LAPORAN PENDAHULUAN
JUNI 2016
KATA PENGANTAR
Sesuai dengan ketentuan dalam kerangka acuan kerja (KAK) pekerjaan DED TRASH
RAKE DIBADAN KALI MOOKERVART KOTA TANGERANG, telah ditetapkan bahwa
konsultan diwajibkan untuk menyusun Laporan Pendahuluan.
Bab 1 : Pendahuluan
Bab 2 : Gambaran Umum Lokasi Studi
Bab 3 : Metodologi
Bab 4 : Konsep Perencanaan
Bab 5 : Rencana Kerja
Demikian laporan ini kami sampaikan dengan harapan semoga laporan ini dapat
memberikan manfaat bagi terlaksananya pekerjaan pekerjaan DED TRASH RAKE
DIBADAN KALI MOOKERVART KOTA TANGERANG.
Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Ketua Tim
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan....................................................................................................... 1
1.2 Lokasi Kegiatan ................................................................................................... 2
1.3 Maksud & Tujuan ............................................................................................... 2
1.4 Lingkup Pekerjaan .............................................................................................. 3
1.5 Hasil Yang Diharapkan ........................................................................................ 3
1.6 Sistematika Penulisan ......................................................................................... 4
BAB 3 METODOLOGI
3.1 Umum ........................................................................................................... 1
3.2 Tahapan Pekerjaan ............................................................................................. 1
3.3 Tahapan Persiapan ............................................................................................. 3
3.3.1 Persiapan Administrasi ........................................................................... 3
3.3.2 Penyusunan Rencana Kerja .................................................................... 3
3.3.3 Mobilisasi personil dan peralatan .......................................................... 3
3.4 Tahapan Pelaksanaan ......................................................................................... 3
3.3.4 Pengumpulan Data Sekunder ................................................................. 3
ii
3.3.5 Pengumpulan Data Primer ..................................................................... 4
3.3.6 Evaluasi Analisa Data ............................................................................ 11
3.3.7 Penyusunan Rencana Detail ................................................................. 17
3.5 Tahapan Pelaporan........................................................................................... 18
Lampiran
Pembahasan Rapat 27 Juni 2016 Pembangunan Trash Rake Kali Mookervart
Kota Tangerang
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Daerah Aliran Sungai di Wilayah Kota Tangerang Tahun 2013 .................. 4
iv
DAFTAR GAMBAR
v
Gambar 4. 18 Debit di Hilir Ambang .................................................................... 16
Gambar 4. 19 Isometrik Proses Handling Sampah Kali Mookervart .......................... 17
Gambar 4. 20 Jarak Dari TPA ke Lokasi Perencanaan Trash Rake ............................ 17
vi
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan
Hal 1- 1
Bab 1 Pendahuluan
DED Trash Rake Tangerang
Sesuai dengan studi kelayakan yang telah dilakukan untuk pembangunan Trash
Rake di Kali Mookervart, dari 3 alternatif lokasi Trash Rake terpilih 1 lokasi yang
memenuhi kriteria yaitu terletak di Kali Mookervart dengan koordinat 69'55.52"S
dan 10638'59.04"E dengan batas wilayah sisi selatan Jalan Daan Mogot Raya
(Seberang SPBU Pertamina 34 151 08) dan sisi utara Jalan Buroq (dekat PT. Hi-Lex
Indonesia). Lokasi pembangunan Trash Rake dapat dilihat pada Gambar dibawah
ini :
Sungai Cisadane
Kali Mookervart
Maksud dari kajian ini adalah membuat laporan kajian tentang perencanaan Trash
Rake yang terletak di kali Mookervart dalam rangka untuk mengangkat sampah
yang berada pada Kali tersebut, sehingga dapat mengefektifkan upaya
pembersihan Kali Mookervart serta membendung aliran Kali Mookervart agar muka
air dapat mencapai tinggi muka air yang direncanakan.
Tujuan dari kajian ini adalah mengetahui desain Trash Rake yang tepat dan sesuai
yang dapat di aplikasikan pada Kali Mookervart sehingga pembersihan Kali
Mookervart dapat dilakukan dengan optimal dan sistem drainase berjalan lancar
sebagaimana mestinya serta mendesain tinggi muka air di Kali Mookervart.
Hal 1 - 2
Bab 1 Pendahuluan
DED Trash Rake Tangerang
1. Pengumpulan Data
3. Perhitungan Teknis
Hal 1 - 3
Bab 1 Pendahuluan
DED Trash Rake Tangerang
BAB 1 PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang terlaksananya pekerjaan ini, lokasi kegiatan secara
umum, dan maksud & tujuan dari pekerjaan Trash Rake Tangerang serta
Sistematika penulisan dari laporan pendahuluan ini.
Berisi tentang penjelasan kondisi lokasi studi, yang ditunjukkan dengan peta
dimana lokasi kajian berada.
BAB 3 METODOLOGI
Pada Bab ini akan diuraikan mengenai konsep pendekatan dalam pelaksanaan
pekerjaan dan penjabaran rinci tentang metodologi pelaksanaan pekerjaan yang
akan dilaksanakan dalam penyelesaian pekerjaan.
Konsep perencanaan berisikan tentang uraian secara umum tentang jenis jenis
Trash rake yang akan digunakan dalam pekerjaan ini.
