Metode


Pendekatan pembelajaran yang digunakan :
 Pendekatan Saintifik

Model pembelajaran yang digunakan :


 Problem Based Learning
75

Metode pembelajaran yang digunakan :


 Diskusi
 Study literature

E. Media, Alat dan Sumber belajar


1. Media
 LKS PBL

2. Alat
 Whiteboard  Spidol
 Laptop  Speaker
 LCD
3. Sumber Pembelajaran
 Buku teks pegangan peserta didik
 Buku yang relevan dengan pembelajaran
 Internet
www.pendidikankarakter.org/.../Sistem%20sirkulasi%20Manusia_XI_SMA_2014.pdf
https://www.cpuik.id › Beranda › Biologi Kelas XI
www.sentra-edukasi.com › ... › Sistem Sirkulasi Darah pada Manusia

F. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran


Pertemuan 2
a. Kegiatan Awal ( 8 menit)
Kegiatan Pembelajaran
Tahapan Guru Peserta didik Alokasi
Waktu
Pembukaan  Memberi salam,  Menjawab salam, 2 menit
mengecek kehadiran, berdoa, mengeluarkan
membimbing berdoa, buku pelajaran Biologi.
mengecek kesiapan
peserta didik dan
menyiapkan buku ajar.
Motivasi  Guru membagi peserta  Peserta didik 6 menit
didik menjadi 8 mendengarkan
kelompok dan meminta penjelasan guru
peserta didik untuk
duduk melingkar sesuai
dengan kelompoknya.
 Guru mengingatkan
kembali pelajaran
sebelumnya
76

 Guru menampilkan
tujuan pembelajaran
 Guru menjelaskan
model pembelajaran
yang akan digunakan
(PBL)

b. Kegiatan Inti ( 75 menit )


Kegiatan pembelajaran Alokasi
Tahapan PBL Guru Peserta didik Waktu
Orientasi  Guru menarik  Megamati 10 menit
peserta didik perhatian peserta Peserta didik
pada masalah didik dengan memperhatikan
menampilkan gambar gambar dan video yang
jantung dan video di tampilkan
tentang peredaran  Menanya
darah Peserta didik bertanya
 Guru memberikan mengenai gambar yang
kesempatan kepada ditampilkan
peserta didik untuk  Mengeksplorasi
bertanya tentang Peserta didik
gambar yang menjawab sesuai
ditampilkan dengan pengetahuan
 Guru mengorientasi yang mereka miliki
peserta didik pada
masalah dengan
menampilkan
diagram mengenai
penyakit yang
berhubungan dengan
organ sistem
peredaran darah dan
memberikan beberapa
pertanyaan
Mengorganisasi  Guru membagikan  Peserta didik mencoba 10 menit
peserta didik dan menjelaskan memahami langkah
untuk belajar LKS berbasis kerja pada LKS
masalah dan  Mengeksplorasi
diharapkan terjadi Peserta didik memulai
tanya jawab perencanaan untuk
mengenai LKS pemecahan masalah
tersebut yang disajikan dalam
 Guru membantu LKS
peserta didik untuk  Peserta didik
mendefinisikan dan menyimak dan
77

mengorganisasikan memperhatikan
tugas belajar yang penjelasan guru
berhubungan dengan
masalah tersebut
 Guru memberikan
penjelasan mengenai
pengamatan yang
akan dilakukan untuk
menambah informasi
dalam pemecahan
masalah
Membimbing  Guru menampilkan  Mengamati 25 menit
pengalaman beberapa gambar Peserta didik
individual yang berkaitan mengamati gambar-
maupun dengan organ gambar dan video
kelompok pembuluh darah dan yang ditayangkan oleh
video peredaran guru
darah
 Mengasosiasi
Peserta didik
 Guru membimbing berdiskusi untuk
peserta didik dalam mengumpulkan
kegiatan diskusi informasi dari
untuk berbagai literatur
mengumpulkan
informasi dari
berbagai literature
 Guru membimbing
untuk menambah
informasi dalam
pemecahan masalah
Mengembangka  Guru memandu  Mengkomunikasikan 20 menit
n dan peserta didik untuk Masing-masing
menyajikan mempresentasikan kelompok
penyelesaian hasil diskusi mempresentasikan
masalah/hasil kelompok mengenai hasil diskusi didepan
karya hasil pemecahan
masalah pada LKS  Setiap kelompok
yang sudah diberikan tampil presentasi,
sebelumnya peserta didik yang lain
 Guru mengamati memberikan masukan
jalannya presentasi dan pertanyaan
dan mengatur waktu
untuk kelompok
yang tampil
Menganalisis  Guru mengevaluasi  Peserta didik 10 menit
78

dan jawaban dan kinerja memperhatikan dan


mengevaluasi kelompok dalam menyimak penjelasan
proses pemecahan masalah guru serta mencatat
pemecahan  Guru memberikan hal-hal yang perlu
masalah kesempatan kepada dicatat
peserta didik untuk  Peserta didik bertanya
menanyakan hal-hal mengenai materi yang
yang belum belum dipahami
dipahami

c. Kegiatan Akhir ( 7 menit )


Aktivitas pembelajaran Alokasi
Kegiatan waktu
Guru Peserta didik
Evaluasi  Guru mengajukan  Peserta didik 6 menit
beberapa pertanyaan menjawab pertanyaan-
sebagai evaluasi pertanyaan yang
diajukan oleh guru
Peutup  Guru menutup  Peserta didik 1 menit
pembelajaran dan menjawab salam
mengucapkan salam

G. Penilaian

Teknik Bentuk Instrumen


Tes tertulis Pretest dan Posttest
Tes unjuk kerja Lembar observasi
Portofolio Lembar kerja siswa problem based learning
tipe ill-structured dan rubrik
79

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)


Kelas Eksperimen
Satuan Pendidikan : SMA

Mata Pelajaran : Biologi

Kelas/Semester : XI/I

Materi Pokok : Sistem Peredaran Darah

Alokasi Waktu : 6 x 45 menit

Pertemuan :3

A. Kompetensi Inti (KI)


1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah
lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro-aktif) dan
menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar dan Idikator


1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang sistem peredaran
darah.
80

Indikator:
1.1.1 Berdoa sebelum memulai pembelajaran.
1.1.2 Memberi salam sebelum dan sesudah belajar.
1.1.3 Menjalankan ibadah tepat waktu.
1.1.4 Selalu menjaga kebersihan lingkungan sekitar, baik lingkungan tempat
tinggal, lingkungan sekolah, maupun lingkungan masyarakat dan terutama
menjaga diri sendiri.
1.1.5 Memperlihatkan kekaguman dan rasa syukur terhadap ciptaan Tuhan
mengenai sistem peredaran darah, bahwa dengan adanya organ-organ tersebut
manusia dan hewan mampu hidup (dengan seizin Allah), dan cara mensyukuri
nikmat Allah tersebut salah-satunya dengan cara selalu menjaga kesehatan
tubuh dan menjaga pola hidup.
1.1.6 Memperlihatkan rasa syukur terhadap Tuhan karena telah menciptakan
manusia dengan begitu kompleks dan begitu luar biasanya mekanisme yang
terjadi di dalam tubuh.

2.1 Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur sesuai data dan fakta, disiplin, tanggung jawab,
dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam mengajukan
pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong royong, bekerjasama,
cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam setiap
tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam
kelas/laboratorium maupun di luar kelas/laboratorium.

Indikator
2.1.1 Kemampuan untuk bekerja sama dalam kelompok.
2.1.2 Menghargai argument atau pendapat orang lain.
2.1.3 Menyajikan data yang diperoleh dengan benar dan tepat.
2.1.4 Melaporkan hasil analisis data secara bertanggung jawab, teliti, jujur dan
disiplin.
3.6 Mendeskripsikan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta kelaina/penyakit
yang dapat terjadi pada sistem peredaran darah manusia dan membandingkannya
dengan sistem peredaran darah hewan ikan.
81

3.6.1. Menjelaskan komponen dan fungsi darah


3.6.2. Menjelaskan struktur dan fungsi organ yang terkait dengan sistem peredaran
darah pada manusia
3.6.3. Menjelaskan mekanisme sistem peredaran darah manusia.
3.6.4. Menjelaskan gangguan fungsi yang mungkin terjadi pada sistem peredaran
darah manusia

4.6. Menyajikan hasil analisis tentang kelainan pada struktur dan fungsi darah, jantung
dan pembuluh darah yang menyebabkan gangguan sistem peredaran darah manusia
melalui berbagi bentuk media presentasi.
4.6.1. Membuat sketsa/rancangan poster pemecahan masalah yang akan dilakukan

C. Materi Pembelajaran

D. Pendekatan, Model dan Metode


Pendekatan pembelajaran yang digunakan :
 Pendekatan Saintifik

Model pembelajaran yang digunakan :


 Problem Based Learning
82

Metode pembelajaran yang digunakan :


 Diskusi
 Study literature

E. Media, Alat dan Sumber belajar


1. Media
 LKS PBL

2. Alat
 Whiteboard  Spidol
 Laptop  Speaker
 LCD
3. Sumber Pembelajaran
 Buku teks pegangan peserta didik
 Buku yang relevan dengan pembelajaran
 Internet
www.pendidikankarakter.org/.../Sistem%20sirkulasi%20Manusia_XI_SMA_2014.pdf
https://www.cpuik.id › Beranda › Biologi Kelas XI
www.sentra-edukasi.com › ... › Sistem Sirkulasi Darah pada Manusia

F. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran


Pertemuan 3
a. Kegiatan Awal ( 8 menit)
Kegiatan Pembelajaran
Tahapan Guru Peserta didik Alokasi
Waktu
Pembukaan  Memberi salam,  Menjawab salam, 2 menit
mengecek kehadiran, berdoa, mengeluarkan
membimbing berdoa, buku pelajaran Biologi.
mengecek kesiapan
peserta didik dan
menyiapkan buku ajar.
Motivasi  Guru membagi peserta  Peserta didik 6 menit
didik menjadi 8 mendengarkan
kelompok dan meminta penjelasan guru
peserta didik untuk
duduk melingkar sesuai
dengan kelompoknya.
 Guru mengingatkan
kembali pelajaran
sebelumnya
83

 Guru menampilkan
tujuan pembelajaran
 Guru menjelaskan
model pembelajaran
yang akan digunakan
(PBL)

b. Kegiatan Inti ( 75 menit )


Kegiatan pembelajaran Alokasi
Tahapan PBL Guru Peserta didik Waktu
Orientasi  Guru menarik  Megamati 10 menit
peserta didik perhatian peserta Peserta didik
pada masalah didik dengan memperhatikan
menampilkan gambar gambar dan penjelasan
yang berkaitan guru
dengan kelainan-  Menanya
kelainan sistem Peserta didik bertanya
peredaran darah mengenai gambar yang
 Guru memberikan ditampilkan
kesempatan kepada  Mengeksplorasi
peserta didik untuk Peserta didik
bertanya tentang menjawab sesuai
gambar yang dengan pengetahuan
ditampilkan yang mereka miliki
 Guru mengorientasi
peserta didik pada
masalah dengan
menampilkan gambar
seseorang yang
mengalami kelainan
(stroke), kemudian
memberikan
pertanyaan-
pertanyaan
Mengorganisasi  Guru membagikan  Peserta didik mencoba 10 menit
peserta didik dan menjelaskan memahami langkah
untuk belajar LKS berbasis kerja pada LKS
masalah dan  Mengeksplorasi
diharapkan terjadi Peserta didik memulai
tanya jawab perencanaan untuk
mengenai LKS pemecahan masalah
tersebut yang disajikan dalam
 Guru membantu LKS
peserta didik untuk  Peserta didik
mendefinisikan dan menyimak dan
84

mengorganisasikan memperhatikan
tugas belajar yang penjelasan guru
berhubungan dengan
masalah tersebut
 Guru memberikan
penjelasan mengenai
pengamatan yang
akan dilakukan untuk
menambah informasi
dalam pemecahan
masalah
Membimbing  Guru menampilkan  Mengamati 25 menit
pengalaman beberapa gambar Peserta didik
individual yang berkaitan mengamati gambar-
maupun dengan kelainan- gambar yang
kelompok kelainan yang ditayangkan oleh guru
berhubungan dengan
sistem peredaran
darah  Mengasosiasi
 Guru membimbing Peserta didik
peserta didik dalam berdiskusi untuk
kegiatan diskusi mengumpulkan
untuk informasi dari
mengumpulkan berbagai literatur
informasi dari
berbagai literature
 Guru membimbing
untuk menambah
informasi dalam
pemecahan masalah
Mengembangka  Guru memandu  Mengkomunikasikan 20 menit
n dan peserta didik untuk Masing-masing
menyajikan mempresentasikan kelompok
penyelesaian hasil diskusi mempresentasikan
masalah/hasil kelompok mengenai hasil diskusi didepan
karya hasil pemecahan
masalah pada LKS  Setiap kelompok
yang sudah diberikan tampil presentasi,
sebelumnya peserta didik yang lain
 Guru mengamati memberikan masukan
jalannya presentasi dan pertanyaan
dan mengatur waktu
untuk kelompok
yang tampil
Menganalisis  Guru mengevaluasi  Peserta didik 10 menit
dan jawaban dan kinerja memperhatikan dan
85

mengevaluasi kelompok dalam menyimak penjelasan


proses pemecahan masalah guru serta mencatat
pemecahan  Guru memberikan hal-hal yang perlu
masalah kesempatan kepada dicatat
peserta didik untuk  Peserta didik bertanya
menanyakan hal-hal mengenai materi yang
yang belum belum dipahami
dipahami

c. Kegiatan Akhir ( 7 menit )


Aktivitas pembelajaran Alokasi
Kegiatan waktu
Guru Peserta didik
Evaluasi  Guru mengajukan  Peserta didik 6 menit
beberapa pertanyaan menjawab pertanyaan-
sebagai evaluasi pertanyaan yang
diajukan oleh guru
Peutup  Guru menutup  Peserta didik 1 menit
pembelajaran dan menjawab salam
mengucapkan salam

G. Penilaian

Teknik Bentuk Instrumen


Tes tertulis Pretest dan Posttest
Tes unjuk kerja Lembar observasi
Portofolio Lembar kerja siswa problem based learning
tipe ill-structured dan rubrik
86
Lampiran 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

KELAS KONTROL

Satuan Pendidikan : SMA

Mata Pelajaran : BIOLOGI

Kelas / Semester : XI/ Semester I

Submateri Pokok : Sistem Peredaran darah

Alokasi Waktu : 6 x 45 menit

Pertemuan :1

A. Kompetensi Inti (KI)


1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah
lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro-aktif) dan
menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang sistem peredaran
darah.
87

Indikator:
1.1.1 Berdoa sebelum memulai pembelajaran.
1.1.2 Memberi salam sebelum dan sesudah belajar.
1.1.3 Menjalankan ibadah tepat waktu.
1.1.4 Selalu menjaga kebersihan lingkungan sekitar, baik lingkungan tempat
tinggal, lingkungan sekolah, maupun lingkungan masyarakat dan terutama
menjaga diri sendiri.
1.1.5 Memperlihatkan kekaguman dan rasa syukur terhadap ciptaan Tuhan
mengenai sistem peredaran darah, bahwa dengan adanya organ-organ tersebut
manusia dan hewan mampu hidup (dengan seizin Allah), dan cara mensyukuri
nikmat Allah tersebut salah-satunya dengan cara selalu menjaga kesehatan
tubuh dan menjaga pola hidup.
1.1.6 Memperlihatkan rasa syukur terhadap Tuhan karena telah menciptakan
manusia dengan begitu kompleks dan begitu luar biasanya mekanisme yang
terjadi di dalam tubuh.

2.1 Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur sesuai data dan fakta, disiplin, tanggung jawab,
dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam mengajukan
pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong royong, bekerjasama,
cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam setiap
tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam
kelas/laboratorium maupun di luar kelas/laboratorium.

