I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
Praktik Keperawatan adalah perwujudan profesi, dalam hal ini adalah
hubungan profesional antara perawat-klien yang didasarkan pada kebutuhan dasar
klien, intervensi keperawatan dilakukan pada dasarnya pemenuhan kebutuhan
dasar tersebut. Praktik keperawatan dilakukan atas dasar legal etis disertai
pendekatan yang humanistis yang bekerjasama dengan klien dengan atau tanpa
kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain.
Lingkup praktik keperawatan medikal bedah merupakan bentuk asuhan
keperawatan pada klien dewasa yang mengalami gangguan fisiologis baik nyata
atau prediksi karena adanya penyakit, trauma atau kecacatan, maka basis
intervensi keperawatan medical bedah adalah ketidakmampuan klien dewasa
untuk memenuhi kebutuhan dasarnya sendiri. Kemampuan itu terjadi dapat saja
karena ketidakseimbangan, perubahan fisiologis, sehingga dibutuhkan
keterampilan berfikir logis-kritis, teknis dan legal-etis untuk menentukan
intervensi keperawatan yang sesuai dan perawat yang mengerjakan memiliki
kewenangan.
Tenaga keperawatan di Rumah Sakit merupakan jenis tenaga kesehatan
terbesar (jumlahnya antara50–60%), memiliki jam kerja 24 jam melalui
penugasan shift, serta merupakan tenaga kesehatan yang paling dekat dengan
pasien melalui hubungan profesional. Tenaga keperawatan memiliki tanggung
jawab dan tanggung gugat sesuai kewenangan dalam memberikan asuhan
keperawatan dan asuhan kebidanan kepada pasien /dan keluarganya
Diperlukan tenaga keperawatan yang kompeten, mampu berpikir kritis,
selalu berkembang serta memilki etika profesi sehingga pelayanan keperawatan
dan kebidanan dapat diberikan dengan baik, berkualitas dan aman bagi pasien dan
keluarganya.
Kelompok Perawat Klinis /Mitra Bestari / Peer group Perawat Medikal
Bedah adalah sekelompok perawat medikal bedah dengan reputasi dan
kompetensi yang baik untuk menelaah segala hal yang terkait dengan
keperawatan medikal bedah
Lingkup pelayanan keperawatan medikal bedah di rumah sakit Harapan
Pematangsiantar berada di rawat inap dan rawat jalan. Kelompok usia yang
dirawat di bagian keperawatan medikal bedah adalah usia > 18 tahun. Jenis
pelayanan keperawatan medikal bedah adalah infeksi, non infeksi, bedah dewasa,
hemodialisa, Kardiovaskuler dan keperawatan kritis.
Buku putih (white paper) perawat klinis medikal bedah ini merupakan
dokumen yang berisi syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh perawat klinis
medikal bedah yang digunakan untuk menentukan kewenangan klinisnya.
Perawat Klinik I masih termasuk perawat generalis dengan kompetensi perawatan
dasar, sedangkan Perawat Klinik II termasuk perawatan dasar dengan kompetensi
lanjutan yang merupakan dasar spesialistik sesuai lingkup area. Mulai Perawat
Klinik III termasuk perawat spesialistik dengan kompetensi meliputi : Perawat
medikal bedah
B. KUALIFIKASI PERAWAT MEDIKAL BEDAH
Kualifikasi Perawat Medikal Bedah
1. Perawat Pelaksana
Pendidikan : Minimal D 3 Keperawatan atau Ners
Memiliki STR (Surat Tanda Registrasi)
Pelatihan : RJP/BHD, PPI, K3RS, Keselamatan pasien,
Manajemen nyeri, PPGD, Pelatihan dasar keperawatan medikal bedah dan
pelatihan sesuai dengan CPD (Continuing Professional Development).
Pengalaman klinik : Minimal 2 tahun dilingkup keperawatan.
