Dosen Pembimbing:
Dr. Lilis Sulistyorini, Ir.,
M.Kes
Disusun Oleh:
Kelompok 7
Rafika Diyah Arafah 101611133069
Amalia Layina Ulfa 101611133075
Retha Dwiratna Mulyawati 101611133078
Alya Hanifa Rasyidi 101611133147
Silmi Muna 101611133235
Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan makalah Sanitasi Lingkungan “Perumahan
Tertata Cluster Taman Sejahtera Surabaya”. Makalah ini diajukan guna memenuhi
tugas mata kuliah Sanitasi Lingkungan.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh
dari sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
kami harapkan demi sempurnanya makalah ini.
Kelompok 7
i
DAFTAR ISI
Cover.................................................................................................................
Kata Pengantar.................................................................................................. i
Daftar isi........................................................................................................... ii
Daftar tabel....................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2 Tujuan............................................................................................. 2
1.2.1 Tujuan Umum.................................................................. 2
1.2.2 Tujuan Khusus................................................................. 2
1.3 Manfaat........................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................... 5
2.1 Teori Sanitasi Lingkungan.............................................................. 5
2.2 Perumahan Tertata........................................................................... . 7
2.3 Sanitasi Perumahan Tertata............................................................. . 8
2.4 Peraturan Perundangan Perumahan Tertata.................................... . 8
BAB III METODE............................................................................................ 14
3.1 Rancangan Inspeksi Sanitasi……………………………………... 14
3.2 Lokasi dan Waktu Inspeksi………………………………………. 14
3.3 Timeline Kegiatan………………………………………………... 14
3.4 Populasi dan Sampel Perumahan Tertata………………………… 15
3.5 Teknik Pengambilan Data………………………………………... 15
3.5.1 Variabel dalam Instrumen……………………………… 16
3.5.2 Bobot Penilaian………………………………………… 16
3.5.3 Kategori Hasil Penilaian……………………………….. 16
3.5.4 Cara Penilaian Sanitasi Rumah………………………… 17
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.......................................................... 18
ii
4.1 Hasil Penilaian Observasi………………………………………... 18
4.1.1 Pembahasan Variabel Lingkungan Perumahan.……….. 18
4.1.2 Pembahasan Variabel Komponen Rumah…………….... 28
4.1.3 Pembahasan Variabel Sarana Sanitasi Rumah…………. 37
4.1.4 Pembahasan Variabel Perilaku Penghuni…….………… 41
4.1.5 Pembahasan Variabel Vektor dan Hewan Peliharaan….. 41
4.2 Hasil Akhir Penilaian Observasi…….…………………………… 42
BAB V KESIMPULAN……………………….….………………………….. 43
5.1 Kesimpulan……………………….….…………………………… 43
5.2 Saran……………………………………………………………… 44
Daftar Pustaka………………………………………………………………… 45
Lampiran……………………………………………………………………… 46
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR GAMBAR
v
Gambar 4.1.3 e: Kepemilikan jamban pribadi warga CTS........................................38
Gambar 4.1.4 a: sarana pembuangan sampah di depan rumah..................................39
Gambar 4.1.4 e: Penyimpanan barang bekas warga CTS..........................................40
vi
BAB I
PENDAHULUAN
vii
Adapun batasan mengenai kegiatan ini hanya sebatas mengamati tanpa
melakukan intervensi atau tindakan.
Sanitasi merupakan salah satu komponen dari kesehatan lingkungan,yaitu
perilaku yang disengaja untuk membudayakan hidup bersih untuk mencegah
manusia bersentuh langsung dengan kotoran dan bahan buangan berbahaya
lainnya, dengan harapan menjaga dan meningkatkan derajat kesehatan manusia.
Sanitasi hampir selalu berkaitan dengan seluruh aspek kehidupan manusia, tidak
terluput aspek pemukiman.
Sanitasi di bidang pemukiman merupakan salah satu hal yang penting demi
kemajuan pemukiman itu sendiri. Karena berkaitan dengan tingkat kenyamanan
baik bagi pengunjung maupun bagi penghunu pengelola perumahan tersebut.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Untuk mendapatkan gambaran tentang keadaan sanitasi perumahan tertata
cluster taman sejahtera (cts) kejawan putih tambak kota surabaya
1.3 Manfaat
viii
Adapun manfaat dari inspeksi yang peneliti lakukan diperumahan cluster taman
sejahtera, antara lain:
a. Bagi pengelola perumahan.