Indikator
2.1.1 Kemampuan untuk bekerja sama dalam kelompok.
2.1.2 Menghargai argument atau pendapat orang lain.
2.1.3 Menyajikan data yang diperoleh dengan benar dan tepat.
2.1.4 Melaporkan hasil analisis data secara bertanggung jawab, teliti, jujur dan
disiplin.
3.6 Mendeskripsikan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta
kelaina/penyakit yang dapat terjadi pada sistem peredaran darah manusia dan
membandingkannya dengan sistem peredaran darah hewan ikan.
88

3.6.1. Menjelaskan komponen dan fungsi darah


3.6.2. Menjelaskan struktur dan fungsi organ yang terkait dengan sistem peredaran
darah pada manusia
3.6.3. Menjelaskan mekanisme sistem peredaran darah hewan dan manusia.
3.6.4. Menjelaskan gangguan fungsi yang mungkin terjadi pada sistem peredaran
darah manusia

4.6. Menyajikan hasil analisis tentang kelainan pada struktur dan fungsi darah, jantung
dan pembuluh darah yang menyebabkan gangguan sistem peredaran darah manusia
melalui berbagi bentuk media presentasi.
4.6.1. Membuat sketsa/rancangan poster pemecahan masalah yang akan dilakukan

C. Materi Pembelajaran

Sistem Peredaran
Darah

Darah Alat Peredaran Darah Peredaran Darah Gangguan dan Penyakit

Plasma Jantung Hemofilia


darah Peredaran
Darah Manusia Anemia
Pembuluh
Sel
Darah Aterosklerosis
P. Nadi
Peredaran Hipertensi
Eritrosit P. Balik Darah Besar
Leukosit P. Kapiler
Peredaran
Trombosit Darah Kecil

Keterangan : Pertemuan ke-1 Pertemuan ke-2 Pertemuan ke-3

D. Pendekatan, Model dan Metode Pembelajaran


Pendekatan : Saintifik
89

Model : Cooperative Learning


Metode : Tanya Jawab dan Diskusi.
E. Media dan Sumber Pembelajaran
1. Media
a. Video
b. Power point
2. Alat
a. White board
b. LCD
c. Spidol
d. Buku tulis
3. Sumber Pembelajaran
a. Buku pegangan siswa
b. Internet yang relevan
www.pendidikankarakter.org/.../Sistem%20sirkulasi%20Manusia_XI_SMA_2014.pdf
https://www.cpuik.id › Beranda › Biologi Kelas XI
www.sentra-edukasi.com › ... › Sistem Sirkulasi Darah pada Manusia
F. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan ke-1
1. Pendahuluan
Kegiatan pembelajaran Alokasi
No waktu
Guru Peserta didik
1.  Salam,Do’a  Peserta didik merespon 10 menit
 Mengecek kehadiran dengan menjawab salam dan
siswa melanjutkan dengan berdo’a
 Apersepsi : “Adakah  Peserta didik menjawab dengan
yang pernah jatuh atau bahasa mereka sendiri dan sesuai
terkena benda tajam? dengan pengetehuan yang mereka
Masihkah ada bekas miliki.
lukanya? Luka yang
awalnya mengeluarkan
90

darah itu akhirnya bisa


menutup. Apakah yang
berperan dalam proses
penutupan luka?”

 Motivasi : Guru
menampilkan gambar
jantung. Setelah siswa
mengamati gambar
beberapa komponen
darah, guru
mengajukan
pertanyaan “Dari
gambar yang kalian
amati apa yang dapat
kalian jelaskan ?”
 Guru menyampaikan
tujuan pembelajaran
atau kompetensi yang
akan dicapai.

2. Inti
No Pendekatan Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi
saintifik waktu

1 Mengamati Guru menayangkan Peserta didik secara 10 menit


power point gambar individu mengamati
jantung dan Video tayangan melalui
penutupan luka dan power point atau
peredaran darah gambar jantung
manusia agar peserta dan video
didik mencari ciri -ciri peredaran darah
dari komponen darah yang diperlihatkan
manusia. guru untuk
91

menemukan ciri-
ciri dari setiap
komponen darah

2 Menanya Guru meminta kepada Peserta didik 5 menit


setiap peserta didik membuat
untuk membuat satu pertanyaan,
pertanyaan. Kemudian kemudian
guru akan mengocok menerima
pertanyaan yang dibuat pertanyaan baru,
peserta didik tersebut, lalu menjawab
lalu membagikannya pertanyaan tersebut.
kembali kepada setiap
peserta didik secara
acak.
3 Mencoba Guru membagi peserta Peserta didik 30 menit
didik dalam 7 kelompok mendiskusikan .
dan membagikan LKS
kepada setiap kelompok.

Guru meminta peserta


didik untuk
mendiskusikan LKS
yang sudah dibagikan

 lihat buku paket atau


bisa cari di internet.

4 Menalar Guru meminta peserta Peserta didik 5 menit


didik untuk membuat membuat
kesimpulan hasil kesimpulan dari
diskusinya hasil diskusinya

5 Mengkomunik Guru meminta peserta Peserta didik 15 menit


asikan didik untuk mempresentasikan
menyampaikan hasil diskusinya
kesimpulan hasil dan memberikan
diskusinya, guru tanggapan kepada
memberikan tanggapa kelompok lain.
berupa koreksi, dan
memberikan kesempatan
kepada peserta didik
92

untuk menanggapi
presentasi kelompok
lain.

3. Penutup
 Guru mengevaluasi ketercapaian  Peserta didik 15 menit
indikator dengan cara memberikan menyimpulkan
beberapa pertanyaan yang materi bersama
mencakup semua indikator dengan guru dan
 Guru menyimpulkan bersama-sama menjawab
materi yang telah dipelajari. pertanyaan-
 Guru meminta peserta didik untuk pertanyaan
menjawab pertanyaan yang sudah
di bagikan sebelumnya
(dikumpulkan)
 Guru memberikan pekerjaan rumah
(Skema proses pembekuan darah).
 Guru memberi tahukan materi yang
akan di bahas untuk pertemuan
berikutnya.
 Salam
93

G. Penilaian
Teknik Bentuk Instrumen

Tes tertulis Pretest dan Posttest


Tes unjuk kerja Lembar observasi
Portofolio Lembar kerja siswa dan rubrik
94

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

KELAS KONTROL

Satuan Pendidikan : SMA

Mata Pelajaran : BIOLOGI

Kelas / Semester : XI/ Semester I

Submateri Pokok : Sistem Peredaran darah

Alokasi Waktu : 6 x 45 menit

Pertemuan :2

A. Kompetensi Inti (KI)


1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah
lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro-aktif) dan
menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar dan Idikator
1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang sistem peredaran
darah.
Indikator:
95

1.1.1 Berdoa sebelum memulai pembelajaran.


1.1.2 Memberi salam sebelum dan sesudah belajar.
1.1.3 Menjalankan ibadah tepat waktu.
1.1.4 Selalu menjaga kebersihan lingkungan sekitar, baik lingkungan tempat
tinggal, lingkungan sekolah, maupun lingkungan masyarakat dan terutama
menjaga diri sendiri.
1.1.5 Memperlihatkan kekaguman dan rasa syukur terhadap ciptaan Tuhan
mengenai sistem peredaran darah, bahwa dengan adanya organ-organ tersebut
manusia dan hewan mampu hidup (dengan seizin Allah), dan cara mensyukuri
nikmat Allah tersebut salah-satunya dengan cara selalu menjaga kesehatan
tubuh dan menjaga pola hidup.
1.1.6 Memperlihatkan rasa syukur terhadap Tuhan karena telah menciptakan
manusia dengan begitu kompleks dan begitu luar biasanya mekanisme yang
terjadi di dalam tubuh.

2.1 Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur sesuai data dan fakta, disiplin, tanggung jawab,
dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam mengajukan
pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong royong, bekerjasama,
cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam setiap
tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam
kelas/laboratorium maupun di luar kelas/laboratorium.

Indikator
2.1.1 Kemampuan untuk bekerja sama dalam kelompok.
2.1.2 Menghargai argument atau pendapat orang lain.
2.1.3 Menyajikan data yang diperoleh dengan benar dan tepat.
2.1.4 Melaporkan hasil analisis data secara bertanggung jawab, teliti, jujur dan
disiplin.
3.6 Mendeskripsikan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta
kelaina/penyakit yang dapat terjadi pada sistem peredaran darah manusia dan
membandingkannya dengan sistem peredaran darah hewan ikan.
3.6.1. Menjelaskan komponen dan fungsi darah
96

3.6.2. Menjelaskan struktur dan fungsi organ yang terkait dengan sistem peredaran
darah pada manusia
3.6.3. Menjelaskan mekanisme sistem peredaran darah hewan dan manusia.
3.6.4. Menjelaskan gangguan fungsi yang mungkin terjadi pada sistem peredaran
darah manusia

4.6. Menyajikan hasil analisis tentang kelainan pada struktur dan fungsi darah, jantung
dan pembuluh darah yang menyebabkan gangguan sistem peredaran darah manusia
melalui berbagi bentuk media presentasi.
4.6.1. Membuat sketsa/rancangan poster pemecahan masalah yang akan dilakukan

C. Materi Pembelajaran

Sistem Peredaran
Darah

Darah Alat Peredaran Darah Peredaran Darah Gangguan dan Penyakit

Plasma Jantung Hemofilia


darah Peredaran
Darah Manusia Anemia
Pembuluh
Sel
Darah Aterosklerosis
P. Nadi
Peredaran Hipertensi
Eritrosit P. Balik Darah Besar
Leukosit P. Kapiler
Peredaran
Trombosit Darah Kecil

Keterangan : Pertemuan ke-1 Pertemuan ke-2 Pertemuan ke-3

D. Pendekatan, Model dan Metode Pembelajaran


Pendekatan : Saintifik
Model : Cooperative Learning
97

Metode : Tanya Jawab dan Diskusi.


E. Media dan Sumber Pembelajaran
4. Media
c. Video
d. Power point
5. Alat
e. White board
f. LCD
g. Spidol
h. Buku tulis
6. Sumber Pembelajaran
c. Buku pegangan siswa
d. Internet yang relevan
www.pendidikankarakter.org/.../Sistem%20sirkulasi%20Manusia_XI_SMA_2014.pdf
https://www.cpuik.id › Beranda › Biologi Kelas XI
www.sentra-edukasi.com › ... › Sistem Sirkulasi Darah pada Manusia
F. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan ke-2
1. Pendahuluan
Kegiatan pembelajaran Alokasi
No waktu
Guru Peserta didik
1.  Salam,Do’a  Peserta didik merespon 10 menit
 Mengecek kehadiran dengan menjawab salam dan
siswa melanjutkan dengan berdo’a
 Guru meminta peserta  Peserta didik mengumpulkan tugas
didik untuk
mengumpulkan tugas
yang diberikan
pertemuan sebelumnya
 Apersepsi : “Ada yang  Peserta didik menjawab dengan
pernah donor darah? bahasa mereka sendiri dan sesuai
Kira-kira apakah dengan pengetehuan yang mereka
semua darah pendonor miliki.
dapat di berikan ke
98

semua orang yang


membutuhkan darah?”,
“Bagaimana darah bisa
mengalir ke seluruh
tubuh?”

 Motivasi : Guru
menampilkan gambar
dan video peredaran
darah. Setelah siswa
mengamati gambar dan
video peredaran darah
,guru mengajukan
pertanyaan “Dari
gambar yang kalian
amati apa yang dapat
kalian jelaskan ?”
 Guru menyampaikan
tujuan pembelajaran
atau kompetensi yang
akan dicapai.

2. Inti
No Pendekatan Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi
Saintifik Waktu

 Guru  Peserta didik


1 Mengamati 10 menit
menayangkan mengamati tayangan
power point dan melalui power point
Video peredaran Video peredaran
darah kemudian darah manusia yang
meminta peserta diperlihatkan guru
didik untuk untuk menemukan
menemukan bagaimana darah
bagaimana bisa mengalir ke
darah bisa seluruh bagian tibuh
mengalir ke serta organ-organ
seluruh bagian yang terlibat
tubuh serta
99

organ-organ
yang terlibat

2 Menanya Guru meminta Peserta didik membuat 5 menit


kepada setiap pertanyaan, kemudian
peserta didik untuk menerima pertanyaan
membuat satu baru, lalu menjawab
pertanyaan. pertanyaan tersebut.
Kemudian guru
akan mengocok
pertanyaan yang
dibuat peserta didik
tersebut, lalu
membagikannya
kembali kepada
setiap peserta didik
secara acak.
3 Mencoba Guru membagi Peserta didik 30 menit
peserta didik dalam mendiskusikan LKS
kelompok yang yang sudah dibagikan.
terdiri dari 5-6
orang kemudian
membagikan LKS
kepada setiap
kelompok.
lihat buku paket
atau bisa cari di
internet.
4 Menalar Guru meminta Peserta didik membuat 5 menit
peserta didik untuk kesimpulan dari hasil
membuat diskusinya
kesimpulan hasil
diskusinya

5 Mengkomuni Guru meminta Peserta didik 15 menit


kasikan peserta didik untuk mempresentasikan hasil
menyampaikan diskusinya dan
kesimpulan hasil memberikan tanggapan
diskusinya, guru kepada kelompok lain.
memberikan
100

tanggapa berupa
koreksi, dan
memberikan
kesempatan kepada
peserta didik untuk
menanggapi
presentasi
kelompok lain.

3. Penutup
 Guru mengevaluasi ketercapaian  Peserta didik 15 menit
indikator dengan cara memberikan menyimpulkan
beberapa pertanyaan yang materi bersama
mencakup semua indikator dengan guru dan
 Guru menyimpulkan bersama-sama menjawab
materi yang telah dipelajari. pertanyaan-
 Guru meminta peserta didik untuk pertanyaan
menjawab pertanyaan yang sudah
di bagikan sebelumnya
(dikumpulkan)
 Guru memberikan pekerjaan rumah
(Menggambar dan menjelaskan
sistem peredaran darah pada salah
satu hewan 
Ikan,katak,cacing,serangga)
 Guru memberi tahukan materi yang
akan di bahas untuk pertemuan
berikutnya.
 Salam
101

G. Penilaian

Teknik Bentuk Instrumen

Tes tertulis Pretest dan Posttest


Tes unjuk kerja Lembar observasi
Portofolio Lembar kerja siswa dan rubric
102

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

KELAS KONTROL

Satuan Pendidikan : SMA

Mata Pelajaran : BIOLOGI

Kelas / Semester : XI/ Semester I

Submateri Pokok : Sistem Peredaran darah

Alokasi Waktu : 6 x 45 menit

Pertemuan :3

A. Kompetensi Inti (KI)


1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah
lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro-aktif) dan
menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar dan Idikator
1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang sistem peredaran
darah.
103

Indikator:
1.1.1 Berdoa sebelum memulai pembelajaran.
1.1.2 Memberi salam sebelum dan sesudah belajar.
1.1.3 Menjalankan ibadah tepat waktu.
1.1.4 Selalu menjaga kebersihan lingkungan sekitar, baik lingkungan tempat
tinggal, lingkungan sekolah, maupun lingkungan masyarakat dan terutama
menjaga diri sendiri.
1.1.5 Memperlihatkan kekaguman dan rasa syukur terhadap ciptaan Tuhan
mengenai sistem peredaran darah, bahwa dengan adanya organ-organ tersebut
manusia dan hewan mampu hidup (dengan seizin Allah), dan cara mensyukuri
nikmat Allah tersebut salah-satunya dengan cara selalu menjaga kesehatan
tubuh dan menjaga pola hidup.
1.1.6 Memperlihatkan rasa syukur terhadap Tuhan karena telah menciptakan
manusia dengan begitu kompleks dan begitu luar biasanya mekanisme yang
terjadi di dalam tubuh.

2.1 Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur sesuai data dan fakta, disiplin, tanggung jawab,
dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam mengajukan
pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong royong, bekerjasama,
cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam setiap
tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam
kelas/laboratorium maupun di luar kelas/laboratorium.

Indikator
2.1.1 Kemampuan untuk bekerja sama dalam kelompok.
2.1.2 Menghargai argument atau pendapat orang lain.
2.1.3 Menyajikan data yang diperoleh dengan benar dan tepat.
2.1.4 Melaporkan hasil analisis data secara bertanggung jawab, teliti, jujur dan
disiplin.
3.6 Mendeskripsikan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta
kelaina/penyakit yang dapat terjadi pada sistem peredaran darah manusia dan
membandingkannya dengan sistem peredaran darah hewan ikan.
104

3.6.1. Menjelaskan komponen dan fungsi darah


3.6.2. Menjelaskan struktur dan fungsi organ yang terkait dengan sistem peredaran
darah pada manusia
3.6.3. Menjelaskan mekanisme sistem peredaran darah hewan dan manusia.
3.6.4. Menjelaskan gangguan fungsi yang mungkin terjadi pada sistem peredaran
darah manusia

4.6. Menyajikan hasil analisis tentang kelainan pada struktur dan fungsi darah, jantung
dan pembuluh darah yang menyebabkan gangguan sistem peredaran darah manusia
melalui berbagi bentuk media presentasi.
4.6.1. Membuat sketsa/rancangan poster pemecahan masalah yang akan dilakukan

C. Materi Pembelajaran

Sistem Peredaran
Darah

Darah Alat Peredaran Darah Peredaran Darah Gangguan dan Penyakit

Plasma Jantung Hemofilia


darah Peredaran
Darah Manusia Anemia
Pembuluh
Sel
Darah Aterosklerosis
P. Nadi
Peredaran Hipertensi
Eritrosit P. Balik Darah Besar
Leukosit P. Kapiler
Peredaran
Trombosit Darah Kecil

Keterangan : Pertemuan ke-1 Pertemuan ke-2 Pertemuan ke-3

D. Pendekatan, Model dan Metode Pembelajaran


Pendekatan : Saintifik
105

Model : Cooperative Learning


Metode : Tanya Jawab dan Diskusi.
E. Media dan Sumber Pembelajaran
1. Media
a. Video
b. Power point
2. Alat
a. White board
b. LCD
c. Spidol
d. Buku tulis
3. Sumber Pembelajaran
a. Buku pegangan siswa
b. Internet yang relevan
www.pendidikankarakter.org/.../Sistem%20sirkulasi%20Manusia_XI_SMA_2014.pdf
https://www.cpuik.id › Beranda › Biologi Kelas XI
www.sentra-edukasi.com › ... › Sistem Sirkulasi Darah pada Manusia
F. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan ke-3
1. Pendahuluan
Kegiatan pembelajaran Alokasi
No waktu
Guru Peserta didik
1.  Salam,Do’a  Peserta didik merespon 10 menit
 Mengecek kehadiran dengan menjawab salam dan
siswa melanjutkan dengan berdo’a.
 Guru meminta peserta  Peserta didik kedepan untuk
didik untuk menjelaskan apa yang sudah
mengumpulkan tugas mereka kerjakan.
dan meminta 2-3
peserta didik untuk
menjelaskan di depan
106

(dipilih hewan yang


berbeda-beda)
 Apersepsi: mengajukan  Peserta didik menjawab dengan
pertanyaan-pertanyaan bahasa mereka sendiri dan sesuai
yang mengaitkan dengan pengetehuan yang mereka
pengetahuan miliki.
sebelumnya dengan
materi yang akan
dipelajari.
 Motivasi : siapa
diantara kalian yang  Peserta didik diharapkan
sering lesu, lemah,
menjawab anemia.
letih dan tidak
bersemangat?, pernah
melihat iklan
sangobion? , obat ini
diperuntukkan orang
yang menderita apa?”
 Guru menyampaikan
tujuan pembelajaran
atau kompetensi yang  Peserta didik memperhatikan guru
akan dicapai.

