DESA : AMBENGAN
KECAMATAN : SUKASADA
KABUPATEN : BULELENG
PROVINSI : BALI
Diusulkan oleh:
Dengan telah selesainya kegiatan KKN PPM yang kami kerjakan, maka kami :
Dengan mengucapkan puji syukur ke Ida Sang Hyang Widhi Wasa Yuhan Yang
Maha Esa, Penyusunan Laporan Hasil Kerja Nyata Tematik Infrastruktur Permukiman di
Desa Ambengan, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng, dapat berjalan dengan baik.
Proses Kuliah Kerja Nyata Tematik Infrastruktur Permukiman telah dilakukan secara
partisipatif yang melibatkan kelompok kaya, miskin, laki – laki dan perempuan serta
pembelajaran langsung kepada masyarakat.
Hasil proses tersebut kemudian disusun dalam suatu rencana pembangunan jangka
menengah program pengembangan infrastruktur permukiman, yang merupakan bagian dari
RPJM Desa/Kelurahan.
Dokumen laporan ini adalah dasar dari RKM dan merupakan bagian dari dokumen
Rencana Kerja Mahasiswa (RKM).
Halaman Sampul
Lembar Pengesahan
Daftar Isi
Rencana Kegiatan KKN PPM
A. Judul............................................................................................................... 1
B. Tema .............................................................................................................. 1
C. Lokasi ............................................................................................................ 1
D. Bidang Kegiatan KKN-PPM ......................................................................... 1
E. Latar Belakang............................................................................................... 1
F. Tujuan ............................................................................................................ 4
G. Hasil Yang Diharapkan.................................................................................. 5
H. Lingkup KKN-PPM....................................................................................... 5
I. Metode KKN-PPM ........................................................................................ 7
1. Perencanaan Kegiatan............................................................................. 7
2. Tindakan Pelaksanaan ............................................................................ 8
a. Identifikasi Permasalahan .................................................................. 9
b. Prioritas Pemilihan Masalah .............................................................. 11
c. Rencana Program KKN-PPM ............................................................ 17
BAB I
PENDAHULUAN
a. Analisis Situasi
Kabupaten Buleleng adalah salah satu kabupaten di Bali yang memiliki sembilan kecamatan.
Kecamatan Sukasada adalah satu di antaranya. Kecamatan ini terdiri dari 15 desa/kelurahan. Salah
satu desa yang terdapat di Kecamatan Sukasada adalah Desa Ambengan. Desa Ambengan terdiri
dari empat banjar dinas atau dusun, yaitu Dusun Ambengan, Dusun Bukit Balu, Dusun Jembong,
dan Dusun Pebantenan yang dibatasi oleh beberapa desa. Sebelah utara berbatasan dengan
Kelurahan Sukasada, sebelah timur berbatasan dengan Desa Padang Bulia, sebelah selatan
berbatasan dengan Hutan Pemerintah dan sebelah barat berbatasan dengan Desa Sambangan. Desa
Ambengan memiliki luas sekitar 552,54 Ha.
Luasnya lahan yang tersebar di Desa Ambengan digunakan sebagai mata pencaharian
penduduk desa yang sebagian besar bergerak di bidang perkebunan. Terdapat beberapa tanaman
perkebunan jenis tertentu yaitu, cengkeh, durian, manggis, kakao, kopi, dan jenis tanaman lainnya
yang berkembang di Desa Ambengan. Di samping sektor perkebunan, sektor lain yang berkembang
di Desa Ambengan adalah sektor pariwisata, hal ini dibuktikan dengan diresmikannya Desa
Ambengan sebagai desa pariwisata pada bulan Januari 2016. Potensi pariwisata yang menonjol di
sana ialah objek wisata air terjun. Desa Ambengan memiliki tiga objek wisata air terjun, yaitu air
terjun Puncak Sari, air terjun Jembong, serta air terjun Aling-Aling.
Desa Ambengan memiliki beberapa fasilitas untuk menunjang kehidupan bermasyarakat.
Fasilitas penunjang perekonomian yang tersedia seperti LPD (Lembaga Perkreditan Desa) dan
Koperasi Desa. Dari segi pendidikan, Desa Ambengan memiliki tiga fasilitas Sekolah Dasar yaitu,
SD Negeri 1 Ambengan, SD Negeri 2 Ambengan, dan SD Negeri 3 Ambengan. Sedangkan fasilit as
perkantoran pemerintahan yang tersedia di Desa Ambengan yaitu terdapat sebuah kantor Kepala
Desa yang berlokasi tidak jauh dari pintu masuk Ambengan. Di samping itu, Desa Ambengan juga
memiliki fasilitas peribadatan dan sosial budaya yang meliputi; fasilitas pura, balai subak, dan balai
banjar yang ada di setiap dusun. Desa Ambengan juga memiliki fasilitas kesehatan berupa
Puskesmas Pembantu dan Posyandu Balita.
Pemukiman di Desa Ambengan menyebar dekat dengan lahan perkebunannya masing-
masing. Selain dimanfaatkan menjadi pemasukan sektor pariwisata, air terjun tersebut menjadi
sumber mata air untuk warga desa sehingga ketersediaan air di Desa Ambengan dalam jumlah yang
cukup bahkan berlebihan. Namun, dalam pendistribusiannya, air yang dialiri ke rumah warga bukan
dari sumbernya langsung dikarenakan air dari sungai itu hanya digunakan untuk mengaliri subak,
sedangkan air yang mengalir ke rumah warga adalah rembesan yang ditampung dengan bak yang
dikelola oleh kelompok dan dialiri oleh pipa-pipa pribadi ke rumah masing- masing anggota
kelompok tersebut. Pendistribusian air di desa yang kurang merata juga disebabkan oleh reservoir
yang ada di desa letaknya terlalu rendah dan daya tampung air yang sedikit. Sehingga menyebabkan
pendistribusian air yang tidak merata di semua desa. Permasalahan di Desa Ambengan bukan hanya
permasalahan penyediaan air minum saja, akan tetapi masih banyak permasalahan yang harus segera
dicarikan solusinya. Setiap permasalahan tidak akan bisa diselesaikan hanya dengan pendekatan
monodisipliner. Semuanya secara perlahan harus diselesaikan secara interdisipliner.
Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN PPM) merupakan salah
satu program dalam Pendidikan Tinggi yang diselenggarakan berdasarkan UUD 1994 dan
Undang-undang No. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional serta Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia No. 69 tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi. Untuk mewujudka n
program tersebut, Pendidikan di Perguruan Tinggi dilaksanakan dengan cara membekali dan
mengembangkan religius, kecakapan, keterampilan, kepekaan dan kecintaan mahasiswa terhadap
pemuliaan kehidupan umat manusia pada umumnya dan masyarakat Indonesia pada khususnya.
Pemberdayaan sumber daya manusia guna peningkatan produktivitas masyarakat yang
dimaksudkan dalam program KKN ini terbatas pada proses pengembangan usaha kecil dan
kreativitas segenap lapisan masyarakat mulai dari anak-anak hingga usia lanjut, agar nantinya
mampu menciptakan lapangan usaha sendiri dengan memanfaatkan sumber daya alam sekitar.
Selain potensi pariwisata dan sumber daya alam yang melipah dan sangat mungkin untuk
dikembangkan, Desa Ambengan tidak luput dari permasalahan. Beberapa permasalahan yang
menonjol di desa ini, bisa dilihat dari segi kesehatan, produktivitas, dan pendidikan.
Sebagian besar masyarakat Desa Ambengan belum menerapkan budaya hidup sehat dengan
maksimal. Berdasarkan data dari puskesmas pembantu desa setempat, disebutkan bahwa beberapa
penyakit yang berdampak serius masih berkembang di sana, misalnya demam berdarah, rabies pada
anjing, hingga HIV/AIDS. Kasus demam berdarah telah menyentuh keempat banjar yang ada di
Desa Ambengan, terutama di Banjar Pebantenan. Begitu pula dengan kasus rabies pada anjing,
banyak terjadi di Banjar Dinas Jembong dan Pebantenan. Kasus rabies ini telah memasuki zona
merah. Meskipun pemberian vaksin masih tetap dijalankan, namun hal tersebut belum memberika n
efek yang signifikan. Selanjutnya berkaitan dengan adanya kasus HIV/AIDS yang cukup marak di
Kabupaten Buleleng, di mana di Kecamatan Sukasada sendiri, angka pengidap HIV tertinggi
terdapat di Desa Ambengan. Jumlah kasus HIV di desa ini meningkat dari tahun ke tahun. Beberapa
dari pengidapnya masih belum memiliki kesadaran untuk segera berobat, sehingga banyak di antara
mereka yang akhirnya meninggal dunia. Rentang usia pengidap HIV di Desa Ambengan ialah
sekitar 16 – 60 tahun.
