Anda di halaman 1dari 18

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-
Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah diskusi yang bertemakan Penilaian dalam
Pelayanan Kebidanan dengan lancar tanpa hambatan yang cukup berarti. Makalah ini kami
susun dengan tujuan untuk memenuhi tugas Mutu Pelayanan Kebidanan dan Kebijakan
Kesehatan.
Tidak lupa kami pun mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu kami dalam menyelesaikan masalah ini ,yaitu kepada :
1.      Orang tua kami yang telah memberikan dukungan , baik dalam bentuk motivasi maupun
dukungan materi.
2.      Teman-teman satu kelompok yang telah bekerja sama dengan baik, hingga terciptanya
makalah ini.
Kami sangat menyadari, makalah ini jauh dari kesempurnaan . Oleh karena itu, kami
meminta kritik dan saran dari pembaca. Kami pun berharap semoga makalah yang kami
susun ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Padang , 20 November 2017

Kelompok 4

1|Page
DAFTAR ISI

Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang………………………………………………………. 3
1.2 Tujuan penulisan……………………………………………………. 3
1.3 Ruang Lingkup………………………………………………………. 4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Penilaian mutu pelayanan kebidanan melalui
Monitoring atau Obsevasi…………………………………………........ 5
2.2 Penilaian mutu pelayanan kebidanan
melalui Wawancara ……………………………………………………. 9
2.3 Penilaian mutu pelayanan kebidanan
melalui Manajemen atau Pendokumentasian……………………….. 12
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan ………………………………………………………………. 17
3.2 Saran…………………………………………………………………… 17
Daftar Pustaka

2|Page
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Untuk dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, banyak hal yang perlu
diperhatikan. Salah satu di antaranya yang dipandang mempunyai peran cukup penting ialah
menyelenggarakan pelayanan kesehatan khususnya kebidanan. Adapun yang dimaksud
dengan pelayanan kesehatan ialah upaya yang diselenggarakan secara sendiri atau bersama-
sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, menengah dan
menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perseorangan, keluarga, kelompok dan
anggota masyarakat.
Untuk dapat menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu banyak upaya
yang dapat dilaksanakan. Upaya tersebut akan terwujud jika dilaksanakan secara terarah dan
terencana dalam ilmu administrasi kesehatan dikenal dengan nama Program Menjaga Mutu.
Program menjaga mutu pelayanan kebidanan tidak terlepas dari dari kegiatan-
kegiatan yang harus dilaksanakan. Berbagai kegiatan tersebut meliputi kegiatan persiapan
seperti membentuk organisasi, menetapkan batas-batas wewenang dan tanggung jawab,
menjabarkan ruang lingkup kegiatan, menetapkan aspek pelayanan sampai menetapkan tolak
ukur/ambang batas aspek pelayanan. Dan kegiatan pelaksanaan seperti menetapakan masalah
mutu pelayanan kebidanan, menetapkan prioritas masalah mutu pelayanan kebidanan,
melakukan analisis masalah mutu pelayanan kebidanan, melakukan kajian masalah mutu
pelayanan kebidanan, menetapkan dan menyusun upaya penyelesaian masalah mutu layanan
kebidanan, melaksanakan upaya penyelesaian masalah mutu pelayanan kebidanan sampai
melakukan pemantauan dan menilai kembali masalah mutu pelayanan kebidanan.
Kegiatan melakukan penilaian sangat diperlukan dalam program upaya menjaga mutu
pelayanan kebidanan, karena melalui kegiatan penilaian ini dapat diketahui masalah-masalah
dan prestasi yang telah dicapai. Dengan demikian, tenaga kesehatan atau organisasi kesehatan
dapat mempertahankan serta meningkatkan pelayanan dan dengan ini akan dapat diketahui
masalah-masalah yang belum terpecahkan jalan keluarnya jadi dengan diketahuinya masalah
akan segera diteliti jalan keluar serta penyelesaianya.