Kondisi fisik : Sehat jasmani dan rohani
2. Ketua Tim (Penanggung Jawab Shif)
Pendidikan : Minimal D 3 Keperawatan atau Ners
Memiliki STR (Surat Tanda Registrasi)
Pelatihan : RJP/BHD, PPI, K3RS, Keselamatan pasien,
Manajemen nyeri, PPGD, Pelatihan keperawatan
medikal bedah dan pelatihan sesuai dengan CPD
(Continuing Professional Development) PK 2
Pengalaman klinik : Minimal 5 tahun ruangan medikal bedah.
Kondisi fisik : Sehat jasmani dan rohani
3. Perawat kepala ruangan medikal bedah
Pendidikan : Minimal D 3 Keperawatan atau Ners
Memiliki STR (Surat Tanda Registrasi)
Pelatihan : RJP/BHD, PPI, K3RS, Keselamatan pasien,
code blue, Manajemen nyeri, Pelatihan
keperawatan medikal bedah, pelatihan
manajemen keperawatan / manajemen bangsal
dan pelatihan sesuai dengan CPD (Continuing
Professional Development) PK 3
Pengalaman klinik : Memiliki pengalaman sebagai ketua tim di
ruang medikal bedah minimal 3 Tahun atau
Memiliki pengalaman kerja minimal 6 tahun
Kondisi fisik : Sehat jasmani dan rohani
JENJANG KARIR KEPERAWATAN
1. Kompetensi Generalis (Pra – PK)
Adalah level perawat yang bekerja di RS. Harapan Pematangsiantar dibawah 1 tahun,
bisa sebagai karyawan baru atau pindahan baru masuk RS. Harapan Pematangsiantar
yang belum di kredential dan atau belum memiliki kewenangan klinis sebelumnya,
persyaratannya adalah:
a. Lulus pendidikan DIII Keperawatan atau Ners yang diakui pemerintah Indonesia
b. Memiliki surat tugas orientasi dari bidang keperawatan pada 4 ruangan utama RS.
Harapan Pematangsiantar yaitu : Internis, Bedah, Anak dan Kebidanan.
Perawat tersebut dapat melakukan asuhan keperawatan spesifik di Unit khusus dan
atau kekhususan pelayanan keperawatan di RS. Harapan Pematangsiantar,
persyaratannya adalah
Kewenangan Klinis tenaga keperawatan adalah uraian intervensi keperawatan dan kebidanan
yang dilakukan oleh tenaga keperawatan berdasarkan area praktiknya. Dalam profesi tenaga
keperawatan dikenal tindakan yang bersifat mandiri dan tindakan yang bersifat delegasi.
Tindakan yang bersifat mandiri merupakan kompetensi utama dari profesi tenaga
keperawatan yang diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan. Tindakan yang bersifat
mandiri ini merupakan kewenangan yang melekat dan menjadi tanggung jawab penuh dari
tenaga keperawatan. Kewenangan tenaga keperawatan untuk melakukan tindakan medik
merupakan tindakan yang bersifat delegasi yang memerlukan Kewenangan Klinis tertentu
dan perlu dikredensial. Dengan demikian, tindakan medik yang bersifat delegasi, tetap
menjadi tanggung jawab tenaga medis yang memberikan delegasi.