Membantu mengatasi masalah kesehatan terkait sanitasi lingkungan
dengan memberikan beberapa alternatif dan masukan guna pemecahan
masalah tersebut.
b. Bagi penghuni perumahan
Meningkatkan kebersihan, kenyamanan, dan keselamatan penghuni
perumahan dengan melaksanakan PHBS. Selain itu juga mengurangi risiko
terjangkitnya penyakit menular terkait sanitasi lingkungan di perumahan
Cluster Taman Sejahtera.
c. Bagi mahasiswa.
Bagi mahasiswa, memiliki keterampilan dalam penyusunan instrumen
inspeksi sanitasi khususnya di asrama. Pelaksanaan inspeksi sanitasi dapat
digunakan untuk menambah pengalaman secara langsung di lapangan dari ilmu
yang didapat. Selain itu, mahasiswa juga dapat memperoleh kemampuan dalam
merumuskan rekomendasi sanitasi berdasarkan hasil inspeksi yang telah
dilaksanakan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
ix
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
965/MENKES/SK/XI/1992 pengertian sanitasi adalah segala upaya yang
dilakukan untuk menjamin terwujudnya kondisi yang memenuhi persyaratan
kesehatan. Menurut WHO (dalam Umar : 2003), sanitasi lingkungan
(environmental sanitation) adalah upaya pengendalian semua faktor lingkungan
fisik manusia yang mungkin menimbulkan atau dapat menimbulkan hal-hal yang
merugikan bagi perkembangnan fisik, kesehatan dan daya tahan hidup manusia.
Sanitasi menurut World Health Organization (WHO) adalah suatu usaha yang
mengawasi beberapa faktor lingkungan fisik yang berpengaruh kepada manusia
terutama terhadap hal-hal yang mempengaruhi efek, merusak perkembangan
fisik, kesehatan, dan kelangsungan hidup (Yula, 2006). Selanjutnya, Soemirat
(2004) mengungkapkan bahwa sanitasi adalah usaha kesehatan masyarakat yang
menitikberatkan pada pengawasan terhadap berbagai faktor lingkungan yang
dapat mempengaruhi derajat kesehatan manusia. Entjang (2000) mengatakan
bahwa yang dimaksud dengan sanitasi adalah pengawaswan lingkungan fisik,
biologis, sosial dan ekonomi yang dapat mempengaruhi kesehatan manusia
x
dimana lingkungan yang berguna ditingkatkan dan diperbanyak, dan yang
merugikan diperbaiki atau dihilangkan.
xi
Kondisi tersebut mencakup pasokan air yang bersih dan aman; pembuangan
limbah dari manusia, hewan dan industri yang efisien, perlindungan makanan
dari kontaminasi biologis dan kimia, udara yang bersih dan aman; rumah yang
bersih dan aman. Dari defenisi tersebut, tampak bahwa sanitasi lingkungan
ditujukan untuk memenuhi persyaratan lingkungan yang sehat dan nyaman.
Lingkungan yang sanitasinya buruk dapat menjadi sumber berbagai penyakit
yang dapat mengganggu kesehatan manusia. Pada akhirnya jika kesehatan
terganggu, maka kesejahteraan juga akan berkurang. Karena itu upaya sanitasi
lingkungan menjadi penting dalam meningkatkan kesejahteraan (Setiawan,
2008).
xii
pertumbuhan ekonomi dan pembangunan sosial budaya untuk pencapaian
pembangunan perumahan dan permukiman yang manusiawi dan berkelanjutan.
