Anda di halaman 1dari 6

UNSUR-UNSUR PENILAIAN

1. PERMODALAN
Rasio Kecukupan Modal Minimum atau Capital Adequacy Ratio (CAR)
2. KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF
3. Rasio Kualitas Aktiva Prduktif (KAP)
Rasio Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP)
4. RENTABILITAS
Rasio Return On Assets (ROA)
Rasio Beban Operasional thd Pendapatan Operasional (BOPO)
5. LIKUIDITAS 
Cash Ratio (CR)
Loan to Deposit Ratio (LDR)
6. MANAJEMEN
Manajemen Umum
Manajemen Risiko

PERMODALAN
CAR (Capital Adequacy Ratio) atau Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) merupakan
indikator terhadap kemampuan bank dalam rangka pengembangan usaha dan menanggulangi
risiko kerugian.
Penyediaan modal didasarkan pada Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR).
Rasio CAR   = Modal / ATMR  x 100 %
 CAR = 8%, predikat Sehat,   Nilai Kredit (NK) = 81
Setiap kenaikan 0,1%   NK +1, max 100
 Rasio dibawah 8% atau 7,9%, Kurang Sehat, NK=65
Setiap penurunan 0,1% dari 7,9%   NK -1, min 0
 Hasil Penilaian :
>= 8%             Sehat
6.5% s/d <8%  Kurang Sehat
<6.5%             Tidak Sehat
KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF
Penilaian Kualitas Aktiva Produktif menggunakan Rasio Kualitas Aktiva Produktif dan Rasio PPAP.
1. RASIO KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF:
Menunjukkan kualitas penanaman aktiva produktif.
Aktiva produktif diklasifikasikan (APD):
 50%   x Baki Debet Aktiva Produktif tergolong Kurang Lancar
 75%   x Baki Debet Aktiva Produktif tergolong Diragukan     
 100% x Baki Debet Aktiva Produktif tergolong Macet
Unsur Aktiva Produktif (AP) dari:
 Kredit yg diberikan
 Penempatan pada bank lain (kecuali giro)                         
Rasio KAP =  APD / AP x 100%
Penilaian Rasio KAP:
- Rasio KAP >=22,5%   NK=0
- Setiap penurunan 0,15%   NK +1, max 100
Hasil Penilaian:
0,00%  s/d   <= 10.35%  Sehat
>10,35%   s/d   <= 12,60%  Cukup Sehat
>12,60%  s/d  <= 14,85%  Kurang Sehat
>14,85%  Tidak Sehat
2. RASIO PPAP:
Rasio PPAP merupakan perbandingan antara PPAP yg telah dibentuk dengan PPAP yg wajib
dibentuk.
Penilaian Rasio PPAP:
- Rasio PPAP = 0  NK = 0
- Setiap kenaikan 1%  NK +1, max 100
Hasil Penilaian:
>=81,0%  Sehat
>=66,0%  s/d  <81,0%  Cukup Sehat
>=51,0%  s/d  <66,0%  Kurang Sehat
<  51,0%  Tidak Sehat

RENTABILITAS
Mengukur tingkat profitabilitas bank dalam pengelolaan aktiva dan tingkat efisiensi operasionalnya.
Rentabilitas diukur dengan 2 rasio berikut:
1. RASIO ROA
ROA = Laba sebelum pajak/Rata-rata Total Aset x 100%
 dimana rata-rata total aset dihitung selama 12 bulan terakhir.
Penilaian ROA:
 Rasio ROA = 0 atau negatif,   NK = 0
 Setiap kenaikan 0,015%   NK +1, max 100
Hasil Penilaian:
>= 1,215%  Sehat
>= 0,999% s/d < 1,215%  Cukup Sehat
>= 9,765% s/d < 0,999%  Kurang Sehat
< 0,765%  Tidak Sehat 
2. RASIO BOPO: 
BOPO = Beban Operasional / Pendapatan Operational x 100%
Penilaian BOPO:
 Rasio BOPO = 100 atau lebih, NK = 0
 Setiap penurunan 0,08%,   NK +1, max 100
Hasil Penilaian:
  <= 93,52%  Sehat
  >= 93,52% s/d < 94,72%%  Cukup Sehat
  >= 94,72% s/d < 95,92%  Kurang Sehat
  < 95,92%  Tidak Sehat 

