Anda di halaman 1dari 2

Deskripsi

Gastropoda ini memiliki bentuk permukaan tipis, spire berbentuk menyerupai kerucut, berbentuk
cembung, dan operculum berbentuk oval. Gastropoda inimemiliki bentuk pemukaaan tipis tapi
padat, spire berbentuk seperti kerucut, spire whorl berbentuk cembung, suture banyak dan pendek.
Bibir luar aperture tipis dan halus, columella halus, operculum berbentuk oval dengan beberapa
kumparan spiral dan inti lateral. Warna pemukaan luar cangkang putih hingga coklat pucat, dengan
pola padat garis coklat gelap dan hitam terutama pada spiral cords, umumnya lebih atau kurang
miring ke axial cords. Aperture berwarna kuning pucat hingga keputihan, dengan pola luar gelap.
Columella putih, kadang-kadang berwarna cokelat atau ungu. Ukuran panjang cangkang maksimum
4,4 cm, biasanya 3 cm.

Kingdom : animalia

Subkingdom : Bilateria

Infrakingdom : Protostomia

Superphylum : Lophozoa

Phylum : Mollusca

Class : Gastropoda

Ordo : Neotaenioglossa

Family : littorinidae

Genus : Littorina

Species : Littorina scabra (Linnaeus, 1758)

Habitat

Biasanya ditemukan di pesisir pantai, menempel pada batu di sepanjang garis pantai yang
mengalami pasang surut. Juga dapat ditemukan di atas substrat, di akar, di batang dan di daun
tumbuhan mangrove

L. scabra memperoleh makanan pada saat air surut, baik itu di akar maupun di batang pohon
mangrove, dimana mereka memakan berbagai autotrof makroskopik dan mikroskopik

Pola penyebaran dan Populasi

Pola penyebaran mengelompok dari Littoraria scabra lebih besar ditentukan oleh faktor-faktor
‘intrinsic’ daripada keragaman lingkungan. Pembentukan pengelompokkan, ditentukan oleh efek-
efek interaksi dari sejumlah faktor-faktor lingkungan dan agen-agen biologi (Garrity dan Levings,
1981). Faktor-faktor fisik meliputi suhu- suhu lingkungan, ekspos gelombang dan gerakan-gerakan
pasang (Feare, 1971); dan agen-agen biologi meliputi efek-efek predasi, atraksi intraspesifik dan
sejarah-sejarah hidup hewan-hewan
Tingkah laku mengelompok umumnya dilakukan untuk mereduksi stres kekeringan dan stress suhu.
Konsekuen dari pengelompokan L. Scabra adalah terciptanya mikrohabitat yang lembab dikarenakan
sejumlah mukosa penting yang ada dalam ‘patch’ yang secara potensial mengurangi stres
kekeringan. Selain itu, L. scabra berkelompok sebagai hasil pencaharian individu bagi suhu-suhu
spesifik yang ramah karena Pengelompokan individu-individu L. Scabra tidak lebih dingin daripada
individu tunggal (Chapperon, 2012).

L. Scabra berkelompok lebih sering pada saat pasang naik. Tingkah laku berkelompok saat pasang
naik dilakukan karena dapat mengurangi resiko terlepas akibat hempasan-hempasan gelombang
atau efek predasi oleh kepiting-kepiting selama air naik. Selain itu, pengelompokan L. Scabra juga
berkaitan dengan aktivitas-aktivitas makan dan atau reproduksi.

Anda mungkin juga menyukai