1.2 Tujuan penulisan


Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memberikan pengetahuan kepada penulis
maupun pembaca bahwa dalam kegiatan program menjaga mutu pelayanan kebidanan salah
satunya dengan melakukan penilaian mutu pelayanan kebidanan agar dapat menentukan
3|Page
masalah-masalah pelayanan kebidanan sehingga dapat diteliti penyelesaian dari masalah
tersebut.
1.3 Ruang lingkup
Adapun ruang lingkup penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1) Melakukan penilaian mutu pelayanan kebidanan melalui obsevasi.
2) Melakukan penilaian mutu prlayanan kebidanan melalui wawancara.
3) Melakukan penilaian mutu pelayanan kebidanan melalui manajemen

4|Page
BAB II
PEMBAHASAN

1. Penilaian Mutu Pelayanan Kebidanan Melalui Monitoring atau Observasional


A. Pengertian
Monitoring adalah pemantauan kegiatan dengan pengumpulan atau pengkajian
data secara rutin untuk memperoleh informasi tentang seberapa jauh kemajuan
kegiatan yang telah dicapai atau suatu proses pengumpulan dan menganalisis
informasi dari penerapan suatu program termasuk mengecek secara reguler untuk
melihat apakah kegiatan atau program itu berjalan sesuai rencana sehingga masal
yang dilihat atau ditemui dapat diatasi.

B. Tujuan
1) Mendapatkan gambaran mengenai pencapaian hasil asuhan dan waktu
kegiatan serta manajemen institusi.
2) Mengetahui tingkat kinerja institusi berdasarkan urutan peringkat kategori
masing-masing kelompok kegiatan.
3) Memperoleh informasi terutama tentang penerapan asuhan kebidanan apakah
tetap dilaksanakan sesuai dengan rencana dan memberikan umpan balik.
4)  Mempertanggung jawabkan tugas/kegiatan asuhan kebidanan yang telah
dilakukan.
5) Mendapatkan informasi tentang evaluasi kinerja bidan dan masukan dalam
penyusunan rencana kegiatan institusi untuk tahun yang akan datang.
6) Menentukan kompetensi penerapan asuhan kebidanan dan meningkatkan
kinerja dengan menilai dan mendorong hubungan yang baik antar bidan.
7) Menghargai pengembangan staf dan memotivasi bidan ke arah pencapaian
kuwalitas yang lebih tinggi.

C. Manfaat
1. Mengidentifikasi masalah yang ditemukan dalam penerapan asuhan
kebidanan.
2. Hasil pemantauan dapat digunakan / dimanfaatkan untuk tindakan koreksi
dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.

5|Page
3. Hasil penilaian dapat digunakan / dimanfaatkan untuk menyusun perencanaan
kegiatan tahun berikutnya.

D. Prinsip-Prinsip
1. Melibatkan staf dalam perencanaan dan implementasi, rapat dengan staf untuk
memberi kesempatan mengerti konsep dan ide-ide dan keuntungan staf
evaluasi menjadi berguna. 
2.  Memilih satu orang atau dua orang sebagai tim kecil yang bertanggung jawab
dan membatasi data dan analisis tetapi tidak membuat rekomendasi.
3.  Memastikan ada konsesus rencana evaluasi walaupun ini kelihatannya
membutuhkan waktu dan usaha yang besar.
4. Menyediakan tim evaluasi sumber-sumber pengambilan data dan analisis ini
mungkin melibatkan pendapat dari ahli.
5. Mendorong evaluator untuk melaporkan kemajuan walaupun mereka tidak
pada posisi untuk melapor.
6.  Menggunakan temuan-temuan untuk merefleksikan program di bawah
pengawasannya, menentukan apa yang akan dirubah, dibuat, dan untuk apa
contoh apakah proses implementasi harus dimodifikasi sehingga tujuan dapat
dicapai.

E. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan Monitoring


1. Monitoring kinerja klinis bidan berdasarkan indikator kinerja.
2. Indikator kinerja berdasarkan standart dan uraian tugas.
3. Indikator kinerja klinis dipilih yang menjadi indikator kunci.
4. Indikator harus bersifat dapat di ukur atau dinilai, dapat dicapai, dan bersifat
spesifik.
5.  Dalam waktu tertentu dapat dilakukan perubahan.
6. Monitoring dapat ditentukan bagaimana caranya, kapan dimana, dan siapa
yang akan memonitor serta harus di dokumentasikan.

