Anda di halaman 1dari 55

MAKALAH SANITASI LINGKUNGAN

PERUMAHAN TERTATA CLUSTER TAMAN SEJAHTERA SURABAYA

Dosen Pembimbing:
Dr. Lilis Sulistyorini, Ir.,
M.Kes

Disusun Oleh:
Kelompok 7
Rafika Diyah Arafah 101611133069
Amalia Layina Ulfa 101611133075
Retha Dwiratna Mulyawati 101611133078
Alya Hanifa Rasyidi 101611133147
Silmi Muna 101611133235

Fakultas Kesehatan Masyarakat


Universitas Airlangga
2018
Kata Pengantar

Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan makalah Sanitasi Lingkungan “Perumahan
Tertata Cluster Taman Sejahtera Surabaya”. Makalah ini diajukan guna memenuhi
tugas mata kuliah Sanitasi Lingkungan.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh
dari sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
kami harapkan demi sempurnanya makalah ini.

Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat


untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa Universitas
Airlangga Surabaya. Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan
dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kepada dosen pembimbing kami
meminta masukannya demi perbaikan pembuatan makalah kami di masa yang
akan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.

Surabaya, 10 April 2018

Kelompok 7

i
DAFTAR ISI
Cover.................................................................................................................
Kata Pengantar.................................................................................................. i
Daftar isi........................................................................................................... ii
Daftar tabel....................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2 Tujuan............................................................................................. 2
1.2.1 Tujuan Umum.................................................................. 2
1.2.2 Tujuan Khusus................................................................. 2
1.3 Manfaat........................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................... 5
2.1 Teori Sanitasi Lingkungan.............................................................. 5
2.2 Perumahan Tertata........................................................................... . 7
2.3 Sanitasi Perumahan Tertata............................................................. . 8
2.4 Peraturan Perundangan Perumahan Tertata.................................... . 8
BAB III METODE............................................................................................ 14
3.1 Rancangan Inspeksi Sanitasi……………………………………... 14
3.2 Lokasi dan Waktu Inspeksi………………………………………. 14
3.3 Timeline Kegiatan………………………………………………... 14
3.4 Populasi dan Sampel Perumahan Tertata………………………… 15
3.5 Teknik Pengambilan Data………………………………………... 15
3.5.1 Variabel dalam Instrumen……………………………… 16
3.5.2 Bobot Penilaian………………………………………… 16
3.5.3 Kategori Hasil Penilaian……………………………….. 16
3.5.4 Cara Penilaian Sanitasi Rumah………………………… 17
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.......................................................... 18

ii
4.1 Hasil Penilaian Observasi………………………………………... 18
4.1.1 Pembahasan Variabel Lingkungan Perumahan.……….. 18
4.1.2 Pembahasan Variabel Komponen Rumah…………….... 28
4.1.3 Pembahasan Variabel Sarana Sanitasi Rumah…………. 37
4.1.4 Pembahasan Variabel Perilaku Penghuni…….………… 41
4.1.5 Pembahasan Variabel Vektor dan Hewan Peliharaan….. 41
4.2 Hasil Akhir Penilaian Observasi…….…………………………… 42
BAB V KESIMPULAN……………………….….………………………….. 43
5.1 Kesimpulan……………………….….…………………………… 43
5.2 Saran……………………………………………………………… 44
Daftar Pustaka………………………………………………………………… 45
Lampiran……………………………………………………………………… 46

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Instrumen observasi Perumahan Tertata


berdasarkan Peraturan perundangan..................................................... 7
Tabel 2 Timeline Kegiatan.................................................................................. 14
Tabel 3 Range skor dan criteria dalam penilaian
observasi lingkungan Perumahan Tertata............................................. 17
Table 4 Hasil akhir dan penilaian dan pengelompokan kriteria.......................... 42

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1.1 a: Jaringan drainase di lingkungan Perumahan Tertata CTS. .............18


Gambar 4.1.1 b: Ketersediaan Fasilitas Kesehatan di dekat Perumahan
Tertata CTS....................................................................................19
Gambar 4.1.1 c: Jarak Puskesmas Keputih dengan Perumahan
Tertata CTS di Google maps..........................................................20
Gambar 4.1.1 d: Kondisi penerangan Jalan di Perumahan CTS
ketika malam hari..........................................................................21
Gambar 4.1.1 e: Ketersediaan Pos Kamling di Perumahan CTS...............................21
Gambar 4.1.1 f: Tempat pembuangan sampah di depan
rumah warga perumahan CTS.......................................................22
Gambar 4.1.1 g: Kebersihan Lingkungan Sekitar Perumahan CTS...........................23
Gambar 4.1.1 l: kondisi Jalan di Perumahan CTS.....................................................25
Gambar 4.1.1 n: Pekarangan rumah di Perumahan CTS.............................................26
Gambar 4.1.2 b: Langit-langit rumah warga Perumahan CTS...................................27
Gambar 4.1.2 c: Penangkal petir di sejumlah rumah warga CTS..............................28
Gambar 4.1.2 d: Lantai Rumah warga CTS...............................................................28
Gambar 4.1.2 e: Ventilasi rumah warga di Perumahan CTS......................................29
Gambar 4.1.2 m: Garasi rumah warga Perumahan CTS............................................32
Gambar 4.1.2 n: Kondisi gudang di rumah warga perumahan CTS...........................32
Gambar 4.1.2 o: Kondisi tangga di salah satu rumah warga perumahan CTS...........33
Gambar 4.1.2 p: Dapur di salah satu rumah warga Perumahan CTS.........................34
Gambar 4.1.2 q: Kamar mandi di salah satu perumahan CTS...................................34
Gambar 4.1.3. a: Sarana air bersih di perumahan tertata CTS...................................35
Gambar 4.1.3 b: Ketersediaan air minum di perumahan tertata CTS........................36
Gambar 4.1.3 c: sara pembuangan sampah di dalam rumah warga CTS...................36
Gambar 4.1.3 d: sarana penyimpanan makanan di dalam rumah warga CTS............37

v
Gambar 4.1.3 e: Kepemilikan jamban pribadi warga CTS........................................38
Gambar 4.1.4 a: sarana pembuangan sampah di depan rumah..................................39
Gambar 4.1.4 e: Penyimpanan barang bekas warga CTS..........................................40

vi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan
tempat tinggal yang dilengkapi dengan prasarana lingkungan yaitu kelengkapan
dasar fisik lingkungan,misalnya penyediaan air minum, pembuangan sampah,
listrik,telepon, jalan, yang memungkinkan lingkungan pemukiman berfungsi
sebagaimana mestinya dan sarana lingkungan yaitu fasilitas penunjang yang
berfungsi untuk penyelenggaraan serta pengembangankehidupan ekonomi, sosial
dan budaya, seperti fasilitas tamanbermain, olah raga, pendidikan, pertok oan,
sarana perhubungan, keamanan,serta fasilitas umum lainnya.
Sanitasi, menurut kamus bahasa Indonesia diartikan sebagai pemelihara
kesehatan. Menurut WHO, sanitasi adalah upaya pengendalian semua faktor
lingkungan fisik manusia, yang mungkin menimbulkan atau dapat menimbulkan
hal-hal yang merugikan, bagi perkembangan fisik, kesehatan, dan daya tahan
hidup manusia.
Sanitasi di perumahan sangat diperlukan karena adanya kumpulan manusia
yang berhubungan langsung dengan lingkungan yang memungkinkan untuk
terjadinya penularan penyakit dan kecelakaan apabila fasilitas sanitasi yang sudah
tersedia masih belum memadai. Sanitasi lingkungan tidak hanya mencakup
mengenai lingkungan fisik tetapi juga memperhatikan komponen keselamatan dan
kesehatan kerja, kesehatan lingkungan, perilaku, dan epidemiologinya.
Masalah sanitasi yang ada di perumahan tertata perlu mendapat perhatian
terutama bagi kehidupan masyarakat. Karena sampai saat ini masih terjadi
permasalahan kesehatan terkait sanitasi di perumahan. Oleh karena itu perlu
adanya pencegahan dan pengendalian faktor resiko penyebab timbulnya suatu
penyakit di tempat umum salah satunya adalah dengan melakukan pengamatan
pada supermarket atau pasar modern. Dari berbagai pertimbangan diatas yang
mendasari penulis untuk melakukan pengamatan sanitasi di perumahan tertata ini.