A. Daftar kewenangan klinis dasar
Kewenangan klinis dasar ini merupakan daftar intervensi keperawatan dan kebidanan yang
sangat mendasar dan merupakan kompetensi yang harus dimiliki oleh semua perawat
pelaksana PK I sampai dengan PK V.adapun uraiannya adalah sebagai berikut :
Karakteristik
No Intervensi
Intervensi
1. Safety Precautions (tindakan pengamanan)
Mencuci tangan biasa Mandiri
Mencuci tangan steril Mandiri
Memakai sarung tangan steril Mandiri
Memakai masker Mandiri
Memakai google ( kaca mata) Mandiri
Memakai apron Mandiri
Memasukan needle dengan tehnik one hand Mandiri
Mensterilkan alat-alat medis Mandiri
3. Pemeriksaan fisik
Melakukan pemeriksaan kesadaran Mandiri
Melakukan pemeriksaan fisik head to toe Mandiri
Melakukan pemeriksaan fisik bayi dan anak Mandiri
Melakukan pemeriksaan fisik pada dewasa Mandiri
5. Pemeriksaan diagnostic
Menyiapkan specimen darah Mandiri
Menyiapkan specimen dahak Mandiri
Menyiapkan specimen urine Mandiri
Menyiapkan specimen feces Mandiri
Menyiapkan specimen cairan vagina Mandiri
Menyiapkan specimen pemeriksaan patologi anatomi Mandiri
Menyiapkan pemeriksaan radiologi Mandiri
Menyiapkan pemeriksaan CT scan Mandiri
Menyiapkan pemeriksaan USG Mandiri
6. Oksigenasi
Melatih pasien tehnik napas dalam dan batuk efektif Mandiri
Memberikan oksigen dengan nasal kanul Mandiri
Memberikan oksigen dengan simple mask Mandiri
Melakukan suction pada jalan napas atas Mandiri
Menilai saturasi oksigen dengan pulse oksimetri Mandiri
Melakukan pembebasan jalan napas tanpa alat Mandiri
Melakukan pembebasan jalan napas dengan OPA Mandiri
Melakukan pemeriksaan CRT Mandiri
7. Nutrisi
Memberikan makan dan minum kepada pasien Mandiri
Memberikan nutrisi enteral melalui NGT Mandiri
Menghitung berat badan ideal Mandiri
8. Eleminasi
Memasang urinal atau membantu pasien BAK Mandiri
Memasang pispot atau membantu pasien BAB Mandiri
Memasang foley kateter Mandiri
Memasang kondom kateter Mandiri
Melatih bladder training Mandiri
9. Cairan dan elektrolit
12. Ambulasi
Mengatur posisi tidur semi fowler Mandiri
Mengatur posisi tidur fowler Mandiri
Mengatur posisi tidur sim Mandiri
Mengatur posisi tidur trendelenburg Mandiri
Mengatur posisi tidur dorsal recumbent Mandiri
Mengatur posisi tidur genu pectoral ( knee chest) Mandiri
Mengatur posisi miring kanan, miring kiri, supinasi dan pronasi. Mandiri
Memindahkan pasien dari tempat tidur ke kursi roda atau Mandiri
sebaliknya
Memindahkan pasien dari tempat tidur ke brangkar atau Mandiri
sebaliknya.
Mengatur posisi head up 30˚ Mandiri
Melatih pasien berjalan menggunakan kruk Mandiri
3. Perawat klinis IV
Perawat klinis IV mempunyai kewenangan Pra PK, I, II, dan III ditambah dengan
kewenangan yang tercantum dibawah ini :
Karakteristik
No Intervensi
Intervensi
Melakukan perawatan luka (ganggren, post operasi dengan atau Delegasi
1.
tanpa drainase ).
4. Perawat klinis V
Perawat klinis V mempunyai kewenangan Pra PK, I, II, III dan IV ditambah dengan
kewenangan yang tercantum dibawah ini :
Karakteristik
No Intervensi
Intervensi
1. Melakukan pengangkatan selang WSD Mandat
Karakteristik
No Intervensi
intervensi
1 Memahami konsep perawatan penyakit dalam Mandiri
2 Memahami isue etik dan hukum perawatan penyakit dalam. Mandiri
3 Menggunakan tehnik komunikasi terapeutik Mandiri
Mengelola pasien sesuai standar asuhan keperawatan di RS. Mandiri
4
Harapan Pematangsiantar
5 Menghormati antar teman sejawat dan tim kesehatan lainnya. Mandiri
Mengintegrasikan kemampuan ilmiah dan keterampilan khusus Mandiri
6 serta diikuti oleh nilai etik dan legal dalam memberikan asuhan
keperawatan.