F. Langkah-langkah Monitoring
1. Selama program berjalan : untuk mengetahui kemajuan pelaksanaan kegiatan
dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
2. Akhir program : untuk menilai hasil dimulai dengan menganalisa rencana
pelaksanaan kegiatan / plan of actions.
6|Page
G. Aspek-aspek
Aspek-aspek yang akan dimonitor adalah pelaksanaan dan hasil pelaksanaan
rencana kerja yang sudah disusun, meliputi :
1. Jenis kegiatan
2. Waktu kegiatan yang dimulai dan waktu kegiatan berakhir
3. Pelaksanaan kegiatan 
4. Prosedur pelaksanaan kegiatan 
5. Hasil yang dicapai
6. Kualitas pelaksanaan kegiatan
7. Sumber daya yang tersedia

H. Pelaksanaan Monitoring
a. Langkah-langkah pelaksanaan :
1. Menetapkan sumber data
2. Menetapkan sistem pengumpulan dan pengolahan data
3. Melaksanakan pengumpulan data

b. Cara pelaksanaan :
1. Observasi / pengamatan Langsung
Lakukan pengamatan langsung terhadap petugas pelayanan yang sedang
melakukan pelayanan kebidanan terhadap pasien, istilah Daftar Tilik:
(dengan “Ya” “Tidak”) sesuai kegiatan apa yang telah dilakukan oleh
petugas.

c. Kelebihan observasi:
Dapat membandingkan apakah perkataan sesuai dengan tindakan. Peneliti
dapat mempelajari subjek yang tidak memberi kesempatan laporan lisan
(verbal). Subjek observasi bebas melakukan kegiatan. Dimungkinkan
mengadakan pencatatan secara serempak kepada sasaran penilaian yang lebih
banyak.

d. Kelemahan observasi :
1. Observasi tidak selamanya memungkinkan untuk suatu kejadian yang
spontan, harus ada persiapan.

7|Page
2. Tidak bisa menentukan ukuran kuantitas terhadap variabel yang ada,
karena hanya dapat menghitung variabel yang kelihatan.
3. Sulit mendapatkan data terutama yang sifatnya rahasia dan memerlukan
waktu yang lama.
4. Apabila sasaran penilaian mengetahui bahwa mereka sedang diamati,
mereka akan dengan sengaja menimbulkan kesan-kesan yang
menyenangkan atau tidak menyenangkan, jadi sifatnya dibuat-buat.
5. Subyektifitas dari observer tidak dapat dihindari.

e. Instrumen Penilaian Mutu Dengan Observasi :


1. Daftar Tilik/Check List
Daftar alat berisi nama subyek dan beberapa hal/ciri yang akan
diamati dari sasaran pengamatan. Pengamat dapat memberi tanda cek (√)
pada daftar tersebut yang menunjukkan adanya ciri dari sasaran
pengamatan. Daftar tilik terdiri dari 4 bagian,yaitu: daftar tilik
pengamatan pelayanan, daftar tilik pengetahuan pasien, daftar tilik
pengetahuan petugas dan daftar tilik sarana esensial. Check list hanya
dapat menyajikan data yang kasar saja, hanya mencatat ada atau tidaknya
suatu gejala.

2. Skala penilaian (rating scale)


Skala ini berupa daftar yang berisikan ciri-ciri tingkah laku yang
dicatat secara bertingkat. Rating scale ini dapat merupakan satu alat
pengumpulan data untuk menerangkan, menggolongkan dan menilai
seseorang atau suatu gejala.

3. Alat-alat mekanik
Alat-alat ini antara lain: alat perekam, alat fotografis, film, tape
recorder, kamera televisi, dan sebagainya. Alat-alat tersebut setiap saat
dapat diputar kembali untuk memungkinkan mengadakan penilaian secara
teliti.Observasi sebagai alat pengumpul data : pengamatan yg memiliki
sifat-sifat :
1.      Dilakukan sesuai dgn tujuan yg telah dirumuskan lebih dulu.
2.      Direncanakan secara sistematis.
8|Page
3.      Hasilnya dicatat & diolah sesuai dgn tujuannya.
4.      Dapat diperiksa validitas, reliabilitas & ketelitiannya.
5.      Bersifat kuantitatif.