Hal 1 - 4
BAB 2
KONDISI UMUM LOKASI
2.1 Batasan Lokasi Studi
Secara geografis, wilayah Kota Tangerang terletak antara 66' 6 13' Lintang
Selatan (LS) dan 106 36' 106 42' Bujur Timur (BT). Kota Tangerang berjarak
60 km dari Ibu kota Provinsi Banten dan 27 km dari Ibukota Negara Republik
Indonesia, DKI Jakarta. Hal ini menjadikan Kota Tangerang sedikit banyak
mendapatkan dampak positif maupun negatif dari perkembangan Ibukota Negara.
Pesatnya perkembangan Kota Tangerang didukung oleh tersedianya sistem
jaringan transportasi terpadu dengan kawasan Jabodetabek, serta memiliki
aksesibilitas yang baik terhadap simpul transportasi berskala nasional dan
internasional, seperti Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta, Pelabuhan
Internasional Tanjung Priok, serta Pelabuhan Bojonegara. Letak geografis Kota
Tangerang yang strategis tersebut telah mendorong pertumbuhan aktivitas industri,
perdagangan dan jasa yang merupakan basis perekonomian Kota Tangerang saat
ini. Kondisi tersebut harus dapat dikelola dengan baik oleh Pemerintah Kota
Tangerang dan masyarakat sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan
masyarakat Kota Tangerang. Luas wilayah Kota Tangerang adalah 16.455 ha
(tidak termasuk Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta seluas 1.969 ha).
Secara administratif, Kota Tangerang terdiri atas 13 Kecamatan dan 104
Kelurahan, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:
Hal - 1
Bab 2 Kondisi Umum Lokasi
Trash Rake Tangerang
Secara lebih detail lokasi studi berada pada di Kali Mookervart dengan kooordinat
69'55.52"S dan 10638'59.04"E dengan batas wilayah sisi selatan Jalan Daan
Mogot Raya (Seberang SPBU Pertamina 34 151 08) dan sisi utara Jalan Buroq
(dekat PT. Hi-Lex Indonesia).
Sungai Cisadane
Kali Mookervart
Wilayah Kota Tangerang berada pada ketinggian antara 10-18 meter di atas
permukaan laut (mdpl). Wilayah Kota Tangerang bagian utara memiliki rata-rata
ketinggian 10 mdpl, seperti Kecamatan Benda. Sedangkan wilayah Kota Tangerang
Hal - 2
Bab 2 Kondisi Umum Lokasi
Trash Rake Tangerang
Secara geologi, Kota Tangerang termasuk dalam Cekungan Jakarta bagian Barat,
yang tersusun oleh endapan alluvium pantai, endapan delta dan sebagian tersusun
dari material gunung api, yang berada pada suatu tinggian struktur yang dikenal
dengan sebutan Tangerang High. Tinggian ini terdiri atas batuan tersier yang
memisahkan Cekungan Jawa Barat Utara di bagian barat dengan Cekungan Sunda
di bagian timur. Tinggian ini dicirikan oleh kelurusan bawah permukaan berupa
lipatan dan patahan normal, berarah utara-selatan. Di bagian timur patahan normal
tersebut terbentuk cekungan pengendapan yang disebut dengan Sub Cekungan
Jakarta (Jurnal Geologi Indonesia Vol.1, September 2006). Batuan yang menutupi
Kota Tangerang merupakan batuan kuarter yang terdiri atas Tuf Banten yang
tersusun atas tuf, tuf batu lempung, batu pasir tufan; ditindih oleh endapan kipas
alluvium yang terdiri atas pasir tufan berselingan dengan konglomerat tufan;
endapan pematang pantai yang terdiri atas pasir halus-kasar, cangkang moluska;
serta endapan alluvium yang terdiri atas bongkah, kerakal, kerikil, pasir halus, dan
lempung (Jurnal Geologi Indonesia Vol.1, September 2006).
Hal - 3
Bab 2 Kondisi Umum Lokasi
Trash Rake Tangerang
Wilayah Kota Tangerang berdasarkan satuan wilayah sungai dibagi ke dalam tiga
Daerah Aliran Sungai (DAS), yaitu: DAS Cisadane, DAS Angke, dan DAS Cirarab.
Sungai Cisadane memiliki panjang 15 km, lebar 100 m, dan tinggi 5,35 m, dengan
debit air rata-rata 70 m3/detik. Kali Angke memiliki panjang 10 km, lebar 12 m,
dan tinggi 5,50 m, dengan debit air rata-rata 18 m3/detik. Kali Cirarab memiliki
panjang 4 km, lebar 11 m, dan tinggi 3,50 m, dengan debit air rata-rata 12
m3/detik.
Hal - 4
Bab 2 Kondisi Umum Lokasi
Trash Rake Tangerang
No Nama Sungai
1 Sungai Cirarab
2 Sungai Cisadane
3 Kali Perancis
4 Kali Mookervart
5 Sungai Angke
Sungai Cisadane merupakan sungai besar yang membelah wilayah Kota Tangerang
menjadi dua bagian, yaitu wilayah barat dan timur. Hulu Sungai Cisadane berasal
dari daerah Danau Lido, Kabupaten Bogor. Selain itu, sungai-sungai kecil di
sepanjang lereng utara dan timur Gunung Salak merupakan anak Sungai Cisadane
yang secara kontinyu mensuplai air. Aliran Sungai Cisadane sangat panjang
melintasi daerah administrasi Kabupaten dan Kota Bogor, Kabupaten dan Kota
Tangerang dan akhirnya bermuara di Laut Jawa. Bendungan Pintu 10 di Kelurahan
Mekarsari Kecamatan Neglasari merupakan bendungan untuk mengendalikan debit
air Sungai Cisadane ke arah hilir Kabupaten Tangerang dan dimanfaatkan untuk
irigasi teknis. Beberapa saluran yang berfungsi sebagai jaringan irigasi teknis
antara lain adalah Kali Mookervart, Cisadane Barat, Cisadane Timur dan Siphoon.