2. Inti
No Pendekatan Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi
saintifik waktu

1 Mengamati Guru menayangkan Peserta didik 10 menit


power point mengamati tayangan
beberapa gambar melalui power point
kelainan sistem beberapa gambar
sirkulasi agar kelainan sistem sirkulasi
peserta didik untuk mencari cirri-ciri
menemukan ciri - kelainan tersebut
ciri kelainan pada
sistem sirkulasi
107

manusia

2 Menanya Guru meminta Peserta didik membuat 5 menit


kepada setiap pertanyaan, kemudian
peserta didik untuk menerima pertanyaan
membuat satu baru, lalu menjawab
pertanyaan. pertanyaan tersebut.
Kemudian guru
akan mengocok
pertanyaan yang
dibuat peserta didik
tersebut, lalu
membagikannya
kembali kepada
setiap peserta didik
secara acak.
3 Mencoba Guru membagi Peserta didik 30 menit
peserta didik dalam mendiskusikan LKS
kelompok yang yang sudah dibagikan
terdiri dari 5-6 oleh guru.
orang dan
membagikan LKS
pada setiap
kelompok. Guru
meminta peserta
didik untuk
mendiskusikan
beberapa kelainan
pada sistem
sirkulasi yang
sudah di sediakan
dalam LKS

 lihat buku paket


atau bisa cari di
internet.

4 Menalar Guru meminta Peserta didik membuat 5 menit


peserta didik untuk kesimpulan dari hasil
membuat diskusinya
108

kesimpulan hasil
diskusinya

5 Mengkomunik Guru meminta Peserta didik 15 menit


asikan peserta didik untuk mempresentasikan hasil
menyampaikan diskusinya dan
kesimpulan hasil memberikan tanggapan
diskusinya, guru kepada kelompok lain.
memberikan
tanggapa berupa
koreksi, dan
memberikan
kesempatan kepada
peserta didik untuk
menanggapi
presentasi
kelompok lain.

3. Penutup
 Guru mengevaluasi ketercapaian  Peserta didik 15 menit
indikator dengan cara memberikan menyimpulkan
beberapa pertanyaan yang materi bersama
mencakup semua indikator dengan guru dan
 Guru menyimpulkan bersama-sama menjawab
materi yang telah dipelajari. pertanyaan-
 Guru meminta peserta didik untuk pertanyaan
menjawab pertanyaan yang sudah
di bagikan sebelumnya
(dikumpulkan)
 Salam
109

G. Penilaian

Teknik Bentuk Instrumen

Tes tertulis Pretest dan Posttest


Tes unjuk kerja Lembar observasi
Portofolio Lembar kerja siswa dan rubric
LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
Lampiran 3 110
SISTEM PEREDARAN DARAH
KELOMPOK :

NAMA :1.

2.

3.

4.

5.

KELAS :

Tujuan :

1. Peserta didik dapat membedakan semua golongan darah


2. Peserta didik dapat menjelaskan komponen darah dan fungsinya

Petunjuk :

Bacalah dan pahami informasi yang sudah disediakan. Tentukan permasalahan yang terdapat
dalam informasi tersebut. kemudian diskusikanlah penyelesaian dari permasalahannya.

Suatu ketika ada seorang dengan keluhan


sering mimisan dan disertai sakit kepala
hebat, kemudian dokter menyarankan
untuk tes darah, setelah di tes di
laboratorium hasilnya dibandingkan dengan
darah lainnya, yakni seperti gambar
disamping
A B
Pertanyaan Pengantar 111

1. Komponen apa saja yang terkandung didalam darah? Sebutkan!


Jawab:………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
.............................................................................................................................
2. Buatlah tabel mengenai komponen darah dengan kriteria nama, bentuk, jumlah, tempat
produksi, dan fungsi!
Jawab:………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………….
3. Gambarkan macam-macam sel darah putih!
Jawab:………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………….
4. Apa yang kalian ketahui tentang aglutinin dan aglutinogen?
Jawab:………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………..
5. Bagaimana suatu darah bisa di sebut sebagai golongan darah A, B, O, atau AB?
Jawab:………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………….
112

Diskusikanlah dengan anggota kelompokmu mengenai permasalahan yang


telah kamu identifikasi pada artikel di atas, kemudian buatlah
penyelesaian dari masalah yang kalian temui bersama kelompokmu!

Tahap 1. Identifikasi dasar terhadap masalah

Kemukakan masalah yang kalian temukan setelah membaca dan menyelesaikan


tugas sebelumnya!

………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
Tahap 2. Membuat hipotesis

Buatlah sebuah hipotesis pada kolom di bawah ini! Kamu dapat melakukannya
dengan menjawab pertanyaan sesuai dengan masalah diatas!

………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
113
Tahap 3. Mengumpulkan data yang relevan

Mencari data dengan membaca dari buku-buku sumber yang kalian miliki atau
literasi lain dari link yang sudah disediakan atau berkunjung ke tempat yang dapat
memberikan informasi terkait masalah yang diajukan

………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………

Tahap 4. Menguji kebenaran jawaban


Menguji jawaban sementara sesuai dengan data relevan dari sumber yang kalian
dapatkan. Apakah hipotesis kalian sesuai?

………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………….……………
……………………………………………………………………………………..
Tahap 5. Membuat dan mengkomunikasikan kesimpulan

Tuliskan kesimpulan dari penyelesaian masalah yang telah didiskusikan dengan


kelompokmu!

………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
114
SISTEM PEREDARAN DARAH
KELOMPOK :

NAMA :1.

2.

3.

4.

5.

KELAS :

Tujuan :

1. Peserta didik dapat menjelaskan hubungan antara struktur dan fungsi jaringan penyusun
organ pada sistem peredaran darah

Petunjuk :

Bacalah dan pahami informasi yang sudah disediakan. Tentukan permasalahan yang terdapat
dalam informasi tersebut. kemudian diskusikanlah penyelesaian dari permasalahannya.

Apa yang kalian pikirkan ketika mendengar istilah kolesterol? Apakah kolesterol berbahaya?
Apakah kolesterol bermanfaat bagi tubuh kita?

Kolesterol yang terdapat di dalam tubuh kita berasal dari organ hati (sekitar 70%) dan sisanya
bersumber dari makanan yang masuk ke dalam tubuh. Kadar kolesterol dapat dipengaruhi oleh
beberapa factor diantaranya yaitu factor umur, jenis kelamin, dan makanan yang kita konsumsi.
Berikut tabel distribusi frekuensi kadar kolesterol berdasarkan beberapa factor:

Tabel 1. Distribusi frekuensi kadar kolesterol menurut umur

Kadar kolesterol
Variable umur Bagus Ambang batas Tinggi total
atas
45-54 tahun 0 2 0 2
0% 15% 0% 15%
55-64 tahun 5 7 5 17
25% 35% 25% 85%
> 65 tahun 0 0 1 1
0% 0% 5% 5%
Total 20 (100%)
115

Tabel 2. Distribusi frekuensi kadar kolesterol menurut jenis kelamin

Kadar kolesterol
Variable jenis Bagus Ambang batas Tinggi total
kelamin atas
Perempuan 2 5 5 12
10% 25% 25% 60%
Laki-laki 2 4 2 8
10% 20% 10% 40%
Total 20
100%

Tabel 3. Hubungan pola makan dengan kadar kolesterol

Kadar kolesterol
Variable pola makan
(mengandung Bagus Ambang batas Tinggi
kolesterol) atas
Tidak pernah 2 0 0
40% 0% 0%
1-2 kali/minggu 2 1 0
40% 20% 0%
2-3 kali/minggu 1 7 0
20% 70% 0%
> 3 kali/minggu 0 1 5
0% 10% 100%
Total 100% 100% 100%

Selain faktor diatas masih terdapat faktor lain yang dapat mempengaruhi kadar kolesterol dalam
tubuh.

Survey terkini di 8 negara Asia melaporkan, 50% penduduk Asia gagal menurunkan kadar
kolesterol jahat mereka sesuai target yang disarankan dalam panduan pengobatan. Di Indonesia,
kegagalan ini bahkan mencapai 70%. Jumlah yang sangat besar. Tidak mengherankan jika
penyakit-penyakit seperti jantung koroner masih menjadi salah satu factor terbesar terjadinya
kematian di Indonesia.

Menurut WHO sebesar 30% atau sekitar 17 juta jiwa kasus dari seluruh kematian di dunia
disebabkan karena penyakit jantung koroner. Dari angka tersebut, diperkirakan 7,3 juta
disebabkan oleh penyakit jantung koroner. Sedangkan di Indonesia berdasarkan data yang di
himpun, angka kematian penderita jantung koroner setiap tahunnya mencapai 7 juta orang lebih,
dari jumlah itu sekitar 300.000 kasus diantaranya penderita meninggal dunia sebelum tiba di
rumah sakit.
116

Berikut diagram yang menunjukkan penyebab kematian terbanyak di Dunia


117

Pertanyaan Pengantar

1. Jelaskan mengenai kolesterol!


Jawab:………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………................
.....................................................................................................................................
2. Apa yang kalian ketahui tentang penyakit jantung koroner? Jelaskan!
Jawab:………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
3. Apa manfaat kolesterol bagi tubuh kita? Jelaskan!
Jawab:………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………..
4. Bagian organ apakah yang berhubungan dengan kolesterol? Jelaskan!
Jawab:………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………..
5. Selain factor diatas, factor apalagi yang mempengaruhi kadar kolesterol dalam tubuh?
Jelaskan!
Jawab:………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
118

Diskusikanlah dengan anggota kelompokmu mengenai permasalahan yang


telah kamu identifikasi pada artikel di atas, kemudian buatlah
penyelesaian dari masalah yang kalian temui bersama kelompokmu!

Tahap 1. Identifikasi dasar terhadap masalah

Kemukakan masalah yang kalian temukan setelah membaca dan menyelesaikan


tugas sebelumnya!

………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………

Tahap 2. Membuat hipotesis

Buatlah sebuah hipotesis pada kolom di bawah ini! Kamu dapat melakukannya
dengan menjawab pertanyaan sesuai dengan masalah diatas!

………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………

Menetapkan jawaban sementara

………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
……………………………
119

Tahap 3. Mengumpulkan data yang relevan

Mencari data dengan membaca dari buku-buku sumber yang kalian miliki atau
literasi lain dari link yang sudah disediakan atau berkunjung ke tempat yang dapat
memberikan informasi terkait masalah yang diajukan

………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………

Tahap 4. Menguji kebenaran jawaban

Menguji jawaban sementara sesuai dengan data relevan dari sumber yang kalian
dapatkan. Apakah hipotesis kalian sesuai?

………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………….……………

Tahap 5. Membuat dan mengkomunikasikan kesimpulan

Tuliskan kesimpulan dari penyelesaian masalah yang telah didiskusikan dengan


kelompokmu!

………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
120
SISTEM PEREDARAN DARAH
KELOMPOK :

NAMA :1.

2.

3.

4.

5.

KELAS :

Tujuan :

1. Peserta didik dapat menyebutkan dan menjelaskan gangguan pada sistem peredaran darah
manusia

Petunjuk :

Bacalah dan pahami informasi yang sudah disediakan. Tentukan permasalahan yang terdapat
dalam informasi tersebut. kemudian diskusikanlah penyelesaian dari permasalahannya.

Darah adalah salah satu komponen penting di dalam tubuh yang mempengaruhi semua kinerja
organ tubuh. Jika saluran darah mengalami gangguan , maka yang akan terjadi adalah munculnya
berbagai macam gangguan kesehatan.

Misalnya saja stroke, penyakit stroke bisa disebabkan dan disertai penyakit yang lain, yaitu
seperti yang disajikan pada tabel diawah ini:

Tabel 1. Diagnosis penyerta pada pasien stroke

Jenis penyakit Jumlah pasien Persentase (%)


Hipertensi 14 26,41
Diabetes Mellitus 7 13,21
Dislipidemia 2 3,77
Hipokalemi 4 7,55
Sepsis 1 1,89
Asamurat 2 3,77
Anemia 2 3,77
121

Tabel diatas merupakan tabel yang menunjukkan persentase diagnosis penyerta pasien stroke
iskemik di RSUD kabupaten Sidoarjo periode Juli-September 2014.

Di Indonesia penyakit stroke sudah merupakan penyakit yang tidak asing lagi, seperti yang
dikemukakan dari hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2013, yaitu terdapat sekitar 12 penderita
stroke per 1000 penduduk Indonesia. Stroke juga merupakan penyakit pembunuh nomor satu di
Indonesia. Orang-orang yang usianya lebih dari 65 tahun paling beresiko terkena stroke. Namun
25% terjadi pada orang-orang yang berusia di bawah 65 tahun.

Pertanyaan Pengantar

1. Apa yang kalian ketahui tentang penyakit stroke?


Jawab:………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………..
2. Jelaskan mengenai semua penyakit yang ada di tabel 1!
Jawab:………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………..
3. Dari informasi diatas, bagaimana bisa terdapat hubungan antara penyakit stroke dengan
penyakit yang lain? (jelaskan satu contoh hubungan antara penyakit yang ada di tabel
dengan stroke)
Jawab:………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………..
4. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya stroke!
Jawab:………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
122

Diskusikanlah dengan anggota kelompokmu mengenai permasalahan yang


telah kamu identifikasi pada artikel di atas, kemudian buatlah
penyelesaian dari masalah yang kalian temui bersama kelompokmu!

Tahap 1. Identifikasi dasar terhadap masalah

Kemukakan masalah yang kalian temukan setelah membaca dan menyelesaikan


tugas sebelumnya!

………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………

Tahap 2. Membuat hipotesis

Buatlah sebuah hipotesis pada kolom di bawah ini! Kamu dapat melakukannya
dengan menjawab pertanyaan sesuai dengan masalah diatas!

………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………

Menetapkan jawaban sementara

………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
……………………………
123

Tahap 3. Mengumpulkan data yang relevan

Mencari data dengan membaca dari buku-buku sumber yang kalian miliki atau
literasi lain dari link yang sudah disediakan atau berkunjung ke tempat yang dapat
memberikan informasi terkait masalah yang diajukan

………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………

Tahap 4. Menguji kebenaran jawaban

Menguji jawaban sementara sesuai dengan data relevan dari sumber yang kalian
dapatkan. Apakah hipotesis kalian sesuai?

………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………….……………

Tahap 5. Membuat dan mengkomunikasikan kesimpulan

Tuliskan kesimpulan dari penyelesaian masalah yang telah didiskusikan dengan


kelompokmu!

………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
Lampiran 4 124

LEMBAR KERJA SISWA (LKS)

(Kontrol)

KELOMPOK :

NAMA :1.

2.

3.

4.

5.

KELAS :

A. Tujuan
1. Peserta didik mampu menjelaskan pengertian plasma darah, sel darah merah, sel darah
putih dan keeping darah
2. Peserta didik mampu membedakan komposisi penyusun darah pada manusia
3. Peserta didik mampu menjelaskan struktur dan fungsi darah
4. Peserta didik mampu menjelaskan proses pembekuan darah

B. Pendahuluan
Sistem Sirkulasi
Tubuh kita membutuhkan makanan, yang kemudian dicerna dalam usus. Sari-sari
makanan tersebut diserap oleh darah dan diedarkan ke seluruh tubuh. Darah merupakan
alat transportasi yang sangat penting dalam tubuh manusia. Sistem peredaran darah
manusia sendiri dibagi atas darah dan alat-alat peredaran darah. Kalian tentu pernah
melihat darah bukan? Seberapa penting fungsi darah dalam tubuh kita?