2. Penilaian Mutu Pelayanan Kebidanan Melalui Wawancara


A. Pengertian
Wawancara adalah proses komunikasi dengan tujuan tertentu antara
individu dengan individu lain (komunikasi) merupakan langkah nyata,
perasaan dan pengertian dengan menggunakan kata kata, isyarat maupun
tindakan tindakan lain.
a. Wawancara terhadap Petugas
Pengamat melakukan wawancara terhadap petugas yang diamati untuk
mengetahui tingkat pengetahuan petugas yang bersangkutan tentang
pelayanan yang telah dilakukan.
b. Wawancara terhadap Pasien
Dilakukan pula wawancara terhadap pasien yang diamati, sewaktu pasien
akan meninggalkan tempat pelayanan untuk mengetahui tingkat
pengetahuan pasien mengenai bagaimana penanganan pelayanan
misalnya: penyuluhan, kapan harus kembali atau cara minum obat.

B. Tujuan
Memperoleh informasi yang rinci dan akurat dalam rangka pembuktian
kejadian/ peristiwa yang seharusnya terjadi adalah benar-benar terjadi.

C. Kebijakan Operasional
1. Komunikasi yang dilakukan oleh tim penilai harus dua arah
2. Dalam wawancara harus diusahakan tidak ada informasi yang hilang
3. Dalam wawancara kata-kata tidak spesifik harus lebih dispesifikasikan,
misal: kendaraan  spesifik adalah mobil

D. Langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam wawancara


a. Dalam wawancara gunakan kata-kata kunci :
1. Mengapa ?
2. Dimana?
9|Page
3. Apa?
4. Kapan?
5. Siapa?
6. Bagaimana?
b. Dalam wawancara usahakan untuk bisa menyelediki sistem atau menguji
sistem. Untuk itu tim penilai menggunakan check list sebagai panduan
wawancara.
c. Gunakan panduan Fish bone diagram untuk melakukan wawancara dalam
( deep interview)

E. Kelebihan wawancara
i. Flexibility
Pewawancara dapat secara luwes mengajukan pertanyaan sesuai dengan
situasi saat itu. Dan memungkinkan diberikan penjelasan kepada
responden bila pertanyaan kurang dimengerti.

ii. Nonverbal behavior


Pewawancara dapat mengobservasi perilaku nonverbal, misalnya rasa
suka, rasa tidak suka atau perilaku lainnya pada saat pertanyaan diajukan
dan dijawab oleh responden.

iii. Completeness
Pewawancara dapat memperoleh jawaban atas seluruh pertanyaan yang
diajukan secara langsung.

iv. Time of interview


Pewawancara dapat menyusun jadwal wawancara yang relatif pasti.
Kapan, dimana, sehingga data yang diperoleh tidak keluar dari rancangan
yang sudah disusun Data yang diperoleh dapat langsung diketahui
objektifitasnya karena dilaksanakan secara tatap muka.

10 | P a g e
F. Kelemahan wawancara
1. Proses wawancara membutuhkan biaya dan tenaga yang besar.
2. Keberhasilan wawancara sangat tergantung kepandaian pewawancara
dalam menggali, mencatat, dan menafsirkan setiap jawaban.
3. Responden sulit menyembunyikan identitas dirinya, pewawancara bisa
dipandang mempunyai potensi yang bisa mengancam dirinya, sehingga
jawaban harus dilakukan ekstra hatihati, apalagi jika jawabannya direkam
melalui pita perekam.