vii
Adapun batasan mengenai kegiatan ini hanya sebatas mengamati tanpa
melakukan intervensi atau tindakan.
Sanitasi merupakan salah satu komponen dari kesehatan lingkungan,yaitu
perilaku yang disengaja untuk membudayakan hidup bersih untuk mencegah
manusia bersentuh langsung dengan kotoran dan bahan buangan berbahaya
lainnya, dengan harapan menjaga dan meningkatkan derajat kesehatan manusia.
Sanitasi hampir selalu berkaitan dengan seluruh aspek kehidupan manusia, tidak
terluput aspek pemukiman.
Sanitasi di bidang pemukiman merupakan salah satu hal yang penting demi
kemajuan pemukiman itu sendiri. Karena berkaitan dengan tingkat kenyamanan
baik bagi pengunjung maupun bagi penghunu pengelola perumahan tersebut.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Untuk mendapatkan gambaran tentang keadaan sanitasi perumahan tertata
cluster taman sejahtera (cts) kejawan putih tambak kota surabaya

1.2.2 Tujuan Khusus


1. Mengetahui gambaran umum perumahan Cluster Taman Sejahtera.
2. Mengetahui kondisi lingkungan di perumahan Cluster Taman Sejahtera.
3. Mengetahui kondisi komponen rumah di perumahan Cluster Taman
Sejahtera.
4. Mempelajari kondisi sarana sanitasi rumah di perumahan Cluster Taman
Sejahtera.
5. Mengetahui perilaku penghuni di perumahan Cluster Taman Sejahtera.
6. Mengetahui pengendalian terhadap vector dan hewan peliharaan di
Perumahan Cluster Taman Sejahtera
7. Mengetahui kondisi sanitasi Instalasi Pendukung di perumahan Cluster
Taman Sejahtera.
8. Untuk dijadikan bahan evaluasi yang dapat digunakan sebagai acuan untuk
membuat solusi permasalahan sanitasi di perumahan Cluster Taman
Sejahtera.

1.3 Manfaat

viii
Adapun manfaat dari inspeksi yang peneliti lakukan diperumahan cluster taman
sejahtera, antara lain:
a. Bagi pengelola perumahan.
Membantu mengatasi masalah kesehatan terkait sanitasi lingkungan
dengan memberikan beberapa alternatif dan masukan guna pemecahan
masalah tersebut.
b. Bagi penghuni perumahan
Meningkatkan kebersihan, kenyamanan, dan keselamatan penghuni
perumahan dengan melaksanakan PHBS. Selain itu juga mengurangi risiko
terjangkitnya penyakit menular terkait sanitasi lingkungan di perumahan
Cluster Taman Sejahtera.
c. Bagi mahasiswa.
Bagi mahasiswa, memiliki keterampilan dalam penyusunan instrumen
inspeksi sanitasi khususnya di asrama. Pelaksanaan inspeksi sanitasi dapat
digunakan untuk menambah pengalaman secara langsung di lapangan dari ilmu
yang didapat. Selain itu, mahasiswa juga dapat memperoleh kemampuan dalam
merumuskan rekomendasi sanitasi berdasarkan hasil inspeksi yang telah
dilaksanakan

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Teori Sanitasi Lingkungan

ix
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
965/MENKES/SK/XI/1992 pengertian sanitasi adalah segala upaya yang
dilakukan untuk menjamin terwujudnya kondisi yang memenuhi persyaratan
kesehatan. Menurut WHO (dalam Umar : 2003), sanitasi lingkungan
(environmental sanitation) adalah upaya pengendalian semua faktor lingkungan
fisik manusia yang mungkin menimbulkan atau dapat menimbulkan hal-hal yang
merugikan bagi perkembangnan fisik, kesehatan dan daya tahan hidup manusia.

Sanitasi merupakan salah satu tindakan yang dimaksudkan untuk


pemeliharaan kesehatan maupun pencegahan penyakit pada lingkungan fisik,
sosial, ekonomi, budaya dan sebagainya (Notoatmodjo, 2003).

Sanitasi dalam bahasa Inggris berasal dari katasanitation yang diartikan


sebagai penjagaan kesehatan (Echols dan Shadily, 2003). Ehler dan
Steel dalam (Anwar, 1999) mengemukakan bahwa sanitasi adalah usaha-usaha
pengawasan yang ditujukan terhadap faktor lingkungan yang dapat menjadi mata
rantai penularan penyakit.

Sedangkan menurut (Azawar, 1990) mengungkapkan bahwa sanitasi adalah


usaha kesehatan masyarakat yang menitik beratkan pada pengawasan teknik
terhadap berbagai faktor lingkungan yang mempengaruhi atau mungkin
mempengaruhi derajat kesehatan manusia.

Sanitasi menurut World Health Organization (WHO) adalah suatu usaha yang
mengawasi beberapa faktor lingkungan fisik yang berpengaruh kepada manusia
terutama terhadap hal-hal yang mempengaruhi efek, merusak perkembangan
fisik, kesehatan, dan kelangsungan hidup (Yula, 2006). Selanjutnya, Soemirat
(2004) mengungkapkan bahwa sanitasi adalah usaha kesehatan masyarakat yang
menitikberatkan pada pengawasan terhadap berbagai faktor lingkungan yang
dapat mempengaruhi derajat kesehatan manusia. Entjang (2000) mengatakan
bahwa yang dimaksud dengan sanitasi adalah pengawaswan lingkungan fisik,
biologis, sosial dan ekonomi yang dapat mempengaruhi kesehatan manusia

x
dimana lingkungan yang berguna ditingkatkan dan diperbanyak, dan yang
merugikan diperbaiki atau dihilangkan.

Sanitasi lingkungan pada hakekatnya adalah kondisi atau keadaan lingkungan


yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap status kesehatan yang
optimum pula. Ruang lingkup kesehatan lingkungan tersebut antara lain
mencakup: perumahan, pembuangan kotoran manusia (tinja), penyediaan air
bersih, pembuangan sampah, pembuangan air kotor (air limbah), rumah hewan
ternak (kandang) dan sebagainya (Anwar, 2003).

Sanitasi lingkungan mengutamakan pencegahan terhadap faktor lingkungan


sedemikian rupa sehingga munculnya penyakit akan dapat dihindari. Usaha
sanitasi dapat berarti pula suatu usaha untuk menurunkan jumlah bibit penyakit
yang terdapat di lingkungan sehingga derajat kesehatan manusia terpelihara
dengan sempurna (Azwar, 1992).

Sanitasi lingkungan juga merupakan salah satu usaha untuk mencapai


lingkungan sehat melalui pengendalian faktor lingkungan fisik khususnya hal-hal
yang mempunyai dampak merusak perkembangan fisik kesehatan dan
kelangsungan hidup manusia. Usaha sanitasi lingkungan menurut Kusnoputranto
(1993) adalah usaha kesehatan yang menitikberatkan pada usaha pengendalian
faktor lingkungan fisik yang mungkin menimbulkan dan menyebabkan kerugian
dalam perkembangan fisik, kesehatan dan daya tahan hidup manusia.

Menurut WHO, sanitasi lingkungan (environmental sanitation) adalah upaya


pengendalian semua faktor lingkungan fisik manusia yang mungkin
menimbulkan atau dapat menimbulkan hal-hal yang merugikan bagi
perkembangan fisik, kesehatan dan daya tahan hidup manusia (Umar,
2003). Sanitasi lingkungan dapat pula diartikan sebagai kegiatan yang ditujukan
untuk meningkatkan dan mempertahankan standar kondisi lingkungan yang
mendasar yang mempengaruhi kesejahteraan manusia.

xi
Kondisi tersebut mencakup pasokan air yang bersih dan aman; pembuangan
limbah dari manusia, hewan dan industri yang efisien, perlindungan makanan
dari kontaminasi biologis dan kimia, udara yang bersih dan aman; rumah yang
bersih dan aman. Dari defenisi tersebut, tampak bahwa sanitasi lingkungan
ditujukan untuk memenuhi persyaratan lingkungan yang sehat dan nyaman.
Lingkungan yang sanitasinya buruk dapat menjadi sumber berbagai penyakit
yang dapat mengganggu kesehatan manusia. Pada akhirnya jika kesehatan
terganggu, maka kesejahteraan juga akan berkurang. Karena itu upaya sanitasi
lingkungan menjadi penting dalam meningkatkan kesejahteraan (Setiawan,
2008).

2.2. Perumahan Tertata

Menurut Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor: 11/ PERMEN/


M/ 2008, perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai
lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan
prasarana dan sarana lingkungan.

Perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan


tempat tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan
sarana lingkungan. Perumahan adalah sekelompok rumah atau bangunan lainnya
yang dibangun bersamaan sebagai sebuah pengembangan tunggal. Bentuknya
bervariasi di negara-negara manapun. Perumahan biasanya dibangun oleh seorang
kontraktor tinggal dengan hanya beberapa gaya rancangan rumah atau bangunan,
sehingga penampilannya menjadi seragam.
Pada umumnya, perumahan adalah monotenur. Lingkungan Perumahan dan
Permukiman adalah kawasan perumahan dan Permukiman yang mempunyai batas-
batas dan ukuran yang jelas dengan penataan tanah dan ruang, prasarana serta
sarana lingkungan yang terstruktur. Keserasian Kawasan Perumahan dan
Permukiman adalah penataan kawasan Perumahan dan permukiman yang
harmonis, sepadan, dan selaras dengan tujuan peningkatan kualitas ekologis,

xii
pertumbuhan ekonomi dan pembangunan sosial budaya untuk pencapaian
pembangunan perumahan dan permukiman yang manusiawi dan berkelanjutan.
Koefisien Dasar Bangunan yang selanjutnya disingkat KDB adalah angka
prosentase perbandingan antara luas seluruh lantai dasar bangunan dan luas tanah
perpetakan/daerah perencanaan yang dikuasai. Koefisien Lantai Bangunan yang
selanjutnya disingkat KLB adalah angka prosentase perbandingan antara luas
seluruh lantai bangunan dan luas tanah perpetakan/daerah perencanaan yang
dikuasai. Koefisien Dasar Hijau yang selanjutnya disingkat KDH adalah angka
prosentase perbandingan antara luas seluruh ruang terbuka di luar bangunan yang
diperuntukan bagi pertamanan/penghijauan/pertanian dan luas tanah
perpetakan/daerah perencanaan yang dikuasai.

2.3 Sanitasi Perumahan Tertata

Sanitasi perumahan tertata merupakan upaya pengendalian semua faktor


lingkungan fisik manusia yang mungkin menimbulkan atau dapat menimbulkan
hal-hal yang merugikan bagi perkembangan fisik, kesehatan dan daya tahan hidup
manusia kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau
lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana lingkungan.
Upaya sanitasi perumahan dilakukan agar tercapai kondisi rumah sehat. Rumah
berfungsi sebagai tempat tinggal serta digunakan untuk berlindung dari gangguan
iklim dan makhluk hidup lainnya. Rumah juga merupakan tempat berkumpulnya
anggota keluarga untuk menghabiskan sebagian besar waktunya.

Menurut World Health Organization rumah sehat dapat diartikan sebagai


tempat berlindung/ bernaung dan tempat beristirahat, sehingga menumbuhkan
kehidupan yang sempurna baik fisik, rohani maupun sosial. Sedangkan menurut
Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2005), rumah merupakan bangunan
tempat tinggal yang memenuhi syarat kesehatan yaitu rumah yang memiliki
jamban yang sehat, sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana

xiii
pembuangan air limbah, ventilasi yang baik, kepadatan hunian rumah yang sesuai
dan lantai rumah yang tidak terbuat dari tanah.

Rumah sehat adalah merupakan salah satu sarana untuk mencapai derajat
kesehatan yang optimum. Untuk memperoleh rumah yang sehat ditentukan oleh
tersedianya sarana sanitasi perumahan. Sanitasi rumah adalah usaha kesehatan
masyarakat yang menitikberatkan pada pengawasan terhadap struktur fisik
dimana orang menggunakannya untuk tempat tinggal berlindung yang
mempengaruhi derajat kesehatan manusia. Rumah juga merupakan salah satu
bangunan tempat tinggal yang harus memenuhi kriteria kenyamanan, keamanan
dan kesehatan guna mendukung penghuninya agar dapat bekerja dengan produktif.

Rumah Sehat adalah juga merupakan sebagai sarana atau tempat berlindung
dan bernaung serta tempat untuk beristirahat sehingga menumbuhkan kehidupan
yang sempurna baik fisik, rohani maupun sosial budaya.

2.4 Peraturan Perundangan Perumahan Tertata

No.
Variabel Peraturan Perundangan Terkait
Lingkungan Perumahan (26%)
1. Tersedia jaringan drainase Undang-undang No.37 th 2014 tentang
Konservasi Tanah dan Air
2. Ketersediaan Fasilitas Peraturan Pemerintah No. 47 Tahun 2016 tentang
Kesehatan Fasilitas Pelayanan Kesehatan
3. Jarak Fasilitas Kesehatan Peraturan Menteri Kesehatan No.75 th 2014
Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
4. Penerangan Jalan Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat RI
No 4 Tahun 2011 Tentang Petunjuk Teknis Dana
Alokasi Khusus di Bidang Perumahan dan
Kawasan Permukiman

xiv
5. Tersedianya Pos Kamling Peraturan Desa No. 4 Tahun 2014 Tentang (Rkp
Desa) Tahun 2015 Berdasarkan kewenangan local
skala desa
6. Tempat pembuangan sampah di Undang-undang No.81 th 2012 Tentang
depan rumah Pengelolaan Sampah Rumah Tangga

7. Kebersihan lingkungan sekitar Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat No.


perumahan 10/ Permen/M/2010 Tentang acuan pengelolaan
lingkungan per mahan tapak

8. Jarak Pemukiman dengan TPST Peraturan Menteri Pekerjaan Umum RI No 03


/Prt/M/2013 Tentang Penyelenggaraan Prasarana
dan Sarana dalam Penanganan Sampah Rumah
Tangga
9. Jarak Rumah dengan SUTT, Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya
SUTET, SUTTAS Mineral RI No. 18 Tahun 2015 tentang Ruang
Bebas dan Jarak Bebas Minimum Pada Saluran
Udara Tegangan Tinggi Arus Searah

10. Jadwal pengangkutan sampah Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Republik


Indonesia No 03/Prt/M/2013 tentang
Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana
Persampahan dalam Penanganan Sampah Rumah
Tangga
11. Bencana Banjir Undang-undang No. 24 Tahun 2007 Tentang
Penanggulangan bencana
12. Kondisi Jalan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.34
th 2006 Tentang Jalan

13. Adanya Pencemaran Udara Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


Nomor 1077 Tahun 2011 tentang Pedomn
Penyehatan Udara dalam Ruang Rumah

xv
14. Pekarangan Rumah Peraturan Menteri Perumahan Rakyat No. 10/
Permen/M/2010 Tentang acuan pengelolaan
lingkungan perumahan tapak

Komponen Rumah (23%)

1. Dinding rumah Undang-undang Republik Indonesia No.28 Tahun


2002 Tentang Bangunan Gedung
2. Langit – langit Undang-undang Republik Indonesia No. 28 Tahun
2002 tentang Bangunan Gedung
3. Penangkal Petir Undang-undang Republik Indonesia No.28 Tahun
2002 Tentang Bangunan Gedung
4. Lantai Undang-undang Republik Indonesia No.28 Tahun
2002 Tentang Bangunan Gedung

5. Ventilasi rumah Peraturan menteri Kesehatan Republik Indonesia /


No. 1077/V/2011 tentang pedoman penyehatan
dalam ruang rumah
6. Lubang asap dapur Peraturan menteri Kesehatan Republik Indonesia /
No. 1077/V/2011 tentang pedoman penyehatan
dalam ruang rumah
7. Atap rumah Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat RI No. 05 Tahun 2016 tentang
izin mendirikan bangunan
8. Kebisingan di Lingkungan Keputusan Menteri Lingkungan HidupNomor 48
Perumahan Tahun 1996 tentang Tinkat Kebisingan

9. Pencahayaan rumah Undang-undang Republik Indonesia No.28 Tahun


2002 Tentang Bangunan Gedung

10. Pencahayaan kamar Undang-undang Republik Indonesia No.28 Tahun


2002 Tentang Bangunan Gedung

xvi
11. Ventilasi Kamar Peraturan menteri Kesehatan Republik Indonesia /
No. 1077/V/2011 tentang pedoman penyehatan
dalam ruang rumah
12. Kepadatan penghuni kamar Undang-undang Republik Indonesia No.28 Tahun
2002 Tentang Bangunan Gedung

13. Garasi Peraturan Menteri Pekerjaan Umum


No45/PRT/M/2007 Tentang Pedoman Teknis
Pembangunan Bangunan Gedung Negara
14. Gudang Peraturan Menteri Perdagangan Republik
Indonesia Nomor 90 tahun 2014 tentang penataan
dan pembinaan gudang

15. Tangga Peraturan Menteri Pekerjaan Umum


No45/PRT/M/2007 Tentang Pedoman Teknis
Pembangunan Bangunan Gedung Negara
16. Dapur Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
No45/PRT/M/2007 Tentang Pedoman Teknis
Pembangunan Bangunan Gedung Negara
17. Kamar Mandi Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
No45/PRT/M/2007 Tentang Pedoman Teknis
Pembangunan Bangunan Gedung Negara

Sarana Sanitasi Rumah (26%)