C. Setelah membaca artikel di atas, agar lebih mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan
darah, kerjakan soal-soal berikut
1. Darah merupakan cairan yang berwarna merah yang terdapat dalam tubuh.
Apa fungsi darah?
 ……………………………………………………………………..
 ……………………………………………………………………..
 ……………………………………………………………………..
 ……………………………………………………………………..
2. Darah dibagi atas 2 komponen utama, yaitu :
a. ………………………………. Yang terbagi atas 3 yaitu: i……………….,
ii………………………,iii…………………………
125

b. ………………………. Yang berfungsi sebagai…………………………., dan


tersusun atas……………………. Seperti albumin, hormone, globulin, dan
fibrinogen, …………………….. yaitu terdiri dari NaCl, natrium bikarbonat,
fosfor, magnesium, dan besi. ……………………. Sepert glukosa, lemak, asam
amino, enzim, dan antigen.
3. Isilah tabel di bawah ini
No Kriteria Eritrosit Leukosit Trombosit
1 Tempat
produksi
2 Bentuk
3 Struktur
4 Fungsi

4. Perhatikan gambar di bawah ini

Berdasarkan gambar tersebut, proses apa yang terjadi? Jelaskan!

Jawab………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
126

………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………

5. Perhatikan tabel gambar tes golongan darah dibawah!

Siswa
Ani

Budi

Cici

Dora

a. Dari tabel di atas tentukan masing-masing golongan darah ke-4 siswa!

b. Jelaskan alasan setelah menentukan masing-masing golongan darah!

Jawab:……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
127

LEMBAR KERJA SISWA (LKS)

KELOMPOK :

NAMA :1.

2.

3.

4.

5.

KELAS :

A. Tujuan
1. Peserta didik mampu menjelaskan struktur morfologi, anatomi serta fungsi jantung
2. Peserta didik mampu membedakan pembuluh darah
3. Peserta didik mampu menjelaskan sistem peredaran darah manusia

B. Pendahuluan
Darah dalam tubuh manusia beredar ke seluruh tubuh karena adanya jantung yang
memompa darah, serta adanya pembuluh darah sebagai tempat beredarnya darah menuju
ke jaringan-jaringan tubuh. Jantung sebagai alat pemompa darah memiliki struktur yang
kompleks untuk menunjang fungsinya tersebut. begitu pula dengan pembuluh-pembuluh
darah. Darah mengalir dalam tubuh melalui lintasan. Ada dua lintasan peredaran darah
yaitu peredaran darah kecil dan peredaran darah besar.

C. Untuk lebih memahami tentang alat peredaran darah manusia, kerjakan soal-soal berikut!

1. Lengkapilah nama serta fungsi dari bagian-bagian jantung berikut ini!

No Nama bagian Fungsi


1

4
128

2. lengkapilah tabel perbedaan antara pembuluh arteri dan pembuluh vena di bawah ini!
No Kriteria Arteri Vena
1 Letak

2 Denyut

3 Katup

4 Dinding
pembuluh
5 Arah aliran

3. perhatikan gambar di bawah ini!

a. Berilah keterangan bagian yang diberi nomor dengan istilah yang tepat!

Jawab…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
………………………………………………

b. Berdasarkan gambar di atas, jelaskan arah aliran darah pada peredaran darah kecil!

Jawab…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………

c. Apakah yang membedakan sistem peredaran darah kecil dengan peredaran darah
besar?

Jawab…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
129

LEMBAR KERJA SISWA (LKS)

KELOMPOK :

NAMA :1.

2.

3.

4.

5.

KELAS :

A. Tujuan
1. Peserta didik mampu menjelaskan gangguan atau penyakit yang terjadi pada sistem
peredaran darah manusia

B. Pendahuluan
Dalam hidup, seseorang tidak terlepas dari kelainan atau penyakit yang terjadi pada
tubuhnya. Beberapa orang diantaranya mengalami gangguan atau penyakit pada sistem
peredaran darah. Sistem peredaran darah tidak hanya dimiliki oleh manusia saja, hewan
juga memiliki darah dalam tubuhnya.

C. Untuk lebih memahami tentang gangguan atau penyakit yang terjadi dalam tubuh
manusia, seerta bagaimana darah mengalir dalam tubuh hewan, maka kerjakanlah soal-
soal berikut!

1. Tini dan tono menikah tahun 2014 lalu, mereka berencana memiliki 3 orang anak,
setelah 1 tahun menikah tini melahirkan anak pertama dengan kondisi mengalami
anemia berat, setelah anak pertamanya berumur 11 bulan, tini mengandung anak
kedua, tapi sayangnya anak kedua meninggal sebelum dilahirkan dikenal sebagai
eritroblastolis fetalis, kemudian ketika tini mengandung anak ketiga juga meninggal.
Jelaskan penyebab anak kedua maupun ketiga pasangan tersebut meninggal!

Jawab……………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
130

2. Jodohkanlah penyakit dan kelainan yang terdapat pada kolom A dengan pernyataan-
pernyataan pada kolom B yang ada hubungannya dengan penyakit dan kelainan
tersebut!

A B
1. Aterosklerosis a. Bertambahnya sel darah putih yang tidak bisa
2. Anemia dikendalikan sehingga memakan sel darah merah
3. Hipertemsi b. Kandungan hemoglobin dalam darah rendah
4. Hemofilia c. Pembengkakan vena pada daerah kaki
5. Leukimia d. Terlalu banyak mengkonsumsi makanan
6. Thallasemia berkolesterol sehingga menumpuk dalam arteri
7. Varises e. Daya ikat eritrosit terhadap O2 rendah karena
8. Wasir kegagalan pembentukan hemoglobin
f. Tekanan darah dalam arteri tinggi
g. Pembengkakan vena di sekitar luang anus
h. Darah sukar membeku saat luka
i. Pecahnya pembuluh darah di otak sehingga saraf
menjadi rusak

3. Perhatikan gambar dibawah ini!

Penyakit apakah yang berhubungan dengan gambar yang


disajikan di samping? Coba kalian jelaskan penyakit tersebut
secara singkat dan benar!

Jawab:………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
Lampiran 5 131

RUBRIK PENILAIAN LKS (LEMBAR KERJA SISWA)

PROBLEM BASED LEARNING TIPE ILL-STRUCTURED PERTEMUAN 1

No Kunci Jawaban Kriteria Penilaian Skor


1 Identifikasi dasar terhadap masalah Mengajukan rumusan masalah, kalimat tanya, tepat serta 3
a. Apakah jumlah setip komponen darah dapat dikemas dengan bahasa yang singkat, padat dan jelas
mempengaruhi kesehatan? Mengajukan rumusan masalah , dalam kalimat tanya, 2
b. Apakah jika sel darah putih lebih banyak dari pada kurang tepat dan dengan bahasa yang bertele-tele
sel darah merah dapat menimbulkan penyakit? Mengajukan rumusan masalah, dalam kalimat pernyataan, 1
kurang tepat dan dengan bahsa yang bertele-tele
2 Membuat hipotesis Mengajukan hipotesis, tepat, dalam bentuk pernyataan, 3
a. Jumlah komponen darah dapat mempengaruhi dikemas dengan bahasa yang singkat, padat dan jelas
kesehatan Mengajukan hipotesis, dalam bentuk pernyataan, kurang 2
b. Jumlah sel darah putih yang lebih banyak dari pada tepat dan dengan bahasa yang bertele-tele
sel darah merah dapat menimbulkan penyakit Mengajukan hipotesis, dalam bentuk pertanyaan, kurang 1
tepat dan dengan bahasa yang bertele-tele
3 Mengumpulkan data yang relevan Mengumpulkan data lengkap, mencakup semua informasi 3
a. Eritrosit berbentuk bikonkaf, tidak berinti, jumlah yang dibutuhkan, singkat, padat dan jelas
normal pada Pria 5,4 juta setiap 1 mm³ dan pada Mengumpulkan data kurang lengkap, terdapat beberpa 2
Wanita 4,8 juta setiap 1 mm³ informasi yang dibutuhkan tidak tersedia, bahasa yang
b. Jumlah normal leukosit adalah 5000-10.000 setiap bertele-tele
1 mm, Umur 12 hari , Memiliki nukleus , Tidak Mengumpulkan data tidak lengkap, tidak terdapat informasi 1
berwarna (bening), dan memiliki Gerakan yang dibutuhkan, dan bahasa yang bertele-tele
amoeboid
4 Menguji kebenaran jawaban Hipotesis sesuai dengan data yang sudah didapat, didukung 3
a. Menurut data yang sudah dikumpulkan benar bahwa sumber referensi yang valid, dikemas dalam bahasa yang
sampel darah B merupakan darah yang tidak normal singkat, padat dan jelas
karena seharusnya eritrosit berjumlah lebih banyak Hipotesis sesuai dengan data yang sudah didapat, didukung 2
daripada leukosit, darah normal yaitu dimana jumlah sumber referensi yang valid, dikemas dalam bahasa yang
132

eritrosit paling banyak dibandingkan sel darah yang bertele-tele


lain yaitu pada Pria 5,4 juta setiap 1 mm³, Wanita
4,8 juta setiap 1 mm³, sedangkan leukosit Hipotesis tidak sesuai dengan data yang sudah di dapat, 1
berjumlah 5000-10.000 setiap 1 mm tidak ada referensi, dikemas dalam bahasa yang bertele-tele
5 Membuat dan mengkomunikasikan kesimpulan Memberikan kesimpulan, lengkap dengan mengaitkan 3
a. Dari informasi diatas dapat disimpulkan bahwa sampel informasi-informasi yang sesuai dengan masalah sesuai
darah B merupakan darah yang terkena leukemia, dengan referensi, dengan bahasa yang singkat, padat dan
dimana sel darah putih jumlahnya melebihi sel darah jelas
merah. Memberikan kesimpulan, lengkap dengan mengaitkan 2
informasi-informasi yang sesuai dengan masalah sesuai
dengan referensi, dengan bahasa yang bertele-tele
Memberikan kesimpulan, tidak dengan mengaitkan 1
informasi-informasi yang sesuai dengan masalah , tidak
sesuai dengan referensi, dengan bahasa yang bertele-tele
133

RUBRIK PENILAIAN LKS (LEMBAR KERJA SISWA)

PROBLEM BASED LEARNING TIPE ILL-STRUCTURED PERTEMUAN II

No Kunci Jawaban Kriteria Penilaian Skor


1 Identifikasi dasar terhadap masalah Mengajukan rumusan masalah, kalimat tanya, tepat serta 3
- Apakah penyakit jantung merupakan penyebab dikemas dengan bahasa yang singkat, padat dan jelas
kematian terbesar di dunia? Mengajukan rumusan masalah , dalam kalimat tanya, 2
- Apakah Jenis kelamin, pola makan, dan umur kurang tepat dan dengan bahasa yang bertele-tele
sangat mempengaruhi naiknya kadar kolesterol? Mengajukan rumusan masalah, dalam kalimat pernyataan, 1
kurang tepat dan dengan bahsa yang bertele-tele
2 Membuat hipotesis Mengajukan hipotesis, tepat, dalam bentuk pernyataan, 3
- Terdapat hubungan antara kolesterol dan penyakit dikemas dengan bahasa yang singkat, padat dan jelas
jantung Mengajukan hipotesis, dalam bentuk pernyataan, kurang 2
- Penyakit jantung merupakan penyebab kematian tepat dan dengan bahasa yang bertele-tele
terbesar di dunia Mengajukan hipotesis, dalam bentuk pertanyaan, kurang 1
- Terdapat pengaruh antara Jenis kelamin, pola tepat dan dengan bahasa yang bertele-tele
makan, dan umur dengan naiknya kadar kolesterol

3 Mengumpulkan data yang relevan Mengumpulkan data lengkap, mencakup semua informasi 3
Kolesterol adalah senyawa lemak berlilin yang yang dibutuhkan, singkat, padat dan jelas
sebagian besar diproduksi tubuh di dalam liver dari Mengumpulkan data kurang lengkap, terdapat beberpa 2
makanan berlemak yang kita makan. Kolesterol informasi yang dibutuhkan tidak tersedia, bahasa yang
diperlukan tubuh untuk membuat selaput sel, bertele-tele
membungkus serabut saraf, membuat berbagai Mengumpulkan data tidak lengkap, tidak terdapat informasi 1
hormon dan asam tubuh. Kolesterol tidak dapat yang dibutuhkan, dan bahasa yang bertele-tele
diedarkan langsung oleh darah karena tidak larut
dalam air. Untuk mengedarkannya, diperlukan
molekul “pengangkut” yang disebut lipoprotein. Ada
dua jenis lipoprotein, yaitu high density lippoprotein
(HDL) dan low density lipoprotein (LDL).
134

4 Menguji kebenaran jawaban Hipotesis sesuai dengan data yang sudah didapat, didukung 3
Hipotesis yang sudah dituliskan ternyata sesuai sumber referensi yang valid, dikemas dalam bahasa yang
dengan informasi yang dicari. Bahwa penyakit singkat, padat dan jelas
jantung memiliki hubungan erat dengan kolesterol, Hipotesis sesuai dengan data yang sudah didapat, didukung 2
yaitu jika kadar kolesterol didalam darah terlalu sumber referensi yang valid, dikemas dalam bahasa yang
tinggi akan terjadi pengendapan pada dinding bertele-tele
pembuluh darah sehingga mengakibatkan resiko Hipotesis tidak sesuai dengan data yang sudah di dapat, 1
penyakit jantung. tidak ada referensi, dikemas dalam bahasa yang bertele-tele

5 Membuat dan mengkomunikasikan kesimpulan Memberikan kesimpulan, lengkap dengan mengaitkan 3


Dari informasi diatas dapat disimpulkan bahwa informasi-informasi yang sesuai dengan masalah sesuai
penyebab kematian tertinggi di dunia disebabkan dengan referensi, dengan bahasa yang singkat, padat dan
penyakit jantung, dan penyakit jantung bisa terjadi jelas
jika kadar kolesterol dalam darah tinggi, tingginya Memberikan kesimpulan, lengkap dengan mengaitkan 2
kadar kolesterol dalam darah dipengaruhi oleh informasi-informasi yang sesuai dengan masalah sesuai
beberapa factor, diantaranya adalah factor usia, pola dengan referensi, dengan bahasa yang bertele-tele
makan, jenis kelamin, gaya hidup, dll Memberikan kesimpulan, tidak dengan mengaitkan 1
informasi-informasi yang sesuai dengan masalah , tidak
sesuai dengan referensi, dengan bahasa yang bertele-tele
135

RUBRIK PENILAIAN LKS (LEMBAR KERJA SISWA)

PROBLEM BASED LEARNING TIPE ILL-STRUCTURED PERTEMUAN III

No Kunci Jawaban Kriteria Penilaian Skor


1 Identifikasi dasar terhadap masalah Mengajukan rumusan masalah, kalimat tanya, tepat serta 3
- Apakah seseorang yang menderita stroke biasanya ada dikemas dengan bahasa yang singkat, padat dan jelas
penyakit atau gangguan lain yang menyertainya Mengajukan rumusan masalah , dalam kalimat tanya, 2
- Apakah penyakit Hipertensi, Diabetes Mellitus, kurang tepat dan dengan bahasa yang bertele-tele
Dislipidemia, Hipokalemi, Sepsis, Asamurat, Mengajukan rumusan masalah, dalam kalimat pernyataan, 1
Anemia dapat menimbulkan stroke? kurang tepat dan dengan bahsa yang bertele-tele
- Apakah stroke dapat menimbulkan beberapa
penyakit lainnya?