7 Adaptif terhadap perubahan lingkungan kerja. Mandiri
8 Menerapkan keterampilan komunikasi secara efektif Mandiri
9 Mendemontrasikan kemampuan keterampilan klinis Mandiri
10 Mengembangkan pendidikan kesehatan untuk pasien dan Mandiri
Keluarga.
11 Berpikir kritis secara keilmuan Mandiri
12 Mampu menghadapi tantangan Mandiri
13 Mengembangkan pengetahuan dan penelitian. Mandiri
Karakteristik
No Intervensi
intervensi
Melakukan pengkajian pasien penyakit dalam dan menganalisa
Karakteristik
No Intervensi
intervensi
1. Melakukan fisioterapi dada Mandiri
4. Perawat klinis V
Perawat klinis V mempunyai kewenangan Pra PK, I, II, III dan IV ditambah
dengan kewenangan klinis yang tercantum dibawah ini :
Karakteristik
No Intervensi
intervensi
1. Menginterpretasikan hasil pemeriksaan AGD Mandiri
Mengetahui koreksi terhadap analisa gas darah yang tidak Mandat
2.
normal
6. serta diikuti oleh nilai etik dan legal dalam memberikan asuhan
keperawatan.
Karakteristik
No Intervensi
intervensi
1. Melakukan interpretasi EKG Mandiri
Melakukan pengambilan sampel dan analisa pemeriksaan Mandiri
2.
elektrolit
3. Perawat klinis IV
Perawat klinis IV mempunyai kewenangan Pra PK, I,II dan III ditambah dengan
kewenangan klinis yang tercantum dibawah ini :
Karakteristik
No Intervensi
intervensi
Melakukan penanggulangan pasien dengan penurunan
1. Mandat
kesadaran
4. Perawat klinis V
Perawat klinis V mempunyai kewenangan Pra PK, I, II, III dan IV ditambah
dengan kewenangan klinis yang tercantum dibawah ini :
Karakteristik
No Intervensi
intervensi
1. Menginterpretasikan hasil pemeriksaan AGD Mandiri
Melakukan koreksi terhadap analisa gas darah yang tidak Mandat
2.
normal
3. Perawat klinis IV
Perawat klinis IV mempunyai kewenangan Pra PK, I, II dan III ditambah dengan
kewenangan klinis yang tercantum dibawah ini :
Karakteristik
No Intervensi
intervensi
Melakukan penanggulangan pasien dengan penurunan
1 Mandat
kesadaran
2 Menginterpretasikan hasil pemeriksaan AGD Mandiri
3 Melakukan koreksi terhadap hasil GDS yang tidak normal Mandat
4 Melakukan interpretasi hasil Laboratorium Mandiri
5 Mengetahui tanda - tanda Syok Mandiri
6 Menguasai prosedur persiapan pemeriksaan penunjang Mandiri
Melakukan pengelolaaan pasien dengan pemasangan syringe Mandat
7
pump
4. Perawat klinis V
Perawat klinis V mempunyai kewenangan Pra PK, I,II, III dan IV ditambah
dengan kewenangan klinis yang tercantum dibawah ini :
Karakteristik
No Intervensi
intervensi
1 Menginterpretasikan hasil pemeriksaan AGD Mandiri
Melakukan koreksi terhadap analisa gas darah yang tidak Mandat
2
normal
3 Melakukan koreksi terhadap hasil GDS yang tidak normal Mandat
4 Melakukan koreksi terhadap hasil elektrolit Mandat
5 Melakukan Tindakan pada pasien Syok Mandat
6 Mampu menilai penggunaan alat bantu pernafasan Delegasi
7 Mampu menangani pasien dengan EKG abnormal Delegasi
8 Mampu melakukan advance cardiac live support Delegasi
3. Perawat klinis IV
Perawat klinis IV mempunyai kewenangan Pra PK, I,II dan III ditambah dengan
kewenangan klinis yang tercantum dibawah ini :
Karakteristik
No Intervensi
intervensi
Melakukan penanggulangan pasien dengan penurunan
1 Mandat
kesadaran
2 Menginterpretasikan hasil pemeriksaan AGD Mandiri
3 Melakukan koreksi terhadap hasil GDS yang tidak normal Mandat
Melakukan interpretasi hasil Laboratorium AGD, elektrolit, Mandiri
4
GDS, ureum dan kreatinin.
