Anda di halaman 1dari 20

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambar Umum Objek Penelitian

Kabupaten Aceh Besar adalah salah satu kabupaten di Provinsi Aceh,

Indonesia. Sebelum dimekarkan pada akhir tahun 1970-an, ibu kota Kabupaten

Aceh Besar adalah Kota Banda Aceh. Setelah Kota Banda Aceh berpisah menjadi

kotamadya tersendiri, ibukota kabupaten dipindahkan ke Jantho di Pegunungan

Seulawah. Kabupaten Aceh Besar juga merupakan tempat kelahiran pahlawan

nasional Cut Nyak Dhien yang berasal dari Lampadang.

Pada waktu Aceh masih sebagai sebuah kerajaan, yang dimaksud dengan

Aceh atau Kerajaan Aceh adalah wilayah yang sekarang dikenal dengan nama

Kabupaten Aceh Besar ditambah dengan beberapa kenegerian/daerah yang telah

menjadi bagian dari Kabupaten Pidie. Selain itu, juga termasuk Pulau Weh

(sekarang telah menjadi pemerintah kota Sabang), sebagian wilayah pemerintah

kota Banda Aceh, dan beberapa kenegerian/daerah dari wilayah Kabupaten Aceh

Barat. Aceh Besar dalam istilah Aceh disebut Aceh Rayeuk. Penyebutan Aceh

Rayeuk sebagai Aceh yang sebenarnya karena daerah inilah yang pada mulanya

menjadi inti Kerajaan Aceh dan juga karena di situlah terletak ibukota kerjaaan

yang bernama Bandar Aceh atau Bandar Aceh Darussalam. Untuk nama Aceh

Rayeuk ada juga yang menamakan dengan sebutan Aceh Lhee Sagoe

Wilayah darat Aceh Besar berbatasan dengan Kota Banda Aceh di sisi

utara, Kabupaten Aceh Jaya di sebelah barat daya, serta Kabupaten Pidie di sisi

selatan dan tenggara. Aceh Besar juga mempunyai wilayah kepulauan yaitu

wilayah Kecamatan Pulo Aceh. Kabupaten Aceh Besar bagian kepulauan di sisi

40
41

barat, timur dan utaranya dibatasi dengan Samudera Indonesia, Selat Malaka, dan

Teluk Benggala, yang memisahkannya dengan Pulau Weh, tempat di mana Kota

Sabang berada. Pulau-pulau utamanya adalah Pulau Breueh dan Pulau Nasi.

4.2. Karakteristik Responden

Responden yang dijadikan sampel dalam penelitian ini memiliki

karakteristik berdasarkan umur, jenis kelamin, status perkawinan, pendidikan

terakhir dan masa kerja yang terlihat pada Tabel 4.1:

Tabel 4.1
Karakteristik Responden
No Uraian Frekuensi Persentase
1 Umur
a. 20-25 Tahun 1 1,7
b. 26-31 Tahun 13 21,7
c. 32-37 Tahun 9 15,0
d. 38-43 Tahun 13 21,7
e. 44-50 Tahun 15 25,0
f. >51 Tahun 9 15,0
Jumlah 60 100
2 Jenis kelamin
a. Pria 38 63,3
b.Wanita 22 36,7
Jumlah 60 100
3 Status Perkawinan
a. Belum Menikah 11 18,3
b. Menikah 49 81,7
Jumlah 60 100
Tingkat Pendidikan
4. a. SLTA - -
b. Diploma 19 31,7
c. Sarjana (S1) 36 60,0
d. Pasca sarjana (S2) 5 8,3
Jumlah 60 100
42

Lanjutan Tabel IV.1


5. Lama Kerja
a. < 5 Tahun 2 3,3
b. 5-10 Tahun 15 25,0
c. 11-15 Tahun 21 35,0
d. > 16 Tahun 22 36,7
Total 60 100
Sumber: Data diolah (2020)

Dari tabel IV.1 dapat dilihat bahwa mayoritas responden berusia antara 20

sampai 25 tahun sebanyak 1 pegawai atau 1,7%, yang berusia antara 26 sampai

dengan 31 tahun yaitu sebanyak 13 pegawai atau 21,7%, yang berusia antara 32

sampai dengan 37 tahun yaitu sebanyak 9 pegawai atau 15%, yang berusia antara

38 sampai dengan 43 tahun sebanyak 13 pegawai atau 21,7%, yang berusia antara

44 sampai dengan 50 tahun sebanyak 15 pegawai atau 25% dan yang berusia 51

tahun ke atas 9 pegawai atau 15%.