G. Penilaian Mutu Dengan Wawancara Secara Spesifik Digunakan Pada


1. Saat tim penjaga mutu melakukan validasi terhadap interpretasi data yang
bertujuan untuk mengatasi masalah mutu pelayanan kesehatan
2. Menilai alasan yang digunakan untuk melakukan tindakan
3. Menilai kemampuan terhadap perkembangan kasus pada mutu pelayanan
kesehatan.
4. Instrumen Penilaian Mutu Dengan Wawancara Dapat berupa kuesioner
yaitu daftar pertanyaan yang sudah disusun dengan baik sehingga
pewawancara dalam wawancara dapat memberi jawaban atau Anda pada
lembaran tersebut.

H. Metode
Metode yang digunakan adalah :
1. Audit adalah pengawasan yang dilakukan terhadap masukan, proses,
lingkungan dan keluaran apakah dilaksanakan sesuai standar yang telah
ditetapkan. Audit dapat dilaksanakan konkuren atau retrospektif, dengan
menggunakan data yang ada (rutin) atau mengumpulkan data baru. Dapat
dilakukan secara rutin atau merupakan suatu studi khusus.
2. Review merupakan penilaian terhadap pelayanan yang diberikan,
penggunaan sumber daya, laporan kejadian/kecelakaan seperti yang
direfleksikan pada catatan-catatan. Penilaian dilakukan baik terhadap
dokumennya sendiri apakah informasi memadai maupun terhadap
kewajaran dan kecukupan dari pelayanan yang diberikan.

11 | P a g e
3. Survey dapat dilaksanakan melalui kuesioner atau interview secara
langsung maupun melalui telepon, terstruktur atau tidak terstruktur.
Misalnya : survei kepuasan pasien.
4. Observasi terhadap asuhan pasien, meliputi observasi terhadap status fisik
dan perilaku pasien.

3. Penilaian Mutu Pelayanan Kebidanan Melalui Manajemen atau Dokumentasi


A. Pengertian
Dokumentasi adalah sebuah pencarian,penyelidikan,pengumpulan data.

B. Pendokumentasian Menejemen Asuhan Kebidanan


Bentuk pendekatan yang dilakukan oleh bidan dalam memberikan asuhan
kebidanan dengan menggunakan pemecahan masalah.
Asuhan kebidanan merupakan suatu pemecahan masalah yang digunakan
sebagai metode untuk mengorganisasikan dari tindakan berdasarkan teori ilmiah
penemuan keterampilan dalam rangkaian atau tahapan yang logis untuk
pengambilan suatu keputusan yang berfokus pada klien (Varney, 1997).
Penatalaksanaan kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang
digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan fikiran dan tidakan
berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan, keterampilan dalam rangkaian
atau tahapan yang logis untuk pengambilan keputusan yang berfokus pada klien
(PUSDIKNAKES-WHO-JHPIGGU,2003:30)

C. Metode Pendokumentasian
a. Pengertian
Adalah suatu sistem pencatatan dan pelaporan informasi tentang
kondisi dan perkembangan kesehatan pasien dan semua kegiatan yang
dilakukan oleh petugas kesehatan (Konsep Kebidanan, 2003).
Proses penatalaksanaan asuhan kebidanan atau manajemen kebidanan
merupakan langkah-langkah yang berurutan dimulai dengan pengumpulan
data dasar dan diakhiri dengan evaluasi.
Proses manajemen kebidanan ini merupakan urutan langkah saling
berhubungan, berkesinambungan untuk mengevaluasinya dan membuat
rencana asuhan kembali.
12 | P a g e
b. Pembagian Dokumen
Dokumen terbagi dua kategori yaitu:
a. Dokumen sumber resmi
Merupakan dokumen yang dibuat/dikeluarkan oleh lembaga atau
perorangan atas nama lembaga. Ada dua bentuk yaitu sumber resmi
normal dan sumber resmi informal.
b. Dokumen sumber tidak resmi
Merupakan dokumen yang dibuat/dikeluarkan oleh individu tidak atas
nama lembaga. Ada dua bentuk yaitu sumber tak resmi formal dan sumber
tak resmi informal.