Permasalahan lain yang terlihat di Desa Ambengan adalah dari segi pendidikan. Fasilitas -
fasilitas yang ada di masing- masing sekolah dasar belum maksimal. Tidak semua sekolah memilik i
fasilitas perpustakaan, begitu juga dengan kondisi gedung yang belum semua tersentuh bantuan
pemerintah, bahkan terdapat sekolah yang jumlah seluruh siswanya berada di bawah rata-rata.
Permasalahan dari segi ekonomi juga tidak luput dari perhatian. Banyak masyarakat Desa
Ambengan belum memiliki pekerjaan sampingan dan hanya mengandalkan menjadi penyakap atau
buruh perkebunan yang hasilnya hanya musiman.
Dari uraian yang telah dijelaskan itulah yang melatar belakangi mahasiswa KKN untuk
mengangkat judul “Mengoptimalkan Kualitas Air Minum dan Meningkatkan Kreativitas
Sumber Daya Manusia (SDM) untuk Mewujudkan Kesejahteraan Masyarakat Desa Ambengan,
Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng”.
b. Identifikasi Permasalahan
- Tema
Tema pogram kerja dalam kegiatan KKN PPM Universitas Udayana periode XIII tahun
2016 adalah “Mengabdi Bersama Membangun Ambengan untuk Menjadi Desa yang
Bersih, Sehat, dan Produktif”.
- Program
Program KKN-PPM sesuai yang telah ditentukan terdiri dari tiga program, yaitu
Program Pokok, Program Pokok Tambahan, dan Program Bantu.
Program Pokok
Program pokok merupakan program yang harus dilaksanakan oleh setiap
mahasiswa KKN PPM. Program ini terbagi dalam dua kategori, yaitu:
- Program Pokok Tema
Program Pokok Tema adalah program yang harus dilaksanakan oleh setiap
mahasiswa KKN-PPM dalam suatu tim atau kelompok sesuai dengan tema yang
telah dibuat dalam rangka pemberdayaan masyarakat yaitu:
1) Uji / pengetesan kelayakan air dari sumber mata air dan air dari distribus i
sumber mata air
2) Sosialisasi bank sampah
3) Pengembangan objek wisata
4) Pembuatan peta jalur interpretasi wisata
5) Penyuluhan dan praktik pengendalian hama dan penyakit pada tanaman
cengkeh dari Dinas Perkebunan Provinsi Bali
6) Pemberantasan sarang nyamuk melalui 3M
7) Sosialisasi HIV/AIDS dan Kesehatan Reproduksi Remaja
8) Penyuluhan PHBS
9) Penyuluhan koperasi / usaha kecil
10) Sosialisasi pemilahan sampah organik dan non organik serta praktik
langsung pembuatan pupuk kompos
- Program Pokok Non Tema
Program Pokok Non Tema sesuai yang telah diamanatkan oleh
Universitas adalah Program Keluarga Dampingan. Dalam program ini, dua
orang mahasiswa akan mendampingi serta membantu satu keluarga miskin
dalam memecahkan masalah yang dihadapinya, seperti masalah kebersihan
lingkungan, kesehatan, pendidikan, manajemen keluarga, ekonomi keluarga,
penataan rumah tangga dan lain sebagainya selama mahasiswa melakukan
kegiatan KKN-PPM di desa.
b. Jadwal Pelaksanaan
No. Program Pokok Jadwal Pelaksanaan
1. Sosialisasi Bank Sampah 1 Agustus 2016
5. Sosialisasi tentang pemilahan sampah organik dan non 29, 30 Juli 2016 dan 1
organik dan praktik pembuatan pupuk kompos Agustus 2016
6. Penyuluhan dan praktik mengenai pengendalian hama 15, 21, 29 Juli 2016
dan penyakit pada tanaman cengkeh dan 2, 3, 8, 10, 16, 17,
18 Agustus 2016
7. Pembuatan peta jalur interpretasi wisata Desa Ambenga n 25, 26 Juli 2016 dan 7,
14, 22 Agustus 2016
Jadwal
No Program Tambahan
Pelaksanaan
Pendanaan
No. Waktu
No. Bidang Nama Program Volume JOK Nilai
Sektor (Jam) Sumber
(Rp)
1 03.1.1.06 PF-T Pengujian kualitas air Unit 168 1.008 275.000 MHS
dan manajemen
pengelolaan air
2 02.1.2.10 PP-T Pemilahan sampah dan Orang 19 494 17.000 MHS
pembuatan kompos
3 08.1.1.01 SB-T Pengembangan obyek Unit 15 140 200.000 MHS
wisata
A. Gambaran Umum
Sosialisasi Bank Sampah ini kami laksanakan untuk mendukung dan mempromos ika n
fasilitas yang telah tersedia di Desa Ambengan yakni Bank Sampah. Bank Sampah “Bersih
Lestari” Desa Ambengan. Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng ini baru terbentuk
pada 14 Juli 2016 yang di resmikan langsung oleh Bupati Buleleng. Namun hampir satu
bulan berjalan, masih banyak yang belum mengetahui tentang keberadaan Bank Sampah
dan apa manfaat dari Bank Sampah itu sendiri. Walaupun sebelumnya sudah ada sosialisa s i
dari pihak Desa, namun sosialisasi itu hanya diperuntukkan bagi masyarakat yang berada
di wilayah Dusun Ambengan. Hal itu berarti Bank Sampah “Bersih Lestari” yang terdapat
di Desa Ambengan baru melayani masyarakat di Dusun Ambengan karena secara geografis
Bank Sampah ini sendiri berlokasi di Dusun Ambengan yang merupakan pusat dari Desa
Ambengan.
B. Sasaran Kegiatan
Sasaran dari kegiatan sosialisasi ini utamanya adalah Rumah Tangga, karena
penyumbang volume sampah terbesar memang dari Rumah Tangga (RT). Selain menyasar
Rumah Tangga, kami juga menyasar pedagang-pedagang yang ada di wilayah Desa
Ambengan untuk melakukan Sosialisasi Bank Sampah.
C. Tempat Pelaksanaan
Tempat Pelaksanaan dari kegiatan sosialisasi ini kami ambil di masing- masing dusun
yang ada di Desa Ambengan yang meliputi :
1) Dusun Ambengan
2) Dusun Bukit Balu
3) Dusun Jembong
4) Dusun Pebantenan
D. Waktu Pelaksanaan
Kegiatan sosialisasi ini kami laksanakan pada Senin, 1 Agustus 2016 mulai pukul 09.00
WITA hingga 12.00 WITA.
E. Pelaksanaan Kegiatan
Dalam pelaksanaan kegiatan kami melibatkan empat belas (14) mahasiswa KKN PPM
Unud periode XIII tahun 2016. Agar mengefisienkan waktu kami melakukan pembagian
tugas menjadi empat (4) kelompok yang akan melakukan sosialisasi di masing-mas ing
dusun. Pembagian Kelompok tersebut meliputi :
1) Dusun Ambengan :
Teddy Chrisprimanata Putra
I Putu Kurniawan
Putu Reisa Pratiwi
Ni Luh Putu Mita Dewi Diantasari
2) Dusun Bukit Balu :
Anak Agung Gede Satria Gita Wibawa
Kadek Ikapatria Sandre Putri
Nurul Hidayah
3) Dusun Jembong :
Ketut Yudi Werdika
Fika Amaliyah
Iin Valentine
4) Dusun Pebantenan :
Yudha Kurniawan
Ananda Rizki Nurani
Ni Made Meining Putri Swetari
I Gusti Putu Adi Diatmika
Materi yang kami sampaikan kepada masyarakat terkait dengan sosialisasi Bank
Sampah adalah pentingnya melakukan pemilahan sampah organik dan non organik mulai
dari tingkat rumah tangga, mengumpulkan botol-botol plastik untuk dijual kepada bank
sampah, dan memotivasi masyarakat untuk memanfaatkan keberadaan bank sampah ini
untuk meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat khususnya di Desa Ambengan.