1. Sarana air bersih Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 122


Tahun 2015 Tentang Sistem Penyediaan Air
Minum
2. Ketersediaan air minum Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 122
Tahun 2015 Tentang Sistem Penyediaan Air
Minum

xvii
3. Sarana pembuangan sampah di Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 81
dalam rumah Tahun 2015 tentang pengelolaan sampah rumah
tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga)
4. Sarana penyimpanan makanan Undang-undang No. 18 tahun 2012 tentang
Pangan Pasal 7 Ayat 2 tentang persyaratan
Sanitasi dan keamanan pangan
5 Kepemilikan jamban pribadi Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat RI
NO. 4 Tahun 2011 tentang persyaratan khusus
septictank komunal
6. Sarana pembuangan air limbah Undang-undang No 37 tahun 2014 tentang
konservasi tanah dan air)

Perilaku Penghuni (17%)

1. Membuang sampah pada Peraturan Pemerintah No 81 tahun 2015 tentang


tempat sampah di depan rumah pengolahan sampah rumah tangga dan sampah
sejenis rumah tangga)
2. Membersihkan rumah dan Peraturan Menteri Perumahan Rakyat No. 10/
halaman Permen /M/2010 Tentang acuan pengelolaan
lingkungan perumahan tapak
3. Membuang tinja bayi dan balita Peraturan Menteri Kesehatan no 3 tahun 2014
tentang sanitasi local berbasis masyarakat

4. Kebiasaan merokok Peraturan Pemerintah RI No 19 tahun 2003


tentang pengamanan rokok bagi kesehatan
5. Kebiasaan menyimpan barang Peraturan Menteri Perdagangan Republik
bekas Indonesia Nomor 90 tahun 2014 tentang penataan
dan pembinaan gudang

xviii
Vektor dan Hewan Peliharaan (8%

1. Jentik Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


Nomor 374/MENKES/PER/III/2010 Tentang
Pengendalian Vektor
2. Hewan peliharaan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 374/MENKES/PER/III/2010 Tentang
Pengendalian Vektor
Tabel 1: Instrumen observasi perumahan tertata berdasarkan peraturan perundang-
undangan.

BAB III

METODE

3.1 Rancangan Inspeksi Sanitasi (Observasi dan Wawancara)


Berdasarkan sifatnya, kegiatan inspeksi sanitasi lingkungan di perumahan
tertata ini adalah deskriptif, yaitu menggambarkan kondisi sanitasi Perumahan
Tertata Cluster Taman Sejahtera. Sedangkan menurut tempat, pelaksanaan
kegiatan ini termasuk observasi karena pengamat langsung turun ke lapangan
untuk melakukan inspeksi. Pengamat juga melakukan wawancara kepada
penghuni rumah mengenai perilaku atau kebiasaan yang di lakukan di rumah
terkait sanitasi.

3.2 Lokasi dan Waktu Inspeksi


Tempat : Perumahan Tertata Cluster Taman Sejahtera

xix
Alamat : Cluster Taman Sejahtera (CTS), Kejawan Putih
Tambak, Kota Surabaya, Jawa Timur 60112.
Tanggal Inspeksi : 16 Maret 2018, 22 Maret 2018 dan 23 Maret 2018
Waktu Inspeksi : 08.00 s.d 11.00
Anggota : 1. Rafika Diyah Arafah 101611133069
2. Amalia Layina Ulfa 101611133075
3. Retha Dwiratna Mulyawati 101611133078
4. Alya Hanifa Rasyidi 101611133147
5. Silmi Muna 101611133235

3.3 Timeline Kegiatan


Maret Minggu ke- April Minggu ke-
No. Kegiatan
I II III IV I II III IV
1 Mengumpulkan proposal dan
mengajukan surat izin observasi
sanitasi Perumahan Tertata CTS
ke Fakultas
2. Mengumpulkan peraturan-
peraturan dan menyusun
instrument terkait Perumahan
Tertata CTS
3. Memperoleh surat Izin dari
Fakultas
4. Menyerahkan proposal dan surat
izin observasi ke Perumahan
Tertata CTS
5. Observasi ke Perumahan Tertata
CTS
6. Menyusun laporan observasi
Perumahan Tertata CTS
7. Pengumpulan laporan dan
presentasi hasil observasi
sanitasi Perumahan Tertata CTS
Tabel 2: Timeline kegiatan

xx
3.4 Populasi dan Sampel Perumahan Tertata
Observasi ini dilakukan dengan meneliti populasi di Cluster Taman Sejahtera.
Populasi yang diambil sejumlah 17 rumah dari 20 rumah dikarenakan beberpa
rumah dalam kondisi kosong dan beberapa responden enggan rumahnya dijadikan
objek observasi.

3.5 Teknik Pengambilan Data


Kegiatan inspeksi sanitasi perumahan tertata dilakukan secara deskriptif yaitu
menggambarkan kondisi sanitasi Perumahan Tertata Cluster Taman Sejahtera.
Pengamat melakukan inspeksi sanitasi ke setiap rumah dengan instrument yang
telah dibuat dengan acuan peraturan perundang-undangan. Pada saat inspeksi
pengamat melakukan pemberian bobot, skor dan nilai sesuai kondisi yang
dibandingkan dengan standard pada peraturan perundang-undangan. Pengamat
juga melakukan wawancara mendalam kepada penghuni rumah mengenai
perilaku atau kebiasaan yang di lakukan di rumah terkait sanitasi.
3.5.1 Variabel dalam instrumen
a. Lingkungan perumahan
b. Komponen rumah
c. Sarana sanitasi rumah
d. Perilaku penghuni
e. Vector dan hewan peliharaan
3.5.2 Bobot penilaian
a. 1: untuk kriteria komponen yang berpengaruh pada sanitasi, tetapi
tidak menimbulkan penyakit dan tidak berpotensi menularkan
penyakit.
b. 3: untuk kriteria komponen yang berpengaruh pada sanitasi,
menimbulkan penyakit dan tidak berpotensi menularkan penyakit.
c. 5: untuk kriteria komponen yang berpengaruh pada sanitasi,
menimbulkan penyakit dan berpotensi menularkan penyakit.
3.5.3 Kategori hasil penilaian

xxi
Penilaian menggunakan skala semantik defferensial atau skala nilai
semantik merupakan skala pengukuran yang dikembangkan oleh Osgood.
Skala ini berisikan sifat-sifat bipolar (dua kutub), seperti baik-tidak baik.
Skala ini juga digunakan untuk mengukur sikap, hanya bentuknya tidak
pilihan ganda atau daftar periksa, tetapi dalam hal yang sama yang "sangat
positif" di bagian yang berbeda dan jawaban yang "sangat negatif" di bagian
depan, atau sebaliknya. Penggunaan dalam instrument (disesuaikan dengan
komponen terkait), misalnya:
a. 0: untuk rumah yang tidak memiliki komponen sesuai penilaian.
b. 1: untuk rumah yang hanya memiliki satu komponen sesuai penilaian.
c. 2: untuk rumah yang memiliki beberapa komponen sesuai penilaian.
d. 3: untuk rumah yang memiliki semua komponen sesuai penilaian.
3.5.4 Cara penilaian sanitasi rumah
a. Skor = Nilai x Bobot
b. % Penilaian = Skor yang diperoleh/Skor maksimal x 100%
c. Range Skor dan Kriteria Dalam Penilaian instrumen observasi
lingkungan Perumahan Tertata :
Range Skor Kriteria
75 – 80 Sangat Baik
65 – 75 Baik
55 – 65 Cukup
45 – 55 Buruk
35 – 45 Sangat Buruk
Tabel 3: Range skor dan Kriteria dalam penilaian observasi lingkungan
Perumahan Tertata.

xxii
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penilaian Observasi

Penilaian observasi dilakukan melalui pengamatan lingkungan perumahan,


komponen rumah, sarana sanitasi rumah, perilaku penghuni, dan vector dan
peliharaan yang dibandingkan dengan standar sesuai peraturan perundang-
undangan terkait.

