Anda di halaman 1dari 5

Analisis Tingkat Kesehatan Bank Syariah Pada Pt.

Bank Btpn Syariah


Periode Tahun 2019 Dan Tahun 2021Dengan Metode Camel

Fatya Az-Zahra Kamdhi


Sekolah Tinggi ilmu Manajemen Sukma
zahrafatya100@gmail.com

Abstrak Perkembangan industri perbankan syariah terus mengalami peningkatan hal ini
dapat terlihat dari kinerja bank syariah yang semakin baik dan banyak diminati masyarakat.
Salah satu bank syariah yang berkinerja baik ada PT Bank BTPN Syariah, bank yang fokus
penyaluran pembiayaannya fokus pada sektor mikro. Kemunculan pandemi covid-19
memberi dampak pada kinerja Bank BTPN Syariah karena segmen pembiayaan UMKM,
banyak pelaku UMKM yang terkena dampak sehingga sulit memenuhi kewajibannya.
Dalam kondisi tersebut perlu dilakukan analisis kesehatan kinerja bank BTPN Syariah
sebelum dan setelah kemunculan pandemi covid-19. Tujuan dari penelitian ini untuk
menganalisis tingkat kesehatan bank BTPN Syariah dengan menggunakan metode
CAMELS. Metode yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif, sumber data yang data
sekunder dari laporan keuangan pada tahun 2019 dan tahun 2021. Teknik pengumpulan
data yaitu kepustakaan dari bebera sumber yang relevan dengan tema. Teknik analisis data
yang digunakan yaitu CAMELS yang terdiri dari (Capital, Asset Quality, Management,
Equity, Liquidity, dan Sensitivity Markets). Hasil menunjukkan adanya analisis kesehatan
Bank BTPN Syariah sebelum pandemi pada tahun 2019 pada posisi sehat, kemudian
setelah pandemi covid-19 juga pada posisi sehat. pada tahun 2021 kinerja Bank BTPN
Syariah semakin membaik, dengan terus membenahi performance dan kinerja yang
maksimal. Pembiayaan juga dapat dimaksimalkan sebagai sumber usaha untuk
memperoleh laba yang lebih maksimal.
Kata Kunci : CAMEL, Laporan Keuangan, Bank BTPN
Pendahuluan
Perbankan adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk bentuk
lainnya dalam rangka menigkatkan tarah hidup rakyat banyak.
Kegiatan perbankan menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa
giro,deposito,tabungan,dan bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.tujuan perbankan
meningkatkan pemerataan pambangunan dan stabilitas nasional,peningkatan taraf hidup
rakyat banyak.
CAMEL yang sering diterapkan oleh banyak perusahaan di Indonesia karena hasil yang
dinilai lebih tepat dibanding metode yang lainnya. 4 CAMEL merupakan singkatan dari
capital, asset, management, earning dan likuidity. Metode CAMEL dipilih karena lebih sering
digunakan oleh banyak perusahaan dan lembaga di Indonesia karena bersifat parametrik dan
hasilnya juga dianggap lebih akurat karena tidak bersifat non-parametik sehingga
menghasilkan kesimpulan yang sulit dianalisis dan dapat menyebabkan banyak kesalahan
dalam pengukuran. Statistik parametik merupakan pengukuran yang memanfaatkan data
interval atau rasio bergantung pada fakta yang bersifat jelas dan berdasarkan sampel, data
yang diambil independen dan tidak biasa. Sedangkan yang parametrik tidak perlu membuat
asumsi tentang bentuk distribusi atau bebas distribusi, jadi bebas praduga terhadap populasi
yang diuji
Metode Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada PT.Bank BTPN. Penelitian ini dilakukan dengan
menghitung rasio CAMEL berdasarkan data data laporan keungan perusahaan,lalu
menganalisis laporan keuangan ,kemudian menghitung penyebab kenaikan dan penurunan
rasio CAMEL tersebut.

Hasil dan pembahasan


Penilaian tingkat kinerja suatu bank dengan menggunakan metode CAMEL. Hasil analisis
akan menunjukan kondisi kinerja bank yang digolongkan kedalam peringkat terbaik yang
merupakan peringkat akhi hasil bank.

a. Penilaian Capital Adequacy Ratio (CAR)


CAR adalah rasio yang memperlihatkan seberapa besar jumlah seluruh aktiva bank
yang mengandung resiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) yang
dibiayai dari modal baik modal inti dan modal pelengkap dimana modal inti.
Modal
CAR= ×100 %
ATMR
Tahun Rasio CAR Nilai Kredit Nilai Maksimum Predikat
2019 20,63% 207,3 100 Sehat

Kriteria Penilaian CAR

RASIO CAR Peringkat PREDIKAT


>8% 1 Sehat
7,99% - 8% 2 Cukup Sehat
6,5% - 7,99% 3 Kurang Seha
≤6,5% 4 Tidak sehat

b. KAP
 digunakan untuk mengetahui kemampuan LPD dalam menggunakan Aktiva Produktifnya
yaitu semua aktiva dalam rupiah dan valuta asing dengan maksud untuk memperoleh
penghasilan sesuai dengan fungsinya.
Aktiva Produktif yang Diklasifikasikan
KAP= =× 100 %
Total Aktiva Produktif