F. Manfaat Kegiatan
Adapun manfaat dari dilaksanakannya kegiatan sosialisasi Bank Sampah ini
diantaranya :
1) Menginformasikan kepada masyarakat Desa Ambengan terkait keberadaan Bank
Sampah “Bersih Lestari”.
2) Menginformasikan kepada masyarakat Desa Ambengan terkait jenis sampah yang
dapat dijual ke bank sampah.
3) Sebagai media memotivasi masyarakat untuk mencoba hal baru dalam rangka
meningkatkan penghasilan.
4) Sebagai media usaha untuk menekan jumlah sampah plastik yang terbuang di
lingkungan khususnya lingkungan Desa Ambengan, mengingat Desa Ambengan
merupakan salah satu Desa wisata yang ada di Kabupaten Buleleng.
5) Sebagai salah satu cara untuk mendekatkan diri antara mahasiswa KKN dengan
masyarakat atau penduduk setempat.
G. Keberhasilan Kegiatan
Kegiatan ini telah berjalan dengan baik dan dapat dikatakan berhasil dilihat dari
beberapa hal, yaitu :
1. Antusiasme masyarakat dalam menyimak sosialisasi yang dilakukan oleh
mahasiswa KKN PPM Unud Periode XIII tahun 2016.
2. Respon yang cepat dari pihak desa dengan kembali dilakukannya sosialisa s i
Bank Sampah pada kegiatan penutupan “Perbekel Cup III” yang bertempat di
Balai Dusun Ambengan dengan yang membawakan sosialisasi adalah Direktur
Bank Sampah Desa Panji.
3. Pembuatan poster sebagai media sosialiasi dan publikasi oleh mahasiswa KKN
PPM Unud Periode XIII tahun 2016.
H. Kendala Kegiatan
Adapun kendala yang kami alami pada pelaksanaan program sosialisasi ini antara lain
1. Adanya beberapa warga yang kurang bersahabat dengan mahasiswa KKN yang
membawakan materi sosialisasi Bank Sampah.
2. Kurangnya perlengkapan sosialisasi yang dibawa oleh mahasiswa KKN pada
saat pelaksanaan kegiatan seperti : poster, brosur, list harga, dll.
3. Minimnya informasi yang didapat oleh mahasiswa KKN terkait dengan Bank
Sampah “Bersih Lestari” dari pihak Desa
I. Saran
Dari pelaksanaan kegiatan sosialisasi Bank Sampah kepada masyarakat Desa
Ambengan terkait Bank Sampah, dapat kami berikan beberapa saran kepada pihak-pihak
yang terkait diantaranya :
1) Lebih menggencarkan kegiatan sosialisasi ke masing- masing dusun yang ada
di Desa Ambengan dengan memanfaatkan pertemuan-pertemuan yang ada di
wilayah Desa Ambengan.
2) Memasang alat publikasi seperti : poster, brosur, dll pada papan informa s i
yang tersebar di lingkungan Desa Ambengan guna meningkatkan keingina n
masyarakat untuk berpartisipasi dalam kegiatan Bank Sampah.
3) Selain melakukan sosialisasi, diharapkan pihak desa dapat memberika n
motivasi kepada masyarakat untuk ikut dalam kegiatan Bank Sampah, mampu
meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya melakukan pemila ha n
sampah sejak awal, serta mampu memperjelas dan mensosialisas ika n
sistematis dari Bank Sampah itu sendiri agar tidak terjadi kebingungan pada
pihak masyarakat.
LAMPIRAN :
A. Kelompok Sasaran
Kelompok yang menjadi sasaran kegiatan penyuluhan perilaku hidup bersih dan sehat
cara 7 langkah cuci tangan yang benar adalah para siswa kelas 1, 2, dan 3 di SD Negeri
1, 2, 3 Ambengan.
B. Lokasi Kegiatan
Kegiatan penyuluhan ini dilaksanakan di SD Negeri 1, 2, 3 Ambengan
C. Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan dibagi menjadi menjadi beberapa kegiatan seperti berikut:
No Waktu Kegiatan
1 28 Juli 2016 Penyebaran surat ke SD Negeri 1, 2, 3
Ambengan terkait kegiatan PHBS 7
Langkah cuci tangan
2 3 Agustus 2016 Melakukan konfirmasi terkait kegiatan
PHBS 7 langkah cuci tangan di SD Negeri 1,
2, 3 Ambengan
3 4 Agustus 2016 Pelaksanaan kegiatan PHBS 7 langkah cuci
tangan di SD Negeri 1 Ambengan
4 5 Agustus 2016 Pelaksanaan kegiatan PHBS 7 langkah cuci
tangan di SD Negeri 2 Ambengan
5 6 Agustus 2016 Pelaksanaan kegiatan PHBS 7 langkah cuci
tangan di SD Negeri 3 Ambengan
D. Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan kesehatan masyarakat yang dilaksanakan dalam kegiatan KKN PPM Periode
XIII Universitas Udayana tahun ini yaitu penyuluhan mengenai perilaku hidup bersih
dan sehat yaitu 7 langkah cuci tangan yang benar. Kegiatan ini dipilih karena
berdasarkan hasil wawancara dengan pihak puskesmas pembantu yang ada di Desa
Ambengan bahwa masalah kesehatan yang menonjol pada anak- anak yaitu kurangnya
pengetahuan anak- anak mengenai perilaku hidup bersih dan sehat seperti salah satunya
mencuci tangan.
Kegiatan penyuluhan PHBS cuci tangan tersebut dilaksanakan di 3 sekolah yang berada
di Desa Ambengan, diantaranya SD 1, 2, 3 Ambengan. Dalam kegiatan penyuluhan ini
memiliki sistem yang berbeda antara SD 1, 2, 3 Ambengan, diantaranya :
b. SD N 1 Ambengan
Sistem penyuluhan di SD N 1 Ambengan menggunakan dua kelas yaitu ruang
kelas 1 dan ruang kelas 3 sebagai sarana penyuluhan dalam penyampaian mater i
mengenai PHBS 7 langkah cuci tangan yang benar dengan menggunakan media
poster dan menyertakan lagu dalam media penyampaian informasi mengenai 7
langkah cuci tangan, masing- masing kelas menggunakan pembicara yang berbeda
dari mahasiswa peserta KKN.
c. SD N 2 Ambengan
Sistem penyuluhan yang dilakukan di SD N 2 Ambengan, dimana karena sudah
tersedianya fasilitas berupa LCD proyektor serta kelas yang luas dalam menampung
seluruh siswa kelas 1, 2, dan 3, pembicara hanya satu orang dengan menggunaka n
media video animasi mengenai 7 langkah cuci tangan yang benar dengan
menyertakan lagu dalam penyampaian materi mengenai 7 langkah cuci tangan.
d. SD N 3 Ambengan
Sistem penyuluhan di SD N 3 Ambengan menggunakan tiga kelas dalam
penyampaian materi, yaitu ruang kelas 1, 3, dan 4. Penyampaian materi 7 langkah
cuci tangan dengan menggunakan media poster serta fasilitator yang mendamp ingi
siswa dalam melakukan demonstrasi cuci tangan. Pembicara sebanyak 3
mahasiswa peserta KKN di masing- masing ruang kelas.
Kegiatan penyuluhan dilakukan pada tanggal 4, 5, 6 Agustus secara berturut- turut di
SD 1, 2, 3 Ambengan. Rangkaian acara penyuluhan PHBS cuci tangan sebelumnya
dilakukan pre test dengan melakukan wawancara pada pihak sekolah mengenai apakah
sebelumnya sudah pernah dilakukan kegiatan penyuluhan PHBS 7 langkah cuci tangan
yang benar pada masing- masing sekolah, selain itu juga menggali pengetahuan siswa
mengenai cara 7 langkah cuci tangan yang benar. Setelah itu pemberian materi
mengenai 7 langkah cuci tangan yang benar disertai demonstrasi yang dilakukan oleh
penyaji dan fasilitator selama 15 menit serta dilakukan praktik di lapangan selama 15
menit dengan menggunakan air mengalir, sabun, dan tisu. Setelah itu dilakukan post
test dengan menilai pengetahuan serta kemampuan siswa dalam melakukan 7 langkah
cuci tangan yang benar. Adapun materi yang diberikan mengenai pengertian cuci
tangan, tujuan dan manfaat cuci tangan, 5 momen cuci tangan, serta 7 langkah cuci
tangan yang benar.