LIKUIDITAS
Aspek likuiditas diukur dengan rasio berikut:
1. CASH RATIO:
Untuk mengukur kemampuan bank memenuhi kewajiban yang harus segera dibayar dengan
harta likuid yang dimiliki bank.
Cash Ratio  = Alat likuid / Hutang Lancar x 100 %
 Alat Likuid  :  
1.Kas  
2.Giro
3.Selisih lebih tabungan pada bank lain dikurangi tabungan dari bank lain
 Hutang Lancar : 
1.Kewajiban Segera Dapat Dibayar
2.Tabungan
3.Deposito
Penilaian Cash Ratio:
 Rasio 0%,   NK = 0,
 setiap kenaikan 0,05%    NK +1, max 100
Hasil Penilaian:
  >= 4,05%  Sehat
  >= 3,30%  s/d < 4,05%   Cukup Sehat
  >= 2,55%  s/d < 3,30%   Kurang Sehat
  < 2,55%   Tidak Sehat
2. LOAN TO DEPOSIT RATIO:
Untuk mengukur komposisi jumlah kredit yang diberikan dibandingkan dengan jumlah dana
masyarakat dan dana sendiri yang digunakan.
LDR = Kredit yang diberikan / Dana yang dihimpun x 100%
Dana Dihimpun:  
1. Tabungan
2. Deposito 
3. Pinjaman dari Bank Indonesia
4. Pinjaman/Deposito bank lain > 3 bln
5. Pinjaman dari Non Bank lebih dari 3 bulan
6. Modal Inti
7. Modal Pinjaman
Penilaian Rasio LDR:
 Rasio >115%,   NK = 0,
 setiap penurunan 1%,   NK +4, max 100
Hasil Penilaian:
   <= 94,75%  Sehat
  > 94,75%  s/d <= 98,50%   Cukup Sehat
  >98,50%  s/d <= 102,25%   Kurang Sehat
  >102,25%   Tidak Sehat
MANAJEMEN
 Menilai kualitas manajemen bank.
 Penilaian faktor manajemen meliputi manajemen umum dan manajemen risiko, yang terdiri dari
25 aspek , yaitu:
- 10 aspek manajemen umum dan
- 15 aspek manajemen risiko.
 Skala penilaian 0,1,2,3,4 dimana 0 adalah kondisi lemah dan 4 adalah kondisi baik.
Manajemen Umum:
Strategi/Sasaran: 
1. Rencana kerja tahunan bank digunakan sbg acuan kegiatan usaha bank selama 1 tahun.
 Struktur:
1. Bagan organisasi yang ada telah mencerminkan seluruh kegiatan bank dan tidak terdapat
jabatan kosong atau perangkapan jabatan yang dapat mengganggu kelancaran pelaksanaan
tugas.
2. Bank memiliki batasan tugas dan wewenang yg jelas untuk masing-masing karyawannya yg
tercermin pada kegiatan operasionalnya.
Sistem:
1. Kegiatan operasional dari pemberian kredit telah dilaksanakan sesuai dengan sistem
dan prosedur yang tertulis.
2. Pencatatan setiap transaksi dilakukan secara akurat dan laporan keuangan disusun sesuai
dengan standar akuntansi keuangan yg berlaku.
3. Bank mempunyai sistem pengamanan yg baik terhadap semua dokumen penting.
4. Pimpinan senantiasa melakukan pengawasan  terhadap perkembangan dan pelaksanaan
kegiatan.
Kepemimpinan:
1. Pengambilan keputusan-keputusan yang bersifat operasional dilakukan oleh Direksi secara
independen.
2. Pimpinan bank komit untuk menangani permasalahan bank yang dihadapi serta senantiasa
melakukan langkah-langkah perbaikan yang diperlukan.
3. Direksi dan karyawan memiliki tertib kerja yang meliputi disiplin kerja serta komitmen dan
didukung sarana kerja yang memadai dalam melaksanakan pekerjaan.
Manajemen Risiko:
Risiko Likuiditas:
1. Bank melakukan pemantauan dan pencatatan tagihan dan kewajiban yang jatuh tempo
untuk mencegah kemungkinan timbulnya kesulitan likuiditas.
2. Bank senantiasa memelihara likuiditas dengan baik.
 Risiko Kredit:
1. Dalam memberikan kredit bank melakukan analisis terhadap kemampuan debitur  
membayar  kembali kewajibannya.
2. Setelah kredit diberikan bank melakukan pemantauan terhadap penggunaan kredit, serta
kemampuan dan kepatuhan debitur dalam memenuhi kewajibannya.
3. Bank melakukan peninjauan, penilaian dan pengikatan terhadap agunan.
Risiko Operasional:
1. Bank menerapkan kebijaksanaan pembentukan penyisihan penghapusan
piutang berdasarkan prinsip kehati-hatian.
2. Bank tidak menetapkan persyaratan yang lebih ringan kepada pemilik/pengurus bank untuk
memperoleh fasilitas dari bank.
3. Pimpinan senantiasa melakukan tindak lanjut secara efektif terhadap temuan hasil
pemeriksaan oleh Bank Indonesia.
Risiko Hukum:
1. Perjanjian kredit telah sesuai ketentuan yang berlaku.
2. Bank telah memastikan bahwa agunan yang diterima telah memenuhi persyaratan
ketentuan yang berlaku.
3. Bank menatausahakan secara baik dan aman blangko bilyet deposito dan buku tabungan
yang belum digunakan (kosong) dan blangko bilyet deposito yang telah dicairkan dananya
serta buku tabungan yang dikembalikan ke bank karena rekeningnya telah ditutup.
Risiko Pemilik/Pengurus:
1. Pemilik bank tidak mencampuri kegiatan operasional sehari-hari yang cenderung
menguntungkan kepentingan sendiri, keluarga atau grupnya sehingga merugikan bank.
2. Pemilik bank mempunyai kemampuan untuk meningkatkan permodalan bank sehingga
senantiasa memenuhi ketentuan yang berlaku.
3. Direksi bank di dalam melaksanakan kegiatan operasional tidak melakukan hal-hal yang
cenderung menguntungkan diri sendiri, keluarga dan grupnya atau berpotensi akan
merugikan bank.
4. Dewan Komisaris/Pengawas melaksanakan fungsi pengawasan terhadap pelaksanaan tugas
direksi dalam batasan dan wewenang yang jelas, yang dilakukan secara efektif.

Anda mungkin juga menyukai