5 Mengetahui tanda - tanda Syok Mandiri
6 Menguasai prosedur persiapan pemeriksaan penunjang Mandiri
Melakukan pengelolaaan pasien dengan pemasangan syringe Mandat
7
pump
4. Perawat klinis V
Perawat klinis V mempunyai kewenangan Pra PK, I,II, III dan IV ditambah
dengan kewenangan klinis yang tercantum dibawah ini :
Karakteristik
No Intervensi
intervensi
1 Menginterpretasikan hasil pemeriksaan AGD Mandiri
Melakukan koreksi terhadap analisa gas darah yang tidak Mandat
2
normal
3 Melakukan koreksi terhadap hasil GDS yang tidak normal Mandat
4 Melakukan koreksi terhadap hasil elektrolit Mandat
5 Melakukan Tindakan pada pasien Syok Mandat
6 Melakukan persiapan alat dan mesin Hemodialisa Mandiri
Melakukan pengelolaan pasien yang menggunakan terapi anti Mandat
7
koagulan.
8 Melakukan pengelolaan pasien dengan double lumen Mandat
9 Melakukan pengelolaan pasien dengan AV Shunt Mandat
10 Melakukan tindakan Hemodialisa dengan akses femoral Delegasi
11 Menginterpretasikan fungsi AV. Shunt Mandat
Karakteristik
No Intervensi
intervensi
Melakukan pengkajian pasien neurologi dan menganalisa data.
khususnya status hemodinamik, status pernafasan, status
1 Mandiri
nutrisi, eliminasi, gangguan irama jantung, perfusi jaringan,
kesadaran dan GCS.
2 Mempertahankan bersihan jalan nafas Mandiri
Mempertahankan potensi jalan nafas dengan menggunakan Mandiri
3
OPA
4 Memberikan therapi inhalasi Delegasi
5 Melakukan fisioterapi dada Mandiri
6 Melakukan interpretasi EKG dasar Mandiri
7 Mampu melakukan pemeriksaan fisik dasar Mandiri
8 Melakukan tehnik dasar mobilisasi, ambulasi dini Mandiri
9 Memberikan dan melakukan Resusitasi Jantung Paru Mandiri
10 Melakukan perekaman EKG Delegasi
11 Memberikan oksigen dengan berbagai metode Delegasi
12 Melakukan pengelolaan pasien dengan nutrisi parenteral Delegasi
13 Mengukur saturasi oksigen dengan menggunakan pulse Mandiri
oksimetri
14 Memasang IV cateter. Delegasi
15 Memberikan injeksi IV, IM, IC dan SC Delegasi
16 Melakukan pemasangan foley catheter. Delegasi
17 Monitoring intake output. Mandiri
18 Melakukan suction Mandiri
19 Melakukan penilaian CRT Mandiri
3. Perawat klinis IV
Perawat klinis IV mempunyai kewenangan Pra PK, I,II dan III ditambah dengan
kewenangan klinis yang tercantum dibawah ini :
Karakteristik
No Intervensi
intervensi
Melakukan penanggulangan pasien dengan penurunan
1 Mandat
kesadaran
2 Menginterpretasikan hasil pemeriksaan AGD Mandiri
3 Melakukan koreksi terhadap hasil GDS yang tidak normal Mandat
Melakukan interpretasi hasil Laboratorium AGD, elektrolit, Mandiri
4
GDS, ureum dan kreatinin.
5 Mengetahui tanda - tanda Syok Mandiri
6 Menguasai prosedur persiapan pemeriksaan penunjang Mandiri
Melakukan pengelolaaan pasien dengan pemasangan syringe Mandat
7
pump dan infuse pump.
