Anda di halaman 1dari 5

Analisis Bank BRI Menggunakan CAMEL

1. Capital (Modal)
Tingkat kesehatan bank yang ditinjau dari Modal = Jumlah dari seluruh ekuitas
aspek modal dapat dinilai atau diukur
ATMR = jumlah dari seluruh aktiva yang ada
menggunakan Capital Adequacy Ratio (CAR).
Rasio ini merepresentasikan kemampuan Rule of thumb dari CAR adalah 8%. Artinya, jika
bank menggunakan modalnya sendiri untuk nilai CAR suatu bank lebih besar atau sama
menutup penurunan aktiva yang disebabkan dengan 8%, maka kondisi keuangan bank dilihat
oleh adanya kerugian-kerugian yang timbul dari aspek modal tergolong sehat. Sebaliknya,
atas penggunaan aktiva tersebut. Nilai CAR apabila nilai CAR suatu bank kurang dari 8%
dapat diperoleh dengan membandingkan menunjukkan bahwa kondisi keuangan bank
antara modal sendiri dengan Aktiva tersebut dalam kondisi yang tidak sehat
Tertimbang Menurut Risiko (ATMR).
Rumus :
Modal
CAR = ( ATMR ) X 100%

 Bank Konvensional (Bank BRI)


Dalam lkthisar Keuangan Bank BRI menunjukan besarnya CAR sejumlah
22,55% . Sehingga kondisi keuangan Bank BRI dilihat dari aspek modal
tergolong sehat, karena kondisi keuangan suatu Bank dapat dilihat dari nilai
CAR-nya, jika nilai CAR lebih besar atau sama dengan 8% maka bank tersebut
bisa tergolong bank yang sehat, namun jika nilai CAR suatu bank dibawah 8%
maka bank tersebut termasuk bank dengan kondisi yang tidak sehat. Jadi
Bank BRI merupakan Bank yang sehat sebab nilai CAR Bank BRI lebih besar
dari 8% yaitu berjumlah 22,55%

 Bank Perkreditan Rakyat (BPR)


Dalam Rasio Keuangan BPR Kertiawan pada tahun 2018 menunjukan
besarnya CAR BPR tersebut yaitu sejumlah 17,38%. Sehingga kondisi
keuangan BPR Kertiawan jika dilihat dari aspek modal tergolong sehat, karena
nilai CAR BPR Kertiawan yang sebesar 17,38% berada diatas angka 8% yang
merupakan batas untuk CAR suatu bank agar bisa dikategorikan sebagai bank
yang sehat.
2. Asset Quality (Kualitas Aktiva)
Penghitungan aktiva produktif yang diklasifikasikan dilakukan dengan berdasarkan
pada ketentuan berikut ini:
0% dari kredit lancar
25% dari kredit dalam perhatian khusus
50% dari kredit kurang lancar
75% dari kredit yang diragukan
100% dari kredit macet

Sementara hasil penilaian terhadap tingkat kesehatan bank ditinjau dari aspek
kualitas aktiva didasarkan pada rentang nilai berikut:
> 0,00% – <= 10,35%, bank dikategorikan sehat
> 10,35% – <= 12,60%, bank dikategorikan cukup sehat
> 12,60% – <= 14,85%, bank dikategorikan kurang sehat
> 14,85%, bank dikategorikan tidak sehat

Rumus :
Aktiva Produktif yang diklasifikasikan
Rasio KAP =( Total Aktiva Produktif ) x 100 %

 Bank Konvensional (Bank BRI)


Aktiva Produktif yang diklasifikasikan
Rasio KAP = ( Total Aktiva Produktif ) x 100 %

53.345.860 .173,5
= ( 452.778.734 .596 ) x 100 %

= 0,1178 x 100 %

= 11,78 %
Jadi kondisi keungan Bank BRI menurut Rasio KAP termasuk bank yang dikategorikan
cukup sehat karena nilai rasionya berjumlah 11,78% yang mana diantara 10,35% -<=
12,60 %

 Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

Dalam Rasio Keuangan BPR Ketiawan juga sudah tercantum besarnya nilai Rasio KAP,
yaitu sebesar 2,20%. Dengan nilai Rasio KAP sebesar 2,20% yang dimiliki oleh BPR
Kertiawan ini menandakan bahwa kondisi keuangan BPR Kertiawan dapat
dikategorikan sebagai bank yang sehat karena berada di rentang antara > 0,00% – <=
10,35
3. Manajemen
Profit Margin (NPM) adalah rasio untuk mengukur seberapa besar kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari penjualannya. Untuk menghitung
rasio ini anda bisa membandingkan antara laba bersih dengan penjualan bersih.
Berikut adalah rumus NPM :

Laba Bersih
NPM = ( Pendapatan Operasional )

Nilai yang digunakan acuan untuk menilai rasio NPM berada pada rentang 0 hingga
1. Semakin besar nilai NPM atau mendekati 1 menandakan biaya yang dikeluarkan
semakin efisien, sehingga tingkat pengembalian laba bersih semakin besar. Artinya,
bank termasuk dalam kategori sehat. Demikian pula sebaliknya.