Koefisien Dasar Bangunan yang selanjutnya disingkat KDB adalah angka
prosentase perbandingan antara luas seluruh lantai dasar bangunan dan luas tanah
perpetakan/daerah perencanaan yang dikuasai. Koefisien Lantai Bangunan yang
selanjutnya disingkat KLB adalah angka prosentase perbandingan antara luas
seluruh lantai bangunan dan luas tanah perpetakan/daerah perencanaan yang
dikuasai. Koefisien Dasar Hijau yang selanjutnya disingkat KDH adalah angka
prosentase perbandingan antara luas seluruh ruang terbuka di luar bangunan yang
diperuntukan bagi pertamanan/penghijauan/pertanian dan luas tanah
perpetakan/daerah perencanaan yang dikuasai.
xiii
pembuangan air limbah, ventilasi yang baik, kepadatan hunian rumah yang sesuai
dan lantai rumah yang tidak terbuat dari tanah.
Rumah sehat adalah merupakan salah satu sarana untuk mencapai derajat
kesehatan yang optimum. Untuk memperoleh rumah yang sehat ditentukan oleh
tersedianya sarana sanitasi perumahan. Sanitasi rumah adalah usaha kesehatan
masyarakat yang menitikberatkan pada pengawasan terhadap struktur fisik
dimana orang menggunakannya untuk tempat tinggal berlindung yang
mempengaruhi derajat kesehatan manusia. Rumah juga merupakan salah satu
bangunan tempat tinggal yang harus memenuhi kriteria kenyamanan, keamanan
dan kesehatan guna mendukung penghuninya agar dapat bekerja dengan produktif.
Rumah Sehat adalah juga merupakan sebagai sarana atau tempat berlindung
dan bernaung serta tempat untuk beristirahat sehingga menumbuhkan kehidupan
yang sempurna baik fisik, rohani maupun sosial budaya.
No.
Variabel Peraturan Perundangan Terkait
Lingkungan Perumahan (26%)
1. Tersedia jaringan drainase Undang-undang No.37 th 2014 tentang
Konservasi Tanah dan Air
2. Ketersediaan Fasilitas Peraturan Pemerintah No. 47 Tahun 2016 tentang
Kesehatan Fasilitas Pelayanan Kesehatan
3. Jarak Fasilitas Kesehatan Peraturan Menteri Kesehatan No.75 th 2014
Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
4. Penerangan Jalan Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat RI
No 4 Tahun 2011 Tentang Petunjuk Teknis Dana
Alokasi Khusus di Bidang Perumahan dan
Kawasan Permukiman
xiv
5. Tersedianya Pos Kamling Peraturan Desa No. 4 Tahun 2014 Tentang (Rkp
Desa) Tahun 2015 Berdasarkan kewenangan local
skala desa
6. Tempat pembuangan sampah di Undang-undang No.81 th 2012 Tentang
depan rumah Pengelolaan Sampah Rumah Tangga
xv
14. Pekarangan Rumah Peraturan Menteri Perumahan Rakyat No. 10/
Permen/M/2010 Tentang acuan pengelolaan
lingkungan perumahan tapak
xvi
11. Ventilasi Kamar Peraturan menteri Kesehatan Republik Indonesia /
No. 1077/V/2011 tentang pedoman penyehatan
dalam ruang rumah
12. Kepadatan penghuni kamar Undang-undang Republik Indonesia No.28 Tahun
2002 Tentang Bangunan Gedung
xvii
3. Sarana pembuangan sampah di Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 81
dalam rumah Tahun 2015 tentang pengelolaan sampah rumah
tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga)
4. Sarana penyimpanan makanan Undang-undang No. 18 tahun 2012 tentang
Pangan Pasal 7 Ayat 2 tentang persyaratan
Sanitasi dan keamanan pangan
5 Kepemilikan jamban pribadi Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat RI
NO. 4 Tahun 2011 tentang persyaratan khusus
septictank komunal
6. Sarana pembuangan air limbah Undang-undang No 37 tahun 2014 tentang
konservasi tanah dan air)
xviii
Vektor dan Hewan Peliharaan (8%
BAB III
METODE
xix
Alamat : Cluster Taman Sejahtera (CTS), Kejawan Putih
Tambak, Kota Surabaya, Jawa Timur 60112.