4.1.1 Pembahasan Variabel Lingkungan Perumahan


a. Jaringan Drainase

Gambar 4.1.1 a: Jaringan drainase di lingkungan Perumahan


Tertata CTS.

xxiii
Dari hasil inspeksi, jaringan drainase di Perumahan Tertata Cluster
Taman Sejahtera Kejawan Putih Tambak Kota Surabaya ini sudah
memenuhi kriteria yang ada. Adapun kriterianya adalah keadaannya
bersih, dan aliran air lancar. Karena jaringan drainase di setiap rumah
di dalam perumahan ini menjadi satu jalur sehingga dapat diambil
kesimpulan bahwa jaringan drainase di perumahan tertata ini
seluruhnya dalam keadaan baik dan terawat. Nilai yang didapat untuk
penilaian jaringan drainase adalah 100 dan nilai tersebut masuk ke
dalam kriteria sangat baik.

b. Ketersediaan Fasilitas Kesehatan

Gambar 4.1.1 b: Ketersediaan Fasilitas Kesehatan di dekat


Perumahan Tertata CTS.

xxiv
Dari hasil inspeksi, ketersediaan fasilitas kesehatan di Perumahan
Tertata Cluster Taman Sejahtera Kejawan Putih Tambak Kota
Surabaya ini sudah memenuhi kriteria yang ada. Adapun kriterianya
adalah terdapat faskes seperti Puskesmas, Rumah Sakit, Posyandu dan
Apotek. Karena di sekitar perumahan ketersediaan faskes mudah
ditemukan sehingga memudahkan masyarakat di perumahan tersebut
untuk melakukan pertolongan pertama ketika terjadi sakit ataupun
kecelakaan. Nilai yang didapat untuk penilaian ketersediaan fasilitas
kesehatan adalah 100 dan nilai tersebut masuk ke dalam kriteria sangat
baik.

c. Jarak Fasilitas Kesehatan

Gambar 4.1.1 c: Jarak Puskesmas Keputih dengan Perumahan


Tertata CTS di Google maps.

xxv
Dari hasil inspeksi, jarak fasilitas kesehatan di Perumahan Tertata
Cluster Taman Sejahtera Kejawan Putih Tambak Kota Surabaya ini
sudah memenuhi kriteria yang ada. Adapun kriterianya adalah jarak
faskes kurang dari 2 km. Karena jarak faskes yang dekat dan bisa
ditempuh kurang lebih 5 sampai 10 menit maka memudahkan
masyarakat untuk melakukan pemeriksaan. Nilai yang didapat untuk
penilaian jarak fasilitas kesehatan adalah 100 dan nilai tersebut masuk
ke dalam kriteria sangat baik.

d. Penerangan Jalan

Gambar 4.1.1 d: Kondisi penerangan Jalan di Perumahan CTS


ketika malam hari.

Dari hasil inspeksi, penerangan jalan di Perumahan Tertata Cluster


Taman Sejahtera Kejawan Putih Tambak Kota Surabaya ini belum
memenuhi kriteria yang ada. Adapun kriterianya adalah semua
penerangan jalan umum menyala, efisiensi lampu tinggi, lalu jarak

xxvi
antar penerangan 10 meter. Keadaan penerangan jalan di perumahan
tertata ini ada namun tidak semua menyala serta efisiensi penerangan
lampu rendah. Nilai yang didapat untuk penilaian penerangan jalan
adalah 41 dan nilai tersebut masuk ke dalam kriteria buruk.

e. Ketersediaan Pos Kamling

Gambar 4.1.1 e: Ketersediaan Pos Kamling di Perumahan CTS.

Dari hasil inspeksi, ketersediaan pos kamling di Perumahan


Tertata Cluster Taman Sejahtera Kejawan Putih Tambak Kota
Surabaya ini sudah memenuhi kriteria yang ada. Adapun kriterianya
adalah tersedia paling tidak satu untuk setiap perumahan. Keadaan di
perumahan tertata ini terdapat dua pos kamling dimana hal itu sudah
melebihi kriteria. Nilai yang didapat untuk penilaian ketersediaan pos
kamling adalah 100 dan nilai tersebut masuk ke dalam kriteria sangat
baik.

f. Tempat Pembuangan Sampah Di Depan Rumah

xxvii
Gambar 4.1.1 f: Tempat pembuangan sampah di depan rumah
warga perumahan CTS.

Dari hasil inspeksi, tempat pembuangan sampah depan rumah di


Perumahan Tertata Cluster Taman Sejahtera Kejawan Putih Tambak
Kota Surabaya ini sudah memenuhi kriteria yang ada. Adapun
kriterianya adalah letaknya dekat dan dapat dijangkau dari rumah.
Rata-rata di setiap rumah untuk tempat pembuangan sampah sendiri
sudah dekat sehingga tidak perlu menimbun sampah. Nilai yang
didapat untuk penilaian tempat pembuangan sampah di depan rumah
adalah 100 dan nilai tersebut masuk ke dalam kriteria sangat baik.

g. Kebersihan Lingkungan Sekitar Perumahan

Gambar 4.1.1 g: Kebersihan Lingkungan Sekitar Perumahan CTS.

Dari hasil inspeksi, kebersihan lingkungan sekitar perumahan di


Perumahan Tertata Cluster Taman Sejahtera Kejawan Putih Tambak
Kota Surabaya ini belum memenuhi kriteria yang ada. Adapun
kriterianya adalah keadaannya bersih, dan tidak terdapat sampah di
jalan baik berupa daun serta plastic makanan. Keadaan di perumahan
masih banyak terdapat sampah berupa daun di jalanan dan abu bekas

xxviii
pembakaran sampah. Nilai yang didapat untuk penilaian kebersihan
lingkungan sekitar perumahan adalah 0 dan nilai tersebut masuk ke
dalam kriteria sangat buruk.

h. Jarak Pemukiman dengan TPST

Dari hasil inspeksi, jarak pemukiman dengan TPST di Perumahan


Tertata Cluster Taman Sejahtera Kejawan Putih Tambak Kota
Surabaya ini sudah memenuhi kriteria yang ada. Adapun kriterianya
adalah jaraknya lebih dari 500m. Karena jarak TSPT dengan
perumahan ini jauh sehingga mendapatkan bobot besar tidak mudah
menimbulkan gangguan penyakit. Nilai yang didapat untuk penilaian
jarak pemukiman dengan TPST adalah 100 dan nilai tersebut masuk ke
dalam kriteria sangat baik.

i. Jarak Rumah Dengan SUTET

Dari hasil inspeksi, jarak SUTET dengan tempat tinggal di


Perumahan Tertata Cluster Taman Sejahtera Kejawan Putih Tambak
Kota Surabaya ini sudah memenuhi kriteria yang ada. Adapun
kriterianya adalah jarak bebas minimum lebih besar dari panjang
vertical SUTET. Karena jaraknya yang jauh sehingga tidak akan
menimbulkan gangguan kesehatan. Nilai yang didapat untuk penilaian
jarak rumah dengan sutet adalah 100 dan nilai tersebut masuk ke
dalam kriteria sangat baik.

j. Jadwal Pengangkutan Sampah

Dari hasil inspeksi, jadwal pengangkutan sampah di Perumahan


Tertata Cluster Taman Sejahtera Kejawan Putih Tambak Kota
Surabaya ini sudah memenuhi kriteria yang ada. Adapun kriterianya
adalah pengambilan sampah sesuai jadwal harian. Adapun keadaanya
sampah selalu diambil setiap 3 hari sekali. Nilai yang didapat untuk

xxix
penilaian jadwal pengangkutan sampah adalah 100 dan nilai tersebut
masuk ke dalam kriteria sangat baik.

k. Bencana Banjir

Dari hasil inspeksi, terjadinya bencana banjir di Perumahan


Tertata Cluster Taman Sejahtera Kejawan Putih Tambak Kota
Surabaya ini belum pernah terjadi. Adapun kriterianya adalah dalam
kurun waktu 1 tahun terakhir belum pernah terjadi. Sehingga nilai
yang didapat untuk penilaian bencana banjir adalah 100 dan nilai
tersebut masuk ke dalam kriteria sangat baik.

l. Kondisi Jalan

Gambar 4.1.1 l: kondisi Jalan di Perumahan CTS.

Dari hasil inspeksi, kondisi jalan di Perumahan Tertata Cluster


Taman Sejahtera Kejawan Putih Tambak Kota Surabaya ini sudah
memenuhi kriteria yang ada. Adapun kriterianya adalah kondisi jalan
paving atau aspal, tidak berlubang dan bergelombang Keadaan rata-
rata kondisi jalan di perumahan berupa paving dan rata. Nilai yang
didapat untuk penilaian kondisi jalan adalah 100 dan nilai tersebut
masuk ke dalam kriteria sangat baik.

m. Adanya Pencemaran Udara

Dari hasil inspeksi, adanya pencemaran udara di Perumahan


Tertata Cluster Taman Sejahtera Kejawan Putih Tambak Kota

xxx
Surabaya ini kebanyakan disebabkan oleh pembakaran sampah.
Karena tidak adanya pencemaran udara akibat industry atau kendaraan
masih bisa dikatakan tidak terlalu parah walaupun disebabkan karena
pencemaran akibat pembakaran sampah. Nilai yang didapat untuk
penilaian adanya pencemaran udara adalah 100 dan nilai tersebut
masuk ke dalam kriteria sangat baik.

n. Pekarangan Rumah

Gambar 4.1.1 n: Pekarangan rumah di Perumahan CTS.

Dari hasil inspeksi, pekarangan rumah di Perumahan Tertata


Cluster Taman Sejahtera Kejawan Putih Tambak Kota Surabaya ini
sudah memenuhi kriteria yang ada. Adapun kriterianya adalah terdapat
pohon pelindung atau tanaman hias dan daun rindang yang gunanya
untuk menyaring udara. Karena di lingkungan perumahan rata-rata di
pekarangan rumah banyak yang sudah memiliki tanaman, atau pohon
pelindung, sehingga nilai yang didapat untuk penilaian pekarangan
rumah adalah 72,5 dan nilai tersebut masuk ke dalam kriteria sangat
baik.

