Perencanaan Transportasi Desa 2 PDF
Perencanaan Transportasi Desa 2 PDF
Modul 2a
0
Ikhtisar buku acuan
yang berkelanjutan bagi kota yang sedang berkembang. Buku acuan ini
menjadi sasaran ini tercermin dalam isi buku, yang memberikan sarana
berkembang.
lainnya yang tersedia bagi para pejabat resmi yang terlibat dalam
1
Apa saja keistimewaan pokoknya?
salinan buku ini. Buku acuan tidak dijual untuk mencari keuntungan.
distribusi saja.
Kami akan menerima dengan senang hati semua komentar atau saran
yang anda berikan atas setiap bagian yang ada dalam Buku Acuan ini
Manfred Breithaupt
GTZ, Division 44
Posfach 5180
65726 Eschborn
2
Germany
Perkotana (GTZ)
(Enrique Penalosa)
Manajemen Permintaan
3a. Pilihan Angkutan Massal (Lloyd Wright, ITDP; Karl Fjellstrom, GTZ).
3
3d. Mempertahankan dan Memperluas Peran Angkutan Tidak
UBA).
4c. Kendaraan Roda Dua dan Roda Tiga (Jitendra Shah, Bank Dunia;
Kesehatan Dunia).
Silcock, GRSP)
Sumberdaya:
4
dan saat ini sudah tersedia CD Foto Transportasi Perkotaan (GTZ
2002).
Modul 2a
Perencanaan Guna Lahan dan Transportasi
Perkotaan
Temuan, interpretasi dan kesimpulan yang tercakup dalam dokumen
Tentang penulis
5
kebijakan dan langkah khusus untuk beradaptasi dengan perubahan
iklim.
Pengarang:
Editor:
PO BOX 5180
6
http://www.gtz.de
Disusun oleh:
Friedrich-Ebert-Allee 40
http://www.bmz.de
Manajer:
Manfred Breithaupt
Dewan Editorial:
Sampul Depan:
Karl Fjellstrom
Cetakan:
TZ Verlagsgesellschaft mbH
Eschborn, 2002
7
1. Sifat Masalah 10
1.1 Penggunaan lahan untuk keperluan transportasi 10
1.2 Interaksi antara pola penggunaan (pemanfaatan) lahan,
transportasi dan lingkungan. 14
1.3 Penanganan tuntutan yang saling bertentangan untuk ruang
perkotaan. 17
1.4 Rancangan dan implementasi rencana penggunaan lahan. 19
8
8.1 Set-up organisasi dan legal 65
8.2 Praktek perencanaan penggunaan lahan 71
8.3 Provisi transportasi dalam rencana penggunaan lahan 74
Pejalan kaki 75
Pengendara sepeda 76
Akses transportasi publik 77
Kualitas transportasi publik 77
Kendaraan bermotor pribadi 78
Kebijakan parkir 80
9
1. Sifat Masalah
permukaan bumi.
10
memperkenalkan beberapa aspek pokok yang perlu dipertimbangkan
khusus untuk kota-kota AS, Jepang dan Eropa menjadi sekitar 15%
sampai 6 sampai 7
jalan raya dari luas wilayah kota. Berrdasarkan ukuran per kapita,
ada perbedaan yang nyata menyangkut ruang jalan yang tersedia untuk
11
setiap orang. Dalam arah perkembangan historisnya, masyarakat
yang semakin besar dari lahan perkotaan untuk mobil, dan pada waktu
arah ini yang akan diikuti oleh kota-kota di negara berkembang untuk
sering merujuk pada angka ini untuk program konstruksi jaringan jalan
jalan yang diaspal dari 1991 sampai 1997 masing-masing 18,6% dan
meningkatkan jalur cepat. Area jalan per kapita meningkat dari 4,7 m2
beberapa kota besar Asia juga menunjukkan arus lalu lintas yang
12
orang berjalan kaki atau bersepeda dan memaksa keluarga yang mampu
menciptakan lahan yang tidak banyak dihuni orang, kota-kota Asia dan
13
Foto 2: Singapura, contoh dari penggunaan lahan perkotaan gaya Asia/Eropa.
jalan arteri utama menyediakan ruang yang luas untuk mobil besar.
Tapi jalan jenis ini tidak menceminkan kebutuhan orang yang tidak
perkotaan?
14
Contoh-contoh ini menunjukkan bahwa perbandingan sederhana rata-
rata ruang jalan di antara kota tidak dengan sendirinya menjadi alat
15
1.2 Interaksi Antara Pola Penggunaan Lahan,
Transportasi dan Lingkungan.
dengan tingkat kepadatan yang rendah dan bidang jalan yang besar
yang padat dan variasi penggunaan menjadi daya tarik bagi orang
untuk berjalan kaki dan naik sepeda. Ini merupakan mode transportasi
pada sektor transportasi. Merujuk pada gas buang tertentu yang tinggi
lalu lintas yang dihasilkan oleh struktur ruang yang tidak diharapkan
16
“Kesadaran meningkat bahwa paradigma perencanaan perkotaan
masa lalu harus diubah dan pengembangan luas harus diperangi”
Lebih jauh, konsumsi minyak dan emisi buang gas rumah kaca secara
spiral lalu lintas, ketika lebih banyak jalan dibangun untuk memuaskan
publik.