Dari tabel IV.1 di atas dapat dilihat bahwa mayoritas responden berjenis

kelamin pria yaitu sebanyak 38 pegawai atau 63,3% dan responden berjenis

kelamin wamita yaitu sebanyak 22 pegawai atau 36,7%. Kemudian Karakteristik

berdasarkan status perkawinan dapat dijelaskan yang belum menikah adalah

sebanyak 11 pegawai atau 18,3% dan yang sudah menikah 49 pegawai atau

81,7%.

Karakteristik berdasarkan Pendidikan terakhir dapat dijelaskan yang

berpendidikan terakhir Diploma yaitu sebanyak 19 pegawai atau 31,7%, yang

berpendidikan terakhir sarjana yaitu sebanyak 36 pegawai atau 60% dan yang

berpendidikan pasca sarjana sebanyak 5 pegawai atau 8,3%.

Berdasarkan karakteristik responden lama bekerja dapat dijelaskan bahwa

sebanyak 2 responden atau 3,3% sudah bekerja dibawah 5 tahun, sebanyak 15


43

responden atau 25% dengan masa kerja antara 5 sampai 10 tahun, sebanyak 21

responden atau 36% sudah bekerja antara 11 sampai 15 tahun dan sebanyak 22

responden atau 36,7% dengan masa kerja di atas 16 tahun.

4.3. Hasil Pengujian Data


4.3.1. Uji Validitas Instrumen

Pengujian validitas data dalam penelitian ini dilakukan secara stastitik,

yaitu dengan menggunakan uji pearson product-moment coefficien of correlation

dengan bantuan SPSS. Semua penyataan mempunayai nilai korelasi di atas nilai

kritis 5 % yaitu di atas 0,254, sehingga dapat disimpulkan pengujian atas

penelitian ini memiliki validitas. Atau dalam bahasa statistik terdapat konsistensi

(internal consistence) yang berarti pernyataan-pernyataan tersebut mengukur

aspek yang sama. Dan dinyatakan bahwa data yang diperoleh adalah valid dan

dapat dipergunakan untuk penelitian. Hasil Uji validitas dapat dilihat pada Tabel

4.2.

Tabel 4.2
Hasil Uji Validitas
Koefisien Nilai kritis
No Pertanyaan Variabel Ket
Korelasi 5% (N= 60)
1 A1 0,526 0,254 Valid
2 A2 0,422 0,254 Valid
3 A3 0,620 0,254 Valid
4 A4 0,605 0,254 Valid
5 A5 0,583 0,254 Valid
6 A6 Y 0,453 0,254 Valid
7 A7 0,769 0,254 Valid
8 A8 0,795 0,254 Valid
9 A9 0,785 0,254 Valid
10 A10 0,707 0,254 Valid
44

Lanjutan Tabel 4.2


Koefisien Nilai kritis
No Pertanyaan Variabel Ket
Korelasi 5% (N= 60)
11 B1 0,658 0,254 Valid
12 B2 0,669 0,254 Valid
13 B3 0,569 0,254 Valid
14 B4 0,685 0,254 Valid
X1
15 B5 0,540 0,254 Valid
16 B6 0,656 0,254 Valid
17 B7 0,619 0,254 Valid
18 B8 0,402 0,254 Valid
19 C1 0,634 0,254 Valid
20 C2 0,492 0,254 Valid
21 C3 0,743 0,254 Valid
22 C4 0,808 0,254 Valid
23 C5 0,807 0,254 Valid
X2
24 C6 0,790 0,254 Valid
25 C7 0,754 0,254 Valid
26 C8 0,692 0,254 Valid
27 C9 0,680 0,254 Valid
28 C10 0,713 0,254 Valid
Sumber: Data diolah (2020)

Berdasarkan Tabel 4.2 di atas dapat dijelaskan bahwa semua variabel yang

digunakan dalam penelitian ini dinyatakan semuanya valid, karena mempunyai

koefisien korelasi di atas dari nilai kritis korelasi produck moment yaitu sebesar

0,254 sehingga semua pertanyaan yang terkandung dalam kuesioner penelitian ini

dinyatakan valid untuk dilanjutkan penelitian yang lebih mendalam.

4.3.2. Uji Reliabilitas Instrumen

Pengujian reliabilitas dilakukan dengan internal consistency atau derajat

ketepatan jawaban. Untuk pengujian ini digunakan Statistical Packaged for Social

Sciences (SPSS). Setelah melakukan pengujian reliabilitas untuk mengetahui

konsistensi hasil sebuah jawaban tentang tanggapan responden. Untuk melakukan

pengujian reliabilitas penulis menggunakan program SPSS.