Materi yang diberikan yaitu cuci tangan merupakan tindakan membersihkan telapak
tangan dan jari- jari tangan dengan menggunakan air dan sabun. Adapun manfaat yang
didapatkan dari mencuci tangan dengan 7 langkah cuci tangan yang benar adalah
mencegah kuman, serta membersihkan tangan. 5 waktu penting cuci tangan dengan
sabun adalah setelah dari jamban, setelah membersihkan anak yang buang air besar,
sebelum menghidangkan makanan, sebelum makan, setelah memegang hewan atau
benda kotor lainnya. Prosedur 7 langkah cuci tangan yang benar diantaranya 1)
membersihkan telapak tangan, 2) mengusap punggung tangan secara bergantian, 3)
menggosok sela- sela jari hingga bersih, 4) membersihkan ujung jari dengan
mengatupkan tangan, 5) menggosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian, 6)
meletakkan jari ke telapak tangan yang lain kemudian gosokkan, 7) membersihka n
kedua pergelangan tangan dengan memutar.
E. Manfaat Kegiatan
Manfaat yang didapatkan oleh siswa SD 1, 2, 3 Ambengan setelah diadakan penyuluha n
adalah para siswa dapat memahami dan memiliki pengetahuan mengenai apa itu cuci
tangan, manfaat cuci tangan, serta 5 momen cuci tangan. Siswa juga dapat
mendemonstrasikan 7 langkah cuci tangan yang benar, sehingga siswa mengeta hui
dampak bila tidak mencuci tangan dengan benar dalam kehidupan sehari- hari.
F. Keberhasilan Program
Program ini berjalan dengan lancar di SD 1, 2, 3 Ambengan, sebanyak 40 siswa di SD
Negeri 1 Ambengan mengikuti acara penyuluhan 7 langkah cuci tangan pada hari
Kamis, 4 Agustus 2016 serta sebanyak 40 siswa sudah mampu mempraktekan cara 7
langkah cuci tangan dengan benar. Sebanyak 85 siswa di SD Negeri 2 Ambengan
mengikuti acara penyuluahan PHBS 7 langkah cuci tangan pada hari Jumat, 5 Agustus
2016, serta 85 siswa sudah mampu mempraktekan 7 langkah cuci tangan dengan benar.
Sebanyak 80 siswa di SD Negeri 3 Ambengan mengikuti kegiatan penyuluhan PHBS
7 langkah cuci tangan pada hari Sabtu, 6 Agustus 2016, serta sebanyak 80 siswa telah
mampu mempraktekan 7 langkah cuci tangan dengan benar.
G. Kendala
Adapun kendala yang dialami saat pelaksanaan kegiatan diantaranya tidak adanya air
mengalir sebagai pendukung kegiatan PHBS 7 langkah cuci tangan dengan air mengalir
dan sabun, sehingga panitia harus mempersiapkan air dengan menggunakan galon dan
botol air mineral 1500 ml. Selain itu kendala dalam pemberian materi dikarenakan
sulitnya mengatur siswa agar tetap tertib dalam mengikuti kegiatan penyuluhan.
H. Saran
Diharapkan siswa dan guru mampu mensosialisasikan mengenai 7 langkah cuci tangan
yang benar ke seluruh kelas terutama kelas yang tidak diikutsertakan dalam kegiatan
penyuluhan (kelas 4, 5, 6). Adanya peran serta warga sekolah terutama guru dalam
tindakan pemasangan alat pemandu ( poster, leaflet, brosur) di lingkungan sekolah.
Serta tindakan dalam perbaikan fasilitas air di lingkungan sekolah.
LAMPIRAN
Dalam kegiatan penyuluhan ini terdapat lampiran, berupa foto- foto selama kegiatan
berlangsung diantaranya:
Pemberian materi PHBS 7 langkah cuci tangan di SD Negeri 1 Ambengan
Pemberian materi PHBS 7 langkah cuci tangan di SD Negeri 2 Ambengan (Kiri). Demonstras i
cara 7 langkah cuci tangan di SD Negeri 2 Ambengan (Kanan).
Pemberian materi PHBS 7 langkah cuci tangan di SD Negeri 3 Ambengan (Kiri). Demonstras i
cara 7 langkah cuci tangan di SD Negeri 3 Ambengan (Kanan)
a. Kelompok Sasaran
Kelompok yang menjadi sasaran kegiatan penyuluhan ini adalah muda- mudi
Banjar Dinas Pebantenan, Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng. Selain itu
kegiatan penyuluhan mengenai kenakalan remaja dan HIV AIDS melibatka n
perwakilan muda- mudi dari Banjar Dinas Ambengan, muda-mudi dari Banjar
Dinas Bukit Balu, serta muda-mudi dari Banjar Dinas Jembong.
b. Lokasi Kegiatan
Kegiatan penyuluhan ini dilaksanakan di Balai Banjar Dusun Pebantenan, Desa
Ambengan.
c. Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan dibagi menjadi beberapa kegiatan sebagai berikut:
No Waktu Kegiatan
d. Pelaksanaan Kegiatan
Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah penyuluhan terkait kenakalan
remaja khususnya bahaya penyakit HIV dan AIDS. Dalam penyuluhan ini terdapat dua
orang pembicara, yaitu satu orang mahasiswa peserta KKN yang memberikan materi
mengenai kesehatan reproduksi, serta pembicara dari puskesmas yang memberikan materi
mengenai HIV AIDS.
A. Materi Kesehatan Reproduksi
Dalam kegiatan penyuluhan tersebut pembicara menyampaikan materi mengena i
kesehatan reproduksi, adapun pembahasan tersebut diantaranya menjelaska n
mengenai tujuan pendidikan kesehatan reproduksi, apa itu reproduksi, apa definis i
kesehatan reproduksi, pengertian remaja, pengertian pubertas, mengapa remaja perlu
mengetahui kesehatan reproduksi, perubahan fisik pada remaja baik wanita atau laki-
laki, pengertian perilaku seksual dan macam- macam perilaku seksual, jenis- jenis
Infeksi Menular Seksual, bagaimana tanda- tanda Infeksi Menular Seksual, perilaku
bagaimana yang mempengaruhi penyebaran Infeksi Menular Seksual, serta siapa saja
yang dapat tertular Infeksi Menular Seksual.