17
Selanjutnya, ada kekhawatiran terhadap lingkungan lokal, terutama
ada kecemasan global menyangkut sumber energi dan emisi gas rumah
18
Lalu lintas mobil Æ lahan yang dipakai untuk jalan Æ emisi, kebisingan, kecelakaan
Æ peningkatan lalu lintas Æ
jarak yang bertambah
dalam batas perkotaan tradisional, ada masalah yang terjadi pada lahan
19
Secara historis, kota-kota terletak di kawasan yang subur di mana
20
1.4 Rancangan dan Implementasi Rencana Penggunaan
Lahan.
21
2. Mobilitas dan Transportasi dalam Perbandingan
Internasional
bisa menjadi lebih fleksibel dan mobil jika dia harus mengemudi atau
pergerakan”.
seluruh dunia (lihat Gambar 2). Ini terlepas dari fakta bahwa kondisi
22
untuk mobilitas sangat berbeda antara kawasan yang berlainan
berkaitan dengan struktur pendapatan dan ruang. Jelas sekali ada batas
Catatan: Kota-kota Asia termasuk dalam data ini adalah Tokyo, Singapura, Hong Kong,
Kuala Lumpur, Bangkok, Jakarta, Surabaya dan Manila.
23
Anggaran waktu perjalanan, jam/cap/hari
Tabel 2).
24
masyarakat, ini akan bermuara kepada kesimpulan bahwa penggunaan
Hong Kong, Tokyo dan Seoul. Kota lain seperti Bangkok, Kuala
(Barter, 2000).
25
2.2 Kepadatan Perkotaan dan Pilihan Moda
Keputusan yang diambil untuk mendukung salah satu dari dua arah
berorientasi mobil.
rute tetap.
26
bisa menahan perluasan penggunaan mobil sampai pada taraf yang
Singapura dan Hong Kong (dan contoh terkini dari Eropa seperti di
berbeda.
27
Gorham (1998) menjelaskan:
kepadatan itu sendiri karena, pertama, sebagai konsep dan alat ukur,
dan layout jalan, lebar jalan dan beberapa fitur kecil lain rancangan
perkotaan. Diskusi yang lebih rinci dari parameter ini dilanjutkan pada
seperti sebuah indikator awal yang bagus dari bentuk perkotaan yang
ramah transit, dan basis yang masuk akal untuk nalar umum tentang
dengan mobil, bus atau berjalan kaki dan naik sepeda. Semakin moda
28
ramah lingkungan maka semakin baik pula penggunaan ruang jalan.
awal 1990-an.
Berdasarkan pada O’Meara Sheeden, 2001, Kenworthy & Laube dan lain-lain (1999),
populasi dan kepadatan dari Demographia.com.
Populasi Kepadatan Kendaraan Transit Berjalan kaki/
Kota (juta) populasi/k pribadi (%) Publik (%) naik
m2 sepeda/lainnya
(%)
Bangkok 6,4 14.955 60 30 10
Kuala Lumpur 3 5.693 57,6 25,5 16,9
Jakarta 8,2 17.056 41,4 36,3 22,3
Tokyo 31,8 7.099 29,4 48,9 21,7
Manila 9,3 19.783 28 54,2 17,8
Singapura 2,7 8.697 21,8 56 22,2
Hong Kong 5,5 28.405 9,1 74 16,9
29
Gambar 3:
Penggunaan mobil tahunan per kapita (1990) dan kepadatan populasi perkotaan.
Kenworthy & Laube, dkk, 1999. Kepadatan perkotaan (dalam orang per ha).
30
Tabel 4: Kepadatan perkotaan dan parameter transportasi terkait.
Rat (UITP), 2001
Foto 5:
Kebutuhan ruang untuk berbagai moda, poster dari Negara Bagian Nordrhein-
31
3. Dampak penggunaan lahan terhadap transportasi
perkotaan pada skala yang berbeda.
bawah ini.
jalan
dengan karakteristik rumah lokasi dan jalan belum lama ini dianalisis
32
pengembangan lahan menjadi paradigma penting bagi perencana
dari pintu masuk rumah ke trotoar pejalan kaki, dan penglihatan yang
kaki yang membuat jalan kaki menyenangkan dan aman. Bagian depan
rumah biasanya sempit, sering kali dengan kombinasi toko pada lantai
jarak jalan kaki yang lebih jauh ke perhentian bus dan trem di
disukai dari sudut pandang itu, ketimbang bagian depan yang panjang
33
terganggu oleh perkembangan ini yang membuat jalan kaki menjadi
tidak lagi menghadap ke jalan tapi agak jauh dari jalan dan dikelilingi
34
lingkungan, jenis pengembangan ini kurang menarik bagi pejalan kaki
dari fungsi, dengan akses yang mudah ke semua tujuan harian dengan
berjalan kaki; lokasi untuk belanja, jasa, lokasi santai, taman dan
baik bagi pejalan kaki dan pengguna sepeda, koneksi lewat blok untuk
lalu lintas non-motor, skema parkis dan transit akses jarak pendek (di
(Wagener/Furst, 1999).