45

Tabel 4.3
Uji Reliabilitas variabel penelitian (Alpha)
Nilai
No Variabel Item Variabel Cronbach Kehandalan
Alpha
1. Kualitas laporan keuangan 10 0,883 Handal
(Y)
2. Kompetensi pengelolaan 8 0,854 Handal
keuangan (X1)
3. Sistem akuntansi keuangan 10 0,924 Handal
daerah (X2)
Sumber: Data diolah (2020)

Hasil uji reliabilitas dapat dilihat dari nilai cronbach alpha, nilai cronbach

alpa reliabilitas yang baik adalah yang makin mendekati 1, Reliabilitas yang

kurang dari 0,60 adalah kurang baik, sedangkan lebih dari 0,60 dapat diterima dan

reliabilitas dengan cronbach alpha 0,80 atau di atasnya adalah baik. Dari hasil

pengujian reliabilitas di atas dapat diketahui bahwa relialibilitas variable kualitas

laporan keuangan berdasarkan pengujian reliabilitas dari instrumen, diketahui

bahwa hasil pengujian variabel Kompetensi pengelolaan keuangan dan Sistem

akuntansi keuangan daerah seluruhnya adalah reliabel karena melebihi dari 0,60.

4.4. Analisis Deskriptif

Penelitian ini mengamati dua variabel bebas (indenpendent variabel) yaitu

variabel kompetensi pengelolaan keuangan (X1), variabel sistem akuntansi

keuangan daerah (X2) dan juga mengamati satu variabel terikat (dependent

variable) yaitu kualitas laporan keuangan (Y).

4.4.1 Variabel Kualitas Laporan Keuangan

Penjelasan responden tentang variabel kualitas laporan keuangan dapat di

lihat pada Tabel 4.4:


46

Tabel 4.4
Penjelasan Responden Terhadap Variabel Kualitas Laporan Keuangan
n Sgt Tdk Tidak Kurang Setuju Sangat Mean
No Item pertanyaan Setuju Setuju Setuju Setuju
Frk % Frk % Frk % Frk % Frk %
1 Setiap informasi yang dibuat
2 2 1 2 4 5 2 2 2 2 3
harus sesuai dengan standar 1 1,7 5 8,3 13 21,7 28 46,7 13 21,7 3,78
akuntansi pemerintah
2 Kesesuai standar akuntansi
pemerintah dapat membantu 1 3 3 1 1 5 5 2 2 3
responden menyelesaikan 6 10,0 3 5,0 11 18,3 28 46,7 12 20,0 3,62
tugas
3 Informasi yang dibuat
1 4 4 1 1 5 5 3 3 4
berdasarkan 1 1,7 5 8,3 3 5,0 26 43,3 25 41,7 4,15
pengidentifikasian transaksi
4 Informasi laporan keuangan
yang dibuat sudah sesuai 2 0 1 1 1 1 5 6 1 2 3
dengan prosedur laporan 2 3,3 4 6,7 16 26,7 26 43,3 12 20,0 3,70
keuangan
4
Pencatatan transaksi dapat
5
memudahkan responden 1 2 5 5 1 2 1 2 1 3 4
dalam membuat laporan 2 3,3 2 3,3 16 26,7 31 51,7 9 15,0 3,72
keuangan
5
Responden dapat membuat
6 1 1 1 1 1 2 2 4 1 3 3
laporan pencatatan transaksi 1 1,7 1 1,7 14 23,3 26 43,3 18 30,0 3,98
sesuai dengan fakta
7 disetiap transaski harus
Bukti 3 3 2 2 1 2 5 3 2 \ ,
7
relevan dan dapat diandalkan 4 6,7 1 1,7 6 10,0 39 65,0 10 16,7 3,83

8
Dengan adanya bukti
8
transaksi, pihak aparatur 3 3 3 3 5 5 5 5 2 2 3
tidak dapat melakukan 4 6,7 3 5,0 7 11,7 31 51,7 15 25,0 3,83
kecurangan
9
Semua informasi laporan
9 3 3 4 8 1 1 5 5 3 1 3
keuangan harus disampaikan 3 3,3 4 6,7 8 13,3 30 50,0 16 26,7 3,90
setiap periode
1
Laporan yang disampaikan
10 3 3 3 3 1 6 2 6 2 2 3
disetiap periode tidak pernah 1 1,7 7 11,7 17 28,3 26 43,3 9 15,0 3,58
terlambat
3
Rerata 3,81
Sumber : Data diolah 2020
47

Berdasarkan indikator yang ada pada Tabel 4.4 dijelaskan bahwa Setiap

informasi yang dibuat harus sesuai dengan standar akuntansi pemerintah dengan

nilai rata-rata sebanyak 3,78 artinya responden menyatakan setuju. Kesesuai

standar akuntansi pemerintah dapat membantu responden menyelesaikan tugas

dengan nilai rata-rata sebanyak 3,62 artinya responden menyatakan setuju.