Tanggal Inspeksi : 16 Maret 2018, 22 Maret 2018 dan 23 Maret 2018
Waktu Inspeksi : 08.00 s.d 11.00
Anggota : 1. Rafika Diyah Arafah 101611133069
2. Amalia Layina Ulfa 101611133075
3. Retha Dwiratna Mulyawati 101611133078
4. Alya Hanifa Rasyidi 101611133147
5. Silmi Muna 101611133235
xx
3.4 Populasi dan Sampel Perumahan Tertata
Observasi ini dilakukan dengan meneliti populasi di Cluster Taman Sejahtera.
Populasi yang diambil sejumlah 17 rumah dari 20 rumah dikarenakan beberpa
rumah dalam kondisi kosong dan beberapa responden enggan rumahnya dijadikan
objek observasi.
xxi
Penilaian menggunakan skala semantik defferensial atau skala nilai
semantik merupakan skala pengukuran yang dikembangkan oleh Osgood.
Skala ini berisikan sifat-sifat bipolar (dua kutub), seperti baik-tidak baik.
Skala ini juga digunakan untuk mengukur sikap, hanya bentuknya tidak
pilihan ganda atau daftar periksa, tetapi dalam hal yang sama yang "sangat
positif" di bagian yang berbeda dan jawaban yang "sangat negatif" di bagian
depan, atau sebaliknya. Penggunaan dalam instrument (disesuaikan dengan
komponen terkait), misalnya:
a. 0: untuk rumah yang tidak memiliki komponen sesuai penilaian.
b. 1: untuk rumah yang hanya memiliki satu komponen sesuai penilaian.
c. 2: untuk rumah yang memiliki beberapa komponen sesuai penilaian.
d. 3: untuk rumah yang memiliki semua komponen sesuai penilaian.
3.5.4 Cara penilaian sanitasi rumah
a. Skor = Nilai x Bobot
b. % Penilaian = Skor yang diperoleh/Skor maksimal x 100%
c. Range Skor dan Kriteria Dalam Penilaian instrumen observasi
lingkungan Perumahan Tertata :
Range Skor Kriteria
75 – 80 Sangat Baik
65 – 75 Baik
55 – 65 Cukup
45 – 55 Buruk
35 – 45 Sangat Buruk
Tabel 3: Range skor dan Kriteria dalam penilaian observasi lingkungan
Perumahan Tertata.
xxii
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
xxiii
Dari hasil inspeksi, jaringan drainase di Perumahan Tertata Cluster
Taman Sejahtera Kejawan Putih Tambak Kota Surabaya ini sudah
memenuhi kriteria yang ada. Adapun kriterianya adalah keadaannya
bersih, dan aliran air lancar. Karena jaringan drainase di setiap rumah
di dalam perumahan ini menjadi satu jalur sehingga dapat diambil
kesimpulan bahwa jaringan drainase di perumahan tertata ini
seluruhnya dalam keadaan baik dan terawat. Nilai yang didapat untuk
penilaian jaringan drainase adalah 100 dan nilai tersebut masuk ke
dalam kriteria sangat baik.
xxiv
Dari hasil inspeksi, ketersediaan fasilitas kesehatan di Perumahan
Tertata Cluster Taman Sejahtera Kejawan Putih Tambak Kota
Surabaya ini sudah memenuhi kriteria yang ada. Adapun kriterianya
adalah terdapat faskes seperti Puskesmas, Rumah Sakit, Posyandu dan
Apotek. Karena di sekitar perumahan ketersediaan faskes mudah
ditemukan sehingga memudahkan masyarakat di perumahan tersebut
untuk melakukan pertolongan pertama ketika terjadi sakit ataupun
kecelakaan. Nilai yang didapat untuk penilaian ketersediaan fasilitas
kesehatan adalah 100 dan nilai tersebut masuk ke dalam kriteria sangat
baik.
xxv
Dari hasil inspeksi, jarak fasilitas kesehatan di Perumahan Tertata
Cluster Taman Sejahtera Kejawan Putih Tambak Kota Surabaya ini
sudah memenuhi kriteria yang ada. Adapun kriterianya adalah jarak
faskes kurang dari 2 km. Karena jarak faskes yang dekat dan bisa
ditempuh kurang lebih 5 sampai 10 menit maka memudahkan
masyarakat untuk melakukan pemeriksaan. Nilai yang didapat untuk
penilaian jarak fasilitas kesehatan adalah 100 dan nilai tersebut masuk
ke dalam kriteria sangat baik.