Adapun tujuan dari pendidikan kesehatan reproduksi diantaranya untuk
memahami perubahan fisik yang terjadi pada remaja, untuk memahami alat, system,
dan proses reproduksi, untuk menyadari perlunya kesiapan diri untuk melakukan
reproduksi, serta untuk memahami mengapa remaja perlu menerapkan perilaku
seksual yang bertanggung jawab. Selanjutnya reproduksi merupakan suatu proses
kehidupan manusia dalam menghasilkan keturunan demi kelestarian hidupnya,
sedangkan kesehatan reproduksi merupakan keadaan sehat baik secara fisik, mental,
maupun sosial yang berkaitan dengan system reproduksi. Definisi remaja adalah baik
laki- laki ataupun perempuan, berusia kurang lebih 10-24 tahun, belum menikah,
peralihan anak- anak hingga dewasa, serta mengalami perubahan- perubahan baik
fisik, psikis, sosial. Pubertas merupakan masa dimana tubuh mengalami perubahan
struktur tubuh, ditandai dengan kematangan organ- organ reproduksi, termasuk
pertumbuhan seks primer maupun sekunder. Adapun pentingnya remaja perlu
mengetahui kesehatan reproduksi adalah agar remaja memiliki informasi yang benar
mengenai proses reproduksi serta faktor lain yang mempengaruhinya. Memiliki sikap
dan perilaku yang bertanggung jawab dalam proses reproduksi. Tumbuh kembang
pada perempuan, dimana mengalami perubahan primer yaitu menstruasi serta
mengalami perubahan sekunder yaitu tumbuh rambut di kemaluan dan ketiak, buah
dada membesar, pinggul melebar, kulit menjadi lebih berminyak dan mudah
berjerawat. Sedangkan tumbuh kembang pada laki- laki, dimana mengala mi
perubahan primer yaitu mengalami mimpi basah dan perubahan sekunder yaitu otot
sekitar dada dan bahu membesar, berat dan tinggi badan bertambah, tumbuh jakun,
suara membesar, kulit lebih berminyak dan mudah berjerawat, tumbuh rambut di
ketiak, kemaluan, tangan, kaki, dada, kumis, seta jenggot. Perilaku seksual merupaka
perilaku yang muncul karena adanya dorongan seksual mulai dari bergandenga n
tangan, berpelukan, bercumcu, petting sampai hubungan sex. Bentuk perilaku seksual
diantaranya masturbasi yaitu menyentuh, menggosok, dan meraba bagian tubuh
sendiri yang peka sehingga menimbulkan rasa menyenangkan untuk mendapatkan
kepuasan seksual (orgasme) baik dengan alat maupun tanpa alat. Sedangkan onani
mempunyai arti yang sama dengan masturbasi serta ada yang berpendapat bahwa
onani hanya untuk wanita sedangkan masturbasi merupakan perilaku untuk laki- laki
dan perempuan. Petting merupakan melakukan hubungan seksual dengan atau tana
pakaian tetapi tanpa melakukan penetrasi penis ke dalam vagina. Hubungan seksual
merupakan masuknya penis ke dalam vagina, bila terjadi ejakulasi pada saat penis
masih di dalam vagina, maka akan menyebabkan kehamilan. Adapun jenis- jenis
Infeksi Menular Seksual ada yang disebabkan oleh bakteri, virus, parasit, serta jamur.
Salah satu infeksi menular seksual yang disebabkan oleh virus adalah HIV/ AIDS.
Secara umum tanda- tanda infeksi menular seksual tersebut diantaranya keluarnya
cairan dari alat kelamin laki- laki atau perempuan dan anus yang berwujud cairan
darah serta nanah, nyeri atau rasa panas saat kencing, adanya benjolan atau bintil dan
luka pada penis, vagina, anus atau mulut, adanya pembengkakan di pangkal paha,
perdarahan setelah hubungan kelamin, nyeri perut bawah pada wanita, serta nyeri pada
buah pelir. Perilaku yang mempengaruhi penyebaran Infeksi menular seksual adalah
sering berganti pasangan, mempunyai lebih dari satu pasangan seksual, mempunya i
pasangan yang juga mempunyai pasangan lain, berhubungan seksual dengan pasangan
tak dikenal (WTS, dan pelanggannya), masih terus berhubungan seksual meskipun
menderita infeksi menular seksual, pengidap infeksi menular seksual tetapi tidak
member tahu pasangannya untuk mendapatkan pengobatan infeksi menular seksual,
serta tidak menggunakan kondom bila berhubungan seksual dengan pasangan
berperilaku risiko tinggi. Infeksi menular seksual termasuk HIV sudah tersebar luas
diseluruh dunia juga Indonesia. Infeksi menular seksual menyerang baik laki- laki
maupun wanita yang telah aktif melakukan hubungan seksual.
B. Materi HIV/ AIDS
Dalam kegiatan penyuluhan tersebut pembicara menyampaikan materi mengena i
HIV/AIDS, adapun pembahasan tersebut diantaranya menjelaskan mengenai apakah
itu HIV, proses HIV menyerang kekebalan tubuh, berbagai gejala yang ditimbulka n,
apakah itu AIDS, gejala AIDS, bagaimana mengetahui seseorang tertular HIV,
bagaimana penularan HIV ke tubuh manusia, HIV/AIDS tidak menular melalui
fasilitas umum seperti WC, tidak menular melalui telepon atau HP, berjabat tangan,
memakai alat makan dan minum bersama, gigitan yamuk atau serangga, berpelukan,
berciuman, bekerjasama, serta dijelaskan mengenai pencegahan penularan
HIV/AIDS.
Adapun HIV merupakan kepanjangan dari Human Immuno-deficiency Virus yaitu
virus yang menginfeksi dan membuat tubuh manusia mengalami penurunan system
kekebalan tubuh sehingga tubuh gagal melawan infeksi. HIV menyerang kekebalan
tubuh manusia dengan menyerang sel CD 4 yang merupakan salah satu sel darah putih
dan merupakan teman- teman pelingdung tubuh. Adapun gejala yang ditimbulkan jika
terinfeksi virus HIV adalah batuk, diare, dan tubuh menjadi lemas. Sedangkan AIDS
adalah Acquired Immune Deficiency Syndrome yang merupakan kumpulan gejala
akibat terinveksi HIV. Gejala yang ditimbulkan akibat AIDS tersebut adalah sebagai
berikut :
a. Fase 1 (window period)
Lama 1-3 bulan
Belum ada gejala sama sekali
Belum bisa terdeteksi melalui tes
Sudah dapat menularkan HIV
b. Fase II (asimptomatik)
Terjadi 2 atau 5-10 tahun setelah terinfeksi HIV
Demam
Pembengkakan kelenjar getah bening
Tes darah sudah positif HIV
c. Fase III (simptomatik)
Flu tidak sembuh- sembuh
Nafsu makan berkurang dan lemah
d. Fase IV/AIDS
Infeksi kulit atau selaput lender
Infeksi paru- paru (TB Paru)
Infeksi usus yang menyebabkan diare parah selama berminggu- minggu
Infeksi otak yang menyebabkan kekacauan mental dan kelumpuhan
Kanker kulit (khas pada penderita AIDS)
Cara mengetahui seseorang tertular HIV yaitu melalui tes darah untuk HIV,
yang termasuk bagian dari konseling dan testing HIV secara sukarela atau yang
disebut VCT (Voluntary Counseling & Test). Penularan HIV ke tubuh manusia
melalui darah seperti penggunaan jarum suntik bergantian atau tidak steril, alat tato
yang tidak steril, alat tindik yang tidak steril, penularan HIV dapat juga ditularkan
melalui cairan sperma, serta cairan vagina. Adapun pencegahan HIV/AIDS dapat
dengan prinsip ABCD, dijabarkan sebagai berikut:
C. Manfaat Kegiatan
Manfaat yang didapatkan oleh STT (Sekaa Truna Truni) Banjar Dinas Pebantenan
pada khsusnya serta STT (Sekaa Truna Truni) di Desa Ambengan, Kecamatan
Buleleng, Kabupaten Buleleng yang hadir setelah diadakannya penyuluhan ini adalah:
1. Pengenalan terkait kesehatan reproduksi, fenomena remaja saat ini terkait sex
bebas khususnya bahaya penyakit HIV dan AIDS.
D. Keberhasilan Kegiatan
Pelaksanaan sosialisasi ini berjalan dengan lancar. Dimana peserta yang hadir
sebanyak 17 orang peserta. Peserta dalam sosialisasi ini termasuk dalam Banjar Dinas
Pebantenan pada khususnya serta Banjar Dinas Ambengan, Banjar Dinas Bukit Balu,
Banjar Dinas Jembong, serta Banjar Dinas Pebantenan pada umunya di Kecamatan
Sukasada, Kabupaten Buleleng. Pelaksanaan program ini dapat menambah wawasan para
peseta mengenai kesehatan reproduksi termasuk perkembangan remaja dan fungsi organ
reproduksi serta dampak dari perilaku seksual yang negative khususnya bahaya sex bebas
terutama bahaya penyakit HIV AIDS serta dapat meningkatkan kewaspadaan terhadap
HIV AIDS. Penyuluhan ini juga diharapkan mampu mewujudkan generasi muda yang
terbebas dari HIV AIDS.
E. Kendala
Kendala yang dialami selama persiapan sosialisasi terkait kesehatan reproduksi dan
HIV/AIDS adalah bagaimana menyatukan seluruh Seka Teruna Teruni di Banjar Dinas
Desa Pebantenan pada khususnya. Hal ini dikarenakan oleh karena sebagian besar Teruna
Teruni Desa Banjar Dinas Pebantenan telah merantau ke luar daerah asal mereka. Hal
tersebut menyebabkan kurangnya kesadaran Teruna Teruni untuk berpartisipasi dalam
kegiatan.