2 Membuat hipotesis Mengajukan hipotesis, tepat, dalam bentuk pernyataan, 3


- Hipertensi, Diabetes Mellitus, Dislipidemia, dikemas dengan bahasa yang singkat, padat dan jelas
Hipokalemi, Sepsis, Asamurat, Anemia merupakan Mengajukan hipotesis, dalam bentuk pernyataan, kurang 2
dapat menimbulkan stroke tepat dan dengan bahasa yang bertele-tele
- Seseorang yang menderita stroke biasanya ada Mengajukan hipotesis, dalam bentuk pertanyaan, kurang 1
penyakit atau gangguan lain yang menyertainya tepat dan dengan bahasa yang bertele-tele
- stroke dapat menimbulkan beberapa penyakit
lainnya
3 Mengumpulkan data yang relevan Mengumpulkan data lengkap, mencakup semua informasi 3
yang dibutuhkan, singkat, padat dan jelas
Mengumpulkan data kurang lengkap, terdapat beberpa 2
informasi yang dibutuhkan tidak tersedia, bahasa yang
bertele-tele
Mengumpulkan data tidak lengkap, tidak terdapat informasi 1
yang dibutuhkan, dan bahasa yang bertele-tele

4 Menguji kebenaran jawaban Hipotesis sesuai dengan data yang sudah didapat, didukung 3
136

sumber referensi yang valid, dikemas dalam bahasa yang


singkat, padat dan jelas
Hipotesis sesuai dengan data yang sudah didapat, didukung 2
sumber referensi yang valid, dikemas dalam bahasa yang
bertele-tele
Hipotesis tidak sesuai dengan data yang sudah di dapat, 1
tidak ada referensi, dikemas dalam bahasa yang bertele-tele
5 Membuat dan mengkomunikasikan kesimpulan Memberikan kesimpulan, lengkap dengan mengaitkan 3
informasi-informasi yang sesuai dengan masalah sesuai
dengan referensi, dengan bahasa yang singkat, padat dan
jelas
Memberikan kesimpulan, lengkap dengan mengaitkan 2
informasi-informasi yang sesuai dengan masalah sesuai
dengan referensi, dengan bahasa yang bertele-tele
Memberikan kesimpulan, tidak dengan mengaitkan 1
informasi-informasi yang sesuai dengan masalah , tidak
sesuai dengan referensi, dengan bahasa yang bertele-tele
137

No Tahapan 1 2 3 4 5 6 7 Rata-
pembelajaran Nilai % Nilai % Nilai % Nilai % Nilai % Nilai % Nilai % rata %
1 Taha 1 1 33 1 33 1 33 1 33 1 33 1 33 3 100 43
2 Tahap 2 1 33 1 33 2 67 1 33 2 67 1 33 3 100 52
3 Tahap 3 2 67 2 67 1 33 3 100 2 67 2 67 1 33 62
4 Tahap 4 1 33 1 33 1 33 1 33 2 67 2 67 1 33 43
5 Tahap 5 2 67 2 67 1 33 1 33 3 100 3 100 3 100 71
Jumlah rata-rata 54.2

No Tahapan 1 2 3 4 5 6 7 Rata-
pembelajaran Nilai % Nilai % Nilai % Nilai % Nilai % Nilai % Nilai % rata %
1 Taha 1 2 67 3 100 2 67 2 67 2 33 2 67 2 67 71
2 Tahap 2 2 67 2 67 2 67 2 67 2 33 3 100 2 67 71
3 Tahap 3 2 67 2 67 2 67 2 67 3 100 2 67 2 67 71
4 Tahap 4 3 100 1 33 2 67 3 100 2 67 2 67 2 67 71
5 Tahap 5 2 67 2 67 2 67 3 100 3 100 2 67 2 67 76
Jumlah rata-rata 72

No Tahapan 1 2 3 4 5 6 7 Rata-
pembelajaran Nilai % Nilai % Nilai % Nilai % Nilai % Nilai % Nilai % rata %
1 Taha 1 3 100 3 100 3 100 2 67 2 67 2 67 2 67 81
2 Tahap 2 2 67 1 33 2 67 3 100 3 67 3 100 2 67 76
3 Tahap 3 2 67 3 100 2 67 2 67 2 67 3 100 2 67 76
4 Tahap 4 2 67 1 33 2 67 3 100 2 67 2 67 3 100 71
5 Tahap 5 3 100 2 67 3 100 3 100 3 100 3 100 3 100 95
Jumlah rata-rata 79.8
Lampiran 6 138

Lembar Observasi Guru Kelas Eksperimen

Tempat penelitian : SMAN 4 Kota Tangerang Selatan


Kelas : XI
Konsep : Sistem Peredaran Darah
Pertemuan :1
139
140

140
141
142

Lembar Observasi Guru Kelas Eksperimen

Tempat penelitian : SMAN 4 Kota Tangerang Selatan


Kelas : XI
Konsep : Sistem Peredaran Darah
Pertemuan :3
143
Lampiran 7 144

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS PESERTA DIDIK

KELAS EKSPERIMEN (Pertemuan I)

No Tahap Indikator 1 2 3 4 5 6 7 %
Pembelajaran Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
1 Tahap 1 1. Siswa memahami tujuan √ √ √ √ √ √ √ 100
Orientasi peserta pembelajaran
didik pada 2. Siswa menunjukkan minat √ √ √ √ √ √ √ 100
masalah dan motivasi terhadap
masalah yang disajikan
3. Siswa memahami masalah √ √ √ √ √ √ √ 57
sesuai data yang disajikan

2 Tahap 2 1. Mulai menuliskan √ √ √ √ √ √ √ 57


Mengorganisasi informasi yang
berhubungan dengan
peserta didik masalah yang disajikan
untuk belajar
2. Merencanakan pemecahan √ √ √ √ √ √ √ 100
masalah secara bersama-
sama dalam kelompoknya
3 Tahap 3 1. Mengumpulkan informasi √ √ √ √ √ √ √ 43
Membimbing dari berbagai sumber
sebagai bahan pemecahan
pengalaman masalah
individual
maupun 2. Saling bertukar informasi √ √ √ √ √ √ √ 86
yang didapat dalam
kelompok kelompoknya

3. Setiap anggota √ √ √ √ √ √ √ 86
memberikan kontribusi ide
pemecahan masalah
4. Mendengarkan pendapat √ √ √ √ √ √ √ 100
orang lain dalam diskusi
kelompok
5. Mengikuti instruksi yang √ √ √ √ √ √ √ 100
145

diberikan di LKS dalam


pemecahan masalah
4 Tahap 4 1. Menyajikan laporan dalam √ √ √ √ √ √ √ 43
Mengembangkan diskusi kelas
dan menyajikan 2. Siswa secara aktif √ √ √ √ √ √ √ 57
penyelesaian melibatkan diri dalam
masalah/hasil diskusi
karya
5 Tahap 5 1. Melakukan analisisi √ √ √ √ √ √ √ 100
Menganalisis dan evaluasi terhadap hasil √
kerja kelompoknya dalam
mengevaluasi pemecahan masalah √
proses pemecahan 2. Membandingkan hasil √ √ √ √ √ √ √ 100
masalah pemecahan kelompoknya
dengan pemecahan
masalah dari guru dan
teman yang telah
melakukan presentasi
3. Menyimpulkan hasil √ √ √ √ √ √ √ 57
pembelajaran berdasarkan
pada hasil penyelidikan
yang dilakukan oleh semua
kelompok
12 11 12 10 13 12 13
Total 80% 73% 80% 67% 87% 80% 87%

Observer

Randhika Khairunnisa
146

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS PESERTA DIDIK

KELAS EKSPERIMEN (Pertemuan II)

No Tahap Indikator 1 2 3 4 5 6 7 %
Pembelajaran Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
1 Tahap 1 4. Siswa memahami tujuan √ √ √ √ √ √ √ 100
Orientasi peserta pembelajaran
didik pada 5. Siswa menunjukkan minat √ √ √ √ √ √ √ 100
masalah dan motivasi terhadap
masalah yang disajikan
6. Siswa memahami masalah √ √ √ √ √ √ √ 100
sesuai data yang disajikan

2 Tahap 2 3. Mulai menuliskan √ √ √ √ √ √ √ 71


Mengorganisasi informasi yang
berhubungan dengan
peserta didik masalah yang disajikan
untuk belajar
4. Merencanakan pemecahan √ √ √ √ √ √ √ 100
masalah secara bersama-
sama dalam kelompoknya
3 Tahap 3 6. Mengumpulkan informasi √ √ √ √ √ √ √ 71
Membimbing dari berbagai sumber
sebagai bahan pemecahan
pengalaman masalah
individual
maupun 7. Saling bertukar informasi √ √ √ √ √ √ √ 86
yang didapat dalam
kelompok kelompoknya

8. Setiap anggota √ √ √ √ √ √ √ 100


memberikan kontribusi ide
pemecahan masalah
9. Mendengarkan pendapat √ √ √ √ √ √ √ 100
orang lain dalam diskusi
kelompok
10. Mengikuti instruksi yang √ √ √ √ √ √ √ 100
147

diberikan di LKS dalam


pemecahan masalah
4 Tahap 4 3. Menyajikan laporan dalam √ √ √ √ √ √ √ 71
Mengembangkan diskusi kelas
dan menyajikan 4. Siswa secara aktif √ √ √ √ √ √ √ 100
penyelesaian melibatkan diri dalam
masalah/hasil diskusi
karya
5 Tahap 5 4. Melakukan analisisi √ √ √ √ √ √ √ 100
Menganalisis dan evaluasi terhadap hasil √
kerja kelompoknya dalam
mengevaluasi pemecahan masalah √
proses pemecahan 5. Membandingkan hasil √ √ √ √ √ √ √ 100
masalah pemecahan kelompoknya
dengan pemecahan
masalah dari guru dan
teman yang telah
melakukan presentasi
6. Menyimpulkan hasil √ √ √ √ √ √ √ 86
pembelajaran berdasarkan
pada hasil penyelidikan
yang dilakukan oleh semua
kelompok
14 14 15 13 14 13 14
Total 93% 93% 100% 87% 93% 87% 93%

Observer

Randhika Khairunnisa
148

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS PESERTA DIDIK

KELAS EKSPERIMEN (Pertemuan III)

No Tahap Indikator 1 2 3 4 5 6 7 %
Pembelajaran Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
1 Tahap 1 7. Siswa memahami tujuan √ √ √ √ √ √ √ 100
Orientasi peserta pembelajaran
didik pada 8. Siswa menunjukkan minat √ √ √ √ √ √ √ 100
masalah dan motivasi terhadap
masalah yang disajikan
9. Siswa memahami masalah √ √ √ √ √ √ √ 86
sesuai data yang disajikan

2 Tahap 2 5. Mulai menuliskan √ √ √ √ √ √ √ 86


Mengorganisasi informasi yang
berhubungan dengan
peserta didik masalah yang disajikan
untuk belajar
6. Merencanakan pemecahan √ √ √ √ √ √ √ 100
masalah secara bersama-
sama dalam kelompoknya
3 Tahap 3 11. Mengumpulkan informasi √ √ √ √ √ √ √ 86
Membimbing dari berbagai sumber
sebagai bahan pemecahan
pengalaman masalah
individual
maupun 12. Saling bertukar informasi √ √ √ √ √ √ √ 86
yang didapat dalam
kelompok kelompoknya

13. Setiap anggota √ √ √ √ √ √ √ 100


memberikan kontribusi ide
pemecahan masalah
14.Mendengarkan pendapat √ √ √ √ √ √ √ 100
orang lain dalam diskusi
kelompok
15. Mengikuti instruksi yang √ √ √ √ √ √ √ 100
149

diberikan di LKS dalam


pemecahan masalah
4 Tahap 4 5. Menyajikan laporan dalam √ √ √ √ √ √ √ 71
Mengembangkan diskusi kelas
dan menyajikan 6. Siswa secara aktif √ √ √ √ √ √ √ 100
penyelesaian melibatkan diri dalam
masalah/hasil diskusi
karya
5 Tahap 5 7. Melakukan analisisi √ √ √ √ √ √ √ 100
Menganalisis dan evaluasi terhadap hasil √
kerja kelompoknya dalam
mengevaluasi pemecahan masalah √
proses pemecahan 8. Membandingkan hasil √ √ √ √ √ √ √ 100
masalah pemecahan kelompoknya
dengan pemecahan
masalah dari guru dan
teman yang telah
melakukan presentasi
9. Menyimpulkan hasil √ √ √ √ √ √ √ 100
pembelajaran berdasarkan
pada hasil penyelidikan
yang dilakukan oleh semua
kelompok
13 13 15 15 14 14 15
Total 87% 87% 100% 100% 93% 93% 100%

Observer

Randhika Khairunnisa
150

REKAPITULASI LEMBAR OBSERVASI PESERTA DIDIK KELAS EKSPERIMEN

No Pertemuan Kel Tahap 1 % Tahap 2 % Tahap 3 % Tahap 4 % Tahap 5 %


1 2 67 1 50 5 100 2 100 2 67
2 2 67 2 100 2 40 1 50 3 100
3 3 100 2 100 4 80 0 0 2 67
1 Pertama 4 2 67 1 50 4 80 0 0 3 100
5 3 100 2 100 4 80 2 100 2 67
6 3 100 1 50 5 100 0 0 2 67
7 2 67 1 50 4 80 2 100 3 100
Jumlah 17 10 24 13 17
Rata-rata presentase 81.1 71.4 80 50 81.1
1 2 67 1 50 5 100 2 100 3 100
2 2 67 2 100 4 80 2 100 2 67
3 3 100 1 50 5 100 2 100 3 100
2 Kedua 4 3 100 2 100 4 80 1 50 3 100
5 2 67 2 100 4 80 2 100 3 100
6 3 100 1 50 5 100 1 50 2 67
7 3 100 1 50 5 100 2 100 3 100
Jumlah 18 10 32 12 19
Rata-rata presentase 85.9 71.4 91.4 85.7 90.6
1 2 67 1 50 5 100 2 100 3 100
2 3 100 2 100 4 80 1 50 3 100
3 3 100 1 50 5 100 2 100 3 100
3 Ketiga 4 3 100 2 100 5 100 2 100 3 100
5 3 100 2 100 4 80 2 100 3 100
6 3 100 1 50 5 100 1 50 2 67
7 3 100 2 100 5 100 2 100 3 100
Jumlah 20 11 33 12 21
Rata-rata presentase 95.3 78.6 94.3 85.7 95.3
151

No Aspek yang Pertemuan Persentase


diamati 1 2 3 Rata-rata (%)
1 Tahap 1 81.1 85.9 95.3 87.4
2 Tahap 2 71.4 71.4 78.6 73.8
3 Tahap 3 80 91.4 94.3 88.6
4 Tahap 4 50 85.7 85.7 73.8
5 Tahap 5 81.1 90.6 95.3 89
Rata-rata 72.7 85 89.8
Lampiran 8 152

KISI-KISI INSTRUMEN KONSEP SISTEM PEREDARAN DARAH

Kompetensi Dasar : 3.6 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem sirkulasi dan mengaitkannya
dengan bioprosesnya sehingga dapat menjelaskanmekanisme peredaran darah serta gangguan fungsi yang mungkin terjadi padasistem
sirkulasi manusia melalui studi literatur, pengamatan, percobaan, dansimulasi.

No Indikator Penjelasan No. Soal Kunci Jawaban Skor


Berpikir Indikator Soal
Kritis
1. Memfokuskan 1. Hipertensi atau yang lebih dikenal sebagai Beberapa contoh dalam membuat pertanyaan 0 (tidak ada
pertanyaan tekanan darah tinggi merupakan kondisi yang mungkin dibuat oleh siswa yaitu jawaban)
dimana tekanan darah pada dinding arteri sebagai berikut: 1 (membuat 1
meningkat. Kasus hipertensi di Indonesia pertanyaan dan
a.Mengidentif merupakan salah satu penyebab kematian yang a. 1. Mengapa hipertensi dapat menyebabkan jawaban
ikasi atau cukup tinggi. Menurut data statistic, hampir di kematian? berdasarkan
merumuskan seluruh provinsi di Indonesia memiliki 2. Faktor apa saja yang dapat memicu kriteria tetapi
pertanyaan persentase yang tinggi dalam kasus hipertensi. terjadinya hipertensi? tidak relevan)
Provinsi-provinsi di pulau Jawa, Sumatra, dan 3. Apakah hipertensi itu? 2 (membuat 1
Kalimantan, menunjukkan persentase yang pertanyaan dan
b.Mengidentif tinggi sebesar 30% dalam kasus hipertensi. b. 1. Karena hipertensi dapat menyebabkan jawaban
ikasi kriteria- Namun persentase paling rendah terdapat di stroke, serangan jantung dan gagal berdasarkan
kriteria untuk Papua, hanya 16%. ginjal, dimana terdapat sumbatan pada kriteria tetapi
mempertimba aliran darah oleh lemak. tidak relevan)
ngkan WWW.Tempo.com 2. Karena factor gaya hidup dan 3 (membuat 1
jawaban pengelolaan stress yang berbeda pertanyaan dan
a. Buatlah 2 pertanyaan yang sesuai 3. Kondisi dimana tekanan darah pada jawaban
dengan berita diatas! dinding arteri meningkat. berdasarkan
b. Tentukan jawaban dari pertanyaan yang kriteria dan
sudah kamu buat! relevan dengan
artikel)
4 (membuat 2
pertanyaan dan
153

jawaban
berdasarkan
kriteria dan
relevan dengan
artikel)

Mengidentifik Tubuh kita membutuhkan Nama bagian Fungsi


0 (tidak
asi kriteria- makanan yang kemudian Atrium kiri Menerima darah yang berasal menjawab)
kriteria untuk dicerna didalam usus, sari- (6) dari paru-paru dan 1 (jawaban
mempertimb- sari makan tersebut diserap mengalirkannya ke ventrikel tidak ada yang
angkan oleh darah dan diedarkan ke kiri benar)
jawaban yang seluruh tubuh. Darah Ventrikel kiri Menerima darah dari atrium 2(menyebutkan
mungkin merupakan alat transportasi (3) kiri dan memompanya ke beberapa
yang sangat penting bagi seluruh tubuh bagian saja dan
tubuh kita. Sistem peredaran Atrium kanan Menerima darah yang berasal terdapat
darah manusia terdiri dari (5) dari seluruh tubuh dan jawaban yang
darah dan alat-alat mengalirkannya ke ventrikel benar)
kanan
peredaran darah. diantara alat peredaran darah 3(menyebutkan
Ventrikel kanan Menerima darah dari atrium
yaitu jantung, dimana jantung berfungsi semua bagian
(4) kanan dan memompanya ke
memompa darah agar dapat mengalir ke paru-paru beserta
seluruh tubuh, selain jantung juga terdapat Pembuluh vena Membawa darah yang kaya fungsinya
pembuluh-pembuluh yang berfungsi sebagai (10,12,7) CO2 dari seluruh tubuh tetapi kurang
jalannya darah untuk mengalir ke seluruh menuju jantung (atrium kanan) tepat)
tubuh. dan dari atrium kanan ke paru- 4 (jawaban
paru lengkap dan
2. Dari keterangan tersebut, tuliskan bagian- Pembuluh arteri Membawa darah yang kaya O2 tepat)
bagian dan fungsi gambar diatas sesuai dengan (9,13,8,11) dari dari paru-paru ke atrium
nomor yang tersedia ! kiri dan dari ventrikel kiri ke
seluruh tubuh
Paru-paru Pertukaran CO2 dengan O2
(2)
154