Pada DAS Cisadane yang berada di Kota Tangerang terdapat 43 anak
sungai/saluran pembuangan yang semuanya bermuara di Kali Cisadane, dimana
anak sungai yang terbesar adalah Saluran Mookervaart yang merupakan sodetan
penghubung Sungai Cisadane dan Kali Angke. Keseluruhan DAS Cisadane di Kota
Tangerang ini mempunyai daerah tangkapan air (catchment area) seluas 106.350
ha.
Hal - 5
BAB 3
METODOLOGI
3.1 Umum
Secara umum, pekerjaan yang dilakukan terbagi dua kegiatan, yaitu kegiatan
lapangan meliputi survey topografi dan penyelidikan mekanika tanah, serta
kegiatan kajian yang meliputi analisa data lapangan, analisa data sekunder, analisa
hidrologi dan hidraulika, desain rumah pompa, desain dan analisa struktur
geoteknik, desain dan analisa mekanikal elektrikal dan sebagainya
- Tahap Persiapan
- Tahap Pelaksanaan
Hal - 1
Bab 3 Metodologi
Trash Rake Tangerang
Untuk lebih detailnya setiap kegiatan yang ada pada pekerjaan ini dapat dilihat
penjelasan bagan alir berikut :
PERSIAPAN
LAP. PEND
Persiapan
TAHAP
PengumpulanData
Pengumpulan DataPrimer
Primer dan
danSekunder
Sekunder
Pengumpulan
Pengumpulan laporan/kajian
kajian terdahulu terdahulu
Analisa Hidrologi
Analisa Hidrlolika
Penentuan Catchment Area
Pemodelan kondisi eksisting
Analisa Curah Hujan Rencana
Pemodelan kondisi rencana
Perhitungan Debit Banjir Rencana
Penyusunan
Penyusunan Dokuman DED
Dokumen DED
TAHAP DED
LAP. AKHIR
Gambar
Gambar Desain
Desain Desain
Desain dan Analisa
BOQ dan RAB
BOQ dan RAB Struktur
Struktur Geoteknik Trashboom
dan Geoteknik Trash Rake
Dokumen Lelang
Spesifikasi
DokumenTeknis
OP Mekanikal
Mekanikalelektrikal
dan Elektrikal
Dokumen Lelang
Hal - 2
Bab 3 Metodologi
Trash Rake Tangerang
Data curah hujan dari stasiun pengamat curah hujan yang mempengaruhi
lokasi yang akan dikaji tersebut dengan memakai data tahun terakhir 10
Hal - 3
Bab 3 Metodologi
Trash Rake Tangerang
tahun (data terbaru) dari stasiun pengamatan yang dapat mewakili daerah
kajian.
Data rupa bumi adalah gambaran permukaan bumi yang diwakili oleh unsur-
unsur spasial yang umum digunakan sebagai patokan dan standar oleh
masyarakat umum. Unsur-unsur spasial ini meliputi kontur ketinggian,
sungai, jalan raya, jalan kereta api, titik triangulasi, bendungan dan saluran
irigasi, batas administrasi dan lain-lain yang bersifat unik.
1) Pemetaan Topografi
a. Pekerjaan Pengukuran
Pengukuran ini maksudkan untuk menetapkan posisi dari titik awal proyek
terhadap koordinat maupun elevasi triangulasi, agar pada saat pengukuran
untuk pelaksanaan mudah dilakukan.
b. Orientasi Medan
Sebagai langkah awal setelah tim tiba di Base Camp lapangan adalah
melakukan orientasi medan yang meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
Hal - 4
Bab 3 Metodologi
Trash Rake Tangerang
c. Pemasangan Bench Mark (BM) dan Control Point (CP) dan Patok Kayu
BM dipasang di tempat yang stabil, aman dari gangguan dan mudah dicari.
Setiap BM akan difoto, dibuat deskripsinya, diberi nomor dan kode. Penentuan
koordinat (x, y, z) BM dilakukan dengan menggunakan pengukuran GPS,
poligon dan sipat datar. Pada setiap pemasangan BM akan dipasang CP
pendamping untuk memudahkan pemeriksaan. Sesuai dengan KAK CP
dipasang setiap 50 m.
Pada dasarnya ada beberapa macam cara untuk melakukan pengukuran titik
kerangka dasar horizontal, diantaranya yaitu dengan melakukan pengukuran
dengan menggunakan satelit GPS (Global Positioning System) dan dengan
pengukuran poligon.
e. Pengukuran Jarak
Hal - 5
Bab 3 Metodologi
Trash Rake Tangerang
Jarak AB = d1 + d2 + d3
d1
d2
A 1
d3
2
B
Sudut jurusan sisi-sisi poligon adalah besarnya bacaan lingkaran horisontal alat
ukur sudut pada waktu pembacaan ke suatu titik. Besarnya sudut jurusan
dihitung berdasarkan hasil pengukuran sudut mendatar di masing-masing titik
poligon. Penjelasan pengukuran sudut jurusan sebagai berikut lihat gambar
berikut
= sudut mendatar
Hal - 6
Bab 3 Metodologi
Trash Rake Tangerang
Setiap pindah slag rambu muka menjadi rambu belakang dan rambu
belakang menjadi rambu muka.