35
hunian. Ketenangan lalu lintas meningkatkan minat orang untuk
mobilitas bagi jumlah tertentu orang yang bepergian, bus, pejalan kaki
36
# Angka ini bukan nilai maksimal atau kecepatan tipikal untuk semua situasi tapi
lebih merupakan penunjukkan ruang dalam berbagai kondisi.
* Lebar jalur diperkirakan 3,4 meter
+ Satu pemakai per sepeda kayuh
++ 1,1 pemakai per sepeda motor
Semua moda transportasipublik diperkirakan terisi 80%.
untuk perbaikan ruang publik, jalur bus, jalur sepeda dan perbaikan
m2 pada sisi jalan. Untuk lot parkir, seseorang harus menghitung dua
kali lebih banyak dari pemakaian ruang lahan untuk menjelaskan akses
dua pertiga dari tempat parkir ini diduga tidak berada di jalan. Ini
mobil kota.
Mobil penumpang pribadi harus parkir di garasi atau lot parkir, atau di
37
Perilaku mengemudi dan kecepatan berhubungan dengan rancangan
lalu lintas di mana mobil, pejalan kaki dan pengguna sepeda berbagai
ruang tambahan.
signifikan.
Ada hubungan yang lazim antara lebar sebuah jalan dengan kecepatan
38
yang diizinkan dalam kota adalah 50 km/jam, jalur yang lebar dan
tapi juga gas buangan dan kebisingan. Karena batasan kapasitas jalan
tanpa ada efek negatif dalam hal kemacetan dan waktu tempuh
Kualitas ekologi dari kawasan hijau di sepanjang jalan bisa jadi tidak
tinggi berkaitan dengan keragaman hayati flora dan fauna, tapi ada
sebuah dampak positif dalam hal kenyamanan berjalan kaki dan iklim
39
yang beragam berdasarkan pada jarak dari pusat kota (distrik bisnis
lantai. Di daerah agak keluar dari pusat kota, kawasan hunian lama
Foto 6:
Contoh jalan kota yang biasa ditemui di Shanghai.
40
Gambar 5:
Kemungkinan kematian pejalan kaki karena tabrakan kecepatan tinggi.
Foto 7:
Ruang jalan perkotaan dengan sabuk hijau (Frankfurt), garis hijau adalah Zeil,
salah satu jalan pusat perbelanjaan utama di Eropa.
41
Pada dasarnya, jenis radial dari struktur kota ini menciptakan kondisi
pusatnya. Jalan arteri radial utama dan jalan lingkar bisa terbantu oleh
jalur transit cepat yang sangat efisien. Berlin merupakan contoh yang
sangat bagus dalam hal ini, dengan sebuah sistem kereta api cepat
Gambar 6:
Keterangan gambar: Pusat kota, distrik, daerah lain kota, batas kota,
42
Jaringan serupa yang dirancang dan dibangun pada awal abad ke-20
besar dengan ruang parkis yang lebih besar. Supermarket besar dan
43
Akibat proses ini, pola perjalanan yang terpusat seperti jari-jari
menarik volume yang tinggi dari perjalanan angkutan umum dan lalu
kota ke pinggir kota. Di kota besar Eropa dan sampai taraf tertentu di
Pelajaran apa yang bisa dipetik dari proses ini berkaitan dengan
ini, pembatasan parkir, akses yang terbatas ke pusat kota untuk mobil
44
Kota berkembang menunjukkan berbagai jenis pola pengembangan
45
berpenghasilan rendah akan merasakan tekanan aktivitas industri. Di
sub-pusat.
fungsi lain; moda non-motor bisa mencapai porsi yang tinggi. Jenis
kenaikan pendapatan.
46
Gambar 7: Skema pengembangan perkotaan
yang tidak mendukung terhadap lalu lintas yang ada sekarang. Dalam
47
Sampai abad 19, diameter kota tidak melampui sebuah jarak yang bisa
transportasi massal yang cepat; mobil dan bus yang melayani jalan
bisa ditempuh dengan berjalan kaki dan naik sepeda dari perhentian-
perhentian ini.
terkikis di berbagai bagian kota, dan pihak yang sanggup untuk pindah
48
Overlay dari pengembangan model konsentrik dan ciri khas lokal
Latin mengikuti trend di Eropa dan AS. Kota inti kehilangan populasi
49
pendapatan menengah dan tinggi, alasan mendasar bagi pergerakan
kepada kota, dan memulai arus transportasi untuk jarak yang lebih
50
telah mengubah distribusi fungsi-fungsi tersebut. Interaksi antara
yang besar.
yang berbeda dari pertumbuhan yang akan diamati di dunia. Batas kota
lainnya). Karena adanya teknologi jenis ini, hanya trend sejak sekitar
51
terjadi adalah perkembangan di sepanjang jalan arteri radial dan jalan
lingkar yang baru dibangun (lihat juga Seksi 7), yang diikuti oleh
pertumbuhan Kota Kairo dari tahun 1968 sampai tahun tahun 2000.