d. Penerangan Jalan
xxvi
antar penerangan 10 meter. Keadaan penerangan jalan di perumahan
tertata ini ada namun tidak semua menyala serta efisiensi penerangan
lampu rendah. Nilai yang didapat untuk penilaian penerangan jalan
adalah 41 dan nilai tersebut masuk ke dalam kriteria buruk.
xxvii
Gambar 4.1.1 f: Tempat pembuangan sampah di depan rumah
warga perumahan CTS.
xxviii
pembakaran sampah. Nilai yang didapat untuk penilaian kebersihan
lingkungan sekitar perumahan adalah 0 dan nilai tersebut masuk ke
dalam kriteria sangat buruk.
xxix
penilaian jadwal pengangkutan sampah adalah 100 dan nilai tersebut
masuk ke dalam kriteria sangat baik.
k. Bencana Banjir
l. Kondisi Jalan
xxx
Surabaya ini kebanyakan disebabkan oleh pembakaran sampah.
Karena tidak adanya pencemaran udara akibat industry atau kendaraan
masih bisa dikatakan tidak terlalu parah walaupun disebabkan karena
pencemaran akibat pembakaran sampah. Nilai yang didapat untuk
penilaian adanya pencemaran udara adalah 100 dan nilai tersebut
masuk ke dalam kriteria sangat baik.
n. Pekarangan Rumah
xxxi
a. Dinding Rumah
Dari hasil inspeksi, dinding rumah di Perumahan Tertata Cluster
Taman Sejahtera Kejawan Putih Tambak Kota Surabaya sudah
memenuhi kriteria yang ada. Adapun kriterianya adalah dinding rumah
permanen, lalu papan kedap air. Keadaan di perumahan tertata adalah
setiap rumah dindingnya terbuat dari tembok yang permanen dan
kedap air. Nilai yang didapat untuk penilaian dinding rumah adalah
100 dan nilai tersebut masuk dalam kriteria sangat baik.
b. Langit-langit
xxxii
c. Penangkal Petir
d. Lantai
xxxiii
Gambar 4.1.2 d: Lantai Rumah warga CTS.
e. Ventilasi Rumah
xxxiv
memenuhi kriteria yang ada. Adapun kriterianya adalah terdapat
lubang asap di dapur. Dan kondisi di perumahan tersebut masih
ditemukan beberapa rumah yang belum ada lubang asap. Sehingga
nilai yang didapat untuk penilaian lubang asap dapur adalah 59 dan
nilai tersebut masuk dalam kriteria cukup.
g. Atap Rumah
i. Pencahayaan Rumah
xxxv
perumahan tersebut semua rumah sudah sesuai dengan kriteri sinar
matahari masuk di dalam rumah. Sehingga nilai yang didapat untuk
penilaian pencahayaan rumah adalah 82 dan nilai tersebut masuk
dalam kriteria sangat baik.
j. Pencahayaan Kamar
k. Ventilasi Kamar
xxxvi
yang didapat untuk penilaian kepadatan penghuni kamar adalah 73,5
dan nilai tersebut masuk dalam kriteria baik.
m. Garasi
n. Gudang
xxxvii
Dari hasil inspeksi, gudang dalam rumah di Perumahan Tertata
Cluster Taman Sejahtera Kejawan Putih Tambak Kota Surabaya belum
memenuhi kriteria yang ada. Adapun kriterianya adalah terdapat
gudang, dengan keadaan bersih dan terawat. Dan kebanyakan setiap
rumah masih belum memiliki gudang karena berbagai alasan seperti
tidak suka menyimpan barang, adapun memiliki gudang tapi tidak
tertata. Sehingga nilai yang didapat untuk penilaian adanya gudang
dalam rumah adalah 47 dan nilai tersebut masuk dalam kriteria buruk.
o. Tangga
p. Dapur
xxxviii
Gambar 4.1.2 p: Dapur di salah satu rumah warga Perumahan CTS.
q. Kamar Mandi
xxxix
untuk penilaian kondisi kamar mandi dalam rumah adalah 91 dan nilai
tersebut masuk dalam kriteria sangat baik.