F. Saran
untuk menanggulangi kendala diatas maka disarankan agar Seka Teruna Teruni
membentuk suatu struktur kepengurusan secara tetap agar khususnyaseka terunateruni
memiliki kesadaran untuk berpartisipasi dalam kegiatan yang ada nantinya.
LAMPIRAN
Dalam kegiatan penyuluhan ini terdapat lampiran, berupa foto- foto selama kegiatan
berlangsung diantaranya:
Registrasi peserta penyuluhan HIV/AIDS serta pembagian kartu ucapan “Salam Generasi Bebas
HIV” (Kiri). Pengumpulan peserta penyuluhan HIV/AIDS disertai dengan pembagian
konsumsi (kanan)
Pemberian materi pertama mengenai kesehatan reproduksi oleh salah satu mahasiswa peserta
KKN (Kiri). Pemberian materi kedua mengenai HIV/AIDS oleh petugas puskesmas II
Sukasada (Kanan)
Pemberian piagam pembicara oleh kadus pebantenan dan disertai oleh koordinator desa (kiri).
Foto bersama pembicara, kadus, panitia, dan peserta penyuluhan HIV/AIDS (kanan).
h. Saran
Perlu adanya koordinasi antara pihak desa dan masyarakat mengenai kegiatan
bank sampah serta perlu ditingkatkannya fasilitas dalam pengambilan sampah
plastik ke desa-desa. Dalam kegiatan praktik pembuatan kompos, masyarakat
diharapkan dapatmengaplikasikan pembuatan pupuk kompos di rumah tanpa harus
membeli pupuk di toko.
Lampiran Kegiatan
Gambar 5. Praktik pembuatan pupuk kompos Gambar 6. Sampah anorganik yang dibuang
pedagang
6) Penyuluhan dan Praktik Mengenai Pengendalian Hama dan Penyakit pada Tanaman
Cengkeh
a. Kelompok Sasaran
Kelompok yang menjadi sasaran dalam kegiatan penyuluhan dan praktik mengena i
pengendalian hama dan penyakit pada tanaman cengkeh adalah perwakilan dari
kelompok tani yang berjumlah 10 orang pada setiap subak yang berada di Desa
Ambengan, diantaranya adalah subak abian, subak lawas, subak anyar dan subak
pebantenan.
b. Lokasi Kegiatan
Lokasi kegiatan penyuluhan mengenai pengendalian hama dan penyakit pada
tanaman cengkeh adalah di Balai Banjar Dusun Jembong Desa Ambengan, Sukasada
Buleleng.
c. Waktu Pelaksnaan
Waktu pelaksanaan kegiatan dibagi beberapa waktu diantaranya adalah :
8 Agustus 2016 : Koordinasi dengan Kelian Subak Lawas di Dusun Bukit Balu
mengenai penyuluhan dan praktik pengendalian hama dan penyakit pada tanaman
cengkeh
d. Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan penyuluhan dan praktik mengenai pengendalian hama dan penyakit pada
tanaman cengkeh dilaksanakan di Balai Banjar Jembong dan di hadiri oleh perwakilan
petani dari setiap subak yang ada di Desa Ambengan. Mekanisme kegiatan penyuluha n
dilaksanakan dengan pemberian materi dan praktik oleh Dinas Perkebunan Provinsi Bali.
Materi yang diberikan berupa pengetahuan mengenai jenis-jenis hama dan penyakit pada
tanaman cengkeh dan cara mengendalikannya dengan memanfaatkan Trichoderma sp.
sebagai agen pengendali hayati. Praktik pengendalian dilaksanakan di kebun sebelah Balai
Banjar Jembong dengan memanfaatkan pupuk organik dan dicampurkan dengan
Trichoderma sp. untuk memperbanyak Trichoderma sp. Hasil perbanyak Trichoderma sp.
dengan pupuk ini dimanfaatkan sebagai pengendali hayati sehingga pengunaan pestisida
untuk pengendalian dapat berkurang dan Trichoderma sp. ini bisa digunakan secara
berkelanjutan.
e. Manfaat Kegiatan
Manfaat yang dapat diambil dari penyuluhan mengenai hama dan penyakit pada
tanaman cengkeh, yaitu :
f. Keberhasilan Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan tentang penyuluhan dan praktik mengenai pengendalia n
hama dan penyakit pada tanaman cengkeh berjalan cukup lancar. Dimana kegiatan ini
dapat menarik perhatian beberapa petani serta dinas sebanyak 24 orang serta
antusiasnya peserta dalam memperhatikan materi yang disampaikan oleh dinas
mengenai penyakit yang terdapat pada tanaman cengkeh dan cara penanggulangannya.
g. Kendala
Kendala yang terjadi selama berlangsungnya kegiatan adalah kurang antusias nya
para petani untuk menghadiri penyuluhan ini, karena kebanyakan para petani di desa
Ambengan masih sibuk dengan pekerjaan mereka di ladang ssehingga tidak
memungkinkan untuk ditinggalkan.
h. Saran
LAMPIRAN
h. Saran
Demi meningkatkan jumlah wisatawan yang dating berkunjung ke Desa
Ambengan, diharapkan tidak hanya Kelompok Sadar Wisata Desa Ambengan yang
berperan aktif dalam mempromosikan wisata Desa Ambengan, tetapi juga
masyarakat dan pemerintah setempat turut ambil andil dalam memperkena lka n
daya tarik Ambengan baik secara lisan maupun tulisan yang dapat diakses baik
secara aktual maupun maya.
LAMPIRAN
Gambar 1.1 Air Terjun Jembong Gambar 1.2 Perjalanan saat tracking
Gambar 1.3 Pemandangan saat melakukan Gambar 1.4 Air Terjun Kembar
tracking
a. Kelompok Sasaran
Kelompok yang menjadi sasaran dalam kegiatan pembuatan brosur Daya
Tarik wisata di Desa Ambengan ini adalah kelompok Sadar Wisata Desa
Ambengan, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng, Bali.
b. Tempat Pelaksanaan
Tempat pelaksanaan kegiatan pembuatan dan penyebaran brosur di tempat
wisata di Desa Ambengan ini akan diberikan kepada petugas yang menjaga loket
atau TIC (Tourist Information Center). Dimana kegiatan peneyebaran brosur akan
dilakukan di Daya Tarik Wisata agar wisatawan yang datang bisa langsung
mengetahui seluruh Obyek Wisata yang ada di Desa Ambengan.
c. Waktu Pelaksanaan
Tanggal 25 Agustus 2016 pertemuan pertama dengan Kelompok Sadar Wisata
Desa Ambengan untuk memberitahukan mengenai kegiatan pembuatan dan
penyebaran brosur di semua Tempat Wisata di Desa Ambengan.
24 Juli 2016 : berdiskusi mengenai pembuatan dan penyebaran
brosur dengan Kelompok Sadar Wisata Desa Ambengan.
7 Agustus 2016 : pengambilan gambar untuk dokumentasi dan
mengisi desain brosur di Air Terjun
: pendesainan brosur Tempat Wisata Desa Ambengan
: paruman Desa untuk membahas kelanjutan pendesainan brosur Tempat
Wisata Desa Ambengan.
: pendesainan brosur untuk Daya Tarik Wisata di Desa Ambengan
: pencetakan brosur Daya Tarik Wisata di Desa Ambengan
: penyerahan dan penyebaran brosur Daya Tarik Wisata di Desa
Ambengan
d. Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan diawali dengan pertemuan perdana dengan
kelompok pengelola tempat wisata Desa Ambengan yang disebut dengan
Kelompok Sadar Wisata Desa Ambengan. Dalam pertemuan perdana tersebut
dijelaskan bahwa tempat wisata Desa Ambengan kekurangan media promosi yang
berimbas pada minimnya wisatawan yang datang ke tempat wisata Desa
Ambengan. Berdasarkan alasan tersebut, maka enam orang mahasiswa KKN dari
bidang Sosial Budaya mengadakan kegiatan pembuatan brosur demi meningkatka n
promosi dengan harapan meningkatkan jumlah wisatawan yang datang ke tempat
wisata Desa Ambengan.