Pada kedua contoh itu, kita menemukan pola tipikal dari pertumbuhan
gaya hidup dan kebutuhan ekonomi. Ini tidak bisa dibicarakan secara
52
Sementara pembangunan di sepanjang jalan utama bisa secara efisien
Pertumbuhan kota yang cepat dan motorisasi yang cepat pula di negara
meluasnya batas kota tradisional bisa sama di negara maju dan negara
53
berkembang, kecepatan dan struktur ruangnya berbeda. Pengembangan
depan.
menjadi beban bagi kota yang sedang berkembang. Ini termasuk biaya
kota dan pinggir kota yang secara fungsional cocok secara bersamaan.
kawasan kota diperluas dari 140 km2 menjadi 600 km2, dan sejak itu
54
Strategi formal lain adalah membangun entitas administratif regional di atas tingkat
Masalah.
55
Gambar 8:
56
Gambar 9:
57
Bangkitan perjalanan berdasarkan model gravitas
Berdasarkan model gravitas seperti terlihat pada Gambar 10 di bawah ini, volume
dari harga dan waktu perjalanan. Semakin besar jumlah orang yang
58
dengan ukuran lokasi dan sebaliknya berhubungan dengan resistensi
V
E1 E2
D
V=c .E1.E2
Dα
Gambar 10: V
Bangkitan perjalanan E1 E2
ΣW
berdasarkan pada
sebuah model gravitas
V=c .P1.P2
α
ΣW
P = “potensi”/jumlah utilitas
ΣW = jumlah seluruh resistensi.
moda tersebut. Dengan kata lain, lebih banyak jalan untuk mobil akan
59
kompetitif untuk lalu lintas di jalan. Karena di sebagian negara
berkembang biaya sosial untuk lalu lintas mobil berasal dari luar,
tujuan dengan berjalan kaki atau bersepeda. Di lain pihak, jalur bus
yang lebih baik dari moda yang lebih cepat akan memicu reorientasi
dan pada sisi alin pengembang akan memilih lokasi untuk investasi
60
kepada bentuk krakteristik pertumbuhan kota, pembangunan yang
dibicarakan kemudian.
61
Dar Es Salaam dan 50% di Karachi. (www.wri.org/wri/wr-96-
97/up_f3.gif).
untuk jaringan angkutan umum saja. Sering kali tidak ada model
jarak pendek yang sering kali terlupakan dan secara tipikal sering
62
Kekurangan dalam analisis struktur mobilitas ini menjadi penting bagi
63
Perbedaan ruang dan sosial, dan pemisahan praktek model
berbeda.
besar tanpa ada kedekatan antara satu sama lainnya sehingga bisa
64
jika rasio kilometer perjalanan pengguna moda terhadap kilometer
bus tinggi: dengan kata lain tingkat okupansi yang tinggi dari bus
terjamin.
plan transportasi dimulai dengan evaluasi asal dan tujuan dalam ruang,
65
bagaimana pilihan lokasi untuk perumahaan, bisnis atau tujuan lain
jarak perjalanan yang lebih jauh, dan bahkan bisa menyebabkan lebih
66
mana jalan lingkar dibangun. Dalam contoh ini, jalan lingkar itu
dihasilkan dari perluasan jaringan jalan dan lebih banyak hasil dari
perjalanan antara pusat dan lokasi pinggir kota yang baru. Sebagai
baru diperlukan.
bisa menarik investor yang jika tidak ditawari akan memilih lokasi
lebih ke luar dari kota. Ini didukung oleh bukti yang dipaparkan
jaringan jalan yang begitu padat dan tidak ada surat-surat tanah—yang
67
Interaksi konstruksi infrastruktur transportasi dan pembangunan kota
baik oleh bus (lihat Ganbar 14). Untuk jarak yang lebih jauh dari pusat
68
Dalam keadaan tertentu, keluarga dan perusahaan komersial akan
biaya transportasi, baik biaya yang hilang dan biaya lain seperti untuk
dan jasa transportasi baru yang ditawarkan, tapi juga disebabkan oleh
teknologi kendaraan.
69
Gambar 13: Dampak ruang berbagai rancangan jaringan jalan.
70
Dari persepektif lingkungan, sebuah pengembangan untaian mutiara
15):
Kota Pinggir
Gambar 15:
kota.
71
Kota pinggir—pertumbuhan populasi, kepadatan perumahan dan
sudah ditingkatkan.
72
mutiara, tapi dampak positif dasar, seperti yang ditunjukkan
bermotor.
73
Model penggunaan lahan
“nesting.”
prediksi tersebut.
perjalanan.