Sebelum melakukan pengukuran, alat ukur sipat datar harus dicek dulu
garis bidiknya. Data pengecekan harus dicatat dalam buku ukur.
Kontrol pembacaan benang atas (BA), benang tengah (BT) dan benang
bawah (BB), yaitu : 2 BT = BA + BB.
T = 10 D mm dimana:
D = Jarak antara 2 titik kerangka dasar vertikal dalam satu kilo meter.
j. Pengukuran Situasi
Hal - 7
Bab 3 Metodologi
Trash Rake Tangerang
Poligon tambahan jika diperlukan dapat diukur dengan metode Raai dan
Vorstraal.
Sketsa lokasi detail harus dibuat rapi, jelas dan lengkap sehingga
memudahkan penggambaran dan memenuhi mutu yang baik dari peta.
k. Perhitungan Koordinat
Titik asal salib sumbu koordinat diambil dari pembagian derajat terkecil.
l. Penggambaran Topografi
Hal - 8
Bab 3 Metodologi
Trash Rake Tangerang
2) Bor Mesin
Pekerjaan pemboran dilakukan pada lokasi yang sudah ditentukan sebanyak 2 titik,
sampel yang diambil adalah sampel tak terganggu (undisturbed sample) tiap
interval kedalaman 2 meter dengan total pengambilan sampel untuk 2 titik
sebanyak minimal 30 undisturbed sample sesuai dengan KAK pekerjaan ini.
Pemboran dilakukan dengan mata bor Tungsteen (menghasilkan inti tanah dengan
diameter 73 mm) yang dipasang pada ujung single bor yang diputar dan ditekan
sehingga masuk ke dalam tanah. Proses pemutaran dan penekanan stang bor
dilakukan secara hidrolis dengan mesin bor.
Setiap kali sudah penuh dengan tanah, core barrel diangkat untuk dilakukan
pendeskripsian terhadap jenis, warna, dan sifat konsistensi tanah yang terbawa.
Tidak lupa dicatat juga kedalaman dimana tanah tersebut berada. Setelah
dibersihkan, maka dimulai lagi pemboran dan pendeskripsian tanah yang terbawa.
Selama pemboran berlangsung, dilakukan juga pengambilan contoh tanah tak
terganggu (Undisturbed sample atau UDS) interval 2 m atau pada setiap perubahan
lapisan tanah.
Hal - 9
Bab 3 Metodologi
Trash Rake Tangerang
Pengambilan
Sample UDS
Cara pengambilan contoh tanah ini yaitu dengan memasang tabung sample pada
ujung stang bor yang kemudian ditekan ke dalam tanah. Tabung sample kemudian
diangkat dan kedua ujung tabung ditutup dengan parafin sehingga contoh tanah
tersebut benar-benar tidak berubah sifat-sifatnya. Setelah tabung contoh tanah
diambil dari lubang bor, ujung-ujungnya harus dibersihkan dan ditutup lilin.
Maksudnya adalah agar contoh tanah tidak berubah kadar airnya, dan juga untuk
menahan gangguan contoh tanah yang mungkin timbul dalam perjalanan ke
laboratorium.
Karena pemboran tidak akan selesai dalam satu hari, maka untuk menjaga agar
dinding lubang bor tidak runtuh perlu dipasang casing (pipa pelindung). Dengan
demikian, pemboran dapat dilanjutkan keesokan harinya dengan lubang bor yang
masih utuh.
Hal - 10
Bab 3 Metodologi
Trash Rake Tangerang
A. Tujuan
Data-data hidrologi berupa data curah hujan dan Catchment Area yang
dianalisa guna kebutuhan perencanaan fasilitas bangunan air di lokasi kegiatan.
B. Lingkup Kegiatan
C. Metodologi Analisa
Curah hujan rencana adalah curah hujan dengan periode ulang tertentu yang
kemudian dipakai untuk perencanaan fasilitas drainase. Penentuan curah hujan
rencana dengan periode ulang tertentu dapat dihitung menggunakan metode
analisa frekuensi. Beberapa metoda yang sangat dikenal antara lain adalah
Metoda Normal, Log Normal, Pearson III dan, Log Pearson Type III. Metoda
yang dipakai nantinya harus ditentukan dengan melihat karakteristik distribusi
hujan daerah setempat. Periode ulang yang akan dihitung pada masing-masing
metode adalah untuk periode ulang 2, 5, 10, 25, 50 serta 100 tahun.
Memakai data intensitas hujan yang dicatat dalam waktu yang pendek.
Hal - 11
Bab 3 Metodologi
Trash Rake Tangerang
a
I
t b
Dimana:
It xI2 I2 t xI ; It xI I 2 t xN
NxI 2 IxI NxI 2 I xI
a b
Dengan:
N = jumlah data
Bila tidak didapatkan data intensitas hujan, karena di daerah tersebut tidak ada
penakar hujan otomatis, maka kurva IDF dengan cara membandingkannya
dengan intensitas hujan daerah lainnya yang paling lengkap data
pengamatannya.
Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk memperkirakan debit berdasarkan
curah hujan, yakni
- Metode rasional
Hal - 12
Bab 3 Metodologi
Trash Rake Tangerang
Metode Rasional
Q = 0,00278*Cf*C*I*A
Dimana :
Cf = Koefisien Koreksi
C = Koefisien Pengaliran
Metode Unit Hidrograf (Hidrograf Satuan Sintetis Nakayasu) dengan rumus yang
digunakan adalah sebagai berikut :
Qp =
Dimana:
Qa =
Dimana:
t = waktu (jam)
2. Kurva menurun
a. Q d >0,3 Q p : Q d = Q p *
c. 0,32Q p >Q d : Q d = Q p *
Hal - 13
Bab 3 Metodologi
Trash Rake Tangerang
3. Tp = tg + 0,8tr
untuk
Dimana:
4. Dengan besarnya
a. Daerah pengaliran biasa = 2
b. Bagian naik hidrograf yang lambat dan bagian menurun yang cepat =
1,5
c. Bagian naik hidrograf yang cepat dan bagian menurun yang lambat
= 3,5
a. Panjang sungai
b. Luas catchment area
c. Koefisien pengaliran
D. Hasil Analisa
Setelah dilakukan analisa data hidrologi maka akan didapatkan hasil sebagai
berikut:
Hal - 14
Bab 3 Metodologi
Trash Rake Tangerang
2) Analisa Hidraulis
Dalam analisa hidraulis ini bertujuan untuk mengetahui profil aliran dan kapasitas
saluran/sungai.
Manajemen File
Analisis Hidaulika
Pada HEC-RAS Versi 3.1.3 analisis hidraulika yang disediakan meliputi dua analisis,
yaitu steady flow, dan unsteady flow. Perangkat lunak ini dapat menangani analisis
pada saluran bercabang atau saluran tunggal. Pengaruh dari berbagai bangunan
seperti jembatan, gorong-gorong, bendung dapat dimasukkan pada sistem.
Hal - 15
Bab 3 Metodologi
Trash Rake Tangerang
Hal - 16
Bab 3 Metodologi
Trash Rake Tangerang
Adapun secara garis besar isi dokumen perencanaan adalah sebagai berikut:
1. Laporan Utama
Laporan ini memuat gambaran umum lokasi perencanaan dan hal-hal lainnya
yang menguraikan materi pokok perencanaan.
3. Spesifikasi Teknis
4. Gambar Rencana
Memuat antara lain plan, profile, cross section, typical cross section, gambar
bangunan pelengkap, gambar-gambar detail, gambar struktur dan sebagainya.
Hal - 17
Bab 3 Metodologi
Trash Rake Tangerang
Syarat-syarat Kontrak
Gambar Kerja
Memuat antara lain plan, profile, cross section, typical cross section,
gambar bangunan pelengkap, gambar-gambar detail, gambar struktur dan
sebagainya.
Hasil studi dan perencanaan akan dituangkan dalam bentuk laporan, dengan jenis
dan volume yang sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja. Jenis laporan yang harus
diserahkan oleh konsultan serta diskusi yang akan dilaksanakan adalah sebagai
berikut:
1. Laporan Pendahuluan
2. Laporan Antara
3. Laporan Akhir
Hal - 18
BAB 4
KONSEP PERENCANAAN
4.1 Trash Rake
Trash Rake adalah saringan sampah yang dapat dioperasikan secara mekanik atau
manual. Fungsi Trash Rake atau saringan sampah adalah untuk menghilangkan
atau mengurangi benda-benda dengan ukuran tertentu pada sungai atau saluran.
Pada umumnya mekanisme saringan sampah adalah air limbah atau sungai melalui
celah atau kisi-kisi untuk atau mengurangi benda-benda dengan ukuran tertentu.
Bagian kisi-kisi terdiri dari beberapa batang yang dipasang secara paralel yang
biasa disebut sebagai bar screen atau screen kasar dimana digunakan untuk
menghambat bahan-bahan dengan ukuran tertentu yang melewati sungai atau
saluran.
Tebal (D), mm 25 - 50 50 - 75
Hal 4 - 1
Bab 4 Konsep Perencanaan
Trash Rake Tangerang
Dalam Pekerjaan DED Trash Rake di Kali Mookervart Kota Tangerang ini akan
direncanakan dengan menggunakan Trash Rake jenis Mekanis. Trash Rake jenis
Mekanis pada umumnya dibagi menjadi 2 jenis sesuai dengan cara kerja nya yaitu
Rotary Rake dan Trash Rake Mechanical Electrical Hydraulic (MEH), Perbedaan dari
dua jenis Trash Rake tersebut dapat dilihat pada Tabel dibawah ini.
Rotary Rake memiliki kapasitas Trash Rake jenis MEH memiliki struktur
pengangkutan sampah yang tinggi yang ringan sehingga dapat diangkat
sehingga cocok diterapkan di lokasi yang dengan mudah pada saat maintenance.
memiliki timbulan sampah yang tinggi.
Hal 4 - 2
Bab 4 Konsep Perencanaan
Trash Rake Tangerang
Contoh gambar dari bagian-bagian Trash Rake Mekanis jenis Rotary Rake dapat
dilihat pada gambar dibawah
Hal 4 - 3
Bab 4 Konsep Perencanaan
Trash Rake Tangerang
Hal 4 - 4
Bab 4 Konsep Perencanaan
Trash Rake Tangerang
Contoh gambar dari bagian-bagian Trash Rake Mekanis jenis Mechanical Electrical
Hydraulic (MEH) dapat dilihat pada gambar dibawah
Hal 4 - 5
Bab 4 Konsep Perencanaan
Trash Rake Tangerang
Posisi dan jumlah Trash Rake pada suatu sungai dipengaruhi oleh posisi dan
sebaran saluran inlet yang masuk ke sungai yang direncanakan serta besaran
timbulan sampah yang terjadi.
