Anda di halaman 1dari 4

1.

Rasio Keuangan

a. Definisi Rasio Keuangan

Rasio keuangan adalah suatu kajian yang melihat perbandingan antara jumlah-jumlah

yang terdapat pada laporan keuangan dengan mempergunakan formula-formula yang

dianggap representative (mewakilkan) untuk diterapkan. Rasio keuangan atau financial

ratio ini sangat penting gunanya untuk melakukan analisa terhadap kondisi keuangan

perusahaan.1

b. Manfaat Analisis Laporan Keuangan

Adapun manfaat yang bisa diambil dengan dipergunakannya rasio keuangan, yaitu:

1) Analisis rasio keuangan sangat bermanfaat untuk dijadikan sebagai alat menilai kinerja

dan prestasi perusahaan.

2) Analisis rasio keuangan sangat bermanfaat bagi pihak manajemen sebagai rujukan untuk

membuat perencanaan.

3) Analisis rasio keuangan dapat dijadikan sebagai alat untuk mengevaluasi kondisi

perusahaan dari perspektif keuangan.

4) Analisis rasio keuangan juga bermanfaat bagi para kreditor dapat digunakan untuk

memperkirakan potensi risiko yang akan dihadapi dikaitkan dengan adanya jaminan

kelangsungan pembayaran bunga dan pengembalian pokok pinjaman.

5) Analisis rasio keuangan dapat dijadikan sebagai penilaian bagi pihak stokeholder

organisasi.

4. Non Performing Loan (NPL)

Disetiap sistem keuangan beberapa negara menggunakan rasio NPL atau kredit

bermasalah sebagai sebuah Financial Stress Index (FSI) Negara mereka. Metode penelitian yang

1
Fahmi, Irham, Pengantar Manajemen Keuangan, (Bandung : CV Alfabeta, 2013), h. 72
dilakukan untuk mengukur stabilitas perbankan yang banyak digunakan adalah dengan

menggunakan variabel NPL, hal ini dikarenakan variabel tersebut dianggap bisa mencerminkan

akibat langsung dari goncangan makroekonomi yang ada. Anggapan ini didasarkan pada acuan

IMF yang menjadikan NPL sebagai FSI. Di Indonesia sendiri variabel pengukur yang

mencerminkan risiko perbankan dalam FSI adalah NPL dan NPF bila dalam bank syariah. 2

Rasio NPL atau NPF bila pada perbankan syariah. Rasio ini menunjukkan bahwa

kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh bank.

Sehingga semakin tinggi rasio ini maka akan semakin buruk kualitas kredit bank yang

menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar maka kemungkinan suatu bank dalam

kondisi bermasalah semakin besar (Hariyani, 2010:52). NPL dan NPF merupakan salah satu

indikator dalam menilai kinerja fungsi bank, tingginya rasio tersebut menuntukan kesehatan bank

yang rendah karena banyak terjadi kredit bermasalah di dalam kegiatan bank tersebut. NPL dan

NPF yang rendah harus disikapi dengan bijak, baik oleh otoritas moneter yang dalam hal ini

adalah Bank Indonesia serta masyarakat, sehingga dapat meminimalisir risiko lebih jauh lagi. 3

Rasio Non Performing Loan (NPL) merupakan salah satu rasio untuk mengukur kualitas

kredit BPR, dihitung dengan rumus:

NPL = Kredit Bermasalah x 100%


Kredit Disalurkan

5. Return On Asset (ROA)

Return on asset adalah rasio yang menggambarkan perputaran aktiva yang diukur dari

volume penjualan. Rasio ini digunakan untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam

menghasilkan laba.

Rumus ROA:
ROA= Laba Sebelum Pajak x100%

2
Nerissa Yurivin, Loc., Cit.
3
Ibid.
Total Aktiva
Kriteria Peringkat Nilai
ROA ≤ 1,5% 1 Sangat baik
1,25% < ROA ≤ 1,5% 2 Baik
0,5% <ROA ≤ 1,25% 3 Cukup baik
0% < ROA ≤ 0,5% 4 Kurang baik
ROA ≤ 0% 5 Tidak baik

6. Capital Adequacy Ratio (CAR)

Penilaian terhadap faktor permodalan meliputi penilaian terhadap tingkat kecukupan

permodalan dan pengelolaan permodalan Bank Umum Syariah. Penetapan peringkat faktor

permodalan Bank Umum Syariah dilakukan berdasarkan analisis secara komprehensif dan

terstruktur terhadap parameter/indikator permodalan dengan memperhatikan signifikansi masing-

masing parameter/indikator serta mempertimbangkan permasalahan lain yang mempengaruhi

permodalan Bank Umum Syariah. Kesehatan dengan aspek modal menggunakan rasio CAR

(capital adequacy ratio).

Rumus menghitung CAR:

MODAL
CAR= x100%
ASET TERTIMBANG MENURUT RESIKO

Kriteria Peringkat Nilai

CAR ≥ 12% 1 Sangat Baik

9% ≤CAR< 12% 2 Baik

8% ≤ CAR < 9% 3 Cukup baik

6% < CAR < 8% 4 Kurang baik

CAR ≤ 6% 5 Tidak baik

7. BOPO (Biaya Operasional Pendapatan Operasional)


Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) Risiko Operasional adalah Risiko

kerugian yang diakibatkan oleh proses internal yang kurang memadai, kegagalan proses

internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem, dan/atau adanya kejadian eksternal yang

mempengaruhi operasional Bank. Sumber Risiko Operasional dapat disebabkan antara lain oleh

sumber daya manusia, proses, sistem, dan kejadian eksternal. Rasio yang digunakan adalah

BOPO (Biaya Operasional Pendapatan Operasional).

Rumus BOPO:

BOPO= Biaya Operasional x100%

Pendapan Operasional

Anda mungkin juga menyukai