74
pembangunan lahan, harga, aksesibilitas transportasi dan faktor
lainnya.
dipakai);UrbanSim(www.urbansim.org);TRANUSwww.modelistica.co
m/modelistica.html)
(www.smartplaces.com).
http://www.epa.gov/otaq/transp/modlmeth.pdf
Seksi berikut ini berhubungan dengan aspek legal dan organisasi dari
75
Penggunaan lahan yang berkesinambungan utamanya adalah isu lokal
tapi perlu dipromosikan dan dipandu oleh strategi dan sumber provinsi
secara lebih baik. Di lain pihak, keputusan dan rencana ini harus
76
metropolitan antara tingkat kota dan provinsi. Provisi legal yang
keputusan.
Pemerintah Nasional/Federal
Prinsip dan panduan untuk tingkat yang
lebih rendah
Potensial/sasaran/konflik
Memeriksa panduan
Potensial/sasaran/konflik
Pemerintah Kota
Perencanaan pembangunan kota (rencana penggunaan lahan, rencana
pembangunan kota)
77
Kerja sama antara berbagai tingkat hierarki harus diatur berdasarkan
tingkat distrik kota harus disetujui oleh tingkat yang lebih tinggi
tingkat yang lebih di atas jika persyaratan formal terpenuhi. Hal yang
Rencana Distrik
dan seterusnya.
78
mengatur fungsi dari penggunaan lahan kota dan pedesaan untuk
lagi.
79
Kepadatan populasi yang direncanakan dalam kawasan perumahan juga
bisa ditentukan pada tingkat ini dan porsi relatif dari kawasan lahan
Area Lantai atau Indeks Ruang Lantai akan ditentukan di sini, atau
ditimbulkannya.
80
Diantara negara berkembang, ketentuan undang-undang berbeda dalam
Dalam Agenda 21, dokumen KTT Bumi Rio pada 1992, banyak
81
(ketentuan2) pada Tabel 6 dalam menggodok Rencana Pembangunan
Lima Tahun ke-9 dari 1998 sampai 2003. Ini berdasarkan pada kerja
dan keuntungan dan perencanaan yang baik, adalah kota Qingdao, kota
perkotaan.
TINGKAT TINDAKAN
Pemerintah Pusat Kebijakan Nasional, merencanakan pendanaan, bantuan
82
program dengan target bilateral dan multilateral, koordinasi,
dan sebagainya
Pemerintah Negara Strategi Negara Bagian: kebijakan industri, distribusi populasi,
Bagian kebijakan lahan kota, jaringan regional, layanan sosial,
konservasi lingkungan, dan sebagainya.
Komite Perencana Rencana Distrik dan Struktur: jaringan regional, layanan sosial
Distrik (Regional) regional, konservasi lingkungan regional, alokasi dana,
identifikasi proyek regional, koordinasi antar dan intra distrik,
dan sebagainya.
Komite Perencana Rencana Struktur Metropolitan: jaringan metropolitan dan
Metropolitan rencana infrastruktur sosial, rencana koordinasi daerah pinggir
metropolitan, rencana perspektif ekonomi lokal, identifikasi
proyek metropolitan, formulasi kemitraan publik-swasta, dan
sebagainya.
Pemerintah Lokal Rencana Pembangunan yang Terinci: formulasi proyek,
Perusahaan Kota implementasi dan pemantauan, koordinasi antara tingkat
Dewan Kota wilayah (Komite Tingkat Wilayah direkomendasikan)
Panchayats Kota Untuk perusahaan kota, umumnya dengan populasi 3 juta jiwa
dan lebih, konsolidasi tingkat wilayah serta rencana lain dan
proyek, prioritas proyel, rencana investasi proyek, outlay
proyek, implementasi dan pemantauan proyek, dan
sebagainya.
Komite Tingkat Rencana Aksi Khusus Lokal: formulasi proyek lokal,
Lokal dan Wilayah implementasi dan pemantauan; koordinasi dengan pemerintah
lokal; input untuk rencana pembangunan.
83
Gambar 18: Rencana penggunaan lahan kota Qingdao (Cina).
Biro Perencana Kota Qingdao, 1999
Jiaozhou
Jiaozhou dan
lingkaran.”
84
Kawasan kota utama dan pelengkap direncanakan dalam konsentrasi dan
itu akan menjadi fitur utama dari struktur layout pembangunan umum.
koneksi antara jalan dan kereta api dan juga ruang yang cukup bagi
85
lingkungan kota yang berfungsi tunggal, reorientasi memberikan lebih
banyak perhatian pada angkutan umum dan pejalan kaki (lihat Modul
Pejalan kaki
Syarat minimal untuk ukuran ruang bagi pejalan kaki telah dibangun,
Misalnya, jika ada 5.000 orang lewat setiap jam, dan kepadatan yang
diterima adalah 0,3 orang per meter persegi, maka lebar ruang pejalan
kaki harus minimal 3,5 meter. Kepadatan lebih dari 0,3 menyebabkan
karena ini akan membuat kota menjadi menarik dan hasilnya adalah
86
diperlukan untuk memastikan jalur pejalan kaki tidak terhalang oleh
Pengendara sepeda
seperti Shanghai (lihat Foto 9). Penggunaan sepeda dalam trafik kota
harus sering didukung oleh rute dan jalur yang ditetapkan. (Lihat
jarak berjalan kaki antara 200 dan 350 meter ke perhentian bus atau
stasiun kereta api bisa diterima, dengan waktu tempuh jalan kaki
87
Penyebaran yang sudah diperbaiki dari blok bangunan dengan
penyediaan jalan pintas melalui blok mengurangi jarak jalan kaki yang
lebih besar.
keberangkatan bus atau kereta api per hektar, yang menjadi produk
88
Foto 9 : Pengguna sepeda dilarang memakai jalur siang hari.