Informasi yang dibuat berdasarkan pengidentifikasian transaksi dengan nilai rata-

rata sebanyak 4,15 artinya responden menyatakan setuju. Informasi laporan

keuangan yang dibuat sudah sesuai dengan prosedur laporan keuangan dengan

nilai rata-rata sebanyak 3,70 artinya responden menyatakan setuju. Pencatatan

transaksi dapat memudahkan responden dalam membuat laporan keuangan

dengan nilai rata-rata sebanyak 3,72 artinya responden menyatakan setuju.

Responden dapat membuat laporan pencatatan transaksi sesuai dengan fakta

dengan nilai rata-rata sebanyak 3,98 artinya responden menyatakan setuju.

Selanjutanya bukti disetiap transaski harus relevan dan dapat diandalkan

dengan nilai rata-rata sebanyak 3,83 artinya responden menyatakan setuju.

Dengan adanya bukti transaksi, pihak aparatur tidak dapat melakukan kecurangan

dengan nilai rata-rata sebanyak 3,83 artinya responden menyatakan setuju. Semua

informasi laporan keuangan harus disampaikan setiap periode dengan nilai rata-

rata sebanyak 3,90 artinya responden menyatakan setuju. Laporan yang

disampaikan disetiap periode tidak pernah terlambat dengan nilai rata-rata

sebanyak 3,58 artinya responden menyatakan setuju. Dapat disimpulkan nilai

rerata variabel kualitas laporan keuangan adalah 3,81 artinya responden

menyatakan setuju dengan semua pernyataan yang ada pada kuisioner.


48

4.4.2 Variabel Kompetensi Pengelolaan Keuangan

Hasil penelitian tentang penjelasan responden mengenai kompetensi

pengelolaan keuangan dapat dilihat pada Tabel 4.5 :

Tabel 4.5
Penjelasan Responden Terhadap Variabel Kompetensi Pengelolaan Keuangan
n Sgt Tdk Tidak Kurang Setuju Sangat
No Item pertanyaan Setuju Setuju Setuju Setuju Mean
Frk % Frk % Frk % Frk % Frk %
1 Responden memiliki
kemampuan yang baik - 2 2 1 2 5 5 2 \ ,
dalam pengelolaan 2 3,3 2 3,3 10 16,7 32 53,3 14 23,3 3,90
keuangan
2 Dengan adanya
kemampuan kerja
- 3 3 3 3 5 5 2 2 3
yang baik, maka dapat 7 11,7 2 3,3 19 31,7 25 41,7 7 11,7 3,38
membantu responden
menyelesaikan tugas
3 Keterampilan
responden dalam
- 4 8 1 1 5 5 3 3
mempersentasekan 3 5,0 3 5,0 8 13,3 26 43,3 20 33,3
3,95
laporan keuangan
cukup baik
4 Dengan adanya
keterampilan kerja
yang baik maka dapat
- 3 3 1 6 2 6 2 2 3
membuat responden 4 6,7 2 3,3 11 18,3 29 48,3 14 23,3 3,78
dengan mudah
menyelesaikan laporan
keuangan
5
Dengan adanya
5
pemahaman
pengelolaan keuangan, - 3 6 6 1 1 3 1 4 4
responden terasa 5 8,3 5 8,3 16 26,7 24 40,0 10 16,7 3,48
mudah untuk
menyelesaikan tugas
6
Responden paham
6
dengan penerapan 3 5 5 5 1 2 2 4 1 2 3
standar akuntansi 3 5,0 3 5,0 12 20,0 26 43,3 16 26,7 3,82
pemerintah
49

Lanjutan Tabel 4.5


n Sgt Tdk Tidak Kurang Setuju Sangat
No Item pertanyaan Setuju Setuju Setuju Setuju Mean
Frk % Frk % Frk % Frk % Frk %
7
Dengan adanya
7
pengetahuan yang
cukup baik, maka
1 1 5 8 1 1 2 4 1 2 3
responden 1 1,7 5 8,3 10 16,7 28 46,7 16 26,7 3,88
dipercayakan untuk
menyelesaikan tugas
di bidang keuangan
8
Pengetahuan yang
8
tinggi dapat 0 1 1 4 6 6 2 3 3
meningkatkan kualitas 2 3,3 5 8,3 12 20,0 20 33,3 21 35,0 3,88
kerja responden
3
Rerata 3,76
Sumber : Data diolah 2020