4.1.2 Pembahasan Variabel Komponen Rumah

xxxi
a. Dinding Rumah
Dari hasil inspeksi, dinding rumah di Perumahan Tertata Cluster
Taman Sejahtera Kejawan Putih Tambak Kota Surabaya sudah
memenuhi kriteria yang ada. Adapun kriterianya adalah dinding rumah
permanen, lalu papan kedap air. Keadaan di perumahan tertata adalah
setiap rumah dindingnya terbuat dari tembok yang permanen dan
kedap air. Nilai yang didapat untuk penilaian dinding rumah adalah
100 dan nilai tersebut masuk dalam kriteria sangat baik.
b. Langit-langit

Gambar 4.1.2 b: Langit-langit rumah warga Perumahan CTS.

Dari hasil inspeksi, langit-langit dalam rumah di Perumahan


Tertata Cluster Taman Sejahtera Kejawan Putih Tambak Kota
Surabaya sudah memenuhi kriteria yang ada. Adapun kriterianya
adalah ketinggian langit-langit lebih dari 2,5m, tidak adanya lumut dan
jamur, dan tidak terdapat retakan. Keadaan langit-langit di rumah rata-
rata untuk ketinggian masih banyak yang kurang dari 2,5m dan sedikit
rumah yang ditemukan beberapa langit-langit yang tumbuh jamur dan
retakan. Sehingga nilai yang didapat untuk penilaian langit-langit
rumah adalah 84 dan nilai tersebut masuk dalam kriteria sangat baik.

xxxii
c. Penangkal Petir

Gambar 4.1.2 c: Penangkal petir di sejumlah rumah warga CTS.

Dari hasil inspeksi, penangkal petir atas rumah di Perumahan


Tertata Cluster Taman Sejahtera Kejawan Putih Tambak Kota
Surabaya belum memenuhi kriteria yang ada. Adapun kriterianya
adalah setiap bangunan yang memiliki dua lantai harus disertai petir.
Keadaan bangunan di perumahan tersebut kurang lebih lima puluh
persen berlantai dua, namun masih banyak yang belum memakai
penangkal petir.Sehingga nilai yang didapat untuk penilaian penangkal
petir adalah 53 dan nilai tersebut masuk dalam kriteria buruk.

d. Lantai

xxxiii
Gambar 4.1.2 d: Lantai Rumah warga CTS.

Dari hasil inspeksi, lantai rumah di Perumahan Tertata Cluster


Taman Sejahtera Kejawan Putih Tambak Kota Surabaya sudah
memenuhi kriteria yang ada. Adapun kriterianya adalah terbuat dari
keramik. Dan kebanyakan di perumahan tersebut semua rumah sudah
memakai lantai berbahan dasar keramik. Sehingga nilai yang didapat
untuk penilaian lantai rumah adalah 100 dan nilai tersebut masuk
dalam kriteria sangat baik.

e. Ventilasi Rumah

Gambar 4.1.2 e: Ventilasi rumah warga di Perumahan CTS.

Dari hasil inspeksi, ventilasi rumah di Perumahan Tertata Cluster


Taman Sejahtera Kejawan Putih Tambak Kota Surabaya sudah
memenuhi kriteria yang ada. Adapun kriterianya adalah terdapat
ventilasi di dalam rumah dengan lebar ventilasi lebih dari 10% luas
lantai. Sehingga nilai yang didapat untuk penilaian ventilasi rumah
adalah 100 dan nilai tersebut masuk dalam kriteria sangat baik.

f. Lubang Asap Dapur


Dari hasil inspeksi, lubang asap dapur di Perumahan Tertata
Cluster Taman Sejahtera Kejawan Putih Tambak Kota Surabaya belum

xxxiv
memenuhi kriteria yang ada. Adapun kriterianya adalah terdapat
lubang asap di dapur. Dan kondisi di perumahan tersebut masih
ditemukan beberapa rumah yang belum ada lubang asap. Sehingga
nilai yang didapat untuk penilaian lubang asap dapur adalah 59 dan
nilai tersebut masuk dalam kriteria cukup.
g. Atap Rumah

Dari hasil inspeksi, atap rumah di Perumahan Tertata Cluster


Taman Sejahtera Kejawan Putih Tambak Kota Surabaya sudah
memenuhi kriteria yang ada. Adapun kriterianya adalah terdapat
genteng di atap rumah. Dan kebanyakan di perumahan tersebut semua
rumah sudah memakai genteng untuk atap rumah. Sehingga nilai yang
didapat untuk penilaian atap rumah rumah adalah 100 dan nilai
tersebut masuk dalam kriteria sangat baik.

h. Kebisingan Di Lingkungan Perumahan

Dari hasil inspeksi, kebisingan lingkungan di Perumahan Tertata


Cluster Taman Sejahtera Kejawan Putih Tambak Kota Surabaya sudah
memenuhi kriteria yang ada. Adapun kriterianya adalah kebisingan
terdengar kurang dari 55db. Dan kondisi di perumahan tersebut tidak
terdengar kebisingan yang disebabkan oleh misalnya industri.
Sehingga nilai yang didapat untuk penilaian kebisingan di lingkungan
perumahan adalah 100 dan nilai tersebut masuk dalam kriteria sangat
baik.

i. Pencahayaan Rumah

Dari hasil inspeksi, pencahayaan dalam rumah di Perumahan


Tertata Cluster Taman Sejahtera Kejawan Putih Tambak Kota
Surabaya sudah memenuhi kriteria yang ada. Adapun kriterianya
adalah cahaya yang terdapat di dalam rumah adalah cahaya matahari
dengan besar cahaya yang masuk 60 lux. Dan kebanyakan di

xxxv
perumahan tersebut semua rumah sudah sesuai dengan kriteri sinar
matahari masuk di dalam rumah. Sehingga nilai yang didapat untuk
penilaian pencahayaan rumah adalah 82 dan nilai tersebut masuk
dalam kriteria sangat baik.

j. Pencahayaan Kamar

Dari hasil inspeksi, pencahayaan dalam kamar di Perumahan


Tertata Cluster Taman Sejahtera Kejawan Putih Tambak Kota
Surabaya sudah memenuhi kriteria yang ada. Adapun kriterianya
adalah cahaya yang masuk ke dalam kamar adalah cahaya matahari,
dan besar cahaya yang masuk lebih dari 60 lux. Sehingga nilai yang
didapat untuk penilaian pencahayaan kamar dalam rumah adalah 79
dan nilai tersebut masuk dalam kriteria sangat baik.

k. Ventilasi Kamar

Dari hasil inspeksi, ventilasi kamar di Perumahan Tertata Cluster


Taman Sejahtera Kejawan Putih Tambak Kota Surabaya sudah
memenuhi kriteria yang ada. Adapun kriterianya adalah terdapat
ventilasi di dalam kamar, dengan luas ventilasi lebih dari 10% luas
lantai. Sehingga nilai yang didapat untuk penilaian ventilasi kamar
adalah 79,5 dan nilai tersebut masuk dalam kriteria sangat baik.

l. Kepadatan Penghuni Kamar

Dari hasil inspeksi, kepadatan penghuni rumah di Perumahan


Tertata Cluster Taman Sejahtera Kejawan Putih Tambak Kota
Surabaya sudah memenuhi kriteria yang ada. Adapun kriterianya
adalah setiap kamar yang dihuni dengan ukuran 8m2 hanya untuk 2
orang. Dan kebanyakan di perumahan tersebut setiap rumah memiliki
lebih dari 3 kamar dengan setiap kamar dihuni 1 orang. Sehingga nilai

xxxvi
yang didapat untuk penilaian kepadatan penghuni kamar adalah 73,5
dan nilai tersebut masuk dalam kriteria baik.

m. Garasi

Gambar 4.1.2 m: Garasi rumah warga Perumahan CTS.

Dari hasil inspeksi, garasi di Perumahan Tertata Cluster Taman


Sejahtera Kejawan Putih Tambak Kota Surabaya sudah memenuhi
kriteria yang ada. Adapun kriterianya adalah adanya garasi di rumah.
Sehingga nilai yang didapat untuk penilaian langit-langit rumah adalah
94 dan nilai tersebut masuk dalam kriteria sangat baik.

n. Gudang

Gambar 4.1.2 n: Kondisi gudang di rumah warga perumahan CTS.

xxxvii
Dari hasil inspeksi, gudang dalam rumah di Perumahan Tertata
Cluster Taman Sejahtera Kejawan Putih Tambak Kota Surabaya belum
memenuhi kriteria yang ada. Adapun kriterianya adalah terdapat
gudang, dengan keadaan bersih dan terawat. Dan kebanyakan setiap
rumah masih belum memiliki gudang karena berbagai alasan seperti
tidak suka menyimpan barang, adapun memiliki gudang tapi tidak
tertata. Sehingga nilai yang didapat untuk penilaian adanya gudang
dalam rumah adalah 47 dan nilai tersebut masuk dalam kriteria buruk.

o. Tangga

Gambar 4.1.2 o: Kondisi tangga di salah satu rumah warga


perumahan CTS.