89
angkutan umum 1,000 per hektar, atau—dengan sebuah perhentian bus
4.000 penumpang bus pada setiap perhentian. Merujuk pada porsi jam
sibuk 10% dari permintaan harian, 100 penumpang per jam akan
bus, dan dengan kapasitas 80 kursi untuk bus besar, maka lebih dari 12
penglaju dan orang yang berbelanja per hektar, jelas terlihat bahwa ini
membutuhkan sistem bus yang sangat efisien dengan jalur bus khusus
atau sistem kereta api kota. (Lihat Modul 3a: Opsi Transit Massal)
90
dari lalu lintas kendaraan bermotor. Model perkiraan lalu lintas akan
dipakai untuk menghitung arus mobil pribadi dan kendaraan roda dua.
perbaikan sistem untuk transit, jalan kaki dan bersepeda. Akses mobil
Kebijakan parkir
kota yang sudah dibangun, sebuah analisis arus lalu lintas dan
91
kegiatan lalu lintas yang bisa diterima akan dibuat, yang mengacu
Harus ada jaminan bahwa tarif parkir disesuaikan dengan tingkat yang
Untuk kawasan yang baru dibangun, rasio ruang lantai terhadap ruang
pemakai mobil bisa diizinkan mencapai 5% atau 10% atau lebih. Ini
92
mendukung moda transportasi yang berkesinambungan pada tingkat
93
memberikan penilaian dampak transportasi dan rencana perbaikan
transportasi.
bus.
94
Pada tingkat permukiman, prinsip-prinsip ini akan terwujud dalam
tanpa halangan dari lalu lintas bermotor, akses yang bagus ke jalur
angkutan umum, dan restriksi akses mobil ke kawasan tertentu. Ide ini
Gambar 19:
Rancangan kawasan perumahan untuk dukungan bagi pilihan moda
yang berkesinambungan.
95
Prinsip-prinsip ini diterapkan pada pembangunan Kota Percontohan
letak yang bagus di tepi sungai Yangtse, tidak jauh dari pusat kota.
dan 600 meter dari stasiun Metro. Rancangan itu dikembangkan dari
96
Gambar 20: Rancangan kota untuk dukungan bagi moda yang
berkesinambungan.
97
Pameran Dunia 2010 di Shanghai
menunjuk Shanghai sebagai tuan rumah Pameran Dunia 2010. Ini adalah
Huangpu akan menjadi pusat renovasi dengan 54, kilometer persegi wilayah
dialokasikan untuk proyek World Expo 2010. Kota Shanghai akan menanamkan
modal senilai US$3 miliar di lokasi pameran dan sekitar lima sampai 10 kali dari
infrastruktur transportasi dan modernisasi kota. Expo itu akan memiliki implikasi
besar bagi kota dan struktur kawasan pinggirnya. Sampai sekarang masih
menjadi pertanyaan terbuka jika implikasinya akan positif atau negatif dan jika
Expo 2010 di Shanghai semata menjadi ajang prestise atau peluang untuk
padahttp://www.expo2010china.com/Expo.srv?action=CommonChannelLoad&col
umn=14&channel=17.
percontohan dari renovasi kota. Penghasil polusi seperti pabrik baja, pembuatan
kapal, pabrik kimia, pabrik mesin pelabuhan, gudang dok yang tidak terpakai,
akan digantikan dengan bangunan konferensi dan taman yang indah, yang
dijadwalkan ditutup atau pindah ke luar kota. Sekitar 25.000 orang dari 8.500
98
Pada masa lalu Shanghai menanggung kepadatan kota yang tinggi di
massal Shanghai.
gabungan pada tingkat kota, terdiri dari perencana kota dari kantor,
publik terkait.
99
berbeda. Sebuah pendekatan pragmatis telah dikembangkan di Belanda
sampai 20%.
jumlah pegawai dan tamu yang besar. Lokasinya harus terletak 600
meter dari perhentian kereta api nasional atau regional atau 400 meter
dari perhentian bus atau trem yang bagus, tidak lebih dari 10 menit
berkendaraan dari stasiun kereta api nasional dan koneksi yang baik ke
B: Lokasi yang mudah diakses oleh transportasi lokal dan regional dan
juga bisa diakses oleh mobil (daerah di aman rute transportasi publik
100
dengan mobil harus di bawah 35%. Lokasi-lokasi ini secara
alasan profesional. Lokasi seperti itu berada dalam jarak 400 meter
dari perhentian bus dan trem berkualitas baik dan tidak lebih dari 5
harus dalam 400 meter dari sebuah jalan utama yang terhubung dengan
sebuah jalan raya nasional. Lokasi BI, BII dan BIII harus ditetapkan
mobil).