Berdasarkan indikator yang ada pada Tabel 4.5 dijelaskan bahwa

Responden memiliki kemampuan yang baik dalam pengelolaan keuangan dengan

nilai rata-rata sebanyak 3,90 artinya responden menyatakan setuju. Dengan

adanya kemampuan kerja yang baik, maka dapat membantu responden

menyelesaikan tugas dengan nilai rata-rata sebanyak 3,38 artinya responden

menyatakan kurang setuju. Keterampilan responden dalam mempersentasekan

laporan keuangan cukup baik dengan nilai rata-rata sebanyak 3,95 artinya

responden menyatakan setuju. Dengan adanya keterampilan kerja yang baik maka

dapat membuat responden dengan mudah menyelesaikan laporan keuangan

dengan nilai rata-rata sebanyak 3,78 artinya responden menyatakan setuju.

Dengan adanya pemahaman pengelolaan keuangan, responden terasa mudah

untuk menyelesaikan tugas dengan nilai rata-rata sebanyak 3,48 artinya responden

menyatakan setuju. Responden paham dengan penerapan standar akuntansi

pemerintah dengan nilai rata-rata sebanyak 3,82 artinya responden menyatakan


50

setuju. Dengan adanya pengetahuan yang cukup baik, maka responden

dipercayakan untuk menyelesaikan tugas di bidang keuangan dengan nilai rata-

rata sebanyak 3,88 artinya responden menyatakan setuju. Pengetahuan yang tinggi

dapat meningkatkan kualitas kerja responden dengan nilai rata-rata 3,88 artinya

responden menyatakan setuju. Dapat disimpulkan nilai rerata variabel Kompetensi

pengelolaan keuangan adalah 3,76 artinya responden menyatakan kurang setuju

dengan semua pernyataan yang ada pada kuisioner untuk variabel kompetensi

pengelolaan keuangan.

4.4.3 Variabel Sistem akuntansi keuangan daerah

Hasil penelitian tentang penjelasan responden terhadap variabel sistem

akuntansi keuangan daerah dapat dilihat pada Tabel 4.6 :

Tabel 4.6
Penjelasan Responden Terhadap Variabel Sistem Akuntansi Keuangan Daerah
n Sgt Tdk Tidak Kurang Setuju Sangat
No Item pertanyaan Setuju Setuju Setuju Setuju Mean
Frk % Frk % Frk % Frk % Frk %
1
Responden merasa
1
paham dengan
1 2 5 5 1 2 1 2 1 3 4
penerapan laporan 2 3,3 2 3,3 16 26,7 31 51,7 9 15,0 3,72
keuangan yang bersifat
akuntabilitas
2
Akuntabilitas publik
2 1 1 1 1 1 2 2 4 1 3 3
yang diterapkan dapat 1 1,7 1 1,7 14 23,3 26 43,3 18 30,0 3,98
memahami responden
3
Keberhasilan
3
pelaksanaan otonomi
daerah dapat 3 3 2 2 1 2 5 3 2 \ ,
meningkatkan 4 6,7 1 1,7 6 10,0 39 65,0 10 16,7 3,83
pelayanan kepada
masyarakat

Lanjutan Tabel 4.6


51

n Sgt Tdk Tidak Kurang Setuju Sangat


No Item pertanyaan Setuju Setuju Setuju Setuju Mean
Frk % Frk % Frk % Frk % Frk %
4
Responden dapat
4
menyusun laporan
3 3 3 3 5 5 5 5 2 2 3
keuangan sesuai dengan 4 6,7 3 5,0 7 11,7 31 51,7 15 25,0 3,83
standar akuntansi
keuangan daerah
5 Saat ini responden
mampu mengelola - 4 8 1 1 5 5 3 1
3,90
keuangan dengan jujur 2 3,3 4 6,7 8 13,3 30 50,0 16 26,7
dan tepat
6 Laporan keuangan
responden selalu - 3 3 1 6 2 6 2 2 3
diterima oleh instansi 1 1,7 7 11,7 17 28,3 26 43,3 9 15,0 3,58
pemerintah
5
Pengelolaan keuangan
7
yang transparansi - 3 6 6 1 1 3 1 4 3
mampu diterima oleh 1 1,7 7 11,7 17 28,3 26 43,3 9 15,0 3,58
masyarakat
6
Dengan adanya
8
kepercayaan masyarakat
responden dapat dapat 3 5 2 3 1 2 2 4 1 2 3
membuat laporan 3 5,0 2 3,3 13 21,7 26 43,3 16 26,7 3,83
keuangan dengan
transparansi
7
Responden mampu
9
mengelola keuangan 3 5 7 1 7 1 2 4 1 2 3
dengan tepat sasaran dan 3 5,0 7 11,7 7 11,7 29 48,3 14 23,3 3,73
efektif
8
Responden mampu
10
mengendalikan diri
responden sendiri agar 2 3 1 1 7 1 3 6 1 1 3
dapat menyusun laporan 2 3,3 1 1,7 7 11,7 39 65,0 11 18,3 3,93
keuangan dengan efektif
dan efisien
3
Rerata
3,79
Sumber : Data diolah 2020