4. Perawat klinis V
Perawat klinis V mempunyai kewenangan Pra PK, I,II, III dan IV ditambah
dengan kewenangan klinis yang tercantum dibawah ini :
Karakteristik
No Intervensi
intervensi
1 Menginterpretasikan hasil pemeriksaan AGD Mandiri
Melakukan koreksi terhadap analisa gas darah yang tidak Mandat
2
normal
3 Melakukan koreksi terhadap hasil GDS yang tidak normal Mandat
4 Melakukan koreksi terhadap hasil elektrolit Mandat
5 Melakukan Tindakan pada pasien Syok Mandat
6 Melakukan pemeriksaan peningkatan tekanan intra kranial Mandat
Melakukan pengelolaan pasien yang menggunakan terapi Mandat
7
trombolitik.
3. Perawat klinis IV
Perawat klinis IV mempunyai kewenangan Pra PK, I,II dan III ditambah dengan
kewenangan klinis yang tercantum dibawah ini :
Karakteristik
No Intervensi
intervensi
1 Melakukan penanganan syok. Mandat
2 Memberikan terapi melalui syringe pump. Mandat
3 Melakukan pengelolaan pasien dengan nutrisi parenteral. Delegasi
4 Melakukan pengelolaan pasien dengan terapi cairan intravena. Delegasi
5 Melakukan interpretasi EKG patologis. Delegasi
6 Menginterpretasikan hasil pemeriksaan AGD Delegasi
Melakukan koreksi terhadap analisa gas darah yang tidak Mandat
7
normal.
Melakukan penanggulangan pasien dengan sindrom koroner Mandat
8
akut
Mampu melakukan identifikasi peningkatan tekanan intra Mandiri
9
cranial
Melakukan pengelolaan pasien yang menggunakan terapi Mandat
10
trombolitik
11 Melakukan asistensi Chest Tube Mandat
12 Mengatasi sumbatan jalan nafas bagian atas Mandiri
13 Mengidentifikasi adanya trauma servikal Mandiri
4. Perawat klinis V
Perawat klinis V mempunyai kewenangan Pra PK, I,II, III dan IV ditambah
dengan kewenangan klinis yang tercantum dibawah ini :
Karakteristik
No Intervensi
intervensi
1 Melakukan Vena sectie Mandat
2 Menghentikan perdarahan arteri dan vena besar Mandat
3 Melakukan tindakan reposisi fraktur dan sendi kecil Mandat
4 Melakukan Blass Pungsi Mandat
5 Melakukan Prosedur penggunaan DC Shock Mandat
6 Menguasai penggunaan obat-obat life saving. Mandat
7 Mengidentifikasi perdarahan internal Delegasi
8 Mengidentifikasi korban proyustisia ( visum ) Mandat
9 Mampu dan mengerti penggunaan ventilator. Delegasi
10 Melakukan tindakan ETT (Endo Tracheal Tube). Mandat
3. Perawat klinis IV
Perawat klinis IV mempunyai kewenangan Pra PK, I, II dan III ditambah dengan
kewenangan klinis yang tercantum dibawah ini :
Karakteristik
No Intervensi
intervensi
1 Melakukan penanganan syok. Mandat
2 Melakukan interpretasi hasil foto thorax Delegasi
3 Melakukan pengelolaan pasien dengan nutrisi parenteral. Delegasi
4 Melakukan pengelolaan pasien dengan terapi cairan intravena. Delegasi
5 Melakukan interpretasi EKG patologis. Delegasi
6 Menginterpretasikan hasil pemeriksaan AGD Delegasi
Melakukan koreksi terhadap analisa gas darah yang tidak Mandat
7
normal.