101
Keterangan gambar:
jalan raya yang hampir jadi) tapi dengan suplai angkutan umum yang
example12.html)
B: kegiatan campuran
terkait dengan jumlah tetap parkir mobil untuk setiap daerah tertutup.
102
pegawai dan pengunjung, ketergantungan pada lalu lintas mobil dan
pernah di daerah C.
103
berhubungan dengan kepadatan pegawai per meter persegi, dam tempat
lokasi A pada kota besar jumlah maksimal ruang parkir adalah 10 per
Tabel 7: Skema ABC: rasio ruang parkir terhadap ruang lantai dalam
Sistem ABC merupakan strategi ruang yang ketat untuk lokalisasi yang
transportasi.
kota. Tapi juga dalam pusat dan sub-pusat kota ada perbedaan
waktu hijau. Lokasi terbaik untuk fasilitas yang menarik banyak oang
104
yang berjalan bisa terjangkau dengan berjalan kaki di sekitar stasiun
kereta api yang juga dilayani rute utama bus. Jarak yang bertambah
dari titik itu akan menjadi kurang menarik untuk penumpan yang
Di dalam derah perkotaan banyak masalah lalu lintas yang terpicu oleh
kemacetan dan titik panas emisi terjadi. Keluarga dan investor bisnis
pada seksi 1.2 (lihat gambar “spiral trafik”). Cara yang lebih sehat
mengurangi tekanan trafik pada jalan yang mengarah ke pusat kota dan
105
untuk mempertahankan keluarga dan investor komersial dalam
106
Gambar 23: Pembangunan kota inti: desentralisasi kota menjadi sub-pusat
107
Gambar 25: Pembangunan lompatan terlepas dari batas pertumbuhan:
kepadatan penduduk dalam jarak radial dari pusat kota.
R e f o r ma s i u n tuk S k a l a K o t a- D e s a D a la m K o n tr o l P er en c an a an ,
Sh ang-Chu el Cho e (Seou l Nation al Un iv ersity) h ttp ://up.t.u-
tok yo.ac.jp /SU R/p apers/Choe.pdf diakses pad a 10 Ju li 2002
108
Fungsi ekologi didukung oleh koneksi taman dan kawasan hijau kecil
perluasan.
109
dibahas sebelumnya, satu pendekatannya adalah dengan merancang
Ada kompetisi alami di antara berbagai kota, atau distrik kota yang
pembangunan, merujuk pada harga lahan dan tenaga kerja yang murah.
prinsip-prinsip kesinambungan.
110
dipilih berdasarkan pertimbangan aspek perencanaan regional dan
dibentuk oleh stasiun transit, dan harus selalu dalam keadaan padu
mutiara yang terbentuk oleh lini transit. Bahkan dalam skala geografi
ratus jiwa.
111
Sentralisasi terdesentralisasi yang didukung oleh transit massa ini
Sebuah strategi berbeda tapi juga menuai sukses besar dicapai oleh
lahan.
Ukuran kota satelit tergantung pada situasi lokal. Master Plan Beijing
Sabuk hijau atau prinsip batas kota yang digambarkan di atas pada
pada Gambar 19, tentu saja bukan sebuah kendala bagi pertumbuhan di
yang ada, atau satu lainnya dari yang ditinggalkan. Di AS sebuah trend
112
Di negara Asia yang berkembang cepat seperti Cina, pembentukan kota
harga lahan relatif masih murah dengan kualitas lingkungan yang baik
menjadi pembebas untuk kota yang lebih besar. Ide dan tujuan dasar
113
menghindari perluasan kota dan mempertahankan fungsi kawasan
metropolitan.
sepanjang jalan tol yang menjadi pengumpan jalan lingkar kota (lihat
Gambar 26). Pada 1989, proyek kota baru Bumi Serpong Damai, yang
proyek ini memasukkan 300 hektar CBD dan 200 hektar untuk kawasan
orang. Contoh lain adalah kota satelit Lippo Karawaci (2360 hektar) di
114
sakit internasional yang bisa menampung 328 pasien, sebuah sekolah
swasta serta country club dan sebuah hotel internasional bintang lima.
berdasarkan pada jalan dan arteri yang luas, seperti ditunjukkan Foto
berbasis transit.
115
Gambar 26:
Kota satelit Jakarta: kota dan kawasan industri baru disetujui dan
sedang dalam tahan pembangunan. Dick & Rimmer, 1998. Catatan:
Kota Pantai Jakarta, Teluk Naga, Bukti Indah City dan Bukit Jonggol
Asri tidak terlihat.
116
Foto 11:
117
menawarkan kenyamanan seperti pusat perbelanjaan dan fasilitas jasa
sudah dibangun?
Apakah penetapan kawasan baru kota atau kepadatan dari kawasan yang
sudah ada sesuai dengan kapasitas angkutan umum yang ada atau yang
direncanakan?