2. Mempertimba a. Mampu a. Gambar A yakni betis kiri rahmi 0 (tidak


ngkan memberikan menunjukkan kaki yang mengalami menjawab)
kredibilitas alasan varises dengan ciri-ciri terdapat tonjolan 1 (jawaban
sumber salah)
pembuluh darah yang berwarna kebiruan
2 (jawaban
dikarenakan katup vena melemah atau kurang tepat)
rusak dan mengakibatkan pembengkakan 3 (jawaban
pembuluh vena yang mengalirkan darah benar tapi tidak
Rahmi adalah seorang ibu rumah tangga,
menuju jantung. Sedangkan gambar B lengkap)
bagian betis kiri rahmi berbeda dengan betis
menunjukkan kaki yang sehat. 4 (jawaban
kanannya, betis bagian kiri rahmi terdapat tepat dan
tonjolan-tonjolan yang berwarna biru seperti lengkap)
b.Mengidentif yang ditunjukkan gambar di atas. b. Varises bisa terjadi jika seseorang sedang
ikasi alasan hamil, tidak pernah olahraga serta berdiri
a. Setelah mengamati gambar kedua kaki dan duduk terlalu lama, hal ini biasanya
3. di atas, apa yang terjadi pada betis kiri banyak dialami oleh ibu-ibu rumah
(A) rahmi? Jelaskan! tangga.
b. Factor apa sajakah yang mempengaruhi
terjadinya kondisi tersebut?
155

Ikut terlibat 0 (tidak


dalam menjawab)
menyimpulka 1(jawaban
n salah)
2(menyebutkan
1 komponen
darah)
3(menyebutkan
3 komponen
darah)
4(menyebutkan
Siswa kelas XI sedang melakukan praktikum semua
mengenai komponen darah dengan cara komponen
meneteskan darah di kaca preparate dan darah)
mengamatinya menggunakan mikroskop, hasil
yang mereka dapatkan mirip seperti pada Satu tetes darah mengandung banyak
gambar di atas. komponen di dalamnya, yaitu sel darah merah
(eritrosit), sel darah putih (leukosit), keping
4. Dari gambar diatas, berikan kesimpulanmu! darah (trombosit), dan plasma darah.

Ikut terlibat Distribusi responden berdasarkan status 0 (tidak


dalam merokok dengan kenaikan tekanan darah Dari tabel bisa disimpulkan bahwa pegawai menjawab)
menyimpulka systole di PT “X” Indonesia tahun 2014 yang mengalami kenaikan tekanan darah 1 (jawaban
n Kenaikan tekanan sistole yaitu lebih dominan pada pegawai salah)
darah sistole yang merokok 2 (jawaban
Status Tidak Meningka Total kurang tepat)
merok meningkat t 3 (jawaban
ok n % n % n % benar tapi tidak
lengkap)
Tidak 12 63,2 7 36,8 19 100 4 (jawaban
Ya 7 22,6 24 77,4 31 100 tepat dan
156

Dari tabel diatas apa yang dapat kalian lengkap)


5. simpulkan?

3. Membuat Kriteria Darah merupakan alat transportasi yang sangat Aspek Eritrosit Trombosit 0 (tidak ada
Leukosit
induksi dan berdasarkan penting bagi tubuh kita. Sistem peredaran Jumlah 5.000.000 7.000-300.00 jawaban)
mempertimban asumsi darah manusia terdiri dari darah dan alat-alat tiap 8.0000 1 (satu aspek
gkan induksi peredaran darah. Darah terbagi menjadi dua mm benar)
komponen yaitu cairan darah dan sel darah. Bentuk Cakram Tidak Amuboid 2 (dua aspek
bikonkaf teratur benar)
6. Buatlah dalam bentuk tabel ciri dari masing- Tempat Sumsum Sumsum Hati dan 3 (tiga aspek
masing sel darah berdasarkan kriteria jumlah, produk tulang tulang limfa benar)
bentuk, tempat produksi dan fungsi! si 4 (semua aspek
fungsi Mengangk Membun Pembekuan benar)
ut O2 dan uh kuman darah
CO2

Membuat dan Memikirkan a. Ani  golongan darah B 0 (tidak ada


mempertimban alternatif Siswa Budi golongan darah AB jawaban)
gkan nilai Ani Cici golongan darah O 1 (satu
keputusan Dora golongan darah A pasangan
jawaban benar)
Budi b. - Ani bergolongan dara B karena ketika 2 (dua
sampel darah Ani di tetesi dengan serum pasangan
anti A tidak menggumpal, tapi ketika di jawaban benar)
Cici tetesi antigen lain menggumpal, hal ini di 3 (tiga
karenakan golongan darah B memiliki pasangan
aglutinogen B dan agglutinin A, dimana jawaban benar)
157

Dora jika agglutinin A bertemu dengan anti A 4 (empat


darah tidak akan menggumpal. pasangan
- Budi bergolongan darah AB karena jawaban benar)
ketika di tetesi dengan agglutinin anti A
Terdapat 4 siswa yang ingin mengetahui dan B tidak terjadi penggumpalan, hal ini
golongan darah mereka. Keempat siswa di karenakan golongan darah AB tidak
mengambil sampel darah yang akan di tes memiliki agglutinin, jadi tidak akan
golongan darahnya, kemudian sampel darah menggumpal jika di tetesi agglutinin
tersebut ,masing- masing ditetesi oleh serum golongan apapun. Maka dari itu golongan
anti A, anti B dan anti AB, setelah beberapa darah AB disebut resipien universal karena
menit terlihat sampel darah mereka seperti dapat menerima transfuse dari semua
tabel di atas. golongan darah.
- Cici bergolongan darah O karena
7. a. Dari tabel di atas tentukan masing-masing ketika di tetesi dengan serum anti A dan B
golongan darah ke-4 siswa! menggumpal, hal ini karena golongan
b. Jelaskan alasan setelah menentukan masing- darah O memiliki agglutinin A dan B, jadi
masing golongan darah! jika agglutinin A dan B ditetesi dengan
serum anti A dan B akan menggumpal.
Maka dari itu darah O disebut dengan
pendonor universal karena dapat
mendonorkan ke semua golongan darah.
- Dora memiliki golongan darah A
karena ketika ditetesi dengan serum anti B
tidak menggumpal, hal ini di karenakan
golongan darah A memiliki agglutinin B,
dimana jika agglutinin B bertemu dengan
serum anti B tidak akan menggumpal,
tetapi jika di tetesi dengan serum lain akan
menggumpal.
158

4. Megidentifikas Asumsi yang Tubuh kita membutuhkan Peredaran darah dari seluruh tubuh mmbawa 0 (tidak
iasumsi diperlukan makanan yang kemudian darah kaya CO2 oleh vena menuju atrium menjawab)
dicerna didalam usus, sari- kanan, dari atrium kanan menuju ventrikel 1 ( jawaban
sari makan tersebut diserap kanan kemudian di alirkan ke paru-paru untuk salah)
oleh darah dan diedarkan ke dibersihkan, setelah dari paru-paru darah 2 (jawaban
seluruh tubuh. Darah mengandung banyak O2 yang kemudian kurang tepat)
merupakan alat transportasi dialirkan ke atrium kiri, dari atrium kiri 3 (jawaban
yang sangat penting bagi dialirkan menuju ventrikel kiri dan dari benar tapi tidak
tubuh kita. Sistem peredaran ventrikel kiri darah yang kaya O2 diedarkan lengkap)
manusia terdiri dari darah ke seluruh tubuh oleh pembuluh arteri. 4 (jawaban
dan alat-alat peredaran tepat dan
darah. diantara alat peredaran darah yaitu lengkap)
jantung, dimana jantung berfungsi memompa
darah agar dapat mengalir ke seluruh tubuh,
selain jantung juga terdapat pembuluh-
pembuluh yang berfungsi sebagai jalannya
darah untuk mengalir ke seluruh tubuh.

8. Dari gambar di atas tuliskan urutan jalannya


darah yang beredar dari seluruh tubuh dan
kembali ke seluruh tubuh !
Asumsi yang Berdasarkan data yang diperoleh, pada tanggal Hal ini banyak dialami oleh para usia lanjut, 0 (tidak
diperlukan 7 Agustus 2016 tercatat 14 jamaah haji asal dimana seorang yang berusia lanjut telah menjawab)
Indonesia yang meninggal dunia, mayoritas kehilangan kemampuan untuk mendinginkan 1 ( jawaban
orang laki-laki yang dikarenakan penyakit suhu tubuh mereka. Karena kelenjar keringat salah)
sistem sirkulasi dan hipertensi. menurut mereka telah kering, sehingga kemampuan 2 (jawaban
dr.Ramon Andreas MSc, penyebabnya karena tubuh mereka untuk mempertahankan suhu kurang tepat)
suhu udara di Arab Saudi dewasa kurang inti tubuh sudah tidak bekerja dengan baik 3 (jawaban
bersahabat pada jamaah khususnya orang seperti ketika mereka masih muda dan dapat benar tapi tidak
Indonesia, suhu mencapai 42 C dengan menyebabkan dehidrasi kronis sehingga orang lengkap)
kelembaban 17% . tersebut akan sangat kekurangan cairan tubuh 4 (jawaban
9. Dari informasi di atas, buatlah penjelasan dan menyebabkan ketidak aturan detak tepat dan
mengenai masalah yang terjadi! jantung sehingga membuat aliran darah tidak lengkap)
159

stabil dan dehidrasi juga mengakibatkan


ketidakseimbangan elektrolit, sebagai
hasilnya, seseorang dapat mengalami syok
kardiogenik. Pada saat terjadinya syok
kardiogenik, jantung tiba-tiba menjadi lemah
dan tidak dapat memompa cukup darah ke
seluruh tubuh. Ini dapat mengakibatkan
kegagalan multi-organ yang dapat memicu
serangan jantung atau kematian jantung
mendadak.

Asumsi yang Setiap hari minggu budi bermain sepeda di 0 (tidak ada
diperlukan taman dekat rumahnya, suatu ketika budi jawaban)
terjatuh dari sepeda dan kakinya berdarah, 1 (jawaban
salah alasan
setelah beberapa menit luka Budi menutup dan
salah)
sudah tidak lagi mengeluarkan darah, tetapi 2 (jawaban
sehari kemudian luka budi bengkak dan benar tanpa
terdapat cairan putih didalamnya. alasan)
3 (jawaban
10. Cairan apa yang terdapat pada luka budi? benar alasan
Jelaskan! Cairan putih yang terdapat pada luka budi salah)
yaitu nanah yang dikarenakan adanya 4 (jawaban
aktivitas sel darah putih dimana jika terdapat benar alasan
luka maka sel darah putih akan berkumpul benar)
untuk mengepung dan memakan bakteri yang
menempel di luka tersebut, kemudian bakteri
dan sel darah putih mati menjadi nanah.
5. Memutuskan Menyeleksi Suatu pagi ketika shofi sedang memotong Karena adanya trombosit yang berfungsi 0 (tidak ada
suatu tindakan kriteria untuk sayur, tidak sengaja jari telunjuknya terkena dalam pembekuan darah sehingga luka dapat jawaban)
membuat pisau, setelah beberapa menit darahnya sudah menutup. Jika terjadi luka trombosit pecah 1 (jawaban
solusi mengeluarkan enzim trombokinase mengubah salah alasan
tidak lagi keluar dan lukanya menutup.
protrombin menjadi thrombin dengan bantuan salah)
160

Bagaimana luka shofi bisa menutup dan tidak Ca dan vitamin K, kemudian fibrinogen 2 (jawaban
11. mengeluarkan darah lagi? Jelaskan! mengeluarkan benang-benang fibrin dan luka benar tanpa
pun tertutup. alasan)
3 (jawaban
benar alasan
salah)
4 (jawaban
benar alasan
benar)
Menelaah Setiap organisme baik mikroorganisme Gambar B, karena gambar B adalah gambar 0 (tidak
maupun makroorganisme memiliki sistem sistem peredaran darah pada cacing yang menjawab)
peredaran darah, dan sistem peredaran darah termasuk hewan avertebrata, walaupun 1 (jawaban
yang dimilikinya berbeda-beda, misalnya demikian tetapi cacing memiliki sistem salah alasan
sistem peredaran darah pada hewan vertebrata peredaran darah tertutup dimana sistem salah)
berbeda dengan hewan avertebrata. Hewan peredaran darahnya lebih lengkap jika 2 (jawaban
vertebrata umumnya memiliki sistem dibandingkan hewan avertebrata lainnya, benar tanpa
peredaran darah tertutup dan lebih kompleks karena sudah memiliki selom yang berisi alasan)
dibandingkan avertebrata yang umumnya pembuluh-pembuluh darah, yaitu pembuluh 3 (jawaban
memiliki sistem peredaran darah terbuka dan darah punggung, perut, dan samping dengan benar alasan
sederhana. lima aorta (pembesaran pembuluh darah salah)
sebagai jantung). Darah pada cacing berfungsi 4 (jawaban
mengangkut sari-sari makanan dan oksigen. benar alasan
benar)

A B
12. Dari wacana yang sudah kalian baca, menurut
kalian gambar mana yang menunjukkan sistem
peredaran darah hewan avertebrata? Jelaskan!
161

Menelaah Tini dan tono menikah tahun 2014 lalu, mereka


Anak kedua dan ketiga tini dan tono 0 (tidak ada
berencana memiliki 3 orang anak, setelah 1 meninggal karena anak tersebut menderita jawaban)
tahun menikah tini melahirkan anak pertama eritroblastolis fetalis. Kondisi ini dapat 1 (jawaban
dengan kondisi mengalami anemia berat, terjadadi apabila seorang wanita yang
salah)
setelah anak pertamanya berumur 11 bulan, memiliki Rh- menikah dengan laki-laki yang
tini mengandung anak kedua, tapi sayangnya memiliki Rh+ sehingga mengandung bayi 2 (jawaban
anak kedua meninggal sebelum dilahirkan, dengan Rh+. Kondisi tersebut akan benar tidak
kemudian ketika tini mengandung anak ketigamenyebabkan terbentuknya zat anti body atau disertai
juga meninggal. agglutinin anti Rh pada tubuh wanita. Zat anti penjelasan)
bodi tersebut akan memberikan dampak pada 3 (jawaban
13. Apa yang menyebabkan anak kedua dan ketiga kehamilan kedua. Pada saat itu zat anti bodi benar,
mereka meninggal? akan bereaksi kedalam darah janin dan dapat
penjelasan
menimbulkan kerusakan pada eritrosit,
sehingga bayi tersebut meninggal. Dengan salah)
demikian anak kedua nereka meninggal dalam 4 (jawaban
kandungan. benar,
penjelasan
benar)

Memutuskan Mengidentifik 14. Kenaikan tekanan Factor penyebabnya yaitu karena merokok, 0 (tidak ada
suatu tindakan asi masalah darah sistole karena rokok mengandung nikotin sebagai jawaban)
Status Tidak Meningka Total penyebab ketagihan yang akan merangsang 1 (jawaban
merok meningkat t jantung, saraf, otak dan organ tubuh lainnya tidak tepat)
ok n % n % n % bekerja tidak normal, nikotin juga 2 (jawaban
merangsang pelepasan adrenalin sehingga kurang tepat)
Tidak 12 63,2 7 36,8 19 100 meningkatkan tekanan darah, denyut nadi dan 3 (jawaban
Ya 7 22,6 24 77,4 31 100 tekanan kontraksi otot jantung. benar tapi tidak
Merokok secara langsung menyebabkan lengkap)
Faktor apa yang menyebabkan kenaikan meningkatnya denyut jantung dan tekanan 4 (jawaban
tekanan darah systole jika dilihat dari tabel? darah untuk sementara, disebabkan pengaruh tepat dan
162

Mengapa? nikotin dalam peredaran darah. lengkap)

a.Merumuska 15. Hipertensi merupakan penyakit yang a. Mengajak hidup sehat dengan cara jalan 0 (tidak ada
n solusi mematikan, para pakar mengatakan tahun 2015 sehat, olah raga setiap pagi (sabtu dan jawaban)
alternative hipertensi menjadi penyebab 45% kematian minggu) karena dengan berolah raga dapat 1 (memberikan
akibat serangan jantung dan 51% kematian membiasakan seseorang untuk aktif solusi dan
akibat stroke di seluruh dunia. Salah satu factor bergerak, dan selalu mengingatkan bahaya tindakan yang
penyebabnya yaitu konsumsi rokok. Upaya hipertensi. tidak relevan)
agar terhindar dari hipertensi yaitu dengan cara 2 (memberikan
rutin cek tekanan darah, hindari stress, diet solusi dan
seimbang, dll. b. Dengan cara membuat poster yang berisi tindakan yang
b.Mempresent a. Solusi apa lagi yang mungkin dapat tentang bahaya hipertensi dan faktor-faktor tidak relevan
asikan baik kita lakukan agar hipertensi tidak yang mempengaruhi terjadinya hipertensi tetapi beserta
lisan maupun banyak menyerang masyarakat? penjelasan)
tulisan Jelaskan! 3 (memberikan
b. Buatlah poster yang menarik agar solusi dan
masyarakat mau melakukan solusi tindakan yang
yang kamu tawarkan relevan tapi
tidak ada
penjelasan)
4 (member
solusi dan
tindakan yang
relevan beserta
penjelasan)
Lampiran 9 163

Sistem Peredaran Darah

Nama : Hari/tanggal :

Kelas : Waktu :

Isilah titik-titik di bawah ini dengan tepat!

