Anda di halaman 1dari 3

A.

Indikator Kinerja Rumah Sakit

Indikator kinerja rumah sakit oleh BPKP dan pengembangan indikator kinerja oleh beberapa

rumah sakit. Berdasarkan penggunaannya secara garis besar ada tiga manfaat penting untuk

pengukuran indikator :

(1) untuk keperluan laporan,

(2) untuk keperluan benchmarking

(3) untuk perbaikan internal.

Pengembangan indikator kinerja Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan Kementerian

BUMN terlihat lebih bertujuan untuk keperluan laporan dan perencanaan. Sampai sekarang

belum ada kegiatan penggunaan indikator untuk keperluan benchmark (Why). Sementara itu

program pengembangan BPKP lebih mengarah untuk perbaikan kinerja dan dikerjakan secara

internal.

B.Indikator kinerja operasional

Terdiri atas volume kegiatan dan rasio pada pelayanan rawat jalan, rawat inap, rawat darurat dan

pelayanan penunjang medis; pertumbuhan produktifitas; pertumbuhan daya saing;

pertumbuhan efisiensi; pertumbuhan Sumber Daya Manusia; Inovasi produk layanan dan

bisnis; dan penelitian dan pengembangan.

C.Indikator kinerja mutu pelayanan dan manfaat bagi masyarakat

Terdiri atas : pelayanan ibu dan anak, pelayanan bedah, pelayanan non bedah, kepedulian terhadap

masyarakat, kepuasan pelanggan internal dan eksternal dan kepedulian terhadap lingkungan

dan masyarakat.
D.Indikator kinerja keuangan rumah sakit

Nilai-nilai keuangan diukur dengan Debt Equity Ratio (DER), Cash Ratio (CAR), Net Working

capital to total asset (WCA), Inventory Turn Over (ITO), Collection Period, Sale to Total Asset (STA),

Return on Equity, Return on Asset dan Net Profit Margin.

E. Return on Investment (ROI)

Return on Investment atau ROI adalah besar persen profit yang bisa didapat dari total jumlah

aset investasi. Dari definisinya, bisa dikatakan juga bahwa ROI adalah perhitungan yang bisa

menunjukkan tingkat seberapa efektif seseorang atau perusahaan mempertaruhkan dana dalam

tanam modal berupa investasi.Ada dua stage yang bisa membantu perusahaan dalam menentukan

keberlanjutan investasi melalui angka ROI. Ketika rumus ROI menghasilkan angka di skala

positif, maka lebih baik investasi tersebut tetap berlanjut. Sebaliknya, jika persen yang didapat

menunjukkan angka negatif maka sebaiknya segera cabut investasi karena akan menimbulkan

kerugian.

ROI = Laba Bersih setelah dipotong Pajak : Total Aktiva x 100%

F. Cash Ratio (CAR)

Cash ratio atau dalam bahasa Indonesianya adalah rasio kas adalah rasio yang bisa digunakan

untuk menilai perbangan antara total kas dan setara kas pada suatu perusahaan dengan kewajiban

lancar yang ada di dalamnya. Pada dasarnya, cash ratio adalah bentuk penyempurnaan dari quick

ratio atau rasio cepat yang dimanfaatkan untuk mengukur sejauh mana finansial perusahaan yang

terdiri dari kas serta setara kas yang ada.Upaya pengukuran tersebut dilakukan guna kepentingan

dalam melunasi kewajiban lancar atau hutang jangka pendek milik perusahaan.
Cash Ratio = (Kas + Setara Kas) / Kewajiban Lancar

G. Current Ratio

Current ratio atau rasio lancar adalah salah satu Rasio Likuiditas yang digunakan untuk menilai

posisi likuiditas suatu entitas dengan menggunakan hubungan antara Aktiva Lancar dan

Liabilitas Lancar.Dengan kata lain, ini adalah alat yang digunakan untuk menilai apakah aset

lancar dapat melunasi kewajiban lancar atau tidak.Rasio ini tidak hanya dimaksudkan untuk

menilai masalah likuiditas tetapi juga menilai penggunaan modal kerja entitas. Posisi likuiditas

entitas mungkin secara implisit terlihat sehat jika rasio lancar lebih tinggi dari satu dan tidak

sehat jika rasionya kurang dari satu.

Current Ratio = Aset Lancar / Kewajiban Lancar

Anda mungkin juga menyukai