dalam Pelayanan
Anestesia
Amelia Martira
Bambang Tutuko
Outline
1. Latar Belakang : To Err is Human
2. Keselamatan Pasien dan Standar Pelayanan
Anestesi dan Bedah
3. Pelayanan anestesi selama pandemi Covid-19
4. Human Factors/ Anesthesia Non Techinical Skill
5. Tools Keselamatan Pasien dalam Pelayanan
Anestesi dan Asuhan Kritis : Labelling, Checklist
dan Scoring, Simulasi
6. Take Home Messages
To Err Is
Human
Pelayanan anestesi merupakan pelayanan yang
kompleks dan berisiko tinggi
Pengambilan Keputusan
Manajemen Stress
INFORMASI
1. Telusur dan
Cari Informasi
2. Perhatian
penuh Berpikir jauh ke
3. Waspada
Mendapatkan Memahami
depan
4. Komunikasi DECISION
Sumber informasi:
Pasien, Perawat,
MAKING
Lab, Monitor, dll Bandingkan, Apa yang akan
Didapat secara Kritisi dan terjadi?
pasif atau aktif
Data statis atau Diagnosis Bagaimana Jika?
dinamis
Briefing singkat menggunakan metode: S(ituation),
B(ackground), A(ssesment), R(ecomendation)
Situational awareness
Diperlukan “tools” dan
“behavior” untuk menciptakan
Komunikasi efektif
Debriefing
Komunikasi Tim pada Setting Kamar operasi
• Briefieng dan
Debriefing: Surgical
safety check list
• Situasi krisis: Closed
Loop Communication:
Call out, Check Back
Tools dalam
Keselamatan
Pasien pada
Anestesia
Labelling
• ASA and APSF Joint Statement on Perioperative Testing for the COVID-19 Virus
a. Untuk wilayah dengan transmisi tinggi
1. Seluruh pasien harus diskrining adanya gejala-gejala covid-19
2. Seluruh pasien harus menjalani pemeriksaan PCR (tes antibody tidak “reliable” digunakan)
3. Jika pasien yang akan menjalani operasi elektif, maka operasi ditunda hingga pasien sembuh
b. Untuk wilayah dengan transmisi rendah
1. Seluruh pasien harus diskrining gejala covid-19
2. Seluruh pasien yang memiliki gejala, dirujuk untuk pemeriksaan lebih lanjut
ASA and APSF Joint Statement on Perioperative Testing for the COVID-19 Virus, https://www.apsf.org/news-updates/asa-and-apsf-joint-statement-on-perioperative-
testing-for-the-covid-19-virus/
• Prosedur pembedahan dan anestesi dapat
menimbulkan aerosol – kewaspadaan standar
dan kewasparaan transmisi kontak, droplet, air-
borne
1. Seluruh petugas menggunakaakan APD
berupa: masker N95/PAPR, gown,
faceshield/google, sarung tangan
Perlindungan 2. Memiliki ruangan khusus untuk donning dan
bagi Tenaga
doffing
Wong J, Goh QY, Tan Z, et al. Preparing for a COVID-19 pandemic: a review of
operating room outbreak response measures in a large tertiary hospital in
Singapore.. Can J Anaesth. 2020;67(6):732-745. doi:10.1007/s12630-020-01620-9
Wadah melepas APD
• Peralatan anestesi yang didedikasikan khusus untuk
pasien covid-19, dibersihkan dan dibungkus dengan
plastik.
• Merencanakan teknik anestesi yang mengurangi risiko
penularan kepada nakes (intubasi, ventilasi positif
sungkup muka, suctioning, RJP merupakan AGP).
Menggunakan aerosol box atau plastik, video
Pencegahan
laringoskopi saat intubasi.
• Peralatan untuk tatalaksana jalan nafas sulit harus
infeksi pada tersedia.
pelayanan • Membatasi staf saat intubasi dan ekstubasi. Kamar
operasi tertutup selama kurang lebih 10 menit, pada
anestesi ACH 25.
• Menggunakan filter antibacterial pada sirkuit
pernafasan (3buah)
• Minimalisasi penggunaan alkes reusable.
• Hand Hygiene Z. Tan et al. / Journal of Cardiothoracic
and Vascular Anesthesia 00 (2020) 17
Kebiasan
antar staf untuk mencegah
cedera pada pasien.
Baru pada Menggunakan ceklis sebagai
alat bantu.
pelayanan • Peningkatan situation
Bedah dan awareness/non-technical skill
dan kompetensi staf melalui
Anestesi diskusi dan simulasi.
TERIMA KASIH