Anda di halaman 1dari 4

Inilah cara terbaik dan terakurat dalam menghitung tingkat kesehatan Bank BPR.

Memang
seringkali terjadi perbedaan hasil perhitungan rasio-rasio dalam laporan bulanan BPR dengan
perhitungan yang dilakukan sendiri oleh Pihak BPR. Sehingga seringkali pula BPR menerima
surat dari OJK untuk melakukan perbaikan terhadap rasio dimaksud. Melakukan koreksi,
memang tidak sudah, namun apakah BPR akan terus-terus melakukan kesalahan yang sama
dan mendapat surat pemberitahuan tentang perbedaan perhitungan tersebut? Tentu saja tidak.
Oleh karena itu, untuk meminimalisir kesalahan yang terjadi, dalam postingan ini akan
diuraikan cara menghitungan rasio-rasio dalam perhitungan TKS tersebut yang akan kita
laporkan dalam laporan publikasi triwulanan BPR. Jadi pertama-tama siapkan laporan
bulanan saudara 12 bulan terakhir. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari perbedaan
angka dibelakang koma pada saat perhitungan rasio kesehatan BPR dan sebagai catatan
adalah perhitungan TKS dari OJK/ BI biasanya mengambil data dari laporan bulanan BPR.

1. Rasio Kualitas Aktiva Produktif


Rasio ini terbagi 2 yaitu: KAP dan PPAP

a. Rasio KAP

KAP = APD / AP x 100%

Sementara APD (Aktiva Produktif yang Diklasifikasikan):

Baki Debet Kurang Lancar x 50%


Baki Debet Diragukan x 75%
Baki Debet Macet x 100%

Dan Aktiva Produktif (AP):


- Kredit yang diberikan
- SBI
- Antar Bank Aktiva
Catatan:
- Nilai Kredit adalah Baki Debet Kotor sebelum dikurangi dengan amortisasi Provisi

Pembahasan:

KAP
= ((250.000 x 50%) + (100.000 x 75%) + (50.000 x 100%)) / (1.900.000 + 1.200.022) x
100%
= (125.000 + 75.000 + 50.000) / 3.100.022 x 100%
= 250.000 / 3.100.022 x 100%
= 8,06%

b. Rasio PPAP

PPAP = PPAPYD / PPAPWD x100%

Dimana PPAPYD (PPAP Yang Telah Dibentuk) adalah Penyisihan sebagaimana dalam
neraca bulanan (pada lampiran kredit)

PPAPWD (PPAP yang wajib dibentuk):

PPAP Lancar = Baki Debet x 0,5%


PPAP Kurang Lancar = (Baki Debet - Nilai Jaminan) x 10%
PPAP Diragukan = (Baki Debet - Nilai Jaminan) x 50%
PPAP Macet = (Baki Debet - Nilai Jaminan) x 100%

Pembahasan:

Rasio PPAP
= (13.501 + 5.003 + 12.500 + 25.000) / ((2.700.002 x 0,5%) + ((250.000 - 200.000) x 10%) +
((100.000 - 75.000) x 50%) + ((50.000 - 25.000) x 100%) x 100%
= 56.004 / (13.500 + 5.003 + 12.500 + 25.000) x 100%
= 56.005 / 56.000 x 100%
= 100%

2. Rasio Rentabilitas
Rasio ini juga terbagi atas 2 yaitu: ROA dan BOPO
a. Rasio ROA

ROA = Laba 12 Bln Terakhir / Rata-rata Aset 12 Bln Terakhir x 100%

Dimana Laba/ Rugi yang dimaksud yang diambil adalah mutasinya, bukan nilai bukunya
selama 12 bulan. Contoh jika laba pada bulan Maret adalah 10.000 dan laba pada bulan april
15.000 maka mutasinya untuk bulan April adalah 5.000. Yang 5.000 inilah yang
diperhitungkan

Pembahasan

ROA
= (66.000 + 60.000 + 56.000 + ... + 27.000 + 35.000) / ((4.300.000 + 4.240.000 +
4.567.000 + ... + 5.079.000 + 5.500.000)/12) x 100%
= (343.900 / (57.495.000 / 12)) x 100%
= 343.900 / 4.791. 250 x 100%
= 7,18%

b. Rasio BOPO

BOPO = Biaya OPR 12 bln terakhir / Pend. OPR 12 Bln Terakhir x 100%

Sama halnya dengan ROA yang diperhitungkan adalah mutasi dari pendapatan operasional
dan biaya operasional. Ingat: bukan nilai bukunya.

Pembahasan

BOPO
= (20.000+25.000+50.000+ ... +235.000+275.000) / (50.000+70.000+90.000+
... +250.000+270.000) x 100%
= 1.625.000 / 1.920.000 x100%
= 84,64%

Untuk rasio selanjutnya adalah rasio Likuiditas dan rasio NPL akan dibuatkan postingan
tersendiri pada bagian lain.

Anda mungkin juga menyukai