c. Tujuan Pendokumentasian
1. Sebagai sarana komunikasi antar petugas kesehatan.
Dokumentasi dapat dibagikan diantara petugas kesehatan, hal ini
penting jika dilakukan rujukan untuk mengetahhui sejauh mana kondisi
klinis klien dan asuhan yang diberikan kepada klien, sehingga dapat
dilakukan penanganan lebih lanjut.
2. Sebagai aspek financial ekonomi
3. Merupakan data untuk mengganti (penggantian biaya) yang wajar dan
informasi penghematan biaya.
4. Bermanfaat bagi penelitian
5. Sumber informasi statistik untuk standarisasi dan penelitian kesehatan
6. Mempunyai aspek legal

S = Subyektif, menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien


dari anamnesa.
O = Obyektif, menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien,
hasil laboratorium.
A = Assesment, menggambarkan hasil pendokumentasian hasil analisa dan
intervensi data subyektif dalam suatu identifikasi.
1. Diagnosa/masalah
2. Antisipasi diagnosa lain/masalah potensial
P = Planing, menggambarkan pendokumentasian dari perencanaan dan evaluasi
berdasarkan assesment.
13 | P a g e
Pendokumentasian asuhan kebidanan kasus terfokus dengan SOAP dan 7 langkah
(Varney’s ):
Ibu hamil :
a. Biodata
b. Subjektif
 Keluhan ibu pada kehamilan.
 Riwayat kehamilan sekarang.
 Hasil tes kehamilan.
 Pergerakan janin yang dirasakan pertama. 
 Keluhan yang dirasakan.
 Pola makan. 
 Pola eliminasi.
 Aktivitas sehari-hari.
 Kontrasepsi yang terakhir digunakan. 
 Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu. 
 Riwayat penyakit yang pernah/sedang diderita.
 Riwayat psikososial.
 Riwayat kesehatan keluarga.
c. Objektif
 Keadaan umum.
 Tanda-tanda vital.
 Tinggi badan, berat badan, dan lingkar lengan atas.
 Pemeriksaan fisik :
Kelopak mata, konjungtiva, sclera, mulut dan gigi, pemeriksaan kelenjar
tyroid dan getah bening, jantung, peruh, pembesaran payudara, putting
susu, nyeri pinggang, posisi tulang belakang, ekstremitas atas/bawah,
odem, refleks patella, varises, abdomen (bekas luka operasi, linea, strie).
 Pemeriksaan palpasi Leopold :
TFU, difundus teraba bokong, sebelah kanan/kiri teraba punggung atau
ekstrimitas, bagian terendah kepala, sejauh mana kepala masuk pintu
atas panggul.
 Auskultasi : bunyi jantung janin, frekuensi, puctum maximum.

14 | P a g e
 Anogenital : perineum, vulva vagina, pengeluaran pervaginam normal,
hemoroid tidak ada.
 Pemeriksaan penunjang, pemeriksaan Hb dan urine.
d. Assesmen
 Interpretasi data dibuat dari hasil pengkajian.
 Diagnosa dibuat dengan dasar HPHT dan TFU, sudah atau belum pernah
hamil, sudah atau belum  pernah melahirkan. 
 Diagnosa janin dibuat dengan dasar BJJ, punctum maximum, bagian
terendah janin.
e. Planning
 Memberitahukan hasil pemeriksaan.
 Menjelaskan tentang nutrisi yang adekuat yaitu peningkatan konsumsi
makanan hingga 300 kalori/perhari, makanan yang mengandung protein
seperti ikan, telur, tempe, dan zat besi seperti hati, sayur-sayuran serta
minuman cukup cairan.
 Jelaskan tentang personal hygien, mandi dua kali sehari dan menjaga
kebersihan yang lebih pada daerah lipatan kulit (ketiak, bawah payudara,
dan daerah genetalia).
 Berikan obat Fe dan vitamin.
 Jelaskan tentang tanda bahaya kehamilan seperti perdarahan
pervaginam, sakit kepala yang luar biasa, mata berkunang-kunang,
pembengkakan pada wajah dan tangan, nyeri ulu hati, ketuban pecah
sebelum waktunya, janin tidak bergerak seperti biasanya dan demam
yang tinggi.
 Rencanakan kunjungan berikutnya sesuai kehamilan.