xl
Dari hasil inspeksi, ketersediaan air minum di Perumahan Tertata
Cluster Taman Sejahtera Kejawan Putih Tambak Kota Surabaya lebih
banyak menggunakan air kemasan untuk konsumsi air minum sehari-
hari. Sehingga nilai yang didapat untuk penilaian ketersediaan air
minum adalah 91,2 dan nilai tersebut masuk dalam kriteria sangat baik.
xli
Gambar 4.1.3 d: sarana penyimpanan makanan di dalam rumah
warga CTS.
xlii
Surabaya masing-masing rumah pada saluran pembuangan limbah
sudah dalam keadaan tertutup tanah, dan tidak bocor atau mrembes.
Sehingga dalam hal ini nilai yang didapat adalah 98 dan nilai tersebut
masuk dalam kriteria sangat baik.
xliii
nilai yang didapat adalah 85,5 dan nilai tersebut masuk dalam kriteria
sangat baik.
c. Membuang tinja bayi dan balita
Dari hasil inspeksi, mengenai perilaku penghuni tentang
pembuangan tinja bayi dan balita di Perumahan Tertata Cluster Taman
Sejahtera Kejawan Putih Tambak Kota Surabaya masih buruk. Hal ini
terjadi untuk beberapa rumah yang memiliki anak bayi. Terdapat 8
rumah yang memiliki anak bayi dan 9 rumah yang tidak memiliki anak
bayi. Namun perilaku untuk penghuni yang memiliki anak bayi dalam
pembuangan pampers kebanyakan adalah pampers langsung dibuang
ke tempat sampah tanpa dibersihkan atau dipisahkan. Persentase dari
perilaku penghuni yang memiliki anak bayi dan membuang tinjanya
secara langsung adalah 72,5 sehingga nilai ini masuk dalam kategori
baik
d. Kebiasaan Merokok
xliv
Gambar 4.1.4 : Penyimpanan barang bekas warga CTS.
b. Hewan Peliharaan
xlv
hal ini kriteria nilai yang diberikan untuk perilaku dalam pemeliharaan
hewan adalah 47 dan penilaian ini masuk dalam kriteria buruk.
xlvi
BAB V
5.1 Kesimpulan
Sanitasi perumahan tertata merupakan upaya pengendalian semua faktor
lingkungan fisik manusia yang mungkin menimbulkan atau dapat menimbulkan
hal-hal yang merugikan bagi perkembangan fisik, kesehatan dan daya tahan hidup
manusia kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau
lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana lingkunga n.
Rumah sehat adalah merupakan sebagai sarana atau tempat berlindung dan
bernaung serta tempat untuk beristirahat sehingga menumbuhkan kehidupan yang
sempurna baik fisik, rohani maupun sosial budaya, serta salah satu sarana untuk
mencapai derajat kesehatan yang optimum.
Variabel kedua yakni tentang komponen rumah, beberapa sub indicator sudah
memenuhi criteria. Namun beberapa rumah yang ketinggian langit- langitnya
kurang dari 2,5 meter, juga ada beberapa rumah bertingkat tidak menggunakan
penangkal petir, dan beberapa rumah sudah ada yang memakai lubang asap dan
xlvii
ada yang belum ada lubang asapnya, sebagian besar rumah belum memiliki
gudang penyimpanan barang bekas sehingga barang- barang banyak yang tidak
tertata baik di dalam rumah maupun di luar rumah.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka saran yang dapat kami sampaikan yaitu
pentingnya dilakukan penyebarluasan informasi mengenai hasil observasi kepada
ketua RT dan warga setempat, membuat iklan layanan masyarakat yang berisi
saran perbaikan terkait lingkungan yang tidak sesuai criteria, membuat
perencanaan program perbaikan terkait sanitasi rumah dan lingkungan, serta
mengimplementasikan program yang telah dibentuk, dan menjalankan monitoring
serta evaluasi.
xlviii
DAFTAR PUSTAKA
xlix
LAMPIRAN
l
Foto kondisi dalam rumah
li
Gambar wilayah perumahan
lii
Sanitasi lingkungan perumahan
liii
Sanitasi rumah
liv