Berdasarkan penjelasan pada Tabel 4.6 dapat dijelaskan bahwa responden

merasa paham dengan penerapan laporan keuangan yang bersifat akuntabilitas

dengan nilai rata-rata sebanyak 3,72 artinya responden menyatakan setuju.


52

Akuntabilitas publik yang diterapkan dapat memahami responden dengan nilai

rata-rata sebanyak 3,98 artinya responden menyatakan setuju. Keberhasilan

pelaksanaan otonomi daerah dapat meningkatkan pelayanan kepada masyarakat

dengan nilai rata-rata sebanyak 3,83 artinya responden menyatakan setuju.

Responden dapat menyusun laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi

keuangan daerah dengan nilai rata-rata sebanyak 3,83 artinya responden

menyatakan setuju. Saat ini responden mampu mengelola keuangan dengan jujur

dan tepat dengan nilai rata-rata sebanyak 3,90 artinya responden menyatakan

setuju.

Selanjutnya laporan keuangan responden selalu diterima oleh instansi

pemerintah dengan nilai rata-rata sebanyak 3,58 artinya responden menyatakan

setuju. Pengelolaan keuangan yang transparansi mampu diterima oleh masyarakat

dengan nilai rata-rata sebanyak 3,58 artinya responden menyatakan setuju.

Dengan adanya kepercayaan masyarakat responden dapat dapat membuat laporan

keuangan dengan transparansi dengan nilai rata-rata sebanyak 3,83 artinya

responden menyatakan setuju. Responden mampu mengelola keuangan dengan

tepat sasaran dan efektif dengan nilai rata-rata sebanyak 3,73 artinya responden

menyatakan setuju. Responden mampu mengendalikan diri responden sendiri agar

dapat menyusun laporan keuangan dengan efektif dan efisien dengan nilai rata-

rata sebanyak 3,93 artinya responden menyatakan setuju. Dapat disimpulkan nilai

rerata variabel sistem akuntansi keuangan daerah adalah 3,79 artinya responden

menyatakan setuju dengan semua pernyataan yang ada pada kuisioner untuk

variabel Sistem akuntansi keuangan daerah.


53

4.5 Pengujian Hipotesis


4.5.1 Analisis Regresi Linier Berganda
Hipotesis menyatakan bahwa faktor-faktor kompetensi pengelolaan

keuangan (X1) dan sistem akuntansi keuangan daerah (X2) berpengaruh terhadap

kualitas laporan keuangan pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Aceh

Besar. Model yang digunakan untuk menduga pengaruh tersebut adalah:

Tabel 4.7
Pengaruh variabel bebas terhadap Kualitas laporan keuangan
Standar
Nama variabel B thitung tTabel Sig.
Error
Konstanta 0,538 0,213 2,524 2,002 0,014
Kompetensi pengelolaan 0,293 0,070 4,186 2,002 0,000
keuangan
Sistem akuntansi
0,670 0,069 9,710 2,002 0,000
keuangan daerah
Sumber: Hasil Penelitian, 2020 (Data diolah)

Berdasarkan Tabel 4.7 maka diperoleh persamaan regresi linier berganda :

Y = 0,538 + 0,293X1 + 0,670X2 + e

Dari persamaan regresi di atas dapat diketahui hasil penelitian :

1) Koefesien Regresi (β )

a. Dalam penelitian nilai konstanta adalah 0,538 artinya bila mana

kompetensi pengelolaan keuangan (X1) dan sistem akuntansi

keuangan daerah (X2), dianggap konstan, maka kualitas laporan

keuangan pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Aceh

Besar, adalah sebesar 0,538 pada satuan skala likert.

b. Koefisien regresi kompetensi pengelolaan keuangan (X1) sebesar

0,293. Artinya setiap 1% perubahan dalam variabel kompetensi

pengelolaan keuangan akan meningkatkan kualitas laporan


54

keuangan pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Aceh

Besar sebesar 29,3% dengan asumsi variabel sistem akuntansi

keuangan daerah (X2) dianggap konstan.

c. Koefisien regresi sistem akuntansi keuangan daerah (X2) sebesar

0,670. Artinya setiap 1% perubahan dalam variabel sistem

akuntansi keuangan daerah secara relatif akan meningkatkan

kualitas laporan keuangan pada Satuan Kerja Perangkat Daerah

Kabupaten Aceh Besar sebesar 67% dengan asumsi variabel

kompetensi pengelolaan keuangan (X1) dianggap konstan.