1. Hipertensi atau yang lebih dikenal sebagai tekanan darah tinggi merupakan kondisi
dimana tekanan darah pada dinding arteri meningkat. Kasus hipertensi di Indonesia
merupakan salah satu penyebab kematian yang cukup tinggi. Menurut data statistic,
hampir di seluruh provinsi di Indonesia memiliki persentase yang tinggi dalam kasus
hipertensi. Provinsi-provinsi di pulau Jawa, Sumatra, dan Kalimantan, menunjukkan
persentase yang tinggi sebesar 30% dalam kasus hipertensi. Namun persentase paling
rendah terdapat di Papua, hanya 16%. WWW.Tempo.com
a. Buatlah 2 pertanyaan yang sesuai dengan berita diatas!
b. Tentukan jawaban dari pertanyaan yang sudah kamu buat!
Jawab
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………

2. Tubuh kita membutuhkan makanan yang kemudian dicerna


didalam usus, sari-sari makan tersebut diserap oleh darah dan
diedarkan ke seluruh tubuh. Darah merupakan alat transportasi
yang sangat penting bagi tubuh kita. Sistem peredaran darah
manusia terdiri dari darah dan alat-alat peredaran darah. diantara
alat peredaran darah yaitu jantung, dimana jantung berfungsi
memompa darah agar dapat mengalir ke seluruh tubuh, selain
jantung juga terdapat pembuluh-pembuluh yang berfungsi sebagai
jalannya darah untuk mengalir ke seluruh tubuh.
164

Dari keterangan tersebut, tuliskan bagian-bagian dan fungsi gambar diatas sesuai dengan
nomor yang tersedia !
Jawab………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
3. Rahmi adalah seorang ibu rumah tangga, bagian betis
kiri rahmi berbeda dengan betis kanannya, betis
bagian kiri rahmi terdapat tonjolan-tonjolan yang
berwarna biru seperti yang ditunjukkan gambar di
atas.

a. Setelah mengamati gambar kedua kaki di atas, apa yang terjadi pada betis kiri (A)
rahmi? Jelaskan!
b. Factor apa sajakah yang mempengaruhi terjadinya kondisi tersebut?
Jawab………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………

4. Siswa kelas XI sedang melakukan praktikum mengenai


komponen darah dengan cara meneteskan darah di kaca
165

preparate dan mengamatinya menggunakan mikroskop, hasil yang mereka dapatkan mirip
seperti pada gambar di samping.

Dari informasi diatas, berikan kesimpulanmu!

Jawab………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
5. Perhatikan tabel dibawah ini !
Siswa
Terdapat 4 siswa yang ingin mengetahui
Ani
golongan darah mereka. Keempat siswa
mengambil sampel darah yang akan di tes
golongan darahnya, kemudian sampel Budi
darah tersebut ,masing- masing ditetesi
oleh serum anti A, anti B dan anti AB, Cici
setelah beberapa menit terlihat sampel
darah mereka seperti tabel di atas.
Dora

a. Dari tabel di atas tentukan masing-masing golongan darah ke-4 siswa!

b. Jelaskan alasan setelah menentukan masing-masing golongan darah!

Jawab:
a.……………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
b……………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
166

………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………..

6. Tubuh kita membutuhkan makanan yang kemudian dicerna didalam


usus, sari-sari makan tersebut diserap oleh darah dan diedarkan ke
seluruh tubuh. Darah merupakan alat transportasi yang sangat penting
bagi tubuh kita. Sistem peredaran manusia terdiri dari darah dan alat-
alat peredaran darah. diantara alat peredaran darah yaitu jantung,
dimana jantung berfungsi memompa darah agar dapat mengalir ke
seluruh tubuh, selain jantung juga terdapat pembuluh-pembuluh yang
berfungsi sebagai jalannya darah untuk mengalir ke seluruh tubuh.

Dari gambar di atas tuliskan urutan jalannya darah yang beredar dari seluruh tubuh dan
kembali ke seluruh tubuh !
Jawab………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………..
7. Setiap hari minggu budi bermain sepeda di taman dekat rumahnya, suatu ketika budi
terjatuh dari sepeda dan kakinya berdarah, setelah beberapa menit luka Budi menutup dan
sudah tidak lagi mengeluarkan darah, tetapi sehari kemudian luka budi bengkak dan
terdapat cairan putih didalamnya.

Cairan apa yang terdapat pada luka budi? Jelaskan!

Jawab………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
167

………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………

8. Suatu pagi ketika shofi sedang memotong sayur, tidak sengaja jari telunjuknya terkena
pisau, setelah beberapa menit darahnya sudah tidak lagi keluar dan lukanya menutup.

Bagaimana luka shofi bisa menutup dan tidak mengeluarkan darah lagi? Jelaskan!

Jawab………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………..

9. Hipertensi merupakan penyakit yang mematikan, para pakar mengatakan tahun 2015
hipertensi menjadi penyebab 45% kematian akibat serangan jantung dan 51% kematian
akibat stroke di seluruh dunia. Salah satu factor penyebabnya yaitu konsumsi rokok.
Upaya agar terhindar dari hipertensi yaitu dengan cara rutin cek tekanan darah, hindari
stress, diet seimbang, dll.
a. Solusi apa lagi yang mungkin dapat kita lakukan agar hipertensi tidak banyak
menyerang masyarakat? Jelaskan!
b. Buatlah poster yang menarik agar masyarakat mau melakukan solusi yang kamu
tawarkan!
Jawab………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
Lampiran 10 168

Correlations
p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 p11 p12 p13 p14 p15 Totalskor
** *
p1 Pearson Correlation 1 -.186 .011 -.127 -.269 -.350 .119 -.274 -.474 -.269 -.145 .000 -.139 -.297 -.311 -.436
Sig. (2-tailed) .324 .956 .502 .151 .058 .530 .143 .008 .151 .444 1.000 .464 .111 .094 .016
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
** * * * **
p2 Pearson Correlation -.186 1 .140 .485 .395 -.174 -.054 .350 -.052 .402 .342 .384 -.164 -.063 .198 .587
Sig. (2-tailed) .324 .460 .007 .031 .358 .776 .058 .786 .028 .064 .036 .388 .741 .293 .001
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
** * *
p3 Pearson Correlation .011 .140 1 .203 .321 -.015 .166 .113 -.202 .200 .464 -.156 .413 .012 .086 .438
Sig. (2-tailed) .956 .460 .283 .083 .938 .382 .551 .285 .289 .010 .410 .023 .949 .650 .015
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
** ** **
p4 Pearson Correlation -.127 .485 .203 1 .274 -.097 -.036 -.019 -.011 .260 .496 .102 -.147 .342 -.057 .550
Sig. (2-tailed) .502 .007 .283 .143 .612 .850 .922 .952 .166 .005 .591 .437 .064 .766 .002
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
* * **
p5 Pearson Correlation -.269 .395 .321 .274 1 .074 .159 .442 .050 .360 .184 .056 .073 .088 .166 .649
Sig. (2-tailed) .151 .031 .083 .143 .697 .402 .014 .791 .051 .329 .768 .700 .645 .381 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
*
p6 Pearson Correlation -.350 -.174 -.015 -.097 .074 1 -.134 -.054 .074 .041 .259 -.378 .130 .248 .105 .137
Sig. (2-tailed) .058 .358 .938 .612 .697 .481 .777 .696 .831 .167 .039 .494 .187 .582 .472
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
p7 Pearson Correlation .119 -.054 .166 -.036 .159 -.134 1 .162 -.199 .038 -.138 -.118 -.243 -.042 .261 .105
Sig. (2-tailed) .530 .776 .382 .850 .402 .481 .393 .292 .842 .466 .535 .196 .825 .163 .579
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
* ** **
p8 Pearson Correlation -.274 .350 .113 -.019 .442 -.054 .162 1 -.064 .238 .188 .286 .271 -.238 .591 .548
Sig. (2-tailed) .143 .058 .551 .922 .014 .777 .393 .736 .206 .320 .126 .147 .206 .001 .002
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
** *
p9 Pearson Correlation -.474 -.052 -.202 -.011 .050 .074 -.199 -.064 1 -.079 -.154 .309 .039 .436 .249 .252
Sig. (2-tailed) .008 .786 .285 .952 .791 .696 .292 .736 .679 .416 .096 .839 .016 .184 .180
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
* **
p10 Pearson Correlation -.269 .402 .200 .260 .360 .041 .038 .238 -.079 1 .139 -.162 .059 .086 .179 .514
Sig. (2-tailed) .151 .028 .289 .166 .051 .831 .842 .206 .679 .464 .394 .756 .651 .344 .004
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
** ** **
p11 Pearson Correlation -.145 .342 .464 .496 .184 .259 -.138 .188 -.154 .139 1 .000 .323 .177 .072 .568
Sig. (2-tailed) .444 .064 .010 .005 .329 .167 .466 .320 .416 .464 1.000 .082 .349 .704 .001
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
* *
p12 Pearson Correlation .000 .384 -.156 .102 .056 -.378 -.118 .286 .309 -.162 .000 1 .000 -.149 .308 .264
Sig. (2-tailed) 1.000 .036 .410 .591 .768 .039 .535 .126 .096 .394 1.000 1.000 .432 .098 .159
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
*
p13 Pearson Correlation -.139 -.164 .413 -.147 .073 .130 -.243 .271 .039 .059 .323 .000 1 .004 -.085 .218
Sig. (2-tailed) .464 .388 .023 .437 .700 .494 .196 .147 .839 .756 .082 1.000 .983 .657 .248
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
*
p14 Pearson Correlation -.297 -.063 .012 .342 .088 .248 -.042 -.238 .436 .086 .177 -.149 .004 1 .000 .356
Sig. (2-tailed) .111 .741 .949 .064 .645 .187 .825 .206 .016 .651 .349 .432 .983 1.000 .054
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
** **
p15 Pearson Correlation -.311 .198 .086 -.057 .166 .105 .261 .591 .249 .179 .072 .308 -.085 .000 1 .521
Sig. (2-tailed) .094 .293 .650 .766 .381 .582 .163 .001 .184 .344 .704 .098 .657 1.000 .003
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
* ** * ** ** ** ** ** **
Totalskor Pearson Correlation -.436 .587 .438 .550 .649 .137 .105 .548 .252 .514 .568 .264 .218 .356 .521 1
Sig. (2-tailed) .016 .001 .015 .002 .000 .472 .579 .002 .180 .004 .001 .159 .248 .054 .003
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
169

Case Processing Summary


Reliability Statistics

N %
Cases Valid 30 100.0 Cronbach's Alpha N of Items

Excludeda 0 .0 .689 9
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in
the procedure.
Lampiran 11 170

Rekapitulasi Penilaian Kelas Eksperimen dan Kontrol

Skor Butir Soal Eksperimen posttest


Siswa 1 2 3 4 5 skor nilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9
A 4 3 4 3 3 3 3 2 2 27 75
B 4 3 4 3 3 3 4 3 4 31 86
C 4 2 3 3 3 3 4 3 2 27 75
D 4 3 4 4 3 4 4 4 4 34 94
E 4 4 3 3 4 4 4 3 4 33 92
F 4 3 4 4 2 4 4 4 2 31 86
G 3 3 2 3 3 3 4 1 2 24 67
H 4 2 3 3 3 2 4 2 1 24 67
I 4 3 2 3 2 3 3 3 2 25 69
J 4 1 2 2 2 2 3 3 3 21 58
K 4 2 3 2 3 3 3 2 4 26 72
L 1 3 3 2 2 3 3 3 4 24 67
M 4 2 3 0 3 2 3 3 2 22 55
N 4 2 4 4 2 4 4 4 4 32 89
O 4 4 4 4 4 3 4 3 2 32 89
P 4 2 4 1 2 4 4 4 3 28 78
Q 4 4 4 3 3 2 3 3 4 30 83
R 4 2 4 4 2 1 2 2 4 25 69
S 4 4 4 3 3 4 4 1 4 31 86
T 4 2 3 3 2 1 2 3 3 23 64
U 1 3 3 4 3 4 3 3 4 28 78
V 4 4 4 3 2 3 4 4 4 32 89
W 4 3 3 3 3 3 3 4 2 28 78
X 1 2 3 3 3 1 2 3 3 21 58
Y 2 2 3 3 2 3 3 3 3 24 67
Z 2 2 4 3 2 3 3 3 3 25 69
AA 4 2 3 4 3 4 3 3 2 28 78
BB 4 2 4 2 2 4 4 3 3 28 78
CC 4 2 3 1 2 3 2 2 2 23 64
DD 4 4 3 3 2 3 4 4 4 33 92
EE 4 3 3 3 2 2 3 2 3 27 75
FF 4 3 4 3 2 1 4 3 3 29 81
GG 4 2 3 3 3 2 3 3 2 28 78
118 88 110 95 85 94 110 96 98
206 205 85 204 194
% 78.03 77.65 64.4 77.27 73.48
171

Skor Butir Soal Eksperimen pretest


Siswa 1 2 3 4 5 skor nilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 4 1 2 2 2 2 1 1 1 16 44
2 1 1 3 2 2 2 2 1 3 17 47
3 4 0 2 2 4 0 2 1 1 16 44
4 4 1 2 3 3 1 1 3 4 22 61
5 4 0 2 3 2 1 2 2 1 17 47
6 4 1 2 1 2 2 2 1 1 16 44
7 2 2 2 3 3 1 3 1 2 19 53
8 3 0 2 1 1 1 2 0 2 12 33
9 4 2 2 3 3 2 0 3 1 20 56
10 2 0 0 0 0 0 3 2 2 9 25
11 4 0 1 1 2 2 2 1 2 15 42
12 2 3 1 1 1 2 2 1 2 15 42
13 2 0 3 0 2 0 2 1 1 11 31
14 4 0 4 2 3 2 3 3 2 23 64
15 4 2 2 4 3 2 3 3 1 24 67
16 4 0 0 1 0 0 2 0 0 7 19
17 4 1 2 1 2 2 2 1 1 16 44
18 4 2 3 3 4 2 3 1 4 26 72
19 2 0 3 2 4 0 3 1 1 16 44
20 4 1 3 4 2 2 2 2 3 23 64
21 1 3 2 3 1 1 2 1 4 18 50
22 4 0 3 3 2 0 2 3 1 18 50
23 3 2 3 3 3 0 2 3 1 20 56
24 1 1 2 1 2 1 3 1 2 14 39
25 4 1 2 3 3 2 1 3 3 22 61
26 1 1 3 1 1 1 2 1 4 15 42
27 4 0 4 1 2 2 2 3 2 20 56
28 3 1 3 1 1 2 2 3 1 17 47
29 1 0 3 2 2 2 2 1 3 16 44
30 3 2 2 4 3 2 1 3 4 24 67
31 4 1 2 3 4 1 3 1 1 20 56
32 4 1 1 1 2 2 2 1 1 15 42
33 4 0 1 1 2 1 2 1 1 13 36
103 30 72 66 73 43 68 54 63
133 138 73 111 117
% 50.38 52.27 55.3 42.05 44.32
172

Skor Butir Soal Kontrol Posttest


Siswa 1 2 3 4 5 skor nilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9
I 4 3 3 3 3 3 4 2 2 27 75
II 3 2 2 3 3 3 2 1 3 22 61
III 2 2 3 3 3 3 4 1 2 23 64
IV 3 2 4 1 3 2 2 2 4 23 64
V 4 3 2 3 1 3 3 3 2 24 67
VI 4 3 2 2 3 2 2 1 1 20 56
VII 4 2 3 2 2 4 2 2 1 22 61
VIII 4 4 2 1 2 4 2 2 2 23 64
IX 2 3 3 2 2 3 3 3 1 22 61
X 4 2 4 3 1 3 3 4 3 27 75
XI 1 3 4 4 2 4 3 4 4 29 81
XII 4 3 4 2 3 1 2 3 3 25 69
XIII 4 3 2 4 2 3 3 3 4 28 78
XIV 2 3 1 2 3 3 3 1 2 20 56
XV 4 3 2 1 2 2 3 1 2 20 56
XVI 4 4 2 3 3 4 3 3 1 27 75
XVII 4 3 2 3 3 4 3 3 3 28 78
XVIII 4 4 3 3 2 3 2 4 3 31 86
XIX 4 2 1 4 2 2 2 2 2 21 58
XX 4 2 2 3 2 3 1 3 4 24 67
XXI 4 2 2 2 2 2 3 2 0 19 53
XXII 4 2 2 2 2 3 3 4 4 26 72
XXIII 3 2 3 3 3 4 2 2 0 22 61
XXIV 4 3 2 3 2 3 1 3 2 23 64
XXV 2 2 2 1 2 1 2 1 2 15 42
XXVI 3 2 3 1 2 2 2 3 4 22 61
XXVII 4 2 2 2 2 1 2 2 3 20 56
XXVIII 4 2 2 1 3 1 2 1 1 17 47
XXIX 4 2 4 3 2 3 2 2 4 26 72
XXX 4 4 2 3 2 4 3 4 3 29 81
XXXI 1 4 3 4 2 3 4 4 2 27 75
XXXII 3 3 2 2 3 2 2 3 3 23 64
XXXIII 4 2 3 3 2 3 2 2 4 25 69
113 88 83 82 76 91 82 81 81
201 165 76 173 162
% 76.14 62.5 57.6 65.53 61.36
173