Perencanaan kerapatan Bar Screen pada Trash Rake dipengaruhi oleh ukuran
sampah yang diizinkan untuk melewati saringan. Contoh kasus untuk aplikasi
rumah pompa misalnya, ukuran sampah yang diizinkan tidak lebih dari 2 3 cm
sehingga diperlukan saringan sampah yang rapat. Dan untuk meringankan beban
saringan sampah yang rapat tersebut dibagian hulu dilengkapi dengan saringan
sampah yang kerapatannya lebih jarang. Pada kasus Kali Mookervart di Kota
Tangerang dimana bagian hulu sungati tersebut terdapat pintu air Cisadane
sehingga dapat mengurangi besaran timbulan sampah dari hulu. Hal ini berdampak
positif karena timbulan sampah yang terjadi pada saat debit normal hanya
bersumber dari inlet-inlet kecil yang bermuara ke Kali Mookervart.
Untuk pengelolaan sampah hasil pengambilan dari Trash Rake ini mengikuti prinsip
3R (Reduce, Ruse, Recycle) tetapi yang paling mungkin di akomodir oleh sistem
saringan samaph adalah aspek Recycle sementara 2 aspek lainnya merupakan
dominasi dari pembuang sampah. Untuk aspek Recycle sendiri lazimnya
membutuhkan pemisahan jenis sampah (Organic dan non-Organic). Pemisahan
baru dapat dilakukan di tempat pembuangan akhir/sementara.
Kehilangan energi pada saringan sampah yang bersih merupakan fungsi dari
kecepatan aliran dan bentuk serat jarak antara kisi-kisi saringan. Untuk
menentukan kehilangan energi pada saringan sampah dapat digunakan gambar
dibawah ini :
Hal 4 - 6
Bab 4 Konsep Perencanaan
Trash Rake Tangerang
Dimana :
Hal 4 - 7
Bab 4 Konsep Perencanaan
Trash Rake Tangerang
Pintu Air
Saluran Utama
Area Utility
Hal 4 - 8
Bab 4 Konsep Perencanaan
Trash Rake Tangerang
Ambang
Pintu Air
Area Utility
Pintu Air
Area Loading Sampah
Trash Rake
Pada Gambar 4.9 dapat dilihat potongan melintang untuk perencanaan Trash Rake
di Kali Mookervart, selain 2 set trash rake, perencanaan ini juga dilengkapi dengan
pilar penyangga trash rake dan crane untuk akomodasi stop log pada pilar, serta 1
set pintu air yang digerakan oleh motor untuk rencana pengembangan transportasi
air, serta area utility sebagai sumber tenaga untuk sistem trash rake yang
direncanakan, area loading sampah merupakan area pembuangan sampah
sementara dari Kali Mookervart yang diangkat oleh Rotary Rake menuju tempat
pembuangan akhir yang diangkut oleh truck sampah. Untuk mengalirakan aliran
Hal 4 - 9
Bab 4 Konsep Perencanaan
Trash Rake Tangerang
Sheetpile
Hal 4 - 10
Bab 4 Konsep Perencanaan
Trash Rake Tangerang
Sal. 2 Sal. 6
Pada saluran utama Kali Mookervart terdapat beberapa saluran yang masuk
kedalam aliran Kali Mookervart tersebut saluran masuk tersebut disebut juga
saluran suplesi, dari pengamatan topografi di lapangan terdapat 6 saluran dari
mulai pertemuan dengan Kali Cisadane sampai dengan lokasi Penempatan Trash
Rake, lebar dan elevasi saluran suplesi dapat dilihat pada Tabel dibawah ini :
Hal 4 - 11
Bab 4 Konsep Perencanaan
Trash Rake Tangerang
1 +7.349 13
2 +7.594 1.5
3 +7.017 1.5
4 +7.060 40
5 +7.130 7
6 +6.287 8
Saluran Utama
Hal 4 - 12
Bab 4 Konsep Perencanaan
Trash Rake Tangerang
1. Ambang datar, yaitu ambang yang hampir tidak mempunyai terjunan dan
elevasi mercunya hampir sama dengan permukaan dasar sungai dan
berfgunsi menjaga agar permukaan sungai tidak terjadi penurunan
Pada perencanaan Trash Rake Kali Mookervart ini, ambang diletakkan di bagian hilir
Trash Rake. Ambang diletakan pada bagian hilir Trash Rake dengan tujuan agar
muka air pada bagian hulu Trash Rake dapat terjaga ketinggiannya. Direncanakan
ambang dengan tinggi 4 m dari dasar saluran.
Hal 4 - 13
Bab 4 Konsep Perencanaan
Trash Rake Tangerang
Hal 4 - 14
Bab 4 Konsep Perencanaan
Trash Rake Tangerang
Dari hasil pemodelan dapat diketahui bahwa tinggi muka air banjir rencana berada
pada elevasi +9.05 dan elevasi tanggul terendah berada pada elevasi +10.72. yang
artinya jarak muka air terhadap tanggul kali terendah adalah 1.7 m untuk lebih
jelasnya hasil pemodelan dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
ROB
12
Ambang
4
0 500 1000 1500 2000
Main Channel Distance (m)
ROB
12
Tanggul Kali
10
Elevation (m)
Ambang 8
4
0 500 1000 1500 2000
Main Channel Distance (m)
Hal 4 - 15
Bab 4 Konsep Perencanaan
Trash Rake Tangerang
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa muka air pada saat keadaan normal berada
pada elevasi +7.600 yang berarti jarak dari tanggul terendah adalah 3.12 m
Pengaruh ambang juga dilihat dari aspek paramater debit yang mengalir ke arah
Jakarta. Dapat ditunjukkan pada gambar dibawah ini :
30 Flow
25
Flow (m3/s)
20
15
10
0
2400 0200 0400 0600 0800 1000 1200 1400 1600 1800 2000 2200 2400
01Jul2016
Time
Dapat dilihat pada Gambar 4. 18 bahwa grafik debit yang mengalir ke Jakarta pada
skenario dengan ambang hampir berhimpit dengan skenario tanpa ambang. Hal ini
menunjukkan bahwa ditinjau dari parameter debit penambahan ambang relatif
tidak berpengaruh pada debit ke arah Jakarta.
