Disusun oleh:
BAB I
PENDAHULUAN
Analisis Butir soal adalah jaringan-jaringan yang perlu dianalisis secara cermat dan detail
karena merupakan syarat wajib tercapainya kualitas sebuah alat tes dalam evaluasi
pembelajaran. Analisis yang dalam tentang butir soal akan berimplikasi pada akurasi yang
dapat diandalkan untuk mengukur keberhasilan pembelajaran. Analisis butir soal secara
teoretis terkait dengan tiga dimensi pokok, yaitu indeks tingkat kesulitan, indeks daya beda,
dan efektivitas option (pada soal pilihan ganda).
Beberapa hal yang harus dilakukan sebelum menganalisis butir soal adalah sebagai
berikut:
a. Mengurutkan skor jawaban testee dari skor yang paling tinggi berturut-turut
sampai yang paling rendah
b. Membagi urutan skor menjadi tiga bagian, yaitu kelompok tinggi, tengah dan
rendah. Kelompok tinggi dan rendah yang kemudian dijadikan wakil dalam
hitungan. Pembagian menjadi tiga kelompok ini disarankan jika jumlah
pesertanya sangat banyak sehingga dapat memakan waktu lama jika jika dihitung
semuanya. Jika jumlanya relatif sedikit, maka cukup dibagi menjadi kelompok
tinggi dan rendah saja.
c. Menentukan besaran setiap kelompok dari tiga kelompok yang sudah dibagi. Tak
ada ketentuan baku perihal prosentase setiap kelompok itu. Namun sekedar
ancer-ancer bisa ditentukan 27% dari jumlah kelompok atas dan 27% dari jumlah
kelompok bawah, atau 27,5% dari jumlah kelompok atas dan 27,5% dari jumlah
kelompok bawah, sedangkan sisanya adalah kelompok tengah. Jika
dideskripsikan, tiga kelompok tersebut adalah sebagai berikut:
d. Membuat tabulasi skor dari masing-masing kelompok atas dan bawah yang
menjawab betul pada butir soal tertentu.
e. Memasukan hasil tabulasi ke dalam rumus yang sudah ditentukan untuk diketahui
tingkat kesulitan, daya beda dan efektivitas pengecohnya.
f. Menafsirkan hasil hitungan dengan standar tertentu. Indeks tingkat kesulitan yang
bagus menurut Nurkancana (1986:140) bergerak antara 25% - 75%. Jika butir soal
memiliki tingkat kesulitan di bawah 25% berarti terlalu mudah, dan jika di atas
75% berarti terlalu sulit. Nurgiantoro (2010:196) menggunakan angka desimal,
bahwa tingkat kesulitan butir soal yang baik (layak) berkisar antara 0,20 – 0,80.
Ini sama dengan 20% - 80% dalam prosentase. Penulis dalam hal ini lebih
cenderung memilih 25% - 75% atau sama dengan 0,25 – 0,75 karena rentang ini
lebih moderat untuk heterogenitas testee.
Selanjutnya indeks daya beda, menurut Nurkancana (1986:140), yang ideal adalah 0,40 ke
atas meskipun dalam keadaan tertentu ada toleransi minimal 0,20 seperti dalam ujian
harian, sehingga kisarannya menjadi 0,20 ke atas. Menurut Nurgiantoro (2010:197)
indeks daya beda berkisar antara -1,00 sampai +1,00 namun indeks yang mendekati nol
(0) apalagi negatif dinyatakan tidak layak.