Skor Butir Soal Kontrol Pretest


Siswa 1 2 3 4 5 skor nilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1A 4 3 3 4 4 3 4 2 2 29 81
1B 2 2 2 1 1 1 1 1 2 13 36
1C 3 3 0 3 4 0 2 3 0 16 44
1D 4 1 2 0 3 1 2 1 4 18 50
1E 2 2 3 3 4 1 2 2 2 20 56
1F 4 1 1 0 2 0 2 1 1 12 33
1G 4 0 3 0 0 0 0 0 1 8 22
1H 4 2 1 1 2 1 1 3 1 16 44
1I 2 2 4 1 4 2 2 3 1 21 58
1J 4 2 2 4 2 2 1 1 2 20 56
1K 1 1 1 3 4 1 2 3 3 19 53
1L 4 1 3 1 3 2 2 1 3 20 56
1M 4 2 2 4 4 3 2 3 4 28 78
1N 3 2 1 1 2 0 2 2 2 15 42
1O 4 2 3 1 1 1 2 1 2 17 47
1P 4 1 2 3 4 0 2 1 4 21 58
1Q 4 3 2 3 3 1 3 2 2 23 64
1R 4 2 2 3 3 2 1 1 1 19 53
1S 3 2 1 2 2 1 2 2 4 19 53
1T 4 2 1 1 3 1 1 3 4 20 56
1U 3 2 3 0 0 0 3 0 0 11 31
1V 4 2 3 3 3 2 3 0 2 22 61
1W 4 0 3 1 2 0 2 3 1 16 44
1X 4 1 2 3 2 1 2 2 2 25 69
1Y 2 1 1 0 3 0 2 0 4 13 36
1Z 4 0 3 1 2 0 3 1 3 17 47
2A 4 1 2 2 4 1 1 1 2 18 50
2B 3 1 3 0 1 0 2 1 3 14 39
2C 4 1 2 0 3 1 2 1 4 18 50
2D 3 3 1 3 2 2 3 1 3 21 58
2E 1 2 2 3 1 1 3 3 3 19 53
2F 4 1 3 3 1 2 2 2 1 21 58
2G 3 1 2 1 4 1 2 2 4 20 56
111 52 69 59 83 34 66 53 77
163 128 83 100 130
% 61.74 48.48 62.9 37.88 49.24
174
Lampiran 12

Tabel Perhitungan N-Gain


Peserta kelas kntrol Kelas Eksperimen
didik pretest postest N-Gain 1 Kriteria pretest postest N-Gain 2 Kriteria
1 78 78 0 rendah 48 85 0.71153846 tinggi
2 40 63 0.383333 sedang 48 88 0.76923077 tinggi
3 45 68 0.418182 sedang 44 78 0.60714286 sedang
4 50 68 0.36 sedang 60 95 0.875 tinggi
5 55 70 0.333333 sedang 50 93 0.86 tinggi
6 35 60 0.384615 sedang 43 88 0.78947368 tinggi
7 25 55 0.4 sedang 55 68 0.28888889 rendah
8 45 68 0.418182 sedang 33 65 0.47761194 sedang
9 58 65 0.166667 rendah 60 70 0.25 rendah
10 50 75 0.5 sedang 28 60 0.44444444 sedang
11 50 83 0.66 sedang 40 75 0.58333333 sedang
12 53 68 0.319149 sedang 45 68 0.41818182 sedang
13 75 80 0.2 rendah 33 55 0.32835821 sedang
14 48 50 0.038462 rendah 60 90 0.75 tinggi
15 48 58 0.192308 rendah 68 90 0.6875 sedang
16 53 78 0.531915 sedang 23 80 0.74025974 tinggi
17 63 75 0.324324 sedang 45 85 0.72727273 tinggi
18 53 80 0.574468 sedang 70 65 -0.1666667 rendah
19 55 60 0.111111 rendah 43 88 0.78947368 tinggi
20 58 65 0.166667 rendah 60 60 0 rendah
21 33 48 0.223881 sedang 53 80 0.57446809 sedang
22 63 75 0.324324 sedang 53 90 0.78723404 tinggi
23 48 65 0.326923 sedang 58 80 0.52380952 sedang
24 68 68 0 rendah 40 63 0.38333333 sedang
25 38 45 0.112903 rendah 58 65 0.16666667 rendah
26 50 60 0.2 rendah 45 68 0.41818182 sedang
27 50 55 0.1 rendah 55 78 0.51111111 sedang
28 43 48 0.087719 rendah 50 73 0.46 sedang
29 53 68 0.319149 sedang 45 63 0.32727273 sedang
30 58 83 0.595238 sedang 63 88 0.67567568 sedang
31 53 73 0.425532 sedang 55 73 0.4 sedang
32 55 60 0.111111 rendah 45 70 0.45454545 sedang
33 55 65 0.222222 rendah 38 65 0.43548387 sedang
Rata-rata 44.84211 57.36842 0.28884 rendah 43.62162 67.62162 0.5166311 sedang
Tertinggi 78 83 0.66 sedang 72 97 0.789 tinggi
Terendah 25 48 0 rendah 20 61 -0.177 rendah
SD 1.7486 3.4838
175

Perbandingan Nilai Rata-rata Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol


Nilai Rata-rata
Kelas Pretest Posttest N-Gain
Eksperimen 43.62 67.62 0.52
Kontrol 44.84 57.37 0.29

Perbandingan Presentase Kategori N-Gain Pada Kelas Eksperimen dan Kelas


Kontrol
Kategori N-Gain Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Tinggi 10 orang (30.30%) -
Sedang 18 orang (54.55%) 19 orang (57.58%)
Rendah 5 orang (15.16%) 14 orang (42.42%)
Lampiran 13 176

Rekapitulasi Persentase Per-Indikator Keterampilan Berpikir Kritis


1. Memberikan penjelasan sederhana (elementary clarification)

2. Membangun keterampilan dasar (basic support)

3. Membuat inferensi atau menyimpulkan (inferring)

4. Membuat penjelasan lebih lanjut (advanced clarification)

5. Mengatur strategi dan taktik (strategies and tactics)

Eksperimen Posttest Eksperimen Pretest


Skor Ideal 132 Skor Ideal 132
Persentase Indikator % Persentase Indikator %
1 78.03 1 50.38
2 77.65 2 52.27
3 64.4 3 55.3
4 77.27 4 42.05
5 73.48 5 44.32
Jumlah 370.83 Jumlah 244.32
Rata-rata 74.166 Rata-rata 48.864

Kontrol Posttest Kontrol Pretest


Skor Ideal 132 Skor Ideal 132
Persentase Indikator % Persentase Indikator %
1 76.14 1 61.74
2 62.5 2 48.48
3 57.6 3 62.9
4 65.53 4 37.88
5 61.36 5 49.24
Jumlah 323.13 Jumlah 260.24
Rata-rata 64.626 Rata-rata 52.048
Lampiran 14 177

Uji Normalitas, Homogenitas dan Taraf Signifikansi per Sub-Indikator KBK

Indikator 1

Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk

kelas Statistic df Sig. Statistic df Sig.

indik1 eksperimen .246 33 .000 .886 33 .002

kontrol .168 33 .019 .922 33 .020

a. Lilliefors Significance Correction

Test of Homogeneity of Variances


indik1
Levene Statistic df1 df2 Sig.

.291 1 64 .592

a
Test Statistics

indik1

Mann-Whitney U 489.000
Wilcoxon W 1050.000
Z -.737
Asymp. Sig. (2-tailed) .461

a. Grouping Variable: kelas

Indikator 2

Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk

Kelas Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Nilaiposttest eksperimen .190 33 .004 .921 33 .019

kontrol .167 33 .021 .934 33 .044

a. Lilliefors Significance Correction

Test of Homogeneity of Variances


Nilaiposttest

Levene Statistic df1 df2 Sig.

.000 1 64 .993
178

a
Test Statistics

Posttest

Mann-Whitney U 270.500
Wilcoxon W 831.500
Z -3.593
Asymp. Sig. (2-tailed) .000

a. Grouping Variable: Kelas

Indikator 3

Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk

Kelas Statistic df Sig. Statistic df Sig.


Posttest E .311 33 .000 .741 33 .000

K .334 33 .000 .744 33 .000

a. Lilliefors Significance Correction

Test of Homogeneity of Variances


Posttest

Levene Statistic df1 df2 Sig.

.655 1 64 .421

a
Test Statistics

Postes

Mann-Whitney U 434.000
Wilcoxon W 995.000
Z -1.602
Asymp. Sig. (2-tailed) .109

a. Grouping Variable: Kelas


179

Indikator 4

Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk

kelas Statistic df Sig. Statistic df Sig.

indik4 eksperimen .166 33 .022 .894 33 .004

kontrol .178 34 .008 .820 34 .000

a. Lilliefors Significance Correction

Test of Homogeneity of Variances


indik4

Levene Statistic df1 df2 Sig.


.476 1 65 .493

a
Test Statistics

indik4

Mann-Whitney U 379.000
Wilcoxon W 974.000
Z -2.327
Asymp. Sig. (2-tailed) .002

a. Grouping Variable: kelas

Indikator 5

Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk

kelas Statistic df Sig. Statistic df Sig.

indik5 eksperimen .173 33 .013 .931 33 .038

kontrol .176 33 .011 .926 33 .028

a. Lilliefors Significance Correction


180

Test of Homogeneity of Variances


indik5

Levene Statistic df1 df2 Sig.

8.393 1 64 .005

a
Test Statistics

indik5

Mann-Whitney U 387.500
Wilcoxon W 948.500
Z -2.049
Asymp. Sig. (2-tailed) .004

a. Grouping Variable: kelas


Lampiran 15 181

Uji Normalitas, Homogenitas dan Taraf Signifikansi pretest dan posttest Indikator
KBK
Posttest

Descriptives
Kelas Statistic Std. Error
Nilai posttest 1 Mean 75.94 1.848
95% Confidence Lower
72.17
Interval for Mean Bound
Upper
79.70
Bound
5% Trimmed Mean 76.08
Median 78.00
Variance 112.746
Std. Deviation 10.618
Minimum 55
Maximum 94
Range 39
Interquartile Range 19
Skewness -.100 .409
Kurtosis -.831 .798
2 Mean 65.73 1.759
95% Confidence Lower
62.14
Interval for Mean Bound
Upper
69.31
Bound
5% Trimmed Mean 65.92
Median 64.00
Variance 102.080
Std. Deviation 10.103
Minimum 42
Maximum 86
Range 44
Interquartile Range 16
Skewness -.122 .409
Kurtosis -.177 .798

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Kelas Statistic df Sig. Statistic df Sig.
*
Nilai posttest 1 .107 33 .200 .964 33 .343
*
2 .113 33 .200 .981 33 .805
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
182

Test of Homogeneity of Variances


Nilai posttest
Levene Statistic df1 df2 Sig.
.176 1 64 .676

ANOVA
Nilai posttest
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 1720.742 1 1720.742 16.020 .000
Within Groups 6874.424 64 107.413
Total 8595.167 65

Independent Samples Test


Levene's
Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
95%
Std. Confidence
Sig. Mean Error Interval of the
(2- Differe Differe Difference
F Sig. t df tailed) nce nce Lower Upper
Posttest Equal
variances .176 .676 4.002 64 .000 10.212 2.551 5.115 15.309
assumed
Equal
variances
4.002 63.843 .000 10.212 2.551 5.115 15.309
not
assumed
183

Pretes

Descriptives
Std.
Kelas Statistic Error
Pretest 1 Mean 48.91 1.916
95% Confidence Lower
45.01
Interval for Mean Bound
Upper
52.81
Bound
5% Trimmed Mean 49.11
Median 48.00
Variance 121.148
Std. Deviation 11.007
Minimum 23
Maximum 70
Range 47
Interquartile Range 15
Skewness -.280 .409
Kurtosis -.093 .798
2 Mean 51.64 1.900
95% Confidence Lower
47.77
Interval for Mean Bound
Upper
55.51
Bound
5% Trimmed Mean 51.54
Median 53.00
Variance 119.176
Std. Deviation 10.917
Minimum 25
Maximum 78
Range 53
Interquartile Range 10
Skewness .098 .409
Kurtosis 1.090 .798

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statisti Statisti
Kelas c df Sig. c df Sig.
*
Pretest 1 .093 33 .200 .980 33 .801
2 .137 33 .123 .964 33 .339
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
184

Test of Homogeneity of
Variances
Pretest
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
.369 1 64 .546

ANOVA
Pretest
Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
Between
122.727 1 122.727 1.021 .316
Groups
Within
7690.364 64 120.162
Groups
Total 7813.091 65

Independent Samples Test


Levene's
Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
95%
Std. Confidence
Sig. Mean Error Interval of the
(2- Differe Differ Difference
F Sig. t df tailed) nce ence Lower Upper
Pretest Equal
variances .369 .546 -1.01 64 .316 -2.727 2.699 -8.118 2.664
assumed
Equal
variances
-1.01 63.996 .316 -2.727 2.699 -8.118 2.664
not
assumed
185
186
Lampiran 19 195

HASIL WAWANCARA DENGAN GURU BIOLOGI

Narasumber : Bpk Sopingi, M.Pd (Guru Bidang Studi Biologi)

Tempat : SMA Negeri 4 Tangerang Selatan

1. Kurikulum apa yang bapak gunakan dalam mengajar biologi di sekolahan?


Kurikulum 2013
2. Di dalam pembelajaran biologi, model pembelajaran apa saja yang pernah bapak
gunakan?
Model yang sesuai dengan kurikulum (Saintifik)
3. Bagaimana partisipasi siswa dalam proses pembelajaran? Apakah siswa aktif atau pasif?
Siswa kurang aktif, jika tidak dimotivasi. Jadi harus selalu didorong supaya selalu aktif,
seperti memberikan pertanyaan-pertanyyan.
4. Berapa persen siswa yang bertanya atau member tanggapan mengenai pembelajaran yang
bapak ajarkan?
Tergantung materi yang diajarkan, misalkan jika materi yang berhubungan dengan
kehidupan sehari-hari sekitar 40% siswa menanggapi. Tapi kalu materi yang sulit hanya
1-5 orang yang menanggapi.
5. Apakah setiap tugas yang diberikan oleh bapak selalu dikerjakan dengan baik oleh siswa?
Ya, siswa selalu mengerjakan tugas yang saya berikan dengan baik.
6. Apakah siswa mengalami kesulitan belajar dalam mempelajari biologi?
Biologi dianggap sulit karena banyak kata-kata ilmiah dan banyak yang harus dihafal.
Jadi harus ada trik-trik untuk mengatasinya.
7. Apakah dalam pembelajaran bapak pernah memberikan suatu permasalahan untuk
diidentifikasi, seperti menggunakan model PBL? Bagaimana respon siswa bila diberikan
suatu permasalahan?
Ya, saya pernah menggunakan model PBL dengan menyajikan suatu masalah dalam
pembelajaran. Siswa banyak yang antusias karena permasalahan yang diberikan berkaitan
dengan masalah sehari-hari. Tetapi dengan menggunakan model tersebut membutuhkan
196

waktu yang lama untuk bisa membahas satu bab dan ada sebagian siswa yang kurang
setuju karena merasa lebih paham kalau langsung dijelaskan oleh guru.
8. Bagaimana penerapan sistem penilaian hasil belajarnya? Untuk hasil belajar kognitif
apakah sudah menggunakan taksonomi Bloom yang baru?
Saya menggunakan penilaian dari hasil siswa mengerjakan soal-soal LKS dan PR yang
biasanya saya berikan. Saya sudah menggunakan taksonomi Bloom yang baru.
9. Apakah terdapat materi biologi yang dianggap guru/siswa paling sulit?
Kalau menurut saya materi yang mengenai sistem-sitem seperti sistem pernapasan, sistem
peredaran darah, dll memerlukan pembelajaran lebih.
10. Bagaimana hasil pembelajaran siswa tentang sistem peredaran darah selama ini?
Sejauh sebagian besar siswa hasilnya belum terlalu memuaskan, misalkan saat UTS/UAS
masih banyak yang remedial karena nilai dibawah KKM
Lampiran 20 197

Dokumentasi Penelitian

Anda mungkin juga menyukai