Berdasarkan hasil analisis di atas dapat diketahui bahwa dari ke

dua variabel yang diteliti ternyata variabel sistem akuntansi keuangan

daerah mempunyai pengaruh dominan dalam meningkatkan kualitas

laporan keuangan pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten

Aceh Besar, karena diperoleh koefisien regresi sebesar 67%.

2) Koefisien Korelasi (R) dan Determinasi (R2)

Untuk mengetahui seberapa besar kenaikan suatu linier dapat

dijelaskan melalui hubungan antara veriabel-variabel (korelasi). Jika seluruh

nilai dari variabel-variabel tersebut dapat memenuhi suatu persamaan dengan

benar, maka dapat dikatakan terdapat korelasi yang sempurna dalam model

analisis ini. Dari output SPSS dapat diketahui tingkat hubungan variabel

bebas dengan variabel terikat antara lain:

Tabel 4.8
Model Summary
Adjusted R
Model R R Square Square Std. Error of the Estimate
55

1 .909a .826 .820 .29034

a. Predictors: (Constant), Sistem akuntansi keuangan daerah (X2),


Kompetensi pengelolaan keuangan ( X1 )

Berdasarkan dari output komputer yang ada pada Tabel 4.8 maka

diperoleh koefisien korelasi (R) dalam penelitian diperoleh nilai sebesar

0,909 di mana dengan nilai tersebut terdapat hubungan antara variabel bebas

dengan variabel terikat adalah sebesar 90,9%. Artinya faktor kompetensi

pengelolaan keuangan (X1) dan sistem akuntansi keuangan daerah (X2)

mempunyai hubungan yang sedang atau sangat kuat terhadap kualitas

laporan keuangan pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Aceh

Besar.

Sementara itu koefisien determinasi (R2) yang diperoleh dengan

nilai sebesar 0,820 artinya bahwa sebesar 82% perubahan-perubahan dalam

variabel terikat (kualitas laporan keuangan pada Satuan Kerja Perangkat

Daerah Kabupaten Aceh Besar) dapat dijelaskan oleh perubahan-perubahan

kompetensi pengelolaan keuangan (X1) dan sistem akuntansi keuangan

daerah (X2) . Sedangkan selebihnya sebesar 18% dijelaskan oleh faktor-

faktor lain.

4.5.2 Pembuktian Hipotesis

1. Uji Parsial (Uji t)


56

Untuk menguji pengaruh kompetensi pengelolaan keuangan dan sistem

akuntansi keuangan daerah terhadap kualitas laporan keuangan pada Satuan

Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Aceh Besar, digunakan uji Statistik t (uji t).

Apabila nilai thitung > nilai tTabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima, sebaliknya

apabila nilai thitung < nilai tTabel , maka H0 diterima dan Ha ditolak. Hasil pengujian

hipotesis secara parsial dapat dilihat pada 4.7. Dapat ketahui besarnya nilai thitung

dari setiap variabel independen dalam penelitian ini. Nilai thitung dari setiap

variabel independen akan dibandingkan dengan nilai tTabel dengan menggunakan

tingkat kepercayaan (confidence interval) 95%atau α = 0,05.

1. Pengaruh Kompetensi pengelolaan keuangan (X1)

Pengaruh kompetensi pengelolaan keuangan (X1) terhadap variabel

kualitas laporan keuangan (Y) secara parsial dapat dilihat pada Tabel 4.7

nilai thitung (4,186) lebih besar dari tTabel (2,002), maka keputusannya adalah

menolak Ho1 dan menerima Ha1. Dari hasil uji secara parsial bahwa

kompetensi pengelolaan keuangan berpengaruh terhadap kualitas laporan

keuangan pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Aceh Besar.

2. Pengaruh Sistem akuntansi keuangan daerah (X2)

Pengaruh sistem akuntansi keuangan daerah terhadap variabel kualitas

laporan keuangan (Y) secara parsial dapat dilihat pada Tabel 4.7 nilai thitung

(9,710) lebih besar dari nilai tTabel (2,002) nilai thitung > nilai tTabel, maka

keputusannya adalah menolak H02 dan menerima Ha2. Dari hasil uji secara

parsial bahwa sistem akuntansi keuangan daerah berpengaruh positif

terhadap kualitas laporan keuangan pada Satuan Kerja Perangkat Daerah

Kabupaten Aceh Besar.