Baik indeks tingkat kesulitan, daya beda, maupun efektivitas pengecoh bisa ditunjukkan
dengan angka desimal atau persen, sebab makna dalam tafsirannya sama saja. Jika
ditunjukkan dengan angka persen, berarti angka desimal dikali 100%. Dengan demikian
tingkat kesulitan dan daya beda butir soal dinyatakan baik jika sesuai dengan sesuai
dengan standar di bawah ini:
Indeks tingkat kesulitan:
BAB II
HASIL PENELITIAN
Ijlal A A B A B B A C A A A B A A A B A C A B 40 16
Hasna A B B A A B B C A B C A B A B B B A A A 40 17
Afifah C C B A A C B C C A B B A A A A C A B B 40 18
Latifa C C B C C C D B D A B B D A A A C A B A 45 19
Syifa C C B A A C B D D B B B A B A A C A B A 30 20
JUMLAH 2 4 3 8 5 6 5 6 5 7 4 3 5 6 7 3 2 9 4 6
BENAR
A. Tingkat kesukaran
𝐵
Rumus : 𝑃 = 𝐽𝑆
Dimana :
P : Indeks kesukaran
B : Banyaknya siswa yang menjawab dengan benar
JS : Jumlah seluruh siswa peserta tes
Klasifikasi 1 :
Soal dengan P 0.00 – 0.30 adalah soal sukar
Soal dengan P 0.30 – 0.70 adalah soal sedang
Soal dengan P 0.70 – 1 adalah soal mudah
Klasifikasi 2 :
Jika P berada dikisaran 0.25 – 0.75 maka soal dinyatakan layak
Jika P berada diluar kisaran 0.25 – 0.75 maka soal dinyatakan tidak layak
Dimana :
D : Indeks daya pembeda yang dicari
8
BA : Jumlah siswa yang termasuk dalam kelompok atas yang mampu menjawab
benar untuk tiap soal
BB :Jumlah siswa yang termasuk dalam kelompok bawah yang mampu menjawab
benar untuk tiap soal
JA : Jumlah seluruh siswa kelompok kelas atas
JB : jumlah seluruh siswa kelompok kelas bawah
Klasifikasi 1
D= 0.00 – 0.20 = jelek (poor)
D= 0.20 – 0.40 = cukup (satisfactory)
D= 0.40 – 0.70 = baik (good)
D= 0.70 – 1.00 = baik sekali (excellent)
D= negative , tidak baik
Klasifikasi 2
Jika D berada dikisaran 0.40 – 1.00 maka soal dinyatakan layak
Jika D berada di luar kisaran 0.40 – 1.00 maka soal dinyatakan tidak layak
Catatan :
JA&JB : 25% dari keseluruhan (25% x 20 = 5)
15 7 7 0 0 JELEK TIDAK
− =
10 10 10 LAYAK
18 9 9 0 0 JELEK TIDAK
− =
10 10 10 LAYAK
Klasifikasi :
KBB>KBA = berfungsi efektif
KBA> KBB = berfungsi efektif
KBA= KBB = tidak berfungsi efektif
Omit 0% = wajar (ditolelir)
Soal No.1
Atas 6 4 0 0 0 10
Bawah 5 2 3 0 0 10
Jumlah 11 6 3 0 0 20
Persentasi 55% 30% 15% 0% 0% 100%
Pengecoh A : berfungsi efektif
Omit : wajar
Soal No.2
Omit : wajar
Soal No.3
A B C D E
Atas 10 0 0 0 0 0 10
Bawah 3 7 0 0 0 0 10
Jumlah 13 7 0 0 0 20
Persentasi 65% 35% 0% 0% 0% 0% 100%
Kunci Jawaban A : berfungsi efektif
Omit : wajar
Soal No.4
Omit : wajar
13
Soal No.5
Omit : wajar
Soal No.6
Omit : wajar
14
Soal No.7
Omit : wajar
Soal No.8
Omit : wajar
Soal No.9
Omit : wajar
Soal No.10
Omit : wajar
Soal No.11
Omit : wajar
Soal No.12
Omit : wajar
Soal No.13
Omit : wajar
Soal No.14
Omit : wajar
Soal No.15
Omit : wajar
Soal No.16
Omit : wajar
Soal No.17
Omit : wajar
Soal No.18
Omit : wajar
Soal No.19
Omit : wajar
Soal No.20
Omit : wajar
BAB III
Berdasarkan analisis penghitungan diatas dapat diketahui bahwa setiap butiran soal yang
diujikan kepada siswa masih ada beberapa diantaranya yang terbilang tidak layak. Hal tersebut
berangkat dari perhitungan analisis terhadap Indeks Tingkat Kesulitan dan Indeks Daya Beda. Hal ini
juga menunjukkan bahwa dalam penyusunan soal masih harus dilakukan perbaikan untuk mencapai
hasil belajar siswa yang lebih baik lagi. Dalam penyusunan soal ujian, alangkah lebih baik apabila
seorang penyusun memperhitungkan tingkat kesulitan serta daya pembeda soal dari perhitungan hasil
evaluasi yaitu analisis butir soal yang sebelumnya.