Kegiatan selanjutnya adalah pengambilan gambar untuk pendesainan
brosur. Dalam kegiatan pengambilan gambar ini, mahasiswa KKN ditemani oleh
Ketua Kelompok Sadar Wisata Desa Ambengan menuju ke lokasi wisata Desa
Ambengan yang dilanjutkan dengan proses pendesainan brosur.
Dalam paruman Desa, mahasiswa KKN mengajukan desain brosur kepada
Kelompok Sadar Wisata Desa Ambengan. Pengajuan desain dilakukan dalam
bentuk softcopy dikarenakan minimnya waktu untuk pencetakan sejak
pengambilan hingga pengajuan desain. Kegiatan selanjutnya adalah pencetakan
brosur yang sudah disetujui oleh Kelompok Sadar Wisata Desa Ambengan.
Pencetakan brosur tersebut dilakukan di Kota Singaraja, yang dilanjutkan dengan
penyerahan serta penyebaran brosur kepada Kelompok Sadar Wisara Desa
Ambengan.
e. Manfaat Kegiatan
Manfaat yang didapat dari pembuatan brosur bagi Kelompok Sadar
Wisata Desa Ambengan adalah sebagai berikut:
-memperkenalkan tempat wisata Desa Ambengan bagi wisatawan;
-meningkatkan daya tarik tempat wisata Desa Ambengan;
-memperluas promosi bagi tempat wisata Desa Ambengan;
f. Keberhasilan Kegiatan
Keberhasilan kegiatan pembuatan brosur dapat terlihat dari antusias me
dari Kelompok Sadar Wisata Desa Ambengan akan kehadiran mahasiswa KKN
yang membantu mempromosikan tempat wisata Desa Ambengan. Serta dalam
paruman Desa saat mengajukan desain brosur, terlihat bahwa anggota Kelompok
Sadar Wisata Desa Ambengan puas akan kegiatan yang telah dilakukan oleh
mahasiswa KKN.
g.Kendala
Kendala yang dialami selama pengerjaan desain brosur tersebut
sebenarnya bisa dikatakan tidak ada kendala yang berat, hanya saja waktu yang
minim dan banyaknya kegiatan lain membuat kegiatan dari pertemuan perdana
hingga pencetakan brosur terhitung memakan waktu yang tidak singkat.
h.Saran
Hendaknya dipersiapkan Sumber Daya Manusia yang berkualitas dalam bidang
pariwisata melalui pendidikan dan pelatihan pariwisata serta membentuk struktur
organisasi dalam pengelolaan Daya Tarik Wisata yang berada di Desa Ambengan.
Demi meningkatkan jumlah wisatawan yang mengetahui dan datang ke tempat
wisata di Desa Ambengan, diharapkan bukan hanya anggota Kelompok Sadar
Wisata Desa Ambengan saja, tetapi juga masyarakat Desa Ambengan dan
pemerintah setempat juga turut aktif untuk memperkenalkan serta menyebarkan
informasi mengenai tempat wisata di Desa Ambengan.
Kebersihan Daya Tarik Wisata di Desa Ambengan perlu ditingka tka n
mengingat ini adalah objek wisata alam agar wisatawan nyaman dalam berkunjung,
sebaiknya disediakan tempat pembuangan sampah, serta untuk menambah jumlah
kunjungan wisatawan diharapkan strategi promosi dilakukan secra efektif dengn
bekerjasama dengan pihak travel agent maupun perhotelan.
Penataan fisik Objek Wisata di Desa Ambengan agar lebih terlihat terawat
seperti membangun tempat berteduh pada tempat-tempat yang dianggap strategis
disekitar objek namun dengan tetap memperhatikan kealamian objek serta
menghindari kesan modernisasi.
Lampiran
Gambar:1.Pelatihan website bersama Pokdarwis Banten Sari Desa Ambengan
b. Tempat Pelaksanaan
Tempat pelaksanaan kegiatan penyuluhan Perilaku Sehat Menggunaka n
Media Sosial adalah di Balai Dusun Pebantenan.
c. Waktu Pelaksanaan
16 Agustus 2016 : Penyebaran surat ke kepala Desa, kepala Dusun dan STT
terkait program penyuluhan HIV Aids dan Penyuluhan perilaku sehat
menggunakan media sosial.
18 Agustus 2016 konfirmasi ke kepala Desa & kepala Dusun
Pebantenanterkait pelaksanaan program.
20 Agustus 2016 gladi bersih di balai Dusun Pebantenan.
21 Agustus 2016 Pelaksanaan kegiatan.
d. Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan terkait teknologi dalam KKN periode XIII ini yaitu melakuka n
penyuluhan “Perilaku Sehat Menggunakan Media Sosial”.
Dalam kegiatan penyuluhan ini yang menjadi pembicara adalah
mahasiswa dari Program Studi Teknik Informatika, Jurusan Ilmu Komputer
Fakultas MIPA Universitas Udayana.
Mekanisme penyampaian materi pada kegiatan ini yaitu menayangka n
sebuah video tentangdampak positif dan negatif media sosial, kemudian bagaimana
cara menggunakan media sosial dengan baik disertai undang-undang yang
mengatur tentang teknologi (UU ITE).Materi yang disampaikan juga berhubunga n
dengan penyuluhan tentang HIV Aids yakni media sosial sangat berpengaruh
terhadap prilaku seks bebas karena media sosial adalah tempat berbagai macam
informasi yang bersifat pornografi. Dengan mengakses situs pornografi, seseorang
cenderung berperilaku seks bebas. Dengan seks bebas maka berpotensi penyebaran
HIV Aids.
e. Manfaat Kegiatan
Manfaat yang didapatkan oleh Sekeha Truna Truni (STT) tiap-tiap dusun
di Desa Ambengan, Kecamatan Sukasada, Buleleng yang hadir setelah
diadakannya penyuluhan ini adalah menjadi lebih tahu dampak positif dan negatif
media sosial, paham tentang bagaimana beretika dan bagaimana aturan-aturan yang
berlaku dalam dunia maya serta menjadi lebih mengerti cara menggunakan media
sosial dengan baik sehingga menjadi tepat guna.
f. Keberhasilan Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan penyuluhanPerilaku Sehat Menggunakan Media
Sosial berjalan lancar. Peserta dalam kegiatan ini sudah termasuk dalam banjar
dinas Ambengan, Kecamatan Sukasada, Buleleng. Pelaksanaan program ini
mampu menambah wawasan peserta mengenai dampak positif dan negatif media
sosial, paham tentang aturan-aturan yang berlaku dalam bidang teknologi serta
menjadi lebih mengerti cara menggunakan media sosial dengan baik sehingga
menjadi tepat guna.
g. Kendala
Kendala dari penyuluhan Perilaku Sehat Menggunakan Media Sosial yaitu
pada saat mengundang peserta dari organisasi kepemudaan. Dikarenakan beberapa
organisasi kepemudaan di Desa Ambenganbelum terstruktur sehingga koordinasi
tentang kegiatan yang akan dilaksanakan menjadi sulit. Permasalahan lain saat
kegiatan penyuluhan berlangsung yaitu tampilan video presentasi terlihat kurang
jelas dikarenakan menggunakan LCD proyektor di ruang yang terang.
h. Saran
Sebelum melakukan presentasi kegiatan menggunakan LCD proyektor,
analisis terlebih dahulu apakah presentasi dilakukan ditempat dengan pencahayaan
berlebih atau tidak. Dengan demikian dapat diketahui apakah diperlukan LCD
proyektor atau tidak sehingga materi dan perlengkapan untuk presentasi kegia tan
dapat dipersiapkan dengan baik.
Lampiran: Dokumentasi Kegiatan
e. Manfaat Kegiatan
Manfaat yang diperoleh dari kegiatan Pelatihan Manajemen Koperasi bagi
setiap koperasi yang ada di Desa Ambengan adalah sebagai berikut :
- Pengurus - pengurus koperasi yang ada di Desa Ambengan menjadi lebih
paham bagaimana cara menjalankan koperasi dengan baik dan semestinya.
- Koperasi mendapatkan jalan keluar dari setiap permasalahan yang dihadapi
- Koperasi memiliki relasi dengan Dinas Koperasi sehingga nantinya dapat
melakukan pelatihan kembali dan pembinaan lebih lanjut.