Melakukan penanggulangan pasien dengan sindrom koroner Mandat
8
akut
Mampu melakukan identifikasi peningkatan tekanan intra Mandiri
9
cranial
Melakukan pengelolaan pasien yang menggunakan terapi Mandat
10
trombolitik
11 Melakukan asistensi WSD Delegasi
12 Mengatasi sumbatan jalan nafas bagian atas Mandiri
Melakukan pengambilan sampel dan analisa pemeriksaan Mandiri
13
elektrolit.
4. Perawat klinis V
Perawat klinis V mempunyai kewenangan Pra PK, I, II, III dan IV ditambah
dengan kewenangan klinis yang tercantum dibawah ini :
Karakteristik
No Intervensi
Intervensi
1. Mengelola pasien yang menggunakan ventilasi mekanik Mandat
2. Mempersiapkan pemasangan Kateter Arteri Delegasi
3. Mempersiapkan pemasangan kateter vena sentral Delegasi
4. Mempersiapkan pemasangan kateter arteri pulmonal Delegasi
5. Melakukan pengukuran curah jantung . Delegasi
6. Melakukan pengukuran tekanan vena sentral Delegasi
Melakukan persiapan pemasangan Intra Aortic Baloon Pump Mandat
7.
(IABP)
8. Melakukan asuhan pasien yang terpasang IABP Delegasi
Melakukan persiapan pemasangan alat hemodialisis, Mandiri
9.
hemofiltrasi
10. Melakukan pengukuran tekanan intrakranial Mandiri
11. Melakukan pengelolaan pasien yang terpasang kateter invasive Delegasi
Melakukan pengelolaan pasien yang menggunakan terapi Mandat
12.
trombolitik
Melakukan pengaturan PET CO2 (Konsentrasi CO2 pada akhir Mandat
13.
respirasi)
14. Melakukan analisa hasil monitoring hemodinamik non invasive Mandiri
1) Perawat Klinis II
Kewenangan klinis yang dimiliki dan diberikan kewenangan melakukannya untuk
PK II di ruang perawatan ruang OK adalah berperan sebagai Scrub Nurse dokter
spesialis bedah , adalah sebagai berikut:
Karakteristik
No Intervensi
Intervensi
1 Menyediakan visualisasi dari situs operasi Mandat
2 Melakukan teknik yang tepat untuk membantu hemostasis Mandat
Melakukan teknik yang tepat untuk membantu proses Mandat
3
penutupan luka operasi
4 Melakukan wound dressing luka operasi . Mandiri
5 Menyiapkan set instrument steril sesuai jenis pembedahan Mandiri
Menata instrument steril di meja mayo sesuai dengan urutan Mandiri
6
prosedur pembedahan.
7 Memberikan laken steril untuk prosedur draping. Mandiri
Memberikan instrument kepada ahli bedah sesuai urutan Mandiri
8 prosedur dan kebutuhan tindakan pembedahan secara tepat dan
benar.
Memberikan duk steril kepada operator, dan mengambil kain Mandiri
9
kasa yang telah digunakan dengan memakai alat.
Menyiapkan benang jahitan sesuai kebutuhan, dalam keadaan Mandiri
10
siap pakai.
Mempertahankan instrument selama pembedahan dalam Mandiri
11 keadaan tersusun secara sistematis untuk memudahkan dalam
bekerja.
Membersihkan instrument dari darah pada saat pembedahan Mandiri
12
untuk memepertahankan sterilisasi alat dari meja mayo.
13 Menghitung kain kasa, jarum dan instrument. Mandiri
Memberitahukan hasil perhitungan jumlah alat, kain kasa dan Mandiri
14 jarum pada ahli bedah sebelum operasi dimulai dan sebelum
luka ditutup.
15 Menyiapkan cairan untuk mencuci luka. Mandiri
Memeriksa dan menghitung semua instrument sebelum Mandiri
16
dikeluarkan dari kamar operasi.