Dari hasil inspeksi, adanya tangga yang terdapat dalam rumah di


Perumahan Tertata Cluster Taman Sejahtera Kejawan Putih Tambak
Kota Surabaya belum memenuhi kriteria yang ada. Adapun kriterianya
adalah derajat kemiringan tangga kurang dari 40 derajat, dan terdapat
pegangan. Dan kebanyakan di perumahan tersebut masih banyak yang
ditemui tangga yang berbentuk seperti ular sehingga membahayakan.
Sehingga nilai yang didapat untuk penilaian tangga rumah adalah 60
dan nilai tersebut masuk dalam kriteria cukup.

p. Dapur

xxxviii
Gambar 4.1.2 p: Dapur di salah satu rumah warga Perumahan CTS.

Dari hasil inspeksi, dapur dalam rumah di Perumahan Tertata


Cluster Taman Sejahtera Kejawan Putih Tambak Kota Surabaya sudah
memenuhi kriteria yang ada. Adapun kriterianya adalah bersih, rapi
dan tertata. Setiap dapur di masing-masing rumah sudah tertata dengan
rapi. Sehingga nilai yang didapat untuk penilaian kondisi dapur dalam
rumah adalah 76,5 dan nilai tersebut masuk dalam kriteria sangat baik.

q. Kamar Mandi

Gambar 4.1.2 q: Kamar mandi di salah satu perumahan CTS.

Dari hasil inspeksi, kondisi kamar mandi dalam rumah di


Perumahan Tertata Cluster Taman Sejahtera Kejawan Putih Tambak
Kota Surabaya sudah memenuhi kriteria yang ada. Adapun kriterianya
adalah lantai tidak licin, dan aliran pembuangan air limbah lancar.
Kebanyakan kondisi dari kamar mandi di setiap rumah sudah memakai
lantai yang tidak licin, dan aliran lancar. Sehingga nilai yang didapat

xxxix
untuk penilaian kondisi kamar mandi dalam rumah adalah 91 dan nilai
tersebut masuk dalam kriteria sangat baik.

4.1.3 Pembahasan Variabel Sarana Sanitasi Rumah


a. Sarana Air Bersih

Gambar 4.1.3. a: Sarana air bersih di perumahan tertata CTS.

Dari hasil inspeksi, sarana air bersih yang digunakan di


Perumahan Tertata Cluster Taman Sejahtera Kejawan Putih Tambak
Kota Surabaya semuanya menggunakan sumber air bersih dari PDAM,
dengan kualitas air tidak berasa, berbau dan berwarna. Dan kuantitas
air yang diukur dari pemakaian ember atau bak air yang dapat
menyediakan air minimal lebih dari 120 liter. Dalam penilaian sarana
air bersih ini sudah masuk dalam kriteria sangat baik dengan nilai 89,3.

b. Ketersediaan Air Minum

Gambar 4.1.3 b: Ketersediaan air minum di perumahan tertata CTS.

xl
Dari hasil inspeksi, ketersediaan air minum di Perumahan Tertata
Cluster Taman Sejahtera Kejawan Putih Tambak Kota Surabaya lebih
banyak menggunakan air kemasan untuk konsumsi air minum sehari-
hari. Sehingga nilai yang didapat untuk penilaian ketersediaan air
minum adalah 91,2 dan nilai tersebut masuk dalam kriteria sangat baik.

c. Sarana Pembuangan Sampah Di Dalam Rumah

Gambar 4.1.3 c: sara pembuangan sampah di dalam rumah warga CTS.

Dari hasil inspeksi, sarana pembuangan sampah di dalam rumah di


Perumahan Tertata Cluster Taman Sejahtera Kejawan Putih Tambak
Kota Surabaya di masing-masing rumah sudah menyediakan tempat
sampah namun masih jarang responden memilah sampah. Namun
cukup bagus dalam hal mengkondisikan tempat sampah yaitu tempat
sampah dalam keadaan tertutup, tidak menimbulkan bau dan kedap air.
Dan juga hal yang buruk dalam pemilahan adalah sampah tidak ada
yang dipilah. Dari keadaan tersebut sehingga nilai yang didapat adalah
53 dan nilai tersebut masuk dalam kriteria buruk.

d. Sarana Penyimpanan Makanan

xli
Gambar 4.1.3 d: sarana penyimpanan makanan di dalam rumah
warga CTS.

Dari hasil inspeksi, sarana penyimpanan makanan dalam rumah di


Perumahan Tertata Cluster Taman Sejahtera Kejawan Putih Tambak
Kota Surabaya masing-masing rumah masih jarang yang memiliki
lemari makan dan tudung saji. Kebanyakan responden hanya memiliki
tudung saji. Sehingga dalam hal ini nilai yang didapat adalah 51 dan
nilai tersebut masuk dalam kriteria buruk.

e. Kepemilikan Jamban Pribadi

Gambar 4.1.3 e: Kepemilikan jamban pribadi warga CTS.


Dari hasil inspeksi, sarana kepemilikan jamban dalam rumah di
Perumahan Tertata Cluster Taman Sejahtera Kejawan Putih Tambak
Kota Surabaya masing-masing rumah sudah memiliki jamban dengan
tipe leher angsa, dan jarak septic tank dari sumber air lebih dari 10
meter. Sehingga dalam hal ini nilai yang didapat adalah 83,9 dan nilai
tersebut masuk dalam kriteria sangat baik.
f. Sarana Pembuangan Air Limbah

Dari hasil inspeksi, sarana pembuangan air limbah di Perumahan


Tertata Cluster Taman Sejahtera Kejawan Putih Tambak Kota

xlii
Surabaya masing-masing rumah pada saluran pembuangan limbah
sudah dalam keadaan tertutup tanah, dan tidak bocor atau mrembes.
Sehingga dalam hal ini nilai yang didapat adalah 98 dan nilai tersebut
masuk dalam kriteria sangat baik.

4.1.4 Pembahasan Variabel Perilaku Penghuni


a. Membuang Sampah Di Depan Rumah

Gambar 4.1.4 a: sarana pembuangan sampah di depan rumah.


Dari hasil inspeksi,mengenai perilaku penghuni tentang
pembuangan sampah di depan rumah di Perumahan Tertata Cluster
Taman Sejahtera Kejawan Putih Tambak Kota Surabaya beberapa hal
yang dilakukan adalah menanyakan kapan membuang sampah di
depan rumah, serta melihat kuantitas sampah yang terdapat di dalam
tempat sampah. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa setiap
harinya sampah selalu penuh. Sehingga dalam hal ini nilai yang
didapat adalah 92,1 dan nilai tersebut masuk dalam kriteria sangat
baik.
b. Membersihkan rumah dan halaman
Dari hasil inspeksi, mengenai perilaku penghuni tentang
membersihkan rumah dan halaman di Perumahan Tertata Cluster
Taman Sejahtera Kejawan Putih Tambak Kota Surabaya yang
dilakukan adalah menanyakan kepada responden selain itu melihat
kondisi rumah dan halaman. Hal yang didapat adalah responden selalu
membersihkan rumah dan halaman setiap hari. Sehingga dalam hal ini

xliii
nilai yang didapat adalah 85,5 dan nilai tersebut masuk dalam kriteria
sangat baik.
c. Membuang tinja bayi dan balita
Dari hasil inspeksi, mengenai perilaku penghuni tentang
pembuangan tinja bayi dan balita di Perumahan Tertata Cluster Taman
Sejahtera Kejawan Putih Tambak Kota Surabaya masih buruk. Hal ini
terjadi untuk beberapa rumah yang memiliki anak bayi. Terdapat 8
rumah yang memiliki anak bayi dan 9 rumah yang tidak memiliki anak
bayi. Namun perilaku untuk penghuni yang memiliki anak bayi dalam
pembuangan pampers kebanyakan adalah pampers langsung dibuang
ke tempat sampah tanpa dibersihkan atau dipisahkan. Persentase dari
perilaku penghuni yang memiliki anak bayi dan membuang tinjanya
secara langsung adalah 72,5 sehingga nilai ini masuk dalam kategori
baik
d. Kebiasaan Merokok

Dari hasil inspeksi, mengenai perilaku penghuni tentang kebiasaan


merokok di Perumahan Tertata Cluster Taman Sejahtera Kejawan
Putih Tambak Kota Surabaya banyak anggota keluarga yang tidak
merokok di setiap rumah. Hanya 4 rumah yang memiliki kebiasaan
merokok di dalam rumah. Sehingga dalam hal ini nilai yang di dapat
dalam penilaian kebiasaan merokok adalah 76,5 dan penilaian ini
masuk dalam kriteria sangat baik.

e. Kebiasaan Menyimpan Barang Bekas

xliv
Gambar 4.1.4 : Penyimpanan barang bekas warga CTS.