- Koperasi menjadi lebih aktif dalam menjalankan bidang usahanya masing-
masing sehingga dapat membantu perekonomian Desa Ambengan.
f. Keberhasilan Kegiatan
Keberhasilan kegiatan Pelatihan Manajemen Koperasi dapat terlihat dari
antusiasme pengurus dari setiap koperasi yang ada di Desa Ambengan akan
kehadiran narasumber dari Dinas Koperasi yang membantu mencari jalan keluar
dari permasalahan yang dihadapi oleh setiap koperasi dalam menjalankan usahanya
sehingga dapat meningkatkan pengetahuan pengurusa akan cara manajemen
koperasi dengan baik. Setelah dilaksanakannya kegiatan Pelatihan Manajemen
Koperasi ini munculnya harapan dan semangat yang besar dari setiap koperasi akan
kemajuan koperasi yang ada di Desa Ambengan.
g. Kendala
Kendala yang dialami selama persiapan program kerja Pelatiha n
Manajemen Koperasi sebenarnya lebih kepada Koperasi Tani, kendala yang
dialami adalah susahnya berkoordinasi menemui pengurus dari Koperasi Tani
karena pengurus Koperasi Tani banyak yang merangkap bekerja di tempat lain dan
sangat sibuk, serta jadwal buka Koperasi Tani tidak jelas sehingga sangat sulit di
temui.Bahkan pada saat mengundang perwakilan pengurus untuk hadir dalam
kegiatan Pelatihan Manajemen Koperasi sangat sulit, karena pengurus tidak ada
yang bisa mewakili untuk hadir sehingga dengan perjuangan mahasiswa untuk
mencari perwakilan dari koperasi Tani akhirnya salah satu anggota Koperasi Tani
bersedia untuk hadir menghadiri kegiatan Pelatihan Manajemen Koperasi.
h. Saran
Demi meningkatkan kemajuan koperasi yang ada di Desa Ambenga n,
sebaiknya pengurus harus lebih kompak dengan anggota untuk menjalanka n
koperasi agar lebih optimal. Khususnya bagi Koperasi Tani sebaiknya terus
berkoordinasi lebih lanjut dengan Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan
untuk mencari jalan keluar dari permasalahan yang di hadapi. Keputusan yang
dapat di ambil oleh Koperasi Tani adalah keputusan apakah Koperasi Tani akan
tetap berlanjut dengan perombakan manajemen koperasi yang dikoordinas ika n
lebih dulu dengan anggota koperasi, atau Koperasi Tani akan bubar atau diambil
alih pengoperasiannya dan diganti oleh masyarakat lainnya yang bersedia
mengelola Koperasi Tani.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil identifikasi masalah dan pelaksanaan kegiatan program kerja
KKN yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa program KKN Unud periode XIII
tahun 2016 sudah berjalan dengan baik dengan hasil dari masing- masing program kerja telah
mencapai tujuannya masing- masing. Berikut adalah hasil pencapaian dari program kerja yang
telah dilaksanakan selama lima minggu di Desa Ambengan, Kecamatan Sukasada, Kabupaten
Buleleng :
1) Masyarakat Desa Ambengan telah sadar dan mengerti terhadap pentingnya pemilaha n
sampah organik dan non organik.
2) Masyarakat Desa Ambengan telah memahami tentang manfaat dan cara pengolahan ulang
sampah-sampah yang dihasilkan, salah satunya sampah organic yang dapat diolah menjadi
pupuk kompos.
3) Kelompok Sadar Wisata Desa Ambengan puas akan kegiatan yang telah dilakukan oleh
mahasiswa KKN yang membantu mempromosikan daya tarik wisata Desa Ambengan
melalui pembuatan brosur wisata.
4) Masyarakat Desa Ambengan khususnya para petani telah mengetahui jenis-jenis hama dan
penyakit yang menyerang tanaman cengkeh di daerah Ambengan dan cara
penanggulangannya, sehingga diharapkan dapat meningkatkan produksi dari hasil panen
masyarakat Desa Ambengan.
5) Masyarakat Desa Ambengan telah memahami dengan baik cara memberantas sarang
nyamuk untuk mencegah penyakit demam berdarah. Pencapaian keberhasilan program
kerja ini terlihat dari hasil pelaksaan pertama yang didapatkan jentik di beberapa rumah
warga pada minggu pertama dan mengalami penurunan jumlah jentik pada minggu ke-2.
6) Masyarakat Desa Ambengan khususnya para pemuda telah memahami tentang pentingnya
kesehatan reproduksi termasuk perkembangan remaja dan fungsi organ reproduksi serta
dampak dari perilaku seksual yang negatif khususnya bahaya sex bebas terutama bahaya
penyakit HIV AIDS. Masyarakat menjadi lebih waspada terhadap HIV AIDS, sehingga
diharapkan dapat mewujudkan generasi muda yang terbebas dari HIV AIDS.
7) Pembuatan peta jalur interpretasi sudah berjalan dengan baik dan akan terlihat hasilnya
setelah peta diunggah pada situs dan dalam jangka waktu yang panjang diamati intensitas
kunjungan dari wisatawan yang masuk ke Desa Ambengan setelah melihat unggahan peta
tersebut.
8) Siswa SD 1, 2, dan 3 Desa Ambengan telah mampu mempraktekan cara 7 langkah cuci
tangan dengan benar, dan mengerti pentingnya berperilaku hidup sehat.
9) Masyarakat Desa Ambengan merasa terbantu dengan pemberian ide untuk meningkatka n
produktivitas masyarakat Desa Ambengan melalui pengelolaan Talas Kuning sebagai
makanan ciri khas oleh-oleh Desa Ambengan yang dapat digunakan sebagai penghasila n
tambahan masyarakat. Selain itu, masyarakat juga lebih memahami pentingnya bekerja
sama dengan koperasi untuk meningkatkan roda perekonomian di Desa Ambengan
dengan memberhentikan praktek renternir.
10) Masyarakat Desa Ambengan khususnya para remaja memahami dampak positif dan
negatif media sosial, paham tentang aturan-aturan yang berlaku dalam bidang teknologi
serta menjadi lebih mengerti cara menggunakan media sosial dengan bijak sehingga
menjadi tepat guna.
11) Sekolah Dasar Desa Ambengan merasa terbantu dengan kehadiran mahasiswa KKN Unud
sebagai tambahan pengajar Bahasa Inggris dan siswa – siswi sekolah dasar sudah cukup
mampu berbahasa Inggris dengan baik.
12) Koperasi yang terdapat di Desa Ambengan mendapat jalankeluar dari setiap permasalaha n
yang dialami ketika menjalankan operasinya, sehingga dapat meningkatkan pengetahua n
pengurus akan cara manajemen koperasi dengan baik.
4.2 Rekomendasi
Adapun beberapa rekomendasi yang dapat mahasiswa berikan adalah sebagai berikut:
1) Untuk periode KKN selanjutnya
Penulis menyarankan untuk periode KKN selanjutnya agar mengidentifikasi permasalaha n
dengan lebih teliti agar seluruh permasalahan yang dialami oleh desa dapat terdekteksi
dengan baik sehingga dapat mencari jala keluarnya dengan baik dan tepat sasaran. Penulis
juga menyarankan beberapa program kerja yang perlu di perhatikan lebih lanjut yang dapat
digunakan sebagai program kerja selanjutnya, seperti memperhatikan perkembangan
koperasi-koperasi yang ada di Desa Ambengan untuk meningkatan perputaran roda
perekonomian Desa Ambengan, lebih khususnya koperasi tani yang perlu dibina lebih
lanjut, selain itu perlu di perhatiakan keberlanjutan perkembangan pengelolaan bank
sampah, perkembangan wisata Desa Ambengan, dan perkembangan peningkatan produksi
cengkeh.
2) Untuk Pihak Desa
Penulis menyarankan kepada pihak desa agar memberikan perhatian lebih bagi
keberlanjutan program-program kerja yang telah dilakukan oleh mahasiswa KKN selama
di DesaAmbengan, karena tanpa keberlanjutan program tersebut tidak akan mencapai
tujuan dengan maksimal.