Karakteristik
No Intervensi
intervensi
1 Melakukan pengkajian keperawatan anastesi Mandiri
2 Melakukan pemeriksaan dan penilaian status fisik pasien Mandiri
3 Melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital. Mandiri
4 Melakukan persiapan administrasi pasien Mandiri
5 Menganalisis hasil pengkajian dan merumuskan masalah pasien. Mandiri
Melakukan evaluasi tindakan keperawatan pra-anestesia secara Mandiri
6
mandiri maupun kolaboratif
7 Melakukan dokumentasi hasil anamnesis/pengkajian. Mandiri
8 Menyiapkan mesin anestesia secara menyeluruh setiap kali akan Mandiri
digunakan dan memastikan bahwa mesin dan monitor dalam
keadaan baik dan siap pakai.
9 Melakukan kontrol persediaan obat-obatan dan cairan setiap hari Mandiri
untuk memastikan bahwa semua obat-obatan baik obat anestesia
maupun obat emergensi tersedia sesuai standar rumah sakit.
10 Memastikan tersedianya sarana prasarana anestesia Mandiri
berdasarkan jadwal, waktu dan jenis operasi tersebut.
2) Intra Anastesi
Pelayanan intra anestesia adalah pelayanan anestesia yang dilakukan selama tindakan
anestesia meliputi pemantauan fungsi vital pasien secara kontinu. Adapun kewenangan klinis
perawat pada saat intra anastesi adalah :
Karakteristik
No Intervensi
intervensi
Menyiapkan peralatan dan obat-obatan sesuai dengan
1 Mandiri
perencanaan teknik anesthesia
Melakukan asistensi pelaksanaan anestesia sesuai dengan sesuai Delegasi
2
instruksi dokter spesialis anestesi.
Melakukan asistensi dalam pemasangan alat monitoring non Delegasi
3
invasive.
Melakukan asistensi dalam melakukan pemasangan alat Delegasi
4
monitoring invasive.
5 Melakukan pemberian obat anestesi. Mandat
6 Mengatasi penyulit yang timbul. Mandat
7 Melakukan pemeliharaan kepatenan jalan napas. Delegasi
8 Melakukan pemasangan alat ventilasi mekanik. Mandat
9 Melakukan pemasangan alat nebulisasi. Mandat
10 Melakukan pengakhiran tindakan anesthesia. Mandat
Melakukan pendokumentasian semua tindakan yang dilakukan Mandiri
11
agar seluruh tindakan tercatat baik dan benar.
3) Pasca Anastesi
Pelayanan pasca-anestesia adalah pelayanan pada pasien pasca anestesia sampai
pasien pulih dari tindakan anestesia. Adapun kewenangan klinis perawat pada saat pasca
anastesi adalah :
Kategori
No Intervensi
intervensi
Merencanakan tindakan keperawatan pasca tindakan
1 Mandiri
anestesia
2 Melakukan pelaksanaan tindakan dalam manajemen nyeri Mandiri
Melakukan pemantauan kondisi pasien pasca pemasangan Mandat
3
kateterepidural dan pemberian obat anestetisia regional.
Melakukan evaluasi hasil pemasangan kateter epidural dan Mandiri
4
pengobatan anestesia regional.
Melakukan pelaksanaan tindakan dalam mengatasi kondisi Mandat
5
gawat darurat.
Melakukan pendokumentasian pemakaian obat-obatan dan alat Mandiri
6
kesehatan yang dipakai.
7 Melakukan pemeliharaan peralatan agar siap untuk dipakai pada Mandiri
tindakan anestesia selanjutnya.
BAB IV
PENUTUP
Pengembangan penyusunan white paper ini dalam konteks sistem jenjang karir dan
meningkatkan motivasi dan karir professional perawat dan untuk memperjelas kewenangan
klinis masing-masing jenjang. disamping pada akhirnya adalah untuk meningkatkan mutu
pelayanan keperawatan yang sebagai ujung tombak citra pelayanan Rumah sakit secara
keseluruhan.
Dengan adanya white paper ini diharapkan seluruh perawat RS. Harapan
kredensial dapat menggunakan acuan ini dengan sebaik-baiknya sehingga tujuan akhir dari