118
Apakah fasilitas pusat yang sibuk bisa dengan mudah dijangkau dengan
dengan angkutan umum dalam jarak dekat selama dan di luar jam
sibuk?
Apakah ada underpass atau overpass? Jika ada, apakah ia bisa diganti
119
Berapa jarak jalan kaki (minimal dan maksimal) ke perhentian?
lalu lintas kendaraan bermotor seperti jalur khusus bus atau lampu
jalan, yang tidak bisa dipakai oleh lalu lintas kendaraan bermotor
120
kawasan baru kota atau distrik sekitarnya yang bisa dijangkau dengan
sudah dibangun?
bisa diterima?
atau apakah ada kelebihan atau kekurangan (misalnya tempat kerja atau
toko)?
Apakah campuran utilisasi ada pada tingkat skala yang masuk akal
121
Apakah kawasan untuk fasilitas, jasa dan perdagangan sudah ditetapkan
Apakah halangan terhadap arus lalu lintas, terutama untuk pejalan kaki,
Apakah konflik antara lalu lintas pejalan kaki dan sepeda dengan
kendaraan yang diparkir pada pintu masuk dan keluar kawasan parkir
berkurang?
122
Tugas 5.1 Infrastruktur yang cocok dengan l ingkungan
industri atau komersial yang lebih luas) dan volume barang terkait
kereta api yang direncanakan dengan sebuah sisi jalur kereta api atau
11. Sumber
Filipina, www.adb.org/Documents/Events/2002/RETA5937/Manila/
transport_downloads.asp
en.pdf
123
Institut untuk Kebijakan Transportasi dan Pembangunan (ITDP), e-
Ste/Index.html#asia.
www.epe.be/workbooks/tcui/example12.html
www.fhwa.dot.gov/tcsp/selrefev.html
Perbandingan, www.unescap.org/huset/m_land
www.uncc.edu/hscampbe/landuse/b-models/B-3mods.html
124
Konsultasi Pengkajian Strategi Transportasi Perkotaan, Asia
www.worldbank.org/transport/utsr/yokohama.agendayo/htm
www.vtpi.org/tdm/tdm12.htm
http://vtpi.org/tca/tca0514.pdf
http://wbln0018.worldbank.org/External/Urban/UrbanDev.nsf
www.wri.org/wri/wr-96-97/up_f3.gif
SUSTRAN), www.geocities.com/RainForest/Canopy/2853/
actionguide/Outline.htm.
125
Transportasi dan Lingkungan yang Terintegrasi, Koleksi Paper,
ksap-00.asp
Perkotaan, Beijing
www.uctc.net/papers/436.pdf
Kerja Analisis Ruang yang Lebih Maju, Pusat untuk Analisis Ruang
126
Choe, Sang-Chuel (tanpa tahun): Reformasi untuk Rangkaian
tokyo.ac.jp/SUR/papers/Choe.pdf)
(www.eaue.de/winuwd/131.htm)
www.unu.edu/unupress/ unupbooks/uu23me/uu23me00.htm
www.adb.org/Documents/Events/2002/RETA5937/Manila/transport
_downloads.asp
127
GTZ (ed.) (2001): upaya menuju transportasi perkotaan yang
www.wmrc.com/businessbriefing/pdf/infrastructure2001/reference/
Belanda, Bisnis yang Tepat pada Tempat yang Tepat, TNO Inro,
www.inro.tno.nl/transland/cases_prio/01-ABCpolicy.PDF diakses
22 Juli 2002
www.gcircle.co.uk/glastonbury/philosophy/lut.html diakses
07.03.2002
128
Metge, Hubert (2000): Hubungan antara Perencanaan Penggunaan
(6): 429-446
www.worldbank.org/transport/utsr/yokohama.agendayo.htm
www.dbce.csiro.au/innovation/1999-08/pdf/innovation_cities.pdf
Desember 1998
129
Rat, Hans (2001): Pertumbuhan Kota versus Mobilitas yang
2001, www.fidic.org/conference/2001/talks/monday/rat/rat.pdf
http://solstice.crest.org/planning/nmv-mgmt-asia
http://people.hofstra.edu/geotrans
Washington
11.103/docs/bjfc/2000-08-30/30975.shtml
ORNL-6881 http://ntl.bts.gov/DOCS/ornl.html
130
Speer, Albert, Kornmann, Stefab (2001): Planen Und Bauen uber
http://unchs.org.unchs.english/urban/asian/asian.htm#4. diakses
06.05.2002
Eropa, Dortmund
D eu ts ch e G e s e l ls ch af t f u r
T e chn is ch e Zu s a mme n arb e it (G TZ) G mb H
D ag-Hamma r skjo ld-W eg 1-5
Po stf ach 51 80
65726 Eschborn
Telepon (0 61 96) 79-1357
Fax. (0 61 96) 79 -7194
In tern et : www.g tz.d e
D ibu a t o l eh
Bundesmin is ter iu m fur
Wirtsch aftliche Zu same n arbeit
Und Entwicklung
131