Anda di halaman 1dari 11

Propaganda, Hannad Arendt, Joseph Ignatius Haryanto

Goebels dan Totalitarianisme

PROPAGANDA, HANNAH ARENDT, JOSEPH GOEBELS DAN


TOTALITARIANISME
Ignatius Haryanto
Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi
Universitas Multimedia Nusantara

Email: ignh@yahoo.com

Propaganda has only one object – to conquer the masses.

Every means that furthers this aim is good; every mean that hinders it is bad.

- Joseph Goebbels

(The Goebbels Diaries 1943-1944, ed. By Louis P. Lochner, New York: 1948)

Abstrak
Sangat menarik bahwa Hannah Arendt dalam bukunya Asal Usul Totalitarianisme, buku
ketiga , menulis suatu bab secara khusus tentang propaganda, sebagai bagian dari Gerakan
21

Totalitarianisme. Arendt di situ mengulas dengan cukup detail bagaimana peran dari propagan-
da, indoktrinasi serta teror dalam kerangka totalitarianisme.
Tulisan ini hendak membahas tentang propaganda sebagai bagian dari komunikasi
massa untuk meyakinkan massa untuk tujuan-tujuan tertentu dari penguasa. Sedikit banyak
ia berkait dengan pola pemerintahan totaliter, tetapi lebih dari itu, propaganda merupakan alat
politik yang juga dilakukan oleh negara yang sedang berperang baik ke dalam masyarakat di
dalam maupun di luar negeri. Dalam tulisan ini paparan Arendt akan disandingkan dengan tu-

Propaganda pada masa Hitler, lalu tulisan ini juga ingin menaruh propaganda ini dalam konteks
yang lebih luas bagaimana propaganda dilakukan, dianalisis oleh para sarjana yang belakangan
kemudian memunculkan suatu bidang studi tersendiri pada periode paska perang dunia II, yaitu
ilmu komunikasi.

Kata Kunci : propaganda, totalitarianisme, hannah arendt, komunikasi massa

1 Buku yang dipakai di sini adalah terjemahan karya Arendt dalam bahasa Indonesia. Buku
yang dirujuk di sini adalah Buku Ketiga dari seri Asal Usul Totalitarianisme: Totalitarianisme, Jakarta:
yayasan Obor Indonesia, 1995. untuk bahasan tentang Propaganda ini masuk pada bab II “Gerakan To-
talitarianisme” hal.59-93
Ignatius Haryanto Propaganda, Hannad Arendt, Joseph
Goebels dan Totalitarianisme

Hannah Arendt: Propaganda untuk buku dan berkas-berkas lama yang member-
Atomisasi Masyarakat
ikan jejak terhadap sejarah masa lalu Rusia
Sebagai sebuah kajian tentang masa yang tak disukainya. Ketika pada tahun 1938
totalitarianisme, terutama dengan merujuk terbit buku sejarah resmi baru partai Komunis,
pada masa di bawah kepemimpinan Hitler hal ini menandakan telah terjadinya pembersi-
dan Nazi, serta masa kepemimpinan Lenin di han besar-besaran yang telah membinasakan
Soviet maka Arendt melihat bahwa “propa- seluruh generasi kaum intelektual Soviet
ganda, dan teror merupakan dua sisi dari mata telah berakhir. Begitu pula, kaum Nazi di
uang yang sama”. Menurut Arendt, propagan- daerah pendudukan Eropa Timur pertama-ta-
da dimaksudkan untuk membuat atomisasi ma menggunakan propaganda antisemit untuk
dalam masyarakat22. Atomisasi di sini meru- mengontrol rakyat secara lebih ketat. Mereka
juk pada suatu kondisi dimana antar anggota tidak membutuhkan dan juga tidak menggu-
dalam masyarakat tidak terdapat satu hubun- nakan teror guna mendukung propaganda.
gan yang merekatkan antar mereka. Kondisi Ketika mereka memberangus sebagian besar
ini merupakan bagian dari strategi untuk men- kaum intelegensia Polandia, mereka melaku-
capai masyarakat tanpa kelas, sebagaimana kan bukan karena ada perlawanan, tetapi
dicita-citakan oleh Hitler dan juga Stalin, menurut doktrin mereka, orang-orang Po-
walau keduanya menempuh jalan yang berbe- landia tidak memiliki intelek.55
da untuk itu.33 Dalam prakteknya memang propagan-
Lebih jauh dari itu Arendt juga menga- da yang dilakukan oleh pemerintahan Nazi
takan bahwa, Hitler membuat propaganda memiliki nilai
“Hanya mob dan elite yang dapat terta- yang tinggi, karena sifatnya yang memberi-
rik oleh momentum totalitarianisme kan dukungan efektif pada kekuasaan Hitler.
itu sendiri. Sedangkan massa harus Ketika Joseph Paul Goebbels ditunjuk sebagai
dipikat dengan propaganda.... Kapan- Menteri Propaganda pada tahun 193366, maka
pun totalitarianisme memiliki kontrol di situlah mesin propaganda mulai berjalan
mutlak, maka propaganda diganti dengan menghembuskan berita-berita bohong
dengan indoktrinasi dan penggunaan kepada dunia luar, dan mengelola informasi
kekerasan tidak pertama-tama untuk sedemikian rupa serta menghadirkan kepada
menakut-nakuti orang, namun lebih- masyarakat Jerman sendiri, informasi yang
lebih untuk secara terus menerus dipakai untuk menyemangati Jerman guna
melaksanakan ajaran-ajaran ideologi mencapai tujuan yang dirumuskan oleh Hitler.
yang mengumbar kebohongan-keboho- Tidak hanya itu, departemen propaganda pun
ngan praktis.”44
Arendt mengambil contoh bagaimana Buku-buku yang dianggap merusak dan tidak
Stalin melakukan propaganda, terutama untuk sesuai dengan cita-cita pemerintahan Nazi
menghadirkan suatu pandangan baru tentang dibakar, dan mereka yang hendak menu-
sejarah revolusi Rusia, dimana Stalin pertama lis buku, harus menyerahkan naskah untuk
sekali melakukan pemusnahan terhadap buku- diperiksa, sebelum boleh dicetak.
Kondisi Jerman pada masa pemerin-
2 Arendt (1995) hal.30 tahan Hitler menunjukkan bagaimana Jerman
3 Penjelasan soal atomisasi bisa melihat
pada buku ketiga Arendt tersebut, terutama pada 5 Arendt (1995) hal.60-61
bab pertama “Masyarakat Tanpa Kelas”, Arendt 6 William L. Shirer, The Rise and Fall
(1995), hal. 1-58 of the Third Reich: A History of Nazi Germany,
4 Arendt (1995) hal.59-60 1960 (2nd ed., 34th printing), hal. 274
Propaganda, Hannad Arendt, Joseph Ignatius Haryanto
Goebels dan Totalitarianisme

yang kalah pada masa perang dunia I, dan Di luar itu ada belasan pidato lain yang dib-
harus menandatangani perjanjian Versailes uatnya, serta puluhan artikel yang dibuat
yang sangat memberatkan Jerman, kehilangan Goebbels dalam berbagai kesempatan.
moral yang sangat berat sebagai suatu bangsa. Dalam pengertian Arendt, memang
Hitler sebagai seorang yang mau mengobar- propaganda merupakan sebagian paket
kan semangat kebangkitan Jerman, perlahan “perang urat syaraf”; sementara itu teror leb-
tapi pasti berhasil merebut hati masyarakat ih dari itu. Teror masih terus dipergunakan
Jerman kala itu, lewat pemilu, dimana par- oleh rezim totaliter, sekalipun sasaran
tainya menguasai parlemen, dan Hitler men- psikologisnya mungkin sudah dicapai; hal
jadi perdana menterinya. Namun dalam masa yang sesungguhnya mengerikan ialah bahwa
menuju kekuasaan itu, Hitler menggunakan teror sudah menguasai rakyat yang seluruhnya
berbagai cara untuk meraih kekuasaan, ter- telah ditundukkan. Bila cengkeraman teror tel-
masuk dengan penggunaan senjata, penerti- ah begitu sempurna, seperti dalam kamp-kamp
ban masyarakat, pembungkaman masyarakat, konsentrasi, propaganda hilang seluruhnya.88
pembunuhan kepada para penentang, serta
agitasi dan propaganda yang terampil, plus Propaganda Sebagai Bagian dari
teror untuk mendukung kebijakan besar, dan Kepentingan Pemerintah Nazi
politik agresi Jerman di Eropa.
Goebbels sebagai salah satu aparat Dari kacamata penguasa Nazi, dalam
penting pemerintah Nazi, bersama dengan hal ini, Joseph Goebels, propaganda adalah
stafnya menyebarkan berita bohong seban- alat untuk menguasai massa, dan untuk itu
yak-banyaknya dan seluas-luasnya. Tehnik ia mengontrol seluruh media massa yang ada
jitu dari kepiawaian Goebbels ini lalu dike-
nal sebagai teknis big lie (kebohongan besar, serta bentuk kesenian lainnya). Sasaran pro-
atau dalam bahasa latin disebut Argentum ad pagandanya adalah menebarkan kebencian
Nausem). terhadap kaum Yahudi, para pendukung
Dalam sebuah situs yang memuat teks- Republik Wiemar, dan kalangan komunis
teks propaganda dari Joseph Goebbels77, kita di Jerman.99Berkali-kali dalam pidatonya ia
akan bisa melihat daftar pidato yang pernah menekankan pentingnya pengorbanan yang
dilakukan oleh warga Jerman untuk menca-
dikumandangkan oleh Goebbels, dan juga
pai masa depan Jerman yang lebih baik, lebih
artikel yang termuat dalam mingguan Das
suci, dan berkali-kali pula ia lewat pidaton-
Reich. Dari daftar itu kita akan melihat bah-
ya memberikan informasi yang palsu kepada
wa Goebbels misalnya membuat pidato pada
masyarakat terhadap kondisi di luar Jerman.
sejumlah perayaan tahun baru (antara tahun
Lewat propaganda itu pulalah, ia menghasut
1933 hingga 1943), lalu ia juga hampir setiap
banyak orang untuk membunuh orang yang
tahun berpidato pada hari ulang tahun Hitler
tidak berdosa, meyakinkan masyarakat
(mulai dari tahun 1933 hingga tahun 1945).
Jerman bahwa bangsa Arialah yang menjadi
Semua pidatonya itu berjudul “Our Hitler”. bangsa terpilih, dan untuk itu ras lain boleh
7 Ada beberapa situs yang bisa diakses dimusnahkan.
untuk itu, salah satunya adalah German Propa-
ganda Archive, situs ini merupakan situs yang 8 Arendt (1995) hal.63-64.
mengoleksi teks terjemahan bahasa Inggris 9 Bahan tentang Goebbels ini bisa dilihat
dari pidato-pidato Goebbels. Bisa ditemui pada pada situs: http://www.us-israel.org/jsource/Ho-
alamat: http://www.calvin.edu/academic/cas/gpa/ locaust/goebbels.htm , diakses pada 13 Februari
goebmain.htm. Diakses pada 13 Februari 2003. 2003. Juga bahan lain ada pada: http://www.cal-
vin.edu/academic/cas/gpa/goeb62.htm, diakses
pada masa sebelum dan sesudah tahun 1933. pada 13 Februari 2003.
Ignatius Haryanto Propaganda, Hannad Arendt, Joseph
Goebels dan Totalitarianisme

“Propaganda? Certainly! Good propa- Dalam salah satu pidatonya di Nurem-


ganda for a good cause! We make pro- berg misalnya, Goebbels mencoba untuk men-
paganda not in the pay of forces or men in
the background, rather we make propa-
ganda for our own honest convictions. ia lakukan sehari-hari:
We advertise for our own ideal, and there- “The concept of propaganda has under-
gone a fundamental transformation,
good propaganda to win the soul of our particularly as the result of political
people”. practice in Germany. Throughout the
world today, people are beginning to see
Itulah kalimat yang pernah diucap- that a modern state, whether democratic
kan oleh pria kelahiran Rheydt, Rhineland, or authoritarian, cannot withstand the
pada 29 Oktober 1897. Goebbels yang per- subterranean forces of anarchy and
nah mengecap pendidikan di sekolah katolik, chaos without propaganda. It is not only
a matter of doing the right thing; the
Heidelberg. Ia pernah ditolak masuk dalam people must understand that the right
thing is the right thing. Propaganda
dinas kemiliteran, karena kakinya pincang, includes everything that helps the people
akibat sakit polio ketika kecil. Tetapi cacat ini to realize this.
tak menghalanginya untuk kemudian masuk
dalam jajaran petinggi dalam Nazi, di mana ia Political propaganda in principle is active
bergabung sejak tahun 1922. and revolutionary. It is aimed at the broad
Hitler terkesan dengan reputasi politi- masses. It speaks the language of the
people because it wants to be understood
knya, dan juga kebenciannya terhadap kaum by the people. Its task is the highest
Yahudi, serta tulisan-tulisannya yang sejalan creative art of putting sometimes compli-
dengan cita-cita politiknya. Kaum Nazi ter- cated events and facts in a way simple
kesan dengan kecerdasan pria ini, selain juga enough to be understood by the man on
kemampuan retorikanya yang tajam, baha- the street. Its foundation is that there is
sanya yang mudah dicerna banyak lapisan nothing the people cannot understand,
rather things must be put in a way that
masyarakat, dan juga sangat teaterikal. they can understand. It is a question of
Pada saat Goebbels bertemu dengan making it clear to him by using the proper
perwakilan pers Jerman di Garden Room, dari approach, evidence and language.” 1111
Leopold Palace, ia mengatakan konsepsinya Dalam analisa Arendt, ‘khayalan’ paling
dengan cara yang mudah dimengerti:
“There are two ways to make a revolution. persekongkolan dunia Yahudi. Menurut Ar-
endt, pemusatan perhatian pada propaganda
guns until he recognizes the superiority
of those who have the machine guns. That antisemit merupakan alat yang lazim digu-
is the simplest way. One can also trans- nakan oleh para penghasut sejak akhir abad
form a nation through a revolution of the 19, dan ini tersebar hingga ke Jerman dan
spirit, not destroying the opponent, but Austria pada abad 201212. Untuk Arendt sendi-
winning him over. We National Socialist ri, tak ada yang baru dalam isi propagan-
have gone the second way, and will da anti Yahudi ini, tapi adalah keberhasilan

ministry will be to win the whole people pemerintahan Nazi di bawah Hitler untuk
for the new state. We want to replace
liberal thinking with a sense of community 11 Judul pidatonya ”Goebbels at Nuremberg
that includes the whole people”.1010 – 1934”, sumber asli Der kongress zur Nurem-
berg 1934 (Munich: Zentralverlag der NSDAP,
Frz. Eher Nachf, 1934), diterjemahkan dan diak-
ses pada http://www.calvin.edu/academic/cas/
10 http://www.calvin.edu/academic/cas/gpa/ gpa/goeb59.htm , 13 Februari 2003.
goeb62.htm, diakses pada 13 Februari 2003 12 Arendt (1995) hal.81
Propaganda, Hannad Arendt, Joseph Ignatius Haryanto
Goebels dan Totalitarianisme

membuat propaganda Nazi mengembang- Membanding Arendt dengan


kan suatu metode tersendiri untuk menga- Tokoh-Tokoh Lain
kali masalah tersebut dan lebih unggul dari
metode-metode lain yang pernah ada. Hitler Konsepsi Arendt tentang fungsi pro-
memanfaatkan suatu perjuangan kelas, di mana
masyarakat bisnis Yahudi kerap mengeksploi- konteks negara totaliter, sebagaimana ditun-
tasi para pekerjanya. juk oleh pemerintahan Hitler Nazi dan pe-
Buat massa yang teratomisasi persua- merintah Stalin di Uni Soviet. Bagi Arendt
si demagog massa ini membuat para individu sangat jelas bahwa fungsi propaganda adalah
(dalam massa) menjadi tak menentu, goyah, fungsi politik untuk mempertahankan kekua-
- saan karena propaganda dan teror dilakukan
secara bergantian; jika propaganda sudah
harga diri mereka yang dahulu, serta kondisi dianggap tak efektif, maka fungsi teror yang
ini yang bisa menghasilkan stabilitas palsu lebih dikemukakan, sementara itu propagan-
yang membuat mereka ini menjadi kader-kad- da akan sangat berhasil jika diletakkan dalam
er organisasi yang baik.13 kerangka masyarakat yang sudah teratomisasi,
Selain kebencian terhadap kalangan terasing dari dari kelompok masyarakat
Yahudi terus dihembuskan kala itu, di sisi lain, sehingga pesan-pesan yang secara terus
lain propaganda Goebbels terus mengobarkan menerus dihembuskan bisa menggoyang
pujian-pujian kepada Hitler. Dalam pida- keyakinan, dan membuat individu tak memi-
to terakhir Goebbels untuk hari ulang tahun liki suatu pandangan yang kuat lagi tentang
Hitler ke 56, Goebbels menyebut bahwa Hitler sesuatu hal, serta cenderung percaya begitu
adalah manusia terbesar abad ini, orang yang saja akan apa yang disampaikan dalam pesan
memiliki kepercayaan diri yang tinggi, den- propaganda tersebut.
gan telah melalui kesakitan dan penderitaan, Untuk lebih memperkaya diskusi
orang yang akan menunjukkan jalan menuju tentang propaganda ini, maka di sini akan
kemenangan.... ditunjukkan beberapa pandangan lain dalam
“He is the only one who remained true to melihat propaganda, terutama dengan men-
himself, who did not cheaply sell his faith
dasarkan pada pandangan tiga orang ilmuwan
and his ideals, who always and without
doubt followed his straight path forward Amerika yang mencoba menelaah propagan-
his goal ... Times like those we experi- da pada masa perang dunia I dan II; nantinya
ence today demand more of a leader than ketiga ilmuwan ini dikenal sebagai perintis
insight, wisdom and drive. They demand a jalan untuk dimulainya studi tentang ilmu
toughness and endurance, a steadfastness komunikasi di Amerika, dan kemudian akan
of heart and soul, that appear only rarely menyebar ke seluruh dunia.
in history, but that, when they do appear,
produce the most admirable achievements Tiga tokoh yang akan dibahas di sini
of human genius...”14 adalah: Harold Laswell (1902-1978)15, Walter
Lippmann (1889-1974) dan Wilbur Schramm
(1907-1987). Harold Laswell adalah seorang
ahli politik, sementara Lipman adalah seorang

14 ”Our Hitler” Goebbels’ 1945 Speech on


Hitler’s 56th Birthday, lihat http://www.calvin.
edu/academic/cas/gpa/unser45.htm diakses pada
13 Februari 2003.
Ignatius Haryanto Propaganda, Hannad Arendt, Joseph
Goebels dan Totalitarianisme

jurnalis dan juga pengamat internasional, se- paling penting dibahas pada masa itu, namun
mentara Schramm memulai karier sebagai anehnya setelah tahun 1940-an, analisis pro-
pengajar tulisan kreatif, namun kemudian paganda ini menghilang dari khasanah ilmu-
dikenal sebagai peletak dasar dari ilmu komu- ilmu sosial di Amerika. Sebagai penggantinya
nikasi di dunia. muncullah istilah seperti komunikasi massa
(mass communication) atau penelitian komu-
Harold Lasswell, Analis Awal Metode nikasi (communication research), mengganti-
Propaganda kan istilah propaganda atau opini publik untuk
menjelaskan pekerjaan peneliti komunikasi.17
Harold Lasswell bisa disebut sebagai -
salah satu orang yang pertama kali melakukan si atas propaganda sebagai “manajemen dari
analisis terhadap masalah propaganda, dan tingkah laku kolektif dengan cara memanip-
di akhir hidupnya ia menyelesaikan editing
untuk tiga volume buku berjudul Propaganda
and Communication in World History. Para buruk, dan penilaiannya sangat bergantung
mahasiswa komunikasi akan mudah mengin- pada sudut pandang orang yang menggu-
nakannya. Sementara itu ahli lain (Petty &
tentang komunikasi dalam sebuah kalimat: Cacioppo 1981) menyebut propaganda
“Siapa berbicara apa, dengan menggu- sebagai usaha “untuk mengubah pandangan
nakan alat (channel) apa, kepada siapa, orang lain sesuai yang diinginkan seseorang
dan dengan efek apa” (Who says what in atau juga dengan merusak pandangan yang
which channel to whom with what effects?
bertentangan dengannya”. Dalam penger-
Pada tahun 1926, Harold Lasswell
tian ilmu komunikasi, baik propaganda mau-
menyelesaikan disertasinya di Universitas pun persuasi adalah kegiatan komunikasi
Chicago, yang berjudul “Propaganda Tech- yang memiliki tujuan tertentu (intentional
nique in the World War” yang menyebutkan
communication), dimana si sumber menghen-
sejumlah program propaganda di negara-neg-
daki ada perilaku yang berubah dari orang lain
ara Swiss, Inggris, Jerman dan Perancis, beru- untuk kepentingan si sumber, tapi belum tentu
pa variasi cara propaganda, mulai dari konsep menguntungkan kepada orang yang dipen-
sebagai strategi komunikasi politik, psikologi
garuhi tersebut. Jadi propaganda lebih menun-
audiens, dan manipulasi simbol. juk pada kegiatan komunikasi yang satu arah,
Sebenarnya kata propaganda sendiri sementara persuasi lebih merupakan kegiatan
merupakan istilah yang netral. Kata yang be- komunikasi interpersonal (antar individu), dan
rasal dari bahasa Latin “to sow” yang secara untuk itu mengandalkan adanya tatap muka
etimologi berarti: “menyebarluaskan atau berhadap-hadapan secara langsung. Dengan
mengusulkan suatu ide” (to disseminate or
demikian sebenarnya propaganda adalah per-
propagate an idea). Namun dalam perkem-
suasi yang dilakukan secara massal.18
bangannya kata ini berubah dan mengandung Salah satu temuan dari Lasswell
konotasi negatif yaitu pesan propaganda di-
terhadap propaganda yang dilakukan oleh
anggap tidak jujur, manipulatif, dan juga men-
Amerika pada masa perang dunia I menun-
cuci otak16. Pada perkembangan awal ilmu
jukkan bahwa propaganda efektif dilakukan
komunikasi, propaganda menjadi topik yang untuk menjatuhkan moral pasukan Jerman,
Propaganda, Hannad Arendt, Joseph Ignatius Haryanto
Goebels dan Totalitarianisme

sehingga sejak saat itu propaganda selalu dija- ngkinan efek dari propaganda Nazi di
dikan bagian dari setiap aksi militer di mana- Amerika atau popularitas sosok Hitler di
pun.219 Amerika.
Pada masa perang dunia I, Amerika Dalam konteks perang dunia I,
mendirikan sebuah kantor bernama Komite Lasswell berpendapat bahwa propaganda
untuk Informasi Publik (Committee on merupakan bagian dari perang total, dima-
Public Information) – dipimpin oleh George na masyarakat sipil juga memiliki peran
Creel, dan kemudian sering disebut sebagai aktif di dalamnya, dimana perang tak han-
Komite Creel – dan menghasilkan propaganda ya merupakan kepedulian para jendral atau
masif baik ke dalam maupun ke luar negeri. pasukan militer, tetapi perang merupakan
Diperkirakan tak kurang dari 75 juta kopi buku
dari 30 jenis buklet berbeda telah diedarkan sini menjadi masalah penting. Perang propa-
baik ke dalam maupun ke luar negeri, utaman- ganda, lanjut Lasswell, merupakan ancaman
ya menyebutkan cita-cita Amerika dan tujuan serius terhadap pemerintahan demokratis, dan
Amerika dari perang dunia I. Tak hanya itu, faktanya adalah propaganda merupakan salah
Komite ini memiliki 75 ribu orang pembicara satu instrumen paling kuat dalam masyarakat
dalam sebuah korps – yang kerap disebut se- modern.522
bagai manusia empat menit – yang tugasnya
menyampaikan pidato-pidato pendek – paling Walter Lippmann dan
panjang 4 menit – dan tercatat mereka telah Pengembangan Lanjutan Teori
menyampaikan 755.000 pidato di berbagai Propaganda
tempat. 320
Lasswell juga terlibat dalam proyek Sementara itu tokoh lain yang mengem-
perang dunia II dengan melakukan analisa bangkan metode propaganda adalah Walter
isi terhadap pesan-pesan propaganda yang Lippman, yang juga membuat fondasi awal
dilakukan oleh pihak sekutu. Dengan analisa teori propaganda dari bukunya yang kemudian
tersebut Lasswell bermaksud hendak mening- menjadi text book untuk berbagai universitas
katkan kemampuan dan metodologi propa- beberapa dekade kemudian, Public Opinion
ganda yang dilakukan pada masa itu. Dengan (1922)623 dan The Phantom Public (1925).
kata lain, Lasswell tak cuma menganalisa Lippman menulis kedua bukunya berdasar-
propaganda tapi ia juga menciptakan propa- kan pengalamannya sebagai kepala penulis
ganda lain, menghasilkan para murid yang dan editor untuk bagi kepentingan unit
ahli propaganda untuk membantu pemerintah propaganda Amerika.724 Inti pandangan Lip-
Amerika dalam mengembangkan propaganda pmann adalah bagaimana ia merumuskan
dan program intelejen dari pemerintah.421 tentang gambar dalam diri individu dan dunia
Pada tahun 1937, Lasswell mendiri- di luar diri individu (the pictures in our head,
kan Institute for Propaganda Analysis di New and the world outside).
York yang hendak meneliti lebih jauh ten- Lippman dalam bukunya mengam-
tang propaganda, memikirkan tentang strategi bil contoh apa yang dilakukan oleh tentara
propaganda, dan lain-lain. Keprihatinan utama
yang memunculkan Institut ini adalah naiknya 22 Rogers (1994), hal.213.
pemerintahan Nazi di Jerman, dan juga kemu- Buku ini akhirnya diterjemahkan dalam
bahasa Indonesia pada tahun 1996 oleh Yayasan
Obor Indonesia, dengan judul Opini Publik.
Rogers (1994), hal. 211, dengan meng- 24 Lihat Christopher Simpson, Science
utip Qualter (1962) of Coercion: Communication Research & Psy-
20 Rogers (1994), hal.211 chological Warfare 1945-1960, New York:
21 Rogers (1994), hal.224 Oxford University Press, 1994, hal.16-30.
Ignatius Haryanto Propaganda, Hannad Arendt, Joseph
Goebels dan Totalitarianisme

Perancis dalam perang melawan Inggris pada percaya bahwa, propaganda adalah satu alat
masa PD I, yaitu Perancis tiap minggu mengu- untuk melakukan mobilisasi massa yang lebih
mumkan penghitungannya atas jumlah korban murah daripada terjadinya kekerasan, penyo-
yang jatuh di pihak Jerman, dan tiap minggu gokan atau cara-cara kontrol lainnya. Dalam
jumlahnya bertambah dalam skala ratusan artikel lainnya pada tahun 1933, Lasswell pun
ribu; 300.000, 400.000, 500.000 dan seterus- menambahkan preposisinya, bahwa penge-
nya. Tentu saja ini merupakan disinformasi lolaan masalah sosial dan politik yang baik
yang dilakukan oleh Perancis dan menurut seringkali tergantung pada koordinasi yang
Lippman, hal ini merupakan bagian dari rapi antara penggunaan propaganda dan peng-
propaganda. gunaan paksaan, penggunaan jalan kekerasan
Lippman mengemukakan tesisnya soal atau damai, iming-iming ekonomi, negosiasi
propaganda ini: diplomatis dan teknik-teknik lainnya.326
“Bila sekelompok orang dapat menahan
khalayak untuk mendapatkan akses mere- Wilbur Schramm: Pendiri Studi Ilmu
ka terhadap berita, dan bisa memuncul-
kan berita tentang peristiwa yang mereka
Komunikasi
kehendaki, pastilah di situ ada propagan-
da”. Wilbur Schramm adalah nama penting
Lebih lanjut ia mengatakan: dalam studi ilmu komunikasi, karena ia diang-
“Untuk menghasilkan suatu propagan- gap sebagai pendiri ilmu ini, karena ialah yang
da, haruslah ada hambatan antara publik pertama kali mendirikan sebuah jurusan ber-
dengan peristiwa yang terjadi”225. nama Ilmu Komunikasi di Universitas Illinois.
Hal tentang adanya hambatan atau jarak, Latar belakang studinya cukup beragam mulai
antara publik dengan peristiwa yang terjadi, dari sejarah dan ilmu politik, lalu mengambil
karena jika publik bisa langsung mengetahui master dalam bidang American Civilization,
peristiwa yang terjadi, publik bisa melakukan dan PhD dalam Sastra Inggris.
- Pada saat ia mengambil program
da yang dibuat. post-doctoralnya di Universitas Iowa, ia
Rogers kemudian mengomentari, mulai berhadapan dengan berbagai eksperi-
bahwa semasa perang terjadi, pengelola men psikologis, dan ini menghantarnya untuk
propaganda dari pemerintah menjadi penga- meminati berbagai eksperimen dan penelitian
tur lalu lintas berita tentang peristiwa-peristi- tentang efek dari eksperimen tersebut terha-
wa penting, dan untuk Lippman, propaganda dap sejumlah orang.
kemudian dimengerti sebagai situasi di mana Pada saat yang sama ia ditunjuk
arus komunikasi menjadi terbatas dan ada menjadi Direktur Iowa’s Writers Workshop
sekelompok orang yang berkeinginan untuk dimana ia menjadi tutor untuk sejumlah
mendistorsi berita. penulis kontemporer kala itu. Selanjutnya ia
Buat Lippman komunikasi massa menjadi kepala program jurnalisme di Iowa,
adalah sumber utama dari krisis dunia mod- lalu juga membuka program doktor untuk
ern dan komunikasi adalah instrumen yang bidang komunikasi massa di Iowa. Dari Iowa
diperlukan untuk mengelola apapun secara ia lalu pindah ke Universitas Illinois, lalu ke
elitis. Menurutnya lagi, ilmu-ilmu sosial men- Universitas Stanford, dan juga di Honolulu,
awarkan alat yang bisa membuat administrasi Hawaii, sebagai direktur East-West Commu-
struktur sosial macam apapun yang tidak stabil nication Institute.
menjadi lebih rasional dan efektif. Lippman