Dari hasil inspeksi, mengenai perilaku penghuni tentang kebiasaan


menyimpan barang bekas Perumahan Tertata Cluster Taman Sejahtera
Kejawan Putih Tambak Kota Surabaya kebanyakan penghuni
meletakkan barang bekas di gudang dalam keadaan tertata, sedikit
yang menaruh barang bekas di luar gudang itupun masih dalam
keadaan tertata. Sehingga dalam hal ini nilai yang di dapat dalam
penilaian adalah 70,5 dan penilaian ini masuk dalam kriteria baik.

4.1.5 Pembahasan Variabel Vektor dan Hewan Peliharaan


a. Jentik

Dari hasil inspeksi, mengenai perilaku penghuni tentang


keberadaan jentik d di Perumahan Tertata Cluster Taman Sejahtera
Kejawan Putih Tambak Kota Surabaya tidak banyak ditemukan. Hal
yang dilakukan adalah dengan memeriksa kamar mandi serta
menanyakan responden mengenai apa yang dilakukan untuk
memberantas jentik. Responden mengatakan dengan menggunakan
ember dan tidak membiarkan genangan air bergenang. Sehingga dalam
hal ini yang di dapat dalam penilaian adalah 70,5 dan penilaian ini
masuk dalam kriteria baik.

b. Hewan Peliharaan

Dari hasil inspeksi, mengenai perilaku penghuni tentang kebiasaan


memelihara hewan peliharaan di Perumahan Tertata Cluster Taman
Sejahtera Kejawan Putih Tambak Kota Surabaya kebanyakan memang
jarang yang memiliki hewan peliharaan. Namun adapun yang memiliki
hewan peliharaan namun perlakuan yang diberikan adalah
memandikan hewan peliharaannya tapi tidak pernah divaksin, serta
membiarkan kandang kotor dan jarang dibersihkan. Sehingga dalam

xlv
hal ini kriteria nilai yang diberikan untuk perilaku dalam pemeliharaan
hewan adalah 47 dan penilaian ini masuk dalam kriteria buruk.

4.2 Hasil Akhir Penilaian Observasi


Dalam hasil akhir penilaian observasi terdapat pengelompokan kriteria
yang digunakan antara lain :

Range Skor Kriteria


75 – 80 Sangat Baik
65 – 75 Baik
55 – 65 Cukup
45 – 55 Buruk
35 – 45 Sangat Buruk
Tebel 4: Hasil akhir penilaian dan penglompokan criteria.

Persentase penilaian kriteria rumah secara keseluruhan di Perumahan


Tertata Cluster Taman Sejahtera Kejawan Putih Tambak Kota Surabaya :

1. 9 dari 17 rumah berdasarkan hasil observasi diperoleh persentase 52,9%


dengan kriteria sangat baik.
2. 6 dari 17 rumah berdasarkan hasil observasi diperoleh persentase 35,3%
dengan kriteria baik.
3. 1 dari 17 rumah berdasarkan hasil observasi diperoleh persentase 5,9%
dengan kriteria cukup.
4. 1 dari 17 rumah berdasarkan hasil observasi diperoleh persentase 5,9%
dengan kriteria buruk.

xlvi
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Sanitasi perumahan tertata merupakan upaya pengendalian semua faktor
lingkungan fisik manusia yang mungkin menimbulkan atau dapat menimbulkan
hal-hal yang merugikan bagi perkembangan fisik, kesehatan dan daya tahan hidup
manusia kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau
lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana lingkunga n.
Rumah sehat adalah merupakan sebagai sarana atau tempat berlindung dan
bernaung serta tempat untuk beristirahat sehingga menumbuhkan kehidupan yang
sempurna baik fisik, rohani maupun sosial budaya, serta salah satu sarana untuk
mencapai derajat kesehatan yang optimum.

Metode yang digunakan yakni kegiatan inspeksi sanitasi lingkungan di


perumahan tertata secara deskriptif, yaitu menggambarkan kondisi sanitasi
Perumahan Tertata Cluster Taman Sejahtera. Sedangkan menurut tempat,
pelaksanaan kegiatan ini termasuk observasi karena pengamat langsung turun ke
lapangan untuk melakukan inspeksi. Pengamat juga melakukan wawancara kepada
penghuni rumah mengenai perilaku atau kebiasaan yang di lakukan di rumah
terkait sanitasi.
Hasil yang didapat dalam inspeksi pada variable lingkungan perumahan
bahwa komponen- komponen telah memenuhi criteria. Namun perumahan CTS
tersebut memiliki nilai yang buruk pada ketersediaan penerangan jalan, kualitas
penerangan jalan, serta kebersihan lingkungan perumahan yang buruk karena
ditemukannya daun gugur yang berserakan dan abu bekas membakar sampah.

Variabel kedua yakni tentang komponen rumah, beberapa sub indicator sudah
memenuhi criteria. Namun beberapa rumah yang ketinggian langit- langitnya
kurang dari 2,5 meter, juga ada beberapa rumah bertingkat tidak menggunakan
penangkal petir, dan beberapa rumah sudah ada yang memakai lubang asap dan

xlvii
ada yang belum ada lubang asapnya, sebagian besar rumah belum memiliki
gudang penyimpanan barang bekas sehingga barang- barang banyak yang tidak
tertata baik di dalam rumah maupun di luar rumah.

Variabel sarana sanitasi rumah, sebagian besar rumahbelum melakukan


pemilahan dalam membuang sampah baik tempat sampah di dalam rumah maupun
di luar rumah dan sarana penyimpanan makanan tidak menggunakan lemari
makanan dan tudung saji tidak ditutup dengan baik sehingga beresiko
terkontaminasi lalat dan vector penyakit lainnya.

Variable perilaku penghuni yang belum baik terkait dengan kebiasaan


merokok, menyimpan barang bekas, dan cara pembuangan pampers bayi. Variabel
vector dan hewan peliharaan, sebagian kecil rumah yang memiliki hewan
peliharaan masih jarang melakukan perawatan seperti memandikan dan melakukan
vaksinasi rutin. Selain itu, beberapa rumah juga terdapat jentik pada tempat
penampung air di kamar mandi. Secara keseluruhan persentase criteria rumah,
52,9% dalam kondisi sangat baik, 35,3% dalam kondisi baik, 5,9% dalam kondisi
cukup, dan 5,9% dalam kondisi buruk.

5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka saran yang dapat kami sampaikan yaitu
pentingnya dilakukan penyebarluasan informasi mengenai hasil observasi kepada
ketua RT dan warga setempat, membuat iklan layanan masyarakat yang berisi
saran perbaikan terkait lingkungan yang tidak sesuai criteria, membuat
perencanaan program perbaikan terkait sanitasi rumah dan lingkungan, serta
mengimplementasikan program yang telah dibentuk, dan menjalankan monitoring
serta evaluasi.

xlviii
DAFTAR PUSTAKA

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor965/MENKES/SK/XI/1992


Umar. 2003. Dasar-Dasar Kesehatan Lingkungan. Jakarta : Penerbit Mutiara Sumber
Widya

Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor: 11/ PERMEN/ M/ 2008


Tentang Pedoman Keserasian Kawasan Perumahan dan Permukiman
Notoadmojo. 1993. Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-Prinsip Dasar. Jakarta :
Penerbit Rineka Cipta

Mawardi, 1992, Standar sanitasi World Health Organization, http://www.depkes.


go.id/index.php?option=news&task=viewarticle&sid=946&Itemid=2, diakses
tanggal April 2018.
Azwar, 1990, Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan, PT. Mutiara Sumber Widya,
Jakarta.
Sadono, Delfi Novella. 2017. Gambaran Sanitasi Lingkungan Di Perumahan Tertata
“Perumahan Pakis Tirtosari 1 Surabaya”. Universitas Airlangga: Departemen
Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku Fakultas Kesehatan Masyarakat,
Surabaya

xlix
LAMPIRAN

Foto kondisi akses jalan di Perumahan Cluster Taman Sejahtera

Foto kondisi lingkungan sekitar rumah

l
Foto kondisi dalam rumah

li
Gambar wilayah perumahan

Gamber proses observasi

lii
Sanitasi lingkungan perumahan

liii
Sanitasi rumah

liv

Anda mungkin juga menyukai