Dokumentasi dapat berperan sebagai pembela atau advokasi yang dapat


dijadikan sebagai bukti dalam pengusutan kasus-kasus seperti mal praktik,
penganiayaan atau pemerkosaan.
Penilaian Mutu dengan Dokumen untuk melakukan penilaian mutu agar
dapat menemukan masalah mutu dalam pelayanan kebidanan dapat menggunakan
cara diatas, agar dalam pelaksananaanya berjalan dengan baik perlu
dikembangkan atau disusun daftar tilik/chek list sebelumnya. Check list adalah

15 | P a g e
sebuah daftar pekerjaan yang harus dilakukan dalam suatu rangkaian proses
kegiatan untuk meminimalkan kesalahan dan kelalaian dalam melakukan
pekerjaan.

16 | P a g e
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Kegiatan penilaian mutu pelayanan kebidanan merupakan salah satu dari
kegiatan pelaksanaan dalam menjaga mutu pelayanan kebidanan. Penilaian tersebut
dapat dilaksanakan dengan bermacam-macam cara seperti dengan observasi,
wawancara dan dokumentasi.
Observasi merupakan cara pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan
secara langsung kepada responden penelitian untuk mencari perubahan atau hal-hal
yang akan diteliti. Dalam metode observasi ini, instrumen yang dapat digunakan,
antara lain : lembar observasi, panduan pengamatan (observasi) atau lembar checklist.
Dalam mengobservasi sesuatu ada dua hal yang perlu diperhatikan oleh Bidan, yaitu
pengamatan objektif dan penafsiran (interpretasi). Seorang Bidan yang tajam
pengamatannya akan memperhatikan bahwa ada beberapa ketidaksesuaian antara
tinkah laku verbal dan nonverbal, antara apa yang di ucapkan dan apa yang
dikerjakan.
Wawancara merupakan bagian penting dari pewawancara dalam melaksanakan
tugas pewawancara yaitu untuk memperoleh data yang relevan dari
klien/keluarga/masyarakat. Berdasarkan data itu pewawancara dapat menentukan
masalah serta membantu klien untuk memecahkan masalah yang dihadapinya.
Dokumentasi asuhan dalam pelayanan kebidanan adalah bagian dari kegiatan
yang harus dikerjakan oleh bidan setelah memberikan asuhan kepada pasien.
Dokumentasi merupakan suatu informasi lengkap meliputi status kesehatan pasien,
kebutuhan pasien, kegiatan asuhan kebidanan serta respons pasien terhadap asuhan
yang diterimanya. Dengan demikian dokumentasi kebidanan mempunyai porsi yang
besar dari catatan klinis pasien yang menginformasikan faktor tertentu atau situasi
yang terjadi selama asuhan dilaksanakan. Disamping itu catatan juga dapat sebagai
wahana komunikasi dan koordinasi antar profesi (interdisipliner) yang dapat
dipergunakan untuk mengungkap suatu fakta aktual untuk dipertanggung jawabkan.

3.2              Saran
Keterampilan ini penting dimiliki oleh tenaga kesehatan terutama bidan, agar
dapat menjaga dan meningkatkan mutu pelayanan kebidanan.

17 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

 http://endahpurnasari.blogspot.com/2010/08/menilai-mutu-pelayanan-kebidanan.html
 Depkes.2001. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kebidanan Maternal dan Neonatal.
Yayasan Bina Pustaka :Jakarta
 Al- Assaf. 2012. Mutu  Pelayanan Kesehatan.  EGC: Jakarta
 Yulifah, dkk. 2012. .Komunikasi dan Konseling Dalam Kebidanan. Jakarta. Salemba
Medika
 Yulifah, dkk. 2013. .konsep kebidanan . Jakarta. Salemba Medika
 Hj.Nurmawati, S.Sit, M.kes. 2010. mutu pelayanan kebidanan. Jakarta. Trans info
media
 Prof.dr. A.A.Muninjaya gde. 2012. Manajemen mutu pelayanan kesehatan.
SUMBER INTERNET (JURNAL)

18 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai