1
IDENTITAS KELOMPOK
Kelas : B (R – A . 3 - 23)
2
DAFTAR ISI
Halaman
IDENTITAS KELOMPOK 6....................................................................... ........ ii
DAFTAR ISI........................................................................................................ iii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................ iv
DAFTAR TABEL................................................................................................. vi
BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................... 1
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 8
BAB 3 METODE.......................................................................................... ........ 25
BAB 4 PEMBAHASAN....................................................................................... 34
BAB 5 KESIMPULAN................................................................................. ........ 47
DAFTAR PUSTAKA
DOKUMENTASI
BIODATA KELOMPOK
3
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1.2.1 Dimensi Papan Petunju…………………………..................... 11
Gambar 2.1.2.4.1 Jarak Posisi Papan Petunju…………………….................... 12
Gambar 2.2.1.1 Proses Kognitif Manusi………………………….................... 14
Gambar 2.2.2.1 Mata Manusi…………………………………….................... 17
Gambar 2.2.2.2 Contoh Heat Maps Fiksas......................................................... 19
Gambar 2.2.2.3 Contoh Heat Maps Fiksasi dan Saccades................................. 19
Gambar 3.1.1 Alur Penelitian............................................................................. 26
Gambar 4.1.1 Wilayah Universitas Singaperbangsa Karawang......................... 34
Gambar 4.1.2 Universitas Singaperbangsa Karawang Tampak Depan .............. 37
Gambar 4.1.3 Peletakkan Display Pada Keterangan Nomor 1............................ 38
Gambar 4.1.4 Visual Display Pada Keteragan Nomor 1................................... 38
Gambar 4.1.5 Universitas Singaperbangsa Karawang Tampak Kanan .............. 39
Gambar 4.1.6 Universitas Singaperbangsa Karawang Tampak Kiri .................. 39
Gambar 4.1.7 Peletakkan Display Pada Keterangan Nomor 2 .......................... 39
Gambar 4.1.8 Visual Display Pada Keteragan Nomor 2 ……………................ 40
Gambar 4.1.9 Universitas Singaperbangsa Karawang Tampak Kanan ............... 41
Gambar 4.1.10 Universitas Singaperbangsa Karawang Tampak Kiri ................ 41
Gambar 4.1.11 Peletakkan Display Pada Keterangan Nomor 3 ......................... 41
Gambar 4.1.12 Visual Display Pada Keteragan Nomor 3 ……………............... 42
Gambar 4.1.13 Universitas Singaperbangsa Karawang Tampak Kanan ............. 43
Gambar 4.1.14 Universitas Singaperbangsa Karawang Tampak Kiri ................ 43
Gambar 4.1.15 Peletakkan Display Pada Keterangan Nomor 4 ......................... 43
Gambar 4.1.16 Visual Display Pada Keteragan Nomor 4 …………….............. 44
Gambar 4.1.17 Universitas Singaperbangsa Karawang Tampak Kanan .............
Gambar 4.1.18 Universitas Singaperbangsa Karawang Tampak Kiri ................. 45
Gambar 4.1.19 Petunjuk Display ……………………………………....……… 45
4
Gambar 5.2.1 Wilayah Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika) …….. 50
Gambar 5.2.2 Peletakkan Display Pada Keterangan Nomor 1 ………………... 51
Gambar 5.2.3 Visual Display Informasi Lokasi ……………………………..... 51
Gambar 5.2.4 Peletakkan Display Pada Keterangan Nomor 2 ……………….. 52
Gambar 5.2.5 Visual Display Informasi Lokasi ………………………………. 52
Gambar 5.2.6 Peletakkan Display Pada Keterangan Nomor 3 ………………... 53
Gambar 5.2.7 Visual Display Informasi Lokasi ………………………………. 53
Gambar 5.2.8 Peletakkan Display Pada Keterangan Nomor 4 ……………….. 54
Gambar 5.2.9 Visual Display Informasi Lokasi ………………………………. 54
5
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1.2.1 Tabel Jenis Atensi ........................................................................ 15
Tabel 4.1.1 Tabel Keterangan Pada Nomor 1 .................................................... 35
Tabel 4.1.2 Tabel Keterangan Pada Nomor 2 ………………………................... 35-36
Tabel 4.1.3 Tabel Keterangan Pada Nomor 3 .................................................... 36
Tabel 4.1.4 Tabel Keterangan Pada Nomor 4 ..................................................... 37
6
BAB I
PENDAHULUAN
Oleh karena itu, dibuatlah sebuah media baru yang mampu mengatasi
masalah tersebut. Papan petunjuk merupakan salah satu solusi permasalahan
yang dapat membantu dan membimbing manusia dalam menentukan arah
perjalanannya. Secara umum papan petunjuk dapat didefinisikan sebagai segala
bentuk grafik visual yang diciptakan untuk menampilkan atau menyampaikan
7
pesan ke audiens tertentu sehingga dapat dimengerti dan dilaksanakan dengan
baik oleh audiens tersebut.
8
petunjuk yang baik harus memenuhi beberapa syarat seperti papan petunjuk
harus dapat memenuhi kebutuhan pengguna jalan, pesan yang disampaikan
jelas dan mudah dimengerti, papan petunjuk harus dapat dipatuhi dengan baik
oleh pengguna jalan, dan pesan pada papan petunjuk harus terbaca pada waktu
yang cukup sehingga pengguna jalan dapat bertindak pada waktu yang tepat.
Waktu pembacaan yang cukup dan pemberian informasi yang tepat dapat
mencegah terjadinya kecelakaan, meningkatkan performa dalam mengendara,
serta mengurangi polusi yag diakibatkan oleh kendaraan. (Fleyeh, 2004)
9
lainnya yang ada disekitar kampus Universitas Singaperbangsa Karawang
(Unsika), terlebih bagi yang mau mendaftar atau baru masuk ke Universitas
Singaperbangsa Karawang (Unsika). Papan petunjuk sebagai sarana informasi
bagi pengguna jalan harus memenuhi prinsip-prinsip dasar ergonomic yang
berkaitan dengan rambu-rambu lalu lintas (Ben-Bassat & Shinar, 2006),
sehingga papan tersebut dapat dibaca dan dimengerti dengan mudah oleh
pengguna jalan. Prinsip-prinsip ergonomic tersebut adalah sebagai berikut;
10
lokasi papan petunjuk haruslah sebagai sehingga papan petunjuk (dan juga
pesan yang terkandung didalamnya) dapat terbaca dan tersampaikan dengan
baik.
Selain itu, variable atau atribut yang terdapat pada setiap papan petunjuk
berbeda-beda (tidak konsisten) dalam satu lingkungan. Universitas
Singaperbangsa Karawang (Unsika), baik berupa kombinasi warna papan yang
digunakan, bentuk papan, symbol maupun ukuran tulisan yang digunakan. Hal
tersebut mengakibatkan masih banyaknya pengguna jalan di Universitas
Singaperbangsa Karawang (Unsika) yang bingung atau mencari orang lain
untuk bertanya tempat tersebut dimana dan juga bertentangan dengan prinsip
dasar ergonomic mengenai papan petunjuk yaitu standardization yang
mengharuskan keseragaman atribut pada papan petunjuk dalam suatu
lingkungan.
11
diguankan berdasarkan preferensi pengguna jalan di Universitas
Singaperbangsa Karawang (Unsika).
12
Adapun batasan dan asumsi yang timbul dari kasus yang diambil
mengenai tidak adanya papan petunjuk informai di Universitas Singaperbangsa
Karawang (Unsika), apakah akan adanya dukungan seluruh civitas academica
kampus Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika) mengenai yang hasil
akhirnya berupa tanggapan atau fakta yang sesuai nyatanya di Universitas
Singaperbangsa Karawang (Unsika) serta seberapa penting bagi mereka perlu
adanya pembuatan papan petunjuk informasi jalan di Universitas
Singaperbangsa Karawang (Unsika), jika menginginkan tidak kesulitan dalam
mencari tempat.
13
5. BAB 5 merupakan BAB Kesimpulan dan Saran yang menjelaskan
mengenai hasil dari keseluruhan penelitian yang dilakukan. Kesimpulan
yang diambil merupakan garis besar dari keseluruhan hasil penelitian yang
diperoleh serta dapat memberikan saran yang baik untuk pembuatan papan
petunjuk informasi jalan, yang dimana kedepannya memerlukan referensi
mengenai hal ini.
BAB II
DASAR TEORI
14
Digunakan untuk memberikan peraturan seperti perintah dan larangan
kepada penggun jalan. Papan petunjuk ini juga digunakan untuk
mengatur sikap pengguna jalan.
15
dalam membuat keputusan pada lingkungan yang tidak dikenal dan juga
untuk keamanan lingkungan. Atribut-atribut yang perlu distandarisasi
antara lain bentuk papan, kombinasi warna papan dengan warna tulisan,
dimensi, legenda (tulisan dan simbol), garis tepi, dan iluminasi cahaya.
Standarisasi variabel papan petunjuk juga bergantung kepada tipe jalan
dan lingkungan tempat papan petunjuk tersebut diletakkan yaitu freeway,
expressway, conventional road, dan special purpose road (Manual on
Uniform Traffic Control Devices for Streets and Highways 2003 Edition,
2003)
2.1.2.2 Bentuk
16
akan adanya perlintasan rel kereta api, maka papan petunjuk
tersebut berbentuk silang dengan ujung-ujung yang
diruncingkan.
17
Gambar 2.1.2.3.1 Dimensi Papan Petunjuk
18
Gambar 2.1.2.4.1 Jarak Posisi Papan Petunjuk
2.1.2.5 Warna
19
2.2 Visual Manusia
a. Sensasi
20
perangsangan suatu reseptor atau stimuli (Adil). Proses sensasi
berhubungan dengan alat indera yang mengubah informasi menjadi
impuls syaraf yang dipahami oleh otak.
b. Persepsi
c. Perhatian (atensi)
21
berlangsung secara terus
menerus
(Sumber: Sanders & McCormick, 1993)
d. Berpikir
e. Pembuatan Keputusan
f. Memori
g. Motivasi
22
Motivasi dapat diartikan sebagai tingkah laku dari manusia yang
mengarah kepada tujuan. Tingkah laku ini didasari oleh tujuan dari
kebutuhan manusia tersebut maupun tujuan dari lingkungan dia
berada. Proses penerimaan informasi juga berkaitan dengan harapan
dalam diri seseorang. Apabila informasi yang diterima sesuai dengan
harapan orang tersebut maka tidak akan terjadi konflik. Sebaliknya bila
informasi yang didapatkan berbeda, maka akan timbul ketidakpastian
sehingga dapat menyebabkan tidak terjadinya tindakan atau motivasi
seseorang.
2.2.2 Mata
23
Gambar 2.2.2.1 Mata Manusia
a. Saccades
b. Smooth pursuits
c. Vergence
24
d. Vestibular
e. Fiksasi (fixation)
Merupakan kontrol mata agar tetap fokus pada objek yang diam.
Sebenarnya mata manusia tidak pernah benar-benar diam ketika fiksasi
berlangsung. Pergerakan kecil seperti microsaccade, getaran, dan
simpangan masih terjadi sekitar 0,2 derajat. Fiksasi menunjukkan
tingkat ketertarikan seseorang terhadap suatu objek tertentu yang
ditandai dengan tindakan menatap (gaze) objek tersebut. Hasil
pengukuran statistik terhadap fiksasi yang dilakukan oleh Irwin (1992)
menunjukkan bahwa durasi fiksasi berkisar antara 150 milidetik
hingga 600 milidetik dan 90% dari lama waktu seseorang mengamati
suatu objek dicurahkan untuk fiksasi. Persepsi manusia terbentuk
ketika fiksasi terjadi. Contoh heat maps fiksasi dan saccades dapat
dilihat pada gambar 2.2.2.1 dan 2.2.2.2
25
Gambar 2.2.2.3 Contoh Heat Maps Fiksasi dan Saccades
Pejalan kaki dapat diartikan sebagai salah satu pengguna jalan raya.
Pejalan kaki adalah suatu elemen dari arus lalu lintas yang memiliki
karakteristik sendiri, dimana pergerakannya sangat rendah apabila
dibandingkan dengan kendaraan bermotor. Oleh karena itu pejalan kaki tidak
dapat bergerak bersama dengan kendaraan bermotor. (Andi Rachma, 2004)
26
dagangannya. Hal ini menimbulkan rasa tidak nyaman bagi pejalan kaki
maupun wisatawan yang ingin berjalan-jalan menikmati kawasan perkotaan dan
pedesaan. Pedestrian yang salah peruntukan dan fungsinya akan mempersempit
lebar jalan dan akhirnya menambah kemacetan jalan raya. (Satriya Nugraha,
2011)
Oleh karena itu secara umum fasilitas pejalan kaki dibutuhkan pada
(Departemen Perhubungan Darat, 2008), diantaranya;
27
1. Daerah perkotaan secara umum yang jumlah penduduknya padat.
3. Daerah yang memiliki tingkat aktivitas yang tinggi, seperti halnya sekolah,
kampus, kantor, pasar dan lainnya.
4. Lokasi yang memiliki permintaan yang tinggi dengan periode yang pendek,
seperti halnya stasiun, terminal, rumah sakit dan lainnya.
Dan untuk merencanakan suatu fasilitas bagi pejalan kaki, maka yang
harus diperhatikan adalah (Departemen Perhubungan Darat, 2008), diantaranya;
1. Menerus, fasilitas pejalan kaki harus menerus, langsung, dan harus ketujuan.
2. Aman, pejalan kaki harus merasa aman ketika berjalan kaki, baik pada
jalurnya sendiri maupun dalam hubungannya dengan suatu sistem jaringan
lalu lintas lainnya.
3. Nyaman, permukaan fasilitas pejalan kaki harus rata, kering, dan tidak licin
pada waktu hujan, cukup lebar, kemiringan sekecil mungkin, jika diperlukan
boleh diberi tangga yang nyaman.
4. Mudah dan jelas, fasilitas pejalan kaki harus mudah dan cepat dikenal oleh
pejalan kaki tersebut.
Sehingga jenis fasilitas yang harus dimiliki oleh pejalan kaki adalah
(FHWA, 2002), diantaranya;
1. Totoar
Trotoar adalah jalur khusus pejalan kaki yang umumnya sejajar dengan jalan
dan lebih tinggi dari permukaan jalan untk menjamin keamanan pejalan kaki
28
yang bersangkutan. Para pejalan kaki berada pada posisi yang lemah jika
mereka bercampur dengan kendaraan, maka mereka akan memperlambat
arus lalu lintas. Oleh karena itu salah satu tujuan utama dari manajemen lalu
lintas adalah berusaha untuk memisahkan pejalan kaki dari arus sepeda
motor atau mobil, tanpa menimbulkan gangguan-gangguan yang besar
terhadap aksebilitas dengan pembangunan trotoar. Menurut FHWA dari US
Department Of Transportation, syarat trotoar yang baik adalah sekurang-
kurangnya memiliki lebar 2,5 m tanpa penghalang. Namu jika area tersebut
adalah area komersial, maka lebar trotoar harus mencapai 15’-20’. Memiliki
permukaan yang rata, padat dan terdapat ram yang dilalui oleh berbagai
macam karakteristik fisik manusia.
2. Zebra Cross
29
3. Halte
Shelter atau halte adalah tempat yang biasa digunakan untuk pemberhentian
kendaraan umum apabila menurunkan atau menaikkan penumpang. Menurut
standar FHWA dari US Department Of Transportation halte sebaiknya
dibangun sedekat mungkin dengan fasilitas penyebrangan pejalan kaki.
Memiliki lebar sekurang-kurangnya adalah 4 m dan ketinggian adalah 2,5 m
dari lantai bawah. Halte harus ditempatkan diatas trotoar dengan jarak
bagian paling depan dari halte sekurang-kurangnya adalah 1 m dari tepi jalur
lalu lintas.
4. Jembatan Penyebrangan
30
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Mulai
Menentukan Tujuan
Display
Pengamatan/Observasi
31
Wawancara
Tidak
Ya
Pengumpulan Data
Pengolahan Data
Perencanaan
Pembuatan
Visual Papan
Petunjuk
Informasi
Jalan
32
Membuat Fakta Berdasarkan
Data
Usulan/Perbaikan
Selesai
1. Studi Pendahuluan
Studi pendahuluan dilakukan untuk memperoleh informasi tentang
penelitian yang dilakukan. Sehingga studi pendahuluan dilakukan sebelum
penelitian berlangsung untuk digunakan sebagai landasan penelitian.
Dalam studi pendahuluan terdapat dua langkah yang dapat dilakukan yaitu,
diantaranya;
a. Studi Pustaka
33
Studi pustaka adalah usaha yang dilakukan untuk menghimpun
informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang berhubungan
dengan kegiatan penelitian. Informasi dapat diperoleh dari buku-buku,
laporan penelitian, karangan-karangan ilmiah, ensiklopedia, dan
sumber-sumber tertulis baik terletak maupun elektronik lainnya. Dengan
melakukan studi pustaka, penelitian dapat memanfaatkan semua
informasi sebagai landasan berpikir dalam menyelesaikan masalah yang
diidentifikasi serta dapat digunakan sebagai landasan teori yang kuat
sehingga penelitian dapat dipertanggungjawabkan.
b. Studi Lapangan
Studi lapangan merupakan kegiatan pengungkapan fakta-fakta melalui
observasi/pengamatan dan wawancara dalam proses memperoleh
keterangan atau data yang akurat sesuai dengan program pada praktik
perancangan sistem kerja 2 dengan cara terjun langsung ke lapangan.
Studi lapangan berguna untuk berbagai penelitian dengan rancangan
operasional yang dapat memberikan hasil yang telah akurat dalam
penelitian.
2. Menentukan Tujuan
Dalam menentukan tujuan penelitian dilakukan untuk memfokuskan
indikasi ke arah mana atau data yang akan dicapai melalui penelitian.
Menentukan tujuan digunakan untuk mengungkapkan atau memperoleh
jawaban atas permasalahan penelitian yang diajukan sehingga dalam
menentukan tujuan harus relevan dengan identitas masalah yang
ditemukan. Adapun secara garis besar tujuan dari penelitian ini adalah
perencanaa pembuatan visual papan petunjuk informasi jalan.
3. Display
34
mengatasi masalah tersebut. Papan petunjuk merupakan salah satu solusi
permasalahan yang dapat membantu dan membimbing manusia dalam
menentukan arah perjalanannya. Secara umum papan petunjuk dapat
didefinisikan sebagai segala bentuk grafik visual yang diciptakan untuk
menampilkan atau menyampaikan pesan ke audiens tertentu sehingga dapat
dimengerti dan dilaksanakan dengan baik oleh audiens tersebut.
4. Pengamatan/Observasi
Observasi adalah salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan
melalui pengamatan. Hasil observasi dapat maksimal apabila dilengkapi
dengan format pengamatan sebagai instrumen. Pada saat observasi, peneliti
bukan hanya sekedar mencatat, tetapi juga harus mengadakan
pertimbangan, kemudian mengadakan penilaian ke dalam suatu skala
bertingkat. Apabila belum terbiasa melakukan pengamatan. Banyak yang
dapat kita amati didunia sekitar kita pun kita berada. Hasil pengamatan
setiap individu akan berbeda. Oleh karena itu, diperlukan sikap kepekaan
calon peneliti tentang realitas yang diamati. Boleh jadi menurut orang lain
realitas yang kita amati memiliki nilai dalam kegiatan penelitian, tetapi
menurut kita hal tersebut adalah masalah yang perlu diteliti.
5. Wawancara
Wawancara adalah sarana komunikasi yang sangat menentukan dalam
proses penelitian. Dengan wawancara, data yang diperoleh akan lebih
mendalam karena mampu menggali pemikiran atau pendapat secara detail.
Oleh karena itu, dalam pelaksanaan wawancara, diperlukan keterampilan
dari seoarang peneliti dalam berkomunikasi dengan respoden. Seorang
peneliti harus memiliki keterampilan dalam mewawancarai, motivasi yang
tinggi dan rasa aman. Artinya, tidak ragu dan takut dalam menyampaikan
wawancara. Seorang peneliti juga harus bersikap netral, sehinggga
responden tidak merasa ada tekanan psikis dalam memberikan jawaban
kepada peneliti. Pada pelaksanaan penelitian dilapangan, wawancara
35
biasanya dilaksanakan dalam bentuk semi structured. Dimana interviewer
menanyakan rentetan pertanyaan yang sudah terstruktur, kemudian satu
per-satu diperdalam untuk menggali keterangan lebih lanjut. Dengan model
wawancara seperti ini, maka semua variabel yang ingin digali dalam
penelitian akan dapat diperoleh secara lengkap dan mendalam.
6. Pengumpulan Data
Ketika tema sudah ditentukan, maka kita harus melakukan mengumpulkan
data awal dengan cara mencari informasi yang berupa pendapat, fakta dana
atau data argumentasi mengenai objek yang akan kita teliti dan kita tulis
dalam karya ilmiah. Untuk mendapatkan informasi, bisa didapat dari tiga
sumber, yaitu berdasarkan sumber kertas (tulisan, paper, jurnal, dan lain-
lain), sumber manusia dan sumber tempat. Informasi yang didapat itu
kemudian diuji validitasnya agar menjadi informasi yang akurat dan dapat
dipertanggungjawabkan.
7. Pengolahan Data
Setelah data terkumpul dan divalidasi, maka data yang valid tersebut
dikategorikan. Ada dua jenis data, yaitu data primer dan data sekunder.
Data primer adalah data yang berupa fakta atau fenomena yang didapat
langsung darii lapangan. Data sekunder adalah data yang telah diolah. Data
yang telah diolah ini dapat berupa dokumen-dokumen resmi, buku, laporan
penelitian, dan buku harian maupun dokumen pribadi. Ketika selesai
pengkategorian, maka data yang ada dianalisis. Analisis dapat dilakukan
dengan memperbandingkan, mencari hubungan atau kolerasii yang didapat.
Analisis dilakukan dengan penalaran deduktif atau induktif, tergantung
objek yang dikaji. Setelah langkah pertama dilakukan dan analisis
menghasilkan kesimpulan, maka akan mempermudah kita menulis latar
belakang mengapa sebuah permasalahan harus kita kaji dan teliti. Dengan
36
demikian, motivasi untuk melakukan langkah-langkah selanjutnya akan
lebih kuat, karena kita sudah memahami apa yang akan kita kerjakan.
8. Perencanaan Pembuatan Visual Papan Petunjuk Informasi Jalan
Perencanaan mempunyai beberapa definisi rumusan yang berbeda satu
dengan yang lainnya. Perencanaan adalah menyelekasi dan
menghubungkan pengetahuan, fakta, imajinasi, dan asumsi untuk masa
yang akan dating dengan tujuann memvisualisasi dan asumsi untuk masa
yang akan dating dengan ttujuan memvisualisasi dan memformulasi hasil
yang diinginkan, urutan kegiatan yang diperlukan, dan perilaku dalam
batas-batas yang dapat diterima dan digunakan dalam penyelesaian.
9. Fakta dan Data
Dalam keilmuan (ilmiah), fakta dikumpulkan untuk menjadi data. Data
kemudian diolah sehingga dapat diutarakan secara jelas dan tepat sehingga
dapat diutarakan secara jelas dan tepat sehingga dapat dimengerti oleh
orang lain yang tidak langsung mengalaminya sendiri, hal ini dinamakan
deskripsi. Pemilahan banyak data sesuai dengan persamaan atau perbedaan
yang dikandungnya dinamakan klasifikasi.
10. Usulan/Perbaikan
Usulan memiliki satu arti, usulan berasal dari kata usul. Usulan memiliki
arti dalam kelas nomina atau kata benda sehingga usulan dapat menyatakan
nama seseorang, tempat, atau semua benda dan segala yang dibedakan.
37
Langkah awal yang harus dilakukan oleh peneliti untuk membuat kerangka
berfikir yaitu menentukan variabel secara detail. Jadi untuk mendapatkan
teori apa saja yang nanti akan dicari guna mendukung terbentuknya
kerangka berfikir yang jelas. Peneliti harus menentukan variabel terlebih
dahulu. Caranya yaitu perhatikan judul yang telah kamu buat, didalam judul
tersebut tentukan variabel-variabel didalamnya. Apakah hanya ada satu
variabel atau lebih dari satu. Tuliskan semua variabel yang kamu temukan.
Dari situ maka peneliti akan menemukan jumlah variabel dan nama dari
variabelnya. Dari variabel tersebut menjadi titik tolak dalam pengembangan
teori.
Ini adalah langkah yang umum dalam setiap mempelajari suatu hal.
begitupun dalam penelitian kita harus membelaki diri kita dengan berbagai
pengetahuan yang relevan dengan penelitian kita. Sehingga langkah
selanjutnya setelah menentukan variabel yaitu membaca buku-buku yang
relevan dengan penelitian (variabel). Bacaan-bacaan tersebut dapat kita
peroleh dari buku teks, buku online, ensiklopedia, jurnal, dan hasil-hasil
penelitian seperti skripsi, tessis, dan disertasi.
Pada tahap satu, kita sudah menentukan variabel-variabel secara detail. Dari
variabel tersebut ditentukan pula teori-teori yang mendukung varibel
tersebut. Berdasarkan hal tersebut pada tahap ketiga peneliti diminta untuk
menjelaskan teori-teori yang ada pada kerangka berfikir. Memberikan
penjelasan secara deduktif mengenai hubungan antarvariabel penelitian.
Tahapan berpikir deduktif meliputi tiga hal yaitu: Tahap penelaahan konsep
(conceptioning), yaitu tahapan menyusun konsepsi-konsepsi (mencari
konsep-konsep atau variabel dari proposisi yang telah ada, yang telah
dinyatakan benar). Tahap pertimbangan atau putusan (judgement), yaitu
38
tahapan penyusunan ketentuan-ketentuan (mendukung atau menentukan
masalah akibat pada konsep atau variabel dependen). Tahapan penyimpulan
(reasoning), yaitu pemikiran yang menyatakan hal-hal yang berlaku pada
teori, berlaku pula bagi hal-hal yang khusus.
39
BAB IV
40
3
2
4
41
No Keterangan Pada Nomor 1
. Bagian Kiri Bagian Kanan
1. Fakultas Hukum Fakultas Teknik
2. Fakultas Agama Islam Fakultas Ekonomi dan Bisnis
3. Masjid Kantin
4. Aula Lapangan
5. Squash Fakultas Kebidanan
6. ATM Pintu Keluar Gerbang Timur
7. Tempat Parkir
8. Pintu Keluar Gerbang Barat
(Sumber: Billy Nugraha & Dwi Darmayanti, 2018)
42
7. Aula Biro
8. Komisariat BEM
9. Bengkel
10. Ruang Gudang
11. Ruang Alumni
12. Kantin
(Sumber: Billy Nugraha & Dwi Darmayanti, 2018)
43
Gambar 4.1.2 Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika) Tampak Depan
Lebih jelasnya visual atau gambaran dari display itu sendiri akan seperti
gambar dibawah ini serta penunjukkan lokasi tempatnya, diantaranya;
MASJID KANTIN
AULA LAPANGAN
TEMPAT PARKIR
Gambar 4.1.4 Visual Display Informasi Lokasi
(Billy Nugraha & Dwi Darmayanti, 2018)
45
2
Lebih jelasnya visual atau gambaran dari display itu sendiri akan seperti
gambar dibawah ini serta penunjukkan lokasi tempatnya, diantaranya;
REKTOR
BIRO
MUSHOLLA
FAKULTAS PERTANIAN
46
Gambar 4.1.8 Visual Display Informasi Lokasi
(Billy Nugraha & Dwi Darmayanti, 2018)
47
(Sumber: Billy Nugraha & Dwi Darmayanti, 2018)
Lebih jelasnya visual atau gambaran dari display itu sendiri akan seperti
gambar dibawah ini serta penunjukkan lokasi tempatnya, diantaranya;
AULA REKTOR
BIRO
KOMISARIAT BEM
BENGKEL
RUANG GUDANG
RUANG ALUMNI
KANTIN
48
Gambar 4.1.13 Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika) Tampak Kanan
(Sumber: Billy Nugraha & Dwi Darmayanti, 2018)
49
Lebih jelasnya visual atau gambaran dari display itu sendiri akan seperti
gambar dibawah ini serta penunjukkan lokasi tempatnya, diantaranya;
SQUASH
MASJID
LABORATORIUM PRODUKSI
LABORATORIUM KOMPUTER
TEMPAT PARKIR
KOMISARIAT BEM
50
Gambar 4.1.18 Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika) Tampak Kiri
(Sumber: Billy Nugraha & Dwi Darmayanti, 2018)
51
kali ke kampus Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika) tidak bingung
mencari tempat atau lokasi yang dimaksudnya.
BAB V
52
5.1 Kesimpulan
Oleh karena itu, dibuatlah sebuah media baru yang mampu mengatasi
masalah tersebut. Papan petunjuk merupakan salah satu solusi permasalahan
yang dapat membantu dan membimbing manusia dalam menentukan arah
perjalanannya. Secara umum papan petunjuk dapat didefinisikan sebagai segala
bentuk grafik visual yang diciptakan untuk menampilkan atau menyampaikan
pesan ke audiens tertentu sehingga dapat dimengerti dan dilaksanakan dengan
baik oleh audiens tersebut.
53
Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika) berjumlah ± 14.802 dari
program sarjana dan magister) serta lahan yang luas (Universitas
Singaperbangsa Karawang (Unsika) menempati lahan seluas ± 30 Ha) membuat
Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika) harus menciptakan atau
membuat perencanaan papan petunjuk yang sesuai dengan preferensi pengguna
jalan.
Selain itu, variable atau atribut yang terdapat pada setiap papan petunjuk
berbeda-beda (tidak konsisten) dalam satu lingkungan. Universitas
Singaperbangsa Karawang (Unsika), baik berupa kombinasi warna papan yang
digunakan, bentuk papan, symbol maupun ukuran tulisan yang digunakan. Hal
54
tersebut mengakibatkan masih banyaknya pengguna jalan di Universitas
Singaperbangsa Karawang (Unsika) yang bingung atau mencari orang lain
untuk bertanya tempat tersebut dimana dan juga bertentangan dengan prinsip
dasar ergonomic mengenai papan petunjuk yaitu standardization yang
mengharuskan keseragaman atribut pada papan petunjuk dalam suatu
lingkungan.
5.2 Saran
55
masuk ke kampus Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika). Usulan
kami berupa, diantaranya;
2
4
Serta memberikan saran atau lokasi yang strategis untuk peletakkan papan
petunjuk informasi jalan itu, sesuai dengan keterangan nomor 1, 2, 3 dan 4 pada
masing-masing titik kampus yang mudah dilihat secara langsung oleh orang
lain, yang dimana keterangan pada nomor 1, 2, 3 dan 4 tersebut, diantaranya;
56
1
Lebih jelasnya visual atau gambaran dari display itu sendiri akan seperti
gambar dibawah ini serta penunjukkan lokasi tempatnya, diantaranya;
MASJID KANTIN
AULA LAPANGAN
TEMPAT PARKIR
57
2
Lebih jelasnya visual atau gambaran dari display itu sendiri akan seperti
gambar dibawah ini serta penunjukkan lokasi tempatnya, diantaranya;
REKTOR
BIRO
MUSHOLLA
FAKULTAS PERTANIAN
58
3
Lebih jelasnya visual atau gambaran dari display itu sendiri akan seperti
gambar dibawah ini serta penunjukkan lokasi tempatnya, diantaranya;
AULA REKTOR
BIRO
KOMISARIAT BEM
BENGKEL
RUANG GUDANG
RUANG ALUMNI
KANTIN
59
4
Lebih jelasnya visual atau gambaran dari display itu sendiri akan seperti
gambar dibawah ini serta penunjukkan lokasi tempatnya, diantaranya;
SQUASH
MASJID
LABORATORIUM PRODUKSI
LABORATORIUM KOMPUTER
TEMPAT PARKIR
KOMISARIAT BEM
60
Maka dari itu kami memberikan usulan atau gambarannya mengenai
pembuatan dan peletakkan papan petunjuk informasi jalan itu untuk kampus
Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika), karena memang dirasa perlu
untuk kampus dengan luas wilayah yang cukup luas dibuatkannya rambu
seperti yang kami maksud, agar orang atau khususnya orang yang baru pertama
kali ke kampus Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika) tidak bingung
mencari tempat atau lokasi yang dimaksudnya. Usulan atau gambaran tersebut
belum begitu dapat dikatakan sempurna, karena masih banyak perlu
mendapatkan bimbingan dari Dosen Pembimbing kami, khususnya Dosen yang
mengampu mata kuliah Perancangan Sistem Kerja 2 ini, sekaligus penelitian ini
merupakan laporan Tugas Besar mata kuliah Perancangan Sistem Kerja 2.
61
DAFTAR PUSTAKA
62
Adil, E. I. (n.d.). Sensasi & Persepsi. Diakses 01 Juni 2011.
repository.ui.ac.id/.../1fc1564ee526e8570e28ae37f7f958d99f0ec41a.pdf
Al-Khalifa, H. S., & George, R. (2010, Juni 24). Eye Tracking and e-Learning.
Diakses 06 April 2011. eLearn Magazine: http://www.elearnmag.org
Ben-Bassat, T., & Shinar, D. (2006). Ergonomic Guidelines for Traffic Sign Design
Increase Sign Comprehension. Human Factors , 182.
Borowsky, A., Shinar, D., & Parmet, Y. (2008). Sign location, sign recognition, and
driver expectancies. Transportation Research Part F , 459-465.
Breeze, J. (16 Maret 2009). You look where they look. Diakses 06 April 2011,
.UsableWorld.com.au: http://usableworld.com.au/
Carta, M. G. (2008). Lo studio dell'affaticamento e gli effetti sulla percezione visiva
di un conducente alla guida attraverso applicazioni sul campo e con l'utilizzo
del simulatore. Palermo: Universita degli Studi di Palermo.
Castro, C., & Horberry, T. (2004). The Human Factors of Transport Signs. Florida:
CRC Press LLC.
Departemen Perhubungan. Panduan Penempatan Fasilitas Perlengkapan Jalan.
Departement of Justice Federal. (1999). ADA Rules & Regulations. Accent Signage
Systems Inc.
Diyan. (04 Maret 2010). Industrial Engineering Blog. Diakses 01 Juni 2011.
http://diyan.staff.umm.ac.id/2010/03/04/proses-kognitif/
Duchowski, A. T. (2007). Eye Tracking Methodology: Theory and Practice Second
Edition. London: Springer.
Elice. (2009). Pengembangan Rancangan Penelitian Planogram Rak Supermarket
yang Menarik Atensi Pembelanja Berbasis Eye Tracking, Studi Kasus pada
Kemasan Shampo. Depok: Teknik Industri UI.
Fleyeh, H. (2004). Color Detection and Segmentation for Road and Traffic Signs.
Confrrence on Cybernetics and Intelligent Systems (pp. 1-6). Singapore: IEEE.
Hair, J. F., et.al. (2006). Multivariate Data Analysis Sixth Edition. New Jersey:
Pearson Education International.
63
DOKUMENTASI
64
65
66
67