25 Rogers, h.236 26 Simpson (1994) hal.18


Propaganda, Hannad Arendt, Joseph Ignatius Haryanto
Goebels dan Totalitarianisme

Buku yang dihasilkan Schramm penggunaan kekerasan atau bentuk komu-


cukup banyak mulai dari buku Communica- nikasi konvensional lain untuk mencapai
tions in Modern Society (1948), The Process kepentingan politik dan militer”629
and Effects of Mass Communication (1954), Untuk kalangan militer Amerika,
Mass Media and National Development ‘komunikasi’ dimengerti tidak lebih dari suatu
(1964), dan Men, Messages and Media: A bentuk transmisi pesan dimana pesannya bisa
Look at Human Communication (1978). berupa apa saja untuk mencapai tujuan ide-
Yang penting menjadi sumbangan ologis, politis dan membela kepentingan mi-
Schramm adalah bagaimana ia terus men- liter.730 Tidak cuma itu, agen-agen keamanan
gaplikasikan teori-teori propagandanya da- Amerika juga melihat propaganda dan perang
lam kerja-kerja yang ia lakukan sebagai psikologis sebagai “alat untuk memperluas
salah satu staf dari , pengaruh pemerintah Amerika di wilayah-
sebuah departemen yang menyebarkan pro- wilayah lain yang kemudian bisa dikuasai oleh
paganda Amerika ke negara-negara lain, dan tentara-tentara Amerika, dengan biaya yang
juga kemudian dalam tulisan-tulisannya yang murah” (garis miring IH).831 Sebagai suatu
menjadi teks-teks utama yang menghadirkan contoh dikemukakan bahwa radio CIA di
jurusan ilmu komunikasi, sebagai suatu negara-negara Eropa Timur telah menjadi
tempat yang menggantikan posisi dari istilah “sarana yang paling murah, aman, dan efektif
“opini publik” ataupun “propaganda”. bagi kepentingan politik luar negeri Amerika”.
Bagi pengamat lain, propaganda di sini Dan menurut Simpson, perkembangan
merupakan bagian dari suatu perang psikolo- metode perang psikologis dan pengaruhnya
gis, atau perang urat syaraf, yang dilakukan terhadap perkembangan ilmu komunikasi di
kepada pihak tertentu, untuk meraih tujuan Amerika saat itu harus dilihat dalam kaitan-
tertentu pula. Lebih dari itu, perang urat syarat nya dengan konteks politik dan ekonomi
ini merupakan fokus utama dari penelitian antara tahun 1940 hingga 1950-an, dimana
yang dilakukan di Amerika antara tahun 1945- tujuan utama dari operasi perang psikologis
1960. Penelitian atas masalah perang urat tersebut adalah
syaraf ini merupakan evolusi dari berdirinya “untuk membuat frustasi ambisi dari
ilmu Komunikasi di Amerika, yang kemu- negara-negara berkembang yang kaya
dengan sumber daya alam, yang memiliki
dian berkembang di berbagai universitas di gerakan massa yang radikal, serta memi-
Amerika dan di dunia.427 liki problem-problem besar seperti
Perang psikologis di sini diartikan masalah kemiskinan, ketergantungan,
sebagai, dan korupsi yang hebat”932
“serangkaian strategi dan taktik yang
didisain untuk mencapai tujuan ideolo- Menimbang Pandangan Arendt
gis, politis dan militer dari organisasi
yang membiayainya lewat eksploitasi
tentang Propaganda
atribut-atribut social dan psikologis, serta
sistem komunikasi masyarakat yang dibi- Harus diakui bahwa konsepsi yang
dik”.528 disuguhkan Arendt tentang Propaganda
Atau dengan kata lain, perang psikolo- totalitarianisme, sedikit banyak mengandung
gis juga bisa diartikan sebagai
“aplikasi pendekatan komunikasi massa seorang keturunan Yahudi menjadi bagian dari
korban yang telah disudutkan dan jadi sasaran
memfokuskan pada penggabungan antara 29 Simpson (1994) hal.11
30 Simpson (1994) hal.6
27 Simpson (194) hal.5 31 Ibid.
28 Simpson (1994) hal.11 32 Simpson (1994) hal.7
Ignatius Haryanto Propaganda, Hannad Arendt, Joseph
Goebels dan Totalitarianisme