 Bank Konvensional (BPR)


Laba Bersih
NPM = ( Pendapatan Operasional )

34,4 triliun
= ( 28,4 triliun )

= 1,21

Berdasarkan perhitungan diatas menunjukan angka NPM sebesar 1,21. Itu bermakna
bahwa kondisi keuangan Bank BRI dikategorikan sehat, karena suatu bank dapat
dikatakan sehat apabila angka NPM-nya mendekati atau lebih besar dari 1.

 Bank Perkreditan Rakyat (BPR)


Laba Bersih
NPM = ( Pendapatan Operasional )
8,916,835
= ( 45,125,073 )

= 0,193
Berdasarkan perhitungan diatas menunjukan angka NPM BPR Kertiawan sebesar
0,193. Itu bermakna bahwa kondisi keuangan Bank BRI dikategorikan sehat, karena
suatu bank dapat dikatakan cukup sehat apabila angka NPM-nya mendekati atau
lebih besar dari 1.

4. Earning (Pendapatan)
Bank yang sehat dan kinerjanya baik tentu akan dilihat dari kemampuannya
memperoleh pendapatan berupa laba. Semakin besar laba yang diperoleh
menunjukkan bahwa kinerja bank semakin baik dan kondisi keuangannya semakin
sehat.
Untuk mengukur kesehatan bank dari aspek pendapatan dapat menggunakan
rasio Return on Asset (ROA) dengan membandingka laba bersih yang dicapai dengan
total aktiva yang dimiliki bank. Berikut rumus penghitungan rasio ROA.
Kategori sehat tidaknya suatu bank dilihat dari aspek pendapatan didasarkan pada
rentang nilai berikut:
= 1,215%, bank dikategorikan sehat
= 0,999% – < 1,215%, bank dikategorikan cukup sehat
= 0,765% – < 0,999%, bank dikategorikan kurang sehat
< 0,765%, bank dikategorikan tidak sehat
Rumus ROA
Laba bersih
ROA = ( Total Aktiva ) x 100 %

 Bank Konvensional (Bank BRI)


Menurut Ikhtisar Keuangan Bank BRI, ROA Bank BRI pada tahun 2019 sebesar 3,50%.
Maka Bank BRI dapat dikategorikan sebagai bank yang sehat. Karena ROA sebesar
3,50% yang diatas angka 1,215% sehingga Bank BRI digolongkan sebagai bank yang
sehat

 Bank Perkreditan Rakyat (BPR)


Berdasarkan Rasio Keuangan BPR Kertiawan pada tahun 2018 diketahui jumlah ROA-
nya yaitu sebesar 4,23%. Ini berarti BPR Kertiawan dapat dikategorikan sebagai bank
yang sehat, karena nilai ROA-nya berada di atas 1,215%.

5. Liquidity (Likuiditas)
Nilai LDR yang semakin tinggi menunjukkan tingkat likuiditas bank yang semakin
rendah, karena jumlah utang semakin besar sehingga jumlah dana yang diperlukan
untuk membayar utang tersebut juga semakin besar.

Dengan demikian, semakin kecil nilai LDR, mengindikasikan bahwa bank semakin
likuid. Tingkat kesehatan bank dilihat dari aspek likuiditas didasarkan pada rentang
nilai LDR berikut:

<= 94,75%, bank dikategorikan sehat


94,75% – <= 98,50%, bank dikategorikan cukup sehat
98,50% – <= 102,25%, bank dikategorikan kurang sehat
102,25%, bank dikategorikan tidak sehat

RUMUS LDR
Total Utang
LDR = ({ Total Deposit } + Ekuitas ) x 100 %

 Bank Konvensional (Bank BRI)


Dalam Ikhtisar Keuangan Bank BRI pada tahun 2019 menunjukan jumlah LDR yaitu
sebesar 88,64%. LDR yang berjumlah 88,64% ini menunjukan bahwa tingkat likuiditas
Bank BRI termasuk rendah, dan Bank BRI dapat dikategorikan sebagai bank yang
sehat. Karena bank dengan LDR dibawah / sama dengan 94,75% merupakan bank
dengan kategori yang sehat

 Bank Perkreditan Rakyat (BPR)


Dalam Rasio Keuangan BPR Kertiawan pada tahun 2018 menunjukan jumlah LDR
yaitu sebesar 85,18%. Jumlah LDR sebesar 85,18% menunjukan bahwa tingkat
likuiditas BPR Kertiawan termasuk rendah. Sehingga BPR Kertiawan dapat
dikategorikan sebagai bank yang sehat

Anda mungkin juga menyukai