57

2. Uji Simultan (Uji F)

Untuk menguji pengaruh kompetensi pengelolaan keuangan dan sistem

akuntansi keuangan daerah secara simultan terhadap kualitas laporan keuangan

pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Aceh Besar digunakan uji

Statistik F (uji F). Apabila nilai Fhitung > nilai FTabel , maka Ho3 ditolak dan Ha3

diterima. Sebaliknya apabila nilai Fhitung < nilai Ftable , maka Ho3 diterima dan Ha3

ditolak.

Tabel 4.9
ANOVAa

Sum of Mean
Model Squares df Square Fhitung Fhitung Sig.

1 Regression 22.849 2 11.424 135.524 3,162 .000b

Residual 4.705 57 .084

Total 27.654 59

Sumber: Data diolah (2020)

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai Fhitung sebesar 135,524

dengan signifikasi 0,000, sedangkan Ftable pada tingkat kepercayaan (confidence

interval) 95%atau α = 0,05 adalah 3,162. Dengan membandingkan nilai Fhitung

dengan Ftable , maka Fhitung (135,524) lebih besar dari Ftable (3,162). Keputusannya

adalah menerima Ha3 dan menolak Ho3, artinya kompetensi pengelolaan keuangan

dan sistem akuntansi keuangan daerah secara simultan berpengaruh terhadap

kualitas laporan keuangan pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Aceh

Besar.

4.6 Pembahasan
58

4.6.1 Pengaruh Kompetensi Pengelolaan Keuangan Dan Kompesasi

Terhadap Kualitas Laporan Keuangan

Dengan membandingkan nilai Fhitung dengan Ftalel, maka Fhitung (135,524)

lebih besar dari Ftabel (3,162). Keputusannya adalah menerima Ha3 dan menolak

Ho3, artinya kompetensi pengelolaan keuangan dan sistem akuntansi keuangan

daerah secara simultan berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan pada

Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Aceh Besar. Hasil penelitian ini

sejalan dengan hasil penelitian sebelumnya yaitu penelitian dari Ramadhania

(2018) dan Defitri (2018) serta Nazrin (2017) karena variabel kompetensi

pengelolaan keuangan dan sistem akuntansi keuangan daerah sama-sama

berpengaruh terhada kualitas laporan keuangan. Hal ini menunjukkan bahwa

dengan adanya kompetensi pengelolaan keuangan dan sistem akuntansi keuangan

daerah maka dapat meniningkatkan kualitas laporan keuangan.

4.6.2 Pengaruh Kompetensi Pengelolaan Keuangan Terhadap Kualitas

Laporan Keuangan

Dengan membandingkan nilai thitung dengan ttabel, maka thitung (4,186) lebih

besar dari ttabel (2,002). Dari hasil uji secara parsial bahwa kompetensi

pengelolaan keuangan berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan pada

Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Aceh Besar. Hasil penelitian ini

sejalan dengan hasil penelitian sebelumnya yaitu penelitian dari Ramadhania

(2018) dan Defitri (2018) serta Nazrin (2017) karena variabel kompetensi

pengelolaan keuangan yang diteliti sama-sama berpengaruh terhadap kualitas

laporan keuangan. Hal ini menunjukkan bahwa dengan adanya kompetensi


59

pengelolaan keuangan yang baik maka dapat berdampak baik pada kualitas

laporan keuangan seperti kemampuan aparatur, keterampilan, pemahaman dan

pengetahuan dalam pelaporan keuangan.

4.6.3 Pengaruh Sistem Akuntansi Keuangan Daerah terhadap Kualitas

Laporan Keuangan

Dengan membandingkan nilai thitung dengan ttabel, maka thitung (9,710) lebih

besar dari ttabel (2,002). Dari hasil uji secara parsial bahwa sistem akuntansi

keuangan daerah berpengaruh positif terhadap kualitas laporan keuangan pada

Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Aceh Besar. Hasil penelitian ini

sejalan dengan hasil penelitian sebelumnya yaitu penelitian dari Ramadhania

(2018) dan Defitri (2018) serta Nazrin (2017) karena variabel sistem akuntansi

keuangan daerah yang diteliti sama-sama berpengaruh terhadap kualitas laporan

keuangan. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi sistem akuntansi keuangan

daerah yang diberikan maka semakin meningkat kualitas laporan keuangan,

seperti akuntabilitas, kejujuran dalam mengelola keuangan publik dan sikap

aparatur yang transparansi.

Anda mungkin juga menyukai