pemusnahan pada masa Nazi Jerman. baran yang sangat negatif tentang propaganda,
Cara pandang Arendt yang melihat sementara bagi Lasswell ataupun Lippmann,
propaganda sebagai bagian dari teror kekua- propaganda sebenarnya yang netral saja,
saan, bisa dilihat sebagai titik ekstrem dalam karena tujuannya adalah meyakinkan orang
melihat propaganda, karena propaganda dan tentang sesuatu hal, dan dalam perkemban-
teror merupakan satu kesatuan cara untuk gannya kemudian, propaganda kuno dalam
penguasaan publik oleh suatu rejim kekua- bentuk kekerasan, indoktrinasi yang berlebi-
saan. Dari pandangan beberapa ahli propa- han dan terlalu kasar, sudah mulai ditinggal-
ganda lain, terutama seperti Lasswell dan kan, serta digantikan oleh bentuk propagan-
Lippmann, maka kita melihat bahwa propa- da baru yang lebih canggih, lebih halus, dan
ganda, jika dilihat sebagai bagian dari konteks membuat banyak orang tak merasa bahwa
hubungan antar negara, maka propaganda ti- dirinya sedang dicekoki oleh pesan-pesan
daklah hanya satu arah, karena pihak lain yang tertentu. Banyak dari usaha ini lalu menggu-
terlibat dalam perang juga melakukan propa- nakan pendekatan kebudayaan populer untuk
ganda serupa. Masing-masing pihak melihat menghasilkan propaganda-propaganda baru.
dari kubu masing-masing, dan berupaya untuk Belum tentu propaganda baru ini sangat ide-
menjadikan propaganda sebagai bentuk lain ologis (ideologi politik dalam arti sempit)
- sifatnya233, tetapi seringkali ia tampil untuk
masi. mempromosikan produk atau jasa tertentu
- dalam kemasan yang menghibur, yang mem-
nisikan peran propaganda untuk kepentingan buai, dan membuat banyak orang tak sadar
Nazi Jerman, maka orang seperti Lasswell bahwa dirinya pun sebenarnya sedang dibius,
atau malah propaganda yang telah dilancarkan
peran aktual dari propaganda, tentu bagi tersebut dianggap sebagai hal yang wajar.334
kepentingan kemenangan Amerika dalam Di sisi lain kita juga melihat bahwa
perang dunia. propaganda sebagai suatu kajian telah meng-
Teknik-teknik propaganda sendiri hasilkan suatu bidang ilmu baru pada paska
sangat beragam, dan dilakukan dengan perang dunia II, karena adanya banyak kaji-
kepentingan yang berbeda-beda pula. Ke an tentang propaganda diproduksi pada masa
dalam negeri, propaganda dilakukan (misal- perang, dan kini metode propaganda pun
nya di Jerman, di Perancis, dan di Amerika) dipergunakan oleh kalangan industri untuk
untuk mengangkat moral masyarakat, agar menyebarluaskan informasi produk mereka
tetap bersemangat dan percaya bahwa pihak- lewat media massa dalam bentuk iklan-iklan
nya adalah pemenang dalam perang. Semen- yang menarik, yang menggugah masyarakat
tara itu ke luar negeri, propaganda dilaku- untuk terus berkonsumsi.
kan untuk meyakinkan banyak pihak di luar, Tentang atomisasi yang terjadi dalam
bahwa si pembuat propaganda adalah pihak masyarakat yang dipenuhi dengan propa-
yang baik, pihak yang perlu dapat simpati
33 Maksudnya adalah propaganda masa kini
lebih luas, sembari juga memutarbalikkan tak lagi dilakukan secara mentah-mentah untuk
fakta yang dianggap akan merugikan citran- mendukung ideologi politik tertentu (misalnya
ya, sementara itu pada saat yang sama, propa- komunisme, fasisme, otoritarianisme, bahkan
liberalisme).
ganda menekankan hal-hal positif yang telah 34 Ini adalah salah satu kritik utama dari
dicapai pihaknya. Herbert Marcuse yang melihat bahwa masyarakat
industri modern sebenarnya telah menjadi korban
Jika kita membandingkan konsep- dari propaganda modern dalam masa kapitalisme
si Propaganda Arendt dengan Lasswell atau berkembang pesat setelah perang dunia II berakhir.
Lippmann, maka kita akan menangkap gam- Lihat Marcuse dalam One Dimensional Man, 1964;
lihat juga James E.
Propaganda, Hannad Arendt, Joseph Ignatius Haryanto
Goebels dan Totalitarianisme

ganda dan teror, sedikit banyak hal ini juga


terjadi pada masyarakat modern, ataupun
kondisi dalam masyarakat pada masa perang
di manapun. Tak heran muncul adagium;
ketika perang dimulai, korban pertama bu-
kanlah masyarakat sipil, tetapi informasi yang
diputarbalikkan. Dalam kondisi dimana satu
pihak mendominasi propaganda, maka sulit
untuk mendapatkan gambaran sesungguhnya
dari suatu peristiwa, atau mengambil pandan-
gan Lippmann, maka jarak antara masyarakat
dan peristiwa sesungguhnya makin jauh, dan
masyarakat makin tidak bisa mendekatkan diri
dengan peristiwa yang terjadi tersebut.

Kesimpulan
Pandangan Arendt tentang propaganda
menyumbang beberapa pemikiran yang masih
relevan untuk dipakai hingga saat ini, namun
demikian ada beberapa kelemahan ataupun
faktor-faktor lain yang perlu dipertimbangkan
saat hendak mengaktualisasikan pandangan
Arendt dan propaganda tersebut, dengan me-
nimbang pandangan yang telah dikemukakan
oleh Lasswell dan Lippmann di atas. Semen-
tara itu pandangan Goebbels sebagai menteri
propaganda Nazi Hitler, menunjuk pada peng-
gunaan propaganda dalam kepentingan politik
yang sangat brutal, sementara itu perkemban-
gan menunjukkan bahwa bentuk propaganda
dengan penuh paksaan telah bergeser menjadi
sesuatu yang lebih memikat, lebih menggiur-
kan, dan menina-bobokan sasaran propaganda
bahwa mereka tengah dijadikan sasaran untuk
atomisasi. (*)

Combs dan Dan Nimmo, The New Propaganda:


The Dictatorship of Palaver in Contemporary Pol-
itics, 1993

Anda mungkin juga menyukai