Hal 4 - 16
Bab 4 Konsep Perencanaan
Trash Rake Tangerang
Hal 4 - 17
BAB 5
Rencana Kerja
5.1 Umum
Rencana kerja ini disusun berdasarkan kebutuhan kegiatan yang akan dilaksanakan
oleh Konsultan sesuai dengan ruang lingkup yang tercantum dalam kerangka acuan
dan metodologi yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan Pembangunan
Trash Rake Kali Mookervart Kota Tangerang.
Rencana kerja ini akan digunakan sebagai pedoman maupun alat untuk memantau
perkembangan pekerjaan dan target perkembangan yang harus dicapai dalam tiap
tahap pekerjaan, sehingga pelaksanaannya dapat berjalan secara efisien dan
efektif.
Hal - 1
Bab 5 Rencana Kerja
Trash Rake Tangerang
Man Bulan Ke-1 Bulan Ke-2 Bulan Ke-3 Bulan Ke-4 Bulan Ke-5
Personil
month 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Ketua Tim (Team Leader) 5
Tenaga Ahli Bangunan Air 3
Tenaga Ahli Geoteknik 2
Tenaga Ahli Geodesi 2
Tenaga Ahli Mekanikal 2
Asisten Tenaga Ahli 5
CAD Operator 5
Surveyor 1
Hal - 2
Bab 5 Rencana Kerja Bab 5 Rencana Kerja
Trash Rake Tangerang
Hal - 3
Bab 5 Rencana Kerja
Trash Rake Tangerang
Team Leader
2. Melaporkan hasil pekerjaan secara ertahap dan teatur kepada pemberi kerja
dari masing masing jenis pekerjaan sehingga hasil dari pekerjaan
memuaskan
Hal - 4
Bab 5 Rencana Kerja
Trash Rake Tangerang
Hal - 5
Bab 5 Rencana Kerja
Trash Rake Tangerang
1. Persiapan
Pada pekerjaan ini dikumpulkan semua data yang ada sebelumnya, baik itu data
sekunder seperti data curah hujan, maupun data hasil penelitian/studi/
perencanaan yang sudah ada sebelumnya. Pekerjaan ini mencakup pengumpulan
data yang terkait dengan perencanaan ini, tinjau struktur bangunan air/ME
existing, trace DTK, pengumpulan peta-peta digital lokasi penyusunan strategi dan
materi survey.
4. Survey Lapangan
Kegiatan ini terdiri atas pemetaan topografi dan survey mektan. Kegiatan survey
ini direncanakan akan dilakukan setelah dilakukan orientasi lapangan/survey
pendahuluan.
Evaluasi dan analisis data primer dan laboratorium dilakukan setelah proses
pengambilan data lapangan selesai.
Hal - 6
Bab 5 Rencana Kerja
Trash Rake Tangerang
Setelah semua data yang didapat dievaluasi dan dianalisa maka langsung dilakukan
penyusunan konsep rencana detail. Kegiatan ini merupakan bentuk real dari
perencanaan yang hasilnya berupa nota desain dan gambar. Kegiatan yang ada
didalam penyusunan konsep rencana detail yaitu perhitungan teknis konstruksi
trashboom, bangunan saringan sampah dan fasilitas lain termasuk ME, penyusunan
gambar detail perencanaan, rincian volume dan RAB, dan spesifikasi teknis.
Apabila rencana detail terjadi kesalahan atau kekurangan/tidak lengkap maka perlu
dilakukan perbaikan konsep perencanaan, dan apabila sudah benar maka akan
disusun rencana kerja dan jadwal kegiatan lelang
BAB 1 Pendahuluan
1.1 Pendahuluan
Hal - 7
Bab 5 Rencana Kerja
Trash Rake Tangerang
7.1 Umum
Hal - 8
Bab 5 Rencana Kerja
Trash Rake Tangerang
8.1 Umum
8.2 Pemodelan
8.4 Kesimpulan
Hal - 9
Lampiran
Pembahasan Rapat 27 Juni 2016
DED TRASH RAKE DIBADAN KALI MOOKERVART
KOTA TANGERANG
Pembahasan Rapat 27 Juni 2016
Ded Trash Rake Dibadan Kali Mookervart Kota Tangerang
No Tim Teknis Pertanyaan Tanggapan Konsultan
1 Bpk Pramudo Hananto Lebar ideal untuk Harus disesuaikan dengan Debit
Kasie. Rentek Bina trash rake yang ada Rencana Sungai, dimana lebar
Marga di sepanjang Kali bersih sungai tidak lebih kecil dari
Mookervart berapa lebar kritis yang dibutuhkan untuk
? mengalirkan debit tersebut.
Dan berapa buah Kebutuhan jumlah trash rake di
trash rake yang di suatu sungai, dipengaruhi oleh
pasang sepanjang posisi dan sebaran inlet yang
Kali Mookervart masuk ke sungai tersebut serta
idealnya besaran timbulan sampahnya.
Kerapatan saringan dipengaruhi
oleh ukuran sampah yang diizinkan
untuk melewati saringan.
Untuk aplikasi rumah pompa
misalnya, ukuran sampah yang
diizinkan tidak lebih 2-3 cm
sehingga diperlukan saringan
sampah yang rapat. Dan untuk
meringankan beban saringan
sampah yang rapat tersebut
Lebar dari saringan dibagian hulu dilengkapi dengan
yang ideal apakah saringan sampah yang
rapat atau jarang kerapatannya lebih jarang.
Untuk Kali Mookervart dimana
bagian hulu nya terdapat pintu air
Cisadane sehingga mengurangi
besaran timbulan sampah dari
hulu. Hal ini berdampak positif
karena timbulan sampah yang
terjadi pada saat debit normal
hanya bersumber dari inlet inlet
kecil yang bermuara ke Kali
Mookervart.
Trash rake yang lazim digunakan
secara umum ada dua jenis :
1. Rotary Rake
Kira-kira jenis trash
2. Mechanical Electrical
rake yang mana
Hydraulic (MEH)
yang ideal untuk
Rotary Rake memiliki kapasitas
kondisi Kali
pengangkutan sampah yang tinggi
Mookervart
sehingga cocok diterapkan di lokasi
yang memiliki timbulan sampah
yang tinggi.
No Tim Teknis Pertanyaan Tanggapan Konsultan
Disisi lain kelebihan type MEH
adalah strukturnya ringan sehingga
dapat diangkat dengan mudah
pada saat maintenance.
Kali Mookervart pada saat banjir
sering membawa material dari hulu
Sungai Cisadane seperti eceng
gondok, sampah domestik dst.
Oleh karena itu untuk Kali
Mookervart direkomendasikan
type Rotary Rake.
2 Bpk Sigit H Sisi Selatan : Jalan Daan Mogot
BLHD Raya ( Seberang SPBU PERTAMINA
Sebutkan alamat
34 151 08 )
jelas lokasi
Sisi Utara : Jalan Buroq ( Dekat PT.
alternatif trash rake
Hi-Lex Indonesia )
3 Bpk Fuadi Faisal Lokasi rencana trash Lokasi Trash Rake mengikuti kajian
Kasie Rentek Air Minum rake apakah FS yang sudah memberikan 3
& Air Tanah berdasarkan kajian alternatif lokasi serta rekomendasi
? lokasi terpilih.
Untuk penahan -
sampah seperti apa
?
No Tim Teknis Pertanyaan Tanggapan Konsultan
Semua fasilitas mekanikal elektrikal
Apakah butuh memerlukan pemeliharaan baik
pemeliharaan atau rutin maupun insidental. SOP untuk
tidak kalo ada maintenance dan operasi peralatan
buatkan SOP nya akan disusun sebagai produk
pekerjaan ini.
4 Bpk Supriyono Pada prinsip 3R (Reduce, Reuse,
Dinas Kebersihan dan Recycle) yang paling mungkin di
Penyaringan
Pertamanan akomodir oleh sistem saringan
sampah dari sungai
sampah adalah aspek Recycle
dan akhirnya
sementara 2 aspek lainnya
diangkut harus
merupakan dominasi dari
direspon oleh DED
pembuang sampah. Untuk aspek
ini, prinsip 3R yang
Recycle sendiri lazimnya
dalam sarana
membutuhkan pemisahan jenis
penunjang sebisa
sampah (organic dan non-organic).
mungkin ideal
Pemisahan baru dapat dilakukan di
tempat pembuangan
akhir/sementara.
5 Bpk Amir Hamzah Banjir ? existing -
Kasie SDA dan penampang basah
Perencanaan Teknis 8,5 m. lihat study
sebelumnya
penataan Kali
Mookervart
Dalam laporan Akan dilengkapi
pendahuluan
o Job
description
TA
o Jadwal
Pelaksanaan
o Outline
untuk
laporan
akhir
Maksudnya : Akan ditambahkan
tambahkan
membendung
Tujuan : tambahkan Akan ditambahkan
mendesain tinggi
muka air
Dalam mendesain Kajian ini akan merujuk pada
lihat studi laporan tersebut.
perencanaan Kali
Mookervart dimana
lebar sungai telah
didesain ulang
No Tim Teknis Pertanyaan Tanggapan Konsultan
6 Bpk Toto Susilo Mengenai identitas Akan ditambahkan sumber data
SDA masing masing dalam laporan.
alternatif 1,2 & 3
antara lain :
o Luas
tangkapan
o Panjang
lokasi
o Lebar
sungai
Apakah berasal dari
sumber fs atau
memang sudah
mengukur, kalo
memang dari fs
harap dilampirkan
Trash rake yang lazim digunakan
secara umum ada dua jenis :
1. Rotary Rake
2. Mechanical Electrical
Hydraulic (MEH)
Rotary Rake memiliki kapasitas
pengangkutan sampah yang tinggi
sehingga cocok diterapkan di lokasi
Perbedaan trash
yang memiliki timbulan sampah
rake rotary screen &
yang tinggi.
trash rake ME H
Disisi lain kelebihan type MEH
lebih ungul yang
adalah strukturnya ringan sehingga
mana
dapat diangkat dengan mudah
pada saat maintenance.
Kali Mookervart pada saat banjir
sering membawa material dari hulu
Sungai Cisadane seperti eceng
gondok, sampah domestik dst.
Oleh karena itu untuk Kali
Mookervart direkomendasikan
type Rotary Rake.