Tahun Aktiva Total aktiva persen Predikat


Produktif
2019 524.101.000 12.828.426 4,08% Sehat

Kriteria Penilaian KAP

RASIO KAP PREDIKAT


0% - 10,35% Sehat
10,35% - 12,6% Cukup Sehat
12,6% - 14,5% Kurang sehat
>14,5% Tidak sehat

c. Net Profit Margin (NPM)


Tingkat kesehatan bank berdasar pada aspek manajemen dengan rasio Net Profit
Margin (NPM), hal tersebut karena rasio ini menunjukkan bagaimana manajemen mengelola
sumbersumber maupun penggunaan atau alokasi dana secara efisien.
Laba Bersih
NPM= ×100 %
Laba Operasional
Tahun Laba Bersih Laba Operasional NPM Peringkat
2019 74.016.000 250.534.000 29,54% Tidak Sehat

Kriteria Penilaian NPM

RASIO NPM Peringkat PREDIKAT


NPM  100% 1 Sangat Sehat
81% ≤ NPM < 010% 2 Sehat
66% ≤ NPM < 81% 3 Cukup sehat
51% ≤ NPM < 66% 4 Kurang Sehat
NPM < 51% 5 Tidak sehat

d. Return on Asset (ROA)


Return on Asset (ROA) merupakan rasio keuangan perusahaan yang berhubungan
dengan profitabilitas mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan atau laba
pada tingkat pendapatan, aset dan modal saham tertentu. 21 Semakin besar ROA, maka akan
semakin besar pula posisi perusahaan tersebut dari segi penggunaan asset.
Laba Sebelum Pajak
ROA= ×100 %
Total Aktiva
Tahun Laba Sebelum Total Aktiva ROA Predikat
Pajak
2019 116.865.000 43.123.488 0,27% cukupSehat
Kriteria Penilaian ROA

RASIO ROA Peringkat PREDIKAT


ROA > 1,5% 1 Sangat Sehat
1,25% < ROA ≤ 1,5% 2 Sehat
0,5% < ROA ≤ 1,25% 3 Cukup sehat
0% < ROA ≤ 0,5% 4 Kurang Sehat
ROA ≤ 0% 5 Tidak sehat

e. Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)


Beban operasional dapat dilihat pada perhitungan laba rugi laporan keuangan bank
yang bersangkutan dalam laporan laba rugi, beban dan perndapatan opeasional.
BebanOperasional
BOPO= ×100 %
Pendapatan Operasional
Tahun Beban Pendapatan BOPO Predikat
Operasional Operasional
2019 2.187.646 3.625.397 60,34 % Tidak
sehatt

Kriteria Penilaian BOPO

RASIO BOPO Peringkat PREDIKAT


BOPO >83% 1 Sangat Sehat
BOPO 83% - 85% 2 Sehat
BOPO 85% - 87% 3 Cukup sehat
BOPO 87% - 89 4 Kurang Sehat
BOPO< 89% 5 Tidak sehat

f. Financing to Deposit Ratio (FDR)


FDR adalah perbandingan antara pembiayaan yang diberikan oleh bank dengan dana
pihak ketiga yang berhasil dikerahkan oleh bank.
Total Pembiayaan
FDR= × 100 %
Dana Pihak Ketiga
Tahun Total Dana Pihak Ketiga FDR Predikat
Pembiayaan
2019 27.380.000 34.120.000 80,25% Sehat
Kriteria Penilaian FDR

RASIO FDR Peringkat PREDIKAT


FDR ≤ 75% 1 Sangat Sehat
75% ≤ FDR <85% 2 Sehat
85% ≤ FDR <100% 3 Cukup sehat
100% ≤ FDR < 120% 4 Kurang Sehat
FDR ≥ 120% 5 Tidak sehat
Ikhtisar Laporan Keuangan Bank BTPN SYARIAH pada tahun 2019

Kesimpulan
KESIMPULAN Dari hasil dan pembahasan mengenai analisis CAMEL pada BTPN Syariah periode
2019, dapat disimpulkan bahwa: 1. Rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) pada tahun 2019 rasio Capital
Adequacy Ratio (CAR) sebesar 25,29% dengan nilai kredit sebesar 253,9%. Hal ini menunjukkan
bahwa BRI Syariah jika dilihat dari segi CAR-nya, bank tersebut memperoleh predikat “sehat”. 2.
Rasio Kualitas Aktiva Produktif (KAP) pada tahun 2019, rasio Kualitas Aktifa Produktif (KAP) yang
dimiliki oleh BRI Syariah yaitu sebesar 4,08% dengan nilai kredit 100,12%